• Tidak ada hasil yang ditemukan

The Effect of Product, Price, Location and Service Responsiveness to Consumer Purchasing Decisions at Ucok Durian Medan Wahid Hasyim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "The Effect of Product, Price, Location and Service Responsiveness to Consumer Purchasing Decisions at Ucok Durian Medan Wahid Hasyim"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Pengaruh Produk, Harga, Lokasi Dan Ketanggapan Layanan

Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Warung

Ucok Durian Wahid Hasyim Medan

OLEH

Alfin

100502043

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Pengaruh Produk, Harga, Lokasi dan Ketanggapan Layanan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Warung Ucok Durian

Wahid Hasyim Medan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh produk, harga, lokasi dan ketanggapan layanan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Warung Ucok Durian Wahid Hasyim Medan.

Penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung di Warung Ucok Durian Wahid Hasyim Medan, dengan jumlah sampel sebanyak 97 responden yang diambil dengan menggunakan teknik

Probability Sampling. Pengumpulan data primer menggunakan kuisioner dan pengumpulan data sekunder menggunakan studi pustaka. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan nilai signifikansi α = 5% (0,05).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uji F, variabel independen yang terdiri dari variabel produk, harga, lokasi dan ketanggapan layanan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan berdasarkan uji-t, hanya variabel produk dan harga yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel dominan dalam penelitian ini adalah variabel harga. Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0.386 yang berarti 38.6% factor-faktor keputusan pembelian pada Warung Ucok Durian Wahid Hasyim Medan dapat dijelaskan oleh variabel bebas yaitu variabel produk, harga, lokasi dan ketanggapan layanan sedangkan sisanya sebesar 61,4% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.

(3)

ABSTRACT

The Effect of Product, Price, Location and Service Responsiveness to Consumer Purchasing Decisions at Ucok Durian Medan Wahid Hasyim

The purpose of this study was to determine the effect of the product , the price , location and service responsiveness to consumer purchasing decisions at Ucok Durian Medan Wahid Hasyim .

This research is associative . The population in this study was visitors at Ucok Durian Medan Wahid Hasyim , with a total sample of 97 respondents whom were taken using Probability Sampling technique. The collection of primary data using questionnaires and secondary data collection using literature. Testing this hypothesis using multiple regression analysis with a

significance value of α = 5 % ( 0.05 ) .

The results showed that based on the F test , the independent variables consisting of the variable product , price , location and service responsiveness jointly positive and significant impact on purchasing decisions , while based on the t-test , only the variable product and the price is positive and significant impact on purchasing decisions . Dominant variable in this study is a variable price . Adjusted R Square value is equal to 0.386 which means that 38.6 % factors in the purchase decision at Wahid Hasyim Ucok Durian Medan can be explained by the independent variable is the variable product , price , location and service responsiveness while the remaining 61.4 % is explained by the variables other than this study .

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha esa sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Produk, Harga, Lokasi dan Ketanggapan Layanan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Warung Ucok Durian Wahid Hasyim Medan”, guna memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis Hadinata Rusli dan Ibu tersayang Mariani Waty, SH beserta keluarga yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang serta dukungan moril dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsinya dengan sebaik-baiknya. Orang tua penulis menupakan sosok yang sabar, bijaksana dan menjadi penambah motivasi penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah banyak mendapat dukungan dan bantuan baik secara moril maupun materil. Untuk itu, melalui kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum,S.E, M.Ec, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(5)

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.si, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan juga selaku dosen pembaca penilai saya yang telah memberikan saran masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.si, selaku Ketua Prodi S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, SE,M.S selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan, motivasi dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepada Bapak dan Ibu dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan menberikan ilmunya kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan serta seluruh staf dan pegawai yang telah banyak membantu selama proses penulisan skripsi ini. 7. Kepada Bapak Zainal Abidin selaku pemiliki dari Warung Ucok Durian

Wahid Hasyim Medan, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di tempat tersebut.

8. Terima kasih buat teman seperjuangan yang penulis cintai, teman-teman stambuk 2010 khususnya buat anak PMP.

(6)

10. Sahabat dan teman-teman saya Agnes Salidesi Ginting, Andy Sim, Winnie Jauwin, Sally, Casanova, Oki Irawan Rambe, Nizal Fahri, Ramlah Ritonga dan seluruh teman-teman yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah memberikan dorongan dan bantuan selama pembuatan skripsi.

11. Para responden yang telah membantu penelitian ini dengan meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner penelitian.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang tulus dan ikhlas memberikan doa dan dukungan sehingga dapat terselesaikanya skripsi ini.

Medan, Maret 2014 Peneliti

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

(8)

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 43

4.3.1 Analisis Deskriptif ... 85

4.3.1.1 Analisis Deskriptif Responden ... 85

4.3.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 86

4.3.2 Analisis Regresi dan Uji Hipotesis ... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 92

5.2 Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 96

LAMPIRAN ... 98

(9)

DAFTAR TABEL

(10)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul

Halaman

2.1 Proses Keputusan Pembelian ... 15

2.2 Kerangka Konseptual ... 40

4.1 Histogram ... 73

4.2 Normal P – Plot of Regresson Standardized Residual ... 74

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul

Halaman

I Kuesioner Penelitian ... 98

II Tabulasi Jawaban Responden Uji Validitas dan Reliabilitas ... 101

III Uji Validitas dan Reliabilitas ... 102

IV Hasil Analisis Data dengan SPSS ... 104

(12)

ABSTRAK

Pengaruh Produk, Harga, Lokasi dan Ketanggapan Layanan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Warung Ucok Durian

Wahid Hasyim Medan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh produk, harga, lokasi dan ketanggapan layanan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Warung Ucok Durian Wahid Hasyim Medan.

Penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung di Warung Ucok Durian Wahid Hasyim Medan, dengan jumlah sampel sebanyak 97 responden yang diambil dengan menggunakan teknik

Probability Sampling. Pengumpulan data primer menggunakan kuisioner dan pengumpulan data sekunder menggunakan studi pustaka. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan nilai signifikansi α = 5% (0,05).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uji F, variabel independen yang terdiri dari variabel produk, harga, lokasi dan ketanggapan layanan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan berdasarkan uji-t, hanya variabel produk dan harga yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel dominan dalam penelitian ini adalah variabel harga. Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0.386 yang berarti 38.6% factor-faktor keputusan pembelian pada Warung Ucok Durian Wahid Hasyim Medan dapat dijelaskan oleh variabel bebas yaitu variabel produk, harga, lokasi dan ketanggapan layanan sedangkan sisanya sebesar 61,4% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.

(13)

ABSTRACT

The Effect of Product, Price, Location and Service Responsiveness to Consumer Purchasing Decisions at Ucok Durian Medan Wahid Hasyim

The purpose of this study was to determine the effect of the product , the price , location and service responsiveness to consumer purchasing decisions at Ucok Durian Medan Wahid Hasyim .

This research is associative . The population in this study was visitors at Ucok Durian Medan Wahid Hasyim , with a total sample of 97 respondents whom were taken using Probability Sampling technique. The collection of primary data using questionnaires and secondary data collection using literature. Testing this hypothesis using multiple regression analysis with a

significance value of α = 5 % ( 0.05 ) .

The results showed that based on the F test , the independent variables consisting of the variable product , price , location and service responsiveness jointly positive and significant impact on purchasing decisions , while based on the t-test , only the variable product and the price is positive and significant impact on purchasing decisions . Dominant variable in this study is a variable price . Adjusted R Square value is equal to 0.386 which means that 38.6 % factors in the purchase decision at Wahid Hasyim Ucok Durian Medan can be explained by the independent variable is the variable product , price , location and service responsiveness while the remaining 61.4 % is explained by the variables other than this study .

(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia yang kaya akan budaya dan tempat wisata merupakan daya tarik utama wisatawan, baik wisatawan asing maupun lokal. Salah satu bidang wisata yang ada serta sedang berkembang pesat adalah wisata di bidang kuliner, semakin banyak orang yang bahkan khusus pergi ke berbagai daerah untuk menikmati makanan-makanan khas tiap daerah sebagai alasan utama untuk berwisata.

Berbagai jenis makanan dari masakan, manisan, snack dan juga buah-buahan yang menjadi ciri khas daerah tersebut menjadi hal yang dicari wisatawan kuliner. Salah satu yang paling menarik dari jenis makanan tersebut adalah buah-buahan karena buah-buah-buahan tidak diperoleh dengan cara diolah, melainkan ditanam, sehingga jika ingin mencicipi buah dengan kualitas yang baik serta masih segar, haruslah dibeli langsung dari daerah asal buah tersebut.

(15)

Zaman dulu, durian di Indonesia tak lebih dari tanaman liar, namun seiring perkembangan jaman dan jumlah peminat yang semakin hari semakin banyak, tanaman ini akhirnya dibudidayakan dan sudah banyak yang membuat kawin silang dengan durian dari negara lain yang salah satunya berasal dari Bangkok. Durian yang berasal dari Bangkok isi buahnya lebih tebal dan buahnya juga lebih besar, buah yang ada di Indonesia (Sumatera) lebih kecil, tetapi lebih manis dan wangi.

Ada banyak jenis durian yang tersebar di seluruh Indonesia, seperti durian Medan, durian Lampung, durian Jepara, durian Padang, dan durian dari daerah lainnya, namun yang paling dikenal adalah durian yang berasal dari Medan.

Perkembangan buah durian di Medan tentu membuat para pelaku bisnis terutama pelaku bisnis yang bergelut di usaha durian harus memaksimalkan kinerjanya. Laba yang menjadi sorotan utama para pelaku bisnis sendiri merupakan cerminan dari hasil usaha strategi penjual yang berhasil menarik banyak konsumen dengan strategi-strategi penjualannya terutama di bidang harga, produk, lokasi, promosi dan juga kualitas layanannya.

(16)

alternatif choice”. Jadi, keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada.

Peluang pasar lokal untuk produk durian adalah cukup potensial, dilihat dari jumlah penduduk Medan yang saat ini telah mencapai 2.970.032 jiwa pada sensus 2010. Jika diasumsikan ada 50 persen atau 1.485.016 jiwa penduduk Medan yang mengkomsumsi durian, maka dapat dilihat bahwa pasar lokal cukup menjanjikan.

Setelah 22 Tahun menjual durian, Zainal Abidin yang kerap dipanggil Ucok akhirnya telah menguasai pangsa pasar durian untuk daerah Medan, mengalahkan para pesaingnya seperti penjual durian Pelawi atau Pak Singlet dengan rata-rata penjualan harian sekitar 350 buah durian.

(17)

durian-durian hasil petani-petani durian-durian lokal yang berbeda yang tersebar di berbagai daerah di Sumatera Utara.

Para petani dan tengkulak durian cukup senang dengan kehadiran Ucok karena dengan kehadirannya, pemasaran durian dapat lebih terjamin dan tingkat penjualan dapat dipastikan. Apalagi kenyataan bahwa biasanya Ucok membeli dengan harga yang lebih tinggi daripada harga jual yang biasa mereka tawarkan. Misalnya harga durian yang harusnya Rp. 7.000,- ia akan membelinya dengan harga Rp. 7500,-.

Tidak hanya menjalin hubungan dengan pemasok, agar para pelanggannya tetap setia, maka ia membuat strategi yang memungkinkan pelanggan untuk menukar durian yang telah dibeli dengan durian yang baru jika kualitas durian yang terbeli kurang baik. Namun, itu tidak menyebabkan kerugian pada Ucok karena ia selanjutnya telah bekerja sama dengan para penjual kue, es dan makanan kecil olahan durian yang bersedia membeli durian-durian yang berkualitas kurang baik tersebut. Dengan strategi seperti ini, maka ia telah membentuk jaringan yang tidak hanya memuaskan para pelanggan, namun juga para pemasok dan bahkan pengolah makanan ringan durian lokal yang lebih kecil.

(18)

jitu dalam memasarkan produknya, karena strategi pemasaran juga merupakan alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang digunakan untuk melayani pasar sasaran.

Salah satu bentuk strategi pemasaran yang mampu mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian Ucok Durian adalah penggunaan strategi bauran pemasaran yang meliputi produk, harga, lokasi dan promosi. Strategi pemasaran yang dilakukan Ucok Durian akan dipersepsikan konsumen melalui variabel strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan kualitas (rasa, aroma, warna), nama baik penjual, dan harga yang cukup bersaing di antara para penjual durian serta strategi distribusi yang mampu menjangkau titik-titik keramaian kota sehingga meningkatkan kemudahan serta komunikasi yang lebih baik secara efektif dan efisien.

“Pembeli adalah Raja”, merupakan salah satu slogan yang tidak terdengar asing lagi ditelinga kita. Oleh karena itu, setiap pembeli yang datang ke restoran kita untuk melakukan pembelian harus dilayani dengan sebaik-baiknya sehingga akan tercipta suasana yang tepat untuk memotivasi pelanggan melakukan keputusan untuk membeli.

(19)

dituntut untuk cepat tanggap dalam memenuhi permintaan durian yang berkualitas.

Selain kualitas durian yang ditawarkan lebih tinggi jaminannya dibanding penjual yang lain, Ucok Durian dituntut untuk cepat tanggap dalam melayani pelanggan. Banyaknya jumlah pelanggan terkadang membuat kecepatan pelayanan menjadi lebih lambat. Hal ini perlu ditanggapi serius oleh Ucok mengingat bahwa pelanggan tidak menyukai untuk menunggu lama untuk dilayani. Jika tidak dilayani dengan tanggap, maka calon pelanggan mungkin akan tidak jadi membeli dan bahkan tidak akan kembali untuk membeli lagi karena selalu teringat akan lambatnya pelayanan yang diberikan.

Agar mampu menciptakan suasana yang nyaman dan kualitas produk yang tepat, maka selain menjalankan strategi di bidang harga, produk, dan lokasi, Ucok juga harus meningkatkan strategi di bidang pelayanan khususnya ketanggapan layanan.

Ucok perlu menggunakan konsep-konsep pemasaran yang tepat agar dapat menarik pelanggan yang berhubungan dengan kualitas, manfaat, mutu serta kecepatan pelayanan sehinnga ia dapat mencapai target penjualan yang ditargetkan.

(20)

dan Ketanggapan Layanan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen

Pada Warung Ucok Durian Wahid Hasyim Medan.”

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan yang masalah yang akan dibahas adalah: “Apakah produk, harga, lokasi dan ketanggapan layanan secara bersama-sama dan parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Warung Ucok Durian Wahid Hasyim Medan?”

I.3 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh produk, harga, lokasi dan ketanggapan layanan terhadap keputusan pembelian (Y) pelanggan Warung Ucok Durian.

2. Untuk mengetahui variabel mana yang lebih dominan mempengaruhi keputusan pembelian di Warung Ucok Durian oleh masyarakat Kota Medan.

I.4 Manfaat Penelitian

(21)

1. Bagi Warung Ucok Durian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk bahan pertimbangan dan evaluasi dari strategi bauran pemasaran serta ketanggapan layanan terhadap keputusan pembelian konsumen untuk memenuhi permintaan konsumen.

2. Bagi penyusun

Penelitian ini diharapkan menambah pemahaman mengenai manfaat dari keputusan pembelian dalam dunia bisnis untuk diterapkan di masa yang akan datang.

3. Bagi Pihak Lainnya

(22)

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN, KERANGKA KONSEPTUAL,

HIPOTESIS

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Perilaku Konsumen

2.1.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Istilah perilaku erat hubungannya dengan objek yang stuidnya diarahkan pada permasalahan manusia. Di bidang studi pemasaran, konsep perilaku konsumen secara terus menerus dikembangkan dengan berbagai pendekatan. Menurut Nugroho (2010:2) perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatka, mengkomsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.

Dari perilaku konsumen didapat 3 ide penting:

(23)

2. Ada suatu bentuk hubungan yang melibatkan afeksi dan kognisi, sebuah perusahaan harus memahami apa yang konsumen pikirkan (kognisi), dan mereka rasakan (pengaruh) yaitu dengan tindakan (afeksi).

3. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran, hal ini merupakan hal yang terakhir

yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen yaitu pertukaran dalam individu. Hal ini membuat definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini juga menekankan pertukaran.

Konsep pemasaran sebagai pertukaran merupakan konsep yang sudah lama disetujui oleh para pemikir pemasaran. Artinya, inti dari proses pemasaran adalah adanya pertukaran dari satu pihak dengan pihak lain, baik pertukaran yang sifatnya terbatas maupun yang sifatnya luas dan konpleks. Pertukaran terbatas hanya terjadi pada dua pihak saja, yaitu pembeli dan penjual dan sifatnya resiprokal (A – B). pertukaran yang luas, bisa melibatkan lebih dari dua pihak dan sifatnya univocal (A – B – C - A). sementara itu, pertukaran yang luas bisa melibatkan banyak lagi pihak yang lebih rumit.

Kotler (dalam Nugroho, 2010:5) mengajukan lima kondisi yang harus terpenuhi agar pertukaran dapat terjadi, yaitu:

1. Terdapat sedikitnya dua pihak.

2. Masing-masing pihak memiliki sesuatu yang mungkin berharga bagi pihak

lain.

(24)

4. Masing-masing pihak bebas menerima dan menolak tawaran pertukaran.

5. Masing-masing pihak yakin bahwa berunding dengan pihak lain adalah

layak dan bermanfaat.

Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Nugroho (2010:10) adalah seperti berikut:

1. Faktor – faktor kebudayaan

1) Kebudayaan. Merupakan faktor penentu paling dasar dari keinginan

dan perilaku seseorang. Bila makhluk lainnya bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya dapat dipelajari. Misalnya seorang anak yang dibesarkan di Amerika biasanya akan terbuka pada nilai-nilai: prestasi dan keberhasilan, efisiensi dan kepraktisan.

2) Subbudaya. Setiap kebudayaan terdiri dari subbudaya-subbudaya yang

lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Umumnnya dapat dibedakan dalam empat jenis: kelompok nasionalisme, keagaamaan, ras dan geografis.

(25)

2. Faktor-faktor sosial

1) Keluarga. Ada dua jenis keluarga dalam kehidupan pembeli, yaitu

keluarga orientasi, yang merupakan orang tua seseorang yang sebenarnya. Yang kedua adalah keluarga prokreasi, yaitu pasangan hidup anak-anak seseorang keluarga merupakan organisasi pembeli yang konsumen yang paling penting dalam suatu masyarakat dan telah diteliti secara intensif.

2) Kelompok refrensi. Adalah kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Beberapa adalah kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga dan sahabat. Kelompok sekunder, yang cenderung lebih resmi dan yang mana interaksi yang terjadi kurang berkesinambungan.

3. Faktor pribadi

1) Umur. Seperti orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya..

2) Pekerjaan. Mengidentifikasi kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap dan jasa tertentu.

(26)

4) Kepribadian dan konsep diri. Adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang responsnya terhadap lingkungan yang relative konsisten.

4. Faktor-faktor psikologis

1) Motivasi. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik. Kebutuhan ini muncul dari keadaan fisiologis tertentu seperti rasa lapar, haus, atau tidak nyaman.

2) Persepsi. Adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.

3) Proses belajar. Menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.

4) Kepercayaan dan sikap. Adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

2.1.1.2 Keputusan Pembelian Konsumen

Proses pengambilan keputusan yang rumit sering melibatkan beberapa keputusan. Suatu keputusan melibatkan pilihan diantara dua atau lebih alternatif tindakan.

(27)

pengambilan keputusan konsumen, termasuk pengetahuan, arti, kepercayaan yang diaktifkan dari ingatan serta proses perhatian dan pemahaman yang terlibat dalam penerjemahan informasi baru dalam lingkungan/

Menurut Kotler & Armstrong (2008:175) Di dalam model pengambilan keputusan konsumen semua aspek pengaruh dan kondisi dilibatkan dalam pengambilan keputusan konsumen termasuk pengetahuan, arti, kepercayaan, yang diaktifkan dari ingatan serta proses perhatian dan pemahaman yang terlibat dalam penerjemahan informasi baru di lingkungan. Inti dari proses pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian adalah suatu pilihan (choice) yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku. Keinginan berperilaku adalah suatu rencana (kadangkala disebut sebagai rencana keputusan) untuk terlibat dalam beberapa perilaku.

(28)

atau rencana keputusan yang telah terbentuk sebelumnya ini secara otomatis mempengaruhi perilaku. Akhirnya, beberapa perilaku tidak dilakukan secara sengaja dan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

2.1.1.2.1 Pengambilan keputusan pembelian

Dalam memperlakukan pengambilan keputusan konsumen sebagia suatu pemecahan masalah kita mengamsumsikan bahwa konsumen memiliki sasaran (konsekuensi yang diinginkan atau nilai dalam rantai arti akhir) yang ingin dicapau atau dipuaskan. Seorang konsumen mengangap sesuatu ialah masalah karena keinginannya belum tercapai. Dalam pengertian ini, pengambilan keputusan konsumen adalah proses pemecahan masalah yang diarahkan pada sasaran.

Pemecahan masalah konsumen sebenarnya ialah suatu aliran tindakan timbalk balik yang berkesinambungan di antara faktor lingkungan proses kognitif dan afektif, serta tindakan perilaku. Periset dapat membagi aliran ini ke dalam beberapa tahap dan subproses yang berbeda untuk menyederhanakan masalah.

Menurut Kotler dan Armstrong, proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut:

(29)

Secara terperinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Proses pembelian bermula dari mengenali kebutuhan.kebutuhan dapat

dipicu oleh stimulus internal pada saat kebutuhan normal seperti perasaan lapar, haus, dsb. Dari pengalaman yang pernah terjadi, orang dapat mempelajari cara mengatasi kebutuhan-kebutuhan dan mencari jalan untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Kebutuhan juga dapat dipicu oleh stimulus eksternal seperti contoh iklan. Iklan yang menawarkan suatu produk atau jasa dapat menjadikan seseorang menyadari kebutuhannya.

2. Information Search (Mencari Informasi). Konsumen secara disadari atau tidak akan mencari informasi. Jika motivasinya kuat dan produk yang sesuaidengan kebutuhan dan harganya yang terjangkau, mungkin ia akan membelinya. Jika tidak barangkali konsumen hanya dapat mengingat kebutuhan tersebut atau mencari informasi sebatas yang berkaitan dengan kebutuhannya.

Jumlah pencarian yang dilakukan akan sangat ditentukan oleh kuatnya dorongan motivasi, jumlah informasi awal yang didapat, dan kemudahan dalam memperoleh lebih banyak informasi dan kepuasan yang didapat dari pencarian. Konsumen dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber yang meliputi:

1) Individu: keluarga, kawan, tetangga, kerabat.

(30)

3) Umum: media massa, lembaga konsumen

4) Pengalaman: penggunaan produk, pemilikan produk, pengujian produk.

Pengaruh hubungan sumber-sumber informasi tersebut terhadap pembeli bervariasi.pada umunya, porsi informasi terbesar yang diperoleh konsumen berasal dari sumber komersial yang dikendalikan oleh produsen atau pemasar. Sedangkan pada pembelian jasa, sumber individu merupakan sumber yang paling efektif.

3. Alternatif Evaluation (Evaluasi Alternatif). Cara konsumen memproses

informasi untuk sapmpai pada pemilihan merek disebut evaluasi alternatif. Ada beberapa konsep dasar proses evaluasi konsumen:

1) Setiap konsumen berusaha untuk memenuhi beberapa kebutuhan dan

mencari manfaat tertentu yang dapat diperolehdengan membeli produk atau jasa.

2) Konsumen akan memperhatikan tingkat perbedaan pada setiap keunggulan sifat produk.

3) Konsumen berkemungkinan untuk mengembangkan ketetapan rasa

percaya pada suatu merk dengan merinci setiap keunggulannya. Pengembangan kepercayaan pada merk tertentu ini kemudian dikenal dengan citra merk.

(31)

Biasanya keputusan pembelian konsumen akan menetapkan untuk membeli merk yang paling diminati. Ada dua faktor yang dapat muncul diantara tujuan pembelian dan keputusan untuk membeli. Yang pertama adalah pengaruh atau sikap pihak lain terhadap pilihan konsumen. Yang kedua adalah faktor situasi yang tidak terduga. Konsumen menetapkan tujuan pembelian berdasarkan beberapa faktor seperti pendapatan keluarga, harga yang terjangkau dan manfaat yang akan diperoleh. Jika ada situasi yang tidak terduga seperti pemutusan hubungan kerja, akan dapat mengubah bahkan membatalkan keputusan pembelian.

5. Post Purchase Behavior (Sikap setelah pembelian). Setelah melakukan pembelian suatu produk, konsumen dapat memperoleh kepuasan atau sebaliknya merasa kecewa dengan produk yang dibeli. Kondisi ini akan berpotensi membentuk perilaku pembelian pada minat konsumen terhadap produsen atau penjual.faktor penyebab kepuasan atau kekecewaan di pihak konsumen terletak pada hubungan antara harapan konsumen dan citra produk yang didapatkannya.

2.1.2 Bauran Pemasaran

(32)

1. Produk

Keputusan-keputusan tentang produk ini mencakup penentuan bentuk penawaran secara fisik, mereknya, pembungkus, garansi, dan servis sesudah penjulan. Pengembangan produk dapat dilakukan setelah menganalisa kebutuhan dan keinginan pasarnya. Jika masalah ini telah diselesaikan, maka keputusan-keputusan tentang harga, distribusi dan promosi dapat diambil.

2. Harga

Pada setiap produk atau jasa yang ditwarkan, bagian pemasaran berhak menentukan harga pokoknya. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga tersebut antara lain biaya, keuntungan, praktek saingan, dan perubahan keinginan pasar. Kebijaksanaan harga ini menyangkut pula penetapan jumlah potongan, mark-up, mark-down, dan sebagainya.

3. Saluran Distribusi

(33)

4. Strategi Promosi

Promosi ini merupakan komponen yang dipakai untuk memberitahu dan mempengaruhi pasar bagi produk perusahaan. Adapun kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam promosi adalah periklanan, personal selling, promosi penjualan dan publisitas. Beberapa keputusan yang berkaitan dengan periklanan ini adalah pemilihan media (majalah, televisi, surat kabar dan sebagainya). Penarikan, pemilihan, latihan dan kompensasi merupakan tugas manajemen dalam kaitannya dengan salesmen (penjual). Promosi penjualan dilakukan dengan mengadakan suatu pameran peragaan, demonstrasi, contoh-contoh dan sebagainya. Sedangkan publisitas merupakan kegiatan yang hampir sama dengan periklanan, hanya biasanya dilakukan tanpa biaya.

Kegiatan-kegiatan ini perlu dikombinasikan dengan koordinir agar perusahaan dapat melakukan tugas pemasarannya seefektif mungkin. Jadi perusahaan tidak hanya memilih kombinasi yang terbaik saja tetapi juga harus mengkoordinir berbagai macam elemen dari marketing mix tersebut untuk melaksanakan program pemasaran secara efektif.

2.1.2.1 Teori Tentang Produk

2.1.2.1.1 Pengertian Produk

Produk menurut Kotler dan Amstrong (2004:348) adalah : “A product as anything that can be offered to a market for attention, acquisition, use or

(34)

segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.

2.1.2.1.2 Lima Tingkatan Produk

Menurut Kotler dan Armstrong (2004:349) ada lima tingkatan produk, yaitu core benefit, basic product, expected product, augmented product dan potential product. Penjelasan tentang kelima tingkatan produk adalah :

1) Core benefit (namely the fundamental service of benefit that costumer really buying) yaitu manfaat dasar dari suatu produk yang ditawarkan kepada konsumen.

2) Basic product (namely a basic version of the product) yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra.

3) Expected product (namely a set of attributes and conditions that the buyers normally expect and agree to when they purchase this product)

yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk.

4) Augmented product (namely that one includes additional service and benefit that distinguish the company’s offer from competitor’s offer) yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.

(35)

argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa datang.

2.1.2.1.3 Klasifikasi Produk

Banyak klasifikasi suatu produk yang dikemukakan ahli pemasaran, diantaranya pendapat yang dikemukakan oleh Kotler. Menurut Kotler (2002:114), produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu:

1. Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua

kelompok utama, yaitu : 1) Barang

Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.

2) Jasa

(36)

2. Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1) Barang tidak tahan lama (nondurable goods)

Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi, minuman kaleng dan sebagainya.

2) Barang tahan lama (durable goods)

Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih). Contohnya lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.

3. Berdasarkan tujuan konsumsi yaitu:

Didasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk itu dikonsumsi, maka produk diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

1) Barang konsumsi (consumer’s goods)

(37)

2) Barang industri (industrial’s goods)

Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari barang industri diperjual belikan kembali.

Menurut Kotler (2002:171), ”barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis”. Pada umumnya barang konsumen dibedakan menjadi empat jenis :

1. Convenience goods

Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya antara lain produk tembakau, sabun, surat kabar, dan sebagainya.

2. Shopping goods

Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Contohnya alat-alat rumah tangga, pakaian, furniture, mobil bekas dan lainnya.

3. Specialty goods

(38)

membelinya. Misalnya mobil Lamborghini, pakaian rancangan orang terkenal, kamera Nikon dan sebagainya.

4. Unsought goods

Merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya. Contohnya asuransi jiwa, ensiklopedia, tanah kuburan dan sebagainya.

Berbicara mengenai produk maka aspek yang perlu diperhatikan adalah kualitas produk. Menurut American Society for Quality Control, kualitas adalah “the totality of features and characteristics of a product or service that bears on its ability to satisfy given needs”, artinya keseluruhan ciri dan karakter-karakter dari sebuah produk atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat. Definisi ini merupakan pengertian kualitas yang berpusat pada konsumen sehingga dapat dikatakan bahwa seorang penjual telah memberikan kualitas bila produk atau pelayanan penjual telah memenuhi atau melebihi harapan konsumen.

(39)

Menurut Kotler and Armstrong (2004:283) arti dari kualitas produk adalah “the ability of a product to perform its functions, it includes the product’s overall durability, reliability, precision, ease of operation and repair, and other

valued attributes” yang artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya.

2.1.2.1.4 Dimensi Kualitas Produk

Apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk tersebut terdiri dari :

1. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk

2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan produk.

(40)

4. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.

5. Reliabilty (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.

6. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa dilihat dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk.

7. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. Jadi, persepsi konsumen terhadap produk didapat dari harga, merek, periklanan, reputasi, dan negara asal.

2.1.2.2 Teori Tentang Harga

(41)

terancam oleh kemungkinan tidak dapat menutup biaya yang ditimbulkan. Bahkan mungkin banyak pelanggan akan tetap mengambil sikap curiga, jangan-jangan mutu yang ditawarkan telah dikurangi. Mereka mengaggap bahwa harga yang terlalu rendah merupakan pertanda mutu yang rendah pula. (Sastradipoera 2003:141)

2.1.2.2.1 Penetapan Harga

Ilmu ekonomi mengatakan bahwa harga adalah hasil pertemuan dari transaksi barang atau jasa yang dilakukan oleh permintaan dan penawaran di pasar. Agar mempunyai makna yang lebih umum, harga pun dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang di pertukarkan dalam penjualan, untuk memperoleh sesuatu yang lainnya. Arti harga sangatlah sederhana, akan tetapi kita perlu memahami bahwa banyak variabel yang terkandung dalam pengertian ini, termasuk diantaranya menurut Sastradipoera (2003:141):

1) Jumlah dan mutu barang atau jasa yang dipertukarkan 2) Waktu dan tempat barang atau jasa itu dipertukarkan

3) Pembayaran yang akan dilakukan

4) Bentuk uang yang dipergunakan

5) Persyaratan kredit atau potongan yang ditetapkan

6) Jaminan atas barang atau jasa yang dipertukarkan

(42)

Paling tidak ada 7 variabel yang akan tercermin dalam harga barang atau jasa. Variabel-variabel tersebut disebut sebagai determinan harga yakni setiap faktor yang mempengaruhi harga akhir bagi suatu barang atau jasa. Harga yang ditetapkan harus seimbang dengan variabel-variabel tersebut. Jika harga terlampau tinggi daripada variabel-variabel tersebut maka para konsumen akan mengalihkan perhatiannya dan keputusannya kepada barang atau jasa yang dapat menggantikan sehingga mereka akan mendapatkan kepuasan yang kurang lebih sama. Sebaliknya jika harga terlampau rendah maka perusahaan akan menanggungnya dalam bentuk biaya yang lebih tinggi daripada harga yang ditawarkan. Oleh karena itu perlu dicari titik keseimbangan antara harga yang ditetapkan dengan variabel-variabel diatas. Titik itu akan ditemukan dalam kepuasan konsumen dan tertutupnya biaya oleh harga.

2.1.2.2.2 Faktor Penetapan Harga

Ada 5 faktor yang mempengaruhi penetapan harga. Kelima faktor tersebut adalah:

(43)

2. Faktor permintaan. Penentuan harga yang efektif selalu menuntut pertimbangan terhadap pola permintaan yang cermat dan berhati-hati. Pada saat barang-barang langka dipasar, seperti terjadi pada saat perang, permintaan melebihi penawaran. Apabila terjadi perang, maka akan berpengaruh terhadap kondisi makro suatu Negara. Selain perlu memperhatikan perekonomian makro, perlu juga dilihat elastisitas permintaan barang yang akan dijualnya. Permintaan mungkin akan elastic, inelastic atau unitas terhadap harga.

3. Faktor persaingan. Ketika menetapkan harga, kita perlu membuat suatu

pertimbangan khusus terhadap derajat persaingan yang terjadi di pasar barang dan jasa yang dipasarkannya. Pasar mungkin berstruktur pasar persaingan sempurna, pasar persaingan monopolistik, pasar oligopoli ataupun pasar monopoli.

4. Faktor hukum. Ketika seseorang merencanakan dan menetapkan harga, ia

(44)

memberlakukan pajak. Pajak dikenakan kepada mereka yang telah memenuhi persyaratan wajib pajak.

Faktor pertanggung jawaban sosial. Social responsibility

(pertanggungjawaban sosial) menjadi hal terakhir yang harus di perhatikan oleh marketing ketika hendak menentukan harga barang yang akan dijualnya dipasar. Seorang marketing melayani banyak masyarakat, diluar konsumen yang menjadi sasarannya. Mereka meliputi pemasok, lembaga pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, lembaga keagamaan, dll.penetapan harga yang efektif perlu memahami kebutuhan masyarakat di luar konsumen tersebut. dengan kata lain, manajer marketing yang dalam hal ini si penjual, bukanlah satu-satunya yang dapat mempengaruhi tingkat harga. Semua kepentingan itu perlu diperhatikan sehingga diperoleh titik keseimbangan yang optimum. (Sastradipoera, 2003:143)

2.1.2.3 Teori Tentang Saluran Distribusi

Menurut Kotler (2002:60) “Salah satu kunci menuju sukses adalah saluran distribusi, lokasi dimulai dengan memilih komunitas. Keputusan ini sangat bergantung pada potensi pertumbuhan ekonomis dan stabilitas, persaingan, iklim politik, dan sebagainya. Kadang-kadang bukan profil ekonomi atau iklim politik yang membuat sebuah komunitas, tetapi malah lokasi geografisnya. Setelah menempatkan usaha di suatu kawasan atau komunitas geografis, harus dipilih sebuah lokasi yang baik..

(45)

1. Sistem pemasaran vertikal (vertical marketing system/ VMS)

VMS adalah suatu struktur saluran distribusi di mana produsen, perusahaan perkulakan, dan pengecer yang bertindak sebagai suatu sistem yang menyatu. VMS terdiri atas:

1) VMS korporasi

VMS korporasi merupakan sebuah sistem pemasaran vertikal yang mengkombinasikan rentetan tahapan produksi dan distribusi di bawah satu kepemilikan tunggal – kepemilikan saluran distribusi dibangun melalui kepemilikan bersama.

2) VMS kontraktual

VMS kontraktual merupakan suatu sistem pemasaran vertikal di mana perusahaan independen pada berbagai tingkatan produksi dan distribusi yang berbeda bergabung bersama melalui kontrak untuk mendapatkan dampak ekonomis dan penjualan lebih besar daripada memperolehnya sendiri.

3) Jaringan voluntir disponsori pedagang besar (wholesaler sponsored voluntary chain)

Adalah sistem di mana pedagang besar mengorganisasi suatu jaringan voluntir pengecer independen untuk membantunya bersaing dengan organisasi jaringan korporasi besar.

4) Koperasi pengecer (retailer cooperative)

(46)

5) Organisasi waralaba (frabchise organization)

Adalah sistem di mana suatu anggota saluran distribusi, disebut pewaralaba, menggabungkan beberapa tahapan dalam proses produksi-distribusi.

Pemilihan lokasi pendistribusian merupakan faktor bersaing yang penting dalam usaha menarik pelanggan (Kotler, 2002:65). Pertama yang dilakukan adalah memilih daerah dimana toko akan dibuka, kemudian kota tertentu, baru kemudian lokasinya. Lokasi adalah tempat toko yang paling menggantungkan yang dapat dilihat dari jumlah rata-rata khalayak yang melewati toko itu setiap harinya, persentasi khalayak yang mampir ke toko. Persentasi mampir dan kemudian membeli serta nilai pembelian per penjualan (Kotler, 2002:66)

2.1.2.4 Teori Tentang Promosi

Banyak orang menganggap bahwa promosi dan pemasaran mempunyai pengertian yang sama, dimana sebenarnya promosi hanya merupakan salah satu bagian dari kegiatan pemasaran. Walaupun promosi sering dihubungkan dengan penjualan tetapi kenyataannya promosi mempunyai arti yang lebih luas dari penjualan karena penjualan hanya berhubungan dengan pertukaran hak milik yang dilakukan oleh tenaga penjual, sedangkan promosi adalah setiap aktivitas yang ditujukan untuk memberitahukan, membujuk atau mempengaruhi konsumen untuk tetap menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan tersebut.

(47)

komunikasi dari penyampaian amanat atau berita tentang produk/barang atau jasa dari penjual kepada para pembeli potensial(konsumen).

Promosi adalah bersangkutan dengan metode komunikasi yang ditujukan kepada pasar yang menjadi target tentang produk yang tepat yang dijual pada tempat yang tepat dengan harga yang tepat. Promosi mencakup penjualan oleh perseorangan, penjualan massal dan promosi penjualan. Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa promosi adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi konsumen supaya membeli produk yang dihasilkan ataupun untuk menyampaikan berita tentang produk tersebut dengan suatu cara yaitu dengan cara mengadakan komunikasi yang cukup dengan para pendengar (audience) yang sifatnya membujuk. Pada prateknya walaupun pelaksanaan promosi ini umumnya dilakukan oleh para penjual/produsen, pihak pembeli atau calon pembeli kadang-kadang ada kalanya secara sadar atau tidak sadar juga telah melakukan promosi, misalnya bila mereka menginginkan suatu informasi/keterangan mengenai harga, kualitas dan sebagainya dari pihak penjualan. Contohnya dalam keadaan kehidupan sehari-hari ada kalanya pada saat berbincang-bincang orang menyinggung produk atau juga tertentu, umumnya mengatakan keinginannya membeli rumah atau mengatakan bahwa besok malam film di Juwita sangat bagus, maka dalam hal ini orang tersebut telah melaksanakan kegiatan-kegiatan promosi.

(48)

1. Advertising : merupakan semua penyajian non personal, promosi ide-ide, promosi produk atau jasa yang dilakukan sponsor tertentu yang dibayar.

2. Sales Promotion : berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.

3. Public relation and publicity : berbagai program untuk mempromosikan dan/atau melindungi citera perusahaan atau produk individualnya.

4. Personal Selling : Interaksi langsung dengan calon pembeli atau lebih untuk melakukan suatu presentasi, menjawab langsung dan menerima pesanan.

5. Direct marketing : penggunaan surat, telepon, faksimil, e-mail dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan.

2.1.3 Pelayanan

(49)

2.1.3.1 Kualitas Pelayanan

Menurut American Society for Quality Control (dalam Lupiyoadi 2001:144), kualitas pelayanan adalah keseluruhan cirri dan karakteristik dari suatu produk/jasa dalam hal kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten.

2.1.3.1.1 Dimensi Kualitas Pelayanan

Menurut Parasuraman, et.all (dalam Lupiyoadi, 2001:148), ada beberapa dimensi kualitas pelayanan yang biasa disebut SERVQUAL yaitu:

1. Tangibles, atau bukti fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam

menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan saran dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan. Meliputi fasilitas fisik, perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan, serta penampilan pegawainya.

2. Reliability atau kehandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk memberika pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa ada kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.

(50)

menunggu tanpa adanya alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan.

4. Assurance atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan, kesopantunan dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. Terdiri dari beberapa komponen seperti komunikasi, kredibilitas, keamanan dan kompetensi serta sopan santun.

5. Empati, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Di mana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.

2.2 Penelitian Terdahulu

(51)

sebagai sampel. Berdasarkan Adjusted R Square diperoleh nilai sebesar 0,634 berarti 63,4% faktor lokasi,produk,harga,promosi,atmosfer dalam gerai dan pelayanan mempengaruhi keputusan pembelian pada Pasar Petisah Medan, sedangkan sisanya 36,6% dapat dijelaskan oleh faktor lain.

Widodo (2012) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Kualitas Produk,Kualitas Layanan dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian pada 123 Design and Photography Semarang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kualitas produk, kualitas layanan, dan promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian 123 Design and Photography dan menganalisis faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian 123

Design and Photography. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan 123

Design and Photography yang diambil sebanyak 92 responden dengan menggunakan teknik purpose sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan responden yang sudah pernah membeli produk 123 Design and Photography. Berdasarkan Adjusted R Square sebesar 0,582 atau 58,2% faktor kualitas produk, kualitas layanan dan promosi mempengaruhi keputusan pembelian pada 123 Design and Photography Semarang, sedangkan sisanya 41,8% dapat dijelaskan oleh faktor lain.

(52)

Tongkoh. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif, denga cara penyebaran kuesioner kepada wisatawan yang berkunjung. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunaka 81 responden sebagai sampel. Berdasarkan Adjusted R Square diperoleh nilai sebesar 0,369 berarti 36,9% faktor produk, harga, promosi, lokasi, orang, pendukung fisik dan proses mempengaruhi keputusan berkunjung ke Taman Hutan Raya Bukit Barisan Tongkoh, sedangkan sisanya 63,4% dapat dijelaskan oleh faktor lain.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu.

Keputusan Pembelian konsumen biasanya dipengaruhi oleh variabel-variabel seperti produk, harga, promosi dan lokasi. Sebagai tambahan, kualitas pelayanan juga mempengaruhinya.

Produk adalah barang atau jasa yang merupakan output dari perusahaan kepada konsumen untuk memenuhi komsumsi dan permintaan. Keputusan-keputusan tentang produk ini mencakup penentuan bentuk penawaran secara fisik, mereknya, pembungkus, garansi, dan servis sesudah penjulan. Pengembangan produk dapat dilakukan setelah menganalisa kebutuhan dan keinginan pasarnya.

(53)

penetapan harga tersebut antara lain biaya, keuntungan, praktek saingan, dan perubahan keinginan pasar.

Lokasi juga memiliki peranan yang penting, yang dapat mempengaruhi kenyamanan dan kemudahan bagi pelanggan untuk mendapatkan produk yang dijual.

Ketanggapan layanan berhubungan dengan kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat sehinggan tidak membiarkan pelanggan untuk menunggu lama dalam memenuhi permintaannya.

Berdasarkan defenisi di atas, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dibuat sebagai berikut:

Sumber: Lupiyoadi (2003)

(54)

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan atau jawaban sementara tentang hubungan antar variabel-variabel dalam penelitian, dan merupakan pernyataan paling spesifik. Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Produk, harga, lokasi dan ketanggapan layanan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan pada keputusan pembelian pada Warung Ucok Durian Wahid Hasyim Medan.

2. Produk berpengaruh positif dan signifikan parsial pada keputusan

pembelian pada Warung Ucok Durian Wahid Hasyim Medan.

3. Harga berpengaruh positif dan signifikan parsial pada keputusan pembelian pada Warung Ucok Durian Wahid Hasyim Medan.

4. Lokasi berpengaruh positif dan signifikan parsial pada keputusan pembelian pada Warung Ucok Durian Wahid Hasyim Medan.

(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat pengaruh antar variabel tersebut, (Sugiyono, 2008:11). Oleh karena itu penelitian ini akan menganalisis pengaruh Produk (X1), Harga (X2), Lokasi (X3) dan Ketanggapan Layanan (X4) terhadap Keputusan Pembelian (Y) pada Warung Ucok Durian Wahid Hasyim Medan.

3. 2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dalam penelitian ini di lakukan pada para konsumen Warung Ucok Durian yang terletak di Jalan Wahid Hasyim Medan, sedangkan waktu penelitian dilakukan dari bulan Desember 2013 sampai dengan Februari 2014.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya dibatasi pada masyarakat di Medan yang pernah membeli produk di Warung Ucok Durian di Jalan Wahid Hasyim, Medan.

2. Variabel independen (X) yaitu Produk (X1), Harga (X2), Lokasi (X3) dan Ketanggapan Layanan (X4)

(56)

3. 4 Defenisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi yang yang diberikan pada suatu variabel dengan memberi arti atau menspesifikasikan kegiatan atau membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Menurut Nazir (2005:123), variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Dalam penelitian ini digunakan dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen.

1. Variabel independen (variabel bebas)

Variabel bebas sering disebut sebagai variabel prediktor (predictor variabel) ialah variabel yang mempengaruhi variabel terikat (dependent variabel) baik secara positif maupun secara negatif (Sinulingga, 2011:50). Pada penelitian ini variabel bebas yang digunakan, yaitu:

a. Produk (Product) disebut variabel X1 b. Harga (Price) disebut variabel X2 c. Tempat (Place) disebut variabel X3

d. Ketanggapan Layanan (Responsiveness) disebut variabel X4

2. Variabel dependen (variabel tergantung)

(57)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel, Definisi, indikator dan skala pengukuran

Variabel Definisi operasional Indikator Skala

Produk (X1) Produk yang disediakan oleh Warung Ucok Durian dalam kegiatan operasionalnya

1. Kualitas produk 2. Rasa produk

likert

Harga (X2) Jumlah uang yang dibayarkan kosumen untuk mendapatkan produk

1. Keterjangkauan harga 2. Harga yang kompetitif

3. Harga yang sesuai dengan kualitas

likert

Lokasi (X3) Lokasi yang dipilih oleh Warung Ucok Durian dalam rangka memudahkan

konsumen menjangkau lokasinya

1. Lokasi yang dekat dengan keramaian

2. Kenyamanan di lokasi

3. Kemudahan dalam

menjangkau lokasi

4. Fasilitas yang menunjang kenyamanan

likert

Ketanggapan Layanan (X4)

Kesigapan karyawan Warung Ucok Durian Wahid Hasyim Medan

dalam melayani pelanggan.

1. Kecepatan karyawan dalam melayani pelanggan

2. Kesigapan karyawan dalam mendengar keluhan atau respon terhadap objek

1. Sesuai kebutuhan 2. Mempunyai manfaat

3. Keputusan yang tepat dalam membeli produk

4. Melakukan pembelian berulang

likert

Sumber: Sastradipoetra (2003), Kotler (2002), data diolah

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Pada penelitian ini digunakan Skala Likert yang diperoleh dari daftar pernyataan

yang dirancang untuk menguji tingkat kesetujuan responden terhadap suatu

pertanyaan (Sinulingga, 2011:76). Dalam penentuan Skala Likert menggunakan

(58)

variabelnya dan 5 Skala Likert untuk setiap pasangan kata. Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert

No Pernyataan Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1 Sumber: Sugiyono (2008:132)

3. 6 Populasi dan Sampel

1. Populasi

(59)

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2008:132) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian adalah orang-orang yang pernah menjadi pelanggan di Warung Ucok Durian sehingga untuk menentukan sampel digunakan rumus Supramono:

n

= (Za 2) pq

d2

Keterangan :

n = jumlah sampel minimal yang diperlukan

Za = nilai standar normal yang besarnya tergantung a Bila a = 0,05 maka Z = 1,67

Bila a = 0,01 maka Z = 1,96 p = proporsi yang diestimasi q = 1-p

d = penyimpangan yang ditolerir

Karena tidak diketahui nilai p dari penelitian atau literatur lain, maka dapat dilakukan maximal estimation dengan p = 0,5 dan tingkat error yang ditentukan (d) adalah 10%.

n

=

1,962. 0,5. 0,5

0,12

(60)

Dalam penelitian ini, peneliti membagikan kuesioner pada konsumen yang telah melakukan pembelian di Warung Ucok Durian.

3.Teknik Sampling

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, penulis menggunakan teknik Probability sampling.

Sugiyono (2008:115) mengatakan bahwa :“Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”.

Penulis mengambil teknik Probability Sampling yang menggunakan

Simple Random Sampling dikarenakan populasi yang dijadikan sampel semuanya homogen yaitu semua orang yang sedang membeli durian di Warung Ucok Durian Wahid Hasyim Medan tanpa memperhatikan strata apapun, dengan jumlah populasi yang tidak diketahui.

3. 7 Jenis dan Sumber Data

Dalam sebuah penelitian, data memegang peranan penting yaitu sebagai alat pembuktian hipotesis serta pencapaian tujuan penelitian. Penelitian harus mengetahui jenis data apa saja yang diperlukan dan bagaimana mengidentifikasi, mengumpulkan, serta mengolah data. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

(61)

1. Data primer

Data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau sumber pertama di lapangan (Bungin, 2001:127). Pada penelitian ini data primer diperoleh dari observasi langsung terhadap usaha Warung Ucok Durian untuk memperoleh gambaran sebenarnya dan wawancara langsung kepada pemilik dan konsumen mengenai usaha Warung Ucok Durian. Juga pembagian kuesioner terhadap konsumen di Warung Ucok Durian. 2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder (Bungin, 2001:127). Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber pustaka seperti buku-buku, jurnal-jurnal, dan dokumen lain yang berhubungan dengan materi kajian.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Kuesioner

Peneliti menyebarkan kuesioner yang berisi daftar pernyataan kepada sampel (responden) penelitian yaitu pengguna smartphone merek Samsung

2. Studi Pustaka

(62)

3.9 Uji Validitas dan Reabilitas

3.9.1 Uji validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner adalah valid jika dapat mengukur yang seharusnya diukur dalam penelitian. Uji validitas dihitung dengan membandingkan nilai r hitung (correlated item-total correlation) dengan nilai r tabel. Jika r hitung > r tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan tersebut dinyatakan valid. (Ghozali, 2005: 45) Nilai r tabel dengan ketentuan N = jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5% , maka angka yang diperoleh = 0,361.

Tabel 3.3 Uji Validitas

No Variabel Pernyataan

Corrected Item-Total Correlation

(63)

Dari delapan belas pernyataan yang diperoleh, semua pernyataan dinyatakan valid karena r Hitung > r Tabel sebesar 0,361. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian realibilitas.

3.9.2 Uji Realibilitas

Uji realibilitas adalah data untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Kehandalan yang menyangkut kekonsistenan jawaban jika diujikan berulang pada sampel yang berbeda. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur realibilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha(α) suatu konstruk atau

variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2005 : 41). Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 18,00. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika nilai cronbach alpha > 0,60 maka dinyatakan reliabel. 2. Jika nilai cronbach alpha < 0,60 maka dinyatakan tidak reliabel.

(64)

Pada Tabel 3.4 ditunjukkan nilai Croanbach’s Alpha lebih besar dari 0,60 artinya reliabilitas sangat baik. Karena itu, seluruh butir pernyataan yang berjumlah 18 buah telah memenuhi kriteria sehingga data sudah bisa diteliti.

3.10 Uji Asumsi Klasik

3.10.1 Uji Multikolinieritas

Ghozali (2005:91) berpendapat Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel-variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol.

Sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan:

1. Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan

bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam

model regresi.

2. Jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan

(65)

3.10.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan satu ke pengamatan yang lain (Ghozali,2005:105). Jika varians dari residu atau dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homokedastisitas. Dan apabila varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas.

Menurut Ghozali (2005:105) Model regresi yang baik adalah yang

Homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dan nilai residualnya SRESID, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual yang telah di-standarized (Ghozali, 2005:106).

Dasar analisisnya sebagai berikut:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola yang teratur (bergelombang melebar kemudian menyempit) maka terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-titik menyebar diatas dan

(66)

3.10.3 Uji Normalitas

Ghozali (2005:97) mengemukakan pendapat tentang uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau penyebaran data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal.

Dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data adalah (Ghozali,2005:97):

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3. 11 Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini metode analisa data yang dipakai adalah:

(67)

3.11.1 Metode Analisa Deksriptif

Adalah analisis yang digunakan dengan cara merumuska dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan, menyusun dan menganalisis data, sehingga dapat diketahui gambaran umum perusahaan yang sedang diteliti.

3.11.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Digunakan untuk melihat seberapa besar variabel bebas, yaitu produk (X1), harga (X2), lokasi (X3) dan Ketanggapan Layanan (X4) berpengaruh terhadap variabel terikat, yaitu keputusan pembelian konsumen (Y).

Adapun bentuk persamaan regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Dimana :

Y = keputusan pembelian

a = konstanta dari keputusan regresi

b1 = koefisien regresi dari variabel X1 (produk) b2 = koefisien regresi dari variabel X2 (harga) b3 = koefisien regresi dari variabel X3 (lokasi)

b4 = koefisian regresi dari variabel X4 (Ketanggapan Layanan) X1 = Produk

(68)

X4 = Ketanggapan Layanan e = Variabel pengganggu 3.11.3 Pengujian Hipotesis

Uji signifikansi parameter individual (uji t) Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali, 2005:84). Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas (produk, harga, lokasi dan ketanggapan layanan) terhadap variabel terikat (minat pembelian konsumen) secara terpisah atau parsial.

1. Uji signifikansi simultan (Uji F)

Dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel-variabel independent secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen dilakukan dengan menggunakan uji F test yaitu dengan cara membandingkan antara F hitung dengan F tabel. Dalam penelitian ini pengujian hipotesis secara simultan dimaksudkan untuk mengukur besarnya pengaruh produk, harga, lokasi dan ketanggapan layanan secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya, yaitu minat pembelian konsumen.

Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

(69)

H1 : b1,b2,b3,b4 ≠ 0, artinya variabel bebas yang terdiri dari : produk, harga, lokasi dan ketanggapan layanan secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Variabel-variabel bebas (produk, harga, lokasi dan ketanggapan layanan) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya (keputusan pembelian konsumen), dan sebaliknya.

Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2005:84) :

1) Dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel

Apabila F tabel > F hitung, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Apabila F tabel < F hitung, maka H0 ditolak dan H1 diterima. 2) Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi.

Apabila probabilitas signifikansi > 0,05, maka H0 diterima dan H1ditolak. Apabila probabilitas signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

2. Uji signifikansi parameter individual (uji t)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi variasi hubungan antara variabel X dan Y, apakah variabel X1, X2, X3 dan X4 benar-benar berpengaruh secara parsial terhadap variabel Y (keputusan pembelian).

Hipotesa yang akan digunakan dalam pengujian ini adalah :

Gambar

Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian
Gambar 2.2
Tabel 3.1
Instrumen Skala Tabel 3.2 Likert
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang berbeda pada kemampuan komunikasi matematis

Komunikasi merupakan suatu proses yang berawal dari seorang komunikator yang menyampaikan pesan kepada seorang komunikan melalui media atau saluran dan

Penjual tidak perlu lagi repot dalam proses penagihan kepada pembeli, karena penagihan akan dilakukan oleh penerbit kartu kredit. Penjual dapat menerima kas lebih cepat dari

Sedangkan pada tingkat perkembangan anak usia 3-5 tahun berdasarkan metode pembelajaran sekolah alam dan konvensional di Mekar Insani Yogyakarta, diperoleh hasil

Informasi akuntansi mempunyai pengaruh sangat penting dalam pencapaian keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil, kebanyakan pengusaha kecil di Indonesia tidak

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka yang dimaksud dengan kurikulum adalah keseluruhan program penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran yang direncanakan

Berdasarkan gejala dan permasalahan yang disampaikan di atas, pada tulisan ini penulis ingin menyampaikan tentang 4 bentuk peranan yang dapat dilakukan oleh guru dalam memberikan