• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI INSEKTISIDA KNOCKDOWN EKSTRAK BIJI JINTAN HITAM (Nigella sativa L.) TERHADAP NYAMUK Culex quinquefasciatus DENGAN METODE SEMPROT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UJI INSEKTISIDA KNOCKDOWN EKSTRAK BIJI JINTAN HITAM (Nigella sativa L.) TERHADAP NYAMUK Culex quinquefasciatus DENGAN METODE SEMPROT"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS AKHIR

UJI INSEKTISIDA KNOCKDOWN EKSTRAK BIJI JINTAN HITAM

(Nigella sativa L.) TERHADAP NYAMUK Culex quinquefasciatus

DENGAN METODE SEMPROT

OLEH:

NADA SORAYA

201110330311062

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)

UJI INSEKTISIDA KNOCKDOWN EKSTRAK BIJI JINTAN HITAM

(Nigella sativa L.) TERHADAP NYAMUK Culex quinquefasciatus

DENGAN METODE SEMPROT

KARYA TULIS AKHIR

Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

dalam Menyelesaikan Program Sarjana

Fakultas Kedokteran

Oleh:

NADA SORAYA

201110330311062

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS KEDOKTERAN

(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

hanya atas rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan Tugas Akhir

yang berjudul “Uji Insektisida Knockdown Ekstrak Biji Jintan Hitam (Nigella

sativa L.) terhadap Nyamuk Culex quinquefasciatus dengan Metode

Semprot”. Latar belakang kami mengambil judul tersebut adalah karena semakin

maraknya penggunaan bahan-bahan alami salah satunya jintan hitam, yang mudah

didapat dan cukup popular di masyarakat. Selain itu jintan hitam juga memiliki

efek insektisida, dan secara global penyakit yang ditimbulkan oleh nyamuk Culex

quinquefasciatus masih cukup tinggi angka kejadiannya, khususnya di Indonesia.

Oleh karena itu, kami ingin menguji efek insektisida ekstrak biji jintan hitam

(Nigella sativa L.) yang diuji pada nyamuk Culex quinquefasciatus dengan

metode semprot.

Penulisan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk

itu kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. dr. Irma Suswati selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Malang yang telah memberikan penulis kesempatan

untuk menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

(6)

2. dr. Muhammad Luthfi Al Manfaluthi, DTMH.,MCTM, selaku

Pembimbing I yang telah dengan sabar membimbing dan banyak memberi

masukkan serta dukungan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

3. dr. Oei Stefani Yuanita, DTMH, selaku Pembimbing II yang telah banyak

membantu, membimbing serta mendukung kami dalam penyelesaian

Tugas Akhir ini.

4. dr. Nanang Mardiraharjo, Sp.THT-KL selaku penguji I yang telah banyak

membantu kami dalam mengevaluasi Tugas Akhir ini.

5. Segenap tim di Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Malang (Mbak Fat, Pak Joko, Mas Nyono) yang telah

membantu kami dalam proses penelitian.

6. Segenap Dosen dan Staf Tata Usaha yang telah banyak membantu dan

memberi banyak kemudahan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

7. Orang tuaku tercinta, Taufik Abudan dan Husun Muhsin yang telah

memberi banyak dukungan dan doa yang tiada henti.

8. Kakakku Roula dan Haifa, adikku Fahira dan Ayra, serta tanteku Kak Idah

yang telah membantu dalam proses penulisan dan telah memberi support

dan hiburan kepada kami.

9. Teman-teman satu proyek, Ulik, Idor, Dalbo, Seno, Mbak Suc dan Mas

Dem yang banyak bertukar informasi dan memberi support serta hiburan

dalam proses penulisan Tugas Akhir ini.

10.Sahabat-sahabatku Enod, Niqma, Dinda, Adhe, Adhinda, Pam, Dika,

Firman, Brando, Dendy, Icit, Abay, Ucup, Kocab yang telah memberi

(7)

11.Teman-teman seperjuangan di FK’11, stay adorables guys.

12.Semua pihak yang telah membantu penulis mulai dari awal hingga akhir

penulisan Tugas Akhir ini.

Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis

membuka diri atas segala saran, kritik membangun dari segala pihak. Semoga

Tugas Akhir ini membawa manfaat bagi setiap orang yang membacanya.

Malang, November 2014

(8)

DAFTAR ISI

2.2.5 Sifat Nyamuk Culex quinquefasciatus ... 17

2.2.6 Penyakit yang ditularkan oleh Culex quinquefasciatus ... 17

2.2.6.1 Filariasis Limfatik ... 17

2.2.6.2 Japanese Enchepalitis ... 19

2.2.7 Pengendalian ... 19

2.3 Uji Insektisida ... 20

2.3.1Konsep Knockdown ... 21

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 22

(9)

3.2Hipotesis Penelitian ... 23

4.3.4 Karakteristik Sampel Penelitian ... 25

4.3.4.1 Kriteria Inklusi ... 25

4.7.3 Pelaksanaan Penelitian ... 31

4.7.3.1Aklimatisasi ... 31

5.2.2 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 41

5.2.3 Analisis Spearman ... 42

5.2.4 Analisis Multivariat Survival... 42

5.2.4 Analisis Multivariat Regresi Linear ... 43

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kandungan Nutrisi Jintan Hitam……….. 9 Tabel 2.2 Skor Insektisida berdasar KT50……… 21 Tabel 5.1 Jumlah Nyamuk Culex quinquefasciatus yang Jatuh Pada

Pengulangan I ……….. 36

Tabel 5.2 Jumlah Nyamuk Culex quinquefasciatus yang Jatuh Pada Pengulangan II ………..……….. 37 Tabel 5.3 Jumlah Nyamuk Culex quinquefasciatus yang Jatuh Pada

Pengulangan III ………..……….. 37 Tabel 5.4 Jumlah Nyamuk Culex quinquefasciatus yang Jatuh Pada

Pengulangan IV ………..……….. 38 Tabel 5.5 Jumlah Nyamuk Culex quinquefasciatus yang Jatuh Pada

PengulanganV ………..………. 38 Tabel 5.6 Rata-rata Nyamuk yang Jatuh ………. 39 Tabel 5.7 Rangkuman Tabel Knockdown Ekstrak Biji Jintan Hitam (Nigella

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tanaman Jintan Hitam………. 7

Gambar 2.2 Biji Jintan Hitam………. 8

Gambar 2.3 Telur Culex quinquefasciatus………. 13

Gambar 2.4 Larva Culex quinquefasciatus………... 14

Gambar 2.5 Pupa Culex quinquefasciatus……… 15

Gambar 2.6 Nyamuk Culex quinquefasciatus……….. 16

(12)

DAFTAR SINGKATAN

KT : Knockdown Time

WHO : World Health Organization

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Analisis Deskriptif……… 54

Lampiran 2 Hasil Uji Normalitas……… 55

Lampiran 3 Hasil Korelasi Spearman……… 56

Lampiran 4 Hasil Analisis Survival……… 56

Lampiran 5 Hasil Analisis Multivariat Regresi Linear……… 57

Lampiran 6 Hasil Rumus Regresi Linear……… 58

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Agusta. 2009. Jurnal Pengajaran MIPA, volume 14 No.2 Oktober 2009, diakses 13 Juni 2014

<http://jpmipa.fpmipa.upi.edu/jurnal/2009-b/files/res/other/search.txt>

Borror, T. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga. Edisi keenam. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Press

Bulugahapitiya, V. 2006. Preliminary study on cytotoxic compounds from the seeds of Nigella sativa L (Black cumin). Ruhuna Journal Of Science, Vol. 1, pp. 148–157.

Charcio, J. dan Vo, M. 2014. Orange County Vector Control District: Mosquitoes. California : Garden Grove Blvd.

Christopers, S.R. 1960. Life History, Bionomics and Structures in Aedes aegypti: The Yellow Fever Mosquito. London : Cambridge University Press. Page 307-333

Cook, G. 2009. Manson`s Tropical Disease. Ed 22nd. Saunders Elsevier.

Datta, A.K; Saha, A ; Bhattacharya, A. 2012. Black Cumin (Nigella sativa L.) – a Review. Journal of Plant Development Sciences Vol.4(1): 1-43,2012.

Depkes RI. 2009. Buku Pegangan Kader Pengendalian Faktor Risiko Penyakit. Yayasan Dian Nusantara. Jateng

Duke, J.K,. 2003. Bogenschutz-Godwin Mary Jo; duCellier Judi; Duke Peggy-Ann K. 2003. CRC Handbook of Medicinal Spices. CRC Press.

Federer, W,. 1977. Experimental design, theory and application, New York, Mac Millan.

Fradin M. 2006. Mosquito borne disease. diakses 08 Maret 2014. <http://en.wikipedia.org/wiki/Mosquito-borne_disease>

Hadi, K.U dan Soviana, S. 2002. Ektoparasit : pengenalan, Diagnosis, dan Pengendaliannya. Bogor : Laboratorium Entomologi Bagian Parasitologi dan Patologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB.

(15)

Karunamoorthy, K. 2013. Insecticide Resistance in Insect Vectors of Disease with Special Reference to Mosquitoes: A Potential Threat to Global Public Health, Health Scope. 2012; 2(1): 4-18.

Krisnasari, D. 2007. Jintan Hitam (Nigella sativa L.) Inovasi Tanaman Tradisional sebagai Imunostimulator. Mandala of Health, 3 pp. 60-70.

Lee, S., Tsao, R., Peterson, C., Coats, J.1997. Insecticidal Activity of

Monoterpenoids to Western Corn Rootworm (Coleoptera:

Chrysomelidae), Twospotted Spider Mite (Acari: Tetranychidae), and House Fly (Diptera: Muscidae. Journal of Economic Entomology, Volume 90, Number 4, August 1997, pp. 883-892(10).

Lord, J.C,. 2001. Desiccant Dusts Synergize the Effect of Beauveria

bassiana (Hyphomycetes: Moniliales) on Stored-Grain Beetles. Journal of Economic Entomology, April 2011, pg(s) 367-372.

Lusian. 2011. Penentuan Kadar Toksik Ekstrak Sitronella Daun Serai (Cymbopogon nardus) dalam Membunuh Larva Aedes aegypti Instar I dan Instar III dan Profil Kromatografi Lapis Tipisnya. Diunduh dari URL :

http://mspharmacy,blogspot.com/2011/01/penentuan-kadar-toksik-ekstrak.html, diakses tanggal 24 April 2014.

Marc, H.J, Stephane D, Frederic D,. 2003.Comparative performances, under laboratory conditions, of seven pyrethroid insecticides used for impregnation of mosquito nets. Bulletin of the World of the Health Organization 2003,81(5).

Nawal Z, Muhammed S, Emtithal A.S, et al, 2013, Efficacy of the Steinernematid and Heterorhabditid Nematodes for Controlling the Mosquito, Culex quinquefasciatus Say (Diptera: Culicidae), Journal of Mosquito Research, Cairo, volume 3, pp. 18-23.

Nurhayati, S. 2006. Jintan Hitam Obat Segala Penyakit. Surabaya. Apollo, pp. 12-36.

Paarakh, M.P,. 2010. Nigella sativa Linn A comprehensive review. Indian Journal of Natural Products and Resources. Vol. 1(4), pp. 409-429.

Palumbo, J. 2011.Knockdown and Residual Control of Bagrada Bugs with Foliar Insecticides : Greenhouse Evaluations.UA VegIPM Update, vol. 2, no 17, Aug 24, 2011.

(16)

Rahman, G., Saifur, M., Hassan, A.A., Dieng, H. 2013, Temporal and Spatial Distribution of Dengue Vector Mosquitoes and their Habitat Patterns in Penang Island, Malaysia, Journal of the American Mosquito Control Association. 29 pp. 33-43.

Randhawa, M. 2009. Black Seed, Nigella sativa Deserves More Attention, diakses 27 Mei 2014.

< www.ayubmed.edu.pk/JAMC/PAST/20-2/Editorial.pdf.>

Rogers, D.J. 2006. Climate change and vector-borne diseases. Adv Parasitol 7:pp. 345–381.

Russell, R.C. (1996). A Colour Photo Atlas of Mosquitoes of Southeastern Australia. Department of Medical Entomology, Westmead, NSW 193pp., diakses 23 Mei 2014

<http:/medent.usyd.edu.au/arbovirus/mosquit/photos/mosquitophotos_culex.htm>

Sopiyudin, M. 2009. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Salemba Medika, Jakarta, pp.6-16.

Susanti, A., Anggraini A., Devrin, A.N., Rasyid, B., Nurhidayah, B. 2012. Ekologi Hewan tentang Nyamuk Aedes aegypti, Anopheles sp, Culex sp. Laboratorium Pendidikan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Metro, Lampung.

Suwasono, H., Boewono, D.T., Boesri, H., Mujiyono dan Raharjo. 2001. Efikasi Permethin dengan Aplikasi ULV terhadap Culex Quinquiefasciatus, diakses tanggal 8 September 2014.

<http://www.kalbe.co.id/filescdkfiles13_EfikasiPermethrindengan

AplikasiULV.pdf/13___EfikasiPermethrindenganAplikasiULV.html.mht.>

Wajs, A., Bonikowski, R., Kalemba, D,. 2008. Composition of Essential Oil from Seeds of Nigella sativa L. Cultivated in Poland. Flavour and Fragrance Journal 2008;23;126-132.

Wardani, S. 2010. Uji Aktivitas Minyak Atsii Daun dan Batang Serai (Andropodon nardus L) sebagai Obat Nyamuk Elektrik terhadap nyamuk Culex sp. Universitas Brawijaya Malang.

(17)

Wiliardi, A. 2007. Mengenal Jintan Hitam. Diakses 23 Juni 2014

<www.herba.berita1.com/lain-lain/jintan-hitam.html>

Xu, T., Wang, J., Wang, X. 2012. Comparison of four commercial enzymatic assay kits for the analysis of organophosphate and carbamate insecticides in vegetables. Elsevier Basic and Applied Ecology. volume 27, Issue 1, September 2012, Page 94-99.

(18)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan iklim global yang terjadi akhir-akhir ini meningkatkan

kekhawatiran akan penyebaran penyakit menular tropis, khususnya yang

disebabkan oleh nyamuk (Rogers, 2006). Nyamuk bukan hanya serangga

penghisap darah, tetapi juga merupakan vektor berbagai penyakit parasit dan virus

bagi manusia dan hewan (Nawal et al, 2013). Nyamuk diklasifikasikan ke genus

Culex, Aedes, Anopheles dan Mansonia. Nyamuk merupakan vektor dari

beberapa penyakit serius seperti demam berdarah dengue, filariasis limfatik,

Japanese encephalitis, poliartritis epidemik, chikungunya dan malaria (Rahman et

al, 2013).

Nyamuk diperkirakan menularkan penyakit kepada lebih dari 700 juta

orang setiap tahunnya di Afrika, Amerika Selatan, Amerika Tengah, Meksiko dan

Asia (Fradin, 2006). Indonesia sebagai daerah tropis lebih rentan terhadap

penyakit parasit dan risiko terhadap penularan penyakit akan semakin meningkat

akibat adanya perubahan iklim dan globalisasi (Karunamoorthy et al, 2013).

Culex quinquefasciatus merupakan vektor dari penyakit Japanese

encephalitis dan filariasis limfatik. Japanese encephalitis adalah penyakit yang

menyerang sistem saraf pusat yang disebabkan oleh virus dari genus Flavivirus

yang ditularkan kepada manusia melalui gigtan nyamuk yang terinfeksi (Nawal et

al, 2013). Sedangkan filariasis limfatik adalah penyakit yang disebabkan oleh

(19)

2

alat kelamin, dan banyak ditemukan di Timor. Filariasis limfatik menginfeksi 80

juta orang setiap tahunnya dimana 30 juta kasusnya berada di tahap infeksi kronis.

Di Indonesia ada sekitar 11.696 kasus filariasis limfatik (Depkes RI, 2009).

Oleh karena tingkat kejadian dan dampak penyakit yang di sebabkan oleh

nyamuk cukup tinggi, maka pengendalian nyamuk menjadi penting dalam

penanggulangan penyakit. Pengendalian yang digunakan biasanya seperti

kimiawi, biologis, radiasi, dan lingkungan. Dari semua pengendalian yang sering

digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah secara kimiawi yaitu insektisida

kimia (Depkes RI, 2009).

Insektisida merupakan komponen vital dalam pengendalian vektor

penyakit dan telah banyak digunakan sebagai salah satu alat yang paling efektif

dalam program pengendalian vektor (WHO, 2009). Tapi, dilaporkan juga bahwa

penggunaan dosis sublethal membawa konsekuensi terjadinya resistensi yang

terkait dengan mutasi genetik. Penggunaan insektisida sintetis yang tidak

terkendali juga menyebabkan bahaya besar bagi lingkungan dan konsumen (Xu et

al, 2012).

Insektisida yang baik memiliki beberapa syarat, yaitu daya bunuh serangga

dalam jumlah besar dan cepat, aman untuk manusia dan makhluk lainnya, susunan

kimia stabil tidak mudah terbakar, penggunaan mudah, murah, mudah didapatkan,

tidak berwarna dan tidak berbau merangsang. Waktu knockdown dapat diartikan

sebagai waktu yang dibutuhkan untuk menjatuhkan sampel. Knockdown time

diukur dengan menghitung jumlah sampel yang jatuh selama interval waktu

(20)

3

dalam waktu kurang dari 5 menit dapat menjatuhkan setengah dari populasi

serangga (Palumbo, 2011).

Jintan hitam terkenal sebagai obat herbal, baik untuk pengobatan maupun

pencegahan dari sejumlah penyakit selama bertahun-tahun. Diyakini bahwa jintan

hitam memiliki galactagogue, karminatif, pencahar dan antiparasit (Yulianti,

2006). Jintan hitam (Nigella sativa L.) mengandung lebih dari 20 senyawa kimia,

beberapa senyawanya adalah minyak esensial seperti kolesterol, campesterol,

sigmasterol, β-sitosterol, α-spinasterol, citronelol, citonellyl asetat, carvone,

nigellone, arachidic, linolenat, miristat, oleat, palmitat, palmitoleat dan asam

stearat, asam linoleat (55,6%), asam oleat (23,4%) dan asam palmitat (12,5%),

anethole trans (38,3%), p-cymene (14,8%), limonene (4,3%), thymol, carvacrol,

dan carvone (4,0%) yang mana cukup efektif jika digunakan sebagai insektisida

(Paarakh, 2010).

Alasan utama dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan alternatif

baru insektisida alami yang tidak hanya ramah lingkungan, tanpa residu, berefek

samping minimal pada manusia dan hewan peliharaan, tetapi juga efektif dan

memiliki aksi yang cepat. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti ingin

mengetahui efektivitas ekstrak jintan hitam (Nigella sativa L.) sebagai insektisida

terhadap nyamuk Culex quinquefasciatus.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa L.) dengan metode semprot

(21)

4

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Membuktikan ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa L.) dengan metode

semprot memiliki efek quick knockdown terhadap nyamuk Culex

quinquefasciatus.

1.3.2 Tujuan Khusus

Mengetahui konsentrasi efektif ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa L.)

dengan metode semprot terhadap nyamuk Culex quinquefasciatus dengan

menggunakan analisis multivariat regresi linear.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi tentang manfaat ekstrak biji jintan hitam (Nigella

sativa L.) sebagai insektisida alami terhadap nyamuk Culex

quinquefasciatus.

2. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat tentang manfaat

jintan hitam (Nigella sativa L.).

3. Dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang

berkaitan dengan pengaruh ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa L.)

Gambar

Tabel 2.1 Kandungan Nutrisi Jintan Hitam……………………….. 9
Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6 Gambar 5.1

Referensi

Dokumen terkait

Maka sudah pasti jawaban yang mungkin hanya D. 2, hanya

Laboratorium Mineralogi dan Klasifikasi Tanah, Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.. The Physical Chemistry and Mineralogy

This study was done to determine plastic bags use in the Al-khums City, to know the accumulation of plastic bags waste, the awareness of the people about the

BERBEDA DENGAN DAERAH LAIN / DALAM DEKLARASI KAMPANYE DAMAI / KPU KOTA YOGYAKARTA MENAWARKAN KAMPANYE YANG RAMAH LINGKUNGAN //. USAI ACARA DEKLARASI / PARPOL PESERTA PEMILU

[r]

Sebelum memasuki MAC layer , setiap paket data yang diterima dari layer di atasnya diatur dengan nilai prioritas tertentu yaitu AC_VO (AC 0) untuk trafik suara dengan prioritas

Penelitian ini mengevaluasi pengelolaan limbah atau secara spesifik mengevaluasi Sistem Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Pupuk Kaltim berdasarkan Baku Mutu dan Perundang-undangan

[r]