8 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam tinjauan pustaka berikut ini akan dijelaskan mengenai teori komunikasi massa, teori strategi komunikasi, penjelasan mengenai radio dan
new media.
2.1Definisi Komunikasi Massa
Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, seperti yang disitir Komala, dalam karnilh, dkk.1999), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran, dan televisi- keduanya dikenal sebagai media elektronik; surat kabar dan majalah keduanya disebut dengan media cetak; serta media film. Film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop.
2.2 Teori Strategi Komunikasi
Menurut Uchjana Onong (1981:84), strategi komunikasi merupakan paduan dan perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai satu tujuan. Untuk mencapai satu tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi Strategi komunikasi merupakan penentu berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif. Seperti halnya strategi
9 dalam bidang apapun, strategi komunikasi haruslah didukung dengan teori sebab teori merupakan pengetahuan berdasarkan pengalaman yang sudah diuji kebenarannya.
Teori yang dianggap paling memadai oleh para ahli untuk mendukung strategi komunikasi adalah apa yang dikemukakan oleh Harold D. Lasswell adalah menjawab pertanyaan “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” komponen komunikasi yang berkorelasi secara fungsional terhadap paradigma Lasswell itu merupakan jawaban pertanyaan yang diajukan.
1. Who (komunikator)
Komunikator merupakan orang yang mengirim pesan dan menjadi sumber informasi. Tujuan komunikasi akan tercapai manakala komunikan memahami makna pesan dari komunikator dan memperhatikan serta menerima pesan secara menyeluruh sehingga tercapai persamaan persepsi. Salah satu unsur pokok yang berpengaruh dalam tercapainya efektivitas komunikasi adalah unsur kredibilitas komunikator.
2. Says What (pesan)
Pesan merupakan sesuatu yang dikirimkan atau disampaikan secara langsung maupun tidak langsung dan bersifat verbal maupun non verbal.
3. In Which Channel (media yang digunakan)
Media merupakan sarana yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan pesan ke komunikan. Dalam menyampaikan pesan komunikator harus pandai memilih media yang tepat sesuai keadaan yang disampaikan.
4. To Whom (komunikan)
Komunikan merupakan individu atau kelompok tertentu yang bertindak sebagai penerima pesan. Dalam hal ini komunikator
10 diharapkan untuk lebih bisa memahami komunikan yang dihadapinya agar mendapatkan hasil yang maksimal dari pesan yang disampaikan.
5. With What Effect (efek)
Efek adalah respon, tanggapan atau reaksi komunikan terhadap pesan yang diberikan oleh komunikator. Dengan kata lain efek dapat dikatakan sebagai akibat dari proses komunikasi.
2.3 Radio
Menurut Cangara (2003: 134) media massa adalah alat yang digunakan untuk penyampaian pesan dari sumber kepada penerima (khalayak) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis yaitu seperti surat kabar, film, radio, tv dan internet. Begitu juga yang dikatakan oleh Effendi (2003:82) mengenai media massa menimbulkan keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator.
Dari kedua pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa media massa adalah suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi secara serempak kepada masyarakat banyak melalui media yang ada.
Saat media televisi bahkan internet sedang dicintai oleh khalayak luas, media lain seperti media radio juga tidak boleh diabaikan. Seperti halnya dengan radio, hingga saat ini radio banyak dimanfaatkan untuk kampanye penyadaran masyarakat, penyuluhan, pemasaran dan juga kampanye politik di negara-negara sedang berkembang (Cangara, 2013:135) .
Radio merupakan salah satu media dalam komunikasi massa yang mengandalkan kekuatan audio (suara) untuk menjangkau audience. Karena itulah radio adalah sarana imajinasi. Radio juga merupakan salah satu media yang sangat akrab dengan masyarakat. Radio digunakan untuk mendapatkan informasi dan edukasi, menghibur diri, melepas kebosanan dan masih
11 banyak lainnya (Rivers, Jensen dan Peterson, 2003 :315). Hanya dengan mendengarkan radio, pendengarnya bisa mendapatkan informasi musik yang sedang hitz, mendengarkan guyonan penyiar dan juga info-info yang unik. Dengan latar belakang musik yang mengalun dan sentimentil, radio mudah membawa pendengarnya dalam lamunan dan imajinasi. Seorang perencana komunikasi yang akan memproduksi atau menggunakan siaran radio, harus mengetahui segmentasi khalayak pendengar radio. Misalnya anak muda yang suka mendengarkan radio sambil berkendara mobil, sementara untuk masyarakat pedesaan disesuaikan dengan pekerjaan pendengarnya, misalnya petani atau nelayan. Bahasa pengantar sangat baik jika dibawakan dalam bahasa Indonesia yang disertai dengan bahasa daerah misalnya bahasa Jawa, Sunda, Ambon, atau Padang dan sebagainya. Dengan disertai pemakaian bahasa daerah akan tercipta rasa keakraban dengan para pendengarnya.
Radio merupakan salah satu alternatif pilihan komunikator dalam penyampaian pesan, menurut Onong Uchjana Effendy radio adalah sarana hiburan, penerangan, pendidikan dan propaganda. Oleh karena itu radio mempunyai julukan The Fifth estate (kekuasaan ke lima) setelah surat kabar yang mempunyai julukan the four estate. Media siaran ini memiliki kemampuan tinggi untuk mengantarkan dan menyebarkan pesan-pesan pembangunan secara cepat dan serentak kepada khalayak luas, yang berada di tempat yang terpencar, tersebar luas, sampai ke tempat-tempat yang jauh terpencil.
Selain kebutuhan manusia akan informasi ada pula faktor lain yaitu hiburan, sebagai penyeimbang setelah melakukan ativitas, radio mungkin pilihan yang begitu simple untuk mendapatkan kedua hal tersebut.
12 Menurut Sendjaja, S. Duarsa (1993:18) radio memiliki tiga kekuatan, antara lain;
1. Mobilitas tinggi
Radio bisa membawa audien kemana-mana walaupun pendengar berada dalam satu lokasi, selain itu orang bisa menikmati acara radio dengan tidur-tiduran bekerja bahkan sambil mengemudikan kendaraan.
2. Realitas
Menggiring audien kedalam kenyataan dengan suara suara aktual dan bunyi yang terekam dan disiarkan.
3. Kesegaran
Menyajikan informasi dan penyejuk yang dibutuhkan komunikan secara langsung cepat pada saat kejadian.
2.4 New Media
Pandangan terhadap new media mempunyai pengaruh positif dan negatif. Salah satu pengaruh positif dari new media adalah informasi dapat dengan mudah dan sangat cepat diakses dimana pun dan cara mendapatkannya sangatlah murah. Pengaruh negatif dari new media salah satunya adalah informasi dari media tersebut tidak terbatas dan budaya luar dapat masuk dengan mudah melalui media baru ini.
Media Baru adalah istilah yang dimaksudkan untuk mencakup kemunculan digital, komputer, atau jaringan teknologi informasi dan komunikasi di akhir abad ke-20. Sebagian besar teknologi yang digambarkan sebagai media baru adalah digital, sering kali memiliki karakteristik dapat dimanipulasi, bersifat jaringan, padat, mampat, interaktif dan tidak memihak. Secara sederhana media baru adalah media yang terbentuk dari interaksi antara manusia dengan komputer dan internet secara
13 khusus. Termasuk di dalamnya adalah web, blog, online social network, online forum dan lain-lain yang menggunakan komputer sebagai medianya.
Everett M. Rogers (Abrar, 2003:17-18) merangkumkan perkembangan media komunikasi ke dalam empat era. Pertama, era komunikasi tulisan, kedua, era komunikasi cetak, ketiga, era telekomunikasi, dan keempat, era komunikasi interaktif. Media baru adalah media yang berkembang pada era komunikasi interaktif.
Menurut Ron Rice, media baru adalah media teknologi komunikasi yang melibatkan komputer di dalamnya (baik mainframe, PC maupun Notebook) yang memfasilitasi penggunanya untuk berinteraksi antar sesama pengguna ataupun dengan informasi yang diinginkan.
Sementara menurut McQuail, media baru adalah media telematik yang merupakan perangkat teknologi elektronik yang berbeda dengan penggunaan yang berbeda pula.
2.5 Penelitian Terdahulu
Dalam skripsi yang ditulis oleh Maria Delsa (2016) dengan judul "Strategi Solo Radio Dalam Membuat Program Musik Untuk Meningkatkan Jumlah Pendengar" membahas tentang bagaimana upaya yang dilakukan Solo Radio untuk mengelola dunia bisnis radio sehingga bisa bersaing dengan radio lain dalam membuat program musik dan program siarnya bisa diterima oleh masyarakat. Dalam penelitian tersebut metode yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi, dan observasi. Penelitian tersebut juga menggunakan analisis data deskriptif kualitatif.
Selain itu peneliti juga menemukan penelitian lain yang membahas strategi radio yang ditulis oleh Alfannie Kinandhani (2016) mengenai strategi komunikasi Radio Suara Surabaya menarik pendengar kaum muda, dalam penelitian tersebut membahas upaya Radio Suara Surabaya sebagai radio berita menarik pendengar kaum muda dengan mengadakan kegiatan
14
off air dan mendekatkan diri dengan anak muda dengan menyajikan info seperti teknologi, trend gaya hidup dan sebagainya. Dalam penelitian tersebut metode yang digunakan adalah wawancara, observasi dan kepustakaan. Penelitian tersebut juga menggunakan analisis data deskriptif kualitatif.
Hubungan kedua penelitian tersebut adalah sama-sama ingin mengetahui strategi apa yang digunakan suatu radio dalam menghadapi persaingan antar radio agar bisa diterima oleh masyarakat. Ada perbedaan yang cukup signifikan dari penelitian tersebut dengan penelitian dalam skripsi ini. Dalam penelitian ini, penulis hanya memfokuskan penelitian pada bagaimana usaha yang dilakukan oleh Solo Radio dalam mempertahankan eksistensinya di tengah maraknya new media.
2.6 Kerangka Pikir Penelitian
MEDIA MASSA
RADIO
SOLO RADIO
HASIL :
STRATEGI KOMUNIKASI SOLO RADIO DALAM MEMPERTAHANKAN
EKSISTENSINYA DITENGAH MARAKNYA NEW MEDIA
TEORI STRATEGI KOMUNIKASI