26 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data dan informasi mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Istilah metode, berasal dari kata methodos (Yunani) berarti cara atau jalan. Menyangkut dengan upaya ilmiah, metode dihubungkan dengan cara kerja, yaitu cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Darmawan (2014:127).
3.1 Tahapan Penelitian
Dalam tahapan ini penulis menjelaskan mengenai langkah – langkah yang ditempuh untuk mendapatkan metodelogi penelitian yang merupakan suatu tahapan yang harus diterapkan agar penelitian dapat dilakukan dengan lebih terarah dan memudahkan dalam melakukan analisis terhadap permasalahan yang ada. Gambar III.1 dibawah ini merupakan gambar tahap-tahap dalam penelitian proses seleksi karyawan PT Korma Jaya Utama Jakarta :
Mulai
Menentukan topik dan mengkaji dari penelitian
terdahulu
Identifikasi Masalah
Menentukan kriteria, Sumber data dan Sampel
Studi Pustaka
Studi Pustaka Wawancara dan
Observasi Jurnal, Skripsi mengkaji dari penelitian terdahulu Hasil Keputusan Kesimpulan Selesai
Analisa Hasil Wawancara Menggunakan Metode Profil
Matching
Sumber : (Hartoko, 2016)
Berikut ini penjelasan diagram alur proses penelitian : 1. Menentukan topik
Pada tahap awal peneliti menentukan topic yang akan diambil berdasarkan dari penelitian sebelumnya dan juga berdasarkan jurnal ataupun skripsi terdahulu.
2. Identifikasi Masalah
Mengidentifikasi masalah adalah tahapan yang dilakukan penulis tentang masalah yang akan dibahas, berkaitan dengan judul yang diambil oleh penulis adalah System Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Karyawan
Menggunakan Metode Profile Matching Studi Kasus : PT Korma Jaya Utama Jakarta
3. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan informasi dengan cara
membaca buku-buku ataupun dalam bentuk digital yang dimakasudkan untuk mempelajari teori-teori yang terkait dengan metode yang akan digunakan, yaitu metode Profile Matching. Studi pustaka juga dilakukan untuk
mempelajari masalah-masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini dari wawancara atau observasi secara langsung.
4. Menentukan Kriteria dan Sumber Data
Ditahap ini peneliti menentukan kriteria-kriteria dari Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Karyawan Menggunakan Metode Profile Matching pada PT Korma Jaya Utama Jakarta diantaranya adalah pendidikan, umur dan pengalaman. Kemudian menentukan data-data apa saja yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian berdasarkan
populasi, sampel dan cara pengambilan sampel, kemudian menentukan subjek penelitian.
5. Observasi Lapangan dan Perizinan
Peneliti secara langsung datang ke PT Korma Jaya Utama Jakarta untuk melakukan penelitian. Dalam hal ini peneliti meminta izin kepada Direktur, Manajer HRD, dan Staff HRD karena pihak tersebut yang berwenang dalam proses penyeleksian karyawan.
6. Analisis Data
Peneliti menganalisa dan mengolah data yang didapat dari hasil wawancara dengan menggunakan metode profile matching untuk menentukan calon karyawan yang lolos seleksi.
7. Hasil Keputusan
Tahap hasil keputusan diperoleh berdasarkan penelitian dalam seleksi penerimaan karyawan pada PT Korma Jaya Utama yang telah dilakukan dengan menggunakan metode profile matching.
8. Kesimpulan
Peneliti menarik sebuah kesimpulan berdasarkan analisis data pada bab-bab sebelumnya dan diperiksa apakah kesimpulan sesuai dengan hipotesis, maksud dan tujuan penelitian. Selain itu memberikan saran yang dapat digunakan bagi perusahaan terkait untuk dimanfaatkan lebih lanjut.
3.2 Instrumen Penelitian
Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yang berfungsi sebagai alat pengumpul data yaitu dengan menggunakan data-data hasil wawancara yang akan diolah menggunakan Microsoft Excel yang merupakan sebuah program yang digunakan oleh peneliti untuk mengolah data yang akan menghasilkan sebuah data yang membantu peneliti untuk menyelesaikan sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode Profile Matching.
3.3 Metode Pengumpulan Data, Populasi dan Sampel
3.3.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan melakukan observasi langsung ke PT Korma Jaya Utama, Wawancara dengan pihak yang berwewenang untuk mendapatkan data tentang proses perekrutan karyawan diperusahaan tersebut. Sedangkan untuk data sekunder berasal dari mengumpulkan dan mengidentifikasi serta mengolah data tertulis berbentuk buku-buku yang berkaitan daengan penelitian.
3.3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Darmawan (2014:137) “Populasi adalah sumber data dalam penelitian tertentu yang memiliki jumlah banyak dan luas”.
Sampel merupakan contoh atau himpunan bagian dari suatu populasi yang dianggap mewakili populasi tersebut sehingga informasi apa pun yang dihasilkan oleh sampel ini bisa dianggap mewakili keseluruhan populasi.
Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik nonprobability sampling dan penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan sampel jenuh. Sampel jenuh adalah teknik sampel dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang (Khoerudin, Hernawan, & Purnamasari, 2017). Pada seleksi penerimaan karyawan di PT Korma Jaya Utama Jakarta, jumlah calon karyawan hanya 5, maka seluruh calon karyawan dijadikan sampel penelitian. Tabel III.1 Sampel Penelitian No. Nama 1. Wulandary 2. Nasib Kristanto 3. Tri Mulyati 4. Rizka Amalia 5. Doni Ramadan
Sumber : PT Korma Jaya Utama Jakarta (2018)
3.4 Metode Analisis Data
Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini, maka metode analisis data yang digunakan adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif biasa dinamakan dengan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sebagai metode untuk penelitian. Metode ini digunakan sebagai metode penelitian ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini disebut kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka.
3.4.1 Pencocokan Profil (Profil Matching)
(Wahyudi, 2016) Metode profile matching merupakan proses membandingkan antara kompetensi individu ke dalam kompetensi jabatan sehingga dapat diketahui perbedaan kompetensinya yang juga sering disebut gap, semakin kecil gap yang dihasilkan, maka bobot nilainya semakin besar untuk karyawan dapat menempati posisi tersebut.
Dalam penyeleksian calon karyawan baru dengan metode profile matching diperlukan kriteria, kategori dan bobot untuk melakukan perhitungan. Dalam kasus ini kriteria dibagi menjadi tiga, yaitu pendidikan, umur dan pengalaman. Setiap kriteria memiliki sub kriteria dan nilai target. Untuk kategori ada dua sub, core factor dan secondary factor. Untuk core factor memiliki bobot 60%, sedangkan secondary factor memiliki bobot 40%. Core factor dan secondary factor ditentukan berdasarkan sub kriteria yang paling diprioritaskan. Keluaran yang nantinya dihasilkan adalah urutan alternatif dari yang tertinggi sampai terendah.
Secara umum langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum menggunakan metode profile matching adalah sebagai berikut :
1. Menentukan kriteria-kriteria data yang dibutuhkan. 2. Menentukan aspek-aspek yang digunakan untuk penilaian.
Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam menggunakan metode profile matching :
1. Pemetaan Gap Profil
Gap yang dimaksud disini adalah perbedaan/selisih value masing-masing aspek dengan value target. Berikut ini rumus pemetaan gap profil :
2. Pembobotan.
Setelah perhitungan gap pada masing-masing pelamar, lalu tiap profil karyawan diberi bobot nilai dengan patokan tabel bobot nilai gap seperti tabel III.2 dibawah ini :
Tabel III.2 Bobot Nilai Gap
No Selisih GAP Bobot Nilai Keterangan
1 0 5 Tidak ada selisih (Kompetensi sesuai yang dibutuhkan)
2 1 4.5 Kompetensi individu kelebihan 1 tingkat 3 -1 4 Kompetensi individu kekurangan 1 tingkat
level
4 2 3.5 Kompetensi individu kelebihan 2 tingkat/level
5 -2 3 Kompetensi individu kekurangan 2 tingkat level
6 3 2.5 Kompetensi individu kelebihan 3 tingkat/level
7 -3 2 Kompetensi individu kekurangan 3 tingkat level
8 4 1.5 Kompetensi individu kelebihan 4 tingkat/level
9 -4 1 Kompetensi individu kekurangan 4 tingkat level
Sumber : (Halim et al., 2016)
3. Perhitungan dan pengelompokan Core dan Secondary Factor Setelah menentukan bobot nilai gap, kemudian setiap aspek dibagi lagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok Core Factor dan Secondary Factor. a. Core Factor (Faktor Utama) : kriteria (kompetensi) yang paling penting
atau menonjol atau paling dibutuhkan oleh suatu penilaian yang diharapkan dapat memperoleh hasil yang optimal. Perhitungan Core Factor dapat ditunjukkan pada persamaan dibawah ini :
NC
NCF = IC
Keterangan :
NCF : Nilai rata rata Core Factor NC : Jumlah total nilai Core Factor IC : jumlah item Core Factor
b. Secondary Factor (factor pendukung) : merupakan item-item selain yang ada pada core factor. Perhitungan Secondary Factor dapat ditunjukkan pada persamaan dibawah ini :
SC
NSF = IS
Keterangan :
NSF : Nilai rata rata Secondary Factor SC : Jumlah total nilai Secondary Factor IS : jumlah item Secondary Factor
4. Penghitungan Nilai Total
Dari perhitungan Core Factor dan Secondary Factor dari tiap tiap aspek, kemudian dihitung nilai total dari setiap aspek yang diperkirakan berpengaruh pada kinerja setiap profil. Perhitungan Nilai Total dapat ditunjukkan pada
persamaan dibawah ini:
N = (X)% NCF + (X)% NSF
Keterangan :
N : Nilai total tiap aspek NCF : Nilai rata rata core factor NSF : Nilai rata rata secondary factor (X)% : Nilai presentase yang diinputkan
5. Perhitungan Penentuan Ranking
Hasil akhir dari proses profile matching adalah ranking. Penentuan ranking mengacu pada hasil perhitungan tertentu. Perhitungan Nilai Total dapat ditunjukkan pada persamaan dibawah ini :
Ranking = (x)% Npd+(x)%Nu+(x)%Npg Keterangan :
Ranking : Hasil Akhir
Npd : Nilai Aspek Pendidikan Nu : Nilai Aspek Umur Npg : Nilai Aspek Pengalaman
(X)% : Nilai presentase yang diinputkan
3.4.2Kriteria Penilaian
Berdasarkan hasil observasi pada PT Korma Jaya Utama dan wawancara dengan Ibu Fira Suraya selaku Manajer. Didapatkan informasi untuk kriteria-kriteria apa saja serta berapa presentase yang ditentukan oleh manajer untuk
proses seleksi karyawan pada PT Korma Jaya Utama. Kriteria-kriteria tersebut adalah :
Tabel III.3 Kriteria Penilaian Calon Karyawan
No. Kriteria Penilaian Persentase
1. Pendidikan 50%
2. Umur 25%
3. Pengalaman 25%
Jumlah 100%
Sumber : PT Korma Jaya Utama Jakarta (2018)
Berikut penjelasan masing-masing kriteria penilaian calon karyawan yang didapat dari hasil penelitian pada PT Korma Jaya Utama Jakarta :
a. Pendidikan
Pendidikan sering di identikkan dengan latihan. Tingkat kecerdasan dan cara pola berpikir seseorang selalu menjadi salah satu kualifikasi terpenting dalam memangku suatu jabatan atau kedudukan tertentu.
b. Umur
Batasan umur sangat diperhatikan karena akan mempengaruhi kondisi fisik, mental dan kemampuan kerja, dan tanggungjawab seseorang. Umur pekerja juga diatur oleh undang-undang perburuhan. Karyawan muda umumnya mempunyai fisik yang lebih kuat, dinamis dan kreatif.
c. Pengalaman
Dalam pandangan umum, orang yang berpengalaman akan lebih pandai dan lebih ahli. Pada tahap permulaan, mereka yang memiliki pengalaman tidak
terlalu dibutuhkan bimbingan dan pengawasan. Namun pada masa berikutnya, bila para tenaga itu diberikan secara sistematis, maka mereka yang memeiliki intelejensia yang baik akan menunjukkan prestasi yang lebih baik dari mereka yang berpengalaman tetapi tidak memiliki intelejensia yang baik.
Dari uraian diatas dapat ditegaskan bahwa tujuan dari spesifikasi/kriteria-kriteria calon karyawan adalah untuk menunjukkan persyaratan orang yang akan menjadi dasar dalam pelaksanaan seleksi. Namun jika ada pelamar yang tidak memenuhi kriteria-kriteria yang sudah ditentukan, maka pihak HRD tidak akan meloloskan calon karyawan tersebut.