• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Audit Internal Dna Pengendalian Intern Terhadap Pencegahan Kecurangan Pada Pemerintah Kabupaten Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Audit Internal Dna Pengendalian Intern Terhadap Pencegahan Kecurangan Pada Pemerintah Kabupaten Bandung"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH AUDIT INTERNAL DAN PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PENCEGAHAN KECURANGAN PADA PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

THE INFLUENCE OF INTERNAL AUDIT AND INTERNAL CONTROL FRAUD PREVENTION OF LOCAL GOVERNMENTS IN BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Strata 1 Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Program Akuntansi

Oleh :

RIO SEMPANA KARO KARO 21111153

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(2)

PENGARUH AUDIT INTERNAL DAN PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PENCEGAHAN KECURANGAN PADA PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

Oleh :

Rio Sempana Karo Karo

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

ABSTRACT

This research was conducted in Bandung regency government. The phenomenon that occurs is the case of internal control weaknesses, such as accounting and reporting control weaknesses, as well as cases of weakness of internal control structure. The existence of such fraud occurring, non-compliance with regulations resulting in a loss of area and the surrender value of assets or deposit cash into countries / regions. The research objective was to determine the effect of internal audit and internal control of fraud prevention in Bandung regency government.

The method used in this research is descriptive and verification method. Descriptive method used to determine the variable picture of internal audit, internal control variables and variables fraud prevention. To determine the effect of internal audit and internal control performed statistical tests. The test statistic used is designing the structural model, designing a measurement model, construct the path diagram, test the model fit. Suitability test structural models and hypotheses using software SmartPLS 2.0.M3.

These results indicate that internal audit has a significant positive effect on the prevention of fraud and internal control effect / positively to the prevention of fraud in Bandung regency government.

Keywords: Internal Audit, Internal Control, Fraud Prevention

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Banyaknya kasus kecurangan yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini menjadi perhatian khusus pemerintah dan masyarakat (Chairun Nisak, 2013). Menurut Fitrawansyah, pencegahan kecurangan merupakan aktivitas memerangi kecurangan dengan biaya yang murah, karena pencegahan kecurangan bisa dianalogikan dengan penyakit, yaitu lebih baik dicegah daripada diobati (Theresa Festi T, 2014). Ada tiga bentuk kecurangan, yaitu pertama, penyalahgunaan atas asset adalah kecurangan yang melibatkan pencurian aktiva entitas, kedua yaitu pernyataan palsu atas laporan keuangan salah saji atau pengabaian jumlah atau pengungkapan yang disengaja dengan maksud menipu para pemakai laporan keuangan itu, dan ketiga adalah korupsi penyalahgunaan jabatan di sektor pemerintah untuk keuntungan pribadi (Tuanakotta, 2010).

Pada Pemerintah Kabupaten Bandung, masih terdapat sebanyak 34 kasus, dimana diantaranya 14 kasus kelemahan sistem pengendalian intern, 16 kasus ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengakibatkan kerugian daerah, dan 4 kasus nilai penyerahan asset atau penyetoran ke kas negara/daerah atas temuan yang telah ditindaklanjuti dalam proses pemeriksaan (Harry Azhar Azis, 2014).

Audit internal memainkan peran penting dalam memantau dalam memantau aktivitas dan memastikan bahwa program pengendalian anti kecurangan telah berjalan efektif serta aktivitas audit internal dapat mencegah dan sekaligus mendeteksi kecurangan (Ratna Amelia, 2013). Dengan adanya audit internal yang diharapkan segala kecurangan atau kesalahan dan tindakan-tindakan yang merugikan suatu organisasi akan dapat dikurangi bahkan dapat dihindari (Gusnardi, 2011).

(3)

kecurangan yang terjadi di pemerintahan Indonesia disebabkan sistem deteksi dan audit internal daerah itu sendiri dimatikan, seperti badan pengawas daerah tidak berfungsi karena di isi oleh orang-orang buangan dan orang yang menjelang pensiun (Robert Emdi Jaweng, 2013).

Sistem Pengendalian Intern (SPI) dalam penerapannya harus senantiasa memperhatikan norma keadilan dan kepatuhan serta mempertimbangkan ukuran kompleksitas dan sifat dari tugas dan fungsi instansi pemerintah (Mulyani, 2011). Pada Pemerintah Kabupaten Bandung, masih terdapat 14 kasus kelemahan Sistem Pengendalian Intern (SPI) dengan rincian diantaranya, 9 kasus kelemahan pengendalian akuntansi dan pelaporan, 2 (dua) kasus kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja, dan 3 (tiga) kasus kelemahan struktur pengendalian intern (Harry Azhar Azis, 2014). Sistem Pengendalian Intern (SPI) yaitu kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi manajemen bahwa organisasi mencapai tujuannya dan sasarannya (I Gusti Agung Rai, 2010).

1.2. Rumusan Masalah

1. Seberapa besar pengaruh audit internal terhadap pencegahan kecurangan pada Pemerintah Kabupaten Bandung.

2. Seberapa besar pengaruh pengendalian intern terhadap pencegahan kecurangan pada Pemerintah Kabupaten Bandung.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mengumpulkan informasi mengenai audit internal, sistem pengendalian intern, pencegahan kecurangan, serta bukti empiris audit internal dan sistem pengendalian intern memiliki pengaruh terhadap pencegahan kecurangan pada Pemerintah Kabupaten Bandung.

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh audit internal terhadap pencegahan kecurangan pada Pemerintah Kabupaten Bandung.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengendalian intern terhadap pencegahan kecurangan pada Pemerintah Kabupaten Bandung.

1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memecahkan masalah-masalah yang terjadi mengenai audit internal, pengendalian internal, dan pencegahan terjadinya kecurangan pada Pemerintah Kabupaten Bandung. Kegunaan praktis penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagi INSPEKTORAT

Sebagai bahan pemikiran bagi INSPEKTORAT untuk dapat mengetahui pengaruh signifikan dari audit internal dan pengendalian intern terhadap pencegahan kecurangan pada Pemerintah Kabupaten Bandung sehingga dapat melakukan perbaikan-perbaikan. 2. Bagi Auditor Internal

Sebagai informasi dan masukan dalam melaksanakan tugasnya serta memaksimalkan fungsinya sehingga dapat mencegah terjadinya kecurangan yang ada di Pemerintah Kabupaten Bandung.

1.4.2. Kegunaaan Akademis

1. Bagi pengembang ilmu akuntansi sektor publik

Dapat menambah pengetahuan dan memberikan referensi ilmiah khususnya akuntansi sektor publik mengenai pengaruh audit internal dan pengendalian intern terhadap pencegahan kecurangan dengan membuktikan teori serta hasil penelitian terdahulu. 2. Penulis

(4)

bahan penulisan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Komputer (UNIKOM) Indonesia Bandung. 3. Bagi peneliti lain

Diharapkan dapat memberikanpengetahuan dan informasi atau referensi yang diperlukan untuk pengembangan pengetahuan lebih lanjut mengenai Audit Internal dan Pengendalian Intern terhadap Pencegahan Kecurangan.

II. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 2.1. Kajian Pustaka

2.1.1. Audit Internal

Menurut Sukrisno Agoes yang dikutip oleh Hery (2010:57), mendefinisikan audit internal adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit entitas, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi entitas maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan serta ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. Peraturan pemerintah misalnya peraturan dibidang perpajakan, pasar modal, lingkungan hidup, perbankan, perindustrian, investasi, dan lain-lain.

Menurut Hiro Tugiman (2006:53), pelaksanaan proses pemeriksaan internal harus meliputi empat tahapan, yaitu :

1. Perencanaan pemeriksaan

2. Pengujian dan pengevaluasian informasi 3. Penyampaian hasil pemeriksaan

4. Tindak lanjut pemeriksaan

2.1.2. Pengendalian Intern

Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2009:221), menjelaskan pengendalian internal adalah suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai guna mencapai tujuan, seperti keandalan laporan keuangan, menjaga kekayaan dan catatan organisasi, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan, serta efektifitas dan efeisiensi operasi.

Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2009:223), suatu pengendalian internal harus terdiri dari lima komponen, yaitu :

1. Lingkungan pengendalian 2. Penetapan risiko manajemen 3. Aktivitas pengendalian

4. Informasi dan komunikasi akuntansi 5. Pemantauan

2.1.3. Pencegahan Kecurangan

Menurut Amrizal (2004:5), pencegahan kecurangan adalah aktivitas yang dilaksanakan manajemen dalam hal penetapan kebijakan, sistem, dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan sudah dilakukan dewan komisaris, manajemen, dan personil lain perusahaan untuk dapat memberikan keyakinan memadai dalam mencapai tiga tujuan pokok, yaitu keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi serta kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Menurut Amrizal (2004:5), menyatakan kecurangan yang mungkin terjadi harus dicegah antara lain dengan cara-cara berikut :

1. Membangun struktur pengendalian intern yang baik 2. Mengefektifkan aktivitas pengendalian

3. Meningkatkan kultur organisasi

4.

Mengefektifkan fungsi internal audit

2.2. Kerangka Pemikiran

(5)

Menurut hasil penelitian Ony Widilestariningtyas (2012) menyatakan bahwa hubungan antara audit internal dengan pencegahan kecurangan, audit internal berpengaruh signifikan terhadap pencegahan kecurangan baik secara simultan dan parsial.

2.2.2. Pengaruh Pengendalian Intern terhadap Pencegahan Kecurangan

Hubungan antara Pengendalian Intern terhadap Pencegahan Kecurangan diungkapkan oleh Sukrisno Agoes (2012:212), menyatakan bahwa, jika pengendalian intern suatu badan usaha lemah, maka kemungkinan terjadinya kesalahan dan kecurangan semakin besar. Sebaliknya, jika pengendalian intern suatu badan usaha kuat, maka kemungkinan terjadinya kesalahan dan kecurangan bisa diperkecil.

Paradigma pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

2.3. Hipotesis

H1 = Audit internal berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan.

H2 = Pengendalian intern berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan.

III. Metodologi Penelitian 3.1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signnifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan.

Metode deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Metode verifikatif digunakan untuk menguji kebenaran teori dan hipotesis yang telah dikemukakan para ahli mengenai Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Internal terhadap Pencegahan Kecurangan. Metode verifikatif yang digunakan untuk menguji dengan menggunakan alat uji statistik yaitu Model Persamaan Struktural (Structural Equation Model

SEM) berbasis variance atau yang lebih dikenal dengan Partial Least Square (PLS).

3.2. Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala No. Kuesioner Audit Internal

(X1)

Audit internal (pemeriksaan internal) adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

(Hiro Tugiman 2006:1)

1. Perencanaan Pemeriksaan

2. Pengujian dan pengevaluasian

3. Penyampaian hasil pemeriksaan

4. Tindak lanjut hasil pemeriksaan (Hiro Tugiman, 2006)

O R D I N A L

1 – 2

3 – 4

5 – 6

7

Pengendalian Intern

Pengendalian intern adalah suatu proses, yang dipengaruhi oleh

1. Lingkungan pengendalian

8 – 9

Audit Internal (X1)

Pengendalian Intern

(X2)

Pencegahan Kecurangan

(6)

(X2) dewan komisaris, manajemen, dan

personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai guna mencapai tujuan, seperti keandalan laporan keuangan, menjaga kekayaan dan catatan organisasi, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan, serta efektifitas dan efeisiensi operasi. (Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati 2009:221)

2. Penetapan risiko manajemen

3. Aktivitas pengendalian

4. Sistem informasi dan komunikasi akuntansi 5. Pemantauan

(Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati

2009:223) O R D I N A L

10 – 11

12 – 14

15 – 16

17

Pencegahan Kecurangan

(Y)

Pencegahan kecurangan (fraud) adalah aktivitas yang dilaksanakan manajemen dalam hal penetapan kebijakan, sistem, dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan sudah dilakukan dewan komisaris, manajemen, dan personil lain perusahaan untuk dapat memberikan keyakinan memadai dalam mencapai tiga tujuan pokok, yaitu keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi serta kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. (Amrizal 2004:5)

1. Membangun struktur

pengendalian inten yang baik

2. Mengefektifkan aktivitas pengendalian

3. Meningkatkan kultur organisasi

4. Mengefektifkan fungsi audit internal

(Amrizal 2004:5) O R D I N A L 18 19 20 21

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan dua cara, yaitu Penelitian Lapangan (Field Research) dan studi kepustakaan (Library Reseach). Pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Penelitian lapangan a. Wawancara b. Kuesioner c. Dokumentasi 2. Penelitian Kepustakaan

3.4. Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah Auditor dan P2UPD di Inspektorat yang mengaudit Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Kabupaten Bandung sebanyak 33 SKPD.

IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Hasil Analisis Deskriptif

4.1.1.1. Analisis Deskriptif Audit Internal

Secara keseluruhan dari tanggapan responden, dapat diketahui bahwa nilai persentase skor mengenai variabel Audit Internal sebesar 85,90%. Nilai 85,90% tersebut jika mengacu pada kriteria menurut Umi Narimawati (2007:85) sudah tergolong sangat baik yang berada pada interval 84,01% - 100%, sehingga dapat diketahui secara kesuluruhan sudah dinilai sangat baik atau tergolong sangat baik.

(7)

Secara keseluruhan dari tanggapan responden, dapat diketahui bahwa nilai persentase yang didapat pada variabel pengendalian intern sebesar 74,06%. Nilai 74,06% tersebut jika mengacu pada kriteria menurut Umi Narimawati (2007:85), sudah tergolong baik yang berada pada interval 68,01%% - 84%, sehingga dapat diketahui bahwa pengendalian intern secara keseluruhan sudah dinilai baik atau tergolong baik.

4.1.1.3. Analisis Deskriptif Pencegahan Kecurangan

Secara keseluruhan dari tanggapan responden, dapat diketahui bahwa nilai persentase yang didapat pada variabel pencegahan kecurangan sebesar 71,67%. Nilai 71,67% tersebut jika mengacu pada kriteria menurut Umi Narimawati (2007:85), sudah tergolong baik yang berada pada interval 68,01% - 84%%, sehingga dapat diketahui bahwa pencegahan kecurangan secara keseluruhan masih dinilai baik atau tergolong baik.

4.1.2. Analisis Verifikatif

4.1.2.1. Hasil Analisis Verifikatif Audit Internal terhadap Pencegahan Kecurangan

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan software SmartPLS 2.0, maka hasil analisis verifikatif audit internal terhadap pencegahan kecurangan daapt dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai koefisien korelasi yang diperoleh antara audit internal (X1) dengan pencegahan

kecurangan (Y) adalah sebesar 0,422 dan termasuk dalam kategori hubungan yang sedang/cukup yang berada pada interval korelasi antara 0,40 – 0,70. Artinya audit internal memiliki pengaruh positif terhadap pencegahan kecurangan. Dimana jika audit internal semakin baik, maka pencegahan kecurangan akan semakin baik pula. Sebaliknya, jika audit internal menurun, maka pencegahan kecurangan akan semakin menurun.

2. Koefisien determinasi (parsial) audit internal (X1) memberikan pengaruh sebesar 8,566%

terhadap pencegahan kecurangan (Y) dan termasuk kedalam kriteria pengaruh yang sangat rendah > 0,40. Sedangkan selisihnya sebesar 91,434% merupakan faktor yang tidak diteliti.

3. Nilai koefisien determinasi (keseluruhan) audit internal (X1) dan pengedalian intern (X2)

secara bersama-sama memberikan kontribusi pengaruh sebesar 36,44% (sedang/cukup) terhadap pencegahan kecurangan (Y), sedangkan selisihnya sebesar 63,56% merupakan pengaruh faktor lain yang tidak diteliti.

4.1.2.2. Hasil Analisis Verifikatif Pengendalian Intern terhadap Pencegahan Kecurangan

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan software SmartPLS 2.0, maka hasil analisis verifikatif audit internal terhadap pencegahan kecurangan daapt dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai koefisien korelasi yang diperoleh antara pengendalian intern (X2) dengan pencegahan

kecurangan (Y) adalah sebesar 0,576 dan termasuk dalam kategori sedang/cukup berada pada interval korelasi antara 0,40 – 0,70. Artinya pengendalian intern memiliki pengaruh yang positif terhadap pencegahan kecurangan. Dimana jika pengendalian intern semakin baik, maka pencegahan kecurangan akan semakin baik. Sebaliknya, jika pengendalian intern menurun, maka pencegahan kecurangan juga akan ikut turun.

2. Koefisien determinasi (parsial) pengendalian intern (X2) memberikan pengaruh sebesar

27,878% terhadap pencegahan kecurangan (Y) dan termasuk kriteria pengaruh yang sedang/cukup antara 0,16 – 0,49. Sedangkan selisihnya sebesar 72,122% merupakan faktor lain yang tidak diteliti.

3. Nilai koefisien determinasi (keseluruhan) audit internal (X1) dan pengedalian intern (X2)

(8)

4.2. Pembahasan

4.2.1. Pengaruh Audiit Internal terhadap Pencegahan Kecurangan

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, audit internal berpengaruh sebesar 8,566% terhadap pencegahan kecurangan dengan nilai korelasi 0,422 yang berarti audit internal memberikan pengaruh yang sedang/cukup arah positif terhadap pencegahan kecurangan pada Pemerintah Kabupaten Bandung. Arah hubungan positif audit internal dengan pencegahan kecurangan menunjukkan bahwa audit internal yang semakin baik akan diikuti dengan pencegahan kecurangan yang baik pula. Jadi hasil penelitian ini diketahui bahwa audit internal memberikan pengaruh sebesar 8,566% terhadap pencegahan kecurangan, sedangkan sisanya 91,434% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.

Kemudian dari hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan membuktikan bahwa audit internal mempunyai persentase tanggapan responden sebesar 85,90% dan termasuk dalam kategori sangat baik yang artinya audit internal sudah sangat baik. Hal ini dibuktikan oleh indikator yang paling tinggi tanggapan responden adalah indikator penyampaian hasil pemeriksaan sebesar 87,87%, selanjutnya indikator perencanaan pemeriksaan sebesar 86,975, selanjutnya indikator tindak lanjut pemeriksaan sebesar 85,45 dan yang paling rendah berada pada indikator pengujian dan pengevaluasian sebesar 83,33%. Terdapat gap sebesar 16,67% yang merupakan masalah yang ada pada audit internal. Selanjutnya pencegahan kecurangan mempunyai persentase tanggapan responden sebesar 71,67% dan termasuk dalam kategori baik yang artinya pencegahan kecurangan sudah baik. Hal itu dibuktikan oleh indikator yang paling tinggi tanggapan respondennya adalah indikator membangun struktur pengendalian intern yang baik sebesar 76,97%, selanjutnya indikator mengefektifkan fungsi audit internal sebesar 71,52%, selanjutnya indikator mengefektifkan aktivitas pengendalian sebesar 70,30%, dan yang paling rendah pada indikator meningkatkan kultur organisasi sebesar 67,88%, namun masih terdapat gap sebesar 28,33%.

Sehingga untuk memperbaiki masalah pada audit internal dapat dilihat melalui nilai

loading factor, dilakukan dengan meningkatkan perencanaan pemeriksaan (0,777), pengujian dan pengevaluasian (0,906), penyampaian hasil pemeriksaan (0,886), dan tindak lanjut pemeriksaan (0,935). Selain itu dapat dilakukan dengan meningkatkan pencegahan kecurangan yaitu membangun struktur pengendalian intern yang baik (0,809), mengefektifkan aktivitas pengendalian (0,871), meningkatkan kultur organisasi (0,839), dan mengefektifkan fungsi audit internal (0,902).

Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa audit internal berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan, dimana audit internal yang semakin baik akan meningkatkan pencegahan kecurangan pada Pemerintah Kabupaten Bandung.

Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang menyatakan bahwa audit internal yang tidak memadai akan dapat meningkatkan kemungkinan kecurangan akuntansi (Amin Widjaja Tunggal, 2012:134). Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa semakin baik peran audit internal maka semakin tinggi pencegahan kecurangan (Theresa Festi T, dkk, 2014).

4.2.2. Pengaruh Pengendalian Intern terhadap Pencegahan Kecurangan

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, pengendalian intern berpengaruh sebesar 27,878% terhadap pencegahan kecurangan dengan nilai korelasi 0,576 yang berarti pengendalian intern memberikan pengaruh sedang/cukup arah positif terhadap pencegahan kecurangan pada Pemerintah Kabupaten Bandung. Arah positif pengendalian intern dengan pencegahan kecurangan menunjukkan bahwa pengendalian intern yang baik akan diikuti dengan pencegahan kecurangan yang baik pula. Jadi dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pengendalian intern memberikan pengaruh sebesar 27,878% terhadap pencegahan kecurangan, sedangkan sisanya 72,122% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.

(9)

pengendalian 67,27%. Terdapat gap sebesar 32,73% yang merupakan masalah yang ada pada pengendalian intern. Selanjutnya pencegahan kecurangan mempunyai persentase tanggapan responden sebesar 71,67% dan termasuk dalam kategori baik yang artinya pencegahan kecurangan sudah baik. Hal itu dibuktikan oleh indikator yang paling tinggi tanggapan respondennya adalah indikator membangun struktur pengendalian intern yang baik sebesar 76,97%, selanjutnya indikator mengefektifkan fungsi audit internal sebesar 71,52%, selanjutnya indikator mengefektifkan aktivitas pengendalian sebesar 70,30%, dan yang paling rendah pada indikator meningkatkan kultur organisasi sebesar 67,88%, namun masih terdapat gap sebesar 28,33%.

Untuk memperbaiki masalah yang ada pada pengendalian intern dilihat melalui nilai

loading factor, dapat dilakukan dengan meningkatkan lingkungan pengendalian (0,952), penetapan risiko manajemen (0,893), aktivitas pengendalian (0,866) dengan cara menambah SDM dibidang akuntansi agar ada pemisahan fungsi antara pencatatan, penerimaan, pengeluaran dan penyimpanan keuangan, sistem informasi informasi dan komunikasi akuntansi (0,915), menambah sistem informasi akuntansi atau memperbaiki/meng-update sistem informasi akuntansi, dan pemantauan (0,917). Selain itu dapat dilakukan dengan meningkatkan pencegahan kecurangan yaitu membangun struktur pengendalian intern yang baik (0,809), mengefektifkan aktivitas pengendalian (0,871), meningkatkan kultur organisasi (0,839), dan mengefektifkan fungsi audit internal (0,902).

Hasil penelitian ini memberikan butkti empiris bahwa pengendalian intern berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan, dimana pengendalian intern yang baik akan meningkatkan pencegahan kecurangan pada Pemerintah Kabupaten Bandung.

Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang menyatakan bahwa jika pengendalian intern suatu badan usaha lemah, maka kemungkinan terjadinya kesalahan dan kecurangan semakin besar. Sebaliknya, jika pengendalian intern suatu badan usaha kuat, maka kemungkinan tejadinya kesalahan dan kecurangan bisa diperkecil (Sukrisno Agoes. 2012:212). Hasil penelitian ini juga didukung oleh peneliti terdahulu yang menyatakan bahwa semakin baiknya pengendalian intern akan meningkatkan pencegahan kecurangan (Eka Ariaty Arfah, 2011).

V. Kesimpulan Dan Saran 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan penelitian untuk menjawab rumusan masalah, sebagai berikut :

1. Audit internal berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan pada Pemerintah Kabupaten Bandung, artinya semakin baik audit internal maka akan meningkatkan pencegahan kecurangan.

2. Pengendalian intern berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan pada Pemerintah Kabupaten Bandung, artinya semakin baik pengendalian intern maka akan meningkatkan pencegahan kecurangan. Namun dalam pelaksanaanya masih belum optimal karena terdapat beberapa masalah seperti:

a. Aktivitas pengendalian pada SKPD yang dinilai cukup baik oleh responden, disebabkan oleh belum optimalnya pemisahan fungsi pencatatan, penerimaan, dan pengeluaran keuangan belum optimal.

b. Sistem informasi dan komunikasi akuntansi pada SKPD masih kurang memadai, yang menyebabkan informasi akuntansi dinilai responden cukup relevan.

5.2. Saran

5.2.1 Saran Praktis

Setelah penulis meneliti dan menjelaskan pemebahasan mengenai Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Intern terhadap Pencegahan Kecurangan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

(10)

keuangan dan perlunya auditor melakukan pelatihan agar auditor tidak mengalami kesulitan dalam mengaudit laporan keuangan..

2. Untuk meningkatkan pengendalian intern, maka perlu mengefektifkan aktivitas pengendalian dengan cara menambah SDM yang ahli dibidang akuntansi agar ada pemisahan fungsi antara pencatatan, penerimaan, pengeluaran dan penyimpanan keuangan, serta menambah sistem informasi akuntansi atau memperbaiki/meng-update sistem informasi akuntansi.

5.2.2. Saran Akademis

(11)

Daftar Pustaka

Amin Widjaja Tunggal. 2012. Pemeriksaan Kecurangan (fraud auditing). Rineka Cipta

Amrizal. 2004, Pencegahan dan Pedeteksian Kecurangan Oleh Internal Auditor.

Chairun Nisak, Prasetyono, Fitri Ahmad Kurniawan. 2013. Sistem Pengendalian Intern Dalam Pencegahan Fraud pada SKPD pada Kabupaten Bangkalan, JAFFA Vol. 01 No. 1 April 2013; 15-22

Didi Widayadi. 2008. BPKP Diminta Bekerja secara Optimal. Merdeka.com 8 Januari 2008

Eka Ariaty Arfah. 2011. Pengaruh Penerapan Pengendalian Internal Terhadap Pencegahan Fraud Pengadaan Barang dan Implikasinya pada Kinerja Keuangan pada Rumah Sakit Swasta dan Pemerintah di Kota Bandung, Jurnal Investasi, Vol. 7 No. 2 Desember 2011; 137-153

Gusnardi. 2011. Pengaruh Komite Audit, Pengendalian Internal, Audit Internal, dan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Terhadap Pencegahan Kecurangan, Ekuitas Vol. 15 No. 1 Maret 2011; 130-146

Harry Azhar Aziz. 2014. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia Semester I Tahun 2014.BPK RI

Hery. 2010. Potret Profesi Audit Internal. Alfabeta.Bandung

Hiro Tugiman. 2006. Standar Profesional Audit Internal. Yogyakarta; Kanisius

Mulyani, Pujianik. Rindah F.Suryawati. 2011. Jurnal Organisasi dan Manajemen, Volume 7, Nomor 2, September 2011

Ony Widilestariningtyas. 2012. Pengaruh Audit Internal, Pengendalian Internal, dan Good Government Governance Terhadap Pencegahan Fraud dan Implikasinya Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah, IJEB

Ratna Amelia. 2013. Pengaruh Audit Internal Terhadap Pencegahan dan Pendeteksian Fraud (Kecurangan)

Robert Emdi Jaweng. 2013. Korupsi dan Otonomi Daerah Bagai Sejoli Kepala Daerah Korup,

Sumber : Merdeka.Com, 2013

Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. 2009. Auditing Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik: Graha Ilmu. Yogyakarta

Sukrisno Agoes. 2012. Auditing.Salemba Empat. Jakarta

Sutrisno. 2015. Kepala Bagian Umum dan Administrasi Inspektorat Kabupaten Bandung

Theresa F, Dr.Andreas, Riska Natariasari. 2014. Pengaruh Audit Internal Terhadap Pencegahan Kecurangan pada Perbankan di Pekanbaru, JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014

Theodorus Tuanakotta. 2010. Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif. Edisi II Salemba Empat. Jakarta

(12)
(13)
(14)
(15)

124

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan,

dapat diambil kesimpulan penelitian untuk menjawab rumusan masalah, sebagai

berikut :

1.

Audit internal berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan pada

Pemerintah Kabupaten Bandung, artinya semakin baik audit internal maka

akan meningkatkan pencegahan kecurangan.

2.

Pengendalian intern berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan pada

Pemerintah Kabupaten Bandung, artinya semakin baik pengendalian intern

maka akan meningkatkan pencegahan kecurangan. Namun dalam

pelaksanaanya masih belum optimal karena terdapat beberapa masalah

seperti:

a.

Aktivitas pengendalian pada SKPD yang dinilai cukup baik oleh

responden, disebabkan oleh belum optimalnya pemisahan fungsi

pencatatan, penerimaan, dan pengeluaran keuangan belum optimal.

b.

Sistem informasi dan komunikasi akuntansi pada SKPD masih kurang

memadai, yang menyebabkan informasi akuntansi dinilai responden

(16)

125

5.2.

Saran

5.2.1

Saran Praktis

Setelah penulis meneliti dan menjelaskan pemebahasan mengenai

Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Intern terhadap Pencegahan

Kecurangan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung, maka peneliti

memberikan saran sebagai berikut:

1.

Untuk meningkatkan kualitas audit internal, maka perlu melakukan kegiatan

pengujian dan pengevaluasian yang lebih teliti dalam menguji dan

mengevaluasi, memastikan apakah semua laporan keuangan yang diaudit telah

memenuhi standar akuntansi pemerintah, serta menambah SDM atau auditor

yang memiliki kemampuan dalam mengaudit laporan keuangan dan perlunya

auditor melakukan pelatihan agar auditor tidak mengalami kesulitan dalam

mengaudit laporan keuangan..

2.

Untuk meningkatkan pengendalian intern, maka perlu mengefektifkan

aktivitas pengendalian dengan cara menambah SDM yang ahli dibidang

akuntansi agar ada pemisahan fungsi antara pencatatan, penerimaan,

pengeluaran dan penyimpanan keuangan, serta menambah sistem informasi

akuntansi atau memperbaiki/meng-update sistem informasi akuntansi.

5.2.2.

Saran Akademis

Penelitian mengenai Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Intern

Terhadap Pencegahan Kecurangan Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung

(17)

126

dengan menambahkan indikator, metode yang sama tetapi unit analisis, populasi,

dan sampel yang berbeda agar diperoleh kesimpulan yang mendukung dan

memperkuat teori serta konsep yang telah dibangun sebelumnya, baik oleh

(18)

PENGARUH AUDIT INTERNAL DAN PENGENDALIAN

INTERN TERHADAP PENCEGAHAN KECURANGAN PADA

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

THE INFLUENCE OF INTERNAL AUDIT AND INTERNAL

CONTROL FRAUD PREVENTION OF LOCAL GOVERNMENTS

IN BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Strata 1

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Program Akuntansi

Oleh :

RIO SEMPANA KARO KARO

21111153

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(19)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

SURAT KETERANGAN PUBLIKASI ... iii

ABSTRACT

... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.

Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2.

Identifikasi Masalah ... 9

1.3.

Rumusan Masalah ... 9

1.4.

Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1.5.

Kegunaan Penelitian... 10

1.5.1.

Kegunaan Praktis ... 10

1.5.2.

Kegunaan Akademis ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS ... 12

(20)

x

2.1.1. Audit Internal ... 12

2.1.1.1.Pengertian Audit Internal ... 12

2.1.1.2.Standar Profesional Audit Internal ... 13

2.1.1.3.Fungsi Audit Internal. ... 18

2.1.1.4.Indikator Audit Internal... 19

2.1.2. Pengendalian Intern ... 22

2.1.2.1.Pengertian Pengendalian Intern... 22

2.1.2.2.Tujuan Pengendalian Intern ... 23

2.1.2.3.Indikator Pengendalian Intern ... 25

2.1.3. Kecurangan ... 27

2.1.3.1.Pengertian Kecurangan ... 27

2.1.3.2.Faktor-faktor Penyebab Kecurangan... 28

2.1.4. Pencegahan Kecurangan ... 30

2.1.6.1.Pengertian Pencegahan Kecurangan ... 30

2.1.6.2.Indikator Pencegahan Kecurangan ... 31

2.2.

Kerangka Pemikiran ... 34

2.2.1. Pengaruh Audit Internal Terhadap Pencegahan

Kecurangan ... 34

2.2.2. Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Pencegahan

Kecurangan ... 35

2.3.

Hipotesis ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38

3.1.

Metode Penenelitian ... 38

(21)

xi

3.3.

Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.3.1. Sumber Data ... 45

3.3.2. Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.4.

Populasi, Sampel, dan Tempat serta Waktu Penelitian ... 47

3.4.1 Populasi ... 47

3.4.2 Sampel ... 49

3.4.3. Tempat dan Waktu Penelitian ... 50

3.5.

Metode Pengumpulan Data ... 50

3.5.1. Uji Validitas ... 50

3.5.2. Uji reliabilitas ... 52

3.6.

Metode Pengujian Data ... 53

3.6.1. Metode Analisis ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67

4.1

Hasil Penelitian ... 67

4.1.1 Karakteristik Responden ... 69

4.1.2 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 73

4.1.2.1 Hasil Uji Validitas ... 73

4.1.2.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 76

4.1.3 Hasil Analisis Deskriptif ... 77

4.1.3.1 Analisis Deskriptif Audit Internal ... 78

4.1.3.2 Analisis Deskriptif Pengendalian Intern ... 85

4.1.3.3 Analisis Deskriptif Pencegahan Kecurangan 93

(22)

xii

4.1.4.1 Pengaruh Audit Internal Terhadap Pencegahan

Kecurangan ... 102

4.1.4.2 Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap

Pencegahan Kecurangan ... 109

4.2

Pembahasan ... ... 117

4.2.1 Pengaruh Audit Internal terhadap Pencegahan

Kecurangan ... 117

4.2.1 Pengaruh Pengendalian Intern terhadap Pencegahan

Kecurangan ... 120

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 124

5.1

Kesimpulan ... 124

5.2

Saran ... 125

5.2.1. Saran Praktis... 125

5.2.2. Saran Akademis ... 125

DAFTAR PUSTAKA ... 127

(23)

127

DAFTAR PUSTAKA

Agus Purwoto. 2007.

Panduan Laboratarium Statistik Infenrensial, Jakarta: PT.

Gramedia Widiasarana Indonesia

Amin Widjaja Tunggal. 2012.

Pemeriksaan Kecurangan (fraud auditing). Rineka

Cipta

Amin Widjaja Tunggal. 2012.

The Fraud Auditing: Mencegah dan Mendeteksi

Kecurangan Akuntansi. Jakarta: Harvarindo

Amrizal. 2004, Pencegahan dan Pedeteksian Kecurangan Oleh Internal Auditor.

Anggit Purwitasari. 2013.

Pengaruh Pengendalian Internal dan Komitmen

Organisasi dalam Pencegahan Fraud

Asy’ari, Muhamma

d, Prasetyono, Bambang Haryadi. 2013.

Peran dan Fungsi

Pengawasan Intern Dalam Pencegahan Fraud pada Perguruan Tinggi X,

JAFFA Vol. 01 No. 2 Oktober 2013; 99-112

Azwar, S. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Barker et al. Chhris. 2002. Research Methods In clinical Psychology. John Wiley

& Sons Ltd, England

BPKP. 2008.

Fraud Auditing. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan

Bandan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

Chairun Nisak, Prasetyono, Fitri Ahmad Kurniawan. 2013.

Sistem Pengendalian

Intern Dalam Pencegahan Fraud pada SKPD pada Kabupaten Bangkalan,

JAFFA Vol. 01 No. 1 April 2013; 15-22

Chris Barker, Nancy Pistrang & Robert Elliot. 2002.

Research Methods in

Clinical Psychology (2

nd

ed). John Wiley & Sons, LTD Chicester England

Cooper, D.R. dan Schindler, P.S. 2003.

Business Resarch Methods

Edisi ke-8,

McGraw Hill, New York

Cooper, W.W, Seiford, L.M. & Tone, K. 2006.

Data Envelompment Analysis.

Boston. MA: Kluwer Academic Publishers

(24)

128

Dewi Rachmat Kusuma. 2014.

Menteri Ini Kritik Indepedensi Auditor Intern

Pemerintah, Sumber :Detikfinance.com 12 Juni 2014

Didi Widayadi. 2008.

BPKP Diminta Bekerja secara Optimal. Merdeka.com 8

Januari 2008

Eka Ariaty Arfah. 2011.

Pengaruh Penerapan Pengendalian Internal Terhadap

Pencegahan Fraud Pengadaan Barang dan Implikasinya pada Kinerja

Keuangan pada Rumah Sakit Swasta dan Pemerintah di Kota Bandung,

Jurnal Investasi, Vol. 7 No. 2 Desember 2011; 137-153

Erwan, Dyah Ratih. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Administrasi Publik

dan Sosial. Yogyakarta: Gava Media

Guillford.2001.

Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Pangsa Pasar,

Alih Bahasa Suprapto, Jakarta,Riceka Cipta

Gusnardi. 2011.

Pengaruh Komite Audit, Pengendalian Internal, Audit Internal,

dan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Terhadap Pencegahan

Kecurangan, Ekuitas Vol. 15 No. 1 Maret 2011; 130-146

Hair et.al. 1995.

Multivariate Data Analysis, (5

th

Edition).

Upper Saddle River,

NJ: Prentice Hall

Harry Azhar Aziz. 2014. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Keuangan Republik

Indonesia Semester I Tahun 2014.BPK RI

Hery. 2010. Potret Profesi Audit Internal. Alfabeta.Bandung

Hiro Tugiman. 2006. Standar Profesional Audit Internal. Yogyakarta; Kanisius

Idris Rusadi Putra. 2014. Pengawasan Audit Lemah Timbulkan Korupsi, Sumber :

Merdeka.Com, 8 Desember 2014

Imam Ghozali. 2006.

Aplikasi Analisis Multivarite dengan SPSS. Cetakan

Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro

Iman Bastari. 2013

Audit Internal Berperan Tingkatkan Kualitas LKPD.

Otdanews.com 6 Maret 2013

Joseph T Wells. 2005. Fraud and Forensic Accounting third Edition, John Wiley

& Sons, Inc. 2005

(25)

129

Lawrence B Sawyer, dkk. 2005. Internal Auditing. Salemba Empat. Jakarta

Mulyadi. 2002.Auditing. Yogyakarta: Salemba Empat

Mulyani, Pujianik. Rindah F.Suryawati. 2011. Jurnal Organisasi dan Manajemen,

Volume 7, Nomor 2, September 2011

Nur Indrianto dan Bambang Supomo. 2002.

Metode Penelitian Bisnis untuk

Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE

Ony Widilestariningtyas. 2012.

Pengaruh Audit Internal, Pengendalian Internal,

dan Good Government Governance Terhadap Pencegahan Fraud dan

Implikasinya Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah, IJEB

Peraturan Pemerintah No.60. 2008. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Randal J Elder, dkk. 2012. Jasa Audit dan Assurance. Salemba Empat. Jakarta

Ratna Amelia. 2013.

Pengaruh Audit Internal Terhadap Pencegahan dan

Pendeteksian Fraud (Kecurangan)

Robert Emdi Jaweng. 2013.

Korupsi dan Otonomi Daerah Bagai Sejoli Kepala

Daerah Korup, Sumber : Merdeka.Com, 2013

Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. 2009. Auditing Konsep Dasar dan Pedoman

Pemeriksaan Akuntan Publik: Graha Ilmu. Yogyakarta

Sri Luayyi. 2012.

Peranan Audit Internal dalam Mencegah dan Mendeteksi

Adanya Kecurangan pada CV. Sarana Optikal Terpadu, Jurnal Cendekia

Vol. 10 No. 3 September 2012

Subana, M. dan Sudrajat. 2005.

Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung. Cv.

Pustaka Pelajar

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian dan Bisnis. Bandung: Cv.Alfabeta

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta

Sukrisno Agoes. 2012. Auditing.Salemba Empat. Jakarta

(26)

130

Theodorus Tuanakotta. 2010.

Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif. Edisi II

Salemba Empat. Jakarta

Theodorus Tuanakotta. 2013.

Audit Berbasis ISA (Intenational Standards on

Auditing). Salemba Empat. Jakarta

Theresa F, Dr.Andreas, Riska Natariasari. 2014.

Pengaruh Audit Internal

Terhadap Pencegahan Kecurangan pada Perbankan di Pekanbaru, JOM

FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014

Tomi Sujatmiko. 2007.

Internal Audit Perbankan Belum Optimal. Sumber:

Okezone.com 16 Desember 2007

Uce Indahyanti. 2013. PPS-PLS. Diakses pada 4 April 2015 dalam

http://algol.mdl2.com/login/index.php

Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat

Umi Nariamawati, dkk. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi: Genesis

Umi Narimawati.2010.Meteodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori

dan Aplikasi. Bandung:Agung Media

Umi Narimawati.2011.Meteodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori

dan Aplikasi. Bandung:Agung Media

Valery G. Kumaat. 2011. Internal Audit. Jakarta: Erlangga

Yang & Miller. 2008. Diakses dari:

http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/1540-5850.doi

231/abstract:jsestract:jsessionid=DE7A2087CA8AABB50B140BD402F

5AID.103t01

(27)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan berkat dan rahmat kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis

mengambil judul

“Pengaruh

Audit Internal Dan Pengendalian Intern

Terhadap Pencegahan Kecurangan

”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kata sempurna baik secara teknis maupun materi. Maka dari itu, kritik dan saran

yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan

skripsi ini.

Skripsi penelitian ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan semua pihak

yang telah memberi dukungan dan masukan, terutama Dosen Wali sekaligus

Dosen Pembimbing saya Dr. Ony Widilestariningtyas, SE., M. Si., Ak, yang telah

membantu saya melakukan yang terbaik di skripsi ini. Dengan segala ketulusan

hati, penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1.

Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc, selaku Rektor Universitas

Komputer Indonesia.

2.

Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec., Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia.

3.

Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak., CA, selaku Ketua Program Studi

(28)

vii

4.

Dr. Ely Suhayati,SE.,M.Si.,Ak.,CA, selaku Dosen Penguji I saya yang

telah banyak memberi ilmu yang sangat berarti bagi penulis saat sidang

usulan penelitian.

5.

Lilis Puspitawati,SE.,M.Si.,Ak.,CA, selaku Dosen Penguji II saya yang

telah banyak memberi ilmu yang sangat berarti bagi penulis saat sidang

usulan penelitian.

6.

Pihak INSPEKTORAT Kabupaten Bandung yang telah memberikan ijin

dan data yang dibutuhkan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini.

7.

Kepada orang tua tercinta Asian Karo Karo dan Sukuten Br

Perangin-angin yang telah memberikan dukungan materil dan doa.

8.

Kepada saudara-saudari saya Edi Anto Karo Karo, Senta Manita Br Karo,

Peno Lia Br Karo, dan Suranta Sembiring yang telah memberikan

dukungan materil dan doa.

9.

Adi Rachmanto, S.Kom selaku ketua panitia pelaksanaan sidang Program

Studi Akuntansi tahun 2015.

10.

Seluruh Dosen Universitas Komputer Indonesia.

11.

Staff Sekretariat Universitas Komputer Indonesia.

12.

Kepada teman perantau seperjuangan dari Tanah Batak Felix Christian S,

Jupri Siahaan, Tulus Harefa, dan Daniel Sirait, yang selalu saling

mendukung dan membantu.

13.

Kepada keluarga besar 4Ak-4 angkatan 2011 yang selalu bersama penulis

(29)

viii

14.

Kepada teman-teman dari PESAI (Persadan Seluruh Warga Berastagi),

yang selalu memberikan dukungan semangat, motivasi dan doa

15.

Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar

penelitian dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap kerangka acuan tugas

ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca pada

umumnya dan pada penulis khususnya.

Bandung, Agustus 2015

Peneliti,

(30)
(31)
(32)
(33)

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama

:RIO SEMPANA KARO KARO

Tempat/TanggalLahir : Kabanjahe, 09 September 1993

JenisKelamin

: Laki-laki

Agama

: Kristen Protestan

Alamat

: Jl. Muara rajeun Lama No.5 Rt.06 Rw.05 Kel.

Cihaurgeulis Kec.Cibeunying Kaler, Bandung

Status

: Lajang

Telepon/Handphone

: - / 085860146327

Email

:

riokaro@yahoo.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

PendidikanFormal

Tahun

Institusi

1999

2005

SDN 040482 Gajah

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu penyelesaian yang ditawarkan adalah dibangunnya Sistem Informasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (Sistem Informasi PNBP) untuk Baristand Surabaya. Sistem

Pelaksanaan surveilans berbasis indikator di provinsi, dilakukan berdasarkan hasil analisis dari kegiatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, analisis situasi dan kecenderungan

pengelola satuan pendidikan dan para guru yang langsung berhadapan dengan situasi dan kondisi siswa di dalam kelas, mengacu pada GBPP yang disiapkan. Kemampuan guru

The BBOX parameter appears in sections 14.3.3, 14.7.3.1, 14.7.5.1, 14.7.6.1 (I hope I didn't miss any). Additional Documents affected:

Fungsi ini akan mengubah string yang diinputkan menjadi Proper Case (huruf besar untuk huruf awal setiap kata)... Lihatlah tampilan pada layar

Pada Bab III penulis telah memaparkan mengenai pendapat Hakim Pengadilan Agama Pasuruan tentang ketentuan isbat talak yang pada intinya bahwa Hakim menyatakan

1. anggaran dana yang minim, yakni dana yang dialokasikan tidak dapat meminimalisirkan angka kemiskinan di Kota Banda Aceh. Jumlah fakir miskin sebanyak 8419 KK

Program Studi Profesi Apoteker yang diusulkan harus memiliki manfaat terhadap institusi, masyarakat, serta bangsa dan negara. Institusi pengusul memiliki kemampuan