• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERUBAHAN MEREK (REBRANDING) PRODUK LARUTAN PENYEGAR CAP KAKI TIGA MENJADI CAP BADAK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERUBAHAN MEREK (REBRANDING) PRODUK LARUTAN PENYEGAR CAP KAKI TIGA MENJADI CAP BADAK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

i

Abstrak

PENGARUH PERUBAHAN MEREK (REBRANDING) PRODUK

LARUTAN PENYEGAR CAP KAKI TIGA MENJADI CAP BADAK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN

Oleh

AJIE BAYU ANGGORO

Merek sangat dibutuhkan oleh suatu produk karena selain memiliki nilai yang kuat, merek juga memiliki manfaat yang menguntungkan bagi konsumen,

perusahaan, dan publik. Perubahan merek (rebranding) dapat merubah pandangan pelanggan terhadap suatu produk, dapat membaik ataupun memburuk.

Berdasarkan data yang diperoleh dari situs topbrand-award, larutan penyegar cap badak mulai mendapatkan tempat di hati konsumen pada tahun 2012 dengan presentasi 3,1% dari keseluruhan.

(2)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan merek

(rebranding) produk larutan penyegar cap kaki tiga menjadi cap badak terhadap loyalitas pelanggan. Hipotesis penelitian ini adalah ada pengaruh perubahan merek (rebranding) terhadap loyalitas pelanggan. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif yang sifatnya penjelasan. Populasi dalam penelitian ini adalah orang-orang yang mengkonsumsi produk larutan penyegar cap badak yang jumlahnya tidak diketahui secara pasti. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik non probability sampling dengan

menggunakan metode purposive sampling. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah memilih ulang sebuah merek, membuat ulang kesadaran merek, memposisikan ulang merek, menciptakan ulang citra merek, membuat ulang kepercayaan( X ) dan loyalitas pelanggan ( Y ).

Berdasarkan hasil perhitungan R2, diperoleh hasil bahwa pengaruh perubahan merek (rebranding) terhadap loyalitas pelanggan sebesar 0,532. Hal ini berarti perubahan merek (rebranding) berperan mempengaruhi loyalitas pelanggan sebesar 53,2%.

Untuk mengetahui secara bersama-sama apakah variabel perubahan merek

(3)

iii

α = 5% di peroleh F-hitung > F-tabel. Hal ini menunjukan secara statistik bahwa perubahan merek (rebranding) berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perubahan merek (rebranding) berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Variabel bebas membuat ulang

kesadaran merek (X2), memposisikan ulang merek (X3),dan membuat ulang kepercayaan merek (X5) memiliki pengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan (Y) dengan t-hitung > t-tabel dan nilai signifikan >0,05. Sedangkan memilih ulang sebuah merek (X1) dan menciptakan ulang citra merek (X4) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan (Y) dikarenakan t-hitung < t-tabel dan nilai sig < 0,05.

(4)

PENGARUH PERUBAHAN MEREK (

REBRANDING

)

PRODUK LARUTAN PENYEGAR

CAP KAKI TIGA MENJADI CAP BADAK

TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN

(Skripsi)

Ajie Bayu Anggoro

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1. Pemberitahuan perubahan merek (rebranding) ... 7

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... iii

MOTTO ... iv

LEMBAR PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 12

1.3.Tujuan ... 12

1.4.Manfaat ... 12

1.5.Kerangka Pemikiran... 13

(7)

xii

II. LANDASAN TEORI ... 17

2.1 Konsep Merek ... 17

2.2 Konsep Rebranding ... 21

2.2.1 Tingkatan Rebranding ... 22

2.2.2 Alasan dan Motivasi Rebranding ... 23

2.2.3 Tipe Perubahan Rebranding ... 24

2.2.4 Bentuk-bentuk Rebranding ... 25

2.2.5 Strategi Rebranding ... 26

2.2.6 Karakteristik Rebranding ... 27

2.2.7 Proses Rebranding ... 27

2.3 Loyalitas Pelanggan ... 28

III. METODE PENELITIAN ... 32

3.1 Jenis dan Sumber Data ... 32

3.2 Populasi dan Sampel ... 32

3.2.1 Populasi ... 32

3.2.2 Sampel ... 33

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 33

3.3.1 Kuesioner ... 33

3.3.2 Wawancara ... 34

3.4 Metode Pengambilan Sampel ... 34

3.5 Variabel Penelitian ... 35

3.6 Uji Validitas dan Reabilitas ... 37

(8)

3.6.2 Reabilitas ... 38

3.7 Tekhnik Analisis ... 38

3.7.1 Analisis Kualitatif ... 38

3.7.2 Analisis Kuantitatif ... 39

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1 Uji Validitas dan Reabilitas ... 41

4.1.1 Uji Validitas ... 41

4.1.2 Uji Reabilitas ... 42

4.2 Analisis Kualitatif ... 43

4.2.1 Gambaran Umum Responden ... 43

4.2.2 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Usia ... 43

4.2.3 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Pekerjaan ... 44

4.2.4 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Informasi Tentang Produk ... 45

4.2.5 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Pengeluaran Rutin ... 45

4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden ... 46

4.3.1 Tanggapan Tentang Memilih Ulang Sebuah Merek ... 46

4.3.2 Tanggapan Tentang Membuat Ulang Kesadaran Merek ... 48

4.3.3 Tanggapan Tentang Memposisikan Ulang Merek ... 49

4.3.4 Tanggapan Tentang Menciptakan Ulang Citra Merek ... 51

4.3.5 Tanggapan Tentang Membuat Ulang Kepercayaan ... 52

(9)

xiv

4.4 Analisis Kuantitatif ... 55

4.5 Pengujian Hipotesis Statistik ... 56

4.5.1 Uji F (simultan) ... 56

4.5.2 Uji t (parsial) ... 57

4.5.3 Pengaruh Memilih Ulang Sebuah Merek Terhadap Loyalitas Pelanggan ... 58

4.5.4 Pengaruh Membuat Ulang Kesadaran Merek Terhadap Loyalitas Pelanggan ... 59

4.5.5 Pengaruh Memposisikan Ulang Merek Terhadap Loyalitas Pelanggan ... 59

4.5.6 Pengaruh Menciptakan Ulang Citra Merek Terhadap Loyalitas Pelanggan ... 60

4.5.7 Pengaruh Membuat Ulang Kepercayaan Terhadap Loyalitas Pelanggan ... 60

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

5.1 Kesimpulan ... 62

5.2 Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ...

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Lampiran 2. Tabulasi Data Kuesioner

Lampiran 3. Uji Validitas dan Reliabilitas Memilih Ulang Sebuah Merek (X1) Lampiran 4. Uji Validitas dan Reliabilitas Membuat Ulang Kesadaran Merek

(X2)

Lampiran 5. Uji Validitas dan Reliabilitas Memposisikan Ulang Merek (X3) Lampiran 6. Uji Validitas dan Reliabilitas Menciptakan Ulang Citra Merek (X4) Lampiran 7. Uji Validitas dan Reliabilitas Membuat Ulang Kepercayaan (X5) Lampiran 8. Uji Validitas dan Reliabilitas Loyalitas Pelanggan (Y)

Lampiran 9. Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda X1, X2,X3,X4,X5 dan Y Lampiran 10. Tabel F pada α=5%

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Alim,Felix.2010.Analisis Rebranding Produk JTG (Jahe Telor Ginseng) di Surabaya.(Skripsi).Universitas Kristen Petra.Surabaya.62 pp.

Al Shebil,Saleh Abdul Aziz.2007.Consumer Perceptions Of Rebranding : The Case of Logo Changes.(Skripsi).The University of Texas.Arlington.162 pp. Arikunto,Suharsimi.2010.Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik.Rineta Cipta.Jakarta.412 hlm.

Ariprabowo,Tri.2007.Analisis Brand Image Handphone Merek Nokia Terhadap Loyalitas Pelanggan di Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik.J.Logos.5: 1-16. Arzia,Ulfathul.2007.Analisis Pengaruh Rebranding Terhadap Brand Equity

Air Conditioner (AC) Panasonic.Institut Pertanian Bogor.Bogor.131 pp. Daly,A. and D.Moloney.2004.“Managing corporate rebranding”, Irish Marketing Review,Vol. 17 Nos 1/2,pp.30-6.

Dirgantara,Bagas.2011.Pengaruh Kemasan,Merek,dan Harga Terhadap Loyalitas Konsumen.(Skripsi).Universitas Sanata Dharma.Yogyakarta.116 pp.

Huda,Nurul.2012.Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Motor Scuter Matic Yamaha di Makassar.(Skripsi).Universitas Hasanuddin.Makassar. 123 pp.

Joseph,Charles.2009.Re-Branding Mineral Water “Ades Premium” (Creative Implementation).(Skripsi).Universitas Kristen Petra.Surabaya.83 pp. Kotler,Philip and Keller.2007.Manajemen Pemasaran Edisi Bahasa Indonesia. PT Indeks.444 hlm.

(12)

Muzellec,Laurent and Mary Lambkin.2006.Corporate Rebranding : Destroting, Transferring or Creating Brand Equity?.J.of Marketing.40:803-824.

Nazir,Moh.2009.Metode Penelitian.Ghalia Indonesia.544 hlm.

Octavianus,Ricky.2008.Rebranding Industri Kreatif Pakaian Jadi.J.Bisnis dan Manajemen.9: 177-186.

Rahadian,Susalit Sulthan.2006.Analisis Pengaruh Loyalitas Pelanggan dan Perilaku Mencari Variasi Terhadap Perpindahan Merek.(Tesis).Universitas Diponegoro.Semarang.92 pp.

Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro.2007.Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analisis).ALFABETA.Bandung.282 hlm.

Senjaya,Ivan dan Raymond Sidhunatan.2010.Creatif Implementation Hipsta.co.id.(Skripsi).Universitas Kristen Petra.Surabaya.92 pp.

Shandi,Agil Putra.2011.Analisis Dimensi Kepercayaan Merek Terhadap Loyalitas Merek Pengguna Kartu Indosat IM3 di Kota Semarang.(Skripsi).Universitas Diponegoro.Semarang.70 pp.

Sianipar,Lidia Meidiana.2009.Pengaruh Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Merek Rinso.(Skripsi).Universitas Sumatra Utara.68 pp.

Silviani,Fitri.2010.Analisis “Rebranding Strategy” Untuk Meningkatkan Brand

Image SBO TV.(Skripsi).Universitas Kristen Petra.Surabaya.95 pp. Stuart,Helen and Laurent Muzellec.2004.Corporate Makeover : Can A Hyena Be Rebranted.J.of Brand Management.11: 472-482.

(13)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Daftar Produk PT Sinde Budi Sentosa ... 5

Tabel 1.2. Penjualan Produk Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga dan Larutan Penyegar Cap Badak ... 10

Tabel 1.3. Top Brand Index Produk Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga dan Larutan Penyegar Cap Badak ... 11

Tabel 2.1. Alasan dan Motivasi Rebranding ... 24

Tabel 3.1. Definisi Operasional ... 36

Tabel 3.2. Rentang Skor ... 39

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas ... 41

Tabel 4.2. Hasil Uji Reabilitas ... 42

Tabel 4.3. Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Usia ... 43

Tabel 4.4. Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Pekerjaan ... 44

Tabel 4.5. Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Informasi Tentang Produk .. 45

Tabel 4.6. Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Pengeluaran Rutin ... 45

Tabel 4.7. Hasil Jawaban Responden Tentang Memilih Ulang Sebuah Merek ... 46

(14)

Tabel 4.9. Hasil Jawaban Responden Tentang

Memposisikan Ulang Merek ... 49

Tabel 4.10 Hasil Jawaban Responden Tentang Menciptakan Ulang Citra Merek ... 51

Tabel 4.11. Hasil Jawaban Responden Tentang Membuat Ulang Kepercayaan ... 52

Tabel 4.12. Hasil Jawaban Responden Tentang Loyalitas Pelanggan ... 54

Tabel 4.13. Analisis Determinan (R2) ... 55

Tabel 4.14. Hasil Nilai F Hitung ... 57

(15)

I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan yang ketat membuat perusahaan harus memiliki strategi yang tepat untuk dapat memenangkan persaingan. Salah satu cara agar perusahaan dapat memenangkan persaingan adalah perusahaan harus memiliki merek yang kuat. Merek yang kuat, membuat perusahaan akan lebih mudah dikenal dan diingat oleh konsumen.

Merek adalah nama, tanda, istilah, simbol, desain atau kombinasinya yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan mendiferensiasi (membedakan) barang atau layanan satu penjual dari barang atau layanan penjual lain (Bilson Simamora,2001 dikutip dari Nurul Huda,2012).

Merek sangat dibutuhkan oleh suatu produk karena selain memiliki nilai yang kuat, merek juga memiliki manfaat yang menguntungkan bagi konsumen, perusahaan, dan publik (Bilson Simamora,2001 dikutip dari Nurul

Huda,2012). Bagi Konsumen, merek bermanfaat untuk menceritakan sesuatu kepada pembeli tentang suatu mutu produk maupun jasa dan menarik

perhatian pembeli terhadap produk-produk baru yang mungkin akan bermanfaat bagi mereka. Bagi Perusahaan, merek bermanfaat untuk

(16)

oleh suatu produk, memungkinkan perusahaan untuk menarik sekelompok pembeli yang setia dan menguntungkan, dan membantu penjual dalam melakukan segmentasi pasar. Bagi Publik, pemberian merek memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan lebih konsisten, meningkatkan efisiensi pembeli karena merek dapat menyediakan informasi tentang produk dan dimana dapat membeli produk tersebut, dan merek meningkatkan inovasi produk baru, karena produsen terdorong untuk menciptakan keunikan baru guna mencegah peniruan dari para pesaing.

Merek sangat penting bagi produsen karena merek menggambarkan identitas produk dari suatu perusahaan, namun tidak sedikit perusahaan yang

melakukan perubahan merek untuk mencapai tujuan yang lebih luas. Perubahan merek atau yang lebih dikenal dengan istilah rebranding sudah sering dilakukan perusahaan-perusahaan di dunia, bahkan di Amerika terdapat situs yang bernama www.rebrand.com yang membahas secara lebih detail mengenai perusahaan-perusahaan yang melakukan rebranding, lengkap dengan alasan dan tujuan dari rebranding tersebut.

(17)

3

Perubahan merek (rebranding) dilakukan perusahaan untuk menyegarkan kembali sebuah produk di mata konsumen, bahkan perubahan merek

(rebranding) dapat terjadi dikarenakan hal yang negatif seperti adanya keterbatasan bagi perusahaan untuk berkreasi sendiri. Perubahan merek (rebranding) yang dilakukan perusahaan secara tidak langsung akan

mempengaruhi keputusan konsumen untuk tetap membeli produk serupa yang telah berganti merek atau berpaling ke produk lain. Hal ini tergantung pada cara perusahaan mengenalkan produknya yang telah berganti merek. Pengenalan yang baik terhadap suatu merek akan mempengaruhi tingkat loyalitas pelanggan terhadap suatu produk.

Loyalitas pelanggan tidak terbentuk dengan sendirinya, pembeli membutuhkan waktu untuk mengenal dan mempercayai sebuah produk sebelum memutuskan untuk mengkonsumsi produk serupa secara rutin. Untuk membentuk loyalitas pelanggan, bukan hanya pembeli yang harus mengenal produk yang

dikonsumsinya, tetapi perusahaan juga harus melakukan pendekatan terhadap pembeli untuk memahami sikap dan keinginan dari pembeli. Loyalitas

pelanggan terhadap merek menjadi salah satu persoalan yang harus di pantau secara terus menerus oleh setiap perusahaan. Loyalitas secara umum diartikan sebagai kesetiaan. Kesetiaan adalah komitmen yang dipegang kuat untuk membeli lagi atau berlangganan lagi produk atau jasa tertentu di masa depan meskipun ada pengaruh situasi dan usaha pemasaran yang berpotensi

menyebabkan peralihan perilaku (Kotler, 2007).

(18)

bahwa rebranding dari EAT/347 menjadi UNKL347 memberikan dampak positif bagi perusahaan. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa rebranding

memiliki dampak positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggannya. Selain itu, penelitian yang dilakukan Cahyaning Febrianti mengenai Pengaruh Perubahan Nama dan Logo Siloam Graha Medika Hospital Terhadap

Loyalitas Pelanggan juga menunjukkan bahwa rebranding memberikan dampak yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan.

Perusahaan yang belum lama ini melakukan perubahan merek (rebranding) adalah PT Sinde Budi Sentosa. PT Sinde Budi Sentosa melakukan perubahan merek (rebranding) dari salah satu produknya, yaitu larutan penyegar dari cap kaki tiga menjadi cap badak.

PT Sinde Budi Sentosa telah mengeluarkan 12 jenis produk yang tergolong dalam pengobatan internal dan eksternal, serta diklasifikasikan lebih lanjut dalam 9 kategori produk. Tabel berikut menunjukkan produk yang tergolong dalam pengobatan internal dan eksternal yang dimiliki oleh PT Sinde Budi Sentosa :

(19)

5

Tabel 1.1 Daftar Produk PT Sinde Budi Sentosa

1. Produk Pengobatan Internal Produk Pengobatan Eksternal 2. Larutan Penyegar Cap Kaki

Tiga

1. Balsem Cap Kaki Tiga

3. Lasegar 2. Balsem Bapala

4. Energy Drink Ena’O 3. Obat Kurap

5. Energy Drink Enerbee 4. Salep Kulit 6. Minuman Kesehatan Sanzha

Plum

7. Puyer Sakit Kepala 8. Jamu Ginpasak 9. Chen Chu Liang The

Sumber : www.sindebudi.com,2012

(20)
(21)

7

Gambar berikut menunjukkan perubahan merek (rebranding) pada produk larutan penyegar :

(22)

Sebelum Perubahan Merek (rebranding)

Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga

Sesudah Perubahan Merek (rebranding)

Larutan Penyegar Larutan Penyegar Cap Badak Cap Kaki Tiga

Gambar 1.2 Perubahan Merek (rebranding) pada Kemasan

Gambar 1 menunjukkan pemberitahuan yang dilakukan oleh PT Sinde Budi Sentosa mengenai perubahan merek (rebranding) produk larutan penyegar cap kaki tiga menjadi larutan penyegar cap badak. Sedangkan Gambar 2

(23)

9

Larutan penyegar cap badak terdiri dari 2 kemasan, yaitu kaleng dan botol plastik. Kemasan kaleng berisi 320ml dengan harga jual Rp 4.500, sedangkan kemasan botol terdiri dari 2 ukuran, yaitu botol 200ml dengan harga jual Rp 2.650 dan botol 500ml dengan harga jual Rp 5.200. Untuk memperkenalkan produknya kepada masyarakat, larutan penyegar cap badak menjadikan artis cantik Desi Ratnasari sebagai brand ambassador produknya. Tidak jauh berbeda dengan larutan penyegar cap badak, larutan penyegar cap kaki tiga terdiri dari 2 kemasan, tetapi dengan harga yang sedikit lebih murah, yaitu kemasan kaleng 320ml dengan harga jual Rp 4.450, botol 200ml dengan harga jual Rp 2.600, dan botol 500ml dengan harga jual Rp 5.100. Larutan penyegar cap kaki tiga menjadikan Mama Dedeh sebagai brandambassador untuk memperkenalkan produknya yang kini mengalami perubahan logo.

Perubahan merek (rebranding) membuat kedua perusahaan lebih gencar mempromosikan produknya kepada masyarakat. Sulitnya memperoleh data, membuat peneliti melakukan pengamatan pada salah satu department store

untuk memperoleh data penjualan larutan penyegar cap kaki tiga dan larutan penyegar cap badak. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Chandra

(24)

Tabel 1.2 Penjualan Produk Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga dan Larutan Cap Badak

Sumber : Pengamatan di Chandra Department Store Tanjung Karang, 2012

Pada Tabel 2, terlihat bahwa nilai penjualan kedua produk tersebut tidak jauh berbeda. Hal ini disebabkan, Chandra Department Store Tanjung Karang meletakkan kedua produk pada rak yang saling membelakangi, sehingga pembeli akan membeli produk larutan penyegar pada rak yang dilewatinya. Namun, tidak sedikit pembeli yang telah mengambil produk larutan penyegar cap badak mengembalikan kembali produk tersebut setelah melihat produk larutan penyegar cap kaki tiga. Ini mengindikasikan bahwa, meskipun larutan cap badak merupakan merek yang relatif baru, sudah banyak konsumen yang memilih untuk membeli dan mengkonsumsinya.

Hari

Kemasan dan Ukuran

(Larutan Penyegar Cap Badak)

Kemasan dan Ukuran

(Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga)

Kaleng

(25)

11

Berdasarkan data yang diperoleh dari situs topbrand-award, diketahui bahwa larutan penyegar cap badak mulai mendapatkan tempat di hati konsumen. Hal ini dapat terlihat pada tabel 3 berikut ini :

Tabel 1.3 Top Brand Index Produk Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga dan Larutan Penyegar Cap Badak

Merek

Top Brand Index

2011 2012

Cap Kaki Tiga 42,4% 50,8%

Adem Sari 38,7% 31,4%

Lasegar 13,6% 10,5%

Segar Dingin 1,6% -

Cap Badak - 3,1%

Sumber : www.topbrand-award.com,2012

Berdasarkan tabel 3, terlihat bahwa pada tahun 2011 setelah terjadinya

perubahan merek (rebranding) larutan penyegar cap badak sebagai merek baru dari larutan penyegar PT Sinde Budi Sentosa belum banyak dikenal oleh masyarakat. Masyarakat lebih percaya terhadap cap kaki tiga yang lebih dulu dikenal dan dikonsumsi sejak lama. Pada tahun 2012, larutan penyegar cap badak mulai mendapatkan kepercayaan konsumen dan mulai dikenal oleh masyarakat. Hal ini terlihat dari masuknya merek cap badak ke dalam topbrand award, meskipun dalam percentase yang masuk kecil, yaitu 3,1%.

(26)

PRODUK LARUTAN PENYEGAR CAP KAKI TIGA MENJADI CAP

BADAK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN.”

1.2 Rumusan Masalah

1. Persaingan yang semakin ketat diantara perusahaan yang memproduksi larutan penyegar.

2. Berakhirnya kerjasama PT Sinde Budi Sentosa dengan Wen Ken Singapura yang menyebabkan pencabutan izin penggunaan merek cap kaki tiga oleh Wen Ken Singapura.

Permasalahan pada penelitian ini adalah:

Apakah perubahan merek (rebranding) produk larutan penyegar cap kaki tiga menjadi cap badak berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan ini adalah :

Mengetahui pengaruh perubahan merek (rebranding) produk larutan penyegar cap kaki tiga menjadi cap badak terhadap loyalitas pelanggan.

1.4 Manfaat

Manfaat dari penulisan ini adalah :

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak perusahaan tentang dampak rebranding yang telah dilakukan terhadap loyalitas konsumen.

(27)

13

1.5 Kerangka Pemikiran

Rebranding secara definisi berarti perubahan identitas, yang harus dilihat sebagai sebuah keputusan strategis dengan rencana yang matang (Daly dan Moloney, 2004).

Banyak penyebab atau alasan perusahaan melakukan perubahan merek

(rebranding) pada produknya yang telah dikenal oleh konsumen. (Muller, The Business Of Brand,2004 dikutip dari Felix Alim,2010) menyatakan alasan dan motivasi perusahaan melakukan rebranding adalah untuk merekturisasi, membuat awal yang baru atau penyegaran, pemulihan dari krisis dan skandal,

merger, cost control, untuk menyatukan brand secara global, untuk

mendukung arah baru, budaya baru perusahaan, dan membentuk produk baru. Namun, perubahan merek (rebranding) yang terjadi pada PT Sinde Budi Sentosa disebabkan terputusnya kerjasama dengan wen ken singapura sebagai pemegang lisensi merek larutan penyegar cap kaki tiga. PT Sinde Budi

Sentosa mengeluarkan merek cap badak sebagai merek pengganti cap kaki tiga yang sudah lama digunakan.

Proses rebranding menunjukkan perubahan yang nyata pada bentuk logo, nama

merek, dan slogan. Dari tiga tipe perubahan tersebut memungkinkan permutasi,

sebagai berikut : (Stuart dan Muzellec,2004 dikutip dari Mary Lambkin and Muzzelec,2006)

1. Perubahan nama dan logo.

2. Perubahan nama, logo dan slogan. 3. Perubahan logo saja.

(28)

5. Perubahan slogan saja.

Perubahan merek (rebranding) yang dilakukan perusahaan membuat konsumen menjadi asing dengan produk perusahaan. Untuk itu perusahaan yang melakukan rebranding harus memilih ulang sebuah merek yang tepat sebagai pengganti merek sebelumnya dengan pertimbangan merek tersebut tetap menggambarkan identitas produk, membuat ulang kesadaran merek dalam diri konsumen, sehingga konsumen benar-benar menyadari adanya perubahan merek (rebranding) pada produk yang biasa dikonsumsinya, memposisikan ulang merek yang artinya berusaha membuat merek baru memiliki pangsa pasar yang sama dengan merek lama, menciptakan ulang citra merek yang artinya membuat merek baru memiliki kesan yang baik di mata konsumen, dan membuat ulang kepercayaan yang artinya berusaha memperoleh kembali kepercayaan yang sudah diberikan konsumen terhadap merek lama.

(29)

15

Loyalitas secara umum diartikan sebagai kesetiaan. Kesetiaan adalah

komitmen yang dipegang kuat untuk membeli lagi atau berlangganan lagi produk atau jasa tertentu di masa depan meskipun ada pengaruh situasi dan usaha pemasaran yang berpotensi menyebabkan

peralihan perilaku (Kotler, 2007).

Sedangkan pelanggan loyal adalah seseorang yang melakukan aktifitas membeli barang atau jasa yang memenuhi kriteria sebagai berikut (Griffin, 1995 dikutip dari Susalit Sulthan Rahadian,2006):

1. Melakukan pembelian ulang secara berkala.

2. Membeli produk lain yang ditawarkan produsen yang sama. 3. Merekomendasikan produk atau jasa tersebut kepada orang lain.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan Ricky Octavianus (2008) mengenai Rebranding Industri Kreatif Barang Jadi, peneliti menggunakan

rebranding sebagai variable bebas, dengan sub variabel sebagai berikut : 1. Memilih ulang sebuah merek

2. Membuat ulang kesadaran merek

(30)

Selanjutnya, penelitian ini juga menggunakan loyalitas pelanggan sebagai variabel terikat.

Gambar 1.3 Paradigma Penelitian

1.6 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah :

Perubahan merek(rebranding) produk larutan penyegar cap kaki tiga menjadi cap badak berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.

LOYALITAS KONSUMEN

(Y) REBRANDING (X)

Memilih ulang sebuah merek (X1)

Membuat ulang kesadaran merek

(X2)

Memposisikan ulang merek (X3)

Menciptakan ulang citra merek

(X4)

(31)

II. LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Merek

Aaker dalam Durianto (2004 dikutip dari Ulfhatul Arzia,2007) mendefinisikan merek sebagai sebuah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (sebuah logo, cap, kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu, dengan demikian membedakannya dari barang-barang dan jasa yang dihasilkan para kompetitor.

Stanton dalam Rangkuti (2004 dikutip dari Ulfhatul Arzia,2007),

mengemukakan merek sebagai nama, istilah, simbol atau desain khusus atau beberapa kombinasi unsur-unsur ini yang dirancang untuk

mengidentifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual.

Asosiasi Pemasaran Amerika mendefinisikan merek sebagai “nama,

istilah,tanda,simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing

(Kotler,2007).

(32)

atau warna tertentu yang spesifik. Kedua unsur dari sebuah merek, selain berguna untuk membedakan satu produk dari produk pesaingnya juga berguna untuk mempermudah konsumen untuk mengenali dan mengidentifikasi barang atau jasa yang hendak dibeli.

Merek mengandung janji perusahaan untuk secara konsisten memberikan ciri, manfaat, atau jasa tertentu kepada pembeli. Merek lebih dari sekedar jaminan kualitas karena di dalamnya tercakup enam pengertian berikut ini :

(Sitinjak,2004 dikutip dari Lidia Meidiana Sianipar,2009)

1. Atribut Produk, seperti halnya kualitas, gengsi, nilai jual kembali, desain, dan lain-lain.

2. Manfaat, meskipun suatu merek membawa sejumlah atribut, konsumen sebenarnya membeli manfaat dari produk tersebut. Dalam hal ini, atribut merek diperlukan untuk diterjemahkan menjadi manfaat fungsional atau manfaat emosional.

3. Nilai.

Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. Mercedes

menyatakan produk yang berkinerja tinggi, aman, bergengsi dan sebagainya. Dengan demikian produsen Mercedes juga mencapai nilai tinggi di mata masyarakat.

4. Budaya.

(33)

19

5. Kepribadian.

Merek mencerminkan kepribadian tertentu. Sering kali produk tertentu menggunakan kepribadian orang yang terkenal untuk mengdongkrak atau menopang atau merek produknya.

6. Pemakai.

Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut.

Merek sangat dibutuhkan oleh suatu produk karena selain memiliki nilai yang kuat, merek juga memiliki manfaat bagi produsen, konsumen dan publik seperti yang dikemukakan Bilson Simamora (2001 dikutip dari Nurul Huda,2012), yaitu :

1. Bagi Konsumen

- Merek dapat menceritakan sesuatu kepada pembeli tentang suatu mutu produk maupun jasa.

- Merek mampu menarik perhatian pembeli terhadap produk-produk baru yang yang mungkin akan bermanfaat bagi mereka.

2. Bagi Perusahaan

- Merek memudahkan penjual dalam mengolah pesanan dan menelusuri masalah yang timbul.

(34)

- Merek memungkinkan untuk menarik sekelompok pembeli yang setia dan menguntungkan.

- Merek membantu penjual dalam melakukan segmentasi pasar.

3. Bagi Publik

- Pemberian merek memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan lebih konsisten.

- Merek dapat meningkatkan efisiensi pembeli karena merek dapat menyediakan informasi tentang produk dan dimana dapat membeli produk tersebut.

- Merek dapat meningkatkan inovasi produk baru, karena produsen terdorong untuk menciptakan keunikan baru guna mencegah peniruan dari para pesaing.

The American Marketing Association (Kotler,2002 dikutip dari Ulfathul Arzia,2007) membedakan merek menjadi empat pengertian :

1. Brand name (nama merek) merupakan bagian dari merek yang terdiri atas kata-kata, huruf, dan atau angka yang dapat diucapkan, seperti ; Sony, Panasonic dan Pepsodent.

(35)

21

3. Trade mark (tanda merek dagang) adalah merek yang dilindungi oleh undang-undang karena sudah didaftarkan pada pemerintah dan perusahaan mempunyai hak tunggal untuk menggunakannya. Jadi

trade mark terdiri atas kata-kata, huruf atau angka-angka yang dapat diucapkan, termasuk juga brand mark.

4. Copyright (hak cipta) merupakan hak istemewa yang dilindungi oleh undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan, dan menjual karya tulis, karya musik atau karya seni.

Ciri-ciri dari nama merek yang efektif, yaitu: Lamb (2001:423 dikutip dari Lidia Meidiana Sianipar,2009)

a. mudah diucapkan b. mudah dikenali c. mudah diingat d. pendek / singkat e. berbeda atau unik

f. menggambarkan manfaat dari produk g. mempunyai konotasi yang positif

h. memperkuat citra produk yang diinginkan

2.2 Konsep Rebranding

Kata rebrand berasal dari kata re dan brand. Re merupakan kata awalan yang artinya lagi atau memperbaharui (a new), yang mengindikasikan bahwa sebuah tindakan dilakukan untuk yang kedua kalinya. Sedangkan brand

(36)

yang dihasilkan sehingga berbeda dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing (Laurent dan Lambkin,2006). Rebranding dapat terjadi baik pada level organisasi maupun level produk. Rebranding merupakan proses dimana organisasi melakukan perubahan terkait dengan cara produk dipasarkan atau didistribusikan dengan menggunakan merek berbeda. Ini biasanya dilakukan dengan mengubah logo merek, nama merek, citra merek,strategi pemasaran, atau strategi periklanan, tapi tidak selalu demikian. Perubahan tersebut

biasanya ditujukan untuk repositioning produk di pasar. Dalam Muzellec et.al (2003) dikatakan Rebranding adalah sebuah praktek dari pembentukan nama baru yang merepresentasikan perubahan posisi dalam mind frame para

stakeholder dan pembedaan identitas dari kompetitornya.

2.2.1 Tingkatan Rebranding

Rebranding dapat terjadi pada 3 level yang berbeda dalam sebuah organisasi,yaitu: (Muzellec et.al, 2003)

1. Corporate Rebranding berarti penamaan kembali corporate identity

secara keseluruhan, yang sering kali mengindikasikan perubahan besar dalam level strategis atau repositioning.

2. Business Unit berarti, sebuah situasi dimana subsidiary atau divisi dalam satu perusahaan besar diberikan nama yang berbeda sebagai identitas yang berbeda dari perusahaan induknya.

(37)

23

2.2.2 Alasan dan Motivasi Rebranding

Direct (2005 dikutip dari Felix Alim,2010) berpendapat dan mengemukakan tiga pendapat alasan mengapa perusahaan melakukan rebranding, yaitu :

1. Nama perusahaan tidak mewakili layanan atau kapabilitasnya. Dimana produk atau jasa yang dihasilkan tidak mempresentasikan nama perusahaan yang terkait.

2. Persepsi yang sebenarnya tentang perusahaan dan produk atau layanannya menarik.

Dimana persepsi actual akan barang dan jasa yang ditawarkan suatu perusahaan berada dalam posisi yang tidak menguntungkan.

Contohnya seperti Dexxa Computer yang berubah menjadi Logitech untuk masuk dalam pasar kelas menengah dengan pengurangan harga produk yang ditawarkan.

3. Perusahaan atau organisasi penting untuk menerapkan inisiatif baru. Hal ini mungkin dapat terjadi apabila struktur lama tidak cukup kuat untuk menahan kontruksi baru. Dalam artian bahwa saat bisnis mulai menghadapi tantangan baru atau bergerak menuju arah baru,

rebranding dapat menjadi batu loncatan dalam memulai sebuah perubahan. Rebranding mungkin diperlukan dalam situasi ini karena dapat memenuhi harapan penjualan dan usaha pemasaran yang memungkinkan promosi inisiatif baru pada prospek baru, para

(38)

untuk turut ikut serta dalam pengembangan software antivirus semenjak November 1998. Kini lebih dikenal dengan Norton

Symantech dengan software yang telah banyak dikenal, yaitu Norton Anti Virus. Direct, J. (2006). Advertising and Management. New York : The business today

Alasan utama motivasi rebranding lain dikemukan oleh Muller (2004) yang mengungkapkan bahwa rebranding secara fundamental mempengaruhi identitas dari perusahaan dan strategi inti perusahaan tersebut. Muller juga menyarankan perubahan pada pemasaran secara terencana dan terperinci.

Tabel 2.1 Alasan dan Motivasi Rebranding

No. Alasan dan Motivasi

Rebranding

Contoh 1. Untuk retrukrisasi, membuat

awal yang baru, atau penyegaran

EuroDisney menggantikan Disneyland Paris untuk menjalankan program hiburan baru

2. Pemulihan dari krisis dan skandal

ValuJet menjadi AirTran setelah kecelakaan pesawat

3. Merger Sony dan Ericsson merger menjadi

Sony Ericsson

4. Cost Control North West Airlines berubah menjadi

NWA untuk pengurangan biaya 5. Untuk menyatukan brand

secara global

Marathon berubah menjadi Snickers di Inggris

6. Untuk mendukung arah baru, budaya baru perusahaan

Unilever berubah menjadi Olivio Spread dibawah nama Bertolli

7. Membentuk produk baru Quarterdeck berubah menjadi Norton Clean Sweep mengeluarkan software Norton Anti Virus

Sumber : Muller, The Business of Brand (2004) (dalam Felix Alim,2010)

2.2.3 Tipe Perubahan Rebranding

Rebranding dapat juga diartikan sebagai suatu proses pemberian nama brand

(39)

25

rebranding dapat dilakukan pada suatu produk baru atau pada produk yang sudah mapan. Proses rebranding menunjukkan perubahan yang nyata pada bentuk logo, nama merek, dan slogan. Dari tiga tipe perubahan tersebut

memungkinkan permutasi, sebagai berikut : (Stuart dan Muzellec,2004 dikutip dari Mary Lambkin and Laurent Muzzelec,2006)

1. Perubahan nama dan logo.

2. Perubahan nama, logo dan slogan. 3. Perubahan logo saja.

4. Perubahan slogan dan logo. 5. Perubahan slogan saja.

2.2.4 Bentuk-bentuk Rebranding

Pada hakikatnya, rebranding berfokus pada upaya mentranformasi citra organisasi dan produk. Pilihan kebijakan dapat dipilih berdasarkan dua dimensi (perubahan nama dan perubahan nilai-nilai/atribut merek), dimana kebijakan tersebut di antaranya adalah: (Tjiptono,2008 dikutip dari Fitri Silviana,2010)

1. Re-iterating, yaitu nama dan nilai merek tidak diubah karena dipandang tetap sesuai dan relevan dengan kebutuhan pelanggan. 2. Re-naming, yaitu nilai fundamental tidak berubah, namun nama baru

diperlukan untuk mengomunikasikan perubahan struktur kepemilikan atau mengubah atribut persepsi eksternal.

(40)

4. Re-starting, yaitu melakukan perubahan fundamental terhadap nama dan nilai merek.

2.2.5 Strategi Rebranding

Proses rebranding dapat ditempuh dengan menggabungkan sejumlah strategi pokok : (Tjiptono,2008 dikutip dari Fitri Silviana,2010)

1. Phase-in/phase out strategy. Strategi ini ditempuh dalam dua tahap, yaitu phase in dan phase out. Pada saat phase in, merek baru masih dilekatkan pada merek saat ini selama periode introduksi tertentu. Setelah melewati masa transisi, merek lama perlahan-lahan dihapus. 2. Umbrella branding strategy, yaitu menggunakan merek tunggal

sebagai paying bagi hamper semua lini produk perusahaan di seluruh pasar yang dimasukinya.

3. Translucent warning strategy, yaitu mengingatkan para pelanggan sebelum perubahan nama merek aktual (biasanya melalui promosi intensif, pajangan dalam toko, dan kemasan produk).

4. Sudden eradication strategy, yaitu secara serta merta mengganti nama merek lama dengan nama baru tanpa periode transisi. Strategi ini cocok dipilih apabila perusahaan bermaksud segera melepaskan diri

dari citra ‘lama’. Selain itu, merek lemah yang tidak berpotensi untuk

dijual atau dibangkitkan kembali merupakan kandidat utama bagi strategi ini.

(41)

27

6. Retrobranding strategy, yaitu beralih kembali ke nama merek lama yang sempat dicampakkan.

2.2.6 Karakteristik Rebranding

Berdasarkan teoritis, sebenarnya terdapat tiga persyaratan utama yang harus dipenuhi setiap perusahaan atau organisasi yang melakukan rebranding : (Tjiptono,2008 dikutip dari Fitri Silviana,2010)

1. Rebranding bukanlah sekedar lipstick, sebagai pemanis. Jadi,

perubahan merek tidak bias sekedar bertujuan untuk menutup-nutupi citra negatif, krisis reputasi, cacat produk/jasa, ataupun skandal produk. Rebranding harus diikuti perubahan mendasar pada beberapa aspek utama agar rebranding bisa berhasil.

2. Peluncuran merek pengganti harus dilakukan secara berhati-hati, bahkan tidak bisa mengabaikan riset dan analisis mendalam. Kajian atas global trademark dan ketersediaan URL (Uniform Resource Locators) harus dipikirkan secara matang.

3. Merek pengganti harus lebih baik dari merek sebelumnya : tidak boleh

in-offensive, diupayakan singkat dan jelas, mudah diingat, dan mudah diucapkan oleh pasar di semua negara tempat merek tersebut

dipasarkan.

2.2.7 Proses Rebranding

Proses dalam sebuah rebranding sendiri dapat terjadi dalam 4 tahap yaitu:

(42)

Brand Repositioning lebih dinamis, merupakan proses inkremental dimana harus selalu di adjust setiap waktu untuk selalu siap dengan perubahan market trend dan tekanan kompetitif dalam eksternal event yang lebih luas.

Untuk brand renaming merupakan yang paling komprehensif dan paling beresiko dalam proses rebranding. Untuk renaming sendiri dapat dibedakan ke dalam beberapa kategori, yaitu Descriptive, Geographic, Patronymic, Acronymic, Associative, dan Freestanding.

Sedangkan untuk Brand Redesign adalah sebuah inti dari filosofi perusahaan atau atribut utama dari produk yang digambarkan ke dalam sebuah simbol.

Brand Relaunching adalah pemberitaan atau pemberitahuan brand baru ke dalam internal dan eksternal perusahaan. Untuk internal dapat dilakukan dengan brosur atau buletin, internal meeting, dan juga melalui workshop atau intranet.

Sedangkan untuk eksternal dapat melalui press relase, advertising untuk menarik perhatian akan brand baru tersebut dan juga dapat memfasilitasi proses adopsi dari nama baru tersebut kepada para stakeholder (Muzellec et.al 2003).

2.3 Loyalitas Pelanggan

(43)

29

Sedangkan pelanggan loyal adalah seseorang yang melakukan aktifitas membeli barang atau jasa yang memenuhi kriteria sebagai berikut (Griffin, 1995 dalam Susalit Sulthan Rahadian,2006):

1. Melakukan pembelian ulang secara berkala.

2. Membeli produk lain yang ditawarkan produsen yang sama. 3. Merekomendasikan produk atau jasa tersebut kepada orang lain.

Aaker (1997 dalam Tri Ariprabowo, 2007) berpendapat bahwa loyalitas terhadap suatu merek sangat dipengaruhi oleh berapa banyak orang yang sudah loyal bisa mengajak dan menginformasikan kepada orang lain untuk membeli merek tersebut.

Tahapan loyalitas konsumen menurut Oliver (1998 dalam Susalit Sulthan Rahadian,2006) terbagi atas tiga tahapan, yaitu fase kognitif, fase afektif dan fase konatif. Ketiga tahapan diatas terjadi secara berurutan satu dengan lainnya.

Pada tahap pertama dari loyalitas adalah fase kognitif, dimana informasi tentang produk, jasa dan merek yang diterima oleh konsumen

mengindikasikan bahwa produk, jasa dan merek yang ditawarkan lebih diinginkan konsumen dibandingkan dengan produk, jasa dan merek alternatif. Tahapan yang kedua adalah tahap afektif, dimana loyalitas diperoleh sebagai akumulasi dari kepuasan atas penggunaan produk, jasa dan merek tertentu.

(44)

Beberapa hal yang mempengaruhi loyalitas pelanggan :

a. Nilai yang dipikirkan pelanggan (CPV --- customer perceived value) Nilai yang dipikirkan pelanggan (CPV --- customer perceived value) adalah selisih antara evaluasi calon pelanggan atas semua manfaat serta semua biaya tawaran tertentu dan alternatif-alternatif lain yang

dipikirkan. Nilai yang dipikirkan pelanggan didasarkan pada perbedaan antara apa yang didapatkan pelanggan dan apa yang diberikannya untuk berbagai kemungkinan pilihan. Pelanggan mendapatkan manfaat dan mengendalikan biaya. Pemasar dapat meningkatkan nilai tawaran pelanggan dengan kombinasi menaikkan manfaat fungsional atau emosional dan/atau mengurangi satu atau lebih berbagai jenis biaya (Kotler, 2007).

Perusahaan yang memperhatikan nilai yang diinginkan pelanggannya, akan lebih mudah mendapatkan kesetiaan pelanggannya. Hal ini menunjukkan semakin tinggi nilai pelanggan, semakin tinggi loyalitas pelanggan.

b. Kepuasan Pelanggan

Secara umum, kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang

(45)

31

Pelanggan yang merasa puas terhadap produk yang dikonsumsinya, akan terus mengkonsumsi produk tersebut secara terus-menerus. Proses ini akan membentuk kesetiaan pelanggan terhadap produk yang

dikonsumsinya.

c. Mutu Produk dan Jasa

Beberapa pakar telah mendefinisikan mutu sebagai kesesuaian dengan penggunaan, kesesuaian dengan persyaratan, bebas dari penyimpangan, dan sebagainya.

American Society for Quality Control mendefinisikan mutu sebagai keseluruhan fitur dab sifat produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat. Ini merupakan definisi mutu yang berpusat pada pelanggan. Penjual menghasilkan mutu bila produk atau pelayanan penjual tersebut memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Perusahaan yang memenuhi kebanyakan kebutuhan pelanggannya dalam waktu yang lama disebut perusahaan bermutu (Kotler,2007).

(46)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber yang diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data Primer didapat dari hasil jawaban kuesioner kepada responden.

Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan pengumpulkan data. Data Sekunder ini diperoleh secara tidak langsung baik dari buku literature, arsip-arsip dan

dokumen-dokumen mengenai penelitian ini.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

(47)

33

Untuk penelitian ini populasi yang digunakan adalah orang-orang yang mengkonsumsi produk larutan penyegar cap badak yang jumlahnya tidak diketahui secara pasti.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,2010). Sampel adalah kumpulan dari unit sampling. Unit sampling adalah kumpulan dari unsur-unsur populasi yang tidak tumpang tindih (Moh.Nazir,2009). Jumlah responden paling sedikit 4 atau 5 kali jumlah variabel atau item yang digunakan dalam penelitian (Malhotra,2005 dikutip dari A.Wahib

Muhaimin,2010). Jadi, pada penelitian peneliti mengambil jumlah responden sebanyak 5 x 17 (jumlah butir pertanyaan) = 85 orang. Sedangkan untuk uji reliabilitas dan validitas peneliti menggunakan 30 sampel.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dilakukan dengan dua cara,yaitu kuesioner dan wawancara.

3.3.1 Kuesioner

Kuesioner adalah sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis (Moh.Nazir,2009).

(48)

tentang produk , persepsi mereka terhadap produk, dan kesetiaan terhadap produk.

Skala yang digunakan pada penelitian ini adalah skala interval. Skala interval memperlihatkan jarak yang sama dari ciri atau sifat objek yang diukur.

Pemetaan bobot penelitian dengan pengukuran interval adalah sebagai berikut:

1 – 20 = Sangat Tidak Setuju

21 – 40 = Tidak Setuju

41 – 60 = Netral

61 – 80 = Setuju

81 – 100 = Sangat Setuju

3.3.2 Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (Moh.Nazir,2009).

3.4 Metode Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non probability sampling melalui pendekatan purposive sampling

(49)

35

Dalam hal ini kriteria orang yang dijadikan sumber data adalah : 1. Mengetahui produk larutan penyegar cap kaki tiga dan larutan

penyegar cap badak.

2. Pernah mengkonsumsi larutan penyegar cap kaki tiga dan larutan peyegar cap badak.

3.5 Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto,2010). Variabel penelitian merupakan atribut-atribut yang mempengaruhi loyalitas pelanggan terhadap produk larutan penyegar cap badak. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (X) , yaitu Rebranding

a. Memilih ulang sebuah merek b. Membuat ulang kesadaran merek

c. Memposisikan ulang merek d. Menciptakan ulang citra merek e. Membuat ulang kepercayaan

(50)

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Penelitian Definisi Operasional Indikator

Memilih ulang

rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing (Kotler,2007).

Kesadaran merek adalah kesanggupan seseorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori tertentu (Aaker,1997 dikutip dari Ivan Senjaya dan Raymond Sindhunatan,2010).

Memposisikan ulang mereklebih dinamis, merupakan proses inkremental dimana harus selalu di

adjust setiap waktu untuk selalu siap dengan perubahan market trend dan tekanan kompetitif dalam eksternal

event yang lebih luas(Muzellec et.al,2003).

Citra merek tercipta melalui asosiasi merek, yaitu mengintegrasikan kesan yang mereka tangkap dari sebuah merek dengan struktur mental pribadi mereka. (Schultz and Barnes,1999 dikutip dari Ivan Senjaya dan Raymond Sindhunatan,2010).

Kepercayaan pelanggan pada merek (brand trust) didefinisikan sebagai keinginan pelanggan untuk bersandar pada sebuah merek dengan risiko-risiko yang dihadapi karena ekspektasi terhadap merek itu akan menyebabkan hasil yang positif (Lau dan Lee dalam Langgeng Yuswo, 2010 dikutip dari Agil Putra Shandi,2011)

-deskripsi manfaat -asosiasi merek -perbedaan

-kemudahan pengucapan

- kesadaran akan merek baru - kemudahan mengingat merek baru

- kemudahan mengenali logo baru

- keyakinan pada atribut produk

- keyakinan pada manfaat produk

- percaya kepada produk

- kualitas bahan baku - manfaat mengkonsumsi Produk

- kesan terhadap produk

(51)

37

Loyalitas Pelanggan Loyalitas secara umum diartikan sebagai kesetiaan. Oliver mendifinisikan kesetiaan sebagai komitmen yang dipegang kuat untuk membeli lagi atau berlangganan lagi produk atau jasa tertentu di masa depan meskipun ada pengaruh situasi dan usaha pemasaran yang berpotensi menyebabkan peralihan perilaku

3.6 Uji Validitas dan Reabilitas Ukuran

3.6.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument (Arikunto,2010).

Validitas menunjukkan sifat suatu alat ukur dalam pengertian apakah suatu alat ukur cukup akurat, stabil atau konsisten dalam mengukur apa yang ingin diukur (Moh.Nazir,2009).

Validitas dapat diketahui dengan menggunakan rumus PearsonProduct Moment sebagai berikut: (Riduwan dan Engkos,2007)

]

rxy = Validitas instrumen

N = Jumlah sampel

(52)

xy = Jumlah perkalian variabel x dan variabel y

2

x = Jumlah kuadrat dari variabel X 2

y = Jumlah kuadrat dari variabel Y

Dengan Ketentuan :

Jika r hitung > r tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima (signifikan) Jika r hitung < r tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak (tidak signifikan)

3.6.2 Reabilitas

Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang (Sugiyono,2009). Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik

(Arikunto,2010).

Suatu konstruktur atau variabel dikatakan realibel jika memberikan nilai Alpha Cronbach > 0,50 (Sugiyono, 2009).

3.7 Tekhnis Analisis

3.7.1 Analisis Kualitatif

(53)

39

Tabel 3.2 Rentang Skor

Skor Tingkat Hubungan

85 – 1768 Sangat Rendah

1768 – 3451 Rendah

3452 – 5134 Cukup Kuat

5135 – 6817 Kuat

6818 – 8500 Sangat Kuat

3.7.2 Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah analisis dengan menggunakan pendekatan atau rumus statistik. Dalam penelitian ini analisis kuantitatif yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Pada penelitian ini peneliti menggunakan alat hitung SPSS sebagai alat bantu.

Analisis regresi linier berganda adalah parameter dari suatu hubungan fungsional antara satu variabel dependen sengan lebih dari satu variabel yang ingin diestimasikan (Moh.Nazir,2009).

Penggunaan analisis regresi linier berganda bertujuan untuk

mengetahui pengaruh membuat ulang sebuah merek, membuat ulang kesadaran merek, memposisikan ulang merek, menciptakan ulang citra merek, dan membuat ulang kepercayaan terhadap loyalitas pelanggan. Persamaan regresi yang digunakan pada penelitian ini adalah :

Y = a1X1 + a2X2 + a3X3 + a4X4 + a5X5 + ℮ Keterangan :

Y = Loyalitas Pelanggan

(54)

X4 = Menciptakan Ulang Citra Merek X5 = Membuat Ulang Kepercayaan

a1 = Koefisien Regresi Variabel Memilih Ulang Sebuah Nama Merek

a2 = Koefisien Regresi Variabel Membuat Ulang Kesadaran Merek

a3 = Koefisien Regresi Variabel Memposisikan Ulang Merek a4 = Koefisien Regresi Variabel Menciptakan Ulang Citra Merek

(55)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Validitas dan Reabilitas

4.1.1 Uji Validitas

Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan analisis faktor menggunakan alat bantu SPSS. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah pernyataan pada kuesioner layak untuk diteliti. Uji Validitas dilakukan kepada 30 responden yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Pernyataan dinyatakan valid atau layak apabila r-hitung > r-tabel. Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas

Variabel Item r-hitung r-tabel (n=30) Keterangan Memilih Ulang

(56)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa uji validitas yang dilakukan terhadap 30 orang responden menghasilkan 17 variabel yang dinyatakan valid. Hal ini dapat disimpulkan dengan melihat bahwa setiap variabel memiliki r-hitung lebih besar dibandingkan r-tabel. Hal ini mengindikasikan bahwa seluruh pernyataan yang dibuat dinilai layak dan dapat digunakan untuk keperluan penelitian.

4.1.2 Uji Reabilitas

Uji Reabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkain alat ukur yang

memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan berulang. Suatu konstruktur atau variabel dikatakan reliabel, jika memiliki nilai alpha cronbach ≥ 0,50 (Sugiyono,2009). Berikut ini merupakan hasil uji validitas yang dilakukan terhadap 30 orang responden yang dinilai memenuhi kriteria yang telah ditentukan.

Tabel 4.2 Hasil Uji Reabilitas

Variabel Item Alpha Cronbach Keterangan Memilih Ulang Sebuah Merek X1 0,730 Reliabel Membuat Ulang Kesadaran Merek X2 0,884 Reliabel Memposisikan Ulang Merek X3 0,760 Reliabel Membuat Ulang Citra Merek X4 0,720 Reliabel Menciptakan Ulang Kepercayaan X5 0,960 Reliabel Loyalitas Pelanggan Y 0,927 Reliabel

Sumber : Data Diolah 2012 (Lampiran 3,4,5,6,7 dan 8)

(57)

43

sama dengan atau lebih dari 0,5. Hal ini mengindikasikan bahwa seluruh pernyataan yang dibuat dinilai layak dan dapat digunakan untuk keperluan penelitian.

4.2 Analisis Kualitatif

4.2.1 Gambaran Umum Responden

Pada penelitian ini, responden yang diambil sebagai sampel adalah orang yang sering mengkonsumsi produk larutan penyegar dan mengetahui perubahan merek larutan penyegar cap kaki tiga menjadi larutan penyegar cap badak. Dengan adanya kriteria tersebut, responden diharapkan dapat lebih memahami tentang perubahan merek (rebranding) produk larutan penyegar dan dapat mempertanggung jawabkan respon yang diberikan secara rasional. Untuk memenuhi syarat analisis data,

disebarkan kuesioner sebanyak 125 buah dengan rincian sebagai berikut : 1. Kuesioner yang memenuhi syarat 85 buah 2. Kuesioner yang tidak memenuhi syarat 40 buah

Dengan demikian untuk proses analisis hanya dapat menggunakan 85 responden.

4.2.2 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Usia

Tabel 4.3 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Usia Responden

Jenis Kelamin Usia Total Persentase (%)

(58)

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa responden berjenis kelamin pria lebih banyak daripada responden berjenis kelamin wanita, yaitu sebesar 54,12%, sedangkan responden berjenis kelamin wanita hanya 45,88%. Hal ini

mengindikasikan bahwa konsumen pria lebih banyak dibandingkan konsumen wanita. Sedangkan menurut usia, responden dengan kategori usia 21-25 tahun lebih banyak dibandingkan responden dengan kategori usia lainnya, yaitu 49,41%. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen larutan penyegar sebagian besar merupakan kalangan remaja.

4.2.3 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Pekerjaan

Tabel 4.4 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Pekerjaan

Jenis Kelamin Pekerjaan Total Persentase (%) Mahasiswa/i PNS Wirausaha Lain-lain

Pria

Sumber : Data Diolah 2012

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa responden dengan status

mahasiswa/mahasiswi lebih banyak dibandingkan responden dengan status PNS, wirausaha dan lain-lain, yaitu sebesar 44,71%. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen larutan penyegar lebih banyak dari orang yang berstatus

(59)

45

4.2.4 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Informasi Tentang Produk

Tabel 4.5 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Informasi Tentang Produk

Jenis Kelamin Informasi Tentang Produk Total Persentase (%)

Sumber : Data Diolah 2012

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa responden yang mendapatkan informasi perubahan merek (rebranding) produk larutan penyegar cap kaki tiga menjadi cap badak dari TV (Televisi) lebih banyak daripada koran, majalah, radio, keluarga, dan lainnya, yaitu sebesar 75,29%. Hal ini mengindikasikan bahwa penyebaran informasi melalui media TV (Televisi) jauh lebih efektif dibandingkan media lainnya.

4.2.5 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Pengeluaran Rutin

Tabel 4.6 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Pengeluaran Rutin

Jenis Kelamin Pengeluaran Rutin (dalam ribuan) Total Persentase (%) 250-500 501-1.000 1.001-3.000 >3.000

Pria

Sumber : Data Diolah 2012

(60)

dan 36,47%. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen larutan penyegar pada umumnya adalah masyarakat ekonomi menengah.

4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden

Berdasarkan pengumpulan data mengenai “Pengaruh Perubahan Merek (Rebranding)

Produk Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga Menjadi Cap Badak Terhadap Loyalitas Pelanggan” dihasilkan perhitungan sebagai berikut :

4.3.1 Tanggapan Tentang Memilih Ulang Sebuah Merek (X1)

Tabel 4.7 Hasil Jawaban Responden Tentang Memilih Ulang Sebuah Merek (X1)

No. Pernyataan STS

2. Merek cap badak memiliki perbedaan dengan merek

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju dengan pernyataan tentang memilih sebuah merek baru. Pernyataan no.1 menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan jawaban responden yang mengisi kuesioner sebesar 6223 atau 73,21% (6223/8500 x 100%). Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar konsumen berpendapat merek cap badak mengingatkan mereka pada larutan penyegar. Merek cap badak dianggap mengingatkan terhadap larutan

(61)

47

Pernyataan no.2 menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan jawaban responden yang mengisi kuesioner sebesar 5620 atau 66,12% (5620/8500 x 100%). Hal ini

mengindikasikan bahwa sebagian besar konsumen berpendapat merek cap badak memiliki perbedaan dengan merek cap kaki tiga. Merek cap badak dianggap memiliki perbedaan dengan merek cap kaki tiga, dikarenakan kedua produk memiliki gambar yang berbeda pada setiap kemasan. Merek cap badak menggunakan gambar badak, sedangkan merek cap kaki tiga menggunakan gambar kaki tiga yang berukuran besar pada produknya.

Pernyataan no.3 menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan jawaban responden yang mengisi kuesioner sebesar 6902 atau 81,20% (6902/8500 x 100%). Hal ini

mengindikasikan bahwa sebagian besar konsumen berpendapat merek cap badak mudah diucapkan. Merek cap badak dianggap mudah diucapkan karena kata badak dinilai singkat dan jelas sehingga setiap orang dapat mengucapkannya.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa indikator yang memiliki

(62)

4.3.2 Tanggapan Tentang Membuat Ulang Kesadaran Merek (X2)

Tabel 4.8 Hasil Jawaban Responden Tentang Membuat Ulang Kesadaran Merek (X2)

No. Pernyataan STS

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tentang membuat ulang kesadaran merek. Pernyataan no.1 menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan jawaban responden yang mengisi kuesioner sebesar 6712 atau 78,96% (6712/8500 x 100%). Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar konsumen berpendapat merek cap badak mudah dikenal. Merek cap badak mudah dikenal karena larutan penyegar cap badak menggunakan icon badak pada produknya, serta melakukan pengiklanan dengan tema pelestarian badak.

Pernyataan no.2 menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan jawaban responden yang mengisi kuesioner sebesar 6740 atau 79,29% (6740/8500 x 100%). Hal ini

mengindikasikan bahwa sebagian besar konsumen berpendapat merek cap badak mudah diingat. Merek cap badak mudah diingat karena merek cap badak mewakili produk larutan penyegar cap badak yang menggunakan gambar badak pada setiap kemasan.

(63)

49

mengindikasikan bahwa sebagian besar konsumen berpendapat logo badak mudah dikenal. Logo badak mudah dikenal karena sejak pertama kali dikeluarkan larutan penyegar telah menggunakan gambar badak pada setiap kemasannya.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa indikator yang memiliki

persentase terbesar adalah indikator ketiga dengan 81,40%. Hal ini mengindikasikan bahwa logo badak telah melekat dihati pelanggan sehingga mereka mudah mengenali produk dengan melihat logo badak pada kemasan.

4.3.3 Tanggapan Tentang Memposisikan Ulang Merek (X3)

Tabel 4.9 Hasil Jawaban Responden Tentang Memposisikan Ulang Merek (X3)

No. Pernyataan STS

(64)

konsumen berpendapat atribut produk menimbulkan keyakinan pada produk. Atribut produk menimbulkan keyakinan pada produk karena dari segi kemasan dan

periklanan larutan penyegar cap badak dinilai mewakili produk itu sendiri.

Pernyataan no.2 menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan jawaban responden yang mengisi kuesioner sebesar 6471 atau 76,13% (6471/8500 x 100%). Hal ini

mengindikasikan bahwa sebagian besar konsumen berpendapat manfaat produk menimbulkan keyakinan pada produk. Manfaat produk menimbulkan keyakinan pada produk karena larutan penyegar cap badak dinilai pelanggan cukup efektif untuk meredakan panas dalam.

Pernyataan no.3 menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan jawaban responden yang mengisi kuesioner sebesar 5948 atau 69,98% (5948/8500 x 100%). Hal ini

mengindikasikan bahwa sebagian besar konsumen berpendapat merek baru menimbulkan keyakinan pada produk. Merek baru menimbulkan keyakinan pada produk karena perusahaan menjamin bahwa walaupun menggunakan merek baru tetapi memiliki kualitas yang sama dengan merek yang lama.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa indikator yang memiliki

persentase terbesar adalah indikator kedua dengan 76,13%. Hal ini mengindikasikan bahwa keyakinan terhadap manfaat produk membuat konsumen tidak untuk

(65)

51

4.3.4 Tanggapan Tentang Menciptakan Ulang Citra Merek (X4)

Tabel 4.10 Hasil Jawaban Responden Tentang Menciptakan Ulang Citra Merek (X4)

No. Pernyataan STS

2. Larutan penyegar cap badak memberikan manfaat untuk kesehatan konsumen

0 2 7 46 30 6603 77,68%

3. Kesan yang baik terhadap

produk 0 0 13 45 27 6562 77,20%

Sumber : Data Diolah 2012

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tentang menciptakan ulang citra merek. Pernyataan no.1 menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan jawaban responden yang mengisi kuesioner sebesar 6377 atau 75,02% (6377/8500 x 100%). Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar konsumen berpendapat bahan baku yang digunakan larutan penyegar cap badak berkualitas. Bahan baku yang digunakan larutan penyegar cap badak dinilai

berkualitas karena bahan baku yang digunakan untuk memproduksi larutan penyegar cap badak sama dengan bahan baku yang dulu digunakan untuk larutan penyegar cap kaki tiga.

Pernyataan no.2 menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan jawaban responden yang mengisi kuesioner sebesar 6603 atau 77,68% (6603/8500 x 100%). Hal ini

(66)

dinilai memberikan manfaat untuk kesehatan konsumen karena larutan penyegar cap badak terbukti dapat meredakan panas dalam.

Pernyataan no.3 menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan jawaban responden yang mengisi kuesioner sebesar 6562 atau 77,20% (6562/8500 x 100%). Hal ini

mengindikasikan bahwa sebagian besar konsumen berpendapat larutan penyegar cap badak meninggalkan kesan yang baik. Larutan penyegar cap badak dinilai

meninggalkan kesan yang baik karena larutan penyegar cap badak memiliki manfaat dan kualitas yang tidak diragukan lagi.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa indikator yang memiliki

persentase terbesar adalah indikator kedua dengan 77,68%. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen tidak ragu lagi atas manfaat larutan penyegar cap badak untuk kesehatan tubuh.

4.3.5 Tanggapan Tentang Membuat Ulang Kepercayaan (X5)

Tabel 4.11 Hasil Jawaban Responden Tentang Membuat Ulang Kepercayaan (X5)

No. Pernyataan STS 1. Larutan penyegar cap

badak lebih baik dibandingkan produk lain

0 0 21 42 22 6197 72,91%

2. Larutan penyegar cap badak lebih berkhasiat daripada produk lain

0 2 21 34 28 6212 73,08%

3. Larutan penyegar cap badak lebih berkualitas daripada produk lain

0 0 20 43 22 6346 74,66%

(67)

53

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tentang membuat ulang kepercayaan. Pernyataan no.1 menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan jawaban responden yang mengisi kuesioner sebesar 6197 atau 72,91% (6197/8500 x 100%). Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar konsumen berpendapat larutan penyegar cap badak lebih baik dibandingkan produk lain. Larutan penyegar cap badak dinilai lebih baik dibandingkan produk lain karena larutan penyegar cap badak memiliki kemasan yang melambangkan produk itu sendiri, serta melakukan pelestarian pada hewan yang dijadikan logo produk.

Pernyataan no.2 menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan jawaban responden yang mengisi kuesioner sebesar 6212 atau 73,08% (6212/8500 x 100%). Hal ini

mengindikasikan bahwa sebagian besar konsumen berpendapat larutan penyegar cap badak lebih berkhasiat daripada produk lain. Larutan penyegar cap badak dinilai lebih berkhasiat daripada produk lain dikarenakan sudah banyak orang yang sembuh panas dalamnya setelah mengkonsumsi larutan penyegar cap badak.

Pernyataan no.3 menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan jawaban responden yang mengisi kuesioner sebesar 6346 atau 74,66% (6346/8500 x 100%). Hal ini

mengindikasikan bahwa sebagian besar konsumen berpendapat larutan penyegar cap badak lebih berkualitas daripada produk lain. Larutan penyegar cap badak dinilai lebih berkualitas daripada produk lain karena larutan penyegar cap badak

(68)

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa indikator yang memiliki

persentase terbesar adalah indikator ketiga dengan 74,66%. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen percaya bahwa larutan penyegar cap badak memiliki kualitas yang tinggi sehingga mereka tidak ragu untuk mengkonsumsi larutan penyegar cap badak.

4.3.6 Tanggapan Tentang Loyalitas Pelanggan (Y)

Tabel 4.12 Hasil Jawaban Responden Tentang Loyalitas Pelanggan (Y)

No. Pernyataan STS 1. Sering membeli larutan

penyegar cap badak 0 0 12 51 22 6367 74,91% 2. Merekomendasikan

larutan penyegar cap badak ke orang lain

0 2 16 35 32 6357 74,79%

Sumber : Data Diolah 2012

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden setuju dengan pernyataan tentang loyalitas pelanggan. Pernyataan no.1 menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan jawaban responden yang mengisi kuesioner sebesar 6367 atau 74,91% (6367/8500 x 100%). Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar konsumen sering membeli larutan penyegar cap badak. Konsumen membeli larutan penyegar cap badak karena larutan penyegar cap badak memiliki manfaat dan kualitas yang tidak perlu diragukan lagi.

Pernyataan no.2 menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan jawaban responden yang mengisi kuesioner sebesar 6357 atau 74,79% (6357/8500 x 100%). Hal ini

(69)

55

cap badak ke orang lain karena setelah mengkonsumsi larutan penyegar cap badak panas dalam yang dialami lekas mereda sehingga mereka tidak ragu untuk

menawarkan larutan penyegar cap badak kepada keluarga dan kerabat terdekat.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa indikator yang memiliki persentase terbesar adalah indikator pertama dengan 72,91%. Hal ini

mengindikasikan bahwa setelah melakukan perubahan merek (rebranding) larutan penyegar cap badak tetap dibeli dan dikonsumsi oleh konsumen.

4.4 Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah analisis dengan menggunakan pendekatan atau rumus statistik. Untuk mengetahui pengaruh perubahan merek (rebranding) produk larutan penyegar cap kaki tiga menjadi cap badak terhadap loyalitas pelanggan digunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan alat hitung SPSS. Berikut ini adalah hasil analisis regresi linier berganda yang telah dilakukan :

Tabel 4.13 Analisis Determinan (R2) Model Summary

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Produk PT Sinde Budi Sentosa
Gambar 1.1 Pemberitahuan Perubahan Merek (rebranding)
Gambar 1.2 Perubahan Merek (rebranding) pada Kemasan
Tabel 1.2 Penjualan Produk Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga dan Larutan Cap       Badak
+7

Referensi

Dokumen terkait