• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN HASIL KONVENSI PERUBAHAN IKLIM United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) DI BALI TAHUN 2007 TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PELAKSANAAN HASIL KONVENSI PERUBAHAN IKLIM United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) DI BALI TAHUN 2007 TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

Pemanasan Global yang terjadi di bumi ini sangat meresahkan bagi negara-negara di seluruh dunia. Efek dari adanya pemanasan global tersebut dapat mempengaruhi perubahan iklim yang terjadi di bumi . Terjadinya perubahan iklim dapat mempengaruhi perkembangan dan kelesterian lingkungan hidup di lautan maupun daratan. Pemansan global ini menimbulkan suhu rata-rata bumi naik. hal ini disebabkan adanya efek rumah kaca yang menimbulkan panas dan kurangnya fungsional hutan sebagai paru-paru bumi.

Meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi menyebabkan terjadinya perubahan pada unsur-unsur iklim lainnya, seperti naiknya suhu air laut, meningkatnya penguapan di udara, serta berubahnya pola curah hujan dan tekanan udara yang pada akhirnya merubah pola iklim dunia. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan Perubahan Iklim.

(2)

kehidupan umat manusia. Sebagian besar wilayah di dunia akan menjadi semakin panas, sementara bagian lainnya akan berubah semakin dingin. Saat inipun dampaknya sudah mulai kita rasakan1.

Naiknya suhu udara yang diakibatkan adanya pemanasan global menjadikan temperatur permukaan global sejak 1850. Tingkat pemanasan rata-rata selama lima puluh tahun terakhir hampir dua kali lipat dari rata-rata seratus tahun terakhir. Temperatur rata-rata global naik sebesar 0.74oC selama abad ke-20, dimana pemanasan lebih dirasakan pada daerah daratan daripada lautan. Selain itu juga pengaruh kenaikan suhu udara bumi dikarenakan oleh naiknya jumlah karbon dioksiada di atmosfer meningkat. Karena karbondioksida adalah penyebab paling dominan terhadap adanya perubahan iklim saat ini dan konsentrasinya di atmosfer telah naik dari masa pra-industri yaitu 278 ppm (parts-permillion) menjadi 379 ppm pada tahun 20052.

Terselenggarakannya konfrensi perubahan iklim ini merupakan sebuah kepedulian negara-negara di dunia dalam berpatisipasi dalam mengurangi dan menanggulangi perubahan iklim. Konfrensi perubahan iklim berlangsung karena adanya laporan dari IPCC, IPCC adalah sebuah panel antar pemerintah yang terdiri dari ilmuwan dan ahli dari berbagai disiplin ilmu di seluruh dunia. Tugasnya menyediakan data-data ilmiah terkini yang menyeluruh, tidak berpihak dan transparan mengenai informasi teknis, sosial, dan ekonomi yang berkaitan dengan isu

1

http://unfccc.int/files/meetings/cop_14/press/application/pdf/.bumi_makin_panas.df

2

(3)

perubahan iklim. Termasuk informasi mengenai sumber penyebab perubahan iklim, dampak yang ditimbulkan serta strategi yang perlu dilakukan dalam hal pengurangan emisi, pencegahan, dan adaptasi. Sebelum pelakasanaan konfrensi maka IPCC mengeluarkan hasil yang diperoleh dari penelitian masalah perubahan iklim tersebut, pada tahun 1990 IPCC menerbitkan hasil penelitian yang pertama (First Assessment Report)3.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa perubahan iklim dipastikan merupakan sebuah ancaman bagi kehidupan manusia. IPCC menyerukan pentingnya sebuah kesepakatan global untuk menanggulangi masalah perubahan iklim, mengingat hal tersebut merupakan sebuah proses global yang berdampak pada dunia. Majelis umum PBB menanggapi seruan IPCC dengan secara resmi membentuk sebuah badan negosiasi antar pemerintah, yaitu Intergovernmental Negotiating Committee (INC) untuk merundingkan sebuah konvensi mengenai perubahan iklim. Laporan IPCC terakhir tahun 2007 secara garis besar terdiri dari :

• Laporan Kelompok Kerja I dikeluarkan pada Februari 2007, menekankan

bahwa manusia adalah penyebab utama peningkatan gas rumah kaca (GRK) di lapisan udara.

• Laporan Kelompok Kerja II mengenai dampak dan adaptasi perubahan iklim

dikeluarkan awal April 2007, membeberkanperkiraan ancaman bencana di banyak negara apabila tidak dilakukan upaya segera untuk mengurangi kegiatan yang dapat menyebabkan pemanasan global.

3

(4)

• Laporan Kelompok Kerja III yang dikeluarkan Mei 2007 menganalisis

proses pengurangan emisi karbon yang sudah dan harus dilakukan, dan strategi adaptasi untuk bertahan terhadap dampak perubahan iklim yang tidak bisa dihindari4.

Oleh karena itu dengan keluarnya hasil dari IPCC mengenai perubahan iklim maka bandan internasional PBB dalam keanggotaan UNFCCC menyelenggarakan konfrensi peruban iklim yang di gelar di Bali pada tanggal 13-14 Desember 2007, membahas masalah pengurangan emisi gas rumah kaca dan membuat komitmen baru dalam tata kelola lingkungan hidup di setiap negara guna menanggulangi perubahan iklim pada 15 tahun kedepan.

Fenomena perubahan iklim saat ini marak dibicarakan oleh negara-negara yang peduli dalam menanggulangi masalah pemanasan global. Sehingga negara-negara tersebut sepakat membentuk sebuah konferensi dalam membahas perubahan iklim, negara-negara tersebut tergabung dalam UNFCCC yang hampir di ikuti oleh 186 negara belum termasuk LSM lainya yang pertamakali diadakan di Berlin, Jerman 19955. Pada tahun 2007 konferensi tersebut di gelar di Bali tepatnya di Hotel The Westin Resort, Nusa Dua, Bali pada tanggal 13-14 Desember 2007. konferensi tersebut membahas masalah dampak perubahan iklim bagi negara-negara didunia6.

4

http://www.wisnu.or.id/v2/ID/pdf/Factsheet%20V%20Final.pdf 5

http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2007/07/19/brk,20070719-103997,id.html

6

(5)

Konferensi tersebut bertujuan untuk membahas proses mencegah tingginya gas emisi yang disebabkan oleh efek rumah kaca dan tingginya karbondioksida di Bumi, selain itu konferensi tersebut membuat peraturan perundang-undangan baru yang terkait dengan lingkungan hidup sehiingga dengan adanya undang-undang tersebut dapat menjadikan sebuah pedoman dan memberikan kesadaran bagi khalayak banyak dalam meningkatkan kelestarian alam dan lingkungan hidup guna mendapatkan hak-hak memperoleh sumber daya alam yang sehat dan bermutu.

Konferensi UNFCCC merupakan kesepakatan yang dibuat oleh organisasi PBB dalam menangani masalah pemanasan global yang dapat mempengaruhi kelestarian lingkungan. Konferensi itu sendiri merupakan pertemuan yang diadakan oleh anggota PBB yang mempunyai andil dalam pengurangan emisi gas akibat adanya perubahan iklim tersebut. Dalam pertemuan konfrensi tersebut memunculkan hasil kesepakatan usaha mengurangi dampak pemanasan global dan bertujuan mengembangkan kelestarian lingkungan alam7.

Konferensi UNFCCC digelar sebagai upaya lanjutan untuk menemukan solusi pengurangan efek gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global. Selain itu, pembicaraan juga membahas mengenai cara membantu negara-negara miskin dalam mengatasi pemanasan dunia.

Konferensi UNFCCC mendapat tekanan untuk segera dapat mencari persetujuan global baru untuk memotong tingkat gas rumah kaca yang terus bertambah. Konferensi dari negara maju emiten karbon utama dunia yang menolak

7

(6)

menjadi bagian dari Protokol Kyoto, yaitu Australia dan Amerika Serikat yang menolak menandatangani Protokol Kyoto, dalam konferensi ini, delegasi Australia di bawah kepemimpinan Perdana Menteri yang baru, Kevin Rudd, berjanji untuk meratifikasi Protokol Kyoto, yang akan menjadikan Amerika Serikat sebagai negara maju tunggal yang menolak ratifikasi tersebut8.

Dalam diskusi konferensi, ada dua pihak yang menentukan yakni penghasil emisi dan penyerap emisi. Permasalahan yang sedang ditengahi adalah memberi nilai pada karbon. Selama ini pembangkit listrik tenaga batu bara dinilai lebih murah dibanding pembangkit listrik tenaga geothermal, karena karbon yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga batu bara tidak dihitung sebagai biaya yang harus ditanggung. Sementara untuk para pemilik lahan (hutan) yang menjadi penyerap karbon akibatnya harus bertanggung jawab terhadap keberlangsungan lahannya. Maka diperlukan pendapatan bagi pemilik lahan untuk memelihara lahannya. Pemilik lahan biasanya negara-negara berkembang, sedangkan penghasil karbon adalah negara-negara industri maju. Jadi negara-negara berkembang bisa memelihara hutannya dengan kompensasi dari negara-negara maju, sehingga semua pihak bertanggung jawab untuk pengelolaan karbon di bumi. Inilah logika berpikir di belakang kebijakan REDD, reforestation dan CDM9.

8

UNFCCC, List of Annex I Parties to the Convention, tersedia pada

http://unfccc.int/parties_and_observers/parties/annex_i/items/2774.php, diakses terakhir kali pada tanggal 22 April 2009

9

(7)

Terjadinya perubahan iklim telah banyak dibuktikan secara ilmiah. Musim kemarau yang semakin panjang serta musim penghujan yang relatif pendek dengan intensitas hujan yang tinggi merupakan bukti nyata adanya perubahan iklim. Hal ini berdampak pada berbagai aspek kehidupan manusia seperti kekeringan yang berkepanjangan, gagal panen, krisis pangan, air bersih, pemanasan muka laut serta banjir dan longsor. Dampak dari perubahan iklim akan sangat dirasakan negara berkembang yang paling menderita karena tidak mampu membangun struktur untuk beradaptasi, walaupun negara maju juga merasakan dampak perubahan iklim.

Upaya untuk memerangi dampak perubahan iklim secara global telah dimulai sejak diadakannya KTT Bumi di Rio De Janeiro tahun 1992. Pertemuan tersebut menyepakati dibentuknya United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC). Indonesia menandatangani UNFCCC pada tanggal 5 Juni 1992, dan mengeluarkan Undang-Undang No. 6/1994 tentang Pengesahan Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim. Sebagai negara berkembang yang tidak termasuk dalam negara Anex I UNFCCC, Indonesia berkomitmen untuk melaksanakan mandate Konvensi berdasarkan prinsip “common but differentiated responsibilities”. Indonesia sangat mendukung tujuan dari UNFCCC yaitu mencegah

peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer agar tidak membahayakan kehidupan manusia di bumi10.

10

(8)

Pengetahuan tentang isu pemanasan global, UNFCCC, Protokol Kyoto dan mekanisme pembangunan bersih (CDM), sangat penting untuk disebarluaskan dan disosialisasikan. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman masyarakat umum tentang isu pemanasan global serta mekanisme untuk menghadapinya sehingga upaya memerangi pemanasan global tidak hanya dilakukan oleh pemerintah tetapi juga mendapat dukungan luas dari masyarakat.

I.2. Rumusan Masalah

Konferensi UNFCCC yang diselenggarakan di Bali pada tanggal 13-14 Desember 2007 dalam membahas maslah perubahan iklim yang terjadi di bumi dan dapat mempengaruhi perkembangan kelestarian lingkungan Negara-negara dunia.

Berdasarkan identifikasi permasalahan diatas, maka rumusan masalah yang dapat diajukan dalam karya tulis ini adalah: Bagaimanakah pelaksanaan hasil konferensi perubahan iklim tahun 2007 di Bali terhadap kebijakan Pemerintah Indonesia mengenai lingkungan hidup di Indonesia?

I.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah mendiskripsikan implementasi adanya konferensi yang di gelar oleh UNFCCC di Bali mengenai kerjasama multilateral dalam mengantisipasi pengaruh perubahan iklim dan membuat undang-undang baru yang terkait masalah lingkungan hidup di Indonesia.

I.4. Penelitian Terdahulu

(9)

berkembang. Hal ini menjadi pengaruh yang besar terhadap perkembangan sistem kelestarian lingkungan hidup dan pertumbuhan makhluk hidup di bumi.

Permasalahan tersebut mendorong negara-negara dunia, organisasi internasional, maupun LSM yang ada melakukan sebuah aksi guna menanggulagi dampak dari adanya perubahan iklim. Dengan demikian negara berkembang maupun negara maju yang tergabung dalam organisasi internasional PBB membuat kesepakatan dalam melangsungkan sebuah konferensi yang membahas masalah perubahan iklim. Adapun kesepakatan yang lain dalam membahas dampak dari perubahan iklim yaitu terselenggaranya Prtokol Kyoto.

Adapun penulisan yang membahas masalah yang berhubungan dengan perubahan iklim yaitu penulisan tulisan yang berjudul “Pengarusutamaan Isu Perubahan Iklim Di Sektor Energi” oleh Gita Lestari pada tahun 200711

. Penulisan ini membahas masalah pengaruh perubahan iklim di sektor energi yang dapat menimbulkan meningkatnya emisi gas sehingga dapat mempengaruhi udara di bumi. Artikel ini akan memberikan informasi mengenai kecenderungan emisi GRK yang diakibatkan oleh penyediaan dan pemanfaatan energi nasional, sebagai masukan bagi kebijakan penyediaan dan pemanfaatan energi yang mengarusutamakan isu-isu perubahan iklim, baik dalam upaya mitigasi dan adaptasi.

Tulisan diatas juga mempunyai penekanan terhadap masyarakat dimana pemanfaatan energi yang terkakadung di bumi sangat besar mengingat bahwa

(10)

ketergantungan masyarakat itu ternyata membawa dampak yang buruk bagi kehidupan umat manusia. Penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batubara dan gas alam dalam berbagai kegiatan, misalnya pada pembangkitan listrik, transportasi dan industri, akan memicu bertambahnya jumlah emisi GRK di atmosfer. Walaupun sama-sama menghasilkan emisi GRK, namun emisi yang dihasilkan dari penggunaan ketiga jenis bahan bakar fosil tersebut berbeda-beda. Oleh karena itu penulis menekankan kembali inti dari pengurangan pemanfaatan energi yang dihasilkan bumi sebagai kesejahteraan masyarakat untuk memanfaatkan energi atau Sumber Daya Alam sebaik-bainya. Mengingat dapak adanya perubahan iklim dapat mempengaruhi kelangsungan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian alam.

Selain itu juga penulisan yang lain berjudul “Perubahan Iklim Dan

Perlindungan Terhadap Lingkungan Suatu Kajian Berperspektif Hukum Konstitusi” Oleh Pan Mohamad Faiz, S.H., M.C.L penulisan ini membahas masalah dampak perubahan iklim dan perlindungan terhadap lingkungan hidup kajian berperspektif hukum konstitusi12. Dimana ketentuan undang-undang lingkungan hidup guna melindungi kelestarian alam dalam mengurangi dapak dari perubahan iklim. Kesepakatan tersebut berperan dalam mengelola kelestarian alam terutama hutan yang berfungsi mengurangi emisi gas.

Perlindungan konstitusi itu sendiri merupakan kajian tentang hukum konstitusi semakin hari dianggap semakin penting bagikebanyakan negara di dunia,

12Faiz, Mohamad, Pan. 2006. “

(11)

khususnya oleh negara-negara yang memiliki sistem negara demokrasi konstitusional. Hal tersebut menjadi relevan mengingat konstitusi adalah hokum tertinggi di dalam suatu negara (the supreme law of the land). Oleh karena konstitusi merupakan landasan fundamental terhadap segala bentuk hukum atau peraturan perundang-undangan, maka sebagai prinsip hokum yang berlaku secara universal, bentuk hukum dan peraturan perundangundangan tersebut tidak boleh bertentangan dengan konstitusi.

Konstitusi kini juga dipahami bukan lagi sekedar suatu dokumen mati, tetapi lebih dari itu, konstitusi telah menjelma dan berfungsi sebagai prinsip-prinsip dasar dalam penyelenggaraan suatu negara yang selalu hidup mengikuti perkembangan zamannya (the living constitution). Dilihat dari sudut kedudukannya, konstitusi adalah kesepakatan umum (general consensus) atau persetujuan bersama (common agreement) dari seluruh rakyat mengenai hal-hal dasar yang terkait dengan prinsip dasar kehidupan dan penyelenggaraan negara, serta struktur organisasi suatu negara. Artinya, ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalam konstitusi memiliki makna penting dan konsekuensi besar untuk dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan tanpa terkecuali, baik melalui beragam kebijakan maupun produk peraturan perundangan-undangan.

Dilihat dari penelitian yang tertulis pada artikel diatas saya berkesimpulan bahwa judul yang saya ambil membahas “Pengaruh Konvensi Perubahan Iklim

(12)

membahas masalah dimana fenomena perubahan iklim yang kerap sekali menjadi isu internasional sehingga negara-negara penjuru dunia membahas dan menanggulangi masalah perubahan iklim. Dengan adannya isu perubahan iklim maka negara-negara yang tergabung dalam anggota PBB tengah menyelenggarakan konfrensi perubahan iklim atau UNFCCC dimana konfrensi tersebut didalamnya membahas bagaimana cara menanggulanggi kasus perubahan iklim dan kebijakan para pemerintah dalam melaksanakan hasil konfrensi tersebut.

Tulisan diatas juga mempunyai hasil dimana konfrensi tersebut bertujuan untuk mengurangi emisi gas yang sangat berpengaruh pada kelangsungan lingkungan hidup di dunia. Oleh karena itu, saya dapat menarik kesimpulan bahwa dengan adanya pelaksanaan konfrensi UNFCCC dapat menjadikan tolak ukur negara-negara dunia untuk melestarikan lingkungan hidup dari bencana perubahan iklim.

I.5. Konsep

Konsep Internasional Responsibility

Konsep Internasional Responsibility berpandangan bahwa negara seharusnya tidak mengisolasi dirinya melalui identitas, atau hanya merespon kepentingannya, dalam hal ini suatu negara terhubungakan dengan negara yang lainnya ataupun dengan seluruh elemen internasional13.

Konsep tersebut merupakan hubungan antar negara satu dengan negara lain menjadi suatu investasi atau obligasi dalam komunitas internasional ataupun dengan

13

(13)

seluruh elemen internasional seperti NGO, individu ataupun elemen masyrakat internasional lainnya terkait penyelesaian pemasalahan internasional. Akan tetapi konsep yang diberlakukan tidak hanya dilakukan oleh semua negara, akan tetapi international responsibility ini mempunyai perbedaan dalam menjalankan kerjasama dengan batasan tertentu atas dasar adanya hukum yang berlaku atau adanya kesepakatan yang mempunyai standart tertentu yang telah ditetapkan. Standart kesepatan tersebut harus mengacu pada empat aspek dengan keadaan fluktual yang bersangkutan, yang meliputi akibat (efect), kegiatan (activity), ruang lingkup (space) serta sumber dan korban (sources and victims)14.

Menurut Franklin Rosevelt bahwa tidak ada yang lebih esensial dari perdamaian dunia di masa yang akan datang dari keberlangsugan kerjasama dari negara-negara, selain kerjasama antar negara, kerjasama dengan seluruh elemen masyarakat internasional pula menjadi jaminan keberlangsungan perdamaian dunia masa yang akan datang. Perdamaian dalam segala lini kehidupan masyarakat internasional15.

Internasional Responsibility menjadi konsep yang yang memiliki pengaruh besar dalam pemulihan lingkungan hidup menginngat pemberdayaan alam di Indonesia. Mengingat hal ini Indonesia merupakan salah satu negara yang peduli dalam mengurangi dampak yang diakibatkan adanya perubahan iklim.

Pelaksanaan hasil konferensi di Bali, Indonesia juga meningkatkan

14

Ibid hlm.1159 15

(14)

pemberdayaan hutan yang berfungsi mengurangi gas karbon yang di hasilkan oleh pabrik ataupun asap kendaraan bermotor yang saat ini tingkat gas karbon di Indonesia meningkat.

Hal ini yang mendasari peneliti untuk mengajuakan penelitian mengenai kebijakan Indonesia terhadap pengelolaan lingkungan hidup terutama pelestarian hutan serta peran negara dalam mendukung kesepakatan dari hasil konferensi UNFCCC di Bali. Sebagai topik dari penelitian ini, karena peneliti ingin menunjukan bahwa Indonesia sebagai sebuah negara yang berperan dalam pelaksanaan hasil konferensi guna mengurangi dampak dari pemanasan global.

Jadi dalam menjalankan international responsibility setiap negara harus melihat dari ketetapan yang telah telah ditentukan. Dilihat dari fenomena diatas apabila adanya akibat yang ditimbulkan oleh faktor alam tersebut mempengaruhi kelangsungan hidup negara dunia, maka setiap negara juga berperan dalam menganggulangi dan bertanggung jawab atas fenomena yang terjadi, dengan ketentuan adanya kesepakatan bersama. Selain itu juga kerjasama dalam menjalankan tanggung jawab terhadap dampak yang ditimbulkan oleh perubahan iklim juga memperhatikan prinsip-prinsip yang telah digaris bawahi oleh konsep pertanggung jawaban, dimana konsep tersebut juga menjelaskan bagamana pelaksanaan pertanggung jawaban setiap negara juga berbeda pelaksanaanya dilihat dari prinsip-prinsip yang fluktual tersebut.

(15)

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif berbentuk deskriptif, dengan sumber kajian utamanya berasal dari kajian pustaka atau studi referensi. Penelitian kualitatif merupakan suatu metode berganda dan fokus, yang melibatkan suatu pendekatan interpretatif yang wajar terhadap setiap pokok permasalahannya16. Penelitian deskriptif analitik bermaksud menjelaskan secara gamblang dengan dukungan data serta di analisa sehingga menghasilkan kesimpulan yang sesuai dengan keinginan peneliti. Menurut Bodgdan dan Taylor, metode kualitatif, metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati17.

I.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Pada penulisan skripsi ini kajian yang digunakan adalah studi kepustakaan (Library reseach) yaitu pengkajian informasi tertulis yang berkaitan dengan penelitian yang berasal dari berbagai sumber dan di publikasikan secara luas dan dibutuhkan dalam penelitian. Penulisan yang didasarakan atas data-data yang dijadikan objek penelitian seperti : buku-buku, pustaka, majalah, artikel-artikel, surat kabar, internet, buletin tentang segala permasalahan yang sesuai dengan judul penelitian yang akan disusun dan dianalisa untuk dikelola lebih lanjut.

16

Salim, Agus (Penyunting)Teori dan Paradigma penelitian social (pemikiran Norman K. Devin),Yogyakarta,2001,hal 1

17

(16)

I.6.3 Teknik Analisa Data

Untuk memperoleh hasil akhir yang diinginkan maka data-data yang terkumpul, dianalisis secara deskriptif kualitatif, yaitu menguraikan dan menggambarkan segala informasi mengenai kebijakan pemerintah Indonesia serta peran kerjasama negara-negara untuk mendukung Indonesia dalam rangka pemulihan lingkungan hidup guna mengurangi gas karbon kendaraan bermotor yang mengakibatkan dampak negatif terhadap makhluk hidup secara global. Proses analisis data yang dilakukan berjalan sebagai berikut :

1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri. Mengumpulkan, memilah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar dan membuat indeknya.

2. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan dan membuuat

I.6.4 Ruang Lingkup Penelitian

1. 6.4. a. Batasan Permasalahan

(17)

guna memfokuskan masalah yang akan dibahas sehingga judul diatas menjadikan ruang lingkup yang dapat dibahas secara jelas. Adapun masalah – masalah yang akan dibahas dalam bab pembahasan berikutnya yaitu hasil konferensi UNFCCC di bali yang diselenggarakan pada tanggal 13-14 Desember 2007.

I.6.4. b. Batasan Waktu

Satuan ukur dalam penelitian ini peneliti akan membatasi waktu penelitian di mulai sejak tahun 2007 dimana pada tahun tersebut di mulai awal adanya kesepakatan yang membahas adanya perubahan iklim sampai adanya kesepakatan konferensi UNFCCC di Bali, sampai menghasilkan kesepakatan yang dalam perkembangan dari hasil konferensi tersebut. Awal 2009 dimana perkembangan dari pelaksanaan kesepakatan konferensi tersebut terhadap kelestarian lingkungan terutama pengurangan pada efek rumah kaca khususnya di Indonesia.

I.6.5 Variabel Penelitian

(18)

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variable dependen. Variable independen atau unit eksplanasi dalam penelitian skripsi ini adalah konferensi perubahan iklim UNFCCC di Bali sedangkan Variable dependen atau unit analisanya adalah penerapan atau pelaksanaan kebijakan pemerintah mengenai lingkungan hidup.

I.7. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis membagi dalam empat bab dengan tujuan supaya mempunyai susunan sistematis sehingga dapat memudahkan untuk mengetahui dan memahami hubungan antar bab yang satu dengan yang lainnya, sebagai suatu rangkaian yang konsisten.

Masing-masing bab tersebut masih akan digolongkan kedalam sub bab. Adapun sistematika yang dimaksud adalah :

BAB ISI PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

I.2 RUMUSAN MASALAH I.3 TUJUAN PENULISAN I.4 PENELITIAN TERDAHULU I.5 KONSEP

(19)

II

III

HASIL KONVENSI UNFCCC DI BALI

KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA

I.6.2 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

I.6.3 TEKNIK ANALISA DATA I.6.4 BATASAN MASALAH PENELITI

I.6.5 BATASAN WAKTU I.7 SISTEMATIKA PENULISAN

II. 1 Definisi Konvensi Perubahan Iklim

II. 2 Negara anggota Perubahan Iklim II. 3 Pelakasanaan Konvensi

Perubahan Iklim

II. 4 Hasil Perundingan Konvensi Perubahan Iklim Di Bali

II. 5 Manfaat Konvensi UNFCCC Bagi Indonesia

III. 1 Kebijakan Pemerintah Indonesia

(20)

IV Pelaksanaan Hasil Konferensi UNFCCC Terhadap

Lingkungan Hidup di Indonesia

Menanggapi Masa Depan III.2.1. Pemerintah

III.2.1.1 Upaya Mitigasi dan Adaptasi

III.2.1.2 Pertanian dan Peternakan

III.2.1.3 Perikanan III.2.1.4 Transportasi III.2.1.5 Energi III.2.1.6 Kehutanan

III.2.1.7 Manejemen Sampah III.2.2. Swasta/Industri

III.2.3. Masyarakat

III. 3 Kerja sama Internasional Pemerintah Indonesia

IV.1 Penghijauan (Reboisasi) IV.2.

(21)
(22)

SKRIPSI

PELAKSANAAN HASIL KONVENSI PERUBAHAN IKLIM

United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC)DI BALI TAHUN 2007 TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) Strata-1

Jurusan Hubungan Internasional

Disusun Oleh : Ida Bagus Handianto

05260128

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(23)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Ida Bagus Handianto

NIM : 05260128

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Pelaksanaan Hasil Konvensi Perubahan Iklim United Nations Framework Convention On Climate Change

(UNFCCC) Di Bali Tahun 2007 Terhadap Lingkungan Hidup Di Indonesia

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Hubungan Internasional

Dan dinyatakan LULUS Pada hari : Jumat Tanggal : 10 Desember 2010

Tempat : Laboratorium Hubungan Internasional

Mengesahkan, Dekan FISIP – UMM

Dr. Wahyudi M, Si

Dewan Penguji :

1. Ruli Inayah Romadhoan., S.Sos Penguji 1 ( ) 2. Tonny Dian Efendi.S.Sos, M.Si Penguji 2 ( )

(24)
(25)

KATA PENGATAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat, nikamt, taufik, dan hidayah-Nya sehingga skripsi dengan judul Pelaksanaan Hasil Konvnesi Perubahan Iklim United Nations Framework Convention On Climate Change (UNFCCC) Di Bali Tahun 2007 Terhadap Lingkungan Hidup Di Indonesia ini dapat penulis selesaikan. Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan besar Muhammad SAW yang telah menujukkan kepada kita zaman kegelapan ke zaman yang terang-benderang yaitu Dienul Islam.

Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana srata 1 (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik jurusan Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang. Dengan segala keterbatasan yang penulis miliki, masih banyak kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki. Semoga hasil penelitian ini dapat berguna khususnya bagi dunia penmdidikan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari bebagai pihak, oleh karena itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

(26)

2. Kedua Kakakku Dorik Wahyudi dan Deby Cahyo Santoso, terima kasih atas doa dan dukungan semangat serta senantiasa kebersamaan selalu.

3. Keluargaku di Kota Malang tercinta, terima kasih atas doa-doa dan semangatnya.

4. Bapak Muhadjir Efendi, M.AP. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

5. Bapak Dr. Wahyudi, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Mmuhammadiyah Malang.

6. Bapak Victory Praditama, S.Sos selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan waktu, pikiran, ide-ide, saran dan tak lupa berikan doa, dukungan dan semangat serta dengan penuh kesabaran telah membimbing penulis selama proses bimbingan.

7. Ibu Amaria Qori’ Ula, S.Sip selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan saran, pikiran, ide-ide dan juga memberikan dukungan dan semangat selama proses bimbingan.

8. Bapak Ruli Inayah R. S.Sos dan Bapak Tonny Dian Effendi, S.Sos, M.Si selaku penguji yang telah memberikan saran-sran dan ide-ide kepada penulis

(27)

10.Segenap Dosen Jurusan Hubungan Internasional Ibu Dyah Estu Kurniawati, S.Sos, M.Si, Bapak Yusli Effendi M.A, Gonda Yumitro S.IP, Melati Anggreini, S.Sos, dan segenap Dosen pengajar Jurusan Hubungan Internasional telah memberikan pengajaran kuliah dan memberikan pengalaman maupun ilmu dari semester 1 sampai skripsi 11.Teman-teman HI 2005 terutama HI C yang sudah membagi ilmu dan

pengalaman dan senantiasa kebersamaan yang diberikan sehingga dapat melewati studi ini bersama-sama

12.Semua pihak yang turut membantu memberikan doa, support, material maupun non material yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih banyak.

Semoga Allah SWT selalu melindungi dan meridhoi atas segala apa yang telah penulis sampaikan dalam sekripsi ini. Dan semoga penulis skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya semua pihak pada umumnya.

Akhirnya saran dan kritik yang membangun selalu penulis harapkan dalam rangka memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada dalam penulis skripsi ini.

Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat

Malang, 01 Februari 2011

(28)

i

DAFTAR ISI

COVER ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... iii

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ...v

BAB II HASIL KONFRENSI UNFCCC DI BALI ...21

2.1 Pembentukan UNFCCC ...21

2.2 Negara-Negara Anggota Konfrensi Perubahan Iklim ...24

2.3 Pelakasanaan Konfrensi Perubahan Iklim ...25

2.4 Hasil Perundingan Perubahan Iklim UNFCCC Di Bali ...27

2.5 Manfaat Konfrensi UNFCCC Bagi Indonesia ...38

BAB III KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA TERHADAP HASIL KONFRENSI PERUBAHAN IKLIM ...42

3.1 KebijakanPemerintah Indonesia...43

3.1.1 Pemerintah...47

3.1.2 Industri dan Masyarakat ...50

3.2 Kebijakan Pemerintah Indonesia Dalam Menghadapi Masa Depan .51 3.2.1 Pemerintah...51

(29)

ii

3.2.1.2 Pertanian dan Peternakan . ...52

3.2.1.3 Perikanan . ...53

3.2.1.4 Transportasi . ...54

3.2.1.5 Energi . ...55

3.2.1.6 Kehutanan ...56

3.2.1.7 Manajemen Sampah ...56

3.2.2 Swasta dan Industri ...57

3.2.3 Masyarakat ...58

3.3 Kerjasama Internasional Indonesia Dalam Menghadapi Perubahan Iklim ...59

3.2.1 Kerjasama APEC ...60

3.2.2 Kerjasama ASEAN ...61

3.2.2 Kerjasama (Major Economic Meeting) MEM ...61

BAB IV PELAKSANAAN HASIL KONFRENSI UNFCCC TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DI INDONEESIA ...64

4.1 Pengurangan Emisi dan Pencegahan Defortaasi Dengan Penghijauan (Reboisasi) ...64

4.2 Sistem Penekan Emisi Karbon ...68

4.3 Pembangunan Berkapasitas ...69

4.4 Sosialisasi, Kampanye Lingkungan Hidup dan Kerjasama Dalam Bidang Pendidikan ...74

4.5 Kerjasama Dengan Negara Lain Dalam Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca Dari Defortasi Dan Degradasi Kehutanan ...77

BAB V PENUTUP ...81

(30)

Daftar Pustaka

Buku

Faiz, Mohamad, Pan. 2006. “Perubahan Iklim Dan Perlindungan Terhadap Lingkungan Suatu Kajian Berperspektif Hukum Konstitusi”. Makamah

Konstitusi.

Ginoga, K.L, Ginting, Ngaloken, Wibowo, Ari, I.r. 2007 Isu Pemanasan Global UNFCCC dan Protokol Kyoto dan Peluang Aplikasi A/R CDM di Indonesia. Depaartemen Kehutanan. Jakarta

Robert Jackson and George Sorensen, 1998. Introduction to International Relation. New York: Oxford University press.hlm.159

Salim, Agus (Penyunting)Teori dan Paradigma penelitian social (pemikiran Norman K. Devin),Yogyakarta,2001,hal 1

Lexy J. Moleong. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Penerbit PT.Remaja Rosada Karya Bandung, hal.5

Meiviana, Armely. Sulistiowati, Dyah, Soejachmoen Moekti H. 2007. Ancaman Perubahan Iklim di Indonesia. Bumi Makin Panas. Jakarta

Pohan, Syamsir. 2007. Perubahan Iklim Versus Pelestarian Hutan Indonesia. Dari Protokol Kyoto Menuju Hasil Konvensi UNFCCC Bali. Medan

Situs Internet

http://unfccc.int/files/meetings/cop_14/press/application/pdf/.bumi_makin_panas.df

http://unfccc.int/files/meetings/cop_13/press/application/pdf/sekilas_tentang_perubahan_i

klim.pdf

(31)

http://www.wisnu.or.id/v2/ID/pdf/Factsheet%20V%20Final.pdf

http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2007/07/19/brk,20070719103997,id.

html

http://unfccc.int/parties_and_observers/parties/annex_i/items/2774.php, diakses terakhir

kali pada tanggal 22 April 2009.

UNFCCC, List of Annex I Parties to the Convention, tersedia pada

http://unfccc.int/parties_and_observers/parties/annex_i/items/2774.php, diakses terakhir

kali pada tanggal 22 April 2009 University of Richmond, Constitution of Equador, tersedia pada http://cofinder.richmond.edu/country.php, diakses terakhir kali tanggal 23 April 2009.

uu pengelolaan limbah industri dan sampah (http://digilib

ampl.net/file/pdf/UU%20No.18%20Tahun%202008.pdf)

uu penglolaan hutan http://www.esdm.go.id/prokum/pp/2007/pp_06_2007.pdf

uu ttg batas emisi gas (http://www.tinjauan hukum.)

kerjasama asean (www.deplu.go.id/Documents/ASEAN%20Selayang%20Pandang.doc)

kebijakan dalam dan luar negri (http://www.menlh.go.id/i/art/pdf_1050964283.pdf)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan isolat B2, B3 memiliki bentuk irregular, elevasi raised, tepi serate dan entire, permukaan halus dan kasar,warna putih dan

D-Vincci akan kembali membuka gerai sepatu, oleh karena itu cara penjualan harus bisa out of the box agar memiliki rebranding dan promosi yang baik, contohnya seperti

Mewujudkan kesejahteraan bersama dengan membuka kesempatan kerja, pemberdayaan penduduk setempat yang lemah, baik di bidang pendidikan dan ketrampilan hidup agar bisa bersaing

Selain itu, organisasi juga mampu menjalankan orientasi layanan organisasional sebagai suatu serangkaian kebijakan, praktek dan prosedur organisasi yang ditujukan

Once estimates of item parameter are obtained, the relationship between ability and probability of answering item correctly can be depicted in a diagram called item

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi elemen-elemen yang membentuk brand equity (ekuitas merek), menganalisis elemen-elemen ekuitas merek yang terdiri dari

PENANGGUNG JAWAB METODE PENGUMPULAN DATA Seksi Pengolahan Statistik Industri Besar dan Sedang. PENANGGUNG JAWAB METODE PENGOLAHAN DATA Seksi Pengolahan Statistik Industri Besar