610.69
Ind
p
PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS BELAJAR
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
BADAN PPSDM KESEHATAN· KEMENTERIAN KESEHATAN INDONESIA
KATA PENGANTAR
Pembangunan Kesehatan diawali dari adanya SDM Kesehatan yang berkualitas yang memahami peran dan fungsi profesinya dalam melayani masyarakat.T anpa adanya SDM Kesehatan yang berkualitas , tidak mungkin diharapkan adanya pelayanan kesehatan yang optimal yang mendukung suksesnya pembangunan kesehatan .Ter1<ait dengan strategisnya peran SDM Kesehatan dalam pembangunan kesehatan , maka kapasitas dan kualitas SDM kesehatan perlu ditingkatkan melalui pend idikan ber1<elanjutan , diantaranya melalui Tugas Belajar.
Penyelenggaraan Tugas Belajar bagi SDM Kesehatan merupakan kegiatan yang rutin dilakukan setiap tahunnya , akan tetapi di dalam prosesnya banyak hal yang menjadi kendala dan hambatan. Pedoman Pelaksanaan Tugas Belajar SDM Kesehatan ini disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan Tugas Belajar bagi SDM Kesehatan yang berstatus PNS baik pegawa i Pusat maupun Daerah, mulai dari persyaratan , proses rekrutmen, hak dan kewajiban peserta , pembiayaan juga sanksi. Dengan adanya Pedoman Pelaksanaan ;rugas Belajar SDM Kesehatan ini diharapkan dapat mempermudah penyelenggaraan Tugas Belajar bagi SDM Kesehatan dan pembagian peran yang jelas antara stakeholder terkait, khususnya peran Pusat-Daerah. Pedoman ini telah disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan terkait, kami harapkan pedoman ini sudah cukup mengakomodir kepentingan dan keing inan berbagai pihak .
Kami harapkan pedoman ini dapat dipergunakan dan menjadi acuan bagi Dinas Kesehatan ProvinsilKabupatenlKota serta Unit Utama Kementerian Kesehatan dalam merencanakankebutuhan dan menyiapkan stafnya untuk mengikuti Tugas Belajar sehingga saat pendayagunaan pasca pendidikan , staf tersebut dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat secara tepat guna yang mendukung suksesnya pembangunan kesehatan.
Jakarta 20 Mei 2014 Nセ@ '\ Kepala Badan PPSDM Kesehalan}. f Kemenkes RI
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN
DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
NOMOR HK.02.03/V.1 /07319/2014
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN ,
Menimbang a. bahwa dalam rangka pencapaian masyarakat sehat yang
mandiri dan berkeadilan diperlukan sumber daya manusia kesehatan yang berkualitas melalui program tugas belajar;
b . bahwa Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Tugas Belajar Sumber Daya Manusia Kesehatan bersifat umum sehingga perlu dijelaskan dalam pedoman pelaksanaan ;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Keputusan Kepala Badan Pengembangan Dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Belajar Sumber Daya Manusia Kesehatan ;
Mengingat
l.UndangUndang Nomor
36 Tahun
2009,
tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
2. UndangUndang
Nomor
12
Tahun
2012
tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 158, tam bahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5336);
3. UndangUndang Nomor 5 Tahun 2014, ten tang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5494);
4 . Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 ten tang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5135)
6. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 1961 tentang
Pemberian Tugas Belajar (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1961 Nomor 234, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2278);
7 . Peraturan
Menteri
Pendidikan
Nasional
Republik
Indonesia No.20 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan
Program Studi di Luar Domisili Perguruan Tinggi;
8 . Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan sebagaimana diubah
dengan Permenkes Nomor 35 Tahun 2013 (berita negara
republik indonesia tahun 2013 Nomor 741);
セ N@
Iii
' .
Menetapkan
KESATU
KEDUA
KETIGA
9 . Peraturan Menteri Kesehatan Nomor S4 Tahun 2013
Penyelenggaraan Tugas Belajar Sumber Daya Manusia
Kesehatan ;
10. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 33 tahun
2011ten tang Pedoman Analisis Jabatan;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
73 Tahun 2013 ten tang Penerapan Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi;
12. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformas i Birokrasi Nomor 04 Tahun 2013 Tentang
Pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar bagi Pegawai
Negeri Sipil.
MEMUTUSKAN:
KEPUTUSAN
KEPALA
BADAN
PENGEMBANGAN
DAN
PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS BELAJAR
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN.
Pedoman Pelaksanaan Tugas Belajar Sumber Daya Manusia
Kesehatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan
Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia Kesehatan ini.
Pedoman Pelaksanaan Tugas Belajar Sumber Daya Manusia
KEEMPAT
KELIMA
digunakan sebagai acuan dalarn penyelenggaran Tugas
Belajar oleh Pengelola Tugas Belajar, Instansi Pengusul,
Peserta dan Institusi Pendidikan.
Segala
pembiayaan yang
timbul
sebagai
pelaksanaan
Pedoman Pelaksanaan Tugas Belajar Sumber Daya Manusia
Kesehatan dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) Kementerian Kesehatan atau sumber
lainnya yang tidak mengikat sepanjang tidak bertentangan
dengan peraturan perundangundangan.
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan .
Ditetapkan di Jakarta
Nセ@
Pada tanggal
20
Mei 2014]..
l
,..Kepala Badan,
./
(fr. Un tung Suseno Sutarjo, M.Kes
NfP
195810171984031004
セ|@ \'
.
-DAFTARISI
Kata pengantar ... ... . . ... .
Keputusan Kepala Badan PPSDM Kesehatan ... . ii
Daftar lsi ... . vi
Daftar Anak Lampiran viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... . 1
B. Tujuan ... .. ... .. ... ... .. 3
C. Definisi Operasional ... . 4
D. Dasar Hukum ... ... ... .. ... . 6
E. Ruang Lingkup Pedoman ... ... . 7
BAB /I PERENCANAAN KEBUTUHAN TUGAS BELAjAR SDM KESEHATAN A. Reneana Pemenuhan Kebutuhan Tugas Bela;ar SDM Kesehatan ... . 8
B. Tahapan Perencanaan Kebutuhan ... . 8
C. Pemetaan SDM Kesehatan ... ... .. 9
D. Pemenuhan Kebutuhan SDM Kesehatan ... .. 14
E. Identifikasi Kebutuhan Tugas Bela;ar SDM Kesehatan .. . 15
BAB III PENERIMAAN PESERTA TUGAS BELAjAR A. Pemberitahuan.... ... ... .. ... .. ... 17
B. Mekanisme Penerimaan ... ... .. . ... . 20
C. Pengusulan Calon Peserta Tugas Belajar SDM Kesehatan ... .. 20
D. Seleksi Tugas Belajar SDM Kesehatan ... . 21
BAB IV PENDIDIKAN A. Institusi Pendidikan ... . 30
B. jenis Pendidikan ... .. ... .. 31
c.
Jangka Waktu Tugas Belajar ... ... .. 31D. Perpanjangan Waktu Tugas Belajar ... .. 31
E. Program Pendidikan ... . 32
F. Peminatan Pendidikan ... .. ... .. .. ... 32
G. Proses Pendidikan 33 H. Pasea Pendidikan ... .. 33
BAB V HAK DAN KEWAJlBAN A. Hak 35 B. Kewajiban ... 35
BAB VI PEMBIAYAAN A. Sumber Pembiayaan ... . .. ... ... ... 37
B. Komponen Dan Besaran Biaya 37 C. jenis Pembiayaan ... .. 38
D. Penghentian Biaya 39 BAB VII PENGELOLAAN A. Unit Kerja Pengusul ... ... ... 40
8. Unit Utama Kementerian Kesehatan / Dinas Kesehatan Propinsi ... 40
C. Pusat Standardisasi. Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan ... .. 41
BAB VIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN A. Monitoring dan Evaluasi ... ... ... ... .. .. ... 42
8. Pendayagunaan Pasea Tugas Bela;ar .. ... ... 43
C. Masa 8akti ... ... ... ... .... ... ... 43
D. Sanksi ... 44
BAB IX KETENTUAN KHUSUS
A. Tugas Bel ajar Luar Negeri ... .. ... . . 49
B. Tugas Belajar Dengan Ketentuan Khu su s ( Sntker BLU ) Sl
C. Penda ftaran On-Line S2
BAB X PENUTUP .. S3
I
1;
-セMセセMMMN]@
DAFTAR ANAK LAMPIRAN
Anak Lampiran 1 Bagan Alur Proses Pelaksanaan Tugas Belajar Kemenkes... ... ... 54
Anak Lampiran 2 SikJus Pengelolaan Tugas Belajar Tahunan ... ... ... ... ... 55
Anak Lampiran 3 Analisis Rencana Kebutuhan Pemberian Tugas Belajar... ... 56
Anak Lampiran 4.1 Format Rencana Lima Tahunan Usulan Tugas Belajar Program Studi Dill, Anak Lampiran 4.2 Rencana Tahunan Usulan Tugas Belajar Program Studi D III, DIV, S1,S2,S3 Anak Lampiran 4.3 Rencana Tahunan Usulan Tugas Belajar Program Studi D III, DlV, S1,S2,S3 DIV, S1, S2, S3 Unit Kerja ... ... ... 57
Unit Kerja ... ... ... 58
Dlnas Kesehatan Provinsi ... ... ... ... ... 59
Anak Lampiran 5 Format Penilaian .... ... . 60
Anak Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup Singkat ... .. ... ... ... ... . 61
Anak Lampiran 7 Surat Pernyataan Kesediaan Ditugaskan Kembali... .. .. .... ... ... .... 62
Anak Lampiran 8 Surat Pernyataan Rencana Penugasan Kembali... ... ... ... ... 63
Anak Lampiran 9 Surat Pemyataan Calon Peserta Cadangan... .. ... 64
Anak Lampiran 10 Checklist Kelengkapan Persyaratan Calon Peserta .. .... ... .. ... .. ... 65
Anak Lampiran 11 Checklist Pembobotan ... 66
Anak Lampiran 12 Daftar Peminatan Pendidikan Calon Peserta Tubel Menurut Unit Kerja ... 67
Tim Penyusun ... _ ... _... . 73
.
.viii :
I
I
Lampiran I Kepulusan Kepala Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
t
セ@-
- .
...
Manusia Kesehatan Nomor HK ,02 ,Q3N.1f07319f2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Belajar Sumber
Daya Manusia Kesehatan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan dalam kaitannya dengan pencapaian Visi Masyarakat Sehat yang Mandiri dan berkeadilan memerlukan dukungan penuh dari seluruh komponen. Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan yang berkualitas merupakan salah satu komponen pokok dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan, oleh karenanya SDM kesehatan menempati prioritas yang strategis untuk terus menerus dikembangkan dan ditingkatkan kapasitasnya.
Tujuan dari upaya pengembangan SDM kesehatan adalah meningkatnya pemberdayaan dan penyediaan SDM kesehatan dari masyarakat dan pemerintah, yang bermutu dalam jumlah dan jenis yang cukup serta penyebarannya sesuai dengan kebutuhan. Program pengembangan SDM kesehatan telah dilakukan melalui berbagai macam upaya, diantaranya melalui berbagai seminar, pelatihan, pendampingan oleh tenaga ahli, magang, studi banding, serta program tugas belajar.
Pengembangan SDM di bidang kesehatan melalui program tugas belajar suda(j dilakukan sejak lama di Kementerian Kesehatan RI. Pada umumnya program tug as belajar dalam negeri dibiayai dari sumber dana dalam negeri (APBN dan APBD), bantuan luar negeri baik yang berupa bantuan kerjasama teknik atau hibah (grant) maupun pinjaman (loan) secara bilateral, multilateral, atau melalui organisasi internasional yang disalurkan melalui Kementerian Kesehatan RI. Untuk efektivitas pengaturan tugas belajar tersebut agar dapat membantu pelaksanaan peningkatan kapasitas SDM kesehatan di berbagai tingkat administrasi, perlu ditetapkan Pedoman PelaksanaanTugas Belajar SDM kesehatan.
a _ . . . _
Lingkungan Kementerian Kesehatan Rio Pedoman tersebut mengatur tentang kebijakan penyelenggaraan, kriteria peserta, syarat administrasi, serta tugas dan tanggung jawab seluruh pihak terkait dalam pengelolaan program tugas belajar. Untuk memperkuat pelaksanaannya, setiap tahun dikeluarkan Sural Edaran Kemenkes yang berisi lenlang lalanan program lugas belajar unluk dijadikan sebagai landasan dalam:
1) merencanakan dan menelapkan priori las lugas belajar agar sesuai dengan kebuluhan;
2) mengelola dan mengendalikan program lugas belajar di lingkungan Kemenlerian Kesehalan RI.
Pada lahun 2008 terkait dengan kebijakan program tugas belajar dilelapkan Peraluran Menleri Kesehalan Nomor 541 lenlang Program Tugas Belajar Sumber Oaya Manusia Kesehalan . Oalam Permenkes lersebul dialur hal-hal lerkail program lugas belajar anlara lain peserta, penyelenggaraan , pembiayaan, pembinaan dan pengawasan .
Berdasarkan hasil evaluasi lahunan lerhadap perkembangan pelaksanaan program lug as serta masukan dari berbagai pihak lerkail dalam segala kesempalan baik pada pertemuan formal maupun informal, lernyala masih lerdapal bermacam pokok persoalan dalam pengelolaan program ini yang harus diakomodir dalam pelaksanaan Tugas Belajar. Unluk ilu pad a lahun 2013 lelah dilelapkan Permenkes Nomor 54 lahun 2013 lenlang Penyelenggaraan Program Tugas Belajar Sumber Oaya Manusia Kesehalan. Oalam Permenkes lersebul lercanlum hal-hal pengelolaan lugas belajar sumber daya manusia kesehalan secara umum. Unluk ilu dipandang perlu dibual sualu Pedoman Pelaksanaan Tugas Belajar sebagai aluran Penjelasan dari Permenkes lersebul.
Oalam menyusun Pedoman Pelaksanaan Tugas Belajar Sumber Oaya Manusia Kesehatan diharapkan dapat mengatur secara jelas pelaksanaan program tugas belajar SOM kesehatan. Selain itu dalam penyusunan Pedoman Tugas Belajar ini diharapkan dapat mengakomodir dan mencarikan solusi terhadap berbagai pokok persoalan yang belum secara maksimal diwadahi dalam Pedoman Pengelolaan Tugas Belajar Oalam Negeri dan Luar Negeri dilingkungan Kementerian Kesehatan Tahun 2002 diantaranya adalah:
1. Program tugas belajar merupakan bagian dari manajemen SOM yang menyeluruh, sehingga perencanaan tugas belajar harus melibatkan lebih banyak pemangku kepentingan (stakeholder).
2. Kebijakan program tugas belajar harus tepat sasaran dan sesuai dengan kebijakan pembangunan kesehatan dengan memberikan perhatian yang sama terhadap seluruh komponen yang terlibat.
3. Mekanisme yang mengatur tata hubungan atau koordinasi serta peran, fungsi dan tugas masing-masing unit organisasi, penyandang dana serta institusi penyelenggara pendidikan terkait dengan penyelenggaraan tugas belajar harus menyesuaikan dengan kebutuhan dan perk em bang an organisasi.
4. Profesionalisme dalam pengelolaan tugas belajar baik dalam aspek teknis , administrasi dan pembiayaan.
5. Sistem monitoring dan evaluasi yang berkala dan berkesinambungan sejak proses perencanaan kebutuhan, rekrutmen, seleksi. penetapan peserta, pelaksanaan pendidikan hingga pendayagunaan pasca tug as belajar harus ditingkatkan.
6. Penerapan sanksi terhadap pelanggaran ketentuan dan mekanisme pelaksanaannya.
B. Tujuan
.
• J _ _ _
C. Definisi Operasional
1. Sumber Daya Manusia Kesehatan yang selanjutnya disingkat SDM kesehatan adalah tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan yang mendukung , menunjang . terlibat, bekerja dan mengabdikan dirinya dalam upaya dan manajemen kesehatan .
2. Tugas Belajar adalah penugasan yang diberikan oleh pejabat yang berwenang kepada Pegawai Negeri untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau yang setara baik di dalam maupun di luar negeri, bukan atas biaya sendiri, dan meninggalkan tugas sehari-hari sebagai Pegawai Negeri.
3. Peserta Tugas Belajar yang selanjutnya disebut Peserta adalah SDM kesehatan yang mengikuti tugas belajar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan yang selanjutnya di sing kat BPPSDMK adalah unsur pendukung yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan, yang mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan.
5. Unit Utama adalah satuan organisasi eselon I Kementerian Kesehatan yang terdiri atas Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan , Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak , Direktorat Jenderal Bina Farmasi dan Alat Kesehatan, Inspektorat Jenderal , Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dan BPPSDMK.
6. Sekretariat Unit Utama adalah satuan kerja eselon II yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan kepegawaian di masing-masing unit utama di lingkungan Kementerian Kesehatan .
7. Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya , dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan Pemerintahan dibidang kesehatan.
10. Unit Pelayanan Teknis Daerah yang selanjutnya disingkat UPTD adalah Unit organisasi di lingkungan Dinas Kesehatan yang melaksanakan tugas teknis operasional dan I atau tugas teknis penunjang Dinas Kesehatan .
11. Program Diploma III selanjutnya disebut Program Dill adalah jenjang pendidikan profesional yang mempunyai beban studi minimal 110 satuan kredit semester (sks) dan maksimal 120 sks dengan kurikulum 6 semester dan lama program antara 6 sampai 10 semester setelah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. 12. Program Diploma IV selanjutnya disebut Program DIV adalah jenjang
pendidikan profesional yang mempunyai beban studi minimal 144 satuan kredit semester (sks) dan maksimal 160 sks dengan kurikulum 8 semester dan lama program antara 8 sampai 14 semester setelah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. 13. Program Sarjana selanjutnya disebut Program S 1 adalah jenjang pendidikan
profesional yang mempunyai beban studi minimal 144 satuan kredit semester (sks) dan maksimal 160 sks dengan kurikulum 8 semester dan lama program antara 8 sampai 14 semester setelah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.
14. Program Sarjana II selanjutnya disebut Program S2 adalah jenjang pendidikan profesional yang mempunyai beban studi minimal 36 satuan kredit semester (sks) dan maksimal 50 sks dengan kurikulum 4 semester dan lama program antara 4 sampai 6 semester setelah pendidikan Program Sl atau sederajat. 15. Frogram Doktor selanjutnya disebut Program S3 adalah jenjang pendidikan
akademik yang ditempuh dengan lama program 6 semester setelah pendidikan Program Sl atau sederajat, atau ditempuh setelah pendidikan Program S2 atau sederajat, dengan beban studi dan prosedur yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional.
16. Perguruan Tinggi Negeri yang selanjutnya disingkat PTN adalah Perguruan Tinggi yang didirikan dan/atau diselenggarakan oleh Pemerintah .
17. Perguruan Tinggi Swasta yang selanjutnya disingkat PTS adalah Perguruan Tinggi yang didirikan dan/atau diselenggarakan oleh masyarakat.
18. Fakultas adalah satuan struktural pada universitas atau institut yang mengkoordinasikan dan/atau melaksananakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam satu atau seperangkat cabang ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian tertentu .
20. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan , isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu . 21. Akreditasi program studi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam
satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
22. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi yang selanjutnya disebut BAN-PT adalah badan evaluasi mandiri yang menetapkan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi dengan mengacu pad a Standar Nasional Pendidikan .
23. Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik .
24 . Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dania tau pengujian suatu cabang ilmu pengetahuan dan teknologi.
25. Biaya lain yang tidak mengikat adalah biaya yang berasal dari organisasi pemerintah atau non pemerintah yang berbadan hukum tanpa kewajiban mengikat dan yang tidak bertentangan dengan Pedoman ini.
D. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomer 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomer 5063);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomer 158, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomer 5336);
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomer 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5494); 4 . Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135)
6. Permendikbud No .20 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Program Studi di Luar Oomisili
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PERNIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan sebagaimana diubah dengan Permenkes Nomor 35 Tahun 2013 (berita negara republik indonesia tahun 2013 Nomor 741);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 54 Tahun 2013 Penyelenggaraan Tugas Belajar Sumber Oaya Manusia Kesehatan ;
9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 33 tahun 2011 tentang Pedoman Analisis Jabatan ;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 73 Tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi ; 11. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 04 Tahun 2013 Tentang Pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar bagi Pegawai Negeri Sipil.
E. Ruang Lingkup Pedoman
Ruang lingkup pengaturan pedoman pemberian tugas belajar bagi SOM kesehatan meliputi tujuan, perencanaan kebutuhan, penerimaan, pendidikan , hak dan kewajiban, pembiayaan, pengelolaan program, pembinaan dan pengawasan.
=- '.1
BABII
PERENCANAAN KEBUTUHAN TUGAS BElAJAR SOM KESEHATAN
A. Rencana Pemenuhan Kebutuhan Tugas Belajar SOM kesehatan
Rencana pemenuhan kebutuhan tugas belajar SDM kesehatan disusun oleh masing-masing unit organisasi pengusul tugas belajar. Rencana disusun untuk pemenuhan 5 tahunan dan tahunan dengan memperhatikan hal-hal seperti pengembangan organisasi di masa depan
1. lima Tahunan
Rencana pemenuhan kebutuhan tugas belajar disusun oleh unit organiasi pengusul dengan mencantumkan jumlah SDM kesehatan, jenis peminatan, jenjang pendidikan, institusi pendidikan yang dituju dan rencana penempatan paca pendidikan (Anak Lampiran 4.1).
2. Tahunan
Rencana pemenuhan kebutuhan tugas belajar tahunan disusun berdasarkan dokumen rencana 5 tahunan atau dengan memperhatikan kebutuhan organisasi yang mendesak atau adanya keharusan yang di tentukan oleh peraturan perundang-undangan. (Anak Lampiran 4.2).
Rencana tahunan merupakan usulan tug as belajar setiap tahun yang diajukan unit organisasi kepada Kementerian Kesehatan melalui mekanisme secara berjenjang. Usulan tugas belajar yang diajukan tersebut memperhatikan ketentuan-ketentuan Program Tugas Belajar SDM kesehatan yang tercantum dalam Pedoman atau Surat Pemberitahuan yang dikeluarkan setiap tahun oleh Kementerian Kesehatan.
B. Tahapan Perencanaan Kebutuhan
1. Perencanaan tugas belajar disusun mengacu pada dokumen perencanaan SDM kesehatan yang menyeluruh sesuai dengan kajian kebutuhan organisasi dari Unit Kerja baik tingkat Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota .
2. Proses perencanaan di tingkat provinsi harus melibatkan seluruh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan semua UPT milik daerah yang berada di wilayahnya, serta organisasi lain yang berkepentingan.
Q 1
-o
-3. Proses perencanaan di tingkat Pus at dilaksanakan oleh Unit Utama melibatkan semua unit di bawahnya sesuai struktur dalam organisasinya. Unit Utama melakukan koordinasi dengan Oinas Kesehatan Provinsi khususnya terkait dengan perencanaan SOM yang bekerja di UPT pusat di daerah.
4. Ookumen perencanaan yang dihasilkan akan dibahas bersama di tingkat nasional bersama Unit Utama, Oinas Kesehatan Provinsi dan para Penanggung Jawab proyek yang memiliki alokasi dana tug as belajar. Hasil pembahasan tersebut berupa kesepakatan rencana tug as belajar nasional, tujuan dan fokus program, rencana pemanfaatan, alokasi biaya bantuan pendidikan untuk masing-masing provinsi dan unit utama, kriteria dalam proses penerimaan peserta, serta jadwal pelaksanaan mulai proses penyusunan dan pengiriman surat pemberitahuan, pengajuan usulan calon peserta, seleksi administrasi, seleksi akademik, penetapan peserta, pendidikan, pencairan dana biaya bantuan pendidikan hingga pelaksanaan monitoring dan evaluasi.
5. Format dokumen perencanaan tugas belajar menyesuaikan kebutuhan organisasi unit kerja pengusul, minimal mencakup justifikasi/latar belakang, anal'sis jabatan, uraian jabatan, peta jabatan, rencana pemenuhan kebutuhan, ke')ijakan daerah bidang SOM kesehatan, fokus dan tujuan program, sasaran, 'encana alokasi peserta tugas belajar berdasarkan unit kerja. Untuk program pendidikan ke luar negeri juga menyertakan kebutuhan rencana kursus Bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya.
C. Pemetaan SOM Kesehatan
Pemetaan SOM kesehatan dilaksanakan dengan melihat Struktur Organisasi dan Tugas serta Fungsi Organisasi dari masing-masing unit pengusul. Berdasarkan hal tersebut disusun analisis jabatan, uraian tugas, analisis beban kerja dan standar kompetensi jabatan.
1. Analisis Jabatan
Analisis jabatan adalah proses, metode dan teknik untuk memperoleh data jabatan yang diolah menjadi informasi jabatan dan disajikan untuk kepentingan program kepegawaian serta memberikan umpan balik bagi organisasi, tatalaksana, pengawasan dan akuntabilitas.
Analisis jabatan pad a hakekatnya adalah analisis organisasi. Sesuai dengan hakekatnya, maka aspek pokok yang dianalisis dalam analisis jabatan
setiap unit kerja. Penjabaran fungsi terlihat pada pelaksanaan tugas oleh semua pegawai yang berada di unit kerja terse but.
Dalam menganalisis jabatan diperlukan berbagai macam data. Data yang utama adalah data mengenai pekerjaan yang dilaksanakan oleh pegawai. Pekerjaan dimaksud adalah pelaksanaan tugas sehari-hari oleh pegawai.
Sumber data tersebut dapat berasal dari para pimpinan unit kerja, para pegawai, surat-surat keputusan tentang organisasi, laporan pelaksanaan pekerjaan , dan literatur atau referensi lain yang berkaitan dengan misi atau fungsi organisasi.
Hasil dari analisis jabatan adalah: a. Rumusan Nomenklatur Jabatan
Rumusan nomenklatur jabatan adalah rumusan atas suatu jenis pekerjaan yang ditandai dengan penetapan Nama Jabatan. Nama jabatan harus dapat menggambarkan tugas-tugas yang terkandung didalamnya.
b. Rumusan jabatan untuk setiap unit kerja, yaitu jabatan struktural dan jabatan fungsional
c. Uraian jabatan baik jabatan struktural maupun jabatan fungsional
d. Peta jabatan yang berupa bentangan seluruh jabatan baik struktural maupun fungsional, sebagai gambaran menyeluruh bagi jabatan yang ada dalam unit organisasi atau dalam instansi .
Peta jabatan adalah susunan jabatan yang digambarkan secara vertikal maupun horizontal menurut struktur kewenangan, tugas dan tanggung jawab jabatan serta persyaratan jabatan. Peta jabatan menggambarkan seluruh jabatan yang ada dan kedudukannya dalam unit kerja .
Peta jabatan merupakan bentangan seluruh jabatan di seluruh unit kerja yang menggambarkan jabatan struktural beserta jabatan fungsional yang berada di bawahnya. Dengan peta jabatan, maka seluruh unit kerja dapat dilihat jenis dan susunan jabatan yang ada di dalamnya.
2. Uraian Jabatan
Uraian jabatan diartikan pula sebagai gambaran tentang hal-hal yang berkaitan dengan jabatan yang meliputi rincian tugas, hasil kerja, bahan kerja , peralatan kerja, tanggung jawab, wewenang , korelasi jabatan, kondisi lingkungan kerja , upaya fisik, dan kemungkinan risiko bahaya, serta prasyarat jabatan .
Uraian jabatan menguraikan setiap aspek dan karakteristik yang tergantung dalam jabatan dan berisi antara lain:
a. Nama Jabatan
Sebagai contoh pemberian nama jabatan adalah:
1) Sekelompok tugas-tugas administrasi kepegawaian diberi nama Pengadministrasi Kepegawaian
2) Sekelompok tugas-tugas penganalisisan diberi nama Analis
3) Sekelompok tugas-tugas pengumpulan dan pengolahan data diberi nama Pengumpul dan Pengolah Data
b. Ringkasan Tugas
Ringkasan tugas merupakan ikhtisar dari keseluruhan uraian tugas jabatan yang ada dan disusun dalam 1 (satu) kalimat. Ringkasan tugas dirumuskan dari tugas yang paling inti atau paling esensi dalam jabatan yang bersangkutan.
c . Hasil Kerja
Hasil kerja merupakan produk atau luaran (output) jabatan. Setiap jabatan harus mempunyai produk atau luaran (output). Produk jabatan dapat berupa: 1) Benda-benda atau sesuatu yang bersifat fisik
2) Data, informasi, layanan atau sesuatu yang bersifat nonfisik
d . Bahan Kerja
Bahan kerja merupakan masukan atau sesuatu yang diolah atau sesuatu yang diproses dalam pelaksanaan tugas-tugas jabatan untuk memperoleh hasil kerja. Sesuatu yang diolah atau diproses terse but dapat berupa data atau benda.
Misalnya:
1) Konsep surat merupakan bahan kerja bagi jabatan Pengetik
:
tセセZ@
e. Peralatan Kerja
seperti alat tulis, komputer, dan alat-alat lain yang spesifik sesuai dengan jabatannya. Misalnya:
1) Alat tulis dan kalkulator merupakan alat kerja bagi jabatan Bendaharawan
2) Teodolit merupakan alat kerja bagi jabatan Juru Ukur. Dan sebagainya. f. Rincian Tugas
Setiap jabatan berisi sekelompok tugas . Dalam jabatan berisi antara 5 (lima) sampai 12 (dua bel as) tugas. Setiap tug as diuraikan dengan jelas dalam rincian tugas ini, gambaran tentang apa yang dikerjakan, mengapa harus dikerjakan , dan bagaimana cara mengerjakannya.
g. Keadaan Tempat Kerja
Merupakan gambaran ten tang kondisi tempat beserta lingkungan disekitar tempat kerja yang menimbulkan dampak negatif atau menimbulkan dampak negatif atau menimbulkan risiko bahaya bagi pegawai yang berada di dalamnya.
h. Upaya Fisik
Merupakan gambaran penggunaan anggota tubuh dalam melaksanakan tugas jabatan. Penggunaan anggota tubuh dalam upaya fisik adalah penggunaan mata, telinga , hidung, mulut, tangan, jari, bahu, kaki, dan pinggang. Bentuk penggunaannya seperti melihat jarak dekat, berjalan, mengangkat, membungkuk, memutar, memanggul, dud uk, dan sebagainya. Upaya fisik yang esensi diuraikan adalah upaya fisik dalam pelaksanaan tug as yang menyerap tenaga berlebihan atau dapat berdampak negatif bagi pegawai .
I. Risiko Bahaya
Merupakan bahaya yang mungkin timbul dan menimpa pegawai sewaktu melakukan tug as jabatannya. Risiko bahaya dapat berupa risiko bahaya terhadap fisik atau mental. Risiko bahaya fisik dapat berupa keceiakaan yang menimbulkan cacat terhadap anggota tubuh atau meninggal dunia.
12
- .
_I..
Sedangkan risiko bahaya mental dapat berupa terganggunya mental atau kejiwaan seorang pegawai.
Contoh: tenaga kesehatan yang bekerja di daerah terpencil, perbatasan, kepulauan dan daerah bencana/rawan bencana.
j. Syarat Jabatan
Syarat Jabatan adalah syarat yang harus dipenuhi atau dimiliki oleh seseorang untuk menduduki suatu jabatan. Syarat jabatan merupakan tuntutan kemampuan kerja yang ditunjukkan dengan keahlian atau keterampilan kerja yang diidentifikasi dari pemilikan pengetahuan kerja, pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja, dan kemampuan dari aspek psikologis dan kekuatan fisiko Syarat jabatan diartikan pula sebagai kualifikasi yang harus dipenuhi untuk menduduki suatu jabatan seperti pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja, pengetahuan kerja, keterampilan kerja, serta syarat psikologi.
Syarat jabatan merupakan rumusan tentang kemampuan kerja yang dituntut untuk dapat melaksanakan tugas jabatan, berupa:
1) Keahlian kerja yang harus dimiliki 2) Keterampilan kerja
5) Pengetahuan kerja
4) Pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja 5) Kondisi fisik atau kemampuan jasmani
6) Kondisi mental yang berupa bakat kerja, temperamen kerja, dan minat kerja
3. Formasi Jabatan
Formasi jabatan adalah jumlah dan susunan jabatan dalam suatu unit kerja menu rut jenis dan peringkat yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja yang bersangkutan secara efektif dan efisien. Formasi jabatan disebut juga sebagai jumlah dan susunan jabatan karier yang diperlukan dalam suatu satuan organisasi negara untuk mampu melaksanakan tugas pokok dalam jangka waktu tertentu.
4. Analisis Beban Kerja
Merupakan proses penghitungan jumlah kebutuhan pegawai dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi berdasarkan beban kerja unit. Analisis
_...
1
13
beban kerja juga menghasilkan informasi tentang kelebihan atau kekurangan pegawai khususnya tenaga fungsional.
5. Standar kompetensi jabatan
Standar kompetensi jabatan merupakan persyaratan kompetensi minimal yang harus dimiliki seorang pegawai dalam melaksanakan tugas jabatan. Standar kompetensi jabatan disusun berdasarkan tugas dan fungsi organisasi dan disusun untuk menjamin objektivitas penempatan pegawai. Standar kompetensi jabatan memuat kompetensi dasar dan kompetensi bidang. Jabatan yang memiliki fungsi yang sejenis dapat memiliki kompetensi dasar yang sama. Dari pelaksanaan anal isis jabatan, analisis beban kerja dan standar kompetensi jabatan didapatkan beberapa keadaan pegawai yang memerlukan kebijakan untuk pemecahan masalah antara lain :
a. Ditemukannya duplikasi tugas dan fungsi unit kerja ;
b. Ditemukannya tugas dan fungsi unit kerja yang tidak dapat dijabarkan lebih lanjut menjadi tugas-tugas jabatan atau terlalu sempit, atau kurang memperlihatkan eksistensi sebuah unit kerja;
c. Ditemukannya penempatan pegawai yag tidak sesuai dengan syarat jabatan yang didudukinya;
d. Ditemukannya data kelebihan atau kekurangan pegawai atau kesesuaian pegawai;
e. Dan sebagainya
D. Pemenuhan Kebutuhan SDM kesehatan
Berdasarkan pemetaan SDM kesehatan melalui proses analisis jabatan dan anal isis beban kerja serta standar kompetensi jabatan yang disusun, maka dapat diketahui kondisi SDM kesehatan di masing -masing unit organisasi apakah sudah tercukupi dalam segi jumlah, kualifikasi dan kompetensinya sesuai jabatan yang ada.
Jika terdapat kekurangan dari segi jumlah atau kualifikasi atau kompetensi dapat dilakukan beberapa upaya diantaranya melalui:
1. Penerimaan CPNS
-
2. Mutasi
Selain melalui penerimaan CPNS, unit organisasi juga dapat menerima PNS dari Unit Organisasi lain yang mengajukan mutasi , biJa sesuai dengan kebutuhan unit organisasi tersebut.
3. Pendidikan dan PeJatihan
Upaya peningkatan kualifikasi dan kompetensi dapat diJaksanakan melaJui proses pendidikan dan peJatihan bagi SOM kesehatan .
Contoh: untuk jabatan perancang perundang-perundangan diperlukan tenaga sarjana hukum dengan pengalaman mengikuti pelatihan 'Legal Drahing '. Untuk jabatan analis kepegawaian dibutuhkan tenaga setara 03 ke atas dengan pengalaman mengikuti peJatihan analisis kepegawaian .
4. Tugas 8elajar
Upaya peningkatan kualifikasi dan kompetensi dapat diJakukan melaJui tugas beJajar sesuai dengan kebutuhan unit organisasi dan didasarkan pada anal isis jabatan yang tertuang dalam syarat jabatan dan rencana pengembangan organisasi.
E. Jdentifikasi Kebutuhan Tugas 8elajar SOM kesehatan
Identifikasi kebutuhan tugas belajar SOM kesehatan dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan organisasi berdasarkan analisis kebutuhan yang dibuat. Kebutuhan tugas belajar disusun berdasarkan jenis, kualifikasi, jenjang pendidikan dan jumlah SOM kesehatan yang dibutuhkan .
1. Jenis dan kualifikasi SOM kesehatan yang dibutuhkan a. Tenaga Kesehatan
1) Unit kerja di peJayanan kesehatan, misalnya : a) Ookter di unit gawat darurat rumah sakit b) Perawat di poliklinik BP4
c) Bidan di kamar bersaJin rumah sakit d) Radiografer di instalasi radiologi rumah sakit e) Tenaga SKM, gizi dan sanitarian di Puskesmas 2) Unit kerja di manajemen/administrasi, misalnya:
a) Ookter yang menjadi direksi di rumah sakit b) Sanitarian di bagian tata usaha rumah sakit
c) Analis laboran yang menjadi bend ahara di Kementerian Kesehatan 3) Unit kerja teknis dengan kekhususan tertentu , misaJnya :
- - -
--
-
.
15
a) Ookter gigi yang menjadi widyaiswara di BBPK b) Bidan yang menjadi dosen di Poltekkes c) Perawat yang menjadi peneliti di Puslitbang b. Non Tenaga Kesehatan
1) Unit kerja di Pelayanan Kesehatan, misalnya : a) Tenaga umum di apotik rumah sakit
b) Tenaga umum di instalasi pemulasaran jenazah rumah sakit 2) Unit kerja di manajemen/administrasi , misalnya :
a) Sarjana Hukum di Bagian Hukum Kementerian b) Sarjana Ekonomi yang menjadi Oireksi Rumah Sakit 3) Un it kerja teknis dengan kekhususan tertentu, misalnya:
a) Sarjana Pendidikan yang menjadi dosen di Poltekkes Kemenkes b) Sarjana Sosial yang menjadi Widyaiswara di Bapelkes
c) Sarjana Antropologi yang menjadi peneliti di Badan Litbang 2. Program pendldikan dan peminatan yang dibutuhkan
Pemilihan Program Pendidikan dan Peminatan:
a. Oisesuaikan dengan kebutuhan unit kerja dan rencana pengembangan SOM kesehatan unit kerja yang bersangkutan serta tujuan organisasi yang dituangkan dalam dokumen perencanaan .
b. Oisesuaikan dengan jalur profesi dan atau tugas dan fungsi yang sedang dilaksanakan atau yang direncanakan untuk pendayagunaannya setelah selesai pendidikan.
3. Jumlah SOM kesehatan yang dibutuhkan
Jumlah SOM kesehatan yang dibutuhkan untuk diusulkan tugas belajar disusun berdasarkan analisis jabatan, analisis beban kerja dan rencana pengembangan unit organisasi di masa yang akan datang .
Rencana pengembangan unit organisasi dituangkan dalam dokumen rencana aksi unit organisasi. Sebagai contoh :
a. RSU kelas C akan dikembangkan menjadi RSU kelas B tentu akan mempengaruhi kebutuhan SOM kesehatan yang akan dibutuhkan untuk peningkatan kelas RSU tersebut.
b. 8apelkes akan ditingkatkan menjadi Balai Besar Pelatihan Kesehatan c. Kantor Kesehatan Pelabuhan yang akan ditingkatkan kelasnya
d. Poltekkes menjadi Institut IImu Kesehatan/Sekolah Tinggi IImu Kesehatan
BAB III
PENERIMAAN PESERTA TUGAS BELAJAR
Proses penerimaan peserta program tugas belajar SDM kesehatan dimulai dari proses penyusunan dan pengiriman surat pemberitahuan, pengusulan calon peserta, seleksi administrasi dan seleksi akademik serta penetapan peserta .
A. Pemberitahuan
1. Penyusunan dan lsi Surat Pemberitahuan
Surat Pemberitahuan Kepala Badan PPSDM Kesehatan atau Pejabat yang ditunjuk terkait Tugas Belajar SDM kesehatan dikeluarkan setiap tahun anggaran . Penyu sunan surat pemberitahuan dilaksanakan oleh Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan dengan memperhatikan dinamika kebutuhan SDM kesehatan dalam upaya pembangunan kesehatan . Untuk memudahkan proses pengusulan calon peserta tugas belajar, maka diperlukan waktu yang cukup untuk mensosialisasikan kebijakan tugas belajar yang dituangkan dalam Surat Pemberitahuan . Terkait dengan hal tersebut, maka diharapkan Surat Pemheritahuan sudah dapat disusun dan disebarluaskan pada akhir tahun ser.elumnya .
Surat Pemberitahuan memuat ketentuan khusus yang berlaku hanya untuk tahun anggaran yang disebutkan dalam surat pemberitahuan tersebut. Ketentuan yang disampaikan dalam surat pemberitahuan diantaranya adalah : a. Jenis program pendidikan , jenjang, peminatan yang dibutuhkan
b. Alokasi dana dan jumlah peserta masing-masing Unit Utama serta Provinsi c. Persyaratan dan ketentuan peserta
d. Alamat pengiriman berkas e. Jadwal pengelolaan tug as belajar
f. Informasi program dan institusi pendidikan dalam dan luar negeri. 2. Sasaran dan cara penyampaian Pemberitahuan
Pemberitahuan Tugas Belajar SDM kesehatan Kementerian Kesehatan ditujukan kepada para Pimpinan Sekretariat Unit Utama Kementerian Kesehatan dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Pimpinan Unit yang ditunjuk secara resmi oleh Kementerian/Lembaga lainnya yang sudah menandatangani Perjanjian Kerja Sama dengan Kementerian Kesehatan dalam rangka pelaksanaan Tugas 8elajar SDM kesehatan.
Pemberitahuan Tugas Belajar SOM Kesehatan dapat menggunakan berbagai cara diantaranya :
a. Surat menyurat b. Website
c. Pertemuan sosialisasi penerimaan peserta tugas belajar d. Media cetak
e. Media informasi lainnya
3. Ketentuan dan Persyaratan Peserta Tugas Belajar SDM kesehatan a. Ketentuan Peserta
Peserta tugas belajar SOM kesehatan merupakan pegawai aparatur sipil negara yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) yang berasal dari: 1) Kementerian Kesehatan ;
2) Pemerintah Oaerah;
3) Untuk kepentingan program nasional di bidang kesehatan , peserta Tugas Belajar dapat berasal dari Kementerian/Lembaga lainnya. b. Persyaratan Peserta
PNS yang akan mengikuti tugas belajar harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Mendapatkan izin tertulis dari atasan langsung;
Izin tertulis dari atasan langsung tersebut juga harus disetujui oleh Pimpinan Satuan Kerja;
2) PNS yang telah memiliki masa kerja paling kurang 1 (satu) tahun terhitung sejak diangkat sebagai PNS ;
3) Penyesuaian ijazah (pencantuman gelar didalam SK);
4) Program studi di dalam negeri yang akan diikuti telah mendapatkan persetujuan/akreditasi minimal B dari lembaga yang berwenang; 5) Lulus seleksi administrasi dari Sekretariat Unit UtamalOinas Kesehatan
Provinsi dan seleksi akademik dari institusi pendidikan tempat tugas belajar dilaksanakan;
6) Bagi PNS yang menduduki jabatan struktural dibebaskan dari jabatannya;
jam kedinasan atau mengikuti kursus kedinasan dan tidak sepenuhnya meninggalkan tugas pokoknya.
Penetapan pengecualian didasarkan at as Surat Pernyataan Mutiak Peserta yang menyatakan mengikuti tugas belajar di luar jam ked ina san atau mengikuti kursus kedinasan dan tidak sepenuhnya meninggalkan lugas pokoknya dan diketahui oleh Sekretaris Unit Utama dan atau GubernurlWalikotal Bupati serta Pimpinan Institusi Pendidikan.
7) Bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional dibebaskan sementara dari jabatannya;
Pejabat Fungsional Dosen , Peneliti dan Widyaiswara serta jabatan fungsional lainnya yang mengikuti tugas belajar, agar diusulkan untuk pembebasan sementara dari jabatan fungsionalnya selama yang bersangkutan mengikuti tugas belajar. Pengangkatan kembali ke dalam jabatan fungsional dapat diusulkan kembali setelah yang bersangkutan selesai mengikuti pendidikan, yang dibuktikan dengan ijazah dan surat perintah melaksanakan tugas dari Pimpinan Unit Kerjanya.
Proses pembebasan sementara dari jabatan fungsional dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang jabatan fungsional terkail.
8) Sehat jasmani dan rohani serta bebas narkoba menurut surat keterangan dokter sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Untuk peminatan tertentu yang berhubungan/kontak dengan banyak
orang secara langsung, perlu mencantumkan hasil pemeriksaan bebas
dari penyakit menular diantaranya bebas HIV, hepatitis, dan lainnya .
9) Menandatangani surat perjanjian tugas belajar sesuai dengan peraturan
perundangundangan;
Surat perjanjian tugas belajar memuat kesediaan calon peserta untuk :
a) mematuhi semua kewajiban yang ditetapkan
b) tidak mengundurkan diri selama proses penerimaan peserta
(pengajuan usul, seleksi dan penetapan) dan selama proses pendidikan
c) menyelesaikan pendidikan tepat waktu dengan prestasi akademik
-
d) melaksanakan masa pengabdian pasca tugas belajar sesuai ketentuan
e) bersedia menerima sanksi administrasi dan sanksi profesi bila melanggar ketentuan sesuai ketentuan yang berlaku
10) Melampirkan daftar riwayat hidup singkat sesuai dengan forma t terlampir;
11) Melampirkan surat pernyataan kesediaan ditugaskan kembali yang dibuat oleh peserta tugas belajar; dan
12) Peserta wajib mencantumkan gelar terakhirnya dalam SK PNS
B. Mekanisme Penerimaan
Tatalaksana penerimaan peserta tugas belajar dalam negeri dan luar negeri mengikuti tata alur yang dilaksanakan secara bertingkat sesuai mekanisme, sebagai berikut:
1. Pengajuan Permohonan Tugas Belajar
Calon peserta tugas belajar mengajukan permohonan kepada pimpinan unit kerja/organisasi tempat bekerja melalui atasan langsung dengan melengkapi semua persyaratan dan dokumen yang telah ditetapkan .
2. Kajian Permohonan Tugas Belajar oleh Pimpinan Unit Kerja
Pimpinan unit kerja/organisasi tempat calon peserta tugas belajar bekerja mempertimbangkan permohonan calon peserta tugas belajar sesuai dengan rencana kebutuhan program ataupun rencana pengembangan karir staf yang telah dituangkan ke dalam dokumen perencanaan tugas belajar unit kerja . Oalam mengusulkan calon peserta tugas belajar, perlu dibentuk tim di masing-masing unit kerja yang terdiri atas unsur kepegawaian , unsur teknis, dan unsur
pimpinan.
C. Pengusulan Calon Peserta Tugas Belajar SDM Kesehatan
Calon peserta tugas belajar diusulkan oleh Sekretariat Unit Utama
Kementerian Kesehatan , Oinas Kesehatan Provinsi atau Kementerian/Lembaga
lainnya. Proses pengusulan calon peserta dari Kementerian/Lembaga lainnya
dilaksanakan secara terintegrasi melalui unit yang ditunjuk secara resmi oleh
Kementerian/Lembaga tersebut (bersifat satu pintu).
Tata cara pengusulan calon peserta Tugas Belajar SOM kesehatan adalah
sebagai berikut:
20
セ@.
-
I·
セ@
_.
1. Pimpinan unit kerja/organisasi mengajukan usulan calon peserta tugas belajar disertai kelengkapan berkas yang dipersyaratkan kepada:
a. Unit Utama Kemenkes (Pejabat Eselon I), bagi unit kerja dan UPT di lingkungan unit utama tersebut.
b. Unit Utama Kemenkes (Pejabat Eselon I), bagi UPT Pusat yang berada di Daerah dengan menyampaikan tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat.
c. Dinas Kesehatan Provinsi. bagi unit kerja di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, unit kerja di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi serta UPTD di wilayah tersebut.
2. Pengajuan usulan calon peserta tersebut telah disusun berdasarkan peringkat sesuai format dalam lampiran .
3. Seluruh kelengkapan dokumen dikirimkan kepada
a. Unit Utama Kemenkes (untuk calon peserta dan UPT yang berada di bawahnya untuk lingkungan Itjen Kemenkes, Setjen Kemenkes, Ditjen Kemenkes. dan Badan di lingkungan Kemenkes);
b. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selaku pelaksana seleksi administrasi, untuk selanjutnya diverifikasi masing-masing provinsi. Koordinasi dilakukan dengan Badan PPSDM Kesehatan melalui Pustanserdik SDM Kesehatan.
O. Seleksi Peserta Tugas Belajar SOM kesehatan
Seleksi calon peserta tug as belajar SDM kesehatan terdiri atas 2 (dua) tahap yaitu: seleksi administrasi dan seleksi akademik.
1. Seleksi administrasi
Seleksi administrasi bagi calon peserta yang berasal dari Unit Utama Kemenkes dilaksanakan oleh Sekretariat Unit Utama Kemenkes, sedangkan seleksi administrasi bagi calon peserta yang berasal dari Provinsi dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi .
a. Proses seleksi administrasi
1) Seleksi administrasi dilakukan dengan cara meneliti kelengkapan berkas dan kesesuaiannya dengan ketentuan yang berlaku.
2) Pelaksana seleksi administrasi untuk calon peserta yang berasal dari Dinkes Provinsi/Kab/Kota dan UPTD adalah Dinas Kesehatan Provinsi.
UPT-nya, proses seleksi dilakukan oleh Unit Utama Kemenkes . 3) Hasil seleksi administrasi untuk calon peserta yang berasal dari Dinke
Provinsi/Kabupaten/Kota dan UPTD, tembusannya disampaika kepada Pustanserdik SDM Kesehatan yang telah disusun berdasarka peringkaUprioritas (disertai be rita acara pelaksanaan seleksi).
4) Hasil seleksi administrasi untuk calon peserta yang berasal dari Un Kerja di lingkungan Kemenkes dan UPT-nya dikirimkan kepad Pustanserdik SDM Kesehatan yang telah disusun berdasarka peringkaUprioritas disertai berita acara pelaksanaan seleksi.
5) Tim Pelaksana dan Pengelola Tugas Belajar SDM kesehata Pustanserdik SDM Kesehatan melaksanakan verifikasi terhadap ィ。セ@
seleksi administrasi. Hasil verifikasi tersebut selanjutnya dibaha dengan Dinas Kesehatan Provinsi, Unit Utama dan penyandang dan dalam pertemuan koordinasi untuk menyepakati:
a) Kesesuaian hasil seleksi administrasi terhadap ketentua pelaksanaan tugas belajar,
b) Konfirmasi/klarifikasi atas kepastian calon peserta tugas belajar yan diusulkan ,
c) Konfirmasi/klarifikasi ketersediaan dana.
6) Pustanserdik SDM Kesehatan mengeluarkan rekomendasi bagi calo peserta tugas belajar yang telah lulus seleksi administrasi untu mengikuti seleksi akademik kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan Un Utama. Selanjutnya Dinas Kesehatan Provinsi dan Unit Utam menyampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Un Kerja serta UPT -nya.
b. Kelengkapan Persyaratan
Pemeriksaan kelengkapan persyaratan administrasi calon pesert dilaksanakan dengan melakukan penyesuaian dengan checklist yan tersedia (terlampir).
Untuk keperluan seleksi administrasi, masing-masing calon pesert yang akan mengikuti Program Pendidikan melampirkan 1 (satu) berka: untuk S-1 (map warna biru), S-2 (map warna kuning), S-3 (map warn merah), dengan dokumen sebagai berikut :
-,
.J'
-- -- --
-
セ@2) Fotocopy SK Jabatan terakhir bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional/struktural.
3) Fotocopy DP3 (atau penilaian yang sejenis) 1 tahun terakhir dengan setiap unsur sekurang-kurangnya baik (atau yang disetarakan). 4) Fotocopy ijazah/STTB dan transkrip nilai terakhir yang telah dilegalisir
oleh pejabat yang berwenang .
5) Surat ijin mengikuti seleksi pendidikan tugas belajar dari Sekretaris Unit Utama (peserta pusat) atau BKD setempat (peserta daerah).
6) Surat pernyataan dari Kepala SKPD bahwa calon tidak sedang menjalani pemeriksaan atau sedang menjalani hukuman disiplin. 7) SK Tugas Belajar atau Ijin Belajar sebelumnya.
8) Surat Ijin dari suamilistri bagi yang sudah menikah .
9) Surat Keterangan dari Pimpinan unit kerja mengenai rencana penugasan kembali dan bidang studi/peminatan yang akan diambil relevan dengan bidang tugasnya, atau akan ditempatkan/ditugaskan sesuai pada unit kerja lain sesuai dengan kompetensi.
10) Surat pernyataan dari atasan calon tidak pernah gaga I dalam tugas belajar sebelumnya yang disebabkan oleh kelalaiannya; dan atau dibatalkan mengikuti tugas belajar karena kesalahannya .
11) Surat pernyataan tidak akan pindah program studi/peminatan dan institusi pendidikan lain sesuai dengan pengajuan seleksi administrasi/berdasarkan usulan unit eselon I dan Dinas Kesehatan Provinsi masing-masing calon peserta, di atas materai Rp.6 .000. 12) Form biodata yang telah diisi lengkap.
13) Surat pernyataan bersedia melepaskan jabatan struktural/fungsional bagi yang menduduki jabatan struktural/fungsional.
14) Surat pernyataan tidak sedang melaksanakan pendidikan dan pelatihan penjenjangan.
15) Surat pernyataan tidak dalam proses pindah/mutasi kerja .
16) Surat keterangan berbadan sehat dan bebas narkoba dari dokter pemerintah.
17) Surat keterangan bahwa peminatan/jurusan yang diambil sudah terakreditasi minimal B pada perguruan tinggi yang dituju.
18) Surat pernyataan wajib bekerja kembali untuk Negara setelah selesai mengikuti pendidikan pada unit kerja pada instansi tempat pegawai
..;;
-
"'-",..-
23
-bersangkutan bekerja semula, dengan ketentuan 2n (n=masa tugas belajar), di atas materai Rp.6.000,00.
Dalam hal pemenuhan kelengkapan persyaratan, tidak dapat dilakukan pengiriman/pemberkasan susulan. Calon peserta yang tidak memenuhi kelengkapan persyaratan langsung dinyatakan tidak lulus seleksi administrasi dan tidak dilakukan pembobotan/penetapan peringkat.
c. BobotlPeringkat
Pembobotan/penetapan peringkat terhadap calon peserta yang telah memenuhi kelengkapan persyaratan dilaksanakan dengan menilai indikator-indikator sebagai berikut:
1) Prioritas kebutuhan (bobot 50%)
Prioritas kebutuhan akan kualifikasi SDM kesehatan berdasarkan perencanaan kebutuhan tugas belajar yang telah disusun oleh unit kerja pengusul. Prioritas kebutuhan ini memperhatikan kesesuaian peminatan yang dipilih dengan pekerjaan yang dilaksanakan di unit kerja.
2) Umur (bobot 7,5%)
Umur dihitung berdasarkan tanggal, bulan dan tahun kelahiran. Penghitungannya dibatasi (contoh : 37th + 364 hari).
Umur disusun berdasarkan beberapa kelompok pembagian yaitu: a) Mendekati batas usia maksimal (1-3 tahun dari batas usia maksimal)
(7,5%)
b) Tidak mendekati usia maksimal (0%) 3) Masa kerja (bobot 15%)
Masa kerja dihitung dari masa penetapan sebagai PNS. Kriteria masa kerja dapat dikelompokkan menjadi:
a) Strata I
• Masa kerja > 8 tahun nilai
15
• Masa kerja 7-8 tahun nilai 12 • Masa kerja 5-6 tahun nilai 9 • Masa kerja 3-4 tahun nilai 6 • Masa kerja 2 tahun nilai 3 • Masa kerja 1 tahun nilai b) Strata II• Masa kerja > 18 tahun nilai 15
, 24
-
_
,
==-oMasa kerja 15-18 エ。ィオセョゥャ。ゥ@ 12 oMasa kerja 11-14 tahun .nilai 9 oMasa kerja 7-10 tahun .nilai 6 oMasa kerja 3-6 tahun .nilai 3 oMasa kerja 1-2 tahun .nilai 1 c) Strata III
oMasa kerja > 20 tahun .nilai 15 oMasa kerja 16-20 tahun .nilai 12 oMasa kerja 11-15 tahun .nilai 9 oMasa kerja 6-10 tahun .nilai 6 oMasa kerja 2-5 tahun .nilai 3 oMasa kerja 1 tahun
4) Kinerja/Prestasi kinerja (bobot 10%)
Kinerja/prestasi kinerja dinilai dari penghargaan yang diterima terkait pekerjaan yang dilaksanakan. Kinerja dikelompokkan menjadi :
a) Pernah menjalani PIT (2,5%)
o PTT kriteria biasa
=
nilai 1,5 o PIT kriteria terpencil = nilai 2 o PIT kriteria sang at terpencil = nilai 2,5b) Sedang menduduki jabatan struktural atau fungsional (2,5%) o Jabatan Eselon Il/Jabatan Fungsional Utama _ i lai 2,5 o Jabatan Eselon 1I1-IV/Jabatan Fungsional Madya _ilai 2 c) Mendapatkan penghargaan dari pemerintah dan lembaga resmi
lainnya terkait kinerja dibidang kesehatan (2,5%) o Lembaga Internasional/negara lain _ilai 2 ,5 o Pemerintah PusaVlembaga nasional _ilai 2 o Pemerintah Provinsi atau sederajat _ilai 1,5 o Pemerintah Kabupaten/lembaga lokal _ilai 1
Dalam hal calon peserta mendapatkan lebih dari 1 penghargaan, maka yang dihitung sebagai bahan pembobot adalah penghargaan dengan nilai yang tertinggi (tidak diakumulatif).
5) Pengabdian masyarakat (bobot 5%)
Indikator pengabdian masyarakat dinilai dari penghargaan atau bukti pengakuan dari pemerintah/lembaga lainnya terkait pengabdian yang bersangkutan di masyarakat (kerja sosial , bakti sosial dan sejenis). a) Oi tingkat internasional nilai 5
b) Oi tingkat nasional nilai4 c) Oi tingkat provinsi nilai 3
Oalam hal ca lon peserta mendapatkan lebih dari 1 penghargaan, maka yang dihitung sebagai bahan pembobot adalah penghargaan dengan nilai yang tertinggi (tidak diakumulutaif).
6) Domisili Unit Kerja (10%)
Calon peserta yang berasal dari unit kerja di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan (OTPK)/daerah tertinggal perlu mendapatkan prioritas dalam mengikuti tugas belajar.
a) Bekerja > 5 tahun di OTPKldaerah tertinggal sId saat ini nilai 10 b) Bekerja 3-5 tahun di OTPKldaerah tertinggal sId saat ini nilai 8 c) Bekerja 1-2 tahun di OTPKldaerah tertinggal sId saat ini nilai 6 7) Masa pengabdian pasca tugas belajar sebelumnya (bobot 2,5 %)
a) Masa pengabdian > 5 tahun nilai 2,5
b) Bagi calon peserta yang belum pernah melaksanakan tugas belajar maka akan diberikan nilai maksimal nilai 2,5
Oalam hal terdapat kebutuhan organisasi , maka peserta tugas belajar dapat mengajukan tugas belajar kembali sebelum melaksanakan pengabdian secara penuh berdasarkan keputusan yang ditetapkan oleh Kepala Badan PPSOM kesehatan
Bagi calon peserta yang telah dilakukan pembobotan/penetapan peringkat oleh Sekretariat Unit Utama/Oinas Kesehatan Provinsi, selanjutnya disampaikan ke Tim Pelaksana dan Pengelola Program Tugas Belajar SOMK di Pustanserdik SOM Kesehatan untuk selanJutnya dilakukan veriflkasi data fisik kelengkapan peserta dan verifikasi pembobotan/penetapan peringkat calon peserta.
dana Pustanserdik SDM Kesehatan, kemudian diajukan untuk megikuti seleksi akademik di Institusi Pendidikan yang ditunjuk.
Dalam hal jumlah calon peserta yang lulus verifikasi oleh Tim Pelaksana dan Pengelola Tugas Belajar SDM Kesehatan Pustanserdik SDM Kesehatan lebih ban yak dari jumlah alokasi dana yang tersedia, maka Tim Pelaksana dan Pengelola Tugas Belajar SDM kesehatan Pustanserdik SDM Kesehatan akan menetapkan calon peserta lulus verifikasi prioritas utama dan calon peserta lui us verifikasi prioritas cadangan.
2. Seleksi akademik.
Seleksi akademik dilaksanakan oleh Institusi Pendidikan berdasarkan pengajuan dari Pustanserdik SDM Kesehatan setelah calon peserta lulus verifikasi seleksi administrasi di tingkat Pusat baik yang prioritas utama maupun cadangan . Hasil seleksi akademik disampaikan oleh Institusi pendidikan kepada Unit Pengusul dan Pustanserdik SDM Kesehatan Badan PPSDM kesehatan. Hasil seleksi akademik, selanjutnya dikaji kembali oleh Tim Pengelola Program Tugas Belajar SDM kesehatan Kementerian Kesehatan sebagai salah satu dasar dalam penetapan peserta tugas belajar.
Beberapa ketentuan bagi calon peserta tugas belajar SDM Kesehatan yang mengikuti seleksi akademik:
a. Calon peserta yang telah lulus verifikasi seleksi administrasi baik yang prioritas utama maupun prioritas cadangan oleh Tim Pelaksana dan Pengelola Tugas Belajar SDM kesehatan Pustanserdik SDM Kesehatan dapat mengikuti seleksi akademik pada institusi pendidikan yang telah diusulkan dalam satu tahun akademik yang sama.
b. Bagi calon peserta prioritas cadangan dapat melaksanakan seleksi akademik berdasarkan pengantar dari Pustanserdik SDM Kesehatan dengan melampirkan Surat Pernyataan yang berisi:
1) bersedia menerima hasil penetapan Peserta Tugas Belajar SDM kesehatan;
2) bersedia membiayai secara mandiri (ijin belajar) atau sumber dana lain yang tidak mengikat (tug as belajar dari institusi di luar Kemenkes); dan atau
Surat pernyataan tersebut harus sudah dikumpulkan sampai dengan tanggal yang ditetapkan oleh Pustanserdik SOM Kesehatan.
c. Calon peserta wajib melaporkan hasil seleksi akademik dan menyerahkan surat keterangan lulus sesuai batas waktu yang telah ditetapkan kepada Oinas Kesehatan Provinsi/Unit Utama.
Bagi calon peserta yang lulus seleksi akademik, namun tidak sesuai dengan peminatan dan institusi pendidikan yang tercantum pada surat pengajuan seleksi akademik Pustanserdik SDM Kesehatan, maka yang bersangkutan langsung dinyatakan gugur dalam proses penerimaan peserta tugas belajar SDM kesehatan.
3. Penetapan Peserta Tugas Belajar
Proses penetapan peserta tugas belajar dilaksanakan berdasarkan hasil pembobotan/penetapan peringkat dengan memperhatikan hasil seleksi administrasi dan hasil Seleksi akademik.
Proses pen eta pan peserta dilaksanakan melalui 2 mekanisme :
a. Oinas Kesehatan Provinsi atau Unit Utama mengirimkan hasil seleksi akademik calon peserta tugas belajar prioritas utama dan prioritas cadangan kepada Pustanserdik SOM Kesehatan. Oalam hal calon peserta prioritas utama tidak menyampaikan hasil kelulusan pada waktu yang telah ditetapkan, maka Tim Pelaksana dan Pengelola Tugas Belajar SOM kesehatan Pustanserdik SOM Kesehatan akan mengganti yang bersangkutan dengan calon peserta lainnya yang berstatus prioritas cadangan sesuai daftar urut pembobotan/penetapan peringkat untuk selanjutnya diproses dalam usulan penetapan Peserta Tugas Belajar SOM Kesehatan .
b. Tim Pelaksana dan Pengelola Tugas Belajar SOM kesehatan Pustanserdik SOM Kesehatan menyusun penetapan peserta tugas belajar berdasarkan hasil seleksi administrasi dan seleksi akademik dengan memperhatikan prioritas utama dan prioritas cadangan.
c. Oalam hal ketersediaan dana lebih sedikit dari jumlah peserta yang lolos seleksi administrasi dan seleksi akademik, maka Tim Pelaksana dan Pengelola Tugas Belajar SOM kesehatan Pustanserdik SOM Kesehatan mengutamakan usulan penetapan berdasarkan prioritas utama selanjutnya memilih calon peserta prioritas cadangan berdasarkan urutan dengan mempertimbangkan kebutuhan nasional dan daerah.
-d. Selanjutnya Tim menyusun Rancangan Surat Keputusan penetapan peserta tugas belajar untuk diajukan kepada Kepala Putanserdik SDM Keehatan dan Kepala BPPSDMK dan selanjutnya ditetapkan oleh Menteri Kesehatan atau Pejabat yang diberikan wewenang atas nama Menteri Kesehatan sesuai ketentuan. Surat Keputusan tersebut berisi ketentuan pelaksanaan, masa berlaku, hak dan kewajiban peserta disertai daftar nama, usia, masa kerja , unit kerja , jenjang pendidikan dan peminatan, institusi pendidikan dan lokasi, rencana penempatan dan ketentuan pembayaran serta periode dimulainya pembiayaan bagi peserta.
,
19
BABIV
PENDIDIKAN
A. Institusi Pendidikan
Penyelenggaraan Tugas Belajar SDM kesehalan diselenggarakan di inslilusi pendidikan yang melipuli:
1. Perguruan Tinggi Negeri;
Perguruan linggi negeri harus lerakredilasi paling rendah B dari lembaga yang berwenang . Perguruan Tinggi Negeri disesuaikan dengan domisili asal calon peserta. Dalam hal di Wilayah Provinsi calon peserta tidak terdapat PTN yang memiliki peminalanijurusan tertenlu sesuai peminalan calon peserta, maka yang bersangkutan dapat memilih Perguruan Tinggi Negeri yang terdekat dengan domisili Provinsinya yang memiliki peminatanijurusan lersebut. Contoh :
Calon peserta yang berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur akan mengambil S2 Hukum Kesehatan, tetapi tidak lerdapal di PTN yang ada di Kalimanlan Timur , maka yang bersangkutan dapat mengambil peminatan lersebut di luar Kalimantan Timur seperti misalnya di Universitas Hasanuddin Makassar (terdekal jaraknya dari Provinsi Kalimantan Timur).
2. Perguruan tinggi swasta ;
Perguruan linggi swasla harus lerakredilasi paling rendah B dari lembaga yang berwenang . Tugas belajar pada perguruan linggi swasta dapat diizinkan dalam hal perguruan tinggi negeri lidak memiliki program studi yang dipilih.
3. Perguruan tinggi di luar negeri.
Perguruan Tinggi di luar negeri harus terakreditasi dan diakui oleh negara yang bersangkutan dan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan . Penyelenggaraan tugas belajar luar negeri dapat dilakukan apabila terdapat hubungan bilateral antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerinlah negara yang bersangkulan.
, I セBGN@ .;; MMMセM
-
MMセ@B. Jenis Pendidikan
Jenis pendidikan Tugas belajar meliputi: 1. Pendidikan Vokasi;
Pendidikan Vokasi diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan program kesehatan nasional dan terdiri atas:
a. Program Diploma Tiga ; dan
b. Program Diploma Empat atau Sarjana Terapan. c. Program Magister Terapan ; dan
d. Program Doktor Terapan 2. Pendidikan Akademik;
Pendidikan akademik