• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme Erupsi Gigi dan Resorpsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Mekanisme Erupsi Gigi dan Resorpsi"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Mekanisme Erupsi Gigi

dan

Resorpsi

(10 Februari 2016)

Oleh :

(3)

DR. drg. Tita Ratya Utari Sp.Ort

Jl. Tapak Dara CT X no 3 (Belakang Percetakan

Kanisius, Deresan, Gejayan) Telp : 0274 562491

(4)
(5)
(6)
(7)

suatu proses fisiologis berupa proses pergerakan gigi yang dimulai dari tempat

pembentukkan gigi di dalam tulang alveolar kemudian

gigi menembus gingiva

sampai akhirnya mencapai dataran oklusal.

(8)

• Manusia memiliki dua set gigi.

• 20 gigi desidui saat anak-anak, dan setelah mereka eksfoliasi, mereka

digantikan oleh gigi

permanen, terdiri dari 20 gigi succedaneous dan 12 gigi accessional (32 gigi permanen).

• Setiap gigi berbeda-beda secara anatomi, tetapi

dasar proses

(9)

ODONTOGENESIS

Jaringan odontogenik mulai terlihat pada umur kehamilan 28 hari sebagai daerah penebalan epitelium ektoderma pada tepi stomodeum bersamaan dengan disintegrasi membrana orofaringeal. Masing-masing benih gigi terdiri atas organ enamel dan papilla gigi yang dikelilingi oleh folikel atau kantong gigi (Sperber, 1991).

Gigi secara embriologi berasal dari dua jaringan :

ektoderm membentuk enamel

(10)

• Perkembangan gigi dimulai sejak dalam kandungan (fetus) sekitar 28 hari IU.

• Gigi desidui berkembang pada minggu ke-6 dan

minggu ke-8 dan gigi permanen berkembang pada minggu ke-20.

• Perkembangan gigi dimulai sejak dalam

kandungan (fetus) sekitar 28 hari IU.

• Gigi desidui berkembang pada minggu ke-6 dan

minggu ke-8 dan gigi permanen berkembang pada minggu ke-20.

• Tahap mineralisasi pada gigi desidui dimulai pada

minggu ke-14 IU dan seluruh gigi desidui termineralisasi secara sempurna setelah kelahiran.

• Gigi I dan M1 permanen termineralisasi pada atau waktu setelah kelahiran, setelah itu baru gigi-gigi permanen lain mengalami mineralisasi

• Tahap mineralisasi pada gigi desidui dimulai pada

minggu ke-14 IU dan seluruh gigi desidui termineralisasi secara sempurna setelah kelahiran.

(11)

Pra-erupsi

Pra-Fungsional/

Pra-Oklusal (Tahap Erupsi)

Fungsional

/tahap oklusal

(12)

Tahap Pra-Erupsi

• Mahkota gigi terbentuk dan posisinya dalam tulang rahang cukup stabil (intraosseus),

• Akar gigi mulai terbentuk dan gigi mulai bergerak di dalam tulang rahang ke arah rongga mulut,

• Penetrasi mukosa,

• akar gigi mulai terbentuk setengah sampai tiga perempat dari panjang akar

• Tahap pra-erupsi terdiri dari :

a. Inisiasi

(Bud Stage)

b. Proliferasi

(Cap Stage)

c. Histodiferensiasi

(Bell Stage)

d. Morfodiferensiasi e. Aposisi

(13)

Dental Lamina Stage

 Terbentuk pada minggu ke-6

 Ectodermal epitel yang melapisi konveks bagian atas

perbatasan proses alveolar menjadi menebal dan terjadi perkembangan di bagian mesoderm membentuk dental lamina.

(14)

Bud Stage (Inisiasi)

• Terjadi pada minggu ke-7 kehidupan IU.

Dental Lamina sekarang berproliferasi pada 10 lokasi untuk membentuk tonjolan epithel yang disebut tunas gigi (enamel organ) yang tumbuh ke dalam mesenkim dasar.

• Dengan demikian, ada 10 enamel organ (masing – masing lima buah di setiap sisi lingual) dalam setiap proses alveolar.

(15)

Cap Stage

• Dimulai pada minggu ke-11 kehidupan IU

• Masa neural mesenkim menginvasi tunas gigi/enamel organ.

• Masing – masing tunas gigi berkembang pada laju yang berbeda untuk membentuk 3 lapisan struktur epithel.

• Hasilnya, enamel organ menjadi berbentuk tudung (topi/cap)

(16)

Bell Stage

(Histodiferensiasi)

Enamel organ berdiferensiasi menjadi 3 lapisan, yaitu:

1. Lapisan sel terluar yang disebut outer enamel epithelium

2. Lapisan sel dalam yang disebut inner enamel epithelium

3. Inti pusat sel yang tersusun longgar yang disebut enamel reticulum

 Pada perkembangan ini, sel berbentuk seperti lonceng, sehingga dinamakan bell

stage .

 inner layer enamel epithelium menjadi berbentuk kolom  ameloblasts.

 Sel mesodermal dari dental papilla berdekatan dengan ameloblast membentuk lapisan epiel yang bersambungan  Odontoblast.

(17)

Ameloblast yang merupakan turunan dari inner enamel epithelium membentuk

enamel.

Odontoblast yang merupakan turunan dental pappila membentuk dentin dan pulpa gigi.

 Mesenkim disekeliling gigi berkondensasi membentuk kantung gigi (saccus dentalis).

(18)

Apposition Stage

• Odontoblast memproduksi predentin, jauh didalam enamel.

• Selanjutnya predentin akan mengalami kalsifikasi dan membentuk dentin.

• Akar gigi akan mulai berkembang setelah pembentukan enamel dan dentin berlangsung dengan baik.

Inner enamel epithelium dan outer enamel epithelium bergabung di leher gigi-tempat terjadinya Hertwig’s epithelial root sheath.

Tudung ini tumbuh di mesenkim dan menginisiasi pembentukan akar gigi.

Terjadi perlekatan odontoblast dengan tudung akar untuk menghasilkan dentin, yang berlanjut membentuk mahkota.

• Pembentukan Dentin terus menerus membuat pulp cavity menyempit dan membentuk pulp canal yang melewati saraf dan pembuluh.

• Inner cell kantung gigi berdiferensiasi menjadi cementoblast yang akan membentuk cementum.

• Sel mesenkim dari lapisan luar cement menghasilkan ligamen periodontal yang menahan akar gigi dengan kuat bersama dengan soket alveolar tulang dan juga berfungsi sebagai peredam terhadap goncangan.

 Pembentukan enamel dan dentin terjadi di tahapan ini.

 Saat jumlah enamel meningkat, ameloblast bergerak maju ke arah outer enamel ephitelium.

 Sehingga enamel reticulum dan outer enamel ephitelium menghilang.

 Setelah enamel terbentuk secara penuh, ameloblast kemudian mengalami regresi/menyusut, hanya

(19)

Morfodiferensiasi

• Morfodiferensiasi adalah susunan sel-sel dalam perkembangan bentuk jaringan atau organ. Perubahan morfodiferensiasi mencakup pembentukkan pola morfologi atau bentuk dasar dan ukuran relatif dari mahkota gigi.

• Morfologi gigi ditentukan bila epitel email bagian dalam tersusun sedemikian rupa sehingga batas antara epitel email dan odontoblas merupakan gambaran dentinoenamel junction yang akan terbentuk.

(20)

Kalsifikasi

• Kalsifikasi terjadi dengan pengendapan garam-garam kalsium anorganik selama pengendapan matriks.

• Kalsifikasi akan dimulai di dalam matriks yang sebelumnya telah mengalami deposisi dengan jalan presipitasi dari bagian ke bagian lainnya dengan penambahan lapis demi lapis.

(21)
(22)
(23)

Tahap Pra-Fungsional/Pra-Oklusal

(Tahap Erupsi)

• Erupsi merupakan istilah yang berasal dari bahasa Latin

erumpere , yang berarti menetaskan.

• Erupsi gigi adalah suatu proses pergerakan gigi secara aksial yang dimulai dari tempat perkembangan gigi di dalam tulang alveolar sampai akhirnya mencapai posisi fungsional di dalam rongga mulut.

(24)

Proses

Erupsi Gigi

Selama bulan ke-3 kehidupan IntraUterine, lamina gigi memberikan serangkaian tunas gigi pada sisi lingual (medial) dari perkembangan gigi sulung  yang menghasilkan gigi permanen, gigi taring dan premolar.

• Tunas ini mengalami dormansi sampai sekitar tahun ke-6 kehidupan postnatal.

• Pertumbuhan Tunas gigi permanen mendorong gigi sulung dari bawah.

• Karena gigi permanen tumbuh, akar gigi sulung atasnya diserap oleh osteoklas.

(25)

Erupsi gigi terjadi setelah formasi dan mineralisasi mahkota terbentuk sempurna tetapi sebelum akar terbentuk sempurna

(26)

Stages of Tooth Eruption

Essentials of Oral Histology and Embryology. James Avery, 2nd edition

 Pergerakan gigi ke arah oklusal berhubungan dengan pertumbuhan jaringan ikat di sekitar soket gigi.

 Proliferasi aktif dari ligamen periodontal akan menghasilkan tekanan di sekitar kantung gigi yang mendorong gigi ke arah oklusal.

 Tekanan erupsi pada tahap ini semakin bertambah seiring meningkatnya permeabilitas vaskular di sekitar ligamen periodontal yang memicu keluarnya cairan secara difus dari dinding vaskular

(27)
(28)

Teori mekanisme erupsi gigi dapat dibagi dalam 2 kelompok, yaitu :

1. Gigi didorong atau didesak keluar sebagai hasil dari kekuatan yang dihasilkan dari

bawah dan disekitarnya, seperti pertumbuhan tulang alveolar, akar, tekanan darah atau

tekanan cairan dalam jaringan (proliferasi).

(29)

Tahap Fungsional/Tahap Oklusal

Tahap ini dimulai sejak gigi difungsikan dan berakhir

ketika gigi telah tanggal dan berlangsung

bertahun-tahun.

Selama tahap ini gigi bergerak ke arah oklusal,

mesial, dan proksimal.

Pergerakan gigi pada tahap ini bertujuan untuk

mengimbangi kehilangan substansi gigi yang

terpakai selama berfungsi sehingga oklusi dan titik

kontak proksimal dipertahankan.

Pada tahap ini, tulang alveolar masih mengalami

pertumbuhan terutama pada bagian soket gigi

(30)

Waktu Erupsi Gigi

• Waktu erupsi gigi diartikan sebagai waktu munculnya tonjol gigi atau tepi insisal dari gigi menembus gingiva.

• Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat perbedaan waktu erupsi antara satu populasi dengan populasi lain yang berbeda ras.

• Berdasarkan penelitian Hurme pada berbagai etnis di Amerika Serikat dan Eropa Barat didapat data bahwa tidak ada dua individu yang mempunyai waktu erupsi yang persis sama pada rongga mulut.

(31)
(32)

Sequence and chronology of tooth eruption

(33)

The six/four rule for primary tooth emergence Four teeth emerge for each 6 months of age

1. 6 months: 4 teeth (lower centrals & upper centrals) 2. 12 months: 8 teeth (1. + upper laterals & lower laterals)

3. 18 months: 12 teeth (2. + upper 1st molars & loer 1st molars)

4. 24 months: 16 teeth (3. + upper canines & lower canines)

5. 30 months: 20 teeth (4. + lower 2nd molars & upper 2nd molars)

Summary

1. By 5 months in utero, all crowns started calcification 2. By 1 year old, all crowns completed formation

3. By 2.5 years, all primary teeth erupted

4. By 4 years old, all primary teeth completed root formation

(34)

Faktor-faktor yang berperan dalam erupsi

gigi

1. Penambahan panjang akar gigi.

 Erupsi dimulai pada saat akar mulai terbentuk.

 Pemanjangan akar menyebabkan terjadinya penambahan jarak antara mahkota dan ujung akar yang sedang tumbuh.

 Bila ujung akar yang sudah tumbuh disangga oleh tulang di bawahnya maka mahkota gigi akan terdorong ke arah rongga mulut karena terbentuknya tulang baru hasil aposisi yang diletakkan diantara ujung akar yang sedang berkembang dengan tulang penyangga dibawahnya.

2. Pertumbuhan pulpa gigi selama foramen apikal masih terbuka lebar. Gigi-gigi bergerak dari soketnya seirama dengan denyutan arteri sehingga perubahan volume secara lokal dapat menghasilkan sedikit gerakan gigi. Mekanisme ini biasanya dipengaruhi oleh aktivitas hormonal yang mengatur baik tekanan darah maupun cairan jaringan.

(35)

4. Kontraksi sel-sel yang tersusun oblik pada ligamen periodontal juga

dapat mendorong gigi dari soketnya.

5. Resorbsi tulang oleh sel-sel osteoklast pada pintu alveolus, sehingga jalan menjadi lebih bebas.

6. Pembentukan tulang baru secara aposisi oleh sel-sel osteoblast pada dinding alveolus.

– Menurut Mjor dan Fejerskov (1991) pergerakan mahkota yang sedang berkembang hanya mungkin terjadi apabila disertai remodeling tulang yang membentuk kriptus disekitarnya.

– Remodeling ini dilakukan oleh osteoklast dan osteoblast. Osteoklast banyak terdapat pada permukaan dinding kriptus yang dituju oleh pergerakan gigi yang sedang berkembang, sedangkan osteoblast banyak terdapat pada permukaan kriptus yang dijauhi mahkota yang berkembang.

– Resorbsi tulang oleh osteoklast akan membuka jalan bagi mahkota yang sedang berkembang bergerak dari dalam tulang rahang menuju ke arah oklusal.

– Sebelum mencapai dataran oklusal, gigi-gigi akan bergerak dari tempatnya berkembang ke arah insisal berurutan melalui tulang yang menutupinya, lamina propia dan epitelium.

(36)

• Pertama, pada awal erupsi terjadi juga proses perkembangan akar yang belum selesai disertai oleh perkembangan jaringan periodonsiumnya

• Kedua,, resorbsi tulang diatur oleh folikel dentis untuk membuka jalan mahkota gigi yang akan erupsi.

 Proses ini diawali dengan pemasukan sel-sel mononuklear yang berakumulasi pada bagian folikel dentis yang menutupi sepertiga mahkota gigi.

(37)

• Ketiga,, pada waktu akar berkembang maka harus ada modeling tulang pada fundus kriptus untuk membentuk soket tempat akar dan memberikan ikatan bagi ligamen periodontal yang mengelilingi akar.

 Pertumbuhan akar pada saat erupsi ikut memberikan kekuatan untuk mendorong gigi ke arah aksial.

• Keempat,, resorbsi jaringan ikat fibrosa lamina propria gingiva yang terdapat pada jalan erupsi gigi. Hal ini diikuti oleh fibrogenesis dan remodeling jaringan ikat yang menyebabkan berkembangnya sistem serat dento gingival dan perlekatannya pada bagian koronal akar gigi yang erupsi.

(38)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Erupsi Gigi

 Erupsi gigi adalah proses yang bervariasi pada setiap anak.

(39)

Faktor Genetik (Keturunan)

 Faktor genetik dapat mempengaruhi kecepatan waktu erupsi gigi.

 Faktor genetik mempunyai pengaruh terbesar dalam menentukan waktu dan urutan erupsi gigi, termasuk proses kalsifikasi.

 Menurut Stewart, pengaruh faktor genetik terhadap erupsi gigi adalah sekitar 78%.

Jenis Kelamin

 Waktu erupsi gigi permanen mandibula dan maksila terjadi bervariasi pada setiap individu.

(40)

Faktor Ras

 Perbedaan ras dapat menyebabkan perbedaan waktu dan urutan erupsi gigi permanen.

 Waktu erupsi gigi orang Eropa dan campuran Amerika dengan Eropa lebih lambat daripada waktu erupsi orang Amerika berkulit hitam dan Amerika Indian.

 Orang Amerika, Swiss, Prancis, Inggris, dan Swedia termasuk dalam ras yang sama yaitu Kaukasoid dan tidak menunjukkan perbedaan waktu erupsi yang terlalu besar.

 Erupsi lebih cepat pada ras Afrika hitam dibandingkan dengan ras Kaukasoid, orang Korea (Mongoloid) sedikit lebih cepat daripada ras Kaukasia, dan pada orang Australia pribumi lebih lambar daripada Kaukasoid.

 Perbedaan ras dapat menyebabkan perbedaan waktu dan urutan erupsi gigi permanen.

 Waktu erupsi gigi orang Eropa dan campuran Amerika dengan Eropa lebih lambat daripada waktu erupsi orang Amerika berkulit hitam dan Amerika Indian.

 Orang Amerika, Swiss, Prancis, Inggris, dan Swedia termasuk dalam ras yang sama yaitu Kaukasoid dan tidak menunjukkan perbedaan waktu erupsi yang terlalu besar.

(41)

Faktor Lingkungan

• Pertumbuhan dan perkembangan gigi dipengaruhi oleh faktor lingkungan tetapi tidak banyak mengubah sesuatu yang telah ditentukan oleh faktor keturunan, pengaruh faktor lingkungan terhadap waktu erupsi gigi adalah sekitar 20%.

• Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor lingkungan, antara lain :

 sosial ekonomi,

 nutrisi,

 faktor penyakit,

(42)
(43)

RESOPTION

• Resorpsi merupakan proses yang menyangkut

penyerapan tulang yang dilakukan oleh osteoklas.

Resorpsi tulang merupakan suatu proses kompleks, secara morfologis berhubungan dengan hilangnya

permukaan tulang (lacuna howship) dan melibatkan sel multinuklear osteoklas

(44)

• Besar, merupakan sel multinuclear.

• Dapat ditemukan pada lokasi dimana terjadi penyerapan tulang.

• Terletak pada jaringan tulang yang sedang mengalami resorpsi.

• Sebagai hasil dari aktifitas osteoklas adalah sebuah teluk yang dangkal yang dinamakan

resorption bay (Lacuna Howship).

• Osteoklas berasal dari jaringan sistem hemopoitik yaitu monosit dan makrofag.

• Dengan adanya faktor lokal dan sistemik, monosit dan makrofag akan berdiferensiasi, terjadi penggabungan sehingga menjadi multinuklear.

• Pada saat aktif, osteoklas akan menghasilkan enzim hidrolitik. Enzim ini akan mendigesti unsur organik tulang

Osteoclast

(45)

Mekanisme resorpsi tulang tersebut adalah :

• Perlekatan osteoklas ke permukaan tulang.

• Pembentukan lingkungan

asam melalui aktivitas pompa proton, membuat tulang

mengalami demineralisasi dan keluarnya matrik organik.

• Degradasi matrik organik yang mengandung asam amino

oleh aktivitas enzim, seperti asam fosfatase.

(46)

Daftar Pustaka

• Leslie P. Gartner, Hiatt James .L, 2014. Color Atlas and Text of Histology 6th ed., Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

• Vishram Singh, 2012. Textbook of Clinical Embryology 1st ed., New Delhi: Reed Elsevier India Private Limited.

Gambar dan Ilustrasi :

• https://www.youtube.com/watch?v=ZdglZymoIyQ

• http://www.mouthhealthy.org/en/az-topics/e/eruption-charts

• http://www.kck.usm.my/ppsg/histology/DT_36.html

• http://www.uniondentalsurgery.com/v1/dental-info/the-important-of-saving-a-deciduous-molar-milk-tooth

• http://www. gopixpic.com/2955/bone-remodelling

(47)

Terimakasih

&

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 5 : Pencabutan gigi molar bawah dengan teknik open method extraction, dimana dilakukan pemotongan mahkota dan akar gigi

Tumor rongga mulut adalah suatu pertumbuhan jaringan abnormal yang terjadi pada rongga mulut, jaringan tersebut dapat tumbuh pada bibir, pipi, dasar mulut, lidah dan didalam

Dokter gigi dapat mendeteksi dini skleroderma dengan manifestasi yang terdapat di rongga mulut deng;m mendiagnosa secara tepat. Prosedur perawatan gigi dan mulut pedu

Pemeriksaan gigi hilang dilakukan dengan bantuan kaca mulut, dilihat apakah terdapat gigi yang hilang pada rongga mulut pasien. Ada perbedaan penilaian dari komponen

Pemakaian gigi tiruan valplast maupun akrilik dapat menimbulkan masalahan bagi kesehatan rongga mulut jika perawatannya tidak benar, dapat terjadi penyakit gigi dan

Total muatan kuman kontaminan CFU kuman rongga mulut (Microbial load) yang tumbuh dalam perbenihan Agar Darah menggambarkan bahwa jumlah CFU muatan kuman kontaminan pada sikat

Kesehatan gigi dan mulut merupakan kondisi sehat yang ditemukan pada jaringan keras serta jaringan lunak gigi beserta unsur - unsur yang berkaitan dalam rongga mulut sehingga

Preoperatif, dengan menggunakan radiografi periapikal dokter gigi dapat melihat gigi secara keseluruhan disetiap detailnya dari mahkota, akar (jumlah, letak, bentuk,.. ukuran,