• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT WAHANA PHONIX MANDIRI Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR TANGGAL 31 MARET 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 TIDAK DIAUDIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT WAHANA PHONIX MANDIRI Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR TANGGAL 31 MARET 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 TIDAK DIAUDIT"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ASET LANCAR

Kas dan setara kas Piutang usaha Persediaan

Pajak dibayar dimuka Uang muka

Biaya dibayar dimuka Jumlah Aset Lancar

ASET TIDAK LANCAR

Piutang Afiliasi

Aset tetap-setelah dikurangi akumulasi

2i;8 32,488,812 5,488,812 Rp 380,316,465 2,108,284,610 100,000,000 3,379,862,600 17,971,533 1,000,000 5,892,924,020 2d;2g;;4 2d;2h;5 9 2j;6 25 7 Rp 1,863,536,090 1,995,955,484 4,514,720,000 29,050,377 8,435,750,763

Aset tetap-setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 1.345.724.926 dan sebesar Rp 590.890.867

untuk tahun 2012 dan 2011 Aset pajak tangguhan Aset lain-lain

Jumlah Aset Tidak Lancar

JUMLAH ASET 702,384,885 20,242,500 74,098,336,519 73,275,709,134 79,991,260,539

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan 2k;10 25 11 72,520,875,074 702,384,885 27,787,500 73,251,047,459

Catatan atas laporan keuangan

81,686,798,222

(3)

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Pinjaman bank Utang usaha

Uang muka penjualan

Biaya yang masih harus dibayar Utang pajak

Utang bunga

Pinjaman bank jatuh yang tempo satu tahun

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Liabilitas pajak tangguhan

16 12 4,430,040,000 Rp 4,430,040,000 5,483,688,600 1,527,681,000 292,289,400 5,040,075 12,045,573,741 306,834,666 13 5,037,224,500 14 3,723,681,000 15 66,700,000 25 49,730,068 12 -306,834,666 13,614,210,234 Rp

Liabilitas pajak tangguhan Liabilitas imbalan kerja Utang kepada pihak berelasi

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang

EKUITAS

Modal saham - Nilai nominal Rp 100 / lembar Modal dasar - sebanyak 2.000.000.000

lembar saham

Modal ditempatkan dan disetor - sebanyak Rp 520.000.000 lembar saham Tambahan modal disetor

Saldo laba / (akumulasi defisit) Kepentingan non pengendali

Jumlah Ekuitas

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS

2s;20

Catatan atas laporan keuangan

12,454,405,615 69,512,500,000 22,436,427 (66,043,655,244) (1,589,249,629) 79,991,260,539 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

52,000,000,000 69,534,936,427 69,534,936,427 18 69,512,500,000 2o;17 22,436,427 (1,462,348,439) 19 52,000,000,000 12,454,405,615 (65,916,754,054) 81,686,798,222

(4)

PENJUALAN BERSIH

BEBAN POKOK PENJUALAN LABA KOTOR

BEBAN USAHA

Penjualan

Umum dan administrasi Jumlah beban usaha

LABA / (RUGI) USAHA

PENDAPATAN/(BEBAN) LAIN-LAIN (24,653,415,116) (99,410,000) (26,849,030,538) 2m;22 (1,052,001,876) (24,172,686,206) (2,195,615,422) 20,729,587,467 2m;23 31,108,865,247 (480,728,910) 2m;21 (30,008,525,700) (22,925,202,889) 1,100,339,547 (51,072,329) (1,151,411,876) PENDAPATAN/(BEBAN) LAIN-LAIN

Pendapatan / (beban) keuangan Laba / (rugi) selisih kurs Laba / (rugi) penjualan aset tetap Rugi penjualan investasi saham Lain-lain bersih

Jumlah pendapatan / (beban) lain-lain

RUGI SEBELUM PAJAK PENGHASILAN

MANFAAT / (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN

Pajak kini Pajak tangguhan

RUGI BERSIH TAHUN BERJALAN

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN PERIODE BERJALAN TOTAL PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN PERIODE BERJALAN

Rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada : - Pemilik entitas induk

- Kepentingan non pengendali Jumlah

Jumlah beban komprehensif lain yang dapat diatribusikan kepada : 24 (50,158,673,518) 126,901,191 (69,529,356,676) 227,323,983 (43,534,171,032) 126,901,191 (69,529,356,676) 126,901,191 (69,529,356,676) 853,844,893 (49,350,463) -126,901,191 176,251,654 (70,383,201,570) (69,529,356,676) 161,805,400 738,605,184 661,639,285 (3,174,345) 5,156,749,144 67,508,873 68,692,928 2n;25

Jumlah beban komprehensif lain yang dapat diatribusikan kepada : - Pemilik entitas induk

- Kepentingan non pengendali Jumlah

Rugi bersih per saham dasar

(69,529,356,676) 2p;26 0.24 (133.71) -126,901,191 126,901,191 (69,529,356,676)

(5)

Saldo 31 Desember 2010

Divestasi anak perusahaan Beban komprehensif lain

periode berjalan Saldo 31 Desember 2011 Beban komprehensif lain

periode berjalan Saldo 31 Maret 2012 214,635,303 (1,462,348,438) 126,901,191 52,000,000,000 (65,916,754,053) (1,589,249,628) Rp (69,529,356,676) 126,901,191 Rp 67,940,107,048 (69,529,356,676) (66,043,655,243) Rp 3,485,701,433 12,454,405,615 12,454,405,615 12,454,405,615 52,000,000,000 Rp 52,000,000,000 - (214,635,303) (214,635,303) Rp Rp 68,154,742,351 (1,589,249,628) 126,901,191 (1,462,348,438) (69,529,356,676) Saldo 31 Maret 2012 52,000,000,000 12,454,405,615 (65,916,754,053) (1,462,348,438)

-Catatan atas laporan keuangan

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

(1,462,348,438)

(6)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI :

- Penerimaan kas dari pelanggan - Pembayaran kepada pemasok - Pembayaran beban usaha - Hutang (pembayaran) pajak - Hutang (pembayaran) beban bunga

- Penerimaan (pembayaran) untuk kegiata usaha lainnya Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

- Perolehan aset tetap - Hasil penjualan aset tetap - Aset lain-lain - 227,323,983 (1,551,537,762) (44,025,544) (15,739,314) (5,973,317,640) (70,085,700,000) - 7,179,337,152 13,793,933,613 773,566,351 33,417,194,373 (31,588,847,200) (649,167,217) (16,292,402,750) 30,475,880,157 (7,545,000) 1,390,764,625 - - - Aset lain-lain

Kas bersih diperoleh dari aktivitas investasi

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

- Penerimaan dari pihak berelasi - Pembayaran untuk pinjaman bank

Kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan

KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN

55,812,500,000 294,299,964

1,863,536,090

86,016,501

Catatan atas laporan keuangan

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

- (7,545,000) (69,312,133,649) (13,700,000,000) 69,512,500,000 100,000,000 (7,545,000) - 1,483,219,625 380,316,465 380,316,465 100,000,000

(7)

a. Pendirian Perusahaan

PT Wahana Phonix Mandiri Tbk. (Perusahaan) didirikan di Indonesia, pada mulanya dengan nama PT Golden Phoenix berdasarkan Akta Notaris Wahyudi Suyanto, S.H., No. 96 tanggal 7 Agustus 1993 dan kemudian diubah namanya menjadi PT Wahana Yuda Mandiri berdasarkan akta notaris yang sama No. 451 tanggal 30 Mei 1996. Akta pendirian dan perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-8528.HT.01.01.Th.97 tanggal 27 Agustus 1997 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 37 Tambahan No. 2912 tanggal 8 Mei 2000. Nama Perusahaan kemudian diubah menjadi PT Wahana Phonix Mandiri berdasarkan Akta Notaris Yonsah Minanda, S.H., No 44 tanggal 31 Januari 2000 dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-22109.HT.01.04.Th.2000 tanggal 9 Oktober 2000 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 28 Tambahan No. 2187 tanggal 6 April 2001. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat

b. Dewan komisaris, direksi dan karyawan

Komisaris Utama : Lia Tirtasaputra Lia Tirtasaputra

Komisaris : Hugeng Parhito Hugeng Parhito

Tahun 2012 Tahun 2011

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah dalam bidang perdagangan, pengangkutan dan agro bisnis. Kegiatan utama Perusahaan sejak beroperasi secara komersial meliputi bidang perdagangan hasil pertanian dan kelautan. Perusahaan berdomisili di Surabaya, dengan kantor pusat Gedung Bumi Mandiri Tw. II Lt. 4 R. 406-407, Jalan Panglima Sudirman No. 66 - 68 Surabaya.

Perusahaan memulai kegiatan komersial pada tanggal 7 Agustus 1993.

Susunan dewan komisaris dan direksi Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, berdasarkan Akta Notaris Wachid Hasyim, S.H., No 49 Tanggal 23 Juni 2011, adalah sebagai berikut:

Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Wahana Phonix Mandiri Tbk No. 38 tanggal 31 Desember 2011 oleh Ryan Bayu Candra, SHm MKn, Notaris di Jakarta. Perubahan anggaran dasar ini belum mendapatkan persetujuan dari Kementrian Hukum dan Hak Asasi MAnusia Republik Indonesia.

Komisaris : Hugeng Parhito Hugeng Parhito

Direktur Utama : Samin Samin

(8)

b. Dewan komisaris, direksi dan karyawan (lanjutan)

Ketua : Hugeng Parhito Hugeng Parhito

Anggota : Anita Rosalia Gunawan Anita Rosalia Gunawan

: Nana Nuryana Nana Nuryana

Susunan komite audit Perusahaan adalah sebagai berikut : Tahun 2012

Jumlah gaji dan kompensasi lainnya yang diberikan kepada dewan komisaris dan direksi Perusahaan berjumlah sekitar Rp. 105.000.000,- dan Rp. Rp 125.000.000,- masing-masing pada tahun 2012 dan 2011.

Tahun 2011

c. Penawaran Umum Saham

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN

a. Pernyataan Kepatuhan

b. Dasar Penyajian Laporan Keuangan

Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, Perusahaan memiliki masing-masing sekitar 8 orang karyawan (tidak diaudit).

Laporan keuangan ini disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (“SAK”), kebijakan akuntansi yang dipakai telah sesuai dengan kebijakan yang dipakai untuk menyusun laporan keuangan sebagaimana dijelaskan di bawah ini.

Pada tanggal 22 Juni 2001, Perusahaan melakukan Penawaran Umum perdana sahamnya melalui PT. Bursa Efek Indonesia (Persero) (dahulu bernama PT. Bursa Efek Jakarta) sejumlah 200.000.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp 100 dengan harga penawaran Rp 175. Penawaran umum perdana ini juga disertai dengan penerbitan 50.000.000 lembar Waran seri I. Waran tersebut memiliki jangka waktu pelaksanaan selama 3 tahun dan dapat dilaksanakan (exercised) mulai tanggal 21 Desember 2001 sampai dengan 21 Juni 2004. Sampai dengan tanggal batas waktu pelaksanaan (exercise) tanggal 21 Juni 2004, tidak ada waran yang telah dikonversi menjadi saham (lihat catatan 15).

b. Dasar Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan-peraturan serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK. Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait berikut di bawah ini, beberapa standar akuntasi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011.

(9)

b. Dasar Penyajian Laporan Keuangan (lanjutan)

Laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 disusun sesuai dengan PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”. PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif, konsistensi penyajian dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan, dan pernyataan kepatuhan. Penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2009) tersebut memberikan pengaruh yang signifikan bagi pengungkapan terkait dalam laporan keuangan.

Perusahaan juga Penerapan PSAK No. 2 (Revisi 2009) tentang Laporan Arus Kas dimana hal tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan bagi pengungkapan terkait dalam laporan keuangan.

c. Penggunaan pertimbangan, estimasi dan asumsi

-Estimasi dan asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi atas taksiran akuntansi diakui pada periode dimana taksiran tersebut direvisi dan periode-periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh revisi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan,

Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, dibutuhkan pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi :

penerapan kebijakan akuntansi,

jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan selama periode pelaporan.

Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil aktual mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.

Mata uang pelaporan yang digunakan pada laporan keuangan adalah Rupiah (Rp).

Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep akrual kecuali untuk laporan arus kas, dan menggunakan konsep biaya historis, kecuali seperti yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan.

Laporan arus kas yang disajikan dengan menggunakan metode langsung, menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. memberikan pengaruh yang signifikan bagi pengungkapan terkait dalam laporan keuangan.

pada periode dimana taksiran tersebut direvisi dan periode-periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh revisi taksiran tersebut.

(10)

d. Aset dan liabilitas keuangan

i) Klasifikasi

Aset keuangan perusahaan terdiri dari kas dan setara kas dan piutang usaha. Liabilitas keuangan perusahaan terdiri dari utang bank, utang usaha, utang lain-lain dan utang pihak berelasi.

Perusahaan telah menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” efektif tanggal 1 Januari 2010.

Sejak tanggal 1 Januari 2010, pada saat pengakuan awal, Perusahaan mengelompokkan seluruh aset keuangannya sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar

ii) Pengakuan

Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan Perusahaan pada awalnya mengakui aset keuangan dan liabilitas keuangan pada tanggal perolehan.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan atau liabilitas keuangan Perusahaan diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset keuangan atau penerbitan liabilitas keuangan. Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya.

Seluruh liabilitas keuangan Perusahaan dikelompokkan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.

Perusahaan tidak memiliki investasi saham yang dikelompokkan sebagai aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo.

Setelah pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, sedangkan aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo yang tidak memiliki harga kuotasi dicatat pada biaya perolehan.

Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

(11)

d. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan)

iii) Penghentian pengakuan

Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluwarsa, atau Perusahaan mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi dimana Perusahaan secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau liabilitas atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Perusahaan diakui sebagai aset atau liabilitas secara terpisah.

Perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan pada saat liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

iv) Saling hapus

v) Pengukuran biaya perolehan diamortisasi

vi) Pengukuran nilai wajar

dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca jika, dan hanya jika, Perusahaan memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.

Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai.

Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm's length transaction ) pada tanggal pengukuran.

Nilai wajar untuk instrumen keuangan Perusahaan yang tidak diperdagangkan di pasar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. Perusahaan menggunakan metode arus kas terdiskonto dengan menggunakan asumsi-asumsi berdasarkan kondisi pasar yang ada pada saat tanggal neraca untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan lainnya.

(12)

e. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai aset keuangan

Sejak tanggal 1 Januari 2010, pada setiap tanggal neraca, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif telah terjadinya penurunan nilai atas aset keuangan Perusahaan. Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti obyektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

Bukti obyektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai meliputi wanprestasi atau tunggakan pembayaran oleh debitur, restrukturisasi piutang oleh Perusahaan dengan persyaratan yang tidak mungkin diberikan jika debitur tidak mengalami kesulitan keuangan, indikasi bahwa debitur akan dinyatakan pailit, atau data yang dapat diobservasi lainnya yang terkait dengan kelompok aset keuangan seperti memburuknya status pembayaran debitur dalam kelompok tersebut, atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok

f. Pihak-pihak Berelasi

Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan jika : a)

b) suatu pihak yang berelasi dengan Perusahaan;

c) suatu pihak adalah ventura bersama dimana Perusahaan sebagai venturer; d) suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Perusahaan atau induk; e)

f)

Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui menyebabkan kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau untuk Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo Pihak-pihak-Pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan. Tidak terdapat dampak signifikan dari penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan.

langsung atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama dengan Perusahaan; (ii) memiliki kepentingan dalam Perusahaan yang memberikan pengaruh signifikan atas Perusahaan; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Perusahaan;

dalam kelompok tersebut, atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.

suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (a) atau (d); f)

Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan.

suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau untuk dimana hak suara signifikan pada beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e); atau

(13)

g. Kas dan Setara Kas

h. Piutang

Sejak Tanggal 1 Januari 2010

Kas dan setara kas mencakup kas, bank dan investasi jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan tidak dibatasi penggunannya dan tidak digunakan sebagai jaminan dan dapat segera dijadikan kas tanpa terjadi perubahan nilai yang sangat signifikan sebagai kriteria kas dan setara kas.

Pada saat pengakuan awal piutang diukur sebesar nilai wajar dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi penyisihan penurunan nilai.

Sebelum Tanggal 1 Januari 2010

i. Biaya dibayar dimuka

nilai.

Penyisihan penurunan nilai dibentuk ketika terdapat bukti obyektif bahwa Perusahaan tidak akan dapat menagih semua piutang sesuai dengan persyaratan awal piutang. Kesulitan keuangan yang signifikan pada debitur, probabilitas bahwa debitur akan dinyatakan pailit atau reorganisasi keuangan, dan wanprestasi atau tunggakan dalam pembayaran dianggap sebagai indikator bahwa piutang telah turun nilainya. Jumlah penyisihan tersebut adalah selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan, yang didiskontokan pada suku bunga efektif awal.

Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan, dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi. Ketika piutang usaha tidak dapat ditagih, piutang tersebut dihapuskan terhadap akun penyisihan. Penerimaan kemudian atas jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap laporan laba rugi.

Piutang diakui dan dicatat sebesar nilai awalnya dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu. Penyisihan piutang ragu-ragu ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir periode. Besarnya penyisihan ini ditentukan berdasarkan pertimbangan manajemen dan faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kemungkinan tidak tertagihnya piutang.

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

(14)

j. Persediaan

k. Aset tetap

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value ). Biaya perolehan persediaan ditentukan dengan metode rata-rata bergerak (moving-average method ). Penyisihan atas persediaan usang dan penurunan nilai persediaan, jika ada, ditentukan berdasarkan penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir tahun dan disajikan sebagai pengurang nilai persediaan ke nilai realisasi bersih.

Aset tetap dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan, kecuali tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan.

Bangunan

Mesin dan peralatan Alat pengangkutan Inventaris kantor

Sesuai dengan PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah”, semua biaya dan beban yang terjadi sehubungan dengan perolehan hak atas tanah, seperti, antara lain, biaya perizinan, biaya survei dan biaya pengukuran lokasi, biaya notaris dan pajak-pajak yang berhubungan dengan hal tersebut, ditangguhkan dan disajikan secara terpisah dari biaya perolehan hak atas tanah. Biaya perolehan hak atas tanah yang ditangguhkan tersebut disajikan sebagai bagian dari akun “Beban Tangguhan Hak Atas Tanah - Bersih” dalam laporan posisi keuangan, dan diamortisasi selama masa manfaat hak atas tanah yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari “Aset Tetap” dalam laporan posisi keuangan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.

Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya; biaya pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi pada saat terjadinya dan jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke Perusahaan,

25% & 20% 20 tahun 5 & 10 tahun 5 tahun 4 & 5 tahun Tarif Penyusutan

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus, berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap, sebagai berikut:

Masa Manfaat

5% 20% & 10%

20%

kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke Perusahaan, dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau ketika tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif pada periode aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Pada saat akhir tahun buku, nilai sisa aset, umur manfaa dan metode penyusutan ditelaah, dan disesuaikan secara prospektif, jika diperlukan, sesuai dengan keadaan.

(15)

l. Penurunan nilai aset non keuangan

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”.

PSAK No. 48 (Revisi 2009) menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan pernyataan ini mensyaratkan entitas mengakui rugi penurunan nilai. PSAK yang direvisi ini juga menentukan kapan entitas membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan.

Penerapan PSAK No. 48 (Revisi 2009) tidak memberikan pengaruh yang berarti pengukuran pelaporan keuangan kecuali bagi pengungkapannya.

m. Pengakuan pendapatan dan beban

n. Perpajakan

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan liabilitas untuk tujuan Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak periode berjalan.

kecuali bagi pengungkapannya.

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 23 (Revisi 2010),“Pendapatan”. PSAK revisi ini mengindentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan. Tidak terdapat dampak signifikan dari standar akuntansi yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan.

Pendapatan dari penjualan yang timbul dari pengiriman barang diakui bila risiko dan manfaat yang signifikan telah dipindahkan kepada pembeli, bersamaan waktunya dengan pengiriman dan penerimaannya. Beban diakui pada saat terjadinya dengan menggunakan dasar akrual.

Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan, maka Perusahaan membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan liabilitas untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan pada setiap tanggal pelaporan. Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan perbedaan temporer yang boleh dikurangkan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba fiskal pada masa yang akan datang. Liabilitas pajak tangguhan diakui atas semua perbedaan temporer kena pajak. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti akumulasi rugi fiskal, diakui sebesar kemungkinan manfaatnya dapat direalisasikan.

(16)

n. Perpajakan (lanjutan)

o. Imbalan kerja

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada tahun ketika aset direalisasi atau ketika liabilitas dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal laporan posisi keuangan.

Perubahan terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak ("SKP”) diterima dan/atau, jika Perusahaan mengajukan keberatan dan/atau banding, pada saat keputusan atas keberatan dan/atau banding tersebut telah ditetapkan.

p. Laba per saham

q. Pelaporan segmen

Sesuai dengan PSAK No. 56, “Laba Per Saham”, laba per saham dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar selama tahun/periode yang bersangkutan (dikurangi perolehan kembali saham beredar).

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”. PSAK revisi ini mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. Tidak terdapat dampak signifikan atas penerapan standar akuntansi yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan.

Segmen adalah bagian khusus dari Perseroan yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), Perusahaan membukukan penyisihan untuk hak karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Berdasarkan Undang-undang tersebut, Perseroan diharuskan untuk membayar uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang pengganti hak kepada karyawan apabila persyaratan yang ditentukan pada Undang-undang tersebut dipenuhi.

Perusahaan tidak mempunyai efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif, dan oleh karenanya, laba per saham dilusian tidak dihitung dan disajikan pada laporan laba rugi komprehensif.

usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya.

Jumlah setiap unsur segmen dilaporkan merupakan ukuran yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan pengambilan keputusan untuk mengalokasikan sumber daya kepada segmen dan menilai kinerjanya.

(17)

q. Pelaporan segmen (lanjutan)

r. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing

Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Perusahaan, dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi.

Saat ini segmen operasi Perusahaan hanya atas pengusahaan di bidang produk ekpor dan lokal.

Transaksi dalam mata uang selain Rupiah dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi.

s. Biaya emisi saham

t. Provisi

Provisi diakui jika Perusahaan memiliki liabilitas kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) yang akibat peristiwa masa lalu besar kemungkinannya penyelesaian liabilitas tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah liabilitas tersebut dapat Transaksi dalam mata uang selain Rupiah dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi.

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”. PSAK revisi ini diterapkan secara prospektif dan menetapkan pengakuan dan pengukuran provisi, liabilitas kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut. Tidak terdapat dampak signifikan atas penerapan standar akuntansi yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan.

Pada tanggal laporan posisi keuangan, seluruh aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tengah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada tanggal tersebut. Laba atau rugi selisih kurs yang timbul diakui pada laporan laba rugi komprehensif periode berjalan.

Berdasarkan Keputusan Bapepam tanggal 13 Maret 2000 No. KEP-06/PM/2000, semua beban yang terjadi sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana dan Penawaran Umum Terbatas disajikan sebagai "Tambahan Modal Disetor” pada akun ekuitas.

daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah liabilitas tersebut dapat dibuat.

Provisi ditelaah pada setiap tanggal laporan posisi keuangan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi kini terbaik. Jika tidak terdapat kemungkinan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi untuk

(18)

u.

-Penerapan Standar Akuntansi Keuangan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) Revisi Lain

Selain standar akuntansi revisi yang telah disebutkan sebelumnya, Perusahaan Perusahaan juga telah menerapkan standar akuntansi keuangan dan interpretasi standar akuntansi keuangan berikut pada tanggal 1 Januari 2011 yang dianggap relevan terhadap laporan keuangan namun tidak menimbulkan dampak signifikan:

PSAK No. 25 (Revisi 2009), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan”

ISAK No. 17, “Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai”

PSAK No. 25 (Revisi 2009), menentukan kriteria untuk pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi dan koreksi kesalahan.

-3. PELEPASAN (DIVESTASI) ANAK PERUSAHAAN

Pada tanggal 5 Desember 2011, Perusahaan telah mengalihkan seluruh kepemilikan sahamnya di PT Phonix Mas Persada (Anak Perusahaan) kepada PT Lombok Mandiri Investama, berdasarkan akta Notaris Nomor 3 tanggal 5 Desember 2011 dari Ida Waty Salim, SH, MKn., notaris di Jakarta . Harga pengalihan saham tersebut ditetapkan sebesar Rp 100.000.000.

ISAK No. 9, “Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa” ISAK No. 10, “Program Loyalitas Pelanggan”

ISAK No. 11, “Distribusi Aset Nonkas kepada pemilik”

ISAK No. 12, “Pengendalian Bersama Entitas (“PBE”): Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer”

ISAK No. 17, mensyaratkan bahwa entitas tidak membalik rugi penurunan nilai yang diakui pada periode interim sebelumnya berkaitan dengan goodwill atau investasi pada instrumen ekuitas atau aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan.

Berikut adalah standar baru, perubahan atas standar dan interpretasi standar yang wajib diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku dimulai 1 Januari 2011, namun tidak berdampak material atau tidak relevan terhadap laporan keuangan Perusahaan :

PSAK No. 8 (Revisi 2010), “Peristiwa Setelah Periode Laporan”

PSAK No. 12 (Revisi 2009), “Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama” PSAK No. 19 (Revisi 2010), “Aset Tak Berwujud”

PSAK No. 58 (Revisi 2009), “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang ISAK No. 7 (Revisi 2009), “Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus (“EBK”)”

(19)

Kas Bank

Dalam Rupiah

- PT Bank Mandiri (Persero), Tbk - PT Permata Tbk

Dalam Dollar Amerika

- PT Bank Mandiri (Persero), Tbk Jumlah 1,863,536,090 2011 Rp 3,000,000 1,531,212,812 2010 321,000,730 Rp 3,000,000 8,322,548 8,599,819 380,316,465 368,716,646 Jumlah 5. PIUTANG USAHA Pihak ketiga

Dalam Dollar Amerika

- Zhejiang Top Biological Science - Shanghai Brilliant Gum - Xiamen Hongsu Dalam Rupiah

- PT Global Prima Semesta - PT Mentari Pratama Sakti - Rahmat

- PT Intra Niaga Mandiri

- Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 juta) Jumlah 531,838,200 1,995,955,484 2,108,284,610 Rp 200,380,000 665,508,000 -247,641,345 247,485,825 1,576,446,410 55,940,000 469,100,000 109,900,314 1,863,536,090 380,316,465 2011 Rp 2012

(20)

Rincian piutang usaha berdasarkan umur adalah sebagai berikut :

Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo - 01 - 30 hari - 31 - 60 hari - 61 - 90 hari - 91 -120 hari -Rp 2012 2011 Rp 1,995,955,484 2,108,284,610 Jumlah 6. PERSEDIAAN

Barang jadi perdagangan - Beras

- Rumput laut Sub jumlah Barang jadi industri - Kacang mete - Tepung karigenan - Refined karigenan Sub jumlah Bahan baku - Rumput laut - Mete Kulit - -4,514,720,000 1,995,955,484 2,108,284,610 654,720,000 -3,379,862,600 Rp Rp 2012 2011 3,860,000,000 3,379,862,600 Sub jumlah -

(21)

-Bahan pembantu - Bahan kimia - Bahan pembungkus Sub jumlah

Jumlah persediaan

Penyisihan persediaan usang Jumlah persediaan bersih

-4,514,720,000 3,379,862,600 Rp Rp 2011 2012 -4,514,720,000 3,379,862,600 -7. UANG MUKA Uang muka - ekspor & impor - Lokal

- Iwan Jumlah

8. BIAYA DIBAYAR DIMUKA

Sewa

1,000,000

2012 2011

Rp Rp

Berdasarkan hasil penelahaan terhadap kondisi persediaan pada akhir periode, manajemen Perusahaan Perusahaan berpendapat bahwa penyisihan persediaan usang adalah cukup.

1,000,000 -2012 2011 Rp 5,488,812 5,488,812 Rp Sewa Registrasi saham Jumlah 32,488,812 5,488,812 27,000,000 -5,488,812 5,488,812

(22)

Pihak berelasi

- PT Lombok Mandiri Investama - Karyawan Jumlah 10. ASET TETAP -2012 2011 Rp 100,000,000 Rp 100,000,000

Piutang kepada PT Lombok Mandiri Investama (pihak yang berelasi) pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp 100.000.000, yang merupakan piutang atas transaksi penjualan investasi saham anak perusahaan PT Mas Phonix Persada.

10. ASET TETAP

Harga perolehan Perolehan langsung - Tanah

- Hak atas tanah - Bangunan

- Mesin dan peralatan - Alat pengangkutan - Inventaris kantor Perolehan sewa - Kendaraan

Aset dalam penyelesaian Jumlah

Akumulasi Penyusutan Perolehan langsung - Hak atas tanah - Bangunan

- Mesin dan peralatan

33,026,115,063 5,250,000 22,721,334,937 - - 22,721,334,937 16,988,590,000 33,026,115,063 5,250,000 Rp Rp Rp Rp

1 Januari Mutasi 31 Maret

2012 Penambahan Pengurangan 2012 16,988,590,000 845,310,000 - - 845,310,000 280,000,000 - - 280,000,000 - - - - -73,866,600,000 - - 73,866,600,000 5,250,000 - - 5,250,000 305,640,867 273,524,811 - 579,165,678 439,045,749 - 439,045,749 - Mesin dan peralatan

- Alat pengangkutan - Inventaris kantor Perolehan sewa - Kendaraan Jumlah 439,045,749 - 439,045,749 42,263,500 - 42,263,500 279,999,999 - - 279,999,999 - - -590,890,866 754,834,060 - 1,345,724,926

(23)

Harga perolehan Perolehan langsung - Tanah - Hak atas tanah - Bangunan & prasarana - Mesin dan peralatan - Alat pengangkutan - Inventaris kantor Perolehan sewa - Kendaraan 1 Januari 2011 Rp 12,041,945,000 (266,150,000) 11,548,795,000 Penambahan / Rp (Pengurangan) Rp Rp Divestasi 2011 Reklasifikasi Rp Anak Perusahaan 31 Desember 15,097,235,063 30,372,000,000 - 12,443,120,000 33,026,115,063 16,761,590,000 7,403,701,462 22,721,334,937 607,250,000 - 602,000,000 5,250,000 21,763,712,500 8,095,173,899 266,150,000 16,988,590,000 464,677,114 704,417,386 - 323,784,500 845,310,000 573,088,218 (136,781,000) - 156,307,218 280,000,000 721,671,559 (721,671,559) - - -- Kendaraan Jumlah Akumulasi Penyusutan Perolehan langsung - Hak atas tanah - Bangunan - Mesin dan peralatan - Alat pengangkutan - Inventaris kantor Perolehan sewa - Kendaraan Jumlah Nilai buku 721,671,559 (721,671,559) - - -37,601,040,853 68,743,267,327 - 32,477,708,180 73,866,600,000 3,786,113,424 305,640,867 336,478,503 -178,469,178 3,879,193 - 177,098,371 5,250,000 4,113,886,738 (22,132,447) 809,938,374 (28,898) - 809,909,476 -471,719,337 (135,240,834) - -563,733,264 (127,426,054) - 156,307,211 279,999,999 5,265,906,985 590,890,866 743,522,662 (743,522,662) 73,275,709,134 2012 2011 6,881,269,553 (1,024,471,702) Rp Rp

Beban penyusutan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011dialokasikan sebagai berikut:

30,719,771,300

Beban pokok penjualan Beban usaha Jumlah 754,834,059 39,392,600 -754,834,059 39,392,600

(24)

Rincian penambahan dan pengurangan aset tetap adalah sebagai berikut :

Harga perolehan Penambahan - Tanah

- Bangunan & prasarana - Mesin dan peralatan - Alat pengangkutan - Inventaris kantor Jumlah Rp 845,310,000 -2012 21,258,600,000 17,561,790,000 2011 Rp 30,420,000,000 70,085,700,000 Jumlah Pengurangan - Tanah

- Bangunan & prasarana - Mesin dan peralatan - Alat pengangkutan - Inventaris - Kendaraan sewa Jumlah Bersih Beban Penyusutan Penambahan - Hak atas tanah - Bangunan & prasarana - Mesin dan peralatan - Alat pengangkutan - Inventaris - Kendaraan sewa Jumlah Pengurangan 39,392,600 273,524,811 32,587,740 754,834,060 2,743,352 439,045,749 -42,263,500 182,315 3,879,193 (140,892,614) (136,781,000) (721,671,559) 68,743,267,327 (1,342,432,673) (227,000,000) (48,000,000) (68,087,500) 70,085,700,000 Pengurangan

- Bangunan & prasarana - Mesin dan peralatan - Alat pengangkutan - Inventaris - Kendaraan sewa Jumlah - (1,063,864,302) (28,898) (135,423,149) (743,522,662) (130,169,406) (54,720,187)

(25)

11. ASET LAIN-LAIN

12. PINJAMAN BANK

Aset lain-lain merupakan uang jaminan sewa gedung pada tanggal 31 Maret 2012 sebesar Rp 27.787.500,-

Berdasarkan evaluasi manajemen Perusahaan, tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset tetap Perusahaan.

Akun ini merupakan utang bank kepada pihak ketiga dalam mata uang Rupiah (Rp) yang terdiri sebagai berikut : dan 31 Desember 2011 sebesar Rp 20.242.500,-

Pinjaman jangka pendek

- PT. Bank Umum Koperasi Indonesia (BUKOPIN) Jumlah

Pinjaman jangka panjang

- PT. Bank Umum Koperasi Indonesia (BUKOPIN) Jumlah

Dikurangi bagian jatuh tempo satu tahun Bagian jangka panjang

Perusahaan

PT. Bank Umum Koperasi Indonesia (BUKOPIN)

-4,430,040,000 4,430,040,000 2012 2011 Rp Rp 4,430,040,000

Pada tahun 2005, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari PT. Bank Umum Koperasi Indonesia (BUKOPIN) Jakarta dengan pagu pinjaman sebesar Rp 15.000.000.000 dan dibebani bunga 14% per tahun. Fasilitas tersebut akan digunakan sebagai kredit modal kerja industri/perdagangan komoditi pertanian/kelautan.

-4,430,040,000

(26)

PT. Bank Umum Koperasi Indonesia (BUKOPIN) (lanjutan)

Pada tahun 2007, sesuai dengan surat No. 8546/GPKO I-DHIK/XII/07 Perusahaan mendapat persetujuan perpanjangan fasilitas BUKOPIN tersebut di atas dengan penyesuaian total pagu menjadi sebesar Rp 21.000.000.000 yang terbagi menjadi Fasilitas Kredit Modal Kerja dengan pagu Rp 15.000.000.000, bunga sebesar 13% per tahun, jangka waktu 12 bulan dan Fasilitas Kredit Modal Kerja (Reguler) dengan pagu Rp 6.000.000.000, bunga sebesar 13%, jatuh tempo 25 Juli 2008. Saldo kedua fasilitas pinjaman tersebut pada tanggal 31 Desember 2007 masing-masing sebesar Rp 14.840.000.000 dan Rp 6.000.000.000.

Pada tahun 2006, Perusahaan memperpanjang fasilitas Pinjaman Tetap dari PT. Bank Umum Koperasi Indonesia (BUKOPIN) tersebut dengan kondisi total pagu dinaikkan menjadi sebesar Rp 25.000.000.000 dan dibebani bunga sebesar 15,5% per tahun dengan jangka waktu 12 bulan. Saldo hutang pada tanggal 31 Desember 2006 adalah sebesar Rp 24.840.000.000. Perusahaan telah menyelesaikan sebagian kewajibannya sebesar Rp 4.000.000.000 pada tanggal 12 Januari 2007.

masing sebesar Rp 14.840.000.000 dan Rp 6.000.000.000.

Pada tahun 2008, sesuai dengan Addendum Perjanjian Kredit No. XXXVIII/139/BUKI/ADD-PK/VII/2008 Perusahaan mendapat persetujuan perpanjangan fasilitas Kredit Modal Kerja (Reguler) tersebut dengan jangka waktu satu tahun sejak tanggal 25 Juli 2008 sampai dengan jatuh tempo pada tanggal 25 Juli 2009 dengan tingkat suku bunga sebesar 13% per tahun. Saldo atas kedua fasilitas kredit pada tanggal '1 Januari 2010 masing-masing sebesar Rp 14.840.000.000 dan Rp 6.000.000.000.

Pada 28 Oktober 2010, sesuai dengan surat No. 9953/DRPK/X/2010 perihal perdamaian antara PT. Wahana Phonix mandiri dengan PT Bank Bukopin dengan mensyaratkan pembayaran pokok pinjaman saja sebesar Rp 20.130.040.000 dengan pembayaran pertama sebesar Rp 2.000.000.000 yang telah dilakukan pada 28 desember 2010 dan sisanya dapat diselesaikan dalam waktu 12 bulan sejak dilakukannya penanda-tanganan akta perdamaian, dengan ketentuan: apabila penyelesaian pembayaran atas sisanya atas tersebut dapat dilakukan dalam waktu 6 bulan, tidak dikenakan bunga dan apabila penyelesaiannya lebih dari enam bulan maka terhadap sisa pembayaran yang ada dikenakan bunga 10 % p.a.

Pada bulan Juni, Agustus dan Desember 2011 terdapat pelunasan kewajiban Bukopin masing-masing sebesar Rp 1.200.000.000, Rp 10.700.000.000 dan Rp 1.800.000.000. Menurut Surat dari Bank Bukopin No.11901/DRPK/XII/2011, posisi kewajiban PT Wahana Phonix Mandiri sebesar Rp 4.430.000.000 dan rencananya akan diambil alih oleh perusahaan lain.

(27)

Pihak ketiga Dalam Rupiah - Samsul Alam - Rosman - Ismail - Agus Kuncoro - Sasmita - Titi - Rahman - Jusman 1,317,760,000 -760,000 -244,411,500 1,311,347,000 248,005,000 1,321,487,000 Rp 2012 2011 10,480,000 -781,280,000 2,850,854,600 Rp 673,868,000 -1,760,660,000 -- Jusman Jumlah

Rincian hutang usaha berdasarkan umur adalah sebagai berikut :

Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo - 01 - 30 hari - 31 - 60 hari - 61 - 90 hari - 91 -120 hari Jumlah

14. UANG MUKA PENJUALAN

PT Asia Mineral Samudera

5,037,224,500 5,483,688,600 -5,037,224,500 5,483,688,600 5,483,688,600 2012 2011 Rp Rp 1,317,760,000 -2012 2011 Rp Rp 5,037,224,500 3,723,681,000 1,527,681,000 PT Asia Mineral Samudera

Jumlah 3,723,681,000 1,527,681,000

3,723,681,000

(28)

EMKL Iklan

Lain-lain (biaya kurator) Jumlah

16. UTANG BUNGA

66,700,000

292,289,400

Akun ini merupakan utang bunga per tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 sebesar

2012 2011 Rp Rp 60,000,000 260,000,000 6,700,000 8,800,000 23,489,400 17. IMBALAN KERJA Tingkat diskonto

Tingkat kenaikan gaji tahunan Usia pensiun

Liabilitas atas imbalan kerja adalah sebagai berikut :

Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan mencatat estimasi imbalan kerja berdasarkan perhitungan aktuaris independen yang dilakukan oleh PT Adi Langgeng Rahayu untuk tahun 2011 dengan menggunakan metode "Projected Credit Unit" dan asumsi-asumsi sebagai berikut :

2012 2011

Akun ini merupakan utang bunga per tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 sebesar Rp

306.834.666,-Perusahaan menghitung dan membukukan penyisihan untuk hak karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003. Berdasarkan Undang-undang tersebut Perseroan diharuskan untuk membayar uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang pengganti hak kepada karyawan apabila persyaratan yang ditentukan pada undang-undang tersebut terpenuhi. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan estimasi liabilitas tersebut. Jumlah karyawan per tanggal 31 Desember 2011 yang dilakukan perhitungan adalah sebanyak 8 karyawan.

7% 7%

7% 7%

55 tahun 55 tahun Liabilitas atas imbalan kerja adalah sebagai berikut :

Nilai kini manfaat kesejahteraan karyawan Beban masa lalu yang tidak diakui Keuntungan aktuarial yang tidak diakui

Rp 2012 2011 Rp -22,436,427 22,436,427

(29)

-Rekonsiliasi liabilitas imbalan kerja sebagai berikut :

Saldo awal tahun Beban tahun berjalan Pembayaran imbalan kerja Saldo akhir tahun

18. UTANG KEPADA PIHAK BERELASI

Rp 2012 2011 22,436,427 (22,436,427) (701,459,545) 22,436,427 701,459,545 22,436,427 Rp PT Hijau Sari PT Mitra Niaga Sakti Jumlah

19. MODAL SAHAM

Susunan pemegang saham per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut :

PT. Hijau Sari

PT. Surya Pelangi Mandiri

31 Desember 2011

10,000,000,000

Lembar % Rp

Jumlah Persentase

Saham Kepemilikan Jumlah

19.23% 10,000,000,000 100,000,000

19.23%

100,000,000

Akun ini merupakan utang kepada pihak afiliasi, dimana utang tersebut digunakan oleh Perusahaan untuk melakukan pembayaran atas pembelian aset tetap. Atas utang tersebut Perusahaan tidak dikenakan bunga dan jatuh tempo pembayaran. 2012 2011 Rp 69,512,500,000 Rp 34,756,250,000 34,756,250,000 34,756,250,000 69,512,500,000 34,756,250,000

PT. Surya Pelangi Mandiri PT. Pesona Bangun Mandiri PT. Mitra Niaga Sakti

Masyarakat masing-masing dibawah 5% Jumlah 19.23% 10,000,000,000 55,000,000 10.58% 5,500,000,000 55,000,000 10.58% 5,500,000,000 100,000,000 210,000,000 40.38% 21,000,000,000 520,000,000 100.00% 52,000,000,000

(30)

Berdasarkan akta no. 4 tanggal 6 April 2011, dari Afriwandi, SH, Mkn, notaris di Tangerang, telah dilakukan jual beli saham milik PT Lombok Mandiri Investama sebanyak 100.000.000 (seratus juta) lembar saham dengan harga sebesar Rp 37,5 (tigapuluh tujuh koma lima rupiah) kepada PT Hijau Sari.

Berdasarkan akta no. 3 tanggal 8 April 2011, dari Afriwandi, SH, Mkn, notaris di Tangerang, telah dilakukan jual beli saham milik PT Lombok Mandiri Investama sebanyak 108.800.000 (seratus delapan juta delapan ratus ribu) lembar saham dengan harga sebesar Rp 37,5 (tigapuluh tujuh koma lima rupiah) kepada PT Surya Pelangi Mandiri.

Berdasarkan akta no. 100 tanggal 8 April 2011, dari H. Feby Rubein Hidayat, SH, notaris di Jakarta, telah dilakukan jual beli saham milik PT Lombok Mandiri Investama sebanyak 55.000.000 (limapuluh lima juta) lembar saham dengan harga sebesar Rp 37,5 (tigapuluh tujuh koma lima rupiah) kepada PT Pesona Bangun Mandiri

20. TAMBAHAN MODAL DISETOR

Agio saham - Penawaran Umum Perdana Penerbitan waran

Biaya emisi efek ekuitas Jumlah 4,379,310,345 4,379,310,345 2012 2011 Rp Rp 12,454,405,615 12,454,405,615 10,620,689,655 10,620,689,655 (2,545,594,385) (2,545,594,385)

Perusahaan telah mencatatkan sejumlah 200.000.000 sahamnya di Bursa Efek Indonesia d/h Bursa Efek Jakarta pada tahun 2001, disertai penerbitan 50.000.000 lembar Waran Seri I, yang merupakan waran pisah, yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 175 per saham. Waran tersebut memiliki jangka waktu pelaksanaan selama 3 tahun dan dapat dilaksanakan (exercised ) mulai tanggal 21 Desember 2001 sampai dengan 21 Juni 2004. Pada tanggal 22 Juni 2001, saham dan waran Perusahaan mulai diperdagangkan. Sampai dengan tanggal batas waktu pelaksanaan (exercise) tanggal 21 Juni 2004, tidak ada waran yang telah dikonversi menjadi saham.

Berdasarkan akta no. 101 tanggal 8 April 2011, dari H. Feby Rubein Hidayat, SH, notaris di Jakarta, telah dilakukan jual beli saham milik PT Lombok Mandiri Investama sebanyak 55.000.000 (limapuluh lima juta) lembar saham dengan harga sebesar Rp 37,5 (tigapuluh tujuh koma lima rupiah) kepada PT Mitra Niaga Sakti.

(31)

Beras Rumput Laut Batu Mangaan Kedelai Jagung

Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 500 juta) Jumlah

Penjualan kepada pihak ketiga yang melebihi nilai 10% adalah sebagai berikut :

2012 2011 Rp Rp 31,108,865,247 11,200,000,000 9,440,000,000 2,160,000,000 1,811,160,000 -17,748,865,247 9,478,427,467 -20,729,587,467

Penjualan kepada pihak ketiga yang melebihi nilai 10% adalah sebagai berikut :

Zhejiang Top Biological Science Shanghai Brilliant Gum Cipto

Xiamen Hong su

PT Mentari Pratama Sakti PT Intra Niaga Mandiri PT Global prima semesta Rahmad

Siswanto Lain lain Jumlah

22. BEBAN POKOK PENJUALAN

Pemakaian bahan baku Tenaga kerja langsung

-504,000 4,919,200,000 352,000 3,440,800,000 4,775,200,000 -1,099,003,140 -5,559,200,000 -2012 2011 31,108,865,247 13,296,892,467 Rp Rp -Rp Rp 2,039,199,223 4,392,348,213 1,475,462,884 4,774,544,254 2011 1,595,300 Kg 433,890 4,130,000,000 2,160,000,000 461,410 700,000 205,420 153,040 5,640,800,000 752,000 768,000 400,000 488,000 2012 3,729,740 Kg 107,280

Tenaga kerja langsung Biaya overead pabrik - Bahan pembantu - Penyusutan - Bahan bakar

- Gaji dan kesejahteraan karyawan -

(32)

Jumlah biaya produksi (pindahan) Persediaan awal barang jadi

Koreksi persediaan atas divestasi anak perusahaan Pembelian

Koreksi penghapusan persediaan Persediaan akhir barang jadi Jumlah beban pokok penjualan

Pembelian kepada pihak ketiga yang melebihi nilai 10% adalah sebagai berikut :

(53,184,662,114) 3,379,862,600 66,331,049,545 31,143,383,100 21,775,091,350 (4,514,720,000) (3,379,862,600) 30,008,525,700 22,925,202,889 -2012 2011 Rp Rp (8,616,413,292)

Pembelian kepada pihak ketiga yang melebihi nilai 10% adalah sebagai berikut :

Ismail Rosman Samsul Alam Sasmita Sasmsir Jusman Agus K Rahman Titi Jumlah 23. BEBAN USAHA Beban penjualan: - Beban Pengiriman

- Beban Pengepakan / Kemasan - Beban Bongkar Muat & Penyimpanan

648,000 4,419,360,000 - -200,000 1,930,000,000 - -564,000 5,396,160,000 - -488,000 4,639,840,000 6,601,760,000 -2,120,000,000 -2012 2011 Rp Rp 74,210,000 213,807,600 25,200,000 83,074,810 Rp 829,645,100 3,078,453,000 509,818,000 2,589,137,500 400,000 3,897,598 31,143,383,100 917,342 9,293,552,600 Rp 257,270 2011 353,602 3,625,962,100 85,318 52,280 968,000 492,000 4,696,800,000 306,470 Kg 2012 Kg 170,290,500 - Beban Bongkar Muat & Penyimpanan

- Beban Upah & Gaji - Beban Lain-lain Jumlah beban penjualan

25,200,000 83,074,810 13,500,000 56,000 99,410,000 480,728,910

(33)

Beban umum dan administrasi: - Gaji dan kesejahteraan karyawan - Penyusutan

- Transportasi dan perjalanan dinas - Beban pajak

- Beban sewa - Beban Iklan

- Pos dan Telekomunikasi - Beban Imbalan kerja - Regristrasi Saham

- Biaya Keamanan dan Kebersihan

2011 Rp 2012 Rp 15,297,000 101,903,150 145,410,000 368,170,000 754,834,059 39,392,600 28,691,400 101,593,583 16,466,437 26,397,418 3,774,200 21,891,586 22,436,427 9,000,000 -1,068,500 5,677,500 16,042,044

- Biaya Keamanan dan Kebersihan - Profesional Fee

- Beban Alat Tulis Kantor - Perbaikan dan Pemeliharaan - Beban Listrik & Air

- Perizinan - Representasi - Beban Denda Pajak - Beban Makan Minum - Beban Pengobatan - Beban Surat Kabar - Denda bapepam - Pendidikan dan pelatihan

- Beban Penghapusan Piutang usaha - Beban Penghapusan Persediaan - Beban penghapusan uang muka - Beban biaya Lain-lain

Jumlah beban umum dan administrasi Jumlah beban usaha

24. BEBAN KEUANGAN - BERSIH

68,000,000 155,400,000 22,429,200 50,644,750 (100,000,000) 5,770,422,700 12,688,750 26,068,621 2,271,400 12,105,450 76,100,000 37,124,000 1,052,001,876 24,172,686,206 8,616,413,292 500,380 1,244,373 8,700,482,503 1,151,411,876 24,653,415,116 2012 2011 10,750,000 50,000 35,501,540 618,000 2,462,000 6,301,715 1,291,300 5,994,660 6,200,000 25,577,544 1,068,500 5,677,500 Pendapatan Bunga

Pendapatan atas penghapusan bunga

4,405,825 1,811,758 2012 2011 Rp Rp 5,725,317,640

(34)

Rincian pajak dibayar dimuka adalah sebagai berikut :

Pajak penghasilan pasal 21 Pajak penghasilan pasal 23 Pajak penghasilan final Pajak Pertambahan Nilai Jumlah

Rincian hutang pajak adalah sebagai berikut :

29,050,377 17,971,533 23,401,233 17,971,533 2011 2012 Rp Rp 3,342,500 -660,000 1,646,644

Rincian hutang pajak adalah sebagai berikut :

Pajak penghasilan pasal 21 Pajak penghasilan pasal 22 Pajak penghasilan pasal 23 Pajak penghasilan pasal 25 Pajak penghasilan pasal 29 Jumlah

Pendapatan / (Beban) pajak terdiri dari :

Pajak kini Pajak tangguhan Jumlah Pajak kini 853,844,893

Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak penghasilan, seperti dinyatakan pada laporan laba rugi komprehensif 853,844,893 2011 Rp 379,605 5,040,075 60,000 -319,605 5,040,075 -Rp 2012 -Rp Rp 2012 2011

Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak penghasilan, seperti dinyatakan pada laporan laba rugi komprehensif dan taksiran penghasilan kena pajak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:

(35)

Rugi sebelum pajak sesuai laporan laba rugi komprehensif Dikurangi laba Anak Perusahaan sebelum taksiran Pajak Laba sebelum beban pajak Perusahaan

Perbedaan temporer : - Penyusutan

- Beban manfaat karyawan - Cadangan Penghapusan Piutang

5,770,422,700 176,251,654 (70,383,201,570) -Rp Rp 176,251,654 (70,383,201,570) 2012 2011

- Cadangan Penghapusan Piutang - Cadangan Penghapusan Persediaan - Penghapusan uang muka

Beda tetap : - Representasi - Penghasilan bunga - Beban pajak - Denda pajak

- Rugi penjualan investasi saham - Penghapusan bunga

- Lain-lain

Taksiran penghasilan kena pajak Perusahaan Rugi fiskal tahun sebelumnya

Jumlah pajak yang dapat dikompensasikan Taksiran beban pajak

- Perusahaan - Anak Perusahaan Jumlah beban pajak Pajak tangguhan 176,251,654 (2,809,539,540) 50,158,673,518 16,042,044 (1,811,758) (5,725,317,640) 8,700,482,503 26,068,621 49,350,463 176,251,654 (2,809,539,540) -49,350,463 12,688,750 5,770,422,700 8,616,413,292

Perhitungan manfaat (beban) pajak tangguhan Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:

(36)

Perusahaan - Penyusutan

- Penghapusan Piutang - Penghapusan Persediaan - Beban imbalan kerja - Rugi fiskal

- Koreksi atas perubahan perpajakan Aset pajak tangguhan - Induk

Aset pajak tangguhan - Anak

-

-2012 Manfaat / (beban) Perusahaan 2012

702,384,885 - 702,384,885 1 Januari Divestasi Anak - - -Rp Rp Rp Rp - - -31 Maret - - -702,384,885 - - 702,384,885

Aset pajak tangguhan - bersih

Perusahaan - Penyusutan

- Penghapusan Piutang - Penghapusan Persediaan - Beban imbalan kerja - Rugi fiskal

- Koreksi atas perubahan perpajakan Aset pajak tangguhan - Induk

Aset pajak tangguhan - Anak Aset pajak tangguhan - bersih

702,384,885

2011 Manfaat / (beban) Perusahaan 2011 - 702,384,885 Rp Rp Rp Rp (131,524,095) 131,524,095 - -(1,237,500) 1,237,500 - -(85,031,984) 85,031,984 - -120,100,725 (120,100,725) - -(35,176,068) 737,560,953 - 702,384,885 (18,591,086) 18,591,086 - -(151,460,008) 853,844,893 - 702,384,885 3,490,674,787 - (3,490,674,787) -3,339,214,779 853,844,893 (3,490,674,787) 702,384,885

(37)

Laba / (rugi) bersih (Rp) Jumlah saham (lembar saham) Laba / (rugi) per saham (Rp)

27. SIFAT DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI

Sifat hubungan relasi

a. PT Hijau Sari adalah merupakan pemegang saham Perusahaan. b. PT Mitra Niaga Sakti adalah merupakan pemegang saham Perusahaan.

520,000,000 520,000,000 0.24 (133.71) 2011 2010 126,901,191 (69,529,356,676)

b. PT Mitra Niaga Sakti adalah merupakan pemegang saham Perusahaan.

c. PT Lombok Mandiri Investama adalah merupakan pemegang saham Perusahaan. Transaksi-transaksi hubungan berelasi

a. b.

c.

Dalam kegiatan usahanya, Perseroan juga mengadakan transaksi-transaksi tertentu dengan pihak yang berelasi, yang meliputi antara lain :

Perusahaan menerima pinjaman dari PT Hijau Sari sebesar Rp 34.756.250.000 atau 43,17% dari total liabilitas. Pada tanggal neraca, saldo utang ini disajikan dalam akun "Utang kepada Pihak Berelasi". (lihat catatan 18) Perusahaan menerima pinjaman dari PT Mitra Niaga Sakti sebesar Rp 34.756.250.000 atau 43,17% dari total liabilitas. Pada tanggal neraca, saldo utang ini disajikan dalam akun "Utang kepada Pihak Berelasi". (lihat catatan 18)

Perusahaan menerima mempunyai tagihan kepada PT Lombok Mandiri Investama pinjaman sebesar Rp 100.000.000 atau 0,13% dari total aset. Pada tanggal neraca, saldo piutang ini disajikan dalam akun "Piutang afiliasi". (lihat catatan 9)

(38)

Penjualan

Beban pokok penjualan Laba kotor Beban usaha Tahun 2012 Produk Lokal Produk Ekspor Rp

Perusahaan mengklasifikasikan usahanya menjadi dua segmen usaha yaitu penjualan produk ekspor dan lokal. Informasi mengenai segmen usaha Perusahaan adalah sebagai berikut:

Jumlah Rp Rp 4,613,665,247 26,495,200,000 31,108,865,247 (4,719,325,700) (25,289,200,000) (30,008,525,700) (105,660,453) 1,206,000,000 1,100,339,547 (1,151,411,876) Beban usaha Rugi usaha Pendapatan keuangan Laba selisih kurs

Laba / (rugi) penjualan aset tetap Rugi penjualan investasi saham Lain-lain bersih

Rugi sebelum pajak Manfaat pajak penghasilan Laba bersih periode berjalan

Pendapatan komprehensif lain periode berjalan Jumlah pendapatan komprehensif lain periode berjalan Total laba yang diatribusikan kepada :

- Pemilik entitas induk

Rp 126,901,191 Rp Produk Produk

Ekspor Lokal Jumlah

126,901,191 Rp 126,901,191 (49,350,463) 161,805,400 176,251,654 (3,174,345) 68,692,928 (51,072,329) (1,151,411,876)

- Pemilik entitas induk - Kepentingan non pengendali Total

Aset segmen yang tidak dialokasikan Liabilitas segmen yang tidak dialokasikan

126,901,191 126,901,191

(39)

Penjualan

Beban pokok penjualan Laba kotor Beban usaha Rugi usaha Beban keuangan Ekspor Lokal (26,849,030,538) (24,653,415,116) 5,156,749,144 370,191,717 (2,565,807,139) (2,195,615,422) 9,478,427,467 11,251,160,000 20,729,587,467 (9,108,235,750) (13,816,967,139) (22,925,202,889) Tahun 2011 Produk Produk Jumlah Rp Rp Rp Beban keuangan Laba selisih kurs

Laba/ (rugi) penjualan aset Rugi penjualan investasi saham Lain-lain bersih

Rugi sebelum pajak Manfaat pajak penghasilan Laba bersih periode berjalan

Pendapatan komprehensif lain periode berjalan Jumlah pendapatan komprehensif lain periode berjalan Total laba yang diatribusikan kepada :

- Pemilik entitas induk - Kepentingan non pengendali Total

Aset segmen yang tidak dialokasikan Liabilitas segmen yang tidak dialokasikan

79,991,260,539 (69,529,356,676) 81,580,510,168 (69,529,356,676) (69,529,356,676) (69,529,356,676) (70,383,201,570) 738,605,184 853,844,893 5,156,749,144 67,508,873 (50,158,673,518) 661,639,285

(40)

- Membangun pasar dan mengembangkan varian produk lainnya.

- Mempertahankan fleksibilitas keuangan dan membangun struktur keuangan yang stabil. - Menagih semua piutang yang masih outstanding, sehingga kondisi keuangan stabil.

PERNYATAAN YANG TELAH DIKELUARKAN TAPI BELUM BERLAKU EFEKTIF

Hal ini mengakibatkan adanya kesangsian terhadap kemampuan Perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya dalam jangka waktu yang pantas.

Untuk mempertahankan kelangsungan hidup Perusahaan, manajemen telah menyusun rencana serta mengambil langkah-langkah untuk melanjutkan kegiatan operasional Perusahaan, langkah-langkah yang akan dikembangkan adalah:

Perseroan telah mengalami kerugian usaha tahun 2011 sebesar Rp 69.507.565.962 dan perseroan memulai bangkit dengan optimal sehingga per 31 Maret 2012 ini laba sebesar Rp.

126.901.191,-30. PERNYATAAN YANG TELAH DIKELUARKAN TAPI BELUM BERLAKU EFEKTIF

-PSAK No. 18 (Revisi 2010), “Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya”, mengatur akuntansi dan pelaporan program manfaat purnakarya untuk semua peserta sebagai suatu kelompok. Pernyataan ini melengkapi PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”.

PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”, mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja.

PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Akuntansi Pajak Penghasilan”, mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam menghitungkonsekuensi pajak kini danmasa depan untuk pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan; serta transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui pada laporan keuangan.

PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan.

PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”, mensyaratkan pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan atas posisi dan kinerja keuangan; dan jenis dan besarnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko-risiko tersebut. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang telah dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (”DSAK”) dan efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012 adalah sebagai berikut :

PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”, menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi-transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam suatu mata uang pelaporan.

ISAK No. 15, “PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”,

30.

PSAK No. 53 (Revisi 2010), “Pembayaran Berbasis Saham”, mengatur pelaporan keuangan entitas yang melakukan transaksi pembayaran berbasis saham.

-ISAK No. 15, “PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”, memberikan pedoman bagaimana menilai pembatasan jumlah surplus dalam program imbalan pasti yang dapat diakui sebagai aset dalam PSAK No. 24 (revisi 2010), “Imbalan Kerja”.

ISAK No. 20, “Pajak Penghasilan - Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham”, membahas bagaimana suatu entitas memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan pajak tangguhan karena perubahan dalam status pajaknya atau pemegang sahamnya.

Referensi

Dokumen terkait

Qur’an ditujukan kepada orang Arab yang tidak mungkin memuat sesuatu yang tidak dipahami atau belum dikenal pada masanya, (3) kelemahan teologis, bahwa al-Qur’an

Sedangkan pariwisata kedokteran ( medical tourism ) merupakan salah satu bentuk pariwisata kesehatan, yaitu aktivitas perjalanan wisata ke negara lain dengan tujuan

Syntax >> The system of rules and categories that allows words to be combined to form sentences in

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR BADAN PERIZIN AN PEN AN AM AN MODAL DAN PROMOSI DAERAH. UNIT

[r]

Oleh karena itu diperlukan sebuah pengantarmuka yang dapat menyamakan level tegangan dari komunikasi serial pada komputer dengan mikrokontroller, yaitu IC RS232 produksi MAXIM

Demikianlah Berita Acara Pembukaan (download) file II penawaran pekerjaan Pengembangan Sistem Informasi Pelayanan Perizinan Terpadu Berbasis Geografis ini dibuat

¯ Religious or political affiliations ¯ Reasons why you left your last job ¯ Your Social Security Number.. ¯ Health restrictions or