• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kedalaman Posisi Mata Pancing terhadap Hasil Tangkapan dalam Uji Coba Rawai Dasar Bertingkat di Sekitar Selat Sunda dan Kepulauan Seribu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kedalaman Posisi Mata Pancing terhadap Hasil Tangkapan dalam Uji Coba Rawai Dasar Bertingkat di Sekitar Selat Sunda dan Kepulauan Seribu"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

Karya sederhana ini kupersembahkan kepada kedua orang tziaku sebagai ungkapan terima kasih yang tak terhingga

(2)

ggpJ,

PENGARUH KEDALAMAN POSISI MATA PANCING

TERHADAP HASIL T A N G W A N

DALAM UJI COBA RAWAI DASAR BERTLNGIiAT

DI SEKITAR SELAT SUNDA DAN KEPULAUAN SERIBU

Oleh:

JDHA RIANAWATI

C 27.1546

SIaRPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana bidang Periltanan

PROGRAM

STUD1

PEMANFAATAN SWBERDAYA PElUKANAN FAKULTAS PEFUKANAN

(3)

Judul Skripsi : Pengaruh Kedalaman Posisi .Ma& Pancing Terhadap Hasil Tangkapan dalam Uji Coba Rawai Dasar Bertingkat di Sekitar Selat Sunda dan Kepulauan Seribu

Nama Mahasiswa : Idha Rianawati

NRP : C 27.1546

Program Studi : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Menyetujui:

I. Komisi P e m b i i i g

@;.lr. Wisnu Gunarso, M.Sc.

6

Ketua Anggota

Ketua Program Studi Pembantu Dekan I

(4)

IDHA RIANAWATI. C 27.1546. Pengaruh Kedalaman Posisi M a t a Pancing

Terhadap Hasil Tangkapan dalam Uji C o b a Ralvai Dasar Bertingkat di Sekitar Selat Sunda dan I<epulauan Seribu. Dibalvah bimbiigan WISNU GUNARSO dan DOMU SIMBOLON.

Usaha untuk meningkatkan produksi perikanan demersal perlu dilakukan.

Usaha tersebut antara lain dengan memperbaiki desain dan konstruksi alat tangkap

yang telah ada. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kemungkinan penggunaan

rawai dasar bertingkat dalam rangka pemanfaatan sumberdaya perikanan serta untuk

mengetahui pengaruh kedalaman posisi mata pancing terhadap hasil tangkapan.

Dengan demikian dapat diketahui apakah tingkatan pancing tersebut mempengaruhi

hasil tangkapan.

Metode penelitian adalah "experimental fishing". Metode pengambilan data

yang digunakan adalah metode observasi. Data yang dikumpulkan antara lain: de-

sain dan konstruksi alat tangkap, waktu dan posisi setting, kedalaman dan dasar

perairan, jenis, jumiah dan berat ikan hasil tangkapan. Jumlah hasil tangkapan diuji

dengan uji statistik non parametrik (Uji Jumlah-Peringkat Wilcoxon).

Rawai dasar bertingkat merupakan suatu bentuk modifikasi rawai dasar tradi-

sional dan kalipo. Keistimewaan alat tersebut adalah pemakaian monofilamen seba-

gai tali cabang dan tali pancing serta

panting

yang terdiri dari lima tingkatan. Bahan

tersebut memudahkan penyimpanan alat dan tidak memerlukan tempat yang luas.

Seperti halnya kalipo, rawai dasar bertingkat terdiri lebih dari satu mata pancing

pada tiap tali cabang (lima mata pancing) sehingga tidak memerlukan areal pe-

nangkapan yang luas. Selain itu dalam waktu yang sama, rawai dasar bertingkat le-

bih banyak menabur pancing dari pada rawai dasar tradisional. Posisi mata pancing

tidak berada di dasar perairan, sehingga pancing dapat bebas bergerak mengikuti

(5)

arus dan aroma umpan dapat lebih tersebar di perairan. Selain itu posisi tersebut

rnemungkinkan umpan dan hasil tangkapan terhindar dari serangan predator. Hasil

tangkapan sebagian besar terdiri dari manyung (Anus maculatus). Operasi penang- kapan dilakukan di perairan dengan dasar lumpur yang diduga merupakan habitat

utama manyung. Berdasarkan uji statistik diperoleh hasil bahwa perbedaan keda-

laman tidak berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan. Jarak pancing yang pen-

dek memungkinkan kelima tingkat pancing tersebut masih berada pada kisaran re-

nang ikan demersal.Hasil tangkapan terbanyak diperoleh pada kedalaman 3 yaitu

sebanyak 31 ekor dengan laju pancing sebesar 3,556. Kedalaman tersebut diduga ti- dak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dari dasar serta kernungkinan berada di

(6)

KATA PENGANTAR

Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Kepu-

lauan Seribu dan Selat Sunda pada bulan Juni sampai September 1994. Skripsi

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (Sl) pada Fakultas Per-

ikanan, Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Wisnu Gunarso dan Bapak Ir. Domu Simbolon sebagai dosen pem-

bimbing.

2. Bapak Edi Mulyadi Amin sebagai Kepala Sub BPPL Ancol beserta seluruh staf.

3 . Mas Anung, selaku ketua tim, Pak Puji dan seluruh awak KM. PENELITIAN I. 4. Komang selaku rekan penelitian.

5. 'Nang serta semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan.

Kritik dan saran demi perbaikan selanjutnya sangat diharapkan. Semoga

skripsi ini dapat berguna bagi pihak yang membutuhkan.

Bogor, Desember 1994

(7)

DAFTAR IS1

Halaman

RINGKASAN

...

i

...

KATA PENGANTAR

...

i n DAFTAR IS1

...

iv

DAFTAR TABEL

...

vi

DAFTAR GAMBAR

...

vii

DAFTAR LAMPIRAN

...

ix

1

.

PENDAHULUAN

...

1

1.1 Latar Belakang

...

1

...

1.2 TujuanPenelitian 2 1.3 Waktu dan Tempat Penelitian

...

2

2

.

TINJAUAN PUSTAKA

...

3

2.1 Alat Tangkap

...

3

2.2 Umpan

...

6

2.3 Daerah Penangkapan Ikan

...

7

2.4 Ikan Sasaran Penangkapan

...

7

2.4.1 Habitat

...

8

2.4.2 Musim dan Penyebaran Ikan Demersal

...

8

3

.

METODOLOGI PENELITIAN

...

10

3.1 Materi Penelitian

...

10

3.2 Metode Penelitian

...

10

3.2.1 Metode Pengumpulan Data

...

10

3.2.2 Metode Analisa Data

...

13

4

.

HASIL PENELITIAN

...

17

4.1 Desain dan Konstruksi Alat Tangkap

...

17

4.2 Pelaksanaan Operasi Penangkapan

...

23

...

4.2.1 Setting 24 4.2.2 Hauling

...

26

4.3 Hasil tangkapan

...

27

5

.

PEMBAHASAN

...

31

5.1 Rawai Dasar Bertingkat

...

31
(8)

6. KESIMPULAN DAN SARAN

...

.

37 6.1 Kesimpulan

... .. . ..

...

.

.. . . ... .

. .

.. . .

..

. . ..

...

. . .. . . .. . . ..

. .. .

.. .. . .

. .

. . .

37 6.2 Saran

...

...

38

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP

(9)

DAFTAR TABEL

Teks Halaman

1

.

Dimensi Bagian-bagian Rawai Dasar Bertingkat

...

17

2

.

Pelaksanaan Operasi Penangkapan Ikan

...

23

3

.

Hasil Tangkapan Rawai Dasar Bertingkat (ekor)

...

27

4

.

Hasil Tangkapan Rawai Dasar Bertingkat (gram)

...

28

5

.

Komposisi dan Jumlah Hasil Tangkapan Rawai Dasar Bertingkat

...

29

6

.

Laju Pancing Hasil Tangkapan

... 1

...

30
(10)

DAFTAR GAMBAR

[image:10.599.80.540.93.788.2]

Teks Halaman

...

1

.

Bagian-bagian Mata Pancing 5

2

.

Bentuk Mata Pancing yang Digunakan dalam Uji Coba

...

Rawai Dasar Bertingkat di Maldives. India 5

3

.

Rancangan Umum KM Penelitian

1

...

11

4

.

Gambaran Umum Satu Unit Alat Tangkap dan Kedalaman

...

Pancing pada Uji Coba Rawai Dasar Bertingkat 12

...

5

.

Posisi Rawai Dasar Bertingkat di Dalam Air 18 6

.

a) Sambungan antara Tali Utama dengan Tali Utama

...

19

b) Sambungan antara Tali Utama dengan Tali Pelampung

...

dan Tali Pemberat 19

...

7

.

a) Pelampung Tanda I 19 b) Pelampung Tanda I1

...

19

8

.

Jangkar yang Digunakan pada Rawai Dasar Bertingkat

...

20

9

.

Snap

...

2 0 10

.

Pelampung pada Tali Cabang

...

:

....

21

11

.

Pemberat pada Tali Cabang

...

21

12

.

Swivel pada Tali Cabang

...

21

13

.

Mata Pancing yang Digunakan pada Rawai Dasar Bertingkat

...

22

a) Mata Pancing Nomor 510

...

22

b) Mata Pancing Nomor 610

...

22

c) Mata Pancing Nomor 710

...

22

14

.

a) Umpan yang Digunakan dalam Uji Coba Rawai Dasar Bertingkat: Banyar (Rastreliger sp.)

...

2 3 b) Pemotongan dan Pemasangan Umpan pada Mata Pancing

...

2 3 15

.

Penyusunan Alat Tangkap di Kapal

...

:

...

24

vii

..a

(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)

Karya sederhana ini kupersembahkan kepada kedua orang tziaku sebagai ungkapan terima kasih yang tak terhingga

(80)

ggpJ,

PENGARUH KEDALAMAN POSISI MATA PANCING

TERHADAP HASIL T A N G W A N

DALAM UJI COBA RAWAI DASAR BERTLNGIiAT

DI SEKITAR SELAT SUNDA DAN KEPULAUAN SERIBU

Oleh:

JDHA RIANAWATI

C 27.1546

SIaRPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana bidang Periltanan

PROGRAM

STUD1

PEMANFAATAN SWBERDAYA PElUKANAN FAKULTAS PEFUKANAN

(81)

Judul Skripsi : Pengaruh Kedalaman Posisi .Ma& Pancing Terhadap Hasil Tangkapan dalam Uji Coba Rawai Dasar Bertingkat di Sekitar Selat Sunda dan Kepulauan Seribu

Nama Mahasiswa : Idha Rianawati

NRP : C 27.1546

Program Studi : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Menyetujui:

I. Komisi P e m b i i i g

@;.lr. Wisnu Gunarso, M.Sc.

6

Ketua Anggota

Ketua Program Studi Pembantu Dekan I

(82)

IDHA RIANAWATI. C 27.1546. Pengaruh Kedalaman Posisi M a t a Pancing

Terhadap Hasil Tangkapan dalam Uji C o b a Ralvai Dasar Bertingkat di Sekitar Selat Sunda dan I<epulauan Seribu. Dibalvah bimbiigan WISNU GUNARSO dan DOMU SIMBOLON.

Usaha untuk meningkatkan produksi perikanan demersal perlu dilakukan.

Usaha tersebut antara lain dengan memperbaiki desain dan konstruksi alat tangkap

yang telah ada. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kemungkinan penggunaan

rawai dasar bertingkat dalam rangka pemanfaatan sumberdaya perikanan serta untuk

mengetahui pengaruh kedalaman posisi mata pancing terhadap hasil tangkapan.

Dengan demikian dapat diketahui apakah tingkatan pancing tersebut mempengaruhi

hasil tangkapan.

Metode penelitian adalah "experimental fishing". Metode pengambilan data

yang digunakan adalah metode observasi. Data yang dikumpulkan antara lain: de-

sain dan konstruksi alat tangkap, waktu dan posisi setting, kedalaman dan dasar

perairan, jenis, jumiah dan berat ikan hasil tangkapan. Jumlah hasil tangkapan diuji

dengan uji statistik non parametrik (Uji Jumlah-Peringkat Wilcoxon).

Rawai dasar bertingkat merupakan suatu bentuk modifikasi rawai dasar tradi-

sional dan kalipo. Keistimewaan alat tersebut adalah pemakaian monofilamen seba-

gai tali cabang dan tali pancing serta

panting

yang terdiri dari lima tingkatan. Bahan

tersebut memudahkan penyimpanan alat dan tidak memerlukan tempat yang luas.

Seperti halnya kalipo, rawai dasar bertingkat terdiri lebih dari satu mata pancing

pada tiap tali cabang (lima mata pancing) sehingga tidak memerlukan areal pe-

nangkapan yang luas. Selain itu dalam waktu yang sama, rawai dasar bertingkat le-

bih banyak menabur pancing dari pada rawai dasar tradisional. Posisi mata pancing

tidak berada di dasar perairan, sehingga pancing dapat bebas bergerak mengikuti

(83)

arus dan aroma umpan dapat lebih tersebar di perairan. Selain itu posisi tersebut

rnemungkinkan umpan dan hasil tangkapan terhindar dari serangan predator. Hasil

tangkapan sebagian besar terdiri dari manyung (Anus maculatus). Operasi penang- kapan dilakukan di perairan dengan dasar lumpur yang diduga merupakan habitat

utama manyung. Berdasarkan uji statistik diperoleh hasil bahwa perbedaan keda-

laman tidak berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan. Jarak pancing yang pen-

dek memungkinkan kelima tingkat pancing tersebut masih berada pada kisaran re-

nang ikan demersal.Hasil tangkapan terbanyak diperoleh pada kedalaman 3 yaitu

sebanyak 31 ekor dengan laju pancing sebesar 3,556. Kedalaman tersebut diduga ti- dak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dari dasar serta kernungkinan berada di

(84)

KATA PENGANTAR

Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Kepu-

lauan Seribu dan Selat Sunda pada bulan Juni sampai September 1994. Skripsi

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (Sl) pada Fakultas Per-

ikanan, Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Wisnu Gunarso dan Bapak Ir. Domu Simbolon sebagai dosen pem-

bimbing.

2. Bapak Edi Mulyadi Amin sebagai Kepala Sub BPPL Ancol beserta seluruh staf.

3 . Mas Anung, selaku ketua tim, Pak Puji dan seluruh awak KM. PENELITIAN I. 4. Komang selaku rekan penelitian.

5. 'Nang serta semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan.

Kritik dan saran demi perbaikan selanjutnya sangat diharapkan. Semoga

skripsi ini dapat berguna bagi pihak yang membutuhkan.

Bogor, Desember 1994

(85)

DAFTAR IS1

Halaman

RINGKASAN

...

i

...

KATA PENGANTAR

...

i n DAFTAR IS1

...

iv

DAFTAR TABEL

...

vi

DAFTAR GAMBAR

...

vii

DAFTAR LAMPIRAN

...

ix

1

.

PENDAHULUAN

...

1

1.1 Latar Belakang

...

1

...

1.2 TujuanPenelitian 2 1.3 Waktu dan Tempat Penelitian

...

2

2

.

TINJAUAN PUSTAKA

...

3

2.1 Alat Tangkap

...

3

2.2 Umpan

...

6

2.3 Daerah Penangkapan Ikan

...

7

2.4 Ikan Sasaran Penangkapan

...

7

2.4.1 Habitat

...

8

2.4.2 Musim dan Penyebaran Ikan Demersal

...

8

3

.

METODOLOGI PENELITIAN

...

10

3.1 Materi Penelitian

...

10

3.2 Metode Penelitian

...

10

3.2.1 Metode Pengumpulan Data

...

10

3.2.2 Metode Analisa Data

...

13

4

.

HASIL PENELITIAN

...

17

4.1 Desain dan Konstruksi Alat Tangkap

...

17

4.2 Pelaksanaan Operasi Penangkapan

...

23

...

4.2.1 Setting 24 4.2.2 Hauling

...

26

4.3 Hasil tangkapan

...

27

5

.

PEMBAHASAN

...

31

5.1 Rawai Dasar Bertingkat

...

31
(86)

6. KESIMPULAN DAN SARAN

...

.

37 6.1 Kesimpulan

... .. . ..

...

.

.. . . ... .

. .

.. . .

..

. . ..

...

. . .. . . .. . . ..

. .. .

.. .. . .

. .

. . .

37 6.2 Saran

...

...

38

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP

(87)

DAFTAR TABEL

Teks Halaman

1

.

Dimensi Bagian-bagian Rawai Dasar Bertingkat

...

17

2

.

Pelaksanaan Operasi Penangkapan Ikan

...

23

3

.

Hasil Tangkapan Rawai Dasar Bertingkat (ekor)

...

27

4

.

Hasil Tangkapan Rawai Dasar Bertingkat (gram)

...

28

5

.

Komposisi dan Jumlah Hasil Tangkapan Rawai Dasar Bertingkat

...

29

6

.

Laju Pancing Hasil Tangkapan

... 1

...

30
(88)

DAFTAR GAMBAR

[image:88.599.80.540.93.788.2]

Teks Halaman

...

1

.

Bagian-bagian Mata Pancing 5

2

.

Bentuk Mata Pancing yang Digunakan dalam Uji Coba

...

Rawai Dasar Bertingkat di Maldives. India 5

3

.

Rancangan Umum KM Penelitian

1

...

11

4

.

Gambaran Umum Satu Unit Alat Tangkap dan Kedalaman

...

Pancing pada Uji Coba Rawai Dasar Bertingkat 12

...

5

.

Posisi Rawai Dasar Bertingkat di Dalam Air 18 6

.

a) Sambungan antara Tali Utama dengan Tali Utama

...

19

b) Sambungan antara Tali Utama dengan Tali Pelampung

...

dan Tali Pemberat 19

...

7

.

a) Pelampung Tanda I 19 b) Pelampung Tanda I1

...

19

8

.

Jangkar yang Digunakan pada Rawai Dasar Bertingkat

...

20

9

.

Snap

...

2 0 10

.

Pelampung pada Tali Cabang

...

:

....

21

11

.

Pemberat pada Tali Cabang

...

21

12

.

Swivel pada Tali Cabang

...

21

13

.

Mata Pancing yang Digunakan pada Rawai Dasar Bertingkat

...

22

a) Mata Pancing Nomor 510

...

22

b) Mata Pancing Nomor 610

...

22

c) Mata Pancing Nomor 710

...

22

14

.

a) Umpan yang Digunakan dalam Uji Coba Rawai Dasar Bertingkat: Banyar (Rastreliger sp.)

...

2 3 b) Pemotongan dan Pemasangan Umpan pada Mata Pancing

...

2 3 15

.

Penyusunan Alat Tangkap di Kapal

...

:

...

24

vii

..a

Gambar

Gambaran Umum Satu Unit Alat Tangkap dan Kedalaman ...............................
Gambaran Umum Satu Unit Alat Tangkap dan Kedalaman ...............................

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya pemberian bahan humat dan kompos memicu peningkatan unsur-unsur hara dalam tanah karena dapat mengaktifkan mikroba tanah yang

Laju Adsorpsi Malasit Hijau Adsorben batang jagung - Diambil 100 ml malasit hijau 350 ppm - Dikondisikan menjadi pH 7 dan ditambahkan 12 mL buffer pH 7 - Ditambahkan 35 mg

Berdasarkan hasil perhitungan data, tingkat kepuasan mahasiswa Telkom University dalam penanganan keluhan berbasis media sosial Facebook diperoleh nilai 2,95 yang menurut TABEL

Uji t dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen ( usability, functionality, reliability, dan efficency ) secara individual

Dari tabel 4.22 diatas dapat diketahui nilai R 2 adalah sebesar 0,233, berarti variabel dependen (disiplin guru) dipengaruhi oleh variabel independen (mempengaruhi

Selain mudah dipahami dan tepat waktu dalam penyajjian laporan keuangan kesimpulan akhir dalam sistem akuntansi Microsoft Excel adalah efisiensi yang dihasilkan, hal ini

Oleh karena itu, penulis akan melakukan penelitian untuk mengetahui potensi dari alang- alang ( Imperata cylindrica (L) Beauv.) sebagai bahan baku dalam produksi

Transect merupakan teknik untuk menfasilitasi masyarakat dalam pengamatan langsung lingkungan dan keadaan sumberdaya- sumberdaya dengan cara berjalan menelusuri