KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG
REPUBLIK INDONESIA
Nomor : 19/KMA/SK/II/2016
TENTANG
PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA PENYUSUNAN
SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG
TENTANG PROSEDUR PENYELESAIAN KEPAILITAN
KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa perkembangan kegiatan keperdataan
khusus menuntut penyelesaian kepailitan
dengan lebih cepat sekaligus sebagai wujud
indikator daya saing nasional dalam era
globalisasi;
b. bahwa terhadap kebutuhan konkrit untuk
terus meningkatkan kepercayaan publik
terhadap badan peradilan dengan antara
lain memberikan akses yang lebih baik
terhadap keadilan;
c. bahwa Mahkamah Agung perlu melakukan
pemetaan ulang dan menentukan kebijakan
terbaik yang dapat diambil Mahkamah
Agung dalam menyiasati kebutuhan
prosedur penyelesaian kepailitan gugatan
dengan mempertimbangkan kesesuaian
dengan hukum acara yang berlaku;
d. bahwa Mahkamah Agung perlu menyiapkan
rekomendasi tentang solusi terbaik yang
dapat diambil negara dalam rangka
memberikan akses terbaik bagi masyarakat
pencari keadilan melalui penyelesaian
e. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a
sampai d diatas, Mahkamah Agung
memandang perlu untuk membentuk
Kelompok Kerja guna menyusun strategi
jangka menengah sampai panjang terkait
dengan penyelesaian kepailitan, dengan
Keputusan Ketua Mahkamah Agung;
f. bahwa mereka yang namanya tercantum
dalam Keputusan Ketua Mahkamah Agung
ini dipandang cakap dan mampu untuk
melaksanakan tugas ini.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009
tentang Perubahan Kedua Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah
Agung;
2. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman;
3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986
tentang Peradilan Umum sebagaimana
diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 49 Tahun 2009 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1986;
4. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004
tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang.
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007
tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional 2005-2025;
6. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015
tentang Rencana Pembangunan Jangka
-3-MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN : KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG
TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA
PENYUSUNAN SURAT EDARAN MAHKAMAH
AGUNG TENTANG PROSEDUR PENYELESAIAN
KEPAILITAN.
PERTAMA : Membentuk Kelompok Kerja Penyusunan
Peraturan Surat Edaran Mahkamah Agung
tentang Prosedur Penyelesaian Kepailitan.
KEDUA : Membentuk Kelompok Kerja dengan susunan
sebagai berikut :
Tim Kerja
Ketua : Prof. Dr. H. Mohammad
Saleh, SH., MH (Wakil
Ketua Mahkamah Agung
RI Bidang Yudisial).
Wakil Ketua : Prof. Dr. Takdir
Rahmadi, SH., LLM
(Ketua Kamar
Pembinaan).
Sekretaris : Dr. Ridwan Mansyur,
SH, MH (Kepala Biro
Hukum dan Humas
Badan Urusan
Administrasi Mahkamah
Agung RI).
Anggota : 1. Syamsul Ma’arif, SH,
LL.M, Phd (Hakim
Agung Mahkamah
Agung RI).
2. Soltoni Mohdally,
SH.,MH (Hakim
Agung Mahkamah
-4-3. H. Hamdi, SH,
M.Hum (Hakim
Agung Mahkamah
Agung RI).
4. I Gusti Agung
Sumanatha, SH., MH
(Hakim Agung
Mahkamah Agung
RI).
5. Sudrajat Dimyati,
SH., MH (Hakim
Agung Mahkamah
Agung RI).
6. Made Rawa Aryawan,
SH.,M.Hum (Ketua
Pengadilan Tinggi
Jakarta).
7. Rahmi Mulyati, SH,
MH (Panitera Kamar
Perdata Khusus
Mahkamah Agung
RI).
8. Dr. H. Gusrizal, SH.,
M.Hum (Ketua
Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat).
9. Aria Suyudi, SH,
LL.M.
10.Dessi Tri Aryani.
11.Yunani Abiyoso, SH,
MH.
KETIGA : Menugaskan kepada Kelompok Kerja
Penyusunan Surat Edaran Mahkamah Agung
-5-1. Menyusun naskah akademik yang diperlukan
untuk mendukung penyusunan Surat Edaran
Mahkamah Agung ini.
2. Mengadakan diskusi intensif dengan
melibatkan seluas mungkin pemangku
kepentingan.
3. Menyusun rancangan Surat Edaran
Mahkamah Agung tentang Prosedur
Penyelesaian Kepailitan.
KEEMPAT : Dalam melaksanakan tugasnya, berkordinasi
dengan Kelompok Kerja Akses Terhadap Keadilan
Tim Asistensi Pembaruan Peradilan Mahkamah
Agung Republik Indonesia dan bertanggung
jawab kepada Ketua Mahkamah Agung Republik
Indonesia.
KELIMA : Biaya yang diperlukan dalam rangka
pelaksanaan tugas Kelompok Kerja dibebankan
pada anggaran Mahkamah Agung Republik
Indonesia dan anggaran donor.
KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan dengan ketentuan bahwa apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan dalam
keputusan ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 11 Februari 2016
KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA
ttd
MUHAMMAD HATTA ALI
SALINAN : Keputusan ini disampaikan kepada :
1. Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang Yudisial;
2. Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang Non Yudisial;
3. Para Ketua Kamar Mahkamah Agung RI;
4. Para Hakim Agung Mahkamah Agung RI;
5. Para Pejabat Eselon I dan II pada Mahkamah Agung RI