• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kebutuhan Aktualisasi Diri Dan Penghargaan Terhadap Prestasi Kerja Perawat Rsu Bunda Thamrin Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kebutuhan Aktualisasi Diri Dan Penghargaan Terhadap Prestasi Kerja Perawat Rsu Bunda Thamrin Medan"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI DAN

PENGHARGAAN TERHADAP PRESTASI KERJA

PERAWAT RSU BUNDA THAMRIN MEDAN

OLEH

ANDRIANSYAH D H

090502187

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

PENGARUH KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI DAN PENGHARGAAN TERHADAP PRESTASI KERJA PERAWAT

RSU BUNDA THAMRIN MEDAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis mengenai kebutuhan aktualisasi diri dan penghargaan terhadap prestasi kerja perawat RSU Bunda Thamrin Medan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah kebutuhan aktualisasi diri dan penghargaan dapat mempengaruhi prestasi kerja perawat RSU Bunda Thamrin Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat RSU Bunda Thamrin Medan yang berjumlah 233 orang. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, dan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan kuesioner yang pengukurannya menggunakan skala likert. Pengujian Hipotesis dengan menggunakan metode analisis deskriptif, metode analisis regresi linier berganda dengan taraf singnifikan 5%.

Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan kebutuhan aktualisasi diri dan penghargaansecara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja preawat RSU Bunda Thamrin Medan. Secara parsial dapat dilihat bahwa penghargaan yang paling dominan mempengaruhi prestasi kerja perawat di RSU Bunda Thamrin Medan. Hasil uji koefisien determinasi R = 0,762, berarti 76,2% prestasi kerja dapat dijelaskan oleh kebutuhan aktualisasi diri dan penghargaan, sedangkan sisanya 23,8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(3)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF SELF ACTUALISATION AND RECOGNITION TO THE JOB ACHIEVEMENT OF NURSE AT

RSU BUNDA THAMRIN MEDAN

This research aims to study and analyze the requirement of self actualization and recognition to the job achievement of Nurses at RSU Bunda Thamrin Medan. The problem formulation in this research is did the self actualization and recognition influence the job achievement of nurses at RSU Bund Thamrin Medan in the number of 233 nurses. This research is a descriptive qualitative study and the applied data is primary and secondary data from the documentation study and questionnaire that measured by Likert Scale. The hypothesis is tested by using descriptive analysis method, multi linear regression analysis method with significant level 5%.

The results of this research indicates that simultaneously the requirement of self actualization and recognition have positive and significant influence to the job achievement of nurses at RSU Bunda Thamrin Medan. Partially, it show that recognition is more dominant in influence of job achievement of nurses at RSU Bunda Thamrin Medan. The results of determination coefficient test R = 0.765 means that 76.5% of job achievement is described by requirement of self actualization and recognition while its remains for 23.8% is described by other factors and that did not studied in this research.

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang selalu menyertai peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Serta Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW semoga syafaat beliau kita terima di akhirat kelak. Penelitian skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu Peneliti mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang dapat membangun untuk menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Dengan segala kerendahan hati, Peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.

Peneliti telah banyak mendapatkan bimbingan, nasihat, dan dorongan dari Orangtua terkasih Ayah Ir. H. Amrulsyah Hutapea dan Ibu Dra. Hj. Halidasari Daulay serta berbagai pihak yang selama perkuliahan hingga Penelitian skripsi ini. Dalam kesempatan ini, Peneliti menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Azhar Maksum, Mec, Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Isfenti Sadalia, SE, M.Si dan Marhayanie, SE., M.Si selaku Ketua dan sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si dan Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Prof Dr. Prihatin Lumbanraja. SE., M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada Peneliti.

5. Frida Ramadini, SE., M.M, Selaku dosen pembaca dan dosen penilai yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

(5)

7. Kepada Staff SDM RSU Bunda Thamrin, terima kasih karena telah memberikan informasi dan membantu peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Kepada Kakanda Raisha Annisa, M.Kom dan Adinda Azura Annisa, terima kasih penulis ucapkan atas dukungan dan semangat yang diberikan dalam penulisan skripsi ini.

9. Kepada sahabat-sahabat peneliti M. Ikhsan Kadriansyah, S.An, Denni Firmasyah, SE, M. Febri Utomo, Imam Syahputra, Ilham Munazat, Din Mukhlis, Sheila Rahmat Nasution, Eno, Rizky Alvinia, Ghufran Yusren, M. Anes Wahyudi, M. Guntur, Mikhael Purba, Adriansyah Om, Muhammad Dian Nugraha, dan Endra terima kasih peneliti ucapkan atas dorongan, bantuan serta motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Kepada teman-teman Manajemen Stambuk 2009 peneliti mengucapkan terima kasih atas dorongan serta motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Drum Band Widya Shiva Harapan, UKM Fotografi USU, terima kasih atas pengalaman berharga dan ilmu yang diberikan.

Peneliti mengucapkan terima kasih dan semoga Tuhan Yang Maha Besar memberikan anugerah dan kasih-Nya atas cinta kasih, jerih payah, dan jasa-jasa mereka.

Medan, September 2014 Peneliti,

(6)

DAFTAR ISI

2.1.1 Pengertian Aktualisasi Diri ... 9

2.1.2 Karakteristik Orang Yang Mengaktualisasikan dirinya ... 11

2.1.3 Kebutuhan Akan Beraktualisasi Diri ... 12

2.1.4 Langkah-Langkah Mengaktualisasikan Diri ... 15

2.2 Penghargaan... 16

2.2.1 Pengertian Penghargaan ... 16

2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penghargaan ... 17

2.2.3 Alternatif Norma Pemberian Penghargaan ... 19

2.2.4 Tujuan Penghargaan ... 21

2.3 Prestasi Kerja ... 22

2.3.1 Definisi Prestasi Kerja ... 22

2.3.2 Metode Penilaian Prestasi Kerja ... 23

2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja ... 25

2.3.4 Indikator-indikator Prestasi Kerja ... 27

(7)

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 35

3.6 Populasi dan Sampel ... 36

3.6.1 Populasi Penelitian ... 36

3.6.2 Sampel Penelitian... 36

3.7 Jenis dan Sumber data ... 38

3.8 Metode Pengumpulan Data... 38

3.9 Uji Validitas dan Realibilitas ... 39

3.9.1 Uji Validitas ... 39

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 41

3.10 Tekhnik Analisis Data ... 41

3.10.1 Analisis Deskriptif ... 41

3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 42

3.10.2.1 Uji Normalitas ... 42

3.10.2.2 Uji Heteroskedastisitas ... 42

3.10.2.3 Uji Multikolinieritas ... 43

3.10.3 Pengujian Hipotesis ... 44

3.10.3.1 Uji Signifikan Simultan / Uji Serentak (Uji – F) ... 44

3.10.3.2 Uji Signifikan Parsial / Uji Individual (Uji thitung) ... 44

3.10.3.3 Pengujian Koefisien Determinan (R²) ... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 46

4.1 Gambaran Umum... 46

4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan ... 46

4.1.2 Visi Dan Misi ... 47

4.1.3 Fasilitas Dan Pelayanan ... 47

4.2 Analisis Dekriptif... 49

4.2.1 Karakteristik Responden ... 49

4.2.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49

4.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 50

4.2.1.3 Karakteristik Responden Masa Kerja ... 51

4.2.2 Deskriptif Variabel... 51

4.2.2.1 Deskripsi Variabel Kebutuhan Aktualisasi Diri ... 52

4.2.2.2 Deskripsi Variabel Penghargaan ... 56

4.2.2.3 Deskripsi Variabel Prestasi Kerja ... 60

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 65

(8)

4.3.2 Pengujian Heteroskedastisitas ... 67

4.3.3 Pengujian Multikolinieritas ... 68

4.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 69

4.4.1 Uji Parsial/Uji Individu (Uji t) ... 69

4.4.2 Uji Signifikan Simultan/Uji Serentak (Uji-F) ... 70

4.4.3 Pengujian Koefisien Determinan (R²) ... 71

4.5 Pembahasan ... 73

4.5.1 Pengaruh Kebutuhan Aktualisasi Diri Terhadap Prestasi Kerja ... 73

4.5.2Pengaruh Penghargaan Terhadap Prestasi Kerja ... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

5.1 Kesimpulan ... 77

5.2 Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79

(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Karyawan

pada Rumah Sakit Bunda Thamrin Medan Tahun 2011 dan 2012 ... 5

1.2 Data Hasil Penelitian Mengenai Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Bunda Thamrin Medan Tahun 2012 (Dalam Persentase) ... 6

3.1 Operasinalisasi Variabel ... 34

3.2 Instrumen Skala Ordinal ... 36

3.3 Item-Total Statistics ... 40

3.4 Reliability Statistics ... 41

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 50

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 51

4.4 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Kebutuhan Aktualisasi Diri ... 52

4.5 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Penghargaan ... 56

4.6 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Prestasi Kerja ... 60

4.7 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 66

4.8 Coefficientsa ... 68

4.9 Coefficientsa ... 69

4.10 ANOVAb ... 71

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 31

4.1 Histogram Uji Normalitas ... 65

4.2 Plot Uji Normalitas ... 66

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Setiap organisasi ataupun perusahaan akan selalu dituntut untuk

mengoptimalkan sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Karena sumber daya

manusia adalah kunci penting dalam pencapaian tujuan perusahaan. Dapat dikatakan

juga bahwa sumber daya manusia adalah modal dasar dalam sebuah proses

pencapaian tujuan sebuah perusahaan. Oleh karena itu, maka kualitas sumber daya

manusia harus selalu dikembangkan dan diarahkan untuk mencapainya tujuan

perusahaan.

Hal ini tentunya membuat perusahaan agar mendapatkan atau menciptakan

sumber daya manusia yang berkualitas dan sejalan dengan tujuan yang akan

dijalankan. Selain itu juga akan timbul masalah bagaimana cara mempertahankan

sumber daya manusia berkualitas yang dimiliki perusahaan agar tetap bersedia

bekerja di dalam perusahaan tanpa adanya keinginan untuk berusaha mencari

pekerjaan lain di luar perusahaan.

Di antara permasalahan-permasalahan tersebut, ada satu hal utama yang harus

diperhatikan perusahaan yakni kebutuhan dan keinginan karyawan. Perlu diketahui

kebutuhan dan keinginan karyawan merupakan sasaran penting dalam manajemen

sumber daya manusia yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi

(13)

kinerja seorang karyawan tidak hanya dipengaruhi kemampuan akademik dan

kemampuan psikomotorik, melainkan banyak hal-hal lain yang tentunya perlu

diketahui sebagai penyebab utama.

Pada umumnya perusahaan didirikan dengan harapan dapat beroperasi pada

tingkat yang tinggi dan dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan secara terus

menerus. Prestasi kerja karyawan akan membawa dampak bagi karyawan yang

bersangkutan maupun perusahaan tempat ia bekerja. Bagi karyawan, tingkat prestasi

kerja yang tinggi dapat memberikan keuntungan tersendiri, seperti meningkatkan gaji,

memperluas kesempatan untuk dipromosikan, menurunnya kemungkinan untuk

didemosikan, serta membuat ia semakin ahli dan berpengalaman dalam bidang

pekerjaannya.

Prestasi kerja yang tinggi akan meningkatkan produktivitas perusahaan,

menurunkan tingkat keluar masuk karyawan (turn over), serta menyukseskan manajemen perusahaan. Sebaliknya, prestasi kerja karyawan yang rendah dapat

menurunkan tingkat kualitas dan produktivitas kerja, meningkatkan tingkat keluar

masuk karyawan, yang pada akhirnya akan berdampak pada penurunan pendapatan

perusahaan. Hal utama yang dituntut oleh perusahaan dari karyawannya adalah

prestasi kerja mereka yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh

(14)

Kebutuhan manusia diatur dalam suatu seri tingkatan menurut pentingnya

masing-masing kebutuhan. Apabila kebutuhan-kebutuhan pada tingkatan lebih rendah

sudah kurang lebih terpenuhi, maka muncul lah kebutuhan-kebutuhan pada tingkat

yang lebih tinggi dan menuntut pemuasan. Pemenuhan kebutuhan akan aktualisasi

diri atau kebutuhan untuk merealisasi diri adalah kebutuhan puncak dari tingkat

hierarki kebutuhan Maslow. Bentuk khusus kebutuhannya tentu akan berbeda pada

setiap orang, seperti halnya yang terlihat pada kepribadian-kepribadian manusia.

(Winardi, 2004:16)

Hubungan aktualisasi diri terhadap prestasi kerja disampaikan oleh Mc

Clelland dalam Robbins (2007:115), ada tiga kebutuhan dasar manusia yang

membentuk hierarki kebutuhan yang dapat meningkatkan motivasi seorang pekerja

untuk terus berprestasi yaitu:

1. Kebutuhan pencapaian (need for achievement): Dorongan untuk berprestasi dan mengungguli, mencapai standar-standar, dan berusaha keras untuk berhasil.

2. Kebutuhan akan kekuatan (need for pewer): kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak

akan berperilaku sebaliknya.

3. Kebutuhan hubungan (need for affiliation): Hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab.

Aktualisasi diri adalah tahap pencapaian oleh seorang manusia terhadap apa

yang mulai disadarinya ada dalam dirinya. Semua manusia akan mengalami fase itu,

(15)

pencapaian dari tiap tahap yang dikemukakan Maslow. Andai saja seorang manusia

bisa cepat melampaui tiap tahapan itu dan segera mencapai tahapan akhir yaitu

aktualisasi diri, maka dia punya kesempatan untuk mencari tahu siapa dirinya

sebenarnya. (Arianto, 2009:66).

Penghargaan adalah reward dalam bentuk uang yang diberikan kepada mereka yang dapat bekerja melampaui standar yang telah ditentukan (Mahmudi,

2005:89). Perusahaan memberikan penghargaan baik itu penghargaan material

maupun non material sebagai suatu imbalan terhadap karyawannya agar mereka dapat

bekerja dengan motivasi tinggi dan berprestasi. Penghargaan material terdiri dari

bonus, komisi dan kompensasi yang ditangguhkan sedangkan penghargaan non

material terdiri dari pemberian tanda jasa, ucapan terima kasih secara formal maupun

non formal, pemberian promosi jabatan, pemberian piagam penghargaan. Pemberian

penghargaan bertujuan untuk membangkitkan motivasi kerja karyawan sehingga

mereka dapat bekerja lebih baik lagi sehingga secara tidak langsung kinerja

perusahaan juga meningkat.

Pemberian penghargaan berdasarkan kinerja dapat memberikan dampak

positif terhadap perilaku karyawan, menimbulkan kepuasan kerja bagi karyawan,

memberikan dampak positif terhadap kemampuan organisasi, mampu menghasilkan

pencapaian tujuan yang telah dirancang dan mempertahankan lebih banyak karyawan

yang mampu bekerja dengan prestasi tinggi (Swansburg, 2005:105).

Penelitian akan dilakukan di RSU Bunda Thamrin Medan yang bergerak di

(16)

Hari No. 28-30 Medan. RSU Bunda Thamrin telah melaksanakan kegiatan pelayanan

rumah sakit untuk masyarakat umum berupa kegiatan pelayanan rumah sakit untuk

masyarakat umum berupa kegiatan konsultasi, rawat inap, rawat jalan, dan penunjang

medik.

Fenomena yang terjadi pada Rumah Sakit Bunda Thamrin Medan, saat ini

prestasi kerja karyawan berdasarkan data dan hasil pra survey yang didapat dari

Kepala Sub. SDM, walaupun rata-rata nilai prestasi kerja masih masuk dalam

kategori baik, tetapi terjadi penurunan prestasi kerja karyawan di beberapa

bagian/seksi unit kerja rumah sakit. Hal tersebut juga dapat dilihat dalam tabel dari

hasil penelitian pelaksanaan pekerjaan karyawan Rumah Sakit Bunda Thamrin

Medan sebagai berikut :

Tabel 1.1

Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Karyawan pada Rumah Sakit Bunda Thamrin Medan

Tahun 2011 dan 2012

No Bagian/Seksi Nilai (Tahun 2011) Nilai (Tahun 2012) Hasil Kerja (%) Hasil Kerja (%)

1 Sumber daya internal 84,52 86,22

2 Keuangan 80,15 81,65

3 Keperawatan 78,62 73,82

4 Tata usaha 81,48 79,32

5 Diklat 81,20 79,35

6 Pelayanan medik 84,61 82,14

Sumber: Rumah Sakit Bunda Thamrin Medan

Dari Tabel 1.1 dapat dilihat tingkat persentase prestasi kerja karyawan pada

bagian atau seksi di dalam suatu unit kerja. Berdasarkan persentasenya terdapat

(17)

bagian keperawatan, tata usaha, diklat dan pelayanan medik. RSU Bunda Thamrin

kerap kali mengalami permasalahan yang menyangkut ketidakpuasan masyarakat

terhadap mutu pelayanan rumah sakit yang dianggap kurang memadai atau

memuaskan. Keluhan dan ketidakpuasan atas sikap serta perilaku kerja perawat

rumah sakit Bunda Thamrin Medan dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut:

Tabel 1.2

Data Hasil Penelitian Terdahulu (Pra Survey)Mengenai Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Bunda Thamrin Medan

Tahun 2012 (Dalam Persentase)

Pemberian informasi yang jelas dan tepat dari perawat.

Sumber: Data Olahan Marketing Rumah Sakit Bunda Thamrin Medan (April 2012)

Dari Tabel 1.2 dapat dilihat beberapa hal seperti lambatnya perawat dalam

memberikan pelayanan, sikap perawat dan resepsionist yang kurang ramah dan sedikit tidak sopan serta kurang pedulinya terhadap kebutuhan dan keinginan pasien.

Hal tersebut membuktikan bahwa para karyawan belum bekerja sesuai dengan

harapan manajemen rumah sakit. Penyebab kurang maksimalnya kinerja pegawai

(18)

ada kesempatan bagi karyawan rumah sakit untuk mencari potensi yang ada di dalam

dirinya dan mengembangkan dirinya.

Sesuai hasil wawancara terhadap beberapa perawat di rumah sakit Bunda

Thamrin Medan yang tertera di lampiran, dalam hal kebutuhan aktualisasi diri,

perawat kurang bisa mengembangkan apa yang ada dalam dirinya. RSU Bunda

Thamrin kurang memberikan kesempatan kepada seluruh perawat untuk

mengekspresikan ide atau gagasan, perawat jarang diikutsertakan seminar

pengembangan baik seminar internal maupun eksternal dan tidak memberikan

kesempatan yang sama kepada setiap perawat untuk memiliki jenjang karir.

Bentuk penghargaan yang diberikan RSU Bunda Thamrin kepada perawat

tidak sesuai dengan hasil kerja. insentif sebagai balas jasa atas kerja shift yang telah dilaksanakan belum mencukupi bagi perawatnya, kesempatan untuk mendapatkan

promosi jabatan juga dirasa sangat sulit, pimpinan juga kurang mengapresiasi kinerja

perawat selama ini. Pimpinan tidak ada memberikan piagam penghargaan maupun

tanda jasa kepada perawat yang berprestasi.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

yang berjudul “Pengaruh Kebutuhan Aktualisasi Diri dan Penghargaan

(19)

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah dan penjelasan di atas yang telah diuraikan

sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalahnya sebagai berikut:

1. Apakah kebutuhan aktualisasi diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap

prestasi kerja perawat RSU Bunda Thamrin?

2. Apakah penghargaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja

perawat RSU Bunda Thamrin?

3. Apakah aktualisasi diri dan penghargaan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap prestasi kerja perawat RSU Bunda Thamrin Medan?

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

kebutuhan aktualisasi diri dan penghargaan terhadap prestasi kerja perawat RSU

Bunda Thamrin Medan.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan tentang pengaruh kebutuhan aktualisasi diri dan

penghargaan terhadap prestasi kerja perawat.

2. Bagi Peneliti

Sebagai bahan pembanding antara teori yang di dapat di bangku kuliah dan

(20)

3. Bagi Penulis Selanjutnya

Sebagai bahan informasi tentang pengaruh kebutuhan aktualisasi diri dan

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aktualisasi Diri

2.1.1 Pengertian Aktualisasi Diri

Menurut Goldstein dalam Suryabrata (2006:326). Aktualisasi diri adalah

motif pokok yang mendorong tingkah laku individu (organisme). Adanya

dorongan-dorongan yang berbeda misalkan dorongan-dorongan untuk makan, seksual, ingin tahu, ingin

memiliki, sebenarnya hanyalah manifestasi satu tujuan hidup pokok. Yaitu aktualisasi

diri. Apabila seseorang lapar, dia akan mengaktualisasikan dirinya dengan makan,

apabila dia ingin pintar, dia mengaktualisasi dengan belajar, dan sebagainya.

Pemuasan kebutuhan-kebutuhan khusus tertentu itu memang merupakan syarat bagi

realisasi diri seluruh organisme. Jadi, aktualisasi diri adalah kecenderungan kreatif

manusia.

Menurut Sunyoto (2012:13) aktualisasi diri adalah kebutuhan yang paling

tinggi dari Maslow. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan akan

potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Menurut Sutrisno (2011:125) kebutuhan

aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan yang paling tinggi. Untuk memenuhinya

biasanya seseorang bertindak bukan atas dorongan orang lain melainkan karena

kesadaran dan keinginan diri sendiri. Dalam kondisi seseorang ingin memperlihatkan

(22)

Menurut Maslow dalam Mangkunegara (2006:77) melukiskan kebutuhan ini

sebagai “hasrat untuk makin menjadi diri sendiri sepenuh kemampuannya sendiri,

menjadi apa saja menurut kemampuannya”. Aktualisasi diri dapat diartikan sebagai

perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua bakat, potensi, serta

penggunaan semua kualitas dan kapasitas secara penuh. Karena aktualisasi diri adalah

kebutuhan yang paling tinggi, maka ia menjadi kebutuhan yang paling rendah

prioritasnya. Orang harus memenuhi keempat kebutuhan dibawahnya untuk merasa

butuh akan aktualisasi diri.

Aktualisasi diri sangat penting dan merupakan harga mati apabila ingin

mencapai kesuksesan. Aktualisasi diri adalah tahap pencapaian oleh seorang manusia

terhadap apa yang mulai disadarinya ada dalam dirinya. Semua manusia akan

mengalami fase itu, hanya saja sebagian dari manusia terjebak pada nilai-nilai atau

ukuran-ukuran pencapaian dari tiap tahap yang dikemukakan Maslow. Andai saja

seorang manusia bisa cepat melampaui tiap tahapan itu dan segera mencapai tahapan

akhir yaitu aktualisasi diri, maka dia punya kesempatan untuk mencari tahu siapa

dirinya sebenarnya. (Arianto, 2009:66).

Jadi aktualisasi diri adalah suatu kebutuhan untuk mengungkapkan diri yaitu

merupakan kebutuhan manusia yang paling tinggi dalam teori Maslow. Kebutuhan ini

akan muncul apabila kebutuhan-kebutuhan yang ada di bawahnya telah terpuaskan

(23)

orang yang sesuai dengan keinginan dan potensi yang dimilikinya, atau hasrat dari

individu untuk menyempurnakan dirinya melalui pengungkapan segenap potensi

yang dimilikinya.

Menurut Hasibuan (2007:156) pemenuhan kebutuhan dapat dilakukan

pimpinan perusahaan dengan menyelenggarakan pendidikan dan latihan. Pendidikan

aktualisasi diri berbeda dengan pendidikan lainnya, karena dua hal yakni:

1. Kebutuhan aktualisasi diri tidak dapat dipenuhi dari luar namun pemenuhannya

berdasarkan keinginan atas usaha individu itu sendiri.

2. Aktualisasi diri berhubungan dengan perkembangan dan pertumbuhan seorang

individu. Kebutuhan ini berlangsung terus terutama sejalan dengan meningkatkan

jenjang karier seorang individu.

2.1.2 Karakteristik Orang Yang Mengaktualisasikan dirinya

Menurut Maslow dalam Jess dan Gregory (2010:345), ada beberapa

karakteristik yang menunjukkan seseorang mencapai aktualisasi diri. Karakteristik

tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

1. Mampu melihat realitas secara lebuh efisien

2. Penerimaan akan diri, oran lain dan hal almiah

3. Spontanitas, kesederhanaan dan kealamian

4. Berpusat pada masalah

5. Kebutuhan akan privasi

6. Kemandirian

(24)

8. Pengalaman puncak

9. Ketertarikan sosial

10. Hubungan interpersonal yang kuat

11. Struktur karakter yang demokratis

12. Diskriminasi antara cara dan tujuan

13. Rasa jenaka atau humor yang filosofis

14. Kreatifitas

15. Tidak mengikuti apa yang tidak diharuskan oleh kultur

2.1.3 Kebutuhan Akan Beraktualisasi Diri

Aktualisasi diri tokoh utama dalam psikologi terlihat di bagian aktualisasi diri

pada tingkat dalam hirarki Abraham Maslow (Poduska, 2008:177). Tingkat yang

paling rendah adalah mengenai kebutuhan-kebutuhan jasmani; tingkat kedua,

kebutuhan rasa aman; tingkat ketiga, kebutuhan cinta dan rasa memiliki; tingkat

keempat, kebutuhan harga diri; tingkat kelima dengan beraktualisasi diri.:

1. Kebutuhan Jasmani atau Fisiologis

Untuk mencapai tingkat kebutuhan jasmani secara memadai, tingkat-tingkat

daerah biologis dan psikologis harus terpuaskan. Pemuasan segi-segi biologis dari

tingkat ini saja tidaklah cukup. Beberapa daerah kebutuhan jasmani manusia

adalah: lapar, haus, latihan atau gerak jasmani, seks, dan ransangan sensoris

(25)

2. Kebutuhan Rasa Aman

Hal objektif yang utama untuk pencukupan kebutuhan rasa aman adalah dengan

mengetahui rasa takut. Apakah ketakutan itu berdasarkan realitas atau imajinasi

saja (Poduska:2008:182). Kebutuhan keamanan sudah muncul sejak bayi, dalam

bentuk menangis dan berteriak ketakutan karena perlakuan yang kasar atau karena

perlakuan yang dirasa sebagai sumber bahaya. Manusia akan merasa lebih aman

berada dalm suasana semacam itu mengurangi kemungkinan adanya perubahan,

dadakan, kekacauan yang tiak terbayangkan sebelumnya (Alwisol, 2004:258).

3. Kebutuhan Cinta dan Rasa Memiliki

Ada dua jenis cinta (dewasa) yakni deficiency atau D–love; orang yang mencintai

sesuatu yang tidak dimilikinya, seperti harga diri, seks, atau seseorang yang

membuat dirinya menjadi tidak sendirian. Misalnya hubungan pacaran, hidup

bersama atau perkawinan yang membuat seseorang terpuaskan kenyamanan dan

keamanannya. D-love adalah cinta yang mementingkan diri sendiri, lebih

memperoleh adari pada memberi. B-love didasarkan pada penilaian mengenai

orang lain apa adanya, tanpa keinginan mengubah atau memanfaatkan orang itu.

Cinta yang berniat memiliki, tidak mempengaruhi, dan tertuma bertujuan memberi

orang lain gambaran positif, penerimaan diri dan perasaan dicintai, yang membuka

kesempatan orang itu untuk berkembang (Alwisol, 2004:259).

4. Kebutuhan Harga Diri

(26)

a) Menghargai diri sendiri (self respect): orang membutuhkan pengetahuan

tentang dirinya sendiri, bahwa dirinya berharga, mampu menguasai tugas dan

tantangan hidup.

b) Mendapat penghargaan dari orang lain (respect from others): orang

membutuhkan pengetahuan bahwa dirinya dikenal baik dan dinilai baik orang

lain.

Kepuasan kebutuhan harga diri menimbulkan perasaaan dan sikap percaya

diri, diri berharga, diri mampu, dan perasaan berguna dan penting di lingkungan

keberadaannya. Sebaliknya, frustasi karena kebutuhan harga diri tak terpuaskan

akan menimbulkan perasaan dan sikap inferior, canggung, lemah, pasif,

tergantung, penakut, tidak mampu mengatasi tuntutan hidup dan rendah iri dalam

bergaul.

5. Kebutuhan Beraktualisasi Diri

Kebutuhan akan beraktualisasi diri adalah kebutuhan manusia yang paling tinggi.

Kebutuhan ini akan muncul apabila kebutuhan-kebutuhan dibawahnya telah

terpuaskan dengan baik. Maslow dalam Poduska (2008:125), menandai kebutuhan

akan aktualisasi diri sebagai hasrat individu untuk menjadi orang yang sesuai

dengan keinginan dan potensi-potensi yang dimilikinya, atau hasrat dari individu

untuk menyempurnakan dirinya melalui pengungkapan segenap potensi yang

dimilikinya. Contoh dari aktualisasi diri ini adalah seseorang yang berbakat musik

menciptakan komposisi musik, seseorang yang memiliki potensi intelektual

(27)

2.1.4 Langkah-Langkah Mengaktualisasikan Diri

Menurut Asmadi (2008:123) Ada beberapa langkah sederhana untuk

mengaktualisasikan diri dalam mencapai sukses, yaitu:

1. Kenali potensi dan bakat unik yang ada dalam diri

Jangan pernah menyembunyikan bakat anda karena bakat diciptakan untuk

digunakan. Oleh karena itu anda harus dan wajib mengenali bakat dan potensi unik

yang ada dalam diri anda. Ia adalah anugerah Tuhan yang tidak ternilai. Yakinilah

masing-masing kita terlahir dengan bakat dan potensi yang luar biasa. Tugas

kitalah untuk memahami, mendeteksi dan mengenali bakat dan potensi apa sajakah

yang kita miliki.

2. Asah kemampuan unik anda setiap hari

Orang sukses adalah orang yang senantiasa mengasah kemampuan unik yang ada

dalam dirinya, yang membedakan dirinya dengan 6 milyar orang lainnya. Tidak

perlu malu, kemampuan sekecil apapun yang anda miliki sekarang adalah modal

untuk menciptakan kesuksesan di masa depan.

3. Buat diri anda berbeda dan jadilah “One in a million kind of person

Kita semua terlahir berbeda dan diciptakan untuk membuat perbedaan hidup.

Yakinilah anda adalah maha karya Tuhan yang luar biasa. Maka buatlah diri

berharga dengan menjadi yang berbeda dan bukan asal beda, tetapi harus unik.

Berikanlah perbedaan besar dalam hidup sehingga hidup anda merupakan berkah

(28)

2.2 Penghargaan

2.2.1 Pengertian Penghargaan

Usaha untuk mendapatkan tenaga kerja yang profesional sesuai dengan

tuntutan jabatan diperlukan suatu pembinaan yang berkesinambungan, yaitu suatu

usaha kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggunaan, dan pemeliharaan tenaga

kerja agar mampu melaksanakan tugas dengan efektif dan efisien. Sebagai langkah

nyata dalam hasil pembinaan maka diadakan pemberian penghargaan karyawan yang

telah menunjukkan prestasi kerja yang baik. Pemberian penghargaan tersebut

merupakan upaya perusahaan dalam memberikan balas jasa atas hasil kerja pegawai,

sehingga dapat mendorong bekerja lebih giat dan berpotensi.

Perusahaan memberikan penghargaan pada saat hasil kerja seorang karyawan

telah memenuhi atau bahkan melebihi standar yang telah ditentukan oleh perusahaan.

Ada juga perusahaan yang memberikan penghargaan kepada karyawan karena masa

kerja dan pengabdiannya dapat dijadikan teladan bagi karyawan lainnya. Pemberian

penghargaan karena masa kerja bertujuan untuk memotivasi gairah dan loyalitas

terhadap perusahaan.

Penghargaan adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung

atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atau jasa yang diberikan

kepada perusahan (Hasibuan, 2007:130). Menurut Simamora (2004:514),

(29)

meningkatkan produktivitas para karyawan guna mencapai keunggulan yang

kompetitif. Penghargaan adalah reward dalam bentuk uang yang diberikan kepada

mereka yang dapat bekerja melampaui standar yang telah ditentukan (Mahmudi,

2005:89).

Berdasarkan dari beberapa pengertian penghargaan diatas disimpulkan bahwa

suatu penghargaan adalah imbalan yang diberikan dalam bentuk material dan non

material yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada karyawannya agar mereka

dapat bekerja dengan motivasi tinggi dan berpretasi dalam mencaapai tujuan-tujuan

perusahaan, dengan kata lain pemberian penghargaan dimaksudkan untuk

meningkatkan produktivitas dan mempertahankan karyawan yang berprestasi agar

tetap berada dalam perusahaan. Pemberian sistem penghargaan dimaksudkan sebagai

dorongan agar karyawan mau bekerja dengan lebih baik dan membangkitkan

motivasi sehingga dapat mendorong kinerja karyawan menjadi lebih baik.

2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penghargaan

Konsep pemberian penghargaan yang layak serta adil bagi karyawan

perusahaan, akan dapat menciptakan suasana kerja yang menyenangkan serta dapat

menimbulkan motivasi kerja yang tinggi bagi karyawan. Menurut Hasibuan

(2007:132) Pertimbangan pemberian penghargaan kepada karyawan sangat

dipengaruhi oleh faktor-faktor pada organisasi. Adapun faktor-faktor yang

(30)

1. Penawaran dan permintaan tenaga kerja

Jika pencari kerja (penawaran) lebih banyak dari pada lowongan pekerjaan

(permintaan) maka penghargaan relatif sedikit. Sebaliknya jika pencari kerja lebih

sedikit daripada lowongan pekerjaan, maka penghargaan relatif semakin banyak.

2. Kemampuan dan kesediaan organisasi

Apabila kemampuan dan kesediaan organisasi untuk membayar semakin baik,

maka tingkat penghargaan akan semakin meningkat. Tetapi sebaliknya, jika

kemampuan dan kesedian organisasi untuk membayar kurang maka tingkat

penghargaan relatif kecil.

3. Organisasi karyawan

Apabila organisasi karyawan kuat dan berpengaruh maka tingkat penghargaan

semakin besar. Sebaliknya jika organisasi karyawan tidak kuat dan kurang

berpengaruh maka tingkat penghargaan relatif kecil.

4. Produktivitas kerja karyawan

Jika produktivitas kerja karyawaan baik dan banyak maka penghargaan akan semakin

besar. Sebaliknya kalau produktivitas kerjanya buruk serta sedikit maka

penghargaannya kecil.

5. Pemerintah dengan Undang-Undang dan Keppres

Pemerintah dengan undang-undang dan keppres menetapkan besarnya penghargaan

minimum. Peraturan pemerintah ini sangat penting supaya organisasi tidak

sewenang-wenang menetapkan besarnya penghargaan bagi karyawan. Pemerintah berkewajiban

(31)

6. Biaya hidup

Apabila biaya hidup didaerah itu tinggi maka tingkat penghargaan semakin besar.

Sebaliknya, jika tingkat biaya hidup di daerah itu rendah maka tingkat penghargaan

relatif kecil.

7. Posisi jabatan karyawan

Karyawan yang menduduki jabatan lebih tinggi akan menerima gaji/penghargaan

lebih besar. Sebaliknya karyawan yang menduduki jabatan lebih rendah akan

memperoleh gaji/penghargaan yang kecil.

8. Pendidikan dan pengalaman kerja

Jika pendidikan lebih tinggi dan pengalaman kerja lebih lama maka penghargaan akan

semakin besar, karena kecakapan serta keterampilannya lebih baik.

9. Kondisi perekonomian nasional

Apabila kondisi perekonomian nasional sedang maju maka tingkat penghargaan akan

semakin meningkat, karena akan mendekati kondisi full employment

10.Jenis dan sifat pekerjaan

Kalau jenis dan sifat pekerjaan yang sulit dan mempunyai risiko yang besar maka

tingkat penghargaan akan meningkat karena membutuhkan kecakapan serta

ketelitian untuk mengerjakannya.

2.2.3 Alternatif Norma Pemberian Penghargaan

Menurut Mahsun (2006:114), terdapat empat alternatif norma pemberian

penghargaan agar dapat digunakan untuk memicu kinerja dan produktivitas pegawai,

(32)

1. Kesesuaian tujuan (goal congruense)

Setiap organisasi publik pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai, sedangkan

setiap individu dalam organisasi mempunyai tujuan individual yang sering tidak

selaras dengan tujuan organisasi. Penghargaan harus diciptakan sebagai jalan

tengah agar tujuan organisasi dapat di capai tanpa mengorbankan tujuan individual

dan sebaliknya tujuan individual dapat tercapai tanpa harus mengorbankan tujuan

organisasi.

2. Keadilan (equity)

Penghargaan harus dialokasikan secara proporsional dengan mempertimbangkan

besarnya kontribusi setiap individu atau kelompok. Karyawan yang memberi

kontribusi tinggi maka penghargaannya juga akan tinggi, sebaliknya siapa yang

memberi kontribusi rendah maka penghargaannya juga akan rendah.

3. Kemerataan (equality)

Penghargaan juga harus didistribusikan secara merata bagi semua pihak

(individu/kelompok) yang telah menyumbangkan sumber dayanya untuk

tercapainya produktivitas

4. Kebutuhan

Alokasi penghargaan kepada pegawai seharusnya mempertimbangkan tingkat

kebutuhan utama dari pegawai. Penghargaan yang berwujud finansial tidak selalu

(33)

2.2.4 Tujuan Penghargaan

Menurut Hasibuan (2007:133), tujuan pemberian penghargaan antara lain

adalah sebagai ikatan kerja sama, kepuasan kerja, pengadaan efektif, motivasi,

stabilitas karyawan, disiplin, serta pengaruh serikat buruh dan pemerintah:

1. Ikatan Kerja Sama

Dengan pemberian penghargaan terjalinlah ikatan kerja sama formal antara

manajer dan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugas dengan baik,

sedangkan manajer wajib membayar penghargaan sesuai dengan perjanjian yang

disepakati

2. Kepuasan Kerja

Dengan penghargaan, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

fisik, status sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari

jabatannya.

3. Pengadaan Efektif

Jika program penghargaan ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang

qualified untuk perusahaan akan lebih mudah. 4. Motivasi

Jika penghargaan yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi

bawahannya.

5. Stabilitas Karyawan

Dengan program atas prinsip adil dan layak serta eksternal konsistensi yang

(34)

6. Disiplin

Dengan pemberian penghargaan yang cukup besar maka disiplin karyawan semakin

baik. Mereka akan menyadari serta menaati peraturan-peraturan yang berlaku.

7. Pengaruh Serikat Buruh

Dengan program penghargaan yang baik pengarh serikat buruh dapat diindarkan dan

karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.

8. Pengaruh Pemerintah

Jika program penghargaan sesuai dengan undang-undang perburuhan yang berlaku

maka intervensi pemerintah dapat dihindarkan.

2.3 Prestasi Kerja

2.3.1 Pengertian Prestasi Kerja

Kelangsungan hidup suatu perusahaan tergantung salah satu diantaranya pada

prestasi kerja karyawannya dalam melaksanakan pekerjaan. Karena karyawan

merupakan unsur perusahaan terpenting yang harus mendapat perhatian. Pencapaian

tujuan perusahaan menjadi kurang efektif apabila banyak karyawan yang tidak

berprestasi dan hal ini akan menimbulkan pemborosan bagi perusahaan.

Menurut Mangkunegara (2006:33) prestasi kerja adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikannya. Prestasi kerja adalah

hasil upaya seseorang yang ditentukan oleh kemampuan karakteristik pribadinya serta

(35)

Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dengan

melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,

pengalaman, kesungguhan serta waktu (Hasibuan, 2008:94). Menurut Rivai

(2005:94), prestasi kerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung

jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak

melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral atau etika.

Dari beberapa pengertian-prestasi kerja di atas pada hakikatnya prestasi kerja

merupakan sesuatu yang dicapai oleh seseorang atau kelompok kerja dalam

melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya sesuai dengan standar dan kriteria yang

ditetapkan untuk pekerjaan itu. Tinggi rendahnya prestasi kerja seseorang karyawan

tidak dapat diperoleh begitu saja, tetapi diperoleh melalui proses yang panjang, yaitu

dengan adanya proses penilaian prestasi kerja.

2.3.2 Metode Penilaian Prestasi Kerja

Menurut Handoko (2004:142) metode dalam penilaian prestasi kerja

karyawan, yaitu:

a. Metode Penilaian Berorientasi Masa Lalu

1. Rating Scale

Pada metode ini evaluasi dilakukan oleh penilai terhadap prestasi kerja

karyawan dengan skala tertentu dari rendah sampai tinggi. Evaluasi hanya

(36)

karyawan dengan faktor-faktor (kriteria) yang dianggap penting bagi

pelaksanaan pekerjaan tersebut.

2. Checklist

Metode penilaian ini dimaksudkan untuk mengukur beberapa penilai. Penilai

tinggal memilih kalimat-kalimat atau kata-kata yang menggambarkan prestasi

kerja dan karakteristik-karakteristik karyawan. Metode ini dapat memberikan

suatu gambaran prestasi kerja secara akurat, bila daftar penilaian berisi

item-item yang memadai.

3. Metode Peristiwa Kritis

Merupakan metode penilaian yang berdasarkan pada catatan-catatan penilaian

yang menggambarkan perilaku karyawan sangat baik atau sangat jelek dalam

kaitannya dengan pelaksanaan kerja.

4. Peninjauan Lapangan

Agar tercapai penilaian yang lebih terstandarisasi, banyak perusahaan

menggunakan metode peninjauan lapangan. Dengan metode ini wakil ahli

departemen personalia turun ke lapangan dan membantu para penyelia dalam

penilaian mereka.

5. Tes dan Observasi Prestasi Kerja

Bila jumlah pekerja terbatas penilaian prestasi kerja bisa dilakukan pada tes

(37)

6. Metode Evaluasi Kelompok

Metode penilaian kelompok berguna untuk pengambilan keputusan kenaikan

upah, promosi dan berbagai bentuk penghargaan organisasi karena dapat

menghasilkan ranking karyawan dari yang terbaik sampai terjelek.

b. Metode Penilaian Berorientasi Masa Depan

1. Penilaian Diri

Teknik evaluasi ini berguna bila tujuan evaluasi adalah untuk melanjutkan

pengembangan diri.

2. Penilaian Psikologis

Penilaian ini terdiri dari wawancara mendalam, tes-tes psikologi, diskusi dengan

atasan langsung. Penilaian ini dilakukan oleh para psikolog untuk menilai potensi

karyawan di waktu yang akan dating. Evaluasi terhadap intelektual, emosi,

motivasi karyawan dan karakteristik lainnya diharapkan bisa membantu untuk

memperkirakan prestasi kerja diwaktu yang akan datang.

3. Pendekatan Management By Objectives (MBO)

Inti pendekatan MBO adalah setiap karyawan dan penyelia secara bersama

menetapkan tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran pelaksanaan kerja diwaktu yang

akan datang.

2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja

Byar dan Rue dalam Sutrisno (2011:151) mengatakan bahwa ada dua faktor

(38)

1. Faktor Individu

a. Usaha (effort) yang menunjukkan sejumlah sinergi fisik dan mental yang digunakan dalam menyelenggarakan gerakan tugas.

b. Abilities, yaitu sifat-sifat personal yang diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas.

c. Role/task perception, yaitu segala perilaku dan aktivitas yang dirasa perlu oleh individu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

2. Faktor lingkungan

a. Kondisi fisik

b. Peralatan

c. Waktu

d. Material

e. Pendidikan

f. Supervisi

g. Desain Organisasi

h. Pelatihan

i. Keberuntungan

Sedangkan Mangkunegara (2006:33) mengatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi kerja adalah faktor kemampuan dan faktor motivasi, yaitu:

1. Faktor Kemampuan

(39)

IQ diatas rata-rata: (110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya

dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah

mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh sebab itu pegawai perlu ditempatkan pada

perkerjaan yang sesuai dengan keahlian.

2. Faktor Motivasi

Motivasi berbentuk dari sikap (atitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk

mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja).

2.3.4 Indikator-indikator Prestasi Kerja

Pekerjaan dengan hasil yang tinggi harus dicapai oleh karyawan. Nasution

(2004:99) menyatakan bahwa ukuran yang perlu diperhatikan dalam prestasi kerja

antara lain :

1. Kualitas kerja

Kriteria penilaiannya adalah ketepatan kerja, keterampilan kerja, ketelitian kerja,

dan kerapihan kerja.

2. Kuantitas kerja

Kriteria penilaiannya adalah kecepatan kerja.

3. Disiplin kerja

Kriteria penilaiannya adalah mengikuti instruksi atasan, mematuhi peraturan

(40)

4. Inisiatif

Kriteria penilaiannya adalah selalu aktif atau semangat menyelesaikan pekerjaan

tanpa menunggu perintah atasan artinya tidak pasif atau bekerja atas dorongan dari

atasan.

5. Kerjasama

Kriteria penilaiannya adalah kemampuan bergaul dan menyesuaikan diri serta

kemampuan untuk memberi bantuan kepada karyawan lain dalam batas

kewenangannya.

2.4 Penelitian Terdahulu

Penulis/Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Jumeldi

Uji t variabel bebas yaitu penghargaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel diri (X1) terhadap prestasi kerja (Y) dan tidak adanya pengaruh yang signifikan anta

(41)

yang signifikan antaraa ktualisasi diri (X1) dan beban kerja (X2) secara bersama-sama terhadap prestasi kerja

(42)

2.5 Kerangka Konseptual

Pada dasarnya hubungan antara perusahaan dan karyawan adalah hubungan

yang saling menguntungkan. Di satu sisi perusahaan ingin mendapatkan keuntungan

yang besar, sementara di sisi lain karyawan membutuhkan harapan dan kebutuhan

tertentu yang harus dipenuhi perusahaan. Dengan demikian perusahaan dan karyawan

memiliki keterikatan hubungan dan selalu dihadapkan pada

permasalahan-permasalahan (Wibowo, 2007:101).

Satu hal utama yang harus diperhatikan perusahaan yakni kebutuhan dan

keinginan karyawan. Perlu diketahui kebutuhan dan keinginan karyawan merupakan

sasaran penting dalam manajemen sumber daya manusia yang secara langsung

maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja karyawan. Sebab telah diketahui

secara umum bahwa kemampuan kerja atau kinerja seorang karyawan tidak hanya

dipengaruhi kemampuan akademik dan kemampuan psikomotorik, melainkan banyak

hal-hal lain yang tentunya perlu diketahui sebagai penyebab utama.

Hubungan aktualisasi diri terhadap prestasi kerja disampaikanoleh Maslow

dalam Hariandja (2004:327), menurut Maslow ada 5 kebutuhan dasar manusia yaitu

kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan harga diri, kebutuhan rasa cinta memiliki dan

dimiliki, kebutuhan rasa aman dan perlindungan dan kebutuhan fisiologis yang

membentuk hierarki kebutuhan yang dapat meningkatkan motivasi seorang pekerja

(43)

Pemenuhan kebutuhan akan aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan

yang tertinggi dari teori Maslow. Ketika seseorang telah tercukupi dalam ke-4

kebutuhan di bawahnya maka ia pun akan membutuhkan aktualiasi diri dimana ia

diakui sebagai seseorang yang memiliki kontribusi penting atas sebuah

perusahaan. Jika kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat diberikan oleh pihak

perusahaan, maka prestasi karyawan diharapkan akan meningkat dan memberikan

keuntungan terhadap perusahaan.

Pada dasarnya ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan.

Salah satu faktor tersebut adalah penghargaan. Pada suatu organisasi atau perusahaan

sangat diperlukan adanya program penghargaan, sebab program ini merupakan salah

satu bagian penting dari sekian banyak program kerja perusahaan. Bentuk

penghargaan yang paling baik adalah membuat pegawai mengetahui kalau dirinya

dihargai oleh perusahaan, bukan hanya oleh sekelompok kecil orang (As’ad,

2004:67).

Penghargaan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi karyawan, selain

sebagai motivasi kerja yang tinggi, penghargaan juga memberikan arti bahwa

karyawan tersebut dianggap ada dalam perusahaan, terutama karyawan yang telah

lama berkontribusi bagi kelangsungan hidup perusahaan. Selain bagi karyawan lama,

pemberian penghargaan tersebut juga sangat berarti bagi karyawan yang berusaha

keras untuk mencapai prestasi kerja yang baik. Dengan adanya penghargaan,

karyawan akan merasa bahwa usahanya dalam berprestasi dihargai oleh perusahaan,

(44)

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, kerangka konseptual yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sumber: Sutrisno (2009), Simamora (2004), Nasution (2004) Gambar 2.2: Kerangka Konseptual

2.6 Hipotesis

Hipotesis menurut Sugiyono (2007:70) adalah “jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian

telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Berdasarkan perumusan

masalah sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:

1. Aktualisasi diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja

perawat pada RSU Bunda Thamrin Medan.

2. Penghargaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja perawat

pada RSU Bunda Thamrin Medan.

3. Aktualisasi diri dan penghargaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

prestasi kerja perawat pada RSU Bunda Thamrin Medan. Aktualisasi diri

(X1)

Penghargaan (X2)

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada skripsi ini adalah eksplanasi assosiatif, yaitu penelitian

yang menghubungkan dua variabel atau lebih (Ginting dan Situmorang, 2008:57).

Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel kebutuhan

aktualisasi diri (X1), variabel penghargaan (X2), terhadap prestasi kerja karyawan (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada RSU Bunda Thamrin Medan yang beralamat di

Jalan Sei Batang Hari No. 28-30 Medan. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei

2014 sampai dengan Juli 2014.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam

membahas dan menganalisis permasalahan penelitian yang dilakukan. Maka batasan

operasional Penelitian ini dibatasi pada variabel bebas (independent), kualitas kebutuhan aktualisasi diri (X1), penghargaan (X2), variabel terikat (dependent) prestasi kerja (Y).

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel-variabel

(46)

menuntun arah peneliti bagaimana cara mengukur suatu variabel. Berikut ini

menjelaskan defenisi operasional variabel yang berisikan indikator, yang digunakan

untuk membantu membuat daftar pernyataan pada penelitian ini.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala

Pengukuran

Intropeksi diri baik 1. Mengenali diri sendiri 2. Membandingkan

perilaku diri sendiri dengan hasil kerja

Ordinal

Motivasi kerja 1. Pencapaian prestasi 2. Kepuasan kerja

Ordinal

Pengalaman luas 1. Tingkat kemahiran bekerja

Non Material 1. Pemberian tanda jasa 2. Ucapan terima kasih

Kualitas kerja 1. Ketepatan kerja 2. Ketelitian kerja

Ordinal

Kuantitas kerja 1. Kecepatan kerja 2. Hasil kerja yang

dicapai

Ordinal

Disiplin kerja 1. Ketaatan waktu kehadiran

(47)

2. Mematuhi peraturan perusahaan

Inisiatif 1. Aktif menyelesaikan pekerjaan

2. Bekerja atas kemauan sendiri

Ordinal

Kerja sama 1. Kemampuan bergaul 2. Penyesuaian diri

Ordinal

Sumber: Sutrisno (2009), Simamora (2004), Nasution (2004), data diolah peneliti.

Seperti penjelasan sebelumnya dan terlihat pada Tabel 3.1, adapun variabel

pada penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lainnya.

a. Variabel kebutuhan aktualisasi diri (X1)

Kebutuhan aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan yang paling tinggi.

Untuk memenuhinya biasanya seseorang bertindak bukan atas dorongan orang

lain melainkan karena kesadaran dan keinginan diri sendiri.

b. Variabel penghargaan (X2)

Penghargaan adalah sebuah bentuk apresiasi kepada karyawan yang diberikan

perusahaan berupa materi ataupun nonmateri.

(48)

a. Prestasi kerja (Y)

Suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dengan melaksanakan tugas yang

dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman,

kesungguhan serta waktu.

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Adapun yang menjadi skala pengukuran dalam penelitian ini adalah Skala

Ordinal. Skala ordinal menurut Indriantoro dan Supomo (2011:98) adalah “Skala

pengukuran yang tidak hanya menyatakan kategori, tetapi juga menyatakan peringkat

Construct yang dikur. Peringkat nilai menunjukan suatu urutan penilaian atau tingkat preferensi”. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal dengan

tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban. Variabel-variabel

tersebut diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal:

Tabel 3.2

Instrumen Skala Ordinal

No. Jawaban skala

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

(49)

3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi Penelitian

Populasi menurut Sugiyono (2005:90) adalah “wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Dalam

penelitian ini populasinya adalah seluruh perawat RSU Bunda Thamrin Medan yang

berjumlah 233 orang.

3.6.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap

dapat menggambarkan populasinya. Karena masalah waktu dan biaya, ukuran sampel

ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dalam Umar (2008:78), yaitu:

2 Maka jumlah sampel diperoleh adalah:

( )

Melalui perhitungan rumus didapatkan jumlah sebesar 69.96 orang maka

angka tersebut dibulatkan sehingga diperoleh jumlah sempel sebanyak 70 orang.

(50)

populasi untuk dipilih menjadi anggota sample (Umar, 2008:96). Prosedur pemilihan sampel dengan cara:

1. Susun “sampling frame

Tentukan kerangka sampling (sampling frame) yaitu dengan membuat daftar nama-nama perawat RSU Bunda Thamrin Medan yang berjumlah 233 orang.

2. Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil

Ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dalam Umar (2008:78), yaitu:

Melalui perhitungan rumus Slovin maka didapatkan jumlah sebesar 69.96 orang maka angka tersebut dibulatkan sehingga diperoleh jumlah sempel

sebanyak 70 orang.

3. Tentukan alat pemilihan sampel

Alat pemilihan sampel dilakukan dengan cara undian.

4. Pilih sampel sampai dengan jumlah terpenuhi

Pemilihan sampel dilakukan dengan cara :

a. Membuat 233 potongan kertas yang diberi nama perawat RSU Bunda

(51)

b. Kertas dilipat dan dimasukkan kedalam kotak atau gelas yang diberi lubang

kecil pada penutupnya

c. Kotak/gelas dikocok lalu ambil satu potong setiap kali pengocokkan

d. Nama yang tertera dalam kertas tersebut dilihat dan dicatat namanya sampai

dengan pengocokan yang ke 70.

3.7 Jenis dan Sumber Data

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden penelitian

melalui wawancara dan kuesioner di lapangan.

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh untuk melengkapi data primer dalam

bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Biasanya

sudah dalam bentuk publikasi seperti data yang diperoleh dari situasi-situasi

internet dan data lainnya yang berhubungan langsung dengan objek yang diteliti.

3.8 Metode Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar

pernyataan tertulis untuk diisi responden. Kuesioner ini menggunakan sistem

tertutup, yaitu bentuk pernyataan yang disertai alternatif jawaban dan

responden tinggal memilih salah satu dari alternatif jawaban tersebut.

Data yang dikumpulkan meliputi:

(52)

b. Data mengenai tanggapan responden terhadap variabel-variabel yang

mempengaruhi keputusan pembelian

2. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi

dari buku-buku, tulisan ilmiah, internet dan literatur lainnya yang memiliki

hubungan dengan permasalahan yang diteliti.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah diperoleh

setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan. Valid

berarti alat ukur tersebut dapat digunakan mengukur apa yang seharusnya diukur.

Pada tahap prasurvei, kuesioner yang berisi 25 item pernyataan mengenai

faktor kebutuhan aktualisasi diri (X1) dan penghargaan (X2) yang mempengaruhi

prestasi kerja di RSU Bunda Thamrin Medan, disebarkan kepada 30 responden di

luar sampel penelitian.

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16,0 dengan

kriteria sebagai berikut:

1. Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan dikatakan valid

2. Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan dikatakan tidak valid

3. r tabel pada sampel(n)sebanyak 30 dengan tingkat signifikansi 5% adalah 0,361

(53)

Tabel 3.3

(54)

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan valid, hal ini dapat dilihat

dari rhitung pada corrected item-total correlation yang pada keseluruhan butir lebih besar dari

rtabel (0,361).

3.9.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan

menunjukkan akurasi dan konsistensi pengukuran. Dikatakan konsisten jika beberapa

pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda. Adapun

cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini adalah

menggunakan rumus koefisien Cronbach Alpha yaitu suatu kontruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Ghozali, 2005:41-42)

Tabel 3.4 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.934 25

Sumber: Hasil pegolahan SPSS 16,0 (Juni 2014)

Pada Tabel 3.4 diketahui bahwa koefisien alpha pada tingkat signifikansi 5%

adalah 0,934. Ini berarti 0,934 > 0,60 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner

tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden agar dapat dijadikan

(55)

3.10 Teknis Analisis Data

3.10.1 Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan cara menguraikan dan menafsirkan data

yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai permasalahan.

Analisis deskriptif dilakukan peneliti yaitu dengan mendistribusikan jawaban

responden dalam bentuk tabel sehingga memperoleh gambaran yang jelas tentang

distribusi jawaban responden.

3.10.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kondisi data yang dipergunakan

dalam penelitian. Model analisis regresi penelitian ini mensyaratkan uji asumsi

terhadap data yang meliputi:

3.10.2.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t

dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau

asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid (Ghozali, 2005 : 110). Cara

untuk mengetahui normalitas adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan

membentuk suatu garis lurus diagonal, dan plotting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual adalah normal, maka garis yang

menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali,

(56)

3.10.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lainnya. Jika variance dari satu residual satu pengamatan kepengamatan lainnya tetap maka terjadi homoskedastisitas jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas

(Situmorang, 2008:65). Cara untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas

adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dan

residualnya (SRESID). Deteksi terhadap heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

melihat grafik scatterplot yang disajikan, jika terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di

bawah angka nol pada sumbu Y. Maka hal ini tidak terjadi heteroskedastisitas pada

model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi prestasi

kerja, berdasarkan masukan variabel independennya.

3.10.2.3 Uji Multikolinieritas

Pada mulanya multikolinieritas ini berarti adanya hubungan linear yang

“sempurna” atau pasti, diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari

model regresi (Situmorang, 2008:96).

(57)

independen lainnya. Nilai cutoff yang umumnya dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah tolerance < 0.1 sedangkan Variance Inflation Factor (VIF) > 5 (Situmorang, 2008:104).

3.10.3 Pengujian Hipotesis

3.10.3.1 Uji Signifikan Simultan / Uji Serentak (Uji – F)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel terikat (Ghozali, 2005:84). Dalam penelitian ini pengujian hipotesis secara

simultan dimaksudkan untuk mengukur besarnya pengaruh kebutuhan aktualisasi diri

(X1) dan penghargaan (X2) secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya yaitu

prestasi kerja (Y).

H0 : b1,b2,b3 = 0, Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel independen yaitu kebutuhan aktualisasi diri (X1)

dan penghargaan (X2) terhadap variabel dependen yaitu prestasi kerja (Y).

Ha : b1≠ b2≠ b3, Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari variabel independen yaitu kebutuhan aktualisasi diri (X1) dan

penghargaan (X2) terhadap variabel dependen yaitu prestasi kerja (Y).

Kriteria Pengambilan Keputusan yaitu:

H0 diterima jika Fhitung < Ftabelpada α = 5%

(58)

3.10.3.2 Uji Signifikan Parsial / Uji Individual (Uji thitung)

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

penjelas/bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali,

2005:84). Signifikansi pengaruh tersebut dapat diestimasi dengan membandingkan

antara nilai ttabel dengan nilai thitung.

Kriteria Pengambilan Keputusan, yaitu:

H0 diterima, apabila thitung < ttabelpada α = 5%

Ha diterima, apabila thitung > ttabelpada α = 5%

Uji thitung bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel independen yaitu kebutuhan aktualisasi diri (X1)

dan penghargaan (X2) terhadap variabel dependen yaitu prestasi kerja (Y), bentuk

pengujiannya adalah:

H0 : bi = 0

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari

variabel independen yaitu kebutuhan aktualisasi diri (X1) dan penghargaan (X2)

terhadap variabel dependen yaitu prestasi kerja (Y).

Ha : bi≠ 0

Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari

variabel independen yaitu kebutuhan aktualisasi diri (X1) dan penghargaan (X2)

(59)

3.10.3.3 Pengujian Koefisien Determinan (R²)

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa

besar kontribusi dan kemampuan varian dari variabel bebas menjelaskan variabel

terikat. Jika (R2) semakin besar nilainya (mendekati 1), maka dapat dikatakan bahwa

pengaruh variabel bebas (kebutuhan aktualisasi diri dan penghargaan) kuat terhadap

variabel terikat (Y). Berarti model yang digunakan semakin kuat menerangkan

(60)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan

Kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang baik dan

berkualitas terus meningkat dari waktu ke waktu. Seiring dengan kondisi tersebut dan

sesuai dengan amanat peraturan perundangan Republik Indonesia yang memberi

peluang kepada masyarakat untuk ikut serta dan berperan aktif dalam penyediaan

pelayanan kesehatan adalah alasan utama didirikannya Rumah Sakit Umum Bunda

Thamrin Medan. Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan terus berupaya

melakukan pengembangan dan pembaharuan terhadap sarana dan prasarana, sehingga

dapat memenuhi harapan dan keinginan masyarakat terhadap pelayanan yang terbaik

di kota Medan khususnya dan kota Sumatera Utara pada umumnya tanpa harus

mendapatkan pelayanan kesehatan di luar negeri.

Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan dibuka secara resmi berdasarkan

Surat Izin penyelenggaraan Rumah Sakit Umum dari Dinas Kesehatan Kota Medan

Nomor 440/5206/VI/2010 tertanggal 2010. Tujuan dari Rumah Sakit Umum Bunda

Thamrin Medan adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, terpadu, waktu tanggap yang

cepat dan tepat, untuk semua golongan masyarakat sesuai dengan pokok dan

(61)

2. Menciptakan peningkatan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang bersifat

spesialistik dan sub spesialistik, bermutu, professional dan etis

3. Menghasilkan semangat kerja yang tinggi, komitmen, produktifitas lebih besar,

serta memberi peluang inovatis dan meningkatkan peran serta pegawai dalam

memajukan organisasi.

4.1.2 Visi Dan Misi Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan

Visi dariRumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan adalah sebagai berikut:

“Menjadi Rumah Sakit yang terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang

bermutu”

Misi dari Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan adalah sebagai berikut:

“Melaksanakan kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terpadu

sehingga dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan, pemilik saham dan

pelaksana melalui kinerja yang profesional yang disertai dengan komitmen yang

tinggi terhadap peningkatan yang berkelanjutan”.

4.1.3 Fasilitas Dan Pelayanan

Fasilitas dan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin

Medan saat ini meliputi:

1. Unit Gawat Darurat

2. Poliklinik Spesialis

3. Rawat Jalan

4. Rawat Inap

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Karyawan
Tabel 1.2
Gambar 2.2: Kerangka Konseptual
Tabel 3.1       Operasionalisasi Variabel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengayaan Kompos Limbah Kelapa Sawit dengan Cendawan Endofit Isolat Lokal untuk Menekan Infeksi Ganoderma spp. dan Peningkatan Produksi di Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat di

[r]

Masyarakat Desa Margasari khususnya wanita juga melakukan upaya pemanfaatan dari jenis tumbuhan yakni buah pedada ( Sonneratia caseolaris ) yang diolah menjadi sirup, dodol,

[r]

PA/KPA Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi Lainnya (K/L/D/I) KANTOR SAR KENDARI.

Pada perusahaan perata laba, simpulan yang bisa diambil adalah: (1) Net earnings berpengaruh positif signifikan terhadap return saham perusahaan perata laba karena pada

Pendidikan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas. Muhammadiyah Jakarta, Jakarta tahun

Berdasarkan hasil studi di atas dapat disimpulkan bahwa pemisahan pengenaan PPN masukkan atas kegiatan membangun sendiri dengan melalui kontraktor adalah tidak efektif dan efisien