• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Sistem Informasi Aset Fisik Masjid (Studi Kasus: Masjid Ibnu Sina Jl. Veteran Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pengembangan Sistem Informasi Aset Fisik Masjid (Studi Kasus: Masjid Ibnu Sina Jl. Veteran Malang)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya 3005

Pengembangan Sistem Informasi Aset Fisik Masjid (Studi Kasus: Masjid Ibnu Sina Jl. Veteran Malang)

Rayhan Adri1, Ismiarta Aknuranda2, Welly Purnomo3

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1rayhanadri@gmail.com, 2i.aknuranda@ub.ac.id, 3wepe@ub.ac.id

Abstrak

Masjid Ibnu Sina yang berada di Kota Malang memiliki organisasi pengurus masjid yang tergabung dalam takmir dan remaja masjid yang bertujuan untuk membangun masjid yang nyaman digunakan masyarakat. Banyak kegiatan masjid terkait dengan kegiatan ibadah rutin maupun kegiatan kerohanian yang membutuhkan aset fisik sebagai penunjang Namun terdapat masalah pada informasi aset yang dimiliki masjid yang berpotensi dapat menyebabkan terhambatnya kegiatan masjid karena kondisi aset yang tidak diketahui. Tidak adanya informasi aset masjid juga dapat mengakibatkan pemborosan karena usulan pembelian barang tidak terkelola sehingga dapat menyebabkan pembelian ulang barang yang sudah dimiliki masjid. Berdasarkan permasalahan pada informasi aset masjid dalam penelitian ini dikembangkan sebuah sistem informasi aset fisik yang dapat menjadi sarana untuk memudahkan pengurus masjid dalam mengelola aset yang dimiliki oleh masjid. Dengan adanya sistem informasi aset fisik diharapkan pengurus masjid dapat memanfaatkan sistem informasi sebagai sarana untuk menerapkan manajemen aset fisik masjid yang lebih baik. Sistem informasi aset fisik dibuat dengan pendekatan waterfall pada sistem web dengan framework Laravel yang berbasis pada bahasa pemrograman PHP untuk memudahkan akses dan pengembangan lanjut sistem informasi Masjid Ibnu Sina. Hasil dari pengujian validasi pada sistem informasi aset fisik Masjid Ibnu Sina memberikan hasil yang baik dengan beberapa catatan umpan balik dari pengguna dan hasil pengujian kompatibilitas menunjukkan kompatibilitas yang baik pada sebagian besar peramban web yang tersedia untuk versi desktop.

Kata kunci: aset fisik, masjid, waterfall, sistem informasi, laravel Abstract

Ibnu Sina Mosque, located in Malang City, has a mosque management organization which consist of takmir and remaja masjid that aims to build a mosque that is comfortable for the community to use.

Many activities carried out by mosque management organization are related to routine worship activities and spiritual activities that require physical assets to support them. However, there is a problem with the information on assets owned by the mosque which could potentially cause obstruction of mosque activities due to unknown asset conditions. The absence of information on mosque assets can also lead to waste because the proposed purchase of goods is not managed so that it can lead to repurchasing of items already owned by the mosque. Based Ibnu Sina Mosque’s problems on asset information, this study aims to build a physical asset information system that can facilitate mosque management in managing assets owned by the mosque. With the physical asset information system, it is hoped that the mosque management can use the information system to implement better mosque physical asset management. The physical asset information system developed with waterfall approach on web- based system with Laravel framework that based on PHP programming laguange to facilitate easier access and further development of the information system of the Ibnu Sina Mosque. The results of the validation test on the physical asset information system of the Ibnu Sina Mosque give good results with some feedback records from users and the compatibility test results show good compatibility on most web browsers available for the desktop version.

Keywords: physical asset, mosque, waterfall, information system, laravel

(2)

1. PENDAHULUAN

Masjid merupakan tempat ibadah bagi setiap muslim. Selain memiliki fungsi utama sebagai tempat untuk ibadah shalat, masjid juga berfungsi sebagai pusat kegiatan umat Islam sehingga dapat digunakan sebagai tempat untuk mendapatkan pengetahuan, berkumpul dengan komunitas Islami, dan mengadakan berbagai ritual dan acara keagamaan lainnya (Mohamed, et al., 2014).

Masjid Ibnu Sina Malang memiliki organisasi pengurus masjid yang terdiri dari takmir dan remaja masjid. Pengurus masjid Ibnu Sina bertujuan untuk membangun Masjid Ibnu Sina menjadi masjid yang nyaman bagi masyarakat. Oleh karena itu, mereka harus bertanggung jawab dalam pengelolaan aset masjid yang dapat digunakan untuk mendukung tujuan tersebut.

Aset masjid digunakan dalam berbagai kegiatan di masjid seperti shalat lima waktu berjamaah, shalat Jumat, kajian rutin, buka puasa, dan Idul Qurban. Ketersediaan informasi mengenai kondisi aset masjid merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam mengelola masjid. Informasi aset masjid terutama informasi kelayakan aset penting untuk diketahui supaya kegiatan masjid dapat dilaksanakan tanpa kendala aset yang tidak layak pakai. Permasalahan ketersediaan informasi aset ini dapat disebabkan oleh kurangnya pencatatan aset dan tidak adanya sarana untuk menerapkan manajemen aset yang baik.

Manajemen aset perlu diterapkan pada organisasi supaya organisasi dapat memperoleh aset sesuai dengan kebutuhan bisnisnya serta menyediakan layanan pendukung sehingga dapat beroperasi dengan baik (Hastings, 2015).

Dengan diterapkannya manajemen aset, informasi terhadap aset dapat tersedia sehingga operasional organisasi tidak terganggu oleh kondisi aset yang tidak layak pakai. Praktik manajemen aset dapat dapat ditingkatkan dengan menerapkan teknologi informasi melalui sistem informasi aset.

Sistem informasi untuk manajemen aset merupakan sarana untuk menerjemahkan tujuan manajemen aset menjadi tindakan operasional dengan memungkinkan proses siklus hidup aset, memfasilitasi integrasi organisasi, dan menciptakan budaya yang menghargai informasi dan meningkatkan efisiensi dan pertumbuhan organisasi (Haider, 2012). Dengan adanya

sistem informasi aset yang menjadi sarana untuk layanan informasi aset, manajemen aset dapat lebih mudah dilaksanakan pada organisasi seperti organisasi pengurus masjid.

Pengurus Masjid Ibnu Sina mengalami masalah dalam pengelolaan data aset. Pengurus Masjid Ibnu Sina belum memliki sarana penyimpanan data informasi aset masjid yang dapat dengan mudah diakses oleh seluruh pengurus masjid. Pencatatan aset secara manual melalui buku catatan tidak cukup untuk dapat diandalkan karena informasi aset tidak dapat diakses oleh seluruh anggota pengurus masjid.

Rencana pembelian aset juga tidak tercatat dan tidak dikelola dengan baik sehingga berpotensi menyebabkan pembelian ulang untuk barang yang sudah diusulkan sebelumnya. Berdasarkan permasalahan pada informasi aset masjid, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem informasi aset untuk mendukung pengelolaan data aset yang dimiliki Masjid Ibnu Sina. Sistem informasi aset diharapkan dapat memungkinkan takmir Masjid Ibnu Sina untuk menerapkan manajemen aset melalui pendaftaran aset masjid, informasi kondisi aset masjid, dan pengelolaan usulan aset masjid.

Sistem informasi aset fisik yang dikembangkan dalam penelitian ini dibangun dengan pendekatan waterfall. Pendekatan model waterfall digunakan saat persyaratan sistem yang dibangun dapat dipahami, jelas, dan tetap (Alshamrani & Bahattab, 2015). Implementasi sistem dibangun pada sistem web dengan framework Laravel yang berbasis bahasa pemrograman PHP. Di akhir tahapan pengembangan sistem dilakukan pengujian dengan uji validasi dan uji kompatibilitas. Uji validasi dilakukan untuk memvalidasi persyaratan sistem dan mendapatkan masukkan umpan balik dari pengguna sedangkan uji kompatibilitas peramban dilakukan untuk menguji sistem yang dibuat terhadap masalah akses kompatibilitas dengan peramban web..

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi

Sistem informasi yang dibangun pada penelitian ini bertujuan untuk mengelola aset fisik masjid. Sistem informasi adalah sistem yang menerima sumber daya data sebagai input dan memproses data tersebut menjadi produk informasi sebagai output (O’Brien & Marakas, 2010). Pada sistem informasi terdapat komponen

(3)

sumber daya yang saling terkait berupa manusia, perangkat keras, perangkat lunak, dan sumber daya jaringan yang memiliki batasan dan tujuan yang sama. Illustrasi Komponen yang terdapat pada sistem informasi terdapat pada Gambar 1.

Gambar 1. Komponen pada Sistem Informasi Sumber: O’Brien & Marakas (2010) 2.2 Aset

Berdasarkan ISO 55000 yang dimaksud dengan aset adalah benda atau entitas yang memiliki potensi atau nilai untuk organisasi (ISO, 2014). Aset dapat dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik yang membedakan aset-aset tersebut.

Penelitian ini mengembangkan sistem informasi untuk mengelola aset yang berjenis fisik. Aset fisik merujuk pada peralatan, inventaris, dan properti yang dimiliki oleh suatu organisasi (ISO, 2014). Aset yang dikelompokkan sebagai aset fisik adalah benda- benda yang memiliki wujud fisik seperti mesin, bangunan, kendaraan, alat komunikasi, dan infrastruktur lainnya (Hastings, 2015).

2.3 Waterfall Model

Penelitian ini mengadaptasi pengembangan perangkat lunak dengan model waterfall. Model pengembangan perangkat lunak waterfall dikenal karena memiliki tahapan yang mengalir dari fase ke fase lainnya (Sommerville, 2016).

Terdapat beberapa tahapan yaitu pendefinisian persyaratan, perancangan sistem, implementasi sistem, pengujian sistem, serta operasi dan pemeliharaan sistem. Illustrasi proses waterfall model terdapat pada Gambar 2.

Gambar 2. Waterfall Model Sumber: Sommerville (2016)

2.4 Framework Laravel

Implementasi sistem dalam penelitian ini dilakukan dengan framework Laravel. Laravel merupakan framework pengembangan aplikasi web berbasis PHP (Hypertext Preprocessor).

Penggunaan Laravel dapat menghasilkan kode yang lebih bersih dan dapat mengurangi waktu untuk implementasi pengembangan fungsional (Widodo & Purnomo, 2016).

Laravel menerapkan pola arsitektur MVC yang lengkap. Pola arsitektur MVC pada laravel memungkinkan aplikasi web memiliki banyak tampilan berbeda dari suatu model yang umum (Armel, 2014). Gambar 3 menunjukkan illustrasi arsitektur sistem MVC pada Laravel.

Gambar 3. Arsitektur Sistem MVC pada Laravel Sumber: Armel (2014)

3. METODOLOGI PENELITIAN

Alur pada penelitian ini mengadaptasi dari pengembangan sistem informasi dengan pendekatan waterfall dengan batasan hingga tahapan pengujian sistem. Pengembangan sistem informasi dalam penelitian dimulai pada pendefinisian persyaratan sistem dan selesai setelah melalui pengujian sistem. Alur metodologi penelitian terdapat pada Gambar 4.

(4)

Gambar 4. Alur Metodologi Penelitian

3.1 Analisis Persyaratan

Analisis persyaratan dilakukan untuk menggali kebutuhan pengguna dan persyaratan sistem yang harus dipenuhi. Untuk mengetahui persyaratan sistem dilakukan observasi dan wawancara. Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana keadaan aset yang ada di Masjid Ibnu Sina. Sedangkan wawancara dilakukan kepada pengurus masjid untuk mengetahui proses bisnis dalam organisasi, permasalahan yang dialami, dan harapan perbaikan untuk proses yang sudah berjalan.

Tahapan analisis persyaratan akan menghasilkan model proses bisnis, daftar persyaratan sistem, dan use case.

3.2 Perancangan Sistem

Pada perancangan sistem dilakukan pemodelan dengan diagram UML (Unified Modelling Language), physical data model, dan wireframe. Diagram UML yang digunakan dalam penelitian yaitu sequence diagram dan class diagram. Sequence diagram digunakan untuk memodelkan interaksi yang ada pada komponen sistem. Class diagram digunakan untuk memodelkan komponen yang ada di dalam sistem dalam bentuk class. Physical data model digunakan untuk memodelkan struktur basis data yang digunakan dalam sistem.

Sedangkan wireframe digunakan untuk merancang struktur tampilan antarmuka web.

3.3 Implementasi Sistem

Pada tahap implementasi sistem dilakukan implementasi kode untuk membangun system berdasarkan rancangan yang telah dibuat. Pada tahap implementasi ini dibuat data definition language (DDL) untuk membangun basis data dan kode PHP untuk mengembangkan program.

3.4 Pengujian Sistem

Pengujian terhadap sistem bertujuan untuk mengetahui kekurangan di sistem informasi yang dikembangkan. Pengujian sistem dalam penelitian ini dilakukan menggunakan metode black box dengan pengujian validasi dan pengujian kompatibilitas. Pengujian validasi bertujuan untuk menguji fungsionalitas sistem terhadap persyaratan dan mendapatkan umpan balik dari pengguna. Sedangkan pengujian kompatibilitas bertujuan untuk menguji kesesuaian kemampuan sistem untuk diakses melalui berbagai peramban web.

4. HASIL PENELITIAN 4.1 Proses Bisnis

Terdapat empat proses bisnis as is yang dapat teridentifikasi yaitu proses bisnis penyimpanan barang, peminjaman barang, pengembalian barang, perbaikan barang, dan pelepasan barang. Dari empat proses bisnis as is tersebut dibuat empat proses bisnis to be yang melibatkan penggunaan sistem informasi oleh pengguna dalam dalam proses bisnis. Berikut contoh pemodelan proses bisnis bisnis as is dan proses bisnis to be perbaikan barang terdapat pada Gambar 5 dan Gambar 6.

Gambar 5. Proses Bisnis As is Perbaikan Barang

Gambar 6. Proses Bisnis To be Perbaikan Barang

(5)

4.2 Use Case Diagram

Use case diagram dibuat untuk menampilkan interaksi antara aktor terhadap sistem. Gambar 7 merupakan use case diagram yang menunjukkan interaksi antara pengguna dan sistem informasi aset fisik masjid.

Gambar 7. Use Case Diagram Sistem

Setiap use case memiliki use case specification yang berisi detail interaksi rinci yang terjadi antara aktor dan sistem. Tabel 1 menunjukkan use case specification mengelola aset.

Tabel 1. Use Case Specification Mengelola Aset Kode Use Case UC-SIMASJID-07 Nama Use Case Mengelola Aset Brief Description Menjelaskan bagaimana

pengelola aset untuk mengelola data aset yang

telah terdaftar di sistem.

Aktor Pengelola aset

Pre-condition • Aktor telah terautentikasi oleh

sistem

• Terdapat data aset yang tercatat di

sistem Post-condition Perubahan pada data aset 1. Basic Flow:

{use case dimulai}

1.1 Use case saat ketika pengelola aset memilih untuk mengelola aset.

1.2 Sistem menampilkan menu pengelolaan aset.

{mengubah status aset}

1.3 Pengelola aset memilih untuk mengubah status aset.

1.4 Sistem meminta pengisian status dan keterangan aset.

1.5 Pengelola mengisi status dan keterangan aset.

1.6 Sistem menyimpan data aset.

1.7 Sistem menampilkan data aset dengan status yang telah diubah.

1.8 Use case selesai.

2. Alternative Flow:

2.1 Mengubah Data Aset

2.1.1 Setelah {use case dimulai} pengelola aset memilih untuk mengubah data aset.

2.1.2 Sistem menampilkan formulir pengisian data aset.

2.1.3 Pengelola aset mengisi data aset yang terdiri dari merek, tipe/model barang, lokasi, dan nilai barang.

2.1.4 Sistem menyimpan data aset.

2.1.5 Sistem menampilkan data aset yang telah diubah.

2.1.6 Use case selesai.

2.2 Menghapus Data Aset

2.2.1 Setelah {use case dimulai} pengelola aset memilih untuk menghapus data aset.

2.2.2 Sistem meminta konfirmasi penghapusan data aset.

2.2.3 Pengelola aset mengkonfirmasi penghapusan data aset.

2.2.4 Sistem menghapus data aset.

2.2.5 Sistem menampilkan daftar aset.

2.2.6 Use case selesai.

4.3 Pemodelan Data

Pemodelan data bertujuan untuk memberikan visualisasi grafik struktur basis data yang digunkan sistem. Notasi yang digunakan untuk memodelkan data yaitu PDM (Physical Data Model). Berikut PDM dari data yang digunakan oleh sistem terdapat pada Gambar 8.

Gambar 8. Physical Data Model Sistem

4.4 Perancangan Sequence Diagram

Perancangan sequence diagram digunakan

(6)

untuk menyajikan interaksi sekuensial secara visual yang dilakukan oleh aktor pengguna sistem dengan komponen sistem serta antar komponen sistem. Gambar 9 merupakan sequence diagram sistem untuk mengelola aset.

Gambar 9. Sequence Diagram Mengelola Aset

4.5 Perancangan Class Diagram

Perancangan class diagram bertujuan untuk menyajikan struktural dari sistem dan menyajikan visualisasi asosiasi yang terdapat diantara kelas-kelas di dalam sistem. Gambar 10 menunjukkan class diagram model dan Gambar 11 menujukkan class diagram controller.

Gambar 10. Class Diagram Model

Gambar 11. Class Diagram Controller

4.6 Perancangan Antarmuka

Antarmuka digunakan sebagai media interaksi antara pengguna dan sistem. Hasil perancangan antarmuka digunakan untuk acuan dalam melakukan implementasi sistem. Gambar 12 menunjukkan rancangan antarmuka halaman detail aset.

Gambar 12. Hasil Perancangan Antarmuka Halaman Detail Aset

4.7 Implementasi Desain Antarmuka

Implementasi desain antarmuka dikembangkan berdasarkan rancangan wireframe yang sudah didesain sebelumnya.

Implementasi desain diterapkan menggunakan Hypertext Markup Language (HTML), PHP, dan Javascript dengan templating blade yang digunakan oleh framework Laravel. Berikut hasil implementasi desain antarmuka halaman detail aset terdapat pada Gambar 13.

(7)

Gambar 13. Hasil Implementasi Antarmuka Halaman Detail Aset

4.8 Pengujian Validasi

Pengujian validasi dilakukan untuk menguji fungsionalitas sistem terhadap persyaratan dan harapan pengguna. Pada pengujian validasi, pengguna berperan sebagai penguji system.

Dalam penelitian ini validasi dilakukan oleh pengurus masjid sebagai pengguna, Pengguna melakukan pengujian dengan mencoba berdasarkan tugas yang dibuat dari use case sistem.

Tabel 2. Hasil Pengujian Validasi dan Kasus Uji Mendaftarkan Aset

Kode Pengujian PV-SIMASJID_06 Relasi Use Case UC-SIMASJID-06

Tujuan Pengujian

Pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa sistem dapat

memungkinkan pengguna untuk mendaftarkan aset ke

sistem.

Prosedur Uji

1. Penguji teridentifikasi sebagai pengelola aset

2. Penguji memilih untuk mendaftarkan aset 3. Penguji menyimpan

data aset Hasil yang

diharapkan

Sistem dapat menyimpan hasil pendaftaran aset.

Hasil pengujian

Sistem berhasil menyimpan pendaftaran aset.

Status pengujian Valid

Masukkan dan saran

Size foto diperhatikan agar saat dicetak tidak pecah

4.9 Pengujian Kompatibilitas

Pengujian kompatibilitas dilakukan untuk mengetahui permasalahan pada sistem di beberapa peramban web. Tujuan dari pengujian kompatibilitas adalah untuk memastikan bahwa sistem yang telah dibangun dapat diakses menggunakan peramban web. Pengujian kompatibilitas dilakukan menggunakan aplikasi SortSite yang dapat membandingkan kompatibilitas sistem dengan beberapa peramban web yang tersedia. Gambar 13 menunjukkan hasil uji kompatibilitas sistem terhadap beberapa peramban web.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak ada masalah kompatibilitas pada peramban web platform desktop versi terbaru yang saat ini banyak digunakan seperti Edge, Firefox, Safari, Opera, dan Chrome. Namun untuk peramban web Internet Explorer dengan versi di bawah 11 terdapat Major Issues dan Minor Issues. Major Issues disebabkan karena peramban Internet Explorer versi di bawah 11 belum mendukung beberapa properti CSS dan javascript yang digunakan untuk tampilan sistem, CSS pada plug-in select2, dan javascript pada plug-in autoNumeric.js.

Gambar 13. Hasil Pengujian Kompatibilitas

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Penelitian pengembangan sistem informasi aset fisik masjid ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Analisis peryaratan berhasil mengidentifikasi 5 proses bisnis as is dan menghasilkan 5 rekomendasi proses bisnis to be, menghasilkan 12 persyaratan fungsional, 1 persyaratan non-fungsional, dan 11 use case.

2. Perancangan sistem yang menghasilkan 11 sequence diagram, physical data model yang memuat 9 tabel data, class diagram domain model dan domain logical, dan 9 wireframe antarmuka.

3. Implementasi sistem informasi pada sistem berbasis web telah berhasil dilakukan dengan framework Laravel.

(8)

4. Pengujian validasi berdasarkan 11 kasus uji berhasil memvalidasi pengujian dengan hasil seluruh hasil pengujian didapatkan valid dengan beberapa catatan masukkan untuk perbaikan. Hasil pengujian kompatibilitas pada peramban web versi desktop yaitu Edge, Firefox, Safari, Opera, dan Chrome tidak ditemukan masalah pada kompatibilitas.

5.2 Saran

Pengembangan lanjut terkait dengan sistem informasi Masjid Ibnu Sina dapat dilakukan dengan saran berikut sebagai pertimbangan:

1. Dapat dikembangkan sistem informasi masjid versi aplikasi perangkat bergerak untuk mempermudah akses pengguna.

2. Dapat dikembangkan lebih lanjut sistem informasi masjid yang berkaitan dengan aset jenis lain seperti aset keuangan dan aset habis pakai.

3. Perlu evaluasi lebih lanjut terhadap sistem informasi aset fisik Masjid Ibnu Sina untuk mengetahui lebih dalam permasalahan usability dan pengalaman pengguna.

6. DAFTAR PUSTAKA

Alshamrani, A. & Bahattab, A. 2015. A Comparison Between Three SDLC Models Waterfall Model, Spiral Model, and Incremental/Iterative Model.

International Journal of Computer Science, 12(1), 106-111.

Amadi-Echendu, J. E., Brown, K., Willett, R. &

Mathew, J. 2012. Asset Condition, Information Systems and Decision Models. Springer, London.

Armel, J. 2014. Web application development with Laravel PHP Framework version 4.

[Online] Available at:

https://www.theseus.fi/bitstream/handle/1 0024/74052/Author.pdf.

Hastings, N. A. J. 2015. Physical Asset Management With an Introduction to ISO55000. Springer Wellington Point.

Haider, A. 2012. Information Systems Implementation for Asset Management: A Theoretical Perspective. Dalam: Amadi- Echendu, W. R., B. K. & M. J., penyunt.

Asset Condition, Information Systems and Decision Models. Springer, London.

ISO. 2014. INTERNATIONAL STANDARD ISO 55000 Asset management — Overview, principles and terminology. International Organization for Standardization.

Mohamed, I. S., Aziz, N. H. A., Masrek, M. N.

& Daud, N. M. 2014. Mosque fund management: issues on accountability and internal. Procedia - Social and Behavioral Sciences, Volume 145. 189-194.

O’Brien, J. & Marakas, G. 2010. Introduction to Information Systems. 15th Edition. Paul Ducham, New York.

Sommerville, I. 2016. Software Engineering Tenth Edition. 10th ed. Pearson, Harlow.

Widodo, B. P. & Purnomo, H. D. 2016.

Perancangan Aplikasi Pencarian Pelayanan Kesehatan Berbasis HTML 5 Geolocation. Jurnal Sistem Komputer, Volume 6, 44-51.

Gambar

Gambar 1. Komponen pada Sistem Informasi  Sumber: O’Brien & Marakas  (2010)  2.2  Aset
Gambar 5. Proses Bisnis As is Perbaikan Barang
Tabel 1. Use Case Specification Mengelola Aset   Kode Use Case  UC-SIMASJID-07  Nama Use Case  Mengelola Aset  Brief Description  Menjelaskan bagaimana
Gambar 11. Class Diagram Controller
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan rendah hati penulis menyadari bahwa pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki sangat sedikit, namun penulis mencoba mengemukakan sebuah karangan ilmiah

Untuk meraih misi dari Dapur Bebek Bojongsoang Bandung yaitu menjadi rumah makan bebek pilihan konsumen di Indonesia, Dapur Bebek Bojongsoang Bandung tidak hanya

(daun oncit) sebagai pewarna kain sutera menggunakan fiksator tunjung 1 gram, 2 gram, dan 3 gram ditinjau dari ketahanan luntur berdasarkan pada perubahan warna

Peranan Kejaksaan sebagai salah satu unsur penting dalam SPP menempati peran yang sangat penting dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dalam rangka melaksanakan penuntutan

19 SK tentang penetapan penanggung jawab dalam pemulangan pasien SK penyampaian hak dan kewajiban pasien kepada pasien dan petugas, bukti-bukti pelaksanaan penyampaian informasi..

Berdasarkan nilai OR di atas maka dapat disimpulkan bahwa: ibu dengan kelompok umur saat melahirkan berisiko (< 20 tahun atau > 35 tahun), K4 tidak terpenuhi berisiko 4,3

Hipotesis 1: Attitude Toward The Behavior secara signifikan berpengaruh positif terhadap Behavioral Intention masyarakat untuk berpartisipasi dalam program

Ovaprim adalah hormon yang berfungsi untuk merangsang dan memacu hormon gonadothropin pada tubuh ikan sehingga dapat mempercepat proses ovulasi dan pemijahan, yaitu pada