SURVEY PEMETAAN TOTAL FOSFOR DAN LOGAM BERAT KADMIUM
PADA SATU HAMPARAN LAHAN PERTANIAN DI DESA
GURU SINGA KECAMATAN BERASTAGI
SKRIPSI
OLEH
SAHAT TUA SIPAYUNG 060303013 / TNH
DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Skripsi : Survey Pemetaan Total Fosfor Dan Logam Berat Kadmium Pada Satu Hamparan Lahan Pertanian Di Desa Guru Singa Kecamatan Berastagi. Nama : Sahat Tua Sipayung
N I M : 060303013 Departemen : Ilmu Tanah Program Studi : Ilmu Tanah
Disetujui Oleh Komisi Pembimbing
(Ir. Razali, MP) (Ir. T. Sabrina. M.Agr.Sc.PhD) Ketua Anggota
Mengetahui
Ketua Departemen / Program Studi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memetakan total fosor tanah dan logam berat kadmium pada satu hamparan lahan pertanian di desa Guru Singa Kecamatan Berastagi dengan luas lahan + 26 ha yang dilaksanakan mulai bulan April sampai Oktober 2011.
Metoda yang digunakan adalah survey Grid Bebas dengan tingkat survey detail (kerapatan pengamatan 1 sampel tiap Ha) yang menghasilkan peta dengan berskala 1:10000.
Hasil penelitian menunjukkan dengan teknik interpolasi bahwa total fosfor tanah yang paling terluas terdapat pada kisaran 0.41-0.5% dengan luas lahan 10.38 Ha ( 39.42 % ) sedangkan yang paling terkecil terdapat pada kisaran >0.61% dengan luas lahan 0.08 Ha ( 0.30 % ). Pada total logam berat kadmium yang paling terluas terdapat pada kisaran 3.01-4.01 ppm dengan luas lahan 6.97 Ha ( 26.48 %) sedangkan yang paling terkecil terdapat pada kisaran >9.01 ppm dengan luas lahan 0.03 ha (0.11 %).
ABSTRACT
This study aims to map the total fosor soil and heavy metal cadmium on a stretch of farmland in the village of Guru Singa District Berastagi with an area of +26 ha land implemented starting in April to October 2011.
The method used is survey grid spaces to the level of detail survey (observations of a sample density per ha) which produces a map with scale 1:10000.
The results showed the interpolation techniques that total soil phosphorus contained in the most broadest range of 0.41 - 0.5% by 10.38 Ha of land area (39.42%) while the most are the smallest in the range of >0.61% with total area of 0:08 ha (0.30%). In total heavy metal cadmium found in the most broadest range of 3.01 – 4.01 ppm with a land area of 6.97 ha (26.48%) while the most smallest are in the range of >9.01ppm with an area of land 0.03 ha (0.11%).
RIWAYAT HIDUP
SAHAT TUA SIPAYUNG, dilahirkan pada tanggal 12 Februari 1988 di Serbelawan, anak ke-4 dari 5 bersaudara dari Bapak S. Sipayung dan Ibu N. br. Manurung S.Pd.
Riwayat Pendidikan:
1. Tahun 2000, menempuh pendidikan di SD Negeri 1 Dolok Batu Nanggar Serbelawan.
2. Tahun 2003, menempuh pendidikan di SMP Negeri 1 Dolok Batu Nanggar Serbelawan.
3. Tahun 2006, menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Dolok Batu Nanggar Serbelawan.
4. Tahun 2011, menempuh pendidikan di Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Aktifitas Selama Pendidikan
1. Anggota Ikatan Mahasiswa Ilmu Tanah Sejak bulan Agustus 2006 hingga sekarang.
2. Melaksanakan Penanaman Seribu Pohon Pakem di bantaran Sungai Bahorok yang
diselenggarakan oleh Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara, Medan pada bulan April 2008.
3. Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Pusat Penelitian Perkebunan Sawit (PPKS)
Marihat.
4. Melakukan analisis penelitian di Laboratorium Dasar Ilmu tanah dan Kesuburan Tanah
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini.
Adapun judul penelitian ini adalah “Survey Pemetaan Total Fosfor dan Logam Berat Kadmium Pada Satu Hamparan Lahan Pertanian Di Desa Guru Singa Kecamatan Berastagi”, yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak Ir. Razali, MP selaku Ketua Komisi
Pembimbing, Ibu Ir. T. Sabrina. M. Agr. Sc, selaku Anggota Komisi Pembimbing, dan seluruh
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan usulan penelitian ini.
Penulis menyadari usulan penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan usulan penelitian ini di masa yang
akan datang.
Semoga usulan penelitian ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata penulis ucapkan
terima kasih.
Medan, Oktober 2011
DAFTAR ISI Tempat dan Waktu Penelitian………. 8
Bahan dan Alat………... 8
Gambar 1 Peta Area Studi Penelitian……….. 10
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel. 1 Hasil Pengukuran Total Fosfor Tanah (%) dan
Logam Berat Kadmium (ppm) Pada Daerah Studi... 12
Tabel. 2 Data Luas Wilayah Fosfor Total Tanah (%)... 14
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar. 1 Peta Area Studi Penelitian... 10
Gambar. 2 Peta Total Fosfor tanah (%) pada satu hamparan
lahan pertanian di Desa Guru Singa Kecamatan Berastagi... 14
Gambar. 3 Peta Total Logam Kadmium (ppm) pada satu hamparan
lahan pertanian di Desa Guru Singa Kecamatan Berastagi... 15
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran. 1 Titik Koordinat Sampel Tanah dan
Hasil Pengukuran Laboratorium Total Fosfor Tanah (%)... 21
Lampiran. 2 Titik Koordinat Sampel Tanah dan Hasil Pengukuran
Laboratorium Total Logam Berat Kadmium (ppm)... 22
Lampiran. 3 Foto Pengambilan Sampel
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memetakan total fosor tanah dan logam berat kadmium pada satu hamparan lahan pertanian di desa Guru Singa Kecamatan Berastagi dengan luas lahan + 26 ha yang dilaksanakan mulai bulan April sampai Oktober 2011.
Metoda yang digunakan adalah survey Grid Bebas dengan tingkat survey detail (kerapatan pengamatan 1 sampel tiap Ha) yang menghasilkan peta dengan berskala 1:10000.
Hasil penelitian menunjukkan dengan teknik interpolasi bahwa total fosfor tanah yang paling terluas terdapat pada kisaran 0.41-0.5% dengan luas lahan 10.38 Ha ( 39.42 % ) sedangkan yang paling terkecil terdapat pada kisaran >0.61% dengan luas lahan 0.08 Ha ( 0.30 % ). Pada total logam berat kadmium yang paling terluas terdapat pada kisaran 3.01-4.01 ppm dengan luas lahan 6.97 Ha ( 26.48 %) sedangkan yang paling terkecil terdapat pada kisaran >9.01 ppm dengan luas lahan 0.03 ha (0.11 %).
ABSTRACT
This study aims to map the total fosor soil and heavy metal cadmium on a stretch of farmland in the village of Guru Singa District Berastagi with an area of +26 ha land implemented starting in April to October 2011.
The method used is survey grid spaces to the level of detail survey (observations of a sample density per ha) which produces a map with scale 1:10000.
The results showed the interpolation techniques that total soil phosphorus contained in the most broadest range of 0.41 - 0.5% by 10.38 Ha of land area (39.42%) while the most are the smallest in the range of >0.61% with total area of 0:08 ha (0.30%). In total heavy metal cadmium found in the most broadest range of 3.01 – 4.01 ppm with a land area of 6.97 ha (26.48%) while the most smallest are in the range of >9.01ppm with an area of land 0.03 ha (0.11%).
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebagian besar lahan pertanian di Indonesia berubah menjadi lahan kritis akibat pengaruh
penggunaan pupuk anorganik/kimia dan pencemaran limbah pabrik/indusri secara berlebihan dan
waktu yang cukup lama. Akibat penggunaan pupuk anorganik/kimia dan pencemaran limbah
pabrik/industri secara berlebihan dapat menurun unsur hara tanah, keracunan tanah, pencemaran
lingkungan dan mengurangi kesehatan makhluk hidup dari hasil produksi pertanian yang
dikonsumsi.
Penggunaan pupuk secara berlebihan, selain pemborosan juga tidak menguntungkan bagi
kelestarian lahan dan lingkungan mengakibatkan tingginya residu pupuk dilahan. Pemupukan
yang terus menerus tidak saja menyebabkan tingginya residu pupuk di dalam tanah, tetapi juga
meningkatkan kandungan logam berat terutama Pb (plumbun) dan Cd (kadmium)
(Widaningrum, dkk., 2007).
Kadmium merupakan salah satu jenis
beresiko tinggi terhadap
jangka waktu panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh khususnya
dapat menimbulkan gangguan dan bahkan mampu menimbulkan kerusakan pada sistem yang
bekerja di ginjal. Kerusakan yang terjadi pada sistem ginjal dapat dideteksi dari tingkat jumlah
atau jumlah kandungan protein yang terdapat dalam urin. Petunjuk kerusakan yang dapat terjadi
pada ginjal akibat logam kadmium yaitu terjadinya asam amniouria dan glokosuria, dan
Penambahan Cd pada tanah terjadi melalui penggunaan pupuk fosfat, pupuk kandang,
dari buangan industri yang menggunakan bahan bakar batu bara dan minyak. Peningkatan Cd
melalui penggunaan pupuk fosfat sangat bervariasi tergantung dari jenis batuan fosfat (fosforit)
sebagai bahan industri. Hasil penelitian di Amerika serikat membuktikan bahwa pemupukan
fosfat dari batuan apatit asal florida meningkatkan kadar Cd tanah 0,3-1,2 g Cd/ha/tahun
(Alloway dalam Lahuddin, 2007).
Salah satu pupuk kimia yang sering digunakan oleh petani adalah pupuk fosfat.
Jenis-jenis pupuk fosfat yang sering digunakan oleh petani yaitu TSP 46-48%, SP-36, dan Rock fosfat.
Sumber pupuk fosfat berasal dari batuan beku dan batuan endapan, mineral apatit dan ada juga
berasal dari bahan-bahan organik seperti tepung tulang dan guano.
Desa Guru Singa Kecamatan Berastagi merupakan salah satu sentral penghasil tanaman
Hortikultura di Kabupaten Karo. Dalam meningkatkan produktivitas hasil pertaniannya, para
petani di desa tersebut menggunakan pupuk. Salah satu pupuk yang digunakan adalah pupuk
kimia Fosfat. Rutinnya penggunaan pupuk fosfat setiap musim tanam selama bertahun-tahun
mengakibatkan terakumulasinya unsur fosfat di dalam tanah. Ini dikarenakan sifat pupuk fosfat
yang tidak mudah larut. Sejalan dengan pengaplikasian pupuk fosfat, diduga logam berat
Kadmium juga terakumulasi ke dalam tanah. Untuk itu perlu dilakukan inventarisasi unsur
Tujuan Penelitian
Untuk memetakan kandungan total fosfor dan kadmium pada Satu hamparan lahan
pertanian di desa Guru Singa Kecamatan Berastagi.
Kegunaan Penelitian
- Pemetaan Total Fosfor dan Kadmium ini diharapkan berguna sebagai acuan dalam
pengelolaan lahan pertanian di Desa Guru Singa Kecamatan Berastagi.
- Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana pertanian di Departemen
TINJAUAN PUSTAKA
PUPUK FOSFAT
Fosfor adalah zat yang penting dalam kehidupan
dengan nomor atom 15. Fosfor berupa
senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan
tanah) (Pian, 2010).
Fosfor diambil oleh akar dalam bentuk H2PO4- danHPO4= sebagian besar fosfor didalam
tanaman adalah sebagai zat pembangun dan terikat dalam senyawa-senyawa organik dan hanya
sebagian kecil terdapat dalam bentuk anorganik sebagai ion-ion phosphat. Beberapa bagian
tanaman sangat banyak mengandung zat ini, yaitu bagian-bagain yang bersangkutan dengan
pembiakan generatif, seperti daun-daun bunga, tangkai sari, kepala sari, butir tepung sari, daun
buah dan bakal biji. Jadi untuk pembentukan bunga dan buah sangat banyak diperlukan unsur
fosfor (Sugih, 2011).
Fosfat alam merupakan sumber P yang dapat digunakan sebagai bahan baku industri
seperti pupuk P yang mudah larut (antara lain TSP, SP-18, SSP, DAP, MOP). Industri pupuk
menggunakan sekitar 90% fosfat alam yang diproduksi di dunia. Fosfat alam dari deposit batuan
sedimen sebagian besar telah mempunyai reaktivitas yang cukup memadai untuk tanaman
pangan dan perkebunan. Sedangkan fosfat alam dari batuan beku mempunyai reaktivitas yang
Di dalam batuan fosfat alam terkandung berbagai unsur seperti Ca, Mg, Al, Fe, Si, Na,
Mn, Cu, Zn, Mo, B, Cd, Hg, Cr, Pb, As, U, V, F, Cl. Unsur utama di dalam fosfat alam antara
lain P, Al, Fe, dan Ca. Secara kimia, fosfat alam dapat dikatagorikan menjadi fosfat alam dengan
dominasi Ca-P atau Al-P dan Fe-P sedangkan unsur lain merupakan unsur ikutan yang
bermanfaat dan sebagian lain kurang bermanfaat bagi tanaman. Unsur ikutan yang perlu
diwaspadai adalah kandungan logam berat yang cukup tinggi dalam fosfat alam, seperti Cd, Cr,
Hg, Pb, dan U (Rochayati, dkk.,2010).
Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa pupuk fosfat mengandung logam Cd 7 ppm.
Apabila pupuk tersebut digunakan secara terus menerus dengan dosis dan intensitas yang tinggi
dapat meningkatkan Cd yang tersedia dalam tanah sehingga meningkatkan serapan Cd oleh
tanaman (Setyorini, dkk dalam Charlena, 2004).
Logam Berat Kadmium
Logam berat adalah bahan-bahan alami yang berasal dan termasuk bahan penyusun
lapisan tanah bumi. Logam berat tidak dapat diurai atau dimusnahkan. Logam berat dapat masuk
ke dalam tubuh mahluk hidup melalui makanan, air minum, dan udara. Logam berat berbahaya
karena cenderung terakumulasi di dalam tubuh mahluk hidup. Saat ini para ahli mulai
mengklasifikasikan jenis-jenis logam berat terutama yang perlu menjadi fokus perhatian paling
tinggi untuk dikendalikan keberadaannya di lingkungan. Logam-logam berat tersebut
diantaranya adalah Ag, As, Cd, Co, Cr, Cu, Hg, Mn, Mo, Ni, Pb, Sn, dan Ti (Yudatomo, 2009).
Kadmium adalah unsur kimia dalam tabel priodik memiliki lambang Cd dan nomor atom
48. Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya karena elemen ini
jangka waktu panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh khususnya hati dan ginjal (Adityah,
2010).
Unsur Cd tanah terkandung dalam bebatuan beku, metamorfik, sedimen dan lain lain.
Kadar Cd dalam tanah dipengaruhi oleh reaksi tanah dan fraksi-fraksi tanah yang bersifat dapat
mengikat ion Cd. Senyawa - senyawa tertentu seperti bahan ligand dapat mempengaruhi aktivitas
ion Cd. Dengan peningkatan pH kadar Cd dalam fase larutan menurun akibat meningkatnya
reaksi hidrolisis, kerapatan kompleks adsorpsi dan muatan yang dimiliki koloid tanah.
Disimpulkan bahwa pH bersama-sama dengan bahan mineral liat dan kandungan oksida-oksida
hidrat dapat mengatur adsorpsi spesifik Cd. yang meningkat secara linear dengan pH sampai
tingkat maksimum (Napitupulu, 2008).
Konsentrasi Cd pada tanah pertanian yang masih bersih (non-polusi) berkisar antara 0,1-1
mg/kg, tetapi beberapa jenis tanah sangat mempengaruhi kandungan Cd. Pada saat pH tanah
turun maka penyerapan Cd ke dalam jaringan tanaman akan tinggi. Pencemaran tanah pertanian
oleh Cd bisa terjadi akibat pemakian pupuk fosat yang berlebihan (Darmono dalam Adityah,
dkk, 2010). .
Sampai saat ini di Indonesia belum ada nilai ambang batas konsentrasi logam berat
(termasuk Cd) di dalam tanah yang aman bagi produk pertanian yang dihasilkan . Oleh sebab itu
sekecil apapun konsentrasi logam berat didalam tanah maupun dalam produk/ hasil pertanian
harus mendapat perhatian yang dakhil, karena dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan
pencemaran serius akibat mengkonsumsi produk/ hasil pertanian yang tercemar secara terus
menerus (Kurnia, dkk., 2009).
Survei tanah merupakan pekerjaan mengumpulkan data kimia, fisik, dan biologi di
lapangan maupun di laboratorium dengan tujuan pendugaan, penggunaan lahan umum maupun
khusus. Suatu survei tanah baru memiliki kegunaan yang tinggi jika diteliti dalam
memetakannya (Abdullah, 1996).
Menurut Rayes (2007), pada inventarisasi sumber daya lahan dikenal 3 metoda survay :
Metoda grid (menggunakan prinsip pendekatan sintetik), Metoda fisiografis dengan bantuan
citra satelit (menggunakan prinsip analitik), Metoda bebas, merupakan gabungan dari kedua
metoda diatas.
Tujuan survey tanah dapat dipandang dari dua segi yaitu: pertama untuk
memberikan/menyediakan informasi kepada pemakai tentang tanah, bentuk wilayah dan keadaan
lain yang perlu diperhatikan. Kedua untuk menyediakan informasi yang akan membantu
pengambilan keputusan tentang penggunaan lahan dan rencana pengembangan wilayah yang
disurvey (Hakim, dkk,1986).
Kegiatan survei tanah adalah suatu proses penelitian dan pemetaan permukaan bumi
dimana istilah unitnya disebut tipe tanah. Proses sebenarnya pemetaan atau survai terdiri dari
berjalan di atas lahan dengan interval yang sama dan mencatat perbedaan–perbedaan tanah dan
gambaran yang berhubungan dengan permukaan seperti tingkat kemiringan lereng, erosi yang
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada satu hamparan lahan pertanian di desa Guru Singa
kecamatan Berastagi yang memiliki luas +26 Ha. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium
kimia dan kesuburan tanah, riset dan teknologi fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Waktu Penelitian
Penelitian yang akan dilaksanakan mulai pada bulan April 2011 sampai dengan selesai.
Bahan dan Alat
Bahan Penelitian
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta lokasi penelitian, dan
tanah sebagai sampel
Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS (Global Position System) untuk
menentukan letak pengambilan sampel tanah di lokasi penelitian, Bor tanah, kantong plastik
Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan adalah metode Survey Grid Bebas dengan tingkat
survey detail (kerapatan pengamatan 1 sampel tiap Ha). Dari kegiatan survey yang dilakukan
dan peta tanah sangat detail ini menghasilkan peta yang mempunyai skala 1: 10.000 dengan luas
pengamatan + 26 ha sehingga diperoleh + 40 titik pengambilan sampel tanah (peta terlampir).
Pelaksanaan Penelitian
Persiapan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan di lapangan, terlebih dahulu dilakukan konsultasi dengan
komisi pembimbing, penyusunan usulan penelitian, pengadaan peralatan, pengadaan peta, studi
literatur, dan penyusunan rencana kerja yang berguna untuk mempermudah pekerjaan secara
sistematis sehingga didapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Pengambilan Sampel Tanah
- Pengambilan sampel tanah pada daerah yang ditentukan.
- Pemboran (boring) dilakukan pada daerah yang telah ditentukan dengan kedalaman 0-20
cm, kemudian dimasukan kedalam kantong plastik1 kg.
- Mencatat letak koordinat boring, longitude, latitude, dan ketinggian tempat dengan
- Analisis sampel tanah di Laboratorium kimia dan kesuburan, Riset dan teknologi, fakultas
pertania Universitas Sumatera Utara, Medan.
Analisis Tanah
- P-Total Tanah (%): P-Total Tanah dengan metode ekstraksi pengabungan HNO3 Pekat
(65%) dan HClO4 Pekat (60 %) diukur dengan Spectrophotometer.
- Logam Berat Kadmium Total (ppm): Kadmium dengan metode ekstraksi pengabungan HNO3 Pekat (65%) dan HClO4 Pekat (60 %) diukur dengan Atomic Absorbtion
Spectrophotometer (ASS).
Pemetaan
- Hasil analisis tanah dan titik koordinat lokasi sampel di petakan dengan Arcview Gis.
- Pembuatan laporan.
Hasil
Dari hasil pengukuran analisis total total tanah (%) dan logam kadmium (ppm) diperoleh
hasil yang bervariasi. Dilihat dari tabel 1 hasil pengukuran total fosfor tanah (%) dan logam
berat kadmium (ppm) pada daerah studi menunjukkan bahwa nilai total fosfor tanah yang paling
rendah terdapat pada sampel tanah nomor 38 yaitu sebesar 0.0456% dan yang paling tertinggi
terdapat pada sampel tanah nomor 21 sebesar 0.6376%.
Dilihat dari tabel 1 hasil pengukuran total fosfor tanah (%) dan logam berat kadmium
(ppm) pada daerah studi menunjukkan bahwa nilai total logam berat kadmium yang paling
rendah terdapat pada sampel tanah nomor 27 sebesar 0.28 ppm yaitu sebesar ppm dan yang
paling tertinggi terdapat pada sampel tanah nomor 2 sebesar 9.4 ppm.
No LAT LONG Y_PROJ X_PROJ ALTITUDE Fosfor
16 3.18403205 98.49638899 351948.5 444045.9 1397 0.4159 4.03 Selendri
17 3.18498943 98.49649737 352054.3 444058.0 1399 0.4331 4.78 Daun Pre
18 3.18234947 98.49700078 351762.5 444113.8 1395 0.4965 6.66 Daun Pre
19 3.18318439 98.49730304 351854.8 444147.4 1394 0.6019 0.84 Wortel
20 3.18402618 98.49736917 351947.8 444154.8 1394 0.3929 2.61 Jeruk & Wortel
Pembahasan
Pengolahan data spasial dari hasil pengukuran total fosfor (%) tanah dan logam berat
kadmium (ppm) dipetakan dengan menggunakan bantuan Sistem Informasi Geografis dengan
mengunakan metode interpolasi.
Menurut Murai dalam Jafar (2009) menyebutkan SIG sebagai sistem informasi yang
digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan
menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan
keputusan dalam perencanaan dan pengolahan penggunaan lahan, sumber daya alam,
lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya.
Sedangkan teknik Interpolasi menurut Wikepedia dalam Pramono (2008) adalah metode
untuk mendapatkan data berdasarkan beberapa data yang telah diketahui. Interpolasi adalah
proses estimasi nilai pada wilayah yang tidak disampel atau diukur, sehingga terbuatlah peta atau
sebaran nilai pada seluruh wilayah.
A. Fosfor Total Tanah.
Berdasarkan pengolahan data analisis kandungan fosfor total tanah (%) dengan bantuan
Gis pada teknik interpolasi diperoleh hasil sebagai berikut dapat dilihat pada peta sebaran luas
Gambar 2: Peta Penyebaran Total Fosfor Tanah (%) Pada Satu Hamparan Lahan Pertanian Di Desa Guru Singa Kecamatan Berastagi.
Tabel 2. Data Luas Wilayah Fosfor Total Tanah (%) KISARAN
KONSENTRASI FOSFOR (%)
LUAS PERSENTASE
<0.20 2.83 10.75
0.21 - 0.3 4.07 15.46
0.31 - 0.4 7.00 26.59
0.41 - 0.5 10.38 39.42
0.51 - 0.6 1.97 7.48
>0.61 0.08 0.30
TOTAL 26.33 100.00
Dilihat dari peta penyebaran dan data luas wilayah total fosfor tanah yang paling terluas
adalah pada kisaran 0.41-0.5% dengan luas lahan 10.38 Ha ( 39.42 % ) sedangkan yang paling
B. Logam berat Kadmium Total Tanah
Berdasarkan pengolahan data analisis kandungan logam berat kadmium total tanah (ppm)
dengan bantuan Gis teknik interpolasi diperoleh hasil sebagai berikut dapat dilihat pada peta
sebaran luas kandungan logam berat kadmium di daerah studi dan dari tabel data luas wilayah
logam berat kadmium.
Gambar 3: Peta Penyebaran Total Logam Berat Kadmium (ppm) Pada Satu Hamparan Lahan Pertanian Di Desa Guru Singa Kecamatan Berastagi.
4.01 - 5.01 5.92 22.49
Dilihat dari peta penyebaran dan data luas wilayah total logam berat kadmium yang
paling terluas adalah pada kisaran 3.01-4.01 ppm dengan luas lahan 6.97 Ha ( 26.48 %)
sedangkan yang paling terkecil terdapat pada kisaran >9.01 ppm dengan luas lahan 0.03 ha
(0.11 %).
Hubungan total fosfor tanah dengan logam berat kadmium
Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi diketahui bahwa antara
kandungan total fosfor dan kadmium tanah mempunyai nilai r = -0.46. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan antara kandungan kadmium tanah dengan kandungan fosfor tanah.
Hal ini dipengaruhi oleh faktor jenis tanaman, keadaan tanah, dan dosis pemupukan terhadap
tanaman. Pada daerah penelitian tidak dilakukan pemupukan yang intensif sehingga akibat dari
pengaruh pemupukan fosfat tidak berhubungan terhadap kandungan logam berat kadmium.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
1. Pada daerah studi diperoleh kandungan fosfor kisaran 0.41-0.5 % memiliki areal terluas
2. Pada daerah studi diperoleh kandungan logam berat kadmium kisaran 3.01-4.01ppm memiliki
areal terluas (26.48), sedangkan kandungan logam berat kadmium kisaran >9.01ppm
memiliki areal tersempit (0.11%).
3. Pada daerah studi tidak dijumpai hubungan antara kandungan fosfor total dengan kandungan
logam berat kadmium.
Saran
Sebaiknya penelitian dilakukan pemupukan pada satu hamparan lahan pertanian di Desa
Guru Singa Kecamatan Berastagi yang intensif agar pengaruh pemupukan fosfat terhadap
kandungan logam kadmium dapat terlihat jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, T.S.1996. Survai Tanah dan Evaluasi Lahan. PT Penebar Swadaya. Jakarta.
Adityah., B.R. Montazeri., H.M. Dewi dan I. Saidiqul.2010.Cemaran Logam Berat Kadmium Dalam Tanah dan Akibatnya Bagi Kesehatan Manusia. Universitas
Lambung Mangkurat Banjar Baru, Banjar Baru.
Charlena. 2004., Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) Dan Kadmium Pada Sayur-sayuran.
Bogor.
http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/09145/charlena.pdf. Diakses tanggal 23 Februari 2010.
Foth H. D. 1998. Dasar-dasar Ilmu tanah. Terjemahan S. Adisoemarto. Erlangga, Jakarta.
Hakim, N., M. Y. Nyakpa., A. M. Lubis., S. G. Nugroho., M. A. Diha., G. B. Hong., M. R. Saul
Kurnia U., H. Suganda, R. Saraswati dan Nurjaya. 2009. Teknologi Pengendalian Pencemaran Lahan Sawah.
Lahuddin., 2007. Apsek Unsur Mikro Dalam Tanah. Universitas Sumatera Utara, Medan
Napitupulu. 2008. Analisis Logam Berat, Seng, Kadmium dan Tembaga pada Berbagai Tingkat Kemiringan Tanah Hutan Tanaman Industri PT.Toba Pulp Lestari dengan Metode Spektrometri Serapan Atom (SSA). http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/5865/1/08E00483.pdf Diakses tanggal 3 Februari 2011.
Pian, H. 2010. Efek Toksisitas Logam berat Timbal (pb), Merkuri,, kadmium.
Pramono, Gatot H. 2008. Akurasi Metode IDW dan Kriging untuk Interpolasi Sebaran Tersuspensi. Forum Geo Land. Sulawesi Selatan
Rayes L.M. 2007, Metoda Inventarisasi Sumberdaya lahan. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Sugih C.S. 2011. Mineral Tanaman.
Sutriadi M.T., S. Rochayati, dan A. Rachman. 2010.Pemanfaatan Fofat Alam Ditinjau Dari Aspek Lingkungan.
http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/fosfatalam/teddy.pdf Yudatomo. 2009. Logam berat.