• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permendikbud Tahun2009 Nomor57

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Permendikbud Tahun2009 Nomor57"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

SALINAN

PERATURAN

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 57 TAHUN 2009

TENTANG

PEMBERIAN BANTUAN PENGEMBANGAN SEKOLAH SEHAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan sekolah sehat perlu dilakukan bimbingan teknis berupa bantuan pengembangan sekolah sehat;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Pemberian Bantuan Pengembangan Sekolah Sehat;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);

4. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2008;

(2)

2

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG PEMBERIAN BANTUAN PENGEMBANGAN SEKOLAH SEHAT.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Hibah pengembangan sekolah sehat adalah bantuan dana yang diberikan kepada sekolah/lembaga yang memenuhi persyaratan untuk mengembangkan sekolah sehat. 2. Sekolah sehat adalah sekolah yang bersih, hijau, rindang, aman, dan nyaman, peserta

didiknya sehat, aktif dan bugar, serta berperilaku hidup bersih dan sehat.

3. Sekretaris Jenderal adalah Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional. 4. Departemen adalah Departemen Pendidikan Nasional.

BAB II

TUJUAN DAN SASARAN

Pasal 2

Pemberian bantuan pengembangan sekolah sehat bertujuan mewujudkan sekolah sehat dalam mendukung peningkatan mutu pendidikan nasional dalam kerangka pendidikan untuk perkembangan, pengembangan, dan pembangunan berkelanjutan.

Pasal 3

(1) Bantuan pengembangan sekolah sehat dapat diberikan kepada: a. Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota;

b. taman kanak-kanak (TK); c. sekolah dasar (SD);

d. sekolah menengah pertama (SMP); e. sekolah menengah atas (SMA); dan f. sekolah menengah kejuruan (SMK)

di seluruh Provinsi, sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Kepala Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.

(2) Bantuan pengembangan sekolah sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk hibah.

BAB III JENIS BANTUAN

Pasal 4

Jenis bantuan pengembangan sekolah sehat meliputi: a. penataan sarana prasarana kantin sekolah; b. operasional pengembangan model sekolah sehat;

c. penyediaan sarana prasarana pendidikan jasmani dan kesehatan;

(3)

3

e. pembinaan satuan tugas anti narkoba dan HIV-AIDS di sekolah; dan/atau f. pelaksanaan kegiatan gerakan hidup aktif.

BAB IV

SYARAT MEMPEROLEH BANTUAN

Pasal 5

Syarat sekolah/lembaga yang dapat memperoleh hibah pengembangan sekolah sehat adalah sebagai berikut:

a. memiliki sertifikat tanah dan izin mendirikan bangunan untuk bantuan yang bersifat fisik. b. memiliki izin pendirian sekolah;

c. memiliki rekening bank dan nomor pokok wajib pajak (NPWP) atas nama sekolah/lembaga;

d. telah beroperasi sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun; e. bersedia menandatangani perjanjian hibah; dan

f. berkomitmen melaksanakan pendidikan untuk perkembangan, pengembangan, dan pembangunan berkelanjutan.

BAB V

MEKANISME DAN TAHAPAN PEMBERIAN BANTUAN

Pasal 6

Pemberian bantuan pengembangan sekolah sehat diatur dengan mekanisme sebagai berikut:

a. Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani berkoordinasi dengan Komisi Nasional Indonesia untuk United Nations Educational, Scientific And Cultural Organization (KNIU) tentang implementasi pendidikan untuk perkembangan, pengembangan, dan pembangunan berkelanjutan melalui pengembangan sekolah sehat;

b. sosialisasi program pengembangan sekolah sehat kepada Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota dan sekolah;

c. Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota mengusulkan nama-nama sekolah calon penerima bantuan;

d. Sekolah yang diusulkan sebagai calon penerima bantuan membuat proposal dan disampaikan kepada Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota;

e. Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota mengusulkan proposal dari sekolah kepada Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Departemen;

f. Tim yang dibentuk oleh Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani melakukan seleksi usulan proposal dari Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota bagi sekolah calon penerima bantuan;

g. Tim seleksi pusat mengusulkan sekolah calon penerima bantuan kepada Kepala Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani atas nama Menteri Pendidikan Nasional;

h. Kepala Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani atas nama Menteri Pendidikan Nasional menetapkan Keputusan sekolah penerima bantuan pengembangan sekolah sehat.

Pasal 7

Tahap pemberian bantuan pengembangan sekolah sehat ditetapkan sebagai berikut:

a. penandatanganan perjanjian kerjasama pengelolaan dana hibah pengembangan sekolah sehat; dan

(4)

4

BAB VI

PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN

Pasal 8

(1) Sekolah yang telah menerima dana hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 wajib melaksanakan program pengembangan sekolah sehat sesuai dengan perjanjian yang telah ditandatangani.

(2) Sekolah yang telah melaksanakan program pengembangan sekolah sehat melaporkan pertanggungjawaban penggunaan hibah sesuai peraturan perundang-undangan.

BAB VII

PEMANTAUAN DAN PENGAWASAN

Pasal 9

Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani melaksanakan pemantauan dan evaluasi penggunaan dana bantuan terhadap penerima bantuan dana hibah sesuai perjanjian kerjasama yang telah ditandatangani.

Pasal 10

Inspektorat Jenderal Departemen melaksanakan pengawasan penggunaan dana bantuan pengembangan sekolah sehat sesuai kewenangannya.

BAB VIII SANKSI

Pasal 11

(1) Kepala Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani dapat melakukan pencabutan dan/atau pembatalan pemberian bantuan kepada sekolah/lembaga yang diketahui tidak melaksanakan perjanjian hibah yang telah ditandatangani.

(2) Sekolah/lembaga yang telah dicabut pemberian bantuan atau menyalahgunakan dana bantuan, dikenai sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB IX

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 12

(5)

5

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 13

Petunjuk Teknis Peraturan Menteri ini ditetapkan oleh Kepala Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.

Pasal 14

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 14 September 2009

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

TTD

Referensi

Dokumen terkait

Thirty-five years after its creation, non-standard analysis is to-day a vivid and fruitful method of mathematical analysis, with striking accomplishments in various areas

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Pelelangan Nomor : 13/Tim-Karet/Bt-Hr/APBD/2012 tanggal 20 April 2012 dan Berita Acara Hasil Pelelangan Nomor

Menurut Hamidi (2007: 126-128) dalam bukunya “ Metode Penelitian dan Teori Komunikasi ” menjelaskan bahwa “Populasi adalah keseluruhan satuan analisis ( unit of analysis )

Penentuan lokasi kesesuaian lahan untuk tanaman asparagus dilakukan dengan metode evaluasi lahan yang menggunakan citra satelit sebagai sumber data, didukung dengan kerja

Menurut Sund (dalam Roestiyah, 2012:20), discovery adalah proses mental di mana mahasiswa memadukan berbagai konsep atau prinsip. Yang dimaksudkan dengan proses mental tersebut

Hasil dari penelitian ini menjelaskan ada beberapa alasan perempuan buruh gendong memilih pekerjaan sebagai buruh gendong yaitu ekonomi, menjai single parents, tidak memiliki

Seberapa besar pengaruh yang signifikan antara kecerdasan visual spasial terhadap prestasi belajar matematika materi segitiga pada siswa kelas VII SMPN 2 Sumbergempol

Sejak tahun 2007, Pemprov Lampung bereksperimen menggunakan pendekatan collaborative governance dalam kebijakan pemindahan pusat pemerintahan provinsi dari Kota