VALUE RELEVANCE OF OTHER COMPREHENSIVE INCOME AND COMPONENTS OF OTHER COMPREHENSIVE INCOME FOR THE
PURPOSE INVESTMENT DECISION MAKING
(The Case Study on Company that Listed in BEI Period 2011-2015)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh
FITRIANA KAHARENINGTYAS 20130420369
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
i
VALUE RELEVANCE OF OTHER COMPREHENSIVE INCOME AND COMPONENTS OF OTHER COMPREHENSIVE INCOME FOR THE
PURPOSE INVESTMENT DECISION MAKING
(The Case Study on Company that Listed in BEI Period 2011-2015)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh
FITRIANA KAHARENINGTYAS 20130420369
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
ii
UNTUK TUJUAN PEMBUATAN KEPUTUSAN INVESTASI
(Studi Kasus Pada Perusahaan yang terdaftar di BEI Periode 2011-2015)
VALUE RELEVANCE OF OTHER COMPREHENSIVE INCOME AND COMPONENTS OF OTHER COMPREHENSIVE INCOME FOR THE
PURPOSE INVESTMENT DECISION MAKING
(The Case Study on Company that Listed in BEI Period 2011-2015)
Diajukan Oleh
FITRIANA KAHARENINGTYAS 20130420369
Telah disetujui Dosen Pembimbing Pembimbing
iii
(Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2015)
VALUE RELEVANCE OF OTHER COMPREHENSIVE INCOME AND COMPONENTS OF OTHER COMPREHENSIVE INCOME FOR THE
PURPOSE INVESTMENT DECISION MAKING
(The Case Study on Company that Listed in BEI Period 2011-2015)
Diajukan Oleh
FITRIANA KAHARENINGTYAS 20130420369
Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di depan
Dewan Penguji Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Tanggal, 17 Desember 2016 Yang terdiri dari
Dr. Harjanti Widiastuti, M.Si, Ak., CA.
Ketua Tim Penguji
Andan Yunianto, S.E., M.Si., Ak., CA. Wahyu Manohara P., S.E., M.Si.,Ak., CA.
Anggota Tim Penguji Anggota Tim Penguji
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
iv
Nama : Fitriana Kahareningtyas
Nomor Mahasiswa : 20130420369
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “RELEVANSI NILAI
OTHER COMPREHENSIVE INCOME DAN KOMPONEN-KOMPONEN
OTHER COMPREHENSIVE INCOME UNTUK TUJUAN PEMBUATAN KEPUTUSAN INVESTASI (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2015)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain
maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta, November 2016
v
Man Jadda Wajada
Siapa bersungguh-sungguh pasti berhasil
Man Shabara Zhafira
Siapa yang bersabar pasti beruntung
Man Sara Ala Darbi Washala
vi ucapan syukur dan terima kasihku kepada :
Allah SWT atas segala rahmat, nikmat serta karunia-Nya yang telah
Engkau limpahkan dan Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan
panutan bagi umat muslim.
Bapak di surga, Ibukku tercinta yang pengorbanan doa d an cinta kasihnya
luar biasa, Mybelovedhusband Riza Sauqi Valasev yang senantiasa
memberikan support lahir batin cinta saying dan segalanya untuk saya, dan
untuk adekkusayang Hanifah Kahartyaningrum.
Keluarga besar di Jogja, terutama Mbah yang sudah telaten memberikan
kasih sayangnya selama saya kuliah di Jogja dan seluruh keluarga kedua
saya yang sudah menjadi motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
Ibu Harjanti Widiastuti selaku dosen pembimbing dan penguji yang sangat
luar biasa bantuan, ilmunya, perhatian dan terima kasih untuk segalanya
bu, saya merasa sangat beruntung bisa mendapatkan bimbingan dari Ibu.
Dosen penguji Bapak Wahyu Manuhara Putra dan Bapak AndanYunianto
termakasih atas kritik dan sarannya, terutama terimakasih sudah
memberikan kesempatan saya untuk lulus.
Teman-teman seperjuangan kuliahku Danik, Nia, Rahma dan Ranita
terimakasih sudah membuat Jogja senyaman rumah.
Sahabat busukku Manda dan Cighra yang selalu memberikan tawa entah
dimanapun saya berada.
Teman-teman Akuntansi 2013 teman di Boja dan semua
teman-temanku yang mohon maaf tidak bisa aku sebutkan satu per satu.
vii
mengkaji relevansi nilai other comprehensive income dan masing-masing komponen other comprehensive income. Sampel penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Sampel dipilih dengan metode purposive sampling. Metode analisis dalam penelitian ini menggunaka analisis regresi linear sederhana karena untuk tujuan pengujian masing-masing komponen dari other comprehensive income dimana setiap variabel yang diuji memiliki jumlah sampel yang berbeda-beda.
Hasil penelitian menunjukkan relevansi nilai dari other comprehensive income tidak dapat dibuktikan secara statistik. Akan tetapi dari kelima komponen OCI yang terdir idari surplus revaluasi, keuntungan (kerugian) aktuaria atas program manfaat pasti, keuntungan (kerugian) selisih kurs atas penjabaran mata uang asing, keuntungan (kerugian) bagian efektif instrument lindung nilai arus kas, dan keuntungan (kerugian) instrument keuangan yang tersedia untuk dijual, dua komponen terakhir yaitu keuntungan (kerugian) bagian efektif instrument lindung nilai arus kas dan keuntungan (kerugian) instrument keuangan yang tersedia untuk dijual terbukti memiliki pengaruh positif yang signifikanterhadap return saham. Maka penelitian ini dapat membuktikan bahwain formasi komponen OCI yang terdiri dari keuntungan (kerugian) bagian efektif instrument lindung nilai arus kas dan keuntungan (kerugian) instrument keuangan yang tersedia untuk dijual memiliki relevansi nilai.
Kata kunci : relevansinilai, other comprehensive income, komponen-komponen
viii
comprehensive income. Samples are all companies that listed in Indonesia Stock Exchange period 2011-2015. Samples are selected with purposive sampling method. The analysis method in this study using simple linear regression because for test each component of other comprehensive income in which any variables tested had a number of different samples.
The results showed the value relevance of other comprehensive income can not be proven statistically. But of the five components of OCI consists of surplus revaluation, actuarial gains and losses arising on a defined benefit pension plan, gain (loss) foreign currency translation adjusments, changes in the fair value of a financial instrument in a cash flow hedge, changes in the fair value of available for sale financial assets, the last two components are changes in the fair value of a financial instrument in a cash flow hedge and changes in the fair value of available for sale financial assets are shown to have a significant positive effect on stock returns. This research may prove that the information component of OCI consists of changes in the fair value of a financial instrument in a cash flow hedge and changes in the fair value of available for sale financial assets have value relevance.
ix
dan rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “Relevansi Nilai Other Comprehensive Income dan Komponen-komponen Other Comprehensive Income
untuk Tujuan Pembuatan Keputusan Investasi. (Studi Kasus pada Perusahaan
yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2015).”
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil temaini dengan harapan dapat
memberikan masukan dan informasi terkait relevansi nilai other comprehensive
incom dan komponen-komponennya untuk tujuan pembuatan keputusan investasi
dan memberikan ide bagi penelitian selanjutnya.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
1. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Yoyakarta yang telah memberikan petunjuk, bimbingan, dan kemudahan
selama penulis menyelesaikan studi.
2. Ibu Dr. Harjanti Widiastuti, M.Si., Ak., CA. selaku dosen pembimbing
yang dengan penuh kesabaran telah memberikan masukan dan bimbingan
selama proses penyelesaian skripsi ini.
3. Keluarga besar penulis dan teman-teman akuntansi 2013 yang senantiasa
memberikan dukungan dan perhatian kepada penulis hingga dapat
menyelesaikan studi.
4. Semuapihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan
x
Yogyakarta, 5 Desember 2016
xi
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
INSTISARI ... vii
ABSTRAK ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 2
A. Latar Belakang Penelitian ... 2
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
A. Landasan Teori ... 10
1. Teori Sinyal ... 11
2. Teori Pasar Efisien ... 12
3. Relevansi Nilai OCI dan Komponen-komponen OCI .... 16
B. Hipotesis ... 19
C. Model Penelitian ... 30
BAB III METODE PENELITIAN... 31
A. Obyek Penelitian ... 31
B. Jenis Data ... 31
C. Teknik Pengambilan Sampel... 31
D. Teknik Pengumpulan Data ... 32
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 38
B. Uji Kualitas Instrumen ... 41
C. Uji Asumsi Klasik ... 44
D. Hasil Penelitian ... 48
E. Pembahasan ... 54
BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 59
A. Simpulan ... 59
B. Saran ... 60
C. Keterbatasan Penelitian ... 61
DAFTAR PUSTAKA
xiii
4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... ii
4.3 Hasil Uji Normalitas ... iii
4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... iv
4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... v
4.6 Hasil Uji Hipotesis 1 (Model 1) ... vi
viii
comprehensive income. Samples are all companies that listed in Indonesia Stock Exchange period 2011-2015. Samples are selected with purposive sampling method. The analysis method in this study using simple linear regression because for test each component of other comprehensive income in which any variables tested had a number of different samples.
The results showed the value relevance of other comprehensive income can not be proven statistically. But of the five components of OCI consists of surplus revaluation, actuarial gains and losses arising on a defined benefit pension plan, gain (loss) foreign currency translation adjusments, changes in the fair value of a financial instrument in a cash flow hedge, changes in the fair value of available for sale financial assets, the last two components are changes in the fair value of a financial instrument in a cash flow hedge and changes in the fair value of available for sale financial assets are shown to have a significant positive effect on stock returns. This research may prove that the information component of OCI consists of changes in the fair value of a financial instrument in a cash flow hedge and changes in the fair value of available for sale financial assets have value relevance.
(Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2015)
VALUE RELEVANCE OF OTHER COMPREHENSIVE INCOME AND COMPONENTS OF OTHER COMPREHENSIVE INCOME FOR THE
PURPOSE INVESTMENT DECISION MAKING
(The Case Study on Company that Listed in BEI Period 2011-2015)
Oleh
FITRIANA KAHARENINGTYAS 20130420369
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Mulai awal tahun 2011 dilakukan penerapan beberapa PSAK yang
konvergen terhadap IFRS, salah satunya adalah PSAK I yang mengatur tentang
penyajian laporan keuangan. Berdasarkan hal tersebut, penyajian laporan
keuangan mengalami beberapa perubahan yang menjadikan penyajian laporan
laba rugi komprehensif menjadi lebih informatif bagi para pengguna laporan
keuangan. Perubahan yang utama adalah laporan laba rugi berubah menjadi
laporan laba rugi komprehensif. Selain itu, penyajian segala pos pendapatan dan
beban yang termasuk dalam pos luar biasa dihapus dari bagian komponen laporan
laba rugi. Pos luar biasa dihapuskan oleh IASB karena adanya kesulitan dalam
menentukan definisi “luar biasa”, karena pendefinisian “pos luar biasa” antara
perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya cenderung berbeda-beda. Akibat
tingginya subjektivitas terkait pos luar biasa tersebut, pos luar biasa sering
dijadikan sebagai sarana manajemen laba oleh manajemen perusahaan.
Selain pos luar biasa dihapus dari bagian komponen laporan laba rugi,
dalam PSAK 1 (revisi 2009) mewajibkan perusahaan untuk menyajikan
pendapatan komprehensif lain (Other Comprehensive Income – OCI). Akun ini
disebut dengan pendapatan komprehensif lain karena akun ini berisi
transaksi-transaksi terkait pendapatan dan beban yang menyebabkan peningkatan aset
akibat adanya transaksi yang berasal dari transaksi non pemilik. Jadi, PSAK 1
laporan laba rugi saja, tetapi PSAK 1 (revisi 2009) menambahkan komponen OCI
dan total pendapatan komprehensif pada laporan laba rugi komprehensif.
Transaksi yang masuk dalam komponen OCI menurut PSAK 1 (revisi 2009)
meliputi transaksi perubahan dalam surplus revaluasi, keuntungan (kerugian)
aktuaria atas program manfaat pasti, keuntungan (kerugian) selisih kurs atas
penjabaran mata uang asing, keuntungan (kerugian) pengukuran kembali aset
keuangan yang dikategorikan sebagai aset yang tersedia untuk dijual, dan
keuntungan (kerugian) bagian efektif instrumen lindung nilai dalam rangka
lindung nilai arus kas.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan mewajibkan perusahaan untuk
melaporkan OCI dalam laporan laba rugi komprehensif atas beberapa alasan.
Menurut Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) menyatakan bahwa OCI
merupakan sebuah alat analisis keuangan yang baik. DSAK menyatakan hal
tersebut karena OCI dapat digunakan untuk menerbitkan panduan dalam
meningkatkan komparabilitas, konsistensi, dan transparansi pelaporan keuangan.
Seharusnya dengan adanya komponen OCI dapat meningkatkan kualitas informasi
laporan keuangan, karena OCI telah mengkategorikan komponen-komponen laba
secara lebih rinci dan berguna bagi para pengguna laporan keuangan. Sebelumnya
transaksi-transaksi yang disajikan dalam OCI masuk ke dalam komponen Neraca,
padahal pada dasarnya yang menarik bagi para investor adalah laporan laba rugi,
pengguna laporan keuangan cenderung hanya melihat laporan laba rugi tanpa
Dengan disajikannya komponen OCI dalam laporan laba rugi
komprehensif maka laporan keuangan akan lebih berguna bagi para investor.
Komponen-komponen OCI juga mengungkapkan informasi yang berguna terkait
keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi yang mungkin akan berdampak
pada kinerja operasional perusahaan di masa depan. Akan tetapi OCI juga
dianggap membuat komponen laba rugi komprehensif menjadi lebih kompleks. Di
sisi lain, OCI dinilai belum tentu memberikan informasi yang berguna, tetapi
justru menyesatkan dan menimbulkan kebingungan dalam menginterpretasikan
laporan keuangan.
Pada dasarnya suatu informasi laporan keuangan dikatakan relevan apabila
digunakan dalam pembuatan pertanggungjawaban kinerja perusahaan kepada para
investor, kreditor, pemerintah dan digunakan dalam pengambilan keputusan
investasi. Francis dan Schipper (1999) mendefinisikan relevansi nilai sebuah
informasi akuntansi sebagai kemampuan angka-angka akuntansi untuk dapat
digunakan merangkum informasi instrinsik yang mempengaruhi harga saham,
sehingga relevansi nilai dapat didefinisikan sebagai hubungan statistik antara
angka-angka dalam informasi akuntansi dengan harga atau return saham
perusahaan. Apabila kualitas informasi akuntansi tersebut memiliki hubungan
yang kuat dengan return saham perusahaan maka informasi tersebut dapat
dikatakan memiliki relevansi nilai atau berkualitas tinggi.
Kualitas informasi akuntansi dapat diukur dengan relevansi nilai. Pada
penelitiannya Lev & Zarowin (1999) mengatakan bahwa relevansi nilai akuntansi
terbatas, beberapa diantaranya studi relevansi nilai laba bersih, nilai buku,
pendapatan komprehensif, dan pendapatan komprehensif lain (OCI). Hayn (1995)
menemukan bahwa laba berhubungan positif dengan return saham. Diperkuat
dengan penelitian Cahan et al. (2000) yang menemukan bahwa laba komprehensif
merupakan nilai yang lebih relevan dari pada laba bersih. Pada tahun yang sama
Graham & King (2000) meneliti relevansi nilai dari nilai buku per saham dan sisa
pendapatan saat ini dan hasilnya secara statistik berpengaruh signifikan terhadap
return saham. El-Shamy & Kayed (2005) menguji relevansi nilai informasi
akuntansi setelah penerapan IFRS menunjukkan bahwa laba dan nilai buku
memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap harga saham. Penelitian
Pathirawasam (2010) menunjukkan bahwa laba, nilai buku, dan tingkat
pengembalian ekuitas berpengaruh positif terhadap nilai pasar. Sedangkan
Goncharov & Hodgson (2011) menemukan bahwa laba bersih mendominasi
pendapatan komprehensif sebagai keputusan yang relevan apabila digunakan
untuk tujuan informasi. Hasil penelitian Hirst & Hopkins (1998) menunjukkan
bahwa investor dapat memperkirakan kinerja keuangan perusahaan lebih baik
ketika (1) OCI dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif sesuai PSAK
130, (2) informasi yang disajikan dalam laporan kinerja keuangan bukan
merupakan laporan perubahan ekuitas pemegang saham. Diperkuat dengan
penelitian Kanagaretnam et al. (2009) menunjukkan bahwa komponen OCI dan
total laba komprehensif memiliki hubungan yang lebih kuat dengan return saham
Penelitian ini fokus pada studi relevansi nilai terkait Other Comprehensive
Income (OCI) dan komponen-komponennya karena beberapa penelitian terkait
relevansi nilai OCI dan komponen-komponennya menunjukkan hasil yang
berbeda-beda. Komponen OCI sendiri dinilai sangat penting karena mengukur
transaksi-transaksi yang ada di dalamnya dengan menggunakan nilai wajar maka
dinilai akan memberikan informasi yang lebih relevan bagi para pengambil
keputusan. PSAK 1 (revisi 2009) menyatakan bahwa OCI berisi pos-pos
pendapatan dan beban (termasuk penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui
dalam laba rugi dari laporan pendapatan komprehensif sebagaimana yang
dipersyaratkan oleh SAK lainnya. Terkait dengan kegunaan dari komponen OCI
penelitian yang dilakukan Dhaliwal et al. (1999) merupakan studi awal yang
meneliti hal ini. Goncharov & Hodgson (2011) menemukan bahwa keuntungan
atau kerugian atas aset yang tersedia untuk dijual dan keuntungan atau kerugian
selisih kurs penjabaran entitas asing memiliki nilai yang relevan. Selain itu
penelitian yang dilakukan Takahashi & Wong (2012) juga menemukan bukti
bahwa laba tahun berjalan diprediksi oleh pendapatan komprehensif lain tahun
lalu, terutama berasal dari keuntungan atau kerugian atas aset (tanah) yang
tersedia untuk dijual sehingga pendapatan komprehensif lain dinilai relevan untuk
digunakan pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan investasi
dan memprediksi pendapatan bersih masa depan.
Akan tetapi penelitian Dhaliwal et al. (1999) menunjukkan hasil yang
berbeda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa laba bersih memiliki hubungan
Selain itu penelitian yang dilakukan O’Hanlon & Pope (1999) menemukan bukti
bahwa investor tidak menggunakan nilai OCI dalam pengambilan keputusan dan
komponen-komponen OCI dinilai tidak mengalami perubahan yang signifikan.
Cahan et al. (2000) menemukan bahwa komponen OCI yang terdiri dari
penjabaran selisih kurs mata uang asing tidak memiliki relevansi nilai.
Wakabayashi (2002) meneliti relevansi nilai dari laba bersih dan salah satu
komponen OCI yaitu instrument keuangan yang tersedia untuk dijual, hasil
menunjukkan bahwa komponen OCI tersebut tidak memiliki relevansi nilai
tambahan atas laba bersih. Penelitian Kanagaretnam et al. (2009) menemukan
bahwa keuntungan atau kerugian bagian efektif dari lindung nilai arus kas
memiliki hubungan negatif dengan return saham. Selain itu penelitian Apandi
(2012) juga tidak dapat membuktikan bahwa OCI yang diperkuat oleh kualitas
audit memiliki relevansi nilai dan pengaruh komponen OCI yang memiliki
subjektifitas tinggi maupun rendah tidak memiliki pengaruh positif terhadap
return saham perusahaan.
Hasil penelitian-penelitian sebelumnya mengenai relevansi nilai OCI dan
komponen-komponennya tidak meyakinkan karena hasil yang diperoleh
berbeda-beda. Relevansi nilai OCI sebelumnya diuji di Eropa, Kanada, Amerika Serikat,
Selandia Baru, dan Jepang, akan tetapi relevansi nilai OCI dan
komponen-komponennya belum diuji secara empiris pada perusahaan yang ada di Indonesia.
Selain itu informasi terkait other comprehensive income dinilai memberikan
informasi yang relevan karena pengukuran transaksi yang ada di dalamnya
diperoleh, maka dari itu, penelitian ini bermaksud untuk menguji kembali
mengenai relevansi nilai OCI dan komponen-komponennya dengan studi empiris
di Indonesia dengan menggunakan sampel seluruh perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian 2011 - 2015 dengan judul
penelitian “RELEVANSI NILAI OTHER COMPREHENSIVE INCOME DAN
KOMPONEN-KOMPONEN OTHER COMPREHENSIVE INCOME UNTUK
TUJUAN PEMBUATAN KEPUTUSAN INVESTASI.”
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian yang sudah dijelaskan di atas, terkait
dengan pelaporan OCI dan komponen-komponen OCI serta pengaruhnya
terhadap return saham perlu dibuktikan secara empiris, sehingga pertanyaan
dalam penelitian ini antara lain:
1. Apakah OCI berpengaruh terhadap return saham?
2. Apakahkomponen-komponen OCI berpengaruh terhadap return saham?
a. Apakah surplus revaluasi berpengaruh terhadap return saham?
b. Apakah keuntungan (kerugian) aktuarial dari program manfaat pasti
berpengaruh terhadap return saham?
c. Apakah keuntungan (kerugian) selisih kurs dari penjabaran mata uang
asing berpengaruh terhadap return saham?
d. Apakah keuntungan (kerugian) bagian efektif dari instrumen lindung nilai
arus kas berpengaruh terhadap return saham?
e. Apakah keuntungan (kerugian) pengukuran kembali instrument aset
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini dilakukan dengan
tujuan untuk :
1. Menguji dan memberikan bukti empiris terkait pengaruh other comprehensive
income terhadap return saham.
2. Menguji dan memberikan bukti empiris terkait pengaruh
komponen-komponen other comprehensive income (OCI)yang terdiri dari surplus
revaluasi, keuntungan (kerugian) aktuaria atas program manfaat pasti,
keuntungan (kerugian) selisih kurs dari penjabaran laporan keuangan entitas
asing, keuntungan (kerugian) instrumen aset keuangan yang tersedia untuk
dijual, dan keuntungan (kerugian) bagian efektif lindung nilai arus kas
terhadap return saham
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa masukan atau
informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
perkembangan teori atau pengetahuan akuntansi terkait dengan relevansi nilai dari
other comprehensive income dan komponen-komponen other comprehensive
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan koreksi bagi pemerintah terkait
pengaruh nilai OCI dan komponen-komponen OCI terhadap return saham
perusahaan sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam mengeluarkan
peraturan atau PSAK terkait hal tersebut.
b. Bagi Investor
Penelitian ini dapat diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi
investor terkait pengaruh nilai OCI dan komponen-komponen OCI terhadap
return saham perusahaan sehingga dapat membantu investor dalam
pengambilan keputusan investasi dengan mempelajari relevansi nilai OCI.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan dapat dijadikan
referensi atau bahan rujukan untuk menambah ilmu pengetahuan maupun
referensi penelitian selajutnya mengenai relevansi nilai dari OCI dan
1. Signaling Theory
Suatu perusahaan terdorong untuk memberikan informasi laporan
keuangan kepada pihak eksternal dikarenakan adanya signaling theory. Signaling
theory didasarkan pada asumsi bahwa informasi yang dipublikasikan oleh
perusahaan diterima oleh para pengguna laporan keuangan atau masing-masing
pihak tidak sama. Hal ini disebabkan karena adanya asimetri informasi antara
pihak internal perusahaan dan pihak eksternal. Akan tetapi perusahaan berupaya
untuk mengurangi adanya asimetri informasi tersebut. Mengacu pada Connelly et
al. (2011), bahwa informasi dapat mempengaruhi pengambilan keputusan
investasi para investor. Kualitas informasi dalam laporan keuangan dapat dinilai
dari berbagai sudut pandang, yaitu keakuratan, relevan, kelengkapan informasi
dan ketepatan waktu.
Signaling theory menjelaskan terkait bagaimana seharusnya suatu
perusahaan memberikan signal yang berguna bagi para pengguna laporan
keuangan. Signal yang diberikan perusahaan berupa informasi seperti laporan
keuangan tahunan perusahaan terkait upaya manajemen dalam mengelola
perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang semaksimal mungkin. Signal
dapat berupa informasi yang menyatakan bahwa perusahaan A lebih baik daripada
perusahaan B atau perusahaan lainnya. Signal juga dapat berupa informasi yang
akandatang. Pengguna laporan keuangan terutama investor membutuhkan
informasi untuk menganalisis risiko setiap perusahaan. Perusahaan yang baik akan
mempublikasikan laporan keuangan secara terbuka dan transparan serta
mempublikasikan pengungkapan sukarela. Menurut Hartono (2010, 392), suatu
informasi yang disajikan sebagai suatu pengumuman akan dianggap sebagai
signal bagi para investor dalam pengambilan keputusan investasi. Apabila
informasi tersebut positif, maka pasar akan bereaksi terhadap pengumuman
tersebut sehingga terjadi perubahan dalam pasar terkait volume perdagangan
saham. Kaitannya dengan informasi OCI yang diteliti dalam penelitian ini adalah
bagaimana OCI dan komponen-komponennya tersebut memberikan signal bagi
para investor terkait perusahaan yang akan dijadikan investasi. Apabila informasi
OCI dianggap berguna maka informasi OCI akan dianggap sebagai signal bagi
para investor dalam pengambilan keputusan investasi. Keputusan Dewan Standar
Akuntansi Keuangan mewajibkan perusahaan melaporkan OCI dalam laporan
laba rugi komprehensif karena OCI dinilai dapat meningkatkan komparabilitas,
konsistensi dan keakuratan laporan keuangan karena OCI berisi transaksi yang
diukur dengan nilai wajar sehingga informasinya lebih relevan dan dapat
dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
2. Teori Pasar Efisien
Suwardjono (2013) mengatakan bahwa teori akuntansi pragmatik fokus
pada pengaruh informasi laporan keuangan terhadap perubahan perilaku pengguna
laporan keuangan. Para perekayasa akuntansi menyediakan informasi tertentu
demi tercapainya kepentingan negara. Kebermanfaatan informasi terkait
bagaimana informasi berguna dan diinterpretasi dengan tepat, apakah informasi
tersebut dapat mempengaruhi pengambilan keputusan investasi merupakaan ciri
keefektifan pencapaian tujuan dalam pelaporan keuangan.
Apabila para pengguna laporan keuangan menggunakan informasi yang
diberikan secara bersama-sama, maka informasi tersebut dapat dikatakan
bermanfaat dan relevan (Lev & Zarowin, 1989). Pasar modal dapat digunakan
untuk mengetahui seberapa jauh informasi tersebut berguna bagi para pengguna
laporan keuangan. Pasar modal atau biasa disebut pasar sekuritas merupakan
tempat bertemunya para pengguna dana dan penyedia dana serta tempat
perdagangan sekuritas salah satunya perdagangan saham. Hubungan antara
informasi dan harga saham dibahas dalam sebuah konteks yang disebut efisiensi
pasar (market efficiency).
Efisiensi pasar harus dihubungkan dengan sistem informasi akuntansi
yaitu mekanisme ketersediaan informasi dan keseluruhan peraturan yang
diberlakukan dalam lingkup berlangsungnya pasar modal. Suatu pasar dikatakan
efisien terkait informasi atau signal tertentu hanya ketika harga saham berperilaku
seakan-akan semua pelaku pasar menangkap signal yang diberikan dan
menginterpretasikan informasi tersebut dengan merevisi harga saham sesuai
harapannya kemudian mengambil keputusan investasi, apakah akan menjual,
membeli, atau menahan investasinya sehingga terjadi keseimbangan pasar yang
Menurut Suwardjono (2013), ada 3 bentuk efisiensi pasar berdasarkan tiga
macam bentuk dari informasi (informasi historis, sekarang, dan informasi privat)
antara lain :
1) Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)
Efisiensi pasar bentuk lemah yaitu apabila harga sekuritas yang
diperdagangkan secara keseluruhan merefleksikan informasi terkait harga
dan volume sekuritas masa lalu. Informasi terkait harga dan volume
sekuritas masa lalu merupakan informasi yang sudah terjadi. Pelaku pasar
hanya menggunakan data masa lalu (historis) dalam menginterpretasikan
investasinya, sehingga data tersebut tidak lagi berguna untuk memprediksi
harga di masa depan. Dalam efisiensi pasar bentuk lemah pelaku pasar
masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan abnormal return dengan
memanfaatkan informasi lain selain informasi data pasar.
2) Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi strong form)
Efisiensi pasar bentuk setengah kuat yaitu apabila harga-harga
sekuritas yang tersedia di pasar merefleksikan keseluruhan informasi yang
dipublikasikan oleh perusahaan secara penuh termasuk informasi yang ada
dalam laporan keuangan. Semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi
yang sama terhadap informasi yang dipublikasikan perusahaan dalam
efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Sehingga kemungkinan besar, dalam
efisiensi pasar bentuk setengah kuat apabila hanya mengandalkan laporan
keuangan tahunan saja tidak akan mampu menghasilkan return abnormal
3) Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)
Efisiensi pasar bentuk kuat yaitu apabila harga sekuritas secara
keseluruhan mencerminkan informasi yang tidak tersedia bagi publik atau
disebut informasi privat.
Para pengguna laporaan keuangan atau kebanyakan investor di Indonesia
termasuk ke dalam efisiensi pasar bentuk setengah kuat, dimana investor memiliki
akses atau kesempatan yang sama untuk menggunakan informasi yang
dipublikasikan oleh perusahaan. OCI dan komponen-komponennya termasuk
informasi yang dipublikasikan oleh perusahaan karena merupakan bagian dari
laporan laba rugi komprehensif. Jadi, apabila informasi OCI tersebut dianggap
memiliki relevansi nilai oleh investor maka dapat dijadikan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan investasi. Menurut Hartono (2015, 587) informasi yang
dipublikasikan oleh perusahaan antara lain dapat berupa:
a. Informasi yang hanya mempengaruhi harga saham dari perusahaan
yang mempublikasikan informasi tersebut misalnya pengumuman laba,
pengumuman pembagian dividen, pengumuman merger, dan lain
sebagainya.
b. Informasi yang mempengaruhi harga sekuritas-sekuritas beberapa
perusahaan. Misalnya peraturan yang mengharuskan adanya
peningkatan cadangan kebutuhan, informasi ini tidak hanya akan
mempengaruhi satu bank saja tetapi seluruh bank dalam industri
c. Informasi yang mempengaruhi seluruh sekuritas perusahaan. Informasi
ini biasanya berupa peraturan pemerintah yang memberikan dampak
pada seluruh perusahaan. Misalnya PSAK I tentang penyajian laporan
keuangan yang mewajibkan perusahaan mengungkapkan OCI pada
laporan laba rugi komprehensif. Peraturan tersebut tidak hanya akan
mempengaruhi satu perusahaan atau satu industri saja, tetapi seluruh
perusahaan.
3. Relevansi Nilai Other Comprehensive Income (OCI) dan Komponen-komponen OCI
Relevansi nilai menekankan pada bagaimana suatu informasi akuntansi
dalam laporan keuangan relevan untuk pengambilan keputusan dan dapat
menjelaskan nilai perusahaan di pasar modal (Puspatiningtyas, 2012). Relevansi
nilai itu sendiri diartikan apabila suatu laporan keuangan berguna bagi investor
maka dapat dikatakan bahwa laporan keuangan tersebut relevan. Informasi
akuntansi pada laporan keuangan dibutuhkan oleh para investor dalam
pengambilan keputusan investasi. Dwimulyani (2010) melakukan penelitian
terkait relevansi nilai akuntansi di BEI pada periode 2003-2007. Variabel
dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham, dan variabel
independennya adalah nilai buku dan laba bersih operasi. Hasil uji menunjukkan
bahwa relevansi nilai bagi para investor merupakan hal yang sangat penting bagi
para pengguna laporan keuangan seperti investor dan kreditor dalam
mempengaruhi pengambilan keputusan. Nilai R Square sebesar 0,8458 yang
hubungannya dengan harga saham. Scott (2006) dalam Adhani & Subroto (2014)
mengatakan bahwa konsep dari relevansi nilai suatu informasi akuntansi
menjelaskan bagaimana reaksi investor pada saat membaca informasi akuntansi
yang terdapat di laporan keuangan. Penelitian terkait relevansi nilai sangatlah
penting dan sudah seharusnya terus berkembang karena sangat berguna sebagai
dasar dalam menginterpretasikan nilai dalam pasar modal. Reaksi dari investor
akan menunjukkan bahwa informasi akuntansi yang terkandung dalam laporan
keuangan tersebut merupakan informasi yang sangat penting dalam proses
pertimbangan pengambilan keputusan.
Francis & Schipper (1999) memberikan pemahaman yang lebih
komprehensif terkait relevansi nilai dengan memberikan empat kemungkinan
interpretasi relevansi nilai. Pertama, suatu informasi akuntansi dalam laporan
keuangan harus dapat memiliki nilai intrinsik atas harga saham sehingga dapat
disimpulkan bahwa informasi akuntansi tersebut mempengaruhi harga saham
perusahaan. Kedua, informasi akuntansi dalam laporan keuangan dikatakan
relevan apabila informasi tersebut dapat digunakan sebagai model penilaian harga
saham. Ketiga, informasi memiliki hubungan statistik dengan harga saham untuk
digunakan dalam mengukur apakah investor benar-benar menggunakan informasi
tersebut dalam menentukan harga atau interpretasi keadaan pasar terkait harga
saham, sehingga relevansi nilai diukur dengan seberapa besar kemampuan
informasi akuntansi dalam laporan keuangan mampu menyebabkan volume
perubahan harga yang membuat investor memperbaiki ekspektasinya terkait harga
informasi yang dipublikasikan oleh perusahaan dapat menangkap berbagai
informasi atau faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham perusahaan.
Gu (2002) dalam penelitiannya menegaskan bahwa relevansi nilai
merupakan suatu kemampuan dalam menjelaskan informasi akuntansi pada
laporan keuangan terhadap harga atau return saham. Penelitian ini fokus pada
studi relevansi nilai yang meneliti hubungan statistikal antara informasi akuntansi
(yaitu OCI) dengan harga atau return saham. OCI dianggap memiliki relavansi
nilai karena keseluruhan transaksi yang termasuk dalam komponen OCI dihitung
dengan nilai wajar sehingga informasinya lebih relevan. OCI juga dinilai
meningkatkan komprabilitas laporan keuangan. PSAK I (revisi 2009) menyatakan
bahwa Pendapatan Komprehensif Lain (OCI – Other Comprehensive Income)
berisi pos-pos pendapatan dan beban (termasuk penyesuaian reklasifikasi) yang
tidak diakui dalam laba rugi sebagaimana dperisyaratkan oleh SAK
lainnya.Komponen OCI mencakup : (1) Perubahan dalam surplus revauasi (PSAK
16: Aset Tetap dan PSAK 19: Aset Tak Berwujud); (2) Keuntungan dan kerugian
pengukuran kembali atas program manfaat pasti (PSAK 24: Imbalan Kerja); (3)
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran keuangan dari kegiatan
usaha luar negeri (PSAK 10: Perubahan Kurs Valuta Asing); (4) Keuntungan dan
kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan sebagai “tersedia untuk dijual”
(PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran); (5) Keuntungan
dan kerugian bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrument lindung nilai
B. Hipotesis
1. Pengaruh OCI terhadap Return Saham
Keputusan untuk memasukkan OCI menjadi bagian dari laporan keuangan
dinilai dapat memberikan penyajian informasi keuangan yang lebih lengkap untuk
proses pengambilan keputusan dalam peningkatan relevansi laporan keuangan
secara keseluruhan. OCI dinilai dapat meningkatkan transparansi informasi
penting mengenai keuntungan nilai wajar yang belum direalisasi dan kerugian
yang mungkin akan berdampak pada operasi perusahaan di masa yang akan
datang. Karena OCI berisi transaksi atas perubahan nilai wajar aset dan utang
sehingga OCI memberikan informasi yang lebih akurat tentang kondisi
perusahaan sekarang. OCI dapat memberikan signal bagi para investor, apabila
signal tersebut dianggap bernilai maka pasar akan merespon signal tersebut.
Hal di atas sesuai dengan teori pasar efisien bentuk setengah kuat dimana
dalam pengambilan keputusan investasi investor menggunakan informasi yang
dipublikasikan perusahaan. Apabila pengungkapan informasi OCI dianggap
penting maka informasi OCI akan digunakan oleh para investor dalam
pengambilan keputusan sehingga akan meningkatkan return saham perusahaan.
Keputusan memasukkan OCI ke dalam laporan keuangan dianggap dapat
memberikan informasi yang lebih lengkap dalam penyajian informasi untuk
proses pengambilan keputusan dengan meningkatkan relevansi laporan keuangan
Penelitian Kanagaretnam et al. (2009) menunjukkan bahwa komponen
OCI dan total laba komprehensif memiliki hubungan yang lebih kuat dengan
return saham dibandingkan laba bersih. Selain itu penelitian yang dilakukan
Takahashi dan Wong (2012) melakukan penelitian di Jepang terkait relevansi nilai
OCI dengan menggunakan sampel perusahaan Jepang sektor non-keuangan
periode 1998-2010. Hasil penelitiannya menemukan bukti bahwa laba tahun
berjalan diprediksi oleh pendapatan komprehensif lain tahun lalu, sehingga
pendapatan komprehensif lain dinilai relevan untuk digunakan pengguna laporan
keuangan dalam pengambilan keputusan investasi dan memprediksi pendapatan
bersih masa depan.
H1 : Other Comprehensive Income berpengaruh positif terhadap return saham
2. Pengaruh Komponen-Komponen OCI terhadap Return Saham
Smith (1996) menyatakan bahwa pengungkapan komponen other
comprehensive income (OCI) menjadi penting seiring adanya peningkatan
kompleksitas transaksi bisnis, seperti aktivitas operasi luar negeri, pensiun
perusahaan, dan jual beli surat berharga. Kelima komponen other comprehensive
income menurut PSAK I (revisi 2009) tersebut diantaranya perubahan dalam
surplus revaluasi, pengukuran kembali atas program manfaat pasti, keuntungan
dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari kegiatan usaha
luar negeri, keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan
sebagai “tersedia untuk dijual”, dan bagian efektif dari keuntungan dan kerugian
komponen dari OCI tersebut mensignalkan informasi yang berbeda-beda,
sehingga memiliki relevansi nilai yang berbeda-beda pula.
Adanya peraturan yang mewajibakan perusahaan untuk mengungkapkan
komponen other comprehensive income seharusnya dapat meningkatkan kualitas
pelaporan keuangan dan dapat menjadikan informasi yang disajikan menjadi lebih
baik dengan mengkategorikan komponen-komponen laba dalam cara yang
dianggap berguna bagi investor. Hal ini disebabkan karena other comprehensive
income meliputi seluruh perubahan pada aktiva bersih perusahaan dan membuat
manajer untuk tidak hanya mempertimbangkan faktor internal saja tetapi juga
faktor eksternal yang mempengaruhi nilai perusahaan. Salah satu pengukuran nilai
perusahaan dapat diukur dengan melihat tingkat pengembalian saham perusahaan.
Wakabayashi (2010) memperbaharui penelitian yang dilakukan
sebelumnya, dan hasil menunjukkan bahwa empat komponen OCI perubahan
surplus revaluasi, aset keuangan yang tersedia untuk dijual, bagian efektif
instrumen lindung nilai arus kas, dan selisih kurs penjabaran laporan keuangan
entitas asing memiliki relevansi nilai lebih dibandingkan laba bersih. Penelitian
yang dilakukan Dhaliwal, et al. (1999) dan Biddle dan Choi (2006) memberikan
kesimpuan bahwa OCI berpengaruh signifikan apabila penelitian dilakukan
dengan meneliti masing-masing komponen OCI karena masing-masing komponen
Perubahan dalam surplus revaluasi
Menurut PSAK 16 tentang aset tetap, pengukuran aset dengan
menggunakan metode revaluasi suatu aset tetap akan dicatat berdasarkan jumlah
revaluasian, yaitu dengan mengurangkan nilai wajar pada tanggal revaluasi
dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi
setelah tanggal revaluasi. Metode ini akan menghasilkan pengukuran aset dalam
nilai sekarang bukan nilai historis. Apabila dibandingkan pengukuran dengan
menggunakan historical cost, maka informasi pengukuran menggunakan nilai
sekarang memberikan signal informasi mengenai nilai aset terbaru. Aset yang
diukur berdasarkan nilai sekarang atau data pasar saat itu akan meningkatkan
relevansi nilai informasi akuntansi dan dapat membuat investor mengubah
ekspektasinya.
Pengukuran dengan fair value lebih dapat menggambarkan posisi real dan
kinerja ekonomik perusahaan saat itu, sehingga informasi akuntansinya dapat
lebih relevan. Pengukuran nilai wajar akan menunjukkan bahwa nilai aset
perusahaan lebih tinggi dari nilai historisnya jadi nilai aset perusahaan lebih besar.
Jadi apabila terdapat surplus revaluasi dalam perusahaan maka akan informasi
tersebut akan direspon positif oleh para investor karena perusahaan dinilai baik.
Hal ini dapat membantu investor dalam pengambilan keputusan investasi yang
tepat.
Wang (2006) dalam Takashi dan Wong (2012) menemukan bahwa
dengan studi empiris yang dilakukan di Belanda. Penelitian selanjutnya terkait
komponen OCI perubahan dalam surplus revaluasi dilakukan Wakabayashi (2010)
yang hasilnya menunjukkan bahwa komponen OCI tersebut memiliki relevansi
nilai tambahan dibandingkan laba bersih. Semakin tinggi nilai komponen OCI
perubahan dalam surplus revaluasi, maka semakin tinggi pula return saham yang
diperoleh perusahaan.
H2a : Surplus revaluasi berpengaruh positif terhadap return saham
Aktuaria atas program manfaat pasti
Menurut PSAK 24 tentang Imbalan Kerja terdapat klasifikasi program
keuntungan (kerugian) aktuaria manfaat pasti imbalan pasca kerja yaitu program
iuran pasti dan program imbalan pasti. Adanya keuntungan (kerugian) aktuaria
atas program manfaat pasti terjadi karena adanya perbedaan asumsi atau taksiran
terkait transaksi tersebut dari perhitungan sebelumnya dengan realisasi sebenarnya
pada tahun berjalan. Keuntungan (kerugian) aktuaria atas program manfaat pasti
dapat diakui sebagai beban pada saat terjadinya, akan tetapi perusahaan memiliki
pilihan untuk mengakui keuntungan (kerugian) aktuaria program manfaat pasti
bukan sebagai beban melainkan masuk ke dalam bagian pendapatan komprehensif
lain. Menurut Wahyuni dan Juan (2014), program iuran pasti yaitu kelompok
imbalan pasca kerja yang mewajibkan perusahaan untuk membayar sejumlah
iuran tertentu kepada suatu entitas. Sedangkan program imbalan pasti adalah
kelompok klasifikasi imbalan pasca kerja yang bukan merupakan kelompok
manfaat pasti dapat dikatakan jelas, karena merupakan kewajiban perusahaan
untuk membayarkan sejumlah iuran pasti setiap periode yang sudah ditentukan
jumlahnya. Program iuran pasti tidak dibutuhkan asumsi-asumsi aktuarial untuk
mengukur kewajiban atau beban karena tidak ada kemungkinan adanya kerugian
maupun keuntungan aktuarial. Untuk perhitungan akuntansi dan administrasi
program imbalan pasti perhitungannya sangat kompleks, karena diperlukan
variabel-variabel yang belum pasti di masa depan. Misalnya seperti sikap
karyawan, faktor kepribadian moralitas karyawan, absensi karyawan, lamanya
periode kerja karyawan, tingkat kompensasi dan tingkat suku bunga. Karena pada
dasarnya program imbalan pasti adalah imbalan yang dijanjikan perusahaan untuk
diberikan karyawan di akhir masa kerja karyawan tersebut. Untuk itu pola
pembiayaan program imbalan pasti harus tepat agar dana cukup tersedia di akhir
masa kerja karyawan tersebut. Program imbalan pasti perlu diestimasi nilainya,
karena ada potensi adanya keuntungan dan kerugian aktuarial akibat pola
pembiayaan program imbalan pasti. Apabila perusahaan dapat memberikan
imbalan pasti kepada para karyawan seesuai yang telah dijanjikan pada awal masa
kerja sebagai kewajiban perusahaan terhadap karyawan maka informasi teresebut
dianggap sebagai signal positif bagi para investor. Informasi kerugian atau
keuntungan atas program aktuarial imbalan pasti tersebut dapat dianggap signal
yang berguna bagi para investor dalam pengambilan keputusan investasi.
Aldheimer& Huynh (2014) melakukan penelitian dengan sampel data
kuartalan 2009 dan 2013 untuk 126 perusahaan Eropa dan 282 perusahaan
transparansi informasi berharga terkait keuntungan dan kerugian nilai wajar yang
belum direalisasi yang mungkin berdampak pada operasi perusahaan sekarang dan
masa depan. Kasus yang terjadi pada tahun 2005 pada United Airlines dan Delta
Airlines mengalami kebangkrutan yang menyebabkan miliaran kewajban pensiun
gagal diambil alih oleh Pemerintah AS. Meskipun transaksi tersebut belum
direalisasi, defisit tersebut memiliki dampak yang nyata untuk perusahaan.
Dengan demikian informasi aktuaria atas program manfaat pasti dapat dikatakan
memiliki dampak yang besar bagi kinerja perusahaan. Biddle dan Choi (2006)
juga menyimpulkan bahwa aktuaria atas program manfaat pasti (penyesuaian
kewajiban pensiun) memilki relevansi nilai.
H2b : Keuntungan (kerugian) aktuaria atas program manfaat pasti berpengaruh
positif terhadap return saham
Selisih kurs atas penjabaran laporan keuangan entitas asing
Dalam PSAK 10 tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing
menyatakan bahwa pada dasarnya suatu perusahaan disyaratkan untuk mengukur
transaksi perusahaan dengan mata uang fungsionalnya yaitu rupiah dan
memperbolehkan suatu perusahaan untuk menyajikan laporan keuangannya dalam
mata uang apa saja. Selisih kurs mata uang asing adalah selisih yang dihasilkan
dari penjabaran atau translasi mata uang asing ke dalam mata uang rupiah. Selisih
kurs yang termasuk dalam komponen pendapatan komprehensif lain adalah selisih
kurs yang berasak dari transaksi pos non moneter, karena transaksi pos moneter
itu, apabila suatu perusahaan memiliki transaksi dengan mata uang selain rupiah,
maka perusahaan tersebut perlu memperhitungkan transaksi dalam mata uang
asing. Contohnya apabila di Indonesia mayoritasnya melakukan transaksi dalam
mata uang rupiah, dan memiliki transaksi dalam mata uang dolar AS, maka rupiah
tersebut adalah mata uang fungsionalnya dan dolar AS dianggap sebagai mata
uang asing oleh perusahaan di Indonesia. PSAK 10 juga mensyaratkan agar
perusahaan mengungkapkan alasan digunakannya mata uang berbeda dalam
penyajian laporan keuangan (paragraph 56). Ketika selisih kurs dari penjabaran
laporan keuangan tersebut tinggi maka akan menaikkan laba perusahaan. Apabila
laba perusahaan naik maka return saham yang diperoleh perusahaan juga akan
naik. Dapat dikatakan jika selisih kurs dari penjabaran laporan keuangan entitas
asing berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan. Informasi terkait
selisih kurs atas penjabaran laporan keuangan entitas asing dinilai memiliki
relevansi nilai bagi para investor.
Kubota dan Takehara (2005) menemukan bahwa selisih kurs penjabaran
laporan keuangan entitas asing berpengaruh signifikan terhadap return saham
secara statistik. Hasil penelitian Kubota & Takahera (2005) dan Ide (2006)
diperkuat hasil penelitian Suda (2007) menganggap nilai relevansi atas selisih
kurs dan penjabaran mata uang asing memiliki relevansi nilai yang lebih lengkap
untuk tahun berjalan dan tahun sebelumnya. Chambers et al. (2007) yang
menemukan bahwa komponen OCI foreign currency and translation adjustment
(selisih kurs atas penjabaran mata uang asing) berpengaruh positif terhadap harga
OCI lainnya. Artinya semakin besar nilai komponen OCI selisih kurs atas
penjabaran mata uang asing maka semakin besar pula harga saham perusahaan
tersebut.
H2c : Keuntungan (kerugian) selisih kurs atas penjabaran mata uang asing
berpengaruh positif terhadap return saham
Bagian efektif atas lindung nilai arus kas
Penetapan satu atau lebih suatu instrumen lindung nilai yang
menyebabkan saling hapus sebagian maupun seluruhnya perubahan nilai wajarnya
disebut dengan akuntansi lindung nilai. Menurut PSAK 55 (Instrumen Keuangan :
Pengakuan dan Pengukuran) instrument lindung nilai untuk tujuan akuntansi
lindung nilai adalah derivatif yang ditetapkan di mana nilai wajar atau arus kasnya
diharapkan dapat menghapus perubahan nilai wajar atau perubahan arus kas item
yang ditetapkan sebagai item yang dilindungi nilainya. Bagian efektif dari
keuntungan (kerugian) lindung nilai arus kas diakui dan termasuk dalam
pendapatan komprehensif lain menurut PSAK 55, sedangkan bagian yang tidak
efektif keuntungan (kerugian) lindung nilai arus kas diakui dalam laporan laba
rugi komprehensif.
Ada beberapa lindung nilai menurut PSAK 55, Lindung nilai atas nilai
wajar dan lindung nilai atas arus kas. Lindung nilai arus kas yaitu lindung nilai
yang memproteksi adanya ketersediaan kas. Contohnya lindung nilai terhadap
perubahan harga BBM yang terkait dengan perjanjian yang belum diakui yang
ditetapkan dalam mata uang dalam negeri. Untuk lindung nilai arus kas, PSAK 55
(Paragraf 104) menetapkan bahwa (a) bagian dari keuntungan atau kerugian
instrument lindung nilai yang ditetapkan sebagai lindung nilai yang efektif harus
diakui secara langsung dalam komponen pendapatan komprehensif lain, dan (b)
bagian yang tidak afektif atas keuntungan atau kerugian instrument lindung nilai
harus dilaporkan. Dengan adanya penyajian terkait informasi ketersediaan kas,
diharapkan dapat menjadi signal bagi para investor untuk menilai perusahaan
tersebut, apakah layak untuk di jadikan tempat investasi atau tidak. Apabila
ketersediaan kas perusahaan baik, maka investor akan menganggap hal tersebut
sebagai signal yang positif, sehingga akan mempengaruhi return saham
perusahaan tersebut.
Kanagaretnam et al, (2009) menemukan bahwa bagian efektif atas lindung
nilai arus kas berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil tersebut
diperkuat penelitian yang dilakukan Wakabayashi (2010) yang hasilnya
menunjukkan bahwa instrumen lindung nilai arus kas memiliki tambahan
relevansi nilai dibandingkan laba bersih. Bagian efektif atas lindung nilai arus kas
yang tinggi akan memberikan return saham perusahaan yang tinggi pula.
H2d : Bagian efektif atas lindung nilai arus kas berpengaruh positif terhadap return saham.
Instrumen aset keuangan yang tersedia untuk dijual
Menurut PSAK 55 tentang Instrumen Keuangan : Pengakuan dan
dijual adalah seluruh aset keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai (a)
pinjaman yang diberikan dan piutang, (b) investasi yang termasuk dalam
kelompok dimiliki hingga jatuh tempo, dan (c) aset keuangan yang diukur dengan
nilai wajar melalui laba rugi. Dari kelima komponen OCI, komponen keuntungan
(kerugian) pengukuran kembali instrumen aset yang tersedia untuk dijual
merupakan komponen yang memiliki subjektifitas paling rendah karena instrumen
aset keuangan tersebut memiliki kuotasi pasar aktif. Oleh karenanya komponen ini
dinilai memberikan informasi paling relevan sehingga dapat memberikan signal
kepada investor bahwa informasi tersebut memiliki kualitas yang lebih baik
dibandingkan komponen OCI lainnya.
Lee dan Park (2013) menemukan bahwa komponen OCI unrealized gains
and losses on marketable securities(instrumen aset keuangan yang tersedia untuk
dijual) dianggap memiliki subjektifitas yang paling rendah dibandingkan
komponen OCI lainnya karena komponen tersebut memiliki nilai pasar aktif yang
dapat diobservasi secara langsung. Penelitian yang menunjukkan hasil sepaham
adalah penelitian Chambers et al. (2007) yang menemukan bahwa komponen OCI
instrumen aset keuangan yang tersedia untuk dijual berpengaruh positif terhadap
harga saham. Semakin besar nilai instrumen aset keuangan yang tersedia untuk
dijual dalam komponen OCI maka semakin tinggi harga saham suatu perusahaan
atau semakin tinggi tingkat return saham yang diperoleh suatu perusahaan.
Kubota dan Takehara (2005) meneliti dengan periode sampel 1998-2004
menemukan bahwa isntrumen aset keuangan yang tersedia untuk dijual memiliki
(2007) dan Ide (2006) yang menemukan bahwa komponen OCI keuntungan
(kerugian) atas revaluasi aset yang tersedia untuk dijual memiliki relevansi nilai.
Goncharov dan Hodgson (2011) menemukan bahwa instrumen aset keuangan
yang tersedia untuk dijual secara signifikan memiliki nilai yang relevan.
H2e : Keuntungan (kerugian) instrumen aset keuangan yang tersedia untuk dijual berpengaruh positif terhadap return saham.
C. Model Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder sehingga populasi dari
penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sampel penelitian berupa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) dari tahun 2011 – 2015 yang melaporkan laporan keuangan perusahaan
secara lengkap dan melaporkan data yang dibutuhkan terkait variabel yang
digunakan dalam penelitian ini.
B. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
data yang didapatkan secara tidak langsung. Data yang digunakan dalam
penelitian ini bersifat kuantitatif terkait laporan keuangan tahunan dan harga
saham. Data penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan situs resmi BEI (www.idx.co.id).
C. Teknik Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling
dengan beberapa kriteria yang ditentukan. Kriteria pengambilan sampel adalah
sebagai berikut :
1. Seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
2. Perusahaan sampel sampel menerbitkan laporan keuangan secara
lengkap dengan periode yang berakhir 31 Desember dan menggunakan
mata uang rupiah dalam pelaporan.
3. Perusahaan yang menyajikan menyajikan komponen-komponen other
comprehensive income pada laporan laba rugi komprehensif.
4. Perusahaan Perusahaan yang memiliki besar nilai OCI serta
komponen-komponennya tidak sama dengan nol (0).
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data terkait penelitian yang dilakukan dengan cara
dokumentasi. Pengumpulan data tahap pertama yaitu dengan mencari informasi
terkait variabel, teori, dan pokok bahasan yang digunakan dalam penelitian ini
(studi kepustakaan). Kemudian dilakukan pengkajian mengenai jenis data, cara
memperoleh data, dan pengolahan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini disebut dokumentasi, dengan
mengumpulkan data-data maupun informasi yang dipublikasikan di Bursa Efek
Indonesia.
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham.
Return saham adalah hasil berupakeuntungan atau kerugianyang diperoleh
dari suatu investasi saham. Sesuai dengan Peraturan Bappepam Nomor
Modal Nomor : KEP-36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian
Laporan Keuangan Berkala yang mewajibkan Laporan Keuangan
dipublikasikan paling lambat akhir bulan ketiga setelah tanggal tutup buku
laporan keuangan tahunan, maka return saham yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan asumsi tersebut yaitu menggunakan return
saham tanggal 31 Maret, setelah publikasi laporan keuangan. Return
saham dapat dihitung sebagai berikut : (Hartono, 2013)
R(i,t+1) =
Keterangan:
R = Return saham 31 Maret t+1
Pt+1 = Harga saham periode 31 Maret setelah Laporan
Keuangan di publikasi (tahun berikutnya)
Pt = Harga saham periode 31 Maret tahun sekarang
2. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Other
Comprehensive Income (OCI) dan komponen-komponennya.Pendapatan
komprehensif lainnya (Other Comprehensive Income – OCI) adalah akun
yang mencatat perubahan modal saham dari suatu perusahaan akibat
keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari transaksi
non-pemilik. Menurut PSAK I (revisi 2009) yang termasuk dalam komponen
OCI adalah perubahan dalam surplus revaluasi, selisih kurs atas
pasti, instrumen aset keuangan yang tersedia untuk dijual, dan bagian
efektif atas lindung nilai arus kas.
Rasio OCI akan diukur dengan:
OCI
Sedangkan komponen-komponen OCI akan diukur dengan :
a.
b.
c.
d.
e.
Keterangan:
OCI = Other Comprehensive Income SR = Surplus revaluasi
PMP = Keuntungan (kerugian) aktuaria atas program manfaat pasti
KURS = Keuntungan (kerugian) selisih kurs atas penjabaran mata uang asing DER = Bagian efektif instrumen lindung nilai arus kas
AFS = Keuntungan (kerugian) instrumen aset keuangan yang tersedia untuk dijual
F. Uji Kualitas Instrumen Data 1. Uji Statistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh
deskripsi terkait data yang digunakan dalam penelitian dari nilai rata-rata (mean),
maksimum, range, dan sebagainya (Ghozali, 2016). Statistik deskriptif
memberikan interpretasi data yang lebih jelas dan mudah dipahami.
G. Uji Asumsi Klasik
Uji kualitas data menggunakan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji
normalitas data, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi. Menurut Nazaruddin
dan Basuki (2015) uji asumsi klasik merupakan persyaratan statistik yang harus
dipenuhi apabila menggunakan analisis regresi.
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data berguna untuk mengetahui apakah data yang
digunakan dalam penelitian berdistribusi secara normal atau tidak.Uji
normalitas data dengan One Sample Kolmogorov Smirnov. Residual data
dikatakan berdistribusi secara normal apabila nilai sig > 0,05.
2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara
residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model
regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi
dalam model regresi. Metode pengujian yang digunakan adalah dengan Uji
Durbin-Watson (uji DW). Metode uji DW mempunyai ketentuan sebagai
berikut:
a. Jika dwlebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka
b. Jika dw terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis diterima,
yang berarti tidak ada autokorelasi.
c. Jika dw terletak antara dL dan du atau diantara (4-dU) dan (4-dL),
maka hipotesis tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.
3. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah adanya ketidaksamaan varian dari
residual untuk semua pengamatan pada model regresi, karena dalam model
regresi tidak diperbolehkan adanya heteroskedastisitas. Uji
heterokedastisitas menggunakan Uji Glejser dengan meregres nilai
absolute residual terhadap variabel independennya dengan persamaan
regresi, dimana syarat yang harus dipenuhi adalah nilai sig > 0,05 maka
dikatakan bebas heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).
H. Uji Hipotesis dan Analisis Data
Untuk pengujian hipotesis menggunakan Model Regresi Linear
Sederhana.Analisis regresi linear sederhana menguji hubungan secara linear
antara variabel independen dengan variabel dependen. Analisis ini digunakan
untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Adapun persamaan analisis regresinya untuk pengujian hipotesis pertama (H1)
adalah sebagai berikut:
Model 1:
Ri, t+1 = ß + ß1OCI1, t+ e ……….. (1)
ß = konstanta Unstandardized
OCI = Other Comprehensive Income
Model 2:
Adapun persamaan analisis regresinya untuk pengujian hipotesis kedua
(H2) adalah sebagai berikut :
H2a :Ri, t+1 = ß + ß1SEC1, t+ e ………..… (2a)
H2b :Ri, t+1 = ß + ß2PEN1, t+ e ……….… (2b)
H2c :Ri, t+1 = ß + ß3CUR1, t+ e ………....……….… (2c)
H2d :Ri, t+1 = ß + ß4DER1, t+ e ……….………… (2d)
H2e :Ri, t+1 = ß + ß5AFS1, t+ e ……….………..… (2e)
Keterangan:
ß = konstanta
SEC = Surplus revaluasi
PEN = Keuntugan (kerugian) aktuaria atas program manfaat pasti CUR = Keuntungan (kerugian) selisih kurs atas penjabaran mata uang asing
DER = Bagian efektif instrumen lindung nilai arus kas
AFS = Keuntungan (kerugian) instrumen aset keuangan yang tersedia untuk dijual
e = Error (5%)
Hipotesis diterima apabila nilai sig < dari nilai alpha atau t hitung yaitu
sebesar 5% atau 0,05 dan arah koefisien ß Unstandarized searah dengan
pernyataan hipotesis yang diajukan. Kedua kriteria tersebut harus dipenuhi,
apabila salah satu kriteria tidak terpenuhi maka hipotesis yang diajukan tidak