• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Pemurnian Minyak Kelapa Sawit Menjadi CPO Dengan Menggunakan Alat Oil Purifier Type PAPX 307 SGD-11g Pada Stasiun Klarifikasi Di PTPN II ( Persero) PKS Pagar Merbau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Proses Pemurnian Minyak Kelapa Sawit Menjadi CPO Dengan Menggunakan Alat Oil Purifier Type PAPX 307 SGD-11g Pada Stasiun Klarifikasi Di PTPN II ( Persero) PKS Pagar Merbau"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES PEMURNIAN MINYAK KELAPA SAWIT MENJADI CPO DENGAN MENGGUNAKAN ALAT OIL PURIFIER TYPE PAPX 307 SGD

-11G PADA STASIUN KLARIFIKASI DI PTPN II ( PERSERO) PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PAGAR MERBAU

O

L

E

H

Nim. 065203007

RENDY MINTARI

PROGRAM DIPLOMA IV TEKNOLOGI INSTRUMENTASI PABRIK

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PROSES PEMURNIAN MINYAK KELAPA SAWIT MENJADI CPO DENGAN MENGGUNAKAN ALAT OIL PURIFIER TYPE PAPX 307 SGD

-11G PADA STASIUN KLARIFIKASI DI PTPN II ( PERSERO) PKS PAGAR MERBAU

Ir. A. RACHMAN HASIBUAN

Diketahui Oleh :

KETUA PROGRAM DIPLOMA IV

TEKNOLOGI INTRUMENTASI PABRIK

Fakultas Teknik USU

Nip. 19540531 198601 1 002

Ir. SURYA TARMIZI KASIM, M.Si

PROGRAM DIPLOMA IV TEKNOLOGI INSTRUMENTASI PABRIK FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

ABSTRAK

Didalam proses pemurnian minyak kelapa sawit dengan menggunakan oil

purifier, harus diperhatikan kadar lumpur dan air yang masih ada, dikarenakan di

proses ini kadar lumpur harus di minimalkan agar proses kerja dari oil purifier tidak

terlalu berat. Setelah melalui proses pemurnian yang cukup panjang, yang akhirnya

proses penentuan tersebut jatuh pada oil purifier, yang bekerja agar meminimalkan

dari kadar air 0,6 % - 0,1 % dan lumpur 0,1 % - 0,3 % sampai dengan 0,20 % - 0,50

%, dan juga kadar kotoran maksimum 0,015 % - 0,1 %. Alat Oil Purifier ini bekerja

dengan prinsip gaya sentrifugal, yaitu memutar suatu cairan-cairan yang tidak saling

bersenyawa (tidak saling melarutkan), sehingga dengan massa jenis yang berbeda

dari setiap cairan, maka massa jenis yang paling ringan akan terlempar lebih jauh

keluar dan disalurkan melalui nozle-nozle agar penempatan cairan-cairan tersebut

dapat terpisah. Pada PKS Pagar Merbau digunakan Oil Purifier type PAPX 307

SGD-11G yang spesifikasi kerjanya sampai 6 ton / jam, sehingga dapat

memaksimalkan proses pemurnian.

Disini Oil Purifier sangat dibutuhkan agar kualitas CPO semakin baik, karna

pengurangan kadar air dan lumpur sangat diminimalisir, masalah-masalah yang

terjadi di Oil Purifier yaitu berupa sumbatan-sumbatan aliran yang dapat

mengakibatkan proses terhenti, oleh karena itu Oil Purifier harus dilakukan

pembilasan setiap 1 jam sekali agar menghindari masalah penyumbatan kotoran.

Pembilasan yaitu proses pembersihan pada Oil Purifiier dengan menggunakan air

panas yang di injeksikan kedalamnya dengan suhu 90-95˚ untuk mengalirkan sisa

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT,atas berkah dan rahmatnya

sehingga penulis dapat menyelesaikan karya akhir ini.

Tidak lupa pula penulis ucapkan ribuan terima kasih kepada ayahanda dan

ibunda tercinta yang tak pernah letih mengasuh, membesarkan, memberi dukungan

moral maupun materil dan selalu menyertai ananda dengan do’a sampai dengan

menyelesaikan Karya Akhir ini.

Dalam proses penyusunan karya akhir,penulis telah mendapat bimbingan dan

arahan dari berbagai pihak, maka untuk bantuan yang diberikan baik materil,

spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karna itu sepantasnya penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME. selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, MS selaku Ketua Program Studi Teknologi

Instrumentasi Pabrik.

3. Bapak Rahmat Fauzi ST, MT. selaku Sekretaris Program Studi Teknologi

Instrumentasi Pabrik.

4. Bapak Drs. Hasdari Helmi, MT selaku Kordinator Program Studi Teknologi

Instrumentasi Pabrik.

5. Bapak Ir. A. Rachman Hasibuan selaku Dosen Pembimbing penulis yang

telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam penulisan Karya Akhir

ini.

(5)

7. Orang tua dan kakanda tercinta yang telah memberikan dukugan moril dan

materil serta do’a-do’anya.

8. Orang-orang yang sudah memberikan perhatian dan dukungannya dalam

pengerjaan tugas akhir ini.

9. Rekan-rekan mahasiswa jurusan Teknologi Instrumentasi Pabrik yang tidak

dapat penulis sebutkan satu-persatu khususnya angkatan 2006 yang telah

banyak membantu penulis.

Penulis menyadari bahwa Karya Akhir ini masih ada terdapat

kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan

pengetahuan dan wawasan dalam ruang lingkup pembelajaran.Untuk itu penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran sebagai penyempurnaan dari karya akhir ini.

Semoga karya akhir ini ada manfaatnya bagi kita semua terutama bagi peenulis

sendiri.

Medan, 1 Oktober 2010

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

Daftar Gambar ... viii

Daftar Tabel ... ix

Daftar Rumus ... x

Daftar Lampiran ... xi

BAB I Pendahuluan I.1. Latar Belakang ...1

I.2. Tujuan dan manfaat Penulisan ...2

I.3. Batasan Masalah ...3

I.4. Rumusan Masalah...3

I.5. Metode Penulisan ...3

I.6. Sistematika Penulisan ...4

I.7. Kesimpulan dan Saran ...5

BAB II Landasan Teori II.1. Pemurnian minyak sawit ...6

II.2. Tujuan Pemurnian ...7

(7)

II.3.1. Oil Gutter ...9

II.3.2. Sand Trap Tank ... 10

II.3.3. Saringan Bergetar (Vibrating Screen)... 11

II.3.4. Crude Oil Tank ... 12

II.3.5. Vertical Clarifier tank (VCT) ... 13

II.3.6. Oil Tank ... 14

II.3.7. Oil Purifier ... 16

II.3.8. Vacum drier ... 17

II.4. Metode Pemurnian Minyak Sawit... 17

II.4.1. Metode Penyaringan (filtrasi) ... 18

II.4.2. Metode Pegendapan (settling) ... 18

II.4.3. Metode Pemutaran (centrifugal) ... 19

II.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pemurnian Minyak Sawit ... 20

II.5.1. Temperatur Minyak ... 20

II.5.2. Berat jenis Fluida ... 20

II.5.3. Kapasitas Olah ... 20

II.5.4. Gravity Disc ... 21

II.5.5. Perbedaan Di Dalam Spesifik Grativitasi ... 22

II.5.6. Ukuran dan Bentuk Partikel ... 22

II.5.7. Viskositas ... 22

(8)

BAB III OIL PURIFIER PAPX 307 SGD-11G

III.1. Prinsip Kerja dari Oil Purifier PAPX 307 SGD-11G ... 24

III.1.1. Prinsip Pemurnian Oil Purifier Dengan

Gaya Sentrifugal ... 24

III.1.2. Faktor Yang Mempengaruhi Putaran Oil Purifier ... 28

III.1.3. Motor Induksi Sebagai Penggerak Oil Purifier ... 29

III.1.4. Sistem kerja pemurnian Oil Purifier

PAPX 307 SGD-11G ... 31

III.I.5. Sistem Discharge (Pencucian) Pada

Oil Purifier PAPX 307 SGD-11G ... 33

III.2. Konstruksi Dari Oil Purifier PAPX 307 SGD-11G ... 35

III.3. Keuntungan Dan Kerugian Dari Oil Purifier

PAPX 307 SGD-11G ... 42

III.4. Hal yang Mengganggu Kerja Oil Purifier

Dan Penanggulangannya ... 43

III.5. Pemeliharaan oil purifier ... 46

BAB IV MEKANISME KERJA DARI OIL PURIFIER PAPX 307 SGD 11-G DALAM PEMURNIAN CPO PADA PABRIK KELAPA SAWIT

IV.1. CPO ... 47

IV.2. Proses Pemurnian CPO ... 47

IV.3. Prosedur Pengoperasian Mesin Oil Purifier Type

(9)

IV.4. Mekanisme Kerja Dari Oil Purifier pada Stasiun klarifikasi... 49

IV.5. Instument Pendukung Pada Proses Pemurnian Oil Purifier ... 52

IV.5.1. Globe Valve ... 53

IV.5.2. Ball Valve ... 53

IV.5.3. Valve Block ... 54

IV.6. Data Pengamatan ... 55

IV.7. Pembahasan ... 56

IV.7.1. Effisiensi (η ) peralatan Oil Purifier untuk mengurangi kadar air yang terdapat pada minyak ... 56

IV.7.2. Effisiensi ( η ) peralatan Oil Purifier untuk mengurangi kadar kotoran yang terdapat pada minyak sawit ... 57

BAB V Kesimpulan dan Saran V.1. Kesimpulan ... 58

V.2. Saran ... 59

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Sand Trap Tank ... 10

Gambar 2.2. Vibrating Screen ... 12

Gambar 2.3. Bagan Kerja Pada VCT ... 14

Gambar 2.4. Oil Tank ... 15

Gambar 2.5. Pemisahan Cairan Berdasarkan BJ Tank ... 16

Gambar 2.6. Vacum Drier ... 17

Gambar 3.1. Peristiwa sentrifugal ... 25

Gambar 3.2. Pemisahan campuran dengan cara pengendapan ... 26

Gambar 3.3. Pemisahan campuran dengan menggunakan bejana berputar ... 26

Gambar 3.4. Tangki pengendapan ... 27

Gambar 3.5. Tangki yang berputar ... 27

Gambar 3.6. Diagram Proses Pengurangan Air Dalam Minyak Sawit ... 29

Gambar 3.7. Proses Discharge pada oil purifier ... 32

Gambar 3.8. Oil Purifier PAPX 307 SGD-11G ... 34

Gambar 3.9. Konstruksi Oil Purifier PAPX 307 SGD-11G ... 34

Gambar 3.10. Keterpasangan Bowl Pada Oil Purifier ... 36

Gambar 3.11. Motor Penggerak Oil Purifier ... 37

Gambar 4.1. Perbedaan cairan yang terdapat didalam bowl (bejana) ... 49

Gambar 4.2. Proses pemisahan minyak dari air dan kotoran pada oil purifier .... 50

Gambar 4.3. Global Valve ... 53

Gambar 4.4. Ball Valve ... 53

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Data Pengamatan Air dan Kotoran Yang Masuk dan Keluar Pada

(12)

DAFTAR RUMUS

Rumus III.1. keseimbangan-keseimbangan hydrostatis di dalam bowl ... 28

Rumus IV.1. Effisiensi ( η ) peralatan Oil Purifier untuk mengurangi

kadar air yang terdapat pada minyak ... 56

Rumus IV.2. Effisiensi ( η ) peralatan Oil Purifier untuk mengurangi

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Piping & Instrument Diagram dari Proses Pemurnian Oil Purifier Pada

(14)

ABSTRAK

Didalam proses pemurnian minyak kelapa sawit dengan menggunakan oil

purifier, harus diperhatikan kadar lumpur dan air yang masih ada, dikarenakan di

proses ini kadar lumpur harus di minimalkan agar proses kerja dari oil purifier tidak

terlalu berat. Setelah melalui proses pemurnian yang cukup panjang, yang akhirnya

proses penentuan tersebut jatuh pada oil purifier, yang bekerja agar meminimalkan

dari kadar air 0,6 % - 0,1 % dan lumpur 0,1 % - 0,3 % sampai dengan 0,20 % - 0,50

%, dan juga kadar kotoran maksimum 0,015 % - 0,1 %. Alat Oil Purifier ini bekerja

dengan prinsip gaya sentrifugal, yaitu memutar suatu cairan-cairan yang tidak saling

bersenyawa (tidak saling melarutkan), sehingga dengan massa jenis yang berbeda

dari setiap cairan, maka massa jenis yang paling ringan akan terlempar lebih jauh

keluar dan disalurkan melalui nozle-nozle agar penempatan cairan-cairan tersebut

dapat terpisah. Pada PKS Pagar Merbau digunakan Oil Purifier type PAPX 307

SGD-11G yang spesifikasi kerjanya sampai 6 ton / jam, sehingga dapat

memaksimalkan proses pemurnian.

Disini Oil Purifier sangat dibutuhkan agar kualitas CPO semakin baik, karna

pengurangan kadar air dan lumpur sangat diminimalisir, masalah-masalah yang

terjadi di Oil Purifier yaitu berupa sumbatan-sumbatan aliran yang dapat

mengakibatkan proses terhenti, oleh karena itu Oil Purifier harus dilakukan

pembilasan setiap 1 jam sekali agar menghindari masalah penyumbatan kotoran.

Pembilasan yaitu proses pembersihan pada Oil Purifiier dengan menggunakan air

panas yang di injeksikan kedalamnya dengan suhu 90-95˚ untuk mengalirkan sisa

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu sektor perkebunan unggulan

di Indonesia yang mengalami perkembangan yang cukup pesat. Dari kurun waktu

tahun 2000 sampai 2009 perkembangan luas areal perkebunan hampir dua kali lipat

yang pada mulanya 4.158.077 ha menjadi 7.125.331 ha dan diiringi juga dengan

peningkatan jumlah produksi.

Perkembangan tanaman kelapa sawit telah dikembangkan di beberapa daerah

di Indonesia dan menjadi unggulan tanaman perkebunan. Hal ini dikarenakan kelapa

sawit merupakan tanaman perkebunan dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi dan

merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati. Selain itu perkembangan

perkebunan kelapa sawit juga didukung oleh produk-produk turunan kelapa sawit

yang beraneka ragam dan mempunyai banyak kegunaan. Saat ini Indonesia

merupakan negara nomor satu penghasil CPO terbesar di dunia diatas Malaysia dan

menjadi negara eksportir CPO terbesar di dunia.

Perkembangan industri kelapa sawit sangatlah pesat. Sejalan dengan

kemajuan teknologi di Indonesia dan semakin meningkatnya kebutuhan akan minyak

nabati, maka dibutuhkan peningkatan mutu dari produk minyak nabati tersebut

sehingga bahan setengah jadi. Indonesia yang didukung oleh sumber daya alam yang

baik, dengan keadaan alamnya yang tropis dan tenaga kerja yang mencukupi serta

pemasaran yang sudah jelas memiliki potensial menjadi penghasil CPO yang

(16)

Untuk pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (crude oil palm) diperlukan

beberapa tahapan proses diantaranya stasiun klarifikasi sebagai stasiun pemurnian

CPO, stasiun klarifikasi merupakan tahap akhir dalam pengolahan kelapa sawit

menjadi CPO, Salah satu peralatan yang terdapat pada stasiun klrifikasi adalah mesin

Oil Purifier, yang mana berfungsi untuk memurnikan/ memisahkan minyak dari

kandungan air dan kotoran yang masih terikut bersama minyak dengan berdasarkan

berat jenisnya. Pemisahan terjadi dengan menggunakan gaya sentrifugal yang

ditimbulkan pada peralatan.

Atas dasar pentingnya pengamatan alat yang digunakan, maka penulis

mengambil judul

“PROSES PEMURNIAN MINYAK KELAPA SAWIT MENJADI CPO DENGAN MENGGUNAKAN ALAT OIL PURIFIER TYPE PAPX SGD 307-11G PADA STASIUN KLARIFIKASI DI PTPN II ( PERSERO) PKS PAGAR MERBAU”

1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan dari penulisan karya akhir ini adalah untuk mengetahui effisiensi

kerja dari mesin oil purifier dalam mengurangi kadar kotoran dan kadar air yang

terdapat dalam minyak sawit dari data pengamatan setelah membandingkan dengan

norma kadar kotoran dan kadar air, sehingga dapat menghasilkan mutu produksi

yang berkualitas baik.

1.3 Rumusan Masalah

Untuk menyelesaikan tugas akhir ini, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai

(17)

1. Mengumpulkan buku-buku dan refrensi yang berkaitan dengan proses kerja

dari oil purifier, sistem klarifikasi atau pemurnian minyak sawit.

2. Pengumpulan data-data yang terkait dengan masalah tersebut.

3. Perhitungan dari data-data tersebut diatas.

4. Diagram alir dari suatu proses pemurnian minyak sawit menjadi CPO

1.4 Batasan Masalah

Mengingat masalah yang akan diangkat sebagai karya akhir ini mempunyai

ruang lingkup yang relatif luas, maka penulis membatasi masalah ini hanya pada :

1. Proses pemurnian yang dibahas hanya fokus pada oil purifier

2. Perhitungan mengenai efisiensi dari input dan output oil purifier

1.5. Metode Penulisan

Penulisan Karya Akhir ini dilakukan dengan cara :

1. Studi literatur : mengambil bahan – bahan dari buku – buku referensi, jurnal,

artikel dan sebagainya.

2. Studi lapangan : mengambil data dan informasi dari PTPN II Perkebunan

(18)

1.6. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

dan manfaat penulisan, batasan masalah, metoda penulisan dan

sistematika penulisan

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini membahas penjelasan secara umum dari suatu proses pemurnian minyak yang terjadi.

Menjelaskan tentang gambaran umum/ dasar teori dari oil purifier

BAB III : OIL PURIFIER SEBAGAI ALAT PEMURNIAN MINYAK SAWIT

Bab ini membahas penjelasan dari Oil Purifier, gambar konstruksi,

serta prinsip kerjanya.

Kegunaanya terhadap pemurnian minyak sawit

BAB IV : KERJA OIL PURIFIER PAPX 307 SGD-11G DALAM

PROSES PEMURNIAN MINYAK SAWIT

Bab ini Menjelaskan kerja Oil Purifier dalam memurnikan minyak

kelapa sawit dengan prinsip gaya sentrifugal, yaitu memisahkan

jenis-jenis cairan yang tidak saling bersenyawa (tidak saling melarutkan).

Membahas tentang masalah-masalah yang terjadi pada Oil Purifier,

yaitu terjadi sumbatan-sumbatan yang diakibatkan kotoran-kotoran,

sehingga harus dilakukan pencucian atau discharge setiap 1 jam

sekali.

(19)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang dapat diambil penulis dan

saran untuk kesempurnaan dari sistem produksi pada pabrik minyak

(20)

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1. Pemurnian Minyak Sawit

Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih

berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa

partikel-pertikel dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid).

Agar diperoleh minyak sawit yang bermutu baik, minyak sawit kasar tersebut

mengalami pengolahan lebih lanjut. Minyak sawit yang masih kasar kemudian

dialirkan kedalam tangki minyak kasar (crude oil tank) dan setelah melalui beberapa

tahap pemurnian atau klarifikasi, Minyak tersebut perlu segera dimurnikan dengan

maksud agar tidak terjadi penurunan mutu akibat adanya reaksi hidrolisis dan

oksidasi. Hidrolisis dapat terjadi karena cairan bersuhu panas dan terdapat cukup

banyak air, demikian juga oksidasi akan terjadi dengan adanya NOS yang berupa

bahan organik dan anorganik seperti Fe (besi) dan Cu (tembaga) berperan sebagai

katalisator yang mempercepat terjadinya reaksi cepat. Maka dengan proses ini akan

dihasilkan minyak sawit mentah (crude palm oil). Proses penjernihan dilakukan

untuk menurunkan kandungan air dan NOS di dalam minyak. Minyak sawit ini dapat

di tampung dalam tangki-tangki penampungan dan siap dipasarkan atau mengalami

pengolahan lebih lanjut sampai dihasilkan minyak sawit murni, dan hasil olahan

lainnya. Sedangkan sisa olahannya yang berupa lumpur masih dapat dimanfaatkan

(21)

Secara umum dalam cairan terdapat beberapa fase yang sulit dipisahkan

dengan satu cara, maka dilakukan pemisahan fase minyak, fase NOS dan fase air

dengan beberapa tahapan. Pemisahan minyak dari fraksi cairan lainnya dilakukan

dengan berdasarkan prinsip filtrasi, pengendapan, penguapan, sentrifugasi dan

sebagainya.

Dalam buah yang direbus terdapat komposisi minyak 54%, air 28% dan NOS

18% dan jika diperas dengan screw press maka komposisi ini akan berubah menjadi

cairan dengan kandungan minyak 66%, air 24 % dan NOS 10%, berdasarkan ini

dapat dihitung bahwa cairan yang keluar adalah 320 liter/ton TBS,dan didalamnya

terdapat minyak sebanyak 210 liter, dengan demikian perlu ditambahkan air untuk

mempermudah proses pemurnian.

II.2. Tujuan Pemurnian

Minyak kasar yang diperoleh dari pengempaan perlu dibersihkan dari

kotoran, baik yang berupa padatan (solid), maupun air. Tujuan dari pembersihan atau

pemurnian minyak kasar adalah agar mendapatkan minyak dengan kualitas kadar air

0,2 % dan kotoran 0,04 % , sehingga dapat dipasarkan dengan harga yang layak.

Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengempaan akan disalurkan menuju

saringan getar (vibrating screen) untuk disaring, agar kotoran berupa serabut kasar

tersebut disalurkan ketangki penampungan minyak kasar (crude oil tank).

Minyak kasar yang terkumpul di crude oil tank (COT) dipanaskan hingga 90°

- 95° C. Menaikkan temperatur minyak sangat penting, artinya yaitu untuk

(22)

sangat membantu saat proses pengendapan. Selanjutnya minyak dari crude oil tank

dikirim ke tangki pengendap (vertical clarifier tank)

II.3. Proses Pemurnian

Pada pabrik pengolahan kelapa sawit, proses pemurnian/ pemisahan yang

sangat penting dan mutlak dilakukan, karena pada proses pemurnian ini akan

diperoleh hasil pemisahan cairan yang sesuai dengan kadar dan mutu minyak yang

diinginkan. Pada pabrik kelapa sawit, proses pemurnian dilakukan di stasiun

klarifikasi (pemurnian minyak). Suatu proses pemurnian minyak menjadi CPO ialah

bertujuan untuk menghilangkan kadar air didalamnya sampai dengan 0,2 %, agar

kualitas dari CPO itu baik. Suatu oil purifier adalah alat yang sangat penting

fungsinya sebagai pemurnian minyak, walaupun proses sebelum ke oil purifier

masih sangat banyak langkah-langkah pemurnian yang harus dilakukuan seperti

pemisahan minyak kasar dari kadar lumpur dan air.

Proses pemisahan minyak dari air dan kotoran merupakan pekerjaan yang

menentukan kualitas dari hasil pengolahan dan pemisahan minyak dilakukan secara

berulang-ulang karena setiap mesin atau peralatan mempunyai kemampuan yang

terbatas. Proses ini bertujuan untuk memperoleh minyak sebanyak-banyaknya dan

menghasilkan CPO dengan kadar asam lemak bebas, kadar air dan kotoran yang

sesuai dengan standart.

Dalam proses pemunian ini diperlukan juga proses pengenceran yang

bertujuan sangat penting artinya dalam effisiensi pemisahan minyak dan kualitas

minyak sawit. Jumlah air yang dianjurkan adalah sebanding dengan jumlah minyak

(23)

pengencer yang digunakan adalah 320 liter/ton TBS setara dengan 9600 liter/jam

untuk PKS 30 ton TBS/jam, dengan perincian 50% untuk screw press dan 50%

untuk vibrating screen dan stasiun klarifikasi.

Pemakaian air yang terlalu banyak akan menyebabkan penurunan kulitas unit

pengolahan PKS terutama pada alat klarifikasi. Hal ini diatasi dengan

memperpendek retention time pada setiap alat pengolahan yang dapat

mengakibatkan penurunan effisiensi ekstraksi, Dan sering menimbulkan

penambahan instalasi yang seharusnya tidak perlu. Pemberian air pengencer

tergantung pada desain unit pengolahan dan kandungan NOS, yang dapat

dipengaruhi oleh kebersihan pemanen.

Didalam proses pemurnian ini terdapat beberapa tahapan yang harus

dilakukan sebelum masuk ke proses oil purifier, yaitu tahap pengendapan sampai

dengan penyaringan, adapun langkah-langkah proses pemurnian dilakukan dimulai

dari :

II.3.1. Oil Gutter

Talang minyak mentah (Oil Gutter) adalah alat penampung minyak hasil dari

screw press untuk selanjutnya dialirkan ke tangki penangkap pasir (Sand Trap Tank).

Sebagian besar air suplesi (pengencer) sebanyak ± 20%. Pemberian air suplesi

dimaksudkan untuk memperlancar penyaringan kotoran di Vibrating Screen dan

(24)

II.3.2. Sand Trap Tank

Sand trap tank adalah alat yang berbentuk silinder yang bekerja berdasarkan

perbedaan berat jenis antara air dan minyak dimana berat jenis air lebih tinggi dari

minyak, sehingga dengan mudah minyak yang berada diatas air akan mengalir ke

vibrating screen. Alat ini digunakan untuk memisahkan pasir dari cairan minyak

kasar yang berasal dari stasiun pengempaan yaitu screw press, melalui oil gutter

minyak dari screw press masuk kemari, lalu dipanaskan sampai dengan suhu 95°,

dan proses pemanasan itu sendiri dengan menggunakan uap (steam) yang di

injeksikan kedalamnya. Dalam proses pabrik PKS peralatan yang pertama kali

mengeluarkan sludge adalah sand trap tank, dan pada sand trap tank terdapat buffle,

yaitu suatu alat penangkap pasir atau kotoran-kotoran.

Dalam hal ini Temperatur pada sand trap tank harus mencapai 95° C, agar

pada saat dilakukan pembuangan (blow down), lumpur (sludge) yang keluar tidak

terlalu banyak mengandung minyak, sehingga dapat menyebabkan lossis atau

kehilangan minyak yang banyak.

Selain itu terdapat Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektifitas sand

trap tank adalah:

a. temperatur

b. Kondisi baffle

c. Kondisi Umpan

Sementara Proses kerja dari Sand Trap Tank dapat dilihat pada Gambar 2.1.

(25)

Gambar 2.1. Sand Trap Tank

II.3.3. Saringan Bergetar ( Vibrating Screen )

Saringan bergetar digunakan untuk memisahkan minyak kasar (dirt crude oil)

dari pasir serta benda-benda lain yang terikut dengan dibantu oleh panas dari steam

yang diinjeksikan ke dalam tangki yang bertemperatur 900 – 950C. Saringan bergetar

terdiri dari 2 tingkat saringan dengan luas permukaan masing-masing 2 m2. Tingkat

atas memakai saringan dengan ukuran 30 mesh, sedangkan pada tingkat bawah

dipergunakan saringan 40 mesh. Crude oil yang telah diencerkan dialirkan ke

vibrating screen dengan tujuan untuk memisahkan beberapa bahan asing seperti

pasir, serabut dan bahan-bahan lain yang masih mengandung minyak dan dapat

dikembalikan ke digester. Dalam proses penambahan air pengencer untuk

mengetahui ketepatan penambahan air pengencer maka setiap 2 jam sekali diambil

(26)

Pada alat ini harus ditambahkan air panas dengan tujuan agar partikel-partikel

pasir dapat dipisahkan dengan baik, suhu air panas diusahakan agar tetap panas

(90-95° C). Getaran pada vibrating screen dikontrol melalui penyetalan bandul yang

diikat pada elektromotor. Getaran yang kurang mengakibatkan pemisahan tidak

efektif. Kontrol kebersihan vibrating screen harus dilakukan secara rutin, agar

padatan (solid) buangan dari hasil penyaringan vibrating screen tidak menumpuk.

Proses penyaringan ini dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2. Vibrating Screen II.3.4. Crude Oil Tank

Crude oil tank adalah tangki penampug minyak kasar yang dilengkapi pipa

pemanas steam coil (temperatur ≥95฀C ),yang telah disaring u ntuk dipo mpakan ke

tangki pisah (Vertical clarifier Tank).

Fungsi dan tujuan dari alat ini adalah untuk mengendapkan pasir/ NOS halus

yang masih terikut dari vibrating screen dan sebagai tempat penampungan sementara

crude oil dari vibrating screen sebelum dipompakan ke vertical clarifier tank. Selain

(27)

Bagian dalam crude oil tank dilengkapi dengan buffle dan sistem pemanasan

yang digunakan sebaiknya menggunakan steam coil. Untuk pemanasan dengan cepat

Injeksi uap langsung digunakan pada saat awal proses, agar suhu crude oil harus

dijaga pada temperatur 95° C. Sementara untuk menjaga kebersihan dalam tangki

crude oil tank harus dilakukan pembuangan (blow down) minimal 4 kali per hari.

II.3.5. Vertical Clarifier tank (VCT)

Fungsi dari VCT adalah untuk memisahkan minyak, air dan sludge secara

grativitasi, dimana minyak dengan berat jenis yang lebih kecil yaitu 0,8 gram/cm3

akan berada pada lapisan yang paling atas, sedangkan air yang berat jenisnya 1

gram/cm3 akan berada pada lapisan tengah, dan lumpur dengan massa jenis 1,3

gram/cm3 dari VCT. Minyak hasil dari pemisahan gravitasi pada VCT dialirkan

kedalam oil tank, sedangkan sludge dialirkan kedalam sludge tank. Untuk

mengetahui bahwa performa kerja VCT tersebut masih bagus maka indicator yang

dapat digunakan adalah kandungan minyak pada VCT dapat mempengaruhi

kandungan minyak pada sludge di under flow. Sebaiknya ketebalan lapisan minyak

dalam VCT adalah 30-50 cm baru dilakukan pengutipan minyak melalui skimmer.

Fungsi strirer dalam VCT adalah untuk membantu mempercepat pemisahan

minyak dengan cara mengaduk dan memecahkan padatan serta mendorong lapisan

minyak dengan sludge. Temperatur yang cukup (95° C) akan memudahkan proses

pemisahan ini.

Prinsip kerja didalam VCT dengan menggunakan prinsip keseimbangan

antara larutan yang berbeda jenis. Prinsip bejana berhubungan diterapkan dalam

(28)

Gambar 2.3. Bagan Kerja Pada VCT

II.3.6. Oil Tank

Fungsi oil tank adalah untuk tempat sementara minyak sebelum diolah oleh

oil purifier. Kebersihan tangki perlu dijaga karena akan mempengaruhi mutu kadar

kotoran dalam minyak, maka yang harus dilakukan adalah blow down secara rutin.

Pemanasan dilakukan dengan menggunakan steam coil untuk mendapatkan

temperatur yang diinginkan yakni 95° C. Steam coil yang bocor dapat

mengakibatkan tingginya kadar air dalam minyak.

Tujuan pemanasan minyak adalah untuk mempermudah pemisahan minyak

dengan air dan kotoran ringan, dengan cara pengendapan yaitu zat yang memiliki

berat jenis yang lebih berat dari minyak akan mengendap didasar tangki. Suhu

minyak dalam oil tank sangat berpengaruh agar menjaga minyak tetap tepisah dari

(29)

lapisan yaitu, lapisan minyak, lapisan air dan lapisan kotoran. Kapasitas dari Oil

Tank tersebut dapat menampung hingga 10 Ton/ jam.

Peranan oil tank ini cukup signifikan pada proses selanjutnya dalam

memanaskan minyak, karena tidak terjadi lagi pemanasan, dianggap suhu pada oil

tank adalah sumber panas untuk pengolahan lanjutan seperti oil purifier dan vacum

drier.

Proses kerja oil tank ini dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Oil Tank

II.3.7. Oil Purifier

Alat oil purifier ini sering disebut oil centrifuge yang berfungsi memurnikan

minyak dari kadar air sampai dengan 0,2%. Alat ini dengan prinsip gaya sentrifugal,

yaitu memisahkan cairan antara air, minyak dan kotoran dengan cara membedakan

berat jenisnya. Minyak yang mempunyai berat jenis lebih kecil yaitu 0,8 gram/m3

akan lebih ringan dibanding air yang berat jenisnya adalah 1 gram/m3, dan kotoran

dengan berat jenis 1,3 gram/m3 maka dengan teori ini minyak akan berada dilapisan

(30)

(perputaran) maka minyak yang massanya lebih ringan akan berada ditengah dan

akan terlempar ke sudu-sudu disc yang sangat tipis dan disalurkan ke nozzle, lalu

dialirkan ke vacum dryer untuk proses pemvakuman kandungan air. Proses

pemisahan berdasarkan BJ (berat jenis) dengan prinsip sentrifugal ini dapat dilihat

pada gambar 2.5.

Gambar 2.5. pemisahan cairan berdasarkan BJ

Keterangan Gambar 2.5. Bj<1 = Minyak

Bj=1 = Air Bj>1 = NOS

II.3.8. Vacum Dryer

Minyak yang sebelum disalurkan ke tangki penimbunan/ penyimpanan

terlebih dahulu harus dikeringkan dalam vacum dryer. Tujuan pengeringan minyak

pada vacum dryer untuk memperkecil kadar air yang terkandung didalam minyak

sawit sampai dengan 0,1%. Proses pemvakuman air ini dapat dilihat pada Gambar

2.6. Dari tahap-tahap proses pemurnian akan diperoleh hasil produksi yang baik dan

sesuai dengan yang diharapkan, agar mutu dari minyak akan mencapai standart

(31)

Gambar 2.6. Vacum Dryer

II.4. Metode Pemurnian Minyak Sawit

Ada tiga metode yang dilakukan dalam pemurnian minyak sawit (minyak

kasar) di PKS, yaitu metode penyaringan, metode pengendapan, dan metode

pemisahan pemutaran.

II.4.1.Metode Pemisahan Penyaringan (Filtrasi)

Metode penyaringan Ialah, suatu metode yang bertujuan untuk pemisahan crude oil

dari fibre2, cangkang2 halus dan partikel2 lainnya dengan menggunakan penyaring.

Fungsi dan tujuannya dari penyaringan ini untuk menurunkan viskositas (kekentalan)

dari minyak agar proses pemurnian selanjutnya dapat efisien..

Dalam hal ini minyak yang masih mengandung banyak NOS (non oil solid) harus

dapat dipisahkan, agar dalam proses pemurnian selanjutnya dapat efisien dalam

(32)

ataupun ayakan getar. Aplikasi metode penyaringan ini diterapkan pada alat sand

trap tank dan vibrating screen yang berfungsi sebagai penangkap dan penyarinng

NOS.

II.4.2. Metode Pegendapan (settling)

Metode pengendapan adalah, yaitu pemisahan antara minyak air dan sludge

berdasarkan berat jenis karena terjadi pengendapan bagian yang lebih berat.

Jika minyak kasar yang ditampung di dalam tangki dibiarkan, maka isi tangki

akan mengendap dan terbentuk beberapa lapisan sesuai dengan berat jenis dari fase

yang terkandung dalam minyak kasar tersebut. Lapisan pertama merupakan lapisan

minyak yang masih mengandung butiran-butiran air dan zat pengotor lainnya.

Minyak dengan kandungan tersebut belum memenuhi standart kualitas jual

sehingga harus diproses lebih lanjut untuk menurunkan kadar air dan zat padatnya

(proses penjernihan). Lapisan kedua merupakan lapisan air yang mengandung

minyak dalam bentuk terhomogenisir. Sementara lapisan ketiga merupakan fase

yang mengandung zat organik padat serta emulsi minyak air yang tidak terpecahkan

dan menjadi stabilisator dari emulsi yang tidak cukup.

II.4.3. Metode Pemutaran (centrifugal)

Metode pemutaran (centrifuge) yaitu pemisahan dengan cara memusingkan

minyak kasar sehingga bagian yang lebih yang lebih berat akan terlempar lebih jauh

akibat adanya gaya sentrifugal.

Seperti yang telah kita ketahui, pemisahan minyak dapat dilakukan dengan

cara pengendapan. Proses lanjutan (penjernihan) sebenarnya masih dapat dilakukan

(33)

yang lebih lama dan berisiko meningkatkan bilangan peroksida dalam minyak akibat

pemanasan yang berlebih dalam tangki (meningkatkan oksidasi). Hal tersebut sangat

tidak diinginkan karena akan menurunkan harga jual minyak sawit. Oleh karena

alasan tersebut, proses penjernihan lebih disukai dengan metode pemutaran karena

waktu pemisahannya lebih cepat dan tingkat oksidasi yang terjadi lebih kecil.

Metode pemisahan dengan pemutaran menggunakan mesin putaran tinggi

digunakan untuk memisahkan cairan-cairan yang tidak saling bersenyawa (tidak

saling melarutkan), mempunyai berat jenis berbeda dan benda padat yang

terkandung didalamnya. Fase yang lebih berat akan mendapat gaya sentrifugal yang

lebih besar sehingga akan terlempar lebih jauh kebagian luar dari sumbu putar.

Dengan demikian, pemutaran dapat digunakan dalam berbagai proses untuk

pemisahan cairan-cairan atau antara cairan dengan bahan padat yang terkandung

didalamnya. Aplikasi dari prinsip pemisahan dengan metode pemutaran digunakan di

PKS untuk melakukan tugas-tugas sebagai berikut :

a) Menjernihkan minyak yang dihasilkan oleh proses pengendapan di vertical

clarifier tank sebelum proses dikeringkannya minyak tersebut pada alat

vacum dryer.

b) Mengutip kembali minyak yang masih terikut dengan lumpur (sludge) yang

berasal dari vertical clarifier tank, jenis pemutaran yang digunakan untuk

(34)

II.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pemurnian Minyak Sawit Pada proses pengolahan dan pemurnian minyak kelapa sawit pada sebuah

pabrik, terdapat faktor-faktor pendukung yang berperan penting pada proses

pemurnian minyak kelapa sawit, Faktor-faktor pendukung tersebut adalah :

II.5.1. Temperatur Minyak

Temperatur minyak untuk proses pemurnian harus dapat disesuaikan, karena

hal tersebut berhubungan erat dengan berat jenis dan viskositas minyak yang akan

diperoses. Oleh karena itu, temperatur minyak sawit untuk proses pemurnian harus

dipanaskan terlebih dahulu di oil tank dengan suhu 90°-95° C.

II.5.2. Berat jenis Fluida

Pada proses pemurnian, berat jenis fluida yang masuk sangat erat

hubunganya dengan temperatur minyak yang masuk. hal ini disebabkan karena,

semakin tinggi temperatur suatu zat, maka akan semakin cepat pula berat jenis zat

tersebut dapat terpisah. Dalam hal ini terdapat perbedaan berat jenis antara fluida,

sehingga menyebabkan perbedaan gravitasi antara fluida yang cukup berpengaruh

terhadap pemisahannya. Jadi, pada saat proses pemurnian berlangsung, pada suhu

yang telah ditentukan, maka akan sangat mendukung proses pemurnian tersebut.

II.5.3. Kapasitas Olah

Yang dimaksud dengan kapasitas olah pada proses pemurnian minyak sawit

ini adalah pengaturan minyak yang masuk atau debit untuk proses pemurnian

minyak sawit , agar dapat diperoleh hasil proses pemurnian dengan baik. Pengaturan

kapasitas minyak masuk harus selalu dilakukan pada saat peralatan mulai beroprasi,

(35)

Dengan penyesuaian kapasitas minyak masuk akan dapat diperoleh hasil pemurnian

yang baik dan sesuai dengan jumlah dan mutu yang diinginkan.

II.5.4. Gravity Disc

Diameter gravity disc hendaknya disesuaikan dengan berat jenis dan

viskositas minyak yang akan diproses di oil purifier. Efektifitas pemisahan didalam

oil purifier dikendalikan oleh seal water dan gravity disc. Pembukaan seal water

dilakukan pada awal proses dan pada normal operasi kran seal water harus ditutup,

karena bila kran terbuka mengakibatkan minyak sawit CPO yang dihasilkan tidak

terlalu bersih. gravity disc juga harus disesuaikan dengan mutu minyak yang akan

dihasilkan. Memilih gravity disc yang terlalu kecil dapat mengakibatkan minyak

sawit yang dihasilkan tidak terlalu bersih, sedangkan bila diameter gravity disc

terlalu besar maka mengakibatkan minyak banyak terikut ke drain.

II.5.5. Perbedaan Di Dalam Spesifik Grativitasi

Pengaruh gaya sentrifugal terhadap seluruh pertikel, sebanding dengan

besarnya spesifik grtivasinya. ini dipergunakan terhadap partikel padat dan juga

kepada pertikel cair. Semakin besar perbedaanya, semakin mudah memisahkannya.

II.5.6. Ukuran dan Bentuk Partikel

Terdapat beberapa jenis partikel dalam campuran cairan pada pemurnian ini,

yaitu partikel padat dan partikel cair. Perbedaan jenis partikel ini yang menyebabkan

kemudahan dalam pemurnian minyak, dalam proses pemurnian dengan cara

pengendapan ataupun sentrifugal

II.5.7. Viskositas

Viskositas ialah kekentalan suatu cairan, dengan kata lain apabila cairan

(36)

tersebut dapat berkurang. Sehingga akann membantu pada saat proses sentrifugal

pada Oil Purifier.

II.5.8. Waktu Sentrifugal

Waktu sentrifugal adalah lamanya waktu proses sentrifugasi, dalam hal ini

terfokus pada proses dari pemurnian alat Oil Purifier,dimana di dalam prosesnya

tersebut menggunakan prinsip kerja dari gaya sentrifugal. Lamanya waktu

sentrifugal dapat mempengaruhi kondisi minyak, apabila terlalu lama akan

menyebabkan suhu pada minyak akan turun, dan semakin susah dipisahkan. Dan

apabila waktu sentrifugal terlalu cepat maka pemisahan tidak akan efektif, yaitu

(37)

BAB III

OIL PURIFIER PAPX 307 SGD-11G

Oil Purifier merupakan suatu mesin pengolah minyak kelapa sawit yang

bertujuan untuk pemurnian minyak dari sebagian besar air dan kotoran halus yang

masih terkandung dalam minyak kelapa sawit. Proses alat ini berlangsung

berdasarkan prinsip gaya sentrifugal, yaitu perputaran yang sangat tinggi

kecepatannya sehingga berat jenis yang lebih besar akan terlempar lebih jauh,

sehingga air dan lumpur tersebut akan terlempar pada dinding bowl disc dan akan

keluar melalui jalur pembuangan, sementara minyak yang mempunyai berat jenis

lebih ringan akan masuk ke dalam celah-celah tipis pada bowl disc.

Untuk proses pemurnian minyak dari air dan kotoran yang masih tersisa,

komponen bowl disc dilengkapi dengan gravity disc yang diameter dalamnya

disesuaikan dengan berat jenis minyak atau fluida yang dialirkan, hal ini

dimaksudkan untuk memperoleh hasil pemurnian.

Pemurnian ini dilakukan agar kadar air dan lumpur yang ada dalam minyak

dapat berkurang, sebelum mengalami pemurnian kadar air dalam minyak berkisar

0,6 – 1,0 % dan kadar kotoran yang ada dalam minyak berkisar 0,06 %, setelah

melalui proses pemurnian kadar air dalam minyak berkurang menjadi 0,2 – 0,5 %

(38)

III.1. Prinsip Kerja dari Oil Purifier PAPX 307 SGD-11G

Oil Purifier adalah alat yang berfungsi untuk memurnikan atau memisahkan

air dan kotoran yang masih ada dalam minyak. Minyak dari Oil Tank yang dialirkan

ke Oil Purifier masih mengandung air dan kotoran, tetapi sudah lebih kecil dari

minyak yang masuk ke Oil Tank akibat proses pemanasan dan pengendapan.

Minyak diproses dengan sistem sentrifugal dengan kecepatan ±6000 rpm.

Akibat gaya sentrifugal yang terjadi, maka minyak yang mempunyai berat lebih

ringan bergerak kearah poros, dan terdorong keluar dari sudu-sudu disc. Sedang

kotoran dan air yang berat jenisnya lebih besar terdorong kearah dinding bowl yang

akan dibilas dengan pencucian. Pembilasan dilakukan setiap 1 jam sekali.

Jumlah Oil Purifier yang harus disediakan di PKS tergantung pada besarnya

kapasitas olah. Untuk PKS berkapasitas 30 ton TBS/jam, diperlukan 3 unit Oil

Purifier berkapasitas @6.000 liter /jam dengan rincian 2 unit dioperasikan dan 1 unit

cadangan siap operasi.

III.1.1. Prinsip Pemurnian Oil Purifier Dengan Gaya Sentrifugal

Oil Purifier merupakan mesin pengolah kelapa sawit yang cara kerjanya

dengan menggunakan prinsip gaya sentrifugal. Sementara sentrifugal sendiri adalah

gaya percepatan yang muncul secara sederhana dari percepatan rotasi kerangka

acuan, yang berarti benda akan bergerak menjauhi pusat lingkaran. Peristiwa

(39)

Gambar 3.1. Peristiwa sentrifugal

Berdasarkan prinsip kerja sentrifugal yang digunakan, alat oil purifier ini

bertujuan untuk pemurnian / pemisahan minyak kelapa sawit dari sebagian besar air

serta lumpur halus yang masih terkandung dalam minyak kelapa sawit, proses

pemurnian ini dapat didefenisikan sebagai berikut:

1. Clarification

Clarification berarti pemisahan zat bagian yang padat dari suatu cairan,

pemisahan ini dilakukan dengan cara pengendapan cairan atau dapat juga

dengan memasukan cairan tersebut kedalam suatu bejana berputar, dimana

pemisahan akan berlangsung lebih cepat karna adanya suatu gaya sentrifugal

yang diakibatkan oleh putaran kerja peralatan. Pada sebuah bejana pengendapan,

bila suatu minyak dituangkan ke dalam suatu bejana kosong, maka benda-benda

padat yang terdapat didalam minyak tersebut akan mengendap kedasar bejana

(40)

padat itu mempunyai berat jenis lebih besar dibandingkan berat jenis minyak.

Sedangkan pada bejana berputar, bila campuran minyak dimasukkan ke dalam

suatu bejana berputar pada porosnya, maka partikel-partikel tersebut akan

terpisah dari cairan. Hal ini dapat kita lihat pada gambar 3.2. dan 3.3.

`

Gambar 3.2. Pemisahan campuran dengan cara pengendapan

Gambar 3.3. Pemisahan campuran dengan menggunakan bejana berputar

2. Purification

Purification berati pemisahan campuran cairan yang terdiri dari dua jenis cairan,

serentak dengan pembuangan benda-benda padat tekandung dalam cairan

(41)

Gambar 3.4. Tangki pengendapan Gambar 3.5. Tangki yang berputar

Alat ini merupakan suatu tangki pengendapan, dengan dua buah lubang

pengisian dan dua buah lubang pengeluaran, yang dapat dipakai memisahkan

campuran cairan, serentak dengan pembuangan benda-benda padat yang

terdapat di dalamnya. Cairan dan benda-benda padat yang mempunyai berat

jenis lebih besar berada disebelah bawah, sedangkan cairan yang mempunyai

berat jenis yang lebih rendah, berada disebelah atas dan keluar melalui lubang

pengeluaran sebelah atas. Sementara pada bejana pemisahan yang berputar pada

porosnya akan terjadi gaya sentrifugal yang timbul. Campuran yang masuk akan

mengalami proses perputaran sejalan dengan gaya sentrifugal yang timbul,

sehingga kotoran akan terpisah dari cairan. Karena adanya umpan yang

dimasukkan secara terus menerus, maka terjadilah over flow pada tangki

tersebut. Dengan demikaian, cairan dan benda dapat keluar secara terpisah. Over

flow yang terjadi pada kedua lubang pengeluaran harus disesuaikan dengan

(42)

yang sama. Suatu bejana pengendapan yang berputar bersama dengan porosnya

dinamakan bowl separator. Karena bejana tersebut berputar dengan porosnya,

maka terjadilah gaya sentrifugal. Cara yang seperti ini jauh lebih efektif dari

pada melalui gaya berat dalam suatu bejana pengendapan, karena tekanan cairan

bertambah dengan kwadrat jarak dari poros rotasi.

Sementara untuk keseimbangan-keseimbangan hydrostatis di dalam bowl dipakai

rumus ini :

S1 ( R2 – r12) = S2 ( R2 – r22 )...(3.1)

Dimana : S1 = Tekanan cairan yang berat jenisnya lebih rendah

S2 = Tekanan cairan yang berat jenisnya lebih tinggi

R = Banyaknya jumlah cairan campuran

r1 = Banyaknya jumlah cairan yang berat jenisnya lebih rendah

r2 = Banyaknya jumlah cairan yang berat jenisnya lebih berat

Dalam proses pemurnian minyak, mungkin saja terjadi pengendapan akibat

adanya sifat istimewa atau akibat endapan ditahan terlalu lama di dalam bowl, Untuk

menghindari gangguan ini, maka waktu pemisahan harus dipersingkat dan ini harus

diikuti dengan mempercepat pengaliran endapan ( flush de sludging ). Mempercepat

pengaliran endapan (flush de sludging) dapat dicapai dengan mengisi bowl clarifier

dengan minyak kemudian bowl dikosongkan.

III.1.2. Faktor Yang Mempengaruhi Putaran Oil Purifier

Prinsip kerja Oil Purifier yang berdasarkan gaya sentrifugal, membuat proses

pemurnian minyak kelapa sawit ini dapat secara optimal dalam memisahkan minyak

dari air dan lumpur. Perputaran tinggi oil purifier yang digerakan oleh kerja motor

(43)

1. Mengubah jumlah kutub motor

2. Mengubah frekwensi jaringan

3. Mengubah tegangan jaringan

4. Mengubah resistansi tahanan rotor

5. Mengubah besarnya slip

Hal ini dapat mengakibatkan perubahan pada putaran motor sehingga

perputaran Oil Purifier dapat semakin cepat ataupun semakin lambat, semakin cepat

atau lambatnya putaran Oil Purifier juga dapat mempengaruhi hasil dari pemurnian

itu sendiri, hasil dari pemurnian menjadi tidak optimal, oleh sebab itu putaran alat

Oil Purifier ini harus disesuaikan pada putaran ± 6000 rpm, agar hasil pemurnian

dapat secara optimal, serta mutu dari cpo menjadi baik.

III.1.3. Motor Induksi Sebagai Penggerak Oil Purifier

Pada sistem kerja oil purifier bejana diputar sehingga menghasilkan gaya

sentrifugal, dalam hal ini oil purifier dapat berputar akibat digerakkan oleh sebuah

motor yang pada porosnya dikaitkan sebuah belt atau sabuk yang saling keterkaitan

pada poros oil purifier.

Motor ini bekerja dengan putaran 3000 rpm, sehingga untuk mendapatkan

putaran 6000 rpm pada oil purifier maka poros pada motor yang dikaitkan sabuk

harus berdiameter dua kali lebih besar dari pada diameter poros oil purifier yang

diputar, sehingga dapat disimpulkan bahwa satu kali putaran poros motor

menghasilkan dua kali lebih besar putaran poros oil purifier.

(44)

1. Bentuknya sederhana, konstruksinya cukup kuat

2. Effisiensinya tinggi, dan tidak memerlukan sikat pada keadaan normal,

sehingga rugi-rugi gesekan dapat dikurangi.

Adapun prinsip kerja dari motor induksi adalah apabila catu daya arus

bolak-balik tiga fasa dihubungkan pada kumparan stator, maka akan timbul medan putar

stator yang akan memotong batang konduktor pada rotor, sehingga pada kumparan

rotor akan timbul tegangan induksi GGL. Karena kumparan rotor merupakan

rangkaian tertutup maka GGL akan menghasilkan arus, dengan adanya arus didalam

medan magnet menimbulkan gaya pada rotor, bila kopel mula yang dihasilkan oleh

gaya tersebut pada rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan

berputar searah dengan medan putar stator

Bentuk dan data teknis dari motor tersebut dapat kita lihat pada gambar 3.6.

a. Motor Penggerak

Motor : motor induksi 3 phasa

Daya : 5,5 KW

Tegangan : 380 Volt

Frekuensi : 50 Hz

Putaran : 3000 rpm

Arus : 13,2 Amper

(45)

Gambar 3.6. Motor Penggerak Oil Purifier

III.1.4. Sistem Kerja Pemurnian Oil Purifier PAPX 307 SGD-11G

Pada hal ini proses pemurnian menggunakan Oil Purifier bertujuan untuk

mengurangi kadar air dalam minyak sampai dengan 0,2%, adapun diagram proses

pengurangan kadar air dalam minyak dapat dilihat pada gambar 3.7. sebagai berikut:

Oil Tank air 0,6-1 % max

Sludge 0,06 % max

Oil Purifier

CPO air 0,2-0,5 % max

Sludge 0,04 % max

Gambar 3.7. Diagram Proses Pengurangan Air Dalam Minyak Sawit

Suatu proses pemurnian minyak kelapa sawit dianggap berhasil apabila

mencapai target tujuan pemurnian dan norma yang sudah ditetapkan, dalam hal ini

terdapat beberapa ukuran keberhasilan suatu proses pemurnian minyak kelapa sawit

yang dianggap layak :

(46)

2. dirt in oil ex purifier 0,04% maximum.

3. moisture oil ex drier 0,2% maximum.

4. oil loss in effluent < 0,76% .

Oil purifier merupakan suatu mesin pengolah minyak kelapa sawit yang

bertujuan untuk pemurnian minyak dari sebagian besar air dan kotoran lumpur halus

yang masih terkandung di dalam minyak kelapa sawit. Dan dapat dijelaskan pula

proses mekanisme kerja dari oil purifier yang dapat dilihat pada gambar 3.10, yaitu

minyak sawit untuk proses pemurnian masuk ke oil purifier melalui inlet pipe (pipa

masuk), terus menuju centrifugation chamber melalui distributor, disini minyak

selanjutnya akan mengalami proses pemurnian dengan gaya sentrifugal. Didalam oil

purifier , bowl (bejana) digunakan sebagai tempat memisahkan campuran minyak,

air dan kotoran dengan cara pembuangan bahan secara terus menerus, Bowl ini

mempunyai dua saluran pengeluaran sebagai pembuangan antara kedua jenis cairan

tersebut. Minyak yang akan diolah dialirkan melalui distributor, di celah-celah antara

bowl disc, dimana miyak tersebut menyebar menjauhi center bowl terus melalui

lubang tumpukan bowl disc, disini minyak dipisahkan dengan putaran gaya

sentrifugal bowl disc sehingga minyak yang lebih bersih akan masuk melalui

celah-celah tipis bowl disc dan akan meninggalkan tumpukan bowl disc melalui top disc,

lalu minyak tersebut akan masuk ke pharing chamber, minyak kemudian dipompa

keluar menuju Transfer tank oleh pharing disc, dan meninggalkan bowl melalui pipa

keluar (oil outlet), sementara sludge (lumpur) akan menumpuk di dinding bowl

bottom karna berat jenisnya yang lebih berat dari minyak, sedangkan air yang

(47)

lubang kecil (nozzle) pada gravity disc, dan air tersebut akan keluar / terbuang

melalui saluran pembuangan sludge, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan,

maka sludge akan keluar melalui saluran pembuangan sludge (sludge outlet), ketika

dilakukan dischrge (pencucian).

Dan pada oil purifier, terdapat suatu sistem pengeluaran kotoran yang disebut

discharge yang diatur oleh control valve block. Endapan Kotoran dari hasil proses

pemurnian akan dikeluarkan dan diatur oleh control valve block tersebut. Pada unit

control valve lock ini, terdapat kran air yang mempunyai tiga posisi pengaturan

keluar masuk air. Antara minyak dan sludge dipisahkan oleh air yang telah

dimasukkan terlebih dahulu, sebelum minyak yang masih mengandung kotoran

dipompa kedalam bowl, dan air pemisah ini disebut dengan sealing water. Air

pemisah masuk melalui pipa SV 206 pada selenoid valve block, air ini berfungsi

untuk mencegah agar minyak bersih tidak terikut keluar ke parit dan menjadi oil

losses.

Minyak hasil proses pemurnian yang telah dipompakan ke transfer tank

dilanjutkan ke vacum drier untuk mendapat proses pengeringan minyak dan

penguapan kadar air yang masih tersisa dari hasil pemurnian. Dari vacum drier

minyak akan dialirkan ke tangki penimbunan minyak, dan selanjutnya disiapkan

untuk dijual.

III.1.5. Sistem Discharge ( Pencucian ) Pada Oil Purifier PAPX SGD-11G Discharge ini adalah suatu proses pembersihan sisa kotoran di dinding bowl

dengan cara menginjeksikan air dari hot water tank menuju oil purifier, air ini

bersuhu 90-95° agar pembilasan kotoran dapat terikut dan terbuang semua, lama

(48)

proses ini kerja dari oil purifier berhenti sejenak, karena katup inlet minyak ditutup,

lalu katup air panas dari hot water tank dibuka dan tombol ‘ON’ dari panel ditekan

agar pompa hidup untuk mengalirkan air panas tersebut, dengan begitu air panas tadi

akan masuk ke valve block yang akan mengatur bukaan air yang masuk ke oil

purifier dan membilas kotoran yang ada pada dinding bowl serta membuangnya ke

saluran buang. Proses Discharge dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.8. Proses Discharge pada oil purifier

Keterangan Gambar 3.8 :

1. Valve Block

2. Oil Purifier

3. Oil Clean Outlet

4. Oil Inlet

5. Sludge Outlet (saluran buang) 1

2 3

4

5

6

(49)

6. pipa SV 206

7. Motor Penggerak

III.2. Konstruksi Dari Oil Purifier PAPX 307 SGD-11G

Dan secara fisik keseluruhan ataupun konstruksi oil purifier dapat

divisualisasikan pada gambar 3.9. dan 3.10, dari konstruksi dan bentuk fisiknya

dapat dilihat bahwa Oil Purifier merupakan sebuah bejana putar yang pada

prosesnya mengalami tekanan yang cukup tinggi yang memungkinkan kebocoran

ataupun korosi pada dinding-dindingnya, oleh karna hal itu bahan oil purifier dibuat

dari baja dan dikonstruksikan menurut spesifikasi tekanan bejana. Kubah atau kepala

dan dinding-dindingnya dibuat dari baja dan semua sambungan logam dilas mati,

jika kemungkinan terjadi korosi yang berat, Oil purifier harus dilapisi dengan

bahan-bahan tahan korosi, seperti campuran dari nikel, tembaga, besi, mangan, silikon,

karbon atau baja anti karat (stenless steel).

Dan dapat dilihat bentuk fisik dari oil purifier 307 PAPX SGD-11G yang

pada bagian atasnya terbuat dari baja, dan perputarannya digerakkan oleh sebuah

motor yang tersambung oleh sebuah belt, sehingga dapat berputar dan dapat

terciptanya prosess sentrifugal.

Berikut adalah data teknis dari Oil Purifier PAPX 307 SGD-11G : a. Oil Purifier

Merek / Type : ALVA LAVAL PAPX 307 SGD-11G

Putaran : 6000 rpm

Kapasitas : 6000 liter/ hour

(50)

Gambar 3.9. Oil Purifier PAPX SGD-11G

Gambar 3.10. Konstruksi Oil Purifier

Keterangan Gambar 3.10 :

1. Pipa masuk (inlet masuk)

2. Distributor

3. Bowl disc

4. Top disc

5. Paring disc

(51)

7. Bowl bottom

8. Lubang kecil (nozzle)

9. Gravity disc

10.Sludge outlet (saluran pembuangan sludge)

Pada oil purifier terdapat sebuah bowl (bejana) yang berfungsi sebagai

tempat terjadinya proses pemisahan cairan minyak, air dan juga kotoran, disini

terjadi proses sentrifugal (perputaran) yang cukup tinggi sehingga dapat memisahkan

jenis cairan yang mempunyai berat jenis berbeda tersebut. keterpasangan bowl pada

oil purifier dapat dilihat pada gambar 3.11

Gambar 3.11. keterpasangan bowl pada oil purifier

Keterangan Gambar 3.11.

1. Bowl Body 10. Lock Ring

(52)

4. Lining 13. Gravity Disc

Dalam kerjanya oil purifier mempunyai bagian-bagian utama yang perannya

sangat penting dalam proses terjadinya pemurnian pada alat ini, oleh karena itu alat

ini harus diperhatikan kerja dan perawatannya agar terciptanya proses pemurnian

yang baik pada oil purifier, berikut adalah bagian-bagian utama dari Komponen oil

purifier yang sangat mempunyai peran penting dalam proses pemurnian alat ini,

yaitu :

1. Bowl Disc Purifier

Bowl disc purifier adalah alat yang berupa piringan tipis untuk

pemisahan air dan minyak yang terjadi dalam sebuah bejana, perangkat

piringan ini terdiri dari sejumlah piringan yang berbentuk kerucut dan

disusun di atas yang lain. Diantara piringan-piringan tersebut, terdapat celah

yang sangat tipis. Piringan-piringan itu membagi cairan isi bowl menjadi

lapisan cairan yang sangat tipis yang berarti jalan kotoran komponen sangat

kecil. Benda-benda padat dikumpulkan pada bagian atas dinding celah,

kemudian mengalir kedalam penyimpan endapan. Komponen-komponen

minyak dan air dipisahkan di ruang pemisahan dari bowl.

(53)

Akibat putaran kerja yang tinggi dari bowl, maka cairan atau fluida

yang masuk akan menimbulkan tekanan dan gaya sentrifugal yang tinggi

pula. Tekanan yang timbul tersebut digunakan untuk menggerakkan sliding

bowl bottom. Karena adanya tekanan, maka sliding bowl bottom akan

bergerak untuk membuka dan menyegel bowl. Letak posisi sliding bowl

bottom ditempatkan pada dasar bowl dan dapat juga berputar bersama dengan

bowl tetapi dapat juga digerakkan secara axial (sekitar poros), sehingga

gerakan slidiing bowl bottom didasarkan pada putaran bowl yang timbul.

Gerakan sliding bowl bottom akan menimbulkan fluida yang masuk bergerak,

sesuai dengan putaran bowl disc, bowl berputar bersama dengan cairan di

dalamnya, sehingga terjadi tekanan sentrifugal yang tinggi. Sliding bowl

bottom berfungsi untuk membuka dan menyegel bowl.

3. Pompa Sentripetal (Paring Disc)

Pompa sentripetal lebih sering disebut paring disc. Pompa sentripetal

berputar berdasarkan putaran kerja bowl. Minyak yang telah mengalami

proses pemurnian pada bowl disc, selanjutnya akan dihisap dan dipompakan

oleh pompa sentripetal ke transfer tank. Paring disc terpasang pada bagian

atas bowl disc yang berputar yang dilengkapi dengan pipa yang dibenamkan

di dalam minyak yang telah dibersihkan, mengalir kedalam pompa sentripetal

melalui saluran-salurannya yang berbentuk pegas dari luar. Minyak akan

ditarik keatas untuk kemudian akan dikirimkan ke transfer tank melalui

outlet pipe (pipa keluar).

(54)

Bantalan (bearing) merupakan salah satu elemen mekanis yang

penting dalam suatu mesin. Bantalan berfungsi untuk menumpu beban yang

terdapat pada poros, agar gerakan poros dapat berlangsung dengan baik dan

aman. Bantalan yang digunakan pada peralatan oil purifier adalah dari jenis

angular contact ball bearing. Kerusakan pada bantalan dapat mengakibatkan

kedudukan poros tidak lagi simetris, sehingga akan mengganggu terhadap

jalannya operasi peralatan.

5. Roda Gigi

Roda gigi adalah bagian dari alat mekanik yang digunakan untuk

mentransmisikan daya dan putaran yang besar. Kerja perputaran dari

keranjang atau bowl ini merupakan aksi kerja dari pada dua buah roda gigi

yang berhubungan, yaitu kontak langsung antara roda gigi spindle (poros)

dengan roda gigi motor. Dengan diberikannnya power pada motor, maka

spindle akan berputar seiring dengan bowl. Agar spindle tidak mengalami

goncangan pada waktu berputar, maka poros harus terikat dengan ketat.

6. Poros

Poros berfungsi untuk memindahkan energi mekanik salah satu

elemen mesin ke elemen mesin lainnya. Dalam hal ini, elemen-elemen mesin

menjadi terpuntir dan dibengkokkan.

Poros dapat dibedakan atas :

a. Poros dukung : poros yang khusus diperuntukkan mendukung elemen

mesin yang berputar. Elemen mesin yang berputar, seperti sabuk mesin,

roda jalan dan roda gigi dipasang pada poros dukung yang tetap agar

(55)

b. Poros transmisi atau poros perpindahan : poros yang terutama

dipergunakan untuk memindahkan tenaga mekanik salah satu elemen

mesin ke elemen mesin lain. Poros macam ini mendapat beban puntir

murni dan lentur. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling,

roda gigi, puli sabuk atau spoket rantai. Dalam hal ini, elemen mesin

menjadi terpuntir (berputar) dan dibengkokkan. Pada umumnya poros ini

penampangnya berbentuk lingkaran. Poros dengan penampang licin,

poros berlubang juga diterapkan. Hal ini dilaksanakan pada konstruksi

ringan, misalnya, pada poros engkol motor mobil.

7. Cincin Cakram

Cincin cakram berfungsi untuk membuang cairan dengan tekanan.

Rotasi cairan disebabkan oleh perputaran chamber paring, dengan berbentuk

perputaran disekitar pusat cincin cakram.

Lubang bentuk radial akan semakin besar atau semakin dalam, rotasi cairan

dengan pertambahan tekanan dengan bertambahnya diameternya. Tekanan

yang dihasilkan oleh cincin cakram adalah disebabkan oleh tekanan

sentrifugal secara tersendiri pada periphery, yang dari sebagian energi kinetik

dari perputaran ring cairan diubah menjadi bentuk energi tekanan yang lebih

sempurna. Jika cairan harus menanggulangi tekanan balik, seperti

perlengkapan absorbsi tekanan, diameter dari ring cairan pada paring

chamber dikurangi hingga tekanan balik menjadi netral. Jadi, cincin cakram

akan memompa ke luar semua proses cairan ke paring chamber tanpa

tekanan balik, yang menyebabkan tekanan menjadi paling tinggi pada cincin

(56)

8. Nozzle

Ukuran nozzle mempengaruhi pemisahan fraksi ringan dan berat.

Semakin kecil ukuran nozzle, maka daya pisah semakin baik yaitu kadar

minyak dalam air buangan relatif kecil. Akan tetapi nozzle akan cepat

mengalami kerusakan yang diakibatkan gesekan pasir halus.

Nozzle yang berukuran besar dapat menyebabkan kehilangan minyak yang

relatif tinggi pada air buangan. Umumnya umur Nozzle yang berlubang kecil

lebih pendek dari pada nozzle yang berukuran lubang lebih besar.

9. Gravity Disc

Diameter dari gravity disc hendaknya disesuaikan dengan berat jenis

dan viscositas minyak yang akan diproses di oil purifier.

III.3. Decanter Sebagai Pengganti Oil Purifier

Pada tahap akhir pemurnian minyak sawit untuk memisahkan antara minyak,

air dan kotoran yang sering digunakan dalam proses industri kelapa sawit ada 2 jenis,

yang pertama adalah Oil Purifier dan yang kedua adalah decanter.

Kedua alat ini memiliki fungsinya masing-masing, decanter dapat

ditempatkan sebagai pengganti oil purifier yakni minyak yang berasal dari buffer

tank diolah menjadi dua fraksi, yaitu fraksi minyak dan fraksi cairan yang masih

mengandung sludge. Karena prinsip kerja alat ini menggantikan oil purifier maka

mekanisme pemisahan berpegang kepada kemurnian minyak, akibatnya sludge yang

keluar masih mengandung minyak, sehingga perlu diolah lagi dengan menggunakan

(57)

Penempatan alat ini sebagai pengganti oil purifier pada bagian hilir dari

stasiun klarifikasi. Pemurnian minyak dilakukan dengan alat oil purifier yang

memisahkan minyak dan non minyak, karena sifat-sifat ini dimiliki oleh jenis

decanter maka ada sebagian parik yang menggunakan decanter untuk memisahkan

minyak dan lumpur. Metode proses yang diterapkan adalah cairan minyak yang

keluar dari crude oil tank dipompakan ke clarivier vertical tank dan dialirkan

kedalam decanter dan akan menghasilkan minyak, lumpur dan cairan. Dalam proses

ini yang menjadi tujuan adalah memisahkan minyak yang bersih tanpa

mempertimbangkan kehilangan minyak pada phase padat. Penenempatan decanter

sebagai pengganti oil purifier dapat dilihat pada gambar 3.12.

Gambar 3.12. Penempatan Decanter Sebagai Pengganti Oil Purifier

Keterangan Gambar 3.12. (1). Crude Oil Tank

(2). Clarivier Vertical Tank (3). Decanter

(58)

(6). Sludge tank (7). Sludge separator (8). Storage Tank

III.4. Keuntungan Dan Kerugian Dari Oil Purifier PAPX 307 SGD-11G

Dalam proses kerjanya oil purifier juga memiliki kelebihan dan kekurangan

dibandingkan dengan alat decanter yang mempunyai fungsi yang sama sebagai alat

pemurnian minyak, tetapi pada dasarnya kemampuan oil purifier lebih unggul

dibandingkan dengan decanter, karna mampu memisahkan jenis cairan menjadi tiga

fraksi.

1. Kelebihan dari Oil Purifier PAPX 307 SGD-11G

a. Lumpur-lumpur dapat dipisahkan dengan mudah dan dibuang dengan cara

diblow up.

b. Gerakan pembuangan lumpur dilakukan dalam suatu waktu yang singkat

dengan pembersih yang tinggi.

c. Proses pembersih jauh lebih efisien dan ekonomis dibanding dengan

metode gravitasi.

d. Dapat memisahkan campuran cairan minyak menjadi tiga fraksi.

2. Kekurangan dari Oil Purifier PAPX 307 SGD-11G

a. Pada aplikasinya alat ini harus banyak didukung oleh alat pemurnian lain

agar kerja dari alat ini dapat optimal, sedangkan decanter tidak.

(59)

Dalam sistem kerja mesin oil purifier, terdapat hambatan-hambatan yang

sering terjadi pada kerja mesin tersebut, yang sekaligus menjadi pokok permasalahan

hambatan-hambatan tersebut adalah :

1. Adanya kotoran yang menempel pada elemen-elemen bowl disc purifier.

Penyebab adanya kotoran yang menempel pada elemen-elemen bowl disc

purifier ialah:

a. Kandungan kotoran yang terikut dalam minyak kasar (curde oil ) terlalu

banyak.

b. Tidak berfungsinya sistem penembakan air kotoran (water desludge)

sehingga kotoran menumpuk di bowl disc.

c. Kelalaian operator tidak melakukan penyepian (pembersihan) pada oil

tank.

Apabila hal ini tetap berlangsung, maka dapat mengakibatkan penurunan

efisiensi kerja peralatan, bahkan lebih fatal lagi dapat mengakibatkan

terhentinya operasi oil purifier.

Penurunan efisiensi kerja yang terjadi dapat berupa :

1. Menurunnya jumlah produksi minyak sawit hasil proses pemurnian.

2. Kadar air dan kotoran yang terkandung didalam minyak akan semakin

meningkat.

3. Rusaknya oil puriifier.

4. Tersumbatnya celah-celah antara bowl disc purifier.

Tindakan pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya

(60)

pembersihan dan pencucian elemen-elemen bowl disc purifier satu-persatu

hingga benar-benar bersih dan bowl disc harus dibuka satu-persatu.

2. Bearing yang mengalami kerusakan

Terjadinya kerusakan pada bantalan (bearing) tersebut dapat disebabkan

beberapa hal, yaitu :

a. Terdapat bowl yang tidak seimbang (balance).

b. Terjadi keausan antara roda gigi motor dan roda gigi poros.

c. Terlalu beratnya beban yang ditumpu oleh poros.

Tindakan pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya

hambatan-hambatan dan kerusakan pada bearing adalah :

a. Keadaan dari bowl disc harus diseimbangkan (balancing), dan pada

waktu pencucian bowl disc harus benar-benar bersih.

b. Dibutuhkan perawatan terhadap roda gigi secara teratur dan pemberian

oli pelumas secar berkala.

c. Kesabaran dar operator mesin sewaktu mengadakan pencucian dan

pengangkatan serta pemasangan kembali bowl disc pada kedudukannya.

3. Gasket yang mengalami kebocoran.

Pada saat proses pemurnian minyak sedang berlangsung, dimana pada

saluran buangan air hasil proses pemisahan terikut minyak.

Setelah dilakukan penyelidikan, maka yang terjadi penyebab terikutnya

minyak bersama air hasil proses pemisahan adalah karena gasket antara bowl

top dan sliding bowl bottom telah mengalami kebocoran. Sehingga ruang

didalam oil purifier tidak lagi vakum dan minyak keluar dari gasket yang

Gambar

Gambar 2.1. Sand Trap Tank
Gambar 2.2. Vibrating Screen
Gambar 2.3. Bagan Kerja Pada VCT
Gambar 2.4. Oil Tank
+7

Referensi

Dokumen terkait