PROGRAM STUDI D-III MANAJEMEN KEUANGAN
ANALISIS RASIO KEUANGAN
PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh :
HIFATIA DINDA PUTRI 122101250
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
NAMA : HIFATIA DINDA PUTRI
NIM : 122101250
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN JUDUL : ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT.
PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN
Tanggal : …….… 2015 DOSEN PEMBIMBING TUGAS AKHIR
NIP.19830720 200604 2 003 Inneke Qamariah, SE, M.Si
Tanggal : …….… 2015 a.n. KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
NIP.19760214 20051 1 002
Safrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si
Tanggal : …….… 2015 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
NIP.19560407 198002 1 001
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih, yang senantiasa
selalu memberikan yang terbaik kepada seluruh umat manusia di dunia. Shalawat
bertangkaikan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW,
yang telah membawa tatanan iman dan ajaran kedunia yang semu ini.
Adapun judul tugas akhir ini adalah “Analisis Rasio Keuangan Pada PT
Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan”.
Dalam kesempatan yang baik ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof.Dr.Azhar Maksum,M.Ec.Ac.Ak,CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr.Yeni Absah,SE,M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III
Departemen Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
3. Bapak Syafrizal Helmi, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Diploma III
Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
4. Ibu Inneke Qamariah, SE, M.Si selaku dosen pembimbing tugas akhir penulis
yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis
ii
5. Bapak pimpinan, Staff, dan seluruh karyawan PT Perkebunan Nusantara III
(Persero) Medan yang telah membantu memberikan data yang diperlukan
dalam penyelesaian tugas akhir ini.
6. Teristimewa buat Ayahanda AM. Muchtar, ST dan Ibunda Ratnawati atas doa,
bimbingan, dukungan, serta kasih sayangnya yang tak pernah putus kepada
penulis.
7. Buat Abangda Pramana Wijaya M, Fiqi Raras Maja, dan M. Fajar Undipa atas
support dan masukkan yang sangat berarti terhadap penulis.
8. Yang tersayang Dio Baskoro, yang selalu memberikan dukungan, doa dan
selalu ada di saat penulis membutuhkan dan semoga segera menyusul.
9. Teman-teman seperjuangan yang paling penulis sayangi, Jenny Herina,
Maristha, Sarah, Ziah, Imam, Ilham, Risky, Rissa, Yogi Maulana, Wahyu
Saputra, Sri Karlina, May, Dian, atas semangat dan kebahagian yang kalian
berikan.
10.Buat seluruh teman-teman lain, khususnya anak-anak keuangan grup D
stambuk 2012 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
memberikan bantuannya. Dan besar harapan penulis semoga Tugas Akhir ini
dapat memberikan manfaat bagi rekan-rekan pembaca sekalian.
Medan, Oktober 2015
Penulis,
iii A. Latar Belakang...1
B. Rumusan Masalah...4
C. Tujuan Penelitian...4
D. Manfaat Penelitian...4
BAB II : PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan...6
1. Sejarah Singkat Perusahaan...6
2. Visi dan Misi Perusahaan..……...7
3. Logo Perusahaan………...………...8
B. Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas………...10
C. Deskripsi Pekerjaan………..…13
D. Jaringan Usaha………...22
BAB III : PEMBAHASAN A. Pengertian Laporan Keuangaan...23
B. Pengertian Analisis Rasio Keuangan...23
iv
D. Evaluasi Rasio Keuangan Perusahaan...35
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...46
B. Saran...47
v
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
Tabel 1.1 Total Aktiva Lancar dan Total Hutang Lancar
Tahun2012-2014...3
Tabel 3.1 Rasio Lancar...36
Tabel 3.2 Rasio Cepat... ...……....37
Tabel 3.3 Rasio Perputaran Persediaan…...38
Tabel 3.4 Rasio Perputaran Total Aktiva.…… ...39
Tabel 3.5 Rasio Hutang Atas Harta...40
Tabel 3.6 Rasio Hutang Atas Modal...41
Tabel 3.7 Rasio Margin Laba Kotor...42
Tabel 3.8 Rasio Margin Laba Operasi...43
vi
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
Gambar 2.1 Logo Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara
III (Persero) Medan...8
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara
1 A.Latar Belakang
Setiap perusahaan yang didirikan, baik perusahaan besar maupun
perusahaan kecil, dioperasikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Adapun tujuan tersebut antara lain adalah untuk mendapatkan
keuntungan dan menjamin kelanjutan usaha di masa yang akan datang.
Untuk mencapai tujuan perusahaan diperlukan sumber daya yang
didukung oleh kemampuan manajerial dan kepemimpinan dari seorang manajer.
Oleh karena itu, pengolahan sumber daya secara tepat merupakan salah satu faktor
penentuan keberhasilan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan
secara menyeluruh. Sumber daya yang dimaksud antara lain, sumber daya
manusia, pemasaran, keuangan.
Menurut Hanafi (2002:63), Laporan Keuangan adalah laporan yang
diharapkan bisa memberi informasi mengenai perusahaan, dan digabungkan
dengan informasi yang lain, seperti industri, kondisi ekonomi, bisa memberikan
gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan risiko perusahaan.
Laporan keuangan juga dapat menunjukkan posisi sumber daya yang
dimiliki oleh perusahaan selama satu periode. Selain itu, laporan keuangan juga
menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukkan dengan kemampuan
dalam menghasilkan pendapatan dan laba dengan sumber daya yang dimiliki oleh
Laporan keuangan dibutuhkan oleh para pemakai laporan keuangan yang
diantaranya adalah pihak manajemen, investor, kreditur, pemerintah maupun
pelaku pasar modal dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Salah satu alat
analisis atas laporan keuangan yang sering digunakan adalah analisis rasio.
Menurut Harahap (2011:297), Rasio keuangan merupakan angka yang
diperoleh dari hasil perbandingan dari satu akun aktiva (aktiva maupun pasiva
suatu laporan keuangan dengan akun aktiva maupun pasiva) lainnya yang
mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan, teknik ini sangat lazim
digunakan para analisa keuangan. Rasio keuangan sangat penting dalam
melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan.
Hasil dari analisis rasio ini sangat diperlukan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan misalnya investor digunakan sebagai panduan dalam memutuskan
untuk menginvestasikan daananya pada suatu perusahaan. Demikian juga bagi
kreditur bila ia hendak memberikan pinjaman kepada suatu perusahaan, ia harus
mengetahui perusahaan itu mampu atau tidak membayar kembali
hutang-hutangnya melalui analisis rasio keuangan, yaitu rasio solvabilitas. Dan bagi
manajer keuangan analisis rasio digunakan untuk melihat dan menilai aspek-aspek
yang mereka inginkan seperti melalui: rasio likuiditas, rasio rentabilitas, rasio
Tabel 1.1
Total aktiva lancar, total hutang lancar, total aktiva tetap, total hutang jangka panjang, total asset, hutang, dan modal pada PT Perkebunan
Nusantara III (Persero) Medan periode 2012-2014 Thn TAL Rp
Sumber : Laporan Keuangan PTPN III tahun
2012-Dari tabel diketahui, bahwa pada tahun 2012 jumlah aktiva lancar sebesar
Rp 2,318-, pada tahun 2013 sebesar Rp 2,126-, pada tahun 2014 sebesar Rp
13,82-,. Pada tahun 2013 secara keseluruhan, jumlah aset Perusahaan mengalami
peningkatan sebesar 7,91% dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dari Rp
10,208,- Triliun pada tahun 2012 menjadi Rp 11,016,- Triliun pada tahun 2013.
Perusahaan memiliki aktiva lancar terbesar pada tahun 2014 sebesar Rp 13,82,-
karena peningkatan kas, piutang, dan persediaan. Jika melihat tabel yang ada
perusahaan dapat dikatakan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya
karena total aktiva lancar lebih besar dibandingkan dengan total hutang lancarnya.
Dari tabel diketahui, bahwa total hutang lancar juga mengalami fluktuasi
setiap tahunnya. Hutang lancar terbesar juga terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar
dengan peningkatan total aktiva lancar pada tahun 2014. Dengan melihat tabel,
dapat diketahui bahwa perusahaan memiliki tingkat kerugiaan yang tinggi karena
total modal lebih kecil dibandingkan dengan total hutang setiap tahunnya.
Perusahaan harus meningkatkan jumlah modal dan aktiva sehingga perusahaan
dapat memenuhi kewajibannya dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik melakukan penelitian ini
dengan judul : “Analisis Rasio Keuangan Pada PT Perkebunan Nusantara III
(Persero) Medan”.
B.Perumusan Masalah
Bagaimana kinerja rasio keuangan perusahaan pada PT Perkebunan
Nusantara III (Persero) Medan?”
C.Tujuan Penelitian
1. Melihat kinerja keuangan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
melalui parameter analisis rasio keuangan sebagai dasar penilaian kinerja
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.
D.Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan, dipergunakan seebagai bahan masukkan dalam
pengambilan keputusan dan sebagai bahan pertimbangan dalam
memutuskan kebijaksanaan yang diambil di masa yang akan datang,
sehingga diharapkan perusahaaan akan terus mengalami perkembangan
2. Bagi peneliti, untuk menambah dan memperluas wawasan mengenai rasio
keuangan dalam praktek sebenarnya, dengan menerapkan teori-teori yang
diperoleh selama dalam perkuliahan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, digunakan sebagai bahan acuan dan sebagai
bahan informasi yang dapat memperluas wawasan mengenai rasio
6 A. Sejarah Perusahaan
1. Sejarah Singkat Berdirinya PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero) merupakan
salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak
dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan, dan pemasaran hasil perkebunan.
Kegiatan usaha perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman
kelapa sawit dan karet. Produk utama perseroan adalah minyak sawit (CPO) dan
inti sawit (krenel) dan produk hilir karet.
Sejarah perseroan diawali dengan proses pengambilahlian
perusahaan-perusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah Republik Indonesia pada
tahun 1958 yang dikenal dengan proses Nasionalisai Perusahaan Perkebunan
Asing menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN). Pada tahun 1968 PPN
direstrukturisasi menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan
(PNP) yang selanjutnya pada tahun 1974 bentuk badan hukumnya diubah menjadi
PT Perkebunan (Persero).
Guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha perusahaan
melakukan penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi dan
perampingan struktur organisasi. Di awali dengan langkah penggabungan
manajemen pada tahun 1994, 3 (tiga) BUMN Perkebunan yangterdiri dari PT
Perkebunan III (Persero), PTPerkebunan IV (Persero), PT Perkebunan V (Persero)
disatukan pengelolaanya kedalam PT Perkebunan Nusantara III (Persero).
Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah (PP) No.8 Tahun 1996 tanggal
14 Februari 1996, ketiga perseroan tersebut digabung dan diberi nama PT
Perkebunan Nusantara III (Persero) yang berkedudukan di Medan, Sumatera
Utara.
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan Akte Notaris
Harun Kamil, SH, No.36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C2
8331.HT.01.01.th.96 tanggal 8 Agustus 1996 yang dimuat dalam Berita Negara
Republik Indonesia No.81 tahun 1996 Tambahan Berita Negara No.8647 Tahun
1996.
2. Visi dan Misi Perusahaan
Berikut ini akan dijelaskan Visi dan Misi PT Perkebunan Nusantara III
(Persero) Medan.
1. Visi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
Menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan
melaksanakan tata kelola bisnis terbaik pada tahun sebelumnya.
A.Mengembangkan Industri Hilir berbasis Perkebunan secara berkesinambungan.
B.Menghasilkan produk yang berkualitas untuk pelanggan.
C.Memperlakukan karyawan sebagai asset strategis dan mengembangkannya
secara optimal.
D.Berupaya menjadi perusahaan terpilih yang memberikan imbal hasil terbaik
bagi investor.
E. Menjadi perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis.
F. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan
komunitas.
G.Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan berwawasan lingkungan.
3. Logo Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
Logo merupakan suatu bentuk gambar atau sekedar sketsa dengan arti
tertentu, dan mewakili suatu arti dari perusahaan, daerah, perkumpulan, produk,
negara, lembaga/ Organisasi dan hal-hal lainnya yang dianggap membutuhkan hal
yang singkat dan mudah diingat sebagai pengganti dari nama sebenarnya.
Adapun makna yang terkandung dalam logo PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero) adalah sebagai berikut :
1. Gambar 12 helai daun kelapa sawit di sebelah kiri dunia dan 7 urat pada daun
karet yang berwarna hijau disebelah kanan bola dunia melambangkan bahwa
PT. Perkebunan Nusantara III memiliki paradigma baru dan 7 strategi bisnis,
yang saling mendukung tercapai tujuan PT. Perkebunan Nusantara III, yaitu
selalu menjadi perusahaan perkebunan terbaik dalam tim work yang solid dan
inovatif, serta ditunjang dengan Green Bussines dan Ramah Lingkungan.
2. Gambar 5 garis lintang horizontal dan vertikal berwarna biru melingkari bola
dunia, melambangkan bahwa PT. Perkebunan Nusantara III memiliki tata nilai
dan harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi yang berkembang, agar
selalu menjadi yang terdepan dalam peningkatan usaha.
3. Gambar 2 meteor yang mengelilingi sehingga membentuk angka 3
melambangkan PT. Perkebunan Nusantara III bergerak dinamis dengan
semangat yang tinggi untuk menguasai pasar modal. Meteor yang berwarna
putih bermakna produksi lateks dan turunnya sedangkan yang berwarna orange
adalah produksi CPO berserta turunannya yang memancar tanpa henti untuk
memenuhi kebutuhan pasar dunia.
Secara keseluruhan makna logo ini adalah lambang dari niat dan motivasi
tinggi seluruh personil PT. Perkebunan Nusantara III yang telah direncanakan
bersama, dan tunjangan dengan 5 tata nilai, 12 paradigma baru dan 7 strategi
B.Struktur Organisasi dan Job Description / Bidang Pekerjaan
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalamm menjalankan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi menggambarkan
dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan
bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang
baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa.
Empat elemen dalam struktur organisasi yaitu :
1. Adanya spesialisasi kerja
2. Adanya standardisasi kegiatan kerja
3. Adanya koordinasi kegiatan kerja
4. Besaran seluruh organisasi
Dengan adanya Struktur Organisasi maka dapat diperoleh beberapa
keuntungan yaitu :
1. Adanya penempatan kerja yang sesuai keahlian
2. Menghindari terjadinya konflik dalam pelaksanaan tugas
3. Adanya kejelasan kewajiban dan tanggung jawab dari masing-masing
karyawan.
Berikut ini adalah Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara III
Berikut ini susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada PT
Perkebunan N usantara III (Persero) Medan, sebagai berikut:
1. Susunan Komisaris
Pada tahun 2013, telah terjadi perubahan susunan dan struktur Dewan
Komisaris berdasarkan Surat Menteri BUMN Selaku Rapat Umum Pemegang
Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara III No.
SK.383/MBU/2013 tanggal 21 November 2013 dan Akta No.02 tanggal 2
Desember 2013 dari nanda Fauz Iwan, SH, M,Kn, notaries di Jakarta sebagai
berikut :
Komisaris Utama : Joefli J. Bahroeny
Komisaris Anggota : Heri Sebayang
Komisaris Anggota : Sardan Marbun
Komisaris Anggota : Dahlan Harap
Komisaris Anggota : S. Budhisantoso
2. Susunan Direksi
Direktur Utama : Bagas Angkasa
Direktur SDM : Harianto
Direktur Pemasaran : Alexander Maha
Direktur Keuangan : Erwan Pelangi
C.Bidang Pekerjaan / Job Description
Didalam Organisasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sumber
wewenang berasal dari RUPS dan kemudian di delegasikan kepada Dewan
Komisaris, dan Dewan Komisaris mendelegasikan kepada Direktur terkait yaitu :
Direktur Produksi, Direktur Keuangan, Direktur Pemasaran dan Direktur SDM.
Berikut ini adalah uraian tugas Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
Medan yang dapat dilihat sebagai berikut :
1. Rapat Umum Pemegang saham (RUPS)
Tugas dan wewenang RUPS adalah sebagai berikut :
a. Mengangkat dan menghentikan Dewan Komisaris.
b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan penggunaan modal/asset perusahaan
sesuai dalam mencapai tujuan.
c. Mengawasi Dewan Komisaris dalam melakukan tugas yangtelah dibebankan
kepadanya oleh pemegang saham.
2. Dewan Komisaris
Tugas dan wewenang Dewan komisaris adalah sebagai berikut :
a. Memberikan nasehat kepada pimpinan.
b. Membantu didalam menginvestasikan dana perusahaan.
3. Direktur Utama
Tugas dan wewenang Direktur Utama adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan kebiasaan perusahaan, sesuai dengan yang diatur didalam
anggaran perusahaan, serta ketentuan yang digariskan oleh Rapat Umum
Pemegang Saham, Menteri selaku kuasa Pemegang Saham dan Dewan
Komisaris
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas para anggota direksi dan mengawasi
secara umum.
c. Bersama sama dengan anggota Direksi lainnya mewakili perusahaan didalam
dan diluar pengadilan.
d. Bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan
Komiaris.
e. Menetapkan langkah-langkah pokok dalam melaksanakan kebijakan
pemerintah.
4. Direktur Produksi
Tugas dan wewenang Direktur Produksi adalah sebagai berikut :
a. Menyusun Perencanaan dibidang pekerjaan yang tercantum dalam
kebijaksanaan Direksi.
b. Melaksanakan peraturan-peraturan dan pengendalian dari unit-unit usaha dan
sarana pendukungnya mencakup tanaman.
c. Melaksanakan pemberian dan pengawasan terhadap kegiatan yang tercantum
d. Melaksanakan rehabilitasi dan investasi dibidang tanaman maupun sarana
pendukung produksi lainnya dari unit unit usaha yang telah ada.
5. Direktur Keuangan
Tugas dan wewenang direktur keuangan :
a. Menyusun perencanaan dibidang keuangan.
b. Menetapkan administrasi ketentuan-ketentuan dibidang keuangan.
c. Mengelola administrasi keuangan secara umum pada bidang keuangan dan
perkantoran serta segala sesuatunya yang berkaitan dengan itu.
d. Melaksanakan pengendalian pengawasan terhadap bidang-bidangnya.
6. Direktur Sumber Daya Manusia
Tugas dan wewenang Direktur SDM adalah sebagai berikut :
a. Menyusun Perencanaan dibidang ketenaga kerjaan dan masalah umum serta
kesejahteraan karyawan.
b. Menetapkan ketentuan-ketentuan pelaksanaan dibidang yang dikelolanya.
c. Mengelola sumberdaya manusia yang ada secara umum.
d. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap bidang-bidang yang
dikelolanya.
7. Direktur Pemasaran
Tugas dan wewenang Direktur Pemasaran adalah sebagai berikut :
b. Menetapkan ketentuan-ketentuan dibidang pemasaran.
c. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap bidang-bidang yang
dikelolanya.
8. Biro Direksi
Tugas dan wewenang Biro Direksi adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan / menyelenggarakan pelaksanaan Direksi dalam tata usaha surat
menyurat (administrasi) sirkulasi/pengiriman atau penyimpanan surat-surat dan
dokumentasi perusahaan.
b. Melaksanakan urusan kerumahtanggaan kantor direksi yang meliputi
pemeliharaan bangunan perusahaan.
c. Mengkoordiinasi pelaksanaan tugas dan kehumasan baik dengan instansi sipil
maupun ABRI.
d. Mengkoordinir pelaksanaan tugas perwakilan (LO) dan menyelenggarakan
acara acara protokoler yang dibutuhkan.
9. Bagian Tanaman
Tugas dan wewenang Bagian Tanaman adalah sebagai berikut :
a. Menyusun rencana jangka pendek (anggaran belanja) dalam bidang tanaman
dan produksi.
10. Bagian Keuangan
Tugas dan wewenang Bagian Keuangan adalah sebagai berikut :
a. Membuat laporan kepada Direksi mengenai realisasi keuangan serta
menyelenggarakan administrasi keuangan dan barang-barang kebutuhan
masyarakat.
b. Mengurus hal-hal yang berhubungan dengan asuransi perusahaan.
c. Bekerja sama dengan bagian pemasaran hasil dan pemasukan uang dan
pengendalian/pengeluaran untuk kebutuhan perusahaan.
11. Bagian Akuntansi
Tugas dan wewenang bagian akuntansi adalah sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan akuntansi keuangan dan akuntansi biaya serta menbuat
laporankeuangan.
b. Menyelenggarakan pembuatan informasi manajemen, peyusunan aporan
keuangan, analisa laporan keuangan dan analisa biaya.
12. Bagian Teknik
Tugas dan wewenang bagian teknik adalah sebagai berikut :
a. Membantu Direksi melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam
merencanakan dan megawasi pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan
dengan mesin-mesin, sipil/bangunan baik dari kebun sendiri (inti) maupun
b. Membuat rencana perawatan/pemeliharaan mesin mesin, traksi dan
bangunan sipil.
13. Bagian Sekretariat Perusahaan
Tugas dan wewenang bagian sekretariatan perusahaan adalah sebagai berikut :
a. Mengurus dan menyelenggarakan rapat-rapat Direksi serta menerbitkan
notulen rapat baik untuk kepentingan operasional maupun kepentingan
dokumentasi.
b. Mengatur tata tertib perusahaan sebagai bagian dari budaya kerja dan
budaya perusahaan dan juga mengatur perusahaan, pemakaian fasilitas
mess, kantor Direksi, Transformasi kantor Direksi.
14. Bagian Pengadaan
Tugas dan wewenang bagian Pengadaan adalah sebagai berikut :
a. Rumusan barang dan jasa yang diperlukan perusahaan yang pengadaanya
harus melalui kantor direksi serta merumuskan kebijakan prosedur
pengadaan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
b. Mengadakan konsultasi dan bimbingan kepada unit-unit produksi
mengenai pelaksanaan kebijakan-kebijakan dibidang-bidang pengadaan
15. Bagian Umum
Tugas dan wewenang Bagian Umum adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan kesejahteraan
karyawan staf dan nonstaf.
b. Menyelesaikan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tenaga kerja,
mengelola administrasi pendokumentasian.
c. Melaksanakan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tenaga kerja.
d. Merumuskan kerja sama dan kebijakan pengamanan dijajaran perusahaan
dan mengadakan hubungan kerja sama dengan aparat keamanan.
16. Bagian Sumber Daya Manusia
Tugas dan wewenang bagian sumber daya manusia adalah sebagai berikut:
a. Menyusun rencana jangka panjang dan jangka pendek pendidikan
keselamatan dan kesejahteraan kerja dan pelayanan keselamatan.
b. Merumuskan kebijakan program pengembangan Sumber Daya Manusia
(pendidikan dan pelatihan).
17. Bagian Pemasaran
Tugas dan wewenang bagian pemasaraan adalah sebagai berikut :
a. Menyusun rencana penjualan, melakukan proses penjulan serta menyiapkan
administrasi penjualan sebagaimana ketentuan dan peraturan yang berlaku.
b. Menentukan Monitoring persediaan komoditi dan produk baik
instansi perantara serta membuat laporan penjualan secara periodic sesuai
kebutuhan
18. Bagian Teknologi Informasi (TI)
Tugas dan wewenang bagian teknologi informasi adalah :
a. Merumuskan rencana induk pengolahan data dan sistem informasi
perusahaan.
b. Menyusun laporan manajemen bersama bagian-bagian terkait dalam
terbentuk basis internet sesuai tugas pokok manajemen produk, Operasi,
keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia.
c. Memberi masukan kepada Direksi dalam bentuk kerangka sistem informasi
ekslusif dan sistem pendukung keputusan.
d. Memberi masukan kepada perangkat manajemen dan manajemen mikro
ditingkat kebun/unit dan Rumah Sakit dalam rangka membangun jaringan
komunikasi data berbasis computer.
19. Bagian Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) Tugas dan wewenang bagian PUKK adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan pembinaan untuk meningkatkan kemampuan manajerial
pengusaha kecil dan koperasi yang berada di sekitar lingkungan PT
Perkebunann Nusantara III (Persero).
b. Mengidentifikasi usaha-usaha kecil dan koperasi yang mempunyai potensi
20. Bagian Sistem Pengendalian Intern
Tugas dan wewenang Bagian Sistem Pengendalian Intern adalah sebagai
berikut :
a. Mengelola bagian pengawasan intern dan membantu Direktur Utama dalam
pengawasan Intern serta memberikan saran dan tidak lanjut mencapai
sasaran perusahaan secara efesiensi, efektif dan ekonomis.
b. Mengelola dan bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan pemeriksaan.
D.Jaringan Usaha/Kegiatan
Berikut ini akan dijelaskan Jaringan Usaha/Kegiatan PT Perkebunan
Nusantara III (persero) Medan :
1. Kelapa Sawit, Minyak sawit dan Inti Sawit
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) menjadikan minyak dan Inti
Sawit sebagai komoditi yang memberikan kontribusi besar bagi perusahaan.
Mutu produk minyak dan Inti sawit yang dihasilkan perusahaan sudah dikenal
dipasar local dan internasional dengan pasokan yang tepat waktu kepada
pembeli.
2. Karet-Lateks
Diseantero dunia, sumatera dikenal sebagai penhasil karet bermutu
tinggi, lebih dari 54.000 hektare lahan PT Perkebunan Nusantar III (Persero)
Mutu Produk RSS-1, SIR-10, SIR-20, dan lateks pekat mampu menembus
pasar internasional, disejumlah pabrik ban terbesar seperti Bridgestone, Good
23
PEMBAHASAN
A.Pengertian Laporan Keuangan
Kasmir (2008:7) secara umum, pengertian laporan keuangan adalah
laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode
tertentu.
Harahap (2008:105) menyatakan bahwa, laporan keuangan
menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat
tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim
dikenal adalah neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan
posisi keuangan.
B.Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan adalah membandingkan angka-angka yang ada
dalam laporan keuangan untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan
serta menilai kinerja manajemen dalam suatu periode tertentu.
Horne dalam Kasmir (2008:104) : rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka
dengan angka lainnya.
Pada umumnya rasio keuangan bermacam-macam tergantung kepada
dapat menimbulkan perbedaan rasio-rasionya. Berikut ini adalah bentuk-bentuk
rasio keuangan :
1. Rasio Likuiditas
Weston dalam Kasmir (2008:129), menyebutkan bahwa rasio likuiditas
(liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemmapuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Dalam rasio-rasio likuiditas,
analisa dapaat dilakukan dengan menggunakan rasio sebagai berikut:
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo
dengan aktiva lancar yg tersedia.
�����������= ������������
������������× 100%
b. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Ratio)
Rasio cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa
memperhitungkan nilai persediaan.
����������= ������������ − ����������
2. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk megukur
efisiensi/efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.
Dalam analisa aktivitas rasio yang digunakan adalah:
a. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio)
Rasio perputaran persediaan, mengukur aktivitas atau likuiditas dari
persediaan perusahaan.
������������������������� = �������������������
���������� × 1 ����
b. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover Ratio)
Perputaran total aktiva menunjukkan efisiensi dimana perusahaan
menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan.
�������������������������� = ���������
�����������× 1����
3. Rasio Solvabilitas
Menurut Weston dalam Kasmir (2008:150), rasio solvabilitas adalah rasio
yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan
utang dan mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh
kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan
a. Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio)
Rasio ini mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang
atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
��������������ℎ����������= �����������
����������� × 100%
b. Ratio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)
Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang
dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan, guna
mengetahui jumlah dana yang disediakan kreditor dengan pemilik perusahaan.
��������������ℎ����������� = �����������
������������× 100%
4. Rasio Profitabilitas
Menurut Harahap (2008:304), rasio profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada
seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan
sebagainya.
a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Margin laba kotor adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan
sesudah perusahaaan membayar harga pokok penjualan.
���������������= ���������
b. Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)
Margin laba operasi adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa
penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan
pajak, atau laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiahpenjualan.
�����������������= �����������
��������� × 100%
c. Margin Laba bersih (Net Profit Margin)
Margin laba bersih adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa
penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan
pajak.
���������������ℎ=����������ℎ�����
��������� × 100%
C.Analisis Rasio Keuangan Perusahaan
Berdasarkan pengertian dan penggolongan rasio keuangan diatas, maka
dapat dianalisis beberapa rasio keuangan tersebut untuk melihat tingkat
perkembangan seluruh aktivitas perusahaan.
1. Rasio Likuiditas
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
�����������= ������������
������������× 100%
Tahun 2012 =2.318.056
1.724.099× 100%
Tahun 2013 =2.126.848
1.787.946× 100%
= 118,95%
Tahun 2014 =13.828.815
1.954.881 × 100%
= 707,39%
Kesimpulan
1. Artinya setiap Rupiah hutang lancar dijamin dengan Rp1,3445,- aktiva lancar
(untuk tahun 2012).
2. Artinya setiap Rupiah hutang lancar dijamin denganRp1,1895,- aktiva lancar
(untuk tahun 2013).
3. Artinya setiap Rupiah hutang lancar dijamin denganRp7,0739,- aktiva lancar
(untuk tahun 2014).
b. Rasio Cepat (Quick Ratio)
����������= ������������ −����������
������������
Tahun 2012 =2.318.056 – 335.574 1.724.099
= 114,98%
Tahun 2013 =2.126.848−274.218 1.787.946
= 103,61%
= 368,45%
Kesimpulan
1. Artinya setiap Rupiah hutang lancar dijamin oleh Rp 1,1498,- aktiva cepat
(tahun 2012).
2. Artinya setiap Rupiah hutang lancar dijamin oleh Rp 1,0361,- aktiva cepat
(tahun 2013).
3. Artinya setiap Rupiah hutang lancar dijamin oleh Rp 3,6845,- aktiva cepat
(tahun 2014).
2. Rasio Aktivitas
a. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio)
������������������������� = �������������������
���������� × 1 ����
Tahun 2012 =355.083
335.574 × 1kali
= 1,05 kali
Tahun 2013 =3.860.175
274.218 × 1kali
= 1,40 kali
Tahun 2014 =29.925.679
6.626.045 × 1kali
Kesimpulan
1. Artinya angka 1,05 kali menunjukkan dalam satu tahun perusahaan mampu
memutar dana dalam persediaan guna menghasilkan penjualan sebanyak 1,05
kali (tahun 2012).
2. Artinya angka 1,40 kali menunjukkan satu tahun perusahaan mampu memutar
dana dalam persediaan guna menghasilkan penjualan sebanyak 1,40 kali (tahun
2013).
3. Artinya angka 4,51 kali menunjukkan dalam satu tahun perusahaan mampu
memutar dana dalam persediaan guna menghasilkan penjualan sebanyak 4,51
kali (tahun 2014).
b. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover Ratio)
�������������������������� = ���������
�����������× 1����
Tahun 2012 = 5.963.806
10.208.927× 1kali
= 0,58 kali
Tahun 2013 = 5.732.518
11.016.569× 1kali
= 0,52 kali
Tahun 2014 =39.520.136
65.675.909× 1kali
Kesimpulan
1. Artinya dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva pada tahun 2012
berputar rata-rata 0,58 kali.
2. Artinya dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva pada tahun 2013
berputar rata-rata 0,52 kali.
3. Artinya dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva pada tahun 2014
berputar rata-rata 0,60 kali.
3. Rasio Solvabilitas
a. Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio)
��������������ℎ����������= �����������
����������� × 100%
Tahun 2012 = 5.482.492
10.208.927× 100%
= 53,70%
Tahun 2013 = 6.211.460
11.016.569× 100%
= 56,38%
Tahun 2014 =44.885.112
65.675.909× 100%
Kesimpulan
1. Artinya setiap Rupiah total aktiva dijamin Rp 0,5370 total hutang (tahun 2012).
2. Artinya setiap Rupiah total aktiva dijamin Rp 0,5638 total hutang (tahun 2013).
3. Artinya setiap Rupiah total aktiva dijamin Rp 0,6834 total hutang (tahun 2014).
b. Ratio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)
��������������ℎ����������� = �����������
������������× 100%
Tahun 2012 =5.482.492
4.726.435 × 100%
= 116%
Tahun 2013 =6.211.460
4.805.108× 100%
= 129%
Tahun 2014 =44.885.112
20.790.797× 100%
= 216%
Kesimpulan
1. Artinya setiap Rupiah total hutang dijamin Rp 1,16 modal sendiri (tahun 2012).
2. Artinya setiap Rupiah total hutang dijamin Rp 1,29 modal sendiri (tahun 2013).
4. Rasio Profitabilitas
a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
���������������= ���������
��������� × 100%
Tahun 2012 =2.408.723
5.963.806 × 100%
= 40,38%
Tahun 2013 = 1.872.343
5.732.518× 100%
= 32,66%
Tahun 2014 = 9.594.457
39.520.136× 100%
= 24,27%
Kesimpulan
1. Artinya setiap Rupiah penjualan menghasilkan laba kotor sebesar Rp 0,4038
(tahun 2012).
2. Artinya setiap Rupiah penjualan menghasilkan laba kotor sebesar Rp 0,3266
(tahun 2013).
3. Artinya setiapRupiah penjualan menghasilkan laba kotor sebesar Rp 0,2427
(tahun 2013).
b. Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin).
�����������������= �����������
Tahun 2012 =1.264.011
5.963.806× 100%
= 21,16%
Tahun 2013 = 671.099
5.732.518× 100%
= 11, 70%
Tahun 2014 = 2.641.680
39.520.136× 100%
=6,68 %
Kesimpulan
1. Artinya setiap Rupiah penjualan menghasilkan laba operasi sebesar Rp
0.2116% (untuk tahun 2012).
2. Artinya setiap Rupiah penjualan menghasilkan laba operasi sebesar Rp 0.1170
(untuk tahun 2013).
3. Artinya setiap Rupiah penjualan menghasilkan laba operasi sebesar Rp 0.6648
(untuk tahun 2014).
c. Margin Laba bersih (Net Profit Margin)
���������������ℎ=����������ℎ�����
��������� × 100%
Tahun 2012 = 823.691
5.963.806× 100%
Tahun 2013 = 367.304
5.732.518× 100%
= 6,45%
Tahun 2014 = 98.601
39.520.136× 100%
= 2,49%
Kesimpulan
1. Artinya setiap Rupiah pendapatan jasa menghasilkan keuntungan sebesar Rp
0.1381 (untuk tahun 2012).
2. Artinya setiap Rupiah pendapatan jasa menghasilkan keuntungan sebesar Rp
0.645% (untuk tahun 2013).
3. Artinya setiap Rupiah pendapatan jasa menghasilkan keuntungan sebesar Rp
0.249% (untuk tahun 2014).
D. Evaluasi Rasio Keuangan Perusahaan
Berdasarkan perhitungan rasio keuangan perusahaan PT Perkebunan
Nusantara III (Persero) Medan pada tahun 2012 – 2014, maka penulis mencoba
untuk melakukan analisa dan evaluasi terhadap kondisi keuangan perusahaan,
yaitu dengan membandingkan rasio-rasio 2012 – 2014.
1. Rasio Likuiditas
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Berdasarkan perhitungan maka dapat diperoleh nilai-nilai dari rasio lancar
Tabel 3.1 Rasio Lancar
Tahun 2012 2013 2014
Rasio Lancar 134.45% 118.95% 707.39%
Sumber : Laporan Keuangan PTPN III tahun 2012-2014 (www.ptpn3.co.id)
Menurut rumus dan tabel diatas maka dapat dilihat bahwa rasio lancar
pada tahun 2012 diperoleh sebesar 134.45% yang artinya setiap Rupiah, hutang
lancar dijamin aktiva lancar.
Pada tahun 2013 rasio lancar diperoleh sebesar 118.95% yang artinya
setiap Rupiah, hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar. Jika dibandingkan
rasio lancar pada tahun 2012 dan 2013, terjadi penurunan rasio lancar sebesar
15,5% hal ini disebabkan karena perusahaan memiliki tingkat hutang yang lebih
rendah dari aktivanya.
Pada tahun 2014 rasio lancar diperoleh sebesar 707.39% yang artinya
setiap Rupiah, hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar. Jika dibandingkan
rasio lancar pada tahun 2013 dan 2014, terjadi peningkatan rasio lancar sebesar
588,4% hal ini disebabkan karena peningkatan hutang lancar pada perusahaan.
Maka dapat disimpulkan keadaan perusahaan selama 3 tahun terakhir
(2012-2014) menunjukkan kemampuan untuk berusaha mengurangi hutang
lancarnya dengan ditunjukkan semakin likuidnya kondisi keuangan perusahaan,
ditunjukkan dengan kemampuan perusahaan membayar hutang jangka pendeknya
b. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Berdasarkan perhitungannya maka dapat diperoleh nilai-nilai dari rasio
cepat selama 3 tahun terakhir (2012-2014) seperti yang disajikan pada tabel
berikut :
Tabel 3.2 Rasio Cepat
Tahun 2012 2013 2014
Rasio Cepat 114,98% 103,61% 368,45%
Sumber : Laporan Keuangan PTPN III tahun 2012-2014 (www.ptpn3.co.id)
Melalui rumus dan tabel diatas dapat disimpulkan rasio cepat pada 2012
diperoleh sebesar 114,98% yang artinya setiap Rupiah, hutang lancar dijamin
aktiva cepat.
Pada tahun 2013 rasio cepat diperoleh sebesar 103,61% yang artinya
setiap Rupiah, hutang lancar dijamin aktiva cepat. Jika dibandingkan rasio cepat
pada tahun 2012 dan 2013 terjadi penurunan sebesar 11,37%hal ini disebabkan
karena penurunan piutang perusahaan dalam melunasi utang jangka pendeknya.
Pada tahun 2014 rasio cepat diperoleh sebesar 368,45% yang artinya
setiap Rupiah, hutang lancar dijamin aktiva cepat. Jika dibandingkan rasio cepat
pada tahun 2013 dan 2014 terjadi kenaikan sebesar 264,8% hal ini disebabkan
karena kenaikan piutang perusahaan yang dapat membantu dalam melunasi jangka
pendeknya.
Penurunan rasio ini sangat berpengaruh bagi perusahaan sehingga
perusahaan kesulitan dalam membiayai utang-utang jangka pendeknya saat jatuh
2. Rasio Aktivitas
a. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio)
Berdasarkan perhitungannya maka dapat diperoleh nilai-nilai dari rasio
perputaran persediaan selama 3 tahun terakhir (2012-2014) seperti yang disajikan
pada tabel berikut :
Tabel 3.3
Rasio Perputaran Persediaan
Tahun 2012 2013 2014
Rasio Perputaran Persediaan 1,05 kali 1,40 kali 4,51 kali
Sumber : Laporan Keuangan PTPN III tahun 2012-2014 (www.ptpn3.co.id) Melalui rumus dan tabel diatas maka dapat dilihat bahwa rasio perputaran
persediaan pada tahun 2012 diperoleh sebanyak 1,05 kali yang artinya perusahaan
mampu memutar dana dalam persediaan guna menghasilkan penjualan sebanyak
1,05 kali dalam satu tahun.
Pada tahun 2013 rasio perputaran persediaan diperoleh sebanyak 1,40 kali
yang artinya perusahaan mampu memutar dana persediaan guna menghasilkan
penjualan sebanyak 1,40 kali dalam setahun. Jika dibandingkan rasio perputaran
persediaan tahun 2012 dan 2013 terjadi kenaikan sebesar 0,35 kali hal ini
disebabkan karena semakin tingginya rasio berarti semakin sering penjualan yang
dihasilkan.
Pada tahun 2014 rasio perputaran persediaan diperoleh sebanyak 4,51 kali
yang artinya perusahaan mampu memutar dana persediaan guna menghasilkan
penjualan sebanyak 4,51 kali dalam setahun. Jika dibandingkan rasio perputaran
disebabkan karena semakin sering penjualan yang dihasilkan maka menaikan
pendapatan yang diperoleh.
b. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover Ratio)
Berdasarkan perhitungannya maka dapat diperoleh nilai-nilai dari rasio
perputaran total aktiva selama 3 tahun terakhir (2012-2014) seperti yang disajikan
pada tabel berikut :
Tabel 3.4
Rasio Perputaran Total Aktiva
Tahun 2012 2013 2014
Rasio Perputaran Total Aktiva 0,58 kali 0,52 kali 0,60 kali
Sumber : Laporan Keuangan PTPN III tahun 2012-2014 (www.ptpn3.co.id)
Melalui rumus dan tabel diatas maka dapat dilihat rasio perputaran total
aktiva pada tahun 2012 sebanyak 0,58 kali, hal ini berarti bahwa pada tahun 2012
kemampuan dana yang tertanam atau kemampuan modal yang diinvestasikan
untuk menghasilkan “revenue” dalam keseluruhan aktiva dalam satu tahun
berputar sebanyak 0,58 kali.
Pada tahun 2013 rasio perputaran total aktiva pada tahun 2013 sebanyak
0,52 kali, hal ini berarti bahwa pada tahun 2012 kemampuan dana yang tertanam
atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan “revenue” dalam
keseluruhan aktiva dalam satu tahun berputar sebanyak 0,52 kali. Jika
dibandingkan rasio perputaran total aktiva pada tahun 2012 dan 2013 terjadi
penurunan sebesar 0,06 kali hal ini disebabkan karena perusahaan kurang efektif
dalam mengelola asetnya dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
Sedangkan pada tahun 2014 rasio perputaran total aktiva sebanyak 0,60
kali yang berarti bahwa kemampuan dana yang tertanam atau kemampuan modal
yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva berputar sebanyak 0,60 kali dalam
setahun. Dan jika dibandingkan dengan tahun 2013 maka terjadi kenaikan sebesar
0,08 kali hal ini disebabkan karena perusahaan efektif dalam mengelola asetnya
serta menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki sangat baik.
3. Rasio Solvabilitas
a. Rasio Hutang Atas Harta (Debt to Asset Ratio)
Berdasarkan perhitungannya maka dapat diperoleh nilai-nilai dari rasio
hutang atas harta selama 3 tahun terakhir (2012-2014) seperti yang disajikan pada
tabel berikut :
Tabel 3.5
Rasio Hutang Atas Harta
Tahun 2012 2013 2014
Rasio Hutang Atas Harta 53,70% 56,38% 68,34%
Sumber : Laporan Keuangan PTPN III tahun 2012-2014 (www.ptpn3.co.id)
Melalui rumus dan tabel diatas dapat dilihat bahwa rasio hutang pada
tahun 2012 sebesar 53,70% yang artinya bahwa setiap Rupiah, kewajiban
perusahaan dibiayai oleh aktiva.
Pada tahun 2013 rasio hutang sebesar 56,38% yang artinya setiap Rupiah,
kewajiban perusahaan dibiayai oleh aktiva. Jika dibandingkan tahun 2012 dan
2013 terjadi peningkatan sebesar 2,68% dimana memberikan indikasi kurang baik
Pada tahun 2014 rasio hutang sebesar 68,34% yang artinya setiap Rupiah,
kewajiban perusahaan dibiayai aktiva. Jika dibandingkan dengan tahun 2013
terjadi peningkatan sebesar 11,96% hal ini akan memberikan indikasi kurang baik
bagi perusahaan sebab perusahaan dinilai dapat memenuhi kewajibannya tetapi
akan memeprkecil laba.
b. Rasio Hutang Atas Modal (Debt to Equity Ratio)
Berdasarkan perhitungannya maka dapat diperoleh nilai-nilai rasio atas
modal selama 3 tahun terakhir (2012-2014) seperti yang disajikan pada tabel
berikut :
Tabel 3.6
Rasio Hutang Atas Modal
Tahun 2012 2013 2014
Rasio Hutang Atas Modal 116% 129% 216%
Sumber : Laporan Keuangan PTPN III tahun 2012-2014 (www.ptpn3.co.id)
Melalui rumus dan tabel diatas maka dapat dilihat bahwa rasio hutang atas
modal pada tahun 2012 sebesar 116% yang artinya bahwa setiap Rupiah, modal
sendiri dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang perusahaan.
Pada tahun 2013 rasio hutang atas modal sebesar 129% yang artinya setiap
Rupiah, modal sendiri dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang
perusahaan. Jika dibandingkan tahun 2012 dan 2013 terjadi kenaikan rasio sebesar
Pada tahun 2014 rasio hutang atas modal sebesar 216% yang artinya setiap
Rupiah, modal sendiri dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang
perusahaan. Bila dibandingkan dengan tahun 2013 terjadi peningkatan rasio
sebesar 87% yang disebabkan terjadinya penurunan modal sendiri sebesar 87%.
4. Rasio Profitabilitas
a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Berdasarkan perhitungannya maka dapat diperoleh nilai-nilai dari rasio
margin laba kotor selama 3 tahun terakhir (2012-2014) seperti yang disajikan
pada tabel berikut :
Tabel 3.7
Rasio Margin Laba Kotor
Tahun 2012 2013 2014
Rasio Margin Laba Kotor 40,38% 32,66% 24,27%
Sumber : Laporan Laba Rugi PTPN III tahun 2012-2014(www.ptpn3.co.id)
Melalui rumus dan tabel diatas maka dapat dilihat bahwa rasio margin laba
kotor pada tahun 2012 sebesar 40,38% yang artinya setiap Rupiah penjualan
menghasilkan 40,38% laba kotor.
Pada tahun 2013 rasio margin laba kotor sebesar 32,66% yang artinya
setiap Rupiah penjualan menghasilkan 32,66% laba kotor. Jika dibandingkan rasio
7,72% hal ini disebabkan adanya penurunan laba kotor dan penurunan pendapatan
operasional.
Pada tahun 2014 rasio margin laba kotor sebesar 24,27% yang artinya
setiap Rupiah penjualan menghasilkan 24,27% laba kotor. Jika dibandingkan
dengan tahun 2013 terjadi kenaikan rasio sebesar 8,39% hal ini disebabkan
adanya kenaikan laba kotor dan kenaikan penurunan pendapatan operasional yang
lebih kecil.
b. Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)
Berdasarkan perhitungannya maka dapat diperoleh nilai-nilai dari rasio
margin laba operasi selama 3 tahun terakhir (2012-2014) seperti yang disajikan
pada tabel berikut :
Tabel 3.8
Rasio Margin Laba Operasi
Tahun 2012 2013 2014
Rasio Margin Laba Operasi 21,16% 11,70% 6,68%
Sumber : Laporan Laba Rugi PTPN III tahun 2012-2014(www.ptpn3.co.id)
Melalui rumus dan tabel diatas maka dapat dilihat bahwa rasio margin laba
operasi pada tahun 2012 dapat diperoleh sebesar 21,16% yang artinya setiap
Rupiah penjualan menghasilkan 21,16% laba operasi.
Pada tahun 2013 rasio margin laba operasi diperoleh sebesar 11,70% yang
dibandingkan rasio margin laba operasi pada tahun 2012 dan 2013 terjadi
penurunan rasio sebesar 9,46% yang disebabkan adanya penurunan laba operasi
dan penekanan kenaikan biaya operasional.
Pada tahun 2014 rasio margin laba operasi diperoleh sebesar 6,68% yang
artinya setiap Rupiah penjualan menghasilkan 6,68% laba operasi. Jika
dibandingkan dengan tahun 2013 terjadi penurunan rasio sebesar 5,02% yang
disebabkan adanya penurunan laba operasi dan penekanan kenaikan biaya
operasional perusahaan.
c. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Berdasarkan perhitungan maka dapat diperoleh nilai-nilai darin rasio
margin laba bersih selama 3 tahun terakhir (2012-2014) seperti yang disajikan
pada tabel berikut :
Tabel 3.9
Rasio Margin Laba Bersih
Tahun 2012 2013 2014
Rasio Margin Laba Bersih 13,81% 6,45% 2,49%
Sumber : Laporan Laba Rugi PTPN III tahun 2012-2014(www.ptpn3.co.id)
Melalui rumus dan tabel diatas maka dapat dilihat bahwa rasio margin laba
bersih pada tahun 2012 diperoleh sebesar 13,81% yang artinya setiap Rupiah
penjualan menghasilkan 13,81% laba bersih.
Pada tahun 2013 rasio margin laba bersih diperoleh sebesar 6,45% yang
artinya setiap Rupiah penjualan menghasilkan 6,45% laba bersih. Jika
penurunan rasio sebesar 7,36% yang disebabkan adanya penurunan laba bersih
dari setiap penjualan perusahaan.
Pada tahun 2014 rasio margin laba bersih diperoleh sebesar 2,49% yang
artinya setiap Rupiah penjualan menghasilkan 2,49% laba bersih. Jika
dibandingkan dengan rasio margin laba bersih pada tahun 2013 terjadi penurunan
rasio sebesar 3,96% yang disebabkan adanya penurunan laba bersih dan kinerja
perusahaan yang kurang baik dalam menjalankan aktivitasnya untuk
46 A. Kesimpulan
1. Dilihat dari rasio likuiditas, posisi keuangan PT Pekebunan Nusantara III
Medan jika dibandingkan pada tahun 2012 dan 2013 mengalami
penurunan rasio, hal itu disebabkan karena perusahaan memiliki tingkat
hutang yang lebih rendah dari aktivanya, dan pada tahun 2014
mengalami kenaikan rasio disebabkan karena peningkatan hutang lancar
pada perusahaan. Tetapi secara keseluruhan perusahaan mampu
membayar hutang jangka pendeknya dengan aktiva yang tersedia.
2. Dilihat dari rasio aktivitas, dapat disimpulkan bahwa perputaran
persediaan dan perputaran total aktiva pada PT Perkebunan Nusantara III
Medan pada tahun 2012, 2013, dan 2014 terus mengalami peningkatan,
hal itu memperlihatkan aktivitas operasional yang baik, hal ini membuat
efektivitas dalam menghasilkan laba cukup baik bagi perusahaan.
3. Dilihat dari rasio solvabilitas, pada tahun 2012, 2013, dan 2014 terus
mengalami peningkatan, hal ini akan memberikan indikasi kurang baik
bagi perusahaan sebab perusahaan dinilai dapat memenuhi kewajibannya
tetapi akan memeperkecil laba.
4. Dilihat dari rasio profitabilitas, pada tahun 2012, 2013, dan 2014 terlihat
mengalami penurunan rasio. Hal ini memperlihatkan adanya penurunan
laba bersih dan kinerja perusahaan yang kurang baik dalam menghasilkan
B.Saran
1. Rasio likuiditas pada tahun 2012, 2013 dan 2014 memiliki nilai yang
masih baik, akan tetapi perusahaan harus terus memperhatikan aktiva
lancarnya sehingga modal kerja perusahaan akan terus mengalami
kenaikan setiap tahunnya.
2. Pada kondisi rasio aktivitas pada tahun 2012, 2013, dan 2014 terjadi
peningkatan nilai rasio setiap tahunnya, meskipun masih dalam keadaan
fluktuasi, namun secara umum kemampuan perusahaan dalam
menggunakan sumber daya perusahaan semakin meningkat. Dan
perusahaan juga harus memperhatikan aktiva tetapnya agar lebih
produktif.
3. Pada rasio solvabilitas, mengalami kenaikan setiap tahunnya tentu saja ini
kondisi yang kurang baik bagi perusahaan. Sebab perusahaan dinilai dapat
memenuhi kewajibannya tetapi akan memperkecil laba. Perusahaan dalam
membiayai usahanya sebagian besar harus menggunakan modal sendiri
agar tidak mengalami kenaikan pada nilai rasionya.
4. Pada rasio profitabilitas yang mengalami penurunan rasio setiap tahunnya,
maka perusahaan harus terus meningkatkan efisiensi terhadap biaya-biaya
Azwar, Saifuddin. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta. Pustaka Belajar.
Abdullah, Faisal, 2005. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan, Cetakan Kelima,
Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
Hanafi, 2005. Manajemen Keuangan, Edisi 1, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Horne, J.C.V. & Wachowicz, J.M. 2005. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan,
Edisi12, Salemba Empat, Jakarta.
Harahap, Sofyan Syafitri, 2008. Analisis Kritis Laporan Keuangan, Penerbit Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat.
Kasmir, 2009. Analisis Laporan Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta.
Sundjaja, Ridwan, 2002. Manajemen Keuangan Satu, Edisi Keempat, Penerbit
Ikrar Mandiri Abadi, Jakarta.
Syahyunan, SE, M.Si. 2004. Manajemen Keuangan I, Medan, Universitas
Sumatera Utara Press.
Sjahrijal, Dermawan, 2006. Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Kedua,
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014, 2013 DAN 2012
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) ASET
Uraian 2012 2013 2014
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 1.793.333 1.476.285 4.996.928 Piutang usaha – pihak ketiga 25.135 5.819 722.691 Piutang lain-lain
- Pihak berelasi 20.899 24.114 138.504 - Pihak ketiga 12.145 10.921 199.406
Persediaan 335.574 274.218 6.626.045
Pajak dibayar dimuka 109.085 309.283 369.973 Aset ancar lainnya 21.885 26.208 542.157 Jumlah Aset Lancar 2.318.056 2.126.848 13.828.815 ASET TIDAK LANCAR
Piutang usaha – jangka pjg 5.286 7.635 35.994 Aset pajak tangguhan 4.845 4.845 367.904 Investasi dalam saham 141.839 146.085 473.160 Tanaman perkebunan
- Tanaman menghasilkan 2.838.160 3.177.351 16.069.749
- Tanaman blm
menghasilkan
2.146.598 2.445.358 14.124.443
Aset tetap 2.641.902 2.988.502 16.649.489 Biaya tangguhan hak atas
tanah
78.810 73.624 495.793
Aset lain-lain – bersih 33.431 28.875 966.598 Jumlah Aset Tidak Lancar 7.890.871 8.889.720 51.847.094
PT PERKEBUNANNUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014, 2013 DAN 2012
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) LIABILITAS DAN EKUITAS
Uraian 2012 2013 2014
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha
- Pihak berelasi 4.623.640.171 2.371418.706 555.868 - Pihak ketiga 220.132.476.548 182.432.997.088 4.808.056 Utang pajak 42.090.299.047 9.279.660423 672.574 Utang lain-lain
- Pihak berelasi 39.401.025.566 24.213.704.822 593.492 - Pihak ketiga 38.555.385.587 42.683.889.552 384.270 Biaya masih harus dibayar 464.815.858 345.839.631 1.613.772 Uang muka penjualan 102.335.940 116.474.849 1.856.608 Utang jangka panjang jatuh
tempo satu tahun
Utang bank 270.099 437.500 452.087
Wesel bayar 45.000 200.000
Sewa pembiayaan 23.837.851 40.389.663 19.237 Jumlah Liabilitas Jangka
Pendek
1.724.099 1.787.947 19.548.811 LIABILITAS JANGKA
PANJANG
Utang lain-lain pihak ketiga 12.571.419.249 15.316.754.015 703.027 Utang jangka panjang –
setelah dikurangi bagian jatuh tempo satu tahun
3.125.480 2.666.245 2.032.107
Utang pemegang saham 23.188 - -
Liabilitas imbalan kerja 447.051 447.962 294.311 Liabilitas pajak tangguhan 275.733 375.352 879.383 Jumlah Liabilitas Jangka
Panjang
EKUITAS
Uraian 2012 2013 2014
Ekuitas yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk
- Modal saham – nilai nominal Rp1.000.000 per saham
- Modal dasar – 54.000.000 saham (2013 dan 2012: 13.100.100 saham) - Modal ditempatkan dan
disetor penuh –
13.511.677 saham (2013: 3.321.298 saham dan 2012: 3.298.110 saham)
3.298.110 3.321.298 13.511.677
Komponen ekuitas lainnya (25.917) (25.917) (3.669.95) Saldo laba
- Ditentukan penggunaannya
629.622 1.142.299 1.382.582
- Belum ditentukan penggunaannya
824.497 369.665 578.681
Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
4.726.312 4.807.346 19.142.894
Kepentingan non – pengendali 123 (2.238) (1.648)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2014, 2013 DAN 2012
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI
Uraian 2012 2013 2014
Penjualan bersih 5.963.806 5.732.518 39.520.136 Beban pokok
penjualan
3.555.083 3.860.175 29.925.679
Laba kotor 2.408.723 1.872.343 9.594.457
Beban umum dan administrasi
(1.136.619) (1.054.345) (6.368.763)
Beban pemasaran dan penjualan
(127.392) (145.727) (732.049)
Laba operasi 1.197.608 671.099 2.641.680
Pendapatan keuangan
32.003 33.286 226.296
Beban keuangan (65.022) (103.198) (155.190) Laba sebelum
pajak penghasilan
1.164.590 601.188 1.316.067
Beban pajak penghasilan
340.898 233.884 640.456
Laba bersih tahun berjalan
823.691 367.304 675.611
Kerugian
Laba bersih tahun berjalan yang
824.497 369.665 578.681
diatribusikan kepada :
- Pemilik entitas induk - Kepentingan
non
pengendali
821.751 (2.361) 675.793