Prosiding Seminar Teknologi Pengelolaan limbah V Pus at Teknologi limbah Radioaktif - SATAN
'DISTRIBUSI 90Sr DALAM BEBERAPA JENIS RUMPUT DI KAWASAN PPTN SERPONG.
Sudiyati, Murdahayu Makmur, Agus Gindo S. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN
ISSN 1410·6086
ABSTRAK
DISTRIBUSI 90Sr DALAM BEBERAPA JENIS RUMPUT 01 KAWASAN PPTN SERPONG. Telah dilakukan penentuan distribusi kandungan 90Sr dalam beberapa jenis rumgut di kawasan PPTN serpong. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai kandungan 9 Sr dalam rumput yang dapat digunakan untuk prakiraan dosis dari jalur hasil peternakan ke manusia. Hasil analisis menunjukkan bahwa aktivitas rata-rata 90Sr dalam rumput di daerah PPTN serpong adalah 14.14 ± 3.7 mBq/kg. Hasil ini bila dibandingkan dengan aktivitas 90Sr di daerah lepas kawasan 14.18 ±6.9 mBq/kg, tidak menunjukkan ~erbedaan yang nyata. Rumput gajah (Penisettum Purpureum) mempunyai kandungan aktivitas 9 Sr tertinggi yaitu 24.8 ± 15.6 mBq/kg, rumput teki (Setaria Spha Celata) = 14.9 ± 6.0 mBq/kg dan rumput ilalang (tmperata Cylinrica) = 8.0 ± 4.8 mBq/kg.
ABSTRACT
DETERMINATION OF 90Sr ABUNDANCE IN DIFFERENT KIND OF PASTURE AT PPTN SERPONG. The determination of 90Sr abundance in the pasture grass around Serpong had been done. The aim of the research is to determine 90Sr abundance in the pasture which could be used to estimate the dose received by human in food chain pathways. The mean of 90Sr mean activities in pasture around PPTN Serpong is 14.14 ± 3.7 mBq/kg, this result is insignificantly different compared to its control (off-site), i.e. 14.18 ±6.9 mBq/kg. Elephant grass (Penisettul11 PurpufCul11) has the highest abundance of 90Sr which is 24.8 ± 15.6 mBq/kg, followed by teki grass (Setwia Splw Celata) and ilalang grass (tl11perata
Cylinrica) which are 14.9 ±6.0 mBq/kg and 8.0±4.8.mBq/kg, respectively
Keberadaan 90Sr juga bisa
dimungkinkan dari pengoperasian instalasi nuklir di PPTN Serpong, yaitu adanya sejumlah zat radioaltif yang terlepas ke udara sekitar daerah PPTN, namun konsentrasinya
PENDAHULUAN
Radionuklida 90Sr, 131/ dan 137Cs
biasanya digunakan sebagai indikator keberadaan cemaran radionuklida hasil fisi dalam lingkungan. Adapun alasan dilakukan penelitian 90Sr ini adalah karena 90Sr dapat dibentuk dalam jumlah yang relatif besar melalui reaksi fisi pada pengujian senjata nuklir dan pengoperasian reaktor nuklir, tetapi untuk pengoperasian reaktor nuklir relatif kecil dibanding dengan hasil pengujian peledakan nuklir. Keberadaan radionuklida tersebut di lingkungan diakibatkan oleh adanya percobaan nuklir di atmosfer yang pernah dilakukan dalam era tahun 50-60an. Penyebaran radionuklida tersebut sampai di permukaan bumi melalui jalur udara dan turun bersama air hujan sehingga terdeposit pada permukaan tanah dan kemudian terserap oleh tanaman termasuk rumput.
relatif rendah di bawah batasan emlSI yang diizinkan. Tetapi pelepasan itu berlangsung selama umur instalasi nuklir tersebut yang dapat mencapai 30-40 tahun sehingga konsentrasi radionuklida dalam gas
I
partikulat yang terlepas ke udara di sekitar instalasi itll dapat menjadi signifikan. Zat radioaltif yang terlepas ke udara tersebut dibawa dandisebarkan oleh angin dan dalam
perjalanannya mengalami deposisi jatuh ke permukaan tanah mencemari lingkungan pada saat terjadi hujan maupun pada saat tidak terjadi hujan. Pencemaran lingkungan ini akan meliputi : tanaman, rum put dan tanah. Jatuhan zat radioaktif terse but berpotensi meningkatkan penerimaan dosis eksterna masyarakat yang tinggal disekitar daerah PPTN Serpong melalui imersi dan paparan eksternal maupun dosis interna dengan
mengkonsumsi hasil pertanian dan
peternakan.
Berbagai kemungkinan jalur paparan zat radioaktif yang terlepas ke atmosfer kepada manusia di PPTN Serpong ditunjukkan pada Gambar 1.
Prosiding Seminar Teknologi Pengelolaan Limbah V Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN
ISSN 1410-6086
Gambar 1. Jalur papa ran lepasan atmosferik PPTN Serpong.[1]
Seeara kimia komponen 90Sr
menyerupai kalsium. Kalsium dalam tanah di serap oleh tanaman dan masuk ke dalam tubuh hewan melalui makanan (seperti rumput) kalsium digunakan untuk pembentukan tulang dan gigi. Manusia mendapatkan kalsium dari sumber tanaman dan hewan seperti susu, sayur dan biji-bijian. Stronsiun-90 juga dapat masuk ke dalam tubuh manusia dengan eara dan sumber yang sama dengan ~.alsium, karena 90Sr juga disimpan di dalam tulang dan gigi. Sumsum tulang merupakan tempat pembentukan sel-sel darah, dan adanya radioaktif 90Sr di sekeliling tenunan tulang
dapat menyebabkan gangguan dalam
pembentukan sel-sel darah, akibatnya akan terjadi anemia yang serius[1].
Masalah ini melandasi dilakukannya penelitian penentuan kandungan 90Sr dalam beberapa jenis rumput di daerah PPTN Serpong. Rumput merupakan salah satu jalur perpindahan radionuklida dari tanah permukaan ke susu serta daging hewan, seperti kambing, sa pi yang banyak dikonsumsi manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi kandungan 90Sr dalam beberapa jenis rumput di sekitar lokasi PPTN - BATAN Serpong. Hasil yang
diperoleh dapat digunakan untuk
memperkirakan penerimaan dosis terhadap penduduk berdasarkan jalur hasil peternakan. Hasil penelitian ini selain menambah bank data lingkungan, juga dapat memberi informasi
240
jenis rumput paling tepat yang mungkin dopat digunakan dalam remidiasi tanah yang terkontaminasi oleh 9OSr.
METODE DAN TAT A KERJA Peralatan
Peralatan sampling rum put adalah gunting rum put, kantong plastik polietilen kapasitas 5 kg. Peralatan preparasi eontoh adalah oven listrik, furnace, waterbatl1, centrifuge, lampu infra-red, vacuum pump dan
alat-alat gelas lainnya. Perala tan peneaeahan adalah planset, alat eaeah alfa/beta latar rendah (LBC).
Bahan
Asam nitrat, asam klorida, asam pospat, asam asetat, asam oksalat, amonium asetat, amoniaum karbona!, natrium karbonat, amonium oksalat, amoniak, natrium kromat, hidrogen peroksida, pengemban Sr, Ba, Y dan Fe, indikator metil merah, dan kertas saring
Wl1atman 42.
Lekasi dan Sampling
Dilakukan pengambilan 3 maeam rumput yaitu rumput gajah, rumput ilalang dan rumput teki di 5 lokasi pengambilan, yaitu 4 lokasi berjarak 800-900 m dari RSG-GAS (Gambar 2). Masing-masing pada arah utara, timur, selatan dan bara!. Pada radius 800 - 900 m nilai faktor dispersi atmosferik meneapai maksimum [2]. Dan 1 lokasi di daerah lepas
Prosiding Seminar Teknologi Pengelolaan Limbah V Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN
kawasan (sebagai pembanding) yaitu daerah Gunung Sindur berjarak 5 km dari RSG-GAS ke arah utara. Sampling dilakukan sebanyak ~ Tabel1. Lokasi SamDr
ISSN 1410-6086
2 kg rumput basah untuk tiap-tiap lokasi pengambilan. Koordinat Lokasi Daerah Lintang Selatan Bujur Timur 1
Menara Air Puspiptek 6°21'18,4"106° 40' 56,0" 2 LlPI (KIM-L TP)106° 39' 54,9"6° 20' 55,2" 3 BPPT (LTMP)106° 39' 27,1"6°21'01,8" 4 Sarpedal 106° 40' 08,2"6° 21' 01 ,1" 5 Gunung Sindur106° 40' 16,6"6° 23' 09,0"
u
A
,(
-"'..- .---..
~
o1--
115 Z'D «u .•.I<E PARUN0 I B0GOP
Gambar 2. Lokasi titik sampling daeah PPTN Serpong (L.01 - L.04)
Persiapan Sam pel dan Pencacahan
Sampel rumput sebanyak 2 kg untuk masing-masing rumput basah, dikeringkan dalam oven pada suhu 105°C selama 16 jam. ditimbang sebagai berat kering. Kemudian rum put kering diabukan dengan furnace pada suhu 525°C sampai menjadi abu berwarna putih, rata-rata memerlukan waktu selama 16 jam, didinginkan kemudian ditimbang sebagai
berat abu. Sam pel abu dimasukkan dalam
beker gelas selanjutnya dipanaskan dalam
fumace selama 8 jam (sampai diperoleh abu putih hingga berat konstan). Kemudian ditimbang masing-masing sampel sebanyak 20 gram dimasukkan dalam beker untuk dilakukan
leaching dengan larutan HNOJ pekat dan dipisahkan dari berbagai pengganggunya melalui beberapa kali pengendapan terutama dengan HNOJ berasap, kemudian kandungan 90Sr ditentukan melalui pengukuran anak
Prosiding Seminar Teknologi Pengelolaan Limbah V Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN
luruhnya OOy dengan peneacah alfalbeta latar
rendah (LBC) selama 100 menit [3].
Metode Penghitungan Konsentrasi 90Sr [3]
(ns -nB)±1,960-c
CSr-90
= ---
(1)60£RSrRyFp]
Fp2W
CSr-9O konsentrasi ooSr (Bg/kg)
ns
laju eaeah total sampel
nB
laju eaeah latar (epm) o-c
deviasi standar 1,96
faktor pengali untuk tingkat kepereayaan 95 %
60
faktor konversi dari dpm ke dps atau Bq
£
efisiensi peneaeahan (%)RSr
faktor kedapatulanagan ooSr IJ.lca rro5es an3!;sis (%)
Ry
faktor kedapatulanagan OOy
pada proses analisis (%)
Fpl
faktor pertumbuhan 90y F ...,
faktor peluruhan 90y p~
W
berat sampel (kg) Oeviasi standar [3] 0-c
=~(nr
/Ir)
+
(n B /1 B)
(2) 0-c :Oeviasi standarnr
:
laju eaeah total (eps),ISSN 1410-6086
n
B :laju caeah latar (eps)tr
:
waktu eaeah total (detik)t
B :waktu eaeah latar (detik)Konsentrasi terdeteksi minimum (MDC) [3]
4,66~nB
/t
B
MDC = ---
(3)60£W
I B : waktu eaeah latar (detik)
£
:
efisiensi peneaeahan (%)W
:
berat sampel (kg) HASIL DAN PEMBAHASANData fisik hasil pengamatan dalam beberapa jenis rumput di daerah PPTN Serpong pad a radius 800-900 m (Iokasi 1-4) dan daerah Lepas Kawasan pada radius 5 km dari reaktor G.A. Siwabessy (Iokasi 5) di tunjukkan pad a tabel 2, tabel 3 dan tabel 4.
rumput ilalan!, m(~mplJn~laikadal' 8ir
tertinggi adalah 76,84 ± 0,53 %, aiuandmg dengan kadar air dalam rum put teki 62,78 ± 0,56% dan rum put gajah 24,12 ± 2,5 %. Hal ini disebabkan karena rum put ilalang mempunyai panjang daun tertinggi hingga meneapai ± 75 em, jika dibandingkan dengan rumput teki dan rumput gajah hanya meneapai tinggi ± 30 em. Rumput teki mempunyai kadar abu tertinggi yaitu 8,5 ± 1,12 % dibanding dengan kadar abu dalam rumput ilalang 5.47 ± 0,28 % dan rumput gajah 5,36 ± 0,8 %. Rumput teki mempunyai jumlah batang paling banyak dan jumlah daun paling sedikit, oleh karena itulah kadar abu tertinggi terdapat pada rumput teki.
Iaoel L. uata tlSIl< nasll ~enqamatan pada lenlS rumput ilalanq di lokasi 1 - 5
Jenis rum put Lo Brt. baBrt. kering,Kadar air,%Kad. abu,%Brt. Abu, kasi
sah,grgram(per b. bsh)gram(per b. krg) 1 2.000 474,176,95,2324,8 2 2.000465,476,7325,85,54 ILALANG 2.000 445,877,7126,135,85 4 2.000479.476,0324,35,07 5 2.000 463,276,8426,25,66 L 2327,9 127,2 384,1827,35 Rentang 445,8-479,4 24,3-26,2 76,03-77,715,07 -5,85 Rerata 2.000 465,625.4476,845.47 Dev. standar 11,5 0,750,530,28 242
Prosiding Seminar Teknologi Pengelolaan limbah V Pusat Teknologi limbah Radioaklif - BATAN
ISSN 1410-6086
asll ~
enqamatan pa ___ .P __ H ____
-Jenis rumput
La Brt. baBrt. kering,Kadar air,%Brt. Abu,Kad. abu,% kasi
sah, gr(per b. bsh)gramgram(per b. krg) 1 2.0001584,520,7875,34,75 2 2.0001514,324,2963,24,17 GAJAH 2.0001474,326,29391,36,19 4 2.0001561,421,9386,55,54 5 2.0001458,327,2989,86,16 L 7592,8 406,1 120,5826,81 Rentang 1458,3-63,2-89,820,78-27,294,17-6,19 1584,5 Rerata 2.000 1518,681,2224,125,36 Dev. standar 48,6 10,610,82,5
~enqamatan paaa lenlS rum put
Jenis rum put La Brt. ba Brt. kering, Brt. Abu, Kadar air,% Kad. abu,%
kasi sah, gr gram gram (per b. bsh) (per b. krg)
1 2.000 749,5 60,8 62,53 8,11 TEKI 2 2.000 750,8 57,1 62,46 7,61 3 2.000 738,3 79,1 63,9 10,71 4 2.000 748,6 61,2 62,57 8,18 5 2.000 751,4 59,4 62,43 7,91 L 3738,6 317,6 313,89 42,52 Rentang 738,3-751,4 57,1-79,1 62,43-62,57 7,61-10,71
----Rerata 2.000 747,72 63,52 62,78 8,5 Dev.standar 4,8 7,92 0,56 1,12
Tabel 3. Data fisik h .
Tabel4. Data fisik hasil
d .. d .. . h di lakasi 1 teki di lakasi 1 - 5 90 - -
~
---- -SrmBQ/kQ rumput basah) dalam beberapa ienis rum put di lakasi 1 Lakasi
Rumput RumputRumput Pengambilan
lIalang (mBqlkg)Gajah (mBq/kg)Teki (mBq/kg) 1. (Menara Air) 16.00 lid 6.04 2. (LlPI) 4.09 46.5912.67 3. (BPPT) lid 10.63lid 4. (SARPEDAL) 7.36 lid 20.19 5. (Gunung Sindur) 4.59 17.2520.69 L 32.04 74.4759.59 Rentang 4.09 - 16.00 10.63 - 46.596.04 - 20.69 Rerata 8.0 24.814.9 Deviasi standar 4.8 15.66.0
- 5
Prosiding Seminar Teknologi Pengelolaan Limbah V Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN
Oistribusi aktivitas 90Sr paling tinggi terdapat dalam rumput gajah = 24.8 ± 15.6 mBq/kg rumput basah, dibanding dengan distribusi aktivitas 90Sr dalam rumput teki = 14.9 ± 6.0 mBq/kg dan rumput ilalang =8.0 ± 4.8 mBq/kg. Oari 3 jenis rumput tersebut, maka jika dilihat kemungkinannya untuk dapat digunakan dalam remidiasi tanah yang terkotaminasi oleh radionuklida 90Sr adalah rumput gajah, tetapi
ISSN 1410-6086
dalam penelitian ini didapatkan konsentrasi aktivitas 90Sr dalam rumput gajah yaitu 24.8 ± 15.6 mBq/kg, nilai ini terlalu kecil untuk digunakan dalam remidiasi tanah, tetapi jenis rumput gajah dapat direkomendasikan dalam melakukan pemantauan lingkungan karena pencemaran radionuklida 90Sr tsb. Oistribusi aktivitas 90Sr dalam rumput pada lokasi 1 - 5 dapat ditunjukkan pada Gambar 3.
50 Ci ;;.:.:
0-
mE 3040 0;> L.. enraUJ 20.~
> 10 :;:; .:.:<x: n Men f\j( LIP; o lIalang m Gajah oTeki BP~'T SARP. G Sindurrnusirn hujan rnaupun pada rnusirn kernarau, sehingga biasanya akan lebih sering dipotong. Jenis rurnput gajah subur dirnusirn hujan dan sedikit turnbuh dirnusirn kernarau, jadi akan lebih jarang dipotong rnaka waktu tumbuh lebih larna, sehingga konsentrasi aktivitas rata-rata 90Sr paling tinggi terdapat pada jenis rurnput ini.
Oitinjau dari pola penyebaran konsentrasi aktivitas 90Sr dalarn rumput pada lokasi 1 - 5 Garnbar 3, pada jenis rurnput teki terlitlat bahwa penyebaran konsentrasi aktivitas 90Sr cukup merata dibandingkan dengan rurngut gajah dan rurnput ilalang, terlihat aktivitas 9 Sr bervariasi. Hal ini disebabkan karena rurnput ilalang adalah jenis tanarnan yang turnbuh dengan baik disegala jenis tanah baik pada
Tabel 6. Oistribusi aktivitas 90Sr (rnBq/kg rurnput basah) dalarn beberapa jenis rurnput daerah PPTN k .
Lokasi Pengambilan
Garnbar 3. Oistribusi aktivitas 90Sr (mBq/kg rurnput basah) dalarn rurnput ilalang, gajah dan teki di lokasi 1 - 5
-
..-
..
-
..--
..
. --"--
...•....,...~
...-
. Lokasi 23451 Jenis rurnput lIalang 16.00 4.09ttd 7.364.59 Gajah ttd 46.5917.2510.63ttd Teki 6.04 12.67lid 20.1920.69r
22.04 63.3510.6327.5542.53 Rentang 6.04-16.0 4.09-46.597.36-20.194.59-20.69Ttd-10.63 Rerata 11.02 21.1210.6313.7714.18 Oev. standar 4.9 18.30 6.46.9 244Prosiding Seminar Teknologi Pengelolaan Limbah V Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - SATAN
Ditinjau dari segi lokasi pengambila'n, maka penyebaran kandungan aktivitas 90Sr dalam rumput daerah PPTN Serpong di lokasi 1 - 4 dan daerah Lepas Kawasan di lokai 5, maka pola penyebarannya dapat ditunjukkan pada Tabel 5. Penyebaran kandungan 90Sr dalam 3 jenis rumput daerah PPTN serpong, dilokasi 1 adalah 11.02 ± 4.9 Bq/kg, di lokasi 2 adalah 21.12 ± 18.3 Bq/kg, di lokasi 3 adalah 10.63 ±0 Bq/kg, di lokasi 4 adalah 13.77 ±6.4 Bq/kg dan di lokasi 5 adalah 14.18 ± 6.9 mBq/kg. Hasil ini jika dirata-ratakan dari lokasi 1 - 4, maka kandungan aktivitas 90Sr dalam rumput daerah PPTN serpong adalah 14.14 ± 3.7 mBq/kg. Kandungan aktivitas 90Sr dalam rum put daerah Iepas kawasan (Iokasi 5) adalah relatif sama jika 'dibanding dengan daerah PPTN Serpong yaitu 14.18 ± 6.9 mBq/kg, tidak menunjukkan perbedaan yang ncY.ata. Hal ini memberikan informasi bahwa 9 Sr dalam beberapa jenis rum put daerah PPTN Serpong adalah berasal dari jatuhan
(fallout), jadi tidak ada kontribusi dari pengoperasian reaktor GA Siwabessy. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
y Distribusi aktivitas 90Sr tertinggi terdapat dalam jenis rumput gajah = 24.8 ± 15.6 mBq/kg rumput basah, dibanding dengan distribusi aktivitas 90Sr dalam rumput teki= 14.9 ± 6.0 mBq/kg rumput basah dan dalam rum put ilalang = 8.0 ± 4.8 mBq/kg
rumput basah.
y Distribusi aktivitas 90Sr dalam rum put daerah PPTN serpong adalah 14.14 ± 3.7 mBq/kg rumput basah, distribusi aktivitas 90Sr dalam rum put daerah lepas kawasan relatif sama jika dibanding dengan daerah PPTN Serpong yaitu 14.18 ± 6.9 mBq/kg rumput basah, tidak menunjukkan
perbedaan yang nyata. Hal ini
memberikan informasi bahwa 90Sr dalam beberapa jenis rum put daerah PPTN Serpong adalah berasal dari jatuhan
(fallout), tidak ada kontribusi dari pengoperasian reaktor GA Siwabessy.
DAFT ARPUST AKA
1. SRIKANDI FARDIAZ, Polusi air dan udara, diterbitkan dalam kerjasama dengan Pusat antar Universitas Pangan dan gizi Institut Pertanian Bogor.
2. SYARBAINI, UNTARA, LUBIS, E. 1997. Evaluastion of Cs-137 as Impacts of the operating GA Siwabessy reactor
Proceddd. The fifth symp. On
Environmental and Radiation Safety,
ISSN 1410-6086
Standarization and Radiation Safety Research Centre of BATAN. Jakarta. 3. BATAN, Prosedur Analisis sampel
radioaktivitas Lingkungan, Kep. Dirjen Batan No: 156/DJIIV/98, 1998.
4. Analisis Dampak Lingkungan di sekitar Daerah Instalasi Nuklir RSG-LP Serpong, Jawa Barat, 1986.
5. Petunjuk Pelaksanaan Pengambilan dan Pengolahan Contoh Lingkungan, Jakarta: Badan tenaga Atom NasionaL
6. AECL., Procedures and Methods for Preparation and Radiochemical analysis of Environmental Samples, AECL, Chlk River, Ontario, 1963