• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Penderita Diabetes Mellius Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik Penderita Diabetes Mellius Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

119 Amron Sitepu 56 3 2 1 1 3 3 4 2 2 2 1 5 2 2 1 1 18 1

(5)
(6)

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak bekerja/Ibu Rumah

(7)
(8)
(9)
(10)
(11)

De r ajatUlku s * u m ur A C ro ss tab ulation

(12)

De r ajatUlk us * Jen iske lam in Cr os stab ulatio n

(13)

De r ajatUlk us * p en didik an A Cr os stab ulatio n

(14)

De r ajatUlk sA * pendidik anA Cr os stabulation

(15)

De r ajatUlku s * KGD C r os stab ulatio n

(16)

De r ajatUlku s * T er ap i Cr os stab ulatio n

(17)

De r ajatUlk us * L am ar aw atan K Cr o ss tabu lation

(18)
(19)
(20)
(21)

PLAN OF ACTION (POA) JADWAL PENELITIAN DARI BULAN FEBRUARI-AGUSTUS 2016

No KEGIATAN FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengurusan SK (Susunan

Komisi) Pembimbing Skripsi

2 Penyusunan Skripsi dan Mencari Bahan

3 Bimbingan Proposal 4 Seminar Proposal

5 Revisi Proposal dan BAP 6 Penelitian

7 Bimbingan Skripsi 8 Sidang Skripsi

(22)

DAFTAR PUSTAKA

ADA, 2015. Diabetes Management Guidelines AIC Diagnosis/NDEI. Diakses pada tanggal 18 Februari 2016 dari www.ndei.org.

AHRQ (Agency for Healthcare Research and Quality), 2011. Prevalence of Diabetes, Diabetic Foot Ulcer, and Lower Extremity Amputation Among Medicine Beneficaries 2006 to 2008. Diakses pada tanggal 28 April 2016 dari www.effectivehealthcare.ahrq.gov.

Agoes, Azwar, dkk, 2010. Penyakit di Usia Tua. Penerbit EGC, Jakrta.

Anggriawan, Ferry, dkk. 2014. Identifikasi Bakteri Batang Gram Negatif Penghasil Extended Spectrum β Lactamase (ESBL) Dari Ulkus Diabetikum Derajat I dan II Waigner Di Bangsal Penyakit Dalam RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Diakses pada tanggal 2 Agustus 2016 dari www.portalgaruda.org.

Aulia, Nanang Fitra, 2008. Pola Kuman Aerob dan Sensitifitas Pada Ganggren Diabetik. Tesis Mahasiswa FK Universitas Sumatera Utara, Medan.

Batubara, Jose RL, dkk, 2010. Buku Ajar Endokrinologi Anak Edisi 1. Badan Penerbit IDAI.

Benjamin A. L., dkk. 2012 Infectious Disease Society of America Clinical Practice Guideline for the Diagnosis and Treatment of Diabetic Foot Infections. IDSA Guideline. Clinical Inectious Disease 2012:54.

Bilous, R., Richard Donelly, 2014. Buku Pegangan Diabetes Edisi ke 4. Bumi Medika, Jakarta.

Boru Simamora, Marrylin Tio, 2011. Hubungan antara Kadar Hba1c dengan Kejadian Ulkus Kaki Diabetik Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Skripsi Mahasiswa FK Universitas Hasanuddin, Makassar.

BPS Kab Deli Serdang, 2010. Data Demografi Masyarakat Deli Serdang. Diakses pada tanggal 2 Juni 2016 dari www.bps.co.id.

Dari, Novelia Wulan, dkk, 2014. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Senam Kaki Melalui Media Audio Visual Terhadap Pengetahuan Pelaksanaan Senam Kaki Pada Pasien DM Tipe 2. JOM PSIK, Volume 1 Nomor 2.

Decroli, Eva, dkk, 2008. Profil Ulkus Diabetik Pada Penderita Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang. Majalah Kedokteran Indonesia, Volume 58 Nomor 1.

(23)

Depkes R.I., 2009. Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Jakarta.

Dinas Kesehatan Sumatera Utara, 2009. Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2009.

Fahmi, Muhammad Aulia, 2015. Profil Pasien Ulkus Diabetik di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng Tahun 2013-2014. Skripsi Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Fauziyah, Nida Faradisa, 2012. Hubungan Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 tentang Risiko Terjadinya Ulkus Kaki Diabetik dengan Kejadian Ulkus Diabetik di RSUD DR. Moewardi. Skripsi Mahasiswa FK Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

Freykberg, Robert G, et all. 2006. Diabetic Foot Disorders A Clinical Paractice Guideline. Diakses pada tanggal 28 April 2016 dari www.acfas.org.

Hastuti, Rini Tri, 2008. Faktor-Faktor Risiko Ulkus Diabetika Pada Penderita Diabetes Mellitus (Studi Kasus di RSUD Dr. Moewardi Surakarta). Tesis Mahasiswa Program Studi Magister Epidemiologi Universitas Diponegoro, Surakarta.

IDF (International Diabetes Federation), 2015. Diabetes Atlas. Diakses pada tanggal 18 Februari 2016 dari www.eatlas.idf.org.

Kambuaya, Noy Norman, 2012. Gambaran Penderita Ulkus Kaki Diabetik di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD Dok II Jayapura tahun 2012. Kemenkes R.I., 2014. Buletin Jendela Data dan Pusat Informasi Diabetes, Jakarta

2013. Pedoman Surveilans Penyakit Tidak Menular, Jakarta 2013. Hasil Riskesdas 2013. Balitbangkes, Jakarta.

Mahfud, Miftakhul Ulum, 2012. Hubungan Perawatan Kaki Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Kejadian Ulkus Diabetik di RSUD DR. Moewardi. Skripsi Mahasiswa FK Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

Maidina, Tria Sefty, dkk, 2013. Hubungan Kadar HbA1C dengan Kejadian Kaki Diabetik Pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Ulin Banjarmasin April-September 2012. Berkala Kedokteran, Volume 9 Nomor 2.

(24)

NDSS (National Diabetes Services Schame), 2011. Prevalence Diabetic Foot. Diakses pada tanggal 28 April 2016 dari www.ndss.com.au.

Paputungan, S.R., Harsinen, Sanasi, 2014. Peranan Pemeriksaan Hemoglobin A1c Pada Pengelolaan Diabetes Mellitus. CDK Volume 41 Nomor 9.

PERKENI, 2011. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia, Jakarta.

Purnamasari, Dyah, 2009. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Mellitus. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Jakarta.

Purwanti, Okti Sri, 2013. Analisis Faktor-Faktor Risiko Terjadi Ulkus Kaki Pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD DR. Moewardi. Tesis Mahasiswi FK UI, Jakarta.

Pdpersi (Pusat Data dan Informasi PERSI), 2011. Neurofati Diabetik Menyerang Lebih dari 50% Penderita DM. Diakses pada tanggal 28 April 2016 dari

www.pdpersi.co.id.

Roza, Rizky Loviana, dkk, 2015. Faktor Risiko Terjadinya Ulkus Diabetikum pada Pasien Diabetes Mellitus yang Dirawat Jalan dan Inap di RSUP Dr. M. Djamil dan RSI Ibnu Sina Padang. Jurnal Kesehatan Andalas Volume 4 Nomor 1

Sari, Citra Windani Mambang, 2012. Pengaruh Program Edukasi Perawatan Kaki Berbasis Keluarga Terhadap Perilaku Perawatan Kaki Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Pasirkali Kota Bandung. Tesis Mahasiswa FK Universitas Padjadjaran.

Suyono, S., 2013. Patofisiologi Diabetes Mellitus. Dalam Soegendo S, Soewondo P, dan Subekti I. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu Cetakan ke 2. Balai Penerbit FK UI, Jakarta.

Soegondo, S, dkk, 2013 Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Balai Penerbit FK UI, Jakarta.

Syaufika, Syadzwina, dkk, 2011. Profil Pasien Ulkus Diabetikum yang Dirawat Inap di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode 1 Januari-31 Desember 2011. Diakses pada tanggal 28 April 2016 dari

www.portalgaruda.org.

(25)

Waspadji, Sarwono, 2009. Kaki Diabetes. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3 Edisi V. Pusat Penerbit Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Jakarta.

WHO, 2014. Global Status Report on NCDS. Diakses pada tanggal 18 Februari 2016 dari www.who.int.

(26)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan menggunakan desain case series.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Haji Medan. Pemilihan lokasi penelitian ini didasari atas pertimbangan bahwa dirumah sakit ini ada kasus mengenai penyakit DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik dan belum pernah dilakukan penelitian sejenis ini.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak Februari-Agustus 2016

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah data seluruh penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik yang di rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan dengan jumlah penderita sebanyak 120 penderita pada tahun 2014-2015.

3.3.2 Sampel

(27)

3.4 Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang tercatat pada kartu status penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik yang dirawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2014-2015 dan dicatat sesuai dengan variabel yang diteliti.

3.5 Defenisi Operasional

3.5.1 Penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik adalah semua pasien yang

dinyatakan menderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik yang dirawat inap, berdasarkan diagnosis dokter sesuai dengan yang tercatat di kartu status.

3.5.2 Sosiodemografi terdiri dari:

1. Umur adalah usia penderita DM dengan ulkus kaki diabetik sesuai

dengan yang tercatat pada kartu status pasien dan dikategorikan berdasarkan kelompok umur yang berisiko untuk terjadinya DM, yaitu: 1. <45 tahun

2. 45-54 tahun 3. 55-64 tahun 4. 65-74 tahun 5. ≥75 tahun

Untuk analisa statistik, kelompok umur dikategorikan atas (Hastuti, 2008):

(28)

2. Jenis kelamin adalah ciri khas yang dimiliki oleh individu yang membedakan dengan individu lain, yaitu:

1. Laki-laki 2. Perempuan

3. Suku adalah etnik atau ras yang melekat pada diri penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik sesuai dengan yang tercatat pada kartu status pasien, dikelompokkan atas:

1. Batak 2. Jawa 3. Melayu 4. Minang 5. Aceh

4. Agama adalah kepercayaan atau keyakinan yang dianut oleh penderita

DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik sesuai dengan yang tercatat pada kartu status pasien, dikelompokkan atas:

1. Islam

2. Kristen Protestan 3. Kristen Katolik

4. Pekerjaan adalah kegiatan atau rutinitas penderita DM tipe 2 dengan

ulkus kaki diabetik untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga sesuai dengan yang tercatat pada kartu status pasien, dikelompokkan atas (Kemenkes R.I, 2014):

1. Tidak bekerja/Ibu Rumah Tangga 2. PNS/BUMN/TNI/POLRI

3. Wiraswasta

4. Petani/Buruh/Nelayan 5. Pensiunan

(29)

5. Pendidikan adalah jenjang pendidikan terakhir dari penderita sesuai dengan yang tercatat pada status pasien, dikelompokkan atas:

1. Tidak sekolah 2. SD

3. SLTP 4. SLTA

5. Akademi/Perguruan Tinggi

Untuk analisa statistik, pendidikan dikategorikan atas: 1. Pendidikan dasar (Tidak/belum sekolah, SD, SLTP) 2. Pendidikan menengah (SLTA)

3. Pendidikan tinggi (Akademi/Sarjana)

6. Daerah asal adalah wilayah atau tempat dimana penderita DM tipe 2

dengan ulkus kaki diabetik berasal/tinggal sesuai dengan yang tercatat pada kartu status pasien, dikelompokkan atas:

1. Kabupaten Deli Serdang 2. Luar Kabupaten Deli Serdang

3.5.3 Derajat ulkus kaki diabetik adalah kategori ulkus kaki diabetik yang diderita pasien yang tercatat pada kartu status, dikelompokkan atas (Kategori Wagner):

1. Derajat 2 (ulkus dalam sampai tendon, tulang, sendi) 2. Derajat 3 (ulkus dalam dengan infeksi)

3. Derajat 4 (ulkus dengan ganggren pada 1 hingga 2 jari kaki) 4. Derajat 5 (ulkus dengan ganggren luas seluruh kaki)

3.5.4 Pemeriksaan bakteriologis adalah pemeriksaan yang dilakukan pasien

penderita ulkus kaki diabetik untuk melihat ada atau tidaknya perkembangan bakteri pada ulkus yang dikelompokkan atas:

(30)

3.5.5 Jenis bakteri adalah bakteri patogen yang menyebabkan infeksi pada penderita ulkus kaki diabetik yang tercatat pada kartu status, dikelompokkan atas:

1. Bakteri gram positif 2. Bakteri gram negatif 3. Tidak dijumpai bakteri

3.5.6 Kadar glukosa darah sewaktu adalah jumlah kadar glukosa darah sewaktu penderita ulkus kaki diabetik saat pertama kali dirawat inap yang tercatat pada kartu status pasien dikelompokkan atas:

1. <200 mg/dL 2. ≥200 mg/dL

3.5.7 Terapi pengobatan yang dilakukan adalah tindakan atau terapi pengobatan

untuk mengatasi ulkus kaki diabetik yang tercatat pada kartu status pasien dikelompokkan atas (Fahmi, 2015):

1. Bedah 2. Non bedah

3.5.8 Sumber biaya adalah sumber pembiayaan yang digunakan penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik sesuai dengan yang tercatat pada kartu pasien, dikelompokkan atas:

1. Askes/BPJS 2. Jamkesmas

(31)

3.5.9 Lama rawatan adalah lamanya penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik menjalani rawat inap yang dihitung sejak tanggal masuk sampai tanggal keluar sesuai dengan yang tercatat pada kartu status pasien. Dikelompokkan berdasarkan nilai mean (rata-rata) lamanya penderita DM tipe 2 dengan ulkus diabetik menjalani rawat inap, dikelompokkan atas: 1. < nilai mean

2. ≥ nilai mean

3.5.10 Keadaan sewaktu pulang adalah kondisi atau keadaan penderita DM tipe 2

dengan ulkus kaki diabetik pada waktu keluar dari rumah sakit, dikelompokkan atas:

1. Pulang Berobat Jalan (PBJ)

2. Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) 3. Dirujuk kerumah sakit lain

4. Meninggal

3.6 Analisa Data

(32)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Haji Medan

4.1.1 Profil Rumah Sakit Haji Medan

Rumah Sakit Haji Medan merupakan rumah sakit kelas B dan sebagai salah satu rumah sakit rujukan kesehatan yang utama di wilayah Sumatera Utara dan sekitarnya. Lokasi Rumah Sakit Haji Medan berada di Kabupaten Deli Serdang dan berada diperlintasan perbatasan kota Medan. Diresmikan pada tanggal 4 Juni 1992, dengan luas tanah sekitar 6 ha dan luas bangunan sebesar 13.837 m2. Adapun visi, misi, falsafah, dan motto Rumah Sakit Haji Medan adalah :

4.1.2 Visi

Rumah sakit unggulan dan pusat rujukan dengan pelayanan bernuansa Islami berdaya saing sesuai standar Nasional dan Internasional serta ramah lingkungan.

4.1.3 Misi

a. Meningkatkan profesional, kompetensi pegawai Rumah Sakit Haji Medan yang memiliki integritas dan religius

b. Meningkatkan kualitas dan prasarana Rumah Sakit Haji Medan sesuai standar Nasional dan Internasional dengan prinsip kenyamanan dan keselamatan

(33)

d. Meningkatkan kemudahan jangkauan pelayanan kesehatan dengan prinsip pengelolaan lingkungan Rumah Sakit Haji Medan yang sehat bersih bernuansa Go Green

e. Meningkatkan pelayanan berkualitas, transparan, bersih dan dapat

dipertanggung jawabkan.

4.1.4 Falsafah

Rumah Sakit Haji Medan adalah perwujudan dari iman, amal saleh, dan ibadah kepada Allah SWT. Rumah Sakit Haji Medan mempunyai niat untuk melakukan dakwah Islam melalui penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan pengelolaan yang Islami sesuai ajaran Al-Qur’an dan Hadist. Sesuai surat

Maryam ayat 96 : “Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal soleh, kelak

Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan hati mereka kasih sayang” serta

surat Assyu’ara ayat 80 : “Dan apabila aku sakit maka Dialah (Allah) yang akan

menyembuhkan”.

4.1.5 Motto

Bekerja sebagai ibadah, ikhlas dalam pelayanan dan istiqomah dalam pendirian.

4.1.6 Fasilitas Rumah Sakit Haji Medan

Fasilitas Rumah Sakit Haji Medan antara lain:

a. Pelayanan Medis

(34)

Kulit dan Kelamin, Neurologi, Psikiatri, Paru, Gigi, THT, Jantung, Fisioterafi, Orthopedi, TB Dots, VCT (Voluntary Conseling and Testing) dan 1 Instalasi Gawat Darurat.

Jumlah fasilitas tempat tidur di Rumah Sakit Haji Medan sebanyak 254 tempat tidur meliputi 2 tempat tidur untuk Suite Room, 4 tempat tidur untuk kelas utama A/super VIP, 28 tempat tidur untuk kelas utama B/ VIP, 34 tempat tidur untuk kelas IA, 52 tempat tidur untuk kelas IB, 24 tempat tidur untuk kelas II, 79 tempat tidur untuk kelas III, 17 tempat tidur untuk ranjang bayi, 14 tempat tidur untuk ruang ICU.

b. Pelayanan Penunjang Medis

(35)

4.2Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik

Berdasarkan Sosisodemografi

Tabel 4.1 Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015

(36)

No Sosiodemografi f %

Berdasarkan 4.1 di atas dapat dilihat distribusi proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2014-2015 distribusi menurut kelompok umur yang tertinggi adalah kelompok umur 55-64 tahun yaitu 49 orang (40,8%) dan yang terendah yaitu kelompok umur ≥75 tahun

yaitu 4 orang (3,3%). Distribusi umur yang sudah dikategorikan untuk analisa statistik yang tertinggi kelompok umur ≥60 tahun yaitu 78 orang (65,0%) dan

yang terendah umur <60 tahun yaitu 42 orang (35,0%). Umur paling muda penderita diabetes mellitus tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik yang dirawat inap di Rumah Sakit Haji Medan berumur 30 tahun dan yang paling tua berumur 83 tahun.

(37)

tertinggi adalah Ibu Rumah Tangga yaitu 61( orang 50,8%) dan yang terendah adalah Petani/Buruh/Nelayan 4 orang (3,3%). Pekerjaan Lain-lain 8 orang (6,8%) terdiri dari bekerja sebagai pegawai swasta, pengantar kantor pos, sopir, bengkel, dan kontraktor. Distribusi menurut pendidikan yang tertinggi adalah SLTA 46 orang (38,3%), kemudian SLTP 31 orang (25,8%), SD 29 orang (24,2%) dan yang terendah adalah Akademi/Perguruan Tinggi 14 orang (11,7%). Distribusi menurut daerah asal yang tertinggi berasal dari luar Kabupaten Deli Serdang 103 orang (85,8%) sedangkan yang terendah berasal dari Kabupaten Deli Serdang yaitu 17 orang (14,2%).

4.3Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik

Berdasarkan Derajat Ulkus

Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Derajat Ulkus Kaki Diabetik di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015

No Derajat Ulkus Kaki Diabetik

f %

1. Derajat 2 21 17,5

2. Derajat 3 41 34,2

3. Derajat 4 47 39,1

4. Derajat 5 11 9,2

Total 120 100

(38)

4.4Pemeriksaan Bakteriologis Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki

Diabetik

Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Pemeriksaan Bakteriologis di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015 No Pemeriksaan dengan ulkus kaki diabetik yang dirawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2014-2015 kelompok tertinggi adalah yang tidak melakukan pemeriksaan bakteriologis sebanyak 88 orang (73,3%) sedangkan kelompok terendah adalah yang melakukan pemeriksaan bakteriologis sebanyak 32 orang (26,7%).

4.5Jenis Bakteri Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik

Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Jenis Bakteri di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015

No Jenis Bakteri f %

1. Bakteri gram positif 6 18,8

2. Bakteri gram negatif 23 71,9

3 Tidak dijumpai bakteri 3 9,3

(39)

Tabel 4.5 Jenis Bakteri Ulkus Kaki Diabetik

No Jenis Bakteri f %

1. Bakteri Gram Positif

Staphylococus aureus 2. Bakteri Gram Negatif

Klebsiella pneumoniae ssp pneumoniae 2015 berdasarkan jenis bakteri yang tertinggi adalah infeksi dari jenis bakteri gram negatif yaitu 23 orang (71,9%), sedangkan bakteri gram positif yaitu 6 orang (18,8%) dan yang terendah tidak dijumpai pertumbuhan bakteri 3 orang (9,3%).

Bakteri gram positif yang paling banyak dijumpai adalah bakteri Staphylococus aureus (15,6%) sedangkan bakteri gram negatif yang paling

(40)

4.6Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik

Berdasarkan Kadar Glukosa Darah Sewaktu

Tabel 4.6 Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Kadar Glukosa Darah Sewaktu di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015

No Kadar Glukosa Darah Sewaktu

f %

1. <200 mg/dL 51 42,5

2. ≥200 mg/dL 69 57,5

Total 120 100

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik yang dirawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2014-2015 berdasarkan kadar glukosa darah sewaktu kelompok tertinggi adalah ≥200 mg/dL sebanyak 69 orang (57,2%) sedangkan kelompok terendah

adalah kadar glukosa darah <200 mg/dL sebanyak 51 orang (42,5%).

4.7Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik

Bedasarkan Terapi Pengobatan

Tabel 4.7 Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Terapi Pengobatan di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015

No Terapi Pengobatan f %

1. Bedah 68 56,7

2. Non bedah 52 43,3

Total 120 100

(41)

4.8Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik

Berdasarkan Sumeber Biaya

Tabel 4.8 Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Sumber Biaya di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015

No Sumber Biaya f %

1. Askes/BPJS 103 85,8

2. Jamkesmas 5 4,2

3. Umum/Biaya Sendiri 12 10,0

Total 120 100

Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat dilihat proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik yang dirawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2014-2015 berdasarkan sumber biaya yang tertinggi adalah Askes/BPJS 103 orang (85,8%) dan proporsi terendah yaitu Jamkesmas 5 orang (4,2%).

4.9Lama Rawatan Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik

Tabel 4.9 Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Lama Rawatan Rata-Rata di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015

Lama Rawatan Rata-Rata (Hari)

Mean 10,46

SD (Standar Deviation) 6,108

Minimum 2

Maximum 30

(42)

Tabel 4.10 Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Lama Rawatan di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015

No Untuk analisa statistik lama rawatan dikelompokan menjadi:

f %

1. <10 hari 62 51,7

2. ≥10 hari 58 48,3

Total 120 100

Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat dilihat bahwa untuk pengelompokan analisa statistik kelompok tertinggi adalah kelompok dengan lama rawatan rata-rata <10 hari yaitu 62 orang (51,7%) dan terendah adalah kelompok lama rawatan rata-rata ≥10 hari yaitu 58 orang (48,3%).

4.10 Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik

Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Tabel 4.11 Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015

No Keadaan Sewaktu Pulang f %

1. Pulang Berobat Jalan (PBJ) 90 75,0

(43)

4.11 Analisis Statistik

4.11.1 Umur Berdasarkan Derajat Ulkus Kaki Diabetik

Tabel 4.12 Distribusi Proporsi Umur Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Derajat Ulkus Kaki Diabetik di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015 No Derajat Ulkus Kaki

Diabetik

Umur Total

<60 tahun ≥60tahun

f % f % f %

1. Derajat 2 15 71,4 6 28,6 21 100

2. Derajat 3 29 70,7 12 29,3 41 100

3. Derajat 4 25 53,2 22 46,8 47 100

4. Derajat 5 9 81,8 2 18,2 11 100

Berdasarkan tabel 4.12 diatas dapat dilihat bahwa proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 2 pada kelompok umur <60 tahun sebanyak 15 orang (71,4%) sedangkan pada kelompok ≥60 tahun sebanyak 6

orang (28,6%). Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 3 pada kelompok umur <60 tahun sebanyak 29 orang (70,7%) sedangkan pada kelompok umur ≥60 tahun sebanyak 12 orang (29,3%). Proporsi penderita DM

tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 4 pada kelompok umur <60 tahun sebanyak 25 orang (53,2%) sedangkan pada kelompok umur ≥60 tahun sebanyak

22 orang (46,8%). Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 5 pada kelompok umur <60 tahun sebanyak 9 orang (81,8%) sedangkan pada kelompok umur ≥60 tahun sebanyak 2 orang (18,2%).

(44)

4.11.2 Jenis Kelamin Berdasarkan Derajat Ulkus Kaki Diabetik

Tabel 4.13 Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Derajat Ulkus Kaki Diabetik di Rumah Sakit Haji Medan

Tahun 2014-2015 No Derajat Ulkus Kaki

Diabetik

Jenis Kelamin Total

Laki-laki Perempuan

f % f % f %

1. Derajat 2 10 47,6 11 52,4 21 100

2. Derajat 3 14 34,1 27 65,9 41 100

3. Derajat 4 17 36,2 30 63,8 47 100

4. Derajat 5 6 54,5 5 45,5 11 100

Berdasarkan tabel 4.13 diatas dapat dilihat bahwa proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 2 pada laki-laki sebanyak 10 orang (47,6%) sedangkan pada perempuan 11 orang (52,4%). Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 3 pada laki-laki sebanyak 14 orang (34,1%) sedangkan pada perempuan sebanyak 27 orang (65,9%). Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derjat 4 pada laki-laki sebanyak 17 orang (36,2%) sedangkan pada perempuan sebanyak 30 orang (63,8%). Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 5 pada laki-laki sebanyak 6 orang (54,5%) sedangkan pada perempuan sebanyak 5 orang (45,5%).

(45)

4.11.3 Pendidikan Berdasarkan Derajat Ulkus Kaki Diabetik

Tabel 4.14 Distribusi Proporsi Pendidikan Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Derajat Ulkus Kaki Diabetik di Rumah Sakit Haji Medan

Tahun 2014-2015

Berdasarkan tabel 4.14 diatas dapat dilihat bahwa proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 2 yang berpendidikan dasar 8 orang (38,1%), pendidikan menengah 10 orang (47,6%) dan pendidikan tinggi 3 orang (14,3%). Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 3 yang berpendidikan dasar 23 orang (56,1%), pendidikan menengah 13 orang (31,7%) dan pendidikan tinggi 5 orang (12,2%). Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 4 yang berpendidikan dasar 26 orang (55,3%), pendidikan menengah 17 orang (36,2%) dan pendidikan tinggi 4 orang (8,5%). Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 5 yang berpendidikan dasar 3 orang (27,3%), pendidikan menengah 6 orang (54,5%) dan pendidikan tinggi 2 orang (18,2%).

(46)

Tabel 4.15 Tabel Penggabungan Sel No Derajat Ulkus Kaki

Diabetik

Berdasarkan tabel 4.15 diatas dapat dilihat bahwa proporsi pendidikan penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik setelah dilakukan penggabungan sel yaitu derajat 2 dan derajat 3 yang berpendidikan dasar sebanyak 31 orang (50,0%), pendidikan menengah 23 orang (37,1%) dan pendidikan tinggi 8 orang (12,9%). Sedangkan proporsi pendidikan penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 4 dan 5 yang berpendidikan dasar 29 orang (50,0%), pendidikan menengah 23 orang (39,7) dan pendidikan tinggi 6 orang (10,3%).

Dari hasil uji statistik dengan melakukan penggabungan sel kemudian dilanjutkan dengan uji chi square diperoleh nilai p=0,896 artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara distribusi proporsi pendidikan berdasarkan derajat ulkus kaki diabetik.

4.11.4 Kadar Glukosa Darah Sewaktu Berdasarkan Derajat Ulkus Diabetik

Tabel 4.16 Distribusi Proporsi Kadar Glukosa Darah Sewaktu Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Derajat Ulkus Kaki Diabetik di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015

No Derajat Ulkus Kaki Diabetik

(47)

Berdasarkan tabel 4.16 dapat dilihat bahwa proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 2 pada kadar glukosa darah sewaktu <200 mg/dL sebanyak 5 orang (23,8%) sedangkan pada glukosa darah sewaktu ≥200

mg/dL sebanyak 16 orang (76,2%). Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 3 pada kadar glukosa darah sewaktu <200 mg/dL sebanyak 20 orang (48,8%) sedangkan pada glukosa darah sewaktu ≥200 mg/dL sebanyak

21 orang (51,2%). Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derjat 4 pada kadar glukosa darah sewaktu <200 mg/dL sebanyak 22 orang (46,8%) sedangkan kadarglukosa darah sewaktu ≥200 mg/dL sebanyak 25 orang (53,2%).

Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 5 pada kadar glukosa darah sewaktu sebanyak 4 orang (36,4%) sedangkan pada glukosa darah sewaktu ≥200 mg/dL sebanyak 7 orang (63,6%).

Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p=0,242 artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara distribusi proporsi kadar glukosa darah sewaktu berdasarkan derajat ulkus kaki diabetik.

4.11.5 Terapi Pengobatan Berdasarkan Derajat Ulkus Diabetik

Tabel 4.17 Distribusi Proporsi Terapi Pengobatan Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Derajat Ulkus Kaki Diabetik di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015

No Derajat Ulkus Kaki Diabetik

Terapi Pengobatan Total

Bedah Non Bedah

f % f % f %

1. Derajat 2 6 26,8 15 71,4 21 100

2. Derajat 3 26 63,4 15 36,6 41 100

(48)

Berdasarkan tabel 4.17 dapat dilihat bahwa proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 2 pada terapi pengobatan bedah sebanyak 6 orang (28,6) sedangkan pada terapi pengobatan non bedah sebanyak 15 orang (71,4%). Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 3 pada terapi pengobatan bedah sebanyak 26 orang (63,4%) sedangkan pada terapi pengobatan non bedah sebanyak 15 orang (36,6%). Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 4 pada terapi pengobatan bedah sebanyak 30 orang (63,8%) sedangkan pada terapi pengobatan non bedah sebanyak 17 orang (36,2%). Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 5 pada terpai pengobatan bedah sebanyak 6 orang (54,5%) sedangkan pada terapi pengobatan non bedah sebanyak 5 orang (45,5%).

Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p=0,037 artinya ada perbedaan yang bermakna antara distribusi proporsi terapi pengobatan berdasarkan derajat ulkus kaki diabetik.

4.11.6 Lama Rawatan Berdasarkan Derajat Ulkus Kaki Diabetik

Tabel 4.18 Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-Rata Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Derajat Ulkus Diabetik di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015

No Derajat Ulkus Kaki Diabetik

Lama Rawatan Rata-Rata Total <10 hari ≥10 hari

(49)

sebanyak 15 orang (71,4%) sedangkan dengan lama rawatan rata-rata ≥10 hari sebanyak 6 orang (28,6%). Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 3 dengan lama rawatan rata-rata <10 hari sebanyak 14 orang (34,1%) sedangkan dengan lama rawatan rata-rata ≥10 hari sebanyak 27 orang (65,9%). Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 4 dengan lama rawatan rata-rata <10 hari sebanyak 28 orang (59,6%) sedangkan dengan lama rawatan rata-rata ≥10 hari sebanyak 19 orang (40,4%). Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 3 dengan lama rawatan rata <10 hari sebanyak 5 orang (45,5%) sedangkan dengan lama rawatan rata-rata ≥10 hari sebanyak 6 orang (54,5%).

(50)

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Sosisodemografi Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik

5.1.1 Umur Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik

Gambar 5.1 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Umur di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015

Berdasarkan gambar 5.1 diatas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik berdasarkan umur yang tertinggi pada kelompok umur 55-64 tahun yaitu 40,8% dan proporsi yang terendah terdapat pada kelompok umur ≥75 tahun 3,3%.

Umur berkaitan dengan terjadinya kejadian ulkus kaki diabetik. Menurut Price dalam Mahfud (2012) usia yang semakin tua akan menyebabkan penurunan fungsi tubuh, salah satunya adalah penurunan fungsi pankreas dan sekresi insulin yang berkurang. Toleransi glukosa pada usia lanjut berhubungan dengan

40,8%

35,8% 13,3%

6,8% 3,3%

(51)

berkurangnya sensitivitas sel perifer terhadap insulin sehingga menyebabkan peningkatan kadar gula darah pada usia lanjut.

Hal ini sesuai dengan penelitian Mahfud (2012) di RSUD DR. Moewardi bahwa proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik tertinggi pada kelompok umur 51-60 tahun yaitu 66,7%.

5.1.2 Jenis Kelamin Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik

Gambar 5.2 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan

Jenis Kelamin Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015

Berdasarkan gambar 5.2 diatas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik berdasarkan jenis kelamin yang tertinggi adalah perempuan yaitu 60,8% sedangkan laik-laki sebanyak 39,2%.

Banyaknya pasien wanita mengalami DM dengan ulkus pada rentang usia lebih dari 45 tahun dikarenakan wanita memasuki masa menopause dimana

60,8% 39,2%

(52)

Aterosklerosis menyebabkan aliran darah terhambat, selain itu tekanan darah lebih dari 130/80 mmHg dapat merusak atau mengakibatkan lesi pada endotel dan berlanjut menjadi makrongiopati dan hipoksia jaringan yang akan mengakibatkan terjadinya ulkus diabetikum (Anggriawan, dkk, 2014)

Penderita DM akan mengalami komplikasi seperti ulkus diabetik jika penderita DM tidak disiplin terhadap pola makan (diet), olahraga serta minum obat. Perempuan kurang disiplin dalam mengatur pola dietnya, kebanyakan perempuan hanya bekerja dirumah seperti memasak dan membersihkan rumah, sehingga sulit sekali mengontrol pola makannya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian, bahwa pekerjaan tertinggi adalah bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT).

(53)

5.1.3 Suku Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik

Gambar 5.3 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Suku di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015

Berdasarkan gambar 5.3 diatas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik berdasarkan suku tertinggi adalah suku Batak yaitu 50,8% dan yang terendah pada suku Aceh 1,7%.

Hal ini tidak menunjukkan bahwa suku Batak lebih beresiko menderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik dibandingkan suku lain namun hanya menunjukkan penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik yang datang berobat ke Rumah Sakit Haji Medan mayoritas bersuku batak. Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik pada suku Batak lebih tinggi karena sudah merupakan penggabungan dari suku Batak Toba, Karo dan Mandailing. Seliain itu 3 suku paling banyak di daerah Deli Serdang adalah Jawa (51,77 %), Karo (10,84

50,8% 35,8%

6,7%

5,0% 1,7%

(54)

5.1.4 Agama Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik

Gambar 5.4 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Agama di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015

Berdasarkan gambar 5.4 dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik berdasarkan agama yang tertinggi adalah agama Islam 95,0% sedangkan yang terendah adalah agama Kristen Katolik 1,7%.

Proporsi agama Islam lebih banyak bukan berarti lebih beresiko mengalami DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik namun hanya menunjukkan bahwa penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik yang datang berobat mayoritas beragama Islam. Proporsi ini sesuai karena Rumah Sakit Haji Medan adalah rumah sakit dengan pelayanan bernuansa Islami. Selain itu masyarakat Deli Serdang mayoritas beragama Islam 78,22 % kemudian di ikuti Kristen sebesar 16,82 % dan Katolik sebesar 2,48% (BPS Kab. Deli Serdang, 2010).

95,0% 3,3% 1,7%

Islam

(55)

5.1.5 Pekerjaan Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik

Gambar 5.5 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Pekerjaan di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015

Berdasarkan gambar 5.5 dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik berdasarkan pekerjaan yang tertinggi adalah Ibu Rumah Tangga 50,8% dan yang terendah adalah Petani/Buruh/Nelayan 3,3%.

Hal ini bukan menunjukkan bahwa IRT lebih beresiko menderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik, tetapi menunjukkan IRT lebih banyak datang berobat ke rumah sakit ini. Selain itu juga dari seluruh penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik paling banyak adalah perempuan sehingga kita ketahui sendiri bahwa perempuan mayoritas bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Fahmi (2015) di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng bahwa proporsi penderita ulkus diabetik yang

50,8% 20,0%

13,3% 6,8%

5,8% 3,3% Tidak Bekerja/Ibu

Rumah Tangga Wiraswasta

PNS/BUMN/TNI/POL RI

Lain-lain

Pensiunan

(56)

5.1.6 Pendidikan Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik

Gambar 5.6 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Pendidikan di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015

Berdasarkan gamabar 5.6 diatas dapat diketahui bahwa penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik berdasarkan pendidikan yang tertinggi adalah SLTA 38,3% dan yang terendah adalah Akademi/Perguruan Tinggi 11,7%.

Hal ini sesuai dengan penelitian Fauziyah (2012) di RSUD DR. Moewardi bahwa proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik tertinggi pada pendidikan SLTA yaitu 37%. Begitu juga dengan hasil penelitian Fahmi (2015) bahwa proporsi penderita ulkus diabetik tertinggi pada tingkat SMA 30,5%.

Risiko seseorang untuk menderita DM tidak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, akan tetapi perjalanan penyakit DM menjadi ulkus bisa dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap dan perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang rendah akan mempersulit seseorang menerima dan mengerti pesan-pesan kesehatan yang

38,3%

25,8% 24,2%

11,7% SLTA

SLTP

SD

(57)

disampaikan, sedangkan tingkat pendidikan yang lebih tinggi memudahkan seseorang menyerap informasi dan mengimplementa sikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari, khususnya dalam hal kesehatan dan gizi. Tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap derajat kesehatan (Notoadmodjo, 2012).

5.1.7 Daerah Asal Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik

Gambar 5.7 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan

Daerah Asal di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015

Berdasarkan gamabar 5.7 diatas dapat diketahui bahwa penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik berdasarkan daerah asal yang lebih banyak berasal dari Luar Kabupaten Deli Serdang 85,8% sedangkan yang berasal dari Kabupaten Deli Serdang 14,2%.

Hal ini berkaitan dengan letak rumah sakit yang berada di perbatasan kota Medan dengan Deli Serdang sehingga orang yang datang berobat jalan sebagian

85,8% 14,2%

Luar Kabupaten Deli Serdang

(58)

Kabupaten Deli Serdang seperti Kota Medan, Binjai, Langkat, Lubuk Pakam, Tanjung Balai, Rantau Prapat dan Siantar namun ada juga tempat tinggalnya jauh dari Kabupaten Deli Serdang seperti dari Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Padang Lawas dan Aceh.

Penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik yang dirawat inap di Rumah Sakit Haji Medan baik yang berasal dari Kabupaten Deli Serdang maupun Luar Kabupaten Deli Serdang hampir semuanya datang sendiri, hanya beberapa orang yang dikirim oleh dokter dari rumah sakit lainnya.

5.2 Derajat Ulkus Kaki Diabetik Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki

Diabetik

Gambar 5.8 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Derajat Ulkus Kaki Diabetik di Rumah Sakit Haji Medan

Tahun 2014-2015

Berdasarkan gambar 5.8 diatas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik berdasarkan derajat ulkus kaki diabetik

39,1%

34,2% 17,5%

9,2%

Derajat 4

Derajat 3

Derajat 2

(59)

yang tertinggi adalah derajat 4 yaitu 39,2% dan yang terendah yaitu derajat 5 yaitu 9,2%.

Hal ini sesuai dengan penelitian Syaufika, dkk (2011) di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau bahwa proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik tertinggi pada derajat 4 yaitu 38,46%. Ulkus kaki diabetik derajat 4 ditandai dengan adanya ganggren pada 1-2 jari kaki. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Fahmi (2015) di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng yang mendapat proporsi derajat 2 yang menderita ulkus kaki diabetik tertinggi yaitu 57,6%.

(60)

5.3 Pemeriksaan Bakteriologis Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki

Diabetik

Gambar 5.9 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Pemeriksaan Bakteriologis di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015

Berdasarkan gambar 5.9 diatas dapat diketahui proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik yang dirawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2014-2015 paling banyak tidak melakukan pemeriksaan bakteriologis yaitu 73,3% sedangkan yang melakukan pemeriksaan bakteriologis 26,7%.

Pemeriksaan bakteriologis direkomendasikan hanya pada pasien yang memiliki tanda-tanda infeksi, seperti nyeri, eritema, bengkak, sensasi hangat dan timbulnya pus pada luka. Hal ini sepintas terlihat kurang sinkron dengan jumlah pasien kejadian infeksi pasien ulkus kaki diabetik yang terdata, karena jika dilihat dari kejadian infeksinya maka didapatkan bahwa semua pasien ulkus diabetik telah mengalami infeksi. Perbedaan ini kemungkinan terjadi akibat tidak semua

73,3% 26,7%

Tidak ada

(61)

pasien melakukan pemeriksaan disebabkan karena mahalnya biaya untuk pemeriksaan bakteriologis, selain itu juga karena pertimbangan bahwa pada sebagian besar pasien yang terinfeksi masih berada pada derajat keparahan infeksi ringan (Benjamin, 2012).

Sebelum diberikan suatu pengobatan terhadap ulkus kaki diabetik dapat dilakukan pemeriksaan terhadap pus pada jaringan ulkus/gangren tersebut. Terdapatnya pus pada bagian tubuh menunjukkan adanya infeksi akibat dari invasi mikroorganisma kedalam rongga, jaringan ataupun organ tubuh. Infeksi sering menjadi penyulit dari gangren. Gangren ini merupakan penyebab masuknya bakteri yang menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kerusakan berat dari jaringan. Pengerusakan dari jaringan ini menjadi alasan utama untuk melakukan suatu tindakan dari amputasi (Aulia, 2008).

5.4 Jenis Bakteri Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik

71,9% 18,8%

9,3%

Bakteri gram negatif

Bakteri gram positif

(62)

Berdasarkan gambar 5.10 dapat diketahui proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik yang dirawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2014-2015 berdasarkan jenis bakteri yang paling banyak adalah infeksi dari jenis bakteri gram negatif yaitu 71,9% sedangkan bakteri gram positif 18,8% dan yang tidak dijumpai adanya pertumbuhan bakteri 9,4%.

Salah satu jenis bakteri gram negatif yang paling banyak ditemukan pada pasien ulkus kaki diabetik adalah bakteri Klebsiella pneumoniae ssp pneumoniae dan bakteri Escherichia coli. Sedangkan untuk jenis bakteri gram positif yang paling banyak ditemukan adalah bakteri Staphylococus aureus.

Hasil penelitian Aulia (2008) pada gangren diabetik teridentifikasi yang paling banyak adalah bakteri aerob Gram negatif dengan persentase 88%, dan bakteri Gram positif sebanyak 12%. Ada beberapa bakteri Gram negatif yang sudah resisten terhadap antibiotik, salah satunya bakteri penghasil Extended Spectrum β Lactamase (ESBL) (Anggriawan, dkk, 2014).

Bakteri batang Gram negatif penghasil enzim Extended Spectrum Beta-Lactamase (ESBL) merupakan salah satu bakteri Multi Drugs Resistant Gram

Negative Bacteria (MDRGNB) yang dilaporkan telah resisten terhadap antibiotik

(63)

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Decroli, dkk (2008) di RSUP Dr. M. Djamil Padang bahwa proporsi bakteri paling banyak pada pasien ulkus kaki diabetik adalah Klebsiella sp (28%), Proteus mirabilis (25,6%), dan Staphylococcus aureus 25,6%.

5.5 Kadar Glukosa Darah Sewaktu Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus

Kaki Diabetik

Gambar 5.11 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Kadar Glokusa Darah Sewaktu di Rumah Sakit Haji Medan

Tahun 2014-2015

Berdasarkan gambar 5.11 diatas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik yang dirawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2014-2015 berdasarkan kadar glukosa darah sewaktu tertinggi ≥200 mg/dL yaitu 57,2% sedangkan kadar glukosa darah <200 mg/dL 42,5%.

57,2% 42,5%

(64)

paling banyak dengan jumlah kadar glukosal darah sewaktu ≥200 mg/dl yaitu 66,7%.

Kadar glukosa darah yang tinggi dalam waktu yang panjang dapat menyebabkan teraktivasi berbagai macam reaksi yang berujung pada kurangnya vasodilatasi sehingga aliran darah ke saraf menjadi menurun. Akibatnya sensasi nyeri akan dirasakan berkurang atau hilang sama sekali menyebabkan kaki penderita akan mudah terluka tanpa penderita sadari (Misnadiarly, 2006). Selain itu keadaan hiperglikemia dapat menghambat peyumbuhan luka bagi penderita ulkus kaki diabetik.

5.6 Terapi Pengobatan Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik

Gambar 5.12 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Terapi Pengobatan di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015

Berdasarkan gambar 5.12 diatas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik yang dirawat inap di Rumah Sakit Haji

56,7% 43,3%

Bedah

(65)

Medan tahun 2014-2015 berdasarkan terapi pengobatan tertinggi adalah terapi pengobatan bedah yaitu 56,7% dan yang non bedah 43,3%.

Adapun terapi non bedah untuk penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik yaitu berupa perbaikan sirkulasi dengan pemberian obat – obatan yang memperbaiki viskositas darah, pengendalian status metabolik dengan pengaturan diet, pemberian insulin, memperbaiki keadaan penderita dengan nutrisi memadai dan pemberian anti agregasi, penanggulangan infeksi dengan pemberian obat sistemik dan lokal.

Sedangkan terapi bedah untuk penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik yaitu terdiri dari tindakan bedah kecil seperti insisi, pengaliran abses, debridemen dan nefrotomi. Prinsipnya adalah pengeluaran semua jaringan nekrotik untuk maksud eliminasi infeksi sehingga luka dapat sembuh. Tindakan bedah berupa amputasi dilakukan berdasarkan indikasi yang tepat.

Amputasi pada kaki merupakan pemotongan pada bagian atau sebagian tungkai bawah penderita misalnya jari dan seterusnya atau sebagian pedis atau sebagian tungkai bawah. Sebagian besar amputasi pada kaki diabetik bermula dari ulkus pada kulit. Bila dilakukan deteksi dini dan pengobatan yang adekuat akan dapat mengurangi kejadian tindakan amputasi.

(66)

tersebut mengalami ulkus kaki diabetik derajat 4, selanjutnya pasien yang mengalami amputasi jari kaki sebanyak 4 orang (23,5%) pasien tersebut berada pada derajat 4 dan pasien yang mengalami re-amputasi 2 orang (11,8%) yang mana pasien tersebut mengalami ulkus kaki diabetik derajat 4 dan derajat 5.

Pasien yang melakukan tindakan amputasi 12 orang berjenis kelamin perempuan dan 5 orang berjenis kelamin laki-laki. Selanjutnya, keadaan sewaktu pulang pasien yang melakukan tindakan amputasi 14 orang pulang berobat jalan (PBJ), 2 orang pulang atas permintaan sendiri (PAPS) dan 1 orang dalam keadaan meninggal.

(67)

5.7 Sumber Biaya Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik

Gambar 5.13 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Sumber Biaya di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015

Berdasarkan gambar 5.13 diatas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik yang dirawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2014-2015 berdasarkan sumber biaya yang tertinggi adalah Askes/BPJS 85,8% dan proporsi terendah yaitu Jamkesmas 4,2%. Hal ini berkaitan dengan Rumah Sakit Haji Medan sebagai rumah sakit yang menerima layanan kesehatan dengan menggunakan Askes/BPJS.

Selain itu, dengan menggunakan Askes/BPJS dapat meringankan pengeluaran biaya pengobatan pasien penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik, yang mana kita ketahui sendiri pengobatan serta perawatan membutuhkan pengelolaan yang maksimal dan harus ditangani dengan baik.

85,8% 10,0%

4,2%

Askes/BPJS

Umum/Biaya Sendiri

(68)

5.8 Lama Rawatan Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik

Gambar 5.14 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Lama Rawatan di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015

Berdasarkan gambar 5.14 diatas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM Tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik yang berdasarkan lama rawatan kelompok tertinggi adalah dengan lama rawatan <10 hari yaitu 51,7% sedangkan kelompok dengan lama rawatan ≥10 hari sebanyak 48,3%.

Hal ini sesuai dengan keadaan sewaktu pulang pasien penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik dimana paling banyak pulang berobat jalan, dimana perawatan pasien ulkus kaki diabetik dilanjutkan dirumah tanpa harus dirawat di rumah sakit.

Lama rawatan tersingkat penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik yang dirawat di Rumah Sakit Haji Medan adalah 2 hari dan terlama adalah 30 hari. Penderita dengan lama rawatan 2 hari kabanyakan keadaan sewaktu pulangnya meninggal dan berada pada derajat 4 atau 5. Sedangkan penderita

51,7%

48,3% <10 hari

(69)

dengan lama rawatan 30 hari berada pada derajat 3 yang mana kita ketahui sendiri penderita yang berada pada derajat 3 membutuhkan terapi pengobatan yang sangat panjang agar tidak menimbulkan peningkatan ke derajat 4 atau 5.

5.9 Keadaan Sewaktu Pulang Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki

Diabetik

Gambar 5.15 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015

Berdasarkan gambar 5.15 diatas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik yang dirawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2014-2015 berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang tertinggi adalah pulang berobat jalan 75,0% dan proporsi terendah yaitu dirujuk kerumah sakit lain 2,5%.

Penyakit DM adalah penyakit degeneratif yang tidak dapat disembuhkan 75,0%

13,3% 9,2%

2,5%

Pulang Berobat Jalan (PBJ)

Meninggal

Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS)

(70)

tersebut harus selalu mengontrol kesehatannya agar ulkusnya tidak meluas keseluruh kaki yang bisa mengakibatkan amputasi.

Penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik yang keadaan sewaktu pulangnya meninggal kebanyakan berada pada derajat 4 yang mana derajat 4 sudah mengalami ganggren pada 1-2 jari kaki atau pada sebagian kakinya. Selain itu, penderita yang meninggal datang dengan keadaan kritis sehingga sebagian penderita lama rawatnnya hanya 2 hari baru kemudian meninggal. Selanjutnya penderita yang meninggal juga mempunyai komplikasi penyakit yang lain tidak hanya DM dengan ulkus kaki diabetik tetapi masih ada lagi penyakit penyerta seperi jantung, ginjal dll.

5.10Analisis Statistik

5.10.1 Umur Berdasarkan Derajat Ulkus Kaki Diabetik

Gambar 5.16 Diagram Bar Distribusi Proporsi Umur Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Derajat Ulkus Kaki Diabetik di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015

Derajat 2 Derajat 3 Derajat 4 Derajat 5

(71)

Berdasarkan gambar 5.16 dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 2 pada kelompok umur <60 tahun 71,4% sedangkan pada kelompok ≥60 tahun 28,6%. Proporsi penderita DM tipe 2 dengan

ulkus kaki diabetik derajat 3 pada kelompok umur <60 tahun 70,7% sedangkan pada kelompok umur ≥60 tahun 29,3%. Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 4 pada kelompok umur <60 tahun 53,2% sedangkan pada kelompok umur ≥60 tahun 46,8%. Proporsi penderita DM tipe 2 dengan

ulkus kaki diabetik derajat 5 pada kelompok umur <60 tahun 81,8%) sedangkan pada kelompok umur ≥60 tahun 18,2%.

Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p=0,156 artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara distribusi proporsi umur berdasarkan derajat ulkus kaki diabetik. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hastuti (2008) menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara umur ≥ 60 tahun dengan kejadian ulkus diabetika (p=0,810). Pada usia tua fungsi

(72)

5.10.2 Jenis Kelamin Berdasarkan Derajat Ulkus Kaki Diabetik

Gambar 5.17 Diagram Bar Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Derajat Ulkus Kaki Diabetik di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015

Berdasarkan gambar 5.17 diatas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 2 pada laki-laki adalah 47,6% sedangkan pada perempuan 52,4%. Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 3 pada laki-laki adalah 34,1% sedangkan pada perempuan 65,9%. Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derjat 4 pada laki-laki adalah 36,2% sedangkan pada perempuan 63,8%. Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 5 pada laki-laki adalah 54,5% sedangkan pada perempuan 45,5%.

(73)

penelitian Purwanti (2013) tidak ada hubungan jenis kelamin dengan kejadian ulkus kaki diabetik (p=0,111).

5.10.3 Pendidikan Berdasarkan Derajat Ulkus Kaki Diabetik

Gambar 5.18 Diagram Bar Distribusi Proporsi Pendidikan Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Derajat Ulkus Kaki Diabetik di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015

Berdasarkan gambar 5.18 diatas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 2 dan derajat 3 yang berpendidikan dasar 50,0%, pendidikan menengah 37,1% dan pendidikan tinggi 12,9%. Sedangkan proporsi pendidikan penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 4 dan 5 yang berpendidikan dasar 50,0%, pendidikan menengah 39,7% dan pendidikan tinggi 10,3%.

Dari hasil uji statistik dengan melakukan penggabungan sel kemudian dilanjutkan dengan uji chi square diperoleh nilai p=0,896 artinya tidak ada

Derajat 2+Derajat 3 Derajat 4+Derajat 5

(74)

yang menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kejadian ulkus diabetik karena nilai p = 0,518.

(75)

5.10.4 Kadar Glukosa Darah Sewaktu Berdasarkan Derajat Ulkus Kaki

Diabetik

Gambar 5.19 Diagram Bar Distribusi Proporsi Kadar Glukosa Darah Sewaktu Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Derajat Ulkus Kaki Diabetik di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015

Berdasarkan gambar 5.18 diatas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 2 pada kadar glukosa darah sewaktu <200 mg/dL adalah 23,8% sedangkan pada glukosa darah sewaktu ≥200 mg/dL adalah 76,2%. Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 3 pada kadar glukosa darah sewaktu <200 mg/dL adalah 48,8% sedangkan pada glukosa darah sewaktu ≥200 mg/dL adalah 51,2%. Proporsi penderita DM tipe 2

dengan ulkus kaki diabetik derjat 4 pada kadar glukosa darah sewaktu <200 mg/dL adalah 46,8% sedangkan kadarglukosa darah sewaktu ≥200 mg/dL adalah

(76)

Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p=0,242 artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara distribusi proporsi kadar glukosa darah sewaktu berdasarkan derajat ulkus kaki diabetik.

Penderita DM dengan kadar glukosa yang tidak terkendali akan lebih mudah untuk menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya bakteri dibanding penderita dengan kadar glukosa darah yang terkendali dan pada orang yang tidak menderita DM. Ulkus terjadi karena adanya hiperglikemia pada penderita DM yang menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada pembuluh darah. Tingginya kadar glukosa darah pada luka kaki akan sangat menyulitkan penyembuhan ulkus, sehingga mengakibatkan ulkus akan semakin parah dan derajat akan semakin meningkat (Maidina, dkk, 2013)

(77)

5.10.5 Terapi Pengobatan Berdasarkan Derajat Ulkus Kaki Diabetik

Gambar 5.20 Diagram Bar Distribusi Proporsi Terapi Pengobatan Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Derajat Ulkus Kaki Diabetik di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015

Berdasarkan gambar 5.19 diatas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 2 pada terapi pengobatan bedah 28,6% sedangkan pada terapi pengobatan non bedah 71,4%. Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 3 pada terapi pengobatan bedah 63,4% sedangkan pada terapi pengobatan non bedah 36,6%. Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 4 pada terapi pengobatan bedah 63,8% sedangkan pada terapi pengobatan non bedah 36,2%. Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 5 pada terpai pengobatan bedah 54,5% sedangkan pada terapi pengobatan non bedah 45,5%.

Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai 26.8

Derajat 2 Derajat 3 Derajat 4 Derajat 5

(78)

Penderita yang mempunyai derajat yang tinggi seperti derjat 4 dan 5 menolak untuk dilakukannya tindakan bedah dikarenakan penderita belum siap untuk kakinya diamputasi, selain itu tidak dilakukan tindakan bedah karena komplikasi lain yang diderita pasien seperti komplikasi jantung, sehingga jika dilakukan tindakan bedah dapat membahayakan pasien.

5.10.6 Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Derajat Ulkus Kaki Diabetik

Gambar 5.21 Diagram Bar Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-Rata Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Derajat Ulkus Kaki Diabetik di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2014-2015

Berdasarkan gambar 5.20 diatas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 2 dengan lama rawatan rata-rata <10 hari 71,4% sedangkan dengan lama rawatan rata-rata ≥10 hari 28,6%. Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 3 dengan lama rawatan rata-rata <10 hari 34,1% sedangkan dengan lama rawatan rata-rata ≥10 hari 65,9%. Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat 4 dengan lama rawatan rata-rata <10 hari 59,6% sedangkan dengan lama rawatan rata-rata

71.4

Derajat 2 Derajat 3 Derajat 4 Derajat 5

(79)

≥10 hari 40,4%. Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik derajat

3 dengan lama rawatan rata-rata <10 hari 45,5% sedangkan dengan lama rawatan rata-rata ≥10 hari 54,5%.

Penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik yang berada pada derajat 3, 4 dan 5 mempunyai lama rawatan yang lebih lama dibandingkan penderita yang berada pada derajat 2. Hal itu dikarenakan penderita yang berada pada derajat 3,4 dan 5 membutuhkan perawatan yang rutin dan maksimal dan harus selalu dikontrol. Selain itu, penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik yang berada pada derajat 4 dan 5 banyak juga yang keadaan sewaktu pulangnya meninggal sehingga banyak juga yang lama rawatannya <10 hari.

(80)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

6.1.1 Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik berdasarkan

sosiodemografi, proporsi tertinggi pada kelompok umur 55-64 tahun 40,8%, jenis kelamin perempuan 60,8%, suku batak 50,8%, agama Islam (95,0%), pekerjaan sebagai ibu rumah tangga 50,8%, pendidikan SLTA 38,3% dan daerah asal luar Kabupaten Deli Serdang 85,8%.

6.1.2 Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik berdasarkan derajat ulkus kaki diabetik diperoleh proporsi tertinggi pada derajat 4 39,1%.

6.1.3 Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik yang dirawat inap tidak melakukan pemeriksaan bakteriologis sebanyak 73,3%

6.1.4 Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik yang melakukan pemeriksaan bakteriologis paling banyak terinfeksi jenis bakteri gram negatif sebanyak 71,9%

6.1.5 Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik berdasarkan kadar glukosa darah sewaktu diperoleh proporsi tertinggi pada penderita dengan kadar glukosa darah sewaktu ≥200 mg/dL 57,5%.

(81)

6.1.7 Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik berdasarkan sumber biaya diperoleh proporsi tertinggi pada penderita yang berobat dengan Askes/BPJS 85,8%.

6.1.8 Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik berdasarkan lama

rawatan diperoleh proporsi tertinggi pada penderita yang lama rawatannya <10 hari 51,7%.

6.1.9 Proporsi penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik berdasarkan

keadaan sewaktu pulang diperoleh proporsi tertinggi pada penderita dengan pulang berobat jalan (PBJ) 75,0%.

6.1.10 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara distribusi proporsi umur berdasarkan derajat ulkus kaki diabetik pada penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik (p=0,156).

6.1.11 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara distribusi proporsi jenis kelamin berdasarkan derajat ulkus kaki diabetik pada penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik (p=0,506).

6.1.12 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara distribusi proporsi pendidikan

berdasarkan derajat ulkus kaki diabetik pada penderita DM tipe 2 dengan ulkus kaki diabetik (p=0,896).

6.1.13 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara distribusi proporsi kadar

Gambar

Tabel 4.1
Tabel 4.5 No Jenis Bakteri
Tabel 4.12 Distribusi Proporsi Umur Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Derajat Ulkus
Tabel 4.13 Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita DM Tipe 2 dengan  Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Derajat
+7

Referensi

Dokumen terkait

3.3 Mengenal teks buku harian tentang kegiatan anggota keluarga dan dokumen milik keluarga dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat

PANITIA PENGADAAN BARANG DAN JASA BIDANG DIKMEN PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KENDAL1. TAHUN ANGGARAN

Bagi peserta yang merasa keberatan atas pengumuman ini diberikan kesempatan untuk menyampaikan sanggahan kepada Panitia Pengadaan Mebeler melalui Aplikasi LPSE

Menghar ap dengan hor mat kehadir an Saudar a unt uk mengikut i kegiat an Pembukt ian Kualifikasi paket Peker jaan Pemat angan Lahan unt uk Rusunaw a pada Dinas Cipta Kar

Kedua Ketetapan pemenang ini dibuat dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku dalam pengadaan Barang/Jasa. Ditetapkan di

Menghar ap dengan hor mat kehadir an Saudar a untuk mengikuti kegiatan Pembuktian Kualifikasi paket Peker jaan Pematangan Lahan untuk Rumah sakit tanpa Kelas

[r]

Daftar Rekanan yang ditetapkan sebagai pemenang berdasarkan hasil evaluasi oleh Panitia Pengadaan Barang dan Jasa dengan mengacu kepada Peraturan yang berlaku adalah