PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR, KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF DAN MEMECAHKAN MASALAH PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN DI SMA NEGERI 1 MUARA BATU
KABUPATEN ACEH UTARA
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Biologi
ELSA BUNGA DAYANTI NIM : 8146173005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN
i ABSTRAK
Elsa Bunga Dayanti. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Group Investigation Terhadap Hasil Belajar, Kemampuan Berpikir Kreatif dan Memecahkan Masalah Pada Materi Sistem Pencernaan Makanan di SMA Negeri 1 Muara Batu Kabupaten Aceh Utara. Tesis. Program Pendidikan Biologi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Negeri Medan, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah dan group investigation terhadap: (1) hasil belajar; (2) kemampuan berpikir kreatif; dan (3) kemampuan memecahkan masalah pada siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Muara Batu. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan penelitian pretest-postest control group design. Sampel dipilih menggunakan teknik cluster random sampling dan dibagi menjadi kelas eksperimen dan kontrol. Pada kelas XI IPA3 diterapkan model pembelajaran berbasis masalah, kelas XI IPA1 diterapkan model group investigation, dan kelas XI IPA2 diterapkan model pembelajaran konvensional (kontrol). Soal pilihan ganda digunakan untuk mengukur hasil belajar, sedangkan tes kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah berbentuk soal essay. Teknik analisis data menggunakan Analisis Covarian (Anacova) pada taraf signifikan α = 0,05 dan dilanjutkan dengan uji Tukey dengan bantuan software SPSS 21.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar siswa (F=14,183, P= 0,000). Siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah secara signifikan berbeda dengan siswa yang dibelajarkan dengan model group investigation dan konvensional; (2) Terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa (F=12,030, P= 0,000). Siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah tidak berbeda secara signifikan dengan model group investigation akan tetapi berbeda signifikan dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajara konvensional; dan (3) Terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap kemampuan memecahkan masalah siswa (F= 25,898, P= 0,000). Siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah secara signifikan berbeda dengan siswa yang dibelajarkan dengan model group investigation dan pembelajaran konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis masalah cenderung lebih baik dalam memberikan pengaruh terhadap hasil belajar, kemampuan berpikir kreatif, dan memecahkan masalah siswa.
ii ABSTRACT
Elsa Bunga Dayanti. The Effect of Problem Based Learning and Group Investigation on Student’s Learning Outcomes, Creative Thinking Ability, and Problem Solving Ability in Digestive System at SMA Negeri 1 Muara Batu, Aceh Utara. Thesis. Biology Education Program, Postgraduated School, State University of Medan, 2016.
This study was aimed to determine the effect of problem based learning and group investigation on: (1) learning outcomes; (2) creative thinking ability; and (3) problem solving ability of student in class XI of SMAN 1 Muara Batu. This type of research is a quasi-experimental research with pretest-posttest control group design. Samples were selected using random cluster sampling technique and divided into experimental and control classes. Class XI IPA3 was applied problem-based learning model, class XI IPA1 was applied to the model group investigation, and class XI IPA2 was applied in the conventional learning (control). Multiple choices were used to measure learning outcomes, while tests of creative thinking skills and problem solving in the form of essay questions. Data were analyzed using analysis covariat (Anacova) at significance level α = 0.05 and followed by Tukey's test with SPSS 21.0. The results showed that: (1) There was an effect of learning model to the learning outcomes of students (F = 14.183, P = 0.000). Students who were taught by problem-based learning model was significantly different from those of group investigation and conventional learning model; (2) There was an effect of learning model to students creative thinking abilities (F = 12.030, P = 0.000). Students who were taught by problem-based learning model was not significantly different from the group investigation model but differed significantly with students who were taught by conventional learning model; and (3) There was an effect of learning model to students problem-solving skills (F = 25.898, P = 0.000). Students who were taught by problem-based learning model was significantly different from the students who were taught by model group investigation and conventional model learning. The results showed that problem-based learning tend to do better in giving effect to the study results, creative thnking abilty and problem solving ability.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirabbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Masalah dan Group Investigation Terhadap Hasil Belajar, Kemampuan Berpikir Kreatif, dan Memecahkan Masalah Pada Materi Sistem Pencernaan
Makanan Di SMA Negeri 1 Muara Batu Kabupaten Aceh Utara”. Shalawat dan
salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah umat.
Pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd selaku dosen pembimbing I dan kepada Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan arahan dan bimbingan serta keikhlasan waktu kepada penulis sejak awal penulisan proposal penelitian hingga penyelesaian tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., Ibu Dr. Martina Restuati, M.si., dan Bapak Dr. Mufty Sudibyo, M.Si sebagai dosen narasumber yang telah banyak memberikan saran serta masukan untuk kesempurnaan tesis ini.
Pada proses penyusunan tesis terdapat keterbatasan dan kendala yang harus dilalui, oleh sebab itu dengan adanya bimbingan serta arahan dari beberapa pihak, maka dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapkan terimakasih kepada:
iv
memberikan kasih sayang, perhatian, dan dukungan penuh dalam setiap langkah dalam menyelesaikan perkuliahan dan penulisan tesis ini.
2. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta para Civitas Akademika Program Pascasarjana UNIMED. 3. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd., selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan beserta para Asisiten Direktur.
4. Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., selaku Ketua Prodi Pendidikan Biologi Pascasarjana dan Ibu Dr. Tumiur Gultom, M.Si., selaku sekretaris Prodi Pendidikan Biologi.
5. Ibu Dr. Melva Silitonga, MS., Bapak Drs. Hudson sidabutar, M.Si., dan Bapak Hendro Pranoto, S.Pd, M.Si selaku dosen validator.
6. Bapak dan Ibu dosen serta pegawai yang berada di lingkungan Program Studi Pascsarjana Pendidikan Biologi yang telah banyak memberikan bantuan, motivasi dan ilmu pengetahuan yang bermakna bagi penulis.
7. Ibu Ana sebagai tata usaha Program Studi Pendidikan Biologi yang telah banyak membantu dalam hal pengurusan surat-menyurat di Pascasarjana. 8. Bapak Mustafa, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Muara Batu yang telah
memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah.
v
10. Seluruh rekan-rekan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Medan, terkhusus angkatan XXIV Prodi Biologi Kelas A yang telah bersama-sama menuntut ilmu pengetahuan dan saling bekerjasama untuk meraih kesuksesan. Dengan segala keterbatasan dan kekurangan, penulis berharap tesis ini dapat memberikan sumbangan dan manfaat bagi para pembaca, sehingga dapat memperkaya khasanah penelitian-penelitian sebelumnya, dan dapat memberi inspirasi untuk penelitian lebih lanjut.
Medan, Juli 2016 Penulis,
vi
2.5 Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 16
2.5.1 Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah ... 17
2.5.2 Sintak Pembelajaran Berbasis Masalah ... 18
2.5.3 Kelebihan dan Kelemahan PBM ... 20
2.6 Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation ... 21
2.6.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 21
2.6.2 Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) ... 22
2.6.3 Sintak Pembelajaran Group Investigation ... 23
2.6.4 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Group Investigation ... 25
2.7 Teori Belajar yang Mendukung Pembelajaran Berbasis Masalah dan Group Investigation ... 26
2.8 Pembelajaran Konvensional ... 28
2.9 Perbedaan Pedagogi antara Pembelajaran Berbasis Masalah dan Group Investigation dengan Pembelajaran Konvensional ... 29
2.10 Penelitian yang Relevan ... 31
2.11 Kerangka Berpikir ... 32
2.11.1 Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa ... 32
vii
2.11.3 Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Kemampuan
Memecahkan Masalah Siswa ... 35
2.12. Hipotesis Penelitian ... 37
3.8.3 Tes Kemampuan Memecahkan Masalah ... 46
3.9 Uji Coba Instrumen Penelitian ... 46
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 72
5.2 Implikasi ... 73
5.3 Saran ... 74
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Sintak Pengajaran Berdasarkan Masalah ... 19
Tabel 2.2 Langkah Pengajaran Group Investigation ... 24
Tabel 3.1. Desain Penelitian Pretes-postes Kontrol Group Design ... 39
Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Materi Sistem Pencernaan ... 45
Tabel 3.3. Kisi-kisi Soal Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ... 46
Tabel 3.4. Kriteria Validitas Butir Tes ... 48
Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Kesukaran Butir Soal Tes... 48
Tabel 3.6. Kriteria Indeks Daya Pembeda Suatu Tes ... 49
Tabel 4.1 Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa ... 52
Tabel 4.2 Deskripsi Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ... 54
ix DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Skema Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 43 Gambar 4.1. Grafik Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa yang Belajar
dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), Group Investigation (GI), dan Konvensional
(F = 14,183; P = 0,000) ... 58 Gambar4.2. Grafik Nilai Rata-rata Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
yang Belajarkan dengan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM), Group Investigation (GI), dan Konvensional
(F = 12,030; P = 0,000) ... 59 Gambar 4.3. Grafik Nilai Rata-rata Kemampuan Memecahkan Masalah
Siswa yang Belajarkan dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), Group Investigation (GI), dan Konvensional
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. RPP PBM ... 81
Lampiran 2. RPP GI ... 102
Lampiran 3. RPP Konvensional ... 119
Lampiran 4. LKS PBM ... 131
Lampiran 5. LKS GI ... 143
Lampiran 6. Tes Hasil Belajar ... 156
Lampiran 7. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 166
Lampiran 8. Rubrik Tes Berpikir Kreatif ... 168
Lampiran 9. Tes Kemampuan Memecahkan Masalah ... 170
Lampiran 10. Alternatif Kunci Jawaban Pemecahan Masalah ... 176
Lampiran 11. Validitas Tes Hasil Belajar ... 182
Lampiran 12. Tingkat Kesukaran Soal... 184
Lampiran 13 Daya Beda Butir Soal ... 185
Lampiran 14 Uji Instrumen Soal Hasil Belajar ... 187
Lampiran 15. Data Hasil Penelitian ... 188
Lampiran 16. Deskripsi Data Penelitian ... 191
Lampiran 17. Normalitas Data ... 200
Lampiran 18. Homogenitas Data ... 202
Lampiran 19. Analisis Kovarian (Anakova) Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Group Investigation, dan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Biologi ... 204
Lampiran 20. Analisis Kovarian (Anakova) Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Group Investigation, dan Konvensional Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif ... 206
Lampiran 21. Analisis Kovarian (Anakova) Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Group Investigation, dan Konvensional Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah ... 208
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Lembaga pendidikan adalah salah satu harapan besar bagi negeri ini agar bisa
bangkit dari keterpurukan kualitas pendidikan dalam semua aspek dan jenjang
pendidikan. Kualitas pendidikan tersebut sangat diperlukan untuk mendukung
terciptanya manusia yang cerdas dan terampil (Ristanto, 2010).
Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan
hubungannya dengan alam sekitar (BSNP, 2006). Hal ini berarti pembelajaran sains
bukan hanya sekedar teori saja, melainkan harus melakukan aktivitas, mengetahui
dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan pembelajaran sehingga mampu
membentuk keterampilan yang dapat diaplikasikan pada kehidupan nyata.
Survei dari Trend International Mathematic Science (TIMSS) tahun 2007
melaporkan mengenai nilai rata-rata sains pada domain kognitif yang merupakan
aspek penting dalam kemampuan pemecahan masalah. Indonesia berada pada
peringkat 36 dari 49 negara di dunia. Indonesia memperoleh skor knowing 425,
applying 426, dan reasoning 438. Selanjutnya Survey TIMSS pada tahun 2011,
Indonesia memiliki skor rata kemampuan di bidang sains 406 di bawah skor
rata-rata TIMSS, yaitu 500(IEA, 2011).
Kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah merupakan kemampuan
2
siswa untuk menyebutkan banyak ide dan contoh-contoh serta solusi penyelesaian
yang berhubungan dengan kehidupannya. Hal ini dikarenakan berpikir kreatif
merupakan tahapan bereksplorasi dan elemen penting dalam memecahkan masalah
(Runco, 2004).
Materi Biologi adalah materi yang menekankan pengalaman langsung karena
berhubungan dengan lingkungan. Salah satu materi biologi yang dibahas yaitu
mengenai sistem pencernaan makanan. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak
permasalahan yang berkaitan dengan sistem pencernaan makanan yang tidak disadari
siswa, dikarenakan siswa tidak terbiasa belajar melalui permasalahan-permasalahan.
Dari hasil observasi, ditemukan masih banyak siswa yang tidak paham mengenai
makanan yang dikonsumsi, hal ini dikarenakan siswa tidak mampu menyebutkan
dengan baik zat makanan yang terkandung dalam makanan yang dimakan. Siswa
juga masih suka mengkonsumsi jajanan pedas seperti mie yang ditambahkan banyak
saus ataupun cabai, padahal sebagian dari mereka belum sarapan dan ada yang
mengeluhkan perutnya terasa perih setelah makan. Siswa juga tidak tahu bahwa ada
zat aditif yang ditambahkan pada makanan sehingga tidak baik apabila dikonsumsi
terlalu banyak dan masih memilih-milih jajanan sesuai dengan rasanya tanpa
memperhatikan gizi dan kesehatan.
Permasalahan lainnya yang ditemukan berkaitan dengan materi yaitu masih
adanya siswa yang tidak mampu menyebutkan urutan jalannya makanan yang kita
makan berdasarkan sistem pencernaan makanan bahkan tidak mampu menyebutkan
3
yang mensekresikan enzim tersebut, serta hanya mampu menyebutkan satu atau dua
penyakit saja yang berkaitan dengan sistem pencernaan makanan.
Berdasarkan hasil observasi peneliti tersebut, diketahui bahwa pembelajaran
yang dilaksanakan oleh guru di SMA Negeri 1 Muara Batu, masih dominan
konvensional, artinya pembelajaran masih berpusat kepada guru. Pembelajaran
konvensional ini berbentuk ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Proses diskusi dan
tanya jawab yang terjadi di kelas hanya bersifat teoritis saja dan tidak bersifat
kontekstual. Disisi lain muncul permasalahan lemahnya kemampuan siswa dalam
menggunakan cara berpikirnya untuk menjawab soal berbentuk analisis. Hal ini
dikarenakan guru cenderung menyampaikan informasi dengan cara berceramah di
kelas sedangkan siswa mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru dan meniru apa
yang dicatat oleh gurunya sehingga pengetahuan yang dimiliki siswa terbatas dengan
apa yang diberikan oleh guru. Siswa tidak diajak untuk berpikir secara kreatif dengan
menuangkan ide-idenya sendiri dan memecahkan masalah yang dihadapinya
berkaitan dengan sistem pencernaan.
Pembelajaran konvensional juga mengarahkan siswa untuk mengahafal
sejumlah informasi yang diberikan sehingga siswa sulit menghubungkan konsep satu
dengan konsep lainnya dan sulit memahami konsep. Kondisi tersebut berdampak
pada rendahnya hasil belajar siswa yang terlihat dari nilai rata-rata ujian semester
dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Dari hasil wawancara dengan guru mata
pelajaran biologi SMAN 1 Muara Batu didapatkan informasi bahwa untuk nilai
4
ajaran 2013/2014 = 68, yaitu dibawah nilai KKM nya = 70; dan (3) tahun ajaran
2014/2015 = 72, yaitu dibawah nilai KKM nya = 75.
Kurang bervariasinya model pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas
memposisikan guru sebagai pentransfer pengetahuan. Pembelajaran dalam bentuk
transfer pengetahuan kurang mampu meningkatkan kemampuan berpikir siswa.
Padahal kemampuan berpikir akan muncul apabila selama proses pembelajaran, guru
membangun pola interaksi dan komunikasi yang lebih menekankan pada proses
pembentukan pengetahuan secara aktif.
Guru sebagai salah satu faktor penunjang keberhasilan dalam proses belajar
mengajar memegang peranan penting untuk menjadikan siswa terampil. Salah
satunya guru dapat menggunakan model-model pembelajaran untuk materi yang
diajarkannya. Sudjana (2005) mengemukakan bahwa: “guru menempati kedudukan
sentral, sebab peranannya sangat menentukan”. Oleh karena itu, kualitas guru sangat
menentukan akan hasil pembelajaran yang diharapkan. Penerapan model
pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan memberikan dampak yang baik bagi
perkembangan belajar siswa.
Model pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang diterjemahan
dari kata Problem based learning (PBL). PBM merupakan salah satu model
pembelajaran yang mengorientasikan masalah diawal pembelajaran. Masalah
dijadikan kasus untuk memulai suatu topik pembelajaran. PBM merupakan model
pembelajaran yang sangat baik dalam merubah paradigma pendidikan sains. PBM
menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran sehingga siswa ikut terlibat dalam
5
pengetahuan dan menjadikan siswa lebih terampil dalam proses pembelajaran
(Allchin, 2013)
Dalam penerapannya PBM mengimplementasi masalah yang kontekstual
sehingga memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan pemecahan
masalah disamping memperoleh ilmu pengetahuan dari materi khusus yang
dipelajarinya (Jonassen, 2011). Lebih lanjut Dole et al, (2015) mengemukakan bahwa
PBM mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk belajar lebih dalam, termasuk
penguasaan konten, berpikir kritis dan pemecahan masalah, komunikasi yang efektif,
belajar mandiri, dan pola pikir akademik.
Hasil penelitian Gordon etal dalam Sungur (2006) menemukan bahwa PBM
membantu siswa mengembangkan keterampilan interpersonal, berpikir kritis dan
mencari informasi. Awang dan Ishak (2008) menyatakan bahwa pembelajaran
berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif, karena siswa
diajak untuk berpikir dan menyelesaikan masalah.
Seperti halnnya Pembelajaran Berbasis Masalah, pembelajaran group
investigation (GI) juga merupakan model pembelajaran yang sesuai dengan
paradigma konstruktivis. Siswa mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk
terlibat langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan sampai
cara mempelajari suatu topik. Group Investigation (GI) memberi kebebasan kepada
pembelajar untuk berfikir secara analitis, kritis, kreatif, reflektif dan produktif (Isjoni,
2009). Pada dasarnya model pembelajaran Group Investigation (GI) ini dirancang
6
masalah itu, mengumpulkan data yang relevan, mengembangkan dan menguji
hipotesis (Taniredja et al, 2011).
Dengan kelebihan yang ada dalam PBM dan Group Investigation (GI) maka
perlu diteliti penggunaan kedua model pembelajaran ini pada materi sistem
pencernaan makanan dengan menggunakan permasalahan-permaslahan yang
kontekstual dengan kehidupan siswa sebagai solusi agar siswa lebih aktif dalam
proses belajar sehingga dapat melatih kemampuan berpikir kreatif dan mampu
memecahkan masalah yang diharapkan dapat bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi
beberapa masalah berhubungan dengan pembelajaran biologi disekolah, antara lain:
1. Banyak permasalahan yang berkaitan dengan sistem pencernaan makanan yang
tidak disadari siswa.
2. Siswa tidak terbiasa belajar melalui permasalahan-permasalahan.
3. Masih banyak siswa yang tidak paham mengenai makanan yang dikonsumsi.
4. Pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru masih dominan konvensional
(pembelajaran masih berpusat kepada guru).
5. Proses diskusi dan tanya jawab yang terjadi di kelas hanya bersifat teoritis saja
dan tidak bersifat kontekstual.
6. Lemahnya kemampuan siswa dalam menggunakan cara berpikirnya untuk
7
7. Guru cenderung menyampaikan informasi dengan cara berceramah di kelas
sedangkan siswa mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru dan meniru apa
yang dicatat oleh gurunya.
8. Pengetahuan yang dimiliki siswa terbatas dengan apa yang diberikan oleh guru.
9. Siswa tidak diajak untuk berpikir secara kreatif dengan menuangkan ide-idenya
sendiri dan memecahkan masalah yang dihadapinya berkaitan dengan sistem
pencernaan.
10. Pembelajaran konvensional juga mengarahkan siswa untuk mengahafal sejumlah
informasi yang diberikan oleh guru.
11. Siswa sulit menghubungkan konsep satu dengan konsep lainnya dan sulit
memahami konsep.
12. Masih rendahnya hasil belajar Biologi siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Muara
Batu.
13. Kurang bervariasinya model pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas
memposisikan guru sebagai pentransfer pengetahuan.
14. Pembelajaran dalam bentuk transfer pengetahuan kurang mampu meningkatkan
kemampuan berpikir siswa.
1.3Batasan Masalah
Identifikasi masalah yang telah disebutkan sebelumnya menunjukkan bahwa
adanya permasalahan yang perlu dicari penyelesaiannya maka penelitian ini perlu
dibatasi agar menjadi lebih terfokus pada permasalahan mendasar dan memberikan
8
keterampilan pemecahan masalah. Berkaitan dengan hal tersebut, maka penelitian ini
membatasi permasalahan pada:
1. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan group investigation.
2. Materi pelajaran biologi dalam penelitian ini yaitu materi kelas XI semester II
tentang sistem pencernaan makanan yang meliputi zat-zat makanan, alat-alat
pencernaan makanan, proses pencernaan makanan, penyakit/kelainan pada sistem
pencernaan dan sistem pencernaan makanan pada hewan.
3. Hasil belajar siswa yang diukur berupa kemampuan kognitif pada ranah kognitif
taksonomi Bloom (C1-C6).
4. Kemampuan berpikir kreatif siswa yang diukur dalam penelitian ini
menggunakan petunjuk yang diberikan oleh Munandar (1977).
5. Kemampuan pemecahan masalah siswa yang diukur dalam penelitian ini menurut
Polya (1985) dan Gagne (1992).
1.4Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka rumusan
permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (PBM) dan
group investigation (GI) terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI di SMA
Negeri 1 Muara Batu?
2. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (PBM) dan
group investigation (GI) terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XI di
9
3. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (PBM) dan
group investigation (GI) terhadap kemampuan memecahkan masalah siswa kelas
XI di SMA Negeri 1 Muara Batu?
1.5Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (PBM) dan
group investigation (GI) terhadap hasil belajar biologi siswa SMA Negeri 1
Muara Batu.
2. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis masalah (PBM) dan group
investigation (GI) terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa SMA Negeri 1
Muara Batu.
3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (PBM) dan
group investigation (GI) terhadap kemampuan memecahkan masalah siswa SMA
Negeri 1 Muara Batu.
1.6Manfaat Penelitian
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acauan bagi
guru dan peneliti selanjutnya, yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai
penggunaan model pembelajaran berbasis masalah (PBM) dan group investigation
(GI). Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi guru biologi sebagai
salah satu pertimbangan bagi guru untuk menggunakan model pembelajaran aktif
dalam menyampaikan materi pembelajaran biologi dan meningkatkan keterampilan
72
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan oleh
penelti maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (PBM), group
investigation (GI) dan konvensional terhadap hasil belajar siswa pada materi
sistem pencernaan makanan kelas XI SMA Negeri 1 Muara Batu. Hasil belajar
siswa yang dibelajarkan dengan model PBM menunjukkan nilai rata-rata lebih
tinggi (85,26 ± 6,81) dibandingkan dengan model pembelajaran GI (80,80 ±5,81)
maupun siswa yag dibelajarkan secara konvensional (76,77 ± 5,96).
2. Terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (PBM), group
investigation (GI) dan konvensional terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa
pada materi sistem pencernaan makanan kelas XI SMA Negeri 1 Muara Batu.
Nilai rata-rata siswa yang dibelajarkan dengan model PBM lebih tinggi (82,77 ±
5,30) dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
GI (80,07 ± 4,29), akan tetapi tidak berbeda signifikan secara statistik.
Sedangkan siswa yang dibelajarkan secara konvensional nilai rata-rata lebih
rendah (77,00 ± 4,06).
3. Terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (PBM), group
investigation (GI) dan konvensional terhadap kemampuan memecahkan masalah
73
Batu. Kemampuan memecahkan masalah siswa yang dibelajarkan dengan model
PBM menunjukkan nilai rata-rata lebih tinggi (86,00 ± 4,00) dibandingkan
dengan model pembelajaran GI (81,86 ± 3,85) maupun siswa yag dibelajarkan
secara konvensional (78,93 ± 3,70).
5.2 Implikasi
Berdasarakan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh maka dapat
dikatakan bahwa model pembelajaran berbasis masalah (PBM) adalah model yang
cocok untuk diterapkan pada materi biologi khususnya pokok bahasan sistem
pencernaan makanan. Pembelajaran dengan model PBM dirasa lebih efektif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa, kemampuan berpikir dan kemampuan memecahkan
masalah dibandingkan dengan model group investigation (GI) dan konvensional.
Melalui model PBM, siswa diajak untuk terlibat dalam pembelajarannya secara
mandiri dan juga terbiasa belajar melalui permasalahan-permasalahan sehingga
konsep pengetahuan yang ditemukannya jadi lebih bermakna. Dengan demikian
pembelajaran berbasis masalah akan memberikan dampak yang baik bagi siswa
dalam menyelesaikan permasalahan dikarenakan PBM menuntun siswa untuk
menyelesaikan permasalahan melalui langkah-langkah kegiatan ilmiah dimulai dari
mengidentifikasi permasalahan, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis hingga
mencari jawaban dari berbagai referensi. Jika hal ini dapat diterapkan dengan baik
maka akan membawa dampak yang positif terhadap perkembangan siswa tidak hanya
74
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak lanjut
dari permasalahan ini disarankan beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari
pihak yang berkepentingan terhadap penggunaan model pembelajaran. Adapun
sarannya adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru biologi diharapakan dapat menggunakan model-model pembelajaran
yang aktif dan inovatif seperti model PBM atau GI untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang aktif sehingga siswa termotivasi untuk belajar, namun tidak
pula mengabaikan model konvensional karena model konvensional juga dapat
digunakan dalam pembelajaran dengan cara disisipkan model-model
pembelajaran aktif.
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti pembelajaran dengan
menggunakan model PBM pada materi-materi lain selain sistem pencernaan
makanan dan juga dapat diukur indikator –indikator kemampuan lain selain hasil
belajar, kemampuan berpikir kreatif maupun kemampuan memecahkan masalah.
Bila perlu dapat ditambahkan dengan penggunaan media-media pembelajaran
yang mendukung.
3. Kepada lembaga sekolah, model PBM dapat dijadikan masukan untuk
dikembangkan sebagai model pembelajaran yang efektif untuk diberikan
pelatihan kepada guru-guru sehingga pembelajaran di kelas tidak hanya