• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KECERDASAN EKOLOGIS BERBASIS KEARIFAN LOKAL PADA SISWA SMA DI DESA JARING HALUS KECAMATAN SICANGGANG DALAM MEMANFAATKAN DAN MELESTARIAKN HUTAN MANGROVE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KECERDASAN EKOLOGIS BERBASIS KEARIFAN LOKAL PADA SISWA SMA DI DESA JARING HALUS KECAMATAN SICANGGANG DALAM MEMANFAATKAN DAN MELESTARIAKN HUTAN MANGROVE."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KECERDASAN EKOLOGIS BERBASIS KEARIFAN LOKAL PADA SISWA SMA DI DESA

JARING HALUS KECAMATAN SICANGGANG DALAM PEMANFAATAN DAN PELESTARIAN

HUTAN MANGROVE

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi persyaratan dalam memperoleh Gelar Magister Pendidikan

pada Program Studi Pendidikan Biologi

OLEH :

DWI QORIANTI NASUTION NIM. 8146173003

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

DWI QORIANTI NASUTION. Analisis Kecerdasan Ekologis Berbasis Kearifan Lokal Pada Siswa SMA Di Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang Dalam Memanfaatkan Dan Melestariakn Hutan Mangrove.

Penelitian ini bertujuan untuk:(1) Mengetahui Tingkat Kecerdasan Ekologis siswa SMA yang berbasis Kearifan Lokal dalam Memanfaatkan Dan Melestarikan Hutan Mnagrove di Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang Kabupeten Langkat;(2) Mengetahui Bioetika yang diajarkan oleh Guru Biologi pada siswa SMA dalam Memanfaatkan Dan Melestarikan Hutan Mangrove di Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat.;(3) Mengetahui Pendidikan Keluarga yang diajarkan orang tua kepada anaknya yang terdapat di Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat;(4) Mengetahui cara siswa mempelajari Kearifan Lokal dalam Memanfaatkan dan Melestarikan Hutan Mangrove di Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat. Pendekatan yang digunakan merupakan penelitian deskriptif non hipotesis menggunakan pendekatan survey (Suvey Method). Sampel penelitian sebanyak 30 orang siswa SMA yang bertempat tinggal di Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat. instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, angket, wawancara dan observasi. Teknik analisi data digunakan adalah analisis deskriptif dengan presentase. Hasil penelitian disimpulkan:(1) Tingkat Kecerdasan Ekologis Siswa SMA Berbasis Kearifan Lokal rata-rata tergolong baik dengan rata-rata skor tingkat kecerdasan ekologis siswa SMA sebesar 22,5%;(2) Kemampuan siswa SMA Terhadap Kecerdasan Ekologis Bioetika Yang Diajarkan Guru rata tergolong baik dengan rata-rata skor kemampuan siswa SMA sebesar 50,7%;(3) Tingkat Pendidikan Keluarga Yang Diajarkan Terhadap Orang Tuanya rata-rata tergolong baik dengan rata-rata skor tingkat pendidikan adalah 35,8%;(4) pengetahuan dalam tingkat kecerdasan ekologis siswa SMA berbasis kearifan lokal rata-rata tergolong baik dengan rata-rata skor pengetahuan siswa SMA

(5)

ABSTRACT

DWI QORIANTI NASUTION. Ecological Intelligence Analysis Based Local Wisdom On High School Students In Rural District of Jaring Halus Utilizing And Preserving of Sicanggang District Langkat In Mangrove Forest. Thesis, Graduate Program of State University of Medan. 2016.

This study aims to : (1) Determine the Level of Intelligence Ecological high school students based Local Wisdom in Utilizing And Preserving Forests Mangrove in the village of Jaring Halus of Sicanggang District Langkat;(2) Knowing Bioethics taught by Biology Teacher on high school students in Utilizing And Preserving mangrove forest in the village of Fine Jaring District of Sicanggang Langkat;(3) Knowing the Family Education taught parents to their children who are in the Village District of Jaring Fine Sicanggang Langka;(4) Knowing how students learn in Utilizing Local Wisdom and Preserving mangrove forest in the village of Fine Jaring District of Sicanggang Langkat . The approach used is a descriptive study non hypotheses using survey approach ( surveying Method). The research sample of 30 high school students who reside in the village of Jaring Fine Sicanggang District of Langkat . instrument used in this study is a test, questionnaire , interview and observation . Data analysis technique used is descriptive analysis with percentages . The final conclusion;(1) Ecological Intelligence Level High School Students Based Local Wisdom on average relatively good with an average score of ecological intelligence level of 22.5 % of high school students;(2) the ability of high school students Against Ecological Intelligence Bioethics Teachers Taught average quite well with the mean the ability of high school students average score of 50.7 %;(3) Family Education Level Taught His parents People Against the average is quite good with an average score of level of education was 35.8 % ;(4) knowledge in ecological intelligence level of high school students based on local wisdom on average relatively good with an average score of knowledge amounting to 25.56 % of high school students.

Key Words: Ecological Intelligence, Local Wisdom, Utilizing and Conserving Mangrove

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul ”Analisis Kecerdasan Ekologis Berbasis Kearifan Lokal Pada Siswa SMA di Desa Jaring Halus Kecamatan

Sicanggang Dalam Memanfaatkan Dan Pelestarikan Hutan Mangrove.” Tesis ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh Gelar Megister Pendidikan pada Program

Studi Pendidikan Biologi Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamny kepada Bapak Drs.Syarifudin M.sc., Ph.D., selaku dosen pembimbing 1 dan kepada Bapak Prof. Dr.rer.nat.

Binari Manurung, M.Si., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan serta waktu kepada penulis sejak awal penulisan proposal penelitian hingga

penyelesaian tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Mufti Sudibyo, Msi., Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., dan Dr. Hasruddin, M.Pd., sebagai dosen narasumber atau penguji yang telah banyak memberikan saran serta masukan untuk

kesempurnaan tesis ini.

Penulis juga menyampaikan ucapan terimah kasih yang sebesar-besarnya dengan

kerendahan haati kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta para pejabat dijajaran Civitas Akademika UNIMED.

2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd., selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta para Asisten Direktur.

(7)

4. Bapak Drs. Puji Prastowo, M.Si., dan Bapak Drs.Rachmat Mulyana, M.Si., sebagai dosen validator instrument

5. Keluarga tercinta Ayahanda Parlindungan Nasution dan Ibunda Juriani S.Pdi serta kakak dan abang yang selalu memberikan do’a dan dukungannya.

6. Ibu Sri Yuana selaku Ibu Angkat yang telah membantu dan memberi motifasi selama perkuliahan di Universitas Negeri Medan UNIMED

7. Tata usaha dan program Studi pendidikan Biologi yang telah banyak membantu

dalam hal pengurusan surat-menyurat di pascasarjana.

8. Bapak Muktamara Laila., selaku kepala desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang

Kabupaten langkat.

9. Mahasiswa Pascasarcana Universitas Negeri Medan terkhusus Prodi Biologi.

Penulis menyadari tesis ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran ini agar tesis ini lebih sempurna lagi. Akhir kata, penulis

mengucapkan terima kasih banyak kepada semua saudara-saudari, semoga Allah SWT membalas kebaikan kita semua serta selalu diberi hidayah demi menggapai cita-cita. Aamiin.

Medan, Mei 2016

(8)

i

1.2. Identifikasi Masalah... 5

1.3. Batasan Masalah ... 6

2.1.1.Ekosistem Mangrove ... 9

2.1.2.Manfaat Mangrove ... 11

2.1.3. Karakteristik dan Vegetasi Mangrove ... 12

2.1.4. Pengertian Hutan Mangrove ……… 14

2.2. Biota Hutan Mangrove ... 16

2.3. Ciri – ciri Fisik Hutan Mangrove ... 17

2.3.1.Air Pasang ... 17

2.4. Kondisi dan Pengetahuan Hutan Mangrove desa Jaring Halus ... 17

2.5. Perlibatan Masyarakat Desa Jaring Halus dalam Pengelolaha Kolaboratif SM LTL (Suaka Margasatwa Langkat Timur Laut) ... 22

2.6. Pengertian Kaearifan Lokal... 24

2.6.1.Kearifan Lokal dalam Pemanfaatan dan Pelestarian dan Pelestarian Sumber Daya Pesisir ... 25

2.6.2.Prinsip – prinsip Kearifan Lokal ... 25

2.7. Konsep Kearifan Lokal ... 26

2.8. Membangun model Pengelolahan Sumber Daya Pesisir Masayarakat ... 27

2.8.1. Pendekatan Subyektif ... 27

2.8.2. Pendekatan Struktural ... 28

2.9. Pendekatan Non Formal ... 28

2.10. Pengertian Kecerdasan Ekologis ... 29

2.10.1. Kecerdasan ekologis di tuangkan dalam bentuk kearifan lokal Berwawasan ekologis ... 33

2.10.2. Kearifan Lokal Dalam Kecerdasan Ekologis ……….. 34

(9)

ii

BAB III. METODE PENELITIAN ...

3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

3.2. Populasi dan Sampel ... 36

3.3.Jenis Penelitian ... 36

3.4. Prosedur Penelitian... 37

3.4.1.Tahap Pra Lapangan ... 37

3.4.2. Tahap Pekerjaan Lapangan ... 38

3.4.3. Tahap Analisis Data ... 38

3.5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 40

3.5.1. Test ... 41

3.5.2. Angket ... 42

3.5.3. Wawancara ... 45

3.5.4. Observasi ……… 46

3.5.3.Cara siswa mempelajari kearifan lokal dalam memanfaatkan Dan melestarikan hutan mangrove di Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat. ... 47

BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 3.1. Deskripsi data tingkat kecerdasan ekologis siswa SMA berbasis kearifan lokal dalam memanfaatkan dan melestarikan dan melestarikan hutan mangrove ………. 48

3.2. Deskripsi data kemampuan siswa SMA terhadap tingkat kecerdasan Ekologis bioetika yang diajarkan guru dalam memanfaatkan dan Melestarikan hutan mangrove ……….. 50

3.3. Deskripsi data tingkat pendidikan keluarga yang diajarkan terhadap Orang tuanya tentang pemanfaatan dan pelestarian hutan mangrove ….. 52

3.4. Deskripsi data observasi terhadap pengetetahuan dalam tingkat Kecerdasan ekologis siswa SMA berbasis kearifan lokal dalam Pemanfaatan dan pelestarian hutan mangrove ………. 53

3.5. Deskripsi keadaan hutan mangrove di Desa Jaring Halus Kecamatan Sicannggang ……….. 55

3.6. Deskripsi adat istiadat yang diajarkan di Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang ……… 57

3.7. Deskripsi keuntungan yang didapat dalam memanfaatkan dan pelestarian hutan mangrove ………. 58

3.8. Deskripsi bagaimana cara melestarikan hutan mangrove ………. 60

3.9. Deskripsi dampak perusakan hutan mangrove ………. 61

3.10. Deskripsi guru mengajarkan hutan mangrove di sekolah ……… 61

3.11. Deskripsi usaha yang dilakukan dalam memanfaatkan hutan dan melestarikan hutan mangrove ……… 63

3.12. Deskripsi kesulitan dan hambatan dalam melestarikan hutan manrove.. 64

3.13. Deskripsi membuat aturan di hutan mangrove dan larangannya ………. 65

(10)

iii

B. Pembahasan ………..

3.15. Deskripsi data tingkat kecerdasan ekologis siswa SMA ……… 68

3.16. Deskripsi data kemampuan siswa SMA terhadap kecerdasan ekologsi … 69 3.17. Deskripsi data tingkat pendidikan keluarga ……… 70

3.18. Deskripsi data observasi terhadap pengetahuan siswa SMA ………….. 70

3.19. Bagaimana cara siswa SMA mempelajari kearifan lokal ……….. 71

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ………. 5.1. Kesimpulan ………. 73

5.2. Implikasi ………. 73

5.3. Saran-saran ……… 74

(11)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.5. Kriteria tingkat kecenderungan ………. 40 Tabel 3.5.1. Kriteria tingkat kesukaran tes dengan Janis skala Likert ... 41 Tabel 3.5.1. Kisi-kisi Intrumen Tes ... 42 Table 3.5.2. Kriteria tingkat kemampuan siswa terhadap kecerdasan

ekologis dengan jenis skla Likert ... 44 Tabel 3.5.2 Kisi – Kisi Angket ... 34 Tabel 3.5.3. Kriteria pemahaman siswa tentang memanfaatkan dan

Melestarikan hutan mangrove ... 45 Tabel 3.5.3. Kisi – kisi Wawancara ... 45 Tabel 3.5.4. Kriteria pengetauan dalam tingkat kecenderungan tingkat

kecerdasasan ekologis siswa SMA berbasis kearifan lokal…… 47 Tabel 4.1. Deskripsi data kecerdasan ekologis siswa SMA berbasis

kearifan lokal dalam memanfaatkan dan melestarikan hutan

mangrove ………. 48 Tabel 4.2. Deskripsi data kemampuan siswa SMA terhadap kecenderungan

ekologis ……… 50

Tabel 4.3. Deskripsi data tingkat pendidikan keluarga ……… 52 Tabel 4.4. Deskripsi data observasi terhadap pengetahuan dalam tingkat

kecerdasan ekologis siswa SMA ……… 54

Tabel 4.5. Deskripsi keadaan hutan mangrove di Desa Jaring Halus ……. 56

Tabel 4.6. Deskripsi adat istiadat yang diajarkan di Desa Jaring Halus …. 57 Tabel 4.7. Deskripsi Keuntungan yang didapat dalam hutan mangrove …. 58

Tabel 4.8. Deskripsi bagaimana melestarikan hutan mangrove ……… 60

Tabel 4.9. Deskripsi dampak dari perusakan hutan mangrove ………. 61 Tabel 4.10. Deskripsi guru mengajarkan hutan mangrove terhadap siswa

SMA di Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang ………….. 62 Tabel 4.11. Deskripsi usaha yang dilakukan dalam memanfaatkan hutan

mangrove ……….. 63

(12)

v

DAFTAR GAMBAR

(13)

vi

LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen tes pengetauan tingkat kecerdasan ekologis siswa SMA berbasis kearifan lokal dalam memanfaatkan dan

melestarikan hutan mangrove……… 77 Lampiran 2. Instrumen Angket ………. 88 Lampiran 3. Instrumen Wawancara pemahaman siswa dalam memanfaatkan Dan pelestarian hutan mangrove ………... 90 Lampiran 4. Instrumen Observasi ………. 92

Lampiran 5. Intrumen Angket untuk orang tua siswa ……….. 95

Lampiran 6. Tabulasi data hasil instrument tes pengetahuan tingkat Kecerdasan ekologis siswa SMA berbasis kearifan lokal

dalam memanfaatkan dan melestarikan hutan mangrove ……… 97 Lampiran 7 Tabulasi data responden instrument angket ………... 98 Lampiran 8. Deskripsi hasil wawancara ……… 100 Lampiran 9. Tabulasi hasil data observasi siswa terhadap pengetahuan dalam tingkat kecerdasan ekologis siswa SMA berbasis kearifan lokal

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Mahluk hidup memiliki hak hidup yang perlu menghargai dan memandang

makhluk hidup lain sebagai bagian dari komunitas hidup. Semua spesies hidup

memiliki hubungan dan saling terkait satu sama lain membentuk komunitas

biotik. Dalam komunitas ini, termasuk manusia berinteraksi dengan unsur – unsur

lingkungan fisik membentuk suatu sistem ekologi yang disebut ekosistem. Di

dalam ekosistem terdapat unsur- unsur biotik dan lingkungan fisik abiotik yang

membentuk fungsi sebagai sistem ekologi akan memberi dampak terhadap fungsi

substansi lain (Cunningham, 2003).

Upaya memenuhi kebutuhan hidup manusia menyebabkan perubahan atas unsur atau komponen- komponen lingkungan hidup beserta sumberdaya alamnya.

Perubahan ini berdampak baik pada kehidupan manusia, baik dampak positif

maupun dampak negatif. Dua faktor tersebut menyebabkan krisis ekologis saat

ini, yaitu pemanfaatan sumberdaya alam yang melampaui kapasitas tumbuhnya,

dan rendahnya kualitas sumber daya manusia yang terlibat dalam pengelolahan

sumberdaya alam dan lingkungan (Revelle, 2006).

Krisis ekologis terkait dengan pandangan manusia terhadap realitas alam,

pandangan ini membentuk perilaku manusia terhadap lingkungannya. Mengatasi

krisis ekologi tidak semata soal teknis, tetapi perlu ditelusuri seluk-beluk dengan

cara spiritual yang dilakukan oleh masyarakatnya. Adanya kesadaran manusia

(15)

2

Sehingga diperlukan kecerdasan ekologis manusia, berupa pemahaman dan

penerjemahan hubungan manusia dengan lingkungannya. Manusia yang cerdas

ekologis menempatan dirinya sebagai kontrol terhadap lingkungan. Kecerdasan

ekologis sebagai kepedulian yang mendalam terhadap lingkungan alam sekitar.

Berkenaan dengan krisis kecerdasan ekologis dan lingkungan hidup tersebut,

beberapa hasil penelitian dan pengalaman empirik menunjukkan bahwa tekanan

terhadap ekosistem hutan mangrove terutama bersumber dari keinginan manusia

untuk mengubah fungsi areal hutan mangrove menjadi kawasan permukiman,

pembukaan dan perluasan areal tambak, meningkatnya permintaan kayu hasil

tebangan hutan mangrove serta kegiatan komersial lainnya. Penebangan mangrove

guna pengembangan areal tambak telah menghilangkan fungsi ekosistem

mangrove, menyebabkan kerusakan habitat dasar dan hilangnya fungsi ekosistem,

dan pada gilirannya mengancam ekosistem lamun, terumbu karang bahkan

permukiman penduduk (Cunningham, 2003).

Wilayah pesisir dan laut merupakan potensi ekonomi Indonesia yang perlu

dikembangkan. Hal ini disebabkan wilayah pesisir dan laut merupakan 63% dari

wilayah territorial Indonesia. Di dalamnya terkandung kekayaan sumberdaya

alam dan jasa lingkungan yang sangat kaya dan beragam, seperti perikanan,

terumbu karang, hutan mangrove, minyak dan gas, bahan tambang dan mineral,

serta kawasan pariwisata (Zulkarnain, 2008).

Pemanfaatan sumber daya pesisir sering kali dilakukan tanpa mementingkan

pelestarian dan keseimbangannya. Keadaan ini menyebabkan sumber daya

pesisir dalam keadaan terancam dan memungkinkan berbagai potensi yang

(16)

3

Oleh karena itu, segala bentuk upaya yang mengganggu keutuhan dan kelestarian

fungsi wilayah pesisir dan laut perlu diminimalkan agar potensinya yang

berlimpah dapat memanfaatkan secara berkelanjutan, sebagai tumpuan harapan

masa depan anak cucu generasi penerus bangsa terutama dalam menghadapi

berbagai tantangan global menuju pembangunan yang lebih maju.

Berbagai macam bentuk pantangan, larangan, tabu, pepatah-petitih dan

berbagai tradisi lainnya tentang penebangan hutan mangrove, perusakan hutan

mangrove yang dapat merusak habitat di sekitar pesisir merupakan pesan yang

penting untuk kelestarian lingkungan khususnya sumber daya pesisir.

Hutan mangrove merupakan sumber bahan organik yang dibutuhkan bagi

hewan atau biota yang hidup di ekosistem mangrove. Kawasan mangrove secara

nyata menjadi penyedia bahan makanan dan energi bagi kehidupan di pantai

tropis, serupa dengan peranan fitoplankton dan berbagai spesies alga di laut

(Irwanto, 2008).

Oleh karena itu, keadaan ekosistem mangrove seharusnya sangat mungkin

dalam keadaan yang baik, tidak menangkap ikan yang berlebihan, atau hanya ikan

yang besar – besar saja yang diambil, ikan yang kecil – kecil dilepas kembali

untuk berkembangbiak, tidak mengkonversi mangrove menjadi tambak ikan,

udang maupun kepiting kecuali, membuat tambak yang berada di tengah – tengah

mangrove yang rimbun, serta tidak boleh menebang kayu mangrove untuk

dijadikan arang untuk dijual.

Dengan terjadinya kerusakan hutan mangrove, dengan penebangan hutan

mangrove di Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat ,

(17)

4

dengan Undang -undang Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014

tentang “Pengelolahan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil “Pasal 1 ayat 19

yang berbunyi “Konservasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil adalah upaya

perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan wilayah pesisir dan pulau kecil serta

ekosistemnya untuk menjamin keberadaan, ketersediaan, dan keseimbangan

sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil dengan tetap memelihara dan

meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman”. Ayat 36 berbunyi “Kearifan

Lokal adalah nilai-nilai yang masih berlaku dalam tata kehidupan masyarakat“

(Satyananda, 2013).

Dewan Perwakilan Rakyat Rebublik Indonesia dan Presiden Republik

Indonesia juga memberi undang – undang tentang Pencegahan dan Pemberantasan

Perusakan Hutan Undang-undang No 18 Tahun 2013 Pasal 1 ayat 7 dan 8 yang

berbunyi “Pencegahan perusahaan hutan adalah segala upaya yang dilakukan

untuk menghilangkan kesempatan terjadinya perusakan hutan, dan ayat 8

berbunyi “Pemberantasan perusahaan hutan adalah segala upaya yang dilakukan

untuk menindak secara hokum terhadap pelaku perusahaan hutan baik langsung

maupun yang terkait lainnya (Republik Indonesia, 2013).

Pada masyarakat yang bertempat tinggal di desa Jaring Halus Kecamatan

Sicanggang Kabupaten langkat dan beberapa sisw-siswi SMA, didapat bahwa

desa tersebut belum memanfaatkan hutan mangrove sebagai sumber daya alam

.dan di desa tersebut memiliki kearifan lokal yang hampir ditinggalkan oleh

masyarakat sekitar, namun masih ada juga kearifan lokal yang masih berjalan.

Diantaranya adalah adanya ritual jamu laut yang sering dilakukan masyarakat 3

(18)

5

SAW atas pemanfaatan dan pelestarian sumber daya pesisir yang mereka dapat

dari pesisir laut dan sebagai adat dan istiadat yang masih berlaku. Kearifan lokal

yang selanjutnya diperbolehkan untuk mengambil satu tanaman mangrove

berdasarkan untuk kebutuhan rumah tangga saja. Contohnya tanaman mangrove

diambil dan digunakan sebagai pacak rumah (tiang rumah). Apabila

masyarakatnya mengambil satu tanaman mangrove maka wajib menanam kembali

bibit tanaman mangrove tersebut.

Dari uraian di atas dinyatakan bahwa kurangmya tingkat kecerdasan ekologis

siswa terhadap etika, dan adat istiadat berbasis kearifan lokal pada siswa SMA

dalam memanfaatan dan melestarian hutan mangrove. Kurangnya kecerdasan

ekologis siswa SMA tentang pengertian kearifan lokal dan nilai-nilai serta aturan

dalam memanfaatkan dan melestariakan hutan mangrove. Sesuai dengan

undang-undang Republik Indonesia Pasal 1 Ayat 36 tentang perubahan wilayah pesisir

dan pulau-pulau kecil yang berbunyi “Kearifan Lokal adalah nilai-nilai yang

masih berlaku dalam tata kehidupan masyarakat“.

1.2. Indentifikasi Masalah

Permasalahan yang diidentifikasi adalah:

1. Kurangnya tingkat kecerdasan siswa SMA tentang pengetahuan kearifan lokal

dan nilai-nilai serta aturan dalam memanfaatkan dan melestariakan hutan

mangrove di Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat.

2. Kurangnya pemahaman siswa SMA terhadap upaya Pelestarian dan

Pemanfaatan sumber daya alam yang berorientasi pada kelestarian alam Hutan

(19)

6

1.3. Batasan Masalah

Mengingat karena cangkupan permasalahan dalam penelitian ini sangat luas,

maka penelitian ini dibatasi pada:

1. Kecerdasan ekologis berbasis Kearifan Lokal pada siswa SMA yang bertempat

tinggal di Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat.

2. Penelitian dibatasi pada upaya memanfaatkan dan melestarikan hutan mangrove

serta pelaksanaan kearifan lokal dalam memanfaatkan dan melestarikan hutan

mangrove pada siswa SMA.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi penelitian, yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini meliputi:

1. Bagaimanakah tingkat kecerdasan ekologis siswa SMA yang berbasis kearifan

lokal dalam memanfaatkan dan melestarikan hutan mangrove di Desa Jaring

Halus Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat?

2. Bioetika yang diajarkan oleh guru biologi pada siswa SMA dalam

memanfaatkan dan melestarikan hutan mangrove di Desa Jaring Halus

Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat

3. Bagaimanakah pendidikan keluarga yang diajarakan orang tua kepada anaknya

yang terdapat pada siswa SMA dalam memanfaatkan dan melestarikan hutan

mangrove di Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat?

4. Bagaimanakah cara siswa SMA mempelajari kearifan lokal dalam

memanfaatkan dan melestarikan hutan mangrove di Desa Jaring Halus

(20)

7

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tingkat kecerdasan ekologis siswa SMA yang berbasis

kearifan lokal dalam memanfaatkan dan melestarikan hutan mangrove di

Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat.

2. Untuk mengetahui bioetika yang diajarkan oleh guru biologi pada siswa SMA

dalam memanfaatkan dan melestarikan hutan mangrove di Desa Jaring Halus

Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat

3. Untuk mengetahui pendidikan keluarga yang diajarakan orang tua kepada

anaknya yang terdapat pada siswa SMA dalam memanfaatkan dan

melestarikan hutan mangrove di Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang

Kabupaten Langkat.

4. Untuk mengetahui cara siswa mempelajari kearifan lokal dalam memanfaatkan

dan melestarikan hutan mangrove di Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang

Kabupaten Langkat.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan pengetahuan bagaimana tingkat kecerdasan ekologis siswa SMA

di Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat yang dapat

digunakan untuk memperoleh informasi atau gambaran mengenai pemanfaatan

(21)

8

b. Sebagai bahan kajian untuk pengembangan ilmu yang berkaitan dengan

masalah memanfaatan dan pelestarian Hutan Mangrove yang berbasis kearifan

lokal di Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang Kabupaten langkat.

2. Manfaat Praktis

Di bawah ini adalah manfaat praktis dari sebagai berikut:

a. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lainnya untuk melakukan inovasi

dalam kecerdasan ekologis dalam pemanfaatkan dan pelestarikan Hutan

Mangrove bagi Siswa SMA yang bertempat tinggal di Desa Jaring Halus

Kecamatan Sicangggang Kabupaten Langkat.

b. Menggali potensi pemanfaatan dan pelestarian Hutan Mangrove di Desa Jaring

(22)

75

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah, G. 2012. Kecerdasan Ekologi. http ://www.academia.edu/ 4950170 / kecerdasan ekologi _ ekologi Diakses pada tanggal 15 Januari 2016: hal: 2 – 6.

Anonim, 2009. Kearifan LOkal Dalam Pengelolahan Sumberdaya Alam. http://www.ymp.or.id /esilo Diakses pada tanggal 9 Novenber 20: hal:5-7. Anwar, C.1996. Pedoman Teknis Penanaman Mangrove. Info Hutan No 65, Puslit

Hutan dan Konservasi Alam. Bogor:68-88.

Arikunto, S. 2013. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.Jakarta:Rineka Cipta:hal:265-272.

Ariyanto. 2014. Kearifan Masyarakat Lokal Dalam Pengelolahan Hutan Di Desa Rano Kecamatan Balaesang Tanjung Kabupaten Donggala. Jurnal Warta Rimba. Diakses pada tanggal 10 November 2015:hal:86-90.

Bengen, D. 2002. Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. IPB: Bogor:82-88.

BBKSDA Sumut. 2006. Perjanjian Kerjasama Pengelolahan SMLTL secara Kolaborasi. Medan:hal:33-40.

Chalpher, Wl. 2013. Local Wisdom in the environment management of a community : Analysis of local know ledge in tha pong village. Thailand. Journal internasional. Diakses pada tanggal 13 Desember 2015:hal:20-23. Cunninganham,W. 2003.Environmental Science. A Global Concern Edition

McGrawhill Book. New York:211-215

Dora, N. 2006.Deskriptip Tentang Jaring Halus. Alumnus Antropologi FISIP USU . Diakses pada tanggal 10 November 2015:hal:30-32.

Ezwardi, I. 2009. Struktur Vegetasi Dan Mintakat Hutan Mangrove Di Kuala Bayeun Kabupaten Aceh Timur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. (online) (http://dydear.multiply.com/journal/item/15/Analisa_Vegetasi. Diakses 10 November 2015:hal :60-88.

Fajarini, U. 2014. Peranan Kearifan Lokal Dalam Pendidikan Karakter.

Universitas Islam Negeri ( UIN). Jakarta. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2015:hal:123-125.

Gunawijaya, J. 2011. Kearifan Lokal tentang Mitigasi Bencana pada masyarakat Baduy. Jurnal Makara. Sosial Humaniora. Diakses pada tanggal 20 Desember 2015:hal:68-69.

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksara:32-35.

Irwanto. 2008. Hutan Mangrove Dan Manfaatnya. www.irwantoshut.com. Diakses 10 November 2015:20-30.

Mulia, S .2001. Hutan tanaman mangrove prospek masa depan kehutanan indonesia.kongres kehutan indonesia. Jakarta:1-9.

Muhaimin. 2015. Membangun Kecerdasan Ekologis. Alfabeta.:Bandung. Hal 93:97.

Mungmachan, R. 2012. Knowledge and local wiadom:community Treasure Uban Ratcha Tand University. Thailand. Journal Internasional. Diakses pada tanggal 13 Desember 2015:hal:175 : 177.

(23)

76

Pemerintah Kabupaten Sicanggang. 2014.Sejarah Desa Jaring Halus:hal :40-45.

Republik Indonesia . 2014.UU Pengetahuan Wilayah Pesisir dan pulau –pulau Kecil http:/// Hukumonlline . com / Pengelolahan Pesisir Laut. pdf:hal : 7-9.

Republik Indonesia .2013.UU Pencegahan Dan Pemberantasan Perusakan Hutan. http:/// Hukumonlline . com / PerusakanHutan. Pdf:hal:10-11. Revelle. 2006. Krisis ekologis.http:///wwwsagaonline.com/indek:5-9.

Sanudin. 2009. Kearifan Lokal Dalam Mengelolah Hutan Mangrove Di Desa Jaring Halus. langkat Sumatera Utara . Diakses pada tanggal 10 November 2015:hal :80-84.

Satyananda, M. 2013. Kearifan Lokal Suku Heleong Di Pulau Semau Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur. Yogyakarta : Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali:hal:41-55.

Singarimbun, M. 1986. Metode Penelitian Survey.Jakarta:LP3ES:3-9.

Soerinegara. 1987. Hutan Mangrove Fungsi dan Manfaatnya. Yogyakarta: Kanisus:22-30.

Susilo, E. 2013. Kajian profil Kearifan Lokal masyarakat Pesisir Pulau Gili Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Diakses pada tanggal 4 November 2015:hal:16-24.

Utina, R. 2012.Kecerdasan ekologis dalam kearifan lokal masyarakat Bajo Desa Toroseaje Provinsi Gorontalo. Jurnal Warta Rimba. Diakses pada tanggal 15 januari 2016:hal:14-19.

Referensi

Dokumen terkait

If we recall the classification of Möbius transformations given in Definition 4.3.2 and take account of Theorem 5.2.1, we see that every conformal isom- etry of the hyperbolic plane

Analisis pengujian ini digunakan untuk menguji kemampuan financial distress, total assets turnover, dan proporsi dewan komisaris independen dalam mempengaruhi

Semua data dibuat perbandingan dan berdasarkan keputusan yang diperolehi antara kaedah total station, ukur aras dan kaedah GPS dilakukan bagi nilai koordinat, ketinggian aras

Penduduk putus sekolah/lulus tidak lanjut, usia 16-40 tahun, dan menganggur Tujuan Program PKW Lembaga Penyelenggara Program PKW Sasaran Program PKW Hasil yang Diharapkan Kerja

To understand what takes place during a conversation, Barnett Pearce and Vernon conversation, Barnett Pearce and Vernon Cronen developed Coordinated Management of Meaning (CMM). •

Penelitian ini menggabungkan penelitian – penelitian sebelumnya yang meneliti pengaruh mekanisme Corporate Governace terhadap manajemen laba, yang dilakukan oleh

Dimensi ini merupakan komponen emosional dari kepemimpinan (Antonakis dalam Northouse, 2013: 181). Pengaruh ideal mendeskripsikan pemimpin yang bertindak sebagai teladan yang

Niken Ayuningrum /222009162/ The Role of Controlling Audit Committee on the Management Performance of Regional Public Hospital (A Study Case at RSUD Sekayu).. The problem of the