• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip Kerja Telepon Selular

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Prinsip Kerja Telepon Selular"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

Hendy Setiawan : Prinsip Kerja Telepon Selular, 2008.

PRINSIP KERJA TELEPON SELULAR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

TUGAS AKHIR

HENDY SETIAWAN 032408034

PROGRAM DIPLOMA III FISIKA INSTRUMENTASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERSETUJUAN

Judul : PRINSIP KERJA TELEPON SELULAR

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : HENDY SETIAWAN

Nomor Induk Mahasiswa : 032408034

Program Studi : DIPLOMA III FISIKA INSTRUMENTASI

Departemen : FISIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, Juni 2008

Diketahui

Departemen Fisika FMIPA USU Pembimbing

Ketua,

Dr. Marhaposan Situmorang Dra. Yustinon M.Si

(3)

PERNYATAAN

PRINSIP KERJA TELEPON SELULAR

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2008

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iv

DAFTAR GAMBAR vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Tujuan 2

1.3 Batasan Masalah 2

BAB II TELEPON SELULAR

2.1 Sejarah Telepon Selular 4

2.2 Perkembangan Teknologi Selular 5

2.2.1 AMPS (Advance Mobile Phone Sistem) 5

2.2.2 GSM (Global System for Mobile Telekomunication) 6

2.2.3 CDMA (Code Division Multiple Access) 6

2.3 Konsep Dasar Teknologi Selular 7

2.3.1 Defenisi Selular 7

2.3.2 Arsitektur Jaringan GSM 9

1. Mobile Station 9

2. Base Station Subsistem (BBS) 10

3. Network Sub Sistem 11

BAB III STRUKTUR PERANGKAT KERAS (HARDWARE)

3.1 Pendahuluan Perangkat Keras (Hardware) 13

(5)

1.1. Sistem Pemancar (Transmitter) 14

1.2 Sistem Penerimaan (Receiver) 15

1.3 SubSistem Transceiver (transitter dan receiver) 15

3.2 Komponen Internal 18

1 Komponen Pasif 18

1.1 Resistor 19

1.2 Kondensator 19

3.3 Komponen Eksternal 25

3.3.1 Komponen aktif 25

3.3.1.1 Dioda semikonduktor 25

3.3.1.2 Transitor 26

3.3.1.3 IC (Intergrated Circuit) 27

3.4 Perkembangan IC Handphone 28

3.5 Komponen Koneksi 43

3.5.1 Konektor Batterey 43

3.5.2 SIM Reader 44

3.5.3 Plug In 45

3.5.4 Rubber 45

3.5.5 Fleksibel 45

3.5.6 Keytone 46

3.6 Antenna Switch/Duplexer 46

3.7 PA (Power Amplifier Transmitter) 48

3.8 HF Amplifier 49

3.9 RF Processor 49

3.10 VCO (Voltage Control Oscilator) 51

3.11 Penguat Operasional 52

3.12 Crystal Oscilator 56

3.13 BaseBand 57

3.13.1 CPU (Central Processor Unit) 58

3.14 Main Memory 59

(6)

3.18 Power Supply 63

3.19 Control Charging 64

3.20 UI (User Interface) 65

BAB IV PERANGKAT LUNAK (SOFTWARE)

4.1 Perangkat Lunak 77

4.1.1 Perangkat Lunak Sistem 77

4.1.2 MCU 78

4.1.3 PPM 78

4.1.4 EEPROM 78

4.1.5 Perangkat Lunak Aplikasi 79

1. Pengolahan Kata 79

2. Pengolahan Angka 79

3. Grafis 80

4. Multimedia 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 81

5.2 Saran 82

DAFTAR PUSTAKA 83

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Cell Area 8

Gambar 2 Struktur Cell 9

Gambar 2.4.2.1 Contoh Handphone 10

Gambar 4 Base Station 11

Gambar 3.1.1 Struktur sistem handphone 13

Gambar 3.1 Sistem RF 14

Gambar 1.3 Subsistem Tranceiver 15

Gambar 3.2 Nokia 3310 18

Gambar 1.1 Bentuk resistor dan lambangnya 19

Gambar 1.2 Gambar kapasitor 20

Gambar 1.2.1 Rangkaian RC 22

Gambar 3.3.1.1 Dioda semikonduktor 26

Gambar 3.3.1.3 IC 27

Gambar 3.3.1.3b Pin Kaki IC 28

Gambar 1.1 Bentuk rangkaian khas 32

Gambar 1.2 Beberapa tahap fabrikasi IC monolitik 34

Gambar 1.3 Proses fotoetsa 36

Gambar 1.4 Rangkaian Op Amp 40

Gambar 2.1 diagram handphone 41

Gambar 3.1 Konektor Battrey 43

Gambar 2.5.2.pin IC SIM Card 44

Gambar 3.6.Pemancar Antena 47

Gambar 3.6.3.switch anten 8210 48

Gambar 3.7.PA 49

Gambar3.9.a.IC Hagar 50

(8)

Gambar.3.10..VCO 52

Gambar 3.12.osilasi LC Dasar 56

Gambar 3.13.1.PIN IC CPU 58

Gambar 3.18.Schematik UPP 63

Gambar 3.20.Flow chart UI 65

Gambar 3.20. Diagram Keytone 67

Gambar 3.22.Speaker dan penguat 69

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi yang kian semakin pesat membuat umat manusia selalu

berinovasi dengan Ilmu Pengetahuan, termasuk salah satu diantaranya adalah Telepon

Seluler (Handphone). Dengan adanya alat ini, manusia dapat berbicara dan

menyampaikan informasi baik dari jarak jauh maupun dekat, percakapan dari jarak jauh

misalnya, tidak perlu berteriak atau bergaung untuk dapat didengar oleh penerimanya.

Cukup dengan menggunakan Telepon Selular maka komunikasi pun dapat terjadi.

Sejarah latar belakang telepon dahulunya ditemukan oleh penemu dari Skotlandia,

yang bernama Alexander Graham Bell. Beliau mencoba bereksperimen dan meneliti

komunikasi percakapan manusia. Perkembangan teknologi sekarang sehingga telepon

dapan dibawa kemana-mana tanpa menggunakan listrik, melainkan baterai 3,7 V sebagai

arusnya, yang mampu tahan berjam-jam penggunaannya.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, dicoba memberikan suatu penjelasan

tentang perlunya suatu alat komunikasi pemberi informasi. Alat komunikasi teresebut

mengunakan tampilan LCD (hitam/putih, berwarna).

Perkembangan Teknologi Seluler berkembang dengan cepat sekali, sehingga

fungsi handphone bukan di gunakan sebagai komunikasi saja, dengan

tambahan-tambahan fitur seperti kamera digital, radio, LCD berwarna dengan resolusi tinggi

handphone menjadi perangkat yang canggih dan pintar.

Handphone merupakan alat Komunikasi Wireless yaitu komunikasi bergerak

(10)

berkembang dengan pesat dalam satu dekade terakhir ini. Prinsip dari komunikasi

wireless ini menggunakan kanal radio yang terpisah untuk berkomunikasi dengan cell

site.

1.2 Tujuan

Tujuan laporan ini adalah memberikan suatu informasi atau pengetahuan bagi

yang membaca laporan ini. Informasi yang diberikan adalah bagaimana cara bekerjanya

sebuah handphone dengan komponen-komponen yang bekerja didalamnya seperti IC,

Resistor, LCD, dst.

1.3 Batasan Masalah

Industri Telekomunikasi yang semakin pesat membuat inovasi pembaharuan

dibidang telepon seluler, seakan tiada henti terus menerus mengeluarkan produk

terbarunya. Terlebih ponsel bermerek Nokia selalu menciptakan type handphone

hampir rata-rata setiap bulan, disusul dengan Sony ericsson dan Motorola.

Sehingga fenomena ini membuat industri assembling (pabrikan/factory), terus

menerus mengejar target dan nilai jual pangsa pasar yang tinggi, namun pada

kenyataannya banyak beberapa type handphone yang kurang memiliki mutu dan

kualitas dalam penggunaan manusia sehari-hari, dikarenakan persaingan harga yang

murah dan menjangkau semua kalangan tetapi tidak memiliki nilai intrinsik yang

mencukupi.

Tentunya hal tersebut membuat tekhnisi Handphone banyak menjumpai masalah

(kerusakan) guna memperbaiki type handphone yang dimaksud, mulai dari

pembahasan Software maupun Hardware.

Melalui paparan pengetahuan Handphone ini, dimasa depan setiap manusia akan

mempunyai Telepon Selular masing-masing kemudian berubah menjadi Home

(11)

BAB II

TELEPON SELULER

2.1 Sejarah Telepon Seluler

Telepon Genggam seringnya disebut handphone (disingkat HP) atau disebut pula

sebagai telepon Seluler (disingkat ponsel) adalah perangkat telekomunikasi elektronik

yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon fixed line konvensional,

namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu disambungkan

dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless). Saat ini Indonesia

mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu sistem GSM (Global System For Mobile

Telecommunications) dan sistem CDMA (Code Division Multiple Access). (Wikipedia,

2007)

Sistem Handphone terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak

(software). Tanpa perangkat lunak handphone hanya benda keras saja, demikian juga

perangkat tanpa perangkat keras, tanpa perangkat keras hanya merupakan kode-kode

computer saja.

Ponsel merupakan gabungan dari Teknologi Radio yang dikawinkan dengan

Teknologi Komunikasi Telepon. Telepon pertama kali ditemukan dan diciptakan oleh

Alexander Graham Bell pada tahun 1876. sedangkan komunikasi tanpa kabel (wireless)

ditemukan oleh Nikolai Tesla pada tahun 1880 dan diperkenalkan oleh Guglielmo

Marconi.

Akar dari perkembangan digital wireless dan seluler dimulai sejak 1940 saat

teknologi telepon mobil secara komersial diperkenalkan. Apabila dibandingkan dengan

perkembangan sekarang yang begitu pesat, sebenarnya teknologi ini mengalami

(12)

perkembangan teknologi yang murah seperti transistor atau semi konduktor belum

dikembangkan dengan baik. Setelah di temukannya transistor maka dimungkinkan

perkembangan teknologi menjadi lebih pesat. (http:

Perbaikan Hardware Telepon Selular Dan Permasalahannya: Bagian ii//, 22/06/08)

2.2 Perkembangan Teknologi Seluler

Dengan perkembangan teknologi wireless yang sedang berkembang pesat saat ini

yaitu teknologi telepon tanpa kabel (wireless) diantaranya AMPS (Advance Mobile

Phone System), GSM (Global System for Mobile system) dan CDMA (Code Division

Multiple Access).

2.2.1 AMPS (Advance Mobile Phone System)

AMPS merupakan generasi pertama pada teknologi selular. System ini di

alokasikan pada Band 800 Mhz. jaringan ini mengguakan sirkuit terintergrasi yang sangat

besar yang terdiri dari Computer Dedicated dan System Switch.

AMPS menggunakan range frekuensi antara 824 Mhz – 894 Mhz yang

diperuntukan pada ponsel analog. AMPS hanya di operasikan pada band 800 Mhz dan

tidak menawarkan fitur lain yang umum digunakan pada layanan seluler seperti e-mail

dan browsing di web. Kualitas suara yang kurang bagus serta beberapa permasalahan

teknis menjadi kendala dari system AMPS ini sehingga system ini tidak berkembang dan

bahkan ditinggalkan setelah teknologi digital berkembang.

(13)

GSM merupakan generasi kedua setelah AMPS, GSM pertama kali dikeluarkan pada tahun 1991 dan mulai berkembang pada tahun 1993 dengan diadopsi oleh beberapa

negara seperti Afrika Selatan, Australia, Timur Tengah, dan Amerika Utara.

Perkembangan pesat dari GSM disebabkan karena penggunaan system yang digital

sehingga memungkinkan pengembang untuk mengekploitasi penggunaan algoritma dan

digital serta memungkinkannya penggunaan Very Large Scale Intergration (VLSI). Untuk

mengurangi dan memperkecil biaya Handled terminalnya, pada saat ini GSM telah

menggunakan fitur Intelegent Network (jaringan kecerdasan).

GSM adalah system telekomunikasi bergerak dengan menggunakan system

selular digital. GSM pertama kali dibuat memang dipersiapkan untuk menjadi system

telekomunikasi bergerak yang memiliki cakupan internasional berdasarkan pada

teknologi Multyplexing Time Division Multiple access (TDMA). GSM mempunyai

frekuensi 900 Mhz selain itu GSM juga menggunakan frekuensi 1800 Mhz dengan nama

Personal Communication Network. GSM juga menyediakan layanan untuk mengirimkan

data dengan kecepatan tinggi yang menggunakan teknologi High Speed Circuit Switch

Data (HSCSD) yang mampu mengirimkan data sampai 64 Kbps hingga 100 Kbps. Di

Indonesia jaringan GSM di tempati oleh PT. Telkomsel, Exelkomindo, Satelindo,

Indosat.

2.2.3 CDMA (Code Devision Multiple Access)

CDMA merupakan generasi ketiga (3G). teknologi telpon tanpa kabel sangat

dirasakan perkembangannya, dengan munculnya berbagai macam jenis telepon selular.

Sekarang ini yang sedang berkembang adalah telepon tanpa kabel yang menggunakan

Code Devision Multiple Access yang menggunakan teknik penyebaran spectrum. Berbeda

dengan metode Global System for Mobile Communication (GSM) yang menggunakan

Time Division Multiplexing (TDM), CDMA tidak memberikan penanda pada frekuensi

khusus pada setiap user. Setiap channel menggunakan spectrum yang tersedia secara

penuh. Percakapan individual akan di encode atau di sandikan dengan pengaturan digital

(14)

gunakan oleh militer Amerika Serikat sebagai komunikasi Intelejen pada waktu perang.

Perkembangan CDMA tidak secepat perkembangan GSM yang banyak diadopsi oleh

sebagian besar operator di berbagai macam Negara. Di Indonesia untuk jaringan CDMA

ditempati oleh PT. Mobile-8, Telecom, Telkomflexy dan Esia.

2.4 Konsep Dasar Teknologi Selular

System selular adalah system yang canggih sebab system ini membagi suatu

kawasan dalam beberapa sel kecil. Hal ini digunakan untuk memastikan bahwa frekuensi

dapat meluas sehingga mencapai ke semua bagian pada kawasan tertentu sehingga

beberapa pengguna dapat menggunakan ponsel mereka secara simultan tanpa jeda dan

tanpa terputus-putus.

2.4.1 Definisi Selular

Pada system seluler, untuk menggambarkan cakupan area secara geografis

digunakanlah penggambaran heksagonal. Area inilah yang disebut sel (Cell). Bukan

lingkaran untuk menggambarkan sebuah sel?

(15)

Dapat dilihat pada gambar 1, menggambarkan sebuah sel dalam bentuk lingkaran,

maka sel satu dengan yang lainnya tidak akan dapat saling berkesinambungan dengan

sempurna. Pada system selular, semua daerah dapat dicakup tanpa adanya gap sel satu

dengan yang lain sehingga kurva heksagonal mewakili, kerena cakupan area dapat

tergambarkan dengan rapih serta mencakup keseluruhan area.

Dimana sebuah Antena akan dapat mengirim dan menerima sinyal pada tiga

daerah yang berbeda, dimana setiap sel hanya tercakup sebagian saja dari ketiga sel yang

tercakup.

gambar.2.Penunjukan Heksagonal Cell yang saling berhubungan

Beberapa komponen penting pembentuk system dari seluler adalah peralatan

seluler itu sendiri seperti Base Station Radio, Antena dan Base Station Controller yang

akan mengatur lalulintas dari beberapa sel dan saling berhubungan pula dengan jaringan

telepon publik.

2.4.2 Arsitektur Jaringan GSM

Jaringan di dalam Global System for Mobile Telecommunication (GSM) disusun

(16)

1. Mobile Station

Mobile Station yang merupakan perangkat dibawa oleh pelanggan atau kata lain

telepon selulernya yang akan menerima maupun mengirimkan data. Mobile Station terdiri

dari Radio transceiver, Display dan Digital Signal Proccesor (DSP) dan kartu SIM

(Subscriber Identity Module). Dalam Global System for Mobile telecommunication

(GSM) identitas panggilan tidak dihubungkan dengan handphonenya tetapi dengan kartu

SIM sehingga bila kartu SIM dimasukan keterminal lain maka pengguna akan tetap

menerima panggilan dan dapat melakukan pemanggilan dari terminal tersebut serta dapat

menerima layanan pelanggan yang lainnya. Mobile Equipment atau Handphone secara

unik dapat dikenali dengan International Mobile Subscriber Identity (IMEI) sedangkan

kartu SIM memiliki International Mobile Subscriber Identity (IMSI) yang dapat

mengidentifikasi pelanggan. Akan tetapi IMEI dengan IMSI tidak saling tergantung maka

dapat digunakan dalam mobilitas pribadi. Dengan kata lain kita dapat memindahkan kartu

SIM (Subscriber Identity Mobile) ke Handphone manapun juga.

(17)

2. Base Station Subsistem (BBS)

Base Station Subsistem (BBS) merupakan peralatan yang mengendalikan

hubungan antara radio dengan mobile station. Base Station Subsistem terdiri atas dua

bagian yaitu : Base Transceiver Station (BTS) yang mengandung transceiver radio yang

menangani sebuah cell atau daerah dan berhubungan dengan mobile station dan Base

Station Controller (BSC) yang cara kerjanya mengatur hubungan radio antara satu dan

beberapa Base Transceiver Station. Selain itu juga Base Transceiver Station merupakan

penghubung antara Mobile station dengan Mobile Service Switching Center (MSC).

3. Network Sub Sistem

Network Sub System yang merupakan bagian utamanya adalah mobile Service

Switching Center (MSC) kegunaannya untuk melakukan switching pengguna jaringan

bergerak dengan pengguna jaringan bergerak atau tetap. Mobile Service Switching Center

(18)

antara entitas fungsional ini menggunakan Signaling Sistem Number 7 (SS7) yang

digunakan untuk Trunk Signaling dalam ISDN dan digunakan secara luas di jaringan

umum sekarang.

Informasi mengenai mobile station disimpan dalam dua Location Register yang

merupakan sebuah basis data. Yang pertama adalah Home Location Register (HLR) yang

berisi semua informasi administrasi dari semua pelanggan yang terdaftar disuatu jaringan

GSM beserta lokasi dari mobile station. Lokasi dari suatu Mobile Station disimpan dalam

bentuk Mobile Station Roaming Number (MSRN). Sedangkan yang kedua adalah Visitor

Location Register (VLR) berisi informasi berisi administrasi terpilih dari Home Location

Register (HLR) yang dibutukan untuk control pangilan dan izin bagi pengguna service

berlangganan untuk setiap pengguna. Register lain yang digunakan untuk autentikasi dan

keamanan adalah Equipment Identity Register (EIR) yang merupakan basis data yang

berisi daftar Mobile Station yang valid dalam jaringan GSM yang teridentifikasi lewat

nomor IMEI. Sedangkan Autenthication Center adalah basis data terproteksi yang

(19)

BAB III

STRUKTUR PERANGKAT KERAS (HARDWARE)

3.1 Pendahuluan Perangkat Keras (Hardware)

Kita awali dengan uraian proses Input dan Output (IO) pada Handphone… IO

adalah bagian dari hardware dan software, dimana keduanya saling terkait, yaitu bagian

yang ada di dalam Pesawat Telepon Seluler, untuk memberikan perintah kepada Telepon

Seluler agar berjalan dengan baik. Bilamana informasi data input sudah tidak benar maka

outputnyapun tidak akan memberikan perintah dengan benar kepada seluruh komponen

hardware maupun software.

Hardware merupakan kumpulan perangkat-perangkat komponen elektronika yang

mendukung suatu system elektonika, sebuah hardware dapat dirasakan dan

keberadaannya secara fisik. Hardware handphone adalah sebagai subsistem dari sistem

Handphone yang terdapat gabungan system radio wireless, telpon, dan Komputer. (Tag:

(20)

Gambar 3.1.1.Struktur sistem Handphone

1. RF (Radio Frekuensi)

Sistem RF adalah bagian yang berfungsi untuk mentransmisikan data informasi, bagian ini akan berperan sebagai system wireless pada system selular. System RF

terdapat dua rangkaian yang terintergrasi pada system RF, yaitu:

Gambar 3.1 Sistem RF

1.1. Sistem pemancaran (Transmitter)

Agar data informasi dapat di pancarkan kepada Base Station harus ada yang

membawa data informasi.

Dengan menggunakan system pemancaran (Transmitter) data informasi akan di

satukan (Modulation) dengan signal pembawa yaitu pada teknologi GSM mempunyai

frekuensi 900Mhz-1900Mhz. Signal data informasi yang telah termodulasi akan

(21)

sebab jarak antara ponsel dengan base station cukup jauh, oleh karena itu base station

akan dapat menerima signal informasi yang dikirimkan oleh ponsel bila signal yang telah

termodulasi tersebut telah benar-benar kuat. Pada sistem ini akan menjadi penentu pada

proses registrasi jaringan pada ponsel.(mosgoogle)

1.2. Sistem penerimaan (Receiver)

Sistem ini berfungsi untuk penerimaan data informasi dari base station. Dengan

menggunakan sistem penerimaan, ponsel akan dapat menerima data informasi yang

dipancarkan oleh Base Station.

Signal data informasi yang dikirimkan oleh Base Station masih berbentuk Signal

data yang masih termodulasi dengan signal pembawa. Agar data informasi dapat di

teruskan kepada bagian DSP (Digital Signal Proccesor) harus di pisahkan terlebih dahulu

signal data informansinya dengan signal pembawa, subsistem ini dinamakan dengan

demodulasi. (Tag:

(22)

Gambar 1.3 SubSistem Tranceiver (transitter dan receiver)

Sistem komunikasi wireless didukung oleh beberapa subsistem yang saling

berkaitan satu system kepada system yang lainnya, oleh karena itu bila diantara subsistem

ini terdapat kerusakan maka semua system transceiver tidak akan berfungsi dengan baik.

Input data dilakukan Input data dilakukan seperti memberikan perintah Up-Grade

ataupun Downgrade, dan kemudian masing-masing komponen software maupun

hardware mengolah dan di proses lalu mengeluarkan perintah seperti merubah versi,

menambah aplikasi bahasa, gambar ataupun berupa suara.

Dan ketika ingin mengambil atau mengirim data yang ada pada komputer akan

secara otomatis semua komponen yang ada pada Pesawat Telepon Seluler akan

melakukan Input dan Output. Jika proses yang akan dilakukan meng-upgrade atau

downgrade data yang dikirim dari komputer kedalam Pesawat Telepon Seluler akan

diproses terlebih dahulu didalam alat Flasher, agar supaya data yang akan dikirim akan

sesuai dengan yang dibutuhkan oleh Pesawat Telepon Seluler.

Pada dasarnya Ponsel terdiri beberapa blok rangkaian (beberapa komponen

hardware yang saling terintegrasi) guna mendukung proses bekerjanya Ponsel tersebut,

sehingga menjadi satu kesatuan yang disebut sistem ⇔seluler. Blok rangkaian tersebut

adalah sebagai berikut: Antena Antena Switch, Filter Rx (receiver), Penguat Rx

(Transistor) : IC RF Prosessor (IF, Mixer, Oscilator X’Tall,⇒merupakan blok penerima

VCO, Filter⇐Detector, Encoder, Decoder, AFC, Tone frequency, Squelch) Power⇓Tx

(transceiver), IC Power Amplifier : merupakan blok pemancar Detector, C.P.U. Memory

(RAM, IC Flash, EEPROM) SIM Card. UEM (IC IR T/R Dioda, Bluetooth, LCD,

Key⇑Regulator, IC Charger, IC Audio). Pad. Microphone/Speaker-Earphone. IC

Interface (vibrator, Buzzer, LED), Flexible. Battery. Lebih jelas di ungkap oleh gambar

(23)

Didalam perangkat handphone banyak komponen yang digunakan

seperti:Transistor, IC (Intergrated Citcuit), Dioda, dan sebagainya. Untuk dapat mengerti

bekerjanya rangkaian pada perangkat handphone maka harus dipelajari sifat dari

komponen-komponen yang penting. Pada bab ini akan dibicarakan komponen-komponen

yang terdapat pada perangkat handphone secara garis besar dan bekerjanya rangkaian

yang penting.

Komponen yang terdapat pada perangkat handphone dapat di klasifikasikan

(24)

3.2 Komponen Internal

Gambar 3.2. Nokia 3310 / Mobile Phone PCB Troubleshooting Locations 1

Komponen internal adalah komponen yang terdapat pada mesin handphone,

dimana komponennya terpasang pada papan PCB (Printed Circuit Board). (PCB

Repairing Diagrams For Latest Digital Mobile, Volume 1 Nokia Series)

Komponen internal dapat digolongkan dalam bebrapa golangan yaitu:

(25)

Komponen pasif adalah komponen-komponen elektronika yang tidak dapat menghasilkan tenaga apabila di aliri aliran listrik.

Beberapa contoh komponen yang termasuk pasif adalah: tahanan (Resistor),

Kapasitor (kondensator),dan sebagainya.

1.1. Resistor

Tahanan listrik dalam bidang elektronika disebut juga resistor atau resistence. Dalam bahasa belanda dikenal dengan nama Werstand.

Tahanan listrik adalah komponen yang paling banyak dipergunakan dalam

rangkaian elektronika ,hal ini di sebabkan karena sifat dan fungsi dari tahanan itu sendiri.

Besar kecilnya nilai tahanan dapat dinyatakan dengan satuan Ohm atau ditulis

dengan huruf latin Ω (omega) dan notasinya ditulis dengan huruf R.

Bentuk fisik dari tahanan adalah seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 1.1 Bentuk resistor dan lambangnya

Fungsi dari pemasangan tahanan (resistor) dalam suatu rangkaian adalah:

 sebagai pembatasan atau pengatur arus.

 Sebagai pengatur tegangan.

 Sebagai pembag tegangan.

(26)

Kondensator adalah termasuk salah satu komponen pasif yang banyak

dipergunakan dalam rangkaian elektronika. Kondensator dalam bidang elektronika

disebut juga kapasitor atau condenser. Kapasitor berasal dari kata Capasitance atau

kapasitas yang artinya kemampuan untuk menyimpan aliran listrik untuk sementara

waktu. (Robert L. Shrader, 1991)

Gambar 1.2. Sebuah kapasitor terdiri dari 2 plat penghantar yang dipisahkan oleh suatu

dielektrik bukan penghantar

Symbol dari kondensator adalah seperti pada gambar dibawah ini:

Dielektrik,

atau bukan penghantar

Lempeng logam

(27)

Kondensator bipolar kondensator nonpolar

Besarnya kapasitas dari kondensator dinyatakan dengan satuan farad (F) dan notasinya ditulis dengan huruf capital C.

Nama farad diambil sebagai tanda penghargaan kepada seorang pencipta

kondensator yang bernama Michael Faraday.

Dalam praktek biasanya satuan Farad (F) dianggap sangat terlalu besar, sehingga

dalam pemakaiannya satuan farad diperkecil menjadi:

Mikro Farad disingkat µF

Tujuan penggunaan kondensator dalam suatu rangkaian elektronika adalah dengan

maksud:

 Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan yang lainnya (pada rangkaian Power Supply).

 Sebagai filter dalam rangkaian Power Supply.

 Sebagai pembangkit frekuensi dalam rangkaian antenna.

(28)

Gambar 1.2.1. rangkaian RC dengan grafik arus yang mengalir melalui kapasitor

dan tegangan yang timbul padanya setelah sakelar tertutup.

Pada saat sakelar ditutup, tekanan listrik baterai mulai memaksa elektron menuju

bagian atas pelat dari terminal negatif dan menarik elektron yang lain keluar dari

pelat bawah menuju terminal positif. Ketika terjadi perbedaan elektron diantara kedua

pelat, akan muncul garis gaya elektrostatik didaerah antara kedua pelat.

Pada saat sakelar ditutup, tidak terdapat ggl lawan pada kapasitor dan amplitudo

harus ditentukan hanya oleh resistansi pada rangkaian. Selanjutnya, lebih banyak

elektron yang mengalir kekapasitor sehingga timbul ggl lawan yang semakin besar

padanya,. Perbedaan antara sumber dan ggl lawan menjadi berkurang. Gaya gerak

listrik lawan pada kapasitor terus membesar, dan arus pengisian terus menurun.

Ketika ggl lawan sama dengan ggl sumber, maka arus pengisian tidak lagi mengalir

ke dalam kapasitor. Tegangan pada kapasitor akan mencapai maksimum dan sama

dengan tegangan sumber. Tegangan pada kapasitor naik ‘secara eksponensial’ dan

(29)

Dimana vC = ggl sesaat

Perangkat –t/RC merupakan eksponen yang ditanyakan.

Kapasitor akan menyimpan suatu perbedaan sebesar 1 coulomb (1 C atau 6,25 x

1018 elektron) pada saat suatu ggl sebesar 1 V diberikan padanya mempunyai niai kapasitansi sebesar 1 farad (1 F). Suatu tegangan sebesar 2 V pada kapasitor ini akan

menyimpan 2 C. Kapasitansi diukur dalam farad, mikrofarad (seperjuta farad), nanofarad

(30)

Waktu yang diperlukan bagi sebuah kapasitor untuk memperoleh muatan

sebanding dengan kapasitansi dan resistansi pada rangkaian. Besarnya tetapan waktu

(time Constant) dari suatu rangkaian resistansi-kapasitansi adalah

Tc = Rc

Dimana Tc = waktu, dalam detik

R = resistansi, dalam Ohm

C = kapasitansi, dalam Farad

Waktu dalam rumus di atas adalah waktu yang diperlukan untuk mengisi muatan

kapasitor sampai dengan 63% dari tegangan sumber. Juga merupakan waktu yang

diperlukan bagi suatu kapasitor bermuatan untuk mengosongkan muatan sebanyak 63%

pada saat dihubungkan pada nilai resistansi yang digunakan dalam rumus tesebut.

Jika sebuah resistor dihubungkan pada sebuah kapasitor bermuatan yang telah

diputuskan dari sumber muatannya, maka ggl lawan yang timbul di kapasitor selama

periode pengisian akan dikosongkan (dilepaskan), dan menggerakkan arus melalui

resistornya. Pada suatu rangkaian dc yang berubah-ubah atau rangkaian ac, dimana

ggl-nya akan terus menerus mengisi dan mengosongkan muatan serta akan terus menerus

melawan setiap perubahan tegangan.

Besarnya arus mengalir ke kapasitor di hitung dengan :

IC = C(dv) dt

(31)

3.3 Komponen Eksternal

Komponen External adalah komponen yang terdapat pada handphone, dimana

komponennya terpasang di luar papan PCB (Printed Circuit Board). Komponen external

dapat diklasifikasikan dalam beberapa bagian, yaitu:

3.3.1. Komponen aktif

Yang dimaksud dengan komponen aktif adalah komponen elektronika yang bila

dialiri aliran listrik atau signal akan menghasilkan tenaga.

Yang termasuk dalam komponen aktif diantaranya adalah: Dioda Semikonduktor,

Transisitor, Intergrated Circuit (IC).

3.3.1.1 Dioda Semikonduktor

Dioda adalah suatu bahan semikonduktor yang dibuat dari bahan yang disebut PN Juntion yaitu suatu bahan campuran yang terdiri dari bahan positif (P type) dan bahan

negative (N type). Bahan positif (P type) adalah bahan campuran yang terdiri dari

Germanium atau Silikon dengan Aluminium yang mempunyai sifat kekurangan electron

dan persifat positif. Bahan negative (N type) adalah bahan campuran yang terdiri dari

Germanium atau Silikon dengan Fosfor yang mempunyai kelebihan electron dan bersifat

negative. (Chattopadhyay D, 1989)

Apabila kedua bahan tersebut dipertemukan maka akan menjadi komponen aktif

yang disebut Dioda.

Pada gambar terlihat pada bagian yang terdiri dari bahan P type akan membentuk

kaki yang disebut kaki Anoda dan bagian yang terdiri dari bahan N type akan membentuk

Katoda. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dioda adalah komponen yang

(32)

Gambar 3.3.1.1 Dioda semikonduktor dan lambang dioda

Pada dioda, arus listrik hanya dapat mengalir dari kutub Anoda ke kutub Katoda

sedangkan arus yang mengalir dari Katoda akan ditahan oleh bahan katoda.

Dengan adanya prinsip seperti ini Dioda dapat dipergunakan sebagai:

 Penyearah arus dan tegangan listrik.

 Pengamanan arus dan tegangan listrik.

 Pemblokir arus dan tegangan listrik.

3.3.1.2 Transistor

Kalau kita perhatikan hampir dalam setiap rangkaian elektronika masa sekarang ini banyak di jumpai satu atau beberapa buah komponen yang bentuknya kecil dan

warnanya hitam yang dilengkapi dengan 3 buah kaki. Komponen tersebut dinamakan

transistor. Transistor tersebut termasuk juga dalam jenis komponen aktif. (Chattopadhyay

(33)

Nama transistor berasal dari kata transfer dan resistor, transfer artinya

mengalihkan atau membuat perubahan sedangkan resistor adalah suatu bahan yang tidak

dapat menghantarkan arus listrik.

Jadi arti dari transistor adalah merubah bahan yang tidak dapat menghantarkan

aliran listrik menjadi bahan penghantar atau setengah penghantar atau disebut juga bahan

semikonduktor.

Seperti halnya dengan dioda, transistor juga dibuat dari bahan germanium, silicon dan

indium. Transisitor digunakan sebagai penguat atau amplifier.

Transistor sendiri sebenarnya adalah hasil pengembangan dari 2 buah dioda jenis

PN dan NP yang dipertemukan sehingga akan membentuk atau elektoda yang berfungsi

sebagai pengontrol pertemuan antara bahan PN dan NP tersebut.

3.3.1.3 IC (Intergrated Circuit).

Perkembangan teknologi elektronika telah berkembang dengan pesatnya. Hal ini ditandai dengan bermunculannya produk-produk baru yang disebut Intergrated Circuit

(IC). Komponen IC tersebut dibentuk dari beberapa macam komponen dirangkai menjadi

satu rangkaian yang terintergrasi dalam bentuk sebuah chip. (Chattopadhyay D, 1989)

Dengan memasang beberapa buah komponen IC telah memungkinkan seseorang

dapat menciptakan suatu perangkat elektronika yang moderen seperti computer dan yang

lainnya.

(34)

Seperti terlihat pada gambar di atas.bentuk fisik dari komponen IC adalah kecil

dan berwarna hitam yang dibuat dari bahan silicon.

Berbeda dengan transistor, sekalipun bentuknya kecil, IC memiliki banyak kaki.

Banyaknya kaki tergantung dari banyaknya komponen yang membentuk IC tersebut.

Fungsi dari IC tentunya akan bermacam-macam tergantung rangkaian yang

diintergrasikannya itu.

gambar 3.3.1.3b. pin kaki IC pada HP DCT 3 (3310) MAD2WD1

3.4 Perkembangan IC Handphone

Perkembangan teknologi Hanphone pada generasi sekarang begitu pesat, sehingga fungsi handphone makin canggih dengan tambahan-tambahan fitur seperti kamera digital,

radio, lcd berwarna dengan resolusi tinggi dll.

Pada handphone generasi lama ukurannya begitu besar, padahal belum terdapat

fitur-fitur canggih di dalamnya. Mungkin yang kita bayangkan sebelumnya jika

(35)

Dengan kemajuan teknologi semikonduktor yaitu IC (Intergrated Circuit) ukuran

Handphone makin kecil padahal terdapat tambahan-tambahan fitur didalamnya. Hal

tersebut di sebabkan rangkaian system handphone sudah banyak yang di gabungkan di

dalam satu IC, sehingga sudah tidak lagi membutuhkan tempat yang besar. Akan tetapi

bila bermasalah pada salah satu system tersebut, maka harus diganti keseluruhannya

karena sudah dibuat satu packing. (Chattopadhyay D, 1989)

IC yang paling banyak dipasaran diantaranya:

UEM

Pada ponsel Nokia terdapat IC UEM (Universal elktronik module), pada IC tersebut merupakan gabungan subsistem :

 Power supply

Rangkaian terpadu (integrated circuits atau yang disingkat dengan IC) dapat

dibagi menjadidua kelas, yakni : monolitik dan hibrida. Rangkaianterpadu molitik

adalahrangkaian terpadu, dimana rangkaian lengkap, termasuk elemen aktif danpasig dan

sambungan-sambungannya, terbentuk di atas atau di dalam lempengan tunggal kristalin

(36)

litos yang berarti ‘batu’. Bagian dri wafer silicon yng berisi rangkaian terpadu dinamakan

sepih (chip). Serpih yang kecil dapat menampung sejumlah besr 1.65 mm x 1.65 mm

biasnya dapat menampung 35 transistor, 30 tahanan, beberapa kapasitor dan

sambungan-sambungannya. Dalam rangkaian terpadu hibrida, komponen-komponen dipasang pad

lndasan keramik dan diantarhubungkan dengan kawat-kawat atau pol metalisasi. IC

hibrida dapat berisi sejumlah IC monolitik.

Dari segi fungsional, rangkaian terpadu dapat dibagi dalam dua kelas; linier dan

digital. Rangkaian digital digunakan untuk penyambung, yakni mereka dapat ‘hidup’ (on)

atau ‘mati ‘ (off), dan tidak bekerja di antaranya. Dalam rangkaian linear, beberapa

tingkat masuk memberikan tingkt keluaran bersangkutan, dan sering hubungan

masukan-keluarannya linear. IC linear digunakan dalam penguat, osilator dan sebagainya.

Sebaliknya, IC digital digunakan dalam komputer dan rangkaian logika.

Rangkaian terpadu memiliki sejumlah keuntungan dibandingkan dengan

rancangan rangkain diskrit (terpisah). Beberapa di antaranya diutarakan di bwah ini:

• IC jauh lebih kecil ukuranny dna lebih ringan.

• Sejumlah besr rangkaian atau komponen dapt diproses dalam satu operasi yng menyebabkan berkurangnnya biaya.

• Dengan tidak adanya solderan, IC jauh lebih handal.

• Suatu rangkaian kompleks dapat dipadukan dengn ukuran wajar dengan biaya murah untuk memberikan krakteristik penampilan yng lebih baik.

• Penguat IC memberikan penampilan frekuensi tinggi yang lebih baik, karena ukuran komponen yang kecil dan sambungan yang lebih pendek.

Fabrikasi Rangkaian Terpadu Monolitik

Komponen-komponen rangkaian seperti transistor, dioda, tahanan dan kapasitor

dan sambungannya difabrikasi pada lapisan permukaan silikon tipis dengan proses yang

dinamakan proses difusi planar. Kata planar digunakan karena faavrikasi dilakukan pada

(37)

epitaksial, penghilangan daerah-daerah oksida tertentu secara terpilih dan memberikan

difusi benda padat dari pencampur tertentu ke dalam daerah bebas oksida pada silikon.

Oksida dan kemudian difusi diulang-ulang beberapa kali dengan berbagai jenis

pencampur untuk menghasilkan susunn alat yang diperlukan. Transistor merupakan

komponen lain dibuka dengan satu atau beberapa proses yang diperlukan untuk membuat

transistor.

Di bawah ini tahap-tahap yang diperlukan untuk fabrikasi rangkain transistor yang

ditunjukkan dalam Gambar 1.1.

Tahap 1. Penumbuhan lapisan epitaksial; Bahan bakunya adalah wafer silikon jenis p

setebal 150 µ m. wafer ini dinamakan landasan. Suatu lapisan epitaksial jenis p (tebal

25µ m) kemudian ditumbuhkn di atas landasan. Lapisna epitaksial inipada akhirnya akan

menjadi kolektor. Setelah memoles dan membersihkan permukaan epitaksial, suatu

lapisan oksida tipis (SiO2) (≈ 1 µ m) terbentuk diatas lapisan epitaksial dengan

memanaskan landasan sampai sekitar 1000oC dalam atmosfer oksigen. Tiga lapisan tersebut ditunjukkan dalam Gambar 1.2a. Lapisan SiO2 digunakan terutama untuk

mencegah difusi pencampur.

1

2

(38)

Gambar 1.1 Bentuk rangkaian khas

Tahap 2. difusi: Dengan proses etsa fotolitografi oksida pada tiga bagian yang telah

dipilih dihubungkan dnwafer dibiarkan difusi pencampur akseptor (yakni boron). Hal ini

disebut difusi terpilih karena difusi hanya terjadi melewati daerah di mana oksida telah

dihilangkan, dan tidak lewat daerah lain. Proses difusi berlangsung ters sementara waktu

sedemikian sehingga pencampur jenis p meresap ke dalam lapisan epitaksial jenis n dan

mencapai landasn jenis p (gambar 1.2b). Daerah-daerah jenis n dinamakan pulau-pulau

isolasi karena daerah-daerah ini diisolasi listrik oleh dua hubungan p-n yng bertolak

belakang. Karena itu, landasan jenis p harus dijga negatif terhadap pulau-pulau isolasi.

Hubungan p-n catu balik yang dihasilkan mempunyai resistansi yang tinggi (puluhan

mega ohm) sehingga menimbulkan isolasi listrik. Ini dikenal sebagai isolasi hubungan.

Tahap 3. Difusi Basis: Sebelum membentuk derah basis, lapisan oksida baru terbentuk di

atas permukaan wafer, dan menggunakan proses fotolitografi, pola yang ada dalam

gambar 1.2c dikembangkan. Pencampur jenis p (boron) kemudian didifusikan lewat

jendela-jendela membentuk daerah basis dari transistor dan tahanan komponen pasif.

Dalam hal ini, waktu difusi diatur sedemikian rupa sehingga pencampur jenis p tidak

mencapai landasan.

Tahap 4. Difusi Emiter: Untuk itu, lapisan oksida baru dibentuk lagi atas permukaan

wafer dan dengan menggunakan proses fotolitografi dibentuk jendela dengan pengetsa

lapisan oksida dari salah satu derah p. Lewat jendela ini pencampur jenis n (fosfor)

didifusikan untuk membentuk emiter dari transistor (gambar 1.2d).

Tahap 5. Metalisasi Aluminium: Untuk membuat kontak listrik dengan berbagai daerah

beberapa jendela dibentuk pada lapisan SiO2 yang baru saja terbentuk. Kemudian lapisan

aluminium tipis

(39)

Lapisan SiO2

Lapisan epitaksial jenis n 1p+ n p+ n p+

Landasan jenis p p

(a) (b)

p+ p p+ p p+ p+ p p+ p p+

p p

(c) (d)

1 2 3 4

F B

Gambar 1.2. Beberapa tahap fabrikasi IC monolitik.

p

n

p- p p+

(40)

diendapkan diseluruh permukaan atas dengan menggunakan teknik pengendapan hampa.

Daerah aluminium yang tidak dikehendaki kemudian dikelupas dengan menggunakan

kedok (mask) fotoresis. Susunan tersebut kemudian dilengkapi dengan jalur-jalur

penghubung yang ditempelkan kawat-kawat, seperti ditunjukkan dalam Gambar 1.2e.

Dalam praktek, sejumlah besar rangkain identik dibuat serentak pada wafer

silikon . Setelah proses metalisasi, wafer diiris dengan menggunakan pisau berujung intan

untuk memisahkan rangkaian-rangkaian individu. Sambungan ke masing-masing

rangkaian terpadu dilakukan dengan menempelkan kawat emas lembut ke bagian

rangkaian yang bersangkutan. Masing-masing IC kemudian dikemas dengan kawat-kawat

(kaki-kaki) yang keluar dari kemasan.

Untuk mengidentifikasi rangkaian terpadu Gambar 1.2(e) dengan rangkain

Gambar 1.1, diberi tanda-tanda (1), (2), (3),dan (4). Isolasi listrik antara

komponen-komponen diberikan oleh isolasi hubungan, seperti telah dijelaskan sebelumnya.

Proses Fotolitografi: Film emulsi tahan cahaya (fotosensitif) yang sama rata (

misalnya fotoresistif kodak KPR) mula-mula dilapiskan kepermukaan wafer. Pola

jendela yang diinginkan diubah menjadi tatanan hitam dan putih dan kemudian diperkecil

secara fotografi. Film negatif kemudian diletakkan sebagai kedok di atas fotoresis seperti

ditunjukkan dalam Gambar 1.3a. Permukaan wafer dengan kedok kemudian disinari

cahaya ultraviolet (UV) di mana fotoresis di bawah bagian transparan dari negatif

menjadi terpolimer. Kedok kemudian dikeluarkan dan wafer ‘dicuci’ dengan

menggunakan trikloroetilen yang melarutkan bagian yang tidak terpolimerkan dari

fotoresis dan membiarkan permukaan seperti ditunjukkan dalam Gambar 1.3b. Oksida

yang tidak ditutup oleh fotoresis terpolimer kemudian dihilangkan (Gambar 1.3c) dengan

mencelupkan serpih dalam larutan pengetsa asam hidrofluorik. Fotoresis yang terpolimer

dihilangkan dengan ‘proses pengelupasan’ dan pencampur yang bersangkutan didifusikan

(41)

1.3 Komponen Rangkaian Terpadu

(i) Transistor dan Dioda: Dalam fabrikasi transistor diskrit (terpisah), landasan biasanya

digunakan sebagai kolektor. Tetapi dalam rangkain terpadu, daerah kolektor terpisah

didifusikan seperti ditunjukkan dalam Gambar 1.2e. Kolektor secara listrik diisolasi dari

landasan oleh dioda isolasi dicatu balik yang terbentuk oleh pulau-pulau isolasi dan

daerah p+ (Gambar 1.2b). Namun, dioda isolasi menyebabkan dua pengaruh yang tidak

diinginkan: (a) mereka memberikan kapasitansi sejajar parasitis ke kolektor, dan (b) suatu

arus bocor.

Dioda rangkaian terpadu difabrikasi dengan teknik difusi sama dengan yang

digunakan untuk fabrikasi transistor. Di sini hanya dua dari tiga daerah yang digunakan

untuk membentuk dioda hubungan p-n. Difusi emiter basis sangat umum digunakan

untuk fabrikasi dioda. Dalam hal ini, kolektor dapat dihubungkan singkat secara listrik ke

basis atau dibuka saja.

(ii) Tahanan: Suatu tahanan IC umumnya dibuat dengan menggunakan tahanan untuk

dari salah satu daerah terdifusi. Difusi basis jenis p sering digunakan. Harga tahanan

(42)

dapat diperoleh dengan teknik difusi umumnya berkisar dari satu ohm sampai ratusan

kilo ohm.

Tahanan film tipis yang dihasilkan dengan pengendapan lapisan tipis juga

membentuk tahanan untuk rangkain terpadu.

(iii) Kapasitor: kapasitor rangkaian terpadu diperoleh dari hubungan p-n dicatu balik.

Kapasitor demikian tergantung pada tegangan. Kapasitor IC dapat pula difabrikasi

dengan menggunakan lapisan dioksida silikon sebagai dielektrik. Dalam hal ini, daerah n

yang disuntik berat untuk membentuk satu lempengan, sedangkan lempengan yang lain

terbentuk dengan mengendapkan film aluminium pada permukaan dioksida silikon.

Karena luas yang tersedia untuk fabrikasi kapasitor IC sngat kecil, hanya mungkin dibuat

kapasitansi kecil kurang dari 200 pF.

(iv) Induktor: Induktor IC yang dapat digunakan sampai saat ini belum dapat dibuat.

Namun, kalau suatu induktor diperlukan dalam rangkaian terpadu, induktor diskrit

disambungkan dari luar.

1.4 Keterbatasan Teknologi IC

Di samping keuntungan dari rangkaian terpadu, teknologi mempunyai keterbatasan

berikut:

(i) Induktor IC, trasformator, kapasitor ukuran besar (lebih besar dari 200 pF) tidak

dapat dihasilkan.

(ii) Tahanan IC mempunyai harga terbatas (biasanya 10 ohm sampai batasan kilo ohm).

(iii) Toleransi komponen pasif cukup besar. Harga toleransi khas +/-20 persen.

(iv) Komponen IC mempunyai koefisien temperatur tinggi dan harganya juga peka

(43)

(v) Akibat adanya kapasitansi parasitis, penampilan frekuensi tingginya terbatas.

(vi) Teknologi IC menjadi amat mahal untuk produksi dalam jumlah kecil.

(vii) Penampilan transistor p-n-p kurang baik.

(viii)Kemampuan disipasi dayanya juga kecil.

Penguat operasional disingkat (OP AMP) merupakan contoh rangkain terpadu

linear yang paling baik. Dalam bagian-bagian berikut, akan dijelaskan karakteristik dasar

dan beberapa penggunaan OP AMP.

1.5 Penguat Operasional

Penguat operasional merupakan penguat masuk diferensial berperolehan tinggi

gandeng langsung. Istilah penguat operasional pertama kali digunakan untuk penguat dc

(arus searah) yang membentuk operasi matematika seperti penjumlahan, pengurangan,

integrasi dan diferensiasi dalam komputer analog. Di samping itu, OP AMP digunakan

pula dalam pengatur tegangan, filter aktif, instrumentasi, pengubah analog ke digital dan

digital ke analog, dan banyak penggunaan lain.

Alasan penggunaan yang luas dari OP AMP adalah digunakan umpan-balik

negatif. Penampilan penguat dengan elemen umpan-balik terutama dikendalikan dan

ditentukan hanya oleh elemen-elemen umpan-balik dan tidak tergantung pada karakteritik

transistor, tahanan dan kapasitor yang membentuk penguat operasional. Karena

elemen-elemen umpan-balik umumnya pasif, operasi rangkaian dapat dibuat sangat stabil dan

penampilannya dapat diperkirakan.

OP AMP IC linear yang tidak mahal membentuk semua fungsi penguat

operasional diskrit yang disebutkan di atas. Sebagai tambahan, penguat operasional IC

memberikan penampilan jauh lebih rumit, dan lebih baik serta stabilisasi temperatur.

Sekarang ini suatu penguat operasional IC menjadi alat yang demikian populer

(44)

pada sifat terminalnya, dan dengan tambahan komponen rangkaian luar menggunakan OP

AMP untuk membentuk fungsi khusus.

1.6 Karakteristik OP AMP

Penguat operasional ideal mempunyai sifat-sifat berikut:

(i) Perolehan tegangan tidak terhingga;

(ii) Lebar pita tidak terhingga;

(iii) Impedansi masuk tidak terhingga;

(iv) Impedansi keluar nol;

(v) Neraca sempurna, yakni keluaran nol kalau tegangan-tegangan yang sama ada

pada dua terminal masukan; dan

(vi) Karakteristik tidak berubah menurut temperatur.

Namun penguat opersional pada kenyataan prakteknya tidak ideal. Perolehan

tegangan frekuensi rendah atau dc tidak ‘tak terhingga’ tetapi ‘sangat tinggi’. Batas harga

khasnya antara 10-3 sampai 10-6. Lebar pita juga terhingga kenyataannya, perolehan

konstan sampai beberapa ratus kilo hertz dan kemudian turun monoton dengan naiknya

frekuensi. Impedansi masuk berada dalam batas dari 150 kilo ohm sampai beberapa ratus

mega ohm. Impedansi keluaran dari OP AMP praktis berada diantara 0,75 sampai 100

ohm. Juga, neraca sempurna tidak tercapai dalam OP AMP praktis.

1.7 Simbol Rangkaian OP AMP

Simbol rangkaian suatu OP AMP ditunjukkan dalam Gambar 1.4. Terminal a dan

b merupakan terminal keluaran. Terminal a (diberi tanda ‘__’) dinamakan terminal masuk

pembalik (inverting). Tanda negatif menunjukkan bahwa sinyal yang diberikan pada

terminal a akan muncul pada terminal c dengan polaritas yang berlawanan dengan

terminal a. Terminal b (bertanda ‘+’) dinamakan terminal masuk bukan pembalik

(noninverting). Ini berarti bahwa sinyal keluaran di c selalu sama polaritasnya dengan

sinyal yang diberikan di terminal b. Tegangan sinyal keluaran sebanding dengan beda

(45)

perbandingannya adalah perolehan dari penguat, dan diberi tanda A. Besarnya A

merupakan konstan nyata yang menuju ke tidak terhingga dalam keadaan ideal untuk

semua frekuensi.

Gambar 1.4 Gambar rangkaian OP AMP dasar

Beberapa Penggunaan OP AMP

1. Penguat Pembalik (Inverting): Gambr 1.5 menunjukkan penguat pembalik dasar

dengan tahanan masuk R1 dan tahanan umpan-balik Rf. terminal masuk bukan

pembalik (non inverting) di bumikan. Tegangan masuk v1 dan tegangan keluar v0.

karena perolehan A daripengut operasional (A juga dinamakan perolehan lingkar

terbuka) sangat besar, tegangan v pada terminal masuk pembalik sangat kecil,

pada kenytaannya mendekti potensial bumi. Jadi, walaupun titik G, sebenarnya

tidak dihubungkan ke bumi, secara semu (virtual) berada pada potensial bumi,

tidak tergantung pada besarnya potensial v1 dan v0. Arus i yang mengalir melewati

R1 diberikan oleh i = (v1 - v)/R1.

2. Penguat bukan Pembalik (non inverting) : Rangkaian penguat bukan pembalik

ditunjukkan dalam gambar 1.6. Dalam hal ini, tegngna masuk v1 diberikan ke

A a

(46)

terminal bukan pembalik. Potensial titik G juga sama dengan v1 karena perolehan

OP AMP tidak terhingga.

3.

Arus handphone (Cellular) yang masuk sewaktu dihidupkan dari tegangan baterai

sebesar 3,6m – 3,9 Volt terbagi kedalam IC –IC yang ada,termasuk IC Power (CCONT),

CPU (UPP), IC Cobba (MAL), IC PA dan beberapa komponen resistor lainnya.

Penggunaan arus yang tidak tepat akan mengakibatkan Handphone Hang, No Signal,

Padam dll. Bahkan beberapa diantaranya yang dikarenakan IC yang pada kaki-kaki

(47)

beberapa penggunan Handphone adayang menggunaakan

Helga dan Mjoiner

Pada ponsel nokia terdapat IC Helga dan Mjoiner, pada IC tersebut merupakan

gabungan subsistem:

 Processor RF

(48)

CCONT (Power)

IC CCONT terdapat pada ponsel nokia type lama seperti:3310,8210,2100. pada IC

tersebut merupakan gabungan subsistem:

 Power Supply

 Booster Sim Card

COBBA (Audio)

IC COBBA terdapat pada ponsel nokia type lama seperti:3310,8210,2100. pada IC

ini terdapat SubSistem DSP (Digital Signal Proccesor) yang meliputi:

 Multy Mode Converter (A/D-D/A Converter)

 Audio Proccesor

Hagar (RF)

IC Hagar terdapat pada ponsel nokia type lama seperti:3310,8210,2100. pada IC ini

terdapat SubSistem Proccesor RF (Buffer)

3.5 Komponen Koneksi

Komponen koneksi adalah komponen yang akan mengkoneksikan dengan alat

lain, seperti charge, kartu sim, dll. (http:/

(49)

3.5.1 Konektor Battrey

Konektor battery alat yang menghubungkan battery dengan mesin ponsel.

Gambar 3.1 Konektor battrey

konektor baterai umumnya berkaki 3 dan 4 pin dengan jalur

Positif (+)

Negatif (-) jika berkaki 3 pin maka 2

kutub negatif ditengah

Negatif (-) menjadi satu konektor

Positif (+)

3.5.2 SIM Reader

Simcard reader adalah komponen untuk mengkoneksikan kartu SIM kepada

(50)

Gambar 3.5.2a pin IC SIM Card 7 kaki

Gambar 3.5.2b konektor SIM Card

3.5.3 Plug In

Plug in adalah komponen untuk mengkoneksikan trafo charge, handsfree, kepada mesin ponsel.

(51)

3.5.4 Rubber

Rubber terbuat dari karet silicon yang mempunyai serat penghantar untuk

mengkoneksikan LCD atau biasanya digunakan untuk mengkoneksikan Microphone ke

PCB.

3.5.5 Fleksibel

Fleksibel merupakan sebuah alat penghatar seperti kabel, hanya saja terdapat banyak jalur. Fleksibel biasanya digunakan untuk mengkoneksikan LCD ke PCB.

Gambar 3.5.5 Fleksibel

3.5.6 Keytone

Keytone adalah alat untuk menghubungkan interface keypad, bahan yang

menghubungkannya ada yang menggunakan bahan karbon dan terbuat dari seng.

(52)

Gambar 3.7.6 keytone diagram pada 6800

3.6 Antenna switch/Duplexer

System komunikasi wireless pada ponsel terdapat dua sistem yang berbeda, yaitu bagian penerimaan dan pemancaran. Tentunya terdapat dua jalur yang berbeda, yaitu

jalur masuk dan keluar. Sedangkan jalur komunikasi kepada Base Station hanya terdapat

satu jalur, dan antena pada ponsel hanya terdapat satu. (Robert L. Shrader, 1991)

Oleh karena itu pada sistem transceiver perlu menggunakan Duplexer. Duplexer

terdapat pada IC Antena switch yang berfungsi untuk pergantian fungsi antena kepada

sistem penerimaan atau kepada pemancaran. Antena akan dikoneksikan kepada bagian

sistem penerimaan atau sistem pemancaran secara bergantian dengan kecepatan tinggi,

sehingga tidak terasa adanya pergantian sistem tersebut disaat kita melakukan

komunikasi.

Pada sistem komunikasi masa lalu, sistem penerimaan dan pemancaran harus di

fungsikan dengan pergantian secara manual, misalkan interkom atau HT dimana alat

tersebut di saat di gunakan untuk pemancaran, tombol pada bagian samping harus di

tekan. di saat menerima tombol pada bagian samping harus di lepas. Dengan kemajuan

tekhnologi saat ini cara tersebut sudah tidak lagi di gunakan karena sudah menggunakan

(53)

Gambar 3.6 Pemancar antena sinyal handphone

Z 800 demikian dinamakan Antena Switch pada HP, ada yang berkaki 16 pin

pada umumnya HP 3310, 8250, 3100 memberikan interferensi pemancar RX (penerima)

dan TX (pemancar).

MO

PA

+

+

(54)

Antena switch pada nokia 8210 (Umumnya berkode M LD)

3.7 PA (Power Amplifier Transmitter)

PA (Power Amplifier) berfungsi sebagai penguatan signal yang akan dipancarkan

kepada Base Station. Signal data informasi yang telah dimodulasikan dengan signal

pembawa harus betul-betul kuat agar dapat diterima dengan baik oleh Base Station. (PCB

Repairing Diagrams For Latest Digital Mobile, Volume 1 Nokia Series)

Pada GSM900, PA akan menguatkan signal sekitar 2Watt (3dBm input level) dan

pada jalur EGSM akan menguatkan sekitar 1Watt (6dBm input level). Fungsi lain dari

PA yaitu sebagai penguat signal pengirim data ke operator yang menandakan bahwa

nomor simcard pada ponsel telah aktif (telah teregistrasi). Selain itu bila kinerja PA tidak

baik biasanya mengakibatkan borosnya baterai, sebab PA membutuhkan daya yang

cukup besar. Kondisi ini biasanya sering terjadi pada daerah yang signalnya kurang baik

(55)

Gambar 3.7 PA (Poewr Amplifier Transmitter) pada nokia 8210

3.8 HF Amplifier / LNA (low noise amplifier)

HF /LNA mempunyai fungsi sebagai penguat receiver (penerimaan). Sebelum

proses pemisahan signal pembawa dengan signal data pada bagian prosesor signal, bagian

penerimaan signal dari operator ponsel harus di perkuat oleh LNA. Dimana LNA akan

menguatkan sekitar -43 dBm. Setelah signal di kuatkan oleh LNA akan di teruskan ke

bandpass filter,dimana fungsi dari bandpass filter yaitu untuk menghilangkan noise yang

di akibatkan dari efek signal pembawa. (Robert L. Shrader, 1991)

Pada bagian ini biasanya jarang sekali bermasalah karena sistem tersebut tidak

menggunakan daya yang cukup besar, hanya saja biasanya masalah timbul jika daya

kepada LNA tidak diberikan oleh bagian power supply maka penerimaan ponsel akan

bermasalah karena bagian penerimaan tidak dapat berfungsi bila LNA tidak berfungsi

dengan baik.

3.9 RF processor

Fungsi dari sistem RF proccesor atau sistem PLL yaitu sebagai prosessor signal (pengolahan Frequensi). Pengolahan frekuensi signal terbagi dalam 2 proses yaitu:

(56)

signal pembawa yang diproses oleh RF/IF agar signal data/suara tersebut bisa

terkirim ke operator atau dengan kata lain signal data/suara akan di

campur(mixing) dengan signal pembawa. Setelah itu signal suara/data akan di

terima oleh operator, karena signal data/suara telah dimodulasikan dengan signal

pembawa.

• Demodulation (pemisahan signal data/suara dengan signal pembawa). Pada bagian receiver (penerima),signal yang di terima oleh ponsel dari operator masih

tercampur dengan signal pembawa. Untuk itu signal pembawa tersebut harus di

pisahkan dari signal data/suara agar dapat di olah oleh IC audio untuk diproses

lalu di teruskan ke speaker.

Gambar.3.9a IC Hagar (RF) Pin

Fungsi lain dari RF/IF yaitu sebagai prosesor clock 13mhz (pemrosesan denyut 13

mhz untuk denyut CPU). CPU memerlukan denyut sebesar 13 mhz yang mana denyut

tersebut di proses oleh RF/IF yang di hasilkan oleh crystal oscillator 26mhz. bila denyut

13Mhz ini bermasalah maka ponsel akan mati total karena tidak ada Clock untuk system

(57)

Gambar 3.9b RF Proccesor

3.10 VCO (Voltage Control Oscilator)

VCO dapat berfungsi karena adanya AFC, dimana AFC digunakan untuk

mengunci transceiver frequency pada base station. AFC-voltase dihasilkan multi mode

conventer oleh 11Bit D/A conventer. Rangkaian ini di dukung karena menggunakan

VCO (voltage controled oscilator) yang mana VCO akan menghasilkan getaran sebesar

3420 – 3840 mhz. Dimana frequensi tersebut akan di olah oleh RF Procccesor untuk

proses PLL yang akan menghasilkan gelombang pemancaran ataupun penerimaan yakni

untuk frequency 900-1800-1900 mhz.

Sistem ini di dukung karena adanya VCTXO(voltage controlled temperature

compensated cristal oscilator).VCTXO akan menghasilkan denyut sebesar 26 mhz.

(58)

Gambar 3.10 VCO

3.11 Penguat Operasional

Berbagai upaya dilakukan para ilmuwan untuk membuat rangkaian ektronika

menjadi sekecil mungkin namun masih dapat diperbaiki dengan mudah jika terjadi

kerusakan. Salah satu perwujudan kekompakan rangkaian elektronik adalah penguat

operasional. Penguat operasional (Operational Amplifier) adalah chip yang umumnya

digunakan untuk penguatan sinyal dan nilai penguatannya dapat dikontrol melalui

penggunaan resistor dan komponen lainnya. Umumnya op-amp terdiri dari dua input dan

satu output. (Chattopadhyay D., 1989)

Keluaran dari penguat ialah Vo dan mempunyai rumus:

V0 = A(V+ – V-) (1)

V0 RL

-V +V

Vin

-

(59)

Gambar 3.11 Simbol Penguat Operasional (Op-Amp)

A adalah penguatan tegangan simpul terbuka dari amplifier, v+ ialah tegangan input non-inverting, dan v- ialah tegangan input inverting. V+ dan V- adalah tegangan node terhadap ground. Umumnya penguatan tegangan simpul terbuka berkisar dalam

orde 105 – 106. biasanya sebuah resistor diletakkan di antara node output dan input inverting untuk menyediakan umpan balik dan penguatan yang dapat diatur. Gambar 1.1

merupakan simbol op-amp.

Op-amp bekerja secara linear, karena itu op-amp menyesuaikan keluaran arus

sehingga perbedaan tegangan diantara kedua input mendekati 0.

V- = V+ (2)

Fitur penting lainnya adalah hambatan inputnya sangat besar dan dapat

diasumsikan tidak terbatas pada banyak aplikasi. Dari pembahasan-pembahasana tadi,

dapat diberikan beberapa poin mengenai karakteristik op-amp;

1. bandwith tidak terbatas

2. impendansi input nyaris tidak terbatas (besar sekali)

3. impendansi keluaran mendekati 0

Op-amp yang paling banyak digunakan dalam aplikasi umum ialah LM 741

dengan hambatan input sebesar 2 MΩ. Pada rangkaian op -amp, arus mengalir dalam

kisaran orde µA. Dalam op-amp ideal, penguatan tegangan simpul terbuka (open loop) A

menuju tak terbatas (infinity).

I1 = 0 (3)

dengan i1 didefenisikan sebagai arus yang memasuki input non-inverting dan input

(60)

Rangkaian amplifier pembalik ialah rangkaian op-amp yang membalikkan sinyal

input. Gambar 1.2 menampilkan rangkaian amplifier pembalik dengan sumber daya

terhubung ke +Vcc dan –Vcc’ sinyal positif dan negatif penting karena biasanya sinyal

input merupakan sinyal AC dan terjadi penguatan pada output dengan kisaran dari

tegangan positif hingga ke tegangan negatif.

Gambar 3.11b Rangakaian Inverting Amplifier dan bentuk sinyal keluaran

Untuk menganalisa rangkaian tersebut, kita akan menggunakan hukum arus

kirchhoff untuk menentukan tegangan keluaran v0 dan penguatan tegangan rangkaiana

(61)

Sangatlah penting untuk membedakan penguatan tegangan rangkaian dan

penguatan tegangan simpul terbuka op-amp. Penguatan tegangan simpul terbuka op-amp

ialah penguatan tegangan dari dua input op-amp terhadap output op-amp. Untuk

menganalisa rangkaian op-amp, kita lihat node input (2 dan 3). Memisalkan op-amp ideal

dengan tidak ada arus mengalir pada input op-amp, arus yang melalui R3 ialah nol

sehingga v3 = 0. Dari persamaan di atas, diketahui bahwa v2 = v3 = 0 karena rangkaian

op-amp berperilaku secara linier (v-=v+). Arus yang melalui resistor R1 adalah :

iR1 = (v1-v2)/R1 = (vs – 00/R1 = Vs/R1 (5)

dari persamaan (3) kita tahu bahwa iR1=ir2=Vs/R1, sehingga:

iR2 = (0-v0)/R2=iR1=vs/R1 (6)

-v0/R2=vs/R1 (7)

v0=-vs (R2/R1) (8)

untuk mencari penguatan tegangan, kita harus membagi tegangan output dengan input

tegangan :

Penguatan tegangan = -v0/vS=R2/R1 (9)

Sebagai catatan, penguatan tegangan akhir bernilai negatif sehingga dinamakan inverting

amplifier. Meskipun demikian, kadang kala penguatan tegangan negatif tidak diinginkan.

Dalam kasus tersebut, kita dapat menggunakan keluaran dari inverting amplifier sebagai

input dari inverting amplifier kedua sehingga total penguatan tegangan menjadi positif.

(Robert L. shrader, 1991)

(62)

Crystal Oscillator 26 Mhz akan menghasilkan denyut sebesar 26 Mhz. kemudian

denyut tersebut akan di proses oleh RF processor yang kemudian menghasilkan denyut

sebesar 13Mhz untuk denyut kepada system Logic pada CPU, Untuk jalannya system

digital pada baseband, terutama CPU. (Robert L. Shrader, 1991)

Sebagai penjelasan terhadap cara kerja suatu rangkaian oscilator, akan digunakan

teori perangsangan kejut (shock – excitation), atau roda gila (flywheel). Bila gambar 3.11

ditutup dalam waktu yang sangat singkat dan kemudian dibuka,

AC

SW (saklar) L

C

Gambar 3.12. osilasi LC dasar.

Penutupan dan pembukaan saklar dengan cepat akan menimbulkan pengisian

kapasitor.

Maka elektron-elektron dari baterai (1) mengalir kebagian atas pelatkapasitor dan

mengisi muatan negatif dan (2) ditarik dari pelat bagian bawah, sehingga membuatnya

bermuatan positif. Induktansi kumparan akan mengambat adnaya arus yang

melaluinyapada saat sakelar ditutup. Sewaktu sakear dubuka, elektron-elektron yang

(63)

melalui kumparan. Baterai telah merangsang kejut terhadap rangkaian. Kumparan

kapasitor, dan rangkaian mulai bekerja, dengan memanfaatkan pulsa energi dari baterai

sebagai daya penggerak. (PCB Repsiring Diagrams For Latest Digital Mobile, Volume 1

Nokia Series)

Gambar 3.12b OSC 26 Mhz pada Nokia 8210

3.13 Baseband

Pada bagian ini merupakan bagian pengolahan input ataupun output pada

keseluruhan system ponsel.diantaranya:

(64)

CPU merupakan prosesor utama pada ponsel dimana semua system diatur dan diolah oleh CPU, contohnya Proses Tranceiver, LCD, keyboard, kamera, Bluetooth,

systemUI dll. CPU adalah komponen yang bertugas mengolah segala input/output yang

diterima oleh ponsel. Atau dengan kata lain merupakan otak dari bekerjanya ponsel. CPU

dapat bekerja karena terdapat perintah dari Sistem Operasi yang tersimpan pada IC flash.

Data system operasi ini merupakan data-data penting, tanpa data – data tersebut ponsel

tidak akan bekerja dengan baik, data-data tersebut ada beberapa bagian yaitu pertama

data-data MCU merupakan data-data operating system pada ponsel; kedua data-data ppm

merupakan data-data tampilan seperti language, ringtone dll; dan yang ketiga adalah data

– data yang terdapat pada eeprom yaitu no imei, registrasi, signal, versi tahun pembuatan

dll. Semua data-data tersebut akan diteruskan ke CPU untuk diproses dan diolah.

Cara kerja CPU yaitu menerima perintah-perintah dari keyboard yang kita ketik,

selanjutnya perintah-perintah tersebut akan diolah dan diproses untuk di teruskan kepada

system yang lain. Fungsi lain dari CPU adalah memberikan perintah kepada LCD,

vibra,dan buzzer.

Gambar.3.13.1. kaki pin IC CPU (UPP) DCT 4

CPU memberikan perintah kepada LCD agar dapat menampilkan semua

informasi pada ponsel, maka jika CPU bermasalah akan terjadi beberapa kerusakan

misalnya ponsel akan: mati total, tidak ada signal, tidak bisa baca kartu, LCD blank,

(65)

Gambar 3.13.2. IC CPU yang terpasang di HP 3100

3.14 Main memory

Main memory adalah subsistem yang akan menyimpan semua pemograman

(Software) pada system ponsel. Main memory terdapat beberapa bagian komponen IC

(Intergrated Circuit) yang mempunyai penyimpanan data yang berbeda, yaitu:

IC Flash

IC Flash berfungsi sebagai penyimpanan data secara permanen, yang mana

data-data tersebut tidak akan hilang data-datanya bila daya dimatikan. IC Flash akan terisi data-data-data-data

(66)

Operating System (OS) sedangkan data-data pada PPM berisikan data-data tampilan,

language pack (paket bahasa), ringtone dll.

Data-data yang tersimpan pada IC Flash bukan hanya data Operating System saja,

juga terdapat data CP (Content Pack) dan User Area yang menyimpan data-data fitur

yang terdapat pada ponsel seperti: Game, Aplikasi, Wallpaper, Nada dering, Foto, Film,

Phonebook, dll.

IC Flash yang pertama kali di pasang pada rangkaian ponsel masih kosong, agar

dapat bekerja dengan baik IC Flash tersebut harus diisikan data programnya yaitu di

ReFlash dengan mengunakan Komputer. Kerusakan yang sering terjadi pada IC flash

misalnya blink, Contact Service, mati total dan sebagainya, namun kerusakan ini belum

tentu rusak secara hardware mungkin saja rusak secara software, dalam arti memory

tersebut normal akan tetapi data-data program yang tersimpan sudah bermasalah, untuk

mengatasi masalah seperti ini IC Flash pada ponsel tidak perlu diganti melainkan

data-data yang telah error tersebut harus di hapus dan diisikan kembali (Re Flash)

menggunakan computer.

EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory)

EEPROM mempunyai tugas untuk menyimpan data informasi yang sudah

diprogram oleh pabrik ponsel itu sendiri. penyimpanan data pada EEPROM ialah

penyimpanan nanvolatil, sebab data yang ada di dalamnya tidak akan hilang jika dayanya

dimatikan. Data yang tersimpan pada EEPROM diantaranya:

 No IMEI (International Mobile Equipment Identifier).  Security Code.

 ESN (Elektronik Serial Number).  MIC (Mobile Identification Code),  SIC (Sistem Identification Code).

Gambar

Gambar 3.3.1.1 Dioda semikonduktor dan lambang dioda
gambar 3.3.1.3b. pin kaki IC pada HP DCT 3 (3310) MAD2WD1
Gambar 1.2. Beberapa tahap fabrikasi IC monolitik.
Gambar 1.3. Proses fotoetsa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian pada skripsi ini adalah mengkaji beda daya signal (Gelombang Elektromagnetik) pada Telepon selular dengan perbedaan sistem jaringan dan penggunaan

Bagian Data ini berfungsi sebagai Operating System yang mengolah data dan yang memberi perintah kepada seluruh bagian yang terdapat pada Pesawat Telepon Selular Bagian atau

PENGUKURAN PARAMETER INTERNAL SUPER KAPASITOR SEBAGAI PENGGANTI BATERAI TELEPON SELULAR BERDASARKAN.. KARAKTERISTIK PENGISIAN

Mencari data parameter internal super kapasitor agar dapat digunakan sebagai pengganti.. baterai

Pada bagian ini akan diuraikan analisis system, desain system yang berfungsi untuk memudahkan pemahaman tentang struktur sistem informasi yang akan dibangun, mulai

Sedangkan Sistem ducting untuk AC, atau juga popular dengan sebutan “Air Handling System”, merupakan bagian penting dalam sistem AC sebagai alat penghantar udara yang

struktur field dari tabel-tabel dalam database yang akan diakses, maka dapat ditentukan dari tabel yang mana dalam suatu database data yang diperlukan akan diambil, sehingga

Dalam penelitian ini dibangun sistem akses jarak jauh yang dikendalikan baik lewat Web maupun lewat jaringan GPRS telepon selular (mobile internet) untuk mengakses sistem