• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dashboard System Untuk Pengukuran Indeks Kinerja Dosen Berbasis Web Dengan Metode Profile Matching

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Dashboard System Untuk Pengukuran Indeks Kinerja Dosen Berbasis Web Dengan Metode Profile Matching"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

DASHBOARD SYSTEM UNTUK PENGUKURAN INDEKS KINERJA DOSEN

BERBASIS WEB DENGAN METODE PROFILE MATCHING

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ijazah Sarjana

Teknologi Informasi

RISWANDA PRANATA

101402028

PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ii

PERSETUJUAN

Judul : DASHBOARD SYSTEM UNTUK PENGUKURAN

INDEKS KINERJA DOSEN BERBASIS WEB

DENGAN METODE PROFILE MATCHING

Kategori : SKRIPSI

Nama : RISWANDA PRANATA

Nomor Induk Mahasiswa : 101402028

Program Studi : SARJANA (S1) TEKNOLOGI INFORMASI

Fakultas : ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2 Pembimbing 1

Sajadin Sembiring, S.Si, M.Comp.Sc Dr. Syahril Efendi, S.Si, M.IT

NIP. - NIP. 19671110 199602 1 001

Diketahui/Disetujui oleh

Program Studi S1 Teknologi Informasi

Ketua,

Muhammad Anggia Muchtar, ST., MM.IT

(3)

DASHBOARD SYSTEM UNTUK PENGUKURAN INDEKS KINERJA DOSEN BERBASIS WEB DENGAN METODE PROFILE MATCHING

SKRIPSI

RISWANDA PRANATA 101402028

PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(4)

iii

PERNYATAAN

DASHBOARD SYSTEM UNTUK PENGUKURAN INDEKS KINERJA DOSEN

BERBASIS WEB DENGAN METODE PROFILE MATCHING

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa

kutipan dan ringkasan yang masing-masing telah disebutkan sumbernya.

Medan, 7September 2014

Riswanda Pranata

(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia,

taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. M. Zarlis, selaku dekan Fakultas Ilmu Komputer dan

Teknologi Informasi (Fasilkom-TI) yang telah banyak memberikan dukungan

dan bimbingannya.

2. Bapak Dr. Syahril Efendi, S.Si, M.IT, selaku pembimbing 1 dan BapakSajadin

Sembiring, S.Si, M.Comp.Sc, selaku pembimbing 2 yang telah banyak

memberikan bimbingan, motivasi dan dukungannya selama penyusunan dan

penulisan skripsi ini.

3. Bapak Muhammad Anggia Muchtar, ST., MM.IT, dan Drs. Sawaluddin, M.IT

sebagai tim penguji, atas segala koreksi, kritik dan saran dalam

penyempurnaan penulisan skripsi ini.

4. Ketua program studi Teknologi Informasi, Bapak Muhammad Anggia

Muchtar, ST., MM.IT, sekretaris program studi Teknologi Informasi Bapak

Muhammad Fadly Syahputra, B.Sc., M.Sc.IT, serta seluruh Bapak dan Ibu

dosen yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

5. Ayahanda Muslim Mhd dan Ibunda Rismawati, SE yang selalu mendoakan,

mendukung dan senantiasa memberikan kasih sayang sepanjang masa.

6. Teman-teman program studi teknologi informasi khususnya angkatan 2010

atas segala doa dan dukungannya.

Akhirnya, penulis berharap agar skripsi ini berguna dan memberikan manfaat

(6)

v

ABSTRAK

Pengukuran kinerja dosen diperlukan untuk mengetahui apakah tugas dan tanggung

jawab dosen sudah sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Hasil dari

pengukuran kinerja dosen tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dan peniliaian bagi

dosen untuk melihat tingkat pencapaian kinerjanya. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk membangun suatu sistem dashboard pengukuran indeks kinerja dosen berbasis

web menggunakan metode profile matching sehingga dapat membantu dosen dan

bagian kepegawaian dalam melihat kinerja dan menghitung nilai yang dikumpulkan

untuk pengajuan kenaikan pangkat. Metode brightpoint juga digunakan dalam

penelitian ini, khususnya dalam menampilkan informasi di dashboard. Sistem

dashboard yang dibangun dapat memberikan saran mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja dosen dalam mencapai suatu kenaikan pangkat/jabatan.

(7)

DASHBOARD SYSTEM FOR THE WEB-BASED INDEX MEASUREMENT OF THE LECTURER’S PERFORMANCE USING PROFILE MATCHING

METHOD

ABSTRACT

The measurement of the lecturer’s performance is needed to find out wheather the

duties and the responsibilities are in accordance with Tri Dharma Perguruan Tinggi.

The result from the measurement of the lecturer’s performance can be used as a

reference and assessment for lecturers to see their level of achievement of their

performance. The purpose is to build a dashboard system for the web-based index

measurement of the lecturer’s performance using profile matching method, so it can

help the lecturer and the staff to see the performance and calculate the value for the

position promotion. The brightpoint method is also used in this research, especially in

displaying the information on the dashboard. The dashboard system which has been

built can provide some advices about factors that affect the lecturer’s performance in

achieving position promotion.

Keyword: brightpoint, lecturer’s performance measurement, profile matching,

(8)

vii

DAFTAR ISI

Hal.

PERSETUJUAN ii

PERNYATAAN iii

UCAPAN TERIMA KASIH iv

ABSTRAK v

ABSTRACT vi

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 4

1.3 Batasan Masalah 4

1.4 Tujuan Penelitian 4

1.5 Manfaat Penelitian 4

1.6 Sistematika Penulisan 5

BAB 2 LANDASAN TEORI 6

2.1 Sistem Informasi Sumber Daya Manusia 6

2.2 Sistem Penilaian Jabatan 6

2.2.1 Sistem peringkat (rangking system) 7

2.2.2 Grading system atau classification system 7

2.2.3 Point system 7

2.2.4 The factor-comparison system 8

2.3 Kompetensi 8

2.4 Profile Matching 9

2.5 Penentuan Rangking Kandidat 10

(9)

2.7 Jumlah Angka Kredit Kumulatif 12

2.8 Penelitian Terdahulu 13

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 14

3.1 Identifikasi Masalah 14

3.2 Metode Penelitian 14

3.3 Analisis Sistem 17

3.4 Perancangan Sistem 19

3.4.1 Use case diagram 19

3.4.2 Use case spesification 21

3.4.3 Data flow diagram 22

3.4.4 Relasi antar tabel 27

3.4.5 Model entity-relationship 28

3.4.6 Perancangan menu sistem 30

3.5 Perancangan Antarmuka 31

3.5.1 Halaman sign up 31

3.5.2 Halaman login 32

3.5.3 Halaman beranda 33

3.5.4 Halaman profil 34

3.5.5 Halaman data kegiatan 34

3.5.6 Halaman borang kegiatan 35

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 36

4.1 Implementasi Sistem 36

4.1.1 Spesifikasi software dan hardware yang digunakan 36

4.1.2 Implementasi perancangan antarmuka 36

4.2 Prosedur Operasional 43

4.2.1 Menu data kegiatan 43

4.2.2 Menu borang kegiatan 43

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 44

5.1 Kesimpulan 44

(10)

ix

DAFTAR PUSTAKA 45

LAMPIRAN A: RINCIAN KEGIATAN DOSEN DAN ANGKA KREDITNYA 48

(11)

DAFTAR TABEL

Hal.

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 2.1. Arsitektur umum 15

Gambar 3.2. Algoritma profile matching pada sistem 18

Gambar 3.3.Use case diagram sistem 19

Gambar 3.4. DFD level 0 25

Gambar 3.5. DFD level 1 26

Gambar 3.6. Relasi antar tabel 27

Gambar 3.7. Model E-R 30

Gambar 3.8. Perancangan menu sistem 30

Gambar 3.9. Rancangan halaman sign up 31

Gambar 3.10. Rancangan halaman login 32

Gambar 3.11. Rancangan halaman beranda 33

Gambar 3.12. Rancangan halaman profil 34

Gambar 3.13. Rancangan halaman data kegiatan 34

Gambar 3.14. Rancangan halaman borang kegiatan 35

Gambar 4.1. Halaman sign up 37

Gambar 4.2. Halaman login 37

Gambar 4.3. Halaman beranda 38

Gambar 4.4. Contoh saran dalam peningkatan nilai kum 39

Gambar 4.5. Halaman profil 39

Gambar 4.6. Halaman data kegiatan 40

Gambar 4.7. Halaman borang kegiatan pendidikan dan pengajaran 41

Gambar 4.8. Halaman borang kegiatan penelitian 42

Gambar 4.9. Halaman borang kegiatan pengabdian masyarakat 42

(13)

ABSTRAK

Pengukuran kinerja dosen diperlukan untuk mengetahui apakah tugas dan tanggung

jawab dosen sudah sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Hasil dari

pengukuran kinerja dosen tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dan peniliaian bagi

dosen untuk melihat tingkat pencapaian kinerjanya. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk membangun suatu sistem dashboard pengukuran indeks kinerja dosen berbasis

web menggunakan metode profile matching sehingga dapat membantu dosen dan

bagian kepegawaian dalam melihat kinerja dan menghitung nilai yang dikumpulkan

untuk pengajuan kenaikan pangkat. Metode brightpoint juga digunakan dalam

penelitian ini, khususnya dalam menampilkan informasi di dashboard. Sistem

dashboard yang dibangun dapat memberikan saran mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja dosen dalam mencapai suatu kenaikan pangkat/jabatan.

(14)

vi

DASHBOARD SYSTEM FOR THE WEB-BASED INDEX MEASUREMENT OF THE LECTURER’S PERFORMANCE USING PROFILE MATCHING

METHOD

ABSTRACT

The measurement of the lecturer’s performance is needed to find out wheather the

duties and the responsibilities are in accordance with Tri Dharma Perguruan Tinggi.

The result from the measurement of the lecturer’s performance can be used as a

reference and assessment for lecturers to see their level of achievement of their

performance. The purpose is to build a dashboard system for the web-based index

measurement of the lecturer’s performance using profile matching method, so it can

help the lecturer and the staff to see the performance and calculate the value for the

position promotion. The brightpoint method is also used in this research, especially in

displaying the information on the dashboard. The dashboard system which has been

built can provide some advices about factors that affect the lecturer’s performance in

achieving position promotion.

Keyword: brightpoint, lecturer’s performance measurement, profile matching,

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama

mentransformasikan mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat

(UU No. 14 Thn 2005 dan PP No. 37 Thn 2009). Tugas utama dosen tersebut adalah

melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan beban kerja paling sedikit

sepadan dengan 12 (dua belas) SKS dan paling banyak 16 (enam belas) SKS pada

setiap semester sesuai dengan kualifikasi akademik. Pelaksanaan tugas utama dosen

ini perlu dievaluasi dan dilaporkan secara periodik sebagai bentuk akuntabilitas

kinerja dosen kepada para pemangku kepentingan.

Universitas Sumatera Utara (USU) selalu berupaya dalam peningkatan mutu

internal secara berkelanjutan.Salah satu upaya yang sudah dilakukan adalah dengan

melakukan penilaian terhadap kinerja dosen.Penilaian dilakukan setiap akhir semester

dengan membagikan kuesioner penilaian kinerja dosen kepada mahasiswa. Proses

penilaian tersebut masih dilakukan secara manual sehingga membutuhkan waktu

pengolahan data yang sangat lama. Selain itu penilaian tersebut masih bersifat

subjektif dan tidak relevan dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga tidak

digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan (Khoiriyah, 2013).

Kinerja dosen berdampak pada karir kepangkatannya.Kepangkatan dosen

tersebut dimulai dari asisten ahli, lektor, lektor kepala dan guru besar.Untuk melalui

dan mandapatkan kepangkatan tersebut, seorang dosen harus berusaha melakukan

tugas dan kewajibannya sebagai dosen sesuai dengan Tri Dharma perguruan tinggi.

Dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, dosen harus melakukan pendidikan dan

pengajaran, penelitian dan publikasi, pengabdian masyarakat, dan kegiatan penunjang

(16)

2

tidakdidokumentasikan dengan baik, maka data tersebut akan hilang begitu saja,

Sehingga dosen akan sulit untuk mengajukan kenaikan pangkat dan jabatannya.

Untuk mendapat kenaikan pangkat dan jabatan, seorang dosen harus

memenuhi jumlah angka kredit tertentu.Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir

kegiatan dan akumulasi nilai butir-butir kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang

harus dicapai oleh seorang dosen dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan

jabatannya.Dosen dievaluasi melalui pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tingginya

oleh Universitas.Pelaksanaan evaluasi itu dilakukan secara manual menggunakan

aplikasi pengolah angka.Evaluasi dilakukan setiap kali dosen ingin mengajukan

kenaikan jabatan. Dalam melakukan input jabatan, dosen harus memasukkan data

secara manual, begitu juga dengan penghitungan angka kredit sebagai nilai acuan

evaluasi, dosen harus menghitungnya secara manual. Hal ini memperbesar

kemungkinan terjadinya kesalahan masukan karena pekerjaan yang dilakukan oleh

manusia relatif akan lebih mudah mengalami kesalahan. Selain itu sering rentannya

data tersebut hilang atau rusak.Oleh karena itu, perlu dibuat sebuah aplikasi tentang

pengukuran kinerja dosen secara realtime untuk masing-masing dosen.

Penelitian mengenai pengukuran kinerja dosen sudah pernah dilakukan yaitu

dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Khoiriyah,

2013).Penelitian tersebut menggunakan empat kriteria yaitu, kehadiran, pengabdian

masyarakat, penelitian dan pengajaran, lalu menghasilkan output berupa ranking nilai

dosen yang didasarkan bobot nilai yang digunakan.Hamzah et al. (2010)

menggunakan metode Balanced Scorecard, penelitian berdasarkan angka kredit dosen

sebagai variabel penilaian kinerja menggunakan WAMP (Windows Apache MySQL

PHP) dan pemrograman PHP.Hasil penelitian berupa aplikasi dengan informasi hasil

evaluasi kinerja dosen dalam melaksanakan tridharma perguruan tinggi. Sumiati &

Nuryadin (2013) menggunakan metode Fuzzy Database Model Mamdani dengan

menggunakan input penguasaan materi, kemampuan menjelaskan, menguraikan

dan memaparkan, kemampuan menjawab pertanyaan, performance dan interaksi

dengan mahasiswa dengan fungsi keanggotaan menggunakan bentuk trapesium

sehingga akan didapatkan hasil dosen yang paling layak diberi reward atau

(17)

Metode profile matching merupakan proses membandingkan antara

kompetensi individu kedalam kompetensi jabatan, sehingga dapat diketahui perbedaan

kompetensinya (gap), semakin kecil gap yang membedakan maka bobot nilainya

semakin besar (Dwijaya, 2010). Metode ini sudah pernah digunakan untuk sistem

pendukung keputusan kenaikan jabatan (Muqtadir & Purdianto, 2013) dengan

mengolah data jabatan, data karyawan, dan data bobot variabel menjadi sebuah proses

penilaian karyawan yang akan dipromosikan sehingga proses seleksi karyawan untuk

jabatan baru menjadi cepat dan akurat. Metode tersebut juga digunakan untuk

menyeleksi penerimaan asisten praktikum (Pambayun,et al. 2013) yang

diimplementasikan dengan 4 macam kriteria seleksi yaitu tes tulis, microteaching,

wawancara dan psikotest. Pada proses pengujian akurasi sistem dengan menggunakan

3 macam studi kasus seleksi penerimaan asisten praktikum, range tingkat kinerja SPK

seleksi penerimaan asisten praktikum adalah 60% - 86.67%. Pada sistem kenaikan

jabatan dan perencanaan karir (Handojo, et al. 2003), proses dilakukan berdasarkan 3

aspek yaitu kapasitas intelektual, sikap kerja dan perilaku. Hasil dari proses ini berupa

ranking karyawan sebagai rekomendasi bagi pengambil keputusan untuk memilih

karyawan yang cocok pada jabatan yang kosong tersebut. Dari hasil implementasi

sistem, disimpulkan bahwa dengan penggunaan software ini dapat membantu proses

pengambilan keputusan terhadap profile matching proses kenaikan jabatan dan

perencanaan karir di PT. X

Pada penelitian ini, penulis akan membuat sebuah sistem untuk mengukur

kinerja tenaga pendidik atau dosen dengan metode profile matching. Untuk

menampilkan hasil pengukurannya digunakan Dashboard System.Dashboard

merupakan papan penunjuk instrumen yang membantu organisasi dalam mencapai

tujuan strategisnya, mengukur proses yang berjalan dan memonitor kinerja di masa

yang akan datang.Dengan adanya aplikasi ini, dosen bisa dengan mudah dan cepat

memantau dan melihat kinerja yang ia miliki selama ini yang dibuktikan dengan

adanya pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat dan kegiatan penunjang

lainnya. Hasil dari evaluasi tersebut akan digunakan sebagai pertimbangan untuk

(18)

4

1.2. Rumusan Masalah

Pengukuran kinerja dosen diperlukan untuk mengetahui apakah tugas dan tanggung

jawab dosen sudah sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.Hasil dari

pengukuran kinerja dosen tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dan peniliaian bagi

dosen untuk melihat tingkat pencapaian kinerjanya.Oleh karena itu diperlukan aplikasi

pengukuran indeks kinerja dosen yang dapat membantu dosen dan bagian

kepegawaian untuk melihat kinerja dan menghitung nilai yang dikumpulkan untuk

pengajuan kenaikan pangkat.

1.3. Batasan Masalah

Agar penyusunan tugas akhir ini tidak keluar dari pokokpermasalahan yang

dirumuskan, maka ruang lingkup pembahasan dibatasi pada beberapa kriteria yang

menjadi ukuran untuk evaluasi kinerja dosen. Kriteria tersebut antara lain:

a. Pendidikan dan pengajaran.

b. Penelitian dan publikasi.

c. Pengabdian masyarakat.

d. Penunjang.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu dosen dan bagian kepegawaian

dalam melihat kinerja dan menghitung nilai yang dikumpulkan untuk pengajuan

kenaikan pangkat dengan mengembangkan aplikasi pengukuran kinerja dosen secara

realtime menggunakan metode profile matching.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Memberikan penilaian terhadap kinerja dosen secara cepat, tepat, dan akurat

sesuai dengan kondisi yang sebenarnya dan tidak subjektif.

2. Dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang terstruktur

(19)

3. Sebagai bahan masukan mengenai faktor–faktor yang mempengaruhi kinerja

dosen dan selanjutnya digunakan untuk mencari solusi dalam meningkatkan

kinerja dosen dalam pembelajaran.

1.6. SistematikaPenulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bagian utama antara lain sebagai

berikut:

Bab 1: Pendahuluan

Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab 2: Landasan Teori

Bab ini merupakan kumpulan referensi yang berkaitan dengan penelitian, baik dari

buku-buku yang memuat pemecahan masalah dari penelitian maupun informasi yang

diperoleh melalui internet.

Bab 3: Analisis dan Perancangan Sistem

Pada tahap ini dilakukan perancangan sesuai dengan hasil dari analisis sistem dan

dilanjutkan dengan mengimplementasi hasil analisis dan perancangan ke dalam

sistem.

Bab 4: Implementasi dan Pengujian Sistem

Bab ini membahas tentang implementasi dari analisis dan perancangan yang telah

disusun pada Bab 3 dan pengujian untuk mengetahui apakah hasil yang didapatkan

sesuai dengan yang diharapkan.

Bab 5: Kesimpulan dan Saran

(20)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi Sumber Daya Manusia

Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM) merupakan sistem yang

mengumpulkan dan menjelaskan sumber daya manusia, mengubah data menjadi

informasi serta melaporkannya kepada pemakai (Beerawa, et al. 2012).Kerja sumber

daya manusia adalah melaksanakan empat kegiatan utama yaitu perektrutan dan

penerimaan, pendidikan dan pelatihan, manajemen data, serta penghentian dan

administrasi tunjangan.

Sistem informasi sumber daya manusia menangani campuran elemen-elemen

data personil dan akuntansi, maksudnya Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

menyediakan data akuntansi bagi SISDM sehingga database berisi gambaran lengkap

dari sumber daya personil keuangan dan non keuangan.

Sistem informasi sumber daya manusia terdiri dari:

a. Sistem pendataan tenaga kerja yaitu merupakan suatu pengorganisasian data

tenaga kerja baik tetap maupun tidak tetap seperti perekrutan, pendataan

kehadiran tenaga kerja.

b. Sistem penggajian tenaga kerja yaitu merupakan suatu pengorganisasian data

gaji tenaga kerja meliputi gaji pokok, tunjangan, kompensasi, dan lain-lain.

c. Sistem penilaian tenaga kerja yaitu pengorganisasian kenaikan jabatan

berdasarkan track record kinerja tenaga kerja dan laporan dari absensi tenaga

kerja.

2.2 Sistem Penilaian Jabatan

Ada 4 macam sistem penilaian jabatan dan keempat sistem tersebut digolongkan

menjadi 2.Golongan pertama meliputi metode-metode sederhana yang tidak

menggunakan faktor-faktor jabatan secara rinci. Dua sistem di dalam golongan ini

(21)

system. Golongan kedua meliputi sistem-sistem yang menggunakan pendekatan lebih

rinci di mana faktor-faktor jabatan dipilih dan dinilai serta persyaratan jabatan sangat

diperlukan.Golongan ini disebut juga pendekatan kuantitatif yang terdiri dari 2 sistem

yaitu point system dan factor-comparison system.

2.2.1 Sistem peringkat (rangking system)

Dalam sistem peringkat mencakup pembuatan gambaran-gambaran jabatan yang

singkat, walaupun beberapa perusahaan hanya memberikan derajat kepada

nama-nama jabatan.Gambaran jabatan itu diberikan kepada suatu panitia penilai dengan

instruksi untuk menempatkannya berdasarkan urutan nilai, tanpa memandang

orang-orang yang mengerjakan jabatan-jabatan itu atau banyaknya gaji yang diberikan.Pada

umumnya, pada sistem ini tim penilai membandingkan syarat-syarat kecakapan,

kegiatan, kondisi kerja, dan sebagainya.

Jabatan-jabatan puncak dan jabatan-jabatan dasar dipilih sebagai tanda batas

untuk proses peringkat selanjutnya merupakan langkah awal dalam teknik peringkat

ini. Langkah kedua yaitu menggunakan teknik the paired comparison, di mana setiap

jabatan dibandingkan dengan setiap jabatan lainnya. Langkah terakhir adalah dengan

menggunakan panitia penilai.

2.2.2 Grading system atau classification system

Sistem grading atau klasifikasi memerlukan penilaian jabatan secara keseluruhan

terhadap suatu ukuran yang telah ditentukan terlebih dahulu yang terdiri atas beragam

tingkatan atau derajat yang menyatakan nilai-nilai atau kesukaran-kesukaran jabatan

secara keseluruhan.Selanjutnya para penilai diminta untuk membandingkan

masing-masing jabatan dengan skala dan menempatkan jabatan dalam tingkat perumusannya

paling sesuai menggambarkan sifat-sifat dan kesulitan-kesulitannya.

2.2.3 Point system

Sistem angka (point system) mengandung suatu pendekatan analisis, kuantitatif, dan

lebih terinci untuk mengukkur nilai jabatan.

Prosedur dari point system ini antara lain:

a. Memilih faktor jabatan

(22)

8

c. Menilai semua jabatan dengan ukuran tersebut

2.2.4 The factor-comparison system

Sistem perbandingan faktor merupakan suatu sistem yang langkah-langkahnya adalah

sebagai berikut:

a. Memilih faktor-faktor jabatan

b. Memilih jabatan-jabatan kunci

c. Menentukan nilai yang tepat dari jabatan-jabatan kunci tersebut

d. Mengatur jabatan-jabatan kunci tersebut

e. Membagi nilai yang tepat dari masing-masing jabatan kunci di antara

faktor-faktor jabatan

f. Menilai semua jabatan yang lain dalam hubungannya dengan ukuran-ukuran

faktor tersebut.

2.3Kompetensi

Kemampuan atau kompetensi adalah suatu sifat dasar seseorang yang dengan

sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan suatu pekerjaan secara efektif atau sangat

berhasil.Ketidaksamaan dalam kompetensi-kompetensi inilah yang dapat

membedakan pelaku unggul daripada pelaku yang berprestasi rata-rata.

Dalam mencapai kinerja sekedar cukup atau rata-rata, diperlukan threshold

competencies atau kompetensi esensial.Kompetensi batan dan kompetensi istimewa

untuk suatu pekerjaan tertentu merupakan pola atau pedoman dalam pemilihan tenaga

kerja, perencanaan pengalihan tugas, penilaian kerja, dan pengembangan.

Kompetensi dapat berupa tujuan, perangai, konsepdiri, sikap atau nilai,

penguasaan masalah, atau keterampilan kognitif maupun keterampilan perilaku setiap

sifat perorangan yang dapat diukur atau dihitung dengan jelas dan dapat ditunjukkan

untuk membedakan seorang pelaku lebih unggul dari seorang pelaku yang berprestasi

rata-rata, atau seorang pelaku efektif dari seorang pelaku yang tidak efektif. Sifat-sifat

tersebut dapat diartikan sebagai berikut:

a. Motif, yaitu pola dasar atau kebutuhan yang mendorong, mengarahkan, dan

menentukan perilaku seseorang.

b. Perangai, yaitu kecenderungan umum untuk bersikap atau menanggapi dengan

(23)

c. Konsep diri, yaitu sikap atau nilai yang diukur dengan tes responden untuk

mengetahui apa yang dinilai baik oleh seseorang.

d. Penguasaan masalah, mengenai fakta atau prosedur, apakah teknis atau antar

pribadi.

e. Keterampilan kognitif atau keterampilan perilaku, baik yang tersembunyi

maupun yang dapat diamati.

2.4Profile Matching

Profile matching merupakan sebuah mekanisme pengambilan keputusan dengan

mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variabel prediktor yang ideal yang harus

dimiliki oleh pelamar, bukannya tingkat minimal yang harus dipenuhi atau

dilewati.Profile matching juga didefinisikan sebagai suatu proses yang sangat penting

dalam manajemen sumber daya manusia (SDM) di mana terlebih dahulu ditentukan

kompetensi (kemampuan) yang diperlukan.

Dalam proses profile matching secara umum merupakan proses

membandingkan antara kompetensi individu ke dalam kompetensi jabatan sehingga

dapat diketahui perbedaan kompetensinya (gap), semakin kecil gap yang dihasilkan

maka bobot nilainya semakin besar yang berarti mempunyai peluang yang lebih besar

untuk seseorang menempati suatu posisi atau jabatan tertentu (Dwijaya, 2010). Gap

dapat dihitung seperti berikut:

Ada tiga predictor variables ideal yang harus dimiliki seseorang, dalam hal ini

bukan berarti tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati.Tingkat gambaran

profil persyaratan untuk setiap jabatan ditentukan dengan menggunakan skala 1

sampai 6.Semakin tinggi tingkatannya makan semakin penting prioritas profil tersebut

terhadap suatu jabatan.

Tujuan penilaian potensi adalah untuk membandingkan profil pribadi seorang

karyawan dengan profil jabatan yang bersangkutan. Dalam hal kecocokan orang

dengan pekerjaannya, akan menimbulkan kerugian apabila terlalu banyak atau terlalu

sedikit motivasi prestasi untuk suatu pekerjaan tertentu. Dengan profile matching,

orang-orang yang diangkat adalah mereka yang paling mendekati profil ideal yang

(24)

10

2.5Penentuan Rangking Kandidat

Dalam penentuan peringkat (rangking) kandidat, ada beberapa aspek yang

menentukan antara lain:

a. Aspek kapasitas intelektual

b. Aspek sikap kerja

c. Akspek perilaku

Aspek-aspek ini kemudian dibagi menjadi 2 bagian untuk proses

perhitungannya dengan memilahnya ke dalam dua kelompok, yaitu:

a. Faktor utama (core factor)

Faktor utama merupakan aspek (kompetensi) yang paling menonjol atau paling

dibutuhkan oleh suatu jabatan yang diperkirakan dapat menghasilkan kinerja

yang optimal.

Untuk perhitungan core factor dapat ditunjukkan pada rumus berikut:

Keterangan :

NCF : Nilai rata-rata core factor

NC : Jumlah total nilai core factor

IC : Jumlah item core factor

b. Faktor pendukung (secondary factor)

Faktor pendukung adalah item-item selain aspek yang ada pada faktor utama.

Untuk perhitungan secondary factor dapat ditunjukkan pada rumus

berikut:

Keterangan :

NSF : Nilai rata-rata secondary factor

NS : Jumlah total nilai secondary factor

IS : Jumlahitem secondary factor

Perhitungan nilai total dapat diperoleh dari persentase core factor dan

secondary factor yang diperkirakan dapat berpengaruh terhadap hasil setiap profil.

Perhitungannya seperti berikut:

(25)

Keterangan:

N : Nilai total dari kriteria

NCF : Nilai rata-rata core factor

NSF : Nilai rata-rata secondary factor

(x) % : Nilai persen yang diinputkan

Perhitungan penentuan ranking seperti berikut ini:

Keterangan :

Npp : Nilai total kriteria pendidikan dan pengajaran

Np : Nilai total penelitian dan publikasi

Npm : Nilai total kriteria pengabdian masyarakat

(x) % : Nilai persen yang diinputkan

2.6Information Dashboard

Information dashboard adalah alat untuk menyajikan informasi secara sekilas, solusi

bagi kebutuhan informasi organisasi yang memberikan tampilan antarmuka degan

berbagai bentuk seperti diagram, laporan, indicator visual, mekanisme alert, yang

dipadukan dengan informasi yang dinamis dan relevan (Hariyanti, 2008). Tujuan

penggunaan information dashboard yaitu untuk mengukur kinerja, memonitor proses

yang sedang berjalan, dan memprediksi kondisi di masa mendatang.

Dashboard merupakan alat yang mengandalkan kemampuan visual manusia

dalam memahami informasi yang disajikan, sehingga faktor desain menjadi bagian

yang cukup penting.Pendekatan user centric dilakukan melalui pembuatan prototype,

yang memberikan focus pada perancangan desain antar muka yang efektif dan

fungsional.Perancangan model data dan struktur data diletakkan pada posisi kedua,

setelah prototype sesuai dengan kebutuhan pengguna.Dengan demikian, model data

dan struktur data yang dihasilkan lebih stabil, serta tidak perlu terlalu sering

mengalami perubahan.

Metodologi PureShare, Noetix, dan BrightPoint mengandung elemen-elemen

kunci yang sama dalam pembangunan dashboard, mulai dari pengumpulan

meta-informasi, dan perancangan alert. Namun, ketiga metodologi tersebut memberikan

penekanan yang berbeda dalam pembangunan dashboard.Metodologi BrightPoint

(26)

12

dengan pembuatan dokumen rencana deployment dan maintenance (Gonzalez,

2005).Pembuatan dokukmentasi bertujuan untuk mempermudah pengguna dalam

melakukan pemeliharaan dan perbaikan dashboard.

Metodologi yang dikembangkan oleh PureShare, Noetix, dan BrightPoint tidak

menjelaskan secara detail tahapan yang dilakukan dalam pembangunan dashboard.

Metodologi tersebut juga tidak memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang

dilakukan untuk menjamin agar Key Performance Indicator (KPI) yang disajikan pada

dashboard sesuai dengan kebutuhan pengguna.

2.7 Jumlah Angka Kredit Kumulatif

Adapun jumlah angka kredit kumulatif yang harus dipenuhi untuk pengangkatan dan

kenaikan pangkat/jabatan bagi dosen dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jumlah angka kredit kumulatif

No Unsur Kegiatan

Nama Jabatan, Golongan, dan Jumlah Minimal Angka Kredit

Keterangan Asisten

Ahli Lektor Lektor Kepala Guru Besar

III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e

1

Unsur Utama 80 120 160 240 320 440 560 680 850 Sekurang

kurangya 80% yang terbagi atas; *) a. memperoleh

pendidikan b. melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi

2

Unsur Penunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi

20 30 40 60 80 110 140 170 200 Sebanyak

banyaknya 20%

Jumlah 100 150 200 300 400 550 700 850 1050 100%

Keterangan:

*) Program pendidikan akademik:

 Memperoleh dan melaksanakan pendidikan dan pengajaran sekurang

kurangnya 30%

 Melaksanakan penelitian sekurang kurangnya 25%

(27)

2.8 Penelitian Terdahulu

Adapun beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengukuran indeks

kinerja dosen antara lain:

1. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Penilaian Kinerja Dosen dengan

Menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) Berbasis WEB (Studi

Kasus di Pusat Penjaminan Mutu Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto

Yogyakarta). (Khoiriyah, 2013)

Penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) di

mana empat kriteria yang digunakan yaitu, kehadiran, pengabdian masyarakat,

penelitian dan pengajaran, lalu menghasilkan output berupa ranking nilai

dosen yang didasarkan bobot nilai yang digunakan.

2. Sistem Pendukung Keputusan dalam Menentukan Penilaian Kinerja Dosen

dengan Metode Fuzzy Database Model Mamdani. (Sumiati & Nuryadin 2013)

Penelitian ini menggunakan menggunakan metode Fuzzy Database Model

Mamdani dengan menggunakan input penguasaan materi, kemampuan

menjelaskan, menguraikan dan memaparkan, kemampuan menjawab

pertanyaan, performance dan interaksi dengan mahasiswa dengan fungsi

keanggotaan menggunakan bentuk trapesium sehingga akan didapatkan hasil

dosen yang paling layak diberi reward atau penghargaan.

3. Sistem Pendukung Keputusan Kinerja Dosen dengan Metode Balanced

Scorecard (Studi Kasus: Universitas Respati Yogyakarta). (Hamzah &

Mudjihartono 2010)

Pada penelitian ini digunakan metode Balanced Scorecard, penelitian

berdasarkan angka kredit dosen sebagai variabel penilaian kinerja

menggunakan WAMP (Windows Apache MySQL PHP) dan pemrograman

PHP.Hasil penelitian berupa aplikasi dengan informasi hasil evaluasi kinerja

(28)

BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Identifikasi Masalah

Pengukuran kinerja dosen diperlukan untuk mengetahui apakah tugas dan tanggung

jawab dosen sudah sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.Hasil dari

pengukuran kinerja dosen tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dan penilaian bagi

dosen untuk melihat tingkat pencapaian kinerjanya.Oleh karena itu dibutuhkan

aplikasi pengukuran indeks kinerja dosen yang dapat membantu dosen dan bagian

kepegawaian untuk melihat kinerja dan menghitung nilai yang dikumpulkan untuk

pengajuan kenaikan pangkat.

3.2Metode Penelitian

Data awal berupa form kinerja dosen yang akan diproses sehingga menghasilkan

keluaran berupa hasil penilaian bagaimanakah kinerja dosen tersebut. Nilai kum yang

telah dikumpulkan akan dibandingkan dengan total nilai kum yang menjadi syarat

dalam kenaikan pangkat/jabatan.

Adapun proses-proses yang dilakukan antara lain:

A. Input

Pada tahap ini, sistem membaca data input yang dimasukkan user, data input berupa

sebuah form yang diakses melalui browser. Seluruh borang data kegiatan yang telah

dilakukan seorang dosen harus dimasukkan semua ke dalam sistem baik dari kategori

pendidikan dan pengajaran, penilitian dan publikasi, pengabdian masyarakat dan

pendukung, di mana masing-masing dari kategori tersebut memiliki nilai total kum

(29)

Gambar 3.1.Arsitektur umum

Metode penelitian secara umum pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar

3.1.

B. Proses

Profile matching merupakan suatu proses yang sangat penting dalam

manajemen sumber daya manusia (SDM) dimana terlebih dahulu ditentukan

kompetensi (kemampuan) yang diperlukan.

Dalam proses profile matching secara garis besar merupakan proses

membandingkan antara kompetensi seorang dosen ke dalam kompetensi

kampus sehingga dapat diketahui perbedaan kompetensinya (disebut juga gap).

Semakin kecil gap yang dihasilkan maka bobot nilainya semakin besar

(Dwijaya, 2010).

Untuk proses profile matching ini menggunakan software (aplikasi)

sistem pendukung keputusan (DSS) yang akan dibuat, berfungi sebagai alat

bantu untuk memercepat proses matching antara profil kampus dengan profil

(30)

16

mengetahui gap kompetensi antara kampus dengan dosen maupun dalam

menentukan ranking tertinggi dari dosen yang ada pada kampus tersebut.

Adapun langka-langkah penilaian dengan gap kompetensi adalah

(Muqtadir & Purdianto, 2013):

1. Menentukan data-data yang dibutuhkan, seperti data dosen.

2. Menentukan aspek-aspek yang digunakan untuk penilaian.

3. Pemetaan gap kompetensi. Yang dimaksud dengan gap disini adalah

beda antara profil setiap fakultas dari kampus dengan profil dosen atau

dapat ditunjukkan pada rumus berikut ini:

4. Setelah diperoleh nilai gap, selanjutnya diberikan bobot untuk masing

nilai gap.

5. Perhitungan dan pengelompokan core factor dan secondary factor.

Setelah menentukan bobot nilai gap, kemudian dikelompokkan menjadi

2 kelompok yaitu:

a. Core Factor (faktor utama), yaitu merupakan kriteria

(kompetensi) yang paling menonjol atau paling dibutuhkan oleh

suatu penilaian yang diharapkan dapat memperoleh hasil yang

optimal. Untuk perhitungan core factor dapat ditunjukkan pada

rumus berikut:

Keterangan :

NCF : Nilai rata-rata core factor

NC : Jumlah total nilai core factor

IC : Jumlah item core factor

b. Secondary Factor (faktor pendukung), yaitu merupakan

item-item selain yang ada pada core factor. Atau dengan kata lain

merupakan faktor pendukung yang kurang dibutuhkan oleh

suatu penilaian. Untuk perhitungan secondary factor dapat

(31)

Keterangan :

NSF : Nilai rata-rata secondary factor

NS : Jumlah total nilai secondary factor

IS : Jumlah item secondary factor

6. Perhitungan nilai total. Nilai total diperoleh dari persentase core factor

dan secondary factor yang diperkirakan berpengaruh terhadap hasil

tiap-tiap profil. Contoh perhitungannya dapat dilihat pada rumus

dibawah ini:

Keterangan:

N : Nilai total dari kriteria

NCF : Nilai rata-rata core factor

NSF : Nilai rata-rata secondary factor

(x) % : Nilai persen yang diinputkan

C. Output

Dashboard akan menampilkan nilai total yang dikumpulkan dari

masing-masing kegiatan:

- Pendidikan dan pengajaran

- Penelitian dan publikasi

- Pengabdian masyarakat

- Pendukung

3.3Analisis Sistem

Sistem pengukuran kinerja dosen pada penelitian ini menggunakan metode profile

matching.Sistem ini berfungsi untuk mengetahui apakah tugas dan tanggung jawab

dosen sudah sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi sehingga hasil dari

(32)

18

dosen untuk melihat tingkat pencapaian kinerjanya. Adapun gambaran metode profile

[image:32.595.189.449.127.611.2]

matching dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Algoritma profile matching pada sistem

Adapun cara kerja sistem pengukuran kinerja dosen yang akan dibangun,

dirancang untuk beroperasi sebagai berikut:

1. Input masing-masing nilai kum dari pendidikan dan pengajaran, penelitian,

(33)

2. Input kum total dari masing-masing kategori untuk mencapai kenaikan

pangkat/jabatan.

3. Persyaratan dalam kenaikan pangkat/jabatan tergantung pada nilai kum yang

telah dikumpulkan. Nilai kum minimum untuk kategori pendidikan dan

pengajaran dalam kenaikan pangkat/jabatan adalah 30% dari kum total. Nilai

kum minimum untuk kategori penelitian dalam kenaikan pangkat/jabatan

adalah 25% dari kum total. Nilai kum maksimum untuk kategori pengabdian

masyarakat dalam kenaikan pangkat/jabatan adalah 15% dari kum total. Nilai

kum maksimum untuk kategori penunjang dalam kenaikan pangkat/jabatan

adalah 20% dari kum total.

4. Jika seluruh persyaratan minimum dan maksimum nilai kum dari

masing-masing kategori tidak terpenuhi maka hitung selisih dari kum total dengan

total nilai kum yang telah dikumpulkan.

5. Nilai kum yang kurang akan ditampilkan pada dashboard berdasarkan

masing-masing kategori persyaratan kenaikan pangkat/jabatan.

3.4 Perancangan Sistem

3.4.1 Use case diagram

Use Case Diagram adalah gambar dari beberapa atau seluruh aktor dan use case

dengan tujuan mengenali interaksi mereka dengan suatu sistem (Yasin, 2012). Gambar

[image:33.595.145.486.544.745.2]

3.4 menggambarkan use case diagram dari sistem yang dibangun.

(34)

20

Use-case diagram menekankan pada “siapa” melakukan “apa” dalam

lingkungan sistem perangkat lunak akan dibangun. Use-case diagram sebenarnya

terdiri dari dua bagian besar; yang pertama adalah use case diagram (termasuk

gambar use case dependencies) dan use case description.

Use-case diagram adalah gambaran graphical dari beberapa atau semua actor,

use-case, dan interaksi diantara komponen-komponen tersebut yang memperkenalkan

suatu sistem yang akan dibangun. Use-case diagram menjelaskan manfaat suatu

sistem jika dilihat menurut pandangan orang yang berada di luar sistem.Diagram ini

menunjukkan fungsionalitas suatu sistem atau kelas dan bagaimana sistem tersebut

berinteraksi dengan dunia luar.

Use-case diagram dapat digunakan selama proses analisis untuk menangkap

requirement system dan untuk memahami bagaimana sistem seharusnya bekerja.

Selama tahap desain, use-case diagram berperan untuk menetapkan perilaku

(behavior) sistem saat diimplementasikan.Dalam sebuah model mungkin terdapat satu

atau beberapa use-case diagram. Kebutuhan atau requirements system adalah

fungsionalitas apa yang harus disediakan oleh sistem kemudian didokumentasikan

pada model use-case yang menggambarkan fungsi sistem yang diharapkan (use-case),

dan yang mengelilinginya (actor), serta hubungan antara actor dengan use-case (

use-case diagram) itu sendiri.

Use case class digunakan untuk memodelkan dan menyatakan unit

fungsi/layanan yang disediakan oleh sistem (or bagian sistem: subsistem atau class) ke

pemakai. Use case dapat dilingkupi dengan batasan sistem yang diberi label nama

sistem. Use case adalah sesuatu yang menyediakan hasil yang dapat diukur ke

pemakai atau sistem eksternal. Karakteristik use case antara lain:

a. Use cases adalah interaksi atau dialog antara sistem dan actor, termasuk

pertukaran pesan dan tindakan yang dilakukan oleh sistem.

b. Use cases diprakarsai oleh actor dan mungkin melibatkan peran actor

lain. Use cases harus menyediakan nilai minimal kepada satu actor.

c. Use cases bisa memiliki perluasan yang mendefinisikan tindakan khusus

dalam interaksi atau use case lain mungkin disisipkan.

d. Use case class memiliki objek use case yang disebut skenario. Skenario

(35)

3.4.2 Use case spesification

Use case specification merupakan perkembangan dari use case diagram untuk setiap

use case, use case specification menjelaskan bagaimana sebuah use case itu bekerja

(Muchtar & Sani 2012).

1. Brief Description

Use case ini digunakan oleh dosen untuk melihat tingkat pencapaian nilai kum

yang dikumpulkannya untuk kenaikan pangkat.

2. Pre Condition

Dosen harus memiliki user name dan password untuk login ke sistem.

3. Characteristic of Activation

Eksekusi hanya bisa dilakukan oleh dosen yang terdaftar di sistem.

4. Flow of Events

a. Basic Flow

Use case ini akan dimulai jika dosen ingin melihat data

pengumpulan nilai kum.

 Dosen harus mendaftar terlebih dahulu untuk mendapatkan user

name dan password.

 Kemudian sistem akan menampilkan halaman login.

 Di halaman login terdapat text box yang digunakan dosen untuk

mengisikan user name dan password.

 Setelah login, sistem akan menampilkan dashboard dari empat

kriteria penilaian dosen dan kekurangan nilai kum.

 Dosen juga dapat mengisi butir-butir kegiatan yang telah

dikumpulkan di dalam halaman borang kegiatan.

Use case ini berakhir ketika sistem menampilkan halaman data

semua kegiatan yang telah dilakukan dosen.

b. Alternative Flow

Tidak ada.

c. Post Condition

Pada use case ini dosen dapat melihat hasil nilai kum yang telah

(36)

22

d. Limitation

Use case ini hanya dapat digunakan oleh dosen perguruan tinggi yang

memiliki Nomor Induk Pegawai (NIP).

3.4.3 Data flow diagram

Data Flow Diagram (DFD) merupakan representasi grafik yang menggambarkan

informasi dan transformasi informasi yang diaplikasikan sebagai data yang mengalir

dari masukan (input) dan keluaran (output).

DFD dapat digunakan untuk merepresenasikan sebuah sistem atau perangkat

lunak pada beberapa level abstraksi. DFD dibagi menjadi beberapa level yang lebih

detail untuk mrepresentasikan aliran informasi atau fungsi yang lebih detail. DFD

menyediakan mekanisme untuk pemodelan fungsional ataupun pemodelan aliran

informasi. Oleh karena itu, DFD lebih sesuai digunakan untuk memodelkan

fungsi-fungsi perangkat lunak yang akan diimplementasikan menggunakan pemrograman

terstruktur karena pemrograman terstruktur membagi-bagi bagiannya dengan

fungsi-fungsi dan prosedur-prosedur (Shalahuddin, 2011). Ada 3 jenis DFD, yaitu:

a. Context diagram

Context Diagram adalah data flow diagram tingkat atas (DFD Top Level),

yaitu diagram yang paling tidak detail, dari sebuah sistem informasi yang

menggambarkan aliran-aliran data ke dalam dan ke luar sistem dan ke

dalam dan ke luar entitas-entitas eksternal. (context diagram

menggambarkan sistem dalam satu lingkaran dan hubungan dengan entitas

luar. Lingkaran tersebut menggambarkan keseluruhan proses dalam

sistem). Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggambar context

diagram antara lain :

1. Terminologi sistem

2. Menggunakan satu simbol proses

3. Nama/keterangan di simbol proses tersebut sesuai dengan fungsi

sistem tersebut

4. Antara Entitas Eksternal/Terminator tidak diperbolehkan komunikasi

(37)

5. Jika Terminator mewakili individu (personil) sebaiknya diwakili oleh

peran yang dipermainkan personil tersebut.

6. Aliran data ke proses dan keluar sebagai output keterangan aliran data

berbeda.

b. DFD levelled

DFD dapat digunakan untuk menggambarkan diagram fisik maupun

diagram diagram logis. Dimana Diagram Level n merupakan hasil

pengembangan dari Context Diagram ke dalam komponen yang lebih

detail tersebut disebut dengan top-down partitioning. Beberapa hal yang

harus diperhatikan dalam membuat DFD ialah:

1. Adanya ketentuan – ketentuan pemberian nomor pada diagram level n

2. Jangan menghubungkan langsung antara satu penyimpanan dengan

penyimpanan lainnya (harus melalui proses).

3. Jangan menghubungkan langsung dengan tempat penyimpanan data

dengan entitas eksternal / terminator (harus melalui proses), atau

sebaliknya.

4. Jangan membuat suatu proses menerima input tetapi tidak pernah

mengeluarkan output yang disebut dengan istilah “black hole”.

5. Jangan membuat suatu tempat penyimpanan menerima input tetapi

tidak pernah digunakan untuk proses.

6. Jangan membuat suatu hasil proses yang lengkap dengan data yang

terbatas yang disebut dengan istilah “magic process”.

7. Jika terdapat terminator yang mempunyai banyak masukan dan

keluaran, diperbolehkan untuk digambarkan lebih dari satu sehingga

mencegah penggambaran

c. DFD fisik

DFD fisik adalah representasi grafik dari sebuah sistem yang menunjukan

entitas-entitas internal dan eksternal dari sistem tersebut, dan aliran-aliran

data ke dalam dan keluar dari entitas-entitas tersebut.Entitas-entitas

internal adalah personel, tempat (sebuah bagian), atau mesin (misalnya,

sebuah komputer) dalam sistem tersebut yang mentransformasikan data.

(38)

24

menunjukkan dimana, bagaimana, dan oleh siapa proses-proses dalam

sebuah sistem dilakukan.

d. DFD logis

DFD logis adalah representasi grafik dari sebuah sistem yang

menunjukkan proses-proses dalam sistem tersebut dan aliran-aliran data ke

dalam dan ke luar dari proses-proses tersebut. DFD logis untuk membuat

dokumentasi sebuah sistem informasi karena DFD logis dapat mewakili

logika tersebut, yaitu apa yang dilakukan oleh sistem tersebut, tanpa perlu

menspesifikasi dimana, bagaimana, dan oleh siapa proses-proses dalam

sistem tersebut dilakukan.

Syarat-syarat dalam membuat DFD yaitu:

1. Pemberian nama untuk tiap komponen DFD

2. Pemberian nomor pada komponen proses

3. Penggambaran DFD sesering mungkin agar enak dilihat

4. Penghindaran penggambaran DFD yang rumit

5. Pemastian DFD yang dibentuk itu konsiten secara logika

Manfaat DFD adalah :

1. Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang

memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem

sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama

lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi.

2. DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering

digunakan,khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian

yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi

oleh sistem. Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model

yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem.

3. DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada

alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk

penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah

dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun

(39)

DFD level 0 menggambarkan sistem yang akan dibuat sebagai suatu entitas

tunggal yang berintraksi dengan aktor maupun sistem lain. DFD level 0 digunakan

untuk menggambarkan ineraksi antara sistem yang akan dikembangkan dengan entitas

[image:39.595.192.442.190.434.2]

luar. Gambar DFD level 0 yang akan dibangun dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4. DFD level 0

Fungsi dari Data Flow Diagram adalah :

a. Sebagai alat pembuatan model yang memungkinkan profesional

sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses

fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik

secara manual maupun komputerisasi.

b. Sebagai alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila

fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan

kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata

lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan

hanya pada fungsi sistem.

c. Sebagai alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data

dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran

analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh

(40)

26

Pada Gambar 3.4. DFD level 0 memiliki satu aktor, yaitu aktor pengguna yang

memiliki aktivitas tertentu. Aktor pengguna memiliki aktivitas masukan (input), yaitu

pengisian butir kegiatan, profil pengguna, dan login. Aktifitas keluaran (output), yaitu

[image:40.595.112.529.159.592.2]

informasi kegiatan dan informasi profil.

Gambar 3.5.DFD level 1

DFD level 1 digunakan untuk menggambarkan modul-modul yang terdapat di

dalam sistem yang akan dikembangkan. DFD level 1 merupakan hasil breakdown

DFD level 0 yang sebelumnya telah dibuat. Gambar DFD level 1 dari sistem yang

(41)

3.4.4 Relasi antar tabel

Relasi adalah hubungan antara tabel yang mempresentasikan hubungan antar objek di

dunia nyata.Relasi merupakan hubungan yang terjadi pada suatu tabel dengan lainnya

yang mempresentasikan hubungan antar objek di dunia nyata dan berfungsi untuk

mengatur mengatur operasi suatu database. Hubungan yang dapat dibentuk dapat

mencakup 3 macam hubungan, yaitu:

1. One-To-One

One-To-One memiliki pengertian bahwa setiap baris data pada tabel pertama

dihubungkan hanya ke satu baris data pada tabel ke dua.

2. One-To-Many

One-To-Many memiliki pengertian bahwa setiap baris data dari tabel pertama

dapat dihubungkan ke satu baris atau lebih data pada tabel ke dua.

3. Many-To-Many

Many-To-Many memiliki pengertian bahwa satu baris atau lebih data pada

tabel pertama bisa dihubugkan ke satu atau lebih baris data pada tabel ke dua.

Artinya ada banyak baris di tabel satu dan tabel dua yang saling berhubungan

satu sama lain.

Relasi antar tabel merupakan hubungan yang terjadi pada suatu tabel dengan

[image:41.595.111.523.517.741.2]

tabel yang lainnya, yang berfungsi untuk mengatur operasi suatu database.Relasi antar

tabel yang digunakan pada penelitian ini ditunjukkan seperti pada Gambar 3.6.

(42)

28

3.4.5 Model entity-relationship

Model Entity-Relationship (E-R) adalah suatu model yang digunakan untuk

menggambarkan data dalam bentuk entitas, atribut dan hubungan antarentitas. Model

ini dinyatakan dalam bentuk diagram. Model E-R tidak mencerminkan bentuk fisik

yang nantinya akan disimpan dalam database, melainkan hanya bersifat konseptual

karena itu model E-R tidak tergantung pada produk DBMS yang akan digunakan

(Kadir, 2009). Model Entity-Relationship adalah model data konseptual tingkat tinggi

untuk perancangan basis data. Model data konseptual adalah himpunan konsep yang

mendeskripsikan struktur basis data, transaksi pengambilan dan pembaruan basis data.

Model ER adalah persepsi terhadap dunia nyata sebagai terdiri objek-objek

dasar yang disebut entitas dan keterhubungan (relationship) antar entitas-entitas

itu.Konsep paling dasar di model ER adalah entitas, relationship dan atribut.

Komponen-komponen utama model ER adalah :

a. Entitas, Entitas memodelkan objek-objek yang berada diperusahaan/

lingkungan.

b. Relationship. Relationship memodelkan koneksi/hubungan di antara

entitas-entitas.

c. Atribut-atribut, memodelkan properti-properti dari entitas dan relationship.

d. Konstrain-konstrain (batasan-batasan) integritas, konstrain-konstrain

ketentuan validitas.

Entitas merupakan individu yang mewakili sesuatu yang nyata (eksistensinya)

dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Sebuah kursi yang kita duduki, seseorang

yang menjadi pegawai di sebuah perusahaan dan sebuah mobil yang melintas di depan

kita adalah entitas.

Sekelompok entitas yang sejenis dan berada dalam lingkup yang sama

membentuk sebuah himpunan entitas (entity sets). Sederhananya, entitas menunjuk

pada individu suatu objek, sedang himpunan entitas menunjuk pada rumpun (family)

dari individu tersebut.

Setiap entitas pasti memiliki atribut yang mendeskripsikan karakteristik

(43)

Penentuan/pemilihan atribut-atribut yang relevan bagi sebuah entitas

merupakan hal penting lainnya dalam pembentukan model ER.

Relasi menunjukkan adanya hubungan di antara sejumlah entitas yang berasal

dari himpunan entitas yang berbeda.Kumpulan semua relasi diantara entitas-entitas

yang terdapat pada himpunan entitas-himpuan entitas tersebut membentuk himpunan

relasi (relationshipsets).Sebagaimana istilah himpunan entitas yang banyak sekali

disingkat menjadi entitas, istilah himpunan relasi jarang sekali digunakan dan lebih

sering disingkat dengan istilah relasi saja.

Penggambaran Model ER secara sistematis dilakukan melalui diagram ER.

Notasi-notasi simbolik di dalam Diagram ER yang dapat digunakan adalah:

a. Persegi panjang, menyatakan himpunan entitas.

b. Lingkaran/Elips, menyatakan atribut (atribut yang berfungsi sebagai key

digaris bawahi).

c. Belah ketupat, menyatakan Himpunan Relasi.

d. Garis, sebagai penghubung antara himpunan relasi dengan himpunan entitas

dan himpunan entitas dengan atributnya.

e. Kardinalitas relasi dapat dinyatakan dengan banyaknya garis cabang atau

dengan pemakaian angka (1 dan 1 untuk relasi one to one, 1 dan N untuk relasi

one to many atau N dan N untuk relasi many to many).

Diagram ER selalu dibuat secara bertahap. Paling tidak ada dua kelompok

penahapan yang biasa ditempuh di dalam pembuatan diagram ER, yaitu:

a. Tahap pembuatan Diagram ER awal (preliminary design) yaitu:

- Melakukan pengidentifikasian dan menetapkan seluruh himpunan entitas

yang akan terlibat.

- Menentukan atribut-atribut key dari masing-masing himpunan entitas.

- Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan relasi di antara

himpunan entitas-himpunan entitas yang ada beserta foreign key nya.

- Menentukan derajat/kardinalitas relasi untuk setiap himpunan relasi.

- Melengkapi himpunan entitas dan himpunan relasi dengan atribut-atribut

deskriptif (non key).

(44)

30

Model E-R untuk sistem penilaian kinerja dosen dapat dilihat pada Gambar

[image:44.595.112.521.103.436.2]

3.7.

Gambar 3.7. Model E-R

3.4.6 Perancangan menu sistem

[image:44.595.125.507.469.752.2]

Struktur menu sistem dapat dilihat pada Gambar 3.8.

(45)

3.5 Perancangan Antarmuka

Perancangan antarmuka merupakan gambaran umum tentang perancangan setiap

tampilan yang terdapat pada sistem yang dibangun.Ada beberapa halaman yang telah

dirancang dalam membangun sistem dashboard pada penelitian ini yaitu halaman sign

up, halaman login, halaman beranda, halaman profil, halaman data kegiatan, dan

halaman borang kegiatan.Setiap halaman memiliki fungsi masing-masing.

[image:45.595.118.518.264.733.2]

3.5.1 Halaman sign up

(46)

32

Pada halaman sign up terdapat data-data yang harus diisi oleh pengguna untuk

mendapatkan user ID dan password.Halaman ini digunakan untuk mendaftar dan

mendapatkan akun baru agar dapat menggunakan sistem secara keseluruhan.Halaman

sign up dapat dilihat pada Gambar 3.9.

[image:46.595.111.525.207.636.2]

3.5.2Halaman login

Gambar 3.10.Rancangan halaman login

Halaman ini digunakan untuk masuk ke sistem utama setelah mendaftar dan

mendapatkan user ID dan password dari halaman sign up.Halaman login dapat dilihat

(47)
[image:47.595.111.527.131.531.2]

3.5.3 Halaman beranda

Gambar 3.11.Rancangan halaman beranda

Halaman ini digunakan untuk melihat hasil kinerja dosen, nilai kum yang telah

diperoleh dan saran kegiatan yang direkomendasikan berdasarkan nilai kum yang

(48)

34

[image:48.595.145.489.111.355.2]

3.5.4 Halaman profil

Gambar 3.12.Rancangan halaman profil

Halaman ini digunakan untuk melihat profil pengguna secara umum yaitu data

pribadi, data jabatan dan golongan, dan data pendidikan sekolah.Halaman profil dapat

dilihat pada Gambar 3.12.

3.5.5 Halaman data kegiatan

[image:48.595.148.491.510.751.2]
(49)

Halaman ini digunakan untuk melihat data kegiatan yang telah dilakukan seperti

kegiatan pendidikan dan pelatihan, kegiatan perkuliahan/tutorial, bimbingan, dan

pengujian dalam menyelenggarakan pendidikan dan daftar rincian kegiatan.Halaman

data kegiatan dapat dilihat pada Gambar 3.13.

[image:49.595.109.528.213.506.2]

3.5.6 Halaman borang kegiatan

Gambar 3.14.Rancangan halaman borang kegiatan

Halaman borang kegiatan dapat dilihat pada Gambar 3.14.Halaman ini digunakan

untuk memasukkan data-data kegiatan yang telah dilakukan seperti data pendidikan

dan pelatihan, perkuliahan/tutorial, bimbingan, dan pengujian dalam dunia

(50)

BAB 4

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

4.1 Implementasi Sistem

4.1.1 Spesifikasi software dan hardware yang digunakan

Spesifikasi perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) yang

digunakan dalam membangun sistem CAD ini adalah sebagai berikut:

1. Sistem operasi yang digunakan adalah Microsoft Windows 7 Ultimate32-bit.

2. Web server yang digunakan adalah XAMPP.

3. Database MySQL.

4. Processor IntelCore™ i5-450M 2.4GHz

5. Memory 3.00 GB RAM DDR3

6. Kapasitas harddisk640 GB.

4.1.2 Implementasi perancangan antarmuka

Adapun implementasi perancangan antarmuka pada sistem yang telah dilakukan

sebelumnya antara lain:

1. Halaman sign up

Halaman ini digunakan untuk mendapatkan user ID dan password agar

pengguna tersebut dapat menggunakan sistem secara keseluruhan.Pada

halaman ini terdapat tombol “Daftar” yang berguna untuk mendaftar pengguna

baru setelah seluruh data-data pada borang pendaftaran akun kinerja dosen

telah terisi.Tombol “Reset” untuk menghapus data-data yang telah terisi pada

borang pendaftaran akun kinerja dosen. Link “Kembali” digunakan untuk

(51)
[image:51.595.138.520.108.570.2]

Gambar 4.1. Halaman sign up

2. Halaman login

Gambar 4.2. Halaman login

Halaman login dapat dilihat pada Gambar 4.2.Halaman ini digunakan untuk

masuk ke sistem utama dengan menggunakan ID dosen dan password yang

(52)

38

Tombol “Login” berfungsi untuk masuk ke halaman beranda setelah ID

dosen dan password dimasukkan. Link “Sign Up” digunakan oleh pengguna

baru untuk memperoleh ID dosen dan password dengan mengisi borang

pendaftaran akun kinerja dosen.

[image:52.595.132.528.156.358.2]

3. Halaman beranda

Gambar 4.3. Halaman beranda

Halaman beranda dapat dilihat pada Gambar 4.3.Halaman ini muncul setelah

login menggunakan ID dosen dan password.

Halaman berandaakan menunjukkan seluruh kegiatan yang telah

dilakukan oleh dosen dan melihat kekurangan suatu kegiatan yang belum

dilakukan untuk memperoleh kenaikan jabatan dan golongan selanjutnya.

Halaman ini juga memberikan saran kegiatan yang direkomendasikan kepada

pengguna agar melakukan kegiatan yang lebih diprioritaskan untuk

meningkatkan nilai kum yang telah diperoleh dalam perencanaan suatu

kenaikan pangkat dan golongan.

Tombol “Data Kegiatan” untuk menuju ke halaman data kegiatan.Tombol “Borang Kegiatan” untuk menuju ke halaman borang

kegiatan. Link nama pengguna untuk melihat profil pengguna dan link log out

berada pada sudut kanan atas setiap halaman.

Kegiatan yang disarankan untuk dilakukan dalam meningkatkan nilai

kum akan diberikan ketika pop up link diklik oleh user. Contoh saran dalam

(53)
[image:53.595.114.520.84.265.2]

Gambar 4.4. Contoh saran dalam peningkatan nilai kum

4. Halaman profil

Gambar 4.5. Halaman profil

Halaman ini untuk melihat profil atau data-data pengguna seperti data pribadi,

jabatan dan gologan, serta data pendidikan sekolah.Pengguna dapat

menambahkan atau merubah foto akun profilnya dengan mengklik bagian foto

yang tertera di halaman tersebut.Halaman profil dapat dilihat pada Gambar

[image:53.595.127.525.326.473.2]
(54)

40

[image:54.595.134.522.96.412.2]

5. Halaman data kegiatan

Gambar 4.6. Halaman data kegiatan

Halaman ini digunakan untuk melihat kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

dan telah dimasukkan pada halaman borang kegiatan.Halaman data kegiatan

dapat dilihat pada Gambar 4.6.

6. Halaman borang kegiatan

Halaman ini digunakan untuk mengisi kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

seperti kegiatan dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan fungsional dosen,

kegiatan dalam melaksanakan perkuliahan/tutorial, bimbingan, menguji, serta

menyelenggarakan pendidikan.Halaman borang kegiatan pendidikan dan

(55)
[image:55.595.149.523.82.404.2]

Gambar 4.7. Halaman borang kegiatan pendidikan dan pengajaran

Borang rincian kegiatan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.8.Borang

(56)
[image:56.595.115.523.82.401.2]

42

Gambar 4.8.

Gambar

Tabel 2.1. Jumlah angka kredit kumulatif
Gambar 3.1.Arsitektur umum
Gambar 3.2. Algoritma profile matching pada sistem
Gambar 3.3.Use case diagram sistem
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini dilakukan penilaian beban kinerja dosen berdasarkan empat faktor utama yang digunakan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan yaitu pendidikan,

Dalam mendukung tujuan STT Musi tersebut teknologi informasi dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi kualitas kinerja dosen, dalam hal ini informasi kualitas

mahasiswa, dosen dan karyawan dalam melakukan evaluasi kinerja, selain itu sistem informasi tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk mengolah data, melakukan monitoring

Berdasarkan permasalahan tersebut penulis bertujuan merancang dan membuat Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Dosen dalam proses perkuliahan dengan

Bila dikalkulasikan maka setiap semester Universitas Bandar Lampung menggunakan kertas lebih dari 18000 ribu lembar untuk mengetahui Indek Kinerja Dosen (IKD). Akan

Nilai Indeks kinerja dosen Universitas Riau menurut Fakultas Semester II (Periode Julli-Desember 2019) yang tertinggi adalah Pascasarjana dengan nilai 3,94 (kategori Istimewa)

Untuk memonitoring dan evaluasi kinerja dosen dalam kegiatan pengajaran dilakukan melalui instrument monitoring dan evaluasi kinerja dosen berupa lembaran kertas yang akan di

Nilai Indeks kinerja dosen Universitas Riau menurut Fakultas Periode Januari-Juni 2019 yang tertinggi adalah Pascasarjana dengan nilai 3,94 (kategori Istimewa) dan terendah