Nama Lengkap : Ika Widya Nama Panggilan : Ika
Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 11 Februari 1994 Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Hobi : Bermusik, Berkebun, Membuat Kerajinan Tangan
Alamat Lengkap : Jl. Cijawura Hilir No.356 RT.06/RW.12
Kec. Buahbatu Kel.Cijawura Kota Bandung 40287
022-7509567 085721740036 ikawidyaa@gmail.com
NO NAMA HUBUNGAN UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN
1 AMAS (ALM) AYAH KANDUNG 62 TAHUN SD -
2 ENIN IBU KANDUNG 62 TAHUN SD DAGANG
3 APONG KURNIA SAUDARA KANDUNG 41 TAHUN S1 GURU
4 ACEP IDAM SAUDARA KANDUNG 39 TAHUN SMA PEGAWAI BUMN
5 RONI SAHRONI SAUDARA KANDUNG 37 TAHUN D3 PEGAWAI SWASTA A. DATA DIRI
B. KONTAK
1 2012 – 2016 Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia
Lulus Berijazah
2 2008 – 2012 Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan SMKN 4 Bandung
Lulus Berijazah
3 2005 – 2008 SMPN 48 Bandung Lulus Berijazah
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana
IKA WIDYA
10112476
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
iii
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya tugas akhir dengan judul “Sistem Evaluasi Hasil Ujian Dan Analisis Butir Soal Dengan Metode Kuantitatif Dan Metode Korelasi Pearson” sebagai syarat untuk menyelesaikan program studi Strata I Program Studi Teknik
Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer pada Universitas Komputer
Indonesia dapat selesai sebagaimana mestinya.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, ilmu, kesempatan, semangat,
dan rasa sabar yang tidak terhingga.
2. Kedua orang tua dan seluruh keluarga besar tercinta yang selalu memberikan
motivasi dan dukungan moril maupun materil yang tak terhingga selama ini.
3. Bapak Irfan Maliki, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dan memberikan pengarahan selama penelitian tugas akhir,
sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya.
4. Bapak Angga Setiyadi, S.Kom., M.Kom. selaku dosen penguji I yang telah
memberikan masukan dan arahan selama perbaikan perangkat lunak ini.
5. Ibu Dian Dharmayanti, S.T., M.Kom. selaku dosen wali IF-1 angkatan 2012
dan penguji III yang telah memberikan masukan dan arahannya.
6. Seluruh Dosen dan Staff pengajar program studi Teknik Informatika
Universitas Komputer Indonesia.
7. Teman-teman bimbingan Aldi, Asep, Iwan, Chic, Grace, Dzikir, Fahrul,
Irobby, Hilal, dan Alqi yang selalu menyemangati disaat bimbingan, seminar,
bahkan menuju sidang.
8. Teman-teman kelas IF-1 angkatan 2012 yang telah bersama-sama melewati
masa-masa perkuliahan.
9. Semua pihak yang terlibat dan ikut membantu dalam tugas akhir ini baik
iv
Bandung, Agustus 2016
v
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR SIMBOL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ... 2
1.4 Batasan Masalah... 3
1.5 Metodologi Penelitian ... 3
1.6 Sistematika Penulisan ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Profil Tempat Penelitian ... 7
2.2 Visi dan Misi ... 7
2.3 Struktur Organisasi ... 8
2.4 Deskripsi Pekerjaan ... 8
2.5 Pengertian Sistem ... 14
vi
2.7 Populasi ... 19
2.8 Sampel ... 19
2.9 Pengertian Analisis Butir Soal ... 21
2.10 Tujuan Analisis Butir Soal ... 21
2.11 Metode Analisis Butir Soal ... 21
Metode Kualitatif ... 22
2.11.1 Metode Kuantitatif ... 22
2.11.2 2.11.2.1 Tingkat Kesukaran (TK) ... 23
2.11.2.2 Daya Pembeda (DP)... 24
2.11.2.3 Fungsi Dikstraktor (Pengecoh) ... 25
2.11.2.4 Validitas Instrumen ... 26
2.11.2.5 Reliabilitas Soal ... 29
2.12 PHP ... 30
2.13 UML ... 33
2.14 MySQL ... 34
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 35
3.1 Analisis Sistem ... 35
Analisis Masalah ... 35
3.1.1 Analisis Sistem yang sedang Berjalan ... 36
3.1.2 3.1.2.1 Prosedur Analisis Kuantitatif Butir Soal ... 36
Analisis Sistem yang Akan Dibangun ... 39
vii
Menghitung Efektifitas Fungsi Pengecoh ( Distractor ) ... 47 3.1.8
Menghitung Validitas ... 49 3.1.9
Menghitung Reliabilitas ... 53 3.1.10
Hasil Analisis Butir Soal ... 56 3.1.11
3.2 Analisis Kebutuhan Non-Fungsional ... 57
Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak (Software) ... 58 3.2.1
Analisis Kebutuhan Perangkat Keras ... 58 3.2.2
Analisis Kebutuhan Pengguna ... 58 3.2.3
Analisis Kebutuhan Jaringan ... 59 3.2.4
3.3 Analisis Basis Data ... 61
Entity Relationship Diagram (ERD) ... 61 3.3.1
Kamus Data (ERD) ... 62 3.3.2
3.4 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 62
Use Case Diagram ... 63 3.4.1
Identifikasi Aktor ... 63 3.4.2
Identifikasi Use Case ... 63 3.4.3
Skenario Use Case ... 64 3.4.4
Activity Diagram ... 73 3.4.5
Sequence Diagram ... 82 3.4.6
Class Diagram ... 89 3.4.7
3.5 Perancangan Sistem ... 91
viii
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ... 109
4.1 Implementasi Sistem ... 109
Implementasi Basis Data ... 109
4.1.1 Implementasi Antarmuka ... 113
4.1.2 4.2 Pengujian Sistem ... 116
Rencana Pengujian ... 116
4.2.1 Skenario Pengujian ... 116
4.2.2 Hasil Pengujian ... 120
4.2.3 Evaluasi Pengujian ... 138
4.2.4 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 139
5.1 Kesimpulan ... 139
5.2 Saran ... 139
141
MUTU KELAS XII SMA MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI DI KOTA
YOGYAKARTA TAHUN 2012," Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, vol. X, no. 1,
pp. 1-26, 2012.
[2] Kemdikbud (Pusat Bahasa) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2016, Juni)
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online]. http://kbbi.web.id/sistem
[3] Utsman Ali. (2016, Juni) Pengertian Pakar - Kumpulan Pengertian Menurut Para Pakar.
[Online]. http://www.pengertianpakar.com/
[4] Amirin Tatang M, Pokok pokok Teori Sistem. Jakarta, Indonesia: PT Raja Grafindo
Persada, 2010.
[5] cv. e-Padi Corporation. (2016, Juni) moodle. [Online]. https://moodle.org
[6] Eddo Fajar Nugroho. (2016, Juni) BPPTIK. [Online].
http://bpptik.kominfo.go.id/2015/03/10/857/12-free-open-source-learning-management-system-lms-terbaik/
[7] Helen Foster. (2016, Juni) Moodle Helen, Stories from the Moodle Community.
[Online]. https://helenfoster.wordpress.com
[8] Blackboard. (2016, Juni) Coursesite by Blackboard. [Online].
https://www.coursesites.com/webapps/Bb-sites-course-creation-BBLEARN/pages/_img/themepicker-screen-mx.jpg
[9] Prof. Dr. Sugiyono , Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), M.T Sutopo, Ed.
Bandung, Indonesia: Alfabeta, 2013.
[10] IDRUS ALWI, "KRITERIA EMPIRIK DALAM MENENTUKAN UKURAN SAMPEL
PADA PENGUJIAN HIPOTESIS STATISTIKA DAN ANALISIS BUTIR," Universitas
Indraprasta PGRI , Jakarta, Jurnal Formatif 2(2) 2088-351X,.
[11] M.Si Dr. Zulkifli Matondang, Evaluasi Pembelajaran. Medan, Indonesia: Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2009.
pp. 58-67, Juni 2010.
[13] Rina Suhartini. (2014) [Online]. http://elib.unikom.ac.id
[14] Guru Pembaharu. (2016, Juni) Guru Pembaharu. [Online].
http://gurupembaharu.com/home/panduan-analisis-butir-soal/
[15] Direktorat Pembinaan SMA, "Panduan Penulisan dan Analisis Butir Soal," Juknis
Analisis Butir Soal di SMA, pp. 118-134, April 2010.
[16] BAPM. (2008, November) Direktori File UPI. [Online].
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/196412051990031-BAMBANG_AVIP_PRIATNA_M/Makalah_November_2008.pdf
[17] Fauziah Khairina, "Sistem Informasi Berbasis Web Pada Puskesmas Kota Matsum
Medan," Mei 2011.
[18] Wardhana Indra, "Sistem Informasi Pemesanan Tiket Travel Berbasis Web pada Baraya
Travel," Maret 2011.
[19] Said Ahmad, "Sistem Informasi Perjalanan Dinas di Infoglobal Group," November 2014.
[20] Ari Reinaldi, Muhammad Gumilar, and Prabowo Wisantio, "SISTEM INFORMASI
PEMBELAJARAN PADA SMKN 14 BANDUNG," Universitas Komputer Indonesia,
Bandung, 2014.
[21] Isbandi Khomarudin, "Sistem Informasi Penjualan Pakaian di Distro Provectus Cloth,"
Oktober 2014.
1 1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan
yang besar dalam kehidupan manusia serta membawa manusia kepada persaingan
global. Bahkan perkembangan teknologi kini telah merambah ke bidang
pendidikan. Tantangan dan perkembangan pendidikan di Indonesia pada saat ini
dan masa yang akan datang akan semakin besar dan kompleks. Hal ini disebabkan
antara lain adanya perubahan tuntutan masyarakat terhadap kualitas dan kuantitas
pendidikan itu sendiri. Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam
pembangunan di setiap Negara. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003,
pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan segala
potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses pembelajaran [
1
].Tiga bagian yang sangat penting dalam pendidikan adalah kurikulum, proses
pembelajaran, dan penilaian. Kurikulum merupakan jabaran dari tujuan
pendidikan yang menjadi acuan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran
merupakan suatu proses yang ditujukan agar peserta didik dapat belajar melalui
perencanaan dan pengaturan lingkungan, sarana, dan prasarana yang mendukung
terwujudnya kegiatan belajar. Penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur dan menilai tingkat ketercapaian kurikulum [
1
].Salah satu bentuk penilaian pembelajaran dalam pendidikan adalah adanya
kegiatan ujian. Hasil dari ujian ini menjadi ukuran pencapaian kompetensi peserta
didik pada beberapa mata pelajaran yang tertera dalam kelompok mata pelajaran
ilmu pengetahuan dan teknologi. Hasil dari ujian ini pun akan dijadikan standar
dalam menentukan kelulusan hasil belajar siswa, oleh karena itu tim penyusun
soal harus mampu menyusun butir-butir soal agar memiliki tingkat validitas yang
tinggi, memiliki daya beda yang baik, menentukan opsi pengecoh yang efektif,
ujian untuk membuat soal yang baik dan berkualitas sehingga tidak merugikan
peserta didik dalam mencapai kelulusan hasil belajar.
SMP Tulus Kartika Bandung yang merupakan salah satu dari lembaga
pendidikan yang ada di Indonesia. SMP Tulus Kartika ini juga merupakan sekolah
menengah pertama swasta yang didirikan pada tahun 1986. Beralamat di Jalan
Yupiter Tengah 2 No.01 Kel. Sekejati Kec. Buahbatu.
Untuk mengetahui butir soal yang berkualitas dan baik sebagai alat ukur
hendaklah dilakukan suatu analisis butir soal sehingga dapat diketahui butir soal
mana yang harus direvisi atau bahkan mungkin harus dihilangkan sama sekali.
Tim penyusun soal di SMP Tulus Kartika yaitu guru, saat ini melakukan proses
analisis dengan cara perhitungan manual pada setiap butir soalnya, tim penyusun
soal menghitung dengan cara tertulis. Hal ini membutuhkan waktu yang cukup
lama, apabila soal ujian yang akan dianalisis memiliki jumlah yang sangat banyak.
Selain itu, kesalahan dalam perhitungan akan mungkin terjadi karena kesalahan
manusia.
Dari uraian diatas maka dibangun sebuah “Sistem Evaluasi Hasil Ujian Dan Analisis Butir Soal Dengan Metode Kuantitatif Dan Metode Korelasi Pearson”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan maka dapat diidentifikasikan
permasalahan yaitu :
1. Proses analisis butir soal yang dilakukan guru membutuhkan waktu yang
lama saat menghitung dengan cara manual.
2. Kesalahan pada proses perhitungan analisis butir soal masih sering terjadi.
1.3 Maksud dan Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang terjadi, maka maksud dari penulisan tugas
akhir ini adalah untuk membangun sebuah Sistem Evaluasi Hasil Ujian Dan
Analisis Butir Soal Dengan Metode Kuantitatif dan Metode Korelasi Pearson.
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Membantu guru agar lebih mudah dan cepat dalam melakukan analisis
2. Meminimalisir terjadinya kesalahan dalam proses perhitungan analisis
butir soal yang dilakukan oleh guru secara manual.
1.4 Batasan Masalah
Agar masalah yang sedang ditinjau lebih terarah, dan mencapai sasaran yang
telah ditentukan, maka dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut :
1. Data masukan yang digunakan adalah soal Ujian Kenaikan Kelas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII Tahun Pelajaran 2015/2016, kunci
jawaban, dan jawaban dari 40 orang siswa.
2. Soal yang dianalisis adalah soal yang sebelumnya sudah diujikan kepada peserta didik.
3. Kurikulum yang digunakan oleh SMP Tulus Kartika adalah Kurikulum 2006 (KTSP).
4. Metode yang digunakan dalam analisis butir soal adalah metode kuantitatif dan metode korelasi pearson.
5. Analisis butir soal dilakukan pada soal pilihan ganda single answer dan multiple answer.
6. Analisis butir soal dilakukan dengan menggunakan pendekatan klasik dengan menggunakan beberapa teknik yaitu:
a. Tingkat kesukaran.
b. Daya pembeda.
c. Penyebaran pilihan jawaban (distraktor).
d. Validitas.
e. Reliabilitas.
7. Untuk memodelkan perangkat lunak menggunakan Unified Modeling Language (UML).
1.5 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan dalam menulis laporan tugas akhir
ini adalah metodologi deskriptif, yaitu metode pembahasan masalah yang
digunakan untuk menggambarkan objek untuk diteliti, dengan cara mencari,
mengumpulkan, dan menganalisis data yang diperoleh.
1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dibagi kedalam
tiga tahapan, yaitu :
a. Studi Literatur
Mengumpulkan data dengan mempelajari buku-buku atau literatur
baik dari internet atau perpustakaan untuk mendukung pelaksanan tugas
akhir ini.
b. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan
peninjauan langsung terhadap permasalahan yang diambil. Pada penelitian
ini peninjauan langsung dilakukan di SMP Tulus Kartika Bandung.
c. Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya
jawab secara langsung yang ada kaitannya dengan topik yang diambil.
Pada penelitian ini wawacara dilakukan kepada Bidang Kurikulum dan
Kepala Sekolah di SMP Tulus Kartika Bandung.
d. Meminta Data Sampel
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara meminta data
sampel berupa soal ujian dan jawaban siswa secara langsung kepada pihak
sekolah SMP Tulus Kartika Bandung.
2. Metode Pembangunan Perangkat Lunak
Teknik analisis data dalam pembuatan perangkat lunak menggunakan
paradigma perangkat lunak secara waterfall. Model ini melakukan pendekatan
analisis, desain, implementasi analisis dan desain, dan pengujian. Sesuai dengan
namanya waterfall (air terjun) maka tahapan dalam model ini disusun bertingkat,
setiap tahap dalam model ini dilakukan berurutan. Selain itu dari satu tahap kita
dapat kembali ke tahap sebelumnya. Model ini biasanya digunakan untuk
membuat software dalam skala besar dan yang akan dipakai dalam waktu yang
lama. Berikut beberapa tahap seperti yang telah dijelaskan.
1. Analisis Kebutuhan
Pada tahap ini dilalukan dua jenis kebutuhan yaitu :
a. Analisis Kebutuhan Non Fungsional yaitu mendefinisikan kebutuhan pada level sistem yaitu kebutuhan perangkat keras, perangkat lunak,
orang dan basis data. Pengumpulan kebutuhan ini penting dilakukan
karena sistem yang akan dibangun merupakan bagian dari sistem
komputer.
b. Analisis Kebutuhan Fungsional yaitu dilakukan pengumpulan kebutuhan untuk sistem yang berupa data input, proses yang terjadi
dan output yang diharapkan dengan melakukan wawancara dan
observasi, hasilnya berupa diagram yang dapat berupa Use Case
Diagram, Activity Diagram, diagram keterhubungan entitas (ERD).
2. Desain
Menterjemahkan analisa kebutuhan ke dalam bentuk rancangan sebelum
penulisan program yang berupa perancangan struktur menu dan
perancangan antarmuka (input dan output).
3. Implementasi Analisis dan Desain
Tahap penerjemahan data atau pemecahan masalah yang telah dirancang
keadalam bahasa pemrograman PHP.
4. Pengujian
Sistem yang telah dibuat harus diuji, proses pengujian difokuskan pada
kebenaran logika internal perangkat lunak dan fungsional sistem serta
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan secara umum adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan secara singkat latar belakang masalah, identifikasi
masalah, maksud dan tujuan, metodologi penelitian, batasan masalah, serta
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan mengenai profil instansi tempat penelitian serta landasan
teori yang digunakan dalam pembangunan aplikasi ini.
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini menjelaskan tentang analisis dalam membangun aplikasi ini seperti
analisis sistem yang sedang berjalan, analisis kebutuhan non fungsional yang
berupa analisis user, analisis pengkodean, analisis perangkat keras (hardware),
dan analisis perangkat lunak (software). Analisis basis data berupa Entity
Relationship Diagram (ERD), dan analisis kebutuhan fungsional berupa Use
Case Diagram, Activity Diagram, Skenario Diagram, Sequence Diagram, dan
Class Diagram yang akan digunakan pada sistem.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Pada bab ini dijelaskan tentang hasil implementasi dari hasil analisis dan
perancangan yang telah dibuat disertai juga dengan hasil pengujian dari
aplikasi ini yang dilakukan di SMP Tulus Kartika Bandung.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi mengenai hal-hal penting yang penulis bahas dan kemudian
dibuat kesimpulan. Dan bab ini juga berisi saran-saran untuk pengembangan
7 2.1 Profil Tempat Penelitian
SMP Tulus Kartika merupakan sekolah menengah pertama swasta yang
didirikan pada tahun 1986. Berlokasi di Jl. Yupiter Tengah 2 No.01 Kel. Sekejati
Kec. Buahbatu Bandung. SMP Tulus Kartika ini berada di bawah sebuah yayasan
yaitu yayasan Tulus Kartika yang berlokasi di Jl. Yupiter Utama No.20.Kepala
sekolah yang sedang menjabat ketika saya melakukan penelitian adalah Bapak
Cep Erman, S.Pd. Sekolah ini memiliki luas bangunan 1250 m2 yang berdiri pada lahan dengan luas tanah 1490 m2.
2.2 Visi dan Misi
Visi menurut Indrakaralesa (2007) adalah sebuah refleksi
keyakinan-keyakinan dan asumsi-asumsi dasar tentang segala hal, tentang kemanusiaan, ilmu
dan teknologi, ekonomi, politik, seni budaya dan etika. Adapun menurut Aditya
(2010) Visi adalah Suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan
perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada
masa yang akan datang. Dapat disimpulkan bahwa visi adalah sebuah pandangan
jauh kedepan akan sesuatu yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Adapun
visi dari SMP Tulus Kartika yaitu TEKAD ( Taqwa, Edukatif, Kekeluargaan,
Amanah dan Disiplin).
Misi menurut Wibisono (2006) misi merupakan penetapan sasaran atau
tujuan perusahaan dalam jangka pendek, sedangkan menurut Arman (2008) misi
adalah adalah pernyataan-pernyataan yang mendefinsikan apa yang sedang/akan
dilakukan atau ingin dicapai dalam waktu (sangat) dekat atau saat ini. adapun Misi
dari dari SMP Tulus Kartika yaitu membentuk manusia bertaqwa, terampil,
2.3 Struktur Organisasi
Menurut (Robbins dan Coulter, 2007:284) struktur organisasi diartikan
sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu
tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan. Adapun
struktur organisasi dari SMP Tulus Kartika dapat dilihat sebagai berikut :
Gambar 2.1 Struktur Organisasi
2.4 Deskripsi Pekerjaan
Melihat dari struktur organisasi, setiap jabatan memiliki tugas
masing-masing, berikut penjelasan mengenai tugas dari masing-masing jabatan yang ada
di SMP Tulus Kartika Bandung :
1. KEPALA SEKOLAH
Kepala Sekolah berfungsi dan bertugas sebagai Edukator, Manajer,
Administrator dan Supervisor, Pemimpin / Leader, Inovator, Motivator.
A. Kepala Sekolah sebagai Edukator, bertugas melaksanakan Proses Belajar
Mengajar secara efektif dan efisien
B. Kepala Sekolah selaku Manajer mempunyai tugas :
1. Menyusun perencanaan Iim Ernawatis, S.Pd, M.Pd
WAKA. SEK Ur. Kesiswaan Nanan Kusnandar, S.Pd.
GURU
Siswa dan Siswi
WAKA. SEK Ur. BP/BK Nining Tedjaningsih
WAKA. SEK Ur. SARANA Dadang Taofik N, S.Pd.I WAKIL KEPALA
SEKOLAH KEPALA TATA USAHA Tisna Suntara
5. Melaksanakan pengawasan
6. Melakukan evaluasi terhadap kegiatan
7. Menentukan kebijaksanaan
8. Mengadakan rapat
9. Mengambil keputusan
10.Mengatur proses belajar mengajar
11.Mengatur administrasi ketatausahaan, siswa, ketenagaan, sarana,
prasarana, dan keuangan (RAPBS)
12.Mengatur Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
13.Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan instansi terkait
C. Kepala Sekolah selaku Administrator, bertugas menyelenggarakan
Administrasi :
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengarahan
4. Pengkoordinasian
5. Pengawasan
6. Kurikulum
7. Kesiswaan
8. Ketatausahaan
9. Ketenagaan
10.Kantor
11.Keuangan
12.Perpustakaan
13.Laboratorium
14.Ruang keterampilan / kesenian
15.Bimbingan konseling
16.UKS
17.OSIS
18.Serbaguna
20.Gudang
21.7 K
D. Kepala Sekolah selaku Supervisor, bertugas menyelenggarakan supervisi
mengenai :
1. Proses Belajar Mengajar (PBM)
2. Kegiatan Bimbingan dan Konseling
3. Kegiatan ekstrakurikuler
4. Kegiatan ketatausahaan
5. Kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait
6. Sarana dan prasarana
7. Kegiatan OSIS
8. Kegiatan 7 K
E. Kepala Sekolah selaku pemimpin / Leader
1. Dapat dipercaya, jujur, dan bertanggungjawab
2. Memahami kondisi guru, karyawan, dan siswa
3. Memiliki visi dan memahami misi sekolah
4. Mengambil keputusan urutan intern dan ekstern sekolah
5. Membuat, mencari,dan memilih gagasan baru
F. Kepala Sekolah sebagai Inovator
1. Melakukan pembaharuan di bidang :
a. KBM
b. BK
c. Ekstrakurikuler
d. Pengadaan
2. Melaksanakan pembinaan guru dan karyawan
3. Melakukan pembaharuan dalam menggali sumber daya di Komite
Sekolah dan Masyarakat
G. Kepala Sekolah sebagai Motivator
1. Mengatur ruang kantor yang kondusif untuk bekerja
2. Mengatur ruang kantor yang kondusif untuk KBM / BK
4. Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar
5. Mengatur halaman / lingkungan sekolah yang sejuk dan teratur
6. Menciptakan lingkungan sekolah yang harmonis sesama guru dan
karyawan
7. Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan
lingkungan
8. Menerapkan prinsip penghargaan dan hukuman. Dalam melaksanakan
tugasnya, kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada wakil kepala
sekolah
2. WAKIL KEPALA SEKOLAH
Wakil Kepala Sekolah membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan – kegiatan sebagai berikut :
A. Menyusun perencanaan, membuat program kegiatan, dan pelaksanaan
program
B. Pengorganisasian
C. Pengarahan
D. Ketenagaan
E. Pengkoordinasian
F. Pengawasan
G. Penilaian
H. Identifikasi dan pengumpulan data
I. Penyusunan laporan
Wakil Kepala Sekolah bertugas membantu Kepala Sekolah dalam urusan – urusan sebagai berikut :
A. Kurikulum
1. Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan
3. Mengatur penyusunan Program Pengajaran ( Program Semester ),
Program Satuan Pelajaran, dan Persiapan mengajar penjabaran dan
penyesuaian kurikulum
4. Mengatur pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler
5. Mengatur pelaksanaan program penilaian kriteria kenaikan kelas,
kriteria kelulusan, dan laporan kemajuan belajar siswa serta pembagian
raport dan STTB
6. Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengajaran
7. Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar
8. Mengatur perkembangan MGMPP dan koordinator mata pelajaran
9. Mengtaur mutasi siswa
10.Melakukan supervisi administrasi dan akademis
11.Menyusun laporan
B. Kesiswaan
1. Mengatur program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling
2. Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan 7K ( Keamanan,
Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan, Kesehatan, dan
Kerindangan )
3. Mengatur dan membina program kegiatan OSIS, meliputi :
4. Kepramukaan, Palang Merah Remaja ( PMR ), Kelompok Ilmiah
Remaja ( KIR ), Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS ), Patroli Keamanan
Sekolah ( PKS ), Paskibra
5. Mengatur program pesantren kilat
6. Menyusun dan mengatur pelaksanaan pemilihan siswa teladan sekolah
7. Menyelenggarakan cerdas cermat, olahraga prestasi
8. Menyeleksi calon untuk diusulkan mendapatkan beasiswa
C. Sarana Prasarana
1. Merencanakan kebutuhan prasarana untuk menunjang proses belajar
mengajar
3. Mengatur pemanfaatan sarana dan prasarana
4. Mengelola perawatan, perbaikan, dan pengisian
5. Mengatur pembukuannya
6. Menyusun laporan
D. Hubungan dengan Masyarakat
1. Mengatur dan mengembangkan hubungan dengan Komite Sekolah dan
peran Komite Sekolah
2. Menyelenggarakan bakti sosial, karya wisata
3. Menyelenggarakan pameran hasil pendidikan sekolah ( gebyar sekolah
)
4. Menyusun laporan
3. GURU
Guru bertanggungjawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Tugas
dan tanggungjawab guru meliputi :
A. Membuat perangkat pengajaran :
1. AMP
2. Program Tahunan / Semester
3. Program rencana pengajaran
4. Program mingguan guru
5. LKS
B. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
C. Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan harian, ulangan
umum, ujian akhir
D. Melaksanakan analisis hasil ulangan harian
E. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
F. Mengisi daftar nilai siswa
G. Melaksanakan kegiatan bimbingan ( pengimbasan pengetahuan ) kepada
guru lain dalam proses belajar mengajar
I. Menumbuhkembangkan sikap menghargai karya seni
J. Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum
K. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah
L. Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi
tanggungjawab
M. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa
N. Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum mmemulai pelajaran
O. Mengatur kebersihan ruangan kelas dan ruang praktikum
P. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkatnya
4. KEPALA TATA USAHA
Kepala Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan sekolah
dan bertanggungjawab kepada kepala sekolah dalam kegiatan – kegiatan sebagai berikut :
A. Penyusunan program kerja tata usaha sekolah
B. Pengelolaan keuangan sekolah
C. Pengurusan administrasi ketenagaan dan siswa
D. Pembinaan dan pengembangan karir pegawai tata usaha sekolah
E. Penyusunan administrsi perlengkapan sekolah
F. Penyusunan dan penyajian data / statistik sekolah
G. Mengkoordinasi dan melaksanakan 7 K
H. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketatausahaan
secara berkala
2.5 Pengertian Sistem
Sistem menurut kamus besar bahasa indonesia adalah perangkat unsur
yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas atau
susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas, dan sebagainya [2].
Menurut Prof Sumantri, pengertian sistem adalah sekelompok
bagian-bagian yang bekerja bersama-sama untuk melakukan suatu tujuan, apabila salah
hendak dicapai tidak akan terpenuhi atau setidak-tidaknya sistem yang telah
terwujud akan mendapat gangguan [3].
Prof. Prajudi mengatakan bahwa pengertian sistem yaitu suatu jaringan
dari prosedur-prosedur yang berhubungan satu sama lain menurut skema atau pola
yang bulat untuk menggerakkan suatu fungsi yang utama dari suatu usaha atau
urusan [4].
Maka kesimpulan dari beberapa pengertian diatas yaitu sistem adalah
suatu rangkaian yang saling terhubung antara beberapa bagian sampai pada bagian
yang terkecil, bila suatu bagian atau sub bagian tersebut terganggu, maka
bagian-bagian yang lain juga akan ikut terganggu.
2.6 Pengertian Learning Management System (LMS)
Menurut Wikipedia dan Riyadi (2010) Learning Management System
(LMS) merupakan :
a. Perangkat untuk membuat materi pembelajaran online (berbasis web)
b. Spesifik untuk kegiatan pembelajaran (edukasi)
c. Mengelola kegiatan pembelajaran serta hasil-hasilnya
d. Memungkinkan untuk track, dokumentasi dan melaporkan aktivitas
training hasil pegawai
e. Memfasilitasi interaksi, komunikasi, kerjasama antar guru dan siswa.
f. Secara umum biasa digunakan sebagai pembelajaran di perusahaan /
pendidikan tinggi.
Maka dapat disimpulkan bahwa LMS merupakan perangkat yang
digunakan sebagai media pembelajaran untuk memudahkan interaksi antara guru
dan siswa dalam proses belajar mengajar. Berikut merupakan beberapa contoh
LMS yang sudah ada.
Moodle [3]
2.6.1
Moodle (http://moodle.org) adalah aplikasi web gratis bagi pendidik dan
mungkin salah satu LMS gratis yang paling populer di pasaran pada saat ini.
Moodle adalah perangkat lunak LMS open source sehingga terus-menerus
ketiga untuk menyesuaikan platform-nya agar sesuai dengan kebutuhan Anda.
Gratis bukan berarti Anda tidak perlu mengeluarkan uang, namun Anda patut
mencobanya. Mungkin saja fitur yang sudah langsung tersedia cocok dengan
kebutuhan Anda [6].
Karena Moodle adalah pemain besar open source dalam ranah LMS,
Moodle didukung oleh komunitas yang besar dan aktif dengan ribuan plugin dan
pilihan untuk menyesuaikannya dengan spesifikasi yang tepat bagi Anda. Selain
itu, terdapat banyak dokumentasi online tentang Moodle untuk membantu Anda
serta banyak kursus langsung pakai yang dapat Anda gunakan daripada membuat
konten Anda sendiri. Akan tetapi, semua ada biayanya, dan Moodle sering dikritik
karena terlalu rumit dan sulit dipelajari oleh orang awam. Kekurangan lainnya
adalah sistem pelaporan yang tidak lengkap dan tidak ada cara mudah untuk
mengelola kelompok peserta didik [6].
Berikut ini beberapa aktivitas pembelajaran yang didukung oleh Moodle
adalah sebagai berikut [5]: a. Assignment
Fasilitas ini digunakan untuk memberikan penugasan kepada peserta
pembelajaran secara online. Peserta pembelajaran dapat mengakses materi
tugas dan mengumpulkan hasil tugas mereka dengan mengirimkan file hasil
pekerjaan mereka.
b. Chat
Fasilitas ini digunakan untuk melakukan proses chatting (percakapan online).
Antara pengajar dan peserta pembelajaran dapat melakukan dialog teks secara
online.
c. Forum
Sebuah forum diskusi secara online dapat diciptakan dalam membahas suatu
materi pembelajaran. Antara pengajar dan peserta pembelajaran dapat
membahas topik-topik belajar dalam suatu forum diskusi.
d. Kuis
Dengan fasilitas ini memungkinkan untuk dilakukan ujian ataupun test secara
e. Survey
Fasilitas ini digunakan untuk melakukan jajak pendapat secara online.
Berikut merupakan tampilan dari LMS Moodle.
Gambar 2.2 Moodle [7]
Blackboard CourseSites 2.6.2
Blackboard CourseSites (https://www.coursesites.com). Blackboard
adalah salah satu nama besar dalam dunia pendidikan online. Banyak universitas
besar, organisasi korporat, dan lembaga pemerintah yang menggunakan LMS utama mereka yang disebut “Blackboard Learn”. Namun, mereka telah merilis CourseSites untuk komunitas guru dan akademisi individual. Ini adalah LMS
gratis yang bagus, tapi karena terfokus pada melayani instruktur secara individual,
ada batasan yang ditetapkan (misalnya batas unggah 500MB dan hanya 5 kursus
yang dapat ditambahkan). [6]
CourseSites bukan perangkat lunak open source sehingga terdapat beberapa
berbayar yang ditawarkan oleh Blackboard sehingga mungkin kurang bermanfaat
bagi lembaga dan organisasi [6].
Berikut adalah tampilan dari Blackboard CourseSites :
Gambar 2.3 Blackboard Coursesite [8]
Claroline 2.6.3
Claroline adalah LMS (Learning Management System) 'open source'
berbasis PHP dan MySQL yang pada awalnya dikembangkan oleh UCL
(Universitas Katolik Louvain) di Belgia pada tahun 2001. Proyek LMS yang
dibiayain oleh Yayasan Louvain ini dikembangkan mengikuti pengalaman
pedagogi dan kebutuhan pengajar. Sejak tahun 2004 sampai dengan 2007,
CERDECAM turut memberikan sumbangsih signifikan terhadap pengembangan
Claroline [9].
Dibandingkan LMS populer lain seperti Moodle maupun Dokeos, Claroline
memiliki tampilan yang sederhana dan ukuran file instalasinya pun kecil.
Penggunaannya di Indonesia sudah cukup banyak di sekolah tinggi dan
Berikut adalah tampilan dari Claroline :
Gambar 2.4 Claroline
2.7 Populasi
Menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas :
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya [9].
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia populasi adalah sekelompok
orang, benda, atau hal yang menjadi sumber pengambilan sampel; suatu kumpulan
yang memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian; jumlah
orang atau pribadi yang mempunyai ciri-ciri yang sama [2].
Dari dua definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah
sekelompok orang atau benda yang memiliki karakterikstik atau ciri – ciri yang sama yang menjadi sumber pengambilan sampel.
2.8 Sampel
Menurut Sugiyono sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,
tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sampel adalah sesuatu yang
digunakan untuk menunjukkan sifat suatu kelompok yang lebih besar; bagian
kecil yang mewakili kelompok atau keseluruhan yang lebih besar [2].
Maka dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan bagian terkecil dari
sebuah populasi untuk menunjukkan sifat suatu kelompok yang lebih besar.
Secara statistika dinyatakan bahwa ukuran sampel yang semakin besar
diharapkan akan memberikan hasil yang semakin baik. Dengan sampel yang
besar, mean dan standar deviasi yang diperoleh mempunyai probabilitas yang
tinggi untuk menyerupai mean dan standar deviasi populasi. Hal ini karena jumlah
sampel ada kaitannya dengan pengujian hipotesis statistika. Meskipun sampel
yang besar akan semakin baik, sampel yang kecil bila dipilih secara acak dapat
mencerminkan pula populasi dengan akurat (Hajar, 1996: 147) [10].
Membahas masalah ukuran sampel, maka dapat dikemukakan suatu teorema
tentang variabel tunggal atau univariat, yaitu teorema limit sentral, yang
menyatakan statistik rata-rata mempunyai distribusi normal untuk ukuran sampel
yang mendekati tak berhingga. Akan tetapi dalam praktek, teorema limit sentral
telah dapat diterapkan untuk ukuran sampel minimal 30. Bahkan dinyatakan untuk
ukuran sampel lebih besar dari 20, distribusi normal telah dapat dipakai untuk
mendekati distribusi binomial (Agung, 2006: 83). Ukuran sampel lebih besar
daripada 30 dan lebih kecil daripada 500, cocok dipakai untuk kebanyakan
penelitian. Jika sampel harus dibagi dalam dua kategori seperti lakilaki dan
perempuan, maka diperlukan ukuran sampel minimal 30 untuk setiap kategori
(Agung, 2005: 113) [10].
Menurut Gay, Mills dan Airasian (2009: 133) untuk penelitian metode
deskriptif, minimal 10% populasi, untuk populasi yang relatif kecil minimal 20%,
sedangkan untuk penelitian korelasi diperlukan sampel sebesar 30 responden.
Untuk penelitian eksperimen dan komparatif diperlukan sampel 30 responden
untuk setiap kelompok yang akan dibandingkan [10].
Roscoe dalam buku Reseacrh Methods For Business (1982:253)
memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut
A. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai
dengan 500.
B. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya pria-wanita, pegawai
negeri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal
30.
C. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariative
(korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel
minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel
penelitiannya ada 5 (independen + dependen), maka jumlah anggota
sampel = 10 x 5 = 50.
D. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota
sampel masing-masing antara 10 s/d 20.
2.9 Pengertian Analisis Butir Soal
Analisis butir soal atau analisis item adalah pengkajian
pertanyaan-pertanyaan tes agar diperoleh perangkat pertanyaan-pertanyaan yang memiliki kualitas yang
memadai [3].
2.10 Tujuan Analisis Butir Soal
Tujuan analisis butir soal adalah untuk mengkaji dan menelaah setiap butir
soal agar diperoleh soal yang bermutu sebelum soal digunakan. Analisis butir
soal-soal tes menentukan soal-soal yang baik, kurang baik, dan tidak baik [4].
2.11 Metode Analisis Butir Soal
Pada prinsipnya metode analisis butir soal terdiri dari dua cara yaitu secara
kualitatif dan kuantitatif.
Metode Kualitatif 2.11.1
Pada prinsipnya analisis butir soal secara kualitatif dilaksanakan
berdasarkan kaidah penulisan soal (tes tertulis, perbuatan, dan sikap). Penelaahan
ini biasanya dilakukan sebelum soal digunakan/ diujikan. Aspek yang
dari segi materi, konstruksi, bahasa/budaya, dan kunci jawaban/pedoman
penskorannya. Dalam melakukan penelaahan setiap butir soal, penelaah perlu
mempersiapkan bahan-bahan penunjang seperti kisi-kisi tes, kurikulum yang
digunakan, buku sumber dan kamus bahasa indonesia. [5]
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menganalisis butir soal
secara kualitatif [5]:
1. Teknik moderator merupakan teknik berdiskusi yang di dalamnya terdapat
satu orang sebagai penengah.
2. Teknik panel merupakan suatu teknik menelaah butir soal yang setiap butir
soalnya ditelaah berdasarkan kaidah penulisan butir soal, yaitu ditelaah
dari segi materi, konstruksi, bahasa/budaya, kebenaran kunci
jawaban/pedoman penskorannya yang dilakukan oleh beberapa penelaah.
Adapun kelemahan dari metode kualitatif adalah memerlukan waktu lma
untuk mendiskusikan setiap satu butir soal dan kelebihan dari metode kualitatif
adalah setiap butir soal dapat dituntaskan secara bersama-sama, perbaikannya
seperti apa [12].
Metode Kuantitatif 2.11.2
Metode kuantitatif adalah penelaahan butir soal (tes tertulis, perbuatan,
sikap) setelah soal tersebut digunakan/diujikan. Pendekatan yag digunakan adalah
secara klasik yaitu proses penelaahan butir soal melalui informasi dari jawaban
peserta didik guna meningkatkan mutu butir soal yang bersangkutan dengan
menggunakan teori tes klasik.
Kelebihan analisis butir soal secara klasik adalah dapat dilaksanakan
sehari-hari dengan cepat menggunakan komputer, sederhana, familier, dapat
menggunakan data dari beberapa peserta didik atau sampel, dan dapat
menggunakan data sampel kecil [5].
Kelemahan analisis butir soal secara klasik [12]:
1. Tingkat kemampuan dalam teori klasik adalah “true score”. Jika tes sulit artinya tingkat kemampuan peserta didik mudah. Jika tes mudah artinya
2. Tingkat kesukaran soal didefinisikan sebagai proporsi peserta didik dalam
grup yang menjawab benar soal. Mudah/sulitnya butir soal tergantung
pada kemampuan peserta didik yang dites dan kemampuan tes yang
diberikan.
3. Daya pembeda, reliabilitas, dan validitas soal/tes didefinisikan berdasarkan
grup peserta didik.
Aspek yang perlu diperhatikan dalam analisis butir soal secara klasik
adalah setiap butir soal ditelaah dari segi tingkat kesukaran butir, daya pembeda,
penyebaran jawaban (distraktor), validitas, dan reliabilitas tes .
2.11.2.1 Tingkat Kesukaran (TK)
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal
pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks.
Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi
yang besarnya berkisar 0,00 - 1,00. Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang
diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin mudah soal itu. Suatu soal memiliki
TK= 0,00 artinya bahwa tidak ada siswa yang menjawab benar dan bila memiliki
TK= 1,00 artinya bahwa seluruh siswa dapat menjawab benar [5]. Rumus Tingkat Kesukaran (TK) adalah seperti berikut ini [6]:
(1)
Keterangan :
TK = Tingkat kesukaran soal
= Jumlah nilai jawaban benar tiap soal kelompok atas
= Jumlah nilai jawaban benar tiap soal kelompok bawah N = Jumlah seluruh siswa yang mengerjakan tes.
Interpretasi (penafsiran) terhadap angka indeks kesukaran dapat dilihat
pada Tabel 2.1 :
Tabel 2-1 Interpretasi Tingkat Kesukaran [6]
Tingkat Kesukaran Interpretasi
0.00 ≤ TK ≤ 0.30 Sukar
0.31 ≤ TK ≤ 0.70 Sedang
2.11.2.2Daya Pembeda (DP)
Daya Pembeda adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan
antara siswa yang telah menguasai materi dan siswa yang belum menguasai materi
yang ditanyakan. Manfaat daya pembeda butir soal adalah seperti berikut [5]: a. Untuk meningkatkan mutu setiap butir soal melalui data empiriknya.
Berdasarkan indeks daya pembeda, setiap butir soal dapat diketahui
apakah butir soal itu digunakan, direvisi, atau ditolak.
b. Untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir soal dapat mendeteksi/
membedakan kemampuan siswa, yaitu siswa yang telah memahami atau
belum memahami materi yang diajarkan guru. Apabila suatu butir soal
tidak dapat membedakan kedua kemampuan siswa itu, maka butir soal itu
dapat dicurigai kemungkinannya seperti berikut ini :
1) Kunci jawaban butir soal itu tidak tepat.
2) Butir soal itu memiliki dua atau lebih kunci jawaban yang benar.
3) Kompetensi yang diukur tidak jelas
4) Pengecoh tidak berfungsi
5) Materi yang ditanyakan terlalu sulit, sehingga banyak siswa yang
menebak.
6) Sebagian besar siswa yang memahami materi yang ditanyakan berpikir
ada yang salah informasi dalam butir soalnya.
Semakin tinggi indeks daya pembeda soal berarti semakin mampu soal
yang bersangkutan membedakan siswa yang telah memahami materi dengan siswa
yang belum memahami materi. Indeks daya pembeda berkisar antara -1,00 sampai
dengan +1,00. Semakin tinggi daya pembeda suatu soal, maka semakin kuat/baik
soal itu. Jika daya pembeda negatif (<0) berarti lebih banyak kelompok bawah
menjawab benar soal dibanding dengan kelompok atas. Untuk mengetahui daya
pembeda soal bentuk pilihan ganda adalah dengan menggunakan rumus berikut
(2)
Keterangan :
DP = daya pembeda soal
BA = jumlah jawaban benar pada kelompok atas
BB = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah,
N = jumlah siswa yang mengerjakan tes.
Interpretasi (penafsiran) terhadap angka daya pembeda dapat dilihat pada
tabel di bawah :
Tabel 2-2 Interpretasi Daya Pembeda [6]
Daya Pembeda Interpretasi
DP ≤ 0.20 Soal ditolak/dibuang
0.21 ≤ DP ≤ 0.40 Soal direvisi
DP > 0.41 Soal digunakan
2.11.2.3 Fungsi Dikstraktor (Pengecoh)
Menurut Sudijono pada saat membicarakan tes objektif bentuk multiple
choice item tersebut untuk setiap butir item yang dikeluarkan dalam tes hasil
belajar telah dilengkapi dengan beberapa kemungkinan jawab, atau yang sering
dikenal dengan istilah option atau alternatif. Option atau alternatif itu jumlahnya
berkisar antara 3 sampai dengan 5 buah, dan dari kemungkinan-kemungkinan
jawaban yang terpasang pada setiap butir item itu, salah satu diantaranya adalah
merupakan jawaban betul (kunci jawaban), sedangkan sisanya adalah merupakan
jawaban salah. Jawaban-jawaban salah itulah yang biasa dikenal dengan istilah
distraktor (pengecoh). [5]
Menganalisis fungsi distraktor sering dikenal dengan istilah lain, yaitu
menganalisis pola penyebaran jawaban item. Adapun yang dimaksud dengan pola
penyebaran jawaban item adalah suatu pola yang dapat menggambarkan
bagaimana testee menentukan pilihan jawabnya terhadap
kemungkinan-kemungkinan jawab yang telah dipasangkan pada setiap butir item. Suatu
kemungkinan dapat terjadi, yaitu bahwa dari keseluruhan alternatif yang dipasang
testee menyatakan blangko. Pernyataan blangko ini sering dikenal dengan istilah
omiet dan biasa diberi lambang dengan huruf O. Untuk menghitung fungsi
distraktor dengan menggunakan rumus [5]:
∑ ∑ (3)
Distraktor dinyatakan telah dapat menjalankan fungsinya dengan baik
apabila distraktor tersebut sekurang-kurangnya sudah dipilih oleh 5 % dari seluruh
peserta tes. Sebagai tindak lanjut atas hasil penganalisaan terhadap fungsi
distraktor tersebut maka distraktor yang sudah dapat menjalankan fungsinya
dengan baik dapat dipakai lagi pada tes-tes yang akan datang, sedangkan
distraktor yang belum dapat berfungsi dengan baik sebaiknya diperbaiki atau
diganti dengan distraktor yang lain. [5]
2.11.2.4Validitas Instrumen
Validitas suatu instrumen menunjukkan tingkat ketepatan suatu instrumen
untuk mengukur apa yang harus diukur. Jadi validitas suatu instrumen
berhubungan dengan tingkat akurasi dari suatu alat ukur mengukur apa yang akan
diukur. [7]
Validitas suatu instrumen dapat dikelompokkan menjadi :
1. Validitas teoritik, yaitu validitas yang didasarkan pada pertimbangan para ahli.
Validitas teoritik terdiri dari:
a. Validitas isi / validitas kurikuler (content validity), yaitu ketepatan suatu
istrumen ditinjau dari segi materi yang diujikan (untuk tes) atau ditinjau
dari segi dimensi dan indikator yang ditanyakan (untuk angket).
b. Validitas muka / validitas bentuk soal (pertanyaan/pernyataan) (face
validity), yaitu keabsahan susunan kalimat atau kata-kata dalam
soal/pernyataan/pertanyaan sehingga jelas pengertiannya atau tidak
Dalam menguji validitas teoritik suatu instrument, sebaiknya melibatkan
paling sedikit 3 orang ahli di bidangnya.
2. Validitas kriterium, yaitu validitas yang ditinjau berdasarkan hubungannya
dengan kategori tertentu. Tinggi-rendahnya koefisien validitas tes atau angket
ditentukan berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi. Validitas
kriterium terdiri dari:
a. Validitas banding (validitas bersama atau validitas yang ada sekarang),
yaitu validitas tes yang diperoleh dengan cara menghitung koefisien
korelasi antara nilai-nilai hasil tes yang akan diuji validitasnya dengan
nilai-nilai hasil tes terstandar yang telah mencerminkan kemampuan siswa.
Catatan: Dalam dunia pendidikan, biasanya diasumsikan bahwa nilai
rata-rata ulangan harian sebagai hasil dari tes terstandar.
b. Validitas ramal, yaitu validitas yang berkenaan dengan kemampuan suatu
tes untuk dapat meramalkan keadaan yang akan datang berdasarkan
kondisi yang ada sekarang. Suatu tes seleksi masuk siswa baru haruslah
memiliki tingkat validitas ramal yang tinggi.
Untuk menentukan tingkat validitas kriterium suatu tes dilakukan dengan
menghitung koefisien korelasi antara nilai-nilai hasil tes yang akan diuji
validitasnya dengan nilai-nilai hasil tes yang telah ada dan sudah diketahui
atau diasumsikan memiliki validitas tes yang memadai.
Langkah-langkah Pengujian Validitas Butir Soal Tes
1. Hitung koefisien validitas butir soal nomor 1 (r1) dengan cara menghitung
koefisien korelasi produk momen Pearson antara setiap skor soal nomor 1
dengan skor total yang dimiliki oleh orang yang sama.
∑ ∑ ∑
√ ∑ (∑ ) ∑ (∑ )
(4)
dengan :
rxy adalah koefisien korelasi antara variable X dan variable Y
xi adalah nilai data ke-i untuk kelompok variable X
yi adalah nilai data ke-i untuk kelompok variable Y
Catatan:
1) Korelasi produk momen Pearson mensyaratkan agar data yang
dikorelasikan sekurang-kurangnya berskala interval.
2) Rumus korelasi produk momen Pearson sudah tersedia dalam
Calkulator scientific, MS Excel, Software-software statistic.
3) Tabel r Pearson sudah tersedia pada lambiran buku-buku statistic.
2. Bandingkan nilai koefisien validitas hasil langkah-1 dengan nilai
koefisien korelasi Pearson / tabel Pearson (rtabel) pada taraf signifikansi α
(biasanya dipilih 0,05) dan n = banyaknya data yang sesuai.
Tabel 2-3 Kriteria Validitas [7]
Koefisien Validitas Interpretasi
r1 ≥ rtabel Instrumen valid r1 < rtabel. Instrumen tidak valid
3. Tentukan kategori dari validitas instrument yang mengacu pada
pengklasifikasian validitas yang dikemukakan oleh Guilford (1956, h.145)
adalah sebagai berikut:
Tabel 2-4 Kategori Validitas [7]
Koefisien Validitas Interpretasi
0,80 < rxy ≤ 1,00 validitas sangat tinggi (sangat baik) 0,60 < rxy ≤ 0,80 validitas tinggi (baik)
0,40 < rxy ≤ 0,60 validitas sedang (cukup) 0,20 < rxy ≤ 0,40 validitas rendah (kurang) 0,00 < rxy ≤ 0,20 validitas sangat rendah (jelek)
rxy ≤ 0,00 tidak valid
4. Ulangi langkah (1) sampai dengan (3) untuk menguji validitas butir soal
yang lainnya.
5. Jika ada butir soal yang tidak valid, dilakukan uji validitas instrument
tahap 2 yaitu dengan cara sebagai berikut:
a. Buang setiap soal yang tidak valid.
b. Hitung nilai total yang baru, yaitu hasil penjumlahan skor butir soal
yang valid, selanjutnya disebut skor total baru untuk uji validitas tahap
c. Lakukan pengujian validitas untuk setiap butir soal yang valid hasil uji
validitas tahap pertama dengan skor total seperti langkah (1) sampai
dengan (4) pada uji validitas tahap pertama.
2.11.2.5 Reliabilitas Soal
Reliabilitas merupakan derajat keajegan (consistency) di antara dua buah
hasil pengukuran pada objek yang sama. Definisi ini dapat diilustrasikan dengan
seseorang yang diukur tinggi badannya akan diperoleh hasil yang tidak berubah
walaupun menggunakan alat pengukur yang berbeda dan skala yang berbeda.
Dalam kaitannya dengan dunia pendidikan, prestasi atau kemampuan seorang
siswa dikatakan reliabel jika dilakukan pengukuran, hasil pengukuran akan sama
informasinya, walaupun penguji berbeda, korektornya berbeda atau butir soal
yang berbeda tetapi memiliki karakteristik yang sama. [5]
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam pembuatan alat ukur dalam dunia
pendidikan harus dilakukan secermat mungkin dan disesuaikan dengan
kaidah-kaidah yang telah ditentukan oleh ahli-ahli pengukuran di bidang pendidikan.
Untuk melihat reliabilitas suatu alat ukur, yang berupa suatu indeks reliabilitas,
dapat dilakukan penelaahan secara statistik. Nilai ini biasa dinamakan dengan
koefisien reliabilitas (reliability coefficient).
Untuk menentukan nilai reliabilitas suatu tes (butir soal berbentuk pilihan
ganda dapat digunakan rumus Kuder-Richardson (KR20) [6]:
∑ (5)
Keterangan :
k = banyaknya butir soal
p = proporsi peserta tes yang menjawab benar
q = 1 – p
varians total
Karena nilai varian total belum diketahui maka hitung dengan
√ ∑ ̅ (6)
Keterangan :
varians total x = skor tiap siswa
̅ rata – rata skor
Selanjutnya dalam pemberian interpretasi reliabilitas tes terhadap koefisien
reliabilitas tes umumnya digunakan patokan seperti pada tabel berikut :
Tabel 2-5 Interpretasi Reliabilitas Tes [7]
Koefisien Reliabilitas Tes Interpretasi
0 ≤ r11 ≤ 0.20 Korelasi sangat rendah
0.21 ≤ R ≤ 0.40 Korelasi rendah
0.41 ≤ R ≤ 0.70 Korelasi cukup
0.71 ≤ R 0.90 Korelasi tinggi
0.91 ≤ R ≤ 1.00 Korelasi sangat tinggi
2.12 PHP
Menurut Abdul Kadir, PHP merupakan skrip yang dijalankan di server,
dimana kode yang menyusun program tidak perlu diedarkan ke pemakai sehingga
kerahasiaan kode dapat dilindungi. [11]
Menurut Didik Dwi Prasetyo, PHP merupakan bahasa scripting server-side,
dimana pemrosesan datanya dilakukan pada sisi server. Sederhananya, serverlah
yang akan menerjemahkan skrip program, baru kemudian hasilnya akan dikirim
kepada client yang melakukan permintaan. [12]
Menurut Badiyanto, PHP: Hypertext Preprocessor adalah bahasa skrip yang
dapat ditanamkan atau disisipkan kedalam HTML atau PHP banyak dipakai untuk
membuat situs web dinamis. PHP dapat juga digunakan untuk membangun sebuah
CMS. Sebagian besar sintaks mirip dengan bahasa C, Java, dan Perl, ditambah
beberapa fungsi PHP yang spesifik. Tujuan utama penggunaan bahasa ini adalah
untuk memungkinkan perancang dan menulis halaman web menjadi dinamis
dengan cepat. [13]
Berdasarkan definisi PHP dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa
yang berjalan pada sisi server (server side) sehingga semua kode atau sintaks
program akan dilakukan pada sisi server dan hasilnya akan dikirim kepada klien
melalui browser.
PHP dibuat oleh Resmus Lerdorf pada tahun 1994, pada awalnya tidak
untuk didistribusikan dan hanya digunakan pada homepage pribadinya. Pada
tahun 1995 dikeluarkan versi pertama yang dapat digunakan oleh umum dengan
nama personal Home Page Tools. Ditulis kembali pada pertengahan 1995 dan
diberi nama sebagai PHP/FI Version 2. FI berasal dari paket resmus yang mana
merupakan html interpreter untuk data form. Pada hasil kombinasi tersebut juga
ditambah dukungan terhadap SQL. PHP/FI terus berkembang dan banyak orang
mulai memberikan kontribusi dalam pengembangannya [14].
Pada tahun 1996 PHP/FI diperkirakan telah digunakan 15.000 situs web
didunia, dan pada pertengahan 1997 jumlah ini berkembang melebihi 50.000.
Pada pertengahan 1997 juga terjadi perubahan pada PHP dimana berubah menjadi
proyek yang didukung oleh team yang lebih terorganisasi.Persyaratan ditulis
ulang oleh Zeev Suraski dan Andi Gutmans dan parser baru inilah yang
membentuk basis untuk PHP versi 3. Banyak kode utility dari PHP/FI yang
dimasukan ke PHP dan banyak diantaranya telah selesai ditulis kembali.Sekarang baik PHP /FI telah diikutsertakan dalam sejumlah produk komersial seperti C2‟s
Strong web server dan RedHat Linux. Semua perkiraan yang konservatif
didasarkan dari hasil extrapolasi terhadap angka yang diperoleh dari 150.000 situs
diseluruh dunia. Dan secara perspektif, angka ini lebih besar dibandingkan dengan
server yang menjalankan Netscape’s flagship Enterprise server di internet [14]. 1. Pemisahan Instruksi
Pemisahan instruksi dalam PHP sama dengan pemisahan dalam instruksi
yang digunakan dalam bahasa C atau PERL, yaitu dengan menggunakan
titik koma sebagai penutup setiap statement dan diakhiri dengan tag (?>)
2. Komentar
Untuk menambahkan baris komentar dalam PHP dapat digunakan
beberapa styleyang didukung oleh PHP ini, yaitu komentar „C‟, „C++‟ dan Unix Shell-style.
3. Form
Formulir (form) pada suatu website disediakan untuk diisi oleh user
sehingga memungkinkan untuk bisa berinteraksi dengan pihak penyedia
informasi web.
4. Merancang Form Untuk Dokumen
Form dalam HTML ditandai dengan tag < FROM> dan </FROM>.
Sewaktu kita membuat elemen form, kita perlu menentukan bagaimana
dan kemana data yang diisikan ke dalam form tersebut akan dikirimkan
dari browser ke Web server. Hal ini dilakukan dengan pernyataan action
dan method. action menunjukkan lokasi tempat program CGI yang hendak
dijalankan. method menunjukan bagaimana informasi yang diisikan dalam
form harus dikirimkan ke web server. method yang umum adalah get dan
post.
5. Input
Input adalah elemen form yang mungkin paling banyak dipakai <INPUT>
dibentuk dalam beragam bentuk, yang dapat berupa kotak teks (textbox),
tombol-tombol dan checkbox [14]. a. Text
Dipergunakan untuk menampilkan kotak teks sebagai masukan dari
user. Panjang kotak teks ini dibatasi satu baris saja. Perintah yang dipergunakan adalah <INPUT TYPE=”text”>.
b. Radio
Tombol-tombol akan tampak seperti sebuah lingkaran kosong yang
bilamana dipilih, akan berisi lingkaran lain yang berwarna lain yang
c. Checkbox
Serupa dengan tombol, Checkbox memungkinkan user untuk
memilih sesuatu pilihan dari beberapa pilihan yang tersedia, bedanya
Checkbox mengijinkan user memilih lebih dari satu pilihan. Perintah yang digunakan adalah <INPUT TYPE=”Checkbox”>.
d. Submit
Pada akhir sebuah form, haruslah terdapat suatu tombol yang
dipergunakan untuk mengirimkan data-data yang telah dimasukan
kedalam form. Biasanya tombol ini diberi tulisan “SUBMIT”. Dan ini
adalah perintahnya <INPUT TYPE=”SUBMIT”>.
e. Password
Bentuk input yang lain adalah password, yang sebenarnya adalah
kotak teks biasa namun tidak menampilkan ke layar data yang
dimasukan didalamnya. Contohnya <INPUT TYPE=”PASSWORD”>.
2.13 UML
UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan
grafik atau gambar untuk memvisualisasi, menspesifikasikan, membangun, dan
pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan software berbasis OO
(Object-Oriented).
Menurut Hend, Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa yang
telah menjadi standard untuk visualisasi, menetapkan, membangun dan
mendokumentasikan artifak suatu sistem perangkat lunak.
Menurut Adi Nugroho, Unified Modeling Language (UML) adalah alat
bantu analisis serta perancangan perangkat lunak berbasis objek. [16]
Jadi berdasarkan pernyataan diatas dapat diambil kesimpulan pengertian
UML adalah alat bantu analisis yang bersifat seperti bahasa standar untuk
memvisualisasi, membangun, dan mendokumentasikan suatu sistem perangkat
2.14 MySQL
Menurut Bimo Sunarfrihantono, MySQL merupakan multiuser database
yang menggunakan bahasa Structured Query Language (SQL).
Sedangkan menurut Lukmanul Hakim dan Uus Musalini, MySQL
merupakan salah satu jenis program database server, yaitu sebuah program yang
berfungsi untuk mengolah, menyimpan dan memanipulasi data dari server. [11] Berdasarkan definisi MySQL dari pernyataan diatas dapat disimpulkan
bahwa MySQL adalah sebuah software database yang dijalankan menggunakan
perintah SQL untuk mengolah, menyimpan, dan memanipulasi data sesuai
dengan keinginan pengguna. MySQL merupakan software database yang biasa
35 3.1 Analisis Sistem
Analisis sistem dilakukan untuk menguraikan suatu sistem yang utuh ke
dalam bagian-bagian atau komponen-komponen dengan tujuan untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi masalah, hambatan yang terjadi, serta
kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat memberikan solusi untuk perbaikan
atau pengembangan sistem ke arah yang lebih baik. Analisis sistem ini meliputi
analisis sistem yang sedang berjalan, analisis kebutuhan perangkat keras, analisis
kebutuhan perangkat lunak, analisis pengguna, serta analisis kebutuhan fungsional
sistem.
Analisis Masalah 3.1.1
Dari hasil penelitian pada bulan April 2016 di SMP Tulus Kartika, dapat
diketahui bahwa SMP Tulus Kartika belum memanfaatkan teknologi Learning
Management System (LMS) dalam proses pembelajarannnya namun sudah
menerapkan proses untuk melakukan analisis hasil belajar dan analisis kualitas
soal. Adapun permasalahan yang diharapkan dapat ditangani oleh sistem yaitu :
1) Apabila guru tidak melakukan analisis butir soal maka guru tidak akan
mengetahui kualitas/mutu dari soal yang telah dibuat akibatnya guru
menganggap soal yang dibuat sudah baik/ tidak perlu perbaikan.
2) Apabila guru tidak melakukan analisis hasil belajar maka guru tidak akan
mengetahui perkembangan peserta didik akibatnya guru menganggap siswa
memiliki kemampuan yang sama dalam proses belajar.
Analisis Sistem yang sedang Berjalan 3.1.2
Prosedur merupakan urutan kegiatan yang tepat dari tahapan-tahapan yang
menerangkan mengenai proses apa yang dikerjakan. Adapun prosedur untuk
menganalisis butir soal secara kuantitatif adalah sebagai berikut :
3.1.2.1 Prosedur Analisis Kuantitatif Butir Soal
Adapun prosedur dalam proses analisis butir soal secara kuantitatif adalah
sebagai berikut :
1. Kepala sekolah menugaskan TPK sekolah dan guru/MGMP sekolah
melaksanakan kegiatan analisis butir soal.
2. Kepala sekolah memberikan arahan teknis tentang analisis butir soal
kepada TPK sekolah dan guru/MGMP sekolah, antara lain mencakup:
a. Dasar dan acuan pelaksanaan analisis butir soal
b. Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan analisis butir soal
c. Manfaat analisis butir soal
d. Hasil yang diharapkan dari analisis butir soal
e. Mekanisme pelaksanaan analisis butir soal
f. Unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugasnya dalam pelaksanaan
analisis butir soal
3. TPK sekolah dan MGMP sekolah menyusun rencana kegiatan
sekurang-kurangnya berisi uraian kegiatan, sasaran/hasil, pelaksana, jadwal
pelaksanaan, mencakup kegiatan:
a. Penyusunan rambu-rambu pelaksanaan analisis butir;
b. Penyusunan rambu-rambu pengelolaan bank soal;
c. Pengumpulan bahan analisis butir soal;
d. Pelaksanaan analisis sesuai dengan rambu-rambu;
e. Presentasi dan pembahasan hasil analis butir soal per mata
pelajaran;
f. Menyempurnakaan dan finalisasi soal yang telah dianalis;
g. Melakukan pengelolaan dengan sistem bank soal