• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN VIDEO ON DEMAND (VOD) DENGAN PERLUASAN SUMBER-SUMBER BELAJARBERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN VIDEO ON DEMAND (VOD) DENGAN PERLUASAN SUMBER-SUMBER BELAJARBERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN VIDEO ON DEMAND (VOD) DENGAN PERLUASAN SUMBER-SUMBER BELAJAR BERBASIS TEKNOLOGI

INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

Oleh

WIDI WIRIADIPRAJA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN VIDEO ON DEMAND (VOD) DENGAN PERLUASAN SUMBER-SUMBER BELAJARBERBASIS TEKNOLOGI

INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) Oleh

WIDI WIRIADIPRAJA

Penggunaan video interaktif sebagai media pembelajaran sudah tidak asing lagi, salah satu contohnya adalah Video On Demand (VOD). VOD sebagai suatu pilihan alternatif sumber belajar interaktif yang mampu dimodifikasi sesuai keinginan editor dan keperluan pembelajaran. Video saat ini sudah banyak diunduh atau diakses secara online, bahkan terdapat video pembelajaran yang didesain sangat menarik dan interaktif, tetapi belum seluruhnya

merepresentasikan indikator pembelajaran, walaupun terdapat kekurangan tetapi untuk mendapatkannya tidaklah gratis. Oleh sebab itu perlu dilakukan

pengembangan VOD agar video pembelajaran yang dihasilkan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan mampu merepresentasikan semua materi pembelajaran terlebih mampu memberikan pembelajaran lebih terkait pembelajaran IPA.

(3)

Widi Wiriadipraja

ii dan uji coba produk menurut Suyanto sebagai acuan. Penelitian pengembangan tersebut meliputi analisis kebutuhan program pengembangan, identifikasi

sumberdaya, identifikasi spesifikasi produk, pengembangan produk (Prototipe I), uji internal (Prototipe II), uji eksternal (Prototipe III), dan produksi. Pengujian produk sebagai media pembelajaran dilakukan dengan menggunakan instrumen penilaian desain, isi/materi pembelajaran, kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan multimedia berdasarkan BSNP dan hasil konsultasi, selain itu menggunakan soal post-test yang terdapat dalam SBI.

Hasil uji internal oleh ahli desain dan isi/materi pembelajaran menyatakan bahwa SBI memiliki kualitas layak dan sesuai dengan teori. Hasil uji eksternal oleh pengguna melalui uji satu-satu, multimedia ini memiliki kualitas sangat menarik, sangat mudah digunakan, dan sangat bermanfaat, sedangkan melalui uji kelompok kecil memiliki kualitas sangat menarik, sangat mudah digunakan, dan sangat bermanfaat. Hasil uji eksternal melalui uji lapangan, multimedia ini dinyatakan efektif digunakan sebagai sumber sekaligus media pembelajaran berdasarkan perolehan hasil belajar siswa kelas VIIIF SMP N 1 Kragilan pada semester genap

tahun pelajaran 2012/2013 yaitu sebesar 83,77 % siswa tuntas KKM materi tekanan dengan nilai rata-rata 84,51.

(4)

Widi Wiriadipraja

iii ABSTRACT

THE DEVELOPING VIDEO ON DEMAND (VOD) WITH EXPANSION RESOURCES OF LEARNING BASED ON INFORMATION AND

COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT) By

WIDI WIRIADIPRAJA

The use of interactive video as a medium of learning is familiar, one example is Video On Demand (VOD). VOD as an alternative interactive learning resources that can be modified as desired editor and learning purposes. Video already many downloaded or accessed online, there are even video designed very nteresting and interactive, but not entirely represent indicators of learning, although there is a shortage but to get it is not free. Therefore it is necessary for the development of VOD in order to study the resulting video in accordance with the purpose of learning and teaching materials to represent all first able to provide more relevant science learning.

(5)

Widi Wiriadipraja

iv program development needs analysis, resource identification, identification of product specifications, product development (Prototype II), internal test

(Prototype II), external test (Prototype III), and production. Product testing as a learning media assessment is done by using the instrument design, the content / learning materials, the attractiveness, convenience, and expediency multimedia based BSNP and consultations, in addition to the use of post-test questions contained in the SBI.

Internal test results by expert design and the content / learning materials stated that SBI has decent quality and in accordance with the theory. External test results by the user through the test one-on-one, multimedia has a very attractive quality, very easy to use, and very useful, while the test through a small group has a very attractive quality, very easy to use, and very useful. External test results through field tests, it was declared effective multimedia is used as a source of learning media as well as by the acquisition of student learning outcomes VIIIF grade SMP N 1 Kragilan during the second semester of academic year 2012/2013 is equal to 83.77% of students completed KKM material with a mean pressure average value of 84.51.

(6)

Widi Wiriadipraja

(7)
(8)
(9)
(10)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... xv

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xix

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Pengembangan ... 7

B. Media Pembelajaran... 8

C. Sumber Belajar... 14

D. Video Interaktif ... 17

E. Video On Demand (VOD) ... 19

F. Macromedia Captivate... 20

G. Pinnacle Studio 12 ... 22

H. Konsep Tekanan... 24

III. METODE PENELITIAN A. Penelitian Pengembangan ... 32

(11)

xvi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan ... 44

B. Pembahasan ... 59

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 66

B. Saran... 66

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Transkrip Wawancara ... 71

(12)

xvii

9. Naskah Pengembangan Media Pembelajaran ... 105

10.Kisi-Kisi Penyusunan Instrumen Uji Internal ... 124

11.Kisi-Kisi Penyusunan Instrumen Uji Eksternal ... 128

12.Instrumen Uji Ahli Desain ... 131

13.Instrumen Uji Ahli Materi... 147

14.Instrumen Uji Kemenarikan, Kemudahan, dan Kemanfaatan ... 172

15.Instrumen Uji Satu Lawan ... 175

16.Instrumen Uji Efektivitas ... 178

17.Rangkuman Hasil Uji Kelompok Kecil ... 181

18.Rangkuman Hasil Uji Ahli Desain ... 187

19.Rangkuman Hasil Uji Satu Lawan Satu ... 188

20.Rangkuman Hasil Uji Ahli Materi ... 189

21.Data Hasil Validitas dan Reliabilitas ... 190

(13)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan TIK sudah merambah dalam berbagai aspek kehidupan, tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Contoh media yang merepresentasikannya adalah komputer dan internet. Peran keduanya dapat digunakan dalam

pembelajaran baik jarak jauh atau tatap muka. Selain itu teknologi mampu berperan sebagai media pembelajaran maupun sebagai sumber belajar.

Pemanfaatkan TIK sebagai dasar dalam menciptakan media pembelajaran dan sumber belajar menghasilkan pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik. Peranannya mampu menghadirkan peristiwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) secara langsung. Sumber belajar berbasis TIK mampu menambah

pengetahuan yang belum diperoleh sebelumnya dan meningkatkan

pemahaman yang tidak bisa divisualisasikan. Selain itu penggunaan sumber belajar dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun, sesuai keinginan

penggunanya.

(14)

2 pengemasan video dapat disajikan dengan adanya penambahan animasi dan efek-efek tertentu sehingga terlihat sangat menarik bagi penggunanya.

Salah satu video interaktif adalah VOD. VOD merupakan sistem televisi interaktif, yang memfasilitasi penggunanya untuk mengontrol pilihan program video yang ingin dilihat. Hal tersebut menjadi dasar penggunaan VOD sebagai suatu pilihan sumber belajar interaktif yang mampu

dimodifikasi sesuai keinginan editor dan keperluan pembelajaran. Didukung dengan perluasan sumber belajar dalam bentuk animasi, gambar, dan link ke situs pembelajaran membuat VOD semakin kaya akan sumber belajar.

Melihat perkembangan VOD yang begitu pesat pada dunia pendidikan. Siswa diberikan kemudahan untuk dapat mengunduh video, sehingga mampu belajar secara mandiri. Terkadang video yang diunduh belum sepenuhnya

merepresentasikan materi pembelajaran. Saat ini terdapat banyak video interaktif yang sudah dikemas dalam bentuk CD dengan kualitas gambar yang baik, mampu mereprsentasikan materi pembelajaran secara keseluruhan, memberikan evaluasi pada setiap akhir pembahasan, dan tampilannya menarik, tetapi tidak diperoleh secara gratis.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional. Standar

(15)

3 yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. Pada kompetensi pedagogik guru dituntut untuk memiliki keterampilan untuk dapat mengoprasikan TIK yang dipergunakan untuk melakukan pembelajaran berbasis TIK sehingga mampu menciptakan suatu pembelajaran interaktif dan lebih bermutu. Hal ini pun sejalan dengan kompetensi profesional seorang guru yang mampu mengembangkan diri dengan memanfaatkan TIK.

Hasil penelitian pendahuluan berupa pengamatan dan wawancara di SMP Negeri 1 Kragilan Kabupaten Serang Provinsi Banten, penggunaan VOD sebagai media pembelajaran interaktif belum dilaksanakan. Guru sering menggunakan pembelajaran konvensional atau ceramah yang mengakibatkan kejenuhan pada siswa. Padahal sarana dan prasarana sekolah mendukung adanya pembelajaran dengan menggunakan VOD sebagai media

pembelajaran bagi siswa.

Ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran belum dimaskimalkan secara baik. Salah satunya adalah laboratorium IPA yang jarang digunakan untuk proses pembelajaran. Perpustakaan belum dimaksimalkan fungsinya sebagai alternatif pembelajaran selain kelas. Laboratorium komputer yang sudah terkoneksi internet hanya dipergunakan untuk pembelajaran mata pelajaran TIK. Selain itu keberadaan laptop yang dimiliki semua guru, belum

(16)

4 Kemampuan siswa dalam mengoperasikan komputer sudah sangat baik. Kesimpulan ini didapatkan atas wawancara dengan siswa SMPN 1 Kragilan yaitu Ardi Abdurahman (Kelas VIID) dan Fitri Dewi Ramadhanti (Kelas

VIIIE). Mereka mengharapkan pembelajaran yang lebih bervariasi, terlebih

dengan pesatnya perkembangan teknologi saat ini. Pembelajaran IPA dengan memanfaatkan video, animasi, atau internet sangat mereka harapkan, terlebih minimnya minat siswa untuk membaca membuat media pembelajaran

berbasis TIK sangat efektif.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti telah mengembangkan video interaktif berupa VOD dengan menambahkan animasi, gambar, dan sumber-sumber belajar lainnya di SMPN 1 Kragilan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah diperlukan sumber belajar interaktif berupa VOD dengan perlusan sumber belajar IPA materi tekanan untuk SMP/ Mts Kelas VIII.

C. Tujuan Penelitian

(17)

5 D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah:

1. Memberikan alternatif pemecahan masalah untuk siswa dalam memahami materi IPA yang abstrak.

2. Tersedianya media pembelajaran atau sumber belajar yang bervariasi bagi siswa yang dapat digunakan secara mandiri atau bersama kelompok belajarnya dalam proses pembelajaran.

3. Meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran fisika. 4. Memberikan motivasi bagi guru untuk dapat memanfaat media

pembelajaran berbasis TIK khususnya dalam pemanfaatan VOD dalam proses pembelajaran.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian pengembangan ini dibatasi dengan ruang lingkup:

1. Pengembangan merupakan proses menerjemahkan spesifikasi desain ke dalam suatu wujud fisik tertentu.

2. Pengembangan yang dimaksud adalah pembuatan sumber belajar

interaktif berupa VOD dengan perluasan sumber belajar IPA yang mampu digunakan untuk membelajarkan siswa baik secara terbimbing (adanya guru) ataupun mandiri.

3. Pembuatan dan penyusunan video interaktif ini dengan memanfaatkan program Pinnacle 12 dan Macromedia Captivate.

(18)

6 5. Materi pembelajaran pada penelitian ini adalah tekanan pada kompetensi

(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Pengembangan

Penelitian dan pengembangan merupakan jenis penelitian yang berorientasi pada pengembangan produk. Sugiyono (2010:407) mengemukakan bahwa: Penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and Development adalah metode untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.

Badarudin (2011:1) menyatakan bahwa:

Pengembangan perangkat pembelajaran adalah serangkaian proses atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu perangkat

pembelajaran berdasarkan teori pengembangan yang telah ada.

Gall, Gall, & Borg (2002:571) menuturkan bahwa:

Educational research and development (R & D) is an industry-based development model in which the findings of research are used to design new products and procedures, which then are systematically field-tested, evaluated, and refined until they meet specified criteria of effectiveness, quality, or similar standards.

Beberapa pengertian di atasdapat kita ketahui bahwa penelitian

(20)

8 Menurut Suyanto dan Sartinem (2009: 16), beberapa tahapan yang harus ditempuh dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:

Tujuh prosedur pengembangan produk dan uji produk, yaitu (1) Analisis kebutuhan, (2) Identifikasi sumber daya untuk memenuhi kebutuhan, (3) Identifikasi spesifikasi produk yang diinginkan

pengguna, (4) Pengembangan produk, (5) Uji internal: Uji spesifikasi dan Uji operasionalisasi produk, (6) Uji eksternal: Uji kemanfaatan produk oleh pengguna. (7) Produksi.

Menurut Gall, Gall, & Borg (2002:571) prosedur pengembangan meliputi:

Assess needs to identify goal(s), Conduct instructional analysis, Analyze learners and contexts, Write performance objectives, Develop assessment instruments, Develop instructional strategy, Develop and select instructional materials, Design and conduct formative evaluation of instruction, Revise instruction, Design and conduct formative

summative evaluation.

Berdasarkan dua contoh prosedur penelitian pengembangan tersebut terlihat bahwa serangkaian langkah penelitian dan pengembangan dilakukan secara sistematis dan terurut dalam menganalisis kebutuhan dan sumber daya yang ada, pengguna, materi, spesifikasi produk yang diinginkan, pengembangan produk, uji coba/validasi produk dan revisi hingga pada akhir pengembangan diperoleh suatu produk pendidikan yang baru yang siap dipakai dan

disebarluaskan.

B. Media Pembelajaran

(21)

9 digunakan karena fungsi media sebagai perantara atau pengantar suatu pesan dari si pengirim (sender) kepada si penerima (receiver) pesan. Menurut pendapat para ahli media dan pendidikan. Berikut ini adalah beberapa definisi mengenai media dalam Asyhar (2011: 4):

1) The Associotion for Educotionol Communication on Technology (AECT)

menyatakan bahwa media adalah apa saja yang digunakan untuk menyalurkan informasi.

2) Menurut Suparman media merupakan alat yang digunakan untuk

menyalurkan pesan dan informasi dari pengirim kepada penerima pesan. 3) McLuhan memaknai media sebagai saluran informasi.

Selain pengertian media yang telah diuraikan di atas, Asyhar (2011: 4) menyatakan,

Media memiliki peran yang sangat penting, yaitu suatu sarana atau perangkat yang berfungsi sebagai perantara atau saluran dalam suatu proses komunikasi antara komunikator dan komunikan.

Gambar 2.1 Komponen dalam proses komunikasi menurut Asyhar (2011: 5) Menurut Kempt dalam Asyhar (2011: 5),

Informasi/ Pesan

Penerima Informasi Sumber

Informasi

(22)

10 Pesan yang masih berada pada pikiran (mind) pembicara tidak akan sampai ke penerima pesan apabila tidak dibantu dengan sebuah media perantara. Selain media, pesan akan sampai ke si penerima pesan apabila terjadi proses pengkodean (encoding) pesan tersebut.

Kesimpulan yang diperoleh dari penjelasan di atas adalah pesan yang akan diterima oleh penerima harus dikodekan terlebih dahulu melalui simbol verbal maupun nonverbal. Setelah pesan itu diartikan oleh penerima pesan, barulah penerima pesan memberikan respon (umpan balik) kepada pengirim pesan. Di sinilah terjadi komunikasi efektif.

Gambar 2.2 Proses komunikasi menurut Kempt dalam Asyhar (2011: 5)

Setelah memahami pengertian kata ”media” secara umum, maka pengertian

”media pembelajaran” dapat dipahami dengan mudah, yaitu apa saja yang

digunakan sebagai media dalam pembelajaran.

Berikut ini adalah pengertian media pembelajaran menurut beberapa ahli dalam Asyhar (2011:7), yaitu Gagne yang menyatakan media adalah berbagai komponen pada lingkungan belajar yang membantu pembelajar untuk belajar. Berdasarkan Brigss, media sebagai sarana fisik yang digunakan untuk

(23)

11 mengirim pesan kepada peserta didik sehingga merangsang mereka untuk belajar.Menurut Asyhar (2011: 7)

Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.

Pendapat lain mengenai media pembelajaran menurut Daryanto (2011:5) Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan peserta didik dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pengertian yang lebih mendalam berdasarkan cakupannya menurut Gerlach & Ely dalam Asyhar (2011:7), media pembelajaran memiliki cakupan yang sangat luas, yaitu termasuk manusia, materi atau kajian yang membangun suatu kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Menurut Asyhar (2011:8)

Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dalam pembelajaran, sehingga bentuknya bisa berupa perangkat keras (hardware), seperti komputer, televisi,

projektor, dan perangkat lunak (software) yang digunakan dalam perangkat keras itu.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa (a) media pembelajaran merupakan wadah dari pesan, (b) materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, (c) tujuan yang ingin dicapai adalah proses pembelajaran.

(24)

12 penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Menurut Daryanto (2011:6)media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran. Posisi media pembelajaran sebagai komponen komunikasi ditunjukkan pada gambar sebgai berikut.

Gambar 2.3Posisi media dalam sistem pembelajaran Menurut Daryanto (2011: 6)

Keberagaman dan keunikan proses pembelajaran membuat peneliti harus memilih media dan metode pembelajaran dengan tepat karena sangat

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Disamping itu pengalaman mampu mempengaruhi persepsi siswa, sehingga mempengaruhi hasil belajar.

Menurut Erdgar Dale dalam Susilana dan Riyana (2007: 7), dalam bukunya berjudul “Audio Visual Method in Teaching”, mengelompokkan media

pembelajaran berdasarkan jenjang penglaman yang diperoleh pembelajar. Jenjang pengalaman itu disusun dalam suatu bagan yang dikenal dengan Dale’s Cone of Experiences (Kerucut Pengalaman Dale).

IDE PENGKODEAN MEDIA PENAFSI-

RAN KODE MENGERTI

GANGGUAN

(25)

13

Gambar 2.4Kerucut Pengalaman Dale dalam Susilana dan Riyana (2007: 7)

Media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Adapun dalam kegiatan interaksi antara siswa dan lingkungan, fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Tiga kelebihan kemampuan media menurut Gerlach & Ely dalam Daryanto (2011:7) adalah sebagai berikut.

1. Kemampuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan ini, obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya.

(26)

14 sesuai keperluan. Misalnya, diubah ukurannya, kecepatannya,

warnanya, dan dapat pula diulang-ulang penyajiannya.

3. Kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audiens

yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV atau Radio.

Hambatan-hambatan komunikasi dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut.

1. Verbalisme, artinya siswa dapat menyebutkan kata tetapi tidak mengetahui artinya. Hal ini terjadi karena biasanya guru hanya mengajar dengan penjelasan lisan (ceramah), siswa cenderung hanya menirukan apa yang dikatakan guru.

2. Salah tafsir, artinya dengan istilah atau dengan kata yang sama diartikan berbeda oleh siswa. Hal ini terjadi karena biasanya guru hanya

menjelaskan secara lisan, tanpa menggunakan media pembelajaran yang lain, misalnya gambar, bagan, model, model, dan sebagainya.

3. Perhatian tidak berpusat, hambatan tersebut dapat terjadi karena beberapa hal, antara gangguan fisik, ada hal lain yang lebih menarik dan memengaruhi perhatian siswa, siswa melamun, cara mengajar guru membosankan, cara menyajikan bahan peljaran tanpa bervariasi, serta kurang adanyapengawasan dan bimbingan guru.

4. Tidak terjadi pemahaman, artinya kurang memiliki kebermaknaan logis dan psikologis. Apa yang diamati atau dilihat, dialami secara terpisah. Tidak terjadi proses berfikir yang logis mulai dari kesadaran hingga timbulnya konsep.

C. Sumber Belajar

Sumber belajar memiliki arti yang penting bagi proses pembelajaran. Sumber belajar memiliki makna yang sangat berdekatan dengan media pembelajar. Demikian dekatnya kedua istilah tersebut sulit dibedakan. Sumber belajar bisa dipakai sebagai media belajar dan sebaliknya media pembelajaran dapat pula berfungsi sebagai sumber belajar. Hal yang dapat menemukan

(27)

15 Sumber belajar memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan media pembelajaran. Apabila media pembelajaran kita pahami dalam arti penyalur pesan, maka tidak semua sumberbelajar dapat menjadi media belajar. Namun, sejauh media itu dapat dijadikan sumber pesan dan informasi, maka dia juga bisa dijadikan sebagai sumber belajar.

Macam-macam pengertian sumber belajar, misalnya Degeng dalam Asyhar (2011:8) sumber belajar sebagai semua sumber yang mungkin dapat

digunakan oleh peserta didik agar terjadi prilaku belajar. Defininsi yang diberikan Depdiknas (2008), sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada disekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar. AECT (1997) mengartikan

sumber belajar sebagai orang atau bahan yang digunakan si pembelajar untuk meningkatkan jangkauan dan kualitas pengalaman belajar.

Sumber belajar memilki banyak jenis seperti halnya ditulis dalam buku yang berjudul: Instructional Technologies: The Definition and Domain of the Field

(1994), AECT dalam Daryanto (2011:30) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu:

1. Pesan (Message)

(28)

16

2. Orang (People)

Pada dasarnya, setiap orang dapat berperan sebagai sumber belajar dan bahan pembelajaran karena dari seseorang kita dapat memperoleh informasi dan pengetahuan baru. Secara umum, orang sebagai sumber belajar dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Kelompok orang yang di desain khusus sebagai sumber belajar utama yang di didik secara profesional untuk menjadi pengajar. Tugas utamanya adalah mengajar, memberikan bimbingan dan pelatihan/training, seperti guru, konselor, instruktur, dan

widyaiswara. Termasuk kepala sekolah, laboran, teknisi sumber belajar, pustakawan dan lain-lain.

b. Kelompok orang yang memilikiprofesi selain tenaga yang berada di lingkungan pendidikan dan profesinya tidak terbatas. Misalnya pedagang, politisi, tenaga kesehatan, pertanian, arsitek, psikolog, lawyer, polisi, pengusaha, tokoh masyarakat, pemuka agama, budayawan dan lain-lain.

3. Bahan dan Program

Bahan dan program aplikasi merupakan suatu format yang biasanya digunakan sebagai program pendukung dalam menyimpan pesan-pesan pembelajaran seperti buku paket, buku teks, handbook, modul, program video, audio, film, OHT (over head transparency), program slide, alat peraga dan sebagainya. Program disini yang dimaksudkan ialah berbagai software.

4. Alat (device)

Alat yang dimaksud di sini adalah benda-benda yang berbentuk fisik sering disebut juga dengan perangkat keras (hardware) yang berfungsi sebagai sarana atau alat bantu untuk menyajikan bahan-bahan pada butir 3 di atas. Berbagai macam peralatan ini dapat dijadikan sebagai sumber/bahan pembelajaran. Misalnya, multimedia, projector, slide projector, OHP, film, tape recorder, opaqe projector, dan sebagainya. 5. Metode (Method)

Metode merupakan cara atau langkah-langkah yang digunakan pebelajar (guru) dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada pembelajar (siswa) untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

diharapkan. Beberapa metode pembelajaran yang sering digunakan oleh guru antara lain demonstrasi, diskusi, ekspositori/ceramah,

permainan/simulasi, tanya jawab, sosiodarama, praktikum dan sebagainya.

6. Latar (setting)

Latar atu setting lingkungan adalah situasi dan kondisi lingkunga belajar baik yang berada di dalamsekolah maupun lingkungan yang berada di luar sekolah, dan baik yang sengaja dirancang (by design) maupun yang tidak secara khusus disiapkan, namun dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran (by utilization). Yang termasuk latar atau setting ini ialah pengaturan ruang, pencahayaan, ruang kelas,

(29)

17 sekolah, lapangan sekolah, lingkungan alam sekitar yang dijadikan tempat pembelajaran dan sebgainya. Sumber-sumber belajar di atas, merupakan komponen-komponen yang dapat dimanfaatkan oleh pebelajar dalam proses pembelajaran.

D. Video Interaktif

Menurut Asyhar,(2007:73-74) media video dapat di klasifikasikan sebagai media audio-visual. Media video merupakan rekaman gambar dan suara dalam kaset pita video ke dalam pita magnetik. Rekaman gambar dan suara dalam pita kaset video dapat ditayangkan ke dalam layar televisi dengan menggunakan perangkat keras bernama video tape recorder (VCR). Ia juga mengatakan bahwa media video dapat mengungkapkan objek dan peristiwa seperti keadaan yang sesungguhnya.Perencanaan yang baik dalam meng-gunakan media video akan membuat proses komunikasi (pembelajaran) menjadi efektif.Menurutnya jika dibandingkan dengan film, media video memiliki keunggulan antara lain:

a. Media video mampu dengan cepat menayangkan kembali gambardan suara yang telah direkam ke dalam pesawat TV monitor.

b. Pemakaian media video lebih disukai dari pada media film karena pengoperasian media film lebih rumit. Media film memerlukan ruangan gelap total agar penayangan gambar terlihat sempurna , sedangkan media video tidak memerlukan ruangan yang gelap secara total.

(30)

18 media video adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat di kombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial.

Video adalah teknologi pemrosesan sinyal elektronik mewakilkan gambar bergerak. Aplikasi umum dari sinyal video adalah televisi, tetapi dia dapat juga digunakan dalam aplikasi lain di dalam bidang teknik, saintifik, produksi dan keamanan.

Video merupakan salah satu multimedia interaktif yang mampumembimbing peserta didik untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Peserta didik dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai dengan yang diajarkan dalam video.

Menurut Susilana dan Riyana (2007: 19) videosebagai multimedia interaktif mempunyai karakteristik diantaranya adalah:

a. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu. b. Dapat diulang untuk menambah kejelasan.

c. Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat. d. Mengembangkan pikiran, imajinasi dan pendapat siswa.

e. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistis.

f. Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang.

g. Sangat baik menjelaskan suatu proses dan ketrampilan, mampu menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon yang diharapkan dari siswa.

h. Semua siswa dapat belajar baik yang pandai ataupun yang kurang pandai.

i. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.

j. Penampilan dapat segera dilihat kembali untuk dievaluasi .

(31)

19 pembelajaran, baik untuk pembelajaran yang bersifat massal, individual, maupun berkelompok, karena dapat mengatasi keterbatasan jarak dan waktu, dapat diulang untuk menambah kejelasan, pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat, memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistis,menumbuhkan minat dan motivasi belajar dan video bersifat interaktif membimbing peserta didik untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi yang melibatkan langsung siswa dalam proses

pembelajaran dan siswa memperoleh pengalaman langsung dalam pembelajaranyang sehingga siswa dapat memahami materi pembelajaran telah divisualisasikan.Oleh karena itu video merupakansalah satu media pembelajaran alternatif yang dapat digunakan dalam menjelaskan materi-materi yang abstrak.

E. Video On Demand (VOD)

Videoondemand (VOD) adalah sistem televisi interaktif yang memfasilitasi khalayak untuk mengontrol atau memilih sendiri pilihan program video dan klip yang ingin ditonton. VOD memiliki fungsi seperti video rental, di mana pelanggan dapat memilih program atau tontonan ketika yang ingin

ditayangkan. Penggunaannya yang sangat mudah menjadikan VOD sebagai suatu fasilitas yang sering digunakan dalam pembelajaran interaktif.

(32)

20 menyimpan serta mengunduh program sesuai keinginan. Cara untuk

menikmatinya, khalayak dapat menggunakan set-top box dari video yang sudah diunduh, atau menggunakan komputer, ponsel, dan alat-alat

komunikasi elektronik lainnya yang berkemampuan mengakses konten audio dan visual. Sebagian VOD memberikan pelayanan dengan sistem pembayaran pertayangan.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Video_On_Demand)

F. Macromedia Captivate

Macromedia Captivatemerupakan aplikasi yang diperuntukkan bagi

penggunaan profesional yang dapat dengan mudah membuat demonstrasi intektif serta simulasi dalam berbagai format termasuk Flash (SWF) dan EXE. Kita dapat pula menggunakan aplikasi ini untuk membuat demonstrasi produk online, simulasi software untuk e-learning, atau tutorial online untuk dukungan pemakai, dan Captivate adalah solusi ideal untuk ini.

Captivate memungkinkan kita untuk menambah, memodifikasi keterangan

teks, memberi audio (voice-overs, background music, dan sound effects), video, animasi Flash, animasi text, gambar, hyperlink, kedalam movie yang dibuat. Ukuran file yang kecil serta resolusi yang tinggi membuat simulasi dan demonstrasi yang dibuat dengan Captivate mudah untuk

dipublikasikansecara online atau dibakar ke CD untuk dipakai dalam pelatihan, penjualan, pemasaran, maupun dukungan pemakai.

(33)

21

Gambar 2.5 Tampilan menu awalMacromedia Captivate

G. Pinnacle Studio 12

Pinnacle Studio 12merupakan salah satu program editing video yang sangat populer. Fasilitas yang lengkap serta kemudahan yang ditawarkan, menjadi program ini lebih banyak digunakan oleh para pengolah video, baik oleh para profesional maupun pemula.

Pinacel menyediakan solusi multimedia yang berkualitas untuk segmen bisnis maupun segmen pemula. Baik hardware maupun software mulai dari

(34)

22 Pinnacel juga memiliki solusi video editing untuk professional videographer, educator dan advance prosumer.

Pinnacle memilki 3 proses utama yang perlu dilakukan untuk membuat sebuah film, yaitu Capture, Edit, Make Movie.

Capture adalah kegiatan mengimpor video ke computer kita, Sumber file video yang kita impor tersebut biasa berasal dari video digital atau analog. Video digital contohnya : DV Camcorder, Digital8,Camcoder, HDV Camcorder, dan lain-lain. Video analog seperti VCR atau kamera yang menggunakan media penyimpanan VHS.

Edit adalah kegiatan memanipulasi materi video yang ada untuk di jadikan sebuah film. Sebagai contoh yaitu : mengatur trasisi antar scane, memberi teks, menambah gambar, menambah sound maupun menambahkan sebuah musik latar belakang.

Make Movie adalah proses paling akhir dalam pembuatan film. Proses ini intinya mewujudkan sebuah materi-materi video yang telah anda edit. Film tersebuat dapat dibuat dalam berbagai macam format file, yaitu : VCD, S-VCD, DVD, AVI, MPEG, Real Video, dan Windows Media.

(35)

23

Gambar 2.6 Tampilan menuPinnacle Studio 12

H. Konsep Tekanan

Tekanandalam fisika didefinisikan sebagai gaya yang bekerja padasuatu bidang per satuan luas bidang tersebut. Bidang atau permukaanyang dikenai gaya disebut bidang tekan, sedangkan gaya yang diberikanpada bidang tekanan disebut gaya tekan. Satuan internasional (SI) tekananadalah pascal (Pa). Satuan ini dinamai sesuai dengan nama ilmuwanPrancis, Blaise Pascal. Secara matematis tekanan dapat dinyatakan dalampersamaan berikut.

(1)

A

(36)

24 Keterangan:

P = tekanan (Pa) F = gaya tekan (N)

A = luas bidang tekan (m2)

1. Tekanan Benda Padat

Tekanan yang terjadi pada benda padat merupakan konsep dari hukum pascal yang berlaku pada benda padat, dimana besar tekanan dipengaruhi oleh besarnya gaya benda padat dibagi oleh besarnya luas bidang sentuh benda yang lain. Hal tersebut selaras dengan rumus di atas.

2. Tekanan Zat Cair

Tekanan pada zat cair merupakan konsep dari hukum Pascal, tekanan hidrostatis, dan hukum Archimedes.

a. Hukum Pascal

Hukum pascal tidak hanya berlaku pada tekanan benda padat, pada tekanan zat cairpun berlaku hukum pascal. Tekanan yang diberikan oleh zat cair dalam suatu ruang tertutup diteruskan ke segala arah dengan sama besar.

(37)

25 permukaan zat cair tersebut. Besarnya tekanan hidrostatik itu

bertambah besar menurut kedalamannya, semakin dalam benda pada suatu zat cair, maka benda tersebut akan mengalami tekanan

hidrostatik yang makin besar juga. Tekanan hidrostatik ini menekan benda dari segala arah. Pada dasarnya tekanan hidrostatik adalah tidak lain dari tekanan akibat gaya berat sejumlah air yang berada di atas.

Karena massa jenis dari zat cair adalah  =

m/V. pada kedalaman h dasar wadah akan mengalami gaya berat sebesar:

Dimana V volume dan g percepatan gravitasi. Volume air V adalah luas alas tabung dikalikan dengan tingginya, sehingga F =  A h g.

Sedangkan P = F/A. Sehingga didapat tekanan pada kedalaman h adalah:

P = . g . h (3)

dengan:

= massa jenis

P = tekanan hidrostatik

h = kedalaman benda diukur dari permukaan fluida g = percepatan grafitasi

Anda tidak boleh mengukur tekanan udara pada ketinggian

tertentumenggunakan rumus ini. Hal ini disebabkan karena kerapatan udara tidaksama di semua tempat. Makin tinggi suatu tempat, makin kecil kerapatanudaranya. Untuk tekanan total yang dialami suatu zat

 

V g mg

W

(38)

26 cair pada ketinggiantertentu dapat dicari dengan menjumlahkan

tekanan udara luar dengantekanan hidrostastis.

h o total P P

P   (4)

Keterangan:

Ph = tekanan yang dialami zat cair/tekanan hidrostastis (Pa)

Po = tekanan udara luar (Pa)

= massa jenis zat cair (kg/m3) g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

h = kedalaman/tinggi titik ukur dari permukaan (m)

Konsep bejana berhubungan adalah salah satu konsep yang diadaptasi dari tekanan hidrostatis. Konsep bejana berhubungan memiliki dua jenis. Pertama, konsep bejana berhubungan pada zat cair sejenis. Pada konsep ini jika terdapat bejana berhubungan dengan beraneka bentuk ukuran di isi air maka tinggi permukaan dari berbagai bejana yang di isi air akan mendatar dan menunjukkan tinggi yang sama.

Selanjutnya yaitu konsep bejana berhubungan pada zat cair tak sejenis. Pada konsep ini massa jenis zat cair berbeda sehingga jika kedua zat cair tersebut dimasukkan pada bejana berhubungan akan menunjukkan tinggi permukaan yang berbeda. Seperti ditunjukkan pada gambar terdapat perbedaan ketinggia antara h1 dan h2 yang

(39)

27

Gambar 2.7 Bejana Berhubungan Berbeda Zat Cair

Untuk menghitung tekanan di atas, kita dapat menggunakan rumus tekanan hidrostatis.

P1 = P2

1. g . h1 = 2. g . h2

1 . h1 = 2 . h2 (5)

Keterangan :

= massa jenis zat cair (kg/m3) g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

h = kedalaman/tinggi titik ukur dari permukaan (m)

c. Hukum Archimedes

(40)

28

Gambar 2.8Penerapan Hukum Archimedes

FA = Wt

FA= Wa– Wb (6)

Keterangan:

FA= gaya Archimedes

Wa=Berat air mula-mula

Wt=Berat air yang tumpah

Wb=Berat benda

Benda terapung, tenggelam, dan melayang dipengaruhi oleh besar gaya apung dan berat bendanya.

Syarat terapung = fluida>benda

Syarat tenggelam = fluida <benda

Syarat melayang = fluida = benda

3. Tekanan Udara

(41)

29 hidrostatis di udara banyak sekali salah satunya tekanan atmosfer (lapisan udara).

Udara memiliki berat sehingga pada lapisan udara yang sangat tinggi hanya ada sedikit partikel udara dan sebagian besar terdapat pada dasar lapisan atau permukaan laut. Hal tersebut menyimpulkan bahwa semakin tinggi suatu permukaan maka semakin kecil tekanannya dan semakin rendah suatu permukaan maka semakin besar tekanannya.

Tekanan udara mengalir dari tekanan yang tinggi ke tekanan yang rendah hal ini mengakibatkan gejala alam yang kan timbul. Angin adalah gejala alam yang timbul karena adanya perbedaan tekanan udara. Udara yang berada pada tekanan tinggi yaitu udara di lapisan paling bawah akan bergerak menuju daerah yang bertekanan rendah, sedangkan udara yang menghilang dari tekanan yang tinggi segera tergantikan dengan udara yang baru.

Cuaca merupakan gejala alam selanjutnya yang timbul akibat adanya perbedaan tekanan udara. Seperti halnya angin, proses terjadinya cuaca hampir sama dengan angin.Perbedaan cuaca adalah ketika proses terjadinya angin berlangsung, udara yang mengalir membawa uap air (awan) bersamanya sehingga awan akan berpindah ke daerah yang bertekanan rendah dan terjadilah hujan.

(42)

30 dari biasanya maka kemungkinan daerah tersebut akan hujan,

dikarenakan angin akan bergerak ke daerah tersebut. Jika tekanan udara ditempat tersebut lebih tinggi dari biasanya, kemungkinan daerah tersebut akan cerah karena angin akan bergerak dari daerah itu.

Tekanan udara bukan hanya berpengaruh pada timbulnya gejala alam, tetapi juga pada tubuh manusia seperti halnya telinga mendengung dan keluar darah dari hidung. Kedua hal tersebut dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara yang terjadi secara signifikan. Tubuh kita memiliki

tekanan darah, jika tekanan udara terlalu besar dari tekanan udara sekitar maka kedua hal tersebut akan terjadi. Hal tersebut terjadi ketika kita berada di daerah dataran tinggi atau ketika kita berada pada pesawat terbang yang sedang bergerak. Karena perbedaan tekanan udara secara signifikan maka kedua hal tersebut terjadi untuk menghindarinya dengan cara menghela nafas dan sering-sering menelan sehingga tekanan darah dapat segera disesuaikan dengan tekanan udara sekitar.

(43)

III. METODE PENELITIAN

A. Penelitian Pengembangan

Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010:407). Hal itu juga mengacu pada jenis-jenis penelitian yang disampaikan oleh Amran (2009), yang menyatakan bahwa penelitian pengembangan memiliki ciri-ciri, yaitu memperdalam

pengetahuan, menerapkan teknologi, dan membuat prototype. Pengembangan yang akan dilakukan adalah Pengembangan sumber belajar interaktif berupa

Video On Demand (VOD) dengan penambahan perluasan sumber belajar IPA

menggunakan softwarePinnacle Studio 12 dan Macromedia Captivate. Sumber belajar yang dikembangkan berisi video, animasi, latihan soal beserta kunci jawabannya untuk SMP pada materi tekanan (KD 5.5 Fisika kelas VIII), dan sumber belajar IPA lainnya.

(44)

32 Sedangkan uji coba produk dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai bagaimana karakteristik, kelebihan dan kekurangan, tingkat kemenarikan, dan efektivitas dari produk yang akhirnya akan dilakukan pengembangan sesuai dengan informasi tersebut.

Proses uji coba produk menggunakan desain penelitian one-shot case study, yaitu memberikan perlakuan tertentu pada subjek, kemudian dilakukan pengukuran terhadap variabel tanpa adanya kelompok pembanding dan tes awal. Perlakuan tersebut dilakukan pada tahap uji coba lapangan yang terdiri dari uji satu lawan satu dan uji kelompok kecil. Desain penelitian tersebut mempunyai pola sebagai berikut:

Gambar 3.1. Desain Penelitian One-Shot Case Study

Dimana X adalah perlakuan terhadap alat yang akan diuji, dan O adalah hasil dari perlakuan tersebut.

B. Subyek Penelitian dan Pengembangan

Subjek uji coba produk penelitian pengembangan terdiri atas ahli desain, ahli isi/materi pembelajaran, uji validitas dan reliabilitas, uji satu-satu (one for one), uji kelompok (small group), dan uji lapangan (field test). Uji ahli desain yang merupakan seorang master dalam bidang teknologi pendidikan dalam mengevaluasi desain multimedia interaktif yaitu salah seorang dosen

(45)

33 Pendidikan Fisika Unila, ahli bidang isi/materi dilakukan oleh ahli bidang isi/materi untuk mengevaluasi isi/materi pembelajaran pada materi tekanan untuk SMP/MTs yaitu seorang guru mata pelajaran IPA SMP Negeri 1 Kragilan yang berlatar belakang pendidikan fisika.

Selanjutnya untuk uji satu-satu, uji kelompok, dan uji lapangan dikenakan kepada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kragilan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013, dimana uji satu-satu diambil sampel penelitian yaitu 2 orang siswa yang dapat mewakili populasi target, uji kelompok terdiri dari 4 orang siswa, dan uji lapangan dikenakan kepada satu kelas sampel yang dipilih secara acak.

C. Prosedur Pengembangan

Prosedur penelitian pengembangan yang dipilih adalah prosedur penelitian dan pengembangan pendidikan yang dikembangkan oleh Suyanto dan Sartinem (2009). Penelitian pengembangan ini merupakan penelitian yang berorientasi untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Pengembang memilih prosedur ini karena langkah revisi selalu diletakkan setelah tindakan uji dilakukan. Uji yang dilakukan pun bertahap sesuai dengan komponen yang akan diuji secara spesifik sehingga revisi lebih terarah sesuai dengan komponen yang diujikan..

(46)

34 memenuhi kebutuhan, (3) identifikasi spesifikasi produk yang diinginkan pengguna, (4) pengembangan produk (prototipe I), (5) uji internal: uji

spesifikasi dan uji operasionalisasi produk (prototipe II), (6) uji eksternal: uji kemanfaatan produk oleh pengguna (prototipe III), dan yang terakhir adalah (7) produksi. Tahapan pengembangan produk yang diadaptasi ini dapat dilihat pada Gambar 3.2 berikut:

Gambar 3.2. Prosedur pengembangan produk dan uji produk menurut Suyanto (2009)

Tahap II:

Identifikasi Sumber Daya Tahap III:

Identifikasi Spesifikasi Produk Tahap IV:

Pengembangan Produk(Prototipe I)

Tahap I:

Analisis Kebutuhan Program Pengembangan Tahap VII:

Produksi

Tahap VI: Uji Eksternal Uji Kemanfaatan Produk (Prototipe III)

(47)

35 1. Analisis Kebutuhan

Prosedur awal dalam penelitian ini adalah analisis kebutuhan guna mengetahui kebutuhan dari subyek penelitian dengan mengumpulkan informasi terlebih dahulu. Analisis kebutuhan ini dilakukan dengan observasi secara langsung, menggunakan angket, dan wawancara dengan guru dan siswa SMPN 1 Kragilan. Dalam tahap ini dicari informasi tentang ketersedian sumber belajar dan media pembelajaran khusunya dalam materi tekanan.

Ketersediaan sumber dan media pembelajaran yang diobservasi meliputi: ketersediaan buku IPA SMP di perpustakaan dan buku penunjang lain, dan keadaan laboratorium fisika: pengelolaan dan ketersediaan alat peraga atau alat praktikum dalam KIT. Sedangkan pemberian angket dan wawancara dilakukan untuk mengetahui sikap dan minat siswa terhadap pelajaran fisika, metode dan media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran serta kesulitan atau hambatan yang dirasakan oleh keduannya. Hasil observasi, angket dan wawancara ini kemudian dijadikan sebagai landasan dalam penyusunan latar belakang masalah dan gambaran dari analisis kebutuhan sekolah.

2. Identifikasi Sumberdaya

(48)

36 mengumpulkan informasi mengenai sumberdaya yang dimiliki guna

memenuhi kebutuhan dari tahap awal yang telah dilakukan. Sumberdaya ini meliputi guru dan sekolah, seperti perpustakan dan laboratorium TIK. Hal ini diperlukan untuk mendesain dan membuat produk sesuai dengan potensi sumber daya yang dimiliki sekolah.

Sumber daya sekolah yang diidentifikasi meliputi kelengkapan buku pembelajaran IPA serta penunjangnya, kelengkapan laboratorium TIK, koneksi internet pada laboratorium tersebut yang digunakan untuk

melakukan percobaan atau eksperimen pengujian. Identifikasi sumberdaya ini dilakukan dengan observasi langsung ke sekolah. Observasi yang dilaksanakan dengan memeriksa kelengkapan buku penunjang, keberadan komputer, koneksi internet, dan wawancara dengan guru mata pelajaran fisika. Hasil identifikasi ini selanjutnya digunakan untuk menentukan spesifikasi produk.

3. Identifikasi Spesifikasi Produk

Identifikasi spesifikasi produk dilakukan untuk mengetahui spesifikasi produk yang memungkinkan untuk dikembangkan dengan memperhatikan hasil analisis kebutuhan dan identifikasi sumber daya yang dimiliki oleh sekolah. Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

(49)

37 b) Menentukan video dan sumber belajar baik itu berupa animasi dan

website terkait materi pokok pembelajaran

c) mengidentifikasi kurikulum untuk mendapatkan identifikasi materi pelajaran dan indikator ketercapaian dalam pembelajaran.

d) menentukan buku-buku IPA yang akan dijadikan rujukan materi penunjang.

e) menentukan model pengembangan media pembelajaran.

4. Pengembangan Produk

Pengembangan produk dilakukan berdasarkan identifikasi spesifikasi produk yang telah dirancang sebelumnya. Pengembangan produk ini menggunakkan softwaremacromedia captivate dan pinnacle Studio 12. Macromedia captivate digunakan untuk mendisain produk secara keseluruhan dengan masukan video, animasi, dan koneksi website

pembelajaran IPA. Pinnacle Studio 12 digunakan untuk mengedit dan medisain video yang telah di unduh sebelum dimasukan kedalam

macromedia captivate sehingga sesuai dengan spesifikasi produk yang telah dirancang. Produk multimedia interaktif hasil pengembangan pada tahap ini disebut produk prototipe I.

5. Uji Internal

(50)

38 kualitas produk, yang dilakukan oleh ahli desain dan ahli materi

pembelajaran dengan berpedoman pada instrumen uji yang telah ditetapkan. Uji spesifikasi dan uji kualitas produk ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menentukan indikator penilaian yang akan digunakan untuk menilai prototipe I yang telah dibuat.

b) Menyusun instrumen uji spesifikasi berdasarkan indikator penilaian yang telah ditentukan.

c) Melaksanakan uji spesifikasi produk ini dilakukan oleh ahli desain pembelajaran.

d) Melakukan analisis terhadap hasil uji untuk mendapatkan perbaikan materi pembelajaran yang sesuai dengan prosedur pengembangan dengan penerapan metode eksperimen.

e) Merumuskan rekomendasi perbaikan berdasarkan analisis hasil uji spesifikasi produk.

f) Mengkonsultasikan hasil rekomendasi perbaikan yang telah diperbaiki kepada ahli isi/materi pembelajaran.

Pelaksanan uji spesifikasi dilakukan oleh seorang ahli yang mengerti akan multimedia dalam pembelajaran IPA, yang merupakan seorang master dalam bidang teknologi pendidikan dalam mengevaluasi desain

(51)

39 mengevaluasi materi tekanan yang terdapat pada protipe I. Setelah

dilakukan uji internal dan melakukan perbaikan atas rekomendasi dari ahlinya maka produk ini dinamakan protipe II.

6. Uji Eksternal

Hasil prototipe II selanjutnya dikenakan uji eksternal. Uji eksternal merupakan uji coba kemanfaatan produk oleh pengguna, yaitu:

kemenarikan, kemudahan menggunakan produk, dan keefektifan mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus terpenuhi. Selain itu, uji coba ini juga bertujuan untuk memperoleh data di lapangan guna perbaikan produk.

Uji Eksternal atau uji coba penggunaan produk sebagai media

pembelajaran dilakukan melalui tiga tahap. Tahap pertama yaitu uji satu-satu (one for one), dilakukan dengan memilih dua orang siswa atau lebih untuk menguji kemenarikan dan kemudahan dalam menggunakan produk untuk skala kecil. Selanjutnya, dilakukan uji kelompok (small group) dengan memilih satu kelompok yang beranggotakan empat orang untuk menguji kemenarikan dan kemudahan dalam menggunakan produk untuk skala besar. Terakhir yaitu uji lapangan (field test) dilakukan pada semua siswa kelas VIIIF untuk menguji efektifitas produk guna mencapai tujuan

(52)

40 Hasil uji eksternal ini akan diperoleh saran atau masukan terkait manfaat produk yang dihasilkan. Berdasarkan masukan-masukan tersebut oleh pengembang akan dilakukan penyempurnaan sehingga dihasilkan prototipe III yang merupakan produk akhir pengembangan.

7. Produksi

Setelah dilakukan uji eksternal, tahap selanjutnya yaitu uji kemanfaatan produk. Produk yang dihasilkan diperbaiki berdasarkan rekomendasi pada tahap sebelumnya. Produk hasil perbaikan uji eksternal ini kemudian masuk dalam tahap ketujuh, yaitu produksi. Produk pada penelitian pengembangan ini selanjutnya akan disebar ke sekolah dan ke blog.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian pengembangan ini diperoleh melalui observasi, wawancara, serta menggunakan instrumen angket dan tes. Observasi, angket dan wawancara digunakan untuk menganalisis kebutuhan dan mengetahui ketersediaan sumber daya pada tahap I dan II pada tekhnik pengembangan yang diadaptasi. Instrumen angket uji ahli digunakan untuk mengumpulkan data tentang kelayakan produk berdasarkan kesesuaian desains dan isi materi tekanan pada produk yang telah dikembangkan pada tahap V. Instrumen angket respon pengguna digunakan untuk mengumpulkan data tingkat

kemenarikan, kemudahan dan kemanfaatan produk pada tahap VI. Sedangkan Instrumen tes khusus digunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas

(53)

41 E. Teknik Analisis Data

Data analisis kebutuhan guru dan siswa dipergunakan untuk menyusun latar belakang penelitian sehingga mampu mengetahui tingkat keterbutuhan media pembelajaran pada sekolah tersebut. Sedangkan data identifikasi sumberdaya dipergunakan spesifikasi produk yang sesuai dengan sumberdaya yang ada.

Data kesesuaian materi dan spesifikasi produk dilakukan oleh masing-masing ahli materi dan ahli spesifikasi media pembelajaran melalui uji internal produk. Data kesesuaian tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk yang dihasilkan untuk digunakan sebagai media

pembelajaran. Data kemenarikan, kemudahan penggunaan dan kemanfaatan produk diperoleh melalui uji eksternal kepada pengguna secara langung. Sedangkan data hasil belajar yang diperoleh melalui tes setelah penggunaan produk digunakan untuk menentukan tingkat efektivitas produk sebagai media pembelajaran.

Analisis data diperoleh melalui instrumen uji internal dan eksternal guna menilai kesesuaian produk yang dihasilkan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran. instrumen uji internal baik uji kesesuaian materi maupun kesesuaian desain, memiliki 2 pilihan jawaban pada setiap konten

pertanyaannya, yaitu: “Ya” atau “Tidak”. Revisi dilakukan pada setiap konten

yang di beri jawaban “Tidak”, atau para ahli memberikan masukan pada

(54)

42 Data kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan produk sebagai sumber belajar diperoleh dari siswa sebagai pengguna dan dilakukan melalui uji satu-satu dan uji kelompok. Angket respon terhadap penggunaan produk memiliki 4 pilihan jawaban sesuai konten pertanyaan, misalnya: “sangat menarik”,

“menarik”, “kurang menarik” dan “tidak menarik” atau “sangat baik”, “baik”,

“kurang baik” dan “tidak baik”. Masing-masing pilihan jawaban memiliki

skor berbeda yang mengartikan tingkat kesesuaian produk bagi pengguna. Penilaian instrumen total dilakukan dari jumlah skor yang diperoleh kemudian dibagi dengan jumlah total skor kemudian hasilnya dikalikan dengan banyaknya pilihan jawaban. Skor penilaian dari tiap pilihan jawaban ini dapat dilihat dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Skor Penilaian terhadap Pilihan Jawaban

Pilihan Jawaban Pilihan Jawaban Skor Sangat menarik Sangat baik 4

Menarik Baik 3

Kurang menarik Kurang baik 2 Tidak menarik Tidak baik 1

Instrumen yang digunakan memiliki 4 pilihan jawaban, sehingga skor penilaian total dapat dicari dengan menggunakan rumus:

� � ��� =� ℎ� ℎ� �� � � � � ��� × 4

Hasil dari skor penilaian tersebut kemudian dicari rata-ratanya dari sejumlah sampel uji coba dan dikonversikan ke pernyataan penilaian untuk menentukan kualitas dan tingkat kemanfaatan produk yang dihasilkan berdasarkan

(55)

43 Tabel 3.2 Konversi Skor Penilaian Menjadi Pernyataan Nilai Kualitas

Skor Penilaian Rerata Skor Klasifikasi 4 3,26 - 4,00 Sangat baik 3 2,51 - 3,25 Baik

2 1,76 - 2,50 Kurang Baik 1 1,01 - 1,75 Tidak Baik Sumber: Suyanto dan Sartinem (2009:20)

(56)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan penelitian pengembangan ini adalah dihasilkan sumber belajar interaktif berupa Video On Demand (VOD) dengan perluasan sumber-sumber belajar materi tekanan untuk SMP/MTskelasVIIIyangberisi slide materi, video pembelajaran, rangkuman materi, latihan soal interaktif, dan uji kompetemsi materi yang dilengkapi dengan perekaman nilai pada akhir uji kompetensi, dan telah teruji sesuai teori dengan kualitas: sangat menarik, sangat mudah digunakan, dan sangat bermanfaat dan dinyatakan efektif digunakan sebagai suplemen pembelajaran berdasarkan perolehan hasil belajar siswa yang mencapai nilai kelulusan83,77 % siswa telah tuntas KKM, dengan nilai rata-rata 84,51 pada uji lapangan terhadap siswa kelas VIIIF

SMPN 1 Kragilan, Kabupaten Serang, Provinsi Banten Tahun Pelajaran 2012/2013.

B. Saran

Saran dari penelitian pengembangan ini antara lain:

(57)

67 sudah diuji kemenarikannya, mudah sekali digunakan, sangat bermanfaat, dan efektif digunakan.

2. Bagi Peneliti, diharapkan memperluas lagi cakupan materi yang disampaikan, baik penjabaran materi (sajian materi, video, dan laboraorium virtual) maupun latihan soal lebih dibuat dengan format seefektif mungkin, dan evaluasi lebih diperbanyak lagi.

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. 2012. Pengembangan Suplemen Pembelajaran Fisika Berupa Video Interaktif Berbahan Dasar Siaran TVE.Skripsi. Bandarlampung: Unila. [tidak diterbitkan].

A’yun, M. Qurrota. 2008. Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Berbasis Teknologi Video On Demand. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7613/1/MUHAM MAD%20QURROTA%20A%27YUN-FST.pdf. 26 Mei 2013 Pukul 15.45 WIB.

Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press.

Badarudin.2011. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran. http:// ayahalby.wordpress.com /2011/02/23/model-pengembangan-perangkat-pembelajaran/. 12 April 2012 Pukul 15.07 WIB.

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam

Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media

Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera Gall, M.D., Gall, J.P., & Borg,W.R. 2002. Educational research. San Fransisco:

Library of Congress Cataloging in Publication Data.

Gora, S. Winastwan. 2006. Produksi Multimedia Interaktif Menggunakan Macromedia Captivate.

http://aguswuryanto.files.wordpress.com/2010/08/tutorialcaptivate.pdf. 9 Agustus 2012 Pukul 03.50.

Sadiman. 2007. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. 2007. Media Pembelajaran. Bandung: CV

(59)

69 Suyanto, Eko dan Sartinem. 2009. Pengembangan Contoh Lembar Kerja Fisika

Siswa dengan Latar Penuntasan Bekal Awal Ajar Tugas Studi Pustaka dan Keterampilan Prosesuntuk SMA Negeri 3 Bandar Lampung. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2009.Bandarlampung: Unila.

Suyantoro, Fl. Sigit. 2005. Seri Tutorial 5 Hari: Membuat Simulasi Interaktif dengan Macromedia Captivate. Yogyakarta: Andi Offset.

Suyantoro, Fl. Sigit. 2005. Pinnacle Studio 12 Untuk Beragam Kebutuhan Video Editing. Yogyakarta: Andi Offset.

Gambar

Gambar 2.1 Komponen dalam proses komunikasi menurut Asyhar (2011: 5)
Gambar 2.2 Proses komunikasi menurut Kempt dalam Asyhar (2011: 5)
Gambar 2.3Posisi media dalam sistem pembelajaran Menurut Daryanto
Gambar 2.4Kerucut Pengalaman Dale dalam Susilana dan Riyana
+7

Referensi

Dokumen terkait

Masyarakat madani dalam konteks keindonesian tidak terlepas dari jiwa keagamaan masyarakat yang terlihat dalam pendidikan demokrasi, hukum, keadilan, toleransi dan

bahwa berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor: 46/PUU/XII/2014 tanggal 26 Mei 2015 atas uji materiil Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009,

Hasil kesimpulan dari wawancara yang dilakukan dengan pihak guru dan karyawan yang bekerja di SD Gebang dusun Pucuan adalah jumlah staff di SD Gebang ada 8 orang, tidak

Seiring dengan perkembangan lembaga kursus ini, proses akademik yang selama ini dijalankan dirasa kurang efektif dan efisien dan membutuhkan suatu sistem yang baru

• Desa dapat mendirikan BUM Desa dengan pertimbangan : inisiatif pemerintah desa/masyarakat desa; potensi usaha ekonomi desa; sumberdaya alam di desa; sumber daya manusia yang

Menurut pengertian tersebut, heuristik dapat disebut sebagai strategi umum yang tidak berkaitan dengan subjek materi yang membantu pemecah masalah dalam usaha untuk mendekati

Mata kuliah ini berisi pembahasan tentang pengertian studi Islam, Realitas historis kajian Islam, urgensi MSI, wilayah keagamaan dan wilayah kajian dalam studi Islam; perkembangan

Pengertian belajar dapat didefinisikan yaitu suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai