TABEL 4.4 Hasil Uji Autokorelasi
D. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) 1.Hasil Pengujian Hipotesis 1 1.Hasil Pengujian Hipotesis 1
1. Pengaruh Other Comprehensive Income terhadap Return Saham
Hasil pengujian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa other
comprehensive income berpengaruh terhadap return saham tidak dapat dibuktikan
secara statistik. Hal ini berarti bahwa other comprehensive income yang termasuk
dalam komponen laporan laba rugi komprehensif tidak memiliki relevansi nilai
bagi para investor dalam pengambilan keputusan investasi. Dalam pengambilan
keputusan investor tidak menggunakan informasi terkait OCI kemungkinan
karena analisis kerumitan informasi OCI yang baru diterapkan di laporan laba rugi
komprehensif dan belum efektif karena belum semua perusahaan mengungkapkan
transaksi terkait OCI tersebut dapat menjadi salah satu penyebab hipotesis ini
tidak dapat dibuktikan. Selain ini hasil tersebut menunjukkan bahwa para investor
di Indonesia belum memahami betul bahwa informasi OCI yang dilaporkan dalam
laporan laba rugi menunjukkan informasi yang relevan karena penggunaan
asumsi, judgement, dan estimasi oleh manajemen perusahaan.Investor di
Indonesia cenderung fokus pada angka bagian akhir yaitu laba perusahaan pada
laba rugi komprehensif tanpa memperhatikan komponen lainnya seperti
komponen other comprehensive income.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Apandi
(2012) yang juga tidak dapat membuktikan bahwa other comprehensive income
berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan yang diperkuat dengan
kualitas audit. Hasil juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan O’Hanlon &
dalam pengambilan keputusan dan komponen-komponen OCI dinilai tidak
mengalami perubahan yang signifikan. Akan tetapi, hasil penelitian tidak sesuai
dengan penelitian yang dilakukan Dhaliwal et al. (1999) yang merupakan studi
awal yang meneliti other comprehensive incomeyang berhasil membuktikan
kerelevanan informasi other comprehensive income.
2. Pengaruh Komponen-komponen Other Comprehensive Income
terhadap Return Saham
Hasil pengujian hipotesis kedua terkait pengaruh masing-masing
komponen other comprehensive income yang terdiri dari surplus revaluasi,
keuntungan (kerugian) aktuaria atas program manfaat pasti, keuntungan
(kerugian) selisih kurs atas penjabaran mata uang asing, keuntungan (kerugian)
bagian efektif atas lindung nilai arus kas, dan keuntungan (kerugian) instrumen
keuangan yang tersedia untuk dijual tidak seluruhnya dapat dibuktikan
berpengaruh secara statistik. Dari kelima komponen other comprehensive income,
yang dapat dibuktikan berpengaruh positif secara statistik hanya keuntungan
(kerugian) bagian efektif atas lindung nilai arus kas dan keuntungan (kerugian)
instrumen keuangan yang tersedia untuk dijual. Jadi semakin tinggi return saham
perusahaan maka semakin tinggi nilai (kerugian) bagian efektif atas lindung nilai
arus kas dan keuntungan (kerugian) instrumen keuangan yang tersedia untuk
dijual. Keuntungan (kerugian) pengukuran kembali atas instrumen keuangan yang
tersedia untuk dijual merupakan komponen OCI yang memiliki tingkat
keuntungan (kerugian) bagian efektif lindung nilai arus kas para investor mungkin
menggunakan informasi komponen-komponen OCI seperti keuntungan (kerugian)
lindung nilai arus kas dalam mengambil keputusan investasi karena nilai tersebut
real disisihkan oleh manajemen perusahaan dalam menjaga ketersediaan arus kas
agar kondisi perusahaan tetap stabil. Sehingga informasi yang terkandung di
dalamnya lebih andal dibandingkan ketiga komponen lainnya.
Terkait ketiga komponen yang belum dapat dibuktikan secara statistik
pengaruhnya terhadap return saham, komponen tersebut mungkin kurang andal
karena pengukurannya masih menggunakan estimasi maupun asumsi yang
cenderung masih bisa berubah nilainya di masa yang akan datang atau komponen
tersebut tidak memiliki kuotasi pasar aktif, sehingga untuk informasi komponen
OCI tersebut dinilai kurang andal bagi para pengguna laporan keuangan yang
menyebabkan tidak digunakannya informasi tersebut dalam pengambilan
keputusan investasi. Komponen surplus revaluasi misalnya, meskipun komponen
tersebut diukur menggunakan nilai wajar akan tetapi dalam pengukurannya
tersebut masih membutuhkan estimasi yang kemungkinan nilai pasarnya akan
berubah seiring berjalannya waktu. Dalam pengukuran menggunakan nilai wajar
suatu entitas menggunakan karateristik suatu aset maupun liabilitas seperti lokasi,
kondisi saat tersebut, sehingga informasinya akan sangat efektif apabila
digunakan pada saat tanggal pengukuran tersebut tetapi ada kemungkinan nilainya
berubah pada masa yang akan datang.
Begitu pula dengan keuntungan (kerugian) program manfaat pasti yang
administrasinya membutuhkan variabel-variabel yang sifatnya belum pasti, selain
itu juga ada perbedaan asumsi atau taksiran perhitungan transaksi dari perhitungan
sebelumnya dengan realisasi sebenarnya, sehingga masih ada kemungkinan
nilainya berubah pada saat tanggal realisasi. Kemungkinan tersebut dapat menjadi
penyebab mengapa investor cenderung tidak menggunakan informasi terkait
komponen OCI dalam pertimbangan pengambilan keputusan investasinya.
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa komponen OCI tetap
memiliki relevansi nilai, akan tetapi karena nilai komponen-komponen OCI relatif
kecil dan tidak seluruh perusahaan mengungkapkan komponen-komponen OCI
jadi belum dapat dibuktikan secara statistik kerelevanannya. Masih banyak
manajemen perusahaan yang tidak mengungkapkan informasi nilai OCI dalam
laporan laba rugi komprehensif, ada kemungkinan bahwa perusahaan yang
memiliki besar OCI sama dengan nol memang benar-benar tidak terdapat
transaksi terkait other comprehensive income atau manajemen perusahaan
memang tidak berusaha untuk mengungkapkan transaksi terkait informasi other
comprehensive income tersebut. Sesuai dengan hasil penelitian, masing-masing
komponen OCI memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap return saham,
maka kerelevanan informasi yang terkandung di dalamnya juga cenderung tidak
sama.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Cahan et al.
(2000) menemukan bahwa komponen OCI yang terdiri dari penjabaran selisih
kurs mata uang asing tidak memiliki relevansi nilai. Akan tetapi hasil penelitian
laba bersih dan salah satu komponen OCI yaitu instrumen keuangan yang tersedia
untuk dijual, hasil menunjukkan bahwa komponen OCI tersebut tidak memiliki
relevansi nilai tambahan atas laba bersih, serta penelitian Kanagaretnam et al.
(2009) menemukan bahwa keuntungan atau kerugian bagian efektif dari lindung
Penelitian ini bertujuan untuk menguji relevansi nilai other comprehensive
income dan masing-masing komponen other comprehensive income. Relevansi
nilai tersebut diuji dengan melihat pengaruh dari other comprehensive income dan
masing-masing komponen other comprehensive income yang terdiri dari surplus
revaluasi; keuntungan (kerugian) aktuaria atas program manfaat pasti; keuntungan
(kerugian) selisih kurs atas penjabaran mata uang asing; keuntungan (kerugian)
bagian efektif atas lindung nilai arus kas; dan keuntungan (kerugian) pengukuran
kembali instrumen aset yang tersedia untuk dijual terhadap return saham
perusahaan. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan
dalam bab 4 maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengaruh total OCI (other comprehensive income) terhadap return saham
perusahaan tidak dapat dibuktikan secara statistik.
2. Masing-masing komponen OCI tidak secara keseluruhan memiliki relevansi
nilai. Dari uji hipotesis yang sudah dilakukan dari kelima komponen OCI
hanya komponen keuntungan (kerugian) bagian efektif atas lindung nilai arus
kas dan keuntungan (kerugian) atas pengukuran kembali instrumen aset
keuangan yang tersedia untuk dijual yang memiliki pengaruh positif terhadap
return saham perusahaan. Jadi semakin tinggi nilai keuntungan (kerugian)
kembali instrumen keuangan yang tersedia untuk dijual maka semakin tinggi
return saham yang diperoleh perusahaan.
3. Ketiga komponen OCI lainnya yaitu surplus revaluasi, keuntungan (kerugian)
aktuaria atas program manfaat pasti dan keuntungan (kerugian) selisih kurs
atas penjabaran mata uang asing tidak dapat dibuktikan secara statistik
kerelevanannya. Hal ini bukan berarti komponen tersebut tidak berguna atau
tidak memiliki relevansi nilai, akan tetapi kemungkinan dapat disebabkan
karena tidak semua perusahaan memiliki komponen tersebut dan nilai
masing-masing komponen OCI cenderung relatif kecil.
4. Dapat disimpulkan bahwa informasi komponen OCI yang terdiri dari
keuntungan (kerugian) lindung nilai arus kas dan pengukuran kembali
instrumen aset keuangan yang tersedia untuk dijual merupakan informasi
yang andal bagi para investor karena memiliki kuotasi pasar aktif yang dapat
diobservasi secara langsung, sedangkan ketiga komponen lainnya di nilai
kurang andal informasinya bagi para investor sehingga tidak digunakan dalam
pengambilan keputusan investasi.
B. Saran
Berdasarkan analisis di bab 4, maka peneliti mengajukan beberapa saran
yang mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan peneliti selanjutnya:
1. Melakukan pengujian tambahan tiap tahapan penerapan IFRS selama tahun
2011, 20012, 2013 dan seterusnya apakah memberikan progress hasil yang
2. Dalam menguji relevansi nilai OCI dapat ditambah dengan ROA, karena OCI
merupakan bagian dari laba komprehensif dan jika di uji dengan
menggunakan nilai OCI saja nilainya cenderung terlalu kecil, kemungkinan
jika ditambahkan dengan nilai ROA akan memberikan hasil yang berbeda.
3. Menambah sampel penelitian di negara lain yang juga melakukan tahapan
penerapan IFRS sehingga dapat dibandingkan hasilnya antara hasil uji yang
dilakukan di Indonesia dan negara lainnya.
C. Keterbatasan
Berdasarkan keseluruhan penelitian yang sudah dilakukan, penelitian ini
masih memiliki keterbatasan yang mungkin dapat diperbaiki untuk penelitian
selanjutnya seperti:
1. Data penelitian yang digunakan memilki banyak data yang ekstrim dan tidak
berdistribusi secara normal sehingga mengharuskan data tersebut untuk di
outlier.
2. Hanya menggunakan sampel perusahaan yang ada di Indonesia saja padahal
pengungkapan OCI di Indonesia masih relatif sedikit karena tidak semua
perusahaan memiliki transaksi terkait OCI.
3. Menggunakan sampel seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI padahal
sektor keuangan dan non-keuangan memiliki regulasi berbeda-beda sehingga
banyaknya data penelitian yang bernilai nol berasal dari sampel
Universitas Brawijaya, Vol 2, No. 2.
Aldheimer, Thomas & Huynh, W. S (2014). Value Relevance of Other Comprehensive Income. Thesis Master of Accounting & Management Finance, Acounting Faculty Stockholm School of Economics, December 2014.
Apandi, R. Nelly, Nur (2012). Relevansi Nilai, Subjektifitas Other Comprehensive Income dan Kualitas Audit. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi I8, Hal. 60.
Biddle. C Gary, & Choi. Jong-Hang &. (2006). Is Comprehensive Income Useful?. Journal of Contemporary Accounting & Economics, Vol 2, Issue 1, June 2006, Pages 1-32
Bradshaw, M. T., & Sloan, R. G. (2002). GAAP versus The Street: An Empirical Assessment of Two Alternative Definitions of Earnings. Journal of Accounting Research, Vol. 40, No 1, 41-66.
Cahan, et al (2000). Value Relevance of Mandated Comprehensive Income Disclosures. Journal of Business Finance & Accounting, December 2007, 27 (9) & (10).
Chambers, et al (2007). An Evaluation of SFAS No. 130 Comprehensive Income Disclosures. Review of Accounting Studies, December 2007, Volume 12,Issue 4, pp 557-593.
Connely, et al. (2011). Signalling Theory: A Review and Assessment. Journal of Management, Vol. 37 No. 1, 39-67 , January 2011.
Dhaliwal, D., Subramanyam, K., & Trezevant, R. (1999). Is Comprehensive Income Superior to Net Income As a Measure of Firm Performance?.
Journal of Accounting and Economics, 26(1-3), 43-67.
Dwimulyani, Susi. (2010). Relevansi Nilai Informasi Akuntansi di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi dan Keuangan Publik. Vol. 5 No. 2, Hal. 101-109, Juli 2010
Francis, J. & Schipper, K. (1999). Have Financial Statements Lost Their Relevance? Journal of Accounting Research, 37, 319–352
Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 23, Cetakan ke VIII. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Goncharov, I. and Hodgson, A. (2011), “Measuring and Reporting Income in
Europe”, Journal of International Accounting Research, Vol. 10 No.
1, pp. 27–59.
Graham, R., & King, R. (2000). Accounting practices and the market valuation of accounting numbers: Evidence from Indonesia, Korea, Malaysia, the Philippines, Taiwan, and Thailand. The International Journal of Accounting, 35(4), 445-470.
Gu, Zhaoyang. (2002). “Cross-sample Incomparability of R2s and Additional
Evidence on Value Relevance Changes Over Time.” Working Paper.
Graduate School of Industrial Administration. March 2002.
Hartono, Jogiyanto. (2015). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kesepuluh. Yogyakarta : BPFE. Juli 2015.
Hayn, C. (1995). The information content of losses. Journal of Accounting & Economics, 20(2), 125-153. Isidro, H., O’Hanlon, J. and Young, S. (2006), “Dirty surplus accounting flows and valuation errors”, ABACUS, Vol. 42 No. 3-4, pp. 302–344.
Hirst, D., and P. Hopkins (1998), “Comprehensive Income and Analysts’
Valuation Judgments”, Journal of Accounting Research 36, 47-75 Ide, K. 2006. Usefulness of Comprehensive Income. Kaikei 165 (2):143-155
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). (2009). Penyajian Laporan Keuangan.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 1.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). (2009). Aset Tetap. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 16.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). (2009). Imbalan Kerja. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 24
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). (2009). Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 55.
Kanagaretnam, et al. (2009). Usefulness of Comprehensive Income Reporting in Canada. Accounting Public Policy 28 pp 349-365.
Kubota, K., Suda, K. and Takehara, H. (2005), “Information Content of Other
Comprehensive Income and Net Income: Evidence for Japanese
Firms”, Asia-Pacific Journal of Accounting & Economics, Vol. 18 No.
2, pp. 145–168.
Lee dan Park (2013). Subjectivity in fair value estimates, audit quality and in informativeness of other comprehensive income. Advance in Accounting, incorporating advances in international accounting 29 (2013) 218-231.
Lev, B. dan P. Zarowin. (1989). “The Boundaries of Financial Reporting and How
to Extend Them.” Journal of Accounting Research.
Nazaruddin. Ietje & Basuki. Agus Tri, 2015. Analisis Statistik Dengan SPSS. Yogyakarta : Danisa Media, Edisi Pertama, Cetakan Kedua., 2015.
O'Hanlon, J. F., and P. F. Pope. (1999). The value-relevance of UK dirty surplus accounting flows. The British Accounting Review 31 (4):459-482.
Pathirawasam, C. (2010). Value relevance of accounting information: evidence from Sri Lanka. International Journal of Research in Commerce & Management, 8(1), 13-20.
Puspitaningtyas, Zarah. (2012). Relevansi Nilai Informasi Akuntansi dan Manfaatnya Bagi Investor. Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 164-183.
Smith, PA, & Reither. (1996). Comprehensive Income and the Effect of Reporting It. Financial Analysis Journal, pp. 14-19. 1996.
Suda, K. (2007). Net Income and Comprehensive Income: Designing Accounting Standards (Chapter 11). Hakutoushobou Publishing Inc. Tokyo, Japan.
Wahyuni, E. T & Juan N. E (2014). Panduan Praktis Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat, Edisi 2, 2014.
Wakabayashi, H. (2002). Market Reaction to Comprehensive Income Information.
Kaikei 162 (1):81-94.
Wakabayashi, H. (2010). Comparing the Quality of Comprehensive Income and Net Income. Securities Analyst Journal 48 (5):17-25.
No. Kode Nama No. Kode Nama
1 AALI Astra Agro Lestari Tbk 231 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk 2 ABBA Mahaka Media Tbk 232 KBLI KMI Wire and Cable Tbk 3 ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk 233 KBLM Kabelindo Murni Tbk 4 ACES Ace Hardware Indonesia Tbk 234 KBLV First Media Tbk
5 ACST PT Acset Indonusa Tbk. 235 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk 6 ADES Akasha Wira International Tbk Tbk 236 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk 7 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk 237 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk 8 ADMF Adira Dinamika Multi Finance Tbk 238 KICI Kedaung Indah Can Tbk
9 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk 239 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk 10 AGRS PT Bank Agris Tbk 240 KINO PT Kino Indonesia Tbk
11 AHAP Asuransi Harta Aman Pratama Tbk 241 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk 12 AIMS Akbar Indomakmur Stimec Tbk 242 KLBF Kalbe Farma Tbk
13 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 243 KOIN Kokoh Inti Arebama Tbk 14 AKKU ALAM KARYA UNGGUL Tbk 244 KONI Perdana Bangun Pusaka Tbk 15 AKPI Argha Karya Prima Ind. Tbk 245 KOPI PT Mitra Energi Persada Tbk 16 AKRA AKR Corporindo Tbk 246 KPIG MNC Land Tbk
17 AKSI Majapahit Inti Corpora Tbk 247 KRAH PT Grand Kartech Tbk 18 ALDO Alkindo Naratama Tbk 248 KREN Kresna Graha Sekurindo Tbk 19 ALKA Alakasa Industrindo Tbk 249 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk 20 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk 250 LAPD Leyand International Tbk 21 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk 251 LCGP PT Eureka Prima Jakarta Tbk. 22 AMAG Asuransi Multi Artha Guna Tbk 252 LEAD PT Logindo Samudramakmur Tbk. 23 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 253 LINK PT Link Net Tbk.
24 AMIN PT Ateliers Mecaniques D'Indonesie Tbk. 254 LION Lion Metal Works Tbk 25 AMRT Sumber Alfaria Trijaya Tbk 255 LMAS Limas Indonesia Makmur Tbk 26 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk 256 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk 27 APIC PACIFIC STRATEGIC FINANCIAL Tbk 257 LMSH Lionmesh Prima Tbk
28 APII PT Arita Prima Indonesia Tbk. 258 LPCK Lippo Cikarang Tbk
29 APLI Asiaplast Industries Tbk 259 LPGI Lippo General Insurance Tbk 30 APLN Agung Podomoro Land Tbk 260 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk 31 APOL Arpeni Pratama Ocean Line Tbk 261 LPKR Lippo Karawaci Tbk 32 ARGO Argo Pantes Tbk 262 LPLI Star Pacific Tbk
33 ARNA Arwana Citramulia Tbk 263 LPPF Matahari Department Store Tbk 34 ARTA Arthavest Tbk 264 LPPS Lippo Securities Tbk
35 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk 265 LRNA PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. 36 ARTO PT Bank Artos Indonesia Tbk 266 LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk 37 ASBI Asuransi Bintang Tbk 267 LTLS Lautan Luas Tbk
43 ASRI ALAM SUTERA REALTY Tbk 273 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk 44 ASRM Asuransi Ramayana Tbk 274 MBAP PT Mitrabara Adiperdana Tbk 45 ASSA Adi Sarana Armada Tbk 275 MBTO Martina Berto Tbk
46 ATIC PT Anabatic Technologies Tbk 276 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk 47 ATPK Bara Jaya Internasional Tbk 277 MDIA PT Intermedia Capital Tbk. 48 AUTO Astra Otoparts Tbk 278 MDKA PT Merdeka Copper Gold Tbk. 49 BABP PT Bank MNC Internasional Tbk. 279 MDLN Modernland Realty Ltd Tbk 50 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 280 MDRN Modern Internasional Tbk 51 BAJA Saranacentral Bajatama Tbk 281 MEGA Bank Mega Tbk
52 BALI PT Bali Towerindo Sentra Tbk. 282 MERK Merck Tbk
53 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk 283 META Nusantara Infrastructure Tbk 54 BASS Bahtera Adimina Samudra Tbk 284 MFIN Mandala Multifinance Tbk 55 BATA Sepatu Bata Tbk 285 MFMI Multifiling Mitra Indonesia Tbk 56 BAYU Bayu Buana Tbk 286 MGNA PT Magna Finance Tbk. 57 BBCA Bank Central Asia Tbk 287 MICE Multi Indocitra Tbk 58 BBHI PT Bank Harda Internasional Tbk. 288 MIDI Midi Utama Indonesia Tbk
59 BBKP Bank Bukopin Tbk 289 MIKA PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. 60 BBLD Buana Finance Tbk 290 MIRA Mitra International Resources Tbk 61 BBMD PT Bank Mestika Dharma Tbk. 291 MITI Mitra Investindo Tbk
62 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 292 MKNT PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk. 63 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 293 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk 64 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 294 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 65 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 295 MLIA Mulia Industrindo Tbk 66 BBYB PT Bank Yudha Bhakti Tbk. 296 MLPL Multipolar Tbk
67 BCAP MNC Kapital Indonesia Tbk 297 MLPT PT Multipolar Technology Tbk. 68 BCIC PT Bank JTrust Indonesia Tbk. 298 MMLP PT Mega Manunggal Property Tbk. 69 BCIP Bumi Citra Permai Tbk 299 MNCN Media Nusantara Citra Tbk 70 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 300 MPMX PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. 71 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk 301 MPPA Matahari Putra Prima Tbk 72 BEST Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk 302 MRAT Mustika Ratu Tbk
73 BFIN BFI Finance Indonesia Tbk 303 MREI Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk 74 BGTG PT Bank Ganesha Tbk. 304 MSKY MNC Sky Vision Tbk
75 BHIT PT MNC Investama Tbk. 305 MTDL Metrodata Electronics Tbk 76 BIKA PT Binakarya Jaya Abadi Tbk. 306 MTFN Capitalinc Investment Tbk 77 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk 307 MTLA Metropolitan Land Tbk 78 BINA PT Bank Ina Perdana Tbk. 308 MTRA PT Mitra Pemuda Tbk. 79 BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk 309 MTSM Metro Realty Tbk 80 BIRD PT Blue Bird Tbk 310 MYOH Samindo Resources Tbk 81 BISI BISI INTERNATIONAL Tbk 311 MYOR Mayora Indah Tbk
Sentul City Tbk Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk 86 BKSW PT Bank QNB Indonesia Tbk 316 NIPS Nipress Tbk
87 BLTZ PT Graha Layar Prima Tbk. 317 NIRO Nirvana Development Tbk 88 BMAS PT Bank Maspion Indonesia Tbk. 318 NISP Bank OCBC NISP Tbk 89 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 319 NOBU PT Bank Nationalnobu Tbk. 90 BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk 320 NRCA PT Nusa Raya Cipta Tbk. 91 BMTR Global Mediacom Tbk 321 OASA PT Protech Mitra Perkasa Tbk 92 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 322 OCAP ONIX CAPITAL Tbk 93 BNBR Bakrie & Brothers Tbk 323 OMRE Indonesia Prima Property Tbk 94 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 324 PADI Minna Padi Investama Tbk 95 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 325 PALM Provident Agro Tbk 96 BNLI Bank Permata Tbk 326 PANR Panorama Sentrawisata Tbk 97 BOLT PT Garuda Metalindo Tbk. 327 PANS Panin Sekuritas Tbk
98 BPFI Batavia Prosperindo Finance Tbk 328 PDES Destinasi Tirta Nusantara Tbk 99 BPII PT Batavia Prosperindo Internasional Tbk. 329 PEGE Panca Global Securities Tbk 100 BRNA Berlina Tbk 330 PGLI Pembangunan Graha Lestari Tbk 101 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk 331 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk 102 BSIM Bank Sinarmas Tbk 332 PJAA Pembangunan Jaya Ancol Tbk 103 BSWD Bank of India Indonesia Tbk 333 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk 104 BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk 334 PLAS Polaris Investama Tbk 105 BTEL Bakrie Telecom Tbk 335 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk 106 BTON Betonjaya Manunggal Tbk 336 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 107 BTPN BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL Tbk 337 PNBS PT Bank Panin Syariah Tbk. 108 BUDI PT Budi Starch & Sweetener Tbk. 338 PNIN Paninvest Tbk
109 BUKK Bukaka Teknik Utama Tbk 339 PNLF Panin Financial Tbk 110 BUVA PT Bukit Uluwatu Villa Tbk 340 PNSE Pudjiadi & Sons Tbk 111 BVIC Bank Victoria International Tbk 341 POOL Pool Advista Indonesia Tbk 112 BWPT Eagle High Plantations Tbk 342 POWR PT Cikarang Listrindo Tbk. 113 CASA PT Capital Financial Indonesia Tbk 343 PPRO PT PP Properti Tbk.
114 CASS Cardig Aero Services Tbk 344 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk 115 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. 345 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk 116 CENT PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk. 346 PSKT PT Red Planet Indonesia Tbk 117 CFIN Clipan Finance Indonesia Tbk 347 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk