• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis posisi dan peran lembaga serta pengembangan kelembagaan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis posisi dan peran lembaga serta pengembangan kelembagaan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung"

Copied!
338
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS POSlSl DAN PERAN LEMBAGA

SERTA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN

Dl DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) ClLlWUNG

APlK KARYANA

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTlTUT PERTANIAN

BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI DlSERTASl DAN

SUMBER INFQRMASI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa disertasi saya dengan judul Analisis Posisi dan Peran Lembaga serta Pengembangan Kelembagaan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung adalah benar-benar asli karya saya dengan arahan komisi pembimbing dan bukan hasit jiplakan atau tiruan dari tulisan

(

siapapun serta belurn diajukan dalarn bentuk apapun kepada perguruan tinggi

rnanapun.

Bogor, Pebruari 2007

Apik Karyana

(3)

b'

*

o p p 0

~ u u h

* s s

" " 3 1

3a'a',,

ABSTRAK

2 n n 3

*

s sccr A

S ' T 3 S Q

2

8 2 5

r a g

t

APIK KARYANA. Analisis Posisi dan Peran Lembaga serta Pengembangan

5

3

.

g,

Kelernbagaan Daerah Aliran Sun ai (DAS) Ciliwung. NAIK SINUKABAN sebagai

9 2 2 0 .

-.

Ketua. HARlADl KARTODIMRD~O, dan HAD! S. PASARIBU, sebagai Anggota

'

Komisi Pembimbing.

$%=;

"

C

f D * ' = ' . r r Q c P

2 i p 5 :

ST, Z ( P , c Daerah Aliran Sungai Ciliwung merupakan DAS prioritas yang memiliki nilai

p

J ~ S Pqidrologis, ekonornis dan sosial yang sangat penting bagi kelangsungan kehidupan

s g 9

$ 3

gmasyarakat. Kondisi DAS Ciliwung saat ini masih buruk yang tercermin dari laju

a 4

K Q f~ Q oerosi dan sedimentasi yang tinggi dan fluktuasi debit antara musim hujan dan

8:

~ g s f 5 g

2'

'

zkemarau yang tinggi. Selain itu kerusakan DAS Ciliwung didrikan pula oleh

wccr

EL;

Q z penurunan kualitas air sungai, pengurangan penutupan vegetasi, dan rendahnya

( P E - .

o 2, a. ' apendapatan masyarakat. Untuk mengatasi masalah tenebut pemerintah telah 3 g f~ .-I. zrnelaksanakan berbagai program dan kegiatan yang terkait dengan pengelolaan

B e g "

c

?J=X

~ D A S . Narnun sampai saat ini kinerja pengelolaan DAS Ciliwung masih tergolong

e

9 2 ?rendah. Banyak aspek yang menyebabkan rendahnya kineja pengelolaan DAS

2

iil

stersebut, salah satu diantaranya adalah aspek ketembagaan. Aspek kelernbagaan

5 = Q

g

g $

R gyang diduga menjadi penyebab utama rendahnya kinerja pengelolaan DAS Ciliwung

93

,adalah pembagian posisi dan peran lembaga pemerintah kurang sesuai, rendahnya

.-I. g g %kapasitas Iernbaga pemerintah dalam mengatasi masalah pengelolaan DAS

5

G!n Ciliwung serta koordinasi antar lembaga pernerintah tidak harrnonis.

% S 5' Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis posisi dan peran lembaga Q

3.

3

E

9 %

gymg

terlibat dalam pengelolaan DAS Ciliwung, (2) menganalisis kapasitas lernbaga

5

is

zyang terlibat dalam pengelolaan DAS Ciliwung, (3) menganalisis mekanisme

P

3 s Y

4

koordinasi antar lernbaga yang terlibat dalam pengelolaan DAS Ciliwung dan (4)

$

5 ? T merancang bangun kelembagaan pengelolaan DAS Ciliwung. Metoda yang

n

I ;

digunakan untuk menganalisis posisi dan peran lembaga adalah ISM (inte~retative

;

2 s

K

struciural modeling). Analisis mekanisme koordinasi dilakukan dengan

z

3 3

a

menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dan untuk menilai

? kapasitas lernbaga digunakan elemen pernbelajaran organisasi (learning

x

g

-. organization) yang dianalisis dengan software SPSS (Statistical Package for Social

4

L Science).

-

u

c

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat sernbilan lembaga pemerintah

w

g

yang terlibat secara langsung dalam pengelolaan DAS Ciliwung. Dari sembilan

e.

r lembaga ada empat lembaga yang memiliki posisi dan peran yang rnenentukan

8

m a l a m merumuskan dan rnelaksanakan kebijakan tata ruang dan program c

g.

Opengelolaan DAS yaitu Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor,

b.

Q aperum Perhutani. Dinas Pellanian dan Kehutanan serta Balai Pengelolaan DAS s

9

~~iliwun~- ita arum.

Hasil analisis ISM, menunjukkan bahwa posisi lembaga yang

E y e m i l i k i pengaruh besar dalam pengelolaan DAS Ciliwng tidak sesuai dengan

?

mperannya dalam merurnuskan dan melaksanakan kebijakan terkait pengelolaan

2

3pAS.

8 0 Analisis kapasitas lembaga menunjukkan bahwa lembaga-lembaga yang F

7 gerlibat dalarn pengelolaan DAS Ciliwung memiliki kapasitas yang tergolong cukup

Euntuk merumuskan dan rnelaksanakan kebijakan pemerintah yang terkait -pengelolaan DAS sehingga perlu peningkatan kapasitas menjadj lebih baik. Untuk

(4)

b'

-.

I

itu perlu pelatihan penerapan prinsip-prinsip pernbelajaran organisasi (learning organization) secara rutin pada setiap lernbaga yang terlibat.

Berdasarkan analisa AH? koordinasi antar lembaga yang terfibat dalam pengelolaan DAS C i l i n g belum harmonis. Ketidakhannonisan ini ditunjukkan oleh rendahnya saling ketergantungan antar lembaga pada elemen tugas pokok (task), elemen kegiatan (activity) dan elemen surnberdaya (resources). Dari ke tiga elemen, koordinasi antar lembaga yang terlibat pengelolaan DAS hanya dalam taraf pemanfaatan sumberdaya (resources).

@

Analisis terhadap tiga aspek kelernbagaan rnenunjukkan bahwa (1) masalah kelembagaan di DAS Ciliwung bukan pada masalah lembaganya sebagai organisasi, tetapi pada rnasalah kelembagaan yang menyangkut hubungan antar

5

lembaga; (2) lernbaga-lembaga pemerintah yang terfibat dalam pengelolaan DAS

B Ciliwung belum merniliki program dan kegiatan yang berorientasi pada pemecahan rnasalah kelembagaan DAS; (3) kebijakan dan peran pemerintah pusat belum berfungsi efektif untuk rnengatasi rnasalah yang terjadi di DAS Ciliwung.

Untuk rneningkatkan kinerja pengelolaan DAS Ciliwung perlu pemberdayaan yang sungguh sungguh pada lembaga yang sudah ada dan pembentukan wadah baru yang merniliki fungsi koordinasi dan kewewenangan dalam pengelolaan DAS Ciliwung secara terintegrasi.

b. Q

s

0

9 7

E

%

ca

P

2

7

-.

8 0

F

3

c

-

F

(5)

ABSTRACT

- L* L*

APlK KARYANA. Position Analysis of Ciliwung Watershed alon with its

z8'gs

Q

*

s a m A

S r r T S Q Institution Role and Institutional Development, under the supenrision o Professor

9

2

% g u 4 NAlK SINUKABAN, and HARlADl KARTODIHARDJO and HAD1 S. PASARIBU

F X

s

Q as members.

% 3 E

g , , m

c ' p Z . 7

= e x r s

p

Ciliwung watershed is categorized to be a priority watershed in Indonesia

9

g x r ~ , due to its hydrologic, economic, and social importance for people lifelihood. The

$ g $ e .

atershed condition so far is in critical stage indicated by high rate of soil erosion

s,Dsg5:

g 9 3 5 n

3 - 8

nd sedimentation and fluctuated discharge between two seasons, rainy to dry

c

9

s a z

,I

season. These problems are characterized by decreasing water quality, dwinlling

$

8

p

9;

$

"the extent of vegetation cover, and low income of local community. Government

$3

2 3

$had implemented programs of activities related to watershed management to S 9 E z g

g.

2

"

overcome the problems, however those activities were not very effective yet.

g. -. 3

o g , 7 . -Many aspects influenced the low performance of watershed management among

3 g a .-I. others is institutional aspect. The most institutional aspects which are considered

a 8

~ Z L

$very importan to cause the low performance include incompatible role and

z e

g i

?position, low institutional capacity, and disharmonious coordination among

g e

2

-.

government institutions.

CC

XT

5 %

The objectives of this research are (I) to analyze position and role of

n

g

8 5

%institutions involving in the management of Ciliwung watershed (2) to analyze the

.-I. ? f 8 $capacity of the institutions involving in the management, (3) to analyze the

5

3 a 9)

--

n.

3

=

mechanism of coordination among institutions involved in the management and

2.

-

P

$ 2

g(4) to design strong and effective Ciliwung watershed management institution.

8

.=

z

gAnalysis of the position and role of the institutions was carried out by using

X

8-

interpretative structural modeling (ISM) method. Coordination mechanism was

P

3 s 3 analyzed using Analytical Hierarchy Process (AHP) approach and assessment of

2

i $

institutions' capacity was carried out using learning organization method

a

e

employing SPSS (Statistical Package for Social Science) software.

fl

; c

g

z e

This research showed that there are 9 (nine) government institutions

a

directly rnvolved in the management of Ciliwung watershed, where 4 (four) of

? them have a very important role and position in formulating and implementing

x

g

-. spatial policies and programs on watershed management. The four institutions

4

L

-

g.

are Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor, Perum

u Perhutam, Dinas Pertanian dan Kehutanan serta Balai Pengelolaan DAS

"

g

e.

XT

not,

Ciliwung-Citarum. ISM analysis showed that the position of these institutions was

correspond with their role in formulating and implementing government

8

E

0

pol~cies on watershed management

* 3'

-. CQ The assessment on instjtutions' capacity expressed that the institutions Q

s

n

0

~nvolved In watershed management have sufficient capacity. In order to increase

=

their performance, learning organization principles should be applied routinely in

E

5

CQ

p e a c h involved institutions. 7

-..

Based on anlytical hierarchy process (AHP) on institutional coordination,

I

0 indicated that there were disharmonious coordination among institurions in Zj-

?- S managing Ciliwung watershed. The disharmony was shown by its low

=independency between institution at tasks, activities, and resource elements.

5

Among those elements, the disharmonious coordination is occuring mainly at 9)

-

resource utilization.

Analysis on the three aspects of institution showed that (1) institutional Cproblems in Ciliwung watershed was not

in

the institution as organization but z m ~ a i n l ~ on the relation among institutions, (2) government institutions inyolved in
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)
(136)
(137)
(138)
(139)
(140)
(141)
(142)
(143)
(144)
(145)
(146)
(147)
(148)
(149)
(150)
(151)
(152)
(153)
(154)
(155)
(156)
(157)
(158)
(159)
(160)
(161)
(162)
(163)
(164)
(165)
(166)
(167)
(168)
(169)
(170)
(171)
(172)
(173)
(174)
(175)

ANALISIS POSlSl DAN PERAN LEMBAGA

SERTA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN

Dl DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) ClLlWUNG

APlK KARYANA

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTlTUT PERTANIAN

BOGOR

(176)

b'

*

o p p 0

~ u u h

* s s

" " 3 1

3a'a',,

ABSTRAK

2 n n 3

*

s sccr A

S ' T 3 S Q

2

8 2 5

r a g

t

APIK KARYANA. Analisis Posisi dan Peran Lembaga serta Pengembangan

5

3

.

g,

Kelernbagaan Daerah Aliran Sun ai (DAS) Ciliwung. NAIK SINUKABAN sebagai

9 2 2 0 .

-.

Ketua. HARlADl KARTODIMRD~O, dan HAD! S. PASARIBU, sebagai Anggota

'

Komisi Pembimbing.

$%=;

"

C

f D * ' = ' . r r Q c P

2 i p 5 :

ST, Z ( P , c Daerah Aliran Sungai Ciliwung merupakan DAS prioritas yang memiliki nilai

p

J ~ S Pqidrologis, ekonornis dan sosial yang sangat penting bagi kelangsungan kehidupan

s g 9

$ 3

gmasyarakat. Kondisi DAS Ciliwung saat ini masih buruk yang tercermin dari laju

a 4

K Q f~ Q oerosi dan sedimentasi yang tinggi dan fluktuasi debit antara musim hujan dan

8:

~ g s f 5 g

2'

'

zkemarau yang tinggi. Selain itu kerusakan DAS Ciliwung didrikan pula oleh

wccr

EL;

Q z penurunan kualitas air sungai, pengurangan penutupan vegetasi, dan rendahnya

( P E - .

o 2, a. ' apendapatan masyarakat. Untuk mengatasi masalah tenebut pemerintah telah 3 g f~ .-I. zrnelaksanakan berbagai program dan kegiatan yang terkait dengan pengelolaan

B e g "

c

?J=X

~ D A S . Narnun sampai saat ini kinerja pengelolaan DAS Ciliwung masih tergolong

e

9 2 ?rendah. Banyak aspek yang menyebabkan rendahnya kineja pengelolaan DAS

2

iil

stersebut, salah satu diantaranya adalah aspek ketembagaan. Aspek kelernbagaan

5 = Q

g

g $

R gyang diduga menjadi penyebab utama rendahnya kinerja pengelolaan DAS Ciliwung

93

,adalah pembagian posisi dan peran lembaga pemerintah kurang sesuai, rendahnya

.-I. g g %kapasitas Iernbaga pemerintah dalam mengatasi masalah pengelolaan DAS

5

G!n Ciliwung serta koordinasi antar lembaga pernerintah tidak harrnonis.

% S 5' Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis posisi dan peran lembaga Q

3.

3

E

9 %

gymg

terlibat dalam pengelolaan DAS Ciliwung, (2) menganalisis kapasitas lernbaga

5

is

zyang terlibat dalam pengelolaan DAS Ciliwung, (3) menganalisis mekanisme

P

3 s Y

4

koordinasi antar lernbaga yang terlibat dalam pengelolaan DAS Ciliwung dan (4)

$

5 ? T merancang bangun kelembagaan pengelolaan DAS Ciliwung. Metoda yang

n

I ;

digunakan untuk menganalisis posisi dan peran lembaga adalah ISM (inte~retative

;

2 s

K

struciural modeling). Analisis mekanisme koordinasi dilakukan dengan

z

3 3

a

menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dan untuk menilai

? kapasitas lernbaga digunakan elemen pernbelajaran organisasi (learning

x

g

-. organization) yang dianalisis dengan software SPSS (Statistical Package for Social

4

L Science).

-

u

c

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat sernbilan lembaga pemerintah

w

g

yang terlibat secara langsung dalam pengelolaan DAS Ciliwung. Dari sembilan

e.

r lembaga ada empat lembaga yang memiliki posisi dan peran yang rnenentukan

8

m a l a m merumuskan dan rnelaksanakan kebijakan tata ruang dan program c

g.

Opengelolaan DAS yaitu Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor,

b.

Q aperum Perhutani. Dinas Pellanian dan Kehutanan serta Balai Pengelolaan DAS s

9

~~iliwun~- ita arum.

Hasil analisis ISM, menunjukkan bahwa posisi lembaga yang

E y e m i l i k i pengaruh besar dalam pengelolaan DAS Ciliwng tidak sesuai dengan

?

mperannya dalam merurnuskan dan melaksanakan kebijakan terkait pengelolaan

2

3pAS.

8 0 Analisis kapasitas lembaga menunjukkan bahwa lembaga-lembaga yang F

7 gerlibat dalarn pengelolaan DAS Ciliwung memiliki kapasitas yang tergolong cukup

Euntuk merumuskan dan rnelaksanakan kebijakan pemerintah yang terkait -pengelolaan DAS sehingga perlu peningkatan kapasitas menjadj lebih baik. Untuk

(177)

b'

-.

I

itu perlu pelatihan penerapan prinsip-prinsip pernbelajaran organisasi (learning organization) secara rutin pada setiap lernbaga yang terlibat.

Berdasarkan analisa AH? koordinasi antar lembaga yang terfibat dalam pengelolaan DAS C i l i n g belum harmonis. Ketidakhannonisan ini ditunjukkan oleh rendahnya saling ketergantungan antar lembaga pada elemen tugas pokok (task), elemen kegiatan (activity) dan elemen surnberdaya (resources). Dari ke tiga elemen, koordinasi antar lembaga yang terlibat pengelolaan DAS hanya dalam taraf pemanfaatan sumberdaya (resources).

@

Analisis terhadap tiga aspek kelernbagaan rnenunjukkan bahwa (1) masalah kelembagaan di DAS Ciliwung bukan pada masalah lembaganya sebagai organisasi, tetapi pada rnasalah kelembagaan yang menyangkut hubungan antar

5

lembaga; (2) lernbaga-lembaga pemerintah yang terfibat dalam pengelolaan DAS

B Ciliwung belum merniliki program dan kegiatan yang berorientasi pada pemecahan rnasalah kelembagaan DAS; (3) kebijakan dan peran pemerintah pusat belum berfungsi efektif untuk rnengatasi rnasalah yang terjadi di DAS Ciliwung.

Untuk rneningkatkan kinerja pengelolaan DAS Ciliwung perlu pemberdayaan yang sungguh sungguh pada lembaga yang sudah ada dan pembentukan wadah baru yang merniliki fungsi koordinasi dan kewewenangan dalam pengelolaan DAS Ciliwung secara terintegrasi.

b. Q

s

0

9 7

E

%

ca

P

2

7

-.

8 0

F

3

c

-

F

(178)

ABSTRACT

- L* L*

APlK KARYANA. Position Analysis of Ciliwung Watershed alon with its

z8'gs

Q

*

s a m A

S r r T S Q Institution Role and Institutional Development, under the supenrision o Professor

9

2

% g u 4 NAlK SINUKABAN, and HARlADl KARTODIHARDJO and HAD1 S. PASARIBU

F X

s

Q as members.

% 3 E

g , , m

c ' p Z . 7

= e x r s

p

Ciliwung watershed is categorized to be a priority watershed in Indonesia

9

g x r ~ , due to its hydrologic, economic, and social importance for people lifelihood. The

$ g $ e .

atershed condition so far is in critical stage indicated by high rate of soil erosion

s,Dsg5:

g 9 3 5 n

3 - 8

nd sedimentation and fluctuated discharge between two seasons, rainy to dry

c

9

s a z

,I

season. These problems are characterized by decreasing water quality, dwinlling

$

8

p

9;

$

"the extent of vegetation cover, and low income of local community. Government

$3

2 3

$had implemented programs of activities related to watershed management to S 9 E z g

g.

2

"

overcome the problems, however those activities were not very effective yet.

g. -. 3

o g , 7 . -Many aspects influenced the low performance of watershed management among

3 g a .-I. others is institutional aspect. The most institutional aspects which are considered

a 8

~ Z L

$very importan to cause the low performance include incompatible role and

z e

g i

?position, low institutional capacity, and disharmonious coordination among

g e

2

-.

government institutions.

CC

XT

5 %

The objectives of this research are (I) to analyze position and role of

n

g

8 5

%institutions involving in the management of Ciliwung watershed (2) to analyze the

.-I. ? f 8 $capacity of the institutions involving in the management, (3) to analyze the

5

3 a 9)

--

n.

3

=

mechanism of coordination among institutions involved in the management and

2.

-

P

$ 2

g(4) to design strong and effective Ciliwung watershed management institution.

8

.=

z

gAnalysis of the position and role of the institutions was carried out by using

X

8-

interpretative structural modeling (ISM) method. Coordination mechanism was

P

3 s 3 analyzed using Analytical Hierarchy Process (AHP) approach and assessment of

2

i $

institutions' capacity was carried out using learning organization method

a

e

employing SPSS (Statistical Package for Social Science) software.

fl

; c

g

z e

This research showed that there are 9 (nine) government institutions

a

directly rnvolved in the management of Ciliwung watershed, where 4 (four) of

? them have a very important role and position in formulating and implementing

x

g

-. spatial policies and programs on watershed management. The four institutions

4

L

-

g.

are Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor, Perum

u Perhutam, Dinas Pertanian dan Kehutanan serta Balai Pengelolaan DAS

"

g

e.

XT

not,

Ciliwung-Citarum. ISM analysis showed that the position of these institutions was

correspond with their role in formulating and implementing government

8

E

0

pol~cies on watershed management

* 3'

-. CQ The assessment on instjtutions' capacity expressed that the institutions Q

s

n

0

~nvolved In watershed management have sufficient capacity. In order to increase

=

their performance, learning organization principles should be applied routinely in

E

5

CQ

p e a c h involved institutions. 7

-..

Based on anlytical hierarchy process (AHP) on institutional coordination,

I

0 indicated that there were disharmonious coordination among institurions in Zj-

?- S managing Ciliwung watershed. The disharmony was shown by its low

=independency between institution at tasks, activities, and resource elements.

5

Among those elements, the disharmonious coordination is occuring mainly at 9)

-

resource utilization.

Analysis on the three aspects of institution showed that (1) institutional Cproblems in Ciliwung watershed was not

in

the institution as organization but z m ~ a i n l ~ on the relation among institutions, (2) government institutions inyolved in
(179)
(180)
(181)
(182)
(183)
(184)
(185)
(186)
(187)
(188)
(189)
(190)
(191)
(192)
(193)
(194)
(195)
(196)
(197)
(198)
(199)
(200)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk dapat mengetahui peran serta masyarakat dalam pengelolaan DAS Keduang, maka berikut ini ditampilkan karakteristik masyarakat di daerah tersebut yang mencakup

Model Rekonstruksi Kelembagaan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Dalam Mewujudkan Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup (Studi DAS Bengawan Solo

3 Peta Panjang dan Kemiringan Lereng (LS) DAS Tabunio Semakin panjang lereng suatu lahan menyebabkan semakin banyak air permukaan yang terakumulasi, sehingga aliran

Prioritas strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterpaduan adalah penyusunan rencana pengelolaan DAS terpadu, penselarasan batas DAS dengan wilayah administratif,

agronomis dan mekanis, normalisasi sungai dan penataan lahan sempadan sungai, serta melaksanakan kebijakan pengelolaan DAS Kaligarang terpadu dan berkelanjutan oleh semua pihak

Untuk dapat mengetahui peran serta masyarakat dalam pengelolaan DAS Keduang, maka berikut ini ditampilkan karakteristik masyarakat di daerah tersebut yang mencakup

Institusi yang terlibat dalam monitoring evaluasi kegiatan pengelolaan DAS antara lain (1) Bappeda Kabupaten, (2) Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten, (3) Badan

Untuk dapat mengetahui peran serta masyarakat dalam pengelolaan DAS Keduang, maka berikut ini ditampilkan karakteristik masyarakat di daerah tersebut yang mencakup