• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KEGIATAN BERMAIN PEMBANGUNAN DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK NEGERI PEMBINA SIMBARWARINGIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI KEGIATAN BERMAIN PEMBANGUNAN DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK NEGERI PEMBINA SIMBARWARINGIN"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI KEGIATAN BERMAIN PEMBANGUNAN DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK

NEGERI PEMBINA SIMBARWARINGIN

Oleh

BODRO ARUM KUSWORO

Penelitian ini berlatar belakang dari belum berkembangnya kreativitas anak usia 4-5 tahun pada kelompok TK A1 Negeri Pembina Simbarwaringin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara implementasi kegiatan bermain pembangunan dalam pengembangan kreativitas anak usia 4-5 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Sampel penelitian ini adalah semua siswa kelompok A1 TK Negeri Pembina Simbarwaringin, mengingat semua anggota populasi dijadikan sampel maka pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh. Pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi. Data yang terkumpul kemudian di analisis dengan uji Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara implementasi kegiatan bermain pembangunan dalam pengembangan kreativitas anak usia 4-5 tahun dengan koefisien korelasi r sebesar 0,67.

(2)
(3)

IMPLEMENTASI KEGIATAN BERMAIN PEMBANGUNAN DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK NEGERI

PEMBINA SIMBARWARINGIN

Skripsi

Oleh

BODRO ARUM KUSWORO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

v

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kreativitas Anak Usia Dini ... 7

1. Pengertian Kreativitas ... 7

2. Ciri-ciri Kreativitas ... 8

3. Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Kreativitas ... 9

4. Faktor Penghambat Kreativitas ... 10

5. Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini ... 11

B. Bermain ... 13

1. Pengertian Bermain ... 13

2. Jenis-Jenis Bermain ... 14

3. Fungsi dan Manfaat Bermain bagi Anak Usia Dini ... 15

C. Bermain Pembangunan ... 16

1. Pengertian Bermain Pembangunan ... 16

2. Media Yang Digunakan Dalam Bermain Pembangunan ... 17

3. Langkah-langkah Bermain Pembangunan ... 18

(5)

vi

C. Populasi dan Sampel serta Teknik Sampling ... 23

1. Populasi dan Sampel ... 23

2. Teknik Pengambilan Sampling ... 23

D. Definisi Konseptual Variabel dan Definisi Operasional Variabel ... 23

1. Implementasi kegiatan Bermain Pembangunan ... 23

2. Pengembangan kreativitas Anak Usia 4-5 Tahun ... 24

E. Teknik Pengumpulan Data ... 25

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 33

1. Implementasi Kegiatan Bermain Pembangunan ... 33

2. Pengembangan Kreativitas Anak Usia 4-5 Tahun ... 35

3. Hubungan Antara Implementasi kegiatan Bermain Pembangunan Dalam Pengembangan Kreativitas Anak Usia 4-5 Tahun ... 38

4. Analisis Uji Hubungan ... 39

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 41

(6)

vii DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Table 3.1 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefesien Korelasi ... 31 Tabel 4.1 Persentase Distribusi Frekuensi Implementasi Kegiatan Bermain

Pembangunan ... 35 Tabel 4.2 Persentase Distribusi Frekuensi Pengembangan Kreativitas Anak

Usia 4-5 tahun ... 37 Tabel 4.3 Tabel Silang antara Kegiatan Bermain Pembangunan dengan

(7)

viii DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka pikir penelitian ... 21

Gambar 1.Rumus Interval ... 29

Gambar 2.Rumus korelasi Spearman Rank ... 30

(8)

ix DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Penelitian Pendahuluan... 48

2. Surat Izin Penelitian dari Fakultas... ... 49

3. Surat Keterangan dari Fakultas... ... 50

4. Surat pemberian Izin Penelitian dari Sekolah... ... 51

5. Surat Keterangan dari Sekolah... ... 52

6. Surat Pernyataan dari Teman Sejawat... ... 53

7. Rencana Kegiatan Harian 1... 54

13. Instrumen Penelitian Pengembangan Kreativitas Anak Usia 4-5 Tahun .. 66

14. Instrumen Penelitian Implementasi Kegiatan Bermain Pembangunan ... 67

15. Kisi-kisi Rubrik Panduan Penilaian Kreativitas Anak Usia 4-5 Tahun.. .. 68

16. Kisi-kisi Rubrik Panduan Penilaian Anak Implementasi Kegiatan Bermain Pembangunan... ... 71

17. Lembar Observasi Kreativitas Anak Usia 4-5 Tahun... ... 74

18. Lembar Observasi Implementasi Kegiatan Bermain Pembangunan... 75

19. Rekapitulasi Perolehan Skor Pengembangan Kreativitas Anak Usia 4-5 Tahun ... 76

20. Rekapitulasi Perolehan Skor Implementasi Bermain Pembangunan ... 77

21. Tabel Kerja Untuk Mencari Hubungan Antara Implementasi Kegiatan Bermain Pembangunan Dalam Pengembangan Kreativitas Anak Usia 4-5 Tahun... ... 78

(9)

ii KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Kegiatan Bermain Pembangunan Dalam Pengembangan Kreativitas Anak Usia 4-5 Tahun Di TK Negeri Pembina Simbarwaringin” sebagai salah satu syarat meraih gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Skripsi ini, untuk itu dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua ku Bapak dan Ibu yang telah mendoakan ku, mendukung ku, dan selalu membantu ku

2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., Dekan FKIP Universitas Lampung.

3. Ibu Dr. Riswanti Rini, M. Si.,Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Lampung.

4. Ibu Ari Sofia, S.Psi, M.A.,Psi., Ketua Program Studi PG-PAUD FKIP Universitas Lampung

(10)

iii memberikan arahan, saran-saran, dan masukan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd., Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan keleluasaan waktu untuk membimbing, memberikan arahan, saran-saran, dan masukan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

7. Bapak Dr. Riswandi, M.Pd, Dosen Penguji Utama, yang telah memberikan kritik dan saran yang berharga bagi peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

8. Ibu Riyanti, S.Pd.M.M, Kepala TK Negeri Pembina Simbarwaringin, yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

9. Ibu Vertika Sari, S.Pd., guru kelas A1 TK Negeri Pembina Simbarwaringin, yang telah bersedia membantu dalam melaksanakan penelitian.

10.Ibu Ratnani Lestari S.Pd., guru kelas A1 TK Negeri Pembina Simbarwaringin, yang telah bersedia membantu dalam melaksanakan penelitian.

11.Siswa-siswi kelas A1 TK Negeri Pembina Simbarwaringin, yang telah berpartisipasi aktif sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

12.Rendy Ridwan, terimakasih atas dukungan, doa dan bantuan yang telah diberikan 13.Teman-teman seperjuangan, dalam suka dan duka di Program Studi S1 PG-PAUD

(11)

iv 14.Sahabat-sahabatku Fransiska Ervina, Diyah Yusnita dan Alifiyanti Muhammaroh yang selalu memberikan motivasi dan semangat dalam berjuang bersama menyelesaikan skripsi.

15.Seluruh pihak yang tak dapat peneliti sebutkan namanya, terimakasih atas doa dan dukungan yang diberikan.

Akhir kata, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi peneliti berharap skripsi yang sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Metro, Mei 2015 Peneliti

(12)
(13)

MOTTO

’’Yang penting itu bukan apa yang kita ketahui tapi apa yang kita bersedia

pelajari’’

(Mario Teguh)

’’Orang yang malas telah membuang kesempatan yang diberikan Tuhan, padahal Tuhan tidak pernah menciptakan sesuatu dengan sia-sia’’

(14)
(15)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan Puji Tuhan kupersembahkan karya ini sebagai rasa syukur kepada Tuhan dan ucapan terimakasih serta rasa banggaku dengan segenap

kerendahan hati kepada :

Ayahanda Kusdarmaji dan Ibunda Dwi Kusmiati

Orang tua yang telah ikhlas memberikan segala pemenuhan kebutuhan bagi kebaikan ananda.Terimakasih telah memberikan cinta dan kasih sayang tanpa batas dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan studi, serta segala untaian

doa yang senantiasa dimohonkan pada Tuhan untuk kebaikan ananda.

Adikku Danang dan Yang Terkasih Rendy

Terimakasih atas doa, dukungan, dan motivasi untuk keberhasilanku.

(16)
(17)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti yang bernama Bodro Arum Kusworo dilahirkan di Kota Metro pada tanggal 26 Agustus 1992. Peneliti adalah anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Kusdarmaji dan Ibu Dwi Kusmiati.

(18)

I . PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan anak usia dini berdasarkan UU no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab 1, pasal 1, butir 14 dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan anak usia dini maka penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia dini disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Upaya pendidikan anak usia dini bukan hanya dari sisi pendidikan saja,tetapi termasuk upaya pemberian gizi dan kesehatan anak sehingga dalam pelaksanaan pendidikan anak usia dini dilakukan secara terpadu dan komprehensif.

(19)

2

belajar yang diperolehnya dari lingkungan melalui cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak.

Pembelajaran anak usia dini menganut pendekatan bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain. Dunia anak-anak adalah dunia bermain, dengan bermain anak-anak menggunakan otot tubuhnya, menstimulasi indera-indera tubuhnya, mengeksplorasi dunia sekitarnya, menemukan seperti apa diri mereka sendiri. Dengan bermain anak menemukan dan mempelajari hal-hal baru dan memuaskan apa yang menjadi kebutuhannya. Lewat bermain fisik anak akan terlatih, kemampuan kognitif dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain akan berkembang.

Melalui bermain, tuntutan akan kebutuhan perkembangan motorik, kognitif, kreativitas, bahasa, emosi, interaksi sosial, nilai-nilai dan sikap hidup dapat terpenuhi. Ketika bermain anak berimajinasi dan mengeluarkan ide-ide di dalam dirinya. Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan anak usia dini dengan menggunakan strategi, metode dan materi atau bahan dan media yang menarik agar mudah diikuti oleh anak.

(20)

3

orang tua atau guru harus menggunakan media pembelajaran yang menarik agar anak pun senang dan tidak merasa bosan dalam belajar sambil bermain. Di rumah orang tua juga dapat memberikan stimulasi untuk merangsang perkembangan anak melalui bermain sambil belajar.

Melalui bermain semua aspek perkembangan dapat berkembang secara optimal, termasuk kreativitas anak, mengingat dengan bermain merupakan awal timbulnya kreativitas anak.

Hasil riset Galton (dalam Latif dkk, 2011) menyatakan bahwa bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan dorongan-dorongan kreatifnya, juga kesempatan untuk merasakan obyek-obyek dan tantangan untuk menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Stimulasi yang seharusnya diberikan untuk anak dalam melatih kemampuan kreativitas anak dapat dilakukan melalui sebuah permainan agar lebih menarik. Pemberian stimulasi yang baik akan merangsang otak anak sehingga perkembangan kemampuan kreativitas pada anak akan berlangsung secara optimal sesuai tahapan usia anak.

(21)

4

mereka, anak masih belum mampu menceritakan apa yang akan dibuat, bahkan terkadang hanya diam saja tidak mau mengerjakan apa yang diberikan oleh guru. Anak hanya mau mengerjakan bila dituntut dan selalu diajarkan oleh guru. Kondisi tersebut disebabkan kegiatan pembelajaran yang belum dilaksanakan melalui bermain sehingga membuat anak cepat merasa bosan. Anak jarang diberi kesempatan untuk melakukan aktivitas sesuai keinginan mereka sendiri yang akibatnya berdampak pada aspek perkembangan anak usia dini. Guru jarang menggunakan media saat pembelajaran sehingga anak kesulitan memahami konsep yang diajarkan oleh guru karena yang disampaikan oleh guru masih bersifat abstrak.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang kreativitas anak usia 4-5 tahun.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian maka diperoleh beberapa identifikasi masalah sebagai berikut :

a. kreativitas anak usia dini masih belum berkembang dengan optimal b. kegiatan pembelajaran yang belum dilaksanakan melalui bermain

c. dalam pembelajaran guru jarang menggunakan media yang menarik bagi anak

d. anak belum dilibatkan secara aktif di dalam pembelajaran

C. Pembatasan Masalah

(22)

5

terhadap pengembangan kreativitas anak usia 4-5 tahun kelas A1 di TK Negeri Pembina Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah, Kelurahan Simbarwaringin.

D. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah,maka rumusan permasalahan adalah sebagai berikut :”Bagaimana hubungan antara implementasi kegiatan bermain pembangunan dengan pengembangan kreativitas anak usia 4-5 tahun?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas,penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang erat antara implementasi kegiatan bermain pembangunan dengan pengembangan kreativitas anak usia 4-5 tahun.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis : untuk menambah wawasan dan mengembangkan ilmu yang berkaitan dengan kreativitas pada anak usia 4-5 tahun dengan memberikan permainan pembangunan.

Manfaat Praktis : 1. Bagi anak

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam upaya mengembangkan kreativitas anak usia 4-5 tahun.

(23)

6

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi tentang meningkatkan dan mengembangkan kreativitas anak usia 4-5 tahun melalui implementasi kegiatan bermain pembangunan serta lebih kreatif dalam menciptakan alat permainan edukatif.

3. Bagi sekolah

(24)

II . KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kreativitas Anak Usia Dini 1. Pengertian Kreativitas

Kreativitas telah ada sejak manusia itu sendiri diketahui keberadaannya dalam sejarah. Potensi kreativitas terdapat pada diri manusia sejak dilahirkan. Hal ini dapat kita lihat melalui perilaku bayi ataupun anak yang secara alamiah gemar bertanya, gemar mencoba, gemar memerhatikan hal baru, gemar berkarya melalui benda apa saja yang ada dalam jangkauannya termasuk di dalamnya gemar berimajinasi.

Moustakis (Munandar, 2012 : 18) mendefinisikan kreativitas sebagai suatu pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain.

Hal yang berbeda dikemukakan oleh Semiawan (Rachmawati dan Kurniati, 2010 : 14) bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.

(25)

8

sebagai penerapan dalam pemecahan masalah serta pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain.

2. Ciri-ciri Kreativitas

Kreativitas merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah (Rachmawati dan Kurniati, 2010 : 14)). Kreativitas hanya dapat dilahirkan dari orang cerdas yang memiliki kondisi psikologis yang sehat. Kreativitas tidak hanya perbuatan otak saja namun variabel emosi dan kesehatan mental sangat berpengaruh terhadap lahirnya sebuah karya kreatif.

Munandar, melalui penelitiannya di Indonesia,menyebutkan ciri-ciri kepribadian kreatif yang di harapkan dari seseorang (Susanto, 2011 : 117), yaitu:

1. Mempunyai daya imajinasi yang kuat. 2. Mempunyai inisiatif.

3. Mempunyai minat yang luas.

4. Mempunyai kebebasan dalam berpikir. 5. Bersifat ingin tahu.

6. Selalu ingin mendapatkan pengalaman-pengalaman baru. 7. Mempunyai kepercayaan diri yang kuat.

8. Penuh semangat.

9. Berani mengambil resiko.

10. Berani mengemukakan pendapat dan memiliki keyakinan.

Hal senada dikemukakan Munandar (2012 : 36), bahwa ciri-ciri pribadi yang kreatif, yaitu :

1. Imajinatif

(26)

9

10. Berani dalam pendirian dan keyakinan

Berdasarkan daftar ciri-ciri ini tampak banyak kesamaan antar ciri-ciri pribadi yang kreatif menurut Munandar dengan pakar psikologi.

3. Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Kreativitas

Kreativitas merupakan potensi yang dimiliki seseorang yang dapat dikembangkan. Dalam mengembangkan kreativitas ini terdapat faktor-faktor yang dapat mendukung upaya dalam menumbuhkan kembangkan kreativitas.

Hurlock mengemukakan beberapa faktor pendorong yang dapat meningkatkan kreativitas (Susanto, 2011 : 124), yaitu :

a. waktu, untuk menjadi kreatif kegiatan anak seharusnya jangan diatur sedemikian rupa sehingga hanya sedikit waktu bebas bagi mereka untuk bermain dengan gagasan, konsep, dan mencobanya dalam bentuk baru dan orisinal

b. kesempatan menyendiri. Hanya apabila tidak mendapat tekanan dari kelompok sosial, anak dapat menjadi kreatif

c. dorongan terlepas dari seberapa jauh prestasi anak memenuhi standar orang dewasa. Untuk menjadi kreatif mereka harus terbebas dari ejekan dan kritik yang sering kali dilontarkan pada anak yang tidak kreatif

d. sarana. Sarana untuk bermain dan kelak sarana lainnya harus disediakan untuk merangsang dorongan eksperimentasi dan eksplorasi, yang merupakan unsur penting dari semua kreativitas e. lingkungan yang merangsang. Lingkungan rumah dan sekolah harus

merangsang kreativitas. Ini harus dilakukan sedini mungkin sejak masa bayi dan dilanjutkan hingga nama sekolah dengan menjadikan kreativitas, suatu pengalaman yang menyenangkan dan dihargai secara sosial

(27)

10

g. cara mendidik anak. Mendidik anak secara demokratis dan permisif dirumah dan sekolah meningkatkan kreativitas, sedangkan cara mendidik otoriter memadamkannya

h. kesempatan untuk memperoleh pengetahuan. Kreativitas tidak muncul dalam kehampaan. Makin banyak pengetahuan yang diperoleh anak semakin baik dasar-dasar untuk mencapai hasil yang kreatif

Hal yang berbeda dikemukakan oleh Rachmawati dan Kurniati (2010) ada empat hal yang dapat diperhitungkan dalam pengembangan kreativitas yaitu :

a. memberikan rangsangan mental baik pada aspek kognitif maupun kepribadiannya serta suasana psikologis(psychological athmosphere). b. menciptakan lingkungan kondusif yang akan memudahkan anak untuk

mengakses apapun yang dilihatnya, dipegang, didengar, dan dimainkan untuk pengembangan kreativitasnya. Perangsangan mental dan lingkungan kondusif dapat berjalan beriringan seperti halnya kerja simultan otak kiri dan kanan.

c. peran serta guru dalam mengembangkan kreativitas, artinya ketika kita ingin anak menjadi kreatif, maka akan dibutuhkan juga guru yang kreatif pula dan mampu memberikan stimulasi yang tepat pada anak. Keempat, peran serta orang tua dalam mengembangkan kreativitas anak

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat faktor pendukung kreativitas dan faktor pendukung tersebut hendaknya menjadi referensi untuk penekanan-penekanan terhadap hal-hal yang positif dalam mengembangkan kreativitas.

4. Faktor Penghambat Kreativitas

Selain faktor pendukung kreativitas tersebut, terdapat beberapa hal yang bisa menjadi penghambat dalam pengembangan kraetivitas seseorang, adapun faktor penghambat tersebut meliputi hal-hal berikut :

Cropley (Susanto, 2011 : 125) karakteristik guru yang cenderung menghambat keterampilan berpikir kreatif anak :

(28)

11

b. penekanan berlebihan pada hafalan,

c. penekanan pada belajar secara mekanis teknik pemecahan masalah, d. penekanan pada evaluasi eksternal,

e. penekanan secara ketat untuk menyelesaikan pekerjaan,

f. perbedaan secara kaku antara bekerja dan bermain dengan menekankan makna dan manfaat dan bekerja, sedangkan bermain adalah sekedar untuk rekreasi

hal yang berbeda dikemukakan oleh Torrance (Susanto, 2011 : 126) bahwa hal-hal yang dapat membatasi kreativitas anak adalah :

a. Usaha terlalu dini untuk mengeliminasi fantasi, b. Pembatasan terhadap rasa ingin tahu anak,

c. Terlalu menekankan peran berdasarkan perbedaan seksual, d. Terlalu banyak melarang,

e. Takut dan malu,

f. Penekanan yang salah kaprah terhadap keterampilan verbal tertentu, dan memberikan kritik yang bersifat destruktif

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat faktor penghambat kreativitas namun faktorpenghambat tersebut dapat di minimalisir agar dalam mengembangkan kreativitas.tidak terdapat lagi faktor penghambat.

5. Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini

(29)

12

Berdasarkan hasil riset Galton (dalam Latif dkk, 2011) bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan dorongan-dorongan kreatifnya, juga kesempatan untuk merasakan obyek-obyek dan tantangan untuk menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Stimulasi yang seharusnya diberikan untuk anak dalam melatih kemampuan kreativitas anak dapat dilakukan melalui sebuah permainan agar lebih menarik. Pemberian stimulasi yang baik akan merangsang otak anak sehingga perkembangan kemampuan kreativitas pada anak akan berlangsung secara optimal sesuai tahapan usia anak.

Kreativitas akan semakin berkembang jika adanya stimulasi yang baik dari lingkungan, orang tua, maupun guru. Kreativitas anak usia dini dapat berkembang dengan bermain, salah satunya dengan bermain pembangunan.

Piaget juga menyatakan bahwa anak membangun kemampuan kognitif melalui interaksinya dengan dunia di sekitarnya (Jamaris, 2006 : 19). Hasil dari interaksi ini adalah terbentuknya struktur kognitif atau schemata (dalam bentuk tunggal adalah skema) yang dimulai dari terbentuknya struktur berpikir secara logis, kemudian berkembang menjadi suatu generalisasi (kesimpulan umum).

(30)

13

dengan skema yang ada dalam pikiran. Selanjutnya, skema tersebut dimodifikasi dan diperkaya seiring dengan dunia dan keadaan sosial. Seiring dengan aktivitas dan interaksi dengan orang lain, anak-anak terus menerus mengorganisir, menyusun, dan menyusun kembali pengalama-pengalaman yang berhubungan dengan skema yang telah ada, atau gambaran dalam pikiran dan pemikiran. Akhirnya, anak-anak membangun kecerdasan mereka sendiri (Morisson, 2012 : 72).

Berdasarkan pemaparan teori diatas dapat disimpulkan bahwa melalui bermain kreativitas anak usia dini dapat berkembang, dan anak membangun pengetahuannya sendiri melalui interaksinya dengan lingkungan yang ada disekitarnya.

B. Bermain

1. Pengertian Bermain

(31)

14

Bermain adalah kegiatan yang menimbulkan kenikmatan. Dan kenikmatan itulah yang akan menjadi perangsang bagi perilaku lainnya. Misalnya ketika anak mulai mampu berbicara dan berfantasi, fungsi kenikmatan meluas menjadi kenikmatan berkreasi. Dalam pengembangan selanjutnya Charlotte Buhler menganggap sebagai pemicu kreativitas, ia meyakini bahwa anak yang banyak bermain akan meningkat kreativitasnya.

Lebih lanjut Piaget (Nurani, 2007 : 178 – 179) menjelaskan bahwa : Bermain menunjukkan dua realitas anak-anak yaitu adaptasi terhadap apa yang mereka sudah ketahui dan respon mereka terhadap hal-hal baru. Selanjutnya dikatakan bahwa ketika anak bermain, anak melakukan sesuatu perbuatan dan dengan melakukan itulah anak mendapatkan suatu pengetahuan yang baru atau sebagai penyempurna dari pengetahuan yang telah dimilikinya terdahulu. Piaget menegaskan bahwa melalui bermain anak belajar sesuatu, mereka akan mendapatkan sebab akibat atau perubahan dari suatu fenomena dan kejadian

Selanjutnya Mutiah (2010, : 91) mengungkapkan bahwa bermain merupakan kegiatan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Bermain harus dilakukan atas inisiatif anak dan atas keputusan anak itu sendiri. Bermain harus dilakukan dengan rasa senang, sehingga semua kegiatan bermain yang menyenangkan akan menghasilkan proses belajar anak

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa bermain merupakan suatu kegiatan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Tidak hanya itu bermain dapat memicu kreativitas anak serta melalui bermain anak dapat belajar sesuatu, anak juga akan mendapatkan sebab akibat atau perubahan suatu fenomena dan kejadian.

2. Jenis-jenis Bermain

(32)

15

keputusan anak sendiri. Kegiatan bermain juga akan menghasilkan proses belajar anak.

Latif dkk mengemukakan ada tiga macam jenis main (2011 : 202 – 224): a. main sensorimotor merupakan main anak usia dini, dimana anak belajar

melalui pancaindera dan hubungan fisik dengan lingkungan mereka. b. main peran terdapat dua jenis main peran yaitu main peran mikro dan

main peran makro. Main peran mikro dimana anak memainkan peran melalui alat bermain atau benda yang berukuran kecil.Main peran makro dimana anak bermain menjadi tokoh menggunakan alat berukuran seperti sesungguhnya yang digunakan anak untuk menciptakan dan memainkan peran-peran.

c. main pembangunan adalah main untuk merepresentasikan ide anak melalui media. Ada dua jenis media, yaitu : media yang bersifat cair dan media yang terstruktur.

Dari ketiga jenis main diatas, peneliti mengambil jenis main pembangunansebagai bahan penelitiannya, mengingat melalui bermain pembangunan dapat mengembangkan kreativitas anak usia dini.

3. Fungsi dan Manfaat Bermain bagi Anak Usia Dini

Bermain mempunyai fungsi dan manfaat yang sangat penting bagi anak khususnya anak usia dini .

Mutiah (2010 : 113) mengemukakan beberapa fungsi bermain bagi anak antara lain :

a. sebagai sarana mensosialisasikan diri (anak) artinya perminan digunakan sebagai sarana membawa anak ke alam masyarakat, mengenalkan anak menjadi anggota suatu masyarakat, mengenal dan menghargai masyarakat

b. sebagai sarana untuk mengukur kemampuan dan potensi diri anak. Anak akan menguasai berbagai macam benda, memahami sifat-sifatnya maupun peristiwa yang berlangsung di dalam lingkungannya c. sebagai alat pendidikan karena memberikan rasa kepuasan,

(33)

16

d. memberikan kesempatan pralatihan untuk mengenal aturan-aturan (sebelum ke masyarakat), mematuhi norma-norma dan larangan-larangan, berlaku jujur, setia (loyal), dan lain sebagainya

e. dalam bermain anak akan menggunakan semua fungsi kejiwaan/ psikologis dengan suasana yang bervariasi

f. fungsi bermain terhadap sensoris motoris anak penting untuk mengemabngkan otot-ototnya dan energy yang ada

Adapun manfaat bermain yang dikemukakan Latif dkk (2011 : 225-228) antara lain :

a. aspek fisik

b. aspek sosial emosional

c. aspek kognitif (berhubungan dengan berpikir/kecerdasan) d. aspek seni

e. mengasah ketajaman pengindraan f. media terapi

g. media intervensi

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi dan manfaat bermain bagi anak usia dini dapat mengembangkan semua aspek perkembangan anak usia dini.

C. Bermain Pembangunan

1. Pengertian bermain pembangunan

Bermain pembangunan merupakan tiga jenis main bagi anak usia dini. Bermain pembangunan merupakan salah satu jenis bermain yang dapat digunakan untuk mengembangkan aspek perkembangan anak.

(34)

17

Lebih lanjut Piaget (Mutiah, 2010 : 116 – 119) mengemukakan bahwa main pembangunan membantu anak dalam mengembangkan keterampilan yang mendukung tugas-tugas di sekolah nya dikemudian hari.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bermain pembangunan merupakan main untuk mempresentasikan ide anak, mengembangkan keterampilan melalui media yang terdiri dari dua jenis media atau bahan di dalam bermain pembangunan yaitu bahan sifat cair dan bahan yang terstruktur.

2. Media Yang Digunakan Dalam Bermain Pembangunan

Bermain pembangunan adalah main untuk mempresentasikan ide anak melalui media .Terdapat dua jenis bahan di dalam bermain pembangunan . Mutiah (2010 : 116) mengemukakan bahwa terdapat dua jenis bahan di dalam bermain pembangunan yaitu :

a. bahan atau media yang bersifat cair

penggunaan dan bentuk ditentukan oleh anak, seperti : air, pasir, lumpur, tepung, tanah liat, play dough, plastisin, krayon, pensil warna, spidol, pensil, pulpen, arang, kapur, cat air dengan kuas, dan cat minyak

b. bahan atau media yang bersifat terstruktur

penggunaanya dikontrol oleh bentuk dari bahan, seperti : balok unit,hollow balok, balok berongga, puzzle dua dimensi, puzzle tiga dimensi, lego TM, lincoin logs TM, bristle blocks TM, tinker toys, balok berwarna, barang-barang bekas seperti : kardus, botol plastik, stik es,dan lain-lain

Selanjutnya Latif dkk (2011 : 219).mengemukakan bahwa terdapat dua jenis media di dalam bermain pembangunan, yaitu :

(35)

18

b. media terstruktur mempunyai bentuk yang telah ditetapkan sebelumnya dan mengarahkan bagaimana anak meletakkan bahan-bahan tersebut bersama menjadi sebuah karya, contoh nya :balok unit, lego, balok berongga, bristle block

Berdasarkan kedua media bermain pembangunan di atas, peneliti mengambil media bermain pembangunan yang bersifat cair, mengingat media yang bersifat cair dapat mengembangkan aspek kreativitas anak usia dini.

3. Langkah-langkah Bermain Pembangunan

Bermain pembangunan dapat dilakukan dengan langkah-langkah bermain pembangunan Latif dkk (2011 : 219), adapun langkah-langkah dalam bermain pembangunan, seperti :

a. Pijakan lingkungan main pembangunan

1) Pengelolaan awal lingkungan pembangunan dengan tempat bangunan yang dipilih

2) Menata lingkungan pembangunan untuk mendukung hubungan sosial yang positif

3) Memiliki perlengkapan main pembangunan terstruktur maupun cair b. Pijakan pengalaman sebelum main pembangunan

1) Membaca sebuah buku atau cerita yang memberi gagasan kepada anak yang berkaitan dengan kegiatan pembangunan

2) Menggabungkan kosakata baru dan memperagakan konsep-konsep ynag tertuju pada bermain pembangunan

(36)

19

4) Menyediakan kesempatan-kesempatan kepada anak untuk hubungan sosial dengan teman dengan cara menempatkan bahan-bahan dan tempat yang cukup

5) Mendiskusikan aturan dan harapan untuk pengalaman main pembangunan

6) Merancang dan menerapkan urutan transisi untuk main c. Pijakan pengalaman main pembangunan setiap anak

1) Memberikan setiap anak waktu yang cukup(paling sedikit 60 menit untuk membangun hasil karyanya), tempat main yang cukup, dan bahan-bahan main yang cukup untuk melengkapi main pembangunan

2) Memperkuat dan memperluas bahasa anak melalui pertanyaan dan diskusi tentang pembangunan mereka

3) Memberikan contoh hubungan yang tepat melalui percakapan dengan setiap anak sambil mereka membangun

4) Mengamati dan mendokumentasikan kemajuan perkembangan pembangunan anak-anak

D. Kerangka Berpikir

Kreativitas merupakan suatu pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain.

(37)

20

(dalam Latif dkk, 2011) bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan dorongan-dorongan kreatifnya, juga kesempatan untuk merasakan obyek-obyek dan tantangan untuk menemukan sesuatu dengan cara-cara baru. Stimulasi yang seharusnya diberikan untuk anak dalam melatih kemampuan kreativitas anak dapat dilakukan melalui sebuah permainan agar lebih menarik. Pemberian stimulasi yang baik akan merangsang otak anak sehingga perkembangan kemampuan kreativitas pada anak akan berlangsung secara optimal sesuai tahapan usia anak.

Kreativitas akan berkembang dengan optimal, bila distimulasi dengan bermain. Bermain pembangunan merupakan salah satu cara untuk dapat menstimulasi perkembangan kreativitas anak usia dini.

(38)

21

lebih menyenangkan karena anak akan bermain secara individu maupun secara bekerjasama.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat digambarkan dalam bagan berpikir sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka pikir penelitian

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

Ha : ada hubungan yang erat antara implementasi kegiatan bermain pembangunan dalam pengembangan kreativitas anak usia 4-5 tahun Ho : tidak ada hubungan yang erat antara implementasi kegiatan bermain pembangunan dalam pengembangan kreativitas anak usia 4-5 tahun

X Implementasi kegiatan bermain pembangunan

Y

(39)

III . METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013 : 3). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional dengan analisis kuantitatif Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Selain itu untuk menganalisis data yang diperoleh dari lapangan digunakan rumus statistik.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas A1 TK Negeri pembina Simbarwaringin, alamat Jl. Duta Kel. Simbarwaringin Kec.Trimurjo Kab.Lampung Tengah Tahun Ajaran 2014/2015.

2. Waktu Penelitian

(40)

23

C. Populasi dan Sampel serta Teknik Sampling 1. Populasi dan Sampel

Semua anak di kelas A1 yang berusia 4-5 tahun terdiri dari 16 siswa (11 perempuan dan 5 laki-laki) di TK Negeri pembina Simbarwaringin Populasi pada penelitian ini adalah siswa TK Negeri Pembina Kec. Trimurjo Kab. Lampung Tengah Kel. Simbarwaringin. Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Teknik Pengambilan Sampling

Pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan sampling jenuh. Sampling jenuh merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiono, 2011 : 124). Teknik pengambilan sampel dengan sampling jenuh digunakan, mengingat jumlah populasi hanya 16 anak maka seluruh populasi dijadikan sebagai anggota sampel.

D. Definisi Konseptual Variabel dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel bebas :Implementasi Kegiatan Bermain Pembangunan

(41)

24

b. Definisi Operasional Implementasi Kegiatan Bermain Pembangunan

Kegiatan bermain pembangunan merupakan kegiatan bermain yang dilakukan oleh anak dengan menggunakan media, baik yang bersifat cair maupun yang terstruktur, yang dapat digunakan untuk membantu mengembangkan kreativitas anak usia dini. Adapun indikator kegiatan bermain pembangunan dalam penelitian ini meliputi :

1. keterlibatan anak dalam memilih benda yang akan digunakan, 2. keterlibatan anak dalam menggunakan benda,

3. keterlibatan anak dalam mencampur warna,

4. keterlibatan anak dalam menggambar suatu benda sesuai keinginannya,

5. keterlibatan anak dalam membentuk suatu benda sesuai keinginanya, 6. keterlibatan anak untuk melakukan kegiatan bermain

2. Variabel terikat :Pengembangan Kreativitas Anak Usia 4-5 Tahun a. Definisi Konseptual Pengembangan Kreativitas Anak Usia 4-5 Tahun

(42)

25

b. Definisi Operasional Pengembangan Kreativitas Anak Usia 4-5 Tahun

Kreativitas anak usia dini merupakan kemampuan untuk memberikan sebuah gagasan yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang sedang dihadapi, melalui kegiatan melukis, mencampur warna dan membentuk playdough. Adapun aspek yang digunakan pada saat proses pembelajaran yang meliputi:

1. mempunyai inisiatif

2. mempunyai kebebasan dalam berpikir 3. bersifat ingin tahu

4. selalu ingin mendapatkan pengalaman-pengalaman baru 5. berani mengemukakan pendapat dan memiliki keyakinan

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

(43)

26

Menurut Fadlillah Muhammad (2012: 230) pedoman observasi yang digunakan guru dapat berbentuk daftar cek (check list) yang bersifat terstruktur dan tidak terstruktur.

Panduan observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi bersifat terstruktur, pengisiannya cukup

dilakukan dengan memberikan tanda cek (√) pada pernyataan yang

menunjukkan perilaku yang ditampakkan anak.

b. Dokumentasi

(44)

27

F. Kisi-kisi Instrumen

Tabel 1

Kisi-kisi Instrumen Implementasi Kegiatan Bermain Pembangunan (X)

Variabel Aspek yang dinilai Kategori

1

1.Keterlibatan anak untuk melakukan kegiatan

2.Keterlibatan anak dalam menggambar benda sesuai keinginanya

3.Keterlibatan anak dalam mencampur warna

4.Keterlibatan anak dalam membentuk suatu benda sesuai keinginannya

5.Keterlibatan anak dalam menggunakan benda

(45)

28

(46)

29

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuantitatif dengan uji statistik yaitu dengan menggunakan rumus korelasi tata jenjang (spearman).

Setelah data terkumpul, data dikelompokkan dan dikategorikan dalam bukti data ordinal, kemudian dianalisis untuk mengetahui besarnya peningkatan kreativitas anak usia dini. Data yang diperoleh digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis penelitian. Untuk menyajikan data secara singkat maka perlu menentukan interval, rumus interval dalam Hadi Sutrisno (2006: 178) adalah sebagai berikut:

=

(��−��)

Gambar 1.Rumus Interval

Keterangan:

NT = Nilai tertinggi NR = Nilai terendah K = Kategori

(47)

30

Belum Berkembang (BB) diberi skor 1 kemudian data yang sudah dikelompokkan disajikan ke dalam tabel frekuensi distribusi.

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat, yaitu uji analisis tabel dan uji analisis hubungan. Adapun langkah-langkah dan rumus yang digunakan sebagai berikut:

1. Analisis Tabel

Analisis tabel digunakan untuk mengetahui sebaran data yang diperoleh dari hasil penelitian. Tabel tersebut berbentuk tabel tunggal atau tabel silang.

2. Analisis Uji Hubungan

Untuk menguji hubungan antara kegiatan bermain pembangunan dengan pengembangan kreativitas anak dihitung dengan rumus korelasi. Korelasi dapat dihitung dengan rumus Spearman Rank dalam Sugiyono (2011: 247) adalah sebagai berikut:

= 1

6

∑��

2

(

2

1)

Gambar 2.Rumus korelasi Spearman Rank

Keterangan:

P = Koefisien Korelasi Spearman Rank 6 & 1 = Bilangan konstan

(48)

31

Setelah hasil perhitungan dengan korelasi spearman rank maka perlu untuk mengetahui korelasi dua variabel menghasilkan variansi bersama dapat diketahui melalui besarnya koefisien determinasi, sebagai berikut :

Koefisien determinasi = r2x 100%

Gambar 3 Rumus Koefisien Determinasi

Berdasarkan hasil perhitungan dengan korelasi spearman rank dan koefisien determinasi. Maka dapat diketahui apakah hipotesis yang diajukan dapat diterima atau tidak dilihat dari table nilai r spearman. 1) Ho ditolak jika rs>rt

(α)

2) Ha diterima jika rs< rt

(α)

Selanjutnya dari hasil perhitungan tersebut kemudian dilihat keeratannya dengan menggunakan pedoman interpretasi koefesiensi korelasi sebagai berikut :

Table 3.1 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefesien Korelasi

Kategori Tingkat Keeratan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

(49)

V . SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara implementasi kegiatan bermain pembangunan terhadap pengembangan kreativitas anak usia 4-5 tahun di TK Negeri Pembina Simbarwaringin Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal tersebut ditunjukkan pada hasil analisis data dengan menggunakan korelasi spearman rank sebesar 0,67 memilki hubungan dalam tingkat keeratan yang kuat dan bernilai positif.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka penulis mengungkapkan saran, sebagai berikut :

1. Kepada Guru

Guru hendaknya terus berupaya untuk menciptakan berbagai jenis bermain dengan menggunakan berbagai media sehingga kreativitas anak dapat berkembang secara optimal.

2. Kepada Sekolah

(50)

45

3. Kepada Peneliti Lain

(51)

46

DAFTAR PUSTAKA

Dariyo, Agoes. 2007. Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung; PT Refika Aditama

Hurlock, B. Elizabeth. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta; PT. Gelora Aksara Pratama

Isjoni, 2011. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Alfabeta; Bandung

Jamaris, Martini. 2006. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak. PT Grasindo, Jakarta

Latif, Mukhtar dkk. 2011. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta; Kencana Prenada Media Group

Mutiah, Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta; Kencana Prenada Media Group

Morisson, George s. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini(PAUD). (Terjemahan fundamentals of early childhood education, 5th edition). PT Indeks, Jakarta

Nurani, Yuliani. 2007. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta; PT Indeks.

Rachmawati, Yeni. Dan Kurniati Euis 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Jakarta; Kencana Prenada Media Group

Siregar, Syofian. 2012. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta; PT Bumi Aksara

Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta; Kencana Prenada Media Group

(52)

47

Munandar, Utami. 2012.Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat; Jakarta; PT Rineka Cipta

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka pikir penelitian
Tabel 1
Tabel 2
Gambar 2.Rumus korelasi Spearman Rank
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas yaitu sistem draianse yang ada saat ini mampukah menampung debit banjir

Nugraha (2011) telah melakukan penelitian terhadap Radio streaming berbasis android dengan menggunakan shoutcast dengan menggunakan teknologi smartphone sebagai

Prak-prakan tradisi babakti lemah cai nyaéta tahap tatahar (nangtukeun waktu, nangtukeun tempat, nangtukeun palaku, nyiapkeun sasajén jeung tatahar tatabeuhan),

Berdasarkan hasil Penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah dideskripsikan terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada keterampilan menulis surat

154 1816041018 Agnessa Shalsabila Rizani Wanita Administrasi Negara Kota Alam Kotabumi Selatan Lampung Utara 155 1616021028 Riandika Ramanda Pria Ilmu Pemerintahan

Tahap pertama adalah periode sebelum 16 Agustus 2009 yang merupakan proses naiknya fluida ke tempat yang lebih dangkal di bawah gunung api ini; tahap kedua adalah periode kompresi

Pasal 36 huruf c Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat disebutkan mengenai wewenang

Rumah yang berarsitektur tradisional di Giri Jaya Padepokan, yang hingga kini masih terpelihara dengan baik dan selalu diupayakan untuk dijaga bentuk