• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Kandungan Logam Berat (Pb) dan Tembaga (Cu) pada Sungai Belawan di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat Kandungan Logam Berat (Pb) dan Tembaga (Cu) pada Sungai Belawan di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Hasil pengamatan parameter fisika kimia perairan

Parameter Stasiun I Stasiun II Stasiun III

U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3

Suhu (°C) 24 26 26 26 27 27 27 27,5 27

DO 7,9 7,5 7,4 7,7 7,1 6,9 6,2 5,8 5,7

Ph 6,7 6,7 6,8 6,7 6,8 6,7 6,3 6,2 6,4

Kekeruhan (NTU)

(2)
(3)

Lampiran 3. Foto pengambilan sampel

Pengambilan sampel air Pengukuran DO

(4)

Lampiran 4. Foto alat penelitian

Botol sampel Alat titrasi

(5)

Lampiran 5. Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas (PP. NO. 82 TAHUN 2001)

PARAMETER SATUAN KELAS KETERANGAN I II III IV sional, < 5.000 mg/l. KIMIA

(6)

Lampiran 6. Jenis Kegiatan Pada Daerah Pengaliran Sungai Belawan

Kecamatan Desa/Kelurahan Nama Industri Jenis Usaha

1. Kuta Limbaru 1. Suka Makmur Perorangan Peternakan Babi 2. Pancur Batu 1. Pertampilan 3. PT. Invilon Sagita

Batterai Kering 4. PT. Arifindo Subur 5. Fa. Maju

Pabrik Minyak Inti Sawit Pemotongan Sapi Pembuatan Tahu

4. Hamparan Perak Klambir (5 Kebun) PT. Molasindo Alur Pratama

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, S. 2008. Analisis dan Karakterisasi Badan Air Sungai dalam rangka Menunjang Pemasangan Sistem Pemantauan Sungai secara Telemetri. Jurnal. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Agustira, R., Kemala,S dan Jamilah. 2013. Kajian Karakteristik Kimia Air dan Debit Sungai pada Kawasan DAS Padang Akibat Pembuangan Limbah Tapioka. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1 No.3.

Amien, M dan Heppi. 2010. Kandungan Logam Berat Timbal (Pb), Merkuri (Hg) dan Cadmium (Cd) di Perairan Tarakan Kalimantan Timur. Jurnal Vol.2 No.1. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Borneo Tarakan.

Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi. Penerbit Universitas Universitas Sumatera Utara. Medan.

Fadil, M.S. 2011. Kajian Beberapa Aspek Parameter Fisika Kimia Air dan Aspek Fisiologis Ikan yang ditemukan pada Aliran Buangan Pabrik Karet di Sungai Batang Arau. Artikel. Program Pascasarjana Universitas Andalas.

Fisesa, E.D, Isdrajad, S dan Majariana. 2014. Kondisi Perairan dan Struktur Komunitas Makrozoobenthos di Sungai Belumai Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Jurnal. Depik, 3(1):1-9 ISSN 2089-7790.

Happy. R. A, Masymsir dan Dhahiyat, Y. 2012. Distribusi Kandungan Logam Berat Pb dan Cd Pada Kolom Air dan Sedimen Daerah Aliran Sungai Citarum Hulu. Jurnal Perikanan dan Kelautan. Vol 3: 175-182.

Ika., Tahril dan Irwan, S. 2012. Analisis Logam Berat Timbal (Pb) dan Besi (Fe) dalam Air Laut di Wilayah Pesisir Pelabuhan Ferry Taipa Kecamatan Palu Utara. Jurnal. Pendidikan Kimia Universitas Tadulako, Palu.

MENLH. 2004. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor: 51/MENLH/2004 Tahun 2004. Tentang Penetapan Baku Mutu Air Laut Dalam Himpunan Peraturan di Bidang Lingkungan Hidup. Jakarta.

MENLH. 2010. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2010. Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kawasan Industri. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 2001. Peraturan Pemerintah Nomor: 82 Tahun 2001. Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Penegndalian Pencemaran air. Jakarta.

(8)

Ratmini, N. A. 2009. Kandungan Logam Berat Timbal (Pb), Mercuri (Hg) dan Cadmium (Cd) pada Daging Ikan Sapu-sapu (Hyposarcus pardalis) di Sungai Ciliwung Stasiun Srengseng, Condet dan Manggarai. Jurnal Vol. 02 No.1. Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta.

Siregar, T. R. R. 2009. Studi Keanekaragaman Makrozoobenthos di Aliran Sungai Belawan Kecamatan Pancur Batu dan Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Departemen Biologi Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara.

Suaniti, N.M. 2007. Pengaruh EDTA dalam Penentuan Timbal dan Tembaga pada Kerang Hijau. Jurnal. Jurusan Kimia, FMIPA Unud.

Supriatno dan Lelifajri. 2009. Analisis Logam Berat Pb dan Cd dalam Sampel Ikan dan Kerang secara Spektrofotometri Serapan Atom. Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Hidup. Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Syiah Kuala.

Supriyanto., Samin dan Zainul. 2007. Analisis Cemaran Logam Berat PB, Cu dan Cd pada Ikan Air Tawar dengan Metode Spektrometri Serapan Atom (SSA). Seminar Nasional III. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, Yogyakarta.

Syahrial, R. 2009. Analisis Peruntukan Lagan Daerah Aliran Sungai (DAS) Belawan Kaitannya dengan Perencanaan Tata Ruang. Tesis. Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

(9)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret 2014 sampai dengan

bulan April 2014 di kawasan aliran Sungai Belawan Kecamatan Medan Sunggal

Kota Medan untuk pengambilan sampel.Analisis sampel air dan logam berat yang

akan dilakukan di Badan Penelitian dan Teknologi Perindustrian Provinsi

Sumatera Utara.Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar Gambar 3.

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

Alat dan Bahan

Alat yang akan digunakan terdiri atas gelas ukur, peralatan titrasi, kertas

label, pH meter, GPS, termometer air raksa, gelas piala 250 ml, shaker, coolbox,

erlenmeyer, turbidimeter, kertas saring miliporedengan ukuran 0,45μm, serta AAS

(Atomic Absorbtion Spectrophotometer), serta lampu katoda berongga Pb dan Cu.

(10)

Bahan yang akan digunakan terdiri atas air bebas mineral (akuades), asam

nitrat (HNO3), larutan Pb dan CU, gas etilen (C2H2), larutan pengencer HNO3

0,05 M, larutan pencuci HNO3

Prosedur Penelitian

5%, Asam nitrat 65 %, 4 M dan 0,15 M, Metil

isobutil keton (MIBK), Ammonium pyrolidin ditiokarbamat (APDC), Natrium

hidroksida (NaOH), Kalium bikromat (K2Cr2O7).

Penentuan Stasiun Pengambilan Sampel

Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi sampling untuk

pengambilan logam berat adalah “Purpossive Sampling”pada tiga stasiun

pengamatan. Pada masing-masing stasiun dilakukan 3 (tiga) kali ulangan. Stasiun

I-III merupakan aliran yang melalui daerah-daerah pertanian, pemukiman

penduduk dan industri. Berikut ini adalah gambar dari masing-masing stasiun.

Stasiun I berada di titi Kelurahan Sunggal Lingkungan X pada Gambar 3.

(11)

Stasiun II berada di Jl. Abadi Kelurahan Sunggal seperti terlihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Stasiun II

Stasiun IIIberada di jembatan Jalan Gatot Subroto Km. 9,1 Kampung

Lalang seperti terlihat pada Gambar 5.

(12)

Waktu pengambilan sampel akan dilakukan pada pagi hari dimulai dari

pukul 08.00-16.00

Pengambilan sampel

WIB. Pengambilan sampel kualitas air untuk parameter fisika

dilakukan secara langsung (insitu) pada masing-masing stasiun dan untuk

parameter kimia air sampel dimasukkan ke dalam botol sampel dari

masing-masing stasiun, kemudian akan dianalisis secara (eksitu) di Badan Penelitian dan

Perindustrian Provinsi Sumatera Utara.

Pengambilan sampel air dilakukandi lapisan permukaan dengan

menggunakan Van Dorn bottle sampler ± 250 ml dan dimasukkan ke dalam botol

polyetilen. Sampel air ditambahkan HNO3

Parameter fisika- kimia perairan

sebagai pengawet sampai pH ≤ 2

kemudian disimpan dalam coolbox.Untuk parameter fisika dilakukan secara

langsung (insitu) pada masing-masing stasiun sedangkan untuk parameter kimia

air sampel dimasukkan ke dalam botol sampel dari masing-masing

stasiun.Kemudian akan dianalisis secara (eksitu) di Badan Penelitian dan

Perindustrian Provinsi Sumatera Utara.

Pengukuran parameter fisika dan kimia air dilakukan dengan dua cara

yakni secara langsung (insitu) dan secara tidak langsung (eksitu). Pengukuran

langsung di lapangan (insitu) dilakukan terhadap parameter suhu, pH, dan

kekeruhan, sedangkan untuk kadar logam Pb dan Cu dilakukan di Badan

Penelitian dan Perindustrian Provinsi Sumatera Utara. Parameter kualitas air dan

(13)

Tabel 1. Parameter kualitas air dan metode analisis

Parameter Satuan Metode Analisa/ Alat Lokasi

Fisika

1. Kekeruhan NTU Turbidity meter In situ

2.Suhu oC Thermometer air raksa In situ

Kimia

1.pH - pH meter In situ

2.DO mg/l DO meter/ Titrasi winkler In situ

Logam Berat

1.Pb Ppm AAS Laboratorium

2.Cu Ppm AAS Laboratorium

Sumber: Happy, dkk(2012)

Penanganan sampel

Preparasi sampel Air

Analisis logam berat dengan AAS dilakukan di Badan Penelitian dan

Perindustrian Provinsi Sumatera Utara.Serapan AtomSpektrometri(AAS) adalah

teknikuntuk mengukurjumlahbahan kimia yangada dalam lingkungandengan

mengukurradiasi yang diserapolehunsur kimiayang menarik. Hal ini

dilakukandengan membacas

Penentuan kadar logam berat ditentukan pada Hukum Lambert-Beer, yaitu

banyaknya sinar yang diserap berbanding lurus dengan kadar zat. Persamaan garis

antar kadar zat dengan absorbansi adalah persamaan garis lurus dengan koefisien

arah positif, Y = a + bX. Dengan memasukkan nilai absorbansi larutan contoh

kedalam persamaan garis dari larutan standar, maka kadar logam berat dalam

contoh dapat diketahui.

pektrumyang dihasilkan ketikasampelterkenaradiasi.

Pembuatan Larutan Standar Logam Pb dan Cu

Logam Pb dan Cu masing-masing ditimbang sebanyak 1 gram, kemudian

dilarutkan dengan aquadest dalam labu takar 1000 ml. Larutan tersebut

mengandung 1000 ppm yang dinamakan larutan induk. Sebanyak 10 ml dari

(14)

mengandung konsetrasi 100 ppm. Dari larutan 100 ppm dipipet sebanyak 10 ml

lalu dimasukkan kedalam labu takar 100 ml kemudian ditambahkan aquadest

sampai garis tanda akhir untuk mendapatkan larutan dengan konsentrasi 10 ppm.

Dibuat larutan dengan konsetrasi 10 ppm sebanyak 5 ulangan untuk

mempermudah pembuatan larutan standar berikutnya.

Untuk mendapat larutan standar dengan konsentrasi 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1

ppm, berturut-turut dipipet sebanyak 2 ml, 4 ml, 6 ml, 8 ml, dan 10 ml dari larutan

10 ppm lalu masing-masing dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml kemudian

ditambahkan akuades sampai garis tanda akhir.

Analisis data

Untuk melihat kondisi pencemaran logam berat pada air di sungai

Belawan maka hasil analisis logam berat dibandingkan dengan baku mutu air

berdasarkan PP. No. 82 tahun 2001 untuk melihat kondisi pencemaran logam

berat Pb dan Cu.

Tabel 2. Kriteria baku mutu kandungan logam Pb dan Cu dalam air.

No. Logam berat Baku mutu

1. Timbal (Pb)

Air (mg/L) PP RI No.82 Tahun 2001 (0,03 mg/L)

2. Tembaga (Cu)

Air (mg/L) PP RI No.82 Tahun 2001 (0,02mg/L)

(15)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Kandungan Logam Berat Pb dan Cu dalam Air

Berdasarkan hasil pengukuran kandungan logam berat Pb dan Cu pada air

tertinggi diperoleh stasiun III yaituJalan Gatot Subroto Km. 9,1 Kampung Lalang

dengan nilai 0,241 mg/l untuk Pb dan 0,025 mg/l untuk Cu. Nilai rata-rata kadar

logam berat Pb dan Cu pada setiap stasiun dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Nilai Rata-rata Kadar Logam Pb dan Cu

(16)

Parameter Fisika Kimia

Kondisi lingkungan perairan hasil pengukuran secara insitu di lapangan

menunjukkan hasil yang berbeda dari satu stasiun ke stasiun lainnya. Suhu air

tertinggi terdapat pada stasiun III, sedangkan DO tertinggi terdapat pada stasiun I.

Untuk lebih jelasnya masing-masing pengukuran pada titik pengambilan sampel

disajikan pada Tabel 3, sedangkan data dasar setiap stasiun dapat dilihat pada

Lampiran 1.

Tabel 3. Analisis Parameter Kualitas Lingkungan Perairan

Interval Parameter Kualitas Perairan

Stasiun Suhu DO pH Kekeruhan

Kandungan Logam Pb dalam Air

Hasil pengukuran yang diperoleh pada stasiun I yaitu titi Kelurahan

Sunggal Lingkungan X menunjukkan tidak ditemukannya logam berat Pb. Hal ini

disebabkan letak stasiun yang merupakan daerah bebas aktivitas pabrik industri

yang menghasilkan limbah logam tersebut tidak ada, sehingga kualitas air nya

masih terjaga.

Untuk hasil pengukuran kandungan logam berat Pb pada stasiun II yaitu

Jl. Abadi Kelurahan Sunggal adalah 0,065 mg/l. Menurut PPRI No.82 Tahun

2001 kandungan logam berat Pb di stasiun ini sudah melewati ambang batas baku

(17)

stasiun II yang berada di tengah pemukiman padat penduduk , lahan pertanian dan

adanya aktivitas buangan limbah olahan PDAM Tirtanadi di daerah

tersebut.Kandungan logam berat Pb yang tinggi pada perairan juga dapat

berakibat buruk pada biota yang ada di dalamnya. Konsentrasi logam berat Pb

yang mencapai 188 mg/l, dapat membunuh ikan (Palar, 1994).

Nilai rata-rata kandungan logam berat Pb terbesar ditemukan pada stasiun

III Jalan Gatot Subroto Km. 9,1 Kampung Lalangdengan nilai 0,241 mg/l.

Menurut PPRI No. 82 Tahun 2001 kandungan logam berat Pb pada stasiun ini

juga sudah melewati ambang batas baku mutu yaitu 0,03 mg/l. Hal ini disebabkan

letak stasiun yang berada di daerah pemukiman padat penduduk, lalu lintas

kendaraan dan terdapat aktivitas pabrik di lokasi tersebut seperti industri baterai

kering.

Menurut PPRI No.82 Tahun 2001 menunjukkan bahwa tingkat kadar

logam berat Pb dari stasiun II sampai III sudah melewati nilai ambang batas baku

mutu yaitu 0,03 mg/l. Dari sini dapat dilihat juga bahwa kadar Pb dari hulu ke

hilir makin lama makin meningkat seiring dengan bertambahnya polutan yang

masuk kedalam air sungai. Tingginya kandungan logam berat ini disebabkan oleh

stasiun tersebut berada di dekat kawasan industri, pemukiman padat penduduk,

pertanian.

Selain melalui faktor tersebut, keberadaan logam berat di perairan

khusunya Sungai Belawan juga dapat melalui udara, terutama unsur Pb yang

digunakan dalam campuran bahan bakar. Meningkatnya laju pembangunan di

segala sektor saat ini telah mengakibatkan meningkatnya pencemaran udara

(18)

penting untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan menekan laju pencemaran

yang terus menerus.

Kandungan Logam Cu dalam air

Hasil pengukuran di stasiun I yaitu titi Kelurahan Sunggal Lingkungan X

menunjukkan hasil yang sama dengan logam berat Pb yaitu tidak ditemukannya

logam berat Cu. Hal ini disebabkan letak stasiun yang merupakan bebas aktivitas

pabrik industri yang menghasilkan limbah logam tersebut tidak ada, sehingga

kualitas air nya masih terjaga.

Hasil pengukuran kandungan logam berat Cu pada stasiun II yaitu 0,022

mg/l dan stasiun III yaitu 0,025 mg/ l. Menurut Palar ( 1994 ), industri tekstil

paling banyak menggunakan logam berat Cu dalam proses pencucian. Selain

berasal dari industri tekstil, pemasukan logam berat Cu juga berasal dari limbah

rumah tangga, pertanian, pelabuhan dan peternakan. Perbedaan nilai kandungan

logam berat Cu ini adalah perbedaan aktivitas dan adanya kegiatan industri yang

ada di Sungai Belawan.

Pada stasiun II merupakan daerah yang dekat dengan pemukiman padat

penduduk , kegiatan pertanian dan dilewati oleh buangan hasil olahan PDAM

Tirtanadi, hal ini membawa pengaruh pada pencemaran logam berat Cu di stasiun

ini. Pemukiman padat penduduk menghasilkan limbah rumah tangga yang mereka

buang langsung ke perairan dan banyak nya industri tekstil dan tidak didukung

dengan IPAL yang memadai membuat pencemaran di perairan ini tinggi. Sama

seperti stasiun II keadaan di Stasiun III juga merupakan daerah yang dekat

(19)

adanyaindustri yang ada di daerah tersebut memberikan kontribusi yang besar

terhadap pencemaran logam berat Cu di perairan.

Parameter fisika dan kimia perairan

Suhu

Suhu air pada setiap stasiun berkisar antara 24 0C – 27,5 0

Suhu air pada saat pengambilan sampel di stasiun I antara 24-26°C.

kisaran suhu ini termasuk rendah (dingin) dikarenakan stasiun I dimana keadaan

nya belum tercemar dan sedikit aktifitas manusia. Selain itu banyaknya vegetasi

tumbuhan di daerah stasiun I menyebabkan sedikitnya intensitas cahaya matahari

yang langsung mengenai badan air.

C. Variasi

tersebut diduga disebabkan karena perbedaan waktu pengambilan maupun

perbedaan kondisi lingkungan di setiap stasiun. Suhu yang relatif rendah

didapatkan pada pengambilan sampel pada pagi hari. Peningkatan suhu air akan

mempengaruhi reaksi kimia dan berhubungan dengan penurunan kualitas air dan

status ekologi air tawar (Whitehead et al., 2009).

Sedangkan suhu air pada stasiun II antara 26-27ºC. Kisaran suhu ini lebih

tinggi daripada suhu pada stasiun I. Hal ini disebabkan oleh adanya pemukiman

padat penduduk , lahan pertanian dan adanya aktivitas buangan limbah olahan

PDAM Tirtanadi di daerah tersebut. Namun pada stasiun II terdapat vegetasi

tumbuhan yang hidup di tepi sungai yang dapat juga mempengaruhi fluktuasi

suhu di badan air tersebut.

Suhu air pada saat pengambilan sampel di stasiun III antara 27-27,5°C. Suhu ini

(20)

letak stasiun yang berada di daerah pemukiman padat penduduk, lalu lintas

kendaraan dan terdapat aktivitas pabrik di lokasi tersebut.

Perbedaan suhu air pada tiap pengukuran disebabkan perbedaan intensitas

cahaya yang mengenai air, maupun akibat penutupan permukaan air pada

masing-masing stasiun. Pada stasiun II sampai III tampak bahwa vegetasi lebih sedikit

dan terdapat aktivitas industri yang terjadi, namun kondisi sebaliknya ditemukan

pada stasiun I.

Suhu pada masing-masing stasiun masih tergolong suhu air normal namun

terlihat adanya peningkatan suhu pada perairan yang berada sekitar buangan

limbah pabrik. Hal ini disebabkan karena kegiatan industri pada pabrik tersebut

dimana prosesnya disertai dengan timbulnya panas reaksi atau panas dari suatu

gerakan mesin. Kisaran suhu yang baik bagi kehidupan organisme perairan adalah

antara 18 - 300C (Effendi, 2003). Berdasarkan hal tersebut, maka suhu perairan

dilokasi penelitian digolongkan masih baik serta dapat mendukung kehidupan

organisme yang hidup di dalamnya.

pH

Pada setiap stasiun pH hampir mendekati netral yaitu berada di kisaran

6,2 – 6,8 masih dalam rentang pHbaku mutu air baik untuk air kelas I maupun kelas II

yang berkisar 6–9. Berdasarkan PP RI No. 82 Tahun 2001 kisaran pH di Sungai

Belumai masih memenuhi baku mutu kualitas air, kisaran pH yang diperbolehkan

untuk kebutuhan baku mutu air minum kelas 1 yaitu 6 - 9. Menurut Yisa dan

Jimoh (2010) bahwa pH perairan adalah indikator penting penentuan kualitas air

dan pencemaran sungai. Jika pH air lebih rendah dari 5 dan lebih tinggi dari 9

(21)

akan terganggu dan tidak layak digunakan untuk keperluan rumah tangga. Nilai

pH ini juga mempengaruhi kadar logam Pb dan Cu di stasiun III, terlihat

hubungan berbanding terbalik antara pH dan kandungan logam berat di perairan.

Peningkatan toksisitas logam akan meningkat bila terjadi penurunan pH , hal ini

sesuai dengan Palar (2004), tokisisitas logam berat juga dipengaruhi oleh

perubahan pH, toksisitas dari logam akan meningkat bila terjadi penurunan pH.

Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen)

Hasil pengukuran konsentrasi oksigen terlarut berkisar 5,7-7,9 mg/l.

Oksigen terlarut (DO) merupakan faktor pembatas bagi lingkungan perairan,

dimana sebagian besar organisme perairan tidak dapat memanfaatkan oksigen

bebas secara langsung. Nilai DO di stasiun I dan II lebih tinggi kemungkinan

disebabkan waktu pengambilan sampel dan arus, stasiun ini memiliki arus deras

yang dapat membantu proses difusi oksigen dari armosfer ke dalam air dan

sampling dilakukan pada pagi dan siang hari dimana pada waktu tersebut proses

fotosintesis meningkat sehingga jumlah oksigen meningkat. Menurut PPRI No.82

Tahun 2001 baku mutu DO > 6 sehingga kualitas air pada stasiun I dan II

berdasarkan parameter DO termasuk air Kelas I dan II.

Rendahnya nilai DO Stasiun III kemungkinan disebabkan oleh tingginya

bahan organik yang masuk ke perairan sehingga sebagian besar oksigen

dikonsumsi oleh mikroorganisme dalam proses metabolisme bahan organik.

Pradhan et al. (2005) menyatakan tingginya nilai DO di Sungai Bagmati Nepal

disebabkan oleh kecepatan arus sehingga proses aerasi meningkat, dan penurunan

oksigen disebabkan oleh masukan beban pencemar di sekitar sungai. Nilai pada

(22)

nya aktivitas industri di kawasan ini membuat suhu air nya lebih tinggi sehingga

nilai DO nya semakin turun. Serta dipengaruhi oleh letak stasiun III yang berada

di daerah yang mana limbah-limbah dari badan air akan terakumulasi di perairan

tersebut. Suhu yang tinggi di stasiun tersebut juga mempengaruhi kadar DO. Nilai

DO yang rendah ini juga berpengaruh terhadap toksisitas logam Pb dan Cu. Di

stasiun ini nilai Pb adalah 0,241 mg/l dan Cu 0,025 mg/l dengan nilai DO 5,7-6,2.

Nilai yang relatif rendah ini dapat mempengaruhi toksisitas logam berat terhadap

ikan yang bermula dari terganggunya proses metabolisme dan respirasi ikan

tersebut (Shindu, 2005).

Kekeruhan

Nilai kekeruhan terendah terdapat pada stasiun I yaitu antara 1,9-2,2 NTU,

sedangkan nilai kekeruhan tertinggi terdapat pada stasiun III yaitu antara

8,28-8,37 NTU. Nilai kekeruhan pada stasiun II antara 5,12-5,25 NTU. Hasil ini

menunjukkan bahwa badan air di stasiun III merupakan air yang paling keruh.

Nilai kekeruhan perairan merupakan gambaran dari banyaknya

bahan-bahan yang tersuspensi di perairan diantaranya, liat, debu, plankton dan organisme

renik. Kekeruhan dapat menyebabkan terhambatnya penetrasi cahaya matahari

yang masuk keperairan. Tingkat kekeruhan yang tinggi dapat mempengaruhi

kehidupan organisme akuatik misalnya gangguan penglihatan, pernapasan dan

penyaringan makanan. Nilai kekeruhan semakin meningkat semakin ke arah hilir.

Peningkatan kekeruhan tersebut disebabkan oleh masukan dari arah hulu serta

masukan dari limpasan air dari daratan yang dibawa oleh air hujan. Kondisi yang

sama juga ditemukan di Sungai Belawan yang telah mengalami penurunan

(23)

kekeruhan. Kekeruhan sungai Sungai Belawan Medan mengalami peningkatan ke

arah hilir, dimana semakin ke arah hilir beban masukan semakin tinggi sehingga

tingkat kekeruhan juga semakin meningkat (Manan, 2010).

Upaya Penanggulangan Pencemaran

Penanganan pencemaran dan kerusakan lingkungan DAS Belawan selama

ini bersifat parsial. Upaya yang dilakukan tidak sebanding dengan cepatnya

pembangunan di sektor industri di perkotaan wilayah Medan dan Belawan

Serdang, yang berlangsung tidak memperhitungkan daya dukung lingkungan,

sehingga banyak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Ancaman pencemaran tersebut terutama dirasakan bagi pemerintah Kota

Medan berupa ancaman pencemaran air, ancaman ketersediaan air bersih untuk

minum, banjir di musin hujan, sedimentasi, penyempitan dan pendangkalan

sungai. Berbagai problem kehidupan masyarakat telah memperkuat terjadinya

degradasi lingkungan di daerah hulu hingga hilir yaitu akibat adanya penebangan

hutan, pengambilan humus, erosi dari cultivation, aktivitas galian pasir,

pembuangan sampah hingga buangan limbah - limbah indusri, rumah tangga dan

lain - lain yang hal ini membuat polusi Sungai Belawan.

Kegiatan masyarakat cukup komplit berada pada daerah pengaliran sungai

mulai dari kegiatan pertanian, perkebunan, kegiatan hotel, restoran dan rumah

makan, industri rumah sakit, cucian kenderaan bermotor, penangkapan ikan.

Semua limbah air domestik maupun limbah industri usaha pada daerah tangkapan

air Sungai Belawan mengalir kedalam sungai tanpa melalui pengolahan.

Melihat aktifitas masyarakat memanfaatkan Sungai Belawan maka harus

(24)

perlindungan agar Sungai Belawan dapat dikembangkan dengan fungsi

peruntukannya paling sedikit dipertahankan pada kondisi sekarang.

Pemantauan yang lebih teratur oleh instansi terkait maupun masyarakat

sekitar tentang status kualitas Sungai Belawan juga sangat diperlukan dengan

tujuan mendapat hasil yang terbaru tentang kualitas air Sungai Belawan. Hal

tersebut diharapkan selain menjaga kelestarian Sungai Belawan juga menciptakan

(25)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Kandungan tertinggi logam berat Pb adalah 0,241 mg/l dan logam

berat Cu adalah 0,025 mg/l terdapat pada stasiun III yaitu jembatan

Jalan Gatot Subroto Km. 9,1 Kampung Lalang. Kandungan tersebut

sudah melampaui nilai baku mutu.

2. Tingkat kandungan logam Pb dan Cu di aliran Sungai Belawan

berpengaruh terhadap penurunan kualitas perairan Sungai Belawan.

Saran

1. Perlu dilaksanakan pemantauan kualitas air Sungai Belawan secara

berkala agar didapatkan data-data yang dapat dipakai sebagai dasar

penegakan hukum terhadap pelaku pencemaran oleh pihak terkait.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan guna mendapatkan perbandingan

hasil tingkat kandungan logam berat khususnya di stasiun setelah

(26)

TINJAUAN PUSTAKA

Sungai

Sungai merupakan sumber air sangat penting untuk memenuhi kebutuhan

manusia. Sungai berfungsi sebagai transportasi sedimen dari darat ke laut, untuk

pengumpul hujan dan juga berbagai kehidupan manusia. Umumnya sungai

digunakan untuk pembangkit listrik, pelayaran, perikanan, industri, dan irigasi

atau persawahan (Loebis dkk, 1993).

Sungai sebagai salah satu perairan lotik mempunyai zonasi longitudinal

dimana pada aliran air dapat dijumpai tingkat yang lebih tinggi dari hulu ke hilir

(Odum, 1994). Perubahan lebih terlihat pada bagian atas atau hulu dari aliran air

karena kemiringan, volume aliran dan komponen kimia berubah dengan cepat.

Komunitas biologi di sepanjang aliran sungai dapat dipengaruhi oleh keadaan

aliran, komposisi substrat dan kecepatan arus (Whitten dkk, 1987).

Gambaran Umum Sungai Belawan

Sungai Belawan adalah bagian dari satuan wilayah sungai (SWS)

Belawan/Belumai Ular, merupakan salah satu induk sungai yang terdapat di

Propinsi Sumatera Utara.Sungai Belawan memiliki anak sungai sebanyak 3 (tiga)

buah yaitu Sungai Paluh Manan, Sungai Baharu dan Sungai Badak, di sebelah

Utara berbatasan dengan Selat Malaka, bagian Timurberbatasan dengan

Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan, pada bagian Selatan berbatasan dengan

Kabupaten Karo (Hulu DAS) dan pada bagian Barat berbatasan dengan Kota

Binjai dan Kabupaten Deli Serdang.

(27)

sebagai tempat pembuangan air limbah dari berbagai aktivitas manusia tersebut

berdampak terhadap lingkungan yang akhirnya berakibat buruk bagi kehidupan

organisme air (Michael, 1994).

Pencemaran Sungai

Air sering tercemar oleh komponenkomponenanorganik antara lain

berbagailogam berat yang berbahaya. Beberapa logamberat tersebut banyak

digunakan dalamberbagai keperluan sehari-hari dan secaralangsung maupun tidak

langsung dapatmencemari lingkungan dan apabila sudahmelebihi batas yang

ditentukan berbahaya bagikehidupan.

Sumber pencemar air sungai Belawan didominasi oleh sumber pencemar

domestik (Rumah Tangga) dan industri/usaha kegiatan. Pencemaran domestik

bersumber dari pembuangan limbah baik padat maupun cair dari aktifitas

penduduk yang bermukim di sepanjang daerah pengaliran sungai limbah domestik

(padat) dan limbah industri disamping dibuang langsung ke Sungai Belawan juga

dibawa melalui anak-anak sungai.

Limbah air masuk ke Sungai Belawan yang bersumber dari

kegiatan-kegiatan yang berada di DAS Sei Belawan. Sudah dapat diperkirakan bahwa

seluruh limbah air dari rumah tangga, hotel, kegiatan pencucian, industri, rumah

sakit dan lain-lain mengalirkan limbah kedalam sungai baik secara langsung

maupun tidak langsung. Kegiatan-kegiatan yang tidak berlokasi dipinggir sungai

membuang limbah keparit-parit kecil dipinggir jalan, lalu dari parit ini dibuang

kesaluran yang lebih besar kemudian kekali kecil selanjutnya diteruskan ke

(28)

Jumlah industri dan kegiatan lainnya ada sebanyak 21 unit yang berada di

sepanjang Sungai Belawan. Industri ini sebagian besar memiliki limbah air

diantaranya ada langsung dibuang kesungai, ada yang diolah dengan cara

sederhana dan ada pula yang diolah dengan cara pengolahan yang memenuhi

syarat.

Pada limbah industri seringkali terdapat bahan pencemar yang sangat

membahayakan seperti logam berat (Palar, 2004). Air limbah industri umumnya

mengandung unsur logam berat seperti Hg, Cd, Pb, Zn, dan Ni (Sanusi, 1985).

Logam berat yang masuk ke dalam perairan akan mencemari perairan. Selain

mencemari perairan, logam berat juga akan mengendap pada sedimen yang

mempunyai waktu tinggal (residence time) sampai ribuan tahun dan terakumulasi

dalam tubuh mahluk hidup melalui beberapa jalan yaitu; melalui saluran

pernafasan, makanan, dan melalui kulit (Darmono, 2001).

Logam Berat

Adanya logam berat di perairan berbahaya baik secara langsung terhadap

kehidupan organisme, maupun efeknya secara tidak langsung terhadap kesehatan

manusia. Hal ini berkaitan dengan sifat-sifat logam berat yaitu sulit terurai, sehingga

mudah terakumulasi dalam lingkungan perairan dan keberadaannya secara alami sulit

terurai.

Logam berat ialah unsur logam dengan berat molekul tinggi. Dalam kadar

rendah logam berat pada umumnya sudah beracun bagi tumbuhan dan hewan,

termasuk manusia. Termasuk logam berat yang sering mencemari habitat ialah

Hg, Cr, Cd, As, dan Pb (Am.geol. Inst., 1976).

(29)

Beberapa logamberat banyak digunakan dalam berbagaikehidupan sehari-hari,

seperti timbal banyak digunakan pada cat dan baterai. Secara langsungmaupun

tidak langsung toksisitas dari polutanyang kemudian menjadi pemicuterjadinya

pencemaran pada lingkungansekitarnya. Apabila kadar logam berat sudahmelebihi

ambang batas yang ditentukan dapatmembahayakan bagi kehidupan

(Koestoer,1995).

Logam berat merupakan komponen alami tanah. Elemen ini tidak dapat

didegradasi maupun dihancurkan. Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh

manusia melalui makanan, air minum, atau udara. Logam berat seperti tembaga,

selenium, atau seng dibutuhkan tubuh manusia untuk membantu kinerja

metabolisme tubuh. Akan tetapi, dapat berpotensi menjadi racun jika konsentrasi

dalam tubuh berlebih (Anonimous, 2008).

Menurut Darmono (1995), faktor yang menyebabkan logam berat

termasuk dalam kelompok zat pencemar adalah karena adanya sifat-sifat logam

berat yang tidak dapat terurai (non degradable) dan mudah diabsorbsi.

Organisme pertama yang terpengaruh akibat penambahan polutan logam

berat ke tanah atau habitat lainnya adalah organisme dan tanaman yang tumbuh

ditanah atau habitat tersebut. Dalam ekosistem alam terdapat interaksi antar

organisme baik interaksi positif maupun negatif yang menggambarkan bentuk

transfer energi antar populasi dalam komunitas tersebut. Dengan demikian

pengaruh logam berat tersebut pada akhirnya akan sampai pada hirarki rantai

makanan tertinggi yaitu manusia (Saeni, 1997).

Pemasok logam berat dalam tanah pertanian antara lain bahan agrokimia

(30)

organik, buangan limbah rumah tangga, industri, dan pertambangan (Alloway,

1990).

Timbal (Pb)

Penyebaran logam timbal di bumi sangat sedikit. Jumlah timbal yang

terdapat diseluruh lapisan bumi hanyalah 0,0002 % dari jumlah seluruh kerak

bumi. Jumlah ini sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah kandungan

logam berat lainnya yang ada di bumi (Palar, 2008). Selain dalam bentuk logam

murni, timbal dapat ditemukan dalam bentuk senyawa anorganik dan organik.

Semua bentuk timbal (Pb) tersebut berpengaruh sama terhadap toksisitas pada

manusia (Darmono, 2001).

Logam Pb, Hg dan Cd yang terlarut di dalam air sangat berbahaya bagi

kehidupan organisme didalamnya. Hal ini disebabkan karena logam berat bersifat

bioakumulatif yaitu logam berat terkumpul dan meningkat kadarnya dalam

jaringan tubuh organisme hidup walaupun kadar logam berat perairan rendah

tetapi dapat diabsorbsi oleh tubuh organisme perairan (Loedin,1985).

Timbal adalah logam lunak kebiruan atau kelabu keperakan yang lazim

terdapat dalam kandungan endapan sulfit yang tercampur mineral-mineral lain

terutama seng dan tembaga. Penggunaan Pb terbesar adalah dalam industri baterai

kendaraan bermotor seperti timbal metalik dan komponen-komponennya. Timbal

digunakan pada bensin untuk kendaraan, cat dan pestisida. Pencemaran Pb dapat

terjadi di udara, air, maupun tanah. Pencemaran Pb merupakan masalah utama,

tanah dan debu sekitar jalan raya pada umumnya telah tercemar bensin bertimbal

selama bertahun-tahun (Sunu, 2001).

(31)

Tembaga (Cu) adalah logam dengannomor atom 29, massa atom 63,546,

titik lebur1083 °C, titik didih 2310 °C, jari-jari atom1,173 A° dan jari-jari ion

Cu2+ 0,96 A°.Tembaga adalah logam transisi (golongan I B)yang berwarna

kemerahan, mudah regang danmudah ditempa. Tembaga bersifat racun

bagimakhluk hidup.

Tersebarnya logam Cu di atas ambangbatas yang diizinkan akan

menimbulkankeracunan pada manusia dan dapatmenyebabkan kematian. Oleh

karena itu,diperlukan usaha-usaha yang serius untukmenanggulangi masalah

pencemaran agarkonsentrasi Cu dalam air limbah dalam batasaman. Usaha-usaha

pengendalian danpengolahan limbah logam belakangan inisemakin berkembang,

yang mengarah padaupaya-upaya pencarian metode-metode baruyang murah,

efektif, dan efisien.

Keberadaan unsur Cu dapat masuk ke badan perairan melalui peristiwa

pengikisan/erosi dari batuan mineral dan dari debu atau partikulat Cu yang ada

dalam lapisan udara yang dibawa turun oleh air hujan. Secara alamiah unsur Cu

masuk ke perairan sebagai akibat dari berbagai peristiwa alam yang unsur ini

dapat bersumber dari peristiwa pengikisan dari batuan mineral. Secara non

alamiah unsur Cu masuk ke dalam badan sungai akibar dari aktivitas manusia

seperti buangan industri, pariwisata dan buangan rumah tangga, erosi batuan

mineral dan pensenyawaan Cu di atmosfer yang dibawa turun oleh air hujan dan

buangan rumah tangga.

Parameter fisika dan kimia perairan

(32)

Suhu memegang peranan penting dalam berbagai aktivitas kimia dan fisika

perairan. Aktivitas kimia dan fisika seringkali mengalami peningkatan dengan

naiknya suhu. Mahida (1986) menyatakan bahwa tingkat oksidasi senyawa

organik jauh lebih besar pada suhu tinggi dibanding pada suhu rendah.

Suhu air di sungai lebih bervariasi dibanding perairan pantai di sekitarnya.

Hal ini dipengaruhi oleh luas permukaan dan volume airnya. Pada sungai yang

memiliki volume air yang besar dapat ditemukan suhu vertikal. Kisaran suhu

terbesar terdapat pada permukaan perairan dan akan semakin kecil mengikuti

kedalaman.

Keadaan suhu alami memberikan kesempatan bagi ekosistem untuk

berfungsi secara optimum. Banyak kegiatan hewan air dikontrol oleh suhu,

misalnya: migrasi, pemangsaan, kecepatan berenang, perkembangan embrio dan

kecepatan proses metabolisme. Oleh sebab itu, perubahan suhu yang besar pada

ekosistem perairan dianggap merugikan (Clark, 1974).

pH

Kondisi perairan yang sangat asam ataupun sangat basa akan

membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan

gangguan metabolisme dan respirasi. pH sangat rendah akan menyebabkan

mobilitas berbagai senyawa logam berat yang bersifat toksik semakin tinggi yang

tentunya akan mengancam kelangsungan hidup organisme akuatik, dan pH yang

tinggi akan menyebabkan keseimbangan antara amonium dan amoniak dalam air

akan terganggu, dimana kenaikan pH di atas netral akan mengingkatkan

konsentrasi amoniak yang juga bersifat sangat toksik bagi organisme termasuk

(33)

Dissolved oxygen (DO)

Dissolved Oxygen (DO) merupakan banyaknya oksigen terlarut dalam

suatu perairan. Oksigen terlarut merupakan suatu faktor yang sangat penting di

dalam ekosistem perairan, terutama sekali dibutuhkan untuk proses respirasi bagi

sebagian besar organisme air. Kelarutan oksigen di dalam air terutama sangat

dipengaruhi oleh faktor temperatur, dimana kelarutan maksimum terdapat pada

temperatur 0oC, yaitu sebesar 14,16 mg/l O2

Kekeruhan

. Sumber utama oksigen terlarut

dalam air berasal dari adanya kontak antara permukaan air dengan udara dan juga

dari proses fotosintesis. Air kehilangan oksigen melalui pelepasan dari permukaan

ke atmosfer dan melalui aktivitas respirasi dari organisme akuatik (Barus, 2004).

Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan

organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh

buangan industri yang sangat menggangu proses pengolahan air. Oleh karena itu

pengendalian kekeruhan air akan sangat dibutuhkan dalam proses pengolahan air

agar air tersebut layak digunakan untuk proses selanjutnya. Definisi yang sangat

mudah adalah kekeruhan merupakan banyaknya zat yang tersuspensi pada suatu

perairan. Hal ini menyebabkan hamburan dan absorbsi cahaya yang datang

(34)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) memacu

terjadinya pencemaran lingkungan baik pencemaran air, tanah dan udara.

Pencemaran air yang diakibatkan oleh dampak perkembangan industri harus dapat

dikendalikan, karena bila tidak dilakukan sejak dini akan menimbulkan

permasalahan yang serius bagi kelangsungan hidup manusia maupun alam

sekitarnya. Salah satu hal yang perlu dilakukan dalam pengendalian dan

pemantauan dampak lingkungan adalah melakukan analisis unsur-unsur pada air

sungai, seperti Pb, Cu, dan Cd. Pencemaran logam-logam tersebut dapat

mempengaruhi dan menyebabkan penyakit pada konsumen, karena di dalam

tubuh unsur yang berlebihan akan mengalami detoksifikasi sehingga

membahayakan manusia.

Logam berat umumnya bersifat racunterhadap makhluk hidup, walaupun

beberapadiantaranya diperlukan dalam jumlah kecil.Melalui berbagai perantara,

seperti udara,makanan, maupun air yang terkontaminasi olehlogam berat, logam

tersebut dapat terdistribusike bagian tubuh manusia dan sebagian

akanterakumulasikan. Jika keadaan ini berlangsungterus menerus, dalam jangka

waktu lama dapatmencapai jumlah yang membahayakankesehatan manusia.

Air sering tercemar oleh komponen-komponenanorganik antara lain

berbagailogam berat yang berbahaya. Beberapa logamberat tersebut banyak

digunakan dalamberbagai keperluan sehari-hari dan secaralangsung maupun tidak

(35)

sering mencemari lingkungan antara lain Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Arsenik

(As), Kadmium (Cd), Khromium (Cr), dan Nikel (Ni).

Sungai memiliki peranan penting dalam kehidupan setiap makhluk hidup.

Dengan perannya, air akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh

kondisi/komponen lainnya. Fungsi sungai bagi sektor pertanian adalah sebagai

sarana irigasi bagi lahan pertanian seperti sawah, kebun dan sektor pertanian

lainnya. Sungai mempunyai kapasitas tertentu dan ini dapat berubah karena

aktivitas alami maupun antropogenik sehingga dibutuhkan pelestarian agar sungai

dapat berjalan sesuai dengan fungsinya.

Sungai di Sumatera Utara dan khususnya Sungai Belawan

pemanfaatannya untuk irigasi, untuk air minum, untuk industri. Namun belum ada

kejelasan pengelolaan baik dari pemanfaatan dan pengelolaan maupun dari sudut

pemeliharaan. Karena itu perlu dilakukan penanganan sungai baik sebagai sumber

air, sebagai sumber air minum, irigasi dan serta keperluan industri.

Sungai Belawan melintasi Kabupaten Deli Serdang sebagai daerah

hulunya dan bagian hilirnya melintasi kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang

untuk selanjutnya bermuara ke pantai Timur/Selat Malaka. Peningkatan jumlah

dan kesejahteraan penduduk serta peningkatan pembangunan ekonomi

menyebabkan meningkatnya tekanan terhadap lahan. Kebutuhan lahan untuk

pemukiman, industri dan pariwisata misalnya, pada akhirnya akan merubah fungsi

daerah tangkapan air sehingga karena air tidak sempat meresap ke dalam tanah,

debit air sungai akan sangat berkurang pada musim kemarau dan menjadi banjir

(36)

Pada bagian hulu sungai ini mengalir melalui daerah hutan, pertanian dan

perkebunan serta beberapa pemukiman. Sejak dari hulu pada segmen pemukiman

air sungai dipergunakan untuk mandi maupun kebutuhan persawahan.

Sedangkan dari segi aspek pemanfaatannya air sungai Belawan digunakan

oleh penduduk sebagai air cuci dan mandi. Disamping itu dimanfaatkan oleh

berbagai kegiatan industri pertanian, peternakan baik sebagai sumber air proses

produksi maupun sebagai badan air penerima buangan limbah dan yang paling

penting adalah bahwa air sungai Belawan digunakan sebagai bahan baku PDAM

Tirtanadi Sunggal. Mulai dari Titi Kampung Lalang sungai ini dipergunakan

sebagai sumber air industri dan juga dimanfaatkan penduduk sebagai air mandi

dan cuci. Disamping air cuci dan mandi limbah industri dibuang juga ke dalam

sungai.

Limbah domestik/ sampah dibuang oleh penduduk yang bermukim

disepanjang Sungai Belawan dan anak-anaksungainya oleh penduduk yang

bermukim di pinggir sungai seperti Desa Kutalimbaru, Lau Bicik, Sukadame,

Tanjung Selamat dan lain-lain.Sejumlah penduduk mendiami pinggir sungai

maupunanak-anak sungai. Diperkirakan pendudukdan kegiatannya mempengaruhi

keberadaan sungai.

Berdasarkan dengan hal pencemaran air dan kualitas air, maka menteri

lingkungan hidup telah menetapkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Nomor 03 Tahun 2010 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kawasan Industri

dan Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air

(37)

Oleh karena itu maka perlu dilakukan penelitian mengenai kandungan

logam berat Timbal (Pb) dan Tembaga (Cu)di sungai untuk mengetahui tingkat

pencemaran air dan kualitas airpada Sungai Belawan Kecamatan Medan Sunggal,

Kota Medan.

Perumusan Masalah

Sungai Belawan merupakan salah satu sungai yang secara keseluruhan

mempunyai panjang ±74 km, yang mengalir dari hulu (Kutalimbaru) sampai hilir

(Selat Malaka). Disepanjang aliran Sungai Belawan Kecamatan Medan Sunggal

terdapat berbagai macam aktivitas manusia, seperti pemukiman penduduk,

pertanian, rekreasi, lalu lintas, PDAM Tirtanadi dan kegiatan industri. Dengan

adanya berbagai aktivitas tersebut dapat menimbulkan dampak negatif terhadap

kualitas perairan, diantaranya perubahan faktor fisik maupun kimia perairan.

Kualitas air sungai ditentukan berdasarkan keadaan air dalam kondisi

normal, dan bila terjadi penyimpangan dari keadaan normal disebut sebagai air

yang mengalami pencemaran, atau disebut air terpolusi. Analisis penentuan

kualitas air sangat penting bagi pengguna air sebagai informasi tentang

keberadaan senyawa kimia yang terkandung di dalam air (Situmorang, 2007).

Melihat aktifitas masyarakat memanfaatkan Sungai Belawan maka harus

ada upaya-upaya pengelolaan berupa pemanfaatan, pengembangan dan

perlindungan agar Sungai Belawan dapat dikembangkan dengan fungsi

peruntukannya paling sedikit dipertahankan pada kondisi sekarang.Berdasarkan

hal tersebut maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah : Berapa

kandungan logam Pb dan Cu serta apa pengaruhnya terhadap kualitas air Sungai

(38)

Kerangka Pemikiran

Sungai mempunyai fungsi yang sangat penting dalam memenuhi

kebutuhan masyarakat, yaitu sebagai sarana transportasi, mandi, mencuci, dan

sebagainya. Tetapi sungai dapat menjadi malapetaka apabila tidak dijaga, baik

dari segi manfaatnya maupun pengamanannya, misalnya dengan tercemarnya air

oleh zat-zat kimia akan mempengaruhi kehidupan yang ada disekitarnya dan

merusak lingkungan (Subagyo, 1992). Berdasarkan permasalahan di atas kerangka

pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian Analisis Kandungan Logam berat Timbal (Pb)

dan Tembaga (Cu) di aliran air Sungai Masuk ke aliran air

(39)

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat kandungan

logam berat Timbal (Pb) dan Tembaga (Cu) pada Sungai Belawan di Kecamatan

Medan Sunggal serta menentukan kualitas air Sungai Belawan berdasarkan baku

mutu air.

Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaatdalam memberikan

informasi kepada individu maupun kelompok atau instansi terkait tingkat

pencemaran dan kualitas air Sungai Belawan ditinjau dari parameter kandungan

logam berat Timbal(Pb)dan Tembaga (Cu) serta diharapkan dapat menambah

pengetahuan tentang pentingnya tingkat kualitas air terhadap tingkat kesehatan

masyarakat.

Hipotesis

Pembuangan limbah yang mengandung logam berat (Pb dan Cu) yang

berasal dari industri, pemukiman penduduk dan pertanian akan menurunkan

(40)

ABSTRAK

RAHMAD RITONGA. Tingkat Kandungan Logam Berat (Pb) dan Tembaga (Cu) pada Sungai Belawan di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan.Dibimbing oleh YUNASFI dan MARAGUNUNG DALIMUNTHE.

Air sering tercemar oleh komponen-komponenanorganik antara lain berbagailogam berat yang berbahaya. Beberapa logamberat tersebut banyak digunakan dalamberbagai keperluan sehari-hari dan secaralangsung maupun tidak langsung dapatmencemari lingkungan dan apabila sudahmelebihi batas yang ditentukan berbahaya bagikehidupan.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan logam berat Pb dan Cu pada aliran Sungai Belawan bagiantengah serta menentukan kualitas air Sungai Belawan berdasarkan baku mutu air.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2014 di Sungai Belawan Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan.Jumlah stasiun yang diamati adalah 3 stasiun.Parameter yang diamati adalah parameter fisika-kimia perairan, konsentrasi logam berat timbal dan tembaga pada kolom air menggunakan Atomic Abrsorption Spectrophotometry (AAS).Konsentrasi logam berat Pb pada air antara 0-0,241 mg/l, dan konsentrasi logam berat Cu antara 0-0,025 mg/l. Hal ini menunjukkan kandungan logam berat Pb dan Cu di aliran Sungai Belawan bagian tengah sudah melampaui baku mutu.

(41)

ABSTRACT

RAHMADRITONGA. Level ofHeavyMetalContent(Pb) andCopper(Cu) inthe

RiverDistrict of MedanBelawaninMedanSunggal. Supervised

byYUNASFIandMARAGUNUNGDALIMUNTHE.

Wateris oftencontaminatedbyinorganiccomponentssuch asvarious heavy metalsthat are harmful. Someheavymetalsarewidely usedin a variety ofdaily needsanddirectlyor indirectly,canpollute the environmentandwhen itexceeds theprescribed limitharmful tolife. This study aimstoanalyzethe content ofheavy metalsPbandCuinBelawanRiver basinandthe central partof BelawanRiverwater qualitybased onwater quality standards.

This research was conductedinMarch-April 2014 inthe RiverDistrict of MedanBelawanMedanSunggal. The number ofstationsobserved were3 stations. Parametersmeasured werephysical-chemicalparameters ofthe waters, the

concentration ofheavy metalslead and copperin thewatercolumnusingAbrsorptionAtomicSpectrophotometry(AAS).Pbconcentratio

n ofheavy metalsinwaterbetween0 to 0.241mg/l, andthe concentration ofheavy metalsCubetween0 to 0.025mg/l. This shows theheavymetal contentof PbandCuinthe central partof BelawanRiver flowhas exceededthe standard.

(42)

TINGKAT KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN

TEMBAGA (Cu) DI SUNGAI BELAWAN KECAMATAN

MEDAN SUNGGAL KOTA MEDAN

RAHMAD RITONGA 090302019

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

(43)

TINGKAT KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN

TEMBAGA (Cu) DI SUNGAI BELAWAN KECAMATAN

MEDAN SUNGGAL KOTA MEDAN

SKRIPSI

RAHMAD RITONGA 090302019

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

(44)

TINGKAT KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN

TEMBAGA (Cu) DI SUNGAI BELAWAN KECAMATAN

MEDAN SUNGGAL KOTA MEDAN

SKRIPSI

RAHMAD RITONGA 090302019

Skripsi Sebagai Satu diantara Beberapa Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan FakultasPertanianUniversitas SumateraUtara

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

(45)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Tingkat Kandungan Logam Berat (Pb) dan Tembaga (Cu) pada Sungai Belawan di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan.

Nama : Rahmad Ritonga

NIM : 090302019

Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Yunasfi, M.Si Ir. Maragunung Dalimunthe, MAP

Ketua Anggota

Mengetahui

Dr. Ir. Yunasfi, M.Si

(46)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

Tingkat Kandungan Logam Berat (Pb) dan Tembaga (Cu) pada Sungai Belawan di

Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan.

adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalambentuk

apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir skripsi ini.

Medan, Juni 2014

(47)

ABSTRAK

RAHMAD RITONGA. Tingkat Kandungan Logam Berat (Pb) dan Tembaga (Cu) pada Sungai Belawan di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan.Dibimbing oleh YUNASFI dan MARAGUNUNG DALIMUNTHE.

Air sering tercemar oleh komponen-komponenanorganik antara lain berbagailogam berat yang berbahaya. Beberapa logamberat tersebut banyak digunakan dalamberbagai keperluan sehari-hari dan secaralangsung maupun tidak langsung dapatmencemari lingkungan dan apabila sudahmelebihi batas yang ditentukan berbahaya bagikehidupan.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan logam berat Pb dan Cu pada aliran Sungai Belawan bagiantengah serta menentukan kualitas air Sungai Belawan berdasarkan baku mutu air.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2014 di Sungai Belawan Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan.Jumlah stasiun yang diamati adalah 3 stasiun.Parameter yang diamati adalah parameter fisika-kimia perairan, konsentrasi logam berat timbal dan tembaga pada kolom air menggunakan Atomic Abrsorption Spectrophotometry (AAS).Konsentrasi logam berat Pb pada air antara 0-0,241 mg/l, dan konsentrasi logam berat Cu antara 0-0,025 mg/l. Hal ini menunjukkan kandungan logam berat Pb dan Cu di aliran Sungai Belawan bagian tengah sudah melampaui baku mutu.

(48)

ABSTRACT

RAHMADRITONGA. Level ofHeavyMetalContent(Pb) andCopper(Cu) inthe

RiverDistrict of MedanBelawaninMedanSunggal. Supervised

byYUNASFIandMARAGUNUNGDALIMUNTHE.

Wateris oftencontaminatedbyinorganiccomponentssuch asvarious heavy metalsthat are harmful. Someheavymetalsarewidely usedin a variety ofdaily needsanddirectlyor indirectly,canpollute the environmentandwhen itexceeds theprescribed limitharmful tolife. This study aimstoanalyzethe content ofheavy metalsPbandCuinBelawanRiver basinandthe central partof BelawanRiverwater qualitybased onwater quality standards.

This research was conductedinMarch-April 2014 inthe RiverDistrict of MedanBelawanMedanSunggal. The number ofstationsobserved were3 stations. Parametersmeasured werephysical-chemicalparameters ofthe waters, the

concentration ofheavy metalslead and copperin thewatercolumnusingAbrsorptionAtomicSpectrophotometry(AAS).Pbconcentratio

n ofheavy metalsinwaterbetween0 to 0.241mg/l, andthe concentration ofheavy metalsCubetween0 to 0.025mg/l. This shows theheavymetal contentof PbandCuinthe central partof BelawanRiver flowhas exceededthe standard.

(49)

RIWAYAT HIDUP

RAHMAD RITONGA,dilahirkan di Medan pada

tanggal 17Juli 1991. Penulis merupakan putra dari

pasangan Drs. M. Nasir Ritonga dan Roina Tambunan,

SE dan anak pertama dari empat bersaudara. Penulis

menyelesaikan pendidikan formal Pada tahun 2003 lulus

SD Dharma Wanita Medan, tahun 2006 lulus SMP

Negeri 1 Medan, kemudian penulis melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya

yaitu SMA Dharma Pancasila Medandan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009,

penulis diterima di Universitas Sumatera Utara melalui jalur ujian tertulis Seleksi

Penerimaan Mahasiswa Program Studi Baru, terdaftar sebagai mahasiswa pada

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian. Penulis

melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di kantor Pelabuhan Perikanan

Samudera Belawanpada tahun 2013. Untuk menyelesaikan studi di Fakultas,

penulis melaksanakan penelitian dengan judul “Tingkat Kandungan Logam Berat

(Pb) dan Tembaga (Cu) pada Sungai Belawan di Kecamatan Medan Sunggal

(50)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul

skripsi ini adalah “Tingkat Kandungan Logam Berat (Pb) dan Tembaga (Cu)

pada Sungai Belawan di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan”

merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi di Program Studi

Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera

Utara, Medan.

Penulis menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih kepada Ayah

tersayang Drs. M. Nasir Ritonga dan Ibu Roina Tambunan, SEyang telah

memberikan dukungan moril, materi, kasih sayang dan doa restu kepada penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepadaBapak Dr. Ir. Yunasfi, M.Si

selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak Ir. Maragunung Dalimunte, MAP

selaku anggota komisi pembimbing dan Dr. Ir. Yunasfi, M.Si selaku Ketua

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara dan seluruh staf pengajar dan pegawai yang telah memberikan

bimbingan, saran dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada

Septia Adrina Dalimunthe, Amf, Meirani Ritonga, Meirina Ritonga, Indri Junita

Ritonga, Aufa Ryanda, S.Pi, Irfan Al Husainy, Paulus Surbakti S.Pi, Tagianto

Ginting, Syahru Ramadhan dan teman-teman lainnya yang tidak pernah lelah

(51)

Penulis telah berupaya untuk dalam menyelesaikanskripsi ini. Oleh karena

itu, penulis mengharapkan agar skripsi ini dapat bermanfaat dalam pengembangan

ilmu pengetahuan khususnya bidang manajemen sumberdaya perairan. Akhir kata

penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2014

(52)
(53)

Pengambilan Sampel ... 18

Parameter Fisika Kimia Perairan ... 18

Penanganan Sampel ... 19

Preparasi Sampel Air... 19

Pembuatan Larutan Standar Logam Pb dan Cu ... 19

Analisis Data ... 20

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil. ... . 22

Kandungan Logam Berat Pb dan Cu dalam Air…………. 21

Parameter Fisika Kimia……….22

Pembahasan ... .22

Kandungan Logam Pb dalam Air……….. 22

Kandungan Logam Cu dalam Air………. 24

Suhu ... . 25

pH……….. 26

DO ... . 27

Kekeruhan ... . 28

Upaya Penanggulangan Pencemaran……… 29

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... . 31

Saran ... . 31

DAFTAR PUSTAKA

(54)

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Kerangka Pemikiran Penelitian... 5

2. Peta Lokasi Penelitian... 15

3. Stasiun I... 16

4. Stasiun II... 17

5. Stasiun III... 17

(55)

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Parameter Kualitas Air dan Metode Analisis... 19

2. Kriteria Baku Mutu Kandungan Logam Pb dan Cu dalam Air... 20

(56)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1. Hasil Pengamatan Parameter Fisikia Kimia... 35

2. Hasil Analisa Air Sungai Belawan... 36

3. Foto Pengambilan Sampel... 37

4. Alat dan Bahan... 38

5. Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas... 39

Gambar

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian
Gambar 3. Stasiun I
Gambar 4. Stasiun II
Tabel 1. Parameter kualitas air dan metode analisis
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dengan berkembangnya teknologi komputer maka penulis tertarik untuk membuat website demam berdarah dengan menggunakan program PHP (Hypertext Preprocessor) bersama dengan HTML

Penggunaan FRP sebagai perkuatan pada tulangan pengekang yang tidak standar (sengkang lingkaran) memberikan peningkatan kapasitas aksial sebesar 58% dari kolom

Berdasarkan hasil traffic counting , total jumlah kendaraan maksimal di jalan S.Parman terjadi pada hari selasa yaitu 17.098 kendaraan. Konsentrasi CO dan SO 2

Eko Susilo M menjelaskan karya ilmiah merupakan suatu tulisan ataupun karangan yang didapatkan sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari dari berbagai

Pengujian Pengaruh Variabel Tindakan Supervisi, Motivasi, Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial

Hasil penelitian menunjukkkan dengan massa yang sama, briket biasa maupun briket arang yang dari serbuk gergaji ulin lebih baik dari serbuk gergaji kayu biasa, karena menunjukkkan

[r]

Oleh karena itu di era desentralisasi fiskal ini pemerintah pusat memberikan skema bantuan transfer kepada daerah dalam bentuk dana perimbangan pusat daerah yang terdiri dari