MENINGKATKAN KEMAMPUAN AFEKTIF SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE
PADA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS V SDN 101774 SAMPALI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan
Pra Sekolah dan Sekolah Dasar
Oleh:
RIBKA LUSIA SIAHAAN NIM. 1103311068
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : RIBKA LUSIA SIAHAAN
Tempat/Tanggal Lahir : Aek Pamingke, 06 Januari 1992
Alamat : Jl. Emplasmen Perk. Aek Pamingke
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum Menikah
Agama/Suku : Kristen Protestan/Batak
Anak ke - : 1 dari 4 Bersaudara
No. RIWAYAT PENDIDIKAN TEMPAT LULUS
1. SD NEGERI 118377 Perk. Aek Pamingke Tahun 2004
2. SMP NEGERI 1 SEI SUKA Jl. Beringin Tanjung
4. S1 PGSD UNIMED Jl. Williem Iskandar Psr V Medan
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus
atas Kasih, Karunia dan Penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Afektif Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas V SDN 101774 Sampali Tahun Ajaran 2013/2014”. Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada kedua orangtua
ku yang tercinta ayahanda Ricardo Ronald Siahaan dan ibunda tersayang Decima
Tampubolon atas kasih sayang, doa dan pengorbanan baik berupa materil
maupun moril yang diberikan. Semua pengorbanan kalian tidak dapat ananda
balas dengan apapun.
Adapun penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebahagian
syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Negeri Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis juga banyak memperoleh dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Drs. Nasrun, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Medan.
3. Bapak Pembantu Dekan I Bapak Prof.Dr. Yusnadi,M.S , Bapak Pembantu
Dekan II Bapak Drs. Aman Simare-mare, M.S , dan Bapak Pembantu Dekan
4. Bapak Drs. Khairul Anwar, M.Pd, Selaku Ketua Jurusan PGSD FIP
Universitas Negeri Medan.
5. Bapak Drs. Ramli Sitorus, M.Ed, Selaku Sekretaris Jurusan PGSD FIP
Universitas Negeri Medan.
6. Bapak Drs.Effendi Manalu, M.Pd, Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah banyak memberikan bantuan, bimbingan dan arahan kepada penulis
dalam penyusunan skripsi ini.
7. Ibu Dr.Naeklan Simbolon, M.Pd, Bapak Drs.Robenhart Tamba, M.Pd, dan Ibu
Dra.Eva Betty Simanjuntak, M.Pd yang telah banyak memberikan masukan
dan saran dalam penyusunan skripsi ini, dan peneliti mengucapkan terima
kasih kepada dosen penguji.
8. Ibu Gusni Rosdiani, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SDN 101774 Sampali yang
telah membantu dalam penelitian ini.
9. Ibu Eki Andriani, S.Pd , Selaku guru Bidang Studi Pendidikan
Kewarganegaraan Kelas V SDN 101774 Sampali yang telah banyak
membantu penulis dalam penelitian ini. Dan semua guru-guru SDN 101774
Sampali yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
10.Saudara/i penulis yang tercinta Opung karunia br.Sianipar, Paktua dan Maktua
Karunia, dan adik-adikku Dame, Roma, Ebenezer, Karunia, Reinhard ,
Purnomo serta Keluarga besar “Siahaan Family” yang telah banyak membantu penulis baik secara materi dan moral serta selalu setia membantu penulis
11.Yang Teristimewa kepada Heriyanto Hutapea, A.Md terima kasih telah
memberi motivasi dan kekuatan bagi penulis baik dalam suka dan duka
selama penyusunan skripsi ini.
12.Sahabat-sahabat penulis Candro Juliati Purba, Dinawaty Samosir, Dian Renny
Sari Pasaribu, Yunikawati Girsang, Siska Siregar, Ike Chaterine, Elga Novira,
Henny, Regina Aruri, dan Yuhani yang selalu setia dalam bertukar pikiran
selama penyusunan skripsi kepada penulis.
13.Teman-teman penulis selaku 1 dosen pembimbing skripsi Ria Mei C Saragih,
Nur Ilwana Harahap, Mimi Oktaviana, dan Nita Rahma Nasution yang selalu
setia dalam memberi dukungan dan bantuan kepada penulis.
14.Sahabat-sahabat penulis Kelas C Ekstensi stambuk ’10. 15.Teman-teman PPLT’13 SDN 101774 Sampali.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa
masih banyak kekurangan baik isi, bahasa maupun tata bahasa untuk itu dengan
segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Semoga kasih Tuhan memberkati kita semua dengan segenap hati terbuka
dan penulis siap menerima kritik dan saran dalam skripsi ini.
Medan, Juli 2014 Penulis
ABSTRAK
RIBKA LUSIA SIAHAAN, 1103311068, Meningkatkan kemampuan afektif siswa dengan menggunakan model pembelajaran value clarification technique pada pelajaran pendidikan kewarganegaraan kelas V SDN 101774 Sampali. Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, 2014.
Masalah yang dihadapi dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan afektif siswa pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas V SDN 101774 Sampali pada materi keputusan bersama. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan model pembelajaran value clarification technique dapat meningkatkan kemampuan afektif siswa pada materi pokok Keputusan Bersama kelas V SDN 101774 Sampali ?”.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 38 orang siswa yang berasal dari siswa kelas V-B pada tahun ajaran 2013/2014. Kegiatan ini dilakukan pada saat pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berlangsung. Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penelitian ini penulis melakukan tes tertulis. Adapun teknik analisa data dalam penelitian ini adalah deskripsi kuantitatif dengan menguraikan persentase yang digunakan. Penelitian yang dilakukan dengan cara tindakan siklus I dan siklus II. Berdasarkan analisis data penelitipada saat pre test terdapat 11 siswa yang mendapatkan nilai ≥ 75 (28,94%), dan ≤ 75 sebanyak 27 siswa (71,05%), kemudian pada post tes di siklus I terjadi peningkatan dimana terdapat 23 siswa yang mendapatkan nilai ≥ 75 (60,52%), dan ≤ 75 sebanyak 15 siswa (39,47). Selanjutnya setelah dilakukan post tes di siklus II hampir semua siswa mendapatkan nilai ≥ 75, sebanyak 32 siswa (84,21%), dan hanya ada 6 siswa yang mendapat nilai ≤ 75 (15,78%).
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR DIAGRAM ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 7
1.3 Batasan Masalah ... 7
1.4 Rumusan Masalah ... 8
1.5 Tujuan Penelitian ... 8
1.6 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kemampuan Afektif ... 10
2.1.1 Konsep Kemampuan ... 10
2.1.2 Pengertian Afektif ... 11
2.2 Teori Sikap ... 15
2.3 Hakikat Model Pembelajaran ... 17
2.3.1 Pengertian Model Pembelajaran Value Clarification Technique... 18
2.3.2 Langkah-langkah Pembelajaran Value Clarification Technique... 19
2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Value Clarification Technique... 21
2.3.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran ... 22
2.4 Hakikat Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SD ... 26
2.4.1 Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan... 28
2.5 Kerangka Konseptual ... 29
2.6 Hipotesis Tindakan ... 31
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 32
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32
3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 32
3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 33
3.5 Desain Penelitian ... 33
3.6 Prosedur Penelitian ... 34
3.7 Teknik Pengumpul Data ... 39
3.8 Teknik Analisis Data ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian Siklus I ... .. 43
4.1.1 Perencanaan Siklus I... 43
4.1.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 44
4.1.3 Keadaan Guru dan Siswa pada Pelaksanaan Tindakan Siklus I... 56
4.1.4 Pengamatan ... 57
4.1.5 Refleksi Siklus I ... 62
4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian Siklus II ...63
4.2.1 Perencanaan Siklus II... 63
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 64
4.2.3 Keadaan Guru dan Siswa pada Pelaksanaan Tindakan Siklus II... 72
4.2.4 Pengamatan ... 73
4.2.5 Refleksi Siklus II ... 78
4.3 Pembahasan ... 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 85
5.2 Saran ... 86
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Analisis Hasil Belajar Kelas V Mata Pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan Semester I dan II
Tahun 2012/2013 dan Tahun 2013/2014... 4
Tabel 1.2 Analisis Hasil Belajar Kelas V Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Mid Semester I Tahun Ajaran 2013/2014 ... 4
Tabel 2.1 Kurikulum Kelas V SD Semester I ... 28
Tabel 2.2 Kurikulum Kelas V SD Semester II ... 29
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 43
Tabel 4.1 Hasil Perolehan Pre Tes Siklus I ... 48
Tabel 4.2 Perbandingan Perolehan Ketuntasan Nilai Siswa Secara Klasikal Pada Tes Awal (Pre Tes) ... 51
Tabel 4.3 Hasil Perolehan Post Tes Siklus I ... 52
Tabel 4.4 Perbandingan Perolehan Ketuntasan Nilai Siswa Secara Klasikal Pada Post Tes Siklus I... 55
Tabel 4.5 Hasil Observasi Penggunaan Model Pembelajaran Siklus I ... 57
Tabel 4.6 Hasil Observasi Keadaan Sekolah Dan Kelas Pada Siklus I ... 61
Tabel 4.7 Hasil Perolehan Post Tes Siklus II ... 68
Tabel 4.9 Hasil Observasi Penggunaan Model
Pembelajaran Siklus II ... 73
Tabel 4.10 Hasil Observasi Keadaan Sekolah
Dan Kelas Pada Siklus II ... 77
Tabel 4.11 Perbandingan Nilai Dan Ketuntasan Hasil Belajar
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Desain PTK Menurut Kemmis dan MC. Taggart ... 34
Gambar 4.1 Siswa Mengerjakan Pre Tes ... 44
Gambar 4.2 Siswa Menjawab Apersepsi Guru ... 45
Gambar 4.3 Guru Menyajikan Materi ... 46
Gambar 4.4 Media Keputusan Bersama ... 46
Gambar 4.5 Siswa Tampak Memilih Temannya Menjadi Calon Ketua Kelas ... 47
Gambar 4.6 Siswa Mengerjakan Post Tes ... 48
Gambar 4.7 Siswa Sedang Menjawab Apersepsi Guru ... 65
Gambar 4.8 Siswa Sedang Menempelkan Cara Pengambilan Keputusan Sesuai Gambar ... 66
Gambar 4.9 Siswa Tampak Memilih Temannya Menjadi Calon Ketua Kelas ... 66
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1 Perbandingan Perolehan Nilai Siswa
Yang Tuntas dan Tidak Tuntas Pada
Tes Awal (Pre Tes) ... 51
Diagram 4.2 Perbandingan Perolehan Nilai Siswa
Yang Tuntas dan Tidak Tuntas Pada
Post Tes Siklus I ... 55
Diagram 4.3 Perbandingan Perolehan Nilai Siswa
Yang Tuntas dan Tidak Tuntas Pada
Post Tes Siklus II ... 71
Diagram 4.4 Peningkatan Jumlah Siswa Ketuntasan Belajar
i
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 RPP Siklus I ... 89
Lampiran 2 Soal Siklus I ... 93
Lampiran 3 Kunci Jawaban ... 97
Lampiran 4 Lembar Observasi Penggunaan Model Pembelajaran Siklus I ... 98
Lampiran 5 RPP Siklus II ... 102
Lampiran 6 Soal Siklus II ... 106
Lampiran 7 Kunci Jawaban ... 110
Lampiran 8 Lembar Observasi Penggunaan Model Pembelajaran Siklus II ... 111
Lampiran 9 Lembar Observasi Keadaan Lingkungan Sekolah dan Kelas Siklus I dan II ... 115
Lampiran 10 Materi Pembelajaran... 117
Lampiran 11 Daftar Nama Siswa ... 126
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah wahana untuk
mengembangkan dan melestarikan nilai moral yang berakar pada budaya bangsa
Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam
kehidupan sehari-hari siswa baik sebagai individu, masyarakat, warganegara dan
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Depdiknas (dalam Sari, 2013:3)
menyatakan bahwa, “Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang
memfokuskan pada perkembangan diri yang beragam dari segi agama,
sosiokultural, bahasa, usia, suku bangsa untuk menjadi warga Negara yang cerdas,
terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945”.
Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
Pendidikan Kewarganegaraan berada pada ranah sikap yaitu wahana
penanaman nilai, moral, dan norma-norma baku seperti rasa sosial, nasionalisme,
bahkan sistem keyakinan. Pendidikan Kewarganegaraan seharusnya mampu
mengeksplorasi internal side seseorang atau wilayah dalam diri seseorang, dan
salah satu hasil dari internal side adalah sikap. Afektif (sikap) berhubungan
dengan nilai (value), yang sulit diukur, oleh karena menyangkut kesadaran
seseorang yang tumbuh dari dalam diri peserta didik. Dalam batas tertentu
untuk sampai pada kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan membutuhkan
ketelitian dan observasi yang terus-menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk
dilakukan, apalagi menilai perubahan sikap sebagai akibat dari proses
pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah. Kita tidak bisa menyimpulkan
bahwa sikap anak itu baik, misalnya dilihat dari kebiasaan berbahasa atau sopan
santun yang bersangkutan, sebagai akibat dari proses pembelajaran yang
dilakukan guru. Mungkin sikap itu terbentuk oleh kebiasaan dalam keluarga dan
lingkungan sekitar.
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor
diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dan
faktor dari siswa yang tampak dari sikapnya di kelas. Sikap siswa di kelas terbagi
dua, yaitu sikap yang positif dan negatif. Sikap positifnya adalah siswa aktif
dalam proses pembelajaran, selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru,
bersikap ramah sewaktu berpapasan atau bertemu dengan guru sedangkan sikap
negatif mencakup kenakalan siswa di kelas, seperti keras kepala, berbohong, tidak
mematuhi peraturan di sekolah, berkelahi dengan teman, berbicara tidak sopan,
kekerasan kepada teman dan sebagainya.
Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan
pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru
dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, memiliki cara/ model
mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang dapat
menanamkan nilai-nilai moral dan sesuai dengan konsep mata pelajaran yang
akan disampaikan. Demikian juga orangtua murid kurang mendukung terhadap
merupakan tanggung jawab sekolah dan guru sehingga anak dirumah menjadi
malas belajar.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada guru, guru mengatakan
bahwa siswa belum terlatih dalam menerima penilaian dirinya dan menilai orang
lain, dan tidak menghiraukan guru disaat proses pembelajaran berlangsung, serta
kurang mengerti dalam mengambil suatu keputusan. Peneliti juga mewawancarai
beberapa siswa, ternyata guru dalam mengajar masih menggunakan teknik
pengajaran tradisional atau ceramah yang membuat siswa kurang termotivasi
sehingga kesannya membosankan. Jadi proses pembelajaran pendidikan
Kewarganegaraan yang dilakukan guru belum optimal, dikarenakan guru dalam
mengajar tidak menyesuaikan pendekatan, metode, strategi, dan teknik-teknik
pembelajaran dengan materi yang akan disampaikan, serta kurang penanaman
nilai terhadap siswa. Hal ini tampak dari perilaku siswa yang cenderung kurang
adanya kerjasama dalam proses pembelajaran, kurang menghargai pendapat
teman, kurang mengerti cara-cara pengambilan suatu keputusan, kurang
penanaman nilai-nilai moral kepada siswa serta dapat dilihat dari hasil belajar
masing-masing siswa SDN 101774 Sampali.
Hasil belajar siswa dari pengamatan awal diperoleh bahwa kemampuan
siswa terhadap mata pelajaran pendidikan Kewarganegaraan belum optimal.
Rendahnya kemampuan siswa ini dapat dilihat dari hasil nilai semester I dan II
Tahun Ajaran 2012/2013, dan nilai ujian mid semester dan semester I Tahun
Ajaran 2013/2014 yang belum begitu memuaskan. Namun pada nilai semester I
dan II pada Tahun Ajaran 2012/2013 bukan merupakan nilai asli siswa sewaktu
formatif. Sedangkan nilai mid semester dan nilai ujian semester I pada Tahun
Ajaran 2013/2014 merupakan nilai asli yang diperoleh siswa, dan dari nilai ini
tampak jelas bahwa kemampuan siswa pada mata pelajaran pendidikan
Kewarganegaraan masih tergolong rendah. Perolehan hasil belajar atau nilai siswa
ini dapat kita lihat seperti pada tabel berikut:
Tabel 1.1 Analisis Hasil Belajar Kelas V Mata Pelajaran Pendidikan Sumber : 2013 DKN Siswa Kelas V-B SDN 101774 Sampali
Dari data tabel di atas, tampak jumlah siswa pada Tahun Ajaran 2012/2013
ada 36 orang siswa sedangkan 2013/2014 ada 38 orang siswa. Dikarenakan ada
pertambahan 2 orang siswa atau siswa baru masuk ke kelas V-B. Selanjutnya, dari
data nilai yang diperoleh siswa di atas, dapat dilihat ketuntasan belajar siswa yang
telah mencapai KKM pada semester I dan II Tahun Ajaran 2012/2013, dan ujian
mid semester dan semester I pada Tahun Ajaran 2013/2014 masih relatif sedikit,
justru mengalami penurunan dari jumlah nilai yang diharapkan. Memang semester
I tahun ajaran 2012/2013 ada 18 orang siswa yang mencapai nilai KKM dan 18
orang siswa tidak mencapai nilai KKM dari 36 jumlah siswa, dimana pada
semester I yang mendapat nilai 75 dengan jumlah perolehan nilai rata-rata siswa
73,97. Demikian juga di semester II jumlah siswa yang mendapat nilai 75
sebanyak 18 orang dan yang mendapatkan nilai di bawah 75 sebanyak 18 orang
siswa dari 36 jumlah siswa dengan jumlah perolehan nilai rata-rata siswa 73,61.
Pada mid semester tahun ajaran 2013/2014, jumlah siswa yang
mendapatkan nilai 75 hanya 13 orang siswa dari 38 jumlah siswa atau berkisar
34,21% dengan jumlah perolehan nilai rata-rata siswa 27,13 dan yang
mendapatkan nilai di bawah 75 sebanyak 25 orang siswa atau berkisar 65,78%
dengan jumlah perolehan nilai rata-rata siswa 42,44. Sedangkan pada semester I
tahun ajaran 2013/2014 jumlah siswa yang mendapatkan nilai 75 hanya 8 orang
siswa dari 38 jumlah siswa atau berkisar 21,05% dengan jumlah perolehan nilai
rata-rata siswa 17,02 dan yang mendapatkan nilai di bawah 75 sebanyak 30 orang
siswa atau berkisar 78,94% dengan jumlah perolehan nilai rata-rata siswa 43,52.
perlunya upaya untuk memperbaiki hasil belajar siswa karena masih jauh dari apa
yang diharapkan atau nilai rendah.
Kemampuan seorang siswa bukan hanya dilihat dari sisi kognitifnya saja,
melainkan dari sisi afektifnya juga. Berkaitan dengan perubahan kurikulum,
berbagai pihak menganalisis dan melihat perlunya diterapkan kurikulum berbasis
kompetensi sekaligus berbasis karakter (competency and character based
curriculum), yang dapat membekali siswa dengan berbagai sikap dan kemampuan
yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan tuntutan teknologi.
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil
pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia
siswa secara utuh.
Dalam mengajar Pendidikan Kewarganegaraan, ada beberapa model
pembelajaran yang bisa digunakan khususnya model atau strategi pembelajaran
sikap, seperti model konsiderasi (the consideration model), model pengembangan
kognitif (the cognitive development model), dan teknik mengklarifikasi nilai
(value clarification technique). Dari ketiga model pembelajaran ini, peneliti
memilih model pembelajaran ketiga sebagai tindakan untuk memperbaiki masalah
diatas. Sebab teknik mengklarifikasi nilai (value clarification technique) adalah
suatu teknik pengajaran untuk membantu dalam mencari dan menentukan suatu
nilai yang sifatnya positif atau negatif. Artinya, menanamkan kesadaran siswa
tentang nilai-nilai yang dimiliki baik tingkat positif maupun yang negatif untuk
selanjutnya ditanamkan melalui cara yang rasional (logis) dan diterima siswa.
Sebagaimana diketahui bahwa pelajaran pendidikan Kewarganegaraan lebih
norma-norma baku seperti rasa sosial, nasionalisme, bahkan sistem keyakinan. Jadi pada
teknik pengajaran ini akan melatih siswa dalam menerima penilaian dirinya dan
menilai orang lain, serta mengambil keputusan terhadap sesuatu persoalan yang
berhubungan dengan pergaulannya dan kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengambil
sebuah judul “Meningkatkan Kemampuan Afektif Siswa dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Value Clarification Technique pada Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Kelas V SDN 101774 Sampali”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Siswa belum terlatih dalam menerima penilaian dirinya dan menilai orang
lain.
2. Siswa kurang mengerti dalam menerima serta mengambil keputusan
terhadap sesuatu persoalan.
3. Guru masih menggunakan teknik pengajaran tradisional.
4. Kurang menanamkan kesadaran siswa tentang nilai-nilai yang dimiliki
baik tingkat sifat positif maupun negatif.
1.3 Batasan Masalah
Sesuai dengan kemampuan waktu dan tenaga yang peneliti miliki, maka
peneliti memberi batasan masalah : “Meningkatkan Kemampuan Afektif
Clarification Technique pada Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas V SDN 101774 Sampali”.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan yang telah ditetapkan dalam pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
“Apakah dengan model pembelajaran value clarification technique dapat
meningkatkan kemampuan afektif terhadap hasil belajar siswa pada pelajaran
pendidikan kewarganegaraan kelas V SDN 101774 Sampali?”.
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk
mendapatkan data kemampuan afektif terhadap hasil belajar siswa dengan
penggunaan model pembelajaran value clarification technique pada pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan di kelas V SDN 101774 Sampali.
1.6 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang diuraikan di atas, maka diharapkan
manfaat dari penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Bagi siswa kelas V SDN 101774 Sampali, dapat meningkatkan
kemampuan afektif siswa dalam proses pembelajaran serta dapat
mengembangkan pengetahuan subjek penelitian dengan menggunakan
model Value Clarification Technique
2. Bagi guru, sebagai bahan masukan bagi guru SD untuk
pembelajaran Value Clarification Technique dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) kemampuan afektif siswa dalam mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bagi sekolah, dapat memberi masukan yang berharga di sekolah dalam
memperbaiki model pembelajaran dan meningkatkan kemampuan
afektif siswa khususnya pada pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan
4. Bagi peneliti, sebagai pengalaman dan menambah wawasan untuk
melakukan penelitian dan menyusun karya ilmiah dapat
mengembangkan pengetahuan secara efektif
5. Bagi peneliti lanjutan, sebagai bahan masukan bagi peneliti berikutnya
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima dan terbukti berdasarkan
tindakan siklus I dan siklus II bahwa, “Penggunaan model pembelajaran
Value Clarification Technique dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di kelas V SDN 101774 Sampali dapat meningkatkan
kemampuan afektif siswa”.
2. Peningkatan kemampuan afektif dengan penggunaan model pembelajaran
Value Clarification Technique dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di kelas V SDN 101774 Sampali pada saat pre tes
terdapat 11 siswa yang mendapatkan nilai ≥ 75 (28,94%), dan ≤ 75
sebanyak 27 siswa (71,05%), kemudian pada post tes di siklus I terjadi
peningkatan dimana terdapat 23 siswa yang mendapatkan nilai ≥ 75
(60,52%), dan ≤ 75 sebanyak 15 siswa (39,47). Selanjutnya setelah
dilakukan post tes di siklus II hampir semua siswa mendapatkan nilai ≥ 75,
sebanyak 32 siswa (84,21%), dan hanya ada 6 siswa yang mendapat nilai ≤
75 (15,78%).
3. Dukungan yang kondusif dari faktor-faktor/unsur-unsur yang berpengaruh
langsung dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran Value Clarification Technique sangat mendukung perolehan
4. Menggunakan materi Pendidikan Kewarganegaraan yang terdapat pada
kurikulum SD sangat sesuai untuk penanaman dan menumbuhkan
nilai-nilai kemanusiaan sejak dini kepada siswa.
5.2 Saran
1. Bagi guru, diharapkan guru SD menggunakan model pembelajaran Value
Clarification Technique dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan sebaiknya mengikuti langkah-langkah yang
menunjukkan penggunaan model pembelajaran tersebut.
2. Bagi siswa, diharapkan untuk memahami nilai-nilai yang positif atau
negatif dalam bersikap.
3. Kepada Kepala sekolah, dalam upaya meningkatkan proses pembelajaran
hendaknya mengikut sertakan kepada guru-guru dalam
pelatihan-pelatihan atau seminar-seminar agar guru lebih terampil menggunakan
berbagai model pembelajaran terutama menggunakan pembelajaran Value
Clarification Technique.
4. Bagi peneliti berikutnya jika ingin melakukan jenis penelitian yang sama
sebaiknya dilaksanakan lebih dari dua siklus, agar tercapai keberhasilan