• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETANI UNTUK PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT PESTISIDA DI DESA PLAOSAN KECAMATAN PLAOSAN KABUPATEN MAGETAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETANI UNTUK PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT PESTISIDA DI DESA PLAOSAN KECAMATAN PLAOSAN KABUPATEN MAGETAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PERILAKU

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETANI

UNTUK PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT PESTISIDA

DI DESA PLAOSAN KECAMATAN PLAOSAN

KABUPATEN MAGETAN

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

BANGKIT ADITYA DWI AJI

NIM. 201110420311214

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)
(3)

iii

KATA PENGANTAR

مسب ه نمحرلا نمحرلا ميحرلا

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat allah SWT, berkat rahmat dan bimbingannya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Antara Self-efficacy dengan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Petani untuk Pencegahan Penyakit Akibat Pestisida di Desa Plaosan Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan“. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada:

1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.kep, Sp.Kom. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Nurul Aini, S.Kep. Ns, M.Kep. Selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Nur Lailatul Masruroh, S.Kep., Ns., MNS. Selaku pembimbing I yang telah sabar memberikan dorongan, motivasi, serta bimbingan dalam proses penyusunan skripsi ini.

(4)

iv

5. Ibu Dewi Baririet Baroroh, S.Kep., Ns. Selaku dosen wali Program Studi Ilmu Keperawatan 2011 khususnya kelas E yang memberikan dukungan untuk mengerjakan skripsi ini.

6. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat.

7. Ayah Imam Sudjono dan Ibu Sri Murtiwi Handayani tercinta yang telah mendidik saya dengan kasih sayang, mendo’akan dengan tulus dan memberi semangat,

sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini.

8. Teman-teman PSIK E 2011 semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu yang turut membantu dalam menyelesaikan proposal skripsi ini.

Penulis hanya mampu berdoa semoga amal kebaikannya mendapat imbalan dan diterima sebagai ibadah oleh ALLAH SWT. Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal skripsi ini masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, oleh karena itu ktritik dan saran bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga ALLAH SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua.

Malang, 27 Agustus 2015

(5)

v

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... iv

MOTTO ... v

LEMBAR PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRACK ... xi

DAFTAR ISI...xiii

DAFTAR TABEL…...xviii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti ... 7

1.4.2 Manfaat Bagi Petani ... 7

1.4.3 Manfaat Bagi Dinas Pertanian ... 7

1.4.4 Manfaat Bagi Dinas Kesehatan... 7

(6)

vi

1.6 Batasan Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Konsep Self-Efficacy ... 10

2.1.1 Definisi Self-Efficacy ... 10

2.1.2 Sumber-Sumber Self-Efficacy ... 12

2.1.3 Dimensi Self-Efficacy ... 14

2.2 Konsep Perilaku ... 19

2.2.1 Pengertian Perilaku ... 19

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku ... 21

2.3 Konsep Alat Pelindung Diri (APD) ... 23

2.3.1 Definisi Alat Pelindung Diri (APD)... 23

2.3.2 Alat Pelindung Diri (APD) ... 23

2.3.3 Standar Occupational Safety and Health Association (OSHA) ... 24

2.3.4 Peraturan Perundang-Undang Terkait dengan APD... 24

2.3.5 Bahaya-Bahaya yang Membutuhkan Penggunaan APD ... 25

2.3.6 Jenis-Jenis Alat Pelindung Diri ... 27

2.3.7 Alat Pelindung Diri (APD) Untuk Pengguna Pestisida ... 27

2.4 Konsep Pestisida ... 28

2.4.1 Pengertian Pestisida ... 28

2.4.2 Jenis Pestisida ... 28

2.4.3 Alat Penyemprotan Pestisida ... 30

2.4.4 Penyemprotan Pestisida ... 31

2.4.5 Penyimpanan Pestisida ... 32

2.4.6 Dampak Pestisida ... 33

(7)

vii

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 39

3.1 Kerangka Konseptual ... 39

3.2 Hipotesis Penelitian ... 40

BAB IV METODE PENELITIAN ... 41

4.1 Desain Penelitian ... 41

4.2 Kerangka Penelitian ... 42

4.3 Populasi, Sampel, Sampling ... 43

4.3.1 Populasi ... 43

4.3.2 Sampling ... 43

4.3.3 Sampel ... 44

4.4 Variabel Penelitian ... 44

4.4.1 Variabel Independen ... 44

4.4.2 Variabel Dependen ... 45

4.5 Definisi Oprasional ... 45

4.6 Tempat Penelitian ... 46

4.7 Waktu Penelitian ... 46

4.8 Instrumen Penelitian ... 47

4.8.1 Kuesioner Self-Efficacy ... 47

4.8.2 Lembar Kuesioner Perilaku penggunaan APD ... 48

4.9Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 49

4.9.1 Uji Validitas ... 49

(8)

viii

4.10 Prosedur Pengambilan Data ... 52

4.11 Analisa Data ... 53

4.11.1 Langkah-Langkah Pengolahan Data ... 53

4.11.2 Analisa Univariate dan Multivariat ... 54

4.12 Etika Penelitian ... 55

BAB V HASIL PENELITIAN ... 57

5.1 Karakteristik Responden ... 58

5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Pendindikkan ... 58

5.2 Frekuensi Self-Efficacy ... 59

5.2.1 Frekuensi Self-Efficacy pada Petani di Desa Plaosan Kabupaten Magetan ... 59

5.2.2 Frekuensi Kuesioner Self-Efficacy ... 59

5.3 Frekuensi Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Pasien di Desa Plaosan Kabupaten Magetan ... 61

5.3.1 Frekuensi Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Petani di Desa Plaosan Kabupaten Magetan ... 61

5.3.2 Frekuensi Kuesioner Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri .. 61

5.4 Crostabulation Self-Efficacy dengan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri ... 63

5.4.1 Crostabulation Self-Efficacy dengan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri ... 63

5.5 Hubungan antara Self-Efficacy dengan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Petani Untuk Pencegahan Penyakit Akibat Pestisida di Desa Plaosan Kabupaten Magetan ... 63

(9)

ix

BAB VI PEMBAHASAN ... 65

6.1 Gambaran Self-Efficacy pada Petani di Desa Plaosan Kabupaten Magetan ... 65

6.2 Gambaran Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Petani di Desa Plaosan Kabupaten Magetan ... 67

6.3 Hubungan antara Self-Efficacy dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Petani di Desa Plaosan Kabupaten Magetan ... 69

6.4 Keterbatasan Penelitian ... 72

6.5 Implikasi Keperawatan ... 72

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 74

7.1 Kesimpulan ... 74

7.2 Saran ... 74

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Definisi Operasional ... 46 Tabel 4.2 Kisi-kisi Kuesioner Faktor Eksternal ... 48 Tabel 4.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Perilaku Penggunaan APD ... 50 Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Self-Efficacy dan Perilaku Penggunaan APD

... 52 Tabel 5.2.1 Distribusi Frekuensi responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, dan

Pendidikan, pada Petani di Desa Plaosan Kabupaten Magetan... 58 Tabel 5.3.1 Frekuensi Self-Efficacy pada Petani di Desa Plaosan Kabupaten

Magetan ... 59 Tabel 5.3.2 Frekuensi Kuesioner Slef-Efficacy pada Petani di Desa Plaosan Kabupaten

Magetan ... 59 Tabel 5.4.1 Frekuensi Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Petani di

Desa Plaosan Kabupaten Magetan ... 61 Tabel 5.4.2 Frekuensi kuesioner Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada

Petani di Desa Plaosan Kabupaten Magetan ... 61 Tabel 5.5 Crostabulation Self-Efficacy dengan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri

... 63 Tabel 5.6.1 Correlation Self-Efficacy dengan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ... 39 Gambar 4.1 Kerangka Penelitian ... 42 Gambar 4.2 Kekuatan Hubungan Antara Self-Efficacy denga Perilaku Penggunaan Alat

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan Menjadi Responden ... 81

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ... 82

Lampiran 3 Kuesioner Self-Efficacy ... 83

Lampiran 4 Kuesioner Perilaku Penggunaan APD ... 85

Lampiran 5 Observasi Perilaku ... 87

Lampiran 6 Uji Validitas Self-Efficacy ... 88

Lampiran 7 Uji Reliability Self-Efficacy ... 89

Lampiran 8 Uji Validitas Perilaku Penggunaan APD ... 92

Lampiran 9 Uji Relibility Perilaku Penggunaan APD ... 94

Lampiran 10 Analisa Data Variabel Self-Efficacy ... 96

Lampiran 11 Analisa Data Variabel Perilaku Penggunaan APD ... 102

Lampiran 12 Nonparametric Correlation ... 108

Lampiran 13 Lembar Konsul Sempro ... 109

Lampiran 14 Lembar Konsul Sempro ... 110

Lampiran 15 Lembar Konsul Semhas ... 111

Lampiran 16 Lembar Konsul Semhas ... 112

Lampiran 17 Angket ... 113

Lampiran 18 Surat Ijin Studi Pendahuluan dan Penelitian ... 114

Lampiran 19 Surat dari Bangkes Bangpol ... 115

Lampiran 20 Surat Ijin dari Desa Bahwa dapat Penelitian ... 117

Lampiran 21 Surat Selesai Penelitian ... 118

Lampiran 22 Curriculum Vitae ... 119

(13)

xiii

DAFTAR PUSTAKA

Afriyanto, Defri. (2014). Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Petani Paprika di Desa Kumbo-Pasuruan Terkait Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dari Bahaya Pestisida. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Alwisol. (2006). Psikologi Kepribadian, edisi revisi. Malang: UMM Press.

Anizar. (2009). Tehnik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu. Anwar. (2009). Hubungan antara Self-Efficacy dengan Kecemasan Berbicara di Depan Umum pada

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Artha, W. Indrariyani & Supriadi. (2013). Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dan Self

Efficaccy dalam Pemecahan Masalah Penyesuaian Diri Remaja Awal. Jurnal Psikologi Udayana, 1(1), 190-202.

Aspuah, Siti. (2013). Kumpulan Kuesioner dan Instrumen Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Avey, J. B., Luthans, F. & Jensen, S. M. (2009). Psychological capital: A positive resource for combating employee stress and turnover. Journal Human Resources Management, 48(5), 667-693.

Bandura. (2001). Theories of personality. Cetakan ke-6. New York: McGraw Hill Companies, Inc.

Bandura, Albert. (2005). Impact of Adolescents Filial Self-Efficacy on Quality of Family Functioning and Satisfaction. Journal pf Research on Adolescence, 15(1), 71-97.

Calvin & Gardner. (2012). Teori-teori Sifat dan Behavioristik. Yogyakarta: Kabinawa.

Cherian, Jacob & Jacob, Jolly. (2013). Impact of Self Efficacy on Motivation and Performance of Employess. International Journal of Business and Management, 8(14),1833-8119.

Dahlan, Sopiyudin. (2010). Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.

(14)

xiv

Djojosumarto, P. (2008). Pestisida dan Aplikasinya. Agromedia Pustaka: Jakarta.

Efendi, F & Makhfuli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Jakarta: Salemba Medika. Effendi, Tjiptadinata. (2006). Teknik Menyerap kekuatan Alam. Jakarta: Gramedia.

Friedman, Howards & Schustack, Miriam. (2008). Keprivadian Teori Klasik dan Riset Modern. Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Feist, J & Feist, G.J. (2010). Teori Kepribadian Theory of Personality. Buku 2 Edisi 7. Jakarta: Salemba Humanika.

_______________. (2006). Theories of Personality. Buston: McGraw.

_______________. (2008). Theories of Personality. (6th ed). Yogyakarta: Pustaka.

Gray, John. (2001). How to Get What You Want and Want What You have Bagaimana Mendapatkan yang Anda Inginkan dan Menyukai yang Anda Miliki. Jakarta: Gramedia. Hartono, Dimyati. (2009). Problematik & Solusi Amandemen Undang-undang Dasar 1945.

Jakarta: Gramedia.

Hidayat. A.A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika

Hughes, RL, Ginnett, RC, & Curphy, GJ. (2009). Leadership: Enhancing the Lessons of Experience. (6th ed.). New York: McGraw Hill Irwin

Iskandar, A. Alfatah. (2014). Hubungan antara Self Efficacy terhadap Perilaku Kesehatan Reproduksi Remaja SMP Muhammadyah 8 Batu. Malang: PSIK Universitas Muhammadyah Malang.

Ivancevich, John M., Konopaske, Robert & Matteson, Michael T. (2006). Organizational Behavior And Management, Seven Edition.

Ivancevich, John M., Robert K., & Michael T.M. (2007). Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta: Erlangga.

Kementerian Pertanian. (2011). Rumusan Hasil Rakor Antisipasi Anomali Ikim. Jakarta: Kemenkes RI

(15)

xv

Koentjaraningrat. (2000). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Radar Jaya Offset.

Kusuma, Ibrahim. J. (2010). Pelaksanaan Progrtam Keselamatan dan Kesehatan Kerja karyawan PT. Bitratex Industries semarang. Fakultas Ekonomi: Universitas Diponegoro.

Larsen, R.J & Buss, D.M. (2008). Personality psychology : Domains of knowledge about human nature. New York: McGraw Hill.

Lastria, N., Zulfitri, R., & Misrawati (2012). Gambaran Perilaku Penyapu Jalan Dalam Pemakaian Alat Pelindung Diri. Skirpsi: PSIK UR.

Lawlis, Frank. (2006). The Iq Answer Meningkatkan & Memaksimalkan Iq Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Lind, Douglas., Marchal, William, & Wathen, Samuel (2008). Statistical Tecbniques in Business and Economics with Global Data Sets. Jakarta: Salemba Empat.

Lunenburg, Fred. (2011). Self-Efficacy in the Workplace: Implications for motivation and Performance. International Journal of Management, Business, and Administration, 14(1)

Luszczynska ., Schwarzer, R., Lippke, S., & Mazurkiewicz, M. (2011). Self-efficacy as a moderator of the planning-behaviour relationship in interventions designed to promote physical activity. Journal Psychology & Health, 26, 151-166.

Meliala. (2005).Strategi Pencegahan Keracunan Pestisida Berdasarkan pada Perilaku Petani di Kabupaten Karo. Tesis Pascasarjana: Universitas Sumatera Utara Medan.

Mukhid, A. (2009). Self-Efficacy (Perspektif Teori Kognitif Sosial dan Implikasinya terhadap Pendidikan). Tadris 4 (1), 106-112.

Munaf, Sjamsuir. (1997). Keracunan Akut Pestisida; Teknik Diagnosa, Pertolongan Pertama, Pengobatan dan Pencegahan. Jakart: Widya Medika.

Nedved, Milos & Imamkhasani, Soemanto.(1991). Dasar-dasar Keselamatan Kerja Bidang Kimia dan Pengendalian Bahaya Besar. ILO: Jakarta.

Notoadmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Penerbit Rineka. ____________. (2005). Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. ____________. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

(16)

xvi

____________. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmi Keperawatan Pendekatan praktis. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

OSHA. (2002). Safety and Health Regulations for Construction. U.S. Department of Labor. https://www.osha.gov/pls/oshaweb/owastand.display_standard_group?p_toc_le vel=1&p_part_number=1926#1926_Subpart_M (Diakses 15 April 2015). Papilia, D, E., Old, S, W., Feldman, R, D (2008). Psikologi Perkembangan edisi 9. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Pinasti, Woro. (2011). Pengaruh Self-Efficacy, Locus of Control dan Faktor Demografis terhadap Kematangan karir Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: Universitas Syarif hidayatullah Jakarta.

Prasetya, V (2013). Peran Kepuasan Kerja, Slef Sistem, Self Efficacy, Terhadap Kinerja Individual, Jurnal Riset Manajemen dan Akutansi.

Putri, D (2013). Analisis Gender Terhadap Self Efficacy, Self Regulated Learning, Dan Prestasi Akademik Remaja Dalam Pelajaran Matematika Dan Bahasa Indonesia. Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor

Quijano, R. dan Sarojeni. (1999). Awas! Pestisida Berbahaya Bagi Kesehatan. Solo: Yayasan Duta Alam

Rachmat & Miasan. M. (2011). Pendidikan Kewarganegaraan Mengembangkan Karakter Peserta Didik untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta: Grasindo.

Rahman, A. Nuzulia. (2011). Hubungan Efikasi Diri dan Dukunga Sosial dengan Penyesuasian Diri Remaja di Panti Asuhan. Jurnal Psikologi Islam (JPI). Lembaga Penelitian Pengembangan Psikologi dan Keislaman (LP3K), 8(2), 231-246.

Rahman, U (2003). Efikasi Diri, Kepuasan kerja, dan Organizational Citizenship Behavior Pada Guru Man Di Sulawesi, Jurnal Efikasi Diri, Kepuasan Kerja

Riyanto, T. & Susanto, H. 2009. Mau Bahagia?. Yogyakarta: KANISIUS.

Saftarina, dkk (2011). Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dan Personal Hygiene terhadap Kejadian Dermatitis Kontak Akibat Kerja pada Pemulung di TPA Bakung Bandarlampung: Dalam Seminar Nasioanal Sains dan Teknologi-IV.

(17)

xvii

Siahaan, R. (2004). Pengendalian Indek Konservasi Lahan dalam Pembangunan Permukiman. Jurnal Penelitian Permukiman, 20:41-46.

Soetjiningsih. (2006). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahanya. Jakarta: Sagung Seto. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sujarweni, W. V. (2014). Penelitian Keperawatan Dengan Spss. Yogyakarta: Pustaka Baru

Press.

Sularti & Muhlisin, Abi. (2012). Tingkat Pengetahuan Bahaya Pestisida dan Kebiasaan Pemakaian Alat Pelindung Diri Dilihat Dari Munculnya Tanda Gejala Keracunan pada kelompok Tani di Karanganyar.FIK S1 Keperawatan: Universitas Muhhammadyah Surakarta.

Suma’mur, P. (2009). Higene Perusahaan dan Kesehata. Jakarta: Gunung Agung.

Sumardjo, Damin. (2006). Penghantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: EGC.

Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Susilawati (2004). Hubungan Kebersihan Perorangan dan Pemakaian Alat Pelindung Diri dengan Kejadian Dermatitis pada Pemulung di TPA Jatibarang Semarang. Dalam : Skripsi FK Universitas Diponogoro: Semarang.

Taylor, S. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta : Kencana Predana Media.

Thundiyil, Josef G. (2008). Keracunan Akut Pestisida : Alat Klasifikasi. Journal WHO, 86 (3), 205-209.

Uqhsari. (2005). Bebaskan Dirii Anda. Jakarta: Gema Insani Press.

Wilson, F., Kickul, J., Marlino, D. (2007). Gender, entrepreneurial self efficacy, and entrepreneurial career intentions: implication for entrepreneurship education. Journal ETP (Entrepreneurship, Theory & Practice, Boston: Baylor University)

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu Negara berkembang dan Negara Agraris yang

sebagian penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Petani merupakan

kelompok kerja terbesar di Indonesia. Meski ada kecenderungan semakin menurun,

angkatan kerja yang bekerja pada sektor pertanian, masih berjumlah sekitar 40% dari

angkatan kerja. Banyak wilayah Kabupaten di Indonesia yang mengandalkan

pertanian, termasuk perkebunan sebagai sumber penghasilan utama daerah.

Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan bahan-bahan pokok sehingga petani mulai

mencari cara untuk meningkatkan hasil tanaman, salah satunya dengan

meminimalkan hama yang menyerang tanaman dengan menggunakan obat kimia

pembasmi hama tanaman seperti pestisida, karena tanaman yang sudah terserang

hama akan berdampak pada kerusakan tanaman yang berakibat turunnya nilai jual

bahkan sampai mengalami gagal panen. Walaupun memberi dampak baik akan hasil

tanaman, pestisida juga dapat memberikan dampak buruk pada petani (Shobib, 2013).

Setiap hari petani beresiko teracuni oleh pestisida dan setiap tahun diperkirakan

jutaan orang yang terlibat di pertanian menderita keracunan akibat pestisida.

Perkiraan World Health Orgazation (WHO) pada tahun 2009 terjadi sekitar 600.000

kasus dan 60.000 kematian terjadi di India dan yang paling rentan adalah anak-anak,

perempuan, pekerja di sektor informal dan petani miskin. Dampak dari pestisida yang

(19)

2

dan hingga kematian di Kamboja, setidaknya 88% petani mengalami dampak akut

keracunan pestisida di China, antara 53.000 dan 123.000 orang keracunan pestisida

setiap tahun. Sekitar 5.000 sampai 10.000 mengalami dampak yang sangat berbahaya

seperti kanker, cacat, mandul dan hepatitis setiap tahunya.

Penelitian yang di lakukan Meliala (2005) tentang dampak pestisida di

kabupaten Karo bahwa sebesar 54,4 % para petani melakukan penyemprotan

pestisida selama 3–4 jam sehari dan 51,9 % menyemprotkan pestisida secara teratur

yaitu 2–3 kali seminggu. Paparan pestisida dapat dialami para petani pengguna

pestisida ketika petani melakukan pencampuran pestisida dengan air, pada waktu

pengadukan, sampai kepada kegiatan penyemprotan. Paparan terhadap zat-zat

pestisida juga berbahaya bagi kesehatan, dimana paparan tersebut lebih besar bagi

petani karena penggunaan pupuk dan pestisida (Lawlis, 2006). Pada waktu

melaksanakan pencampuran pestisida, petani tidak menggunakan alat pelindung diri

(APD), kebanyakkan petani ada yang melakukannya sambil merokok, hal tersebut

memperlihatkan petani tidak memakai masker dimana masker adalah salah satu

bagian dari alat pelindung diri, sehingga hal tersebut akan memberikan dampak yang

buruk pada petani. Dari cara petani melakukan penyemprotan pestisida, terlihat

bahwa petani kurang peduli terhadap bahaya yang dapat mengancam kesehatan

bahkan nyawa mereka.

Pemakaian alat pelindung diri (APD) harus sesuai berdasarkan Keputusan

Dirjen P2PL Depkes RI Nomor 31-I/PD.03.04.LP Tahun 1993 tentang

perlengkapan alat pelindung diri minimal yang harus digunakan berdasarkan jenis

pekerjaan dan klasifikasi pestisida, beberapa jenis APD yang harus digunakan untuk

(20)

3

pelindung mata (kacamata goggle atau face shield) pelindung muka atau pelindung

pernapasan (masker), pelindung badan (baju lengan panjang dan celana panjang yang

terusan maupun yang terpisah, pelindung tangan (sarung tangan) dan pelindung kaki

(sepatu boot yang berlaras panjang, terbuat dari karet, tidak mudah robek dan tidak

mudah mengkerut) Kementrian Pertanian (2011 dalam Shobib, 2013).

Petani yang kurang kepatuhan tentang perilaku penggunaan alat pelindung diri

(APD) saat bekerja dapat berdampak kepada dirinya sendiri maupun lingkunggan di

sekitarnya akibat dan paparan dari bahan kimia yang di gunakannya contohnya

pestisida. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku petani tidak

menggunakan APD tersebut yaitu tingkat pendidikan akan mempengaruhi

pengetahuan tentang efek dari pestisida dan tidak tersediaan alat pelindung diri, rasa

nyaman dapat di akibatkan ketidakbiasaan petani menggunakan alat pelindung diri

(APD). Perilaku petani yang di indikasi dapat di jelaskan berdasarkan teori self-efficacy

yang membahas tentang keyakinan pada perilaku dapat di jelaskan bahwa self-efficacy

menjadi penentu keberhasilan performansi dan pelaksanaan pekerjaan seseorang.

Self-efficacy juga sangat mempengaruhi pola pikir, reaksi emosional, dalam membuat suatu

keputusan (Bandura dalam Anizar, 2009).

Penelitian yang dilakukan oleh Lunenburg (2011) tentang Self-Efficacy in the

Workplace: Implications for motivation and Performance, mengatakan bahwa self-efficacy

merupakan keyakinan tentang kemampuan individu dalam menyelesaikan

tugas-tugas atau masalah-masalah tertentu. Self-efficacy mempengaruhi tingkat usaha dan

ketekunan seseorang ketika menghadapi suatu masalah atau tugas-tugas yang sulit.

Sumber-sumber self-efficacy adalah performance, vicarious experience, verbal persuasion, dan

emotional cues. Self-efficacy berpengaruh terhadap keyakinan individu dalam belajar dan

(21)

4

dirinya sendiri dapat menggunakan kontrol pada situasi yang mengancam, tidak akan

membangkitkan pola-pola pikiran yang mengganggu atau negatif. Sedangkan bagi

individu yang tidak dapat mengatur situasi yang mengancam akan mengalami

kecemasan yang tinggi. Individu yang memikirkan ketidakmampuan koping dalam

dirinya dan memandang banyak aspek dari lingkungan sekeliling sebagai situasi

ancaman yang penuh bahaya, akhirnya akan membuat individu membesar-besarkan

ancaman yang mungkin terjadi. Melalui pikiran-pikiran tersebut, individu menekan

dirinya sendiri dan meremehkan kemampuan dirinya sendiri (Luszczynska., et all,

2011).

Self-efficacy sangat berhubungan dengan kemampuan individu dalam

meningkatkan perilaku penggunaan alat pelindung diri (APD). Salah satu fungsi

self-efficacy yaitu self-efficacy menentukan beberapa lama individu dapat bertahan dalam

mengatasi hambatan, dan situasi yang kurang menyenangkan. Individu yang memiliki

keyakinan tinggi terhadap kemampuan yang dimiliki ketika menghadapi tugas-tugas

yang sulit akan menganggap hal tersebut sebagai tantangan yang harus dikuasai,

mempertahankan komitmen diri dalam mencapai tujuan, memperoleh kembali

upayah-upayah ketika menghadapi kegagalan, ketika menghadapi situasi yang kurang

menyenangkan, mampu mengontrol dirinya, sehingga mampu menghasilkan

pencapaian diri yang lebih baik. Individu yang meragukan kemampuan dirinya akan

menganggap tugas-tugas tersebut sebagai ancaman, memiliki harapan yang rendah,

memiliki komitmen yang rendah terhadap tujuan yang dicapai, cepat menyerah, dan

kurang berusaha ketika menghadapi tugas yang sulit (Bandura dalam Artha &

Supriadi, 2013). Self-efficacy yang tinggi akan memotivasi seorang petani untuk

meningkatkan perilaku penggunaan alat pelindung diri (APD) agar terhidar dari

(22)

5

menyebutkan bahwa ada hubungan antara pemakaian APD dengan kejadian

keracunan atau gangguan kesehatan yang di alami petani yang disebabkan pestisida.

Pada umumnya perilaku petani menggunakan APD yang tidak lengkap, mereka hanya

menggunakan rata-rata tiga APD berupa baju lengan panjang, celana panjang dan

topi. Self-efficacy sangat berhubungan dengan kinerja dalam pekerjaan, pilihan karir,

pembelajaran, dan pencapaian, serta kemampuan beradaptasi. Individu yang memiliki

self-efficacy tinggi cenderung menunjukkan tingkat motivasi dan kinerja yang lebih

tinggi (Ivancevich, 2007).

Hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada bulan Maret kepada

gabungan kelompok petani (GAPOKTAN), serta hasil wawancara kepada ketua dari

kelompok tani (POKTAN), dan beberapa tani yang ada di lahan pertanian di desa

Plaosan, kecamatan Plaosan, kabupaten Magetan, mengatakan bahwa petani belum

yakin terhadap kemampuan yang dimilikinya dalam pemakaian (APD), sehingga

petani tidak mampu menerapkan penggunaan alat pelindung diri (APD) untuk

pencegahan penyakit yang disebabkan oleh pestisida. Petani mengatakan bahwa tidak

mengetahui bahaya dari pestisida, sehingga tidak menggunakan alat pelindung diri

(APD) saat bekerja. Data yang di dapat peneliti bahwa dari tahun 2010 hingga maret

2015, sudah ada 5 orang petani meninggal akibat keracunan pestisida, dan lebih dari

50% petani mengalami iritasi pada kulit contohnya gatal-gatal, kudis dan kurap, dan

30% petani mengalami pusing dan sesak nafas. Perilaku penggunaan APD

berdasarkan teori Lawrence green, memiliki beberapa faktor yaitu faktor prediposisi

(pengetahuan, perepsi, motivasi, sikap, dll), faktor enabling (faktor pendukung) dan

(23)

6

Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti mengenai Hubungan antara

self-efficacy dengan perilaku penggunaan alat pelindung diri (APD) pada petani untuk

pencegahan penyakit akibat pestisida di desa Plaosan kecamatan Plaosan kabupaten

Magetan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada Hubungan antara

self-efficacy dengan perilaku penggunaan alat pelindung diri (APD) pada petani untuk

pencegahan penyakit akibat pestisida di Desa Plaosan.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk Mengetahui Hubungan antara self-efficacy dengan perilaku penggunaan

alat pelindung diri (APD) pada petani untuk pencegahan penyakit akibat pestisida di

Desa Plaosan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mendeskripsikan gambaran self-efficacy pada petani di Desa Plaosan.

2. Identifikasi perilaku dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) pada petani

di Desa Plaosan.

3. Mengetahui hubungan antara self-efficacy dan perilaku penggunaan alat

(24)

7

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti

Penelitian ini di harapkan dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuan

penelitian, serta menjadi pengalaman berharga untuk peneliti yang kemudian menjadi

sumber referensi pada peneliti berikutnya.

1.4.2 Manfaat Bagi Petani

Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan motivasi bagi petani tentang

penggunaan alat pelindung diri (APD) untuk pencegahan penyakit yang di sebabkan

oleh pestisida.

1.4.3 Manfaat Bagi Dinas Pertanian

Penelitian ini juga di harapkan bermanfaat untuk pihak dinas pertanian karena

akan menjadi bahan acuan untuk petani agar dapat menggunakan alat pelindung diri

(APD) yang sesuai standar untuk pencegahan penyakit yang di sebabkan oleh

pestisida.

1.4.4 Manfaat Bagi Dinas Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi instansi kesehatan guna

mengetahui masalah kesehatan pada petani yang di akibatkan dari pestisida, karena

(25)

8

1.5 Keaslian Penelitian

1. Menurut penelitian Shobib (2013), yang berjudul Hubungan Antara

Pengetahuan Dan Sikap Dengan Praktik Pemakaian Alat Pelindungan Diri

(APD) Pada Petani Penggunaan Pestisida Di Desa Curut Kec. Penawangan

Kab. Grobogan. Penelitian ini merupakan penelitian Teknik sampling yang

digunakan adalah purposive sampling, pengambilan sampel berdasarkan

kriteria inklusi, didapatkan sampel sebanyak 52 responden yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan praktik

pemakaian alat pelindung diri. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa

tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap petani dalam menggunakan

APD untuk pencegahan penyakit akibat pestisida.

Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Shobib terletak pada

variabel independen didalam Shobib dimana variabel independennya

pengetahuan dan sikap, perbedaan lain adalah responden dan tempat

penelitian.

2. Penelitian Sularti (2012), meneliti tentang tingkat pengetahuan bahaya

pestisida dan kebiasaan pemakaian alat pelindung diri (APD) dilihat dari

munculnya tanda gejala keracunan pada kelompok tani di Karanganyar tahun

2012. Hasil penelitian menunjukkan 29 responden (64%) berpengetahuan

rendah, 16 responden (36%) sedang dan tidak ada yang berpengetahuan

tinggi. Kebiasaan pemakaian APD menunjukkan 36 responden (80%) tidak

lengkap, 9 responden (20%) lengkap. Munculnya tanda gejala keracunan

menunjukkan 30 responden (67%) muncul dan 15 responden (33%) tidak

(26)

9

pestisida dilihat dari tanda gejala keracunan (p = 0,002), ada hubungan

kebiasaan pemakaian APD dilihat dari munculnya tanda gejala keracunan (p

= 0,003) serta kebiasaan pemakaian APD merupakan variabel yang paling

dominan untuk munculnya tanda gejala keracunan (Exp (B) = 0,249).

Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan Sularti terletak pada variabel

independen didalam Sulatri dimana variabel independennya tingkat

pengetahuan bahaya pestisida, perbedaan lain adalah responden dan tempat

penelitian.

1.6 Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memberi batasan pada:

1. Alat pelindung diri (APD) yaitu suatu alat yang mempunyai kemampuan

untuk melindungi seseorang dalam melakukan pekerjaan yang berfungsi

mengisolasi tubuh tenaaga kerja dari bahaya di tempat kerja.

2 Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan, menolak,

memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest

(hama) yang diberi akhiran cide (pembasmi). Sasarannya bermacam-macam,

seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang

dianggap mengganggu. Pestisida biasanya beracun. Dalam bahasa sehari-hari,

pestisida seringkali disebut sebagai racun.

3 Self-efficacay adalah keyakinan atau kepercayaan individu mengenai kemampuan

dirinya untuk mengorganisasi, melakukan suatu tugas, mencapai suatu tujuan,

menghasilkan sesuatu dan mengimplementasi tindakan untuk menampilkan

Referensi

Dokumen terkait

Kawasannya wisata Danau Bandar Kayangan Lembah Sari memiliki luas 14 hektar (Renstra Dinas Pariwisata dan Ekonomi Relatif Provinsi Riau, 2015). Posisi sektor

Ditambah lagi juga masih kurangnya sarana dan prasarana dari BPOM di Pekanbaru untuk melakukan pengawasan, karena pengawasan terhadap makanan import ilegal ini yang dijual oleh

motherboard. Harus dijumpai tegangan sebesar +5 V pada kaki pin ini dengan menghubungkan power supply dengan tegangan listrik. Jika ada tegangan pada pin PS_ON ini

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Beberapa Sifat Biologi Tanah Kebun

Universitas Mercu Buana (UMB) merupakan salah satu dari sekian banyak universitas yang memanfaatkan media sosial twitter sebagai media komunikasinya yang dianggap cepat,

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbinganNya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Studi Literatur Pengaruh

Pengaruh penambahan persen volume surfaktan SLS terhadap tegangan permukaan oli mesin Pertamina Enduro 4 Stroke yaitu semakin tinggi persen volume surfaktan yang ditambahkan,

Seiring dengan strategi perusahaan untuk menjadi perusahaan industri baja terpadu, PT.Krakatau Steel (persero) membangun Pabrik Slab Baja dan Pabrik Baja Lembaran Panas