LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
(PRAKERIN)Unit produksi “SCANDATECH”
BENGKEL SMK NEGERI 2 WONOGIRI
Jl. Raya Wonogiri – Ngadirojo km.3, Bulusulur Wonogiri TANGGAL JULI - AGUSTUS 2012
Disusun Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Persyaratan Untuk Menempuh Ujian Akhir Sekolah / Ujian Akhir Nasional dan
Ujian Praktek Kerja Industri SMK N 2 Wonogiri Tahun Pelajaran 2012/2013
SMK NEGERI 2 WONOGIRI
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin) Ini telah diperiksa dan disetujui oleh pimpinan bengkel, pada :
Hari/Tanggal : ………
Di : ………
PENGESAHAN PEMBIMBING SEKOLAHAN
Laporan Praktek Kerja Industri ini diperiksa dan disahkan oleh guru pembimbing Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Wonogiri, Pada :
Hari/Tanggal : ………
Di : ………
Wonogiri, ………..2012
Mengetahui
Ketua Program Pembimbing
RUDHIANTO CATUR, S.Pd NIP . 9746401 200604 1017 NIP .
Waka Humas dan Hubin
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
1. Keberhasilan berasal dari tangan kita sendiri akan lebih bermakna. 2. Satu tauladan lebih baik dari seribu nasehat.
3. Tidak akan ada perubahan yang lebih baik tanpa usaha dan doa.
PERSEMBAHAN kepada :
1. Bpk kepala sekolah smk negeri 2 wonogiri
2. Bengkel smk negeri 2 wonogiri selaku tempat prakerin
3. Bpk/ibu guru pembimbing yang telah mengarahkan kami dalam menyusun laporan 4. Bpk pembimbing prakerin di bengkel
5. Teman-teman smk negeri 2 wonogiri
6. Semua pihak yang membantu penulis/penyusunan laporan 7. Pembaca yang arif
Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan kegiatan praktek kerja industry(prakerin) yang pelaksanaanya kurang lebih selama 2 bulan, dan menyelesaikan penyusunan laporan dalam rangka memenuhi tugas sebagai syarat unutk mengikuti ujian akhir sekolah dan ujian nasional, sekolah smk negeri 2 wonogiri tahun diklat 2011/2012.
Dalam penyusunan laporan ini tentunya penulis menghadapi berbagai kesulitan dan hambatan, namun berkat kesungguhan serta bantuan dari berbagi pihak, maka laporan praktek kerja industry ini dapat diselesaiakn dengan baik. Oleh Karen itu, dalam penyusunan laporan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Drs. H. Dikin selaku kepala sekolah smk negeri 2 wonogri yang telah member izin kepada penulis untuk dpat melaksankan kegiatan praktek kerja industry dengan baik.
2. Bp. GURU selaku pemimpin bengkel smk negeri 2 wonogiri yang telah membimbing penulis dalam melaksanakan praktek kerja industri.
3. Bapak/ibu guru selaku pembimbing penyusunan laporan praktek kerja industri yang telah memberikan petunjuk, pengarahan serta bimbingan sehingga penyusun dapat menyusun laporan praktek kerja industri.
4. Bapak/ibi guru smk negeri 2
wonogiri
yang telah mencurahkan tenaga dan pikiran dalam mendidik penulis di bangku sekolah.5. Teman-teman yang telah memberi bantuan baik spiritual, maupun material kepada penulis dalam menyelasikan laporan ini.
6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari karena keterbatasan penulis, maka dalam penyusunan laporan praktek kerja industri ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritikan dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempuraan laporan ini.
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN 2.2 Denah Lokasi Bengkel dan Layout Bengkel……… 2.3 Struktur Organisasi
2.4 Disiplin Kerja
2.5 Pemeliharaan Alat dan Tempat Kerja 2.6 Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup BAB III URAIAN KHUSUS
3.1 Judul Pekerjaan 3.2 Landasan Teori
3.3 Kompetensi Yang Dicapai 3.4 Permasalahan Yang Dihadapi 3.5 Pemecahan Permasalahan
3.6 Persiapan Alat , Bahan dan Keselamatan Kerja 3.7 Uraian Langkah Kerja dan Gambar Kerja BAB IV PENUTUP
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Prakerin
Untuk penguasaan siswa dalam kegiatan belajar mengajar disekolah maka sangat diperlukan adanya program PRAKERIN karena dapat memberikan keterampilan yang kepada siswa dan pengenalan terhadap dunia kerja yang sesungguhnya serta dapat mengetahui bagaimana pemecahan masalah dari masalah yang sedang dihadapi bengkel.
Masih banyak lagi tujuan dari PRAKERIN , selain yang sudah disampaikan diatas , diantaranya adalah :
2. Melatih siswa untuk disiplin kerja.
3. Melatih siswa untuk dapat memecahkan masalah dalam pekerjaan pemesinan.
4. Dapat mengenal alat yang belum pernah dijumpai dan cara pengunaanya. 5. Melatih siswa agar bekerja dengan baik dan efisien dari hal yang paling
penting dari kegiatan PRAKERIN.
1.2 Tujuan penulisan Laporan Prakerin
Salah satu tujuan dari pembuatan laporan PRAKERIN adalah memenuhi tugas dan melengkapi persyaratan untuk menempuh Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Akhir Nasional.
Masih banyak lagi tujuan dari pembuatan laporan PRAKERIN , diantaranya adalah :
1. Penulis lebih dapat mengetahui dan memantapkan tentang keahlian yang sedang dipelajari dalam praktek maupun dalam penyampaian materi . 2. Mengumpulkan data guna kepentingan sekolah umumnya dan kepentingan
siswa khususnya
3. Menambah perbendaharaan perpustakaan sekolah dan menjunjung kemampuan siswa tahun diklat berikutnya.
4. Penulis mampu menyelesaikan masalah sesuai kejuruan masing-masing. 5. Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkreatifitas dalam penyusunan 6. kalimat yang baik dan benar.
7. Sebagai referensi bagi pembaca dan menambah pengetahuan.
BAB II URAIAN UMUM
A. Sejarah berdirinya Bengkel
Unit produksi UP 2006 secara resmi berdiri pada awal juni 2006 , yang diprakarsai oleh ketua program Tehnik Pemesinan pada saat itu yaitu Bapak Tri Gunarso, S.Pd. unit produksi sampai saat ini untuk lokasi dan alat yang digunakan masih menyatu dengan bengkel pemesinan SMK NEGERI 2 Wonogiri.
Pada awal berdiri, “UP 2006” memanfaatkan hasil tugas akhir program tekhnik pemesinan sebagai modal awal yaitu dengan cara menjual produk-produk tersebut kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
Hingga saat ini “UP 2006” telah berhasil menjalin kerjasama dengan beberapa instansi pemerintah, swasta maupun industri kecil/UKM, misalnya dengan beberapa SD/SMP/SMA/SMK di lingkungan kabupaten Wonogiri, ATMI Surakarta, dan yang lainnya.
B. Daerah Lokasi Bengkel/ Institusi
Jl. Raya Wonogiri-Ngadirojo KM 3
4
1
Gambar 1.1 Daerah Lokasi Bengkel
Keterangan :
1. SMK Negeri 2 Wonogiri
2. DPU Wonogiri
3. AKBID Wonogiri
4. STM Gajah Mungkur
C. Struktur Organisasi
STRUKTUR UNIT PRODUKSI “UP 2006” PROGRAM TEHNIK PEMESINAN
2
PIMPINAN BAMBANG.W, S.Pd KEUANGA
N
ADMINISTRASI BAMBANG P.N, PDODUKSI/QUALITY
CONTROL Drs.JOKO.W AGUNG SUTOMO INSTUKTUR SISWA PEMASARAN/PRODUKSI
: Garis komando : Garis koordinasi
Gambar 1.2 struktur organisasi
Struktur Unit Produksi “UP 2006” tidak begitu rumit , karena setiap bidang sudah ada yang mengurusi , seperti : keuangan, administrasi, pemasaran, produksi,. Jadi semua sudah tersusun dengan rapi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar diatas.
☻ Denah Bengkel Pemesinan
KONSUMEN
4
12
11
10
8
9
7
6
5
1
3
3
1
2
Gambar 1.3 Denah bengkel
Keterangan :
1. Lap computer “AutoCADD 2. Area Kerja mesin CNC 3. WC
4. Area kerja mesin las Listrik 5. Area kerja mesin bor 6. Area kerja mesin bangku
7. Area kerja mesin Bubut dan Frais 8. Area mesin Diesel
9. Area mesin Produk Pemesinan 10. Gudang
11. Ruang instruktur 12. Ruang alat
13. Area mesin Gerenda Meja
D. Disiplin Kerja
Di bengkel Pemesinan “UP 2006” memiliki aturan sangat ketat, misalnya datang 10 menit sebelum praktek dimulai, untuk meninggalkan bengkel harus memiliki ijin atau harus sepengetahuan guru pembimbing, kedisiplinan yang lain:
1. Wajib mengenakan seragam yang ditentukan. 2. Bersepatu.
3. Dikerjakan sungguh-sungguh. 4. Selesai tepat waktu.
E. Pemeliharaan Alat dan Lingkungan Kerja
Untuk pemeliharaan alat dibengkel Pemesinan “UP 2006” tidak begitu sulit, karena peralatan yang digunakan sudahdisediakan tempat masing-masing, jadi dalam pengambilan alat tidak terjadi kebingungan.
1. Dalam pengunaan alat kerja harus dikembalikan pada tempat semula. 2. Membersihkan ruang praktek sesudah digunakan.
3. Mengunakan alat kerja sesuai standarnya. F. Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup
Dalam keselamatan kerja sangat diperhatikan , untuk mesin las listrik disediakan kedok las dan sarung tangan, dan masih banyak lagi karena setiap mesin sudah disediakan alat keselamatan kerja sendiri-sendiri. Tidak lupa setiap praktek wearpack.
Untuk lingkungan hidup dibengkel pemesinan “UP 2006” sudah begitu terjaga karena setiap limbah yang dihasilkan dalam proses pembuatan produk sudah diberikan tempat tersendiri untuk material sisa. Sehingga jika sudah banyak dapat dijual kembali pada penampungan barang bekas.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan prakerin dilaksanakan selama 2 bulan yang disengelarakan oleh pihak sekolah merupakan kegiatan wajib dilaksanakan oleh setiap siswa, oleh karena itu penulis melaksanakan kegiatan tersebut dibengkel SMK Negeri 2 Wonogiri. Pentingnya kegiatan ini penulis melaksanakan dengan sungguh-sungguh dan berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan apa yang diharapkan pihak sekolah.
Dengan adanya kegiatan tersebut , kesimpulan yang dapat diambil: 1. Siswa dapat meningkatkan dan memperluas pengetahuan.
3. Membentuk siswa yang mandiri, disiplin dan bertanggung jawab dalam bekerja. 4. Dapat mengembangkan keterampilan yang diterima saatr melakukan prakerin. 5. Membentuk siswa untuk bekerja secara professional.
B. Saran-saran
1. Saran untuk sekolah
a) Sekolah seharusnya melakukan program prakerin untuk kelas 1 naik ketingkat 2, didasarkan untuk bekal siswa dalam melakukan praktek dikelas 2, agar mengetahui pekerjaan dasar dalam kompetensi prakerin. b) Sekolah seharusnya melakukan monitoring dengan sebaik mungkin. 2. Saran untuk bengkel pemesinan SMK Negeri 2 Wonogiri
a) Selalu mengutamakan disiplin bagi siswa.
b) Seharusnya memberi pelatihan untuk siswa yang melakukan prakerin sampai faham.
c) Mengajarkan kepada siswa untuk selalu menjaga kebersihan bengkel dan lingkungan darah bengkel.
Mengelas adalah melakukan penyambungan dua buah logam atau lebih dengan mengunakan energy panas sehingga dapat mencairkan bahan dasar yang disambung dan kawat las sebagai bahan tambah.
Jika las listrik dilihat dari sumber panasnya, terjadi karena adanya busur listrik pada ujung elektroda dan benda kerja sehingga menghasilkan bunga las yang dapat meleleh.
Adapun matri dalam las listrik maupun rincianya yaitu : 1. Peralatan las listrik
b. Kabel / penghantar
c. Penjepit elektroda dan penjepit massa d. Alat bantu berupa
Palu terak
Sikat terak
Pemegang benda kerja a. Generator
Mesin las ada 2 tipe aliran yang digunakan yaitu arus AC dan DC.
Gambar 2.1 generator
a) Pesawat las arus AC yaitu :
Pesawat ini biasanya digunakan karena harga dan operasionalnya lebih murah dan memiliki kapasitas hingga 500 A dengan trafo 36 Volt-70 Volt.
b) Pesawat las arus DC yaitu :
Mesin las yang dilengkapi dengan penyearah arus listrik. Las DC polaritasnya dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Polaritas balik : Kabel elektroda dihubungkan dengan kutub positif massa dengan kutup negatif. Hal ini menimbulkan panas 2/3 elektroda dan 1/3 pada benda kerja.
2. Polaritas lurus : kabel elektroda dihubungkan dengan kutub negatif dan kabel massa dengan kutub positif. Panas yang dihasilkan 1/3 pada elektroda dan 2/3 pada benda kerja.
c) Cara menyalakan busur las
Untuk menyalakan busur las harus melihat jenis pesawat yang akan digunakan yaitu :
Dengan cara menggoreskan ujung elektroda pada permukaan benda kerja yang akan dilas seperti menyalakan korek api, bila nyala busur sudah jadi, pertahankan nyala tersebut untuk pengelasan.
2) Pesawat las DC
Dengan cara menyentuhkan ujung elektroda pada permukaan benda kerja secara tegak lurus. Bila sudah menyala angkat setinggi elektroda. Bila pengelasan belum selesai, sementara elektroda sudah habis, maka elektroda harus digantikan dan busur las dinyalakan lagi dengan cara sebagai berikut:
Jalur las dibersihkan dari terak las.
Nyalakan busur las +- 10 mm dari jalur las tadi.
Setelah busur las menyala dengan cepat budur las ditarik ke belakang di tempat busur las berhenti.
Lanjutkan pengelasan sampai pengelasan yang diinginkan. b. Kabel las
Kabel las terdiri dari 3 yaitu :
1) Kabel tenaga : menghubungkan mesin dengan sumber listrik
Pemilihan kabel tenaga yang digunakan untuk menginstal disesuaikan dengan bebannya (trafo lasnya) berupa ampere dan tegangan input trafo las. Hal ini menyangkut ukuran kawat, panjang kabel, dan jenis kawatnya,
Selanjutnya dalam menginstal harud kuat dan tidak mudah lepas, sehingga alur listrik dapat mengalir maksimal.
2) Kabel elektroda : dihubungkan pada elektroda. 3) Kabel massa : dihubungkan pada benda kerja.
Kabel elektroda dan kabel massa harus mengunakan kabel serabut sehingga lentur serta dengan ukuran yang disesuaikan dengan ampere maksimum trafo las (lihat ketentuan pada tabel) dan kabel las. Kabel elektroda dan massa harus terkoneksi dengan dan terinstal dengan kuat terhadap trafo las agar aliran arus sesuai dengan ketentuan. Penggunaan kabel pasa dan kabel massa harus disiapkan benar, yaitu dalam kondisi terurai, tidak tertekuk dan saling berlilitan. Kondisi yang semacam ini maka aliran arus pengelasan akan maksimal. Jika sudah tidak dipakai, trafo las dimatikan dan digulung dan diletakkan dengan benar tidak saling berbelit agar mudah dalam pengunaan.
Kapasitas arus Jumlah panjang pasa dan massa (m) Sampai 20m Sampai 35-50m 70m
100 21 21 33
200 33 43 67
250 33 53 58
300 43 67 107
350 53 85
400 53 85
450 67 107
500 67 107
550 67 107
600 85 107
Gambar 2.2 Tabel Ukuran kabel las (mm2)
Gambar 2.3 kabel las
c. Penjepit elektroda dan Penjepit Massa
Penjepit elektoda dan penjepit massa dibuat dari bahan yang mudah menghantarkan arus listrik. Bahan yang digunakan adalah tembaga. Pada pemegang elektroda pada sudah dibentuk sedemikian rupa sehingga memudahkan tukang las memasang / menjepit pada pemegang elektroda. Dalam pengunaan elektroda harus ditempatkan pada sela-sela yang ada, dapat diposisikan dengan sudut 180 derajat, 90 derajat atau 45 derajat terhadap pemegang elektroda. Sedang pada penjepit massa dibuatsedemikian rupa sehingga data mencengkeram dengan kuat pada benda kerja. Penjepit elektroda ,maupun penjepit massa tidak diperkenankan terkena busur las.
Gambar 2.4 Penjepit elektroda Gambar 2.5 penjepit massa
d. Palu terak
Palu terak adalah alat untuk membersihkan terak dari hasil pengelasan. Dalam menggunakan palu terak ini jangan sampai membuat luka pada hasil pengelasan maupun pada base metalnya. Karena luka bekas pukulan merupakan cacat pengelasan. Palu terak sebelum digunakan dilakukan pengecakan ketajaman dan kondisinya. Apabila sudah tumpul, maka harus ditajamkan dengan cara digerinda. Setelah selesainya penggunaan letakkan palu pada tempat yang sudah disediakan.
Gambar 2.6 palu kerak
e. Sikat terak
Sikat terak atau sikat logam adalah salah satu alat yang diperlukan dalam pembuatan benda kerja yang berhubungan dengan pengelasan. Fungsi utama dari sikat terak sebagai alat pembersih kotoran sisa dari hasil pengelasan yang masih menempel.
Gambar 2.7 sikat terak
f. Pemegang benda kerja
Gambar 2.8 pemegang benda kerja
2. Alat kerja keselamatan las
a. Topeng las
Fungsi dari topeng las adalah : 1. Melindungi mata dari sinar las
2. Melindungi wajah dari panas yang dihasailkan dari pengelasan 3. Melindungi wajah dari percikan bung alas
b. Sarung tangan las
Dalam pengelasan untuk melindungi tangan dari panas yang timbul yaitu sarung tangan khusus untuk las. Bahan sarung tangan terbuat dari asbes yang lunak sehingga memudahkan dalam pemegangan benda kerja.
Gambar 2.8 sarung tangan las
c. Apron
Gambar 2.9 Apron
d. Ruang las
Tempat yang dikhususkan dalam proses pengelasan agar tidak menggangu orang lain yang di sekitar.
Gambar 2.10 Ruang las
e. Masker
Alat yang digunakan sebagai pelindung hidung agar terhindar dari ganguan pernafasan akibat pengelasan.
Gambar 2.11 Masker
f. Sepatu las
sepatu yang terbuat dari kulit pada ujungnya terdapat logam pelindung dengan kapasitas 2ton. sepatu ini akan melindungi juru las dari sengatan listrik, kejatuhan benda, benda-benda yang panas dan benda-benda yang tajam.