• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PELAKSANAAN PATIENT CENTERED CARE DI RS PKUMUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EVALUASI PELAKSANAAN PATIENT CENTERED CARE DI RS PKUMUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT 1"

Copied!
170
0
0

Teks penuh

(1)

i

EVALUASI PELAKSANAAN PATIENT CENTERED CARE DI RS PKUMUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT 1

TESIS

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Magister Manajemen Rumah Sakit pada Program Pasca Sarjana Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh Pagela Pascarella Renta

20151030036

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RUMAH SAKIT PROGRAM PASCASARJANA

(2)

i

EVALUASI PELAKSANAAN PATIENT CENTERED CARE DI RS PKUMUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT 1

TESIS

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Magister Manajemen Rumah Sakit pada Program Pasca Sarjana Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh Pagela Pascarella Renta

20151030036

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RUMAH SAKIT PROGRAM PASCASARJANA

(3)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini bukan merupakan hasil plagiat orang lain, melainkan hasil karya saya sendiri dan belum pernah diterbitkan oleh pihak manapun. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila dikemudian hari ada yang mengklaim bahwa karya ini adalah milik orang lain dan dibenarkan secara hukum, maka saya bersedia dituntut berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia.

Yogyakarta, Agustus 2016 Yang membuat pernyataan,

(4)

iv

HALAMAN MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

lain.

(5)

v

Tesis ini kupersembahkan kepada:

Kedua orangtuaku tercinta

Dr. H. Khairil, Mpd dan Dr.Hj. Rusnita Hainun, Mpd

Ungkapan terimakasih yang luar biasa atas segala curahan kasih sayang, perhatian, doa, kerja keras untuk menyekolahkan ananda selama ini yang tidak

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas segala rahmat kasih dan karunia-Nya-lah penulis mampu menempuh dan menyelesaikan tesis program Magister Manajemen Rumah Sakit dengan judul Evaluasi Pelaksanaan Patient Centered Caredi RS PKU MuhammadiyahYogyakarta unit I ini.

Rasa syukur dan terima kasih bahwa beberapa kendala dan hambatan yang dijumpai dalam penulisan tesis ini telah dapat diatasi baik , disamping itu penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan-kekurangan lainnya, maka dari itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak akan menjadi masukan yang sangat diharapkan.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto, MA, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. dr. Arlina Dewi, M.Kes, selaku Kepala Pasca Sarjana Magister Manajemen Rumah Sakit Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Dr. Elsye Maria Rosa, M.Kep, selaku dosen pembimbing utama dalam memberikan bimbingan dan pengarahan penelitian ini.

4. dr. Erwin Santosa, Sp.A (Alm), selaku dosen pembimbingku yang dari awal sudah mengarahkan judul bahkan sampai bab 3 tesis ini, namun Allah telah memanggilnya untuk kembali.

5. Ibunda tercinta Dr. Hj. Rusnita Hainun, M.pd dan ayahanda tercinta Dr. Khairil, Mpd. Terima kasih atas doa, semangat dan kasih sayang yang tiada henti tercurah selama ini.

(7)

vii

penyemangatku. Sepupuku Shinta Adella terima kasih untuk doa dan semangatnya selama ini.

7. Yang selalu mendampingi ku di segala keadaan, yang selalu mendukung dan mendoakan aku, semangatku Roby Efrianto, S.STP

8. Seluruh staf di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta yang telah banyak membantu dalam mengumpulkan data dalam penyelesaian Tesis ini.

9. Seluruh dosen dan staf Pasca Sarjana Magister Manajemen Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat.

10.Sahabat – sahabat ku yang selalu membantu dalam penyelesaian tesis ini terutama Dela dan Yuli, terima kasih buat semua bantuannya. Nana, Tari, Anggela, Ayubudi, Adin Linando, Dondi,Yaser terima kasih buat semua doa dan support kalian.

Penulis juga berterima kasih atas bantuan dan perhatian dari semua pihak dalam penelitian ini yang tidak mungkin dapat disebutkan satu persatu dan semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan dengan berkat yang melimpah dan damai sejahtera selalu.

Yogyakarta, Agustus 2016

(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

B. Penelitian Terdahulu ... 23

C. Kerangka Teori ... 26

D. Kerangka Konsep ... 27

E. Pertanyaan Penelitian……….…..27

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 28

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

C. Subjek Penelitian ... 33

D. Populasi dan sample Penelitian ... 34

E. Variabel Penelitian ... 34

F. Definisi Operasional ... 36

G. Instrumen Penelitian ... 37

H. Analisa Data ... 38

I. Etika Penelitian ... 38

(9)

ix

BAB IV HASI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta .. 41

B. Hasil Penelitian ... 45

C. Pembahasan ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 79

B. Saran ... 80

C. Keterbatasan Penelitan ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 82

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Asuhan pasien terintegrasi ... 14

Gambar 2.2 Model Tradisional Pelayanan Kesehatan ... 16

Gambar 2.3 Model patient centered care ... 17

Gambar 2.4 Bagan kerangka teori... 26

Gambar 2.5 Bagan kerangka konsep... 27

Gambar 4.1. Tingkat Kepatuhan Pengisian Format Telaah Telusur Hak Pasien dan Keluarga... ...49

Gambar 4.2. Tingkat Kepatuhan Pengisian Format Telaah Telusur Pelayanan Anestesi dan Bedah...51

Gambar 4.3. Tingkat Kepatuhan Pengisian Format Telaah Manajemen Penggunaan Obat...52

Gambar 4.4. Tingkat Kepatuhan Pengisian Format Telaah Telusur Asesmen Pasien…...54

Gambar 4.5. Tingkat Kepatuhan Pengisian Format Telaah Telusur Pendidikan Pasien dan Keluarga…... ...56

Gambar4.6 Tingkat Kepatuhan Pengisian Format Telaah Telusur Akses Pelayanan dan Kontuinitas…... ... ...58

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Karakteristik Informan Penelitian ... 43 Tabel 4.2. Hasil Format Telaah Telusur Tertutup Hak Pasien dan Keluarga ... 44 Tabel 4.3. Hasil Format Telaah Telusur Tertutup Pelayanan Anestesi dan Bedah 45 Tabel 4.4. Hasil Format Telaah Telusur Tertutup Manajemen Penggunaan Obat . 46 Tabel 4.5. Hasil Format Telaah Telusur Tertutup Asesmen Pasien ... 48 Tabel 4.6. Hasil Format Telaah Telusur Tertutup Pendidikan

Pasien dan Keluarga ... 49 Tabel 4.7. Hasil Format Telaah Telusur Tertutup Manajemen

Komunikasi dan Informasi ... 50 Tabel 4.8. Hasil Format Telaah Telusur Tertutup Akses Pelayanan dan Kontinuitas

Pelayanan) ... 51 Tabel 4.9 Hasil Wawancara Manfaat dari Dokumen Rekam Medis Terintegrasi .. 52 Tabel 4.10. Hasil Wawancara Kendala Pelaksanaan Rekam Medis Terintegrasi .. 53 Tabel 4.11. Hasil Wawancara Faktor Pendukung Pelaksanaan Rekam Medis

Terintegrasi Implementasi dari Patient Centred Care ... 53 Tabel 4.12 Hasil Wawancara Makna Sikap Profesional dalam Bekerja... 54 Tabel 4.13 Hasil Wawancara Pelaksanaan Patient Centered Care

di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta ... 54 Tabel 4.14 Hasil Wawancara Hubungan Antar Profesi di RS PKU

Muhammadiyah Yogyakarta ... 55 Tabel 4.15 Hasil Wawancara Pasien Tentang Perawatan yang diberikan

(12)

xii

Evaluasi Pelaksanaan Patient Centered Care di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1

Pagela Pascarella Renta1Elsye Maria Rosa2

Program studi Manajemen Rumah Sakit, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183

Email: pagela06@gmail.com ABSTRAK

Latar belakang: Rekam medis memfasilitasi dan mencerminkan integrasi dan koordinasiperawatan pasien melalui komunikasi tertulis. Contoh kurangnya komunikasi antara berbagai profesi kesehatan adalah catatan medis yang terpisah dengan catatan perawatan dan catatan profesi kesehatan lainnya sehingga akan mempengaruhi kelengkapan dokumen.Beberapa studi mengungkapkan ketidaklengkapan dokumen rekam medis karena tulisan dokter yang sulit terbaca dan pengelolaan yang terkesan seadanya. Begitu juga di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dimana kendala pengelolaan rekam medis antara lain kurangnya partisipasi tenaga medis dalam pengisisan rekam medis.

Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan jenis penelitianmix

methodrancangan cross sectionaluntuk kuantitatif dan studi kasus untuk kualitatif.

Subyek penelitian adalah rekam medis, dokter, perawat, ahli gizi, fisioterapis, apoteker, dan pasien. Data diambil dengan cara analisa dokumen dan wawancara. Hasil Penelitian : Standar yang perlu ditingkatkan pengisiannya yaitu Pelayanan Anestesi dan Bedah 5.1 (22,7%), Pelayanan Anestesi dan Bedah 7.1 (22,7%), Manajemen Penggunaan Obat 4 (38,6%), Manajemen Penggunaan Obat 7 (50%), Assesmen Pasien 1.6 (43,2%), dan Pendidikan Pasien dan Keluarga 2.1 (29,5%). Petugas RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta sudah memiliki kesadaran yang tinggi, sikap profesional, kerjasama yang baik, tanggung jawab, dan hubungan antar profesi sudah baik. Namun pelaksanaan Patient Centered Care belum berjalan maksimal dikarenakan kurangnya tenaga medis di bagian tertentu dan keterbatasan waktu sehingga membutuhkan peran Rumah Sakit seperti monitor dan evaluasi, logistik, dan sumber daya manusia.

Simpulan : Kelengkapan dokumen rekam medis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta sesuai dengan standar akreditasi RS tahun 2012 yaitu sebesar 79,16% (lengkap). Catatan perkembangan pasien terintegrasi merupakan implementasi dari Pelayanan Berpusat Pasien ini sudah berjalan, namun kendalanya keterbatasan waktu, kurangnya tenaga medis di bagian tertentu, kurang maksimal pengorganisasian rekam medis, dan kurang maksimalnya pembinaan dan pengawasan dari pihak manajemen Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

(13)

xiii

Evaluation of progressPatient Centered Care atPKU Muhammadiyah Hospital Unit 1

Pagela Pascarella Renta1Elsye Maria Rosa2

Hospital Management Study Program, Universityof Muhammadiyah Yogyakarta Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183

Email: pagela06@gmail.com ABSTRACT

Background: Medical records facilitates and reflects the integration and coordination of patient care through written communication. The example of a lack of communication between the various health professions are the use of medical records separate from records maintenance records and other health professionals that will affect the completeness of documents. Several studies reveal the incompleteness of the document in medical records for physician’s writings are difficult to read and the management were impressed potluck. Likewise at PKU Muhammadiyah Hospital in Yogyakarta, where medical records management constraints include lack of participation by medical personnel in filling of medical records.

Research Methods: This study is a mix method research with cross sectional design for quantitative and case study for qualitative. Subjects were medical records, doctors, nurses, dietitians, physiotherapists, pharmacists, and patients. Data were collected by analysis documents and interview.

Research Results: The standards needed to be improved, namely filling Anesthesia and Surgical Services 5.1 (22.7%), Anesthesia and Surgical Services 7.1 (22.7%), Management of Drug Use 4 (38.6%), Management of Drug Use 7 (50%), patient assessment 1.6 (43.2%), and patient and Family Education 2.1 (29.5%). PKU Muhammadiyah Yogyakarta Hospital officials already have a high awareness, professional attitude, a good cooperation, responsibility, and the relationship between the professions has been good. However, the implementation of the Patient Centered Care not running optimally due to a lack of human resources in certain part and time constraints. Thus requiring the hospital's role as monitoring and evaluation, logistics, and human resources.

Conclusion: Completeness documents medical records at RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta hospital according to accreditation standards in 2012 which is 79,16% (complete). Note the development of an integrated patient is an implementation of Patient Centered Care is already running, but the problem are time constraints, a lack of medical personnel in certain part,organizing medical records run less than the maximum, and the guidance and supervision of the management of PKU Muhammadiyah Hospital in Yogyakarta running underutilization.

(14)

xii

Evaluasi Pelaksanaan Patient Centered Care di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1

Pagela Pascarella Renta1Elsye Maria Rosa2

Program studi Manajemen Rumah Sakit, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183

Email: pagela06@gmail.com ABSTRAK

Latar belakang: Rekam medis memfasilitasi dan mencerminkan integrasi dan koordinasiperawatan pasien melalui komunikasi tertulis. Contoh kurangnya komunikasi antara berbagai profesi kesehatan adalah catatan medis yang terpisah dengan catatan perawatan dan catatan profesi kesehatan lainnya sehingga akan mempengaruhi kelengkapan dokumen.Beberapa studi mengungkapkan ketidaklengkapan dokumen rekam medis karena tulisan dokter yang sulit terbaca dan pengelolaan yang terkesan seadanya. Begitu juga di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dimana kendala pengelolaan rekam medis antara lain kurangnya partisipasi tenaga medis dalam pengisisan rekam medis.

Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan jenis penelitianmix

methodrancangan cross sectionaluntuk kuantitatif dan studi kasus untuk kualitatif.

Subyek penelitian adalah rekam medis, dokter, perawat, ahli gizi, fisioterapis, apoteker, dan pasien. Data diambil dengan cara analisa dokumen dan wawancara. Hasil Penelitian : Standar yang perlu ditingkatkan pengisiannya yaitu Pelayanan Anestesi dan Bedah 5.1 (22,7%), Pelayanan Anestesi dan Bedah 7.1 (22,7%), Manajemen Penggunaan Obat 4 (38,6%), Manajemen Penggunaan Obat 7 (50%), Assesmen Pasien 1.6 (43,2%), dan Pendidikan Pasien dan Keluarga 2.1 (29,5%). Petugas RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta sudah memiliki kesadaran yang tinggi, sikap profesional, kerjasama yang baik, tanggung jawab, dan hubungan antar profesi sudah baik. Namun pelaksanaan Patient Centered Care belum berjalan maksimal dikarenakan kurangnya tenaga medis di bagian tertentu dan keterbatasan waktu sehingga membutuhkan peran Rumah Sakit seperti monitor dan evaluasi, logistik, dan sumber daya manusia.

Simpulan : Kelengkapan dokumen rekam medis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta sesuai dengan standar akreditasi RS tahun 2012 yaitu sebesar 79,16% (lengkap). Catatan perkembangan pasien terintegrasi merupakan implementasi dari Pelayanan Berpusat Pasien ini sudah berjalan, namun kendalanya keterbatasan waktu, kurangnya tenaga medis di bagian tertentu, kurang maksimal pengorganisasian rekam medis, dan kurang maksimalnya pembinaan dan pengawasan dari pihak manajemen Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

(15)

xiii

Evaluation of progressPatient Centered Care atPKU Muhammadiyah Hospital Unit 1

Pagela Pascarella Renta1Elsye Maria Rosa2

Hospital Management Study Program, Universityof Muhammadiyah Yogyakarta Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183

Email: pagela06@gmail.com ABSTRACT

Background: Medical records facilitates and reflects the integration and coordination of patient care through written communication. The example of a lack of communication between the various health professions are the use of medical records separate from records maintenance records and other health professionals that will affect the completeness of documents. Several studies reveal the incompleteness of the document in medical records for physician’s writings are difficult to read and the management were impressed potluck. Likewise at PKU Muhammadiyah Hospital in Yogyakarta, where medical records management constraints include lack of participation by medical personnel in filling of medical records.

Research Methods: This study is a mix method research with cross sectional design for quantitative and case study for qualitative. Subjects were medical records, doctors, nurses, dietitians, physiotherapists, pharmacists, and patients. Data were collected by analysis documents and interview.

Research Results: The standards needed to be improved, namely filling Anesthesia and Surgical Services 5.1 (22.7%), Anesthesia and Surgical Services 7.1 (22.7%), Management of Drug Use 4 (38.6%), Management of Drug Use 7 (50%), patient assessment 1.6 (43.2%), and patient and Family Education 2.1 (29.5%). PKU Muhammadiyah Yogyakarta Hospital officials already have a high awareness, professional attitude, a good cooperation, responsibility, and the relationship between the professions has been good. However, the implementation of the Patient Centered Care not running optimally due to a lack of human resources in certain part and time constraints. Thus requiring the hospital's role as monitoring and evaluation, logistics, and human resources.

Conclusion: Completeness documents medical records at RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta hospital according to accreditation standards in 2012 which is 79,16% (complete). Note the development of an integrated patient is an implementation of Patient Centered Care is already running, but the problem are time constraints, a lack of medical personnel in certain part,organizing medical records run less than the maximum, and the guidance and supervision of the management of PKU Muhammadiyah Hospital in Yogyakarta running underutilization.

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit disebabkan karena masalah komunikasi termasuk di bagian keperawatan. Data dari hasil RCA salah satu rumah sakit di Amerika menunjukkan: 65% sentinel event, (90% penyebabnya adalah komunikasi dan 50% terjadi pada saat serah terima informasi pasien (JCI, 2006).

Satu tanda kurangnya komunikasi antara berbagai profesi kesehatan adalah terus digunakannya catatan medis yang terpisah dengan catatan perawatan dan catatan profesi kesehatan lain untuk merekam kondisi pasien. Catatan yang dibuat kurang menggambarkan informasi mengenai respon pasien dan hal-hal yang dirasakan pasien, bahkan banyak pengamatan yang tidak dicatat dalam rekammedis. Untuk meningkatkan kualitas catatan medis adalah dengan mengintegrasikan catatan professional kesehatan menjadi satu catatan pasien yang terintegrasi (Moss, 1994).

(17)

diharapkan dapat meningkatkan komunikasi antar professional kesehatan (Patricia and Nancy, 2004, Frelita, Situmorang, & Silitonga, 2011)

Menurut panduan rekam medis disebutkan ada 3 prinsip utama dalam dokumentasi rekam medis yaitu: komprehensif dan lengkap, berpusat pada pasiendan kolaborasi serta menjamin dan menjaga kerahasiaan pasien (WHO, 2007)

Kondisi saat ini di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1, masing-masing profesi masih belum berperan penuh dalam pendokumentasian catatan perkembangan pasien, sehinggakurang efektif dalam berkomunikasi, masing-masing menulis untuk kebutuhanprofesi sendiri dan kadang-kadang tidak dibaca oleh profesi lain. Ditinjau darisegi efisiensi, dirasakan kurang efisien karena banyak formulir yang harus diisitetapi pengisiannya kurang optimal. Variasi dokumentasi di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1 terdiri dari dokumentasi untuk rawat jalan, UGD, Hemodialisa, Kamar Operasidan Anestesi, Rawat inap: rawat inap dewasa, anak dan VIP, Rawat Intensif: dewasa, bayi dan ICU. Dari beberapa jenis ruang perawatan, yang sudah menerapkandokumentasi catatan perkembangan terintegrasi adalah di area Ruang ICUdengan menggunakan flowchart khusus.Kelengkapan dan ketepatan dokumentasi rekam medis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1dirasa masih belum baik.

(18)

sesuai pada lampiran.Pelaksanaan catatan dokumentasi terintegrasi di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1 baru dilaksanakan dan belum berjalan dengan baik, oleh karena itu perlu dilakukan suatu evaluasiterhadap pelaksanaan dokumentasi terintegrasi tersebut dari berbagai profesisesuai petunjuk teknis yang ada.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan Patient Centered Caredi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum :

a. Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan rekam medis terintegrasi implementasi Patient Centered Care di kamar operasi dan anestesi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1 tahun 2016.

2. Tujuan Khusus :

a. Untuk mengetahui penerapan standar akreditasi yang berkaitan dengan

Patient Centered Care,yang mencakup APK, HPK, AP, PP, PAB,

MPO, dan PPK.

b. Untuk mengetahui terpenuhinya karakteristik RS yang profesional pada pelaksanaan Patient Centered Care.

(19)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Diharapkan dapat menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan peneliti dalammengimplementasikan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh pada perkuliahan ke dalam suatu penelitian.

b. Diharapkan dapat menambah kekayaan ilmu dan menjadi bahan rujukan bagidunia pendidikan dalam menetapkan kurikulum pendidikan.

2. Manfaat Praktis

Sebagai bahan masukan bagi RS PKU Muhammadiyah Yogyakartadalam rangka upaya meningkatkan kedisiplinan mengisi catatan perkembangan pasien terintegrasi untuk meningkatkan program

Patient Centered Caredan Patient Safetysehingga menjadi dasar

(20)

28 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian mixed method. Penelitian kuantitatifdengan rancangan cross sectional untuk melihat kelengkapan rekam medis sesuai dengan standar akreditasi pelayanan berpusat pada pasien,dan kualitatif dengan rancangan studi kasus untuk melihat pelaksanaan patient

centered careyang mencakup karakteristik RS yang profesional dan aspek

organisasi. Cara pengumpulan data dilakukan dengan analisis dokumen dan wawancara.

Penelitian ini merupakan suatu langkah penelitian dengan menggabungkan dua bentuk penelitian yang telah ada sebelumnya yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Menurut Creswell (2010: 5), penelitian campuran merupakan pendekatan penelitian yang mengkombinasikan antara penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif. Menurut pendapat Sugiyono (2011: 404) menyatakan bahwa metode penelitian kombinasi (mixed methods) adalahsuatu metode penelitian yang mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode kuantitatif dengan metodekualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliable dan obyektif.

(21)

2010:22). Diperjelas lagi oleh Tashakkori dan Teddi dalam bukunya yang berjudul Mixed Methodology, bahwa mengombinasikan pendekatan kualitatif dan kuantitatif ini muncul setelah adanya debat yang berkepanjangan antara dua paradigma yang menjadi pedoman dari peneliti, kedua paradigma tersebut adalah positivis/empiris yang menjadi dasar konseptual darimetode kuantitatif dan paradigma konstruktivis/fenomenologi yang menjadi dasar dari metode kualitatif (2010: 3-4).

Menurut Creswell (2010: 22-23), strategi-strategi dalam mixed methods, yaitu:

1. Strategi metode campuran sekuensial/ bertahap (sequential mixed methods) merupakan strategi bagi peneliti untuk menggabungkan data yang ditemukan dari satu metode dengan metode lainnya. Strategi ini dapat dilakukan dengan interview terlabih dahulu untuk mendapatkan data kualitatif, lalu diikutidengan data kuantitif dalam hal ini menggunakan survey. Strategi ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu(Creswell, 2010 : 316-318):

a. Strategi eksplanatoris sekuensial. Dalam strategi ini tahap pertama adalah mengumpulkan dan menganalsis data kuantitatif kemudian diikuti oleh pengumpulan dan menganalisis data kualitatif yang dibangun berdasarkan hasil awal kuantitatif. Bobot atau prioritas ini diberikan pada data kuantitatif.

(22)

dan menganalisis data kualitatif kemudian mengumpulkan dan menganalisis data kuantitatif pada tahap kedua yang didasarkan pada hasil dari tahap pertama. Bobot utama pada strategi ini adalah pada data kualitatif.

c. Strategi transformatif sekuensial. Pada Strategi ini peneliti menggunakan perspektif teoriuntuk membentuk prosedur-prosedur tertentu dalam penelitian. Dalam model ini, peneliti boleh memilih untuk menggunakan salah satu dari dua metode dalam tahap pertama, dan bobotnya dapat diberikan pada salah satu dari keduanya atau dibagikan secara merata pada masing-masing tahap penelitian.

2. Strategi metode campuran konkuren/sewaktu waktu (concurrent mixed methods) merupakan penelitian yang menggabungkan antara data kuantitatif dan data kualitatif dalam satu waktu.Terdapat tiga strategi pada strategi metode campuran konkuren ini , yaitu (Creswell, 2010: 320-324):

a. Strategi triangulasi konkuren. Dalam strategi ini, peneliti mengumpulkan data kuantitatif dan data kualitatif dalam waktu bersamaan pada tahap penelitian, kemudian membandingkan antara data kualitatif dengan data kuantitatif untuk mengetahui perbedaan atau kombinasi.

(23)

model ini memiliki metode primer yang memandu proyek dan data sekunder yang memiliki peran pendukung dalam setiap prosedur penelitian. Metode sekunder yang kurang begitu dominan/berperan (baik itu kualitatif atau kuantitatif) ditancapkan (embedded) ke dalam metode yang lebih dominan (kualitatif atau kuantitatif).

c. Strategi transformatif konkuren. Seperti model transformatif sequential yaitu dapat diterapkan dengan mengumpulkan data kualitatif dan data kuantitatif secara bersamaan serta didasarkan pada perspektif teoritis tertentu.

3. Prosedur metode campuran transformatif (transformative mixed methods) merupakan prosedur penelitian dimana peneliti menggunakan kacamata teoritis sebagai perspektif overachingyang didalamnya terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif. Perspektif inilah yang nantinya akan memberikan kerangka kerja untuk topik penelitian, teknik pengumpulan data, dan hasil yang diharapkan dari penelitian. Dalam penelitian ini menggunakanstrategi metode campuran sekuensial/ bertahap (sequential mixed methods) terutama strategi eksploratoris sekuensial.

Dalam penelitian ini pada tahap pertama mengumpulkan dan menganalisis data kuantitatif dalam mencapai tujuan penelitian ini, yakni untuk mengetahui penerapan standar akreditasi yang berkaitan dengan

Patient Centered Care.Kemudian tahap kedua, mengumpulkan dan

(24)

profesional pada pelaksanaan Patient Centered Care dan mengetahui terpenuhinya aspek organisasi pada pelaksanaan Patient Centered

Care.Pendekatan mixed method penelitian ini menggunakan srategi

eksplanatoris sekuensial. B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Februari - Mei 2016 di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I.

C. Subjek Penelitian 1. Pendekatan Kuantitatif

Subjek dalam pendekatan kuantitatif ini adalah rekam medis dokter. Adapun kriteria inklusi dalam pendekatan ini adalah :

a. Rekam medis pasien bedah pada bulan januari 2016

b. Rekam medis pasien bedah yang memdapatkan tindakan operasi c. Rekam medis pasien bedah dengan diagnosis Tonsilektomi, TUR

dengan laparoscopy, Reposisi dengan narkcose, Eksisi besar Sedangkan kriteria ekslusinya adalah :

a. Rekam medis pasien poli bedah

b. Rekam medis pasien bedah dengan diagnosisfibroadenoma, trauma abdomen, ulkus DM, sirkumsisi, trauma wajah, dan tindakan Sectio Caesariaserta bedah saraf.

2. Pendekatan Kualitatif

(25)

kriteria Inklusi dalam pendekatan ini adalah dokter bedah umum, dokter THT, dokter Anestesi, dokter bedah tulang, dokter Urologi, Kepala Bangsal dimana pasien yang diwawancara dirawat, Apoteker dengan masa kerja >3 tahun, Fisioterapis dengan masa kerja >3 tahun, dan Ahli gizi dengan masa kerja >3 tahun. Sedangkan Kriteria Eksklusi adalah dokter tamu dan Petugas medis dengan masa kerja <3 tahun. Alasan peneliti memilih dokter tetap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta karena lebih memiliki banyak pasien. Begitu juga petugas medis selain dokter yang masa kerja >3 tahun dengan alasan lebih memiliki banyak pengalaman dalam menangani pasien.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta karena Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta telah terakreditasi 5 pelayanan. Populasi adalah semua rekam medis pasien bedah pada bulan Januari 2016, yang berjumlah 303, dan perawat, ahli gizi, apoteker, fisioterapis, pasien, dan dokter spesialis di rawat inap. Sampelkuantitatif adalah rekam medispasien bedah (Tonsilektomi, TUR dengan laparoscopy, Reposisi dengan narkcose, Eksisi besar) bulan Januari 2016 yang berjumlah 44. Sampel dipilih secara Purposive Sampling. Peneliti mengambil 4 diagnosis bedah yang jumlahnya paling banyak pada bulan Januari 2016.

(26)

dimana pasien post operasi tersebut dirawat, 1 orang apoteker, 1 orang ahli gizi, 1 orang fisioterapis, dan 1 orang pasien. Sampel dipilih secara Purposive

Sampling dengan alasan ada perwakilan dari masing-masing petugas medis di

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah Pelaksanaancatatan perkembangan pasien terintegrasi implementasi dari Patient Centered Care, dengan indikator sebagai berikut :

1. Penerapan standar akreditasi yang berkaitan dengan Patient Centered Care 2. Karakteristik RS yang profesional

3. Aspek Organisasi RS

F. Definisi Operasional

1. Penerapan standar akreditasi yang berkaitan dengan Patient Centered Care adalah terlaksananya pelayanan komprehensif yang mampu memuaskan konsumen dan mampu menciptakan loyalitas pelanggan, mengharuskan tenaga medis untuk menjadi tenaga medis yang profesional yang akan diukur melalui standar akreditasi RS versi 2012 (Haryanti,2013).

Variabel Penerapan standar akreditasi yang berkaitan dengan

Patient Centered Carediukur dengan indikator sebagai berikut :

a. Akes ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK) b. Hak Pasien dan Keluarga ( HPK)

(27)

d. Pelayanan Pasien (PP)

e. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB) f. Manajemen Penggunaan Obat (MPO) g. Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)

Variabel Penerapan standar akreditasi yang berkaitan dengan Patient Centered Care diukur dengan menggunakan Format telaah rekam medis tertutup dan dinilai dengan 3 kategori yaitu : “lengkap” bernilai 10, “kurang lengkap “ bernilai 5, “tidak lengkap” bernilai 0, sesuai dengan

standar penilaian akreditasi Rumah Sakit versi 2012.

2. Karakteristik RS yang profesional adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan perseorangan, keluarga,kelompok dan ataupun masyarakat (Azwar, 2000).

Variabel Karakteristik RS yang profesionaldiukur dengan indikator sebagai berikut :

a. Kemampuan profesional b. Kemampuan interpersonal c. Komitmen

(28)

Variabel Karakteristik RS yang profesionaldiukur dengan wawancara terbuka kepada informan.Hasil akan diperoleh dari kegiatan wawancara.

3. Aspek Organisasi RS adalah aspek krusial yang menentukan keefektifan suatu organisasi, terutama sumber daya manusia yang profesional karena perannya sebagai subjek pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional Rumah Sakit ( Yeung et al., 2000).

Variabel Aspek organisasi RSdiukur dengan indikator sebagai berikut:

1. Waktu

2. Peran tenaga kesehatan 3. Hubungan staf yang efektif 4. Mix skill

5. Sistem Organisasi yang mendukung 6. Pembagian wewenang

7. Pengambilan keputusan bersama

Variabel Aspek organisasi RS diukur dengan wawancara terbuka kepada informan. Hasil akan diperoleh dari kegiatan wawancara.

G. Instrumen Penelitian

(29)

Pasien (PP), Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB), Manajemen Penggunaan Obat (MPO), dan Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK). Lembar penilaian evaluasi rekam medik tertutup sementara terlampir di akhir halaman.Selanjutnya dilakukan wawancara terbuka untuk mengetahui pelaksanaan Patient Centered Care/ IPE.

H. Analisis Data

Dalam analisis kuantitatif ini variabel penelitian disusun secara deskriptifdengan menilai presentase pencapaian standar dalam bentuk tabel frekuensidengan menggunakan SPSS versi 22.0.0.0. Tabel frekuensi memuat delapan aspek Patient Centered Careyaitu akes ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK), Hak Pasien dan Keluarga ( HPK), Assesmen Pasien (AP), Pelayanan Pasien (PP), Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB), Manajemen Penggunaan Obat (MPO), dan Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK).

Sedangkan data yang didapat dari hasil wawancara dianalisissecara kualitatif dengan menggunakan Miles & Huberman melalui tiga tahap, yaitu:

1. Tahap reduksi data 2. Tahap penyajian data

3. Tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi data Langkah-langkah dalam tahap reduksi, yaitu :

a. Meringkaskan data kontak langsung dengan orang, kejadian dan situasi di lokasi penelitian.

b. Pengkodean.

(30)

d. Membuat catatan reflektif. e. Membuat catatan marginal. f. Penyimpanan data.

g. Pembuatan memo. h. Analisis antarlokasi.

i. Pembuatan ringkasan sementara antar lokasi.

Tahap penyajian, pada tahapan ini dikembangkan model mendeskripsikan konteks dalam penelitian.

Tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Kesimpulan hasil penelitian yang diambil dari hasil reduksi dan penyajian data adalah merupakan kesimpulan sementara. Kesimpulan sementara ini masih dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti kuat lain pada saat proses verifikasi data di lapangan. Jadi proses verifikasi data dilakukan dengan cara peneliti terjun kembali di lapangan untuk mengumpulkan data kembali yang dimungkinkan akan memperoleh bukti-bukti kuat lain yang dapat merubah hasil kesimpulan sementara yang diambil. Jika data yang diperoleh memiliki persamaan (sama dengan data yang telah diperoleh) maka dapat diambil kesimpulan yang baku dan selanjutnya dimuat dalam laporan hasil penelitian.

I. Etika Penelitian

(31)

1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan yang diberikan sebelum penelitian dilakukan.Tujuannya adalah agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian serta mengetahui dampaknya. Informasi yang harus ada dalam lembar persetujuan antara lain: partisipasi pasien, tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen prosedur pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain. Jika informan bersedia dalam penelitian ini maka harus menadatangani lembar persetujuan ini dan jika bersedia haknya tetap dihormati.

2. Confidentiality (Kerahasiaan)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data yang akan dilaporkan pada hasil riset. Kerahasiaan data dilakukan dengan tidak memublikasikan nama responden dan hanya menyajikan hasil serta jawaban responden.

J. JalannyaPenelitian

Penelitian dibagi menjadi beberapa tahap meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan (analisis dokumen dan wawancara), dan tahap penyusunanan laporan.

1. Tahap Persiapan

(32)

menyampaikan surat izin penelitian kepada direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Tahap Pelaksanaan

Peneliti menganalisis dokumen dengan menggunakan format telaah rekam medis tertutup dengan melihat kelengkapan data rekam medis dan memberi nilai sesuai dengan ketetapan standar akreditasi RS versi 2012, selanjutnya melakukan wawancara untuk melihat pelaksanaan Patient

Centered Care.

3. Tahap Pelaporan

(33)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka

1. Rekam Medis a. Pengertian

Berkas rekam medis adalah naskah-naskah atau berkas-berkasyang berisikan catatan atau dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,pengobatan, tindakan dan penyakit lain kepada pasien pada sarana pelayanankesehatan. (Depkes:2002).

b. Kegunaan Rekam Medis

1) Administrasi data dan informasi yang dihasilkan rekam medis dapatdigunakan manajemen untuk melaksanakan fungsinya guna pengelolaan berbagai sumber daya.

2) Hukum atau Legal, sebagai bukti hukum yang dapat memberi perlindungan hukum terhadap pasien,provider kesehatan (dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya) serta pengelola dan pemilik sarana pelayanan kesehatan.

(34)

4) Penelitian atau Research, berbagai macam penyakit yang telah dicatat ke dalam dokumen rekam medis dapat digunakan untuk melakukan penelusuran guna kepentingan penelitian.

5) Pendidikan atau Education, para mahasiswa atau pendidik atau peneliti dapat belajar dan mengembangkan ilmunya dengan menggunakan dokumen rekam medis.

6) Sejarah atau dokumentation, Suatu berkas rekam medis mempunyainilai dokumentasi karena isinya menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawabandan laporan rumah sakit.

Menurut Huffman EK, RRA (1999: 25) dokumen rekam medisterdiri dari beberapa lembar formulir, beberapa formulir sering kali tidak lengkap dalam pengisian atau penulisannya di setiap item-itemnya, untuk mengetahui ketidak lengkapan formulir tersebut perlu dilakukan analisa kuantitatif. Analisa kuantitatif adalah suatu review area tertentu catatan medis untuk mengidentifikasi spesifik.

c. Resume Medis menurut JCI (Joint Commision International) Resume dapat dipergunakan oleh praktisi kesehatan yangbertanggung jawab untuk pelayanan selanjutnya dan termasuk : 1) Alasan masuk rumah sakit.

2) Identitas Pasien

(35)

5) Pemberian medikamentosa dan pemberian obat waktu pulang. 6) Status atau kondisi pasien waktu pulang.

7) Instruksi follow-up atau tindak lanjut. d. Elemen Penilaian

1) Resume pelayanan pasien pulang berisi alasan pasien dirawat,diagnosis dan penyakit penyertanya

2) Resume pelayanan pasien pulang berisi kelainan fisik dan hal lainyang ditemukan.

3) Resume pelayanan pasien pulang berisi prosedur diagnosis danpengobatan yang telah dilakukan.

4) Resume pelayanan pasien pulang berisi pemberian medika mentosa termasuk obat waktu pulang.

5) Resume pelayanan pasien pulang berisi keadaan atau status pasienpulang.

6) Resume pelayanan pasien pulang berisi intruksi untuk tindak lanjut.

2. Patient Safety a. Definisi

Keamanan adalah prinsip yang paling fundamental dalam pemberian pelayanan kesehatan maupun keperawatan, dan sekaligus aspek yang paling kritis dari manajemen kualitas.Keselamatan pasien

(patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat

(36)

disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Sistemtersebut meliputi pengenalan risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan denganresiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut danimplementasi solusi untuk meminimalkan resiko (Depkes 2008).

b. Tujuan Patient Safety

1) Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit

2) Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit terhadap pasien dan masyarakat

3) Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di Rumah Sakit 4) Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak

terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan

5) Menciptakan lingkungan yang aman bagi karyawan dan pengunjung

6) Mempertahankan reputasi RS

7) Memberikan pelayanan yang efektif dan efisien.

(Joint Commission International, 2010).

c. Manfaat Patient Safety

(37)

5) Keluhan berkurang

6) Mutu pelayan Rumah Sakit meningkat

7) Citra Rumah Sakit dan kepercayaan masyarakat meningkat, diikuti dengan kepercayaan diri yang meningkat(Joint Commission

International, 2010).

d. Tujuh Standar Keselamatan Pasien

Standar keselamatan pasien menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Pasal 7 ayat (2) meliputi:

1) Hak pasien

Standarnya adalah pasien & keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang rencana & hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya KTD (KejadianTidak Diharapkan). Kriterianya adalah sebagai berikut:

a) Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan.

b) Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan

(38)

2) Mendidik pasien dan keluarga

Standarnya adalah RS harus mendidik pasien & keluarganya tentang kewajiban &tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Kriterianya adalah keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan keterlibatan pasien adalah partner dalamproses pelayanan. Karena itu, di RS harus ada sistim dan mekanisme mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien dan keluarga dapat:

a) Memberikan info yang benar, jelas, lengkap dan jujur b) Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab

c) Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti d) Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan

e) Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan RS f) Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa g) Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati

3) Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan;

Standarnya adalah RS menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasiantar tenaga dan antar unit pelayanan dengan kriteria sebagai berikut:

a) Koordinasi pelayanan secara menyeluruh

(39)

c) Koordinasi pelayanan mencakup peningkatan komunikasi d) Komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan 4) Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi

dan programpeningkatan keselamatan pasien.

Standarnya adalah RS harus mendesain proses baru ataumemperbaiki proses yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif KTD, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta Keselamatan Pasien dengan kriteria sebagai berikut:

a) Setiap rumah sakit harus melakukan proses perancangan

(design) yang baik, sesuaidengan ”Tujuh Langkah Menuju

Keselamatan Pasien Rumah Sakit”.

b) Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja c) Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif

d) Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil analisis

5) Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien a) Pimpinan dorong dan jamin implementasi program

Keselamatan Pasien melalui penerapan “ 7 LangkahMenuju Keselamatan Pasien RS”.

(40)

c) Pimpinan dorong dan tumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan individuberkaitan dengan pengambilan keputusan tentang Keselamatan Pasien.

d) Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur, mengkaji, dan meningkatkan kinerja RS serta tingkatkan Keselamatan Pasien.

e) Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam meningkatkankinerja RS dan Keselamatan Pasien, dengan kriteria sebagai berikut:

(1) Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien.

(2) Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan programmeminimalkan insiden.

(3) Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen darirumah sakit terintegrasi dan berpartisipasi. (4) Tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap insiden,

termasuk asuhan kepadapasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain danpenyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis. (5) Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal

berkaitan dengan insiden.

(41)

(7) Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit danantar pengelola pelayanan

(8) Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan

(9) Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteriaobjektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja rumah sakit dankeselamatan pasien.

Komponen dalam asuhan pasien terintegrasi :

a) PPA sebagai tim interdisiplin dan DPJP sebagai Clinical

Leader, Kolaborasi Interprofesional

b) Integrated Clinical Pathway

c) Integrated Discharge Planning

d) Case Manager / ManajerPelayananPasien

(42)

Gambar 2.1. Asuhan pasien terintegrasi 6) Mendidik staf tentang keselamatan pasien

a) RS memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap jabatan mencakupketerkaitan jabatan dengan Keselamatan Pasien secara jelas.

b) RS menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untukmeningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekataninterdisiplin dalam pelayanan pasien, dengan kriteria sebagai berikut:

(1) Memiliki program diklat dan orientasi bagi staf baru yang memuat topikkeselamatan pasien

(43)

(3) Menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok (teamwork) gunamendukung pendekatan interdisiplin dan kolaboratif dalam rangka melayanipasien.

7) Komunikasi

Merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien. Standarnya adalah:

a) RS merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi KP untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal.

b) Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat, dengan kriteria sebagaiberikut:

(1) Disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses manajemenuntuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal terkait dengankeselamatan pasien.

(2) Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untukmerevisi manajemen informasi yang ada. 3. Patient centered care

a. Definisi

(44)

Menurut Australian Commision on Safety and Quality in Health care (ACSQHC) patient centered care adalah suatu pendekatan inovatif terhadap perencanaan, pemberian, dan evaluasi atas pelayanan kesehatan yang didasarkan pada kemitraan yang saling menguntungkan antara pemberi layanan kesehatan, pasien dan keluarga. Patient centered care diterapkan kepada pasien dari segala kelompok usia, dan bisa dipraktekkan dalam setiap bentuk pelayanan kesehatan ( Lumenta, 2012 ).

b. Perbedaan Model Tradisonal dengan Patient centered care

Pada model tradisional dalam pelayanan kesehatan, dokter merupakan unit sentral atau pusat dalam model pelayanan kesehatan.

Gambar 2.2 Model Tradisional Pelayanan Kesehatan ( Lumenta,2012) Pada model tradisional pelayanan kesehatan ini, pasien dan

keluarga “dibangun” patuh tanpa syarat kepada keahlian pada

(45)

kepada pasien. Pada model patient centered care ini diberlakukan kemitraan yang setara ( Sodomka,2006 ).

Gambar 2.3Model patient centered care (Lumenta,2012) c. Konsep Inti Patient centered care

Ada 4 Konsep inti yang ada dalam konsep PCC (Patient

Centered Care) dalam PFCC 2007, Benchmarking Project, Executive

Summary and Strategy Map yaitu : martabat dan respek, berbagi informasi, partisispasi, dan kolaborasi.

1) Martabat dan Respek

(46)

konsep patient centered care adalah perilaku seorang perawat yang mencerminkan sikap caring saat melaksanakan pelayanan kesehatan. Perilaku caring mengandung 3 hal yang tidak dapat dipisahkan yaitu perhatian, tanggung jawab, dan dilakukan dengan ikhlas (Dwidyanti,2009). Perilaku caring memiliki inti yang sama yaitu sikap peduli, menghargai dan menghormati orang lain,memperhatikan, dan mempelajari kesukaan seseorang serta cara berpikir dan bertindak.

2) Berbagi Informasi Komunikasi

(47)

3) Partisipasi

Pasien dan keluarga dilibatkan dan di-support untuk ikut serta dalam perawatan dan pembuatan keputusan (PFCC,2010). Partisipasi adalah hal yang dapat mendorong peran serta pasien dalam penyelenggaraan pelayanan keperawatan dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan pasien. Keterlibatan atau partisipasi adalah status motivasi yang menggerakkan serta mengarahkan proses kognitif dan perilaku konsumen pada saatn mereka mengambil keputusan ( Nugroho J. Setiadi, 2013).

4) Kolaborasi

Tenaga kesehatan mengajak pasien dan keluarga pasien dalam membuat kebijaksanaan, perencanaan dan pengembangan program, implementasi dan evaluasi program yang akan didapatkan oleh pasien ( Kusumaningrum,2009).

(48)

Salah satu model desain dari patient centered care adalah Planetree model yang mempunyai konsep ( Dewi,2011) :

a) Pasien memiliki hak untuk membuka dan komunikasi yang jujur dalam kepedulian dan kehangatan lingkungannya.

b). Para pasien,keluarga dan staf professional mempunyai peran yang vital dalam tim.

c). Pasien bukan unit yang diisolasikan namun anggota dari keluarga,komunitas dan sebuah budaya.

d). Pasien adalah seorang individu dengan hak, tanggungjawab, dan pilihan tentang gaya hidup.

e). Sebuah lingkungan yang mendukung, ramah dan peduli adalah komponen penting yang memberikan kesehtan berkualitas tinggi.

f). Lingkungan fisik sangat penting untuk proses penyembuhan dan harus dirancang untuk mempromosikan penyembuhan dan pembelajaran, serta pasien dan keluarga berpartisipasi dalam perawatan.

d. Aspek Patient Centered Care

Standar Akreditasi RS versi 2012 mengharuskan menyelenggarakan pelayanan terintegrasi pada pelayanan-pelayanan sebagai berikut :

(49)

3) Assesmen Pasien (AP) 4) Pelayanan Pasien (PP)

5) Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB) 6) Manajemen Penggunaan Obat (MPO) 7) Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) e. Konsep lama System-centered care

Konsep lama dari system-centered careyaitu : 1) Konsep keluarga dipertentangkan

2) Definisi keluarga masih dipertentangkan 3) Ketidakmampuan pasien dan keluarga

4) Majunya teknologi dan biomedis, meletakkan nilai interaksi manusia dalam perawatan kesehatan pada posisi bawah

5) Digerakkan oleh system ( Kusumaningrum,2009) f. Fokus baru Patient centered care

Fokus baru patient centered care yaitu : 1). Menghormati

(50)

Alasan dilakukanpatient centered care:

1). Membangun sistem kolaborasi dari pada kontrol

2). Berfokus pada kekuatan dan sumber-sumber keluarga daripada kelemahan keluarga

3). Mengakui keahlian keluarga dalam merawat pasien seperti sebagaimana professional

4). Membangun pemberdayaan daripada ketergantungan

5). Meningkatkan lebih banyak sharing informasi dengan pasien, keluarga, dan pemberi pelayanan daripada informasi hanya diketahui oleh profesional.

6). Menciptakan program yang fleksibel dan tidak kaku (Kusumaningrum,2009).

g. Deklarasi Patient Centered Healthcare

Deklarasi patient centered healthcare berdasarkan International

Alliance of Patients Organization( IAPO) yaitu :

1). Sistem kesehatan di semua bagian dunia ada dibawah tekanan dan tidak dapat mengatasinya bila mereka terus memusatkan perhatian pada penyakit dan bukan pada pasien.

(51)

3). Layanan kesehatan yang patient centered bisa jadi merupakan cara yang paling efektif biaya untuk meningkatkan hasil kesehatan bagi pasien.

4). Prioritas pasien, keluarga dan pemberi pelayanan kesehatan berbeda dalam setiap Negara dan dalam setiap negara dan dalam setiap area penyakit, tetapi dari keberagaman ini kita mempunyai kesamaan prioritas ( Lumenta,2012).

B. Penelitian Terdahulu

Peneliti telah melakukan penelusuran terhadap penelitian serupa, ternyata masih sangatlah terbatas penelitian mengenai rekam medis terintegrasi di rumah sakit. Penelitian mengenai akreditasi rumah sakit dan konsep patient centered care sudah pernah dilakukan namun dengan cara yang berbeda.

Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain adalah:

1. Hardinna Sosilawati dkk (2012) melakukan penelitian dengan judul

“Hubungan Penerapan Patient Safety dengan Mutu pelayanan pada pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Daya Makasar Tahun 2012”. Penelitian ini

dilakukan dengan metode observasional dengan pendekatan obervasional

dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel dengan cara “ non random sampling”. Analisis data yang digunakan ialah dengan analisis

(52)

penerapan patient safety hal yang paling berpengaruh dalam peningkatan mutu layanan adalah menghormati hak pasien.

2. Dwijayanto ( 2007 ) melakukan penelitian berjudul “ Hubungan konsep patient centered care dalam menurunkan AngkaKejadian Malpraktek di

RSU Daerah Tanggerang Selatan Tahun 2007”. Penelitian ini dilakukan

dengan pendekatan deskriptif dengan rancangan penelitian retrospektif.Pengumpulan data dilaksanakan dengan menelaah hasil laporan yang tersedia selama 3 tahun sebelumnya. Hasil dari penelitian ini adalah kejadian malpraktik di RSI Daerah Tanggerang Selatan menurun hingga 62% sejak diterapkannya konsep patient centered care di RSU Daerah Tanggerang Selatan tahun 2004.

3. Rahayu (2009) melakukan penelitian yang berjudul “Perbaikan mutu rekam medis melalui penerapan prosedur dan tambahan pengetahuan di rawat inap RSD Kabupaten Bekasi”. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Quasi Eksperimental dengan design pretest dan postest. Hasil Penelitian adalah dengan intervensi sosialisasi penerapan SOP dan penambahan pengetahuan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan mutu rekam medis SDN (dokter) secara signifikan (p < 0,05). 4. Mikrajab (2011) melakukan penelitian yang berjudul “Evaluasi

Implementasi Rekam Medis di Instalasi Rawat Inap RS PKU

Muhammadiyah Yogyakarta”. Penelitian studi kasus ini bertujuan untuk

(53)

menurut dimensi teknologi, SDM RS, dan organisasi di insatalasi rawat inap. Hasil penelitian adalah delapan responden menyatakan konten rekam medis tidak sesuai kebutuhan, sepuluh responden SDM RS kurang mengetahui komponen, tujuh responden masih resisten terhadap sistem, dan lima responden menyatakan pola kerja di RS tidak mendukung peningkatan kinerja di bidang teknologi informasi kesehatan.

Kempat penelitian diatas menjadi inspirasi bagi penulis untuk meneliti

(54)

C. Kerangka Teori

Berdasarkan telaah pustaka diatas, kami memilih kerangka teori A System Teory of Patient Centered Care (McCormack and McCane,2006),

sebagai berikut :

Struktur Proses Hasil

Gambar 2.4Bagan kerangka teori Karakteristik RS yang

profesional :

 Peran Tenaga Kesehatan

 Hubungan staf yang efektif

 Mix skill

 Pembagian wewenang

 Sistem organisasi yang mendukung

 Pengambilan keputusan bersama

Bekerja dengan nilai – nilai dan kepercayaan

Memiliki sikap simpatic

(55)

D. Kerangka Konsep

Keterangan : Garis putus tidak diteliti

Gambar 2.5Bagan kerangka konsep E. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana nilai kelengkapan catatan rekam medis terintegrasi menurut standar akreditasi Rumah Sakit versi 2012 di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta? 2. Bagaimana karakteristik RS yang profesional di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta?

3. Bagaimana penerapan aspek organisasi yang mendukung pelaksanaan Patient

Centered Care di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta?

(56)

41 1. Profil

RS PKU Muhammadiyah Yogyakartamilik Pimpinan Pusat Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan sebagai Ketua Persyarikatan Muhammadiyah atas inisiatif muridnya, K.H. Sudjak, yang pada awalnya berupa klinik dan poliklinik pada tanggal 15 Februari 1923 dengan lokasi pertama di kampung Jagang Notoprajan No.72 Yogyakarta. Awalnya bernama PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem) dengan

maksud menyediakan pelayanan kesehatan bagi kaum dhuafa’. Pendirian

pertama atas inisiatif H.M. Sudjak yang didukung sepenuhnya oleh K.H. Ahmad Dahlan. Seiring dengan waktu, nama PKO berubah menjadi PKU (Pembina Kesejahteraan Umat).Pada tahun 1928 klinik dan poliklinik PKO Muhammadiyah pindah lokasi ke Jalan Ngabean No.12 B Yogyakarta (sekarang Jalan K.H. Ahmad Dahlan). Pada tahun 1936 klinik dan poliklinik PKO Muhammadiyah pindah lokasi lagi ke Jalan K.H. Dahlan No. 20 Yogyakarta hingga saat ini. Pada tahun 1970-an status klinik dan poliklinik berubah menjadi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

(57)

usaha Muhammadiyah bidang kesehatan melalui Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah No 86/SK-PP/IV-B/1.c/1998 tentang Qaidah Amal Usaha Muhammadiyah Bidang Kesehatan. Dalam Surat Keputusan tersebut diatur tentang misi utamanya untuk meningkatkan kemampuan masyarakatagar dapat mencapai derajat kesehatan yang lebih baik, sebagai bagian dari upaya menuju terwujudnya kehidupan yang sejahtera dan sakinah sebagaimana dicita-citakan Muhammadiyah. Qaidah inilah yang menjadi dasar utama dalam menjalankan organisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Falsafah, Visi, Misi, Tujuan, dan Motto

RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I memiliki falsafah, visi, misi, dan motto sebagai berikut :

a. Falsafah :

1)Misi dakwah islam amar ma’ruf nahi munkar 2)Keyakinan dasar dalam pelayanan kesehatan

3)Peningkatan mutu pelayanan yang berkelanjutan dengan mengutamakan keselamatan pasien

4)Perwujudan Iman dan amal shalehSebagai tugas social b. Visi :

Rumah Sakit PKU Muhamadiyah Yogyakarta memiliki Visi:

“Menjadi rumah sakit Muhammadiyah rujukan terpercaya dengan

(58)

Rumah Sakit PKU Muhamadiyah Yogyakarta memiliki Misi:

1) Memberikan pelayanan kesehatan paripurna bagi semua lapisan masyarakat sesuai dengan peraturan/ketentuan perundang-undangan.

2) Menyelenggarakan upaya peningkatan mutu Sumber Daya Insani melalui pendidikan dan pelatihan secara profesional yang sesuai ajaran Islam

3) Melaksanakan da’wah Islam, amar ma’ruf nahi munkar melalui

pelayanan kesehatan, yang peduli pada kaum dhuafa’.

d. Motto :

Rumah Sakit PKU Muhamadiyah Yogyakarta memiliki Motto: 1) “ AMANAH “(Antusias, Mutu, Aman, Nyaman, Akurat, Handal) 2) Melayani Setulus Hati

3. Fasilitas pelayanan

Pelayanan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta meliputi : a. Pelayanan Gawat Darurat

b. Pelayanan Rawat Jalan, meliputi:

(59)

& Mulut, Klinik Bedah Anak, Klinik Kebidanan dan Kandungan, Klinik Rehabilitasi Medik, Klinik Tumbuh Kembang Anak, Klinik Alergi, Klinik VCT HIV / AIDS, Pelayanan Medical Check Up, Pelayanan One day care, Konsultasi Psikologi, Pelayanan vaksinasi dan imunisasi , Pelayanan Konsultasi Gizi.

c. Pelayanan Rawat Inap :

Kelas Perawatan VIP, Kelas Perawatan Kelas I, Kelas Perawatan Kelas II, Kelas Perawatan Kelas III, Ruang Isolasi, Ruang ICU/ICCU (Intensive Care Unit/Intensive Cardiac Care Unit), Ruang IMC (Intermediate Medical Care), Ruang Perawatan Bayi (Kamar Bayi). d. Pelayanan Kamar Operasi

Disediakan sarana fasilitas dan peralatan kamar operasi yang memadai dan memungkinkan pelaksanaan kegiatan bedah umum, spesialistik maupun sub spesialistik

e. Pelayanan Kamar Bersalin

Disediakan sarana dan fasilitas peralatan kamar bersalin yang memberikan privasi dan kenyamanan bagi ibu yang akan melahirkan termasuk pelayanan persalinan tanpa nyeri.

f. Pelayanan Penunjang Medik, meliputi :

(60)

Endoskopi, Bronkhoskopi, CT Scan, Audiometri, Spirometri, Pelayanan perawatan kulit (skin care), dan Senam hamil.

g. Pelayanan Penunjang Umum meliputi :

Pembinaan Kerohanian Islam, Perpustakaan dan ruang pertemuan, Ambulance dan mobil jenazah, Kegiatan Kemasyarakatan, Rukti jenazah islami paripurna, Kantin dan Swalayan, Home care, Khitanan Massal, Persadia, Dana Sehat Muhammadiyah, ASKES/ ASKESKIN, JPKM Takaful, Anjungan Tunai Mandiri (ATM), Payment point Bukopin dan Mandiri.

B. Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan selama bulan Februari 2016 hingga Mei 2016. Proses siklus yang dilakukan terdiri dari planning (perencanaan), action (pelaksanaan), monitoring (observasi), dan reflection(evaluasi). Informan dalam penelitian ini adalah petugas kesehatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I.

(61)

Tabel 4. 1. Karakteristik Informan Penelitian

No Karakteristik Informan Jumlah Presentase (%) 1 Jenis Kelamin

1. Hasil Analisis Data Kuantitatif

(62)

Tabel 4.2. Hasil Format Telaah Telusur Tertutup Hak Pasien dan Keluarga

No Standar Jumlah Presentase Keterangan

1 HPK 6.3 Persetujuan umum Ya transfusi darah dan produk darah, tindakan dan prosedur risiko tinggi Ya

Gambar 4.1 Tingkat Kepatuhan Pengisian Format Telaah Telusur Hak Pasien dan Keluarga

Keterangan : Lengkap >50% , Kurang Lengkap <50%, Tidak Lengkap 0%

(63)

Apabila dilihat dari data persentase kelengkapan rekam medis Hak Pasien dan Keluarga yang paling lengkap yaitu pada bagian HPK.6.3 sebesar 100%. HPK.6.3 ini berkaitan dengan persetujuan umum. Sedangkan kelengkapan HPK 6.4 Persetujuan operasi dan tindakan invasive, anestesi dan sedasi, transfusi darah dan produk darah, tindakan dan prosedur risiko tinggi adalah sebesar 88,6%. Untuk aspek Hak Pasien dan Keluarga di RS PKU Muhammadiyah sudah bagus dan lengkap. Hal ini akan mendukung mutu dan kualitas pelayanan Rumah Sakit.

Tabel 4.3. Hasil Format Telaah Telusur Tertutup Pelayanan Anestesi dan Bedah

No Standar Jumlah Presentase Keterangan

1 PAB 5.1 Risiko, keuntungan, dan anestesi alternatif Ya

2 PAB 7.1 Risiko, keuntungan, komplikasi, dan alternatif operasi Ya

3 PAB 3 Asesmen pra sedasi, monitoring selama sedasi, kriteria sadar kembali Ya

4 PAB 4 Asesmen pra anestesi dan pra Induksi Ya

(64)

Gambar 4.2 Tingkat Kepatuhan Pengisian Format Telaah Telusur Pelayanan Anestesi dan Bedah

Dari Gambar 4.2dapat diketahui bahwa aspek kelengkapan pada Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB) yaituPAB.4(Asesmen pra anestesi dan pra induksi) terisi lengkap sebesar 95,5%, PAB.3 (Asesmen pra sedasi, monitoring selama sedasi, kriteria sadar kembali) terisi lengkap sebesar 84,1%, PAB 5.1 ( Risiko, keuntungan, dan anestesi alternatif) terisi kurang lengkap sebesar 22,7%, dan PAB 7.1 (Risiko, keuntungan, komplikasi, dan alternatif operasi) terisi kurang lengkap sebesar 22,7%.

0 20 40 60 80 100 120

(65)

Tabel 4.4Hasil Format Telaah Telusur Tertutup Manajemen Penggunaan Obat

No Standar Jumlah Presentase Keterangan

1 MPO 4 Daftar obat yang diminum sebelum dirawat Ya

2 MPO 4.3 Jenis obat yang diresepkan dicatat di rekam medis Ya

3 MPO 4.7 Efek obat yang tidak diharapkan Ya

Keterangan : Lengkap >50% , Kurang Lengkap <50%, Tidak Lengkap 0%

Gambar 4.3. Tingkat Kepatuhan Pengisian Format Telaah Telusur Manajemen Penggunaan Obat

Dari Gambar 4.3 dapat diketahui bahwa aspek Manajemen Penggunaan Obat (MPO) yaitu MPO 4.3 (Jenis Obat diresepkan dicatat di rekam medis) terisi lengkap sebesar 100%, MPO.4.7 (Efek obat yang tidak

(66)

diharapkan) terisi lengkap sebesar 50%, MPO.4 (Daftar obat yang diminum sebelum dirawat) terisi kurang lengkap sebesar 38,6%.

(67)

Tabel 4.5. Hasil Format Telaah Telusur Tertutup Asesmen Pasien

No Standar Jumlah Presentase Keterangan

1 AP 1.3 Kebutuhan medis pasien dan keperawatan pasien Ya

2 AP 1.4.1 Asesmen medis dan keperawatan selama 24 jam, diupdate jika umur lebih dari 30 hari

Ya

3 AP 1.5 Asesmen terdokumentasi dalam 24 jam setelah masuk dirawat Ya

4 AP 1.5.1 Asesmen medis terdokumentasi sebelum operasi Ya

5 AP 1.6 Asesmen gizi dan status fungsional Ya

6 AP 1.7 Asesemen nyeri saat masuk Ya

7 AP 1.11 Asesmen awal untuk rencana keluar dari Rumah Sakit Ya

8 AP 2Asesmen setiap hari pada pasien akut (SOAP) Ya

9 AP 2.1 Asesmen awal masuk Rumah Sakit Ya

Gambar

Gambar 2.1. Asuhan pasien terintegrasi
Gambar 2.4Bagan kerangka teori
Gambar 2.5Bagan kerangka konsep
Tabel 4. 1. Karakteristik Informan Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kelengkapan dokumen rekam medis merupakan salah satu standar yang harus dipenuhi oleh rumah sakit untuk. mendapatkan predikat akreditasi

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan cheklist review kelengkapan pengisian rekam medis, cheklist penilaian akreditasi, hasil focus group discusion , hasil

Jika nilai p ≤ 0,05 maka ada hubungan antara pengetahuan terminologi medis dengan ketepatan kode diagnosis yang dihasilkan oleh masing-masing petugas rekam medis di RS

Dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa bedah katarak menggunakan teknik Fakoemulsifikasi di RS PKU Muhammadiyah 1 Yogyakarta menghasilkan angka

Hasil observasi ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti terhadap informan, bahwa kelengkapan rekam medis rata-rata belum mencapai 75%, menurut informan beberapa

Disisi lain penelitian dilakukan mengingat pentingnya pelaksanaan identifikasi pasien dalam meningkatkan program patient safety guna meningkatkan pelayanan pasien di RS

dengan komplikasi airway selama intra anestesi pada pasien general. anesthesia teknik imbang di RS PKU

Presentase Kelengkapan Autentikasi pada Rekam Medis ODC Tabel 4.3 Persentase kelengkapan rekam medis ODC tahun 2019 kategori Review Autentifikasi KOMPONEN NO ANALISIS Ada Tidak