• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR, KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN MEMECAHKAN MASALAH PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN DI SMA NEGERI 1 MUARA BATU KABUPATEN ACEH UTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR, KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN MEMECAHKAN MASALAH PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN DI SMA NEGERI 1 MUARA BATU KABUPATEN ACEH UTARA."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR, KEMAMPUAN BERPIKIR

KREATIF DAN MEMECAHKAN MASALAH PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN DI SMA NEGERI 1 MUARA BATU

KABUPATEN ACEH UTARA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Biologi

ELSA BUNGA DAYANTI NIM : 8146173005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN

(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

Elsa Bunga Dayanti. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Group Investigation Terhadap Hasil Belajar, Kemampuan Berpikir Kreatif dan Memecahkan Masalah Pada Materi Sistem Pencernaan Makanan di SMA Negeri 1 Muara Batu Kabupaten Aceh Utara. Tesis. Program Pendidikan Biologi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Negeri Medan, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah dan group investigation terhadap: (1) hasil belajar; (2) kemampuan berpikir kreatif; dan (3) kemampuan memecahkan masalah pada siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Muara Batu. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan penelitian pretest-postest control group design. Sampel dipilih menggunakan teknik cluster random sampling dan dibagi menjadi kelas eksperimen dan kontrol. Pada kelas XI IPA3 diterapkan model pembelajaran berbasis masalah, kelas XI IPA1 diterapkan model group investigation, dan kelas XI IPA2 diterapkan model pembelajaran konvensional (kontrol). Soal pilihan ganda digunakan untuk mengukur hasil belajar, sedangkan tes kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah berbentuk soal essay. Teknik analisis data menggunakan Analisis Covarian (Anacova) pada taraf signifikan α = 0,05 dan dilanjutkan dengan uji Tukey dengan bantuan software SPSS 21.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar siswa (F=14,183, P= 0,000). Siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah secara signifikan berbeda dengan siswa yang dibelajarkan dengan model group investigation dan konvensional; (2) Terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa (F=12,030, P= 0,000). Siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah tidak berbeda secara signifikan dengan model group investigation akan tetapi berbeda signifikan dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajara konvensional; dan (3) Terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap kemampuan memecahkan masalah siswa (F= 25,898, P= 0,000). Siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah secara signifikan berbeda dengan siswa yang dibelajarkan dengan model group investigation dan pembelajaran konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis masalah cenderung lebih baik dalam memberikan pengaruh terhadap hasil belajar, kemampuan berpikir kreatif, dan memecahkan masalah siswa.

(5)

ii ABSTRACT

Elsa Bunga Dayanti. The Effect of Problem Based Learning and Group Investigation on Student’s Learning Outcomes, Creative Thinking Ability, and Problem Solving Ability in Digestive System at SMA Negeri 1 Muara Batu, Aceh Utara. Thesis. Biology Education Program, Postgraduated School, State University of Medan, 2016.

This study was aimed to determine the effect of problem based learning and group investigation on: (1) learning outcomes; (2) creative thinking ability; and (3) problem solving ability of student in class XI of SMAN 1 Muara Batu. This type of research is a quasi-experimental research with pretest-posttest control group design. Samples were selected using random cluster sampling technique and divided into experimental and control classes. Class XI IPA3 was applied problem-based learning model, class XI IPA1 was applied to the model group investigation, and class XI IPA2 was applied in the conventional learning (control). Multiple choices were used to measure learning outcomes, while tests of creative thinking skills and problem solving in the form of essay questions. Data were analyzed using analysis covariat (Anacova) at significance level α = 0.05 and followed by Tukey's test with SPSS 21.0. The results showed that: (1) There was an effect of learning model to the learning outcomes of students (F = 14.183, P = 0.000). Students who were taught by problem-based learning model was significantly different from those of group investigation and conventional learning model; (2) There was an effect of learning model to students creative thinking abilities (F = 12.030, P = 0.000). Students who were taught by problem-based learning model was not significantly different from the group investigation model but differed significantly with students who were taught by conventional learning model; and (3) There was an effect of learning model to students problem-solving skills (F = 25.898, P = 0.000). Students who were taught by problem-based learning model was significantly different from the students who were taught by model group investigation and conventional model learning. The results showed that problem-based learning tend to do better in giving effect to the study results, creative thnking abilty and problem solving ability.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirabbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran

Berbasis Masalah dan Group Investigation Terhadap Hasil Belajar, Kemampuan Berpikir Kreatif, dan Memecahkan Masalah Pada Materi Sistem Pencernaan

Makanan Di SMA Negeri 1 Muara Batu Kabupaten Aceh Utara”. Shalawat dan

salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah umat.

Pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd selaku dosen pembimbing I dan kepada Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan arahan dan bimbingan serta keikhlasan waktu kepada penulis sejak awal penulisan proposal penelitian hingga penyelesaian tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., Ibu Dr. Martina Restuati, M.si., dan Bapak Dr. Mufty Sudibyo, M.Si sebagai dosen narasumber yang telah banyak memberikan saran serta masukan untuk kesempurnaan tesis ini.

Pada proses penyusunan tesis terdapat keterbatasan dan kendala yang harus dilalui, oleh sebab itu dengan adanya bimbingan serta arahan dari beberapa pihak, maka dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapkan terimakasih kepada:

(7)

iv

memberikan kasih sayang, perhatian, dan dukungan penuh dalam setiap langkah dalam menyelesaikan perkuliahan dan penulisan tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta para Civitas Akademika Program Pascasarjana UNIMED. 3. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd., selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan beserta para Asisiten Direktur.

4. Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., selaku Ketua Prodi Pendidikan Biologi Pascasarjana dan Ibu Dr. Tumiur Gultom, M.Si., selaku sekretaris Prodi Pendidikan Biologi.

5. Ibu Dr. Melva Silitonga, MS., Bapak Drs. Hudson sidabutar, M.Si., dan Bapak Hendro Pranoto, S.Pd, M.Si selaku dosen validator.

6. Bapak dan Ibu dosen serta pegawai yang berada di lingkungan Program Studi Pascsarjana Pendidikan Biologi yang telah banyak memberikan bantuan, motivasi dan ilmu pengetahuan yang bermakna bagi penulis.

7. Ibu Ana sebagai tata usaha Program Studi Pendidikan Biologi yang telah banyak membantu dalam hal pengurusan surat-menyurat di Pascasarjana. 8. Bapak Mustafa, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Muara Batu yang telah

memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah.

(8)

v

10. Seluruh rekan-rekan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Medan, terkhusus angkatan XXIV Prodi Biologi Kelas A yang telah bersama-sama menuntut ilmu pengetahuan dan saling bekerjasama untuk meraih kesuksesan. Dengan segala keterbatasan dan kekurangan, penulis berharap tesis ini dapat memberikan sumbangan dan manfaat bagi para pembaca, sehingga dapat memperkaya khasanah penelitian-penelitian sebelumnya, dan dapat memberi inspirasi untuk penelitian lebih lanjut.

Medan, Juli 2016 Penulis,

(9)

vi

2.5 Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 16

2.5.1 Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah ... 17

2.5.2 Sintak Pembelajaran Berbasis Masalah ... 18

2.5.3 Kelebihan dan Kelemahan PBM ... 20

2.6 Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation ... 21

2.6.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 21

2.6.2 Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) ... 22

2.6.3 Sintak Pembelajaran Group Investigation ... 23

2.6.4 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Group Investigation ... 25

2.7 Teori Belajar yang Mendukung Pembelajaran Berbasis Masalah dan Group Investigation ... 26

2.8 Pembelajaran Konvensional ... 28

2.9 Perbedaan Pedagogi antara Pembelajaran Berbasis Masalah dan Group Investigation dengan Pembelajaran Konvensional ... 29

2.10 Penelitian yang Relevan ... 31

2.11 Kerangka Berpikir ... 32

2.11.1 Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa ... 32

(10)

vii

2.11.3 Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Kemampuan

Memecahkan Masalah Siswa ... 35

2.12. Hipotesis Penelitian ... 37

3.8.3 Tes Kemampuan Memecahkan Masalah ... 46

3.9 Uji Coba Instrumen Penelitian ... 46

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 72

5.2 Implikasi ... 73

5.3 Saran ... 74

(11)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Sintak Pengajaran Berdasarkan Masalah ... 19

Tabel 2.2 Langkah Pengajaran Group Investigation ... 24

Tabel 3.1. Desain Penelitian Pretes-postes Kontrol Group Design ... 39

Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Materi Sistem Pencernaan ... 45

Tabel 3.3. Kisi-kisi Soal Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ... 46

Tabel 3.4. Kriteria Validitas Butir Tes ... 48

Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Kesukaran Butir Soal Tes... 48

Tabel 3.6. Kriteria Indeks Daya Pembeda Suatu Tes ... 49

Tabel 4.1 Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa ... 52

Tabel 4.2 Deskripsi Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ... 54

(12)

ix DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Skema Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 43 Gambar 4.1. Grafik Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa yang Belajar

dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), Group Investigation (GI), dan Konvensional

(F = 14,183; P = 0,000) ... 58 Gambar4.2. Grafik Nilai Rata-rata Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

yang Belajarkan dengan Model Pembelajaran Berbasis

Masalah (PBM), Group Investigation (GI), dan Konvensional

(F = 12,030; P = 0,000) ... 59 Gambar 4.3. Grafik Nilai Rata-rata Kemampuan Memecahkan Masalah

Siswa yang Belajarkan dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), Group Investigation (GI), dan Konvensional

(13)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. RPP PBM ... 81

Lampiran 2. RPP GI ... 102

Lampiran 3. RPP Konvensional ... 119

Lampiran 4. LKS PBM ... 131

Lampiran 5. LKS GI ... 143

Lampiran 6. Tes Hasil Belajar ... 156

Lampiran 7. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 166

Lampiran 8. Rubrik Tes Berpikir Kreatif ... 168

Lampiran 9. Tes Kemampuan Memecahkan Masalah ... 170

Lampiran 10. Alternatif Kunci Jawaban Pemecahan Masalah ... 176

Lampiran 11. Validitas Tes Hasil Belajar ... 182

Lampiran 12. Tingkat Kesukaran Soal... 184

Lampiran 13 Daya Beda Butir Soal ... 185

Lampiran 14 Uji Instrumen Soal Hasil Belajar ... 187

Lampiran 15. Data Hasil Penelitian ... 188

Lampiran 16. Deskripsi Data Penelitian ... 191

Lampiran 17. Normalitas Data ... 200

Lampiran 18. Homogenitas Data ... 202

Lampiran 19. Analisis Kovarian (Anakova) Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Group Investigation, dan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Biologi ... 204

Lampiran 20. Analisis Kovarian (Anakova) Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Group Investigation, dan Konvensional Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif ... 206

Lampiran 21. Analisis Kovarian (Anakova) Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Group Investigation, dan Konvensional Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah ... 208

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Lembaga pendidikan adalah salah satu harapan besar bagi negeri ini agar bisa

bangkit dari keterpurukan kualitas pendidikan dalam semua aspek dan jenjang

pendidikan. Kualitas pendidikan tersebut sangat diperlukan untuk mendukung

terciptanya manusia yang cerdas dan terampil (Ristanto, 2010).

Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat

membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan

hubungannya dengan alam sekitar (BSNP, 2006). Hal ini berarti pembelajaran sains

bukan hanya sekedar teori saja, melainkan harus melakukan aktivitas, mengetahui

dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan pembelajaran sehingga mampu

membentuk keterampilan yang dapat diaplikasikan pada kehidupan nyata.

Survei dari Trend International Mathematic Science (TIMSS) tahun 2007

melaporkan mengenai nilai rata-rata sains pada domain kognitif yang merupakan

aspek penting dalam kemampuan pemecahan masalah. Indonesia berada pada

peringkat 36 dari 49 negara di dunia. Indonesia memperoleh skor knowing 425,

applying 426, dan reasoning 438. Selanjutnya Survey TIMSS pada tahun 2011,

Indonesia memiliki skor rata kemampuan di bidang sains 406 di bawah skor

rata-rata TIMSS, yaitu 500(IEA, 2011).

Kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah merupakan kemampuan

(15)

2

siswa untuk menyebutkan banyak ide dan contoh-contoh serta solusi penyelesaian

yang berhubungan dengan kehidupannya. Hal ini dikarenakan berpikir kreatif

merupakan tahapan bereksplorasi dan elemen penting dalam memecahkan masalah

(Runco, 2004).

Materi Biologi adalah materi yang menekankan pengalaman langsung karena

berhubungan dengan lingkungan. Salah satu materi biologi yang dibahas yaitu

mengenai sistem pencernaan makanan. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak

permasalahan yang berkaitan dengan sistem pencernaan makanan yang tidak disadari

siswa, dikarenakan siswa tidak terbiasa belajar melalui permasalahan-permasalahan.

Dari hasil observasi, ditemukan masih banyak siswa yang tidak paham mengenai

makanan yang dikonsumsi, hal ini dikarenakan siswa tidak mampu menyebutkan

dengan baik zat makanan yang terkandung dalam makanan yang dimakan. Siswa

juga masih suka mengkonsumsi jajanan pedas seperti mie yang ditambahkan banyak

saus ataupun cabai, padahal sebagian dari mereka belum sarapan dan ada yang

mengeluhkan perutnya terasa perih setelah makan. Siswa juga tidak tahu bahwa ada

zat aditif yang ditambahkan pada makanan sehingga tidak baik apabila dikonsumsi

terlalu banyak dan masih memilih-milih jajanan sesuai dengan rasanya tanpa

memperhatikan gizi dan kesehatan.

Permasalahan lainnya yang ditemukan berkaitan dengan materi yaitu masih

adanya siswa yang tidak mampu menyebutkan urutan jalannya makanan yang kita

makan berdasarkan sistem pencernaan makanan bahkan tidak mampu menyebutkan

(16)

3

yang mensekresikan enzim tersebut, serta hanya mampu menyebutkan satu atau dua

penyakit saja yang berkaitan dengan sistem pencernaan makanan.

Berdasarkan hasil observasi peneliti tersebut, diketahui bahwa pembelajaran

yang dilaksanakan oleh guru di SMA Negeri 1 Muara Batu, masih dominan

konvensional, artinya pembelajaran masih berpusat kepada guru. Pembelajaran

konvensional ini berbentuk ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Proses diskusi dan

tanya jawab yang terjadi di kelas hanya bersifat teoritis saja dan tidak bersifat

kontekstual. Disisi lain muncul permasalahan lemahnya kemampuan siswa dalam

menggunakan cara berpikirnya untuk menjawab soal berbentuk analisis. Hal ini

dikarenakan guru cenderung menyampaikan informasi dengan cara berceramah di

kelas sedangkan siswa mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru dan meniru apa

yang dicatat oleh gurunya sehingga pengetahuan yang dimiliki siswa terbatas dengan

apa yang diberikan oleh guru. Siswa tidak diajak untuk berpikir secara kreatif dengan

menuangkan ide-idenya sendiri dan memecahkan masalah yang dihadapinya

berkaitan dengan sistem pencernaan.

Pembelajaran konvensional juga mengarahkan siswa untuk mengahafal

sejumlah informasi yang diberikan sehingga siswa sulit menghubungkan konsep satu

dengan konsep lainnya dan sulit memahami konsep. Kondisi tersebut berdampak

pada rendahnya hasil belajar siswa yang terlihat dari nilai rata-rata ujian semester

dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Dari hasil wawancara dengan guru mata

pelajaran biologi SMAN 1 Muara Batu didapatkan informasi bahwa untuk nilai

(17)

4

ajaran 2013/2014 = 68, yaitu dibawah nilai KKM nya = 70; dan (3) tahun ajaran

2014/2015 = 72, yaitu dibawah nilai KKM nya = 75.

Kurang bervariasinya model pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas

memposisikan guru sebagai pentransfer pengetahuan. Pembelajaran dalam bentuk

transfer pengetahuan kurang mampu meningkatkan kemampuan berpikir siswa.

Padahal kemampuan berpikir akan muncul apabila selama proses pembelajaran, guru

membangun pola interaksi dan komunikasi yang lebih menekankan pada proses

pembentukan pengetahuan secara aktif.

Guru sebagai salah satu faktor penunjang keberhasilan dalam proses belajar

mengajar memegang peranan penting untuk menjadikan siswa terampil. Salah

satunya guru dapat menggunakan model-model pembelajaran untuk materi yang

diajarkannya. Sudjana (2005) mengemukakan bahwa: “guru menempati kedudukan

sentral, sebab peranannya sangat menentukan”. Oleh karena itu, kualitas guru sangat

menentukan akan hasil pembelajaran yang diharapkan. Penerapan model

pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan memberikan dampak yang baik bagi

perkembangan belajar siswa.

Model pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang diterjemahan

dari kata Problem based learning (PBL). PBM merupakan salah satu model

pembelajaran yang mengorientasikan masalah diawal pembelajaran. Masalah

dijadikan kasus untuk memulai suatu topik pembelajaran. PBM merupakan model

pembelajaran yang sangat baik dalam merubah paradigma pendidikan sains. PBM

menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran sehingga siswa ikut terlibat dalam

(18)

5

pengetahuan dan menjadikan siswa lebih terampil dalam proses pembelajaran

(Allchin, 2013)

Dalam penerapannya PBM mengimplementasi masalah yang kontekstual

sehingga memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan pemecahan

masalah disamping memperoleh ilmu pengetahuan dari materi khusus yang

dipelajarinya (Jonassen, 2011). Lebih lanjut Dole et al, (2015) mengemukakan bahwa

PBM mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk belajar lebih dalam, termasuk

penguasaan konten, berpikir kritis dan pemecahan masalah, komunikasi yang efektif,

belajar mandiri, dan pola pikir akademik.

Hasil penelitian Gordon etal dalam Sungur (2006) menemukan bahwa PBM

membantu siswa mengembangkan keterampilan interpersonal, berpikir kritis dan

mencari informasi. Awang dan Ishak (2008) menyatakan bahwa pembelajaran

berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif, karena siswa

diajak untuk berpikir dan menyelesaikan masalah.

Seperti halnnya Pembelajaran Berbasis Masalah, pembelajaran group

investigation (GI) juga merupakan model pembelajaran yang sesuai dengan

paradigma konstruktivis. Siswa mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk

terlibat langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan sampai

cara mempelajari suatu topik. Group Investigation (GI) memberi kebebasan kepada

pembelajar untuk berfikir secara analitis, kritis, kreatif, reflektif dan produktif (Isjoni,

2009). Pada dasarnya model pembelajaran Group Investigation (GI) ini dirancang

(19)

6

masalah itu, mengumpulkan data yang relevan, mengembangkan dan menguji

hipotesis (Taniredja et al, 2011).

Dengan kelebihan yang ada dalam PBM dan Group Investigation (GI) maka

perlu diteliti penggunaan kedua model pembelajaran ini pada materi sistem

pencernaan makanan dengan menggunakan permasalahan-permaslahan yang

kontekstual dengan kehidupan siswa sebagai solusi agar siswa lebih aktif dalam

proses belajar sehingga dapat melatih kemampuan berpikir kreatif dan mampu

memecahkan masalah yang diharapkan dapat bermanfaat dalam kehidupan

sehari-hari.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi

beberapa masalah berhubungan dengan pembelajaran biologi disekolah, antara lain:

1. Banyak permasalahan yang berkaitan dengan sistem pencernaan makanan yang

tidak disadari siswa.

2. Siswa tidak terbiasa belajar melalui permasalahan-permasalahan.

3. Masih banyak siswa yang tidak paham mengenai makanan yang dikonsumsi.

4. Pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru masih dominan konvensional

(pembelajaran masih berpusat kepada guru).

5. Proses diskusi dan tanya jawab yang terjadi di kelas hanya bersifat teoritis saja

dan tidak bersifat kontekstual.

6. Lemahnya kemampuan siswa dalam menggunakan cara berpikirnya untuk

(20)

7

7. Guru cenderung menyampaikan informasi dengan cara berceramah di kelas

sedangkan siswa mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru dan meniru apa

yang dicatat oleh gurunya.

8. Pengetahuan yang dimiliki siswa terbatas dengan apa yang diberikan oleh guru.

9. Siswa tidak diajak untuk berpikir secara kreatif dengan menuangkan ide-idenya

sendiri dan memecahkan masalah yang dihadapinya berkaitan dengan sistem

pencernaan.

10. Pembelajaran konvensional juga mengarahkan siswa untuk mengahafal sejumlah

informasi yang diberikan oleh guru.

11. Siswa sulit menghubungkan konsep satu dengan konsep lainnya dan sulit

memahami konsep.

12. Masih rendahnya hasil belajar Biologi siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Muara

Batu.

13. Kurang bervariasinya model pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas

memposisikan guru sebagai pentransfer pengetahuan.

14. Pembelajaran dalam bentuk transfer pengetahuan kurang mampu meningkatkan

kemampuan berpikir siswa.

1.3Batasan Masalah

Identifikasi masalah yang telah disebutkan sebelumnya menunjukkan bahwa

adanya permasalahan yang perlu dicari penyelesaiannya maka penelitian ini perlu

dibatasi agar menjadi lebih terfokus pada permasalahan mendasar dan memberikan

(21)

8

keterampilan pemecahan masalah. Berkaitan dengan hal tersebut, maka penelitian ini

membatasi permasalahan pada:

1. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan group investigation.

2. Materi pelajaran biologi dalam penelitian ini yaitu materi kelas XI semester II

tentang sistem pencernaan makanan yang meliputi zat-zat makanan, alat-alat

pencernaan makanan, proses pencernaan makanan, penyakit/kelainan pada sistem

pencernaan dan sistem pencernaan makanan pada hewan.

3. Hasil belajar siswa yang diukur berupa kemampuan kognitif pada ranah kognitif

taksonomi Bloom (C1-C6).

4. Kemampuan berpikir kreatif siswa yang diukur dalam penelitian ini

menggunakan petunjuk yang diberikan oleh Munandar (1977).

5. Kemampuan pemecahan masalah siswa yang diukur dalam penelitian ini menurut

Polya (1985) dan Gagne (1992).

1.4Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka rumusan

permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (PBM) dan

group investigation (GI) terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI di SMA

Negeri 1 Muara Batu?

2. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (PBM) dan

group investigation (GI) terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XI di

(22)

9

3. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (PBM) dan

group investigation (GI) terhadap kemampuan memecahkan masalah siswa kelas

XI di SMA Negeri 1 Muara Batu?

1.5Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (PBM) dan

group investigation (GI) terhadap hasil belajar biologi siswa SMA Negeri 1

Muara Batu.

2. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis masalah (PBM) dan group

investigation (GI) terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa SMA Negeri 1

Muara Batu.

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (PBM) dan

group investigation (GI) terhadap kemampuan memecahkan masalah siswa SMA

Negeri 1 Muara Batu.

1.6Manfaat Penelitian

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acauan bagi

guru dan peneliti selanjutnya, yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai

penggunaan model pembelajaran berbasis masalah (PBM) dan group investigation

(GI). Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi guru biologi sebagai

salah satu pertimbangan bagi guru untuk menggunakan model pembelajaran aktif

dalam menyampaikan materi pembelajaran biologi dan meningkatkan keterampilan

(23)

72

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan oleh

penelti maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (PBM), group

investigation (GI) dan konvensional terhadap hasil belajar siswa pada materi

sistem pencernaan makanan kelas XI SMA Negeri 1 Muara Batu. Hasil belajar

siswa yang dibelajarkan dengan model PBM menunjukkan nilai rata-rata lebih

tinggi (85,26 ± 6,81) dibandingkan dengan model pembelajaran GI (80,80 ±5,81)

maupun siswa yag dibelajarkan secara konvensional (76,77 ± 5,96).

2. Terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (PBM), group

investigation (GI) dan konvensional terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa

pada materi sistem pencernaan makanan kelas XI SMA Negeri 1 Muara Batu.

Nilai rata-rata siswa yang dibelajarkan dengan model PBM lebih tinggi (82,77 ±

5,30) dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran

GI (80,07 ± 4,29), akan tetapi tidak berbeda signifikan secara statistik.

Sedangkan siswa yang dibelajarkan secara konvensional nilai rata-rata lebih

rendah (77,00 ± 4,06).

3. Terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (PBM), group

investigation (GI) dan konvensional terhadap kemampuan memecahkan masalah

(24)

73

Batu. Kemampuan memecahkan masalah siswa yang dibelajarkan dengan model

PBM menunjukkan nilai rata-rata lebih tinggi (86,00 ± 4,00) dibandingkan

dengan model pembelajaran GI (81,86 ± 3,85) maupun siswa yag dibelajarkan

secara konvensional (78,93 ± 3,70).

5.2 Implikasi

Berdasarakan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh maka dapat

dikatakan bahwa model pembelajaran berbasis masalah (PBM) adalah model yang

cocok untuk diterapkan pada materi biologi khususnya pokok bahasan sistem

pencernaan makanan. Pembelajaran dengan model PBM dirasa lebih efektif dalam

meningkatkan hasil belajar siswa, kemampuan berpikir dan kemampuan memecahkan

masalah dibandingkan dengan model group investigation (GI) dan konvensional.

Melalui model PBM, siswa diajak untuk terlibat dalam pembelajarannya secara

mandiri dan juga terbiasa belajar melalui permasalahan-permasalahan sehingga

konsep pengetahuan yang ditemukannya jadi lebih bermakna. Dengan demikian

pembelajaran berbasis masalah akan memberikan dampak yang baik bagi siswa

dalam menyelesaikan permasalahan dikarenakan PBM menuntun siswa untuk

menyelesaikan permasalahan melalui langkah-langkah kegiatan ilmiah dimulai dari

mengidentifikasi permasalahan, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis hingga

mencari jawaban dari berbagai referensi. Jika hal ini dapat diterapkan dengan baik

maka akan membawa dampak yang positif terhadap perkembangan siswa tidak hanya

(25)

74

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak lanjut

dari permasalahan ini disarankan beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari

pihak yang berkepentingan terhadap penggunaan model pembelajaran. Adapun

sarannya adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru biologi diharapakan dapat menggunakan model-model pembelajaran

yang aktif dan inovatif seperti model PBM atau GI untuk menciptakan suasana

pembelajaran yang aktif sehingga siswa termotivasi untuk belajar, namun tidak

pula mengabaikan model konvensional karena model konvensional juga dapat

digunakan dalam pembelajaran dengan cara disisipkan model-model

pembelajaran aktif.

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti pembelajaran dengan

menggunakan model PBM pada materi-materi lain selain sistem pencernaan

makanan dan juga dapat diukur indikator –indikator kemampuan lain selain hasil

belajar, kemampuan berpikir kreatif maupun kemampuan memecahkan masalah.

Bila perlu dapat ditambahkan dengan penggunaan media-media pembelajaran

yang mendukung.

3. Kepada lembaga sekolah, model PBM dapat dijadikan masukan untuk

dikembangkan sebagai model pembelajaran yang efektif untuk diberikan

pelatihan kepada guru-guru sehingga pembelajaran di kelas tidak hanya

Gambar

Tabel 2.1. Sintak Pengajaran Berdasarkan Masalah .......................................
Gambar 3.1. Skema Prosedur Pelaksanaan Penelitian ....................................

Referensi

Dokumen terkait

dengan judul “ Hubungan antara Aktivitas Kerja Manual Handling dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah pada Perawat di RSUP Haji Adam Malik Medan ”. Penelitian ini

[r]

dengan adanya kebutuhan akan media periklanan yang dapat diakses oleh masyarakat secara luas, serta dapat memberikan informasi produk jasa yang disediakan. P.A

Asosiasi antara PAM dengan Kemampuan Berpikir Kritis Uji Homogenitas Varians Populasi Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Berdasarkan PAM Siswa dan Model

syuf’ah padanya dikarenakan benda tersebut benda yang tidak bisa dibagi, dengan keadaan tersebut kita selaku warga muslim yang sudah mengetahui bahwa persepsi

Analisis Pengaruh Pengetahuan Gizi Siswa SMP Terhadap Keputusan Pembelian Makanan Jajanan Sekolah Di Wilayah Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh karena itu, untuk mengetahui hasil analisis kekuatan konstruksi pelat berpenegar pada setiap variasi profil penegar, penulis melakukan penelitian dengan judul “

Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat diperoleh suatu rumusan masalah yaitu bagaimana membuat suatu alat pembangkit pola video untuk monitor komputer komputer yang