• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN EVENT PASAR MURAH OLEH KAUKUS PERDA GEPENG DIY TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MANAJEMEN EVENT PASAR MURAH OLEH KAUKUS PERDA GEPENG DIY TAHUN 2016"

Copied!
181
0
0

Teks penuh

(1)

Manajemen Event Pasar Murah oleh Kaukus Perda

Gepeng DIY Tahun 2016

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Ilmu Komunikasi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh

Muhammad Yudha Pratama 20110530077

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang membuat pernyataan dibawah ini :

Nama : Muhammad Yudha Pratama NIM : 20110530077

Jurusan : Ilmu Komunikasi Konsentrasi : Advertising

Universitas : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan seluruh sumber yang di kutip maupun dirujuk telah saya nyatakan benar. Apabila dikemudian hari karya saya ini terbukti hasil plagiat/menjiplak karya orang lain maka saya bersedia dicabut gelar kesarjanaannya.

Yogyakarta, 15 Desember 2016 Penulis

(3)

iv

KATA PENGANTAR Assalamuailaikum Wr.Wb.

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat, rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Manajemen Event Pasar Murah oleh Kaukus Perda Gepeng DIY Tahun 2016”.

Adapun skripsi ini disusun dengan maksud untuk memenuhi persyaratan dalam rangka mencapai gelar Sarjana (S-1) Ilmu Komunikasi pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka menyelesaikan penyusunan skripsi ini, terutama kepada:

1. Allah SWT beserta Rasullullah Muhammad SAW, yang telah memberikan kekuatan, inspirasi, dan motivasi yang begitu besar bagi penulis.

2. Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto, MA., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Bapak Haryadi Arief, S.IP, M.Sc selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

(4)

v

sabar selalu memberikan pengarahan dan dukungan kepada penulis.

5. Bapak Erwan Sudiwijaya, S.Sos, MBA dan Ibu Ayu Amalia, S.Sos, M.Si. selaku Dosen Penguji yang juga telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji dan memberi saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Seluruh Dosen prodi Ilmu Komunikasi yang telah membagi ilmunya dan staf

karyawan yang ada di Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

7. Kedua Orang Tua saya, kasih ini tercurah untuk kalian. Sampai kapanpun. 8. Kepada Teater Tangga, cerita selanjutnya nanti adalah pengalaman dari kalian

dulu.

(5)

vi MOTTO

"Paham modal, tahu tujuan - tidak ada yang tidak mungkin"

(6)

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

(7)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xii

ABSTRAK ... xiii

ABSTRACT ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Kajian Teori ... 11

(8)

ix

2. Event dan Komunikasi ... 15

3. Perencanaan Event ... 18

F. Metode Penelitian ... 26

1. Jenis Penelitian ... 26

2. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 27

3. Informan Penelitian ... 27

4. Teknik Pengumpulan Data ... 28

5. Teknik Analisis Data ... 30

6. Uji Validitas Data ... 31

7. Sistematika Penulisan ... 33

BAB II GAMBARAN UMUM ... 35

A. Gambaran Umum Kaukus untuk Perda Gepeng DIY ... 35

1. Sejarah Kaukus Perda Gepeng DIY ... 35

2. Profil Kaukus Perda Gepeng DIY ... 37

3. Lokasi Kaukus Perda Gepeng DIY ... 37

4. Struktur Kaukus Perda Gepeng DIY ... 38

5. Kontak Kaukus Perda Gepeng DIY ... 40

6. Profil Organisasi dalam Kaukus Perda Gepeng DIY ... 41

B. Profil Event Pasar Murah ... 62

1. Latar Belakang Penyelenggaraan Event Pasar Murah ... 62

2. Struktur Kepanitiaan Event Pasar Murah ... 63

3. Tempat Pelaksanaan Event Pasar Murah ... 63

(9)

x

5. Tema Event Pasar Murah ... 63

6. Rangkaian Acara Event Pasar Murah ... 63

7. Media Promosi Event Pasar Murah ... 64

C. Penelitian Terdahulu ... 65

BAB III SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 69

A. Sajian Data ... 70

1. Research (Penelitiaan) ... 72

2. Design (Perancangan) ... 74

3. Planning (Perencanaan) ... 83

4. Coordination (Koordinasi) ... 89

5. Evaluation (Evaluasi) ... 94

6. Tanggapan Pengunjung ... 98

B. Pembahasan ... 103

1. Research (Penelitiaan) ... 103

2. Design (Perancangan) ... 109

3. Planning (Perencanaan)... 120

4. Coordination (Koordinasi) ... 128

5. Evaluation (Evaluasi) ... 131

6. Tanggapan Pengunjung ... 135

BAB IV PENUTUP ... 139

A. Kesimpulan ... 139

(10)

xi DAFTAR PUSTAKA

(11)

xii

DAFTAR GAMBAR

1.1 Suasana Event Pasar Murah ... 9

1.2 Model Event Management Goldblatt ... 24

2.1 Wordpress Kaukus Perda Gepeng DIY... 40

2.2 Fans Page Facebook Kaukus Perda Gepeng DIY ... 41

2.3 Spanduk Event Pasar Murah ... 64

(12)
(13)

xiii

MANAJEMEN EVENT PASAR MURAH OLEH KAUKUS PERDA GEPENG DIY TAHUN 2016

Tahun Skripsi : 2016 + 144 Halaman + 6 Gambar

Daftar Pustaka : 37 Buku + 7 Jurnal + 3 Tesis dan Skripasi + 9 Sumber Internet

Penelitian ini berjudul Manajemen Event Pasar Murah oleh Kaukus Perda Gepeng DIY Tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen event Pasar Murah oleh Kaukus Perda Gepeng DIY. Event Pasar Murah merupakan event yang diselenggarakan oleh Kaukus sebagai aksi propaganda dan pengorganisiran kepada masyarakat dalam menentang penerapan Peraturan Daerah Perda Gepeng DIY Nomor 1 Tahun 2014. Event Pasar Murah adalah event yang monumental, dilaksanakan melalui proses persiapan waktu yang singkat dan ketersediaan sumber daya yang terbatas.

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode wawancara. Informan dalam penelitian ini adalah panita aktif yang terlibat sejak wacana event Pasar Murah dimunculkan oleh Kaukus Perda Gepeng DIY dan Informan lainnya adalah pengunjung atau masyarakat Suryowijan yang hadir pada saat pelaksanaan event Pasar Murah. Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi yang memanfaatkan penggunaan sumber sebagai uji validitas data penelitiaan.

Manajemen Event Kaukus Perda Gepeng DIY dilakukan melalui tahapan research, design, planning, coordination, dan evaluation. Research Kaukus dilakukan dengan pendekatan kepada masyarakat setempat. Tahap design oleh Kaukus dimaksimalkan untuk penentuan job desc kepanitiaan dan ulasan di wilayah kreatif event. Tahap planning menjlaskan hubungan Kaukus kepada pihak internal serta eksternal event. Sedangkan tahap evaluation oleh Kaukus dilakukan melalui proses terbatas karena pembahasan hanya mencakup pada keberadaan internal.

(14)

xiv ABSTRACT

University of Muhammadiyah Yogyakarta Faculty of Social and Political Sciences Communication Science Study Program Advertising Concentration

Muhammad Yudha Pratama

The Event Management of Pasar Murah by Kaukus Perda Gepeng DIY in 2016

Mini-Thesis Year: 2016+142 pages + 6 pictures

Bibliography: 37 Books + 7 Journals + 3 Thesis + + 9 Websites

The title of this research is the Management Event of Pasar Murah by Kakus Perda Gepeng DIY in 2016. This research aims to know how event management Pasar Murah by Kaukus Perda Gepeng DIY. The event management Pasar Murah is an event in which hosted by Kaukus as an action of propaganda and organizing to the society in against of local regulations Perda Gepeng DIY No.1 in 2014. Pasar Murah is monumental event, implemented through the short preparation and the limited availability of human resources.

The kind of research used in this study is descriptive kualitatif with the interview method. The informant of this research is the active committee that involved since the discourse Pasar Murah event raised by Kaukus Perda Gepeng DIY and the other informant are the visitors and the society of Suryowijayan who are atending to implementing of Pasar Murah event. This research use triangulation technique which is take advantege of the use.

Event management by Kaukus Perda Gepeng DIY conducted through stages of the research, design, planning, coordination, and evaluation. Reseach by Kaukus done with the approach to the local community. By design stage maximized to review job description determination committee and reviews on wilayah creative event. The planning stage to explain relations caucus addressed to the parties well as internal to external events. While the evaluation phase conducted through Process By caucus Limited because of discussion includes only internal presence.

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada awal tahun 2014 Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta telah mengesahkan Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penangan Gelandangan dan Pengemis (gepeng). Perda ini diciptakan atas respon melihat proyeksi dan visi provinsi D.I. Yogyakarta sebagai daerah dengan laju perkembangan sektor pariwisata yang begitu pesat. Keberadaan gepeng yang tersebar di Yogyakarta dianggap akan mengganggu kenyamanan wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. (

www.kumham-jogja.info/karya-ilmiah/37-karya-ilmiah-lainnya/182-perlukah-perda penanggulangan-gelandangan-aa-pengemis, diakses pada tanggal 2 Agustur 2017, pukul 12.22 WIB )

(16)

2

individu sehingga orang-orang tersebut harus menerima konsekuensi tersisihnya mereka dalam kompetisi mencapai akses pekerjaan yang memadai. Sehingga mengais rezeki dengan cara turun ke jalan dan menyadang status gelandangan dan pengemis adalah alternatif yang tidak dapak dielakan oleh mereka. Sedangkan ironisnya dengan telah diberlakukannya Peraturan Dearah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penangan Gelandangan dan Pengemis, membuat beban hidup golongan yang termarjinalkan ini semakin berlipat ganda.

Suara penolakan sebenarnya telah hadir sejak perda ini baru bersifat inisiasi atau perencanaan. Suara penolakan tersebut dimunculkan oleh masyarakat atau kelompok yang memiliki kepedulian terhadap isu kemanusiaan dan kehidupan urban. Kelompok yang cukup vokal menyuarakan penolakan ini adalah mereka yang tergabung dalam aliansi “Kaukus Perda Gepeng DIY”. Kaukus Perda Gepeng DIY adalah sebuah

(17)

3

( www.kaukusperdagepengdiy.wordpress.com, diakses pada tanggal 30 Juni 2016, pukul 19.40 WIB )

Kaukus untuk Perda Gepeng DIY meyakini mereka memiliki alasan yang konkret untuk menolak diberlakukannya perda tersebut, ini diperkuat dari berberapa temuan dan riset yang telah mereka temukan bahwa secara keseluruhan penerapan perda gepeng telah melanggar hak-hak kemanusiaan. Seperti beberapa pasal yang tercantum (pasal 5 dan 6) memiliki tolak ukur penilaian yang terlalu subjektif dalam mendefinisikan gelandangan dan pengemis. Juga proses penangkapan yang sewenang-wenang dan tidak jarang ditemui tindak kekerasan secara fisik mau pun verbal yang dialamatkan kepada gepeng. Kemudian kondisi dan penanganan camp assesment sebagai tempat penampungan sementara para gepeng yang terjaring razia ternyata jauh dari keadaan layak.

(18)

4

Bagi Kaukus untuk Perda Gepeng DIY, upaya memberikan pemahaman kepada masyarakat D.I. Yogyakarta adalah hal terpenting. Saat pemahaman ini terjadi, diharapkan masyarakat akan melibatkan diri pada persoalan/issue ini melalui sebuah respon, baik berupa opini atau dukungan nyata. Sehingga suara penolakan sebagai ketidak-setujuan mengenai perda ini bukan lagi hanya bersumber dari Kaukus Perda Gepeng DIY sebagai salah satu golongan masyarakat, melainkan akan menjadi suara masyarakat D.I. Yogyakarta.

Guna merealisasikan tantangan dan tujuan tersebut, Kaukus Perda Gepeng DIY telah melakukan serangkaian kampaye atau lebih familiar dipahami oleh internal Kaukus untuk Perda Gepeng DIY dengan sebutan “propaganda”, sebagai langkah perjuangan mereka. Kaukus Perda Gepeng

DIY mengangap bahwa kampanye ini adalah sebuah propaganda struktural, dimana upaya pemahaman kepada masyarakat harus melalui strategi-strategi yang matang dan mampu menembus media apa pun. Secara definisi propaganda menurut Ralph D. Casey dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan secara sengaja dan sadar untuk memantapkan suatu sikap atau merupakan suatu pendapat yang berkaitan dengan suatu doktrin atau program dan pihak lain, merupakan usaha yang sadar dari lembaga-lembaga komunikasi untuk menyebarkan fakta dengan semangat objektivitas dan kejujuran. Tommy, (2011: 21). Penjelasan tersebut selaras dengan sikap, visi dan pelaksanaan yang dilakukan oleh Kaukus Perda Gepeng DIY.

(19)

5

pemanfaatan media massa (konvensional ataupun online) sebagai media publikasi kepada masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari kepemilikan beberapa media online yang dikelola oleh Kaukus untuk Perda Gepeng DIY, berupa; fans page facebook dan wordpress, atau penyebaran media konvensional yang diwujudkan dalam bentuk flyer. Pemanfaatan media massa sebagai saluran propaganda politik ini merupakan persuasi politik yang mencoba memanipulasi psikologis khalayak sekarang ini dengan mempertimbangan peranan media massa yang sangat vital.

Kaukus Perda Gepeng DIY juga melakukan propaganda secara langsung atau perbuatan nyata, atau menurut sistem dalam propaganda dikenal Propaganda of the deep. Propaganda jenis ini menyangkut pada suatu ativitas

(20)

6

komunikasi, melalui pemanfaatan norma-norma sosial budaya yang berlaku di masyarakat setempat Tommy, (2011).

(21)

7

dan kondusif untuk mereka. Dengan keadaaan itu Kaukus untuk Perda Gepeng DIY melihat adanya kebutuhan untuk berbagi dan ketepatan dalam melakukan penjaringian sosial kepada warga Kelurahan Suryowijayan RT.13 RW.03, sebagai kelompok masyarakat yang menjadi korban langsung dari pemberlakukan Perda Gepeng DIY.

Dalam event Pasar Murah Kaukus Perda Gepeng DIY menghadirkan acara utama, yakni, lapak murah. Lapak murah ini menyediakan beragam kebutuhan primer masyarakat, seperti; beras, minyak goreng, pakaian bekas layak pakai dan seperangkat alat tulis kebutuhan pendidikan anak. Dalam event Pasar Murah Kaukus Perda Gepeng DIY Juga terdapat rangkaian acara

lainnya yaitu, layanan kesehatan gratis yang ditujukan untuk para lansia setempat dan terakhir adalah acara hiburan yang diberi nama panggung keberagaman, dimana para penampilnya juga berasal dari masyarakat setempat.

(22)

8

menyuarakan ketidak-setujuan penerapan perda gepeng. Hal ini menunjukan bahwa Kaukus Perda Gepeng DIY memahami peran lain dari dilaksanakannya event Pasar Murah, bahwa event sebagai suatu aktivitas juga dapat memberikan pengalaman kepada target, melalui kesempatan interaksi langsung antara target dengan pelaksananya, Schmit, (2010: 63). Hal yang menarik lainnya dalam pelaksanaan event Pasar Murah yang diadakan Kaukus Perda Gepeng DIY, ialah pengakuan dari mereka, bahwa Kaukus Perda Gepeng DIY ternyata memiliki basic oraganisasi non-struktural dan untuk pertama kalinya membuat suatu acara atau event yang di dalam persiapannya terdapat komponen-komponen dari fungsi manejemen seperti; Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Directing (Pengarahan) dan Controlling (Pengawasan) Manullang, (2001).

Event Pasar Murah dapat dikatakan sukses pelaksanaannya, kesimpulan

awal ini dapat dinilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh Kaukus Perda Gepeng DIY pasca pelaksanaan event Pasar Murah. Namun keberhasilan Sebagai Organizer, mereka menilai bahwa keberhasilan penyelenggaraan event Pasar Murah tidak hanya terletak pada tolak ukur antusiasme warga

(23)

9

pelaksanaan event Pasar Murah, mulai dari keadaan saat pelaksanaan, aktivitas-aktivitas yang terjadi pada saat pelaksanaan dan juga tanggapan beberapa warga masyarakat setempat mengenai pelaksanaan event Pasar Murah.

Gambar 1.1 Gambar 1.2 : Masyarakat Kel. Suryowijayan RT.13 RW.3 yang hadir sebagai pengunjung event Pasar Murah Kaukus

Sumber : http://www.koran-gerak.com/#!Lawan-Perda-Gepeng-Kaum-Miskin-Kota-Jogja-Rintis-Jejaring-Hidup/cjds/576fdc060cf249bc2450aa27

( Diakses pada 3 Agustus 2016, pukul 22.25 WIB )

Tanpa adanya management atau manajemen yang baik yang dilakukan oleh Kaukus Perda Gepeng DIY dalam melaksanakan event Pasar Murah tersebut, tentunya event Pasar Murah kemungkinan hanya akan tetap berupa sebuah wacana, atau jika tetap dilaksanakan Kaukus Perda Gepeng DIY akan bertemu pada kemungkinan-kemungkinan lain yang buruk. Dalam event manajemen, dibutuhkan keras semua pihak dengan visi yang sama untuk menghasilkan kegiatan yang sesuai dengan harapan.

(24)

10

Kaukus Perda Gepeng DIY, dan beberapa penjabaran mengenai ketertarikan Pasar Murah sebagai sebuah event, penulis bermaksud melakukan penelitian dengan fokus penelitian “Manejeman Event „Pasar Murah‟ Kaukus Perda

Gepeng DIY Tahun 2016”. Dalam penelitian ini kita akan sama-sama

mengetahui bagaimana Kaukus Perda Gepeng DIY mengatur pelaksanaan event Pasar Murah. Sehingga pada hasilnya nanti diharapkan akan memberikan kontribusi sebagai sebuah evaluasi ilmiah kepada Kaukus Perda Gepeng DIY dalam melaksanakan aktivitas event selanjutnya, atau sebuah referensi kepada kelompok dan komunitas sejenis dalam wacana aktivitas kreatif mereka.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan kepada latar belakang tersebut, maka rumusan masalah penelitian dapat dinyatakan sebagai berikut,

Bagaimana manajmen event Pasar Murah yang dilaksanakan oleh Kaukus untuk Perda Gepeng DIY tahun 2016?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang akan diteliti, maka tujuan utama dilakukannya penelitian ini antara lain :

(25)

11

2. Untuk mendeskripsikan tanggapan masyarakat Suryowijayan terhadap aktivitas event Pasar Murah.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Akademis

Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi di bidang ilmu komunikasi terutama dalam hal penelitian tentang kajian manajemen pelaksanaan event.

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada jejaring Kaukus untuk Perda Gepeng DIY, dalam pelaksanaan kegiatan event selanjutnya, juga kepada organisasi, kelompok atau komunitas sebagai referensi dalam aktivitasnya memanjemen sebuah event.

E. Kajian Teori

1. Event dan Komunikasi

a) Event

(26)

12

tujuan untuk menciptakan suatu pengalaman bagi konsumen dan mempromosikan suatu produk atau jasa tersebut. Johnney Allen (dalam Abdullah, 2009:47) mendefinisikan event sebagai ritual istimewa, pertunjukan, penampilan perayaan yang pasti yang direncanakan dan dibuat untuk acara khusus, atau untuk mencapai tujuan sosial, budaya atau tujuan bersama. (Noor, 2009:7) mendefinisikan event sebagai suatu kegiatan yang diselenggarakan untuk memperingati hal-hal penting, baik secara individu maupun kelompok.

Menurut Getz, jenis penyelenggaran suatu event dibedakan menjadi dua jenis, yaitu public event dan private event. Yang termasuk dalam public event adalah : perayaan budaya, seni atau hiburan, bisnis atau perdagangan, kompetisi olahraga, pendidikan dan ilmu pengetahuan, rekreasi, serta politik atau kenegaraan. Sedangkan private event meliputi perayaan pribadi seperti peringatan hari jadi atau anniversaries, liburan keluarga, pesta pernikahan dan pesta ulang tahun, serta event-event sosial seperti pesta-pesta, gala, dan acara reuni (Getz, 1997).

(27)

13

diselenggarakan mulai dari jenis event perorangan yang sederhana dan kecil seperti pesta ulang tahun atau pesta pernikahan sampai dengan event yang besar. Karena jenis kegiatannya, maka setiap event yang memiliki kekhasan tersendiri dari event dapat mendukung

terselenggaranya special events.

Sedangkan pendapat Goldblatt (2001:3) mengenai special events adalah, “a special event recognices a unique moment in time with ceremony and ritual to satisfy specific needs.” Arti dari definisi tersebut bisa dikatakan bahwa special event memberikan sebuah moment unik yang tidak terlupakan dengan maksud untuk memberikan kepuasan pada pengunjung. Getz (2004:3) juga mengungkapkan bahwa, “a special event is an opportunity for a leisure, social or cultural experience outside the normal range of

choices beyond everyday experience.” Arti dari definisi tersebut adalah, special event adalah sebuah kesempatan atau sebuah peluang untuk sebuah event sosial atau pengalaman baru mengenai kebudayaan, yang mana event tersebut memberikan kepada pengunjung sesuatu yang berbeda dari apa yang pernah didapat atau dirasakan sebelumnya.

Menurut Ducan (2003), tujuan special event (acara khusus), yaitu :

Pudjiastuti, (2010) :

(28)

14

2. Mengasosiasikan sebuah merek dengan suatu kegiatan, gaya hidup, atau individu tertentu.

3. Menjangkau target publik dengan lebih luas.

4. Meningkatkan kesadaran publik terhadap merek, produk atau perusahaan.

5. Mempublikasikan sebuah merek, produk, atau perusahaan yang nantinya akan meningkatkan pengetahuan publik.

Secara spesifik special event (acara khusus) juga memiliki fungsi menurut Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, (2012, p. 234), yaitu :

1. Memberikan informasi kepada publik secara langsung serta menghasilkan feedback positif dari publik melalui special event (acara khusus) yang dibuat dalam kegiatan public relations.

2. Menjadi sarana komunikasi sekaligus menghasilkan publikasi sehingga publik yang menjadi target sasaran akan mendapatkan pengenalan, pengetahuan, pengertian secara mendalam. Dari special event (acara khusus) tersebut diharapkan dapat terciptanya citra (image) positif di mata publik terhadap produk atau perusahaan.

(29)

15

event tidak melulu berbicara tentang perusahaan atau kelompok yang

memiliki kepentingan mencapai profit atau keuntungan materil.

b) Event dan Komunikasi

Banyak ahli yang menempatkan event sebagai media komunikasi. Pendapat ini misalnya merujuk pada Schmitt (210:63) yang menempatkan event sebagai media komunikasi pemasaran yang fokus pada pengalaman konsumen yang memberikan kesempatan kepada konsumen untuk berinteraksi secara langsung dengan perusahaan, brand, atau komunitas. Ruslan (2007:141-142) menjelaskan bahwa event merupakan pengembangan dari aktivitas public relations sebagai salah satu media komunikasi untuk menarik

perhatian dan liputan media pers dan umum terhadap lembaga atau produk tertentu yang ditampilkan.

Menurut Hoyle Leonard,H (2002:1), terdapat tiga pendekatan yang harus diperhatikan dalam menyelenggarakan sebuah event, yang di kenal dengan “3 E” yaitu:

a. Entertainment

(30)

16 b. Excitement

Hal ini adalah kunci agar event yang diselenggarakan selalu dikenang. Mengesankan dapat diciptakan dengan memberi penghormatan (award) sebagai perusahaan terbaik, pengenalan logo baru, atau perayaan ulang tahun perusahaan. Setiap event harus dirancang untuk memberi kesan mendalam, dan harus menjadi bagian dalam pemasaran. Jadi event apapun yang dipasarkan, buatlah agar “mengesankan”.

c. Enterprise

Enterprise diartikan sebagai kesiapan untuk menanggung

resiko atau mencoba sesuatu yang belum pernah dicoba. Event yang menuntut pengembangan akal, berlayar tanpa

diberi petunjuk arah, mengubah cara-cara yang biasa menjadi cara yang lebih imajinatif. Inilah kreativitas dan inovasi yang harus selalu ada dalam event.

(31)

17 a. Keunikan

Kunci utama suksesnya sebuah event adalah pengembangan ide, maka event yang diselenggarakan akan memiliki keunikannya tersendiri.

b. Perishability

Setiap event yang diselenggarakan tidak pernah sama, apabila event yang sama diselenggarakan lagi, akan tetapi event yang dihasilkan tidak akan sama persis seperti event

sebelumnya.

c. Intangibility

Setelah menghadiri event, yang tertinggal di benak pengunjung adalah pengalaman yang telah di dapatkan dari penyelenggaraan event. Hal tersebut merupakan proses perubahan dari tangible menjadi intangible.

d. Suasana dan Pelayanan

(32)

18 e. Interaksi personal

Interaksi personal dari pengunjung merupakan kunci sukses penyelenggaraan event, karena pengunjung akan merasa menjadi bagian dalam event tersebut.

c) Perencanaan Event

Event sebagai media atau kegiatan komunikasi tentu juga

memerlukan sebuah perencanaan yang nantinya akan mengarahkan demi tercapainya tujuan. Perencanaan sebuah kegiatan hendaknya perlu diketahui terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai. Handoko (1995:86) menyebut bahwa ihwal utama dalam sebuah perencanaan adalah mengetahui tentang tujuan yang ingin dicapai oleh suatu organisasi di masa depan. Tujuan adalah sebuah acuan dalam menyusun strategi dan program merupakan cara yang dipilih untuk mencapai tujuan. Penetapan tujuan event nantinya akan berdampak untuk dapat mempengaruhi bagaimana keberhasilan event dalam mempengaruhi audience untuk dapat menyaksikan merek, produk atau jasa yang akan dikenalkan kepada audience.

(33)

19

oprasional membahas langkah-langkah tertentu yang dibutuhkan untuk menerapkan strategi tersebut.

Hal yang tidak begitu berbeda juga dijelaskan oleh Christie & McAtter (2006:14-23) yang membagi perencanaan event ke dalam dua kategori, yakni “Event Buisness Plan” dan “Event Action Plan”.

Christie & McAtter menyatakan bahwa setiap event yang diselenggarakan tidak untuk sekali penyelenggaran, semestinya memiliki “Event Buisness Plan” yang berisikan rencana strategis

untuk proyeksi tiga atau lima tahun ke depan. Atau “Event Action Plan” yang berisikan perencanaan operasional atau “a live

managment tool” yang menjelaskan tentang detail-detail

pelaksanaannya.

(34)

20

yang linier, melainkan sesuatu yang lebih bersifat analitis dan pembelajaran bersama.

Perencanaan strategis ini kemudian menjadi dasar pijakan dalam membuat perencanaan operasional penyelenggaran event. Abullah (2009-146) menyatakan bahwa dalam perencanaan event, hal yang penting dan yang paling mendasar adalah harus mengandung unsur “5W+1H” (What, When, Where,Who, Why dan How) yakni apa nama

dan maksud diadakan sebuah event, kapan dan dimana event dilaksanakan, mengapa diadakan, siapa yang terlibat dan dituju, dan bagaimana menyelenggarakannya.

Terkait dengan perencanaan penyelenggaan event, Noor (102-119) menyatakan bahwa langkah paling awal dalam perencanaan adalah membuat draft rencana event, yakni mengumpulkan sebanyak mungkin ide yang masuk dan mengidentifikasi isu utamanya. Selanjutnya ide ini didiskusikan dan disusun secara sistematis oleh panitia penyelenggara event untuk mendapatkan masukan dari beberapa penasihat. Setelah mendapatkan sebuah ide untuk dikembangkan dan dilaksanakan, tahap awal adalah melakukan sebuah riset, yaitu pendekatan terhadap lingkungan penyelenggaran kegiatan dan pencarian informasi. Dalam penyelenggaran sebuah event perlu dipertimbangkan tentang kelayakan dari penyelenggaran

(35)

21

bagi pihak terkait. Jika memang terdapat kerugian atau kesalahan, itu akan jadi bahan evaluasi dalam penyelenggaran event selanjutnya.

Perencanaan operasional umumnya “disederhanakan” ke dalam

model perencanaan. Model menggambarkan proses langkah-langkah pelaksanaan suatu program dengan berusaha mengspesifikasi tugas dan hubungan antar komponen pendukung, serta membagi proyeksi terhadap kemungkinan yang bisa mempengaruhi proses pelaksanaan Cangara (2013:65). Secara lebih spesifik terdapat beberapa model perencanaan event, diantaranya adalah model “Event Managament Cycle” yang ditawarkan oleh Joe Goldbltt dan model “Event-E”

oleh Oliver Thomas, Bettina Hermes dan Peter Loos.

Goldbaltt (2002:36-55) membagi perencanaan penyelenggaraan event ke dalam beberapa tahapan agar event dapat berjalan efektif

dan efisien. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Research

Research atau riset dilakukan untuk menemukan kebutuhan,

keinginan, dan harapan dari target pasar. Melalui riset yang dilakukan secara mendalam, penyelenggara dapat melihat trend yang sedang berkembang, mengembangkan sistem

penyediaan layanan baru. Memecahkan masalah kecil sebelum menjadi masalah besar. Terdapat tiga metode riset, yakni kualitatif, kuantitatif dan campuran.

(36)

22 2. Design

Fase ini merupakan kelanjutan dari proses dari riset yang dilakuakan sebelumnya. Umumnya, proses ini dimulai dengan adanya, brainstorming mengenai tema dan konsep acara, bagaimana dekorasi dan artistic, hiburan yang disajikan, strategi komunikasi yang akan digunakan, dan sebagainya. Fase ini juga dilakukan studi kelayakan event untuk penyaringan ide-ide kreatif yang muncul. Studi kelayakan event menyangkut tentang kemampuan finansial, sumber daya manusia, dan kondisi politik.

3. Planning

(37)

23 4. Coordination

Seorang manager sebuah acara harus mampu melakukan koordinasi dan berkomunikasi dengan pihak-pihak lain agar dapat bekerja secara stimulan dengan satu tujuan yang sama. Fase ini terkait bagaimana komunikasi dengan internal panitia, stakeholder, vendor, dan sponsor. Termasuk dalam ini rapat dan koordinasi dan komunikasi on site management.

5. Evaluation

(38)

24 Gambar 1.2

Model Event Management Goldbatt

Sumber : Goldbaltt, 2002:36

Model perencanaan event yang lain adalah model event management “Event-E” yang diajukan oleh Oliver Thomas, dkk.

(2008:45-52). Model E-Event ini terdiri dari 4 tahap, yakni :

1. Event Strategy

Beberapa kegiatan dalam fase ini antara lain : evaluasi event sebelumnya analisa situasi, penentuan tujuan dan sasaran. Tujuan dan sasaran yang telah disepakati selanjutnya telah disepakati selanjutnya menjadi dasar menentukan strategi dan target audience-nya.

2. Evnet Planning

Fase ini berhubungan dengan penyusunan konsep event, periode kegiatan, mengecek budget yang tersisa, siapa yang

Tahap 1 Research

Tahap 2 Design Tahap 5

Evaluation

Tahap 4 Coordination

(39)

25

akan menjadi pengisi acara, monitoring kerja, dan sebagainya.

3. Event Realization

Malaksanakan rencana-rencana yang telah dibuat dalam praktek penyelenggaraan event. Koordinasi dengan partisipan dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi di lapangan.

4. Event Controlling

Kontrol dilakukan di setiap fase dan setiap saat, dari saat perencanaan hingga saat penyelenggaran event. Termasuk dalam hal ini adalah monitoring perkembangan di setiap proges yang dilakukan. Selain itu juga kontrol terhadap pemakaian keuangan.

Mengacu pada kedua model perencanaan event management tersebut, peneliti memahami banyak persamaan yang dimaksud dalam penyelenggaraan sebuah event. Kedua model tersebut akan dimulai pada tindakan pemahaman atau research sebagai dasar substansial mementukan letak strategi untuk tahapan selanjutnya. Namun jika pelaksana sebuah event baru akan melaksanakan sebuah event untuk pertama kalinya, model Goldbaltt akan lebih sesuai

(40)

26 F. Metodelogi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dimuat sebelumnya, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode dekriptif merupakan kumpulan data berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Pada penelitian kualitatif, teori dibatasi pada pengertian: suatu pernyataan sistematis yang berkaitan dengan seperangkat proposisi yang berasal dari data dan diuji kembali secara empiris, Moleong, (1998:6-8). Jenis penelitian ini bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Penelitian ini menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antar variabel , Kriyantono, (2007: 69).

(41)

27 2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pasca penyelenggaran event Pasar Murah tanggal 26 Juni 2016. Lokasi penelitian dilaksanakan di Base Camp atau tempat pertemuan Kauskus Perda Gepeng DIY.

3. Informan Penelitian

Informan adalah orang-dalam pada latar penelitian, atau informan merupakan orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian, Moloeng, (2013:132). Informan memiliki peran agar dalam waktu yang relatif singkat banyak informasi yang terjaring, jadi sebagai sampling internal, karena informan dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikiran, atau membandingkan suatu kejadian yang ditemukan dari subjek lainnya, Bodgan dan Biklen, (1981:65). Sampling disini dimaksudkan untuk menjaring informasi dari pelbagai sumber dan bangunannya (constructions) yang kemudian dikhususkan dalam konteks yang unik. Oleh karena itu pada penelitian kualitatif tidak mengenal sampel acak, melainkan sampel bertujuan (purposive sample) (Moleong, 2013:224).

(42)

28

berdasarkan kritrtia-kriteria tertentu atas dasar kesesuaian dan pengetahuan atas permasalahan dan tujuan penelitian, Kriyanto, (2009:156).

Subjek penelitian ini adalah Kaukus Perda Gepeng DIY, panitia pelaksana event Pasar Murah dan pengunjung yang hadir dalam pelaksanaan event Pasar Murah. Peneliti menentukan subjek atau informan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu atas dasar kesesuaian dan pengetahuan mengenai permasalahan dan apa yang menjadi tujuan penelitian, Kriyantono, (2009:156). Hal ini diperlukan untuk menjaga validitas dan reliabilitas data. Beberapa keriteria tersebut antara lain:

1) Anggota Kaukus untuk Perda Gepeng DIY yang menggagas dan menetapkan dasaran penyelenggaraan event Pasar Murah.

2) Panitia aktif yang terlibat dalam perancangan, penyelenggaraan dan evaluasi pasca pelaksanaan event Pasar Murah.

3) Pengujung yang hadir dan melihat semua situasi atau memiliki pengalaman langsung berada dalam penyelenggaraan event Pasar Murah.

4. Teknik Pengumpulan Data a) Wawancara

(43)

29

Fungsi eksploratif apabila masalah yang dihadapi masih samar-samar bagi pewawancara karena belum pernah diselidiki secara mendalam oleh orang lain, Nasution, (1995: 115 ). Wawancara atau iterview merupakan alat pengumpulan data yang sangat penting

dalam penelitian yang melibatkan manusia sebagai subjek sehubungan dengan realitas atau gejala yang dipilih untuk diteliti, Kriyanto, (2009:98).

b) Studi Dokumentasi

Studi dokumen bertujuan mencari data berupa catatan, bulletin¸ majalah, artikel, dan bahan-bahan dokumentasi. Studi dokumen digunakan oleh peneliti untuk melihat hubungan antara sumber yang didapatkan dari keterangan informan dengan dokumentasi-dokumentasi yang tersedia sehingga dapat memberikan keterkaitan dalam hasilnya.

Peneliti juga menggunakan penelusuran data-online. Penelusuran data online adalah tata cara melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet, yang menyediakan fasilitas online sehingga memungkinkan peneliti dapat memperoleh data informasi berupa data dan juga informasi teori yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademik, Bungin, (2007:125).

(44)

30

berkenaan mengenai pelaksanaan event Pasar Murah oleh Kaukus Perda Gepeng.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif mengikuti konsep yang dikembangkan Miles&Huberman. Miles dan Huberman dalam Pawito (2008:104-106) menawarkan teknik analis yang disebut interactive model yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan serta pengujian kesimpulan.

Dalam tahap reduksi data, data yang telah didapat dari sumber penelitian akan dimasukan ke beberapa tahap yaitu editing dan pengelompokkan data. Data yang secara otomatis terringkas ini akan memudahkan peneliti dalam mengelompokkan data-data yang diperlukan dalam penyajian data penelitian. Pada tahap terakhir dari reduksi data, peneliti menyusun rancangan konsep (mengupayakan konseptalisasi) serta penjelasan-penjelasan berkenaan dengan tema, pola, atau kelompok-kelompok data bersangkutan. Setelah reduksi data, peneliti masuk di tahap penyajian data. Data yang telah terkelompokkan sebelumnya kemudian dihubungkan satu sama lain menjadi satu kesatuan. Data yang tersaji kemudian saling dikaitkan sesuai dengan kerangka teori yang digunakan.

(45)

31

menginplementasikan prinsip induktif dengan mempertimbangkan pola-pola data yang ada dan atau kecenderungan dari display data yang telah dibuat. Disini sebelum sampai kepada kesimpulan akhir, peneliti diharuskan untuk mengkonfirmasi, mempertajam, atau mungkin merevisi kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuat untuk sampai pada kesimpulan final berupa proposisi-proposisi ilmiah mengenai gejala atau realitas yang diteliti, Miles&Huberman, (2008:105)

6. Uji Validitas Data Triangulasi

Dalam peniltian ini menggunakan uji validitas data dengan teknik Triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi merupakan cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Teknis triangulasi lebih mengutamakan efektifitas proses dan hasil yang diinginkan.

(46)

32

keabsahan data dan analisis hasil penelitian. Asumsinya bahwa informasi yang diperoleh peneliti melalui ketentuan kriteria yang telah ditentukan diatas akan memiliki akurasi yang lebih kuat dan dengan kopentensi yang mereka miliki melalui pengalaman yang telah mereka lalui. Ini selaras dengan teknik yang digunakan dalam penelitian ini yang menggunakan teknik interview dan menggunakan bahan dokumentasi untuk mengoreksi keabsahan informasi yang telah diperoleh dengan kedua metode tersebut. Begitu pula hasil-hasil analisis data yang dilakukan oleh peneliti akan lebih akurat apabila dilakukan uji keabsahan melalui uji silang dengan informasi lain, termasuk dengan informan penelitian.

(47)

33

antara kedua (berbagai) belah pihak, Bungin, (2007:253). Apabila terdapat perbedaan antara informan dengan apa yang telah dijabarkan peneliti melalui draft penelitian ini, peneliti memiliki tangung jawab untuk melakukan perbaikan dan evaluasi kembali hal-hal yang yang dirasa kurang tepat, sehingga hasil penelitian ini diharapkan memiliki tafsir atau kenyataan yang sesungguhnya diantara adanya kepentingan-kepentingan yang dimiliki oleh kedua pihak tersebut.

Triangulasi dengan sumber adalah membandingkan dan memeriksa kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berada dalam penelitian kualitatif , Patton (1987: 331). Hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi; (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu; (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang berada, orang pemerintahan; (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

7. Sistematika Penulisan

(48)

34

a) Bab I adalah bab pendahuluan di mana di dalamnya berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, dan sistematika penelitian.

b) Bab II adalah gambaran yang berisi tentang data diri informan. c) Bab III adalah tentang hasil penelitian dan pembahasan yang

berisi tentang hasil dari penelitian yang sudah dilakukan kemudian mengolahnya berdasarkan teori-teori yang sudah ada pada bab 1 dan hasil akhir dari penelitian ini juga dijelaskan disini.

(49)

35

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Kaukus Untuk Perda Gepeng

1. Sejarah Kaukus untuk Perda Gepeng Daerah Istimewa Yogyakarta

(50)

36

Melalui proses perjuangannya tersebut, Kaukus Perda Gepeng DIY berhasil membatalkan wacana penetapan peraturan daerah tentang penanganan gelandangan dan pengemis yang dicanangkan oleh pemerintah daerah Yogyakarta. Setelahnya keberhasilan tersebut aktivitas Kaukus Perda Gepeng DIY tidak terlalu aktif jika dibandingkan dengan keadaan sebelumnya saat wacana perda gepeng tersebut dimunculkan. Kaukus Perda Gepeng DIY lebih memposisikan dirinya sebagai pihak controlling dari berlangsungnya aktivitas perkembangan kehidupan kota berserta masyarakatnya (khususnya masyarakat miskin) serta penyiagaan dari kemunculan siasat-siasat serupa yang kemungkinan bisa dimunculkan kembali sewaktu-waktu.

(51)

37

2. Profil Kakus untuk Perda Gepeng DIY

Kaukus Perda Gepeng adalah sebuah jaringan yang terdiri dari organisasi, komunitas, dan indivisu untuk memperjuangkan pemenuhan hak dan keadilan Kaum Miskin Kota. Kaukus memobilisasi dan mengorganisir kekuatan Kaum Miskin Kota, membangun solidaritas, dan persatuan gerakan rakyat lainnya. Untuk mencapai tujuannya, Kaukus melakukan aksi-aksi strategis, pengorganisasian, dan kampanye. Salah satu taktik perjuangan untuk mencapai keadilan bagi Kaum Miskin Kota (KMK) diantaranya dengan penghapusan Perda DIY tentang Penanganan Gelandangan dan Pengemis Nomor 1 Tahun 2014 (Perda Gepeng). Dalam perjuangannya, Kaukus menitik-beratkan pada nilai-nilai demokrasi, anti seksisme, anti diskriminasi, anti stigmatisais, anti moderasi, dan penghargaan terhadap keberagaman.

( https://kaukusperdagepengdiy.wordpress.com, diakses pada tanggal 30 Juni 2016, pukul 19.40 WIB )

3. Lokasi Kaukus Perda Gepeng DIY

(52)

38

4. Struktur Kerja Kaukus Perda Gepeng DIY

Kaukus Perda Gepeng DIY tidak memiliki struktur organisasi. Mengingat bentuk Kaukus Perda Gepeng DIY sendiri bukan berbentuk organisasi atau lembaga sejenis yang memiliki bagan struktural dalam menjalankan roda organisasi. Kaukus untuk Perda Gepeng DIY adalah jejaring yang termediakan kepada kelompok, individu, organisasi atau lembaga yang memiliki kepentingan yang sama dalam memperjuangkan penghapusan pertaturan daerah tentang pengananan gelandangan dan pengemis. Kaukus Perda Gepeng DIY tidak memiliki ketua yang memimpin jalannya roda komunitas, atau bendahara resmi yang bertanggung jawab dalam mengatur keuangan komunitas. Semua proses kerja jejaring dilakukan atas asas perjuangan dan kebersamaan.

Di Kaukus Perda Gepeng DIY tidak memiliki struktur yang absolute atau mengingat. Namun untuk membantu langkah kerja internal, Kaukus untuk Perda Gepeng DIY membentuk 3 divisi yitu :

a. Divisi Media dan Propaganda

(53)

39

divisi media dan propaganda adalah menggungah kesadaran masyarakat untuk ikut terlibat dalam proses perjuangan bersama ini.

b. Divisi Pengorganisiran

Divisi pengorganisiran memiliki tanggung jawab pada pengorganisiran wilayah yang menjadi basis mukim kaum miskin kota (KMK). Divisi pengorganisiran memiliki fungsi untuk mengakomodir situasi di wilayah yang telah ditentukan sehingga tetap dalam jangkauan Kaukus untuk Perda Gepeng DIY. Akomodasi yang dilakukan dapat berupa pemenuhan kebutuhan atau kepentingan secara sosial masyarakat setempat. Setelahnya divisi pengorganisiran bertugas dalam menjaga ritme kondisi sosial masyarakat setempat untuk berada pada poros perjuangan Kaukus untuk Perda Gepeng DIY.

c. Divisi Dokumentasi Kasus

Divisi dokementasi kasus merupakan lingkup kerja pada pencarian kasus yang terjadi di lapangan. Kasus-kasus mengenai seluruh penyimpangan yang terjadi dalam penerapan perda gepeng yang ditemukan selanjutnya diarsipkan guna penyikapan langkah praktis dan jangaka waktu ke depan.

(54)

40

dalam divisi-divisi tersebut sering kali berubah dan berganti divisi. Setiap individu tidak ada yang secara tetap berada dalam satu divisi. Penetapan individu dalam sebuah divisi hanya berlaku temporer, menyesuaikan moment yang sedang terjadi pada waktunya. (wawancara dengan TY, 27 Oktober 2016)

5. Kontak Kaukus untuk Perda Gepeng Daerah Istimewa Yogyakarta

+62 85870902474 (Telepon)

https://kaukusperdagepengdiy.wordpress.com(Blog) Kaukus Perda Gepeng DIY (Facebook fans page)

Gambar 2.1

Wordpress Kaukus Perda Gepeng DIY

(55)

41 Gambar 2.2

Fans Page Facebook Kaukus Perda Gepeng DIY

Sumber :

https://web.facebook.com/kaukusperdagepeng/?fref=ts&ref=br_tf 6. Profil Organisasi dan Lembaga dalam Jejaring Kaukus untuk Perda

Gepeng Daerah Istimewa Yogyakarta

Kelompok atau organisasi yang tergabung dalam Kaukus untuk Perda Gepeng DIY, terdapat :

a. PKBI Daerah Istimewa Yogyakarta

1) Profil Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (PKBI DIY)

(56)

42

belum menikah. Setelah itu berkembang lagi dengan menjangkau komunitas seperti waria, gay, pekerja rumah tangga, pekerja seks dan buruh gendong. PKBI DIY memiliki mandat untuk mengupayakan pemenuhan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) bagi remaja, perempuan dan mitra strategis ragam identitas. PKBI DIY mengembangkan Pusat Layanan Kesehatan Seksual dan Reproduksi ramah remaja untuk memberikan pelayanan pada remaja dan perempuan yang tidak terlayani oleh layanan Negara.

PKBI DIY memiliki mandat untuk mengupayakan pemenuhan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) bagi remaja, perempuan dan mitra strategis ragam identitas. PKBI DIY mengembangkan Pusat Layanan Kesehatan Seksual dan Reproduksi ramah remaja untuk memberikan pelayanan pada remaja dan perempuan yang tidak terlayani oleh layanan Negara. (wawancara dengan FY, Oktober 2016)

2) Jenis Layanan yang Diberikan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (PKBI DIY):

1. Konseling Kesehatan Reproduksi dan Seksual 2. Konseling KB (Keluarga Berencana)

3. Konseling Pasutri

(57)

43 5. Konseling HIV & AIDS 6. Konseling KTD

7. Periksa IVA/ Pap’smear 8. Periksa Obstetri, Ginekologi 9. Periksa Umum

10. Pemasangan dan Pelepasan Alkon (Alat Kontrasepsi) 11. Tes IMS dan HIV

12. Rumah Aman Bagi Perempuan KTD

3) Alamat dan Kontak Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (PKBI DIY)

Alamat : Klinik Adhiwarga PKBI DIY, Jl. Tentara Rakyat Mataram JT I/ 705 Yogyakarta

Telepon : 55231, (0274) 586767

4) Struktur dan Tanggung Jawab Kerja Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (PKBI DIY)

a) Ketua Pengurus Daerah:

a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan tentang kelembagaan, program, keuangan dan aset PKBI. b. Mewakili PKBI di luar dan di dalam pengadilan atas

kuasa Ketua Pengurus Nasional.

(58)

44

d. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Pengurus di dalam Rapat Pleno Daerah dan Musyawarah Daerah.

b) Wakil Ketua Pengurus Daerah:

a. Menggantikan tugas-tugas Ketua apabila berhalangan. Melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh Ketua. b. wakil Ketua I membidangi Kerembagaan dan sumber

Daya Manusia.

c. Wakil Ketua Il membidangi Hubungan Dalam Negeri. d. Wakil Ketua til membidangi pengembangan Klinik. e. Wakil Ketua tV membidangi program Remaja dan

Anak.

c) Sekretaris Pengurus Daerah:

a. Menyelenggarakan Musyawarah Daerah, Rapat pleno Daerah dan Rapat Pengurus Daerah.

b. Sekrataris Rapat dalam Rapat Pleno Daerah dan Rapat Pleno Daerah.

d) Wakil Sekretaris Pengurus Daerah:

(59)

45

b. Melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh Sekretaris.

c. Melakukan pencatatan dalam setiap rapat dan menyampaikan hasil-hasil rapat pengurus kepada peserta rapat.

e) Bendahara Pengurus Daerah:

a. Mengembangkan kebijakan pengelolaan Keuangan dan Aset PKBl.

b. Mobilisasi Sumber Dana.

c. Menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan kebijakan keuangan PKBl pada Musyawarah Daerah, Rapat Pleno Daerah dan Rapat Pengurus Daerah. d. Melakukan Otorisasi Keuangan PKBI.

f) Wakil Bendahara Pengurus Daerah:

a. Menggantikan tugas-tugas bendahara apabila Bendahara berhalangan.

b. Melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh Bendahara;

c. Melakukan penggalangan sumber dana bersama dengan Bendahara.

Sumber : http://pkbi-diy.info/?page_id=2513

(60)

46

b. People Like Us Satu Hati (PLUSH) 1) Profil PLUSH

PLUSH adalah organisasi berbasis komunitas yang berkomitmen untuk memperjuangkan Hak Asasi Manusia Kelompok LGBT, demi terwujudnya tatanan masyarakat yang bersendikan pada nilai-nilai kesetaraan, berperilaku dan memberikan penghormatan terhadap hak-hak kelompok Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender (LGBT) sebagai hak asasi manusia.

Sejarah terbentuknya PLUSH di mulai pada tahun 2002, terbentuk komunitas Pelangi Jogja yang secara rutin mengadakan diskusi dan kegiatan dengan topik seputar Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender. Dari berbagai aktivitas tersebut, kelompok LGBT pun menyadari kebutuhannya untuk memiliki organisasi yang membela dan mempromosikan hak-hak kelompok LGBT. Atas dasar kebutuhan itu, PLUSH resmi dibentuk di Yogyakarta melalui musyawarah anggota pada 31 Maret 2008.

(61)

47

2) Komitmen People Like Us Satu Hati (Plush Satu Hati)

a) Menyadarkan, memberdayakan, dan menguatkan kelompok LGBT yang tertindas;

b) Berperan aktif dalam proses pembentukan maupun perubahan kebijakan yang melindungi kelompok LGBT. c) Berperan aktif dalam membangun kesadaran dan

meningkatkan penerimaan masyarakat akan kelompok LGBT.

3) Nilai-nilai People Like Us Satu Hati (Plush Satu Hati) a) keadilan

b) independent c) non-diskriminasi d) nir-kekerasan e) pluralisme f) demokrasi g) kesetaraan h) non-partisan

4) Kontak People Like Us Satu Hati (Plush Satu Hati)

+6281247779084 (phone, SMS, WhatsApp) www.plush.or.id(website)

plu.satuhati@gmail.com, halo@plush.or.id (email) PLUSH Yogyakarta (facebook)

(62)

48

5) Stuktur dan Program Kerja People Like Us Satu Hati (PLUSH)

Struktur kepengurusan PLUSH mencakup badan pengawas dan badan pengurus. Badan pengawas beranggotakan lima orang, tugasnya mengawasi kerja badan pengurus dan memberikan masukan. Badan pengawas juga mewakili suara komunitas dalam memberi masukan terhadap progam yang dijalankan di PLUSH. Badan pengurus mencakup ketua, sekretaris, bendahara, kasir, koordinator divisi penelitian dan pengembangan, koordinator divisi media dan kampanye, koordinator divisi penguatan basis, koordinator divisi konseling. Tugas mereka membuat dan melaksanakan program PLUSH. Masa kepungurusan badan pengawas maupun bapan pengurus tiga tahun.

Program kerja kepengurusan PLUSH terdiri dari :

(63)

49

b) Pelatihan SOGIE dan HAM dilakukan secara rutin, mengingat pemahaman masyarakat dan komunitas akan SOGIE serta HAM adalah kunci agar hak-hak LGBT dapat terpenuhi. PLUSH juga memberi pelatihan khusus bagi komunitas LGBT untuk menjadi fasilitator bagi pendidikan SOGIE dan HAM.

c) Peningkatan kapasistas bermanfaat bagi kehidupan dan pengembangan organisasi. Mengikuti pelatihan yang diadakan pihak lain atau oleh PLUSH sendiri.

d) Advokasi kebijaksanaan dilaksanakan melalui kerja sama dengan organisasi lain untuk mengadvokasi kebijakan yang diskriminatif pada LGBT. Namun PLUSH juga terlibat dalam advokasi kebijakan lain yang diskriminatif.

e) Konseling untuk memberi dukungan moral dan pengetahuan pada komunitas dalam menghadapi masalah sehari-hari.

f) Kampanye digital sebagai sarana kampanye rutin dan edukasi publik.

(64)

50

h) Pendampingan bagi peneliti dengan harapan dapat dihasilkan produk akademik yang tidak bias dan menjadi amunisi advokasi bagi gerakan LGBT di Indonesia.

Sumber : http://www.plush.or.id/p/profil.html

( diakses pada 27 Oktober 2016, pukul 19.43 WIB ) c. Ikatan Waria Yogyakarta (IWAYO)

1) Profil Ikatan Waria Yogyakarta (IWAYO)

IWAYO adalah organisasi waria yang mengfungsikan diri sebagai wadah besar bagi komunitas-komunitas waria yang ada di Yogyakarta. Sebetulnya organisasi ini didirikan sejak tahun 1980 dengan nama Waria DIY, namun pada tahun 1984 berubah menjadi IWAYO lalu sempat hilang kabar dan waria di Yogyakarta sempat tidak terkontrol, akhirnya tanggal 14 April 2010 IWAYO bangkit kembali dengan struktural yang baru dan lebih matang serta teroganisir. Jumlah waria yang tersebar di Yogyakarta kurang lebih 300 orang namun yang terdata di dalam organisasi ini sebanyak 244 orang yang tersebar di 8 titik komunitas waria yang ada di Yogyakarta, meliputi :

a) Komunitas Waria Kota Gede b) Komunitas Waria Bantul c) Komunitas Waria Jalan Solo d) Komunitas Waria Wates e) Komunitas Waria Klitren f) Komunitas Waria Sorogenen

(65)

51

h) Wadah Inspirasi Waria Bank Indonesia (WIWBI) (wawancara dengan NS, Oktober 2016)

2) Alamat Ikatan Waria Yogyakarta (IWAYO)

Alamat : Jalan Sidomulyo TR IV/ 333 Bener, Tegalrejo Yogyakarta

3) Struktur dan Peran Kepengurusan Ikatan Waria Yogyakarta (IWAYO)

IWAYO adalah organisasi dengan struktur kepengurusan yang pertama kali berdiri di Yogyakarta. Sebuah organisasi yang sengaja dibentuk oleh para waria. IWAYO menjadi sebuah organisasi sosial berorientasi nonprofit yang memiliki posisi dan peran strategis dalam memperjuangkan kepentingan para anggota dan tujuan bersama yang ingin dicapai.

Organisasi IWAYO memiliki struktur kepengurusan yang terdiri dari dewan pembina, ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, hubungan masyarakat, divisi media kampanye, advokasi, olah raga dan kesenian. Posisi seperti ketua, wakil ketua, bendahara, sekretaris sampai anggota adalah status yang disandang oleh waria, sedangkan apa yang harus dilakukan atau dikerjakan oleh waria terkait statusnya dinamakan dengan peran.

(66)

52

d. Save Street Children Yogyakarta (SSC JOGJA)

1) Profil Save Street Children Yogyakarta (SSC JOGJA) Save Street Children Jogja atau yang dikenal dengan SSC Jogja adalah sebuah komunitas yang peduli terhadap isu atau permasalahan anak jalanan (children in street situation) di Kota Yogyakarta. Berawal dari gerakan twitter yang dipelopori oleh SSC Jakarta, SSC Jogja menjadi sebuah gerakan nyata pada tanggal 7 Agustus 2011. Save Street Child Jogja adalah sebuah komunitas berbasis HAM yang bergerak di bidang pendidikan kritis, advokasi hak anak dan penggorganisasian sebagai langkah konkrit para pemuda untuk meningkatkan taraf hidup anak jalanan dan anak marjinal. (wawancara dengan RD, Oktober 2016)

2) Alamat dan Kontak Save Street Children Yogyakarta (SSC JOGJA)

Alamat : Jalan Bridgjen Katamso, No 61 K RT 56 RW 14 Panembahan Kraton Yogyakarta.

Alamat : @Sschildjogja (Twitter) @Sschildjogja (Instagram) @eaa9013c (Line)

(67)

53

3) Struktur Organisasi Save Street Children Yogyakarta (SSC JOGJA)

Sumber : Kurniawan, Krissanto. (2014). Peranan Komunitas Save Street Children JOGJA (SSCJ) Dalam Upaya Pemberdayaan Anak Jalanan Di Yogyakarta. Skripsi Strata 1 FIS Universitas Negeri Yogyakarta

e. Rumah Baca Komunitas

1) Profil Rumah Baca Komunitas

Embrio awal komunitas ini adalah dengan berdirinya Kantor jejaring antar beberapa komunitas di Bantul. Berdiri tanggal 2 Mei tahun 2012, dalam rumah kontrakan seadanya di daerah Onggobayan, Bantul, Yogyakarta berdiri Rumah Baca Komunitas. Tuntutan dan tanggung jawab sebagai anak bangsa untuk segera mengambil peran sekecil apapun merupakan cara untuk menahan laju kerusakan. Komunitas ini mempunyai visi yaitu menggerakkan aras perjuangan literasi melalui komunitas Dewan Pembina Ketua

Sekertaris Bendahara 1 Bendahara 2

(68)

54

terwujudnya manusia berdaya emansipatif dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Kegiatan-kegiatan yang diusung oleh RBK bukan perjuangan literasi dalam arti yang lazim dikenal seperti gerakan taman baca, tapi juga perjuangan lainnya yang serumpun dengan semangat pemberantasan kebodohan. (wawancara dengan UT, Oktober 2016)

2) Prinsip dan Nilai-nilai Rumah Baca Komunitas a) Keadilan dan Emansipasi

b) Anti-Diskriminasi c) Nir-Kekerasan d) Pemberdayaan Diri

e) Volunterisme dan Gerakan Mikroba f) Kepercayaan

g) Apresiasi

3) Alamat dan Kontak Rumah Baca Komunitas

Alamat : Jalan Ambarbinangun No. 5C, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55184

Kontak : MaBaCaKomunitas (Twitter) 0813 5718 0841 (Telepon)

(69)

55

4) Struktur dan Pegiat Rumah Baca Komunitas a) Penasehat

Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif, M.A, Prof. Dr. Habib Chirzin, M.A

b) Pembina

David Efendi, Ahmad Sarkawi, Syakir, S.I.P.,M.IP c) Direktur

Fauzan Anwar Sandiah d) Ketua Devisi Penelitian

Uswatun "Madam" Hasanah e) Devisi Pelayanan Masyarakat

Luthfi Zanwar Kurniawan f) Devisi Rumah Tangga

Abdullah Zed g) Devisi Kajian

Rifki Sanahdi, Unggul Sejati Prakoso, Lisa Oktaviani, Hanapi Wardana, Mascku

h) Bendahara Bimo Ario Putra

i) Devisi Perpustakaan Jalanan Danang

(70)

56 k) Devisi It

Agus Andika Putra l) Devisi Rumah Tangga

Agam Primadi

m) Devisi Pelayanan Masyarakat Alhafiz Atsari

Sumber : http://www.rumahbacakomunitas.org/tentang-rbk-2/

( diakses pada 27 Oktober 2016, pukul 20.29 WIB ) f. Pusat Studi Wanita Universitas Islam Indonesia (PSW UII)

1) Profil Pusat Studi Wanita Universitas Islam Indonesia (PSW UII)

Pusat Studi Wanita Universitas Islam Indonesia berdiri sejak tanggal 3 Juni 1997 dengan nama awal Pusat Studi Wanita Lembaga Penelitian Universitas Islam Indonesia, dimana pusat studi ini pada awalnya berada dibawah Lembaga Penelitian UII. Semenjak berdiri tahun 1997 sampai 2002, tampak kepemimpinan dipimpin oleh Dra. Trias Setiawati, M.Si.

(71)

57

struktural yang langsung memiliki garis koordinasi dengan Wakil Rektor I UII bidang pengembangan akademik dikenal dengan Pusat Studi Wanita Universitas Islam Indonesia sampai sekarang. Sejak masa transisi tersebut, setelah restrukturisasi UII pada Juni 2006 sampai dengan sekarang, PSW UII dipimpin oleh Mila Karmila Adi, SH., M.Hum.

2) Visi Pusat Studi Wanita Universitas Islam Indonesia (PSW UII)

Visi Pusat Studi Wanita Lembaga Penelitian UII adalah sebagai wadah dalam membangun kualitas perempuan dalam memahami wacana kehidupan sosial yang konstruktif, demokratis dan berkeadilan jender berlandaskan Ke-Islam-an. 3) Misi Pusat Studi Wanita Universitas Islam Indonesia (PSW

UII)

Misi serta Tujuan Pusat Studi Wanita UII Menyelenggarakan Seminar/Kajian atau Pelatihan Meningkatkan pemahaman civitas akademika dan masyarakat umum agar:

a) Memiliki komitmen terhadap keadilan jender yang berlandaskan Islam.

b) Mempunyai kepekaan dan kesadaran jender.

(72)

58

tanggung jawab terhadap pembangunan peradaban manusia.

4) Alamat dan Kontak Pusat Studi Wanita Universitas Islam Indonesia (PSW UII)

Alamat : Kantor Pusat Studi Wanita Universitas Islam Indonesia : Kampus Terpadu UII, Gedung Auditorium KH. Kahar Muzakkir lantai III, Jl. Kaliurang Km. 14.5

Kontak : +62-274-898444 (hunting) (Telepon) psw@uii.ac.id

Website : www.centreofwomenstudy-uii.blogspot.com 5) Struktur Oraganisasi Pusat Studi Wanita Universitas Islam

Indonesia (PSW UII)

Sumber : www.centreofwomenstudy-uii.blogspot.com/

( diakses pada 27 Oktober 2016, pukul 20.45 WIB ) Dewan Penasihat Ketua

Sekertaris

Bidang Kajian & Penelitian

Bidang Pendidikan &

Pengabdian

Bidan Administrasi &

(73)

59

g. Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta (LBH Jogja)

1) Profil Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta (LBH Jogja) LBH Yogyakarta diresmikan 6 September 1981 sebagai bagian dari (bergabung dengan) YLBHI yang terlebih dahulu berdiri. LBH Yogyakarta didirikan oleh beberapa tokoh masyarakat yang mempunyai komitmen menegakkan hukum yang pada saat itu banyak terjadi penyelewengan hukum dan kekuasaan oleh aparat Negara.

Dalam perjalanannya LBH mendapat kepercayaan dari masyarakat, hal tersebut dilihat dengan banyaknya pengaduan perkara, mulai dari perkara pidana, perdata, politik, perburuhan dan sebagainya. LBH juga mengenalkan bantuan hukum struktural, yaitu bantuan yang tidak semata-mata hanya berpijak pada instrumen pasal undang-undang yang positifistik, namun dengan melakukan berbagai terobosan dalam melakukan pembelaaan guna memperjuangkan keadilan bagi, masyarakat yang tertindas dan tidak mampu dibidang hukum maupun secara ekonomi.

(74)

60

melindungi rakyat dalam memenuhi hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya serta kebebasan dasar manusia.

3) Misi Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta (LBH Jogja) a) Mendorong transformasi Politik yang berlandaskan gerakan

rakyat yang berkeadilan gender.

b) Mempromosikan dan memperjuangkan terjaminnya hak-hak ekonomi, sosial, budaya yang mesti dilakukan.

c) Memperkuat penegakan dan perlindungan hak-hak sipil dan politik, untuk mendukung upaya mempromosikan dan memperjuangkan hak-hak sipil dan politik.

4) Alamat dan Kontak Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta (LBH Jogja)

Alamat : Jl. Ngeksigondo No.5A, Kelurahan Purbayan, Kecamatan Kota Gede, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kode Pos : 55173

Kontak : (0274) 4436859, (0274) 376316 [Telp./Faks] lbhjogja@gmail.com (Email)

www.lbhyogyakarta.org(Website)

www.facebook.com/lbhyogyakarta(Facebook) www.twitter.com/lbhyogya(Twitter)

5) Struktur Organisasi Bantuan Hukum Yogyakarta (LBH Jogja)

(75)

61

a) Staff Fungsional : Hamzal Wahyuddin, S.H

b) Kepala Kantor & Administrasi : Adi Hartanto, SE. c) Kepala Departemen Advokasi : Rizky Fatahilah, S.H d) Kepala Departemen PPSD : Ikhwan Sapta Nugraha, S.H e) Kepala Departemen Internal : Adi Hartanto, SE.

f) Keuangan : Astutik, S.E g) Indok & Kasir : Solihin

h) Pembela Umum : Budi Hartono, S.H Hamzal Wahyuddin, S.H, Anasa Wijaya, S., Yogi Zul Fadhli, S.H. M.H, Ikhwan Sapta Nugraha, S.H, Rizky Fatahilah, S.H, Aditia Arief, Firmanto, S.H. M.H,

i) Staff Pembela Umum : Emanuel Gobay, S.H, Britha Mahanani, Annisa Faricha, S.H, Budi Hermawan, Sugianto, S.H, Nur Wahid Satrio, Isti’anah, Nuzulul Hidayah, Lutfi Mubarok, Abdul Safri Tuakia, S.H, Gandar Mahojwala P, Ikram Ladjima, Erif Fahmi, S.H, Nuresti Tristya A,Dwi Prasetyo P.

Sumber : http://www.lbhyogyakarta.org/profil/

Gambar

Gambar 1.1 Gambar 1.2 : Masyarakat Kel. Suryowijayan RT.13 RW.3 yang
 Gambar 2.1 Wordpress Kaukus Perda Gepeng DIY
Fans PageGambar 2.2  Facebook Kaukus Perda Gepeng DIY
 Gambar 2.4 Poster Event Pasar Murah

Referensi

Dokumen terkait