• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN SISTEM QUESTION ANSWERING SE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMANFAATAN SISTEM QUESTION ANSWERING SE"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN SISTEM QUESTION ANSWERING

SEDERHANA BERBASIS ONTOLOGI PADA

APLIKASI WEB SEMANTIK

Usulan Penelitian Untuk Tesis S2

Program Magister Ilmu Komputer Fakultas MIPA

Diajukan Oleh:

Reginaldus Kristoforus Jawa Bendi NIM : 07/259608/PPA/2252

Kepada

Program Pasca Sarjana

Universitas Gadjah Mada

(2)

Usulan Penelitian Tesis

PEMANFAATAN SISTEM QUESTION ANSWERING

SEDERHANA BERBASIS ONTOLOGI PADA

APLIKASI WEB SEMANTIK

Diajukan Oleh:

Reginaldus Kristoforus Jawa Bendi NIM : 07/259608/PPA/2252

Telah disetujui oleh:

(3)

DAFTAR ISI

LATAR BELAKANG 1

RUMUSAN MASALAH 5

BATASAN MASALAH 6

KEASLIAN PENELITIAN 7

TUJUAN PENELITIAN 8

MANFAAT PENELITIAN 8

TINJAUAN PUSTAKA 9

METODA PENELITIAN 12

JADWAAL PENELITIAN 14

(4)

PEMANFAATAN SISTEM QUESTION ANSWERING SEDERHANA BERBASIS ONTOLOGI PADA APLIKASI WEB SEMANTIK

(USULAN TESIS)

A. LATAR BELAKANG

Informasi telah menjadi bagian terpenting dari berbagai aktivitas masyarakat

modern. Bagi kalangan bisnis saat ini, informasi adalah aset perusahaan yang

harus dikelola dan dimanfaatkan untuk mencapai keunggulan kompetitif

[MCL2004;OBR2005]. Perkembangan teknologi Internet dan Web yang demikian

pesat mengakibatkan sumber-sumber informasi menjadi semakin banyak dan

beragam. Bahkan saat ini Web telah menjadi suatu kebutuhan, baik itu digunakan

untuk melakukan transaksi bisnis, komunikasi, penyebaran informasi, maupun

pencarian informasi [ANT2003].

Kehadiran mesin-mesin pencari (search engines) seperti Google

(www.google.com), Yahoo (www.yahoo.com), Altavista (www.altavista.com) dan

sebagainya, memberikan kemudahan untuk mencari dan menemukan informasi di

Web. Namun seiring perkembangannya yang sangat pesat, saat ini terdapat

milyaran dokumen Web. Peningkatan volume informasi yang sangat besar ini

justru menambah kesulitan untuk menemukan, mengelola, mengakses dan

memelihara informasi yang dibutuhkan [DAV2003]. Setidaknya terdapat dua

(5)

Pertama, makna informasi yang terdapat dalam dokumen web (web content) ,

hanya dapat dipahami oleh manusia namun tidak dapat dipahami oleh mesin.

Akibatnya, mesin tidak mampu menginterpretasikan informasi apa yang

dibutuhkan atau dicari oleh manusia [ANT2003].

Kedua, mesin-mesin pencari saat ini merupakan mesin pencari berbasis kata

kunci (keyword-based search engine). Mesin-mesin ini mencari dokumen

berdasarkan kata (the spelling of the word) dan bukan berdasarkan makna (the

meaning of the word) [ANT2003]. Hal ini mengakibatkan dokumen-dokumen

yang tidak relevan pun disertakan sebagai hasil pencarian (search result). Dan

seringkali terjadi bahwa dokumen-dokumen yang relevan justru tidak terindeks

oleh mensin pencari. Sehingga campur tangan manusia untuk memilah

informasi-informasi tersebut tetap dibutuhkan.

Untuk mengatasi kesulitan tersebut, dibutuhkan suatu mekanisme yang

memampukan komputer memahami makna informasi yang dicari. Dengan kata

lain, dibutuhkan suatu cara agar informasi dalam suatu dokumen Web dapat

dibaca dan dipahami oleh mesin (machine understandable). Web dengan

kemampuan demikian, seolah-olah memiliki kecerdasan buatan yang sanggup

memberikan jawaban yang tepat terhadap pertanyaan atau kebutuhan para

penggunanya.

Salah satu cara untuk menemukan informasi yang diinginkan adalah dengan

memanfaatkan sistem Question Answering (QA) [KAT2002; MOL2003;

(6)

pertanyaan dengan bahasa alami, mencari jawaban pada sekumpulan dokumen

atau pada sebuah domain basis pengetahuan, mengekstraknya dan kemudian

memformulasikan jawaban yang ringkas. Salah satu cara untuk meningkatkan

kualitas sistem QA adalah dengan manipulasi konten (content manipulation

approach) yang dilakukan dengan menambahkan meta-information pada

dokumen web sehingga sistem QA tersebut dapat menemukan jawaban yang

sesuai [MCG2004].

Web semantik yang dipelopori oleh Tim Berners-Lee, merupakan suatu cara

untuk merepresentasikan web content dalam bentuk yang dapat dipahami dan

diproses oleh mesin [ANT2003]. Dengan kata lain, web semantik

mengindikasikan bahwa makna data (the meaning of data) pada web dapat

dipahami, baik oleh manusia maupun oleh komputer [PAS2004]. Agar dapat

diproses oleh mesin, dokumen web dianotasikan dengan meta-information

(metadata). Meta-information mendefinisikan informasi mengenai sebuah

dokumen web atau entitas-entitas dalam dokumen tersebut dalam suatu cara yang

dapat diproses oleh mesin [DAV2003; DAV2006]. Dengan demikian proses

pencarian informasi pada dokumen web yang semantis mampu memberikan hasil

yang diharapkan oleh pengguna.

Inti dari sebuah aplikasi web semantik adalah pemanfaatan ontologi untuk

merepresentasikan basis pengetahuan dan sumberdaya web. Ontologi

menghubungkan simbol-simbol yang dipahami manusia dengan bentuknya yang

(7)

antara manusia dan mesin [DAV2003; BRE2007]. Dalam kaitannya dengan

pencarian informasi pada web, ontologi bermanfaat untuk meningkatkan akurasi

pencarian. Mesin pencari dapat mencari halaman yang merujuk pada konsep yang

tepat dalam sebuah ontologi. Mesin pencari dapat mengeksploitasi informasi

secara umum atau spesifik. Jika sebuah query gagal menemukan dokumen yang

relevan, mesin pencari dapat menyarankan pengguna untuk memberikan query

yang lebih umum. Jika terlalu banyak dokumen yang ditemukan, mesin pencari

dapat menyarankan query yang lebih spesifik [ANT2003].

Kasus yang diangkat dalam penelitian ini adalah pencarian informasi film.

Film merupakan produk seni dan budaya yang mempunyai peranan penting bagi

pengembangan budaya bangsa sebagai salah satu aspek peningkatan ketahanan

nasional [UND1992]. Secara ekonomis, film merupakan bagian dari industri

konten yang memberikan memberikan andil cukup besar dalam pembangunan

ekonomi nasional dalam bentuk pajak hiburan [KOM2008]. Selain sebagai media

hiburan, film dapat juga dijadikan sebagai media diseminasi pemikiran kritis,

media komunitas, media dokumentasi, media silaturahmi sosial dan budaya dan

bahkan sebagai bahan kajian ilmiah [TAS2007]. Karena itu, tersedianya informasi

film yang berkualitas dan mudah diakses tidak hanya bermanfaat bagi para

penikmat film semata, tetapi juga bagi berbagai kalangan di bidang budaya, seni,

industri maupun akademis. Informasi-informasi tersebut dapat digunakan untuk

mengembangkan dan mempelajari film sebagai baik produk budaya dan seni

(8)

Situs-situs web yang berisi informasi film sangat beragam, diantaranya: The

Internet Movie Database (www.imdb.com), Rotten Tomatoes

(www.rottentomatoes.com), Cineplex21 (www.21cineplex.com), dan Yahoo

Movies (www.movies.yahoo.com). Setiap situs web menawarkan informasi film

yang sangat beragam dan banyak. Kondisi ini mengakibatkan proses pencarian

informasi tertentu yang berkaitan dengan film menjadi tidak mudah. Pemanfaatan

teknologi web semantik yang dikombinasikan dengan teknologi QA diharapkan

dapat mengatasi masalah tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, permasalahan yang

menjadi fokus penelitian ini adalah:

1. bagaimana membangun sebuah ontologi sebagai basis pengetahuan untuk

informasi film,

2. bagaimana membangun sebuah sistem QA sederhana untuk memanipulasi

informasi pada ontologi yang telah dibangun, dan

3. bagaimana memanfaatkan ontologi dan sistem QA sederhana yang telah

(9)

C. BATASAN MASALAH

Mengingat adanya berbagai keterbatasan dan untuk menghindari kompleksitas

yang mungkin timbul selama penelitian berlangsung, diberikan

batasan-batasan dalam penelitian ini, yakni:

1. Domain masalah dalam penelitian ini dibatasi pada informasi film.

2. Informasi film yang dimaksud adalah artibut-atribut yang terkait dengan

sebuah film, misalnya judul film, sudtradara, aktor, dan sebagainya

3. Informasi film yang digunakan bersumber pada Internet Movie Database

(www.imdb.com).

4. Model ontologi informasi film dibangun dengan menggunakan bahasa

OWL (Web Ontology Language) dan Protégé (ontology editor).

5. Sistem QA sederhana dibangun berbasis kalimat bahasa indonesia yang

terstruktur.

6. Klasifikasi kalimat pertanyaan dibatasi pada pertanyaan: Siapa, Kapan,

dan Dimana.

7. Aplikasi web semantik yang dikembang berupa aplikasi pencarian

(10)

D. KEASLIAN PENELITIAN

Penelitian-penelitian yang terkait dengan teknologi web semantik dan

teknologi QA telah banyak dilakukan. Untuk memastikan keaslian penelitian ini,

telah dilakukan serangkaian penelusuran terhadap penelitian-penelitian

sebelumnya yang terkait dengan topik penelitian ini. Penelusuran secara manual

dilakukan pada perpustakaan Magister Ilmu Komputer UGM dan perpustakaan S1

Ilmu Komputer UGM. Penelusuran secara online dilakukan melalui Google

(www.google.com), Google Scholar (scholar.google.com), CiteSeer

(citeseerx.ist.psu.edu) dan IEEE Computing Society (www.computer.org). Dari

hasil penelusuran ditemukan beberapa penelitian yang terkait dengan topik

penelitian ini (Tabel 1).

Tabel 1. Penelitian-penelitian yang terkait

No. Referensi Teknologi

1 LOP2005 Question Answering, Semantic Web

Ontology Resricted:

academic life

Inggris

2 FRA2005 Question Answering, Semantic Web

3 ATZ2004 Question Answering, Semantic Web

Ontology Restricted:

academic life

Italia, Denmark

4 LIT2003 Question Answering, Semantic Web

Ontology Restricted:

english news text

Inggris

5 KAT2002 Question Answering, Semantic Web

Ontology Open Inggris

6 PER2004 Question Answering, Semantic Web

Ontology Open Spanyol

7 LOP2006 Question Answering, Semantic Web

Ontolgy & free text

Open Inggris

8 GUN2006 Question Answering Free text Restricted: World

english bible

(11)

Tabel 1 (lanjutan). Penelitian-penelitian yang terkait

9 COO2000 Question Answering Free text Restricted:

financial news

Inggris

10 WIJ2006 Question Answering Free text Open Indonesia

11 LAR2007 Question Answering Free text Open Indonesia

12 MAH2008 Question Answering Free text Open Indonesia

Penelitian yang akan diusulkan, menggunakan ontologi untuk

merepresentasikan basis pengetahuan dari sistem QA berbahasa Indonesia pada

sebuah domain yang terbatas (informasi film). Dengan membandingkan

penelitian-penelitian sebelumnya dan penelitian yang akan diusulkan, dapat

disimpulkan bahwa penelitian ini belum pernah dilakukan.

E. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yang telah

dikemukakan pada rumusan masalah, yakni membangun sebuah aplikasi

pencarian informasi film berbasis web semantik yang memanfaatkan teknik QA

sederhana untuk menemukan informasi pada ontologi sebagai basis pengetahuan

dari domain informasi film tersebut.

F. MANFAAT PENELITIAN

Beberapa manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Bagi perkembangan ilmu, khususnya di bidang teknologi web semantik dan

(12)

mengenai bagaimana membangun dan mengembangkan sistem QA sederhana

dan ontologi untuk sebuah domain tertentu, dan bagaimana membangun

sebuah aplikasi pencarian berbasis web semantik.

2. Bagi para pengembang web dan pengembang sistem, penelitian ini diharapkan

memberikan wawasan tentang pemanfaatan teknologi web semantik dan

teknologi QA untuk mengembangkan sebuah sistem berbasis web.

3. Bagi para peneliti di bidang web semantik dan teknologi QA, penelitian ini

diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian lanjutan yang lebih kompleks.

G. TINJAUAN PUSTAKA

Sebuah sistem QA, menerima query dalam bentuk pertanyaan dengan bahasa

alami, mencari jawaban pada sekumpulan dokumen atau pada sebuah domain

basis pengetahuan, mengekstraknya dan kemudian memformulasikan jawaban

yang ringkas [MOL2003]. Umumnya sistem QA terdiri atas tiga modul utama,

yakni question processing, document retrieval dan answer processing.

Kebanyakan sistem QA mengelompokan pertanyaan berdasarkan jenis

pertanyaannya [COO2000; MOL2003; PER2004; GUN2006; WIJ2006]. Jika

jenis pertanyaan dapat ditentukan maka jenis jawabannya dapat ditentukan pula.

Dimisalkan, jenis pertanyaannya adalah ”Siapa…” , maka jawaban yang

diinginkan adalah orang atau organisasi. Jika pertanyaannya “Kapan…” jawaban

(13)

Web dengan milyaran informasi yang sangat beragam dan tak terstruktur

dipandang sebagai sumber informasi yang bernilai [MOL2003]. Walaupun saat ini

tersedia banyak mesin pencari, namun mereka tidak mampu memberikan

informasi yang spesifik yang diinginkan pengguna [MOL2003; PER2004].

Pemanfaatan teknologi QA pada web bertujuan untuk mengatasi masalah tersebut.

Teknologi QA diharapkan dapat menjadi antarmuka yang lebih intuitif untuk

memformulasikan pertanyaan dan memberikan jawaban dalam bahasa alami

daripada mengembalikan sekumpulan dokumen web yang terurut berdasarkan

ranking [MOL2003; MCG2004; LOP2005].

Seperti yang telah dijelaskan sepintas pada subbagian D, penelitian-pelitian

yang terkait dengan sistem QA pada web semantik telah banyak dilakukan. Katz

[KAT2002] menyebutkan bahwa terdapat peluang sinerjik antara teknologi bahasa

alami dan web semantik, yakni sebuah sistem QA yang mampu memberikan

informasi yang relevan dari sebuah basis pengetahuan berbasis ontologi dalam

menanggapi query yang berikan oleh pengguna dalam bahasa alami.

Ide ini diwujudkan dengan mengadopsi triple-based data model (misalnya

RDF) sebagai basis pengetahuan pada sistem QA [KAT2002; LOP2005;

LOP2006; LIT2003]. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa terdapat

kemungkinan untuk merepresentasikan sebuah query berbasis bahasa alami ke

dalam bentuk triple, yang dalam hal ini berbentuk subyek, predikat dan obyek dari

(14)

menggunakan RDF (Resource Description Framework) juga menyatakan sebuah

statement dalam bentuk triple: resources, properties, value.

Beberapa penelitian lain melakukannya dengan cara pengenalan Named

Entities (NE) dan relasi antar entitas dalam bahasa alami [FRA2005; PER2004].

Metoda ini diadopsi dari teknologi Information Extraction. NE mengacu pada

sebuah konsep atau instance dalam ontologi.

Kecenderungan penelitian-penelitan QA yang dilakukan saat ini mengarah

pada open domain QA yang berbasis pada sejumlah besar dokumen pada web.

Berbeda dengan kecenderungan tersebut, beberapa penelitian berfokus pada

restricted domain [LOP2005; FRA2004; ATZ2004]. Pemilihan restricted domain

didasarkan pada beberapa alasan, antara lain, pertama, eksploitasi informasi pada

dokumen web sering dihadapkan pada masalah reliabilitas informasi tersebut.

Dapat saja terjadi bahwa informasi yang diberikan telah kadaluwarsa atau bahkan

sepenuhnya salah. Kedua, pemanfaatan pengetahuan formal pada restricted

domain dapat meningkatkan keakuratan sistem QA, karena baik pertanyaan

maupun jawabannya dianalisis berdasarkan basis pengetahuan tersebut. Ketiga,

sangat dimungkinkan bahwa sebuah institusi memiliki dan mengelola basis

pengetahuan yang sifatnya terbatas dan hanya dipergunakan dalam lingkup

institusi tersebut.

Dalam sebuah essay, McGuinness [MCG2004] menyebutkan bahwa

(15)

pengetahuan), memanipulasi query atau memanipulasi jawaban. Pada umumnya

sistem QA pada web, mengekstrak jawaban dari sekumpulan dokumen yang tidak

terstruktur. Pada restricted domain, penggunaan basis pengetahuan yang

terstruktur sangat dimungkinkan karena ukuran basis pengetahuannya yang

cenderung lebih kecil dan stabil [FRA2004] dibandingkan dengan basis

pengetahuan pada open domain. Dengan basis pengetahuan yang terstruktur

(misalnya ontologi), sistem dapat menurunkan lebih banyak makna dan dapat

memanfaatkan domain dan range pada slot untuk mengecek konsistensi informasi

[MCG2004].

Sejauh ini terdapat sejumlah penelitian mengenai sistem QA yang

menggunakan bahasa Indonesia [WIJ2006; LAR2007; MAH2008]. Sebagai

bahasa kenegaraan yang resmi bahasa Indonesia digunakan oleh lebih dari seratus

juta orang. Berdasarkan fakta tersebut, penggunaan bahasa Indonesia sebagai

bahasa alami dalam sebuah sistem QA patut dipertimbangkan.

H. METODA PENELITIAN

Metoda yang digunakan untuk pengembangan sistem ini adalah waterfall

model atau Classic Life Cycle model. Model inimengusulkan sebuah pendekatan

yang sistematik dan sekuensial dalam mengembangkan sistem. Model ini

membagi pengembangan sistem dalam lima tahap, yakni: tahap analisis, tahap

desain, tahap pengkodean, tahap pengujian, dan tahap pemeliharaan [PRE2001;

MCL2004]. Sementara [WHI2004] menyebutnya sebagai strategi pengembangan

(16)

definisi lingkup, fase analisis masalah, fase analisis persyaratan, fase desain logis,

fase analisis keputusan, fase desain dan integrasi fisik, fase konstruksi dan

pengujian, dan terakhir adalah fase instalasi dan delivery.

Berdasarkan uraian di atas, tahapan-tahapan penelitian ini terbagi atas:

a. Tahap Definisi Lingkup Sistem

Pada tahapan ini, seluruh masalah, kesempatan dan arahan yang mendasari

pengembangan sistem ini didefinisikan. Termasuk di dalammya adalah

mendefinisikan batasan sistem dan strategi pengembangan yang digunakan.

b. Tahap Analisis Persyaratan

Pada tahapan ini, seluruh informasi yang terkait dengan pengembangan sistem

dikumpulkan dan dianalisis. Informasi-informasi tersebut merupakan dasar

untuk menetapkan persyaratan bisnis dari sistem yang akan dikembangkan.

Penemuan fakta dilakukan dengan cara studi literatur dan site visit.

c. Tahap Analisis

Pada tahapan ini, sistem dimodelkan secara logis berdasarkan

persyaratan-persyaratan bisnis yang telah ditentukan.

d. Tahap Desain

Pada tahapan ini persyaratan-persyaratan bisnis yang telah dimodelkan dalam

tahap analisis ditransformasikan dalam spesifikasi desain fisik yang akan

menjadi dasar konstruksi sistem.

(17)

Pada tahapan ini, sistem dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman

dan tools yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah itu akan dilakukan pengujian

terhadap komponen-komponen sistem.

I. JADWAL PENELITIAN

Mengingat adanya keterbatasan waktu, kegiatan penelitian ini terbagi atas

beberapa tahap yang dilakukan secara terjadwal. Secara umum jadwal yang

diusulkan sebagai berikut.

Tabel 2. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan ke-

1 2 3 4 5 6

1 Definisi Lingkup Sistem 2 Analisis Persyaratan 3 Analisis

4 Desain

(18)

J. DAFTAR PUSTAKA

[ANT2003] Antoniou, G., dan F. van Harmelen. (2003). A Semantic Web Primer. MIT Press.

[ATZ2004] Atzeni, P., dkk. (2004). Ontology-based Question Answering In A Federation of University Site: The MOSES Case Study. Natural Language Processing and Information Systems. LNCS 3136. Springer-Berlin.

[BRE2007] Breitman, K. K., M. A. Casanova, dan W. Truszkowski. (2007).

Semantic Web: Concepts, Technologies and Applications. Springer.

[COO2000] Cooper, R. J., dan S. M. Ruger (2000). A Simple Question Answering System. Proceedings of the 9th Text REtrieval Conference.

[DAV2003] Davies, J., D. Fensel., dan F. van Harmelen. (2003). Towards The Semantic Web Ontology-driven Knowledge Management. John Wiley & Sons.

[DAV2006] Davies, J., R. Studer, dan P. Warren. (2006). Semantic Web Technologies Trends and Research in Ontology-based Systems.

John Wiley & Sons.

[FRA2005] Frank, A., dkk. (2005). Querying Structured Knowledge Sources.

Proceedings of AAAI-05 and Workshop on Question Answering in Restricted Domains.

[GUN2006] Gunawan dan G. Lovina (2006). Question Answering System dan Penerapannya pada Alkitab. Jurnal Informatika. Vol 7(1).

[KAT2002] Katz, B., J. Lin dan D. Quan. (2002). Natural Language Annotations for the Semantic Web. Proceedings of the

International Conferences on Ontology, Databases, and

Applications of Semantics.

[KOM2008] ---. (2008). Masyarakat Perfilman Berharap Kontribusi dari Pajak Hiburan. Diakses di: www.kompas.com. Tanggal: 4/12/2008.

[LAR2007] Larasati, S.D. dan R. Manurung. (2007). Towards a Semantic Analysis of Bahasa Indonesia for Question Answering. Proceedings of the 10th Conference of the Pacific Association for Computational Linguistics (PACLING 2007).

[LIT2003] Litkowski, K. C., (2003). Question Answering Using XML-Tagged Documents. Proceedings of the 11th TREC.

[LOP2005] Lopez, V., M. Pasin, dan E. Motta. (2005). AquaLog: An Ontology-Portable Question Answering for the Semantic Web.

(19)

[LOP2006] Lopez, V., E. Motta, dan V. Uren (2006). PowerAqua: Fishing the Semantic Web. Proceedings of European Semantic Web Conference 2006.

[MAH2008] Mahendra, R., S. D. Larasati dan R. Manurung. (2008). Extending an Indonesian Semantic Analysis-based Question Answering System with Based Linguistic and World Knowledge Axioms. The 22nd Pacific Asia Conferences on Language Information and Computation (PACLIC22).

[MCG2004] McGuinness, D. L. (2004). Question Answering on the Semantic Web. IEEE Inteligent Systems .Vol 19(1).

[MCL2004] McLeod, R., dan G. P. Schell. (2004). Management Information System 9th edition. Prentice Hall.

[MOL2003] Moldovan, D. dan M. Surdeanu. (2003). On The Role of Information Retrieval dan Information Extraction in Question Answering Systems. Information Extraction in the Web Era. LNAI 2700. Springer-Verlag. Question Answering Systems. Advances in Web Intelligence. LNCS 3034. Springer-Verlag.

[PRE2001] Pressman, R. R., (2001), Software Engineering: A Practitioner’s

Approach, 5th Edition, McGraw-Hill.

[TAS2007] Taslim, T. (2007). Memberdayakan Sinema di Indonesia. Diakses di: http://milisi.org/forum/viewtopic.php?id=6 04/11/08 Tanggal: 4/12/2008 Analysis and Design Methods, Terjemahan, Penerbit Andi.

[WIJ2006] Wijono, S.H., I. Budi, L. Fitria dan M. Adriani. (2006). Finding Answers to Indonesian Questions from English Documents.

Gambar

Tabel 1. Penelitian-penelitian yang  terkait
Tabel 1 (lanjutan). Penelitian-penelitian yang  terkait
Tabel 2. Jadwal Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui,

Proses pembelajaran pada praktikum matakuliah farmakoterapi ini dilaksanakan dengan pendekatan SCL atau terpusat kepada mahasiswa, dimana mahasiswa berperan lebih aktif

Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang diacu terlihat pada cakupan kajian nya yaitu jika kajian ini hanya terfokus pada faktor –faktor pemertahanan bahasa

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan pertama kemahiran memilih kata hanya dimungkinkan bila seseorang menguasai kemahiran kosa kata yang cukup luas, kedua diksi atau

Hanya saja pada attribute password, data yang masuk ke dalam database tidak akan sama dengan data yang diinput oleh user. Data yang akan masuk ke dalam attribute

Ilmu tentang norma hukum dan dmu pengertian hukum disebut sebagai dogmatik hukum yang bersifat teoritis rasional dengan menggunakan metode berpikir deduktif.. Ilmu

Penjualan kredit adalah penjualan yang pembayarannya tidak diterima sekaligus (tidak langsung lunas) atau pembayaran yang dilakukan beberapa kali yaitu cicilan atau dibayar