• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.4 Perancangan Sistem

3.4.1 Use case diagram

Use Case Diagram adalah gambar dari beberapa atau seluruh aktor dan use case dengan tujuan mengenali interaksi mereka dengan suatu sistem (Yasin, 2012). Gambar 3.4 menggambarkan use case diagram dari sistem yang dibangun.

20

Use-case diagram menekankan pada “siapa” melakukan “apa” dalam lingkungan sistem perangkat lunak akan dibangun. Use-case diagram sebenarnya terdiri dari dua bagian besar; yang pertama adalah use case diagram (termasuk gambar use case dependencies) dan use case description.

Use-case diagram adalah gambaran graphical dari beberapa atau semua actor, use-case, dan interaksi diantara komponen-komponen tersebut yang memperkenalkan suatu sistem yang akan dibangun. Use-case diagram menjelaskan manfaat suatu sistem jika dilihat menurut pandangan orang yang berada di luar sistem.Diagram ini menunjukkan fungsionalitas suatu sistem atau kelas dan bagaimana sistem tersebut berinteraksi dengan dunia luar.

Use-case diagram dapat digunakan selama proses analisis untuk menangkap requirement system dan untuk memahami bagaimana sistem seharusnya bekerja. Selama tahap desain, use-case diagram berperan untuk menetapkan perilaku (behavior) sistem saat diimplementasikan.Dalam sebuah model mungkin terdapat satu atau beberapa use-case diagram. Kebutuhan atau requirements system adalah fungsionalitas apa yang harus disediakan oleh sistem kemudian didokumentasikan pada model use-case yang menggambarkan fungsi sistem yang diharapkan (use-case), dan yang mengelilinginya (actor), serta hubungan antara actor dengan use-case (use- case diagram) itu sendiri.

Use case class digunakan untuk memodelkan dan menyatakan unit fungsi/layanan yang disediakan oleh sistem (or bagian sistem: subsistem atau class) ke pemakai. Use case dapat dilingkupi dengan batasan sistem yang diberi label nama sistem. Use case adalah sesuatu yang menyediakan hasil yang dapat diukur ke pemakai atau sistem eksternal. Karakteristik use case antara lain:

a. Use cases adalah interaksi atau dialog antara sistem dan actor, termasuk pertukaran pesan dan tindakan yang dilakukan oleh sistem.

b. Use cases diprakarsai oleh actor dan mungkin melibatkan peran actor lain. Use cases harus menyediakan nilai minimal kepada satu actor. c. Use cases bisa memiliki perluasan yang mendefinisikan tindakan khusus

dalam interaksi atau use case lain mungkin disisipkan.

d. Use case class memiliki objek use case yang disebut skenario. Skenario menyatakan urutan pesan dan tindakan tunggal.

3.4.2 Use case spesification

Use case specification merupakan perkembangan dari use case diagram untuk setiap use case, use case specification menjelaskan bagaimana sebuah use case itu bekerja (Muchtar & Sani 2012).

1. Brief Description

Use case ini digunakan oleh dosen untuk melihat tingkat pencapaian nilai kum yang dikumpulkannya untuk kenaikan pangkat.

2. Pre Condition

Dosen harus memiliki user name dan password untuk login ke sistem. 3. Characteristic of Activation

Eksekusi hanya bisa dilakukan oleh dosen yang terdaftar di sistem. 4. Flow of Events

a. Basic Flow

Use case ini akan dimulai jika dosen ingin melihat data pengumpulan nilai kum.

 Dosen harus mendaftar terlebih dahulu untuk mendapatkan user name dan password.

 Kemudian sistem akan menampilkan halaman login.

 Di halaman login terdapat text box yang digunakan dosen untuk mengisikan user name dan password.

 Setelah login, sistem akan menampilkan dashboard dari empat kriteria penilaian dosen dan kekurangan nilai kum.

 Dosen juga dapat mengisi butir-butir kegiatan yang telah dikumpulkan di dalam halaman borang kegiatan.

Use case ini berakhir ketika sistem menampilkan halaman data semua kegiatan yang telah dilakukan dosen.

b. Alternative Flow Tidak ada. c. Post Condition

Pada use case ini dosen dapat melihat hasil nilai kum yang telah dikumpulkannya.

22

d. Limitation

Use case ini hanya dapat digunakan oleh dosen perguruan tinggi yang memiliki Nomor Induk Pegawai (NIP).

3.4.3 Data flow diagram

Data Flow Diagram (DFD) merupakan representasi grafik yang menggambarkan informasi dan transformasi informasi yang diaplikasikan sebagai data yang mengalir dari masukan (input) dan keluaran (output).

DFD dapat digunakan untuk merepresenasikan sebuah sistem atau perangkat lunak pada beberapa level abstraksi. DFD dibagi menjadi beberapa level yang lebih detail untuk mrepresentasikan aliran informasi atau fungsi yang lebih detail. DFD menyediakan mekanisme untuk pemodelan fungsional ataupun pemodelan aliran informasi. Oleh karena itu, DFD lebih sesuai digunakan untuk memodelkan fungsi- fungsi perangkat lunak yang akan diimplementasikan menggunakan pemrograman terstruktur karena pemrograman terstruktur membagi-bagi bagiannya dengan fungsi- fungsi dan prosedur-prosedur (Shalahuddin, 2011). Ada 3 jenis DFD, yaitu:

a. Context diagram

Context Diagram adalah data flow diagram tingkat atas (DFD Top Level), yaitu diagram yang paling tidak detail, dari sebuah sistem informasi yang menggambarkan aliran-aliran data ke dalam dan ke luar sistem dan ke

dalam dan ke luar entitas-entitas eksternal. (context diagram

menggambarkan sistem dalam satu lingkaran dan hubungan dengan entitas luar. Lingkaran tersebut menggambarkan keseluruhan proses dalam sistem). Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggambar context diagram antara lain :

1. Terminologi sistem

2. Menggunakan satu simbol proses

3. Nama/keterangan di simbol proses tersebut sesuai dengan fungsi sistem tersebut

4. Antara Entitas Eksternal/Terminator tidak diperbolehkan komunikasi langsung

5. Jika Terminator mewakili individu (personil) sebaiknya diwakili oleh peran yang dipermainkan personil tersebut.

6. Aliran data ke proses dan keluar sebagai output keterangan aliran data berbeda.

b. DFD levelled

DFD dapat digunakan untuk menggambarkan diagram fisik maupun

diagram diagram logis. Dimana Diagram Level n merupakan hasil

pengembangan dari Context Diagram ke dalam komponen yang lebih detail tersebut disebut dengan top-down partitioning. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat DFD ialah:

1. Adanya ketentuan – ketentuan pemberian nomor pada diagram level n

2. Jangan menghubungkan langsung antara satu penyimpanan dengan

penyimpanan lainnya (harus melalui proses).

3. Jangan menghubungkan langsung dengan tempat penyimpanan data

dengan entitas eksternal / terminator (harus melalui proses), atau sebaliknya.

4. Jangan membuat suatu proses menerima input tetapi tidak pernah

mengeluarkan output yang disebut dengan istilah “black hole”.

5. Jangan membuat suatu tempat penyimpanan menerima input tetapi tidak pernah digunakan untuk proses.

6. Jangan membuat suatu hasil proses yang lengkap dengan data yang

terbatas yang disebut dengan istilah “magic process”.

7. Jika terdapat terminator yang mempunyai banyak masukan dan

keluaran, diperbolehkan untuk digambarkan lebih dari satu sehingga mencegah penggambaran

c. DFD fisik

DFD fisik adalah representasi grafik dari sebuah sistem yang menunjukan entitas-entitas internal dan eksternal dari sistem tersebut, dan aliran-aliran data ke dalam dan keluar dari entitas-entitas tersebut.Entitas-entitas internal adalah personel, tempat (sebuah bagian), atau mesin (misalnya, sebuah komputer) dalam sistem tersebut yang mentransformasikan data. Maka DFD fisik tidak menunjukkan apa yang dilakukan, tetapi

24

menunjukkan dimana, bagaimana, dan oleh siapa proses-proses dalam sebuah sistem dilakukan.

d. DFD logis

DFD logis adalah representasi grafik dari sebuah sistem yang menunjukkan proses-proses dalam sistem tersebut dan aliran-aliran data ke dalam dan ke luar dari proses-proses tersebut. DFD logis untuk membuat dokumentasi sebuah sistem informasi karena DFD logis dapat mewakili logika tersebut, yaitu apa yang dilakukan oleh sistem tersebut, tanpa perlu menspesifikasi dimana, bagaimana, dan oleh siapa proses-proses dalam sistem tersebut dilakukan.

Syarat-syarat dalam membuat DFD yaitu:

1. Pemberian nama untuk tiap komponen DFD

2. Pemberian nomor pada komponen proses

3. Penggambaran DFD sesering mungkin agar enak dilihat

4. Penghindaran penggambaran DFD yang rumit

5. Pemastian DFD yang dibentuk itu konsiten secara logika

Manfaat DFD adalah :

1. Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang

memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi. 2. DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering

digunakan,khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem.

3. DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.

DFD level 0 menggambarkan sistem yang akan dibuat sebagai suatu entitas tunggal yang berintraksi dengan aktor maupun sistem lain. DFD level 0 digunakan untuk menggambarkan ineraksi antara sistem yang akan dikembangkan dengan entitas luar. Gambar DFD level 0 yang akan dibangun dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4. DFD level 0

Fungsi dari Data Flow Diagram adalah :

a. Sebagai alat pembuatan model yang memungkinkan profesional

sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi.

b. Sebagai alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila

fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem.

c. Sebagai alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.

26

Pada Gambar 3.4. DFD level 0 memiliki satu aktor, yaitu aktor pengguna yang memiliki aktivitas tertentu. Aktor pengguna memiliki aktivitas masukan (input), yaitu pengisian butir kegiatan, profil pengguna, dan login. Aktifitas keluaran (output), yaitu informasi kegiatan dan informasi profil.

Gambar 3.5.DFD level 1

DFD level 1 digunakan untuk menggambarkan modul-modul yang terdapat di dalam sistem yang akan dikembangkan. DFD level 1 merupakan hasil breakdown DFD level 0 yang sebelumnya telah dibuat. Gambar DFD level 1 dari sistem yang akan dibangun dapat dilihat pada Gambar 3.5.

3.4.4 Relasi antar tabel

Relasi adalah hubungan antara tabel yang mempresentasikan hubungan antar objek di dunia nyata.Relasi merupakan hubungan yang terjadi pada suatu tabel dengan lainnya yang mempresentasikan hubungan antar objek di dunia nyata dan berfungsi untuk mengatur mengatur operasi suatu database. Hubungan yang dapat dibentuk dapat mencakup 3 macam hubungan, yaitu:

1. One-To-One

One-To-One memiliki pengertian bahwa setiap baris data pada tabel pertama dihubungkan hanya ke satu baris data pada tabel ke dua.

2. One-To-Many

One-To-Many memiliki pengertian bahwa setiap baris data dari tabel pertama dapat dihubungkan ke satu baris atau lebih data pada tabel ke dua.

3. Many-To-Many

Many-To-Many memiliki pengertian bahwa satu baris atau lebih data pada tabel pertama bisa dihubugkan ke satu atau lebih baris data pada tabel ke dua. Artinya ada banyak baris di tabel satu dan tabel dua yang saling berhubungan satu sama lain.

Relasi antar tabel merupakan hubungan yang terjadi pada suatu tabel dengan tabel yang lainnya, yang berfungsi untuk mengatur operasi suatu database.Relasi antar tabel yang digunakan pada penelitian ini ditunjukkan seperti pada Gambar 3.6.

28

3.4.5 Model entity-relationship

Model Entity-Relationship (E-R) adalah suatu model yang digunakan untuk

menggambarkan data dalam bentuk entitas, atribut dan hubungan antarentitas. Model ini dinyatakan dalam bentuk diagram. Model E-R tidak mencerminkan bentuk fisik yang nantinya akan disimpan dalam database, melainkan hanya bersifat konseptual karena itu model E-R tidak tergantung pada produk DBMS yang akan digunakan (Kadir, 2009). Model Entity-Relationship adalah model data konseptual tingkat tinggi untuk perancangan basis data. Model data konseptual adalah himpunan konsep yang mendeskripsikan struktur basis data, transaksi pengambilan dan pembaruan basis data. Model ER adalah persepsi terhadap dunia nyata sebagai terdiri objek-objek dasar yang disebut entitas dan keterhubungan (relationship) antar entitas-entitas itu.Konsep paling dasar di model ER adalah entitas, relationship dan atribut.

Komponen-komponen utama model ER adalah :

a. Entitas, Entitas memodelkan objek-objek yang berada diperusahaan/ lingkungan.

b. Relationship. Relationship memodelkan koneksi/hubungan di antara

entitas-entitas.

c. Atribut-atribut, memodelkan properti-properti dari entitas dan relationship. d. Konstrain-konstrain (batasan-batasan) integritas, konstrain-konstrain

ketentuan validitas.

Entitas merupakan individu yang mewakili sesuatu yang nyata (eksistensinya) dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Sebuah kursi yang kita duduki, seseorang yang menjadi pegawai di sebuah perusahaan dan sebuah mobil yang melintas di depan kita adalah entitas.

Sekelompok entitas yang sejenis dan berada dalam lingkup yang sama membentuk sebuah himpunan entitas (entity sets). Sederhananya, entitas menunjuk pada individu suatu objek, sedang himpunan entitas menunjuk pada rumpun (family) dari individu tersebut.

Setiap entitas pasti memiliki atribut yang mendeskripsikan karakteristik (property) dari entitas tersebut.

Penentuan/pemilihan atribut-atribut yang relevan bagi sebuah entitas merupakan hal penting lainnya dalam pembentukan model ER.

Relasi menunjukkan adanya hubungan di antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda.Kumpulan semua relasi diantara entitas-entitas yang terdapat pada himpunan entitas-himpuan entitas tersebut membentuk himpunan relasi (relationshipsets).Sebagaimana istilah himpunan entitas yang banyak sekali disingkat menjadi entitas, istilah himpunan relasi jarang sekali digunakan dan lebih sering disingkat dengan istilah relasi saja.

Penggambaran Model ER secara sistematis dilakukan melalui diagram ER. Notasi-notasi simbolik di dalam Diagram ER yang dapat digunakan adalah:

a. Persegi panjang, menyatakan himpunan entitas.

b. Lingkaran/Elips, menyatakan atribut (atribut yang berfungsi sebagai key digaris bawahi).

c. Belah ketupat, menyatakan Himpunan Relasi.

d. Garis, sebagai penghubung antara himpunan relasi dengan himpunan entitas dan himpunan entitas dengan atributnya.

e. Kardinalitas relasi dapat dinyatakan dengan banyaknya garis cabang atau dengan pemakaian angka (1 dan 1 untuk relasi one to one, 1 dan N untuk relasi one to many atau N dan N untuk relasi many to many).

Diagram ER selalu dibuat secara bertahap. Paling tidak ada dua kelompok penahapan yang biasa ditempuh di dalam pembuatan diagram ER, yaitu:

a. Tahap pembuatan Diagram ER awal (preliminary design) yaitu:

- Melakukan pengidentifikasian dan menetapkan seluruh himpunan entitas yang akan terlibat.

- Menentukan atribut-atribut key dari masing-masing himpunan entitas. - Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan relasi di antara

himpunan entitas-himpunan entitas yang ada beserta foreign key nya. - Menentukan derajat/kardinalitas relasi untuk setiap himpunan relasi. - Melengkapi himpunan entitas dan himpunan relasi dengan atribut-atribut

deskriptif (non key).

30

Model E-R untuk sistem penilaian kinerja dosen dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7. Model E-R

3.4.6 Perancangan menu sistem

Struktur menu sistem dapat dilihat pada Gambar 3.8.

Dokumen terkait