• Tidak ada hasil yang ditemukan

Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Krim Ekstrak Daun Jati (Tectona grandis L.) Sebagai Pewarna Rambut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Krim Ekstrak Daun Jati (Tectona grandis L.) Sebagai Pewarna Rambut"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

52

Jurnal Farmasi Indonesia

Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Krim Ekstrak Daun Jati (Tectona

grandis L.) Sebagai Pewarna Rambut

Formulation and Physical Stability Test of Cream Containing Teak Leaf

(Tectona grandis L.) Extract As Hair Dye Agent

Arif Budiman1, Azhara Regita Vegy Miranda2, Arini Syarifah*

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh, Dukuhwaluh, Kembaran, Purwokerto 53182, Indonesia

*email: arinisyarifah@ump.ac.id

(Tanggal diterima : 16-02-2020, Tanggal disetujui : 27-04-2020)

INTISARI

Para-Phenylenediamine (PPD) merupakan pewarna rambut sintetis yang banyak digunakan pada produk pewarna rambut tetapi merupakan sensitizer yang sangat kuat dapat menyebabkan reaksi kontak alergi yang parah. Oleh karena itu, dilakukan pengembangan formulasi pewarna rambut dengan bahan aktif yang diperoleh dari daun jati. Daun jati mengandung antosianin yang berperan sebagai zat pewarna.

Daun jati diekstraksi menggunakan metode ultrasound assisted extraction dengan pelarut etanol 70% dan frekuensi 40 kHz selama 30 menit. Hasil ekstraksi kemudian diuapkan menggunakan rotary evaporator. Formulasi pewarna rambut dibuat menggunakan ekstrak daun jati dengan konsentrasi 10 (F1); 12,5 (F2); dan 15% (F3). Evaluasi fisik sediaan krim meliputi uji organoleptik, homogenitas, pH, viskositas dan daya sebar. Uji stabilitas fisik dilakukan dengan metode cycling test.

Krim pewarna rambut ekstrak daun jati memberikan warna coklat kemerahan terhadap rambut. Hasil homogenitas menunjukan semua formula homogen. pH masing-masing formula adalah 6,297 ± 0,118 (F1), 6,770 ± 0,010 (F2) dan 5,917 ± 0,045 (F3). Hasil viskositas masing-masing formula adalah 11.400 ± 268,514 (F1), 11.463 ± 501,232 (F2) dan 11.687 ± 283,078 cPs (F3). Uji daya sebar menunjukan hasil 5,326 ± 0,303 (F1), 5,072 ± 0,760 (F2), dan 5,050 ± 0,092 cm (F3). Hasil uji stabilitas fisik berdasarkan nilai viskositas, pH dan daya sebar menunjukan F3 merupakan formula yang paling stabil.

Kata kunci: Daun jati; krim; pewarna rambut; stabilitas fisik ABSTRACT

Para-Phenylenediamine is a synthetic hair dye that is widely used in hair dye products and has very strong sensitizer that can cause severe allergic reactions. Solution of this problem are the development of hair dye formulations with active ingredients obtained from teak leaves. Teak leaves contains anthocyanin which acts as a coloring agent.

Teak leaves were extracted using the ultrasound assisted extraction method with ethanol 70% with a frequency in 40 kHz for 30 minutes then evaporated using a rotary evaporator. Formulation of hair dye using concentration extract : 10 (F1); 12.5 (F2); and 15% (F3). Physical evaluation of cream hair dye are organoleptic, homogeneity, pH, viscosity and diffusion test. Stability test using cycling test method.

Teak leaf extract cream gives a reddish brown color to the hair. Homogeneity test show all formulas are homogeneous. pH test result of each formula was 6.297 ± 0.118 (F1), 6.770 ± 0.010 (F2) and 5.917 ± 0.045 (F3). The viscosity value of each formula was 11,400 ± 268,514 (F1), 11,463 ± 501,232 (F2) and 11,687 ± 283,078 cPs (F3). Spreadability test showed long spreadability of each formula was 5.326 ± 0.303 (F1), 5,072 ± 0.760 (F2), and 5,050 ± 0.092 cm (F3). The stability test results show that F3 is the most stable formula.

(2)

53

Jurnal Farmasi Indonesia

1.

PENDAHULUAN

Pewarna rambut adalah sediaan kosmetik yang digunakan dalam tata rias

rambut baik untuk mengembalikan warna asalnya/menutupi atau untuk membuat

warna lain (Badan POM, 2008). Salah satu bahan kimia untuk pewarna rambut

adalah Para-Phenylenediamine (PPD) (1). PPD merupakan pewarna rambut yang

banyak digunakan sebesar 70% dari semua produk pewarna rambut. Namun, PPD

menjadi sensitizer yang sangat kuat, dengan kemampuan untuk menyebabkan

reaksi kontak alergi yang parah (2).

The North American Contact Dermatitis

Research Group

melaporkan tingkat prevalensi alergi PPD pasien pada uji Patch Test

sebesar 5 % pada tahun 2005

2006 dan meningkat menjadi sebesar 5,5% pada

tahun 2009

2010 (1). Di Indonesia, dalam surat edaran BPOM Nomor.

HK.05.02.1.42.09.16.1563 tahun 2016 disebutkan turunan PPD yaitu

2-Methoxymethyl-p-Phenylenediamine dan 2-2-Methoxymethyl-p-Phenylenediamine

sulfate termasuk dalam bahan yang dilarang dalam kosmetika. Zat kimia sebagai

pewarna sintetis lainnya yaitu Rhodamin B. Pewarna rhodamin B secara

topikal/luar tubuh, bisa menyebabkan iritasi kulit, risiko kanker dan dalam

konsentrasi tinggi bisa menyebabkan kerusakan hati (3).

Pemakaian zat warna alami dalam sediaan kosmetika sebagai suatu solusi

sangat dibutuhkan karena efek sampingnya yang relatif kecil. Salah satu tanaman

yang dikenal memiliki zat warna alami adalah daun jati. Daun jati mangandung

pigmen alami antosianin yaitu zat sianidin yang cukup tinggi sehingga dapat

memberikan warna merah pada preparat (4;5). Pemberian ekstrak daun jati dosis

2000 dan 5000 mg/kg BB tidak memberikan efek toksik pada organ hati, ginjal, usus

halus, jantung, lambung, limpa, dan paru. Daun jati selama ini hanya digunakan

untuk pewarna dalam pengolahan makanan gudeg dan telur merah, pewarna kain

kapas, indikator alternatif titrasi asam-basa (6;7;8). Hasil penelitian oleh Arofiani

(9) menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% daun jati menghasilkan warna cokelat

pada rambut dengan konsentrasi 10%. Semakin besar konsentrasi ekstrak pucuk

daun jati, maka warna rambut yang dihasilkan semakin gelap.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan membuat sediaan pewarna rambut

dari ekstrak tanaman daun jati dalam sediaan krim. Ekstrak daun jati

diformulasikan dalam bentuk krim karena belum ada penelitian krim pewarna

rambut ekstrak daun jati. Selain itu pemilihan krim dikarenakan krim lebih

menunjukkan keunggulan yaitu dari aspek kelembutan, kelunakan, dan

kenyamanan, serta lebih stabil jika dibandingkan dengan bentuk sediaan lain seperti

sediaan cair& gel (10).

2.

METODE PENELITIAN

2.1 ALAT DAN BAHAN

Alat-alat yang digunakan untuk ekstraksi adalah

ultrasonic bath

(Branson),

rotary evaporator

(IKA RV 10), blender ayakan nomor mesh 40 dan kertas saring.

Alat yang digunakan untuk formulasi adalah pipet tetes, pipet volume,

corong, alat gelas mortir, stamper, pH meter (Ohaus) dan viskometer (Brookfield),

Bahan yang digunakan untuk ekstraksi adalah daun jati dan etanol 70%, Bahan yang

digunakan formulasi adalah karbomer, natrium lauril sulfat, cocamide DEA, natrium

(3)

54

Jurnal Farmasi Indonesia

sulfit, EDTA, ammonia, TEA, akuades, setil alkohol, asam stearat, hidrogen

peroksida, pereaksi AlCl

3

, ammonia solution, n-butanol, silica gel GF254 dan asam

asetat glacial.

Tabel 1. Komposisi Formula Sediaan Krim Ekstrak Daun Jati Dengan Berbagai Perbandingan Konsentrasi Ekstrak

Nama Bahan Jumlah % (b/b)

F1 F2 F3 KN

Ekstrak daun jati 2 2,5 3 -

Karbomer 0,3 0,3 0,3 0,3 Natrium sulfit 0,06 0,06 0,06 0,06 EDTA 0,04 0,04 0,04 0,04 Ammonia 1,8 1,8 1,8 1,8 Hidrogen peroksida 4 4 4 4 Air suling 9,1 8,6 8,1 11,1

Natrium lauril sulfat 0,3 0,3 0,3 0,3

Cocamide DEA 0,5 0,5 0,5 0,5 Setil alkohol 1 1 1 1 Asam stearat 0,4 0,4 0,4 0,4 TEA 0,5 0,5 0,5 0,5

2.2 CARA KERJA

Proses Ekstraksi

Determinasi Tanaman

Dilakukan determinasi tanaman untuk menetapkan kebenaran sampel yang

digunakan dalam penelitian. Determinasi dilakukan di Laboratorium Lingkungan,

Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman.

Pengolahan Simplisia

Daun jati segar sebanyak 1 kg dicuci bersih dengan air mengalir dan

ditiriskan. Kemudian dikeringkan dengan sinar matahari. Simplisia kering

dihaluskan dengan blender dan diayak menggunakan ayakan berukuran 40 mesh

dan diperoleh simplisia halus.

Ekstraksi

300 gram daun jati yang telah kering dan halus ditambahkan pelarut etanol

70% dengan perbandingan rasio bahan pelarut 1:5 kemudian diekstraksi dengan

metode

ultrasound assisted extraction (

UAE). Pelarut etanol yang sudah

ditambahkan daun jati ditempatkan pada

ultrasonic bath

dengan menggunakan

frekuensi 40 kHz selama 30 menit. Hasil ekstraksi disaring dan filtratnya diuapkan

dengan rotary evaporator dengan suhu 40°C dan kecepatan 100 rpm hingga

diperoleh ekstrak etanolik daun jati (11).

Identifikasi Ekstrak

Identifikasi ekstrak dilakukakn dengan menggunakan metode Kromatografi

Lapis Tipis (KLT). Ekstrak daun jati sebanyak 0,5 g dicampur dengan 5 ml etanol

70%. Fase diam yang digunakan adalah silika gel GF254 dan fase gerak campuran

n-butanol : asam asetat : air (4:1:5). Kemudian memasukan silika gel GF254 ke

dalam oven suhu 110°C selama 10 menit. 3µl sample ditotolkan pada lempeng KLT.

(4)

55

Jurnal Farmasi Indonesia

Elusi dengan fase gerak yang sudah dijenuhkan selama 15 menit dengan jarak

rambat 8,5 cm. Keringkan lempeng tersebut diudara 10 menit. Amati dengan sinar

biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Selanjutnya diuapkan dengan amonia.

Panaskan pada suhu 110°C selama 10 menit. Amati lagi dengan sinar biasa dan

dengan sinar ultraviolet 366 nm. Dengan perlakuan yang sama seperti cara kerja di

atas dilakukan juga penyemprotan dengan pereaksi AlCl3 (12).

Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Daun Jati

Karbomer ditambah air secukupnya, ditambahkan TEA kemudian diaduk

sampai homogen (larutan 1). Natrium lauril sulfat, cocamide DEA, natrium sulfit,

EDTA dipanaskan pada suhu 85°C sampai larut, kemudian diaduk sampai homogen

(larutan 2). Larutan 1 dan larutan

2 dicampur kemudian ditambah ekstrak kental

daun jati dan ammonia sampai homogen (larutan 3). Setil alkohol dan asam stearat

dipanaskan sampai larut, ditambahkan hidrogen peroksida, lalu campur dengan

larutan 3, diaduk sampai homogen. Rancangan formula terdapat pada tabel 1.

Uji Sifat Fisik Krim Ekstrak Daun Jati

Uji Organoleptis

Pengamatan organoleptis meliputi bentuk, warna, dan bau terhadap sediaan

pewarna rambut.

Uji Homogenitas

Krim pada masing-masing formula diambil 1 gram dan dioleskan pada plat

kaca, diraba dan digosokkan. Massa krim harus menunjukan susunan homogen

yaitu tidak terasa adanya bahan padat pada kaca (13).

Uji Daya Sebar

Krim ditimbang 1 gram kemudian diletakkan diatas plat kaca dan biarkan

satu menit. Diameter sebar krim diukur dan ditambahkan 50 gram beban, diamkan

selama satu menit lalu di ukur diameter sebarnya, replikasi dilakukan sebanyak 3

kali (14).

Uji pH

Sebanyak 0,5 gram krim diencerkan dengan 10 ml aquadest. pH meter

dikalibrasi dengan menggunakan buffer pH 4 dan pH 7. Kemudian elektroda

dicelupkan dalam larutan sampel. Dibiarkan alat menunjukkan harga pH sampai

konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan (15).

Uji Viskositas

Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan viskometer

Brookfield untuk mengetahu tingkat kekentalan dari sediaan. Prosedurnya yaitu

dengan memasang spindle No.4 pada alat kemudian dicelupkan kedalam sediaan

sampai batas tertentu dan atur kecepatan 50 rpm Pada suhu (25°C). Tiap

masing-masing pengukuran dibaca skalanya ketika jarum merah telah stabil nilai vikositas

diperoleh dari hasil perkalian

dial reading

dengan faktor koreksi khusus pada

masing-masing kecepatan spindle (3).

Uji Stabilitas Metode Cycling Test

Uji ini dilakukan dengan cara menyimpan sediaan krim dimasukkan ke

dalam refrigerator pada suhu 4°C selama 24 jam, kemudian dimasukkan ke dalam

oven pada suhu 40°C selama 24 jam sehingga terjadi 1 siklus. Pemeriksaan

cycling

(5)

56

Jurnal Farmasi Indonesia

test

dilakukan sebanyak 6 siklus (16). Pengamatan hasil

cycling test

adalah

parameter organoleptik, homogenitas, pH, viskositas dan daya sebar disetiap

siklusnya.

Pengujian Pewarnaan terhadap Rambut

Sejumlah rambut yang telah dipucatkan dipotong 10 cm. Kemudian dicuci

dengan sampo dan dikeringkan. Sediaan krim ekstrak daun jati dioleskan secara

merata lalu didiamkan selama 90 menit. Rambut dicuci dengan sampo dan

dikeringkan kembali. Pengamatan dilakukan secara subjektif dan objektif dengan

diamati warna yang terbentuk (10). Pengamatan subjektif dilakukan identifikasi

warna oleh peneliti dan pengamatan objektif dengan menggunakan alat

colour

reader CR

10.

Analisis Hasil

Analisis hasil dilakukan secara deskriptif untuk pengamatan organoleptis

dan homogenitas. Hasil pengukuran pH, viskositas, daya sebar, daya lekat serta uji

stabilitas

cycling test

dilakukan uji normalitas data. Jika data terdistribusi normal

selanjutnya dilakukan uji anova satu arah untuk pengukuran pH, viskositas, daya

sebar dan daya lekat. Untuk

cycling test

, jika data terdistribusi normal dilakukan uji

anova dua arah.Kemudian dilanjutkan dengan

Post hoc Test

Tukey untuk

mengetahui perbedaan tersebut.

3.

HASIL DAN PEMBAHASAN

3. 1.

Proses Ekstraksi

Determinasi Tanaman

Determinasi bertujuan untuk mengetahui atau memastikan kebenaran

identitas tanaman yang akan diteliti, untuk menghindari kesalahan dalam

pengumpulan bahan penelitian. Hasil dari determinasi tersebut menyatakan bahan

tanaman yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah benar-benar tanaman

daun jati dari familia Lamiaceae spesies

Tectona grandis

, L .

Ekstraksi Daun Jati

Salah satu senyawa flavonoid yang terdapat di ekstrak daun jati yang dapat

memunculkan warna adalah antosianin. Antosianin terletak di intra seluler di dalam

vakuola sehingga untuk memudahkan penetrasi dan difusi antosianin ke dalam

pelarut dibutuhkan energi yang besar seperti energi pada gelembung kavitasi untuk

dapat memecah dinding sel simplisia (17). Oleh karena itu untuk mendapatkan

antosisanin maka menggunakan ekstraksi UAE yaitu memanfaatkan gelombang

ultrasonik yang ditransmisikan melalui pelarut untuk menyebabkan kavitasi mikro

pada sekeliling bahan yang akan diekstraksi sehingga terjadi pemanasan akhirnya

melepaskan senyawa ekstrak.

(6)

57

Jurnal Farmasi Indonesia

Efek mekanik yang ditimbulkan adalah memecah dinding sel tanaman

sekaligus meningkatkan transfer massa sehingga senyawa fitokimia yang

terkandung di dalam tanaman lebih banyak berdifusi kedalam pelarut (18).

Berdasarkan penelitian Sholihah (17), ekstraksi ultrasonik dapat meningkatkan

rendemen esktrak sebesar 1,02

2,66% dan meningkatkan kadar antosianin total

sebesar 23-88% dibandingkan dengan ekstraksi maserasi. Ekstrak kental yang

didapat yaitu sebanyak 59,09 gram dengan persentase rendemen sebanyak 19,69%.

Identifikasi Ekstrak

Hasil identifikasi dengan menggunakan metode KLT memberikan hasil

adanya bercak warna kuning dan biru (setelah disemprot dengan AlCl

3

) pada

gambar 1 dan pada gambar 2 memberikan warna biru menyala (setelah diberi uap

Amonia) di bawah lampu UV 366 nm. Hal tersebut menandakan adanya senyawa

flavonoid golongan antosianin (19).

3. 2.

Formulasi & Pengujian Sifat Fisik Krim Ekstrak Daun Jati

Krim pewarna rambut yang diformulasikan tersaji dalam tabel 2 dan gambar

3. Hasil pengujian homogenitas sediaan krim ekstrak daun jati konsentrasi 10 ; 12,5

; dan 15% tidak ditemukan adanya gumpalan atau bahan padat pada plat kaca,

sehingga sediaan krim pewarna rambut ekstrak daun jati yang dibuat telah

tercampur secara homogen dan memiliki tekstur yang rata dan hasil pengukuran pH

pada tabel 2 menunjukkan bahwa pH pewarna rambut sesuai dengan kriteria pH

kulit kepala yaitu 5,0

9,0.

Data viskositas pada tabel 3 diuji statistik menggunakan One-Way Anova

dengan taraf kepercayaan 95%. Diperoleh hasil statistik yaitu nilai p > 0,05 (0,430)

artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif, FI, FII dan FIII.

Berdasarkan hasil viskositas dan daya sebar yang diperoleh (Tabel 3), dapat

disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun jati yang digunakan

dalam sediaan, semakin meningkat viskositas sediaan krim pewarna rambut.

Viskositas yang tinggi juga meningkatkan daya sebar dari krim pewarna rambut

(20). Pada formula 3 merupakan formula yang memiliki viskositas dan daya sebar

yang tinggi.

Gambar 2. Hasil Formulasi Krim Ekstrak Daun Jati Dengan Konsentrasi 10% (A), 12,5% (B) dan 15% (C)

A . B . C .

(7)

58

Jurnal Farmasi Indonesia Tabel 2. Hasil Pengamatan Organoleptis Krim Ekstrak Daun Jati

Formula Bentuk Warna Bau

KN Semi Padat Putih Khas

F I Semi Padat Cokelat Khas

F II Semi Padat Cokelat Muda Khas

F III Semi Padat Cokelat Pekat Khas

Tabel 3. Hasil Pengujian Sifat Fisik Krim Ekstrak Daun Jati

Formula Rata-Rata Hasil Pengujian ± SD (n=3)

pH rata-rata Viskositas (cPs) Daya Sebar (cm)

KN 5,257 ± 0,146 10.967 ± 810,082 5,011 ± 0,140

F I 6,297 ± 0,118 11.400 ± 268,514 5,326 ± 0,303

F II 6,770 ± 0,010 11.463 ± 501,232 5,072 ± 0,760

F III 5,917 ± 0,045 11.687 ± 283,078 5,050 ± 0,092

Keterangan :

KN : krim pewarna rambut tanpa daun ekstrak jati.

F I : krim pewarna rambut ekstrak daun jati dengan konsentrasi 10% F II : krim pewarna rambut ekstrak daun jati dengan konsentrasi 12,5% F III : krim pewarna rambut ekstrak daun jati dengan konsentrasi 15%

3. 3.

Uji Stabilitas Metode Cycling Test

Pengamatan organoleptis menunjukkan bahwa bentuk dan bau dari ke tiga

formula setelah

cycling test

selama 6 siklus mengalami perubahan dimana warna

sediaan ketiga formula mengalami perubahan dari pekat menjadi lebih pucat.

Perubahan warna sediaan tersebut dikarenakan pada suhu tinggi, antosianin

mengalami perubahan struktur/ dekomposisi dengan 2 tahap yaitu pertama terjadi

hidrolisis ikatan glikosidik antosianin yang menghasilkan aglikon yang tidak stabil,

kemudian cincin aglikon terbuka membentuk gugus karbinol dan kalkon yang tidak

berwarna sehingga stabilitas warna antosianin menurun dan terjadinya pemucatan

warna (21; 22). Selain itu faktor suhu tinggi pada pemanasan menyebabkan

stabilitas warna antosianin rendah dikarenakan terjadinya kerusakan gugus

kromofor sehingga menyebabkan kerusakan warna (23).

Hasil uji pH (tabel 4) menunjukkan sediaan krim pewarna rambut ada

perbedaan yang bermakna antar siklus

cycling test

(P<0.005). Kemudian

dilanjutkan dengan

Post hoc Test Tukey

untuk mengetahui perbedaan tersebut.

Diperoleh adanya perbedaan yang bermakna antar semua siklus kecuali pada siklus

1 terhadap siklus 2; siklus 2 terhadap siklus 1; siklus 3 terhadap siklus 4 dan siklus

4 terhadap siklus 3 tidak terdapat perbedaan yang bermakna. Untuk semua formula

nilai pH tetap memenuhi persyaratan pH sediaan untuk rambut.

Nilai viskositas sediaan krim pewarna rambut (tabel 6) pada FI, FII, dan FIII

setelah

cycling test

menjadi cenderung lebih cair. Hal tersebut dikarenakan suhu

panas yang diperoleh sediaan krim akan memperbesar jarak antara atom sehingga

(8)

59

Jurnal Farmasi Indonesia

gaya antar atom menjadi berkurang, kemudian jarak yang merenggang tersebut

menyebabkan viskositas krim menurun (24).

Tabel 4 Hasil Uji pH Krim setelah Cycling Test

Hasil analasis dengan

Two Way Anova

. menunjukkan adanya perbedaan

yang bermakna hasil viskositas pada siklus cycling test (P<0.005). Kemudian

dilanjutkan dengan

Post hoc Test Tukey

untuk mengetahui perbedaan tersebut. Hasil

cycling test diperoleh adanya perbedaan antara siklus 0 terhadap siklus 2, 3 dan 5;

siklus 1 terhadap siklus 2 dan 5; siklus 2 terhadap siklus siklus 0 dan 1; siklus 3

terhadap siklus 0; siklus 5 terhadap siklus 0, 1, dan 6; serta siklus 6 terhadap siklus

5.

Hasil uji daya sebar (tabel 6) tidak terdapat perbedaan bermakna antar siklus

test (P>0.005) sehingga dapat dikatakan perubahan suhu tidak berpengaruh

terhadap daya sebar krim ekstrak daun jati.

3. 4.

Pengujian Pewarnaan Terhadap Rambut

Hasil pengamatan subjektif, Krim pewarna rambut ekstrak daun jati

memberikan warna coklat kemerahan terhadap rambut. Hal ini dikarenakan pada

ekstrak daun jati terdapat senyawa antosianin yang merupakan senyawa fenol yang

tersubstitusi oleh gugus glukosida dan mempunyai gugus kromofor (25). Adanya

ikatan rangkap terkonjugasi pada gugus kromofor yang terdapat dalam struktur

antosianin membuat antosianin dapat menyerap cahaya pada daerah sinar tampak

sehingga antosianin jenis sianidin memberikan warna oranye

merah (26).

Tabel 5. Hasil Uji Viskositas Krim setelah Cycling Test

Siklus pH rata-rata ± SD FI FII FIII 0 6,297 ± 0,118 6,770 ± 0,010 5,917 ± 0,045 1 6,230 ± 0,010 5,943 ± 0,046 5,813 ± 0,057 2 6,206 ± 0,042 5,873 ± 0,032 5,647 ± 0,055 3 6,053 ± 0,021 5,697 ± 0,051 5,447 ± 0,061 4 5,990 ± 0,030 5,687 ± 0,038 5,403 ± 0,107 5 5,797 ± 0,040 5,477 ± 0,025 5,210 ± 0,040 6 5,697 ± 0,206 5,240 ± 0,061 5,077 ± 0,059

Siklus Viskositas rata-rata (cPs) ± SD

FI FII FIII 0 11.400 ± 268,514 11.463 ± 501,232 11.687 ± 283,078 1 11.537 ± 402,782 11.227 ± 509,640 11.280 ± 310,000 2 10.789 ± 1188,606 10.294 ± 386,714 10.001 ± 208,857 3 10.867 ± 480,867 10.620 ± 229,129 9.819 ± 747,105 4 11.323 ± 430,852 10.523 ± 386,825 10.563 ± 983,515 5 10.727 ± 684,130 9.660 ± 222,243 9.998 ± 479,804 6 11.563 ± 35,119 10.988 ± 984,902 11.121 ± 881,037

(9)

60

Jurnal Farmasi Indonesia Tabel 6. Hasil Uji Daya Sebar Krim Ekstrak Daun Jati Setelah Cycling Test

Penilaian objektif dilakukan dengan cara mengukur intensitas warna

menggunakan alat

colour reader CR

10.

Alat tersebut mengukur intensitas warna

dengan menggunakan sistem warna Hunter yaitu menghasilkan 3 parameter yaitu

koordinat L, a*, dan b*. Notasi L*: 0 (hitam); 100 (putih) menyatakan cahaya pantul

yang menghasilkan warna akromatik putih, abu-abu dan hitam. Notasi a*: warna

kromatik campuran merah-hijau dengan nilai +a* (positif) dari 0 sampai +80 untuk

warna merah dan nilai

a* (negatif) dari 0 sampai -80 untuk warna hijau. Notasi b*:

warna kromatik campuran biru-kuning dengan nilai +b* (positif) dari 0 sampai +70

untuk warna kuning dan nilai

b* (negatif) dari 0 sampai -70 untuk warna biru .

Hasil pengukuran intensitas warna dapat dilihat di tabel 7.

Tabel 7. Hasil Pengukuran Warna Krim Ekstrak Daun Jati

Pada pengolahan data warna ini ini akan menunjukan perbedaan warna dari

krim pewarna rambut ekstrak daun jati yang dihasilkan. Nilai L* pada formulasi

krim pewarna rambut ekstrak daun jati pada setiap formulasi semakin menurun

atau semakin mendekati nilai 0 yang artinya warna krim pewarna rambut semakin

gelap. Hal ini dikarenakan konsentrasi ekstrak yang digunakan. Semakin tinggi

konsentrasi ekstrak yang digunakan, maka warna yang dihasilkan akan lebih gelap

atau pekat. Berdasarkan nilai a* pada FI, FII dan FIII menunjukkan formulasi krim

ekstrak daun jati cenderung memiliki warna kromatik hijau. Nilai b* pada formulasi

krim ekstrak daun jati cenderung memiliki warna kromatik kuning.

Gambar 4. Hasil Pewarnaan Rambut Dengan Krim Ekstrak Daun Jati

Siklus Daya Sebar rata-rata (cm) ± SD

FI FII FIII 0 5,326 ± 0,303 5,072 ± 0,760 5,050 ± 0,092 1 5,271 ± 0,708 5,000 ± 0,039 4,667 ± 0,194 2 5,221 ± 0,296 5,131 ± 0,608 5,080 ± 0,398 3 5,288 ± 0,201 5,013 ± 0,406 4,817 ± 0,105 4 5,433 ± 0,269 5,192 ± 0,390 4,775 ± 0,187 5 5,254 ± 0,425 5,071 ± 0,344 4,758 ± 0,101 6 5,567 ± 0,388 5,096 ± 0,535 4,883 ± 0,383 Formula L a B FI 21,267 -7,567 +11,867 FII 20,267 -7,267 +10,667 FIII 19,4 -7,767 +9,900

(10)

61

Jurnal Farmasi Indonesia

4.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1.

Ekstrak daun jati mempunyai efektivitas sebagai pewarna rambut alami yang

menghasilkan warna coklat kemerahan.

2.

Ekstrak daun jati dapat diformulasikan sebagai krim pewarna rambut alami dan

memenuhi uji sifat fisik sediaan krim.

3.

Hasil uji

Cycling test

menunjukan ketidakstabilan warna dari krim pewarna

rambut.

5.

DAFTAR PUSTAKA

(1)

Hamman, D. (2014).

p

-Phenylenediamine and Other Allergens in Hair Dye

Products in The United States: A Consumer Exposure Study.

Contact

Dermatitis

. 70: 213-218.

(2)

Vogel, A. T., et al. (2015). p-Phenylenediamine Exposure in Real Life – A Case–

Control Study on Sensitization Rate, Mode and Elicitation Reactions in The Northern Netherlands. Contact Dermatitis. 72: 355–361.

(3)

Zaky, M., Susanti, T. R., Pratiwi, D. (2015). Pengembangan Formulasi dan Uji Evaluasi Fisik Sediaan Pewarna Rambut Ekstrak Biji Pinang (Areca Catechu L.)

sebagai Pewarna Alami. Farmagazine. 2(1). 35-43.

(4)

Nurwanti, M., Budiono, J. D., Pratiwi, R. (2013). Pemanfaatan Filtrat Daun

Muda Jati sebagai Bahan Pewarna Alternatif dalam Pembuatan Preparat

JaringanTumbuhan.

BioEdu.

2(1).

(5)

Baharuddin, A., Saokani, A. J., Risnah, I. A. (2015). Karakteristik Zat Warna

Daun Jati (

Tectona grandis

) Fraksi Metanol : n-Heksana sebagai

Photosensitizer

pada

Dye Sensitized

Solar Cell

.

Chemica et Natura

. 3(1): 37-41.

(6)

Sulaksana, J. (2005). Kemuning dan Jati Belanda dan Pemanfaatan untuk Obat.Penebar Swadaya, Jakarta.

(7)

Rosyida, A., Achadi, D. (2014). Pemanfaatan Daun Jati Muda untuk

Pewarnaan Kain Kapas pada Suhu Kamar

.

Arena Tekstil.

29(2): 115-124.

(8)

Pratama, Y. 2013. Pemanfaatan

Ekstrak Daun Jati (

Tectona grandis Linn.

F.

)sebagai

Indikator Titrasi Asam-Basa.

Skripsi

.

Semarang.

Fakultas

Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas

Negeri Semarang.

(9)

Arofiani, Neni. 2015. Penggunaan Ekstrak Pucuk Daun Jati (Tectona grandis

L.f) sebagai Pewarna Rambut.

Skripsi

. Sumatera Utara : Universita Sumatera

Utara

(10)

Latirah.

Indrawati, T., Purba, A. V. (2015). Pengembangan Pewarna Rambut

dariEkstrak Kental Gambir (

Uncaria gambir Roxb

.) dalam Sediaan Setengah

Padat.

Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia.

13(1): 89-93.

(11)

Januarti, I. B., Santoso, A., Razak, A. S. (2017) . Ekstraksi Senyawa Flavonoid

Daun Jati (

Tectona grandis L

.) Dengan Metode Ultrasonik (Kajian Rasio Bahan

: Pelarut Dan Lama Ekstraksi).

Media Farmasi Indonesia.

12 (2).

(12)

Lestari, P. P., Kusrini, D., Anam, K. (2014). Anthocyanin Identification of

Methanol-HCl Extract Active Fraction in Rosella (

Hibiscus Sabdariffa.L

)

(11)

62

Jurnal Farmasi Indonesia

and Its Potential as Xanthine Oxidase Inhibitor.

Jurnal Sains dan

Matematika

. 22 (3): 72-78.

(13)

Sanja, T. 2011. Uji Sifat Fisis Gel Antiacne Ekstrak Etanol Gambir (encaria

gambir) Dalam Basis Na alginate & Uji Aktivitas Antibakteri Terhadap

Staphylococcus auereus

. Purwokerto. Fakultas Farmasi, Universitas

Muhammadiyah Purwokerto.

(14)

Aji, P. B. 2012. Formulasi Krim Ekstrak Etanol Daun Ketepeng Cina dan Uji

Aktivitas Antifungsinya Terhadap Trichophyton Meniagrephtes.

Skripsi.

Purwokerto. Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

(15)

Lubis, E. S. dan Reveny, J. (2012). Pelembab Kulit Alami Dari Sari Buah Jeruk

Bali [ Citrus maxima (Burm.) Osbeck ] Natural Skin Moisturizer From

Pomelo Juice [Citrus maxima (Burm.) Osbeck ].

Journal of Pharmaceutics

and Pharmacology

. 1(2):104

111.

(16)

Rieger, M. (2000).

Harry’s

Cosmeticology (8th Edition).

New

York:

Chemical

Publishing Co Inc.

(17)

Sholihah, M. 2016.

Ultrasonic-Assisted Extraction

antioksidan Dari Kulit

Manggis. Tesis. Bogor. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

(18)

Mandal, S.C., Mandal, V. dan Das, A.K. (2015).

Essentials of Botanical

Extraction : Principles and Application

. Elsevier.

(19)

Markham, K. R. (1982).

Techniques Of Flavonoid Identification

. Bandung :

Penerbit ITB.

(20)

Alfath, A., M. 2012. Formulasi Krim Ekstrak Etanolik Buah Mahkota Dewa

(

Phaleria Macrocarpa

(Scheff) Boerl.) Dengan Basis A/M Dan M/A.

Skrips

i.

Surakarta. Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

(21)

Markakis,P. (1982).

Anthocyanins as Food Colors.

NewYork : Academic Press.

(22)

Winarti S. dan Firdaus A., (2010). Stabilitas Warna Merah Ekstrak Bunga Rosela

Untuk Pewarna Makanan Dan Minuman. Surabaya. Jurnal Teknologi Pertanian. 1(2). 87-93.

(23)

Hidayah, T. 2013. Uji Stabilitas

Pigmen Dan Antioksidan

Hasil

Ekstraksi Zat Warna Alami Dari Kulit Buah Naga (

Hylocereus

undatus

).

Skripsi. Semarang. Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam,

Universitas Negeri Semarang.

(24)

Alfred, M. (1993).

Farmasi Fisika Edisi 3

. Jakarta : Universitas Indonesia.

(25)

Anggraini, A. 2016. Aplikasi Antosianin Dari Kubis Merah

(

Brassica

oleracea.var. capitata L. f. rubra

) Sebagai Senyawa Kemosensor Anion.

Skripsi. Yogyakarta. Fakultas

Matematika

dan

Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada.

(26)

Priska, M.,

et al.

2018. Review:

Antosianin Dan

Pemanfaatannya.

Gambar

Tabel 1. Komposisi Formula Sediaan Krim Ekstrak Daun Jati Dengan Berbagai Perbandingan  Konsentrasi Ekstrak
gambar 1 dan pada gambar 2 memberikan warna biru menyala (setelah diberi uap  Amonia) di bawah lampu UV 366 nm
Tabel 2. Hasil Pengamatan Organoleptis Krim Ekstrak Daun Jati
Tabel 5.  Hasil Uji Viskositas Krim setelah Cycling Test
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Jadi fokus kajian dari penelitian ini adalah bagaimana pola asuh yang diterapkan wanita karir dalam membentuk kepribadian anak usia dini yang masih dalam masa

Hasil wawancara dari 10 orang katim pada tanggal 22 dan 23 April 2016, mengenai fungsi pengawasan kepala ruang dalam pelaksanaan komunikasi SBAR saat timbang

‘Keep the rest back,’ said the Doctor to Mike Yates, as if Miss Hawthorne had said nothing?. But the Doctor had gone, sprinting past the still bemused Bok towards

‘I think you’ve all three gone mad,’ said Ruth, as she faced Adam, Mark and Sarah in the main living area of the space ship. ‘You could at least listen to us,’

Gelaran aktuari yang diambil daripada perkataan aktuarius dihidupkan kembali di sekitar abad ke-18 oleh seorang Ketua Pegawai Eksekutif bagi merujuk kepada jawatan beliau

[r]

Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1) kesiapan sekolah termasuk di dalamnya tenaga pengajar, kurikulum yang