• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Indonesia Malaysia sebagai Ne

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hubungan Indonesia Malaysia sebagai Ne"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

Seperti yang diketahui, hubungan serumpun Indonesia dan Malaysia kembali memanas. Bukan hanya dari masalah perbatasan, kepanasan hubungan Indonesia dengan Malaysia juga terjadi karena adanya isu pengambil alihan budaya, dan juga yang baru saja terjadi akhir-akhir ini adalah sebuah konflik yang banyak mengundang perhatian rakyat Indonesia yang terjadi saat pagelaran Asian Games beberapa bulan lalu.

Apabila kita berbicara soal perbatasan, hubungan antara Indonesia dan Malaysia khusunya pada hal perbatasan sudah tidak asing lagi ditelinga kita, pasalnya kasus Ambalat sudah memancing emosi semua lapisan masyarakat Indonesia. Namun, sengketa perbatasan antara Indonesia dan Malaysia di perairan Tanjung Berakit, Bintan, Kepulauan Riau, menunjukkan sebuah kekhawatiran akan masa depan hubungan kedua negara. Belum lagi saat Malaysia mengklaim bahwa Tari Pendet dari Bali, Reog Ponorogo dari Ponorogo, bahkan Ulos dari Sumatera Utara adalah kebudayaan yang dimiliki oleh negara mereka. Hingga pada pagelaran Asian Games yang diselenggarakan beberapa bulan lalu, saat Malaysia menjadi tuan rumah, mereka mengganti Bendera Merah Putih Indonesia menjadi terbalik, tidak hanya disebar melalui media social, tapi tersebar di media cetak resmi Asian Games pada saat itu, sehingga membuat emosi rakyat Indonesia memuncak.

(2)

Hubungan bilateral antara Indonesia – Malaysia yang mengalami pasang surut dan kian kompleks tak bisa dipahami semata secara emosional dan menggunakan lensa romantimisme. Meski hubungan keduanya berakar pada semangat kekerabatan serumpun yang menguat di masa – masa kemerdekaan, interaksi keduanya selanjutnya banyak dilambari oleh semangat persaingan (rivalitas). Hingga kini, pemahaman masyarakat kita seringkali masih belum beranjak dari pandangan lama tentang identitas Malaysia sebagai negara serumpun yang memiliki kedekatan nasib dan nilai – nilai dengan Indonesia. Pemahaman yang jumud ini lantas menjadi mitos dan tak lagi sesuai dengan perubahan identitas yang telah terjadi di Malaysia termasuk cara pandang mereka dalam melihat dan memahami hubungan keduanya. Narasi keserumpunan seringkali digunakan sebagai payung pereda (shelter) saat keduanya berkonflik. Namun, keserumpunan juga melahirkan mitos – mitos yang akhirnya memperumit hubungan antar keduanya. (Effendi, Y.)

II. DISKUSI

(3)

berjalan dengan baik. Di bidang sosial dan kesejahteraan, kedua pemimpin negara juga bersepakat terus menggalang kerjasama khususnya di bidang ketenagakerjaan. Kedua negara sepakat untuk melakukan pengelolaan setara lebih baik lagi melalui kebijakan dan langkah - langkah kerjasama di bidang ketenagakerjaan tersebut. Kerjasama itu sendiri, untuk selanjutnya akan ditindak lanjuti di tingkat menteri dan organisasi - organisasi pemerintahan termasuk diantara kalangan dunia usaha baik swasta maupun milik negara. Kedua belah pihak, menurut dia, telah menunjukkan kesungguhan untuk menindaklanjuti kesepakatan yang telah terbentuk, baik antara dua pemerintahan maupun antara kalangan dunia usaha. (Zein, R.)

Tak hanya di bidang ekonomi, kerjasama antara Indonesia dan Malaysia juga terjadi di bidang pendidikan, Pemerintah Malaysia dan Indonesia menyepakati sejumlah inisiatif kerja sama bidang pendidikan, salah satunya memperbanyak jumlah sekolah Indonesia di wilayah Negeri Jiran. Kesepakatan itu dicapai dalam pertemuan antara Wakil Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Dato Muhyidin Mohd Yassin dengan Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan, serta Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi M. Nasir. "Indonesia mementingkan akses pendidikan bagi seluruh warganya khususnya bagi anak-anak di pedalaman, dan terluar termasuk anak-anak pekerja migran. Kita tidak ingin ada dua generasi pekerja migran," kata Anies usai pertemuan bilateral itu, Rabu (8/4/2015). Paling tidak, lanjutnya, ada empat poin kesepakatan yakni pertama,Indonesia meminta Malaysia memberi izin untuk memperluas sebaran sekolah Indonesia di negara itu. Kedua, memberi izin Indonesia untuk mengirimkan guru-guru untuk mengajar di sekolah tersebut. Ketiga, membantu upaya pemerintah untuk membangun sekolah asrama di Pulau Sebatik. Dengan adanya sekolah tersebut, anak-anak tak harus melaju setiap hari. Keempat, pemerintah meminta izin pendirian community learning center (CLC). Anies menuturkan, pemerintah Malaysia menyambut baik. Pihaknya akan berbicara dengan pemerintah lokal, karena sebagian izin itu diurus di pemerintah daerah. Namun, perwakilan Malaysia menekankan tenaga pengajar yang dikirim harus memiliki tenggat pasti durasi tinggal di Negeri Jiran agar tak menetap selamanya. Sebelumnya, pemerintah Indonesia sudah membangun sejumlah sekolah yang mencakup SD, SMP, dan SMA yaang terbaru adalah Sekolah Indonesia Kota Kinabalu yang diresmikan Anies pada akhir tahun lalu. (Reswari, A, 2015.)

(4)
(5)

III. KESIMPULAN

Hubungan antara Indonesia dan Malaysia dapat dikatakan sebagai hubungan bilateral yang unik. Dikatakan demikian sebab dalam menjalin hubungan bertetangga terdapat dua sisi yang yang berbeda di antara keduanya. Dalam satu sisi kerjasama yang kuat dapat mempererat hubungan di antara kedua negara terserbut. Sedangkan pada sisi lain terdapat berbagai ancaman yang dapat mengakibatkan ketegangan diantara kedua negara. Hal ini dapat terjadi di malah di karenakan keduanya memiliki banyak persamaan dari segi budaya, letak geografis yang berdekatan yang pada akhirnya sering tidak berjalan mulus karena berbagai perdebatan yang seringkali melahirkan ketegangan di kedua negara ini. Pasang surut dalam hubungan bilateral ini lah yang menjadikan hubungan bilateral ini unik.

Dan Indonesia yang kaya akan budaya, harus berkaca dari banyaknya kasus pengklaiman wilayah yang dilakukan Malaysia terhadap Indonesia, sudah seharusnya jika warga Indonesia lebih waspada dan menjaga dengan baik juga melestarikan kebudayaan asli Indonesia. Namun, kasus pencaplokan berbagai kesenian Indonesia oleh Malaysia menjadi pelajaran penting bagi Indonesia dan membawa dampak positif, yaitu semenjak kasus itu terjadi, Susilo Bambang Yudhoyono yang menjabat sebagai presiden pada masa itu memerintahkan seluruh jajaran Pemerintahan untuk segera mendata hasil seni budaya di seluruh tanah air yang kemudian akan menggelar legalisasi alias pengesahan Hak Atas kekayaan Intelektual (HAKI) terhadap hasil karya budaya Indonesia agar tidak terjadi kasus seperti sebelum-sebelumnya.

(6)

IV. DAFTAR PUSTAKA

Maksum, A. (n.d.). Urgensi Menjaga Hubungan Serumpun. Diakses 10 18, 2017, dari https://www.academia.edu/1807526/Urgensi_Menjaga_Hubungan_Serumpun

Abisoyo, F (2015, 6 24). Bagaimana Indonesia Mengambil Sikap tentang Ketahanan Nasional Negaranya? Diakses 10 18, 2017, dari

https://www.kompasiana.com/febiamsyahabiyoso/bagaimana-indonesia- mengambil-sikap-tentang-ketahanan-nasional-negaranya_551fc4a5a33311aa33b66c37

Viva. (2016, 2 29). Hubungan Indonesia – Malaysia Sangat Spesial. Diakses 10 19, 2017, dari http://www.viva.co.id/indepth/wawancara/741437-hubungan-indonesia-malaysia-sangat-spesial

Reswari, A (2015, 4 8). Ini Kesepakatan Kerja Sama Indonesia – Malaysia di Bidang

Pendidikan. Diakses 10 19, 2017, dari

http://kabar24.bisnis.com/read/20150408/255/420719/ini-kesepakatan-kerja-sama-indonesia-malaysia-di-bidang-pendidikan

Effendi, Y. (n.d.). Demitologisasi Hubungan Indonesia – Malaysia. Diakses 10 19,

2017, dari

Referensi

Dokumen terkait

Pembiayaan murabahah dan mudharabah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset pada BMT Masyarakat Madani Sumut periode 2013-2017 terbukti

Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) merupakan kegiatan yang dikembangkan secara khusus dalam penyediaan informasi mengenai HIV/AIDS, Napza, risiko penularan HIV (berbagi

Status gizi adalah keadaan gizi seseorang, dalam hal ini dapat dideteksi dengan cara antropometri yaitu dengan mengukur ukuran tubuh, misalnya berat badan (BB),

Dalam rangka meningkatkan kualifikasi sumber daya manusia, khususnya dosen di lingkungan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal

Berdasarkan pengujian yang dituangkan dalam grafik dari gambar 6 sampai gambar 9 serta tabel II,III,IV,V maka pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa nilai

{ periksa apakah memang ratu dapat ditempatkan pada kolom x[k] } i←1 { mulai dari baris

Dipa Puspa Labsain.. BIO

Ketiga yaitu Responsibility, pengimplementasian yang baik pada prinsip ini juga telah dilakukan oleh pihak Rumah Zakat, dapat dilihat dari tanggungjawab yang