• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGETAHUAN TENTANG PENAMBALAN GIGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TAMAN SIDOARJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGETAHUAN TENTANG PENAMBALAN GIGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TAMAN SIDOARJO"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 No. 1 Bulan Maret 2021, ISSN: 2721-2033

PENGETAHUAN TENTANG PENAMBALAN GIGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TAMAN SIDOARJO

Silvia Prasetyowati1

,Puti Ayu Desta Islami2

, Sunomo Hadi3

123Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya Email : putiayud98@gmail.com

ABSTRAK

Masalah penelitian ini adalah Rendahnya persentase PTI pada siswa

kelas VII SMP 2 Taman Sidoarjo. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang penambalan gigi pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Taman Sidoarjo. Jenis penelitian ini

adalah penelitian deskriptif dengan jumlah responden 62 siswa.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah lembar

kuesioner. Teknik analisa data yang digunakan adalah dengan cara merekap hasil data yang telah dikumpulkan, kemudian dilakukan perhitungan data setiap siswa, selanjutnya hasil dari perhitungan disajikan dalam bentuk tabel dan kemudian dipresentasikan. Hasil

dari penelitian ini diketahui bahwa pengetahuan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Taman Sidoarjo tentang penambalan gigi didapatkan hasil dengan kriteria cukup.

Kata Kunci :

pengetahuan,penambalan gigi

ABSTRACT Key word:

knowledge, dental fillings Problem in this study is the low percentage of PTI in VII grade students of SMP 2 Taman Sidoarjo. Purpose of this study is to know the description of the knowledge about dental fillings in Grade VII students of SMPN 2 Taman Sidoarjo. This type of research is a descriptive study with a total of 62 student respondents. Methods Data collection is used were questionnaire sheets. The data analysis technique used is to recap the results of the data collected, then calculate the data of each student, then the results of the calculations are presented in tabular form and then presented. Results of this study note that the knowledge of VII grade students of SMP Negeri 2 Taman Sidoarjo about dental fillings obtained results with sufficient criteria.

PENDAHULUAN

Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita di Indonesia adalah penyakit jaringan periodontal dan karies. Secara umum kesehatan mulut dan gigi telah mengalami peningkatan pada abad terakhir tetapi prevalensi terjadinya karies gigi pada anak tetap merupakan masalah klinik yang serius. Karies gigi masih perlu mendapat perhatian karena hingga dewasa ini penyakit tersebut masih menduduki urutan tertinggi dalam masalah penyakit gigi dan mulut termasuk pada anak (Sumirat, 2013).

Penambalan gigi adalah salah satu cara untuk memperbaiki kerusakan gigi agar bisa kembali ke bentuknya semula dan bisa kembali berfungsi dengan baik (Rahmadhan, 2010). Indikator keberhasilan penambalan gigi tetap adalah dengan membandingkan jumlah gigi tetap karies yang telah ditambal dengan DMF-T sehingga akan diperoleh angka persentase yang disebut dengan Performed Treatment Index (PTI) (Kemenkes RI, 2012).

PTI menggambarkan motivasi dari seseorang untuk menambalkan giginya yang berlubang dalam upaya mempertahankan gigi tetap. Untuk target kesehatan gigi dan

(2)

mulut Performed Treatment Index (PTI) tahun 2020 yaitu 50% (Kemenkes RI, 2014). Besarnya persentase gigi telah ditambal atau ditumpat karena berlubang (PTI) di Indonesia pada usia 10 -14 tahun sebesar 3,0% dan pada anak sekolah sebesar 3,6 % (Riskesdas, 2018).

Hasil survey awal yang dilakukan pada tanggal 5 Oktober 2019, peneliti melakukan pemeriksaan gigi terhadap siswa kelas VII di SMPN 2 Taman Sidoarjo sebanyak 32 responden. Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan nilai PTI pada siswa kelas VII SMP 2 Taman Sidoarjo sebesar 0%. Apabila dibandingkan dengan dengan indikator derajat kesehatan gigi dan mulut minimal yaitu ada 50% gigi yang ditambal dari seluruh gigi yang berlubang. Maka masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya persentase PTI pada siswa kelas VII SMP 2 Taman Sidoarjo.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan Komisi Etik Poltekkes Kemenkes Surabaya, penelitian ini dinyatakan layak etik untuk dilanjutkan. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian ini dilakukan SMP 2 Taman Sidoarjo. Jl. Sawunggaling No.4 Jemundo Kec.Taman Kab.Sidoarjo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2019 – Februari 2020. Metode pengumpulan data dengan cara wawancara terbuka dan instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner. Sasaran dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII B dan siswa kelas VII I SMP 2 Taman Sidoarjo yang berjumlah 64 siswa.. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa tentang Pengetahuan siswa tentang penambalan gigi menggunakan penilaian Nursalam, (2016) Tingkat Pengetahuan dibagi dalam skor yang terdiri dari, Baik : 76-100%, Cukup: 56-75%, Kurang : ≤56% (Nursalam, 2017).

HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Distribusi Jawaban Pengetahuan tentang pengertian penambalan gigi pada siswa–siswi kelas VII SMP Negeri 2 Taman Sidoarjo.

N = 62

No Pernyataan Responden Kriteria Penilaian Benar Salah

 %  %

1. Cara merawat gigi

berlubang 37 60 25 40 Baik : 76-100% Cukup : 56-75% Kurang : ≤ 56% (Nursalam, 2017) 2. Maksud dari penambalan

gigi 62 100 0 0

3. Cara melakukan penambalan

58 93 4 7 4. Letak bahan tumpatan 56 90 6 10 5. Hal yang dilakukan saat

sebelum penambalan 37 60 25 40

Jumlah Total 403 97

Rata-rata 80,6 19,4

Kriteria Pengetahuan Baik Sumber : Data primer

(3)

Analisis : Tabel 1 diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab benar (80,6%) tentang pengertian penambalan gigi , yang menjawab salah sebagian kecil saja (19,4%) hal ini termasuk dalam kriteria baik.

Tabel 2. Distribusi Jawaban Pengetahuan tentang indikasi penambalan gigi pada siswa–siswi kelas VII SMP Negeri 2 Taman Sidoarjo

N = 62

No Pernyataan Responden Kriteria Penilaian Benar Salah

 %  %

1. Perawatan gigi karies dini 1 1 61 99 Baik : 76-100% Cukup : 56-75% Kurang : ≤ 56% (Nursalam, 2017) 2. Perawatan gigi berlubang

terlihat masih dangkal 39 63 23 37 3. Perawatan gigi berlubang

sudah terlihat dangkal tetapi besar

39 63 23 37 4. Perawatan gigi berlubang telah

mencapai pulpa 23 37 39 63 5. Waktu penambalan gigi 48 77 14 23

Jumlah total 241 259

Rata-rata 48 52

Kriteria Pengetahuan Kurang Sumber : Data primer

Analisis : Tabel 2 diketahui bahwa sebagian kecil responden menjawab benar (48 %) tentang indikasi penambalan gigi , yang menjawab salah sebagian besar (52 %) hal ini termasuk dalam kriteria kurang.

Tabel 3. Distribusi Jawaban Pengetahuan tentang tujuan penambalan gigi pada siswa–siswi kelas VII SMP Negeri 2 Taman Sidoarjo

N = 62

No Pernyataan Responden Kriteria Penilaian Benar Salah  %  % 1. Tujuan dilakukannya penambalan 43 70 19 30 Baik : 76-100% Cukup : 56-75% Kurang : ≤ 56% (Nursalam, 2017) 2. Alasan gigi berlubang

harus ditambal 56 90 6 10 3. Tujuan lain dari

penambalan

48 77 14 23 4. Tujuan lain dari

penambalan 42 67 20 33

5. Tujuan yang perlu diketahui 54 87 8 13

Jumlah total 391 109

Rata-rata 78,2 21,8

Kriteria Pengetahuan Baik Sumber : Data primer

Analisis : Tabel 3 diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab benar (78,2%) tentang tujuan penambalan gigi , yang menjawab salah sebagian kecil saja (21,8%) hal ini termasuk dalam kriteria baik

(4)

Tabel 4. Distribusi Jawaban Pengetahuan tentang akibat lanjut jika tidak dilakukan penambalan gigi pada siswa–siswi kelas VII SMP Negeri 2 Taman Sidoarjo

N = 62

No Pernyataan Responden Kriteria Penilaian Benar Salah

 %  %

1. Rasa yang akan dirasakan jika gigi berlubang tidak ditambal

54 87 8 13 Baik : 76-100% Cukup: 56-75% Kurang : ≤ 56% (Nursalam, 2017 ) 2. Akibat jika gigi berlubang

tidak ditambal

61 99 1 1 3. Hubungan gigi berlubang

dengan penyakit lain diluar mulut

37 60 25 40 4. Contoh penyakit diluar

rongga mulut

0 0 62 100 5. Akibat lanjut gigi

berlubang yang tidak ditambal

54 87 8 13

Jumlah Total 333 167

Rata-rata 66,6 33,4

Kriteria Pengetahuan Cukup Sumber : Data primer

Analisis : Tabel 4 diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab benar (66,6%) tentang akibat lanjut jika tidak dilakukan penambalan gigi , yang menjawab salah sebagian kecil (33,4%) hal ini termasuk dalam kriteria cukup.

Tabel 5. Rekapitulasi Data pengetahuan tentang penambalan gigi N = 62 responden

No Pengetahuan Responden yang menyatakan benar (%)

Kriteria penelitian

1. Pengertian penambalan gigi 80,6 Baik : 76-100% Cukup: 56-75% Kurang : ≤56% (Nursalam, 2017 ) 2. Indikasi penambalan gigi 48

3. Tujuan penambalan gigi 78,2 4. Akibat lanjut jika tidak dilakukan

penambalan gigi 66,6

Total 68,3 Cukup

Berdasarkan hasil analisis data diketahui tingkat pengetahuan responden tentang penambalan gigi pada siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 2 Taman Sidoarjo termasuk dalam kriteria cukup.

PEMBAHASAN

Pengetahuan Siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 2 Taman Tentang Pengertian Penambalan Gigi

Berdasarkan hasil analisis data diketahui tingkat pengetahuan siswa-siswi tentang pengertian penambalan gigi pada siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 2 Taman Sidoarjo Tahun 2020 termasuk dalam kriteria baik. Sebagian besar responden menjawab kuisioner dengan benar. Hal ini menunjukan siswa-siswi sudah mengetahui tentang pengertian dari penambalan gigi. Hal ini bisa disebabkan adanya penyuluhan yang

(5)

diberikan oleh petugas kesehatan yang ada di sekolah ataupun guru sehingga mereka tahu tentang pengertian dari penambalan gigi. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Buistu (2016) dan Rajagukguk (2019). Didapatkan hasil bahwa sebagian besar siswa menjawab benar dalam menjawab kuisioner tentang pengertian penambalan gigi.

Menurut Rahmadhan (2010) Penumpatan atau penambalan gigi adalah salah satu cara untuk memperbaiki kerusakan gigi agar gigi bisa kembali kebentuknya semula dan bisa kembali berfungsi dengan baik. Dengan menutup lubang gigi menggunakan tambalan, maka jalan masuk bakteri pun akan tertutup sehingga bisa mengehentikan kerusakan gigi lebih lanjut. Selain itu, penambalan juga bertujuan untuk menutup tubulus dentin yang tebuka yang merupakan penyebab adanya rasa linu pada gigi yang berlubang.

Menurut Tulenan dkk. (2014) penumpatan yaitu suatu tindakan perawatan dengan meletakkan bahan tumpatan pada karies gigi yang sudah dibersihkan (Tulenan dkk., 2014). Menurut Pratiwi (2009) penambalan gigi adalah suatu tindakan perawatan dengan cara meletakkan bahan tambalan pada lubang gigi yang telah dibersihkan melalui pengeboran.

Pengetahuan Siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 2 Taman Tentang Indikasi Penambalan Gigi

Berdasarkan hasil analisis data diketahui tingkat pengetahuan siswa-siswi tentang Indikasi penambalan gigi pada siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 2 Taman Sidoarjo Tahun 2020 termasuk dalam kriteria kurang . Sebagian besar responden tidak bisa menjawab kuisioner dengan benar pada pertanyaan tentang indikasi penambalan gigi Hal ini menunjukan lebih dari separuh responden tidak mengetahui tentang indikasi dari penambalan gigi. Hal ini bisa kemungkinan disebabkan karena tidak adanya informasi yang didapatkan oleh siswa tentang indikasi dari penambalan gigi dan kurang jelasnya pertanyaan pada kuisioner sehingga siswa tidak bisa menjawab pertanyaan dengan benar. Pada dasarnya siswa-siswi mendapatkan pengetahuan tersebut melalui penyuluhan dari petugas puskesmas setahun sekali. Selain dari kegiatan penyuluhan, siswa-siswi juga bisa mendapatkan informasi atau pengetahuan dari media massa. Sebagai contoh media massa yang memberikan informasi tentang kesehatan gigi adalah siaran televisi melalui iklan-iklan tentang gigi yang berlubang dan mengatasi gigi berlubang.

Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Setyaningtias (2016), bahwa sebagian besar siswa tidak mengetahui gigi yang berlubang harus dilakukan penambalan gigi sesuai dengan tahap kerusakan yang terjadi. Terjadinya lubang gigi dapat dihentikan melalui perawatan. Seperti halnya karies dini dapat dihentikan menggunakan laser. Sedangkan karies kecil perlu dideteksi dengan alat rontgen dan karies besar yang terlihat mata, dapat dilakukan perawatan dengan alat secara langsung. Jenis perawatan dapat dilakukan secara bervariasi, tergantung tahap kerusakan yang terjadi. Jika lubang gigi mencapai email dan dentin, maka dilakukan penambalan. Struktur gigi yang rusak dilakukan dengan cara pengeboran dan setelah lubang bersih kemudian dimasukkan bahan penambal. Sedangkan, lubang yang

(6)

mencapai pulpa, perlu dilakukan perawatan saluran akar (terapi endodontic) ( Pratiwi, 2009).

Dapat disimpulkan bahwa kebanyakan siswa masih tidak mengetahui gigi yang berlubang harus dilakukan penambalan gigi. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat (Pratiwi, 2009) karena apabila siswa tidak mengetahui perawatan apa yang harus dilakukan jika ada gigi yang berlubang, maka siswa tidak akan melakukan penambalan gigi.

Pengetahuan Siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 2 Taman Tentang Tujuan Penambalan Gigi

Berdasarkan hasil analisis data diketahui tingkat pengetahuan siswa-siswi tentang Tujuan penambalan gigi pada siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 2 Taman Sidoarjo Tahun 2020 termasuk dalam kriteria baik. Sebagian besar responden menjawab kuisioner dengan benar. Hal ini menunjukan siswa-siswi sudah mengetahui tentang tujuan dari penambalan gigi. Hal ini bisa disebabkan adanya penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan yang ada di sekolah ataupun guru tentang tujuan dari penambalan gigi.

Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Derianti (2016) di Sidoarjo dan Pardede (2019) di Simalungun, bahwa sebagian besar menjawab benar pada pertanyaan tujuan dari penambalan gigi yang paling tepat.

Menurut Rahmadhan (2010) tujuan dari penambalan gigi yaitu memperbaiki kerusakan gigi agar gigi bisa kembali ke bentuknya semula dan bisa berfungsi dengan baik, menghentikan kerusakan gigi lebih lanjut, menutup tubulus dentin yang merupakan penyebab adanya rasa linu.

Pengetahuan Siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 2 Taman Tentang Akibat Lanjut Jika Tidak Dilakukan Penambalan Gigi

Berdasarkan hasil analisis data diketahui tingkat pengetahuan siswa-siswi tentang Akibat lanjut jika tidak dilakukan penambalan gigi pada siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 2 Taman Sidoarjo Tahun 2020 termasuk dalam kriteria cukup . Sebagian besar responden menjawab kuisioner dengan benar. Hal ini menunjukan siswa-siswi cukup mengetahui tentang akibat lanjut jika tidak dilakukan penambalan gigi. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya informasi yang lebih lengkap dalam penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan maupun informasi yang diberikan oleh orang tua siswa ataupun guru.

Penelitian ini di dukung oleh hasil penelitian Anshari (2015) didapatkan hasil sebagian besar siswa cukup mengetahui akibat gigi berlubang yang tidak dilakukan penambalan gigi. Menurut peneliti akibat dari gigi berlubang yang tidak dilakukan penambalan dapat menyebabkan timbulnya penyakit sistemik atau penyakit lain diluar rongga mulut.

Saat lubang terjadi pada email gigi, belum merasakan sakit gigi. Tetapi, lubang kecil pada email selanjutnya dapat menjadi celah sisa makanan dan adanya bakteri akan membuat lubang semakin besar yang melubangi dentin. Bila dibiarkan, lubang akan

(7)

sampai pada lubang saraf sehingg kita mulai merasakan sakit gigi. Proses ini tidak akan berhenti sampa akhirnya gigi habis dan hanya tersisa akar gigi. Bahkan dapat membuat bengkak dan meradang. Selain itu dapat menjadi saran saluran masuknya kuman penyakit menuju saluran darah yang dapat menyebabkan penyakit dalam, seperti penyakit ginjal, paru-paru, jantung, maupun penyakit lainnya (Ghofur, 2012). Menurut Budiman (2013) Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan di mana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun, perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengatahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan nonformal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu objek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negative. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek yang diketahui, maka akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap objek tersebut. Yang dimaksud aspek positif disini adalah pengetahuan siswa-siswi tentang akibat lanjut jika tidak dilakukan penambalan gigi.

Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa cukup mengetahui tentang akibat lanjut apabila tidak melakukan penambalan gig pada gigi yang berlubang. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada, karena apabila siswa hanya cukup mengetahui tentang akibat lanjut apabila tidak melakukan penambalan gigi pada gigi mereka yang berlubang, maka siswa tidak akan melakukan penambalan gigi karena mereka berfikir gigi berlubang tidak akan menyebabkan timbulnya penyakit-penyakit lain yang fatal akibatnya, dan mereka hanya akan minum obat sebagai pereda rasa nyeri atau mengabaikan penambalan gigi hingga gigi lubang besar dan sampai akhirnya gigi harus dicabut.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Berdasarkan hasil penelitian tentang “Pengetahuan Tentang Penambalan Gigi pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Taman Sidoarjo”” dapat disimpulkan bahwa termasuk dalam kategori cukup dengan nilai 68,3%.

DAFTAR PUSTAKA

Adrien, A. 2017 Hubungan Pola Makan dengan Pengalaman Karies pada Siswa SMP Yayasan Perguruan Kristen Andreas. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Diakses pada 11 November 2019.

Anshari, B. 2015. Gambaran Pengetahuan Tentang Penambalan Gigi Siswa Kelas V MIA Annajah Sumenep Madura. Karya Tulis Ilmiah. Politeknik Kesehatan kemenkkes RI Surabaya. Diakses pada 23 April 2020 .

Budiman., R, A. 2013. Kapita Selekta Kuisioner: Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Salemba Medika. Jakarta.

(8)

(Studi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tambakboyo Kabupaten Tuban). Karya Tulis Ilmiah. Politeknik Kesehatan kemenkkes RI Surabaya. Diakses pada 15 April 2020 .

Derianti, E.K. 2016. Gambaran Pengetahuan Tentang Penambalan Gigi Pada Siswa-siswi Kelas V SDN Keboan Anom Gedangan Sidoarjo. Karya Tulis Ilmiah. Politeknik Kesehatan kemenkkes RI Surabaya. Diakses pada 23 April 2020 .

Ghofur, A. 2012. Kesehatan Gigi dan Mulut. Penerbit Mitra Buku. Yogyakarta. Kemenkes RI., 2012. Pedoman usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS). Kementrian

kesehatan RI. Jakarta.

Kemenkes RI., 2012. Pedoman usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS) di SMP dan SMA atau yang sederajat. Kementrian kesehatan RI. Jakarta.

Kemenkes RI., 2014. Pedoman usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS). Kementrian kesehatan RI. Jakarta.

Marhaban, A.L.A., Mintjelungan, C.N., Supit A. 2013. Gambaran Tumpatan Amalgam Dan Semen Ionomer Kaca Pada Masyarakat Kelurahan

Kalumpang Kecamatan Ternate Tengah. Jurnal Biomedik (JBM), Volume 5,

Nomor 1, Suplemen, Maret 2013, hlm. S158-162. Universitas Sam Ratulangi. Diakses pada 11 November 2019.

Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan. Jakarta. Penerbit Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Rineka Citra.

Jakarta.

Notoatmodjo, S 2014. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Penerbit Rineka

Citra. Jakarta.

Nursalam. 2017. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Ed ke-4. Penerbit Salemba Medika. Jakarta.

Pardede, E.M. K. 2019. Gambaran Pengetahuan Gambaran Pengetahuan

Masyarakat Tentang Perawatan Gigi Terhadap Angka Performance Treatment

Index (Pti) Di Sarimatondang Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun. Karya Tulis Ilmiah. Politeknik Kesehatan kemenkkes RI Medan. Diakses pada 23 April 2020 .

Pratiwi, D. 2009. Gigi Sehat dan Cantik. Penerbit Buku Kompas. Jakarta.

Rahmadhan, A.G. 2010. Serba-Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Penerbit Bukune.

Jakarta.

Rajagukguk, D.M. 2019. Gambaran Pengetahuan Tentang Penanggulangan Gigi Berlubang Dan Angka Pti Pada Pasien Di Poli Gigi Rsup Haji Adam Malik Medan. Karya Tulis Ilmiah. Politeknik Kesehatan kemenkkes RI Medan. Diakses pada 23 April 2020 .

Ramayanti, S., Purnakarya, I. 2013. Peran Makanan Terhadap Kejadian Karies

Gigi. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol 7(2), hal 89 – 93. Universitas Andalas.

(9)

Riskesdas. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta.

Setyaningtias, A.D. 2016. Gambaran Pengetahuan dan Presepsi Siswa Tentang Penambalan Gigi (Studi Pada Siswa Kelas VII SMP Raden Rahnat Wonokromo Surabaya). Karya Tulis Ilmiah. Politeknik Kesehatan kemenkkes RI Surabaya. Diakses pada 15 April 2020 .

Sumirat, W. 2014. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas V Sd Tentang Perawatan Gigi. Jurnal AKP Vol. 5 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2014. Akper Pamenang Pare – Kediri. Diakses pada 22 Oktober 2019. Tulenan, D.M.P., Wicaksono, D.A., Soewantoro, J.S. 2014. Gambaran Tumpatan

Resin Komposit Pada Gigi Permanen Di Poliklinik Gigi Rumkital Dr. Wahyu Slamet. Jurnal e-GiGi (eG), Volume 2, Nomor 2, Juli-Desember 2014. Universitas Sam Ratulangi. Diakses pada 9 November 2019.

Gambar

Tabel 1. Distribusi Jawaban Pengetahuan  tentang pengertian penambalan gigi pada siswa–siswi kelas  VII SMP Negeri 2 Taman Sidoarjo
Tabel 3. Distribusi Jawaban Pengetahuan  tentang tujuan penambalan gigi pada siswa–siswi kelas VII  SMP Negeri 2 Taman Sidoarjo
Tabel 5.  Rekapitulasi Data pengetahuan tentang penambalan gigi  N = 62 responden

Referensi

Dokumen terkait

While Baker stood foursquare in front of Catherine and Susan, and while Harries turned to face us and lurched slowly forward, the Doctor and Stratford edged around Harries to the

Dengan demikian pendekatan pembelajaran kontekstual bertujuan untuk membantu para guru agar dapat mengaitkan pelajaran dengan kenyataan peserta didik, untuk mendorong

Adapun sasaran yang rentan menjadi korban perdagangan perempuan dan anak-anak, di antaranya: anak-anak jalanan, orang yang sedang mencari pekerjaan dan tidak

mengubgkapkan bahwa Amanat Agung adalah proses penginjilan dan pemuridan yang bersifat berkelanjutan untuk mengajar mereka orang yang belum mengenal maupun yang sudah

Tanggung Jawab Individu Dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 5 Balikpapan. Penelitian ini dilaksanakan sebagai refleksi dari kenyataan rendahnya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemasaran yang diterapkan oleh Pegadaian Syariah Cabang Majapahit Semarang dalam meningkatkan jumlah nasabah dan

(Standar Operasional Prosedur Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah, 2007: 91). Analisis Pembiayaan Musyarakah di BMT Tumang Cabang Cepogo oleh

Data yang digunakan pada metode Ordinary Kriging merupakan data spasial dengan rata-rata populasi tidak diketahui dan di asumsi bersifat stasioner (Alfina,