Perubahan Pola Hubungan Gender Di Keluarga Migran
(Studi Kasus Pada TKIW di Kecamatan Rawamerta Kabupaten KarawangPropinsi Jawa Barat)
Harmona Daulay
Program Pascasarjana Program Studi Ilmu-Ilmu Sosial
Jurusan Sosiologi Universitas Gadjah Mada
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk melihat perubahan hubungan gender di dalam keluarga TKIW. Penulisan tentang keluarga TKIW yang menjadi fenomena sangat jarang di analisis dari sisi dampak keluarga dan relasi gender dengan suami mereka yang ternyata menyimpan berbagai persoalan ketidakadilan dalam hubungan gender. Pertanyaan penelitian diarahkan bagaimana hubungan gender pada keluarga TKIW, apakah bekerjanya istri dan akses dalam ekonomi akan menguasai posisi tawar menawar dalam pengambilan keputusan dalam keluarga. Topik ini dianggap penting karena menganalisis pengambilan keputusan berkorelasi pada kekuasaan laki - laki dan wanita yang akan menggambarkan kondisi yang menunjang tercapainya hubungan gender yang setara.
Responden penelitian sebanyak 10 TKIW dan dilakukan di Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang. Pemilihan lokasi didasarkan pada fenomena TKIW yang cukup mencolok di Karawang yang menimbulkan berbagai efek termasuk salah satunya perceraian. Dalam konteks ini akan dianalisis pola hubungan gender di dalam perkawinan. Sampel dilakukan metode Snowball.Analisis dilakukan dengan pendekatan teori feminis Marxist dengan pendekatan patriarkhi dan analisis gender yang dilakukan secara kualitatif yang mengandalkan interpretatif.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sistem patriarkhi yang mendominasi hampir seluruh nilai sosial budaya di dunia dengan titik sentral suami sebagai pihak dominan telah mengalami pergeseran. Nilai-nilai peminggitan dan feminitas tidak lagi diinterpretasikan secara kaku. Budaya permisif suami terhadap istri untuk mencari nafkah ke Luar Negeri sangat kelihatan walaupun hal ini memang sangat ditunjang oleh desakan ekonomi keluarga. Perubahan status pencari nafkah utama terjadi tetapi suami tidak berubah peran melakukan pengasuhan anak dan aktivitas domestik lainnya. Hal ini justru mengurangi kewajiban suami yang bebas dari mencari natkah dan bebas dari beban domestik. Kepergian berdampak juga pada konflik dalam pemanfaatan uang, suami yang selingkuh dan kawin lagi sampai kepada konflik dengan keluarga luas dan adanya rasa persaingan antara suami dan keluarga luas dalam menikmati penghasilan TKIW.
Kata Kunci: Tenaga Kerja Indonesia Wanita (TKIW), Patriarkhi, Gender
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara