66
BAB V
Program Perencanaan dan Perancangan
5.1 Program Dasar Perencanaan
5.1.1 Program Ruang
Kelompok Ruang Kegiatan Umum
1 Plaza 240
Total dan sirkulasi 1055,6
Kelompok Ruang Kegiatan Bersama ( Fasilitas )
1 Ruang Serba 71,375
Kelompok Ruang Sewa ( Menginap )
1 Deluxe Room 4612,4
11. Rg Security and Parking Office 56
12. Rg. Meeting Room 56
13. Lavatory 12
Total 684
67
Total +Sirkulasi 889,2
Kelompok Pelayanan
Kelompok Sewa Shopping Center
1 Retail 4050
2 Bilik 50
Total 4100
Sirkulasi 30% 1230
Total + sirkulasi 5330
Kelompok Pengelola Shopping
Tabel 5.1 :Klasifikasi Besaran Per Ruang
Sumber : Analisa Penulis
Dari data diatas dapat di simpulkan sebagai berikut :
No Jenis Ruang Luasan
1 Kelompok Kegiatan Umum (Hotel dan AShopping Center)
68 2 Kelompok Kegiatan Bersama (Hotel dan Shopping
Center )
591m² 3 Kelompok Kegiatan Utama (Hotel dan Shopping Center 14849,12m² 4 Kelompok Kegiatan Pengelola (Hotel dan Shopping
Center )
1141,4m²
5 Kelompok Kegiatan Pelayanan (Hotel ) 1693,64m²
6 Ruang Luar Terbangun 17565m²
Total 36.895,76m²
Tabel 5.2 : Klasifikasi Besaran Per Jumlah Kelompok Ruang
Sumber : Analisa Penulis
Luasan total area terbangun dalam pengembangan Mix Use Building , Hotel dan Shopping Center di kawasan Pantai Marina Semarang mencapai 36.895,76 m²
5.1.2 Tapak Terpilih
Gambar 5.1: Peta Tapak
Sumber : RDTRK Kota Semarang
Besaran diperhitungkan berdasarkan peraturan bangunan daerah setempat, dalam hal ini mengacu pada Perda Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2004 Tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK ) . Berdasarkan RTRW Kota Semarang, hotel dan Pusat Perbelanjaan yang akan direncanakan di kawasan Pantai Marina Semarang merupakan bangunan di pinggir jalan lokal yang bersifat akomodasi / perumahan, maka ditetapkan peraturan-peraturan bangunan sebagai berikut :
KDB = 60% = 0,6 KLB = 4,0
69 Besar luas tapak ini harus memenuhi persyaratan KLB, maka perlu cek dengan luas
tapak minimum yang diperbolehkan. Dimana menurut RTRW, ketentuan KLB adalah 4,0.
Maka dapat ditetapkan :
Luas Tapak Minimal = Luas Total Bangunan / KLB maks = 36.893
4,0 = 9.2235 m2
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kebutuhan luasan tapak adalah 9.2235 m2 dan berdasarkan tapak yang ada memiliki luasan 10.000 m2. dengan luasan tapak tersebut dapat diketahui :
Luas Tapak Tertutup Bangunan Maks = Luas Tapak x KDB = 10.000 m2 X 0,6 = 6000 m²
Dengan demikian ketinggian bangunan pada tapak terpilih adalah : Jumlah Lantai = Luas Total Bangunan/ Luas Tapak Tertutup
= 36.893 m2/6000 m2 = 6,14 (6 lantai)
5.2 Program Dasar Perancangan
5.2.1 Aspek Kinerja
a.
PencahayaanPengoptimalan pencahayaan dengan pembukaan celah dinding di beberapa sudut bangunan dan pembuatan Sky Line di beberapa sudut yang di pandang memiliki penerangan buruk di siang hari . Pencahayaan ini dibantu dengan rekayasa denah dengan cara penyusunan yang terbentuk berformasi saling tembus sehingga pencahayaan dapat masuk dengan baik di massa bangunan ini .
70
b.
PenghawaanMembuat bangunan semi terbuka guna memasukan penghawaan dari luar secara baik , bangunan semi terbuka yang dimaksud dengan adanya bagian –bagian yang terhubung dengan lingkungan secara langsung. Selain itu mengkondisikan lingkungan sekitar agar dapat terjadi mekanisme angin dengan sendirinya .
c.
Jaringan Air KotorAir kotor yang berjenis dua macam ini , yaitu jenis air gree dan blak , untuk gree water dilakukan pendaur ulangan guna keperluan yang dapat memanfaatkan dari daur ulangan itu . Untuk Blak Water dilakukan salurkan ke pengolahan untuk di sterilisasi guna
selanjutnya dibuang .
d.
Jaringan Air BersihJaringan air bersih yang digunakan di massa bangunan ini adalah sistem Down and Feen , dengan segala kelebihan itu mengingat massa ini selalu digunakan seharian tanpa berhenti sehingga memerlukan cadangan air yang selalu ada . Sistem Down and Feen dapat dengan baik diterapkan disini .
e.
ListrikListrik memiliki dua sumber , sumber primer merupakan pasokan dari PLN sedangan sumber sekunder berasal dari genset . Dengan pembagian beban dan kuat arus yaitu 380 v dan 220 V sesuai kebutuhan dan apabila terjadi pemutusan pasokan dari PLN , genset memilik kemampuan suplai 80 % dari beban keseluruhan .
f.
Pembuangan SampahPembuangan sampah yang ada disini , secara horizontal di kumpulkan dengan alat bantu gerobak atau semacamnya , secara vertikal terdapat shaf sampah yang dibawahnya terdapat truk sampah , truk sampah ini yang akan membuang ke TPA
g.
Sistem Pengendali KebakaranSistem Kebakaran di bagi menjadi dua yaitu secara otomatis yang di kerjakan melalui sensor , sedangnya yang semi otomatis , sedikit menggunakan bantuan manusia . Semua sistem ini ditanam di bangunan ini dengan ada satu pusat kendali dan pemantauannya .
h.
Sistem KomunikasiSistem komunikasi dikembangkan menjadi dua macam dengan spesifikasi yang berbeda . Sistem yang pertama untuk hubungan ke luar dan , yang satu untuk komunikasi dalam tapak . Semua di kontrol di ruang kontrol terpadu komunikasi .
i.
Penangkal PetirPenangkal Petir yang digunakan di massa bangunan ini adalah Faraday mengingat massa ini cukup besar dan relatif Landying Building . Faraday yang merupakan sistem sangkar lebih luas melakukan proteksi karena luasan ini perlu .
j.
KeamananKeamanan melakukan teknologi manual , dan modern . Manual menggunakan bantuan petugas keamanan sedangkan modern menggunakan pantauan CCTV yang terhubung ke pusat keamanan .
k.
Transpotasi Vertikal71
5.2.2 Aspek Teknis
1. Sistem Struktur
Sistem struktur mempergunakan struktur rangka . Struktur rangka yang cocok untuk di kembangkan di Indonesia pada umumnya sangat tahan terhadap semua yang ada di Indonesia termasuk gempa .
2. Sitem Modul
Modul gred 9x9 yang akan di kembangkan di massa bangunan ini dengan pertingan efisiensi dan pemanfaatan yang optimal guna menciptakan struktur Green .