• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkara Nomor 02KPPU M2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perkara Nomor 02KPPU M2014"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

P U T U S A N

Perkara Nomor 02/KPPU-M/2014

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang

memeriksa Perkara Nomor 02/KPPU-M/2014 telah mengambil Putusan tentang Dugaan Pelanggaran Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 juncto Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 terkait Pengambilalihan Saham PT. Subafood Pangan Jaya oleh PT. Balaraja Bisco Paloma,yang dilakukan oleh: ---

Terlapor, PT Balaraja Bisco Paloma, berkedudukan di Kampung Pasir Kalong RT 002/001

Desa Cibadak, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten, Indonesia; ---

---Majelis Komisi:---

Setelah membaca Laporan Keterlambatan Pemberitahuan;--- Setelah membaca Tanggapan Terlapor terhadap Laporan Keterlambatan Pemberitahuan; --- Setelah mendengar keterangan Terlapor; --- Setelah membaca Kesimpulan Hasil Persidangan dari Investigator; --- Setelah membaca Kesimpulan Hasil Persidangan dari Terlapor; --- Setelah membaca surat-surat dan dokumen-dokumen dalam perkara ini; ---

TENTANG DUDUK PERKARA

1. Menimbang bahwa Sekretariat Komisi telah melakukan penyelidikan terhadap keterlambatan pemberitahuan yang disampaikan oleh Terlapor terkait pengambilalihan saham PT Subafood Pangan Jaya oleh (selanjutnya disebut “Terlapor”); --- 2. Menimbang bahwa berdasarkan Laporan Penyelidikan, diidentifikasi keterlambatan

pemberitahuan pengambilalihan saham PT Subafood Pangan Jaya oleh Terlapor; --- 3. Menimbang bahwa Komisi membuat Laporan Keterlambatan Pemberitahuan terkait

keterlambatan pemberitahuan yang disampaikan dan disetujui dalam Rapat Komisi; --- 4. Menimbang bahwa berdasarkan Laporan Keterlambatan Pemberitahuan, Ketua Komisi

(2)

halaman 2 dari 44

5. Menimbang bahwa berdasarkan Penetapan Pemeriksaan Pendahuluan tersebut, Ketua Komisi menetapkan pembentukan Majelis Komisi melalui Keputusan Komisi Nomor 20/KPPU/Kep/II/2014 tanggal 13 Februari 2014 tentang Penugasan Anggota Komisi sebagai Majelis Komisi pada Pemeriksaan Pendahuluan Perkara Nomor 02/KPPU-M/2014 (vide bukti A3); --- 6. Menimbang bahwa Ketua Majelis Komisi Perkara Nomor 02/KPPU-M/2014

menerbitkan Surat Keputusan Majelis Komisi Nomor 05/KMK/Kep/II/2014 tentang Jangka Waktu Pemeriksaan Pendahuluan Perkara Nomor 02/KPPU-M/2014, yaitu dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak tanggal 25 Februari 2014 sampai dengan tanggal 5 Maret 2014(vide bukti A7); --- 7. Menimbang bahwa Majelis Komisi telah menyampaikan Pemberitahuan Pemeriksaan

Pendahuluan, Petikan Penetapan Pemeriksaan Pendahuluan, Petikan Surat Keputusan Majelis Komisi tentang Jangka Waktu Pemeriksaan Pendahuluan, dan Surat Panggilan Sidang Majelis Komisi I kepada Terlapor (vide bukti A9 , A2, A10); --- 8. Menimbang bahwa pada tanggal 25 Februari 2014, Majelis Komisi melaksanakan

Sidang Majelis Komisi I yang dihadiri oleh Investigator dan Terlapor dengan agenda (vide bukti B1) : ---

8.1 Pembacaan Laporan Keterlambatan Pemberitahuan; --- 8.2 Penyerahan dan/atau Pembacaan Tanggapan Laporan Keterlambatan

Pemberitahuan dari Terlapor disertai penyerahan daftar saksi dan/atau ahli beserta alat bukti dari Investigator dan Terlapor kepada Majelis Komisi; --- 9. Menimbang bahwa pada Sidang Majelis Komisi tanggal 25 Februari 2014, Investigator

membacakan Laporan Keterlambatan Pemberitahuan yang pada pokoknya berisi hal-hal sebagai berikut (vide bukti B1): ---

9.1 Bahwa pada pokoknya Laporan Keterlambatan Pemberitahuan memuat hal-hal sebagai berikut ; --- a. Tentang identitas Terlapor yang diduga melakukan pelanggaran ; ---

Terlapor, PT Balaraja Bisco Paloma, yang beralamat di Kampung Pasir

Kalong RT 002/001 Desa Cibadak Cikupa, Tangerang, Propinsi Banten; --- b. Tentang obyek perkara ini adalah Keterlambatan Pemberitahuan

Pengambilalihan Saham PT Subafood Pangan Jaya oleh PT Balaraja Bisco Paloma; --- c. Tentang ketentuan Undang-Undang yang diduga dilanggar; --- Ketentuan Undang yang diduga dilanggar adalah Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 juncto Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010; ---

(3)

halaman 3 dari 44

(1) Penggabungan atau peleburan badan usaha, atau pengambilalihan

saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 yang berakibat nilai aset

dan atau nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu, wajib

diberitahukan kepada Komisi, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari

sejak tanggal penggabungan, peleburan, atau pengambilalihan tersebut.

(2) Ketentuan tentang penetapan nilai aset dan atau nilai penjuala n serta tata cara pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur

dalam Peraturan Pemerintah.---

Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010---

(1) Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha atau Pengambilalihan saham perusahaan lain yang berakibat nilai asset

dan/atau nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu wajib

diberitahukan secara tertulis kepada Komisi paling lambat 30 (tiga

puluh) hari kerja sejak tanggal Penggabungan Badan Usaha, Peleburan

Badan Usaha atau Pengambilalihan saham perusahaan--- 9.2 Bahwa ketentuan Undang-Undang yang diduga dilanggar oleh Terlapor adalah

Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 jo. Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 berkaitan dengan Pengambilalihan Saham (Akuisisi) PT Subafood Pangan Jaya; --- 9.3 Bahwa dugaan pelanggaran Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 yang

dilakukan oleh Terlapor adalah sebagai berikut; --- 9.3.1 Bahwa nilai aset dari Badan Usaha Induk Tertinggi (BUIT) serta seluruh

Badan Usaha yang secara langsung maupun tidak langsung mengendalikan atau dikendalikan Badan Usaha Pengambilalih kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir (dalam rupiah) adalah: (vide, C10) ---

2009 (Rp)

2010 (Rp)

2011 (Rp) PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 1.568.829.044.875 1.936.949.441.136 3.590.311.881.048

PT Balaraja Bisco Paloma - - 32.652.000.000

PT Subafood Pangan Jaya 42.956.650.416 43.672.523.952 55.250.196.250

9.3.2 Bahwa dalam pemberitahuan tersebut diketahui nilai penjualan dari BUIT serta seluruh Badan Usaha yang secara langsung maupun tidak langsung mengendalikan atau dikendalikan Badan Usaha Pengambilalih kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir (dalam rupiah) adalah: (vide, C10);

2009 2010 2011

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 533.194.383.227 705.219.823.456 1.752.802.322.408

PT Balaraja Bisco Paloma - - -

(4)

halaman 4 dari 44

9.3.3 Bahwa PT Balaraja Bisco Paloma adalah Pelaku Usaha selaku Badan Usaha Pengambilalih; ---

9.3.4 Bahwa PT Balaraja Bisco Paloma merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia berdasarkan Akta Notaris Arry Supratno, S.H., Nomor: 143 tanggal 18 Mei 2011(vide, C3); --- 9.3.5 Bahwa akta pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM RI dalam Surat Keputusan Nomor: AHU-27301.AH.01.01. Tahun 2011 tanggal 30 Mei 2011; --- 9.3.6 Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 anggaran dasar perseroan bahwa

maksud dan tujuan PT Balaraja Bisco Paloma adalah bergerak di bidang perdagangan umum, perindustrian, jasa, pembangunan (kontraktor), pengangkutan darat, pertanian, percetakan/penerbitan, perbengkelan; 9.3.7 Bahwa PT Balaraja Bisco Paloma dimiliki oleh PT Tiga Pilar Sejahtera

Food, Tbk. dengan kepemilikan saham sebesar 99,90% dan Tn. Stefanus Joko Mogoginta sebesar 0,10%;---

No. Pemegang Saham Komposisi Kepemilikan (%)

1. PT Bumiraya Investindo, Tbk. 99,90

2. Tn. Stefanus Joko Mogoginta 0,10

9.3.8 Bahwa PT Balaraja Bisco Paloma memiliki anak perusahaan yaitu PT Putra Taro Paloma dengan kepemilikan saham sebesar 99,96% yang merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara Republik Indonesia yang bergerak dalam industri makanan ringan dan berkedudukan di Balaraja; --- 9.3.9 Bahwa PT Subafood Pangan Jaya adalah pelaku usaha sebagai Badan

Usaha yang diambilalih; --- 9.3.10 Bahwa PT Subafood Pangan Jaya merupakan suatu perseroan terbatas

yang didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia didirikan berdasarkan Akta Notaris Nila Noordjasmani Soeyasa Besar, S.H. Nomor: 42 tanggal 17 Mei 2004 dan berkedudukan di Tangerang. (vide, C2); --- 9.3.11 Bahwa akta pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan dari

(5)

halaman 5 dari 44

perubahan anggaran dasar, perubahan terakhir dengan akta pernyataan keputusan rapat Nomor: 164 tanggal 19 Desember 2012; ---

9.3.12 Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 anggaran dasar perseroan, maksud dan tujuan PT Subafood Pangan Jaya adalah bergerak di bidang perindustrian, dan perdagangan; --- 9.3.13 Bahwa PT Subafood Pangan Jaya dimiliki oleh PT Andalan Agro

Makmur dengan kepemilikan saham sebesar 99,375% dan Tn. Teddy Tjokrosapoetro sebesar 0,625%;---

No. Pemegang Saham Komposisi Kepemilikan (%)

1. PT Andalan Agro Makmur 99,375 2. Tn. Teddy Tjokrosapoetro 0,625

9.3.14 Bahwa struktur kepemilikan PT Subafood Pangan Jaya sebelum pengambilalihan adalah sebagai berikut: ---

PT Andalan Agro

Makmur

Teddy Tjokrosapoetro

PT Subafood Pangan

Jaya

0,625% 99,375%

9.3.15 PT Balaraja Bisco Paloma membeli 99,99% saham PT Subafood Pangan Jaya dengan perincian transaksi sebagai berikut: --- 1) 39.750 lembar saham milik PT Andalan Agro Makmur; --- 2) 249 lembar saham milik Teddy Tjokrosapoetro; --- 3) satu lembar saham dibeli oleh PT Stefanus Joko Mogoginta. --- 9.3.16 Bahwa Nilai Transaksi pengambilalihan PT Subafood Pangan Jaya oleh

PT Balaraja Bisco Paloma adalah senilai Rp. 47.998.800.000,- (Empat Puluh Tujuh Miliar Sembilan Ratus Sembilan Puluh Delapan Juta Delapan Ratus Ribu Rupiah); ---

(6)

halaman 6 dari 44

99,90% 99,96% 99,95% 99,90% 64,95% 70% 99,90% 99,90%

99,96%

(7)

halaman 7 dari 44

Pernyataan Keputusan Rapat PT Asia Intiselera Tbk, nama perseroan berubah menjadi PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan anggaran dasar, perubahan terakhir dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Nomor: 88 tanggal 21 Mei 2012. Berdasarkan ketentuan pasal 3 anggaran dasar perubahan perseroan bahwa maksud dan tujuan perseroan adalah bergerak di bidang perdagangan, perindustrian, peternakan, perkebunan, pertanian, perikanan dan jasa. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk memiliki beberapa anak perusahaan dan bergerak dalam industri mie dan perdagangan mie, khususnya mie kering, mie instan dan bihun, industri biskuit, permen, perkebunan kelapa sawit, pembangkit tenaga listrik, pengolahan dan distribusi beras. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk merupakan anak perusahaan dari PT Tiga Pilar Corpora dengan kepemilikan 27,8%;--- 9.3.20 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk memiliki beberapa anak perusahaan

dengan kepemilikan langsung dan tidak langsung antara lain: --- 9.3.20.1 PT Tiga Pilar Sejahtera, suatu perseroan terbatas yang

didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan berkedudukan di Solo. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk merupakan anak perusahaan dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dengan kepemilikan langsung sebesar 99,90%. PT Tiga Pilar Sejahtera bergerak dalam industri dan perdagangan mie; --- 9.3.20.2 PT Asianiaga Prakarsatama, suatu perseroan terbatas yang

didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan berkedudukan di Jakarta. PT Asianiaga Prakarsatama merupakan anak perusahaan dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dengan kepemilikan langsung sebesar 99,96%. PT Asianiaga Prakarsatama bergerak dalam industri makanan ringan; --- 9.3.20.3 PT Naga Mas Sakti Pratama, suatu perseroan terbatas yang

(8)

halaman 8 dari 44

Food Tbk dengan kepemilikan langsung sebesar 99,95%. PT Naga Mas Sakti Pratama bergerak dalam industri pengolahan hasil laut; --- 9.3.20.4 PT Poly Meditra Indonesia, suatu perseroan terbatas yang

didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan berkedudukan di Solo. PT Poly Meditra Indonesia merupakan anak perusahaan dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dengan kepemilikan langsung sebesar 99,90%. PT Poly Meditra Indonesia bergerak dalam industri makanan ringan; 9.3.20.5 PT Bumiraya Investindo, suatu perseroan terbatas yang

didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan berkedudukan di Jakarta. PT Bumiraya Investindo merupakan anak perusahaan dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dengan kepemilikan langsung sebesar 64,95%. PT Bumiraya Investindo bergerak dalam industri perkebunan kelapa sawit. PT Bumiraya Investindo memiliki beberapa anak perusahaan antara lain: --- 9.3.20.5.1 PT Charindo Palma Oetama, suatu perseroan

terbatas yang didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan berkedudukan di Jakarta. PT Charindo Palma Oetama merupakan anak perusahaan dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dengan kepemilikan tidak langsung melalui PT Bumiraya Investindo sebesar 99,99%. PT Charindo Palma Oetama bergerak dalam industri perkebunan kelapa sawit;--- 9.3.20.5.2 PT Airlangga Sawit Jaya, suatu perseroan terbatas

(9)

halaman 9 dari 44

Airlangga Sawit Jaya bergerak dalam industri perkebunan kelapa sawit; --- 9.3.20.5.3 PT Mitra Jaya Agro Plan, suatu perseroan terbatas

yang didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan berkedudukan di Jakarta. PT Mitra Jaya Agro Plan merupakan anak perusahaan dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dengan kepemilikan tidak langsung melalui PT Bumiraya Investindo sebesar 99,99%. PT Mitra Jaya Agro Plan bergerak dalam industri perkebunan kelapa sawit; --- 9.3.20.5.3PT Tugu Palma Sumatera, suatu perseroan terbatas

yang didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan berkedudukan di Jakarta. PT Tugu Palma Sumatera merupakan anak perusahaan dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dengan kepemilikan tidak langsung melalui PT Bumiraya Investindo sebesar 99,96%. PT Tugu Palma Sumatera bergerak dalam industri perkebunan kelapa sawit; --- 9.3.20.6 PT Dunia Pangan adalah suatu perseroan terbatas yang

didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan berkedudukan di Sragen. PT Dunia Pangan merupakan anak perusahaan dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dengan kepemilikan langsung sebesar 70%. PT Dunia Pangan bergerak dalam industri dan perdagangan beras. PT Dunia Pangan memiliki 2 (dua) anak perusahaan antara lain; --- 9.3.20.6.1 PT Jatisari Srirejeki, suatu perseroan terbatas yang

(10)

halaman 10 dari 44

PT Dunia Pangan sebesar 99,99%. PT Jatisari Srirejeki bergerak dalam industri dan perdagangan beras; --- 9.3.20.6.2 PT Indo Beras Unggul, suatu perseroan terbatas

yang didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan berkedudukan di Jakarta. PT Indo Beras Unggul merupakan anak perusahaan dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbkdengan kepemilikan tidak langsung melalui PT Dunia Pangan sebesar 99,99%. PT Indo Beras Unggul bergerak dalam industri dan perdagangan beras; --- 9.3.20.7 PT Patra Power Nusantara, suatu perseroan terbatas yang

didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan berkedudukan di Solo. PT Patra Power Nusantara merupakan anak perusahaan dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dengan kepemilikan langsung sebesar 99,90%. PT Patra Power Nusantara bergerak dalam industri pembangkit tenaga listrik; --- 9.3.20.8 PT Putra Taro Paloma, suatu perseroan terbatas yang

didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan berkedudukan di Balaraja. PT Putra Taro Paloma merupakan anak perusahaan dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbkdengan kepemilikan tidak langsung melalui PT Balaraja Bisco Paloma sebesar 99,96%. PT Putra Taro Paloma bergerak dalam industri makanan ringan;

---9.4 Bahwa Nilai Penjualan dan Nilai Aset dari BUIT serta seluruh Badan Usaha yang secara langsung maupun tidak langsung mengendalikan atau dikendalikan Badan Usaha yang mengambilalih dan Badan Usaha yang diambilalih; ---

9.4.1 Nilai penjualan dan aset PT Tiga Pilar Corpora tahun 2010 – 2012 adalah sebagai berikut: (vide, C1); ---

2010 (Rp)

2011 (Rp)

(11)

halaman 11 dari 44

Nilai Penjualan 4.185.219.240 164.816.445.275 294.999.084.139 Nilai Aset 108.535.642.444 757.676.796.172 811.292.724.940 Sumber: Laporan Keuangan PT Tiga Pilar Corpora Tahun 2010 – 2012 yang dinyatakan dalam Rupiah

9.4.2 Nilai penjualan dan aset PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk tahun 2009 – 2011 adalah sebagai berikut: (vide C1); ---

2009 2010 2011

Nilai Penjualan 533.194.000.000 705.220.000.000 1.752.802.000.000 Nilai Aset 1.568.830.000.000 1.936.950.000.000 3.590.309.000.000 Sumber: Laporan Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dan Anak Perusahaan Tahun 2009 – 2011 yang dinyatakan dalam Rupiah

9.4.3 Nilai penjualan dan aset PT Subafood Pangan Jaya dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir dinyatakan dalam rupiah adalah: ---

2009 2010 2011

Nilai Penjualan

85.717.370.180 114.552.374.011 122.323.419.887

Nilai Aset 42.956.650.416 43.672.523.952 55.250.196.250 Sumber: Laporan Keuangan PT Subafood Pangan Jaya 2009-2011 yang dinyatakan dalam Rupiah

9.5 Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 7 PP Nomor 57 Tahun 2010 diatur bahwa kewajiban menyampaikan pemberitahuan secara tertulis tidak berlaku bagi Pelaku Usaha yang melakukan Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham antar perusahaan yang terafiliasi; --- 9.6 Bahwa berdasarkan penjelasan Pasal 7 PP Nomor 57 Tahun 2010, yang dimaksud

dengan “terafiliasi” adalah: --- 9.6.1 hubungan antara perusahaan, baik langsung maupun tidak langsung,

mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut; --- 9.6.2 hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik langsung

maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau --- 9.6.3 hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama. --- 9.7 Bahwa dengan demikian perlu terlebih dahulu untuk diuraikan apakah ketentuan

kewajiban menyampaikan pemberitahuan secara tertulis ini berlaku atau tidak bagi PT Balaraja Bisco Paloma; ---

9.7.1 Bahwa PT Balaraja Bisco Paloma dimiliki oleh PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk, kemudian PT Subafood Pangan Jaya dimiliki oleh PT Andalan Agro Makmur dan Sdr. Teddy Tjokrosapoetro. (vide B2, C1, C2 dan C3); --- 9.7.2 Bahwa berdasarkan kepemilikan tersebut di atas, PT Balaraja Bisco

(12)

halaman 12 dari 44

9.8 Bahwa dengan demikian, maka kewajiban menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada KPPU berlaku bagi PT Balaraja Bisco Paloma. --- 9.8.1 Bahwa unsur-unsur Pasal 29 ayat (1) UU Nomor 5 Tahun 1999 tersebut

adalah sebagai berikut: --- a. Penggabungan atau peleburan badan usaha, atau pengambilalihan

saham; --- b. nilai aset dan atau nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu; --- c. wajib diberitahukan kepada Komisi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)

hari sejak tanggal penggabungan, peleburan atau pengambilalihan tersebut. --- 9.8.2 Bahwa dalam unsur “Penggabungan atau peleburan badan usaha, atau

pengambilalihan saham”terdapat kata hubung “atau”; --- 9.8.3 Bahwa kata hubung “atau” berdasarkan kamus bahasa Indonesia memiliki

arti kata penghubung untuk menandai pilihan di antara beberapa hal (pilihan) (http://kbbi.web.id/); --- 9.8.4 Bahwa dengan demikian, maka dalam unsur ini, cukup salah satu dari:

“penggabungan”, atau “peleburan badan usaha”, atau “pengambilalihan saham” terpenuhi, maka telah terpenuhi unsur ini; --- 9.8.5 Bahwa pada tanggal 22 Maret 2013, KPPU menerima pemberitahuan dari

PT Balaraja Bisco Paloma yang melakukan pengambilalihan saham (akuisisi) PT Subafood Pangan Jaya; --- 9.8.6 Bahwa dengan demikian unsur pengambilalihan saham telah terpenuhi; 9.8.7 Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 29 ayat (2) UU No. 5/1999, diatur

bahwa ketentuan tentang penetapan nilai aset dan atau nilai penjualan serta tata cara pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tersebut di atas, diatur dalam Peraturan Pemerintah;--- 9.8.8 Bahwa sebagai peraturan pelaksana dari ketentuan Pasal 29 UU No. 5/1999

tersebut di atas, Pemerintah telah menerbitkan PP Nomor 57 Tahun 2010 yang didalamnya memuat mengenai nilai aset dana atau nilai penjualan yang melebihi jumlah tertentu; --- 9.9 Bahwa nilai aset dan atau nilai penjualan melebihi jumlah tertentu diatur dalam

Pasal 5 ayat (2) PP Nomor 57 Tahun 2010 yang menentukan: --- a. nilai aset sebesar Rp2.500.000.000.000,00 (dua triliun lima ratus miliar

(13)

halaman 13 dari 44

9.10 Bahwa nilai aset dan/atau nilai penjualan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) PP Nomor 57 Tahun 2010 tersebut di atas dihitung berdasarkan penjumlahan nilai aset dan/atau nilai penjualan dari: --- 9.10.1 Badan Usaha hasil Penggabungan, atau Badan Usaha hasil Peleburan, atau

Badan Usaha yang mengambilalih saham perusahaan lain dan Badan Usaha yang diambilalih; dan; --- 9.10.2 Badan Usaha yang secara langsung maupun tidak langsung mengendalikan

atau dikendalikan oleh Badan Usaha hasil Penggabungan, atau Badan Usaha hasil Peleburan, atau Badan Usaha yang mengambilalih saham perusahaan lain dan Badan Usaha yang diambilalih; --- 9.10.3 Bahwa penghitungan nilai aset dan atau nilai penjualan tersebut di atas

untuk mengetahui apakah nilai aset dan atau nilai penjualan melebihi jumlah tertentu; --- 9.10.4 Bahwa nilai aset dan atau nilai penjualan tersebut menjadi hal menentukan

apakah Pelaku Usaha wajib atau tidak wajib untuk melaporkan ke KPPU;-- 9.10.5 Bahwa dengan adanya frasa kata hubung “dan atau” memiliki arti sifat

kumulatif maupun sifat fakultatif yang berati bisa keduanya atau salah satunya; --- 9.10.6 Bahwa dengan demikian, yang menjadi faktor utama dari unsur ini adalah

melebihi atau tidak melebihi jumlah tertentu yang telah ditentukan tersebut di atas; --- 9.10.7 Bahwa berdasarkan ketentuan penghitungan nilai aset dan/atau nilai

penjualan diperoleh fakta-fakta bahwa nilai aset dan/atau penjualan gabungan hasil Pengambilalihan Saham dihitung hingga BUIT dengan rincian sebagai berikut: (vide C6, C7, C12, C13); --- 9.10.8 Bahwa nilai aset gabungan hasil Pengambilalihan Saham dihitung hingga

BUIT adalah sebesar Rp 4.403.235.992.422 (Empat Triliun Empat Ratus Tiga Miliar Dua Ratus Tiga Puluh Lima Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh Dua Ribu Empat Ratus Dua Puluh Dua Rupiah); --- 9.10.9 Bahwa nilai penjualan gabungan hasil Pengambilalihan Saham dihitung

hingga BUIT adalah sebesar Rp 2.039.941.865.162 (Dua Triliun Tiga Puluh Sembilan Miliar Sembilan Ratus EmpatPuluh Satu Juta Delapan Ratus Enam Puluh Lima Ribu Seratus Enam Puluh Dua Rupiah); ---

Perusahaan Aset

(Rp)

Omset (Rp)

PT Tiga Pilar Corpora 757.676.796.172 164.816.445.275 PT Tiga Pilar Sejahtera

Food Tbk

(14)

halaman 14 dari 44

PT Subafood Pangan Jaya 55.250.196.250 122.323.419.887

Total 4.403.235.992.422 2.039.941.865.162

9.10.10 Bahwa dengan demikian pengambilalihan saham oleh PT Balaraja Bisco Paloma untuk nilai aset telah melebihi jumlah tertentu sebagaimana diatur dalam Pasal 5 PP Nomor 57 Tahun 2010; --- 9.10.11 Bahwa dengan demikian unsur “nilai aset dan atau nilai penjualannya

melebihi jumlah tertentu” telah terpenuhi; --- 9.10.12 Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 5 ayat (1) PP Nomor 57 Tahun

2010 diatur bahwa pemberitahuan Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan lain yang berakibat nilai aset dan/atau nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu wajib diberitahukan secara tertulis kepada KPPU paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal telah berlaku efektif secara yuridis Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan; --- 9.10.13 Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut, maka pemberitahuan wajib

dilakukan; --- a. secara tertulis; --- b. paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak berlaku efektif; --- c. berlaku efektif secara yuridis. --- 9.10.14 Bahwa PT Balaraja Bisco Paloma memberitahukan secara tertulis pada

tanggal 22 Maret 2013. (vide C10); --- 9.10.15 Bahwa dengan adanya frasa kata “sejak” maka memiliki arti

penghitungan 30 (tiga puluh) hari dihitung sejak tanggal pemberitahuan; 9.10.16 Bahwa berdasarkan ketentuan Kementerian Hukum dan HAM, tanggal telah berlaku efektif secara yuridis dihitung sejak dikeluarkannya surat penerimaan pemberitahuan perubahan data perseroan dari Kementerian Hukum dan HAM pada tanggal 21 Januari 2013. (vide B3 dan C1); --- 9.10.17 Bahwa berdasarkan ketentuan Kementerian Hukum dan HAM tersebut

di atas dan wajib melaporkan paling lama paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal telah berlaku efektif secara yuridis, maka PT Balaraja Bisco Paloma harus sudah melaporkan kepada KPPU pengambilalihan PT Subafood Pangan Jaya selambat-lambatnya pada tanggal 4 Maret 2013; --- 9.10.18 Bahwa penghitungan 30 (tiga puluh) hari kerja didasarkan pada

(15)

halaman 15 dari 44

Transmigrasi, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No. 2 Tahun 2012, No. Kep. 28/MEN/I/2012, No. SKB/01/M.PAN-RB/01/2012 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama tahun 2012; --- 9.10.19 Bahwa penghitungan tersebut tampak dalam tabel dibawah ini: ---

Hari

ke Tanggal/Bulan

Hari

ke Tanggal/Bulan

Hari

ke Tanggal/Bulan

1 21/Januari 11 5/ Februari 21 19/ Februari 2 22/Januari 12 6/ Febuari 22 20/ Februari 3 23/Januari 13 7/Februari 23 21/ Februari 4 25/Januari 14 8/ Februari 24 22/ Februari 5 28/Januari 15 11/ Februari 25 25/ Februari 6 29/Januari 16 12/ Februari 26 26/ Februari 7 30/Januari 17 13/ Februari 27 27/ Februari 8 31/Januari 18 14/ Februari 28 28/ Februari 9 1/Februari 19 15/ Februari 29 1/ Maret 10 4/Febuari 20 18/ Februari 30 4/ Maret

9.10.20 Bahwa berdasarkan verifikasi, klarifikasi, penelitian, penilaian, dan analisis dugaan pelanggaran sebagaimana diuraikan tersebut di atas maka Tim Investigator menyimpulkan terdapat Dugaan Pelanggaran Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 juncto Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 terkait dengan Pengambilalihan Saham PT Subafood Pangan Jaya oleh PT Balaraja Bisco Paloma; --- 10. Menimbang bahwa pada Sidang Majelis Komisi, Terlapor menyerahkan Tanggapan

terhadap Laporan Keterlambatan Pemberitahuan yang pada pokoknya berisi hal-hal sebagai berikut (vide bukti T-2): ---

10.1 Bahwa Terlapor keliru memahami ketentuan Pasal 5 ayat 2 Peraturan Pemerintah

No.57 tahun 2010 (“PP 57/2010”), dimana pemahaman Terlapor terhadap akuisisi yang wajib diberitahukan kepada KPPU adalah akusisi yang mengakibatkan nilai asset atau nilai penjualan yang tadinya dibawah jumlah tertentu yang tercantum pada Pasal 5 ayat 2 PP 57/2010 menjadi di atas jumlah tertentu pada Pasal 5 ayat 2 PP 57/2010. Sedangkan nilai aset PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk telah melebihi dari jumlah tertentu yang tercantum pada Pasal 5 ayat 2 PP 57/2010 sebelum akuisisi dilakukan; --- 10.2 Bahwa segera setelah Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia

(16)

halaman 16 dari 44

oleh grup Terlapor (surat teguran hanya terhadap PT Dunia Pangan atas akuisisi PT Sukses Abadi Karya Inti). Terlapor berharap hal ini dapat menunjukkan itikad baik Terlapor dalam mematuhi ketentuan KPPU; --- 10.3 Bahwa Terlapor tidak mengetahui pemberlakuan denda keterlambatan berdasarkan

Peraturan Komisi Nomor 4 Tahun 2012 tanggal 27 Agustus 2012, karena pada saat terakhir Terlapor beraudiensi dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha tanggal 26 Januari 2012, Terlapor diberitahukan bahwa sanksi PP 57/2010 belum diberlakukan; --- 10.4 Bahwa Terlapor hanya dapat berandai bahwa apabila Biro Merger yang telah

sebelumnya berkomunikasi dengan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk yaitu dalam hal pembelian aset dari PT Unilever Indonesia Tbk tahun 2011 (Bukti T-1) dan pengeluaran saham baru PT Bumiraya Investindo tahun 2011-2012 (Bukti T-2), dapat kiranya: --- 10.4.1 Mengirimkan kepada Terlapor informasi mengenai pemberlakuan sanksi

berdasarkan Peraturan Komisi Nomor 4 Tahun 2012 tersebut dimana Terlapor pasti akan mematuhi ketentuan pemberitahuan pengambilalihan ini, karena sebagai bagian dari perusahaan terbuka yang wajib melaporkan dan mengumumkan ke masyarakat Terlapor terbiasa untuk melakukan keterbukaan informasi; --- 10.4.2 Mengingatkan Terlapor lebih awal melaporkan kepada Badan Pengawas

Pasar Modal dan Lembaga Keuangan serta mengumumkan kepada publik melalui Bursa Efek Indonesia yang harus Terlapor lakukan paling lambat 2 hari sejak Terlapor menandatangani perjanjian pendahuluan jual beli dan akta jual beli (yaitu masing-masing pada tanggal 21 November 2012 dan 20 Desember 2012) – (Bukti T-3), dan/atau pada saat berita rencana akuisisi ini dimuat di harian yang terkenal menyoroti aksi korporasi dengan peredaran nasional yaitu harian Kontan tanggal 26 November 2012 –

(Bukti T-4), jauh hari sebelum terbitnya penerimaan pemberitahuan oleh

Menkumham; --- 10.5 Bahwa selanjutnya, terkait dengan tanggapan Terlapor di atas, Terlapor memohon

kepada Majelis Komisi mempertimbangkan untuk memberikan keringanan hukuman atas dasar sebagai berikut: --- 10.5.1 Terlapor adalah bagian dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, suatu

(17)

halaman 17 dari 44

10.5.2 Akuisi Terlapor terhadap PT Subafood Pangan Jaya tidak terbukti berpotensi menimbulkan praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat berdasarkan Pendapat Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 30/KPPU/PDPT/XI/2013 tanggal 26 November 2013 – (Bukti T-5; --- 10.5.3 Akuisisi Terlapor terhadap PT Subafood Pangan Jaya belum menambah

pendapatan Terlapor malah sebaliknya masih membutuhkan dana karena PT Subafood Pangan Jaya berencana merelokasi pabrik dekat dengan lokasi saat ini walaupun ada opsi bagi Terlapor untuk merelokasi ke Solo yang biaya tenaga kerja lebih murah, karena sejak akuisisi Terlapor menanggung kenaikan biaya tenaga kerja sebagai akibat dari kenaikan Upah Minimum Regional di wilayah Jakarta dan sekitarnya, namun Terlapor tidak melakukan pemutusan hubungan kerja masal. Nilai ekonomis bagi Terlapor dalam pengambilalihan ini belum terlihat sampai dengan PT Subafood Pangan Jaya membukukan untung yang kemungkinan baru dapat tercapai setelah diperhitungkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pemindahan pabrik; --- 10.5.4 Akuisisi Terlapor terhadap PT Subafood Pangan Jaya akan membantu

perekonomian nasional karena PT Subafood Pangan Jaya sedang berusaha untuk mengekspor produknya karena pasar luar negeri cocok dengan produk PT Subafood Pangan Jaya yang lebih sehat dan juga ekspor diharapkan menaikkan kinerja keuangan PT Subafood Pangan Jaya. --- 10.6 Berdasarkan hal-hal yang Terlapor sampaikan di atas, Terlapor berharap dapat

diberikan hukuman percobaan sehingga denda akan dikenakan sepenuhnya apabila PT Balaraja Bisco Paloma mengulangi keterlambatan pelaporan kembali. --- 11. Menimbang bahwa setelah melakukan Pemeriksaan Pendahuluan, Majelis Komisi

menyusun Laporan Hasil Pemeriksaan Pendahuluan yang disampaikan kepada Rapat Komisi; --- 12. Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan

Pendahuluan, Rapat Komisi memutuskan untuk dilakukan Pemeriksaan Lanjutan terhadap Perkara Nomor 02/KPPU-M/2014 ; --- 13. Menimbang bahwa berdasarkan Keputusan Rapat Komisi, selanjutnya Komisi

menerbitkan Penetapan Komisi Nomor: 09/KPPU/Pen/III/2014 tanggal 5 Maret 2014 tentang Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 02/KPPU-M/2014 (vide bukti A12); --- 14. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Pemeriksaan Lanjutan, Komisi menerbitkan

(18)

halaman 18 dari 44

15. Menimbang bahwa Ketua Majelis Komisi Perkara Nomor 02/KPPU-M/2014 menerbitkan Surat Keputusan Majelis Komisi Nomor 11/KMK/Kep/III/2014 tentang Jangka Waktu Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 02/KPPU-M/2014 , yaitu dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal 18 Maret 2014 sampai dengan tanggal 7 April 2014 (vide bukti A18); --- 16. Menimbang bahwa Majelis Komisi telah menyampaikan Pemberitahuan Pemeriksaan

Lanjutan, Petikan Penetapan Pemeriksaan Lanjutan, Petikan Surat Keputusan Majelis Komisi tentang Jangka Waktu Pemeriksaan Lanjutan, dan Surat Panggilan Sidang Majelis Komisi kepada Terlapor (vide bukti A20 , A13, A21); --- 17. Menimbang bahwa pada tanggal 18 Maret 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang

Majelis Komisi dengan agenda Pemeriksaan Terlapor, yang pada pokoknya Majelis Komisi memperoleh informasi sebagai berikut (vide bukti B2); --- 18. Bahwa yang dipanggil dan hadir dalam Sidang Majelis Komisi dengan agenda

Pemeriksaan Terlapor adalah Budhi Istanto Suwito selaku Direktur Utama PT Balaraja Bisco Paloma; ---

18.1 Bahwa PT Balaraja Bisco Paloma berdiri sejak tanggal 18 Mei 2011 bergerak di bidang industri makanan biskuit, pada tahun 2012 PT Balaraja Bisco Paloma memutuskan untuk mengambilalih PT Subafood Pangan Jaya, yang bergerak di bidang industri pangan produksi bihun jagung, dengan alasan idustri pangan tersebut memiliki prospek yang sangat bagus; --- 18.2 Bahwa perjanjian jual-beli tersebut tertuang dalam Akta Jual Beli Saham Nomor

165 dan Nomor 166 tanggal 19 Desember 2012 yang dibuat di hadapan Notaris Benedictus Andi Riyanto dengan total nilai transaksi lebih kurang Rp 48.000.000.000,00 (empat puluh delapan milyar rupiah), yang kemudian didaftarkan ke Kemenkumham dan mendapatkan pengesahan efektif tertanggal 21 Januari 2013, kemudian didaftarkan ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha tanggal 22 Maret 2013; --- 18.3 Bahwa Terlapor sudah pernah melakukan audiensi dengan Komisi Pengawas

Persaingan Usaha yaitu sebanyak 2 (dua) kali, pertama di tahun 2011 terkait dengan pembelian aset dari PT Unilever Indonesia, dan yang kedua dilakukan di awal tahun 2012 berhubungan dengan pengeluaran saham baru salah satu perusahaan group Terlapor; --- 18.4 Bahwa sebelum diakuisisi, PT Subafood Pangan Jaya merupakan milik pihak luar

(19)

halaman 19 dari 44

18.5 Bahwa sebelumnya Terlapor sudah pernah mendapatkan pemahaman dari Biro Merger Komisi Pengawas Persaingan Usaha, bahwa denda akan segera diberlakukan karena hukum acaranya sudah dibuat; --- 18.6 Bahwa sebelum traksaksi pengambilalihan saham terhadap 3 (tiga) perusahaan

yang menjadi perkara di KPPU, transaksi terakhir yang dilakukan oleh Terlapor adalah pada akhir tahun 2010; --- 18.7 Bahwa ketika Terlapor melakukan pemberitahuan kepada Komisi Pengawas

Persaingan Usaha, Terlapor sudah mengetahui bahwa Terlaor telah terlambat melakukan pemberitahuan pengambilalihan saham; --- 18.8 Bahwa kondisi ketika PT Subafood Pangan Jaya diakuisisi oleh Terlapor tidak

dalam keadaan collaps, alasan mengakuisisi adalah karena pemilik PT Subafood Pangan Jaya ingin melakukan usaha di bidang lain; --- 18.9 Bahwa Terlapor menyampaikan terkait keterlambatan menyampaikan

pemberitahuan pengambilalihan, agar Majelis Komisi dapat memberikan denda seminimal mungkin, dengan pertimbangan adanya itikad baik dari Terlapor untuk langsung melakukan pemberitahuan kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha setelah Terlapor mengetahui bahwa Terlapor telah terlambat melakukan pelaporan kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha; --- 19. Menimbang bahwa pada tanggal 18 Maret 2014, Majelis Komisi melaksanakan sidang

Majelis Komisi dengan agenda pemeriksaan alat bukti yang diajukan oleh Investigator (vide bukti B3); --- 20. Menimbang bahwa pada tanggal 25 Maret 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang

Majelis Komisi dengan agenda Penyerahan Kesimpulan Hasil Persidangan yang diajukan baik dari pihak Investigator maupun pihak Terlapor (vide bukti B4); --- 21. Menimbang bahwa Investigator menyerahkan Kesimpulan Hasil Persidangan yang pada

pokoknya memuat hal-hal sebagai berikut (vide bukti C14): --- 21.1 Bahwa pihak yang terkait (Terlapor) adalah PT. Balaraja Bisco Paloma, yang

(20)

halaman 20 dari 44

pembangunan (kontraktor), pengangkutan darat, pertanian, percetakan/penerbitan, dan perbengkelan (vide bukti C3); --- 21.2 Bahwa Obyek Perkara adalah Keterlambatan Pemberitahuan Pengambilalihan

Saham Perusahaan PT. Subafood Pangan Jaya oleh PT. Balaraja Bisco Paloma; 21.3 Bahwa Dugaan Pelanggaran: ketentuan yang diduga dilanggar oleh Terlapor

adalah Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 juncto Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010; --- 21.4 Bahwa berdasarkan Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang

Larangan Praktek Monopoli dan atau Persaingan Usaha Tidak Sehat (“selanjutnya disebut UU No. 5 Tahun 1999”), Pelaku Usaha yang melakukan penggabungan atau peleburan badan usaha, atau pengambilalihan saham yang memenuhi batasan nilai tertentu wajib melakukan Pemberitahuan kepada Komisi Pengawas

Persaingan Usaha (“KPPU”) selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penggabungan, peleburan, atau pengambilalihan saham; --- 21.5 Bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 tentang

Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha Pengambilalihan Saham Perusahaan Yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha

Tidak Sehat (“selanjutnya disebut PP 57 Tahun 2010”), Pelaku Usaha wajib untuk

melakukan pemberitahuan Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan kepada KPPU dalam hal memenuhi ketentuan: --- 21.5.1 Batasan Nilai untuk melakukan pemberitahuan Penggabungan, Peleburan

dan Pengambilalihan kepada KPPU adalah apabila: --- 21.5.1.1 Nilai aset badan usaha hasil penggabungan atau peleburan

atau pengambilalihan melebihi Rp. 2.500.000.000.000,00 (dua triliun lima ratus miliar rupiah); atau--- 21.5.1.2 Nilai penjualan (omzet) badan usaha hasil penggabungan

atau peleburan atau pengambilalihan melebihi Rp. 5.000.000.000.000,00 (lima triliun rupiah) --- 21.5.1.3 Sedangkan jika dua atau lebih pihak yang melakukan

Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan bergerak di bidang perbankan, pelaku usaha wajib melakukan pemberitahuan kepada Komisi apabila nilai aset badan usaha hasil penggabungan atau peleburan atau pengambilalihan melebihi Rp. 20.000.000.000.000,00 (dua puluh triliun rupiah); --- 21.5.2 Nilai penjualan dan/atau aset hasil penggabungan atau peleburan atau

(21)

halaman 21 dari 44

berdasarkan penjumlahan nilai penjualan dan/atau aset tahun terakhir yang telah diaudit dari masing-masing pihak yang melakukan Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan ditambah dengan nilai penjualan dan/atau aset dari seluruh badan usaha yang secara langsung maupun tidak langsung mengendalikan atau dikendalikan oleh Badan Usaha yang melakukan Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan; --- 21.5.3 Nilai aset dan/atau nilai penjualan tidak hanya meliputi nilai aset dan/atau nilai penjualan dari perusahaan yang melakukan Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan, tetapi juga nilai aset dan/atau nilai penjualan dari perusahaan yang terkait secara langsung dengan perusahaan yang bersangkutan secara vertikal, yaitu induk perusahaan sampai dengan Badan Usaha Induk Tertinggi dan anak perusahaan sampai dengan anak perusahaan yang paling bawah. Nilai aset dan/atau nilai penjualan Badan Usaha Induk Tertinggi yang dihitung adalah nilai aset dan/atau nilai penjualan seluruh anak perusahaan. Hal ini dikarenakan secara ekonomi, nilai aset anak perusahaan merupakan nilai aset dari induk perusahaan; --- 21.5.4 Badan Usaha Induk Tertinggi (BUIT) adalah pengendali tertinggi dari

badan usaha yang akan melakukan Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan, sedangkan anak perusahaan yang paling bawah adalah badan usaha yang dikendalikan secara tidak langsung oleh perusahaan yang akan melakukan Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan; --- 21.5.5 Nilai aset yang dihitung adalah nilai aset yang berlokasi di wilayah

Indonesia. Sama halnya dengan nilai penjualan, yang dihitung adalah nilai penjualan di wilayah Indonesia (tidak termasuk ekspor), baik yang berasal dari dalam maupun penjualan yang bersumber dari luar wilayah Indonesia. Dalam hal ini, nilai aset atau nilai penjualan yang dihitung adalah nilai aset atau nilai penjualan seluruh anak perusahaan secara langsung atau tidak langsung dari Badan Usaha Induk Tertinggi. --- 21.6 Bahwa Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan secara sederhana adalah

tindakan pelaku usaha yang mengakibatkan: --- 21.6.1 Terciptanya konsentrasi kendali dari beberapa pelaku usaha yang

sebelumnya independen kepada satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha; atau --- 21.6.2 Beralihnya suatu kendali dari satu pelaku usaha kepada pelaku usaha

(22)

halaman 22 dari 44

21.7 Bahwa Pelaku usaha harus melakukan pemberitahuan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan telah berlaku efektif secara yuridis. Tanggal Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan berlaku efektif secara yuridis adalah: --- 21.7.1 Untuk Badan Usaha yang berbentuk perseroan terbatas, sesuai dengan

ketentuan dalam Pasal 133 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 pada bagian penjelasan adalah tanggal “Persetujuan menteri atas perubahan anggaran dasar dalam terjadi Penggabungan, Pemberitahuan diterima menteri baik dalam hal terjadi perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 maupun yang tidak disertai perubahan anggaran dasar, dan Pengesahan menteri atas akta pendirian perseroan dalam hal terjadi peleburan”; --- 21.7.2 Jika salah satu pihak yang melakukan Penggabungan, Peleburan dan

Pengambilalihan adalah perseroan terbatas dan pihak lain adalah perusahaan non-perseroan terbatas, maka pemberitahuan dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal ditandatanganinya pengesahan Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan oleh para pihak. Adapun tanggal pengesahan adalah tanggal efektif suatu badan usaha bergabung atau melebur dan beralihnya kepemilikan saham di perusahaan yang diambil alih (closing date); --- 21.7.3 Kemudian khusus untuk pengambilalihan saham yang terjadi di bursa efek,

maka pemberitahuan dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal surat keterbukaan informasi pengambilalihan saham perseroan terbuka. --- 21.8 Bahwa terkait dengan fakta pengambilalihan saham, KPPU telah menerima

Pemberitahuan dari PT. Balaraja Bisco Paloma yang melakukan pengambilalihan Saham (akuisisi) PT. Subafood Pangan Jaya pada tanggal 22 Maret 2013 dengan nomor register A11713 (vide bukti C10). --- 21.9 Bahwa berdasarkan pemberitahuan tersebut diketahui nilai aset dari BUIT serta

seluruh Badan Usaha yang secara langsung maupun tidak langsung mengendalikan atau dikendalikan Badan Usaha Pengambilalih dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir dinyatakan dalam rupiah adalah (vide bukti C7, C8, dan C10): ---

2009 2010 2011

PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 1.568.829.044.875 1.936.949.441.136 3.590.311.881.048

PT. Balaraja Bisco Paloma - - 32.652.000.000

(23)

halaman 23 dari 44

21.10Bahwa nilai penjualan dari BUIT serta seluruh Badan Usaha yang secara langsung maupun tidak langsung mengendalikan atau dikendalikan Badan Usaha Pengambilalih dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir dinyatakan dalam rupiah adalah (vide bukti C7, C8, dan C10): ---

2009 2010 2011

PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 533.194.383.227 705.219.823.456 1.752.802.322.408

PT. Balaraja Bisco Paloma - - -

PT. Subafood Pangan Jaya 85.717.370.180 114.552.374.011 122.323.419.887

21.11Bahwa nilai aset dan penjualan PT. Tiga Pilar Corpora dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir dinyatakan dalam rupiah adalah: ---

2010 2011 2012

Nilai Penjualan 4.185.219.240 164.816.445.275 294.999.084.139

Nilai Aset 108.535.642.444 757.676.796.172 811.292.724.940

21.12Bahwa nilai aset dan penjualan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir dinyatakan dalam rupiah adalah (vide bukti C10):

2009 2010 2011

Nilai Penjualan 533.194.000.000 705.220.000.000 1.752.802.000.000

Nilai Aset 1.568.830.000.000 1.936.950.000.000 3.590.309.000.000

21.13Bahwa nilai aset dan penjualan PT. Subafood Pangan Jaya dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir dinyatakan dalam rupiah adalah (vide bukti C7, C8, dan C10):

2009 2010 2011

Nilai Penjualan 85.717.370.180 114.552.374.011 122.323.419.887

Nilai Aset 42.956.650.416 43.672.523.952 55.250.196.250

21.14Bahwa struktur kepemilikan PT. Balaraja Bisco Paloma adalah sebagai berikut (vide bukti C3): ---

No. Pemegang Saham

Komposisi Kepemilikan

(%) 1. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food,

Tbk.

99,90

(24)

halaman 24 dari 44

21.15Bahwa struktur kepemilikan PT. Subafood Pangan Jaya sebelum pengambilalihan saham adalah sebagai berikut (vide bukti C1): ---

21.16Bahwa berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Subafood Pangan Jaya Nomor 164 per tanggal 19 Desember 2012 memutuskan antara lain (vide bukti C1): --- 21.16.1 Menyetujui penjualan seluruh saham dalam Perseroan milik PT.

Andalan Agro Makmur sebanyak 39.750 (tiga puluh sembilan ribu tujuh ratus lima puluh) lembar saham kepada PT. Balaraja Bisco Paloma; --- 21.16.2 Menyetujui penjualan saham-saham dalam Perseroan milik Sdr. Teddy Tjokrosapoetra sebanyak 250 (dua ratus lima puluh) lembar saham, masing-masing sebanyak 249 (dua ratus empat puluh sembilan) lembar saham kepada PT. Balaraja Bisco Paloma dan sebanyak 1(satu) lembar saham kepada Sdr. Stefanus Joko Mogoginta. --- 21.17Bahwa Nilai Transaksi Pengambilalihan Saham Perusahaan PT. Subafood Pangan

Jaya oleh PT. Balaraja Bisco Paloma adalah senilai Rp. 47.998.800.000,- (Empat Puluh Tujuh Miliar Sembilan Ratus Sembilan Puluh Delapan Juta Delapan Ratus Ribu Rupiah); --- 21.18Bahwa skema pengambilalihan saham PT. Subafood Pangan Jaya oleh PT.

Balaraja Bisco Paloma adalah sebagai berikut (vide bukti C5): --- PT. Andalan Agro

Makmur Teddy Tjokrosapoetro

PT. Subafood Pangan

Jaya

(25)

halaman 25 dari 44

99,90% 99,96% 99,95% 99,90% 64,95% 70% 99,90% 99,90%

99,96%

21.19Bahwa berdasarkan Surat Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU-AH.01.10-01218 tentang Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT. Subafood Pangan Jaya diketahui bahwa Pengambilalihan Saham Perusahaan PT. Subafood Pangan Jaya oleh PT. Balaraja Bisco Paloma berlaku efektif secara hukum pada tanggal 21 Januari 2013 (vide bukti B3 dan C1); --- 21.20Bahwa PT. Balaraja Bisco Paloma melakukan Pemberitahuan Pengambilalihan

Saham Perusahaan PT. Subafood Pangan Jaya oleh PT. Balaraja Bisco Paloma kepada KPPU pada tanggal 22 Maret 2013 (vide Bukti C10); --- 21.21Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun

2010 diatur bahwa kewajiban menyampaikan pemberitahuan secara tertulis tidak berlaku bagi Pelaku Usaha yang melakukan Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham antar perusahaan yang terafiliasi; --- 21.22Bahwa berdasarkan penjelasan Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun

2010, yang dimaksud dengan “terafiliasi” adalah: --- 21.22.1 Hubungan antara perusahaan, baik langsung maupun tidak langsung,

mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut; --- 21.22.2 Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik langsung

maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau --- 21.22.3 Hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama. --- 21.23Bahwa dengan demikian perlu terlebih dahulu untuk diuraikan apakah ketentuan

(26)

halaman 26 dari 44

21.24Bahwa PT. Balaraja Bisco Paloma dimiliki oleh PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk dan Sdr. Stefanus Joko Mogoginta kemudian PT. Subafood Pangan Jaya dimiliki oleh PT Andalan Agro Makmur dan Sdr. Teddy Tjokrosapoetro (vide bukti B1, B2, C2, dan C3); --- 21.25Bahwa berdasarkan kepemilikan tersebut di atas, PT. Balaraja Bisco Paloma tidak

terafiliasi dengan PT. Subafood Pangan Jaya (vide bukti B1, B2, C2, dan C3); - 21.26Bahwa dengan demikian maka kewajiban menyampaikan pemberitahuan secara

tertulis kepada KPPU berlaku bagi PT. Balaraja Bisco Paloma; --- 21.27Bahwa sebagaimana ditetapkan pada ketentuan Pasal Pasal 1 angka 5

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 dinyatakan: --- pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan

berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik

Indonesia baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian

menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi” --- 21.28Bahwa dalam dugaan pelanggaran ini, pelaku usaha yang dimaksud adalah PT.

Balaraja Bisco Paloma sebagaimana dijelaskan pada angka 2 di atas; --- 21.29Bahwa pengambilalihan saham perusahaan yang dimaksud adalah

pengambilalihan saham 99, 99% (sembilan puluh sembilan koma sembilan puluh sembilan persen) PT. Subafood Pangan Jaya oleh PT. Balaraja Bisco Paloma; --- 21.30Mengenai ketentuan Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, menyatakan: (1) Penggabungan atau peleburan badan usaha, atau pengambilalihan saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 yang berakibat nilai aset dan atau nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu, wajib diberitahukan kepada Komisi, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penggabungan, peleburan atau pengambilalihan tersebut; (2) Ketentuan tentang penetapan nilai aset dan atau nilai penjualan serta

tata cara pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur dalam Peraturan Pemerintah. ---21.31Unsur-unsur Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tersebut

adalah sebagai berikut: --- 21.31.1 Penggabungan atau peleburan badan usaha, atau pengambilalihan

saham; --- 21.31.2 Nilai aset dan atau nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu; --- 21.31.3 Wajib diberitahukan kepada Komisi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)

(27)

halaman 27 dari 44

21.32Bahwa terkait dengan Unsur “Penggabungan atau peleburan badan usaha, atau

pengambilalihan saham”; --- 21.32.1 Bahwa dalam unsur ini terdapat kata hubung “atau”; --- 21.32.2 Bahwa kata hubung “atau” berdasarkan kamus bahasa Indonesia

memiliki arti kata penghubung untuk menandai pilihan di antara beberapa hal (pilihan) (http://kbbi.web.id/);--- 21.32.3 Bahwa dengan demikian, maka dalam unsur ini, cukup salah satu dari:

“penggabungan”, atau “peleburan badan usaha”, atau “pengambilalihan saham” terpenuhi, maka telah terpenuhi unsur ini; --- 21.32.4 Bahwa pada tanggal 22 Maret 2013, KPPU menerima pemberitahuan

dari PT. Balaraja Bisco Paloma yang melakukan pengambilalihan saham (akuisisi) PT. Subafood Pangan Jaya; --- 21.32.5 Bahwa dengan demikian unsur pengambilalihan saham telah terpenuhi. 21.33Bahwa terkait dengan Unsur “nilai aset dan atau nilai penjualannya melebihi

jumlah tertentu” --- 21.33.1 Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 29 ayat (2) Undang-Undang Nomor

5 Tahun 1999, diatur bahwa ketentuan tentang penetapan nilai aset dan atau nilai penjualan serta tata cara pemberitahuan sebagaimana dimaksud, diatur dalam Peraturan Pemerintah; --- 21.33.2 Bahwa sebagai peraturan pelaksana dari ketentuan Pasal 29

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tersebut di atas, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 yang di dalamnya memuat mengenai nilai aset dana atau nilai penjualan yang melebihi jumlah tertentu; --- 21.33.3 Bahwa nilai aset dan/atau nilai penjualan melebihi jumlah tertentu diatur

dalam Pasal 5 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 yang menentukan; --- 20.33.1.1 nilai aset sebesar Rp. 2.500.000.000.000,00 (dua triliun lima

ratus miliar rupiah); dan/atau; --- 20.33.1.2 nilai penjualan sebesar Rp. 5.000.000.000.000,00 (lima

triliun rupiah). --- 21.33.4 Bahwa nilai aset dan/atau nilai penjualan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 5 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 tersebut di atas dihitung berdasarkan penjumlahan nilai aset dan/atau nilai penjualan dari: --- 20.33.1.3 Badan Usaha hasil Penggabungan, atau Badan Usaha hasil

(28)

halaman 28 dari 44

perusahaan lain dan Badan Usaha yang diambilalih; dan

20.33.1.4 Badan Usaha yang secara langsung maupun tidak langsung mengendalikan atau dikendalikan oleh Badan Usaha hasil Penggabungan, atau Badan Usaha hasil Peleburan, atau Badan Usaha yang mengambilalih saham perusahaan lain dan Badan Usaha yang diambilalih. --- 21.33.5 Bahwa penghitungan nilai aset dan atau nilai penjualan tersebut di atas

untuk mengetahui apakah nilai aset dan atau nilai penjualan melebihi jumlah tertentu; --- 21.33.6 Bahwa nilai aset dan atau nilai penjualan tersebut menjadi hal

menentukan apakah Pelaku Usaha wajib atau tidak wajib untuk melaporkan ke KPPU; --- 21.33.7 Bahwa dengan adanya frasa kata hubung “dan atau” memiliki arti sifat

kumulatif maupun sifat fakultatif yang berati bisa keduanya atau salah satunya; --- 21.33.8 Bahwa dengan demikian, yang menjadi faktor utama dari unsur ini

adalah melebihi atau tidak melebihi jumlah tertentu yang telah ditentukan tersebut di atas; --- 21.33.9 Bahwa berdasarkan ketentuan penghitungan nilai aset dan/atau nilai

penjualan diperoleh fakta-fakta bahwa nilai aset dan/atau penjualan gabungan hasil Pengambilalihan Saham dihitung hingga BUIT dengan rincian sebagai berikut: (vide bukti C6, C7, C12, C13); --- 20.33.1.5 Bahwa nilai aset gabungan hasil Pengambilalihan Saham

dihitung hingga BUIT adalah sebesar Rp. 4.403.235.992.422,00 (Empat Triliun Empat Ratus Tiga Miliar Dua Ratus Tiga Puluh Lima Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh Dua Ribu Empat Ratus Dua Puluh Dua Rupiah); --- 20.33.1.6 Bahwa nilai penjualan gabungan hasil Pengambilalihan

(29)

halaman 29 dari 44

Perusahaan Aset (Rp)

Omset (Rp)

PT. Tiga Pilar Corpora 757.676.796.172 164.816.445.275 PT. Tiga Pilar Sejahtera

Food Tbk

3.590.309.000.000 1.752.802.000.000

PT. Subafood Pangan Jaya 55.250.196.250 122.323.419.887

Total 4.403.235.992.422 2.039.941.865.162

20.33.1.7 Bahwa dengan demikian pengambilalihan saham PT Subafood Pangan Jaya oleh PT. Balaraja Bisco Paloma untuk nilai aset telah melebihi jumlah tertentu sebagaimana diatur dalam Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010; --- 21.33.10 Bahwa dengan demikian pengambilalihan saham PT Subafood Pangan

Jaya oleh PT. Balaraja Bisco Paloma untuk nilai aset telah melebihi jumlah tertentu sebagaimana diatur dalam Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010; --- 21.33.11 Bahwa dengan demikian unsur “nilai aset dan/atau nilai penjualannya

melebihi jumlah tertentu” telah terpenuhi. --- 21.34Bahwa terkait dengan Unsur “wajib diberitahukan kepada Komisi

selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penggabungan, peleburan atau pengambilalihan tersebut; --- 21.34.1 Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 5 ayat (1) Peraturan Pemerintah

Nomor 57 Tahun 2010 diatur bahwa pemberitahuan Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan lain yang berakibat nilai aset dan/atau nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu wajib diberitahukan secara tertulis kepada KPPU paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal telah berlaku efektif secara yuridis Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan; --- 21.34.2 Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut, maka pemberitahuan wajib

dilakukan secara tertulis, paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak berlaku efektif, dan berlaku efektif secara yuridis; --- 21.34.3 Bahwa PT. Balaraja Bisco Paloma memberitahukan secara tertulis

kepada KPPU pada tanggal 22 Maret 2013 (vide bukti C10); --- 21.34.4 Bahwa dengan adanya frasa kata “sejak” maka memiliki arti

(30)

halaman 30 dari 44

penerimaan pemberitahuan perubahan data perseroan dari Kementerian Hukum dan HAM pada tanggal 21 Januari 2013 (vide bukti B3 dan C1); --- 21.34.6 Bahwa berdasarkan ketentuan Kementerian Hukum dan HAM tersebut

di atas dan wajib melaporkan paling lama paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal telah berlaku efektif secara yuridis, maka PT. Balaraja Bisco Paloma harus sudah melaporkan kepada KPPU terkait pengambilalihan saham perusahaan PT. Subafood Pangan Jaya selambat-lambatnya pada tanggal 04 Maret 2013; --- 21.34.7 Bahwa penghitungan 30 (tiga puluh) hari kerja didasarkan pada

Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012, Nomor Kep. 28/MEN/I/2012, Nomor SKB/01/M.PAN-RB/01/2012 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama tahun 2012; --- 21.34.8 Bahwa penghitungan tersebut tampak dalam tabel dibawah ini: ---

Hari

ke Tanggal/Bulan

Hari

ke Tanggal/Bulan

Hari

ke Tanggal/Bulan

1 21/Januari 11 5/ Februari 21 19/ Februari 2 22/Januari 12 6/ Febuari 22 20/ Februari 3 23/Januari 13 7/Februari 23 21/ Februari 4 25/Januari 14 8/ Februari 24 22/ Februari 5 28/Januari 15 11/ Februari 25 25/ Februari 6 29/Januari 16 12/ Februari 26 26/ Februari 7 30/Januari 17 13/ Februari 27 27/ Februari 8 31/Januari 18 14/ Februari 28 28/ Februari 9 1/Februari 19 15/ Februari 29 1/ Maret 10 4/Febuari 20 18/ Februari 30 4/ Maret

21.34.9 Bahwa Tim Investigator menilai bahwa kesalahan dalam memahami Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 sebagaimana disebut dalam fakta lain angka 20, 21, 22, dan 23 tidak dapat dijadikan alasan pembenar untuk terlambat melakukan Pemberitahuan kepada KPPU; 21.34.10 Bahwa dengan demikian Tim Investigator tetap berpendapat bahwa PT.

Balaraja Bisco Paloma terlambat melakukan Pemberitahuan Pengambilalihan saham PT. Subafood Pangan Jaya oleh PT. Balaraja Bisco Paloma dalam waktu 13 (tiga belas) hari kerja; --- 21.34.11 Bahwa kesimpulan dari Investigator adalah Berdasarkan analisa tersebut

(31)

halaman 31 dari 44

Pengambilalihan Saham Perusahaan PT. Subafood Pangan Jaya oleh PT. Balaraja Bisco Paloma; --- 22. Menimbang bahwa Terlapor menyerahkan Kesimpulan Hasil Persidangan yang pada

pokoknya memuat hal-hal sebagai berikut (vide bukti T3):

22.1 Bahwa Terlapor keliru memahami ketentuan Pasal 5 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 57 tahun 2010 (“PP 57/2010”), dimana pemahaman Terlapor terhadap akuisisi yang wajib diberitahukan kepada KPPU adalah akusisi yang mengakibatkan nilai asset atau nilai penjualan yang tadinya dibawah jumlah tertentu yang tercantum pada Pasal 5 ayat 2 PP 57/2010 menjadi di atas jumlah tertentu pada Pasal 5 ayat 2 PP 57/2010. Sedangkan nilai aset PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk telah melebihi dari jumlah tertentu yang tercantum pada Pasal 5 ayat 2 PP 57/2010 sebelum akuisisi dilakukan; --- 22.2 Bahwa segera setelah Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia

mengingatkan dan memberikan pemahaman yang benar melalui Biro Merger terkait dengan akuisisi PT Sukses Abadi Karya Inti oleh PT Dunia Pangan yang juga merupakan entitas anak PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Terlapor segera melaporkan akuisisi Terlapor terhadap PT Subafood Pangan Jaya walaupun akuisisi ini bukan merupakan obyek dari surat teguran dari KPPU yang diterima oleh grup Terlapor (surat teguran hanya terhadap PT Dunia Pangan atas akuisisi PT Sukses Abadi Karya Inti). Terlapor berharap hal ini dapat menunjukkan itikad baik Terlapor dalam mematuhi ketentuan KPPU; --- 22.3 Bahwa Terlapor tidak mengetahui pemberlakuan denda keterlambatan berdasarkan

Peraturan Komisi Nomor 4 Tahun 2012 tanggal 27 Agustus 2012, karena pada saat terakhir Terlapor beraudiensi dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha tanggal 26 Januari 2012, Terlapor diberitahukan bahwa sanksi PP57/2010 belum diberlakukan; --- 22.4 Bahwa Terlapor hanya dapat berandai bahwa apabila Biro Merger yang telah

sebelumnya berkomunikasi dengan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk yaitu dalam hal pembelian aset dari PT Unilever Indonesia Tbk tahun 2011 (Bukti T-1) dan pengeluaran saham baru PT Bumiraya Investindo tahun 2011-2012 (Bukti T-2), dapat kiranya: --- 22.4.1 Mengirimkan kepada Terlapor informasi mengenai pemberlakuan sanksi

(32)

halaman 32 dari 44

22.4.2 Mengingatkan Terlapor lebih awal melaporkan kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan serta mengumumkan kepada publik melalui Bursa Efek Indonesia yang harus Terlapor lakukan paling lambat 2 (dua) hari sejak Terlapor menandatangani perjanjian pendahuluan jual beli dan akta jual beli (yaitu masing-masing pada tanggal 21 November 2012 dan 20 Desember 2012) – (Bukti T-3), dan/atau pada saat berita rencana akuisisi ini dimuat di harian yang terkenal menyoroti aksi korporasi dengan peredaran nasional yaitu harian Kontan tanggal 26 November 2012 – (Bukti T-4), jauh hari sebelum terbitnya penerimaan pemberitahuan oleh Menkumham. -- 22.5 Bahwa selanjutnya, terkait dengan tanggapan Terlapor di atas, Terlapor memohon

kepada Majelis Komisi mempertimbangkan untuk memberikan keringanan hukuman atas dasar sebagai berikut: --- 22.5.1 Terlapor adalah bagian dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, suatu

perusahaan publik yang lebih dari 45% sahamnya dimiliki oleh masyarakat, dimana suatu pengenaan denda yang besar dapat berakibat hilangnya kepercayaan pemegang saham publik kepada PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk; --- 22.5.2 Akuisi Terlapor terhadap PT Subafood Pangan Jaya tidak terbukti

berpotensi menimbulkan praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat berdasarkan Pendapat Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 30/KPPU/PDPT/XI/2013 tanggal 26 November 2013 – (Bukti T-5; --- 22.5.3 Akuisisi Terlapor terhadap PT Subafood Pangan Jaya belum menambah

(33)

halaman 33 dari 44

berusaha untuk mengekspor produknya karena pasar luar negeri cocok dengan produk PT Subafood Pangan Jaya yang lebih sehat dan juga ekspor diharapkan menaikkan kinerja keuangan PT Subafood Pangan Jaya. --- 22.5.5 Berdasarkan hal-hal yang Terlapor sampaikan di atas, Terlapor berharap

dapat diberikan hukuman percobaan sehingga denda akan dikenakan sepenuhnya apabila PT Balaraja Bisco Paloma mengulangi keterlambatan pelaporan kembali. --- 23. Menimbang bahwa setelah berakhirnya jangka waktu Pemeriksaan Lanjutan, Komisi

menerbitkan Penetapan Komisi Nomor 18/KPPU/Pen/IV/2014 tanggal 2 April 2014 tentang Musyawarah Majelis Komisi Perkara Nomor 02/KPPU-M/2014 (vide bukti A24); --- 24. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Musyawarah Majelis Komisi, Komisi

menerbitkan Keputusan Komisi Nomor 42/KPPU/Kep/IV/2014 tanggal 2 April 2014 tentang Penugasan Anggota Komisi sebagai Majelis Komisi pada Musyawarah Majelis Komisi Perkara Nomor 02/KPPU-M/2014 (vide bukti A25); --- 25. Menimbang bahwa Majelis Komisi telah menyampaikan Petikan Penetapan Musyawarah Majelis kepada Terlapor (vide bukti A28); --- 26. Menimbang bahwa setelah melaksanakan Musyawarah Majelis Komisi, Majelis Komisi

menilai telah memiliki bukti dan penilaian yang cukup untuk mengambil putusan; ---

TENTANG HUKUM

(34)

halaman 34 dari 44

5. Tentang Kewajiban Melakukan Pemberitahuan kepada Komisi; --- 6. Tentang Pemenuhan Unsur Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999; --- 7. Tentang Pengecualian; --- 8. Tentang Kesimpulan Majelis Komisi; --- 9. Tentang Pertimbangan Majelis Komisi sebelum Memutus; --- 10. Tentang Diktum Putusan dan Penutup. ---

Berikut uraian masing-masing bagian sebagaimana tersebut di atas; --- 1. Tentang Objek Perkara dan Dugaan Pelanggaran; ---

1.1 Bahwa Objek Perkara ini adalah Keterlambatan Pemberitahuan Pengambilalihan saham PT Subafood Pangan Jaya selama 13 (tiga belas) hari kerja; --- 1.2 Bahwa Terlapor diduga melanggar Pasal 29 UU Nomor 5 Tahun 1999 juncto Pasal

5 PP Nomor 57 Tahun 2010; --- 2. Tentang Identitas Terlapor;---

Bahwa Majelis Komisi menilai Identitas Terlapor adalah sebagai berikut: ---

Terlapor, PT. Balaraja Bisco Paloma, yang berkedudukan di Kampung Pasir Kalong,

RT 002/001 Desa Cibadak, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten, merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia berdasarkan Akta Notaris Arry Supratno, S.H., Nomor 143 tanggal 18 Mei 2011. Bahwa akta pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia dalam Surat Keputusan Nomor AHU-27301.AH.01.01. Tahun 2011 tanggal 30 Mei 2011. Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan bahwa maksud dan tujuan PT Balaraja Bisco Paloma adalah bergerak di bidang perdagangan umum, perindustrian, jasa, pembangunan (kontraktor), pengangkutan darat, pertanian, percetakan/penerbitan, dan perbengkelan; --- 3. Tentang Pengambilalihan Saham PT Subafood Pangan Jaya oleh Terlapor; ---

3.1 Berdasarkan Laporan Keterlambatan Pemberitahuan dan Kesimpulan Hasil Persidangan yang diserahkan oleh Investigator, diperoleh bukti bahwa Surat Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU-AH.01.10-01218 tentang Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT. Subafood Pangan Jaya diketahui bahwa Pengambilalihan Saham Perusahaan PT. Subafood Pangan Jaya oleh PT. Balaraja Bisco Paloma berlaku efektif secara yuridis pada tanggal 21 Januari 2013; --- 3.2 Berdasarkan Laporan Keterlambatan Pemberitahuan dan Kesimpulan Hasil

(35)

halaman 35 dari 44

Pemberitahuan Pengambilalihan Saham PT Subafood Pangan Jaya Oleh Terlapor Kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha Tertanggal 22 Maret 2013; --- 3.3 Berdasarkan pengambilalihan saham perusahaan yang dimaksud adalah

pengambilalihan saham 99, 99% (sembilan puluh sembilan koma sembilan puluh sembilan persen) PT. Subafood Pangan Jaya oleh PT. Balaraja Bisco Paloma.; --- 3.4 Berdasarkan Tanggapan atas Laporan Keterlambatan Pemberitahuan dan

Kesimpulan Hasil Persidangan dari Terlapor, dinyatakan bahwa keterlambatan tersebut terjadi karena kekeliruan memahami ketentuan Pasal 5 ayat 2 Peraturan Pemerintah No.57 tahun 2010 ; --- 3.5 Bahwa Majelis Komisi Mempertimbangkan:

3.5.1 Bahwa dalam Pasal 29 ayat (1) Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Penggabungan atau peleburan badan usaha, atau pengambilalihan saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 yang berakibat nilai aset dan atau nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu, wajib diberitahukan kepada Komisi, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penggabungan, peleburan atau pengambilalihan tersebut;--- 3.5.2 Bahwa dalam Pasal 1 Ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun

2010 tentang Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan Saham Perusahaan Yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

(selanjutnya disebut “PP Nomor 57 Tahun 2010”), yang dimaksud

pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh Pelaku Usaha untuk mengambilalih saham Badan Usaha yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas Badan Usaha tersebut; --- 3.6 Bahwa Majelis Komisi menilai bahwa Terlapor telah melakukan pengambilalihan

atas saham PT Subafood Pangan Jaya yang berlaku efektif secara yuridis pada tanggal 21 Januari 2013 sesuai dengan Surat Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU-AH.01.10-01218 tentang Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT Subafood Pangan Jaya; --- 4. Tentang Nilai Aset dan atau Nilai Penjualan setelah pengambilalihan saham; ---

Referensi

Dokumen terkait

Jadi, untuk pekerjaan ini dipersyaratkan hanya Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan klasifikasi Bidang Bangunan Gedung (BG) dan memiliki kualifikasi Usaha Kecil. Tenaga Teknis Bagi

Pada hari ini Selasa tanggal Dua bulan April tahun Dua Ribu Tigabelas kami yang bertanda tangan dibawah ini Pokja Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Peternakan dan Perikanan Kab. Datok

Oleh karena tidak ada penawaran dari peserta yang lulus evaluasi penawaran tahan evaluasi teknis, maka POKJA V ULP Kabupaten Barito Timur menyatakan PELELANGAN GAGAL. Tindak

Hal tersebut karena Selat Makassar memenuhi kaidah OTEC, dimana termasuk kategori laut dalam dan berada di equator yang memiliki suhu permukaan yang hangat dan konstan, serta

Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT.TELKOM, maka solusi yang paling tepat untuk mengatasi permasalahan yang sedang terjadi pada perusahaan

Berdasarkan hasil pengujian yang semuanya sangat signifikan maka hipotesis yang menyatakan bahwa “ kesegaran jasmani dan motivasi belajar siswa putra secara

Berdasarkan hasil uji statistik dapat diketahui bahwa p value (0,000) < α (0,05) maka H 0 ditolak yang berarti ada pengaruh antara sikap, norma subyektif dan perceived

KIK EBA mentransfer hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung liabilitas untuk membayar arus kas yang diterima