• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Masjid Ibnu Sina Pamulang dalam pengembangan kegiatan dakwah pada anak usia dini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen Masjid Ibnu Sina Pamulang dalam pengembangan kegiatan dakwah pada anak usia dini"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

- 37 -

PADA ANAK USIA DINI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)

Disusun Oleh

Lutfi Saefullah

NIM: 104053002019

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

MANAJEMEN MSJID IBNU SINA PAMULANG DALAM PENGEMBANGAN KEGIATAN DAKWAH PADA ANAK USIA DINI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)

Disusun Oleh

Lutfi Saefullah

NIM: 104053001920

Di Bawah Bimbingan

Drs. Muhammad Sungaidi, MA Nip.150.282.640

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul MANAJEMEN MASJID IBNU SINA PAMULANG

DALAM PENGEMBANGAN KEGIATAN DAKWAH PADA ANAK USIA

DINI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 22 September 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) pada Program Studi Manajemen Dakwah.

Jakarta, 22 September 2008

SIDANG MUNAQASYAH

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Dr. Murodi, MA Drs. Cecep Castrawijaya, MA NIP: 150.254.102 NIP: 150.287.029

Penguji I Penguji II

Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA M. Hudri, MA NIP: 150.270.815 NIP: 150.289.437

Pembimbing

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya nyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 22 September 2008

(5)

ABSTRAK

Lutfi Saefullah

Dengan judul Manajemen Organisasi Masjid Ibnu Sina Pamulang Dalam Kegiatan Dakwah

Masjid sering kali hanya difungsikan sebagai tempat ibadah yang dilakukan oleh seorang hamba kepada Tuhannya dengan harapan mendapatkan pahala dan keridhaan-Nya. Akan tetapi bila kita melihat kembali sejarah Rasulullah SAW. masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah saja, tetapi masjid juga dapat difungsikan sebagai tempat untuk melakukan berbagai macam kegiatan. Misalnya seperti pendidikan, sosial, ekonomi, militer, pengajian agama, dan musyawarah. Namun pada kenyataannya masih banyak dari kalangan masyarakat yang menganggap bahwa masjid hanya sebagai tempat untuk melakukan ibadah-ibadah yang sifatnya ritual saja.

Sehingga sangat disayangkan sekali ketika mereka menganggap bahwa masjid hanya berfungsi sebagai tempat untuk melakukan ibadah saja. Padahal masjid dapat difungsikan sebagai tempat untuk melakukan berbagai macam kegiatan yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan mereka. Maka dari itu, sangat relevan sekali apabila Manajemen Organisasi Masjid Ibnu Sina Pamulang Dalam Kegiatan Dakwah diangkat sebagai karya ilmiah.

Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana Manajemen Organisasi Masjid Ibnu Sina Pamulang Dalam Kegiatan Dakwah. Melalui wawancara, observasi, dan pengumpulan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan judul skripsi.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis sanjungkan kehariban Allah SWT. Sang Maha Pencipta alam semesta, Penguasa alam jagat raya, Maha Rahman dan Rahim yang telah memberikan anugerah serta taufiq-Nya kepada semua mahkluk-Nya. Dengan anugerah dan taufiq-Nyalah penulis diberikan nikmat sehat jasmani maupun rohani.

Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW. seorang pejuang Islam nan sejati pendobrak kebathilan bagi kaumnya serta penegak panji-panji Islam di permukaan bumi ini. Dengan selesainya penulisan skripsi ini, banyak sekali cobaan dan ujian yang penulis lalui serta tidak mudah untuk menghadapinya baik yang sifatnya eksternal maupun

internal. Akan tetapi dengan niat yang tulus dan ketekunan serta dengan usaha yang gigih agar cepat terselesaikannya skripsi ini maka “Alhamdulillah” sujud syukurku pada-Mu.

Penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan saran, bantuan, bimbingan, pelayanan, dan motivasi dalam proses penyusunan skripsi ini hingga tuntas pada waktunya, khususnya kepada yang terhormat :

1. Dr. Murodi, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi beserta pembantu.

(7)

3. Drs. M. Sungaidi, MA. selaku pembimbing skripsi. Dengan kesabaran dan pengarahanya beliau mampu memberikan motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi tahun ini.

4. Kepada seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, dengan tidak mengurangi rasa hormat penulis tidak menyebutkan satu persatunya, semoga Allah membalas jasa mereka semua.

5. Perpustakaan Dakwah dan Komunikasi dan Perpustakaan UIN Syahid Jakarta, yang sering dijadikan penulis tempat mencari dan mendapatkan informasi tentang berbagai ilmu pengetahuan.

6. Yang tercinta Ibunda (Juju) dan Ayahanda (Mamat) yang telah banyak berjasa dalam kehidupan penulis sehari-hari, yang senantiasa sabar dan ikhlas dalam memberikan motivasi, yang tidak hentinya dalam memberikan kasih sayang dan didikan, yang selalu memberikan dukungan dengan moril dan materil, yang selalu memanjatkan do’a kepada Allah SWT untuk kebahagiaan anaknya degan apa harus ku balas jasa mereka? Tanpa mereka ku takkan menjadi seperti sekarang ini.

7. Seluruh My Family Yang telah memberikan motivasi khusunya Pak Oyo, Ma Oyoh yang senantiasa memberikan saran dan pengarahan kepada penulis dalam menghadapi masalah. Dan adik-adikku (Siti Amaliyah, Amarullah, dan Fithriah) banyak-banyaklah membaca, karena dengan membaca kita dapat mengetahui apa yang orang lain tidak ketahui.

(8)

Zaki Mubarok, Ayi Aminudin Rasyid, H. Humaidi Al-Ayubi, Faturrahman, Saeful Huda, Aang Jalaluddin, Ika Fitriyanti, Dini Nurani, Siti Badriyah dan semua yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu atas kebersamaan, susah dan senang, tawa dan canda yang senantiasa mengobati rasa jenuh.

9. Teman-teman sependeritaan dan seperjuangan di IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), khususnya PK. Dakwah dan Komunikasi, ASTRA, ASTRI dan Cabang Ciputat. Dan kepada kakak-kakak yang selalu memberikan motivasi serta inspirasi, yakni kak Mansur, kak Medi, kak Indra, kak Rahmat, Dzikril, kak Ema.

10.Untuk semua pengurus Masjid Ibnu Sina Pamulang khususnya kepada Bapak Aep Saifullah, Bapak Sa’dullah Baihaqi, dan Bapak Sis Eko Warsono. Penulis ucapkan terimah kasih banyak atas semuanya.

Akhirnya, hanya kepada Allah SWT jualah penulis serahkan, semoga semua jasa baik mereka mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Harapan penulis mudah-mudahan karya yang sederhana ini bermanfa’at bagi para pembaca, amin.

Ciputat, 10 Juni 2008

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI………..v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……….4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………...4

D. Metodologi Penelitian……….5

E. Tinjauan Pustaka……….8

F. Sistematika Penulisan………..9

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Manajemen 1. Pengertian Manajemen………11

2. Unsur-unsur Manajemen……….13

3. Fungsi-fungsi Manajemen………...15

B. Masjid 1. Pengertian Masjid………...19

2. Fungsi Masjid………..21

3. Peranan Masjid………....22

(10)

1. Pengertian Kegiatan Dakwah………...28

2. Ruang Lingkup Kegiatan Dakwah………30

D. Anak Usia Dini 1. Pengertian Anak Usia Dini……….33

2. Pendidikan Akhlak Anak Usia Dini……….34

BAB III GAMBARAN UMUM MASJID IBNU SINA PAMULANG A. Sejarah berdirinya Masjid Ibnu Sina Pamulang………37

B. Visi dan Misi………...38

C. Struktur Organisasi Masjid Ibnu Sina Pamulang………..38

D. Program kegiatan Masjid Ibnu Sina Pamulang………...42

E. Sarana dan Prasarana Masjid Ibnu Sina Pamulang…………...53

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN MASJID IBNU SINA PAMULANG DALAM PENGEMBANGAN KEGIATAN DAKWAH PADA ANAK USIA DINI A. Bagaimanakah Manajemen Masjid Ibnu Sina Pamulang...56

B. Bagaimanakah Pengembangan Kegiatan Dakwah Pada Anak Usia Dini……...64

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………..67

B. Saran……….68

DAFTAR PUSTAKA...69

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini umat Islam terus menerus mengupayakan pembangunan masjid, baik di kota-kota besar, kota kecil maupun pelosok pedesaan. Bahkan hampir di setiap lingkungan perkantoran, di kampus-kampus, di lingkungan pusat kegiatan ekonomi, baik di kantor-kantor pemerintah maupun kantor-kantor swasta berdiri dengan megah masjid-masjid dengan berbagai bentuk dan gaya arsitektur.67

Masjid merupakan tempat disemaikannya berbagai nilai kebajikan dan kemaslahatan umat. Baik yang berdimensi ukhrawi maupun duniawi. Semuanya bisa berjalan dan sukses jika dirangkum dalam sebuah garis kebijakan manajemen masjid. Namun dalam kenyataannya, fungsi masjid yang berdimensi duniawiyah kurang memiliki peran yang maksimal dalam pembangunan umat dan peradaban Islam.68 Oleh karena itu, masjid harus difungsikan sebagai wadah untuk menampung berbagai kegiatan sosial dan bukan hanya tempat untuk ibadah ritual saja.

Masjid adalah tempat ibadah kaum muslimin yang memiliki peran strategis untuk kemajuan peradaban umat Islam. Sejarah telah membuktikan multi fungsi peranan masjid tersebut. Masjid bukan hanya tempat shalat, tetapi juga sebagai pusat pendidikan, pengajian keagamaan, pendidikan militer dan

67

Nana Rukmana D.W., Masjid dan Dakwah (Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2002), cet.1, h. 1.

68

(12)

fungsi sosial-ekonomi lainnya.69 Sebagaimana makna atau arti dari kata masjid itu sendiri yaitu tempat sujud.70 Masjid selian tempat ibadah dapat pula difungsikan sebagai tempat kegiatan masyarakat Islam, baik yang berkenaan dengan sosial keagamaan, sosial kemasyarakatan maupun yang berkenaan dengan sosial ekonomi, sosial budaya, sosial politik.71

Di zaman Rasulullah saw. masjid mempunyai fungsi sebagai tempat peribadatan, pusat kegiatan masyarakat dan pusat kebudayaan. Dari masjid itulah Rasulullah saw. melaksanakan bimbingan Islam dan pembinaan kepada masyarakat, bagaimana melakukan untuk mengamalkan fungsi hidup manusia sebagai hamba dan khalifah Allah dalam kehidupan masyarakat.

Allah berfirman dalam al-Qur’an surat at-Taubah ayat 18

Artinya :

“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, Maka

69

Qurais Shihab, Wawasan Al-Qur’an (Bandung: Mizan, 1998), h. 462.

70

Sidi Ghazalba, Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1989), cet. 5, h. 126.

71

(13)

merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” 72

Masjid sebagai pusat ibadah dan kebudayaan Islam, dapat digunakan untuk melakukan pembinaan umat dan mengembangkan dakwah dalam peningkatan kualitas umat dan sebagai pusat kebudayaan.73

Hal ini terbukti pada zaman keemasan Islam, umat muslim telah berhasil menjadikan masjid sebagai markas pelaksanaan hubungan antara manusia dengan Allah SWT (ibadah) dan hubungan antara manusia dengan manusia atau

muamalah yang berlangsung sampai abad 13 M.74

Maka dalam hal ini masjid harus berperan sebagai wadah pemersatu yang memperkokoh persatuan dan kesatuan masyarakat atas dasar persamaan agama, dan ukhuwah Islamiyah. Oleh karena itu, perlu upaya peningkatan mutu / kualitas kegiatan masjid khususnya kegiatan pembinaan umat melalui berbagai kegiatan dakwah.75

Masjid dan dakwah Islamiyah merupakan dua faktor yang erat sekali hubungannya satu sama lain, saling isi mengisi di antara keduanya, kalau diumpamakan laksana gudang dengan barangnya. Dengan demikian masjid yang didirikan di dalam suatu lokasi tertentu harus dapat berperan sebagai tempat/media dakwah Islamiyah. Dakwah itu pada dasarnya meliputi berbagai aspek kegiatan, termasuk di dalamnya masalah sosial, budaya, pendidikan dan

72

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an, 1983/1984), h. 280.

73

Ghazalba, Masjid Sebagai Pusat Ibadah, h. 236.

74

Ahmad M. Saepuddin, Masjid, Pemuda Dan Masyarakat, Mimbar Ulama, XI, 23 (Januari, 1987), h. 49.

75

(14)

sebagainya. Oleh karenanya dakwah ini dipandang penting sebagai suatu kegiatan untuk meningkatkan syiar Islam dan kehidupan beragama dalam masyarakat. Kegiatan-kegiatan dakwah melalui masjid sebenarnya tercakup pula kegiatan-kegiatan dalam rangka pembinaan umat.76

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Manajemen Masjid Ibnu Sina Pamulang Dalam Pengembangan Kegiatan Dakwah Pada Anak Usia Dini”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti hanya pada “Manajemen Masjid Ibnu Sina Pamulang Dalam Pengembangan Kegiatan Dakwah Pada Anak Usia

Dini”

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan diformulasikan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

a) Bagaimana manajemen Masjid Ibnu Sina Pamulang ?

b) Bagaimana pengembangan kegiatan dakwah pada anak usia dini ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

76

(15)

Berdasarkan pada pokok permasalahan yang telah dirumukan tersebut, maka ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dari penulisan skripsi ini, antara lain :

a) Untuk mengetahui manajemen Masjid Ibnu Sina Pamulang.

b) Untuk mengetahui pengembangan kegiatan dakwah pada anak usia dini di Masjid Ibnu Sina Pamulang.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut :

Pertama Akademis :

- Memberikan kontribusi keilmuan tentang manajemen masjid.

- Menambah dan memperkaya khazanah keilmuan manajemen dakwah khususnya dan umumnya para mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

Kedua Praktis :

- Menambah wawasan bagi peneliti dan pembaca dalam rangka mengimplementasikan manajemen masjid dalam kegiatan dakwah.

- Sebagai bahan acuan dalam rangka pengembangan kegiatan dakwah pada anak usia dini di Masjid Ibnu Sina Pamulang khususnya dan masjid-masjid yang lain pada umumnya.

D. Metodologi Penelitian

(16)

bukunya Lexy J. Moleong mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data-data berupa kata-kata tertulis atau tulisan dari orang-orang, prilaku orang yang dapat diamati secara langsung.77 Sedangkan teknis analisis dalam penulisan skripsi adalah deskripsi analisis.

Pendekatan deskripsi digunakan untuk menggambarkan tentang manajemen masjid Ibnu Sina Pamulang dalam pengembangan kegiatan dakwah pada anak usia dini.

1. Waktu dan Tempat Penelitian

a. Waktu Penelitian

Waktu penelitian skripsi ini dilaksanakan bulan Juni 2008 sampai bulan Juli 2008.

b. Tempat Penelitian

Masjid Ibnu Sina Pamulang blok Aj. Sektor I Kelurahan Pondok Panda Kec. Pamulang Kab. Tanggerang. Telp.021-74705045 Fax: 021-7431766.

2. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan ketekunan pengamatan, yaitu mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitannya dengan proses analisis yang konstan atau tentatif.78 Dalam hal ini penulis akan mengamati secara langsung ke lokasi penelitian di Masjid Ibnu Sina Pamulang untuk memperoleh data-data yang diinginkan. Sehingga adanya relevansi dengan persoalan yang sedang diteliti.

77

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Edisi Revisi, h. 4.

78

(17)

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun metode penelitian yang penulis gunakan dalam pengumpulan data dan mengolah data selama mengadakan penelitian adalah sebagai berikut :

a. Observasi atau pengamatan langsung, yakni pengumpulan data di mana peneliti mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala obyek yang diteliti.79

b. Wawancara, yakni penulis memperoleh keterangan dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara penanya dan penjawab, atau responden yang menggunakan alat yang dinamakan Interview Guide (panduan wawancara).80

c. Dokumentasi, yakni mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.81

Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah orang yang dapat memberikan informasi tentang data-data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini subjek penelitian adalah para pengurus, dan karyawan Masjid Ibnu Sina Pamulang.

b. Objek penelitian

79

Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah (Bandung: Tarsito, 1980), cet. 7, h. 102.

80

M. Nasir, Metodologi Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985), cet. 2, h. 182.

81

(18)

Adapun objek penelitian yaitu Manajemen Masjid Ibnu Sina Pamulang Dalam Pengembangan Kegiatan Dakwah Pada Anak Usia Dini.

5.Tehnik Analisis Data

Analisis data menurut Patton yang dikutip oleh Lexy Moleong adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.82

Di dalam penelitian ini penulis menganalisa data dengan menggunakan teknik analisa deskriptif kualitatif yaitu dengan cara mengumpulkan data, disusun dan disajikan yang kemudian dianalisa untuk mengungkapkan arti data tersebut, menggambarkan keadaan sasaran apa adanya.83

Teknik dan metode penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi), diterbitkan oleh CEQDA ( Center For Quality Development and Assurance ) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.

E. Tinjauan Pustaka

Penulis menemukan skripsi yang dijadikan tinjauan pustaka sebagai bahan perbandingan dan untuk menghindari adanya penjiplakan dalam pembuatan skripsi yang akan penulis susun. Yaitu sebagai berikut:

- Nama : Hani Ma’rifati, NIM : 102051025500, dengan judul : MASJID SEBAGAI PUSAT DAKWAH (analisis tentang Strategi Dakwah Masjid

82

Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , h. 280.

83

(19)

Atta’awun). Yang membahas tentang Strategi Dakwah di Masjid Atta’awun.

- Nama : Chairil Anwar, NIM : 201051000888, dengan judul : ANALISA BULLETIN KHUTBAH JUM’AT TENTANG KEPEMIMPINAN DI MASJID AGUNG AT-TIN TMII JAKARTA SELATAN. Yang membahas tentang kepemimpinan di masjid agung At-tin TMII Jakarta selatan.

Sedangkan judul skripsi penulis berjudul “MANAJEMEN MASJID IBNU SINA PAMULANG DALAM PENGEMBANGAN KEGIATAN DAKWAH PADA ANAK USIA DINI”. Apabila dilihat dari segi judul sama-sama meneliti tentang masjid, namun dalam segi pembahasan sungguh jauh berbeda. Adapun materi yang penulis bahas adalah tentang manajemen Masjid Ibnu Sina Pamulang dalam pengembangan kegiatan dakwah pada anak usia dini.

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistimatika dalam penyusuan skripsi ini berdasarkan hasil penelitian dan bacaan ditulis secara sistematis dalam lima bab, secara rinci sistematisnya adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab pendahuluan ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

(20)

Tentang manajemen Masjid Ibnu Sina Pamulang dalam pengembagnan kegiatan dakwah pada anak usia dini yang terdiri dari pengertian manajemen, unsur-unsur manajemen, fungsi-fungsi manajemen, pengertian masjid, fungsi-fungsi masjid, peranan masjid, ruang lingkup masjid, pengertian kegiatan dakwah, ruang lingkup kegiatan dakwah, pengertian anak usia dini, pendidikan akhlak anak usia dini.

BAB III : GAMBARAN UMUM MASJID IBNU SINA PAMULANG

Bab ini menggambarkan tentang sejarah berdirinya Masjid Ibnu Sina Pamulang, visi dan misi Masjid Ibnu Sina Pamulang, struktur organisasi Masjid Ibnu Sina Pamulang, program kegiatan Masjid Ibnu Sina Pamulang, sarana dan prasarana Masjid Ibnu Sina Pamulang.

BAB IV : ANALISIS MANAJEMEN MASJID IBNU SINA

PAMULANG DALAM PENGEMBANGAN KEGIATAN

DAKWAH PADA ANAK USIA DINI

Bab ini menganalisis manajemen Masjid Ibnu Sina Pamulang yang meliputi bagaimanakah manajemen Masjid Ibnu Sina Pamulang ?

Bagaimanakah pengembangan kegiatan dakwah pada anak usia dini ?

BAB V : PENUTUP

(21)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Kata Manajemen berasal dari bahasa Inggris dengan kata kerja “to

manage” yang secara umum berarti mengurusi.84 Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia kata Manajemen berarti :

a. Proses penggunaan sumber daya yang efektif untuk mencapai sasaran. b. Pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan.85

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.86 Dalam sumber lain disebutkan bahwa manajemen berarti proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan berbagai usaha anggota organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.87

Sedangkan menurut beberapa pakar, manajemen dapat diartikan sebagai berikut :

a. Menurut Jhon E Mee (seperti dikutip Sarwoto) “Manajemen adalah seni untuk mencapai hasil yang maksimal dengan usaha yang minimal demikian pula mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan maksimal baik

84

A.M. Kadarman dan Jusuf Udaya, pengantar ilmu manajemen buku panduan untuk mahasiswa (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997), h. 3.

85

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2001),edisi III, h. 708.

86

Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), Edisi Revisi, h. 9.

87

(22)

bagi pemimpin maupun para pekerja serta memberikan pelayanan yang sebaik mungkin kepada masyarakat.”

b. Manurut John D Milert “Manajemen adalah proses memimpin dan melancarkan pekerjaan dari orang-orang yang terorganisir secara formal sebagai kelompok untuk memperoleh tujuan yang diinginkan.”88

c. Menurut Mary Parker Follett “Manajemen adalah sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.”89

d. Menurut Haiman yang dikutip oleh Manulang “Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan bersama.”90

e. Menurut Ordway Tead “Manajemen adalah proses dan perangkat yang mengarahkan serta membimbing kegiatan-kegiatan suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.”91

f. Menurut Robert Kreitner “Manajemen adalah proses bekerja dengan dan melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam lingkungan yang berubah.”92

g. Menurut H. Zaini Muchtarom “Manajemen adalah aktifitas untuk mengatur kegunaan sumber daya bagi tercapainya tujuan organisasi secara efektif.”93

h. Di dalam Ensiklopedia of social sciences terdapat definisi sebagai berikut: “Manajement may be definited as the process, by wich execution of a given

88

Sarwoto, Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1991), h. 45.

89

T.Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta: BPFE, 1991), Edisi 2, h. 8.

90

M. Manulang, Dasar-dasar Manajemen (Yogyakarta: Ghalia Indonesia, 1996), h. 36.

91

Ibrahim Lubis, Pengendalian dan Pengawasan Proyek Dalam Manajemen (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985), h. 36.

92

Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah (Yogyakarta: Al-Amin Press, 1996), h. 36.

93

(23)

purpose is put into operation and suvervised.” Yang artinya “Manajemen adalah proses yang mana pelaksanaan dari satu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.”94

2. Unsur-unsur Manajemen

Dalam manajemen secara umum terdapat unsur-unsur yang membantu setiap organisasi agar mampu membuat satu perencanaan, mampu untuk mengorganisir, memberikan pengarahan-pengarahan kerja, mengkoordinir dalam suatu usaha untuk melaksanakan yang telah ditetapkan sebelumnya, serta organisasi tersebut mampu pula untuk melaksanakan pengawasan dalam pelaksanaan kerja. Manajemen selalu dikaitkan dengan usaha bersama sekelompok manusia, yang mana merupakan suatu proses aktivitas guna mencapai sasaran atau suatu telaah yang direncanakan terlebih dahulu, adalah mencapai sasaran itu, diperlukan sejumlah sarana, fasilitas atau alat yang disebut juga sebagai unsur-unsur manajemen (resource, element, tools).95

Adapun menurut Hamzah Yakub unsur-unsur manajemen adalah sebagi berikut :

a. Man (Manusia)

Manusialah yang menjadi pelaku dan ia pulalah yang menetapkan tujuan di dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tegasnya, faktor manusia mutlak, tidak akan ada manajemen tanpa adanya manusia, sebab manusialah yang merencanakan, melakukan, menggunakan dan merasakan hal dari manajemen itu sendiri.

94

J. Pangkaylin dan Hazil Tanzil, Manajemen Suatu Pengantar (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986), h. 26.

95

(24)

b. Money (Keuangan atau Pembiayaan)

Dalam dunia modern, uang sebagai alat tukar dan alat pengukur nilai, sangat diperlukan untuk mencapai suatu tujuan, di samping manusianya. Pengaruh dan peranan uang dalam pergaulan manusia sangat besar.96

c. Method (Cara-cara Kerja)

Method yaitu cara melaksanakan suatu tujuan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Cara kerja (metode) yang tepat sangat menentukan kelancaran jalannya roda menajemen dalam suatu organisasi, sebab dengan cara yang ditata dengan baik, maka akan menghasilkan produk yang baik pula sehingga tujuan tercapai dengan efektif dan efisien.

d. Materials (Bahan-bahan atau Perlengkapan)

Faktor material ini sangat penting, karena manusia tidak dapat melaksanakan tugasnya tanpa didukung oleh kelengkapan alat. Sehingga dalam proses pelaksanaan kegiatan oleh organisasi tertentu perlu disiapkan bahan perlengkapan apa-apa yang dibutuhkan.

e. Machines (Mesin)

Peranan mesin dalam zaman modern ini tidak dapat diragukan lagi, mesin dapat membantu manusia dalam pekerjaannya. Mendefinisikan waktu bekerja untuk menghasilkan sesuatu sehingga memperoleh keuntungan yang lebih banyak.

f. Market (Pasar)

Market yaitu barang-barang produksi suatu lembaga atau perusahaan harus segera dipasarkan. Karena itu, pemasaran dalam manajemen ditetapkan sebagai

96

(25)

salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Penguasaan pasar diperlukan guna menyebarluaskan hasil-hasil produksi agar sampai ke tangan konsumen.97

3. Fungsi-fungsi Manajemen

Fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut :

a. Planning – menunjukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu

masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu.

b. Organizing – mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan

penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan itu.

c. Staffing – menentukan keperluan-keperluan sumber daya manusia,

pengerahan, penyaringan, latihan dan pengembangan tenaga kerja.

d. Motivating – mengarahkan atau menyalurkan prilaku manusia ke arah

tujuan-tujuan.

e. Controlling – mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan, menentukan

sebab-sebab penyimpangan-penyimpangan dan mengambil tindakan-tindakan korektif di mana perlu.98

Adapun fungsi-fungsi manajemen menurut T. Hani Handoko adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan (Planning), perencanaan (planning) adalah penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metoda, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.99

97

Ibid., h. 32-33.

98

George R. Terry dan Leslie W. Rue, Dasar-dasar Manajemen (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1992), h. 9-10.

99

(26)

b. Pengorganisasian (organizing), pengorganisasian adalah penentuan sumber daya- sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi.

c. Penyusunan pesonalia (staffing), penyusunan personalia adalah penarikan, pelatihan dan penegembangan, serta penempatan dan pembagian orientasi para karyawan dalam lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif.100

d. Pengarahan, fungsi pengarahan secara sederhana adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan.

e. Pengawasan (controlling), pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.101

Sedangkan dalam sumber lain fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan. Fungsi manajemen yang pertama adalah merencanakan. Hal ini diasumsikan bahwa manajemen sudah diberi tugas untuk mencapai tujuan.

b. Pengambilan keputusan, merupakan tugas manajemen lainnya. Semua orang akan melakukan fungsi ini baik dalam manajemen maupun di luar. Pengambilan keputusan berarti memilih pilihan dari berbagai pilihan yang ada.

100

Ibid., h. 24.

101

(27)

c. Pengorganisasian (Organizing), yang artinya mengelompokkan rencana kegiatan dan tugas-tugas yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan tadi. d. Staffing. Yaitu penempatan atau penugasan orang. Setelah kegiatan tadi

didaftar dan dikelompokkan, maka ditentukan orang yang akan memimpin pelaksanaan tugas itu.

e. Memimpin (Leading) adalah memimpin, mengarahkan bawahan yang ditugaskan tadi. Bawahan diarahkan, dibimbing jangan hanya memerintah dari belakang meja saja. Pemimpin harus memonitor dan mengawasi kegiatan yang dibawahinya untuk mencapai tujuan.

f. Pengawasan. Fungsi ini adalah kegiatan untuk mengupayakan agar pelaksanaan kerja sama dengan rencana. Atau kegiatan yang dilaksanakan searah dengan tujuan perusahaan.102

Fungsi manajemen dilihat dari beberapa para ahli adalah sebagai berikut :

a. Prayudi Atmo Sudirjo : Planning, Organizing, Directing, Actuating, Controlling.

b. Hanry Payol : Planning, Organizing, Comanding, Coordinating, Controlling.

c. Koonz dan O’Donnel : Organizing, Staffing, Directing, Planning, Controlling.

d. Jhon Robert Beishlie, Ph.D : Perencanaan, Organizing, komando, kontrol.

e. Wiliam H Newman : Planning, Organizing, Assembling, Resources, Directing, Controlling.

f. Dr. S.P Siagian MPA : Planning, Organizing, Motivating, Controlling.

102

(28)

g. Dr. Winardi S.E : Planning, Organizing, Coordinating, Actuating, Leading, Communicating, Controlling.103

Adapun lebih jelasnya maksud dari fungsi manajemen tersebut adalah sebagai berikut :

1. Planning (Perencanaan)

Planning atau disebut juga perencanaan adalah gambaran dari suatu kegiatan yang akan datang dalam jarak waktu tertentu dan metode yang akan dipakai dalam tindakan-tindakan yang akan diambil. Perencanaan itu berisikan suatu imajinasi dan pandangan ke depan terarah berdasarkan penilaian yang benar.104

2. Organizing (Pengorganisasian)

Menurut Malayu Hasibuan bahwa pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokkan, dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang pada aktivitas, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relative didelegasikan pada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.105

3. Actuating (Penggerakan)

Fungsi actuating (penggerakan) meliputi kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk jabatan-jabatan yang ada dalam struktur organisasi. Setelah diadakan pembagian pekerjaan atau pengorganisasian, ditunjuk orang-orang yang akan melaksanakan dan bertanggung jawab dalam pekerjaan. Bila rencana telah

103

M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, h. 17.

104

Mochtar Efendy, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Agama Islam (Jakarta: Bhatara karya Aksara, 1986), h. 75.

105

(29)

tersusun, struktur organisasi telah ditetapkan dan posisi-posisi atau jabatan sudah diisi, maka tugas pimpinan untuk menggerakan atau mengarahkan bawahan agar apa yang menjadi tujuan perusahaan tersebut dapat direalisasikan.

4. Controlling (Pengendalian)

Fungsi pengawasan ini tidak kalah penting dari fungsi yang lain. Pengawasan atau bisa disebut pengendalian, mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan. Fungsi manajerial pengawasan adalah mengukur atau mengoreksi prestasi kerja bawahan guna memastikan, bahwa tujuan organisasi dan rencana yang didesain untuk mencapainya, sedang dilaksanakan.106

B. Masjid

1. Pengertian Masjid

Masjid berasal dari bahasa Arab sajada yang berarti tempat sujud atau tempat menyembah Allah SWT.107

Sedangkan pengertian masjid secara istilah adalah sebagai berikut : “tempat sujud, yaitu tempat umat Islam mengerjakan shalat, zikir kepada Allah SWT, dan untuk hal-hal yang berhubungan dakwah islamiyah”.108 Masjid secara umum sering kali diidentikkan dengan tempat shalat bagi mereka yang mengaku Islam sebagai agamanya. Sejak zaman Nabi masjid selain difungsikan sebagai tempat pelaksanaan ibadah, juga sebagai pusat kebudayaan, pusat ilmu

106

AM. Kadarman Sj dan Jusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen Buku Panduan Untuk Mahasiswa, h. 132.

107

E. Ayub dkk, Manajemen Masjid (Gema Insani, 1996), h. 1.

108

(30)

pegetahuan, pusat informasi, pusat pengembangan ekonomi kerakyatan, pusat pengaturan strategi perang, serta pusat pembinaan dan pengembangan sumber daya umat secara keseluruhan. Pengertian ini memberi gambaran, bahwa masjid di samping tempat sujud, juga mempunyai peran ganda dalam pegembangan dakwah Islam.

Menurut Aidh bin Abdullah Al-Qorni, “Masjid adalah tempat untuk saling mengenal dan mengakrabkan diri di antara kaum Muslimin. Karena saat di dalam masjid mereka dapat mengetahui informasi tentang saudaranya yang absen atau tidak hadir, apakah mereka dalam kesusahan atau lainnya, dengan demikian maka akan timbul rasa tolong menolong sehingga dapat mempererat tali persaudaraan dan memperkokoh ikatan kasih sayang antar jamaah masjid dari kaum mukminin.109

M. HR. Songge menyatakan, masjid secara kebahasaan, bermakna sebagai tempat para hamba Allah yang beriman bersujud melakukan ibadah mahdhah

berupa shalat wajib dan berbagai shalat sunnah lainnya kepada Allah SWT. Sedangkan dalam makna istilah tempat di mana para hamba melakukan segala aktivitas, baik yang bersifat vertikal (hubungan manusia dengan Allah) maupun horizontal (hubungan manusia dengan manusia) dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.110

Dari beberapa pengertian tentang masjid di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian masjid adalah suatu tempat di mana seseorang dapat melakukan sujud, merendahkan diri, dan menyembah Tuhan. Serta tempat

109

Aidh bin Abdullah Al-Qarni, Memakmurkan Masjid; Langkah Maju Kebangkitan Islam

(Jakarta: Pustaka Al-Sofwa, 2003), h. 44.

110

(31)

untuk memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan persoalan manusia atau dengan kata lain tempat seseorang untuk melakukan aktivitas baik yang bersifat vertikah maupun yang bersifat horizontal.

2. Fungsi Masjid

Menurut E. Ayub fungsi utama masjid adalah tempat sujud kepada Allah SWT, tempat shalat, dan tempat beribadah kepada-Nya. Lima kali sehari semalam umat Islam dianjurkan mengunjungi masjid guna melaksanakan shalat berjamaah. Masjid juga tempat yang paling banyak dikumandangkan nama Allah melalui adzan, qamat, tasbih, tahmid, tahlil, istigfar dan ucapan lain yang dianjurkan dibaca di masjid sebagai bagian dari lafaz berkaitan dengan pengagungan asma Allah. Selain itu fungsi masjid adalah :

1. Masjid merupakan tempat kaum muslimin beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

2. Masjid adalah tempat kaum muslimin beri’tikaf, membersihkan diri, menggembleng batin untuk membina kesadaran dan mendapatkan pengalaman batin atau keagamaan sehingga selalu terpelihara keseimbangan jiwa dan raga serta keutuhan kepribadian.

3. Masjid adalah tempat bermusyawarah kaum muslimin guna memecahkan persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat.

4. Masjid adalah tempat kaum muslimin berkonsultasi, mengajukan kesulitan-kesulitan, meminta bantuan dan pertolongan.

(32)

6. Masjid dengan majelis taklimnya merupakan wahana untuk meningkatkan kecerdasan dan ilmu pengetahuan muslimin.

7. Masjid adalah tempat pembinaan dan pengembangan kader pimpinan umat.

8. Masjid tempat mengumpulkan dana, menyimpan, dan membagikannya. 9. Masjid tempat melaksanakan pengaturan dan supervisi sosial.111

Sedangkan dalam sumber lain fungsi-fungsi masjid adalah sebagai berikut: 1. Sebagai tempat shalat.

2. Sebagai fungsi sosial kemasyarakatan. 3. Sebagai fungsi politik.

4. Sebagai fungsi pendidikan. 5. Sebagai fungsi ekonomi.

6. Sebagai fungsi pengembangan seni-budaya.112

Masjid tidak hanya difungsikan sebagai tempat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT saja. Akan tetapi masjid juga dapat difungsikan sebagai tempat pengembangan kader, tempat bermusyawarah, tempat pembinaan dan penggemblengan ummat dalam meningkatkan pengetahuan.

3. Peranan Masjid

Dalam sejarah perkembangan dakwah Rasulullah saw. terutama dalam periode Madinah, eksistensi masjid tidak hanya dimanfaatkan sebagai pusat ibadah yang bersifat mukhdhah / khusus, seperti shalat, tapi juga mempunyai peran sebgai berikut :

111

E. Ayub, dkk., Manajemen Masjid, h. 7-8.

112

(33)

a. Dalam keadaan darurat, setelah mencapai tujuan hijrah di Madinah, beliau bukannya mendirikan benteng pertahanan untuk berjaga-jaga dari kemungkinan serangan musuh tetapi terlebih dahulu membangun masjid. b. Kalender Islam yaitu tahun Hijriyah dimulai dengan pendirian masjid yang

pertama, yaitu pada tanggal 12 Rabiul Awal, permulaan tahun Hijriyah selanjutnya jatuh pada tanggal 1 Muharram.

c. Di Mekah agama Islam tumbuh dan di Madinah agama Islam berkembang. Pada kurun pertama atau periode Makiyyah, Nabi Muhammad mengajarkan dasar-dasar agama. Memasuki kurun kedua atau periode Madaniyah, Rasulullah saw. menandai tapal batas itu dengan mendirikan masjid.

d. Masjid menghubungkan ikatan yang terdiri dari kelompok orang Muhajirin dan Anshar dengan satu landasan keimanan kepada Allah SWT. e. Masjid didirikan oleh orang-orang takwa secara bergotong royong untuk

kemaslahatan bersama.113

Masjid tidak hanya berperan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan ibadah semata. Akan tetapi masjid juga berperan sebagai tempat untuk melakukan berbagai kegiatan sosial yang berhubungan dengan kehidupan manusia sehari-hari.

Dalam masyarakat yang selalu berpacu dengan kemajuan zaman, dinamika masjid-masjid sekarang ini banyak yang menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Artinya, masjid tidak hanya berperan sebagai tempat ibadah shalat, tetapi juga sebagai wadah beraneka kegiatan jamaah / umat Islam. Sebab, masjid

113

(34)

merupakan integritas dan identitas umat Islam yang mencerminkan tata nilai keislamannya. Dengan demikian, peranan masjid tidak hanya menitik beratkan pada pola aktivitas yang bersifat akhirat, tetapi memperpadukan antara aktivitas ukhrawi dan aktivitas duniawi.114

3. Ruang Lingkup Masjid

1.Eksistensi Masjid

a. Masjid sebagai Pelengkap

Tidak sedikit masjid diadakan sekadar pelengkap dalam suatu lingkungan. Misalnya, di pabrik-pabrik, kantor, perusahaan, pasar, terminal, kampus, atau di tempat rekreasi.

b. Mubalig Terbang

Masjid terkadang sunyi dari denyut kegiatan atau kegiatannya ada tapi acak-acakkan, administrasi yang belum terurus, atau pengurus yang terlalu gandrung memanfaatkan mubalig (penceramah) dari luar lingkungan dalam mewarnai kegiatan masjid hanya agar jamaah tidak bosan. Cara-cara yang demikian tidak dilakukan oleh Rasulullah saw.

c. Mubalig Kurang Dikenal Lingkungan

Banyak mubalig yang diundang berceramah dari satu daerah ke daerah lain, atau biasa disebut “mubalig terbang”. Dengan modus seperti ini, dia mungkin saja populer di suatu lingkungan masyarakat di antara tempat-tempat yang menjadi rute safarinya. Namun, belum merupakan jaminan bahwa dia juga dikenal dengan baik di lingkungannya sendiri, apalagi dianggap sebagai pembina jamaah.

114

(35)

2. Dinamika Masjid

a. Suara Azan

Suara azan yang berkumandang dari masjid setiap waktu shalat akan menggerakkan orang-orang beriman untuk menangguhkan segala kesibukan mereka dan bergegas mendatangi masjid guna menunaikan kewajiban shalat fardhu. Alunan suara azan dari puncak-puncak menara masjid menunjukkan adanya dinamika pada tempat ibadah itu.

b. Shalat Berjamaah

Masjid adalah tempat shalat berjamaah. Banyaknya jamaah yang melaksanakan shalat berjamaah menunjukkan masjid itu ramai dan makmur. Shalat berjamaah ini juga merupakan salah satu penanda adanya dinamika masjid. Tanpa adanya kegiatan shalat berjamaah shaf-shaf masjid bukan saja akan sepi dari jamaah melainkan juga dapat berubah fungsinya. Karenanya, shalat berjamaah ini harus digalang dan ditegakkan di setiap masjid oleh setiap muslim di sekitarnya.

c. Suara Ayat-ayat Suci

(36)

3. Problematika Masjid

a. Pengurus Tertutup

Pengurus masjid dipilih oleh jamaah dan dari jamaah secara demokratis. Mereka dianggap mampu mengemban amanah jamaah. Yakni, melaksanakan tugas dengan baik dan membuat laporan pertanggungjawaban kerja secara berkala. Lantaran harapan tak selalu sama dengan kenyataan, jamaah dapat salah pilih. Muncullah pengurus yang tidak aktif, atau yang bersifat keluarga sentries, atau yang menerapkan corak kepemimpinan tertutup dalam hal program kegiatan masjid dan keuangan.

b. Jamaah Pasif

Jamaah yang pasif juga salah satu faktor penghambat kemajuan dan kemakmuran masjid. Pembangunan masjid akan sangat tersendat-sendat apabila jamaahnya enggan turun tangan, berkeberatan mengeluarkan sebagian kecil rezekinya untuk sumbangan, atau malas menghadiri kegiatan-kegiatan yang direncanakan oleh pihak pengelola masjid.

c. Berpihak Pada Satu Golongan atau Paham

Pengurus masjid yang dalam melaksanakan tugas pembangunan atau kegiatan pelaksanaan ibadah memihak satu golongan atau paham akan mengakibatkan jamaah itu pasif.

d. Kegiatan Kurang

(37)

e. Tempat Wudhu Kotor

Kurangnya pemeliharaan mengakibatkan masjid kotor dan rusak. Bila tempat mengambil air wudhu dan WC-nya kurang dirawat dan dibersihkan, dari situ meruyak bau yang menyengat dan akan mengganggu orang-orang yang hendak beribadah di masjid.

4. Mengatasi Problem Masjid

a. Musyawarah

Dalam mengatasi problematika masjid, antara pengurus dan jamaah masjid perlu senantiasa melakukan musyawarah. Melalui musyawarah ini diharapkan berbagai pemikiran dan pandangan dapat dikemukakan dalam rangka mencari alternatif pemecahan yang terbaik.

b. Keterbukaan

Menerapkan keterbukaan dalam mengelola masjid sama pentingnya dengan musyawarah. Keterbukaan bukan saja akan menumbuhkan kepercayaan ja maah terhadap pengurus, melainkan juga akan mendorong terlaksananya kegiatan dengan baik dan hubungan kerja sama yang elok antara pengurus dan jamaah, baik dalam melaksanakan berbagai kegiatan maupun dalam mengatasi problematika masjid.

c. Kerja Sama

(38)

5. Memelihara Citra Masjid

a. Akhlak Pengurus

Setiap pengurus masjid harus memiliki akhlak yang baik dan mulia. Sebagai pribadi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan masjid, kualitas kepemimpinan dan kemampuan manajerial saja belum cukup. Persyaratan lain yang harus terdapat dalam dirinya adalah akhlak yang terpuji.

b. Akhlak Jamaah

Tidak hanya pengurus, jamaah pun perlu mamiliki akhlak yang baik dan mulia. Merupakan kewajiban pengurus untuk senantiasa membina jamaahnya agar memiliki akhlak yang terpuji. Kebaikan dan kemuliaan akhlak jamaah, secara langsung atau tidak langsung, akan berpengaruh kepada citra masjid.

c. Pelaksanaan Ibadah

Pelaksanaan ibadah di masjid harus disesuaikan dengan aturan yang telah digariskan dalam ajaran Islam. Patron acuannya adalah Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah.115

C. Kegiatan Dakwah

1. Pengertian Kegiatan Dakwah

Dakwah mengandung pengertian sebagai kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan tingkah laku, dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual ataupun secara kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, serta pengamatan

115

(39)

terhadap ajaran agama sebagai pesan yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan.116

M. Quraish Shihab mendefinisikan “Dakwah sebagai seruan dan ajakan kepada keinsyafan atau mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna. Baik terhadap pribadi maupun kelompok serta kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan tata hidup bersama dalam rangka pembangunan bangsa dan umat manusia.”117

Menurut Barmawi Umary dalam bukunya “azas-azas dakwah”, adalah mengajak orang kepada kebenaran, mengerjakan perintah, menjauhi larangan agar memperoleh kebahagiaan di masa sekarang dan yang akan datang.118

Dari pengertian yang telah kita bahas sebelumnya, dapat kita pahami bahwa dakwah adalah kegiatan mengajak umat manusia supaya masuk ke dalam jalan Allah (sistem Islam) dalam semua segi kehidupan. Bentuk kegiatan mengjak terdiri dari : mengajak dengan lisan (dakwah bi al-lisan), mengelola dan mengorganisasi kegiatan mengajak (bi al-tadbir, bi al-nidhomi; manajemen dakwah) secara efektif dan efisien dengan melakukan KISS (koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan sistematisasi) program dan kegiatan dengan sumber daya dan waktu yang tersedia.

Mengajak dengan lisan dan tulisan dikenal sebagai tabligh Islam, mengajak dengan tindakan nyata (haal) disebut pengembangan masyarakat Islam,

116

M. Arifin, Psikologi Dakwah (Jakarta: Bumi Aksara, 1998), h. 6l.

117

Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an; Fungsi Dan Pesan Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat (Bandung: Mizan, 1998), h.194

118

(40)

sedangkan mengelola dan mengorganisir kegiatan mengajak disebut dengan kegiatan dakwah.119

2. Ruang Lingkup Kegiatan Dakwah

a. Kegiatan Tabligh

Kegiatan tabligh Islam (penyiaran dan penerangan Islam atau komunikasi dan penyiaran Islam, termasuk bimbingan dan penyuluhan Islam) terdiri dari kegiatan pokok sosialisasi dan eksternalisasi ajaran Islam dengan menggunakan sarana mimbar dan media massa (cetak dan elektronik) yang dapat dirinci sebagai berikut:

1. Penyampaian tauhid.

2. Penyampaian fitri, fungsi, dan tujuan hidup manusia. 3. Pembinaan keimanan, fitrah, akhlak dan ibadah.

4. Bimbingan, penyuluhan, dan penerangan mengenai sistem Islam secara menyeluruh.

5. Pengembangan fikroh Islam dalam semua aspek kehidupan secara utuh sehingga mad’u memiliki pandangan yang komprehensip tentang realitas kehidupan manusia menurut ajaran Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.

6. Memberikan motivasi untuk melaksanakan ajaran Islam yang sudah dipahami dan diterima.

7. Memberi sikap ukhuwah Islamiyah, kesatuan dan persatuan umat.120

119

Tim Penyusun Kurikulum, Kurikulum Nasional Fakultas Dakwah IAIN (Jakarta: IAIN Jakarta, 1994), h. 5.

120

(41)

b. Kegiatan Pengembangan Masyarakat.

Pengembangan masyarakat didefinisikan sebagai suatu gerakkan yang dirancang guna meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui partisipasi aktif dan inisiatif dari masyarakat.121

Dengan demikian sangatlah jelas bahwa tujuan dari pengembangan masyarakat adalah mensejahterakan seluruh lapisan masyarakat yang keberhasilannya sangat tergantung kepada partisipasi masyarakat itu sendiri. Partisipasi di sini adalah partisipasi aktif yang timbul dari kesadaran masyarakat karena minat dan untuk kepentingan bersama.

Adapun pengertian pengembangan masyarakat Islam secara etimologi dapat dilihat dari dua kata yaitu pengembangan yang berarti membina dan meningkatkan kualitas, sedangkan masyarakat Islam berarti kumpulan manusia yang beragama Islam. Dengan demikian secara terminologis pengembangan masyarakat Islam dapat diartikan mentrasformasikan dan melembagakan semua segi ajaran Islam dalam kehidupan keluarga (usrah), kelompok (jamaah), dan masyarakat (ummah).122

Kegiatan pengembangan Islam ini terdiri dari kegiatan pokok yaitu transformasi dan pelembagaan ajaran agama Islam ke dalam realitas Islam (khairul ummah) yang dapat dirinci sebagai berikut :

1. Penyampaian mengenai konsepsi Islam, mengenai kehidupan sosial, ekonomi, dan pemeliharaan lingkungan.

121

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas Pengentar Pemikiran dan Pendekatan Praktis (Jakarta: UI Press, 2001) h. 137.

122

(42)

2. Penggalangan ukhuwah Islamiyah lembaga umat dan kemasyarakatan umat pada umumnya.

3. Mewujudkan memorandum of understanding (MOU) dengan masyarakat. 4. Riset potensi lokasi dakwah, pengembangan potensi lokal, dan

pengembangan kelompok swadaya masyarakat. 5. Katalisasi aspirasi dan kebutuhan umat.

6. Konsultasi dan dampingan teknis kelembagaan.

7. Dampingan penyusunan rencana dan aksi sosial pelaksanaan rencana dalam rangka pengembangan komunitas dan institusi Islam.

8. Memandu pemecahan masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan umat. 9. Melaksanakan stabilisasi kelembagaan dan menyiapkan pelepasan

masyarakat untuk membangun secara mandiri dan berkelanjutan.123 c. Kegiatan Manajemen Dakwah Islam

Kegiatan manajemen dakwah Islam terdiri dari kegiatan pokok penyusunan kebijakan, perencanaan program, pengorganisasian program, dan monitoring serta evaluasi dakwah yang dapat dirinci sebagai berikut :

Perumusan konsepsi Islam yang praktis dalam bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan.

1. Penyusunan kebijakan dan strategi organisasi dakwah, riset potensi dan kebutuhan masyarakat untuk menyusun sistem informasi dan peta dakwah. 2. Pengambilan keputusan strategi dan standar serta kriteria program dakwah. 3. Analisa masalah dan kebutuhan masyarakat.

4. Penysunan program partisipatif.

123

(43)

5. Pengorganisasian program.

6. Penetapan sistem koordinasi pelaksanaan program.

7. Menyusun sistem monitoring dan evaluasi kegiatan dakwah.124

D. Anak Usia Dini

1. Pengertian Anak Usia Dini

Anak dini usia pada hakekatnya adalah anak yang berada pada rentangan usia enol sampai delapan tahun. Dini usia merupakan usia keemasan (golden age) yang merupakan masa di mana anak mulai peka atau sensitif untuk menerima berbagai upaya pengembangan. Departemen Pendidikan Nasional mengartikan masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan.125

Kata anak usia dini memang sudah biasa didengar oleh telinga kita. Namun oleh pemerintah sekarang kata-kata itu dibakukan menjadi anak dini usia, dengan tidak mengubah arti dan maksud. Sekarang pun DepDikNas telah membentuk lembaga PADU (Pendidikan Anak Dini Usia) yang khusus menangani segala urusan anak dini usia. Oleh karena itu pendidikan merupakan suatu hal yang harus diberikan kepada setiap anak termasuk anak-anak yang masih usia dini. Kemudian yang dimaksud dengan pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

124

Ibid., h. 7-8

125

(44)

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.126

2. Pendidikan Akhlak Anak Usia Dini

1. Pengertian Pendidikan Akhlak

Istilah pendidikan berasal dari kata “didik” dengan memberinya awalan “pe” dan akhiran “an”, mengandung arti “perbuatan” (hal, cara, dan sebagainya). Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu “paedagogie” yang merupakan kata majmuk dari kata “paes” yang berarti anak dan kata “ogo” yang berarti aku membimbing berarti bimbingan yang diberikan kepada anak.127

Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan

education” yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab

istilah ini sering diterjemahkan dengan “tarbiyah” yang berarti pendidikan. Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti uasaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa. Dengan demikian pendidikan berati segala usaha orang dewasa dalam pergaulan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.128

Zakiyah Drajat berpendapat bahwa pendidikan Islam adalah usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh orang dewasa dalam menyampaikan pelajaran, memberi contoh, melatih keterampilan berbuat, memberi motivasi, dan

126

Standar Kompetensi Pendidikan Anak Usia Dini TK dan RA (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2003), h. 6.

127

H. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 70.

128

(45)

menciptakan lingkungan sosial yang mendukung pembentukan kepribadian anak didik atau proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat. Menyimak pengertian pendidikan Islam yang dikemukakan di atas maka dapat dipahami bahwa pendidikan sebagai usaha membentuk pengalaman dan perubahan yang dikehendaki dalam tingkah laku individu dan kelompok sesuai tujuan pendidikan, hanya akan berasal melalui interaksi sosial dalam lingkungan sekitar. Hal ini didasari bahwa sejak lahir hingga wafatnya, setiap manusia wajib belajar dan menuntut ilmu, baik dalam lembaga pendidikan formal, informal, maupun nonformal.129

2. Tujuan Pendidikan Akhlak

Tujuan pendidikan akhlak ialah menciptakan manusia sebagai makhluk yang tinggi dan sempurna, dan membedakannya dari makhluk-makhluk yang lainnya. Akhlak hendak menjadikan manusia yang berkelakuan baik, bertindak baik terhadap sesama manusia, terhadap sesama makhluk, dan terhadap Allah SWT sebagai pencipta.130

Para ahli pendidikan Islam sepakat bahwa tujuan akhir dari pendidikan Islam adalah tujuan-tujuan moralitas dalam arti kata sebenarnya. Hal ini bukan berarti mengurangi pendidikan jasmani atau pendidikan akal, tetapi alangkah lebih baik kalau pendidikan jasmani dan akal disisipi nilai-nilai akhlak dan moral.131

129

Abdullah Syukri Zarkaysi, Gontor danPembaharu PendidikanPesantren (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 19-22

130

Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Setrategi Belajar Mengajar (Badung: CV. Pustaka Setia, 1997), h. 10.

131

(46)

3. Strategi Pendidikan Akhlak

Dewasa ini istilah strategi banyak dipinjam oleh bidang-bidang ilmu lain, misalnya seperti ilmu dakwah, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi, dan lain sebagainya. Pemakaian istilah strategi dimaksudkan sebagai daya upaya seorang guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses mengajar. Maksudnya agar tujuan pengajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai secara berdaya guna dan berhasil guna. Dengan rumusan lain dapat juga dikemukakan bahwa strategi berarti pilihan pola kegiatan belajar mengajar yang diambil untuk mencapai tujuan yang efektif.132

BAB III

GAMBARAN UMUM MASJID IBNU SINA PAMULANG

A. Sejarah Berdirinya Masjid Ibnu Sina Pamulang

Masjid Ibnu Sina Pamulang ini didirikan pada bulan April 2004 dan diresmikan pada tanggal 27 April 2005 oleh Yayasan Pendidikan MEDCO di bawah pimpinan Bapak Arifin Panigoro dengan arsiteknya dan strukturalnya adalah Bapak Saiful Panigoro. Peresmiannya dilaksanakan oleh Bupati

132

(47)

Tanggerang yaitu oleh Bapak Ismet Iskandar dengan tausiyah K.H. Abdullah Gymnastiar.

Masjid ini dibangun di lingkungan yayasan sekolah dasar Islam Al-Azhar (SDIA) dan taman kanak-kanak Islam Al-Azhar (TKIA) dengan maksud untuk menlengkapi tempat beribadah dan kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat mencerdaskan umat Islam, baik yang berada di lingkungan sekitar maupun di lingkungan-lingakungan lainnya. Selain itu, letak masjid berada di kawasan strategis dan berkembang pesat dengan tumbuhnya perumahan menengah dan atas, dekat dengan perlengkapan yang menjadi kebutuhan bagi para jamaah yang berkunjung, misalnya seperti photo copy, koperasi, kantin, giant, dan Bank Bumi Putra (BP). Dengan didirikannya Masjid Ibnu Sina Pamulang ini diharapkan dapat menjadikan umat Islam lebih maju dan berkembang.133

B. Visi dan Misi

Kehadiran Masjid Ibnu Sina ditengah komplek sekolah dimaksudkan untuk : 1. Melengkapi tempat beribadah bagi anak-anak sekolah dan masyarakat

sekitar.

2. Ikut serta berperan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui anak-anak didik dengan bekal ilmu yang luas dalam bidang sosial, science, dan teknologi serta pendidikan agama Islam untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT (IPTEK dan IMTAQ).

133

(48)

3. Sebagai upaya dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta berakhlak mulia (Akhlakul Karimah), sebagaimana Firman Allah SWT : “Sesungguhnya orang-orang yang memakmurkan masjid Allah adalah orang yang beriman kepada Allah, kepada hari akhir, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka tidak takut kepada siapa pun kecuali hanya kepada Allah, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk (Q.S. At-Taubah:18)

4. Sebagai sarana tempat pembinaan ummat, khususnya masyarakat di lingkungan sekitar Masjid Ibnu Sina Pamulang.

C. Struktur Organisasi Masjid Ibnu Sina Pamulang

SUSUNAN PENGURUS DKM 2005-2007

Ketua Umum : H. Bahruddin

Ketua I : H. Asfa Davi Bya

Ketua II : H. Syaiful Panigoro

Sekretaris I : Aep Saifullah S.Ag

Sekretaris II : Irfan Fajarudin

Bendahara I : Fastabiqul Khoirot Al Gatot

Bendahara II : Hj. Tetrani Susilowati

Hubungan Masyarakat : Rifai

(49)

SEKSI-SEKSI

Seksi Peribadatan dan Takmir Masjid : Andi Rosyadi Seksi Pengajian dan Majelis Ta’lim : Dian Nislawati

Seksi Kegiatan sosial : Sawung Gogor Rahmadi

Seksi Perpustakaan : H. Gunanto

Seksi Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) : H. Ahmad Saichu Seksi Pemeliharaan dan Kebersihan : Firna

Seksi Peralatan dan Perlengkapan : Parto

Seksi Keamanan dan Ketertiban : Machburi

Seksi Dana Jum’atan : Sa’dullah Baihaqi Seksi Usaha dan Dana : Fifid134

STRUKTUR ORGANISASI 2007-2009

- - - - - -

134

Company Profil Masjid Ibnu Sina Pamulang, 2005.

Dewan Pembina

Badan Pengurus - Ketua - Sekretaris - Bendahara Badan

Penasehat

(50)

135 Ketengan :

: Garis Komando --- : Garis Koordinasi

SUSUNAN PENGURUS DKM 2007-2009

Dewan Pembina : 1. Wawan Karsiwan 2. H. Baharuddin Dewan Penasehat : 1. H. Asfa Davi Bya

2. H. Sugiarto

3. Andy Rosyadi,S.Ag Dewan Pengawas : 1. Ramsa Sitompul

2. Wartono

Company Profil Masjid Ibnu Sina Pamulang, 2007.

(51)

4. Wakil sekretaris : Windy Mulia Sari 5. Bendahara : Hj. Tentrani Susilowati 6. Wakil bendahara : Lusiawati

SEKSI-SEKSI

1. Seksi Dakwah / Pengajian / Majlis Ta’lim : 1. Ika Purbaloka 2. Sulaeman 2. Seksi Peribadatan dan Takmir Masjid : 1. H. Abd. Madjid

2. Iwan Jatmika 3. Seksi Kegiatan Sosial / ZIS : Jajang Solihin

4. Seksi Perpustakaan : Marwah Daud Ibrahim

5. Seksi TPA / TPQ : H.A. Syaichu

6. Seksi Pemeliharaan / Kebersihan / Perlengkapan : Sis Eko Warsono 7. Seksi Keamanan dan Ketertiban : Paiman

8. Seksi Dana Jum’atan : Ibnu Aslam

9. Seksi Dana / Usaha : Abdullah136

D. Program Kegiatan Masjid Ibnu Sina Pamulang

Program Kegiatan Rutin

1. KEGIATAN HARIAN RUTIN

NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU

1 Shalat berjamaah

Anak-anak sekolah,

sopir antar jemput,

(52)

anaknya dan baby

2. KEGIATAN MINGGUAN

NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU

(53)

3. KEGIATAN BULANAN

NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU

1 Pengajian

NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU

(54)

‘Idul Fithri & Halal Bihalal

Guru KB, TK, SD, Outsorching dan warga sekitar masjid 3 Shlat ‘idul adha Syi’ar Islam Karyawan YPM,

Guru KB, TK, SD, Outsorching, orang tua murid dan warga sekitar masjid

Disesuaikan

4 Pemotongan Hewan Qurban

Syi’ar Islam Karyawan YPM, Guru KB, TK, SD, Outsorching dan warga sekitar masjid

Disesuaikan

5 Peringatan Hari Besar Islam (PHBI)

-Maulid Nabi -Isra Mi’raj

-Tahun Baru Islam

Syi’ar Islam Karyawan YPM, Guru KB, TK, SD, Outsorching dan warga sekitar masjid

(55)

71 Sudah selayaknya masjid menjadi tempat dilaksanakannya kegiatan-kegiatan yang dapat melahirkan umat yang cerdas dan berkualitas. Karena masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah saja, tetapi masjid juga dapat difungsikan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan-kegiatan baik kegiatan sosial, pendidikan, ekonomi, militer, dan musyawarah.

Di Masjid Ibnu Sina Pamulang ada beberapa program kegiatan yang telah tersusun dengan rapih. Di antaranya ada kegiatan harian, kegiatan mingguan, kegiatan bulanan, dan kegiatan tahunan.

Kegiatan harian Masjid Ibnus Sina Pamulang di antaranya adalah shalat berjamaah. Misalnya shalat Dzuhur yang dihadiri oleh karyawan masjid, guru SDIA (Ssekolah Dasar Islam Al-Azhar), siswa-siswi SDIA dan diteruskan oleh pembelajaran shalat bagi siswa-siswi SDIA. Shalat Ashar hanya dihadiri oleh karyawan masjid dan guru SDIA. Sedangkan untuk shalat Shubuh, Maghrib, ‘Isya dihadiri oleh warga sekitar masjid.

Juga ada bimbingan membaca Al-Qur’an, kegiatan ini untuk mengisi waktu luang orang tua murid TKIA, SDIA dalam menunggu anak-anaknya yang sedang belajar di kelas. Dalam pelaksanaannya orang tua murid dipersilahkan untuk membaca Al-Qur’an satu persatu lalu kemudian dikoreksi yang salahnya dan diberitahukan bagaimana cara membacanya kemuadian dilanjutkan dengan tanya jawab.

Kegiatan TPQ siang dan TPQ sore. Untuk TPQ siang hanya diikuti oleh siswa/i sekolah Al-Azhar Pamulang dari hari Senin sampai hari Kamis pukul

71

(56)

11.00-12.00 WIB. Kegiatan ini diadakan guna untuk membantu para siswa/i dalam mempelajari (baca tulis) Al-Qur’an. Untuk mengikuti kegiatan ini mereka dikenakan biaya sebesar Rp. 50.000/anak, waktu pembayarannya adalah satu bulan sekali. Kegiatan TPQ sore diperuntukan bagi siswa/i sekolah Al-Azhar Pamulang dan masyarakat atau warga sekitar masjid Ibnu Sina Pamulang untuk membantu masyarakat atau warga sekitar dalam mempelajari (baca tulis) Al-Qur’an, dimulai dari pukul 16.00-17.00 WIB. Dalam kegiatan ini mereka hanya dikenakan infaq saja dan tidak ditentukan jumlah pembayarannya.

Kegiatan mingguannya adalah shalat Jum’at yang dihadiri oleh murid sekolah, karyawan masjid, orang tua murid dan warga sekitar masjid.

Majelis ta’lim As-Sakinah yang dilaksanakan pada hari kamis dan dihadiri oleh orang tua murid SDIA, TKIA dan jamaah majlis ta’lim dari luar yang sifatnya undangan seperti dari dari BSD dan Pondok Cabe. Untuk penceramahnya didatangkan dari luar (bukan karyawan masjid) dan terkadang pada

moment-moment tertentu majelis ta’lim As-Sakinah mengundang ustadz-ustadz kondang

seperti AA Gym, Jefry al-Bukhari.

Majlis ta’lim Ibnu Sina yang diadakan pada hari Ahad malam pukul 19.30 WIB yang dihadiri oleh warga sekitar Masjid Ibnu Sina Pamulang dan yang mengisi ceramah dalam kegiatan ini adalah karyawan masjid, mereka mengisi kegiatan ini secara bergantian untuk setiap minggunya. Metode yang mereka gunakan adalah ceramah sebagaimana biasanya kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab.

(57)

(Yayasan Pendidikan MEDCO), guru KB (Kelompok Bermain), guru TKIA, dan guru SDIA. kegiatan bulanan ini diisi oleh Ustadz Sofa dan Ustadz KH. Sayyidih yang mana dalam penyampaiannya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.

Kegiatan tahunannya ada Ta’mir Ramadhan yang dihadiri oleh karyawan YPM (Yayasan Pendidikan MEDCO) yang bekerja di SDIA dan di TKIA, warga sekitar masjid. Mengenai imam dan penceramah pada Bulan Ramadhan khususnya shalat Tarawih sudah diatur oleh panitia Ta’mir Ramadhan.

Shalat ‘Idul Fithri di Masjid Ibnu Sina Pamulang ini dihadiri oleh 200 orang dan untuk khatibnya ketua masjid ini yakni Aep Saifullah dan terkadang khatibnya didatangkan dari luar. Sedangkan untuk Halal Bihalal dihadiri oleh 55 orang yang penceramahnya didatangkan dari luar dan dari karyawan Masjid Ibnu Sina Pamulang.

Shalat ‘Idul Adha di Masjid Ibnu Sina Pamulang dihadiri oleh 300 orang yang memenuhi ruangan atas dan bawah dan dilanjutkan dengan pemotongan hewan qurban yang mana panitianya sudah dibentuk sebelumnya dengan melibatkan warga sekitar Masjid Ibnu Sina Pamulang. Untuk pendistribusian daging qurban terlebih dahulu diprioritaskan untuk warga sekitar di luar komplek.

(58)

Dari segi kegiatan sosial, Masjid Ibnu Sina Pamulang pernah melakukan kegiatan-kegiatan sosial seperti memberikan santunan, bantuan sembako ke masyarakat sekitar, dan mengirimkan bantuan ketika terjadinya peristiwa Tsunami.

Dana untuk membiayai semua kegiatan tersebut berasal dari 4 sumber, di antaranya adalah :

1. TPQ Ibnu Sina Siang. 2. Dana Jum’atan. 3. Penyewaan Gedung.

4. Bantuan dari Bupati Tanggerang. 72

II. Program Pengembangan

A. Pembentukan Koperasi Ibnu Sina Tujuan :

a. Sebagai sumber dana masjid.

b. Mengelola kebutuhan murid sekolah. c. Menyediakan keperluan untuk ibadah.

d. Membantu karyawan yang memerlukan dana. e. Sebagai syari’at Islam.

Terdiri dari dua jenis koperasi : 1. Koperasi Usaha

Menyediakan :

72

(59)

a. Perlengkapan pakaian seragam sekolah KB, TK, dan SD. b. Perlengkapan ATK untuk kantor.

c. Perlengkapan ATK untuk murid. d. Buku-buku Islami.

e. Kaset dan CD Islami.

f. Perlengkapan Shalat : sajadah, kain sarung.

g. Souvenir Masjid : kalender, kartu iqra, mukenah dan lain-lain. h. Sembako : beras, gula, minyak, air mineral dan lain-lain. i. Hewan Qurban / Akekah.

2. Koperasi Simpan Pinjam

Anggota : karyawan YPM (Yayasan Pendidikan MEDCO), guru, orang tua murid, dan warga sekitar masjid.

Melayani : jasa simpan pinjam. Sasaran :

a. Murid sekolah Pamulang.

b. Karyawan dan guru sekolah Pamulang. c. Orang tua murid.

d. Warga sekitar masjid.73

Koperasi Ibnu Sina ini buka setiap hari Senin sampai dengan hari Jum’at. Koperasi Ibnu Sina terdiri dari dua bagian yaitu koperasi usaha, dan koperasi simpan pinjam. Tujuan diadakannya Koperasi Ibnu Sina ini adalah untuk memenuhi kebutuhan murid sekolah, alat-alat tulis kantor, menyediakan keperluan ibadah, dan untuk membantu karyawan masjid yang memerlukan dana.

73

Gambar

GAMBARAN UMUM MASJID IBNU SINA PAMULANG
gambaran dari suatu kegiatan yang akan datang dalam jarak waktu tertentu dan

Referensi

Dokumen terkait