• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUKUM INTERNASIONAL DAN PERADILAN INTERN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUKUM INTERNASIONAL DAN PERADILAN INTERN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

HUKUM INTERNASIONAL DAN PERADILAN INTERNASIONAL

KELOMPOK :

ALODIA HASNA HUMAIRA AYU NUR’ASYIFA SHAFIRA SHAFIRA MAHARANI LEWI

KELAS : XI IPA 21/04/2016

A. SISTEM HUKUM INTERNASIONAL

Sistem hukum internasional adalah satu kesatuan hukum yang berlaku dan wajib dipatuhi oleh seluruh komunitas internasional. Artinya hukum internasional harus dipatuhi oleh setiap negara. Sistem hukum internasional juga merupakan aturan-aturan yang telah diciptakan bersama oleh negara-negara anggota yang melintasi batas-batas negara

B. HAKIKAT HUKUM INTERNASIONAL 1. Pengertian hukum internasional

Beberapa pengertian hukum internasional menurut para ahli hukum, diantaranya:

1) J.G. Starke menyatakan bahwa Hukum internasional adalah sekumpulan hukum yang sebagian besar terdiri dari azas-azas dan peraturan-peraturan tingkah laku yang mengikat Negara-negara dan biasanya ditaati dalam hubungan Negara-negara satu sama lain.

2) Mochtar Kusumaatmadja berpendapat bahwa hukum internasional adalah keseluruhan kaidah dan azas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas Negara anatara Negara dengan Negara, Negara dengan subjek hukum lain bukian Negara, atau subjek hukum bukan Negara satu sama lain.

(2)

4) Boer Mauna Menyebut bahwa hukum internasional sebagai himpunan dari peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang mengikat serta mengatur hubungan antara Negara-negara dan subjek-subjek hukum lainnya dalam kehidupan masyarakat internasional.

5) Wirjono Projodikoro Mengatakan bahwa hukum internasional adalah hukum yang mengatur hubungan hukum antara berbagai bangsa di berbagai Negara.

6) Hugo de groot (Gratius) Mengemukakan bahwa hukum dan hubungan internasional didasarkan pada kemauan bebas Dan persetujuan beberapa atau semua Negara.

7) Sam Suhaedi Menyimpulkan bahawa hukum internasional merupakan himpunan aturan-aturan, norma-norma dan asas yang mengatur pergaulan hidup masyarakat internasional.

Pengertian hukum internasional secara umum adalah kumpulan ketentuan hukum yang mengatur hubungan antar subjek hukum (Negara, individu, organisasi internasional, palang merah internasional, tahta suci, dan pemberontakj dalam lingkup internasional / lintas Negara dalam hal yang bersifat positif maupun negatif (perang) dan mempunyai kekuatan hukum yang lemah (weak low). Sedangkan menurut penulis pengertian hukum internasional adalah Semua hukum atau ketentuan yang telah dibuat dan disepakati beberapa Negara/ semua Negara yang bersangkutan guna mengatur hubungan antara Negara tersebut.

Selain itu, konsep hukum internasional mempunyai istilah-istilah lain, diantaranya:

1. Ius Gentium (Romawi Kuno)

2. Volkerrech (Jerman)

3. Volkerrech (Belanda)

4. Ius inter Gentes (Inggris)

5. Law of Nations (Inggris)

6. Public International Law(Inggris)

7. Transnational Law (Inggris)

8. Common Law of Mankind (Inggris)

2. Sejarah perkembangan hukum internasional

(3)

suatu periodesai yang panjang dan berlaku hingga bias tegak sampai sekarang. Berikut ini akan dipaparkan perkembangan hokum internasional.

1) Masa peradaban india kuno

Pada masa ini, india telah mempunyai kaidah dan lembaga hukumyang mengatur hubungan antar kasta, suku-suku bangsa, dan raja-raja. Pada masa ini juga india mampu menghasilkan karya di bidang hukum yaitu Gautamasutra (abad ke-6 sebeluim masehi) dan buku undang-undang Manu (abad ke-5 sebelum maseh) yang didalam kedua buku ini menyebutkan tentang hukumkerajaan atau kasta dan hukum bangsa-bangsa. Hukum bangsa-bangsa dalam jaman india kuno itu telah mengenal tentang:

a) Aturan yang mengatur kedudukan dan hak-hak istimewa duta atau diplomat.

b) Ketentuan yang mengatur perjanjian (treaties).

c) Hak dan kewajiban raja.

d) Perbedaan antara kombatan dan non kombatan.

e) Ketentuan terhadap tawanan perang dan cara-cara berperang.

2) Masa peradaban Yunani kuno

Peradaban yunani kuno sudah mengenala atauran yang mengatur hubungan antara berbagai perkumpulan manusia. Penduduk yunani kuno hidup dalam Negara-negara kota. Menurut hukum Negara-negara kota, penduduk digolongkan dalam dua golongan yaitu orang-orang yunani dan orang luar yunani. Masyarakat yunani kuno sudah mengenal ketentuan perwasitan (arbritasi) dan diplomat yang sangat tinggi perkembangannya. Mereka juga menggunakan wakil-wakil dagang yang banyak melaksanakan tugas seperti yang dilaksanakan oleh konsul pada saat sekarang. Tetapi sumbangan yang utama dari masyarakat yunai untuk hokum internasional adalah konsep hokum alam, yaitu hukum yang yang berlaku secara mutlak di manapun juga dan yang berasal dari rasio dan akal manusia. Pada masa in I telah dikenal hokum internasional dalam tahap embrio yang disebut Intermunicipal law.

3) Masa peradaban Romawi kuno

(4)

internasional dari zaman romasi adalah konsep hukum perdata seperti Occupatio, Servitut, Bonafides, Pacta Sun Servanda.

Dikatakan bahwa hukum romaei menjadi konsep dasar sebagian besar system hukum di Eropa terutama Eropa Barat.

4) Masa kekaisaran Byzantium dan dunia islam

Sumbangan terpenting dari kerajaan ini adalah terletak dibidang peningkatan dan pemurnian diplomasi dan praktet traktat. Karena kalau kaisar Byzantium selalu harus merundingkan persetujuan dengan raja tetangga seperti Raja Persia, Prussia, Baghdad, Mesir, dan raja-raja islam lainnya.

Sedangkan sumbangan terpenting dari dunia islam adalah tentang hukum perang. Karena pikiran-pikiran islam tentang perang lebih maju, seperti menyelamatkan wanita-wanita, anak-anak dan orang tua, tidak membasmi tanaman, tidak membakar rumah, tidak mengambil harta rampasan perang dengan cara tidak manusiawi seperti yang diperintahkan oleh Abu Nakara saat perang.

5) Masa adab pertengahan

Pada masa ini ada 2 hal yang menjadi indicator perkembangan hukum internasional yaitu sebagai berikut:

1. Perjanjian Westphalia (1674)

2. Munculnya penulis-penulis hukum internasional seperti Fransisco Victoria, F. Suarez, Grotius, zouche, dan lain-lain.

6) Masa konsolidasi

Perkembangan hukum internasional pada masa ini ditandai dengan adanya peristiwa:

1. Konferensi Wina (1815)

2. Konferensi Perdamaian (1856) dan Konferensi Jenewa (1864)

3. Konferensi Perdamaian Den Haag I (1899) dan II (1907)

4. Didirikannya Liga Bangsa-bangsa (1920) dan Perserikatan Bangsa-bangsa (1945)

(5)

3. Hukum Internasional Dalam Arti Modern

Hukum internasional yang kita kenal sekarang merupakan hasil dari diadakannya konfernsi Wina tahun 1969 yang diikuti oleh para pakar hukum dunia. Hasil konferensi tersebut menyepakati sebuah naskah hukum internasional, baik yang menyangkut hukum perdata maupun hukum public.

4. Hubungan hukum internasional dengan hukum nasional

Adanya hubungan antara hukum internasional dengan hukum nasional ternyata menarik para ahli hukum untuk menganalisis lebih jauh. Terdapat 2 aliran yang coba memberikan gambaran bagaimana keterkaitan antara hukum internasional dengan hukum nasional. Kedua aliran itu adalah :

a. Aliran monism

Tokoh nya ialah Hanz kelsen dan george scelle. Menurut aliran ini hukum nasional dan internasional merupakan satu kesatuan. Hal ini disebabkan :

1. Walaupun kedua sistem hukum tersebut mempunyai istilah yang berbeda, tetapi subjek hukumnya tetap sama, yaitu individu yang terdapat dalam suatu negara.

2. Sama-sama meiliki kekuatan hukum yang mengikat

b. Aliran Dualisme

Tokohnya adalah Triepel dan anzilotti aliran ini beranggapan bahwa hukum internasional dan hukum nasional merupakan dua sistem terpisah yang berbeda satu sama lain. Menurut aliran ini perbedaan kedua hukum tersebut disebabakan oleh :

1. Perbedaan sumber hukum

2. Perbedaan mengenai subjek

3. Perbedaan mengenai kekuatan hukum

C. ASAS-ASAS HUKUM INTERNASIONAL

Dalam menjalin hubungan antar bangsa, setiap negara harus memperhatikan asas-asas hukum internasional, yaitu:

€ Asas Teritorial

(6)

terhadap semua barang atau orang yang berada di luar wilayah tersebut, berlaku hukum asing (internasional) sepenuhnya.

€ Asas Kebangsaan

Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya. Menurut asas ini, setiap negara di manapun dia berada, tetap mendapatkan perlakuan hukum dari negaranya. Asas ini mempunyai kekuatan exteritorial. Artinya hukum di negara tersebut tetap berlaku juga bagi warga negaranya, walaupun berada di negara asing.

€ Asas Kepentingan Umum

Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini, negara dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan dan peristiwa yang bersangkut paut dengan kepentingan umum. Jadi, hukum tidak terikat pada batas-batas wilayah suatu negara.

Apabila ketiga asas ini tidak diperhatikan, akan timbul kekacauan hukum dalam hubungan antar bangsa. Oleh sebab itu, antara satu negara dan negara lain perlu ada hubungan yang teratur dan tertib dalam bentuk hukum internasional.

Tambahan

Dalam rangka pelaksanaan hukum internasional sebagai bagian dari hubungan internasional, dikenal beberapa asas lain sebagai berikut :

1. PACTA SUNT SERVANDA

Setiap perjanjian yang telah dibuat harus ditaati oleh pihak-pihak yang mengadakan.

2. EGALITY RIGHTS

Pihak yang saling mengadakan hubungan itu berkedudukan sama.

3. RECIPROSITAS

Tindakan suatu negara terhadap negara lain dapat dibalas setimpal, baik tindakan yang bersifat negatif maupun positif.

4. COURTESY

Asas saling menghormati dan saling menjaga kehormatan negara.

5. RIGHT SIG STANTIBUS

Asas yang dapat digunakan terhadap perubahan yang mendasar/fundamental dalam keadaan yang bertalian dengan perjanjian itu.

(7)

Sumber-sumber hukum internasional, adalah sumber-sumber yang digunakan oleh Mahkamah Internasional dalam memutuskan masalah-masalah hubungan internasional. Sumber hukum internasional, menurut Mochtar Kusumaatmadja dalam buku ”Hukum Internasional Humaniter”, dapat dibedakan antara sumber hukum dalam arti material dan sumber hukum dalam arti formal.

a. Sumber hukum dalam arti material

Dalam arti material bahwa, hukum internasional tidak dapat dipaksakan seperti hukum nasional, karena masyarakat internasional bukanlah suatu negara dunia yang memiliki badan kekuasaan atau pemerintahan tertentu seperti halnya sebuah negara. Masyarakat internasional adalah masyarakat negara-negara atau bangsa-bangsa yang anggotanya didasarkan atas kesukarelaan dan kesadaran, sedangkan kedaulatan sebagai kekuasaan tertinggi tetap berada di negara masing-masing.

Meskipun demikian, dalam kenyataannya kaidah-kaidah hukum internasional juga ditaati oleh sebagian besar negara-negara anggota masyarakat bangsa-bangsa yang berarti juga mengikat. Mengenai hal ini, ada dua aliran yang memiliki pendapat yang berbeda. Kedua aliran itu adalah sebagai berikut :

a. Aliran Naturalis

Aliran ini bersandar pada hak asasi atau hak-hak alamiah. Aliran ini berpendapat bahwa kekuatan mengikat dari hukum internasional didasarkan pada hukum alam yang berasal dari Tuhan. Menurut teori ini dasar mengikatnya hukum internasional, karena hukum internasional adalah hukum alam, sehingga kedudukannya dianggap lebih tinggi daripada hukum nasional. Pencetus teori ini adalah Grotius (Hugo de Groot) yang kemudian diikuti dan disempurnakan oleh Emmerich Vattel, ahli hukum dan diplomat Swiss.

b. Aliran Positivisme

Aliran ini mendasarkan berlakunya hukum internasional pada persetujuan bersama dari negara-negara ditambah dengan asas pacta sunt servanda yang dianut oleh madzhab Wina dengan pellopornya Hans Kelsen. Menurut Hans Kelsen pacta sunt servanda merupakan kaidah dasar pasal 26 Konvensi Wina tentang Hukum Perjanjian (Viena Convention of The Law of Treaties) tahun 1969.

b. Sumber hukum dalam arti formal

(8)

Sumber-sumber hukum internasional sesuai dengan yang tercantum di dalam Piagam Mahkamah Internasional Pasal 38, adalah sebagai berikut :

a. Perjanjian Internasional (Traktat = Treaty),

b. Kebiasaan-kebiasaan internasional yang terbukti dalam praktek umum dan diterima sebagai hukum,

c. Asas-asas umum hukum yang diakui oleh bangsa-bangsa beradab,

d. Keputusan-keputusan hakim dan ajaran-ajaran para ahli hukum internasional dari berbagai negara sebagai alat tambahan untuk menentukan hukum, dan

e. Pendapat-pendapat para ahli hukum yang terkemuka.

E. SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL

a. Negara

Merupakan subjek hukum internasional dalam arti yang klasik, artinya bahwa negara semenjak lahirnya hukum internasional negara sudah diakui sebagai subjek hukum internasional.

Dalam istilah lain, hukum internasional adalah hukum antar negara.

b. Tahta suci

Tahta Suci (Vatikan) merupakan suatu contoh dari subjek hukum internasional selain negara. Hal ini merupakan peninggalan sejarah sejak zaman dahulu ketika paus bukan hanya merupakan kepala gereja Roma tetapi memiliki pula kekuasaan duniawi.

Tahta Suci mewakili perwakilan diplomatik di banyak ibukota negara.

c. Palang merah internasional

Palang Merah Internasional berkedu-dukan di Jenewa dan merupakan salah satu subjek hukum internasional. Hal ini diperkuat dengan adanya perjanjian, kemudian oleh beberapa konvensi Palang Merah (Konvensi Jenewa) tentang perlindungan korban perang.

Saat ini Palang Merah Internasional dikenal dengan organisasi inter-nasional.

d. Organisasi internasional

(9)

Organisasi internasional seperti PBB, ILO,WHO dan FAO memiliki hak dan kewajiban seperti telah ditetapkan dalam konvensi-konvesi inter-nasional sebagai angga-ran dasarny

e. Orang perseorangan (individu)

Dalam arti yang terbatas orang perseorangan dapat dianggap sebagai subjek hukum internasional. Perjanjian Perdamaian Versailles tahun 1919 yang mengakhiri Perang Dunia I antara Jerman dengan Ingris dan Prancis, dengan masing-masing sekutunya, telah menetapkan pasal-pasal yang memung-kinkan orang perorangan mengajukan perkara ke hadapan Mahkamah Arbitrasi Internasional. Misalnya ada penuntutan terhadap bekas para pemimpin perang Jerman dan Jepang, yang dituntut untuk orang perseorangan (individu) dalam perbuatan yang dikualifikasikan sebagai : kejahatan terhadap perdamaian, kejaha-tan terhadap manusia, penjahat perang oleh Mahkamah Internasional.

Dalam perkembangan lebih lanjut, selain individu para perwakilan suatu negara dapat juga para turis, para pelajar, para musisi yang sedang muhibah ke negara lain, para wakil olahraga, dan sebagainya.

f. Pemberontak dan pihak yang bersengketa

Menurut hukum perang; pemberontak dapat memperoleh kedudukan dan hak sebagai pihak yang bersengketa dalam beberapa hal tertentu.

Para pemberontak di-anggap sebagai salah satu subjek hukum inter-nasional yang memiliki beberapa alasan, misal-nya merekapun memiliki hak yang sama untuk:

Ø Menentukan nasibnya sendiri ;

Ø Hak secara bebas memilih sistem eko-nomi, politik, sosial sendiri; dan

Ø Hak menguasai sum-ber kekayaan alam di wilayah dari wilayah yang didudukinya

F. LEMBAGA PERADILAN INTERNASIONAL a. Mahkamah Internasional

Ø Mahkamah Internasional berkedudukan di Den Haag (Belanda). Sebagai peradilan Internasional, Mahkamah bertugas menyelesaikan perselisihan internasional dari Negara-negara anggota PBB, sebab semua anggota PBB adalah Ipsofacto dari PBB. Sedangkan pada ayat 2 menyatakan bahwa “Negara yang bukan anggota PBB boleh menjadi peserta dari Piagam Mahkamah Internasonal sesuai Syarat-syarat yang ditetapkan oleh majelis Umum atas anjuran Dewa Keamanan”. Sebagai aparat perlengkapan PBB, mahkamah Internasional beranggotakan 15 hakim yang dipilih oleh Majelis Umum dan Dewan keamanan. Masa dipilih para hakim mahkamah Internasional adalah 9 tahun sekali dengan ketentuan dapat dipilih kembali.

(10)

1. Mempunyai Reputasi yang baik dan terhormat.

2. Mempunyai Ilmu Pengetahuan yang luas di bidang hukum Internasional.

Ø Tugas Hakim Internasional

1. Menerima Perkara-perkara dari Negara anggota yang telah ditentukan dewan keamanan

2. Menerima persengketaan hukum Internasional dari dewan keamanan.

3. Member nasehat tentang persoalan hukum kepada majelis Umum dan Dewan Kemanan.

b. Pengadilan Internasional

Dalam penyelenggaraan Pengadilan Internasional, setiap Negara anggota PBB tidak diwajibkan membawa masalah perselisihan yang mereka hadapi ke pengadilan, kecuali bagi Negara-negara yang telah menandatangai Optional Clause. Ketentuan tersebut dicantumkan dalam pasal 36 ayat 2 Piagam Mahkamah Inetrnasional yang menyatakan bahwa “Negara-negara peserta Piagam Mahkamah Internasional dapat menerangkan bahwa mereka mengakui kekuasaan ahkamah Internasional sebagai kekuasaan yang mengikat berdasar hukum dan dapat tidak mengikat berdasarkan perjanjian Istimewa”

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari itu dilihat dari tabel jumlah tabel jumlah terkecil untuk menyatakan beda nyata pada uji duo trio, dapat disimpulkan bahwa sampel dengan kode 999 berbeda

Dengan ini Pejabat Pengadaan Sekr etar iat Daerah Kabupaten Lebong Tahun Anggar an 2014 mengumumkan Penyedia Pengadaan Bar ang untuk :. Peker jaan Yang

Lantai keramik 30x30 kulit jeruk temasuk tangga m2 170,000.. BILL

Jenis bahan pengisi yang digunakan tidak mempengaruhi terhadap warna sehingga memiliki nilai kesukaan yang tidak jauh berbeda hal ini dapat disebabkan karena pati

Dari hasil penelitian yang sudah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan bahwa menggunakan bimbingan kelompok berbantuan film dokumenter dapat meningkatkan perencanaan karir

Pelaksanaan program K3 yang belum berjalan dengan baik dari program keselamatan kerja yaitu safety talk, alat pelindung diri (APD), dan program kesehatan kerja

Kemudian masuk dalam kegiatan bimbingan kelompok, pertama-tama penulis menyampaikan tujuan dan harapan dari kegiatan bimbingan kelompok ini, lalu memberikan

Bukti kontrak pengalaman paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk