• Tidak ada hasil yang ditemukan

S SEJ 0901453 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S SEJ 0901453 Chapter5"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Pada bab ini penulis akan memaparkan simpulan dari hasil penelitian yang

dilakukan penulis mengenai perkembangan Pondok Pesantren Al-Islamiyyah di

Desa Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat Tahun

1969-1989. Simpulan tersebut adalah sebagai analisa dari temuan-temuan hasil

penelitian tentang hal-hal yang berhubungan dengan latar belakang, antara lain

pertama, latar belakang berdirinya Pondok Pesantren Al-Islamiyyah di Desa

Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat. Kedua,

gambaran kehidupan Pondok Pesantren Al-Islamiyyah di Desa Mandalamukti

Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat. Ketiga, pandangan

masyarakat terhadap keberadaan Pondok Pesantren Al-Islamiyyah di Desa

Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat dan

pengaruh Pondok Pesantren Al-Islamiyyah terhadap lingkungan sekitar.

Pertama, Pondok Pesantren Al-Islamiyyah berdiri pada tahun 1969 di Desa

Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat. Pendirinya

yaitu Kiai Haji Muhammad Ridwan yang sampai saat ini masih menjadi Pimpinan

Pondok Pesantren. Pondok Pesantren Al-Islamiyyah berkembang pesat dari tahun

ke tahun, bahkan sampai saat ini Pondok Pesantren Al-Islamiyyah semakin maju

dan berkembang. Sarana Pendidikan di Cikalongwetan pada saat itu terpenuhi

dengan adanya Pondok Pesantren Al-Islamiyyah karena pada saat itu belum ada

sekolah formal. Setelah ada sekolah formal pun tetap tidak mengurangi eksistensi

Pondok Pesantren ini.

Kedua, Pondok Pesantren Al-Islamiyyah merupakan pondok pesantren

yang tetap mempertahankan budaya tradisional baik dalam proses

pembelajarannya maupun dalam kehidupan di pesantren. Pondok pesantren ini

mampu bertahan di tengah perkembangan zaman, bahkan perkembangannya

(2)

Ketiga, menurut pandangan masyarakat sekitar terhadap keberadaan

Pondok Pesantren Al-Islamiyyah yaitu terjadinya perubahan perilaku dalam

kehidupan masyarakat khususnya masyarakat Cikalongwetan. Perubahan tersebut

utamanya meliputi kehidupan sosial masyarakat. Dalam kehidupan sosial

masyarakat Cikalongwetan, pesantren menjadi rujukan penting bagi masyarakat

dalam menghadapi permasalahan terutama yang berkaitan dengan hukum-hukum

keagamaan.

Selain itu sosok kiai sebagai pimpinan pesantren dan orang yang berilmu

memiliki posisi tersendiri dalam struktur sosial masyarakat. Ia adalah orang yang

dihormati dalam lingkungan masyarakat Cikalongwetan, ia juga menjadi orang

yang diperhitungkan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan

pembangunan daerah.

Keempat, pengaruh keberadaan Pondok Pesantren Al-Islamiyyah terhadap

lingkungan sekitar yang dirasakan masyarakat Cikalongwetan yaitu berbagai

peran positif yang dirasakan oleh masyarakat dalam kehidupannya, membuat

masyarakat memliki kepedulian untuk bersama-sama dengan pihak pesantren

memajukan dan mengambangkan Pondok Pesantren Al-Islamiyyah baik dari segi

fisik maupun jumlah santri. Para almuni jebolan Pondok Pesantren Al-Islamiyyah

banyak yang menjadi Ketua Desa di sekitar Kecamatan Cikalongwetan.

Para santri yang bermukim di Pondok Pesantren Al-Islamiyyah selain dari

Kabupaten Bandung Barat, Cimahi, Bandung, Purwakarta, Jakarta, Banten,

Kalimantan Timur, Jambi. Dan para alumni tersebar di Jawa Barat, Jakarta,

Banten, Lampung, Palembang, Pangkal Pinang, Jambi, Kalimantan Timur, Batam,

Sulawesi dan lain-lain.

Satu-satunya pangajaran formal yang diberikan dalam lingkungan

pesantren ialah pengajaran kitab-kitab Islam klasik, terutama karangan-karangan

ulama yang menganut paham Syafi’iyah. Tujuan utamanya adalah untuk

mendiddik calon-calon ulama. Sedangkan sekarang kebanyakan pesantren telah

memasukan pengajaran pengetahuan umum sebagai suatu bagian penting dalam

(3)

Metode pembelajaran yang dilakukan di Pondok Pesantren Al-Islamiyyah

tidak jauh berbeda dengan kebanyakan pesantren lainnya yaitu Sorogan,

Bandongan, Halaqah, Talaran dan Diskusi. Begitu juga dengan evaluasi

pembelajarannya. Evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh Pondok Pesantren

Al-Islamiyyah secara lisan merupakan sistem evaluasi yang lebih efektif karena

dengan begitu Kiai atau Ustadz dapat mengetahui secara langsung sejauh mana

kemampuan santri dalam menyerap materi pelajaran. Apalagi pelajaran mengenai

agama merupakan pelajaran praktek yang tidak dapat di ukur atau di nilai

pembelajarannya jika sekedar evaluasi tertulis. Bahkan evaluasi terhadap

kemampuan santri dalam memahami ajaran agama justru dapat terlihat dalam

praktek kehidupannya sehari-hari. Evaluasi terhadap kemampuan santri menerima

pelajaran, di tes hapalannya terhadap materi ynag di sebut talaran.

Seorang santri dikatakan lulus pada materi tertentu dan berhak naik kelas

ketika santri tersebut telah memahami kitab tertentu. Evaluasi berupa tes hafalan

atau bisa di sebut talaran juga dilakukan oleh Pondok Pesantren Al-Islamiyyah

diantaranya yaitu para santri yang telah belajar tiga tahun harus hafal bacaan

Shalat serta terjemahnya, harus hafal Al-Asmaul Husna dan harus hafal Surat Al

Mulk, Al-Waqiah dan surat Yasin. Bagi laki-lakiharus hafal Al-Barjanji sampai

Mahallul Qiyam dan Wakaana yang terakhir (Muhammad Ridwan, Pimpinan

Pondok Pesantren).

Keberadaan para alumni dari Pondok Pesantren Al-Islamiyyah juga

berkontribusi besar bagi perkembangan dan kemajuan Pondok Pesantren

Al-Islamiyyah. Setiap tahunnya rutin diadakan silaturahmi antar alumni, para alumni

dari Pondok Pesantren Al-Islamiyyah ini memiliki tabunngan yang di namakan

wakaf Sabilillah untuk kemajuan dan perkembangan Pondok Pesantren

Al-Islamiyyah. Maka dari itu Pondok Pesantren Al-Islamiyyah tidak khawatir tentang

masalah pendanaan.

Pondok Pesantren Al-Islamiyyah merupakan satu dari sekian banyak

pondok pesantren yang mampu bertahan di tengah perkembangan zaman, trelihat

(4)

Pesantren Al-Islamiyyah dapat menjadi contoh untuk pondok pesantren lainnya

yang ada di Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat.

5.2 Saran

Dengan penyusunan skripsi ini penulis mengharapkan agar Pondok

Pesantren Al-Islamiyyah hendaknya menjadi lembaga pendidikan yang

dikembangkan oleh semua pihak, baik Pondok Pesantren Al-Islamiyyah sendiri,

masyarakat, maupun pemerintah daerah. Akan lebih baik jika Pondok Pesantren

Al-Islamiyyah tidak hanya di kenal di Kabupaten Bandung Barat saja.

Pengembangan Pondok Pesantren Al-Islamiyyah ini dapat dilakukan

dengan mengadakan koordinasi atau kerja sama yang berkesinambungan antara

Pondok Pesantren Al-Islamiyyah dengan pemerintah daerah Kabupaten Bandung

Barat atau lembaga terkait, sehingga dapat bersama-sama meningkatkan

pendidikan terutama pemahaman terhadap agama Islam serta aplikasinya dalam

kehidupan bermasyarakat. Para alumni juga dapat terus berkontribusi untuk

mengembangkan Pondok Pesantren Al-Islamiyyah.

1) Pihak Pondok Pesantren Al-Islamiyyah disarankan agar dapat lebih respontif

terhadap perubahan dalam masyarakat dan lebih mengembangkan program

pendidikannya agar Pondok Pesantren Al-Islamiyyah dapat lebih di terima

oleh berbagai lapisan masyarakat.

2) Pondok Pesantren Al-Islamiyyah disarankan agar terus melibatkan

masyarakat Cikalongwetan untuk membantu mengembangkan Pondok

Pesantren Al-Islamiyyah. Untuk pemerintah daerah Kabupaten Bandung

Barat, diharapkan agar dapat membantu Pondok Pesantren Al-Islamiyyah

terutama dalam masalah pendanaan maupun program pendidikannya.

3) Diharapkan juga skripsi ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan

referensi bagi pondok pesantren Al-Islamiyyah sendiri, masyarakat,

pemerintah daerah, serta pihak lain yang berkepentingan dalam upaya

mempelajari karakteristik pesantren salafiyah khususnya yang terdapat di

(5)

mempertahankan keberadaan pesantren salafiyah serta upaya

pengembangannya.

4) Selain itu, semoga skripsi ini juga berkontribusi penting bagi pembelajaran

sejarah. Skripsi ini dapat diijadikan referensi bagi pengembangan pelajaran

sejarah lokal di sekolah khususnya di Kabupaten Bandung Barat, sehingga

peserta didik dapat lebih mengenal sejarah daerah terutama sejarah

pengembangan agama Islam di Kabupaten Bandung Barat khususnya di

Referensi

Dokumen terkait

Para peserta kholwat terdiri dari santri yang mondok di pesantren Al-Falah Biru. serta ajengan pendidik yang mengajar di

Walaupun pada awalnya masih menginduk kepada “saudaranya” Pesantren Darusalam yang didirikan oleh KH Yusuf Taujiri yang merupakan keluarga ulama Pesantren Cipari

persoalan lainnya yang berkaitan dengan sastra, bahasa, dan budaya Sunda, juga.. bidang-bidang lain seperti agama, ekonomi, politik, kesenian

GERAKAN PRAMUKA IKIP BANDUNG HINGGA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN 1971 - 2014.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Abdul Madjid Soefyan dalam Mengembangkan Pondok Pesantren Al-Falah Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut Tahun.

Keempat, keberadaan pondok pesantren Alhikamussalafiyah memberikan dampak terhadap kehidupan keagamaan masyarakat Purwakarta, diantaranya yaitu pendirian majelis

Pola baru kepemimpinan kiai dalam pengembangan pendidikan (studi kasus pondok pesantren hidayatullah Surabaya). 27- 54 [Online] di

berjarak 1,1 km dari desa Turen, pondok pesantren ini telah berdiri sejak tahun 1965, yang menjadikan budaya masyarakat desa-desa sekitar lokasi pondok pesantren berkiblat ke