• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan 16 M 2015 up19052016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Putusan 16 M 2015 up19052016"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

-1-

SALINAN

P U T U S A N

Perkara Nomor 16/KPPU-M/2015

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Perkara Nomor 16/KPPU-M/2015 tentang Laporan Keterlambatan Pemberitahuan terkait Dugaan Pelanggaran Pasal 29 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Jo Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 dalam Pengambilalihan Saham PT Binsar Natorang Energi oleh LG International Corp., yang dilakukan oleh: ---

Terlapor, LG International Corp. yang beralamat di Kantor Pusat di LG Twin Tower, 128, Yeoui-daero, Yeongdeungpo-gu, Seoul, 150-721, Korea Selatan dan beralamat Kantor Perwakilan Jakarta di The City Center Tower One, Batavia Building, 18 Floor, Suite 03-05, Jalan K.H. Mas Mansyur Kavling 126, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia (selanjutnya disebut

“Terlapor”). ---

telah mengambil keputusan sebagai berikut: ---

(2)

TENTANG DUDUK PERKARA

1. Menimbang bahwa Komisi Pengawas Persaingan Usaha (“Komisi”) telah melakukan penyelidikan terhadap pemberitahuan yang dilaporkan oleh LG International Corp. berkaitan dengan Pengambilalihan Saham PT Binsar Natorang Energi.--- 2. Menimbang bahwa berdasarkan Laporan Penyelidikan diidentifikasi

keterlambatan pemberitahuan pengambilalihan saham PT Binsar Natorang Energi oleh LG International Corp. --- 3. Menimbang bahwa Komisi membuat Laporan Keterlambatan

Pemberitahuan yang disampaikan dan disetujui dalam Rapat Komisi. --- 4. Menimbang bahwa berdasarkan Rancangan Dugaan Pelanggaran Pasal

29 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Jo Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 dalam Pengambilalihan Saham PT Binsar Natorang Energi oleh LG International Corp., Rapat Komisi menyetujui Rancangan Laporan Dugaan Pelanggaran tersebut menjadi Laporan Dugaan Pelanggaran. --- 5. Menimbang bahwa berdasarkan Laporan Dugaan Pelanggaran tersebut,

Ketua Komisi menetapkan Pemeriksaan Pendahuluan melalui Penetapan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 44/KPPU/Pen/XII/2015 tanggal 28 Desember 2015 tentang Pemeriksaan Pendahuluan Perkara Nomor 16/KPPU-M/2015 terkait Dugaan Pelanggaran Pasal 29 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Jo Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 dalam Pengambilalihan Saham PT Binsar Natorang Energi oleh LG International Corp., dan menetapkan LG International Corp. sebagai Terlapor (vide bukti A1).--- 6. Menimbang bahwa berdasarkan Penetapan Pemeriksaan Pendahuluan

tersebut, Ketua Komisi menetapkan pembentukan Majelis Komisi dan menugaskan Panitera yang akan membantu Majelis Komisi untuk melaksanakan tugas dan wewenangnya. --- 7. Menimbang bahwa berdasarkan Penetapan Pemeriksaan Pendahuluan

(3)

Maret 2016 tentang Penugasan Anggota Komisi sebagai Majelis Komisi pada Pemeriksaan Pendahuluan Perkara Nomor 16/KPPU-M/2015 (vide bukti A2). --- 8. Menimbang bahwa selanjutnya Majelis Komisi menerbitkan Keputusan

Majelis Komisi tentang Jangka Waktu Pemeriksaan Pendahuluan Perkara Nomor 16/KPPU-M/2015, yang menetapkan jangka waktu Pemeriksaan Pendahuluan paling lama 07 (tujuh) hari kerja terhitung sejak tanggal 17 Maret 2016 sampai dengan tanggal 28 Maret 2016 (vide bukti A4). --- 9. Menimbang bahwa Majelis Komisi telah menyampaikan Pemberitahuan

Pemeriksaan Pendahuluan, Petikan Penetapan Pemeriksaan Pendahuluan, Petikan Surat Keputusan Majelis Komisi tentang Jangka Waktu Pemeriksaan Pendahuluan, dan Surat Panggilan Sidang Majelis Komisi yang dilampiri Laporan Keterlambatan Pemberitahuan kepada Terlapor (vide bukti A5, A6, A7, A8). --- 10. Menimbang bahwa pada tanggal 17 Maret 2016 yang dihadiri oleh

Investigator dan Terlapor, Majelis Komisi melaksanakan Sidang Majelis Komisi I Pemeriksaan Pendahuluan dengan agenda (vide bukti B1): ---

10.1. Pembacaan Laporan Keterlambatan Pemberitahuan oleh Investigator kepada Terlapor. --- 10.2. Penyerahan dan/atau Pembacaan Tanggapan Laporan

Keterlambatan Pemberitahuan oleh Terlapor disertai penyerahan daftar saksi dan/atau ahli beserta alat bukti dari Investigator dan Terlapor kepada Majelis Komisi. --- 11. Menimbang bahwa pada Sidang Majelis Komisi tanggal 17 Maret 2016,

Investigator membacakan Laporan Keterlambatan Pemberitahuan yang pada pokoknya berisi hal-hal sebagai berikut (vide bukti I.1): ---

A. Dugaan Pelanggaran --- 11.1. Objek Perkara adalah Laporan Keterlambatan

(4)

Pasal 29

(1) Penggabungan atau peleburan badan usaha, atau pengambilalihan saham sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 28 yang berakibat nilai aset dan atau nilai

penjualannya melebihi jumlah tertentu, wajib

diberitahukan kepada Komisi, selambat-lambatnya 30

(tiga puluh) hari sejak tanggal penggabungan, peleburan

atau pengambilalihan tersebut.

(2) Ketentuan tentang penetapan nilai aset dan atau nilai

penjualan serta tata cara pemberitahuan sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1), diatur dalam Peraturan

Pemerintah.

Juncto Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 --- (1) Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau

Pengambilalihan saham perusahaan lain yang berakibat nilai

aset dan/atau nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu wajib

diberitahukan secara tertulis kepada Komisi paling lama 30 (tiga

puluh) hari kerja sejak tanggal telah berlaku efektif secara

yuridis Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha,

atau Pengambilalihan saham perusahaan. ---

(2) Jumlah tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri

atas: ---

a. nilai aset sebesar Rp 2.500.000.000.000,00 (dua triliun lima

ratus miliar rupiah); dan/atau ---

b. nilai penjualan sebesar Rp 5.000.000.000.000,00 (lima triliun

rupiah). ---

(3) Bagi Pelaku Usaha di bidang perbankan kewajiban

menyampaikan pemberitahuan secara tertulis sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) berlaku jika nilai aset melebihi

Rp 20.000.000.000.000,00 (dua puluh triliun rupiah). ---

(4) Nilai aset dan/atau nilai penjualan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) dan ayat (3) dihitung berdasarkan penjumlahan

nilai aset dan/atau nilai penjualan dari: ---

a. Badan Usaha hasil Penggabungan, atau Badan Usaha hasil

Peleburan, atau Badan Usaha yang mengambilalih saham

(5)

b. Badan Usaha yang secara langsung maupun tidak langsung

mengendalikan atau dikendalikan oleh Badan Usaha hasil

Penggabungan, atau Badan Usaha hasil Peleburan, atau

Badan Usaha yang mengambilalih saham perusahaan lain

dan Badan Usaha yang diambilalih. ---

Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 --- Dalam hal Pelaku Usaha tidak menyampaikan pemberitahuan

tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dan ayat (3),

Pelaku Usaha dikenakan sanksi berupa denda administratif sebesar

Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) untuk setiap hari

keterlambatan, dengan ketentuan denda administratif secara

keseluruhan paling tinggi sebesar Rp 25.000.000.000,00 (dua puluh

lima miliar rupiah). ---

1. Bahwa LG International Corp. diduga melakukan keterlambatan pemberitahuan pengambilalihan saham PT Binsar Natorang Energi, yang pada pokoknya sebagai berikut: - a. Bahwa pengambilalihan saham PT Binsar Natorang Energi

oleh LG International Corp. memenuhi kriteria pemberitahuan yang wajib dilaporkan kepada KPPU. --- b. Bahwa kewajiban tersebut harus telah dilaksanakan

selambat-lambatnya terhitung 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal efektif yuridis pengambilalihan saham.--- c. Bahwa pengambilalihan saham PT Binsar Natorang Energi

oleh LG International Corp. telah berlaku efektif secara yuridis sejak tanggal 12 Juni 2014 berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: AHU-13441.40.22.2014 perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT Binsar Natorang Energi. Oleh karena itu, LG International Corp. wajib untuk melakukan pemberitahuan selambat-lambatnya pada tanggal 24 Juli 2014. --- d. Bahwa LG International Corp. baru melakukan

(6)

e. Bahwa dengan demikian, LG International Corp. telah melakukan keterlambatan selama 20 (dua puluh) hari kerja. 2. Tentang Latar Belakang Pengambilalihan Saham PT Binsar Natorang Energi oleh LG International Corp. --- a. Bahwa sebelum LG International Corp. melakukan pengambilalihan saham PT Binsar Natorang Energi, PT Binsar Natorang Energi memilki pinjaman dari PT Energy Jaya Persada, PT Bumi Sinergi Internasional, dan LG International Corp. yang dipergunakan untuk pembiayaan pengembangan awal proyek seperti Studi Kelayakan, Perijinan, dan Kegiatan Survey yang dilakukan oleh PT Binsar Natorang Energi (vide bukti penyelidikan B3).--- b. Bahwa terkait dana yang dipinjamkan oleh PT Energy Jaya

Persada, PT Bumi Sinergi Internasional, dan LG International Corp., selanjutnya PT Binsar Natorang Energi mengkonversi hutang tersebut menjadi saham sebagaimana diperjanjikan sebelumnya dalam suatu perjanjian (vide bukti penyelidikan B3, C116). --- c. Bahwa karena ketertarikan LG International Corp. kepada

bisnis dari PT Binsar Natorang Energi yang sedang mempersiapkan power plant Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Hasang di Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, maka LG International Corp. membeli sejumlah saham baru yang diterbitkan oleh PT Binsar Natorang Energi (vide bukti penyelidikan B1, B3). --- d. Bahwa ketertarikan LG International Corp. sesuai dengan

keinginan PT Binsar Natorang Energi untuk mendapatkan mitra bisnis dalam pengembangan bisnis Pembangkit Listrik Tenaga Air di Kabupaten Toba Samosir, Sumatra Utara (vide bukti penyelidikan B3). --- e. Bahwa pengembangan PLTA Hasang 2014-2019 telah

dimasukkan kedalam pembiayaan proyek LG International Corp. (vide bukti penyelidikan B3). --- f. Bahwa yang dimaksud dari pembiayaan proyek (project

(7)

tersebut sudah dimiliki oleh LG International Corp. (vide bukti penyelidikan B3). ---

3. Tentang Transaksi Pengambilalihan Saham PT Binsar Natorang Energi --- a. Bahwa sebelum pengambilalihan saham PT Binsar

Natorang Energi oleh LG International Corp., saham dari PT Binsar Natorang Energi sejumlah 95.000 lembar saham atau setara dengan Rp. 9.500.000.000 (sembilan miliar lima ratus juta rupiah) dimiliki oleh PT Energy Jaya Persada dan 5000 lembar saham atau setara dengan Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) dimiliki oleh PT Bumi Sinergi Internasional (vide bukti penyelidikan C116). --- b. Bahwa total saham sebelum pengambilalihan saham

sebanyak 100.000 (seratus ribu) saham dengan total nominal setara Rp. 10.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah) (vide bukti penyelidikan C116). --- c. Bahwa dengan demikian komposisi pemegang saham dari

PT Binsar Natorang Energi sebelum pengambilalihan saham oleh LG International Corp. adalah 95% (sembilan puluh lima persen) saham dimiliki oleh PT Energy Jaya Persada dan 5% (lima persen) saham dimiliki oleh PT Bumi Sinergi Internasional (vide bukti penyelidikan B3, C116). --- d. Bahwa pada tanggal 17 April 2014, PT Binsar Natorang

Energi meningkatkan modal dasar dari Rp. 10.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah) menjadi Rp. 106.573.500.000 (seratus enam miliar lima ratus tujuh puluh tiga juta lima ratus ribu rupiah) (vide bukti penyelidikan C116). ---

e. Bahwa peningkatan modal dasar sebesar Rp. 106.573.500.000 (seratus enam miliar lima ratus tujuh

puluh tiga juta lima ratus ribu rupiah) terbagi atas 1.065.753 (satu juta enam puluh lima ribu tujuh ratus lima puluh tiga) lembar saham yang masing-masing saham bernilai Rp. 100.000 (seratus ribu rupiah) (vide bukti penyelidikan C116). ---

f. Bahwa peningkatan modal dasar sebesar Rp. 106.573.500.000 (seratus enam miliar lima ratus tujuh

(8)

Binsar Natorang Energi dengan menerbitkan saham baru sebesar 965.735 (sembilan ratus enam puluh lima ribu tujuh ratus tiga puluh lima) untuk diambil bagian oleh LG International Corp. dan para pemegang saham dengan rincian sebagai berikut (vide bukti penyelidikan C116): --- - LG International Corp. sejumlah Rp. 54.352.500.000

(lima puluh empat miliar tiga ratus lima puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) yang terdiri dari 543.525 (lima ratus empat puluh tiga ribu lima ratus dua puluh lima) lembar saham. --- - PT Energy Jaya Persada sejumlah Rp. 37.392.300.000

(tiga puluh tujuh miliar tiga ratus sembilan puluh dua juta tiga ratus ribu rupiah) yang terdiri dari 373.923 (tiga ratus tujuh puluh tiga ribu sembilan ratus dua puluh tiga) lembar saham. ---

- PT Bumi Sinergi Internasional sejumlah Rp. 4.828.700.000 (empat miliar delapan ratus dua

puluh delapan juta tujuh ratus ribu rupiah) yang terdiri dari 48.287 (empat puluh delapan ribu dua ratus delapan puluh tujuh) lembar saham. --- g. Bahwa dari modal dasar sebesar Rp. 106.573.500.000

(seratus enam miliar lima ratus tujuh puluh tiga juta lima ratus ribu rupiah) disetor atau ditempatkan penuh kepada persero oleh masing masing pemegang saham perseroan dengan cara sebagai berikut (vide bukti penyelidikan C116): - Rp. 10.000.000.000 (sepuluh miliyar rupiah)

merupakan setoran lama pemegang saham Perseroan; - Rp. 37.392.300.000 (tiga puluh tujuh miliar tiga ratus

sembilan puluh dua juta tiga ratus ribu rupiah) merupakan setoran saham hasil konversi utang berdasarkan perjanjian tanggal 16 April 2014 antara Perseroan dan PT Energi Jaya Persada. --- - Rp. 4.828.700.000 (empat miliar delapan ratus dua

(9)

- Rp. 6.598.900.000 (enam miliar lima ratus sembilan puluh delapan juta sembilan ratus ribu rupiah) merupakan setoran saham hasil konversi utang berdasarkan perjanjian tanggal 17 April 2014 antara Perseroan dan LG Internasional Corp. --- - Rp. 47.753.600.000 (empat puluh tujuh miliar tujuh

ratus lima puluh tiga juta enam ratus ribu rupiah) merupakan setoran tunai kedalam rekening Perseroan oleh LG International Corp. --- h. Bahwa komposisi kepemilikan saham perseroan setelah

pengambilalihan saham oleh LG International Corp. dan pemegang saham lainnya sebagai berikut (vide bukti penyelidikan B1, B3, C116): --- - LG International Corp. sejumlah 543.525 (lima ratus

empat puluh tiga ribu lima ratus dua puluh lima) saham dengan nilai nominal Rp. 54.352.500.000 (lima puluh empat miliar tiga ratus lima puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) atau sejumlah 51% (lima puluh satu persen). --- - PT Energy Jaya Persada sejumlah 468.923 (empat

ratus enam puluh delapan ribu sembilan ratus dua puluh delapan ribu sembilan ratus dua puluh tiga) saham dengan nilai nominal Rp. 46.892.300.000 (empat puluh enam miliar delapan ratus sembilan puluh dua juta tiga ratus ribu rupiah) atau sejumlah 44% (empat puluh empat persen). --- - PT Bumi Sinergi Internasional sejumlah 53.287 (lima

puluh tiga ribu dua ratus delapan puluh tujuh) saham dengan nilai nominal sebesar Rp. 5.328.700.000 (lima miliar tiga ratus dua puluh delapan juta tujuh ratus ribu rupiah) atau sejumlah 5% (lima persen).

(10)

4. Tentang Badan Usaha Pengambilalih --- a. Bahwa LG International Corp. merupakan badan usaha

yang melakukan pengambilalihan saham dengan dikuasainya 51% (lima puluh satu persen) saham dari PT Binsar Natorang Energi (vide bukti penyelidikan B1, B3). --- b. Bahwa LG International Corp. merupakan perusahaan yang

didirikan pada tanggal 1 November 1953 berdasarkan Hukum Negara Republik Korea Selatan (vide bukti penyelidikan B3, C115). --- c. Bahwa LG International Corp. terdaftar dalam bursa efek

Korea Selatan pada bulan Januari 1976 sebagai perusahaan perdagangan umum berdasarkan peraturan pemerintah Korea Selatan pada tanggal 12 November 1976. LG International Corp. melakukan bisnis di bidang ekspor impor, natural resources, pengembangan bisnis, energy, dan kegiatan usaha lainnya (vide bukti penyelidikan B3, C115). d. Bahwa susunan Direksi dan Komisaris dari LG

International Corp. saat ini terdiri dari 3 (tiga) Komisaris dan 6 (enam) Direktur (vide bukti penyelidikan B3). --- e. Bahwa komposisi Pemegang Saham dari LG International

Corp. adalah (vide bukti penyelidikan B3, C114, C115): --- 1. Pemegang Saham Umum (public shareholders) sebesar

60,32%. --- 2. Pemegang Saham Individual (Individual Major Shareholders) sekitar 27,95%. --- 3. Dana Pensiun Nasional (National Pension Services)

sebesar 11,73%. --- f. Bahwa terkait Pemegang Saham Individual, seluruh

(11)

g. Bahwa pengambilan keputusan perusahaan diserahkan sepenuhnya kepada rapat pemegang saham dan setiap saham memiliki hak suara yang sama (vide bukti penyelidikan B3). --- h. Bahwa total aset dan penjualan dari LG International Corp.

secara global dirinci sebagai berikut (vide bukti penyelidikan B3, C19, C20, C21): ---

Total 2011 2012 2013

Aset 38.737.502.720.000 44.766.423.660.000 56.304.999.635.000

Penjualan 109.656.778.560.000 115.527.616.680.000 139.379.159.870.000

i. Bahwa LG International Corp. melakukan kegiatan usaha di Indonesia sebelum mengakuisisi PT Binsar Natorang Energi melalui anak perusahaan (vide bukti penyelidikan B3, C19, C20, C21, C114): --- 7. PT Indonesia Renewable Resources. --- 8. PT Tutui Batubara Utama. --- j. Bahwa share saham yang dikuasai LG International Corp.

dari anak perusahaan yang berdomisili dan melakukan kegiatan bisnis di Indonesia adalah (vide bukti penyelidikan B3, C19, C20, C21):---

(12)

Makmur dijual setelah LG International Corp. mengambilalih saham PT Binsar Natorang Energi (vide bukti penyelidikan B3). ---- l. Bahwa kepemilikan saham oleh LG International Corp.

terhadap 8 (delapan) perusahaan tersebut yang melebihi 50%, menunjukkan LG International Corp. adalah sebagai Pengendali. --- m. Bahwa nilai aset dan penjualan LG International Corp.

secara global berdasarkan Laporan Keuangan Consolidated LG International Corp. and Its Subsidiaries adalah (vide

PT Mega Global Energy 341.714.240.000 1.067.564.960.000

PT Megaprima Persada 800.330.720.000 1.807.143.520.000

PT Ganda Alam Makmur 0 0

PT Green Global Lestari 178.979.360.000 0

PT Parna Argomas 473.614.400.000 29.423.520.000

PT Indonesia Renewable

Total 2.668.038.240.000 6.297.581.920.000

Perusahaan 2012

Asset Revenue

PT Batubara Global Energy

(13)

PT Mega Global Energy 240.062.550.000 0

PT Megaprima Persada 707.301.840.000 1.942.813.530.000

PT Ganda Alam Makmur 4.033.773.240.000 0

PT Green Global Lestari 462.706.230.000 0

PT Parna Argomas 709.559.340.000 40.734.330.000

PT Indonesia Renewable Resources

445.919.460.000 26.593.350.000

PT Tutui Batubara Utama

53.918.130.000 33.672.870.000

Total 6.955.646.460.000 5.134.963.680.000

Perusahaan

2013

Asset Revenue

PT Batubara Global Energy

661.794.035.000 3.456.215.105.000

PT Mega Global Energy 59.976.275.000 0

PT Megaprima Persada 973.670.665.000 1.997.689.075.000

PT Ganda Alam Makmur 5.602.014.985.000 0

PT Green Global Lestari 592.258.500.000 0

PT Parna Argomas 815.227.085.000 4.231.565.760.000

PT Indonesia Renewable Resources

220.093.880.000 25.803.075.000

PT Tutui Batubara Utama

39.807.160.000 0

Total 8.964.842.585.000 9.711.273.015.000

n. Bahwa total penjualan PT Parna Argomas senilai Rp. 4.231.565.760.000 diklarifikasi karena terdapat

kesalahan input dalam form notifikasi ke KPPU menjadi Rp. 421.715.760.000 berdasarkan laporan keuangan yang

sudah diaudit (vide bukti penyelidikan B3, C19, C20, C21); o. Bahwa nilai aset dan penjualan LG International Corp. yang

(14)

C69, C74, C75, C79, C80, C83, C84, C87, C88, C89, C90,

458.409.091.000 3.311.800.393.000

PT Mega Global Energy

280.904.744.000 1.088.881.891.000

PT Megaprima Persada

779.416.411.000 1.827.350.736.000

PT Ganda Alam

475.292.513.000 29.685.379.000

PT Indonesia Renewable Resources

446.784.665.960 19.432.384.511

PT Tutui

Batubara Utama

67.798.589.746 92.214.008.173

Total 3.381.013.742.706 6.369.364.791.684

Perusahaan

2012

Asset Revenue

PT Batubara Global Energy

462.212.561.000 2.842.110.260.000

PT Mega Global Energy

56.713.038.000 0

PT Megaprima Persada

696.200.729.000 1.786.288.444.000

PT Ganda Alam

707.272.266.000 37.452.028.000

PT Indonesia Renewable Resources

446.892.487.791 24.446.963.226

PT Tutui

Batubara Utama

47.436.739.736 30.960.482.516

Total 4.029.244.758.527 4.721.258.177.742

Perusahaan

2013

(15)

PT Batubara Global Energy

634.611.472.000 2.852.965.828.000

PT Mega Global Energy

58.995.956.000 0

PT Megaprima Persada

840.093.246.000 1.637.393.127.000

PT Ganda Alam

817.521.015.000 345.274.303.000

PT Indonesia Renewable Resources

223.286.014.313 21.128.629.614

PT Tutui

Batubara Utama

39.902.724.590 0

Total 3.936.036.509.903 4.856.761.887.614

p. Bahwa terdapat perbedaan nilai aset dan/atau nilai penjualan dari LG International Corp. berdasarkan Laporan Keuangan Consolidated LG International Corp. and Its Subsidiaries dengan Laporan Keuangan masing masing anak perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di Indonesia. --- 5. Tentang Badan Usaha yang Diambilalih --- a. Bahwa PT Binsar Natorang Energi adalah pelaku usaha

sebagai Badan Usaha yang diambilalih (vide bukti penyelidikan B1, B3, C116). --- b. Bahwa PT Binsar Natorang Energi merupakan perusahaan

yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Nomor 10 tanggal 06 Maret 2008 yang dibuat dihadapan Notaris Rusnaldy, S.H. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan Nomor AHU-21249.AH.01.01 tertanggal 25 April 2008 (vide bukti penyelidikan C111). ---- c. Bahwa Anggaran Dasar perusahaan PT Binsar Natorang

(16)

d. Bahwa kegiatan usaha PT Binsar Natorang Energi adalah Pembangunan Konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Air di Kabupaten Toba Samosir, Sumatra Utara (vide bukti penyelidikan C111). --- e. Bahwa nilai penjualan dan aset PT Binsar Natorang Energi

tahun 2011–2013 yang dinyatakan dalam rupiah adalah sebagai berikut (vide bukti penyelidikan B1, C11, C17): ---

Total 2011 2012 2013

Aset 19.461.497.632 45.020.033.643 67.972.486.971

Penjualan 0 0 0

f. Bahwa skema kepemilikan saham perusahaan PT Binsar Natorang Energi sebelum diambilalih adalah sebagai berikut (vide bukti penyelidikan C10): ---

PT GLOBAL MULTI INVESTAMA

PT GREEN VIEW INDONESIA

PT TITAN MULTI POWER PT BUMI TOBASA HIDRO

PT ENERGY JAYA PERSADA PT BUMI SINERGI

INTERNASIONAL

PT BINSAR NATORANG ENERGI

99,98%

99,99%

91,6%

95%

8,4%

5%

6. Tentang Badan Usaha Yang Terafiliasi dengan LG International Corp. --- a. PT Batubara Global Energy ---

(17)

AHU-00974.AH.01.01 tanggal 8 Januari 2008 (vide bukti penyelidikan C41, C70, C71). ---

- Bahwa Akta PT Batubara Global Energy telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir dilakukan melalui Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Batubara Global Energy Nomor 01 tanggal 03 Februari 2014 yang dibuat dihadapan Notaris Yunita Neni Susiandari, S.H., M.Kn. Perubahan akta tersebut telah dicatat oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan telah diberitahukan melalui surat No: AHU-AH.01.10-05903 perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT Batubara Global Energi tertanggal 20 Februari 2014 (vide bukti penyelidikan C38, C39). ---

- Bahwa komposisi pemegang saham PT Batubara Global Energi pada tahun 2007 adalah 99,9% dikuasai oleh LG International Corp. dan 0,1% dikuasai Young Jung Moon, sedangkan untuk tahun 2014, komposisi pemegang saham PT Batubara Global Energi menjadi 99,99% dikuasai oleh LG International Corp. dan 0,01% dikuasai oleh LG International Singapore Pte. Ltd (vide bukti penyelidikan C41, C70, C121). --- b. PT Mega Global Energy ---

- Bahwa PT Mega Global merupakan perusahaan yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Nomor 05 tanggal 08 Januari 2008 yang dibuat di hadapan Notaris Marlon Sitonga S.H. dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan tanggal 15 Februari 2008 Nomor AHU-07585.AH.01.01. (vide bukti penyelidikan C65, C101, C102). ---

(18)

Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Nomor AHU-AH.01.10-15297 (vide bukti penyelidikan C62, C63). ---

- Bahwa dalam akta perubahan No. 35 tertanggal 27 Oktober 2011 yang dbuat dihadapan Notaris H. Yunardi, S.H., pemegang saham PT Mega Global Energy adalah PT Batubara Global Energy 99,95%, LG Intenational Singapura PTE., LTD sebesar 0,05% (vide bukti penyelidikan B4, C99).---

- Bahwa PT Batubara Global Energi dikendalikan oleh LG International Corp. dengan penguasaan saham sebesar 99,99%. --- c. PT Megaprima Persada ---

- Bahwa PT Megaprima Persada merupakan perusahaan yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 24A tanggal 22 Desember 2006 yang dibuat di hadapan Notaris Dinah, S.H. dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan Nomor W7-05178.HT.01.01-TH.2007 tanggal 08 Mei 2007 (vide bukti penyelidikan C59, C60, C96). ---

- Bahwa anggaran dasar tersebut telah mengalami beberapa perubahan, perubahan terakhir melalui Akta Nomor 03 tanggal 02 April 2014 yang dibuat dihadapan Notaris Makmur Tridharma, S.H. (vide bukti penyelidikan C58).---

- Bahwa Pemegang Saham PT Megaprima Persada Energy sebelum pertengahan tahun 2014 (sebelum akuisisi PT Binsar Natorang Energi oleh LG International Corp.) adalah PT Batubara Global Energy 75% dan PT Multi Mining Utama 24,08%, serta Soebali Sudjie 0,02% berdasarkan akta Notaris No. 64 tanggal 26 Agustus

2011 yang dibuat dihadapan Notaris Surjadi, S.H. (vide bukti penyelidikan B5, C97). ---

(19)

d. PT Ganda Alam Makmur ---

- Bahwa PT Ganda Alam Makmur merupakan perusahaan yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Nomor 01 tanggal 03 Januari 2005 yang dibuat dihadapan Notaris Linaswati, S.H. Akta tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan Nomor

C-10451 HT.01.01.TH.2005 tanggal 18 April 2005 (vide bukti penyelidikan C23, C25, C91). ---

- Bahwa Anggaran Dasar PT Ganda Alam Makmur telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir dilakukan melalui Akta Notaris Nomor 05 tanggal 04 April 2014 yang dibuat dihadapan Notaris Arsin Effendy, S.H. (vide bukti penyelidikan C24). ---

- Bahwa Pemegang Saham PT Ganda Alam Makmur adalah LG International Corp. sebanyak 60% dan PT Titan Minning Indonesia sebanyak 40% berdasarkan Akta No. 22 tertanggal 19 Juli 2012 yang dibuat dihadapan Notaris Engawati Gazali. S.H. (vide bukti penyelidikan B6, C92).--- e. PT Green Global Lestari ---

- Bahwa PT Green Global Lestari merupakan perusahaan yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Nomor 65 tanggal 15 Desember 2009 yang dibuat dihadapan Notaris Robert Purba, S.H. Anggaran dasar tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tanggal 11 Januari 2010 Nomor AHU-01374.AH.01.01. (vide bukti penyelidikan C30, C66). ---

- Bahwa Anggaran Dasar PT Green Global Lestari telah mengalami beberapa perubahan, perubahan terakhir melalui Akta Nomor 105 tanggal 20 Desember 2011 yang dibuat dihadapan Notaris H. Warman, S.H. (vide bukti penyelidikan C67).---

(20)

dikuasai oleh LG International Corp. dan 0,05% dikuasai oleh Yong Won Lee. Sedangkan komposisi pemegang saham pada tahun 2014 berubah menjadi 99,99% dikuasai oleh LG International Corp. dan 0.01% dikuasai oleh Song Kwang Ryun (vide bukti penyelidikan C67, C122). --- f. PT Parna Agromas ---

- Bahwa PT Parna Agromas yang sebelumnya dikenal dengan PT Patriot Andalas merupakan perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Nomor 82 tanggal 12 November 1986 yang dibuat dihadapan Notaris SP. Henny Shidki, S.H. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 18 Mei 1987 Nomor C2-3770-HT.01.01.TH.1987 (vide bukti penyelidikan C57, C86). ---

- Bahwa PT Patriot Andalas berubah nama menjadi PT Parna Agromas berdasarkan Akta Notaris Nomor 92 tanggal 12 November 2004 yang dibuat dihadapan Notaris Esther Mercia Sulaiman, S.H. Perubahan anggaran dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

dalam Surat Keputusan Nomor

C-02741.HT.01.04.TH.2005 tanggal 01 Februari 2005 dan diumumkan dalam Berita Negara Nomor 98, Tambahan Nomor 12670 tanggal 09 Desember 2005 (vide bukti penyelidikan C55, C56). ---

- Bahwa Anggaran Dasar PT Parna Agromas telah mengalami beberapa perubahan, perubahan terakhir dilakukan melalui Akta Notaris Nomor 01 tanggal 03 Maret 2014 yang dibuat dihadapan Notaris Tanti Lena, S.H., MKn. Perubahan anggaran dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Surat Keputusan Nomor AHU-00690.40.20.2014 tanggal 17 April 2014 (vide bukti penyelidikan C51, C52).

(21)

sebanyak 95% dan nyonya Young Ly Hong sebanyak 5% berdasarkan Akta nNotaris No. 119 tertanggal 30 November 2011 yang dibuat dihadapan Notaris H. Warman, S.H. (vide bukti penyelidikan B7, C85). ---

- Bahwa PT Green Global Lestari dikendalikan oleh LG International Corp. dengan penguasaan saham sebesar 99,99%. --- g. PT Indonesia Renewable Resources ---

- Bahwa PT Indonesia Renewable Resources didirikan pada tanggal 13 Oktober 2009 berdasarkan Akta Notaris Nomor 48 yang dibuat dihadapan Notaris Robert Purba, S.H. dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tanggal 11 November 2009 dengan Surat Keputusan Nomor AHU-54783.AH.01.01 (vide bukti penyelidikan C82). ---

- Bahwa Akta PT Indonesia Renewable Resources telah mengalami beberapa perubahan, perubahan terakhir dilakukan melalui Akta Notaris Nomor 29 tanggal 21 Mei 2014 yang dibuat dihadapan Notaris Arsin Effendy, S.H. (vide bukti penyelidikan C81). ---

- Bahwa Pemegang Saham PT Indonesia Renewable Resources pada tahun 2014 (sebelum akuisisi PT Binsar Natorang Energi oleh LG International Corp.) adalah LG International Corp. sebesar 99,9%, dan Kim Sang Hwi sebesar 0,1% berdasarkan Akta Notaris Arsin Effendi, S.H. No. 29 tanggal 21 Mei 2014 (vide bukti penyelidikan B8, C81). --- h. PT Tutui Batubara Utama ---

(22)

- Bahwa Akta PT Tutui Batubara Utama telah mengalami beberapa perubahan, perubahan terakhir dilakukan melalui Akta Notaris Nomor 36 tanggal 05 April 2013 yang dibuat dihadapan Notaris Mala Mukti, S.H., LL.M. (vide bukti penyelidikan C78). ---

- Bahwa komposisi pemegang saham PT Tutui Batubara Utama pada tahun pendirian 2007 adalah 60% dikuasai oleh PT Kimco Energy Utama dan 40% dikuasai LG International Corp., sedangkan untuk tahun 2014, komposisi pemegang saham PT Tutui Batubara Utama menjadi 75% dikuasai oleh LG International Corp. dan 25% dikuasai oleh PT Kimco Energy Utama berdasarkan Akta Notaris Nomor 36 tanggal 05 April 2013 yang

dibuat dihadapan Notaris Mala Mukti, S.H., LL.M (vide bukti penyelidikan C78, C123). ---

7. Tentang Analisis Syarat Pemberitahuan Pengambilalihan kepada Komisi --- a. Batasan Nilai ---

- Bahwa Batasan Nilai untuk melakukan pemberitahuan Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan Komisi sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat (2) PP Nomor 57/2010 adalah: ---  Nilai aset badan usaha hasil penggabungan atau

peleburan atau pengambilalihan melebihi Rp. 2.500.000.000.000,00 (dua triliun lima ratus

miliar rupiah); dan/atau ---  Nilai penjualan (omzet) badan usaha hasil

penggabungan atau peleburan atau pengambilalihan melebihi Rp. 5.000.000.000.000,00 (lima triliun rupiah). ---

(23)

penjualan dan/atau aset dari seluruh badan usaha yang secara langsung maupun tidak langsung mengendalikan atau dikendalikan oleh Badan Usaha yang melakukan Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan (Perkom Nomor 2 Tahun 2013). ---

- Bahwa dengan demikian, nilai aset dan/atau nilai penjualan tidak hanya meliputi nilai aset dan/atau nilai penjualan dari perusahaan yang melakukan Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan, tetapi juga nilai aset dan/atau nilai penjualan dari perusahaan yang terkait secara langsung dengan perusahaan yang bersangkutan secara vertikal, yaitu induk perusahaan sampai dengan Badan Usaha Induk Tertinggi dan anak perusahaan sampai dengan anak perusahaan yang paling bawah (Perkom Nomor 2 Tahun 2013). ---

- Bahwa nilai aset dan/atau nilai penjualan Badan Usaha Tertinggi yang dihitung adalah nilai aset dan/atau nilai penjualan seluruh anak perusahaan. Hal ini dikarenakan secara ekonomi, nilai aset anak perusahaan merupakan nilai aset dari induk perusahaan (Perkom Nomor 2 Tahun 2013). ---

- Bahwa nilai aset yang dihitung adalah nilai aset yang berlokasi di wilayah Indonesia. Sama halnya dengan nilai penjualan, yang dihitung adalah nilai penjualan di wilayah Indonesia (tidak termasuk export), baik yang berasal dari dalam maupun penjualan yang bersumber dari luar wilayah Indonesia. Dalam hal ini, nilai aset atau nilai penjualan yang dihitung adalah nilai aset atau nilai penjualan seluruh anak perusahaan secara langsung atau tidak langsung dari Badan Usaha Induk Tertinggi (Perkom Nomor 2 Tahun 2013). ---

(24)

penjualan dan/atau asetnya dihitung berdasarkan rata rata nilai penjualan dan/atau aset 3 (tiga) tahun terakhir (Perkom Nomor 2 Tahun 2013). ---

- Bahwa total nilai aset dan/atau nilai penjualan 3 tahun terakhir dari LG International Corp yang dihitung berdasarkan penjumlahan nilai aset dan/atau nilai penjualan yang dinyatakan dalam rupiah dari anak perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di Indonesia adalah (vide bukti penyelidikan B4, B5, B6, B7, B8, C22, C31, C32, C33, C34, C35, C42, C43, C44, C45, C49, C50, C69, C74, C75, C79, C80, C83, C84, C87, C88, C89, C90, C94, C95, C103, C104, C107, C121, C122, C123): ---

Perusahaan

2011

Asset Revenue

PT Batubara Global Energy

458.409.091.000 3.311.800.393.000

PT Mega Global Energy

280.904.744.000 1.088.881.891.000

PT Megaprima Persada

779.416.411.000 1.827.350.736.000

PT Ganda Alam Makmur

299.635.910.000 0

PT Green Global Lestari

572.771.818.000 0

PT Parna Argomas

475.292.513.000 29.685.379.000

PT Indonesia Renewable Resources

446.784.665.960 19.432.384.511

PT Tutui

Batubara Utama

67.798.589.746 92.214.008.173

(25)

Perusahaan

2013

Asset Revenue

PT Batubara Global Energy

634.611.472.000 2.852.965.828.000

PT Mega Global Energy

58.995.956.000 0

PT Megaprima Persada

840.093.246.000 1.637.393.127.000

PT Ganda Alam

PT Parna Argomas 817.521.015.000 345.274.303.000 PT Indonesia

Renewable Resources

223.286.014.313 21.128.629.614

PT Tutui Batubara Utama

39.902.724.590 0

Total 3.936.036.509.903 4.856.761.887.614

- Bahwa total nilai aset dan/atau nilai penjualan tahun terakhir dari PT Binsar Natorang Energi yang dinyatakan dalam rupiah adalah sebagai berikut (vide bukti

462.212.561.000 2.842.110.260.000

PT Mega Global Energy

56.713.038.000 0

PT Megaprima Persada

696.200.729.000 1.786.288.444.000

PT Ganda Alam

PT Parna Argomas 707.272.266.000 37.452.028.000 PT Indonesia

Renewable Resources

446.892.487.791 24.446.963.226

PT Tutui Batubara Utama

47.436.739.736 30.960.482.516

(26)

- Bahwa perbedaan antara nilai penjualan dan/atau nilai aset tahun terakhir dengan nilai penjualan dan/atau aset tahun sebelumnya tidak signifikan (tidak terdapat selisih lebih besar dari 30%) dari badan usaha pengambilalih LG International Corp. ---

Perbedaan 2012-2013

Aset Penjualan

2,26% 2,87%

- Bahwa perbedaan antara nilai penjualan dan/atau nilai aset tahun terakhir dengan nilai penjualan dan/atau aset tahun sebelumnya signifikan (terdapat selisih lebih besar dari 30%) dari badan usaha yang diambil alih PT Binsar Natorang Energi. ---

Perbedaan 2012-2013

Aset Penjualan

50,98 % 0

- Bahwa dengan demikian nilai penjualan dan/atau asetnya dihitung berdasarkan rata rata nilai penjualan dan/atau aset 3 (tiga) tahun terakhir dari badan usaha pengambilalih dengan badan usaha yang diambilalih. ----

- Bahwa rata rata nilai aset dan/atau nilai penjualan 3 (tiga) tahun terakhir dari Badan Usaha Pengambilalih LG International Corp. adalah: ---

Total 2011 2012 2013

Aset 19.461.497.632 45.020.033.643 67.972.486.971

(27)

Anak Perusahaan Rata Rata Aset 3 Tahun Terakhir

PT Mega Global Energy 132.204.579.333 362.960.630.333 PT Megaprima Persada 771.903.462.000 1.750.344.102.333 PT Ganda Alam

PT Parna Argomas 666.695.264.667 137.470.570.000

PT Indonesia

Total 3.782.765.003.712 5.315.794.952.347

- Bahwa rata rata nilai aset dan/atau nilai penjualan 3 (tiga) tahun terakhir dari Badan yang diambilalih PT Binsar Natorang Energi adalah: ---

- Bahwa nilai penjualan gabungan dari badan usaha pengambilalih dengan badan usaha yang diambilalih sebesar Rp. 5.315.794.952.347 (lima triliun tiga ratus lima belas miliar tujuh ratus sembilan puluh empat juta sembilan ratus lima puluh dua ribu tiga ratus empat puluh tujuh rupiah) telah melebihi batasan nilai penjualan Rp. 5.000.000.000.000,00 (lima triliun rupiah). ---

- Bahwa nilai aset gabungan dari badan usaha pengambilalih dengan badan usaha yang diambilalih sebesar Rp. 3.826.916.343.127 (tiga triliun delapan ratus dua puluh enam miliar sembilan ratus enam belas juta tiga ratus empat puluh tiga ribu seratus dua puluh

tujuh rupiah) telah melebihi batasan nilai aset Rp. 2.500.000.000.000,00 (dua triliun lima ratus miliar

(28)

Total Aset Total Penjualan

LG International Corp.

3.782.765.003.712 5.315.794.952.347

PT Binsar Natorang Energi

44.151.339.415 0

Total 3.826.916.343.127 5.315.794.952.347

- Bahwa dengan adanya frasa kata hubung “dan atau”

pada batasan nilai sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat (2) PP Nomor 57/2010 memiliki arti bersifat kumulatif maupun sifat fakultatif yang berati bisa keduanya atau salah satunya. ---

- Bahwa dengan melebihinya nilai aset dan/atau nilai penjualan gabungan dari badan usaha pengambilalih dengan badan usaha yang diambilalih dari batasan nilai, maka LG International Corp. memiliki kewajiban untuk melakukan pemberitahuan Pengambilalihan saham kepada KPPU. --- b. Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilaihan antara

Perusahaan yang tidak Terafiliasi ---

- Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 7 PP Nomor 57/2010 diatur bahwa kewajiban menyampaikan pemberitahuan secara tertulis tidak berlaku bagi Pelaku Usaha yang melakukan Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham antarperusahaan yang terafiliasi. ---

- Bahwa berdasarkan penjelasan Pasal 7 PP Nomor 57/2010, yang dimaksud dengan “terafiliasi” adalah: ----

a. hubungan antara perusahaan, baik langsung maupun tidak langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut. --- b. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang

dikendalikan, baik langsung maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau ---

c. hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama. ---

(29)

pemberitahuan secara tertulis ini berlaku atau tidak bagi LG International Corp. ---

- Bahwa komposisi Pemegang Saham dari Badan Usaha Pengambilalih LG International Corp. adalah (vide bukti penyelidikan B3, C114, C115): --- 1. Pemegang Saham Umum (public shareholders)

sebesar 60,32%. --- 2. Pemegang Saham Individual (Individual Major

Shareholders) sekitar 27,95%.--- 3. Dana Pensiun Nasional (National Pension Services)

sebesar 11,73%. ---

- Bahwa LG International Corp. melakukan kegiatan usaha di Indonesia sebelum mengakuisisi PT Binsar Natorang Energi melalui anak perusahaan (vide bukti penyelidikan B3, C19, C20, C21, C114): ---

1. PT Batubara Global Energy. --- 2. PT Mega Global Energy. --- 3. PT Megaprima Persada. --- 4. PT Ganda Alam Makmur. --- 5. PT Green Global Lestari. --- 6. PT Parna Argomas. --- 7. PT Indonesia Renewable Resources.--- 8. PT Tutui Batubara Utama. ---

- Bahwa komposisi Pemegang Saham dari Badan Usaha yang diambilalih PT Binsar Natorang Energi sebelum pengambilalihan adalah (vide bukti penyelidikan B3, C116): ---

1. PT Bumi Sinergi International sebesar 5%. --- 2. PT Energi Jaya Persada sebesar 95%. ---

- Bahwa berdasarkan komposisi kepemilikan saham dari kedua perusahaan tersebut tidak ditemukan hubungan afiliasi sebelum pengambilalihan saham (vide bukti penyelidikan B3, C116). ---

- Bahwa dengan demikian maka kewajiban

(30)

d. Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilaihan pada perusahaan Joint Venture ---

- Bahwa dalam hal terjadi perubahan pengendali baik dari nilai saham dan atau jumlah pengendali perusahaan Joint Venture yang dikarenakan adanya tindakan Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan, maka tindakan tersebut tidak dikecualikan dari PP Nomor 57/2010. ---

- Bahwa PT Binsar Natorang Energi bukan merupakan perusahaan Joint Venture dari LG International Corp. maupun anak perusahaannya (vide bukti penyelidikan C116). --- e. Analisis Waktu Pemberitahuan ---

- Bahwa pelaku usaha harus melakukan pemberitahuan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan telah berlaku efektif secara yuridis (Perkom Nomor 2 Tahun 2013). ---

- Bahwa Tanggal Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan telah berlaku efektif secara yuridis untuk badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas, sesuai dengan ketentuan dalam pasal 133 UU Nomor 40/2007 pada bagian penjelasan adalah tanggal (Perkom Nomor 2 Tahun 2013): ---  Persetujuan Menteri atas perubahan Anggaran

Dasar dalam terjadi Penggabungan. ---  Pemberitahunan diterima Menteri baik dalam hal

terjadi perubahaan Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3) UU Nomor 40/2007 maupun yang tidak disertai perubahaan Anggaran Dasar; dan ---  Pengesahaan Menteri atas Akta Pendirian Perseroan

Terbatas dalam hal terjadi Peleburan. ---

(31)

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal ditandatanganinya pengesahan Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan oleh para pihak. Adapun tanggal pengesahaan adalah tanggal efektif suatu badan usaha bergabung, melebur dan beralihnya kepemilikan salah di perusahaan yang diambilalih (Perkom Nomor 2 Tahun 2013). ---

- Bahwa terkait layanan permohonan badan hukum di Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan HAM digolongkan menjadi (vide bukti penyelidikan B2): --- 1. Pengesahan untuk pendirian baru. --- 2. Perubahan anggaran dasar tertentu, berdasarkan UU

Nomor 40 tahun 2007 pasal 21 ayat (1) dan ayat (2). Perubahan anggaran dasar tertentu harus mendapat persetujuan Menteri. --- 3. Pemberitahuan anggaran dasar selain pasal 21 ayat

(2) UU Nomor 40 tahun 2007, pemberitahuan anggaran dasar ini cukup diberitahukan kepada Menteri jadi tidak diperlukan persetujuan Menteri dan perubahan data (Direksi/Komisaris, pengalihan saham). --- 4. Pembubaran. ---

- Bahwa berdasarkan pasal 21 ayat 2 UU Nomor 40 tahun 2007 persetujuan oleh Menteri tersebut meliputi (vide bukti penyelidikan B2): --- 1. Nama perseroan, dan atau tempat kedudukan

perseroan. --- 2. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan. 3. Jangka waktu berdirinya perseroan. --- 4. Besarnya modal dasar. --- 5. Pengurangan modal ditempatkan dan disetor. --- 6. Status perseroan yang ditutup menjadi perseroan

(32)

- Bahwa pemberlakuan secara efektif untuk pengesahan, pendirian baru, perubahan anggaran dasar tertentu, perubahan anggaran dasar selain Pasal 21 ayat 2 UU Nomor 40 tahun 2007, diatur sejak pengesahan atau persetujuan Menteri sedangkan untuk perubahan data perusahaan tidak diatur secara jelas dalam undang-undang tersebut. Namun dalam Pasal 29 UU Perseroan Terbatas diatur bahwa Menteri mempunyai kewajiban mengelola daftar perseroan (nama Pemegang Saham, Direksi/Komisaris) dan dalam Pasal 56 ayat (3) UU Perseroan Terbatas, Direktur wajib melaporkan kepada Menteri Hukum dan HAM terkait perubahan tersebut. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa berlaku efektif perubahan data perseroan berlaku sejak diterbitkannya surat penerimaan pemberitahuan perubahaan data perseroan terbatas oleh Menteri Hukum dan HAM (vide bukti penyelidikan B2). ---

- Bahwa berdasarkan Surat Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia nomor AHU-13441.40.22.2014 tanggal 12 Juni 2014 perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Bahwa perubahaan akta karena akuisisi saham masuk dalam kategori perubahan data perusahaan karena terdapat perubahan saham dari perusahaan tersebut (vide bukti penyelidikan B2). ---

- Bahwa data Perseroan PT Binsar Natorang Energi, diketahui bahwa pengambilalihan saham perusahaan PT Binsar Natorang Energi oleh LG International Corp. berlaku efektif secara yuridis pada tanggal 12 Juni 2014 (vide bukti penyelidikan C4). ---

- Bahwa LG International Corp. melakukan Pemberitahuan secara tertulis ke KPPU terkait pengambilalihan saham perusahaan PT Binsar Natorang Energi oleh LG International Corp. pada tanggal 27 Agustus 2014 (vide bukti penyelidikan C17). ---

(33)

Binsar Natorang Energi seharusnya diberitahukan kepada Komisi paling lambat pada tanggal 23 Juli 2014.

Hari

- Bahwa LG International Corp. terlambat melakukan pemberitahuan kepada KPPU selama 20 (dua puluh) hari kerja. ---

Hari ke

Tanggal/Bulan Hari ke Tanggal/Bulan

1 24/Juli 11 14/Agustus

- Bahwa sebagai catatan terdapat libur hari raya Idul Fitri pada tanggal 28–29 Juli 2014 dan cuti bersama tanggal 30–31 Juli 2014 dan 01 Agustus 2014.---

(34)

05/SKB/MENPAN-RB/08/2013 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama tahun 2014 (vide bukti penyelidikan C124). ---- 8. Tentang Analisis Pemenuhan Unsur --- a. Bahwa untuk membuktikan bahwa LG International

Corp. melanggar Pasal 29 UU Nomor 5/1999 jo. Pasal 6 PP Nomor 57/2010, terlebih dahulu dilakukan analisis pemenuhan Pasal.--- b. Bahwa unsur-unsur Pasal 29 ayat (1) UU Nomor 5/1999

adalah sebagai berikut: ---

- Penggabungan atau peleburan badan usaha, atau pengambilalihan saham. ---

- Nilai aset dan atau nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu.---

- Wajib diberitahukan kepada Komisi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penggabungan, peleburan atau pengambilalihan tersebut. ---

c. Unsur “Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha, atau

pengambilalihan saham” ---

- Bahwa dalam unsur ini terdapat kata hubung “atau”.

- Bahwa dengan demikian, maka dalam unsur ini, cukup salah satu dari: “Penggabungan”, atau

“Peleburan Badan Usaha”, atau “Pengambilalihan

saham” terpenuhi, maka telah terpenuhi unsur ini. ----

- Bahwa pada tanggal 27 Agustus 2014, KPPU menerima pemberitahuan dari LG International Corp. yang melakukan Pengambilalihan saham (akuisisi) PT Binsar Natorang Energi (vide bukti penyelidikan C17).

- Bahwa dengan demikian unsur pengambilalihan saham telah terpenuhi. ---

d. Unsur “nilai aset dan atau nilai penjualannya melebihi

jumlah tertentu” ---

(35)

ayat (1) tersebut diatas, diatur dalam Peraturan Pemerintah. ---

- Bahwa sebagai peraturan pelaksana dari ketentuan Pasal 29 UU Nomor 5/1999 tersebut di atas, Pemerintah telah menerbitkan PP Nomor 57/2010 yang didalamnya memuat mengenai nilai aset dan/atau nilai penjualan yang melebihi jumlah tertentu. ---

- Bahwa nilai aset dan atau nilai penjualan melebihi jumlah tertentu diatur dalam Pasal 5 ayat (2) PP Nomor 57/2010 yang menentukan: ---  nilai aset sebesar Rp.2.500.000.000.000,00 (dua

triliun lima ratus miliar rupiah); dan/atau ---  nilai penjualan sebesar Rp.5.000.000.000.000,00 (lima triliun rupiah). ---

- Bahwa nilai aset dan/atau nilai penjualan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) PP Nomor 57/2010 tersebut di atas dihitung berdasarkan penjumlahan nilai aset dan/atau nilai penjualan dari:  Badan Usaha hasil Penggabungan, atau Badan

Usaha hasil Peleburan, atau Badan Usaha yang mengambilalih saham perusahaan lain dan Badan Usaha yang diambilalih; dan ---  Badan Usaha yang secara langsung maupun tidak langsung mengendalikan atau dikendalikan oleh Badan Usaha hasil Penggabungan, atau Badan Usaha hasil Peleburan, atau Badan Usaha yang mengambilalih saham perusahaan lain dan Badan Usaha yang diambilalih.---

- Bahwa penghitungan nilai aset dan/atau nilai penjualan tersebut di atas untuk mengetahui apakah nilai aset dan atau nilai penjualan melebihi jumlah tertentu. ---

- Bahwa nilai aset dan atau nilai penjualan tersebut menjadi hal menentukan apakah Pelaku Usaha wajib atau tidak wajib untuk melaporkan ke KPPU. ---

- Bahwa dengan adanya frasa kata hubung “dan atau”

(36)

fakultatif yang berarti bisa keduanya atau salah satunya. ---

- Bahwa dengan demikian, yang menjadi faktor utama dari unsur ini adalah melebihi atau tidak melebihi jumlah tertentu yang telah ditentukan tersebut di atas.

- Bahwa berdasarkan ketentuan penghitungan nilai aset dan/atau nilai penjualan diperoleh fakta-fakta bahwa nilai aset dan/atau nilai penjualan badan usaha pengambilalih dengan badan usaha yang diambilalih sebesar Rp. 3.826.916.343.127 untuk nilai aset dan Rp. 5.315.794.952.347 untuk nilai penjualan. ---

- Bahwa dengan demikian pengambilalihan saham oleh LG International Corp. telah melebihi jumlah tertentu sebagaimana diatur dalam Pasal 5 PP Nomor 57/2010.

- Bahwa dengan demikian unsur “nilai aset melebihi

jumlah tertentu” dan unsur “nilai penjualan melebihi

jumlah tertentu” telah terpenuhi. --- e. Unsur “wajib diberitahukan kepada Komisi

selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal

penggabungan, peleburan atau pengambilalihan tersebut”

- Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 5 ayat (1) PP Nomor 57/2010 diatur bahwa pemberitahuan Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan lain yang berakibat nilai aset dan/atau nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu wajib diberitahukan secara tertulis kepada KPPU paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal telah berlaku efektif secara yuridis Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan. ---

- Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut, maka pemberitahuan wajib dilakukan: ---  secara tertulis. ---  paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak berlaku efektif.  berlaku efektif secara yuridis. ---

(37)

terkait Pengambilalihan Saham PT Binsar Natorang Energi (vide bukti penyelidikan C17). ---

- Bahwa dengan adanya frasa kata “sejak” maka

memiliki arti penghitungan 30 (tiga puluh) hari dihitung sejak tanggal berlaku efektif secara yuridis.

- Bahwa berdasarkan ketentuan UU Nomor 40/2007, tanggal telah berlaku efektif secara yuridis adalah 12 Juni 2014 sejak diterbitkannya Surat Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU-13441.40.22.2014 tanggal 12 Juni 2014 perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT Binsar Natorang Energi (vide bukti penyelidikan C4). ---

- Bahwa berdasarkan telah berlaku efektif secara yuridis perubahan data perseroan PT Binsar Natorang Energi, maka Terlapor harus sudah melaporkan kepada KPPU selambat-lambatnya pada tanggal 23 Juli 2014. ---

- Bahwa LG International Corp. terlambat melakukan pemberitahuan kepada KPPU selama 20 (dua puluh) hari kerja.---

Hari ke

Tanggal/Bulan Hari ke

Tanggal/Bulan

1 24/Juli 11 14/Agustus

2 25/Juli 12 15/Agustus

3 4/Agustus 13 18/Agustus

4 5/Agustus 14 19/Agustus

5 6/Agustus 15 20/Agustus

6 7/Agustus 16 21/Agustus

7 8/Agustus 17 22/Agustus

8 11/Agustus 18 25/Agustus

9 12/Agustus 19 26/Agustus

10 13/Agustus 20 27/Agustus

- Bahwa dengan demikian unsur “wajib diberitahukan

kepada Komisi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Penggabungan, Peleburan atau

Pengambilalihan tersebut” tidak dipenuhi oleh LG.

International Corp. --- f. Bahwa Pasal 6 PP Nomor 57/2010 berbunyi sebagai

berikut: “Dalam hal Pelaku Usaha tidak menyampaikan

(38)

dalam pasal 5 ayat (1) dan ayat (3), Pelaku Usaha

dkenakan sanksi berupa denda administratif sebesar Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) untuk setiap

hari keterlambatan, dengan ketentuan denda administratif secara keseluruhan paling tinggi sebesar Rp. 25.000.000.000,00 (dua puluh lima milyar rupiah)”. - g. Bahwa Pasal 6 PP Nomor 57/2010 mengatur mengenai

sanksi terhadap pelaku usaha yang melakukan keterlambatan pemberitahuan Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan kepada KPPU. --- h. Bahwa berdasarkan analisis sebagaimana dijabarkan

diatas, LG International Corp. telah melakukan pelanggaran terhadap Pasal 29 UU Nomor 5/1999, oleh karena itu Pasal 6 PP Nomor 57/2010 telah dapat dikenakan kepada LG International Corp. --- 12. Menimbang bahwa pada tanggal 28 Maret 2016 yang dihadiri oleh

Investigator dan Terlapor, Majelis Komisi melaksanakan Sidang Majelis Komisi II Pemeriksaan Pendahuluan dengan agenda Penyerahan Tanggapan Terlapor atas Laporan Keterlambatan Pemberitahuan serta mengajukan daftar alat bukti berupa nama Saksi, nama Ahli, dan/atau dokumen lainnya (vide bukti B2): --- 13. Menimbang bahwa pada Sidang Majelis Komisi tanggal 28 Maret 2016,

Terlapor menyerahkan Tanggapan terhadap Laporan Keterlambatan Pemberitahuan yang pada pokoknya berisi hal-hal sebagai berikut (vide bukti T1.3): --- 1. Bahwa LG International Corp. adalah perusahaan yang

menggunakan brand dan merek LG yang telah dikenal secara luas dan telah mendunia. Dalam menjalankan bisnisnya, LG International Corp. telah membuat aturan disiplin internal (code of conduct) yang sangat ketat yang mewajibkan seluruh elemen dan personal LG International Corp. untuk tunduk dan patuh atas setiap hukum dan peraturan yang berlaku. Hal ini dikenal dengan

sebutan manajemen “Jeong-Do” (atau dalam terjemahan bahasa

Inggris adalah manajemen “Right Way”) yang mengatur seluruh

(39)

International Corp.. Sebagai pelaksanaan nilai-nilai dari manajemen Jeong-Do, LG International Corp. telah sukses dan berhasil melalui pengembangan kemampuan secara konstan dan berkesinambungan berdasarkan manajemen yang beretika. LG International Corp. telah berupaya secara maksimal untuk memajukan manajemen yang mandiri serta memiliki tanggung jawab yang melekat. Perlu kami tekankan bahwa manajemen LG International Corp. sangat menghargai dan menghormati hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia dan berusaha keras untuk selalu mematuhi dan mengikuti setiap peraturan yang ada termasuk dalam hal ini Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yang implementasi dan pelaksanaannya diawasi oleh KPPU. - 2. Bahwa pada tahun 2014, manajemen LG International Corp.

diundang dan LG International Corp. tertarik untuk berinvestasi di Indonesia. LG International Corp. melihat bahwa PT Binsar

Natorang Energi (“BNE”) dengan Hasang Hydro Power Project (“Hasang Project”) adalah salah satu perusahaan yang potensial

(40)

untuk mengajukan pemberitahuan kepada KPPU, hal tersebut telah terlambat. Namun, LG International Corp. dengan itikad baik tetap berupaya melakukan seluruh upaya terbaiknya untuk tunduk dan patuh pada peraturan tersebut meskipun terlambat. Perlu LG International Corp. tekankan bahwa LG International Corp. tidak memiliki agenda tersembunyi, niatan dan tujuan tertentu untuk dengan sengaja melakukan pemberitahuan kepada KPPU dengan terlambat. Akan tetapi, LG International Corp. tetap tunduk dan patuh kepada peraturan dan hukum yang berlaku di Indonesia dengan mengajukan pemberitahuan ke KPPU walaupun terlambat menyampaikan pemberitahuan tersebut. Apabila LG International Corp. sebagai pihak yang berupaya mematuhi hukum, dihukum untuk membayar denda keterlambatan secara maksimal oleh KPPU hal ini akan berdampak serius terhadap kemampuan finansial LG International Corp. dalam mendukung BNE membangun Proyek Hasang secara utuh dan menyeluruh. LG International Corp. benar-benar ingin sekali mencapai kesuksesan dan tanpa hambatan dalam bentuk apapun dalam melaksanakan Proyek Hasang yang merupakan salah satu program fast track pemerintah Indonesia. Secara singkat, Terlapor perlu sampaikan pembelaan dan alasan LG International Corp. yang terlambat dalam penyampaian pemberitahuan ke KPPU sehubungan dengan pengambilalihan saham BNE, antara lain LG International Corp.:---

1. Bahwa dengan tidak sengaja terlambat menyampaikan laporan atas pengambilalihan saham BNE. LG International Corp. dengan itikad baik tetap melakukan pemberitahuan kepada KPPU setelah pengambilalihan BNE berlaku efektif. --- 2. Bahwa LG International Corp. memiliki kendala waktu yang

tidak sedikit dalam mempersiapkan dan melengkapi dokumen yang disyaratkan oleh KPPU sehubungan dengan pemberitahuan, termasuk daripadanya untuk mempersiapkan Surat Kuasa yang harus dibuat dihadapan Notaris dan dikonsularisasi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Korea Selatan. ---

(41)

khusus dan sah untuk memohon pengesampingan sanksi atau sanksi yang sangat minimum kepada LG International Corp. karena LG International Corp. berkontribusi dalam program fast track pembangkit listrik yang didukung oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk menyediakan kebutuhan energi nasional dan secara langsung telah berkontribusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal dan Indonesia. ---

1. Alasan Pertama --- a. Bahwa LG International Corp. dengan tidak sengaja terlambat

mengajukan pemberitahuan atas pengambilalihan saham BNE namun LG International Corp. dengan itikad baik tetap melakukan pemberitahuan kepada KPPU setelah pengambilalihan BNE berlaku efektif. ---

b. Bahwa LG International Corp. dapat sampaikan bahwa keterlambatan LG International Corp. dalam melakukan pemberitahuan pengambilalihan saham BNE kepada KPPU bukanlah hal yang disengaja. LG International Corp. tidak memiliki intensi tersembunyi atau apapun sehubungan dengan keterlambatan ini. Pada awalnya LG International Corp. menganggap bahwa penyampaian pemberitahuan kepada KPPU sehubungan dengan pengambilalihan saham BNE tidak wajib karena LG International Corp. beranggapan bahwa batasan nilai (threshold) transaksi yang diwajibkan untuk diberitahukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan tidak terpenuhi. --- c. Bahwa awalnya, LG International Corp. berpandangan batasan

(42)

International Corp. pada awalnya tidak memahami batasan nilai akuisisi yang wajib untuk diberitahukan kepada KPPU. --- d. Bahwa walaupun LG International Corp. telah mengambil alih 51% saham BNE dari total saham yang diterbitkan BNE, perlu dicatat bahwa LG International Corp. tidak mengontrol BNE secara penuh. BNE secara bersama-sama dikelola oleh LG International Corp. dan Titan Group sebagai mitra bisnis LG International Corp. dan pemegang saham lainnya dari BNE. --- e. Bahwa terlebih lagi, LG International Corp. adalah pemain baru di bisnis pembangkit listrik dan BNE tidak memiliki pasar yang dominan di bisnis pembangkit tenaga listrik di Indonesia. Setelah transaksi akuisisi terjadi, LG International Corp. dan pemegang saham yang sudah ada juga masih menjalankan bisnis dan kegiatan operasional perusahaan secara bersama-sama. Akuisisi ini bukan merupakan akuisisi dimana pihak pengakuisisi memiliki kontrol mutlak atas bisnis dan operasi dari BNE. Akuisisi BNE tidak menyebabkan atau memicu monopoli atau praktik usaha tidak sehat dalam bentuk apapun berdasarkan hukum persaingan usaha Indonesia. --- f. Bahwa LG International Corp. terlambat menyadari bahwa

meskipun akuisisi BNE tidak menyebabkan atau memicu tindakan monopoli atau praktik usaha tidak sehat di Indonesia batasan nilai (threshold) akuisisi pemberitahuan tetap berlaku dan penghitungannya bukan hanya berlaku atas aset nasional dan/atau turnovers dari BNE saja, sangat disayangkan jangka waktu pemberitahuan sepanjang 30 (tiga puluh) hari kerja setelah akuisisi efektif telah lewat waktu. --- 2. Alasan Kedua --- a. Bahwa LG International Corp. membutuhkan waktu yang tidak

sedikit dalam mempersiapkan dan melengkapi dokumen yang disyaratkan oleh KPPU sehubungan dengan pemberitahuan.--- b. Bahwa sedangkan LG International Corp. juga memiliki kendala

(43)

dalam melakukan pemberitahuan kepada KPPU, termasuk daripadanya Laporan Keuangan BNE, anak-anak perusahaan tertentu dan surat kuasa. --- c. Bahwa berdasarkan alasan-alasan di atas, sebagaimana yang

akan kami mohonkan juga pada akhir surat jawaban ini, kami memohon kepada Majelis Komisi untuk mengesampingkan denda atas keterlambatan pemberitahuan ke KPPU atau setidak-tidaknya memberikan denda yang sangat minimum sehubungan dengan keterlambatan pemberitahuan atas akuisisi BNE. --- Permohonan LG International Corp. untuk pengenyampingan atau permohonan untuk denda minimum adalah berdasarkan: ---

1. Alasan Pertama atas Pengesampingan Denda atau Permohonan Denda Minimum --- a. Bahwa LG International Corp. telah berkontribusi dalam

mendukung program percepatan pembangunan tenaga listrik guna memenuhi kebutuhan energi nasional dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. --- b. Bahwa LG International Corp. mohon perhatian Majelis Komisi

(44)

program ini akan menopang pembangunan dan memacu pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia dengan tingkat pertumbuhan sebesar 6% pertahunnya. --- c. Bahwa sebagai pelaku usaha yang mendukung program

pemerintah Indonesia, LG International Corp. berhak didukung dan berhak atas perlindungan hukum karena LG International Corp. telah melakukan kewajiban hukum yang ditentukan di dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. --- d. Bahwa LG International Corp. melalui anak perusahaannya

telah melakukan aksi yang konkrit untuk membantu perekonomian setempat, antara lain: (i) merekrut tenaga kerja lokal yang akan ditempatkan di sekitar pembangkit listrik, dan (ii) membeli dan menggunakan bahan baku pendukung dari masyarakat setempat atau supplier lokal guna mendukung perekonomian setempat. --- e. Bahwa LG International Corp. tidak sengaja terlambat dalam

melakukan pemberitahuan kepada KPPU. Lebih lanjut sangat tidak logis LG International Corp. untuk sengaja membuang-buang uang yang seharusnya dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan bisnis pembangkit listrik di Indonesia untuk membayar denda keterlambatan pemberitahuan. --- 2. Alasan Kedua atas Pengesampingan Denda atau Permohonan Denda

Minimum --- a. Bahwa Pendapat KPPU terkait konsultasi dan pemberitahuan

yang disampaikan Terlapor menyatakan tidak terdapat dugaan praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat yang diakibatkan oleh pengambilalihan saham BNE. --- b. Bahwa perlu LG International Corp. sampaikan bahwa KPPU

(45)

“IX. KESIMPULAN ---

9.5 Bahwa dengan adanya Power Purchase Agreement antara

PT Binsar Natorang Energi dengan PT PLN (Persero) yang

menyatakan seluruh energi listrik yang dihasilkan oleh PT

Binsar Natorang Energi dijual seluruhnya kepada PT PLN

(Persero) dengan harga yang telah disepakati menunjukkan

PT Binsar Natorang Energi tidak memiliki kekuatan untuk

melakukan praktek monopoli dan/atau persaingan usaha

tidak sehat. ---

X. PENDAPAT KOMISI --- Berdasarkan kesimpulan di atas, Komisi berpendapat tidak

terdapat dugaan praktek monopoli dan/atau persaingan

usaha tidak sehat yang diakibatkan oleh pengambilalihan

saham perusahaan PT Binsar Natorang Energi oleh LG

International Corp.” --- c. Bahwa berdasarkan pendapat KPPU di atas, jelas terbukti

pengambilalihan saham BNE oleh LG International Corp. tidak terdapat dugaan praktek monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat. Hal ini penting dicatat, bahwa LG International Corp. adalah pelaku usaha yang beritikad baik dalam menjalankan bisnisnya di Indonesia. Hal ini dapat dilihat berdasarkan penilaian KPPU yang berpendapat bahwa transaksi yang LG International Corp. lakukan tidak melanggar hukum persaingan usaha. --- d. Bahwa sifat persaingan dalam industri pembangkit listrik adalah

competition for the market dimana LG International Corp. dan pelaku usaha lain akan bersaing ketat untuk masuk ke pasar pembangkit listrik. --- 3. Putusan-putusan KPPU mempertimbangkan alasan-alasan pelaku

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT.TELKOM, maka solusi yang paling tepat untuk mengatasi permasalahan yang sedang terjadi pada perusahaan

KIK EBA mentransfer hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung liabilitas untuk membayar arus kas yang diterima

Berdasarkan hasil uji statistik dapat diketahui bahwa p value (0,000) < α (0,05) maka H 0 ditolak yang berarti ada pengaruh antara sikap, norma subyektif dan perceived

Pelatihan ini dilakukan untuk mencegah petugas dari penularan yang dapat ditimbulkan dari berbagai macam jenis infeksi melalui kegiatan yang dilakukan di rumah sakit. Pelatihan

Berdasarkan hasil pengujian yang semuanya sangat signifikan maka hipotesis yang menyatakan bahwa “ kesegaran jasmani dan motivasi belajar siswa putra secara

Alternatif kebijakan yang direkomendasikan untuk pengelolaan lingkungan dan sumberdaya air di Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Bantul adalah

Hal tersebut karena Selat Makassar memenuhi kaidah OTEC, dimana termasuk kategori laut dalam dan berada di equator yang memiliki suhu permukaan yang hangat dan konstan, serta