• Tidak ada hasil yang ditemukan

SMART HOUSE BERBASIS MIKROKONTROLLER AT 89S51 VIA SMS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SMART HOUSE BERBASIS MIKROKONTROLLER AT 89S51 VIA SMS"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

\SMART HOUSE BERBASIS MIKROKONTROLLER AT 89S51 VIA SMS

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Mamenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya

Program Diploma III Ilmu Komputer

Oleh :

FAJAR NIKO PRATAMA M3307043

PROGRAM DIPLOMA III ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

SMART HOUSE BERBASIS MIKROKONTROLLER AT 89S51 VIA SMS

Disusun Oleh

FAJAR NIKO PRATAMA

NIM. M3307043

Tugas Akhir ini telah disetujui untuk dipertahankan

Di hadapan dewan penguji :

Pada hari Jum’at tanggal 28 Januari 2011

Pembimbing Utama

(3)

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

SMART HOUSE BERBASIS MIKROKONTROLLER AT 89S51 VIA SMS

FAJAR NIKO PRATAMA

M3307043

dibimbing oleh :

Artono Dwijo Sutomo, S.Si, M.Si NIP 19700128 199903 1 001

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada hari Jum’at tanggal 28 Januari 2011 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji Tanda Tangan

1. Artono Dwijo Sutomo, S.Si, M.Si 1.

NIP 19700128 199903 1 001

2. Agus Purbayu. S.Si 2.

NIDN 0629088001

3. Agus Purnomo. S.Si 3.

NIDN 0607038501

Disahkan Oleh

Dekan Ketua Program Studi

Fakultas MIPA UNS DIII Ilmu Komputer UNS

Prof. Drs. Sutarno, M.sc, Ph.D Drs. YS. Palgunadi, M. Sc

(4)

commit to user

iv ABSTRAK

Fajar Niko Pratama.2010. Smart House Berbasis Mikrokontroller AT 89S51 Via SMS. Program Diploma III Tekhnik Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNS.

Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk merancang dan membuat sebuah system Smart house Via SMS. Penulis ingin mengetahui bagaimana mendesain dan membuat rangkaian elektronika.

Sistem ini menggunakan Mikrokontroller AT 89S51. Penulisan untuk program Mikrokontroller AT89S51 tersebut menggunakan bahasa Assembly, dan port-port terhubung ke input (Handphone) dan output (Mekanik). Dari hasil perangkaian alat, menunjukkan bahwa Handphone yang terhubung dengan Mikrokontroller AT89S51 melalui pesan singkat (SMS) dapat melakukan perintah suatu rangkaian Mikrokontroller yang terhubung ke mekanik.

Berdasarkan penguraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa mikrokontroller AT89S51 dapat digunakan sebagai sistem Smart House.

(5)

commit to user

v ABSTRACT

Fajar Niko Pratama.2010. Smart House Via SMS Based on AT 89S51. Program Diploma III Computer Enginering, Faculty of Mathematic and

Natural Scinces, UNS.

The purpose of this final report is to plan and build a smart house

system via SMS. Writer want to know how to plan and build electronics system.

This system use Microcontroller AT 89S51. Process of writing

microcontroller AT89S51 program use assembly language, and Microcontroller

ports are connected to input (Handphone) and output (Mechanics). From the

result of process combination device, indicates that Handphone are conneted

microcontroller AT 89S51 via short massage service (SMS that) can command a

microcontroller system which connected to mechanics.

Based on the explanation above, writer concluded that microcontroller

AT 89S51 could be used for Smart House System.

(6)

commit to user

vi MOTTO

 Siapa yang menginginkan dunia, hendaklah ia mempunyai ilmu. Siapa yang menginginkan akherat, hendaklah ia mempunyai ilmu. Siapa yang menginginkan keduanya, hendaklah ia mempunyai ilmu.

(Al-Hadist)

 Dalam jasad itu ada sekerat daging, jika ia baik maka baiklah jasad seluruhnya, dan jika ia buruk maka buruklah jasad seluruhnya. Sekerat daging itu adalah hati.

(7)

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan Kepada :

- Bapak dan Ibu tercinta

- Adik – adikku tersayang - Semua temanku yang

baik hati.

(8)

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

selalu melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan judul “SMART HOUSE BERBASIS MIKROKONTROLLER AT 89S51 VIA SMS” ini tepat pada waktunya.

Penyusunan laporan tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat

menempuh Program Studi D3 Teknik Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penulisan laporan ini, tidak

lepas dari bantuan berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada :

1. Bapak Dekan, Staf dan seluruh Dosen di Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta yang selama ini

telah banyak membantu pada masa perkuliahan hingga terselesainya tugas

akhir ini.

2. Bapak Drs. Y.S.Palgunadi, M.Sc selaku Ketua Program DIII Ilmu

Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Artono Dwijo Sutomo, S.Si, M.Si selaku pembimbing akademik

dan dosen pembimbing tugas akhir yang telah banyak memberikan

pengarahan, saran serta dukungan.

4. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan doa dan motivasi.

5. Adik adikku yang selalu memberikan semangat sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Teman – teman yang telah memberikan saran, kritik dan semangat yang membangun demi kelancaran tugas akhir.

7. Seluruh pihak yang telah membantu kelancaran tugas akhir dan dalam

(9)

commit to user

ix

Penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk kesempurnaan

laporan ini sehingga akan lebih baik dimasa yang akan datang. Akhirnya penulis

berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya.

Surakarta, 24 Juni 2010

(10)

commit to user

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

(11)

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Table 2.1 Fitur pada Port 3 ... 13

Tabel 2.2 Pinout Konektor Handphone SE ... 18

Tabel 2.3 Perintah AT Command ... 21

(12)

commit to user

Gambar 2.11 Bagian Motor Arus Searah ... 10

Gambar 2.12 Interaksi kedua medan menghasilkan gaya ... 10

Gambar 2.13 Susunan Mikrokontroler ... 11

Gambar 2.14 Konfigurasi Pin AT89S51 ... 15

Gambar 2.15 Blog Diagram AT89S51 ... 16

Gambar 2.16 Diagram blok telepon selular ... 17

Gambar 2.17 Handphone SE T230 ... 18

Gambar 2.18 Konektor SE ... 18

Gambar 3.1 Diagram blok sistem keseluruhan ... 28

Gambar 3.2 Tahapan Pembuatan alat ... 31

Gambar 3.3 Konektor DB9 yang terhubung ke Handphone ... 32

Gambar 3.4 Rangkaian mikrokontroler AT89S51 yang terhubung ke komponen lainya ... 33

Gambar 3.5 Flow Chat Sistem kerja Mikrokontroler ... 34

Gambar 3.6 Rangkaian Catu Daya ... 35

Gambar 3.7 Rangkaian Motor DC ... 35

Gambar 3.8 Rangkaian Lampu ... 36

(13)

commit to user

xiii

Gambar 3.10 Penulisan asembly pada notepad ... 38

Gambar 3.11 Load program niko.asm ... 38

Gambar 3.12 Proses load file hex ... 39

Gambar 3.13 Proses inisialisasi memori program ... 39

Gambar 3.14 Download program ke IC AT89S51 ... 40

Gambar 4.1 Diagram pengujian alat ... 41

Gambar 4.2 Skema Rangkaian Alat ... 43

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

(15)

commit to user BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Penggunaan telepon selular di Indonesia yang ada di berbagai daerah dari

kota hingga desa sudah merupakan hal yang tidak asing lagi karena dapat

dijumpai dengan mudah. Dibandingkan dengan telepon rumah. Telepon selular

atau biasa disebut dengan handphone merupakan sarana praktis dan efektif,

ditambah lagi dengan kemampuan dari telepon selular itu sendiri yang terus

menerus mengalami perkembangan. Seperti kemampuan dari alat tersebut untuk

mengirim pesan singkat atau SMS ( Short Message Service ) , fasilitas kamera,

radio dan lain sebagainya serta harganya yang terjangkau. Hal ini membuat

masyarakat umum, baik dari golongan atas hingga golongan menengah kebawah

dapat memiliki perangkat telepon selular ini dengan mudah.

Dengan meningkatnya kebutuhan kita menggunakan telepon selular dan

banyaknya fasilitas yang dimiliki oleh telepon selular, maka alangkah baiknya

apabila kita menggunakan salah satu dari fasilitas alat tersebut sebagai alat

kontrol.

Dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi di era globalisasi ini,

seperti halnya alat komunikasi yang dulu hanya menggunakan cara tradisional

kini sudah menjadi semakin modern yaitu melalui selular. Untuk mempermudah

atau meringnkan pekerjaan rumah tangga yang biasanya dikerjakan dengan cara

manual kini dapat disesuaikan dengan mudah melalui selular.

Untuk menyesuaikan hal tersebut penulis melakukan penelitian, dan

sampai pada akhirnya menemukan manfaat lain dari telepon selular, yaitu untuk

menjalankan suatu pekerjaan rumah tangga yaitu membuka dan menutup korden,

on/off universal pada terminal listrik yang dijalankan menggunakan fasilitas pesan

singkat pada telepon selular, atau yang sering disebut SMS

( Short Message Service ) dengan berbasiskan mikrokontroler AT 89S51 yang

(16)

commit to user 1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diambil perumusan

masalah yaitu bagaimana membuat salah satu fasilitas SMS pada telepon selular

tersebut sebagai pengendali mekanik dan terminal listrik pada rumah tangga yang

disebut sistem Smart House yang berbasiskan Mikrokontroler AT 89S51.

1.3Pembatasan Masalah

Karena banyaknya pembelajaran, maka dilakukan beberapa pembatasan

masalah, antara lain:

a. Mikrokontroler yang digunakan adalah AT89S51.

b. Menggunakan bahasa pemrograman ASM (assembler).

c. Sistem Smart House diperintah menggunakan Telepon Selular

(Handphone).

d. Untuk media otomatis pekerjaan sistem Smart House menggunakan

replika mekanik dan penulis menambahkan lampu untuk mengembangkan

port-port yang masih kosong.

Tujuan dibuatnya batasan masalah adalah agar pokok-pokok permasalahan

yang dibahas tidak melenceng dari topik yang telah diangkat.

1.4Tujuan dan Manfaat 1.4.1 Tujuan

Tujuan dari laporan tugas akhir ini adalah untuk membuat rangkaian

Sistem Smart House yaitu Membuka, menutup korden dan kontrol lampu Berbasis

Mikrokontroler AT89S51 via SMS .

1.4.2 Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan Tugas Akhir Sistem

Smart House Berbasis Mikrokontroler AT89S51 Via Selular adalah sebagai alat

bantu untuk memperingan kegiatan rumah tangga, yaitu dalam hal ini membuka

dan menutup korden dan bisa digunakan sebagai alat perintah disaat kita berada di

(17)

commit to user 1.5Metodologi Penelitian

Dalam pembuatan dan penyusunan tugas akhir ini, dilakukan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Perancangan kerja dari sisi perangkat keras dan perangkat lunak.

2. Pembuatan rangkaian mikrokontroler AT89S51 serta rangkaian dan mekanik.

3. Menguji coba rangkaian yang telah dibuat.

4. Menganalisa masing-masing rangkaian dan menyimpulkan hasil dari uji

coba rangkaian.

1.6Sistematika Laporan

Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini dapat dijelaskan seperti

dibawah berikut ini :

1. BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan

masalah, tujuan dan manfaat, metodologi penelitian dan

sistematika penulisan laporan.

2. BAB II LANDASAN TEORI

Berisi teori penunjang yang menguraikan tentang teori–teori yang mendukung dari bagian-bagian perangkat atau alat yang dibuat.

3. BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

Berisi hal-hal yang berhubungan dengan perancangan dan

pembahasan perangkat keras tentang alat yang dibuat.

4. BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA

Memuat hasil pengamatan dan pembahasan dari hasil

pengujian alat yang dibuat.

5. BAB V PENUTUP

Berisi kesimpulan dan cara tentang penggunaan alat yang telah

(18)

commit to user BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Power Supply

Power supply merupakan alat yang digunakan untuk mensupply tegangan

pasa rangkaian sensor dan pompa. Rangkaian power supply terdiri dari beberapa

komponen, yaitu: transformer, penyearah, regulator, kapasitor dan beban (Wasito

S, 2001). Secara blok diagram dapat dilihat seperti gambar di bawali ini:

Gambar 2.1 Diagram Blog Power Supply

2.1.1 Transformator

Transformator merupakan alat pemindah daya dari lilitan primer ke

sekunder dengan perubahan arus maupun perubahan tegangan. Besarnya tegangan

yang ingin dihasilkan tergantung dari banyaknya lilitan primer dan sekunder

(Wasito.S, 2001).

Gambar 2.2 Transformator

2.1.2 Dioda

Dioda termasuk komponen elektronika yang terbuat dari bahan

semikonduktor. Beranjak dari penemuan dioda, para ahli menemukan juga

komponen turunan lainnya yang unik. Dioda memiliki fungsi yang unik yaitu

(19)

commit to user

sambungan semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P

dan satu sisinya yang lain adalah tipe N. Dengan struktur demikian arus hanya

akan dapat mengalir dari sisi P menuju sisi N.

Gambar 2.3 Simbol dan struktur

Gambar ilustrasi di atas menunjukkan sambungan PN dengan sedikit porsi kecil

yang disebut lapisan deplesi (depletion layer), dimana terdapat keseimbangan hole

dan elektron. Seperti yang sudah diketahui, pada sisi P banyak terbentuk hole-hole

yang siap menerima elektron sedangkan di sisi N banyak terdapat

elektron-elektron yang siap untuk bebas merdeka. Lalu jika diberi bias positif, dengan arti

kata memberi tegangan potensial sisi P lebih besar dari sisi N, maka elektron dari

sisi N dengan serta merta akan tergerak untuk mengisi hole di sisi P. Tentu kalau

elektron mengisi hole di sisi P, maka akan terbentuk hole pada sisi N karena

ditinggal elektron. Ini disebut aliran hole dari P menuju N, bila mengunakan

terminologi arus listrik, maka dikatakan terjadi aliran listrik dari sisi P ke sisi N.

Gambar 2.4 Dioda dengan bias

Sebalikya apakah yang terjadi jika polaritas tegangan dibalik yaitu dengan

memberikan bias negatif (reverse bias). Dalam hal ini, sisi N mendapat polaritas

(20)

commit to user

Gambar 2.5 Dioda dengan bias negatif

Tentu jawabanya adalah tidak akan terjadi perpindahan elektron atau aliran hole

dari P ke N maupun sebaliknya. Karena baik hole dan elektron masing-masing

tertarik ke arah kutup berlawanan. Bahkan lapisan deplesi (depletion layer)

semakin besar dan menghalangi terjadinya arus.Demikianlah sekelumit

bagaimana dioda hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Dengan tegangan

bias maju yang kecil saja dioda sudah menjadi konduktor. Tidak serta merta diatas

0 volt, tetapi memang tegangan beberapa volt diatas nol baru bisa terjadi

konduksi. Ini disebabkan karena adanya dinding deplesi (deplesion layer). Untuk

dioda yang terbuat dari bahan Silikon tegangan konduksi adalah diatas 0.7 volt.

Kira-kira 0.2 volt batas minimum untuk dioda yang terbuat dari bahan

Germanium.

Gambar 2.6 Grafik arus dioda

Sebaliknya untuk bias negatif dioda tidak dapat mengalirkan arus, namun memang

ada batasnya. Sampai beberapa puluh bahkan ratusan volt baru terjadi breakdown,

dimana dioda tidak lagi dapat menahan aliran elektron yang terbentuk di lapisan

deplesi. Dioda banyak diaplikasikan pada rangkaian penyerah arus (rectifier)

(21)

commit to user

1N4001, 1N4007 dan lain-lain. Masing-masing tipe berbeda tergantung dari arus

maksimum dan juga tegangan breakdwon-nya (Anonim_B,--).

2.1.3 Regulator

Regulator merupakan rangkaian yang digunakan untuk menjaga tegangan

keluaran tetap stabil meskipun terjadi perubahan tegangan atau pada kondisi beban

yang berubah-ubah. Rangakaian regulator ini telah banyak dibuat dalam bentuk IC,

seperti IC Regulator Tiga Terminal LM 78XX. Besarnya tegangan teregulasi

tergantung dari dua angka setelah nomor seri 78, misalnya 7805 dimana tegangan

keluaran adalah 5 Volt (Wasito S, 2001).

Gambar 2.7 Regulator IC 7812 dan 7805

2.2 Relay

Relay merupakan suatu komponen (rangkaian) elektronika yang bersifat

elektronis dan sederhana serta tersusun oleh saklar, lilitan, dan poros besi. Cara

kerja komponen ini dimulai pada saat mengalirnya arus melalui koil, lalu

membuat medan magnet sekitarnya sehingga dapat merubah posisi saklar yang

ada di dalam relay tersebut, sehingga menghasilkan arus listrik yang lebih besar.

(Anonim_C, --)

Keuntungan menggunakan relay diantaranya adalah :

1. Dapat switch AC dan DC.

2. Switch tegangan tinggi.

3. Relay pilihan yang tepat untuk switching arus yang besar.

(22)

commit to user

Kekurangan pemakaian relay diantaranya adalah (Roger Tokheim, 2001) :

1. Relai ukurannya lebih besar dari transistor.

2. Tidak dapat switch dengan cepat.

3. Relay membutuhkan daya lebih besar dibanding transistor.

4. Membutuhkan arus input yang besar.

Susunan kontak pada relay adalah :

Normally open : relay akan menutup bila dialiri arus listrik.

Normally close : relay akan membuka bila dialiri arus listrik.

Changeover : relay memilikikontak tengah yang akan melepaskan diri

dan membuat kontak lainnya berhubungan.

Gambar 2.8 Bentuk dan simbol relay

(Anonim_C, --)

2.3 BT 139 (Triac)

Triac adalah Triode AC Switc, yaitu thrystor dengan elektrode picu yang

mampu mengalirkan arus bolak- balik (AC) (Anonim_E, --). Triac adalah

komponen yang tak dapat ditinggalkan untuk keperluan menghantarkan arus

bolak- balik besar tanpa disertai rugi, dan dengan sarana tegangan kemudi kecil.

Keunggulan yang utama adalah bahwa arah hantarannya tidak berpolaritas: triac

menangani tegangan positif maupun negatif. Pulsa pendek digerbang (G) sudah

cukup untuk membuat triac menghantar. Kalau arus kemudi lenyap, triac tetap

menghantar. Triac dapat dipicu dengan tegangan polaritas positif dan negatif,

serta dapat dihidupkan dengan menggunakan tegangan bolak-balik pada Gate.

(23)

commit to user

Gambar 2.9 Simbol dan Gambar Triac

Triac memiliki bagian-bagian penting:

1. A1 yaitu: terminal utama 1. Biasanya dihubungkan dengan ground, dan

pada BT139 ini pin 1 biasanya ditanahkan.

2. A2 yaitu terminal utama 2.

3. Gate yaitu gerbang triac. Tempat terjadinya ledakan pembakaran dan mati

hidupnya alat.

2.4 MOC 3021

MOC301XM dan seri MOC302XM adalah perangkat optikal driver triac

terisolasi. Perangkat ini berisi GaAs inframerah memancarkan cahaya dioda dan

diaktifkan silikon bilateral switch, yang berfungsi seperti sebuah triac. Dirancang

untuk antar muka antara kontrol elektronik dan triac (M.Barawi, 1986).

Gambar 2.10 MOC

2.5 Motor DC

Motor DC adalah alat yang dapat mengubah daya listrik DC menjadi daya

(24)

commit to user

buah kutub magnet (kutub utara dan kutub selatan). Maka pada penghantar

tersebut akan terjadi gaya yang menggerakkan penghantar tersebut. Suatu

kumparan yang terletak dalam medan magnet yang arah arus dari kedua

sisinya berlawanan sehingga arah gerak terhadap putaran berbeda selanjutnya

akan menghasilkan gaya gerak putar atau kopel. Semakin besar arusnya

maka akan semakin besar kopelnya, juga jika gaya magnetnya makin kuat

kopelnya makin berat. Jika kumparan terletak diantara kutub magnet yang sedang

berputar maka pada kumparan tersebut akan timbul suatu tegangan dari luar yang

disebut gaya gerak listrik (ggl) lawan. Besar kecilnya ggl lawan tergantung

dari tahanan jangkarnya (Anna T, 2008).

Konstruksi motor DC terdiri atas beberapa bagian yang meliputi

badan motor, inti kutub magnet, sikat-sikat, komutator, dan jangkar. Gambar

motor dc seperti ditunjukkan pada Gambar 2.7.

Gambar 2.11 Bagian Motor Arus Searah

Gambar 2.6 menunjukkan adanya interaksi kedua medan magnet akan

menimbulkan medan magnet yang tidak seragam sehingga timbul gaya (F)

yangakan menghasilkan torsi (T) dan akan memutar jangkar. Arah dari

garis-garis gaya (fluks) medan magnet yang dihasilkan oleh kutub, arah arus yang

mengalir pada penghantar dan arah dari gaya, saling tegak lurus.

(25)

commit to user 2.6 Mikrokontroler MCS-51

Mikrokontroler merupakan suatu IC yang di dalamnya berisi CPU, ROM,

RAM, dan I/O. Dengan adanya CPU tersebut maka mikrokontroler dapat

melakukan proses berfikir berdasarkan program yang telah diberikan kepadanya.

Mikrokontroler tipe Atmel AT89S51 termasuk kedalam keluarga MCS51 yang

merupakan suatu mikrokomputer CMOS 8- bit dengan daya rendah, kemampuan

tinggi, memiliki 8K byte Flash Programable dan Erasable Read Only Memory

(PEROM). Perangkat ini dibuat menggunakan tekologi memori nonvolatile (tidak

kehilangan data bila kehilangan daya listrik). Mikrokontroler terdiri dari

beberapa bagian seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini (Agfianto Eko

Putra, 2004):

Gambar 2.13 Susunan Mikrokontroler

2.6.1 Fitur AT89S51

a. Kompatibel dengan produk MCS-51.

b. 4K byte In System Programmable Flas Memory, Dapat dilakukan

pemrograman 1000 tulis dan hapus.

c. Range catu daya 4,0V s/d 5,0V.

d. Operasi statis: 0 Hz s/d 33 MHz.

e. Tiga Tingkat Program memory lock.

f. 128 x 8 bit RAM internal.

g. 32 Programmable Jalur I/O.

(26)

commit to user

i. Enam Sumber Interupsi (2 timer, 2 counter, 1 serial, 1 reset).

j. Full Duplex Serial Channe.l

k. Low Power Idle dan Mode Power Down.

l. Watcht Dog Timer.

m. Dual Data Pointer.

n. Power Off Flag.

o. Fast Programming Time.

p. ISP(In System Programable) Flash Memory.

2.6.2 Konfigurasi Pin AT89S51

Mikrokontroler memiliki pin berjumlah 40. Masing – masing pin mempunyai kegunaan sebagai berikut (Agfianto Eko Putra, 2004):

a. VCC

Berfungsi sebagai sumber tegangan sebesar +5 Volt.

b. GND

Pada kaki berfungsi sebagai pentanahan (ground).

c. Port 0

Port 0, merupakan port I/O 8 bit open drain dua arah. Sebagai sebuah port, setiap pin dapat mengendalikan 8 input TTL. Ketika logika “1” dituliskan ke port 0, maka port dapat digunakan sebagai input dengan high impedansi.

Port 0 dapat juga dikonfigurasikan untuk multipleksing dengan address/ data

bus selama mengakses memori program atau data eksternal. Pada mode ini P0

harus mempunyai pull up.

d. Port 1

Port 1 merupakan port I/0 8 bit dua arah dengan internal pull up. Buffer output port 1 dapat mengendalikan empat TTL input. Ketika logika “1” dituliskan ke port 1, maka port ini akan mendapatkan internal pull up dan dapat digunakan

sebagai input. Port 1 juga menerima alamat byte rendah selama pemrograman

dan verifikasi Flash.

Port Pin Fungsi Alternatif:

(27)

commit to user

P1.6 MISO (digunakan untu In System Programming)

P1.7 SCK (digunakan untu In System Programming)

e. Port 2

Port 2 merupakan port I/O 8 bit dua arah dengan internal pull up. Buffer output port 2 dapat mengendalikan empat TTL input. Ketika logika “1” dituliskan ke port 2, maka port ini akan mendapatkan internal pull up dan dapat digunakan

sebagai input.

f. Port 3

Port 3 merupakan port I/O 8 bit dua arah dengan internal pull up. Buffer output port 3 dapat mengendalikan empat TTL input. Ketika logika “1” dituliskan ke port 3, maka port ini akan mendapatkan internal pull up dan dapat digunakan

sebagai input. Port 3 juga melayani berbagai macam fitur khusus, sebagaimana

yang ditunjukkan pada tabel berikut:

Table 2.1 Fitur pada Port 3

Port Pin Fungsi Alternatif

P3.0 RXD (port serial input)

P3.1 TXD (port serial output)

P3.2 INT0 (interupsi eksternal 0)

P3.3 INT1 (interupsi eksternal 1)

P3.4 T0 (input eksternal timer 0)

P3.5 T1 (input eksternal timer 1)

P3.6 WR (write strobe memori data eksternal)

P3.7 WR (read strobe memori program eksternal)

g. RST

(28)

commit to user h. ALE/ PROG

Address Latch Enale (ALE) merupakan suatu pulsa output untuk mengunci

byte low dari alamat selama mengakses memori eksternal. Pin ini juga

merupakan input pulsa pemrograman selama pemrograman flash (paralel) Pada

operasi normal, ALE mengeluarkan suatu laju konstan 1/6 dari frekuensi

oscilator dan dapat digunakan untuk pewaktu eksternal.

i. PSEN

Program Store Enable merupakan strobe read untu memori program eksternal.

j. EA/ VPP

Eksternal Access Enable. EA harus di hubungkan ke GND untuk enable

devais, untuk memasuki memori program eksternal mulai alamat 0000H

sampai dengan FFFFH. EA harus dihubungkan ke VCC untuk akses memori

program internal

Pin ini juga menerima tegangan pemrogramman (VPP) selama pemrograman

Flash

k. XTAL1

Input untuk penguat oscilator inverting dan input untuk rangkaian internal

clock.

l. XTAL2

Output dari penguat oscilator inverting.

2.6.3 SFR (Special Function Register)

Adalah alamat pada memori RAM internal yang memiliki fungsi khusus.

Apabila tidak memahami fungsi dan pemakaian tiap SFR mka akan kesulitan

dalam pemakaian fitur- fitur mikrokontroler khususnya AT89S51 (Agfianto Eko

Putra, 2004).

Berikut SFR yang dimiliki AT89S51:

1. Akumulator

ACC adalah register akumulator. Mnemonik untuk instruksi spesifik

(29)

commit to user 2. Register B

Register B digunakan pada saat opersi perkalian dan pembagian. Selain untuk

keperluan tersebut diatas, register ini dapat digunakan untuk register bebas.

3. Program Status Word

Register PSW terdiri dari informasi status dari program.

4. Stack Pointer

Register Pointer stack mempunyai lebar data 8 bit. Register ini akan bertambah

sebelum data disimpan selama eksekusi push dan call. Sementara stack dapat

berada disembarang tempat RAM. Pointer stack diawali di alamat 07h setelah

reset. Hal ini menyebabkan stack untuk memulai pada lokasi 08h.

5. Data Pointer

Pointer Data (DPTR) terdiri dari byte atas (DPH) dan byte bawah (DPL).

Fungsi ini ditujukan untuk menyimpan data 16 bit. Dapat dimanipulasi sebagai

register 16 bit atau dua 8 bit register yang berdiri sendiri.

6. Control Register

Register IP, IE, TMOD, TCON, dan PCON berisi bit- bit control dan status

untuk system interupsi, tomer, counter, dan port serial.

7. Serial Data Buffer (SBUF)

Terdiri dari dua register yang terpisah , yaitu register penyangga pengirim

(transmit buffer) dan penyangga penerima (receive buffer).

(30)

commit to user

Gambar 2.15 Blog Diagram AT89S51

2.7 Telepon Selular dan Protokol

Telepon selular merupakan piranti yang berfungsi sebagai sarana untuk

menyelenggarakan komunikasi antara dua terminal. Prinsip dasar kerja telepon

(31)

commit to user

Gambar 2.16 Diagram blok telepon selular

Dari diagram blok di atas akan diterangkan secara singkat bagian-bagian

utama dari sistem telepon selular. Pada rangkaian dasar telepon selular terdapat

tiga bagian utama yang saling mendukung yaitu:

a. Rangkaian Pemanggil (Dialer Circuit)

Rangkaian pemanggil digunakan untuk mentransmisikan informasi nomor

telepon (dialing) ke sentral.

b. Rangkaian Bel (Tone Ringer)

Rangkaian bel bekerja jika ada sinyal bel (ringing) pada telepon selular

ketika mendapat panggilan dari sentral. Pada peralatan ini terjadi sinyal ringing

dikontrol oleh bagian relay detector yang selanjutnya akan memberikan informasi

ke bagian microprosessor (Ferry, 2003).

2.7.1 SE T230

Dalam hal ini digunakan Sony Ericsson tipe T230 untuk terkoneksi pada

mikrokontroler. Dimana ada jenis handphone lain yang dapat digunakan seperti

Siemens tipe C45, Samsung SGH 600 dan masih banyak tipe yang lain yang

masih menggunakan kabel konektor DB9 untuk berkomunikasi dengan

(32)

commit to user

Gambar 2.17 Handphone SE T230

Konektor handphone SE T230 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.18 Konektor SE

Untuk penggunaan dari masing-masing pin dari konektor di atas dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.2 Pinout Konektor Handphone SE

Pin Name Direction Description

1 ATMS  Audio to mobile

2 AFMS/RTS  Audio from mobile/RTS (connected to GND in cable?)

3 CTS/ONREQ -- CTS/Mobile Station On REQuest

(connected to GND in cable?)

4 Data in  Data to mobile (Rx).

5 Data out  Data from mobile (Tx)

6 ACC in  Accessory control to mobile. Used as Rx in some models (i.e. T68) for flashing

7 ACC out  Accessory control from mobile/handsfree sense. Used as Tx in some models (i.e.

T68) for flashing.

8 AGND -- Audio signal ground + 0V reference

(33)

commit to user

to pin 11 in service cable)

10 DGND -- Digital ground

11 Vcc -- DC + for battery charging + External

accessory powering

(Anonim_D, PC Suite Sonny Erricson, 2003)

2.8 SMS dan PDU

2.8.1 SMS (Short Message Service)

SMS (Short Message Sevice) merupakan salah satu layanan pesan teks

yang dikembangkan dan distandarisasi oleh suatu badan yang bernama ETSI

(European Telekomunication Standards Istitute). Sebagai bagian dari

pengembangan GSM phase 2. Fitur SMS ini memungkinkan perangkat stasiun

digital Digital Cellular Terminal, seperti ponsel) untuk dapat mengirim dan

menerima pesan-pesan teks dengan panjang sampai dengan 160 karakter melalui

jaringan GSM. (Gunawan, 2003 : 17)

2.8.2 PDU (Protokol Data Unit)

Dalam proses pengiriman atau penerimaan pasan pendek (SMS), data

yang dikirim maupun diterima oleh stasiun bergerak menggunakan 2 mode yang

ada, yaitu mode teks dan mode PDU (Protokol Data Unit Mode text) adalah cara

termudah untuk mengirim pesan. Pada mode teks pesan yang di kirim tidak

dilakukan konversi, teks yang dikirim dalam bentuk aslinya. Kelemahan dari mode

teks ini tidak bisa menyisipkan gambar dan nada dering kedalam pesan yang akan

dikirim serta terbatasnya tipe. (Ferry, 2003: 21)

Dalam mode PDU, pesan yang dikirim berupa informasi dalam bentuk

data. Hal ini akan memberikan kemudahan jika dalam pengiriman akan dilakukan

kompresi data atau akan dibentuk sistem penyandian data dari karakter. PDU tidak

hanya berisi pesan teks saja, tetapi terdapat beberapa metainformasi yang lainnya,

seperti nomor pengirim, nomor SMS Center, waktu pengiriman dan sebagainya.

(Gunawan, 2003: 21).

(34)

commit to user

DELIVER) dan SMS-pengirim (SMS-SUBMIT)

1. PDU Penerima (SMS-Deliver)

SMS Penerima (SMS-DELIVER) adalah pesan yang diterima oleh terminal

dalam bentuk PDU. Pada PDU ini terdapat beberapa meta-informasi yang dibawa,

antara lain:

1. SCA (Service Center Address)

Berisi informasi SMS-Center

2. OA (Orginating Address)

Berisi informasi nomor pengirim

3. DCS (Data Coding Schema)

Berisi informasi skema pengkodean data yang digunakan

4. SCTS (Service Center Time Stamp)

Berisi informasi waktu

5. UD (User Data)

Berisi informasi data-data utama yang dibawa

2. PDU Pengirim (SMS-Submit)

PDU pengirim memiliki informasi-informasi yang sama dengan

PDU penerima, sementara yang berbeda adalah berupa informasi.

1 MR (Message Reference)

Parameter yang mengindikasikan nomor referensi SMS-Pengiriman.

2 DA (Destination Address)

Berisi informasi nomor alamat yang dituju

3. VP (Validity Period)

Berisi informasi jangka waktu validitas pesan pada jaringan.

2.8.3 Perintah AT (Attention Command)

AT Command berasal dari kata attention command. Attention berarti

peringatan atau perhatian, command berarti perintah atau instruksi. Maksudnya

ialah perintah atau instruksi yang dikenakan pada modem atau handset. Command

diperkenalkan oleh Dennis Hayes pada tahun 1977 yang dikenal dengan “smart

(35)

commit to user

Perintah AT Commands digunakan untuk berkomunikasi dengan terminal

(modem) melalui gerbang serial pada komputer. Dengan penggunaan perintah AT

Commands dapat diketahui atau dibaca kondisi dari terminal. Seperti mengetahui

kondisi sinyal, Kondisi baterai, mengirim pesan, membaca pesan, menambah item

pada daftar telepon dan sebagainya (Ferry, 2003: 7) . Pada tabel di bawah ini,

diperlihatkan beberapa jenis perintah AT yang berhubungan dengan penanganan

pesan-pesan SMS.

Tabel 2.3 Perintah AT Command

AT Command Fungsi

mempermudah untuk mengetahui segala informasi yang terdapat pada handset

tersebut. Dengan menggunkan instruksi tertentu kita akan dapat mengetahui merk,

nomor IME dan lainnya. Selain itu dengan AT Command kita bisa menyetting

instruksi atau mengaktifkan instruksi pada handset untuk melakukan fungsi

tertentu, misalnya melakukan panggilan, mengirim sms, dan sebagainya. Dalam

pengakses AT Command hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan

komputer dan handset telah terhubung melalui port COM (menggunakan kabel

R232) atau melalui COM virtual pada Windows (biasanya menggunakan kabel

USB sebagai port COM, khusus penggunaan kabel USB pastikan bahwa driver

kabel tesebut sudah terinstal). Untuk membaca perintah dari komputer, sebuah

(36)

commit to user

Tabel 2.4 Perintah AT-Command untuk setting pengiriman SMS

2.8.4 Bahasa Assembly

Secara fisik, mikrokontroler bekerja dengan membaca instruksi yang

tersimpan di dalam memori. Mikrokontroler menentukan alamat dari

memori program yang akan dibaca dan melakukan proses baca data di memori.

Data yang dibaca diinterprestasikan sebagai instruksi. Alamat instruksi

disimpan oleh mikrokontroler di register, yang dikenal sebagai program

counter. Instruksi ini misalnya program aritmatika yang melibatkan 2

register (Anonim_A, --).

Mikrokontroler AT89S51 memiliki sekumpulan instruksi yang sangat

lengkap. Instruksi MOV untuk byte dan bit dikelompokkan sesuai dengan mode

pengalamatan (addressing modes). Mode pengalamatan menjelaskan

bagaimana operand dioperasikan. Bentuk program assembly yang umum

ialah sebagai berikut:

Isi memori ialah bilangan heksadesimal yang dikenal oleh mikrokontroler

yang merupakan representasi dari bahasa assembly yang telah dibuat. Mnemonic

atau opcode ialah kode yang akan melakukan aksi terhadap operand.

(37)

commit to user

membutuhkan 1, 2 atau lebih operand, kadang juga tidak perlu operand.

Sedangkan komentar dapat menggunakan tanda titik koma (;). Berikut contoh

jumlah operand yang berbeda-beda dalam suatu assembly (Anonim_A, --).

CJNE R5,#22H, aksi ;dibutuhkan 3 buah operand

MOVX @DPTR, A ;dibutuhkan 2 buah operand

RL A ;1 buah operand

NOP ;tidak memerlukan operand

2.8.5 Instruksi Mikrokontroler AT89S51

Instruksi pada mikrokontroler digunakan untuk menjalankan program

sesuai dengan perintah yang diinginkan. Di bawah ini merupakan instruksi yang

dapat digunakan untuk memprogram mikrokontroler AT89S51 (Anonim_A, --).

1. ACALL (Absolute Call)

Instruksi ACALL digunakan untuk memanggil sub rutin program

(Anonim_A,--) diakses tanggal 15 Juni 2010).

Contoh :

START:

ACALL TUNDA ; Panggil Procedure penundaan waktu ….

TUNDA: ; Label Tunda

MOV R7,#0FFH ; Isikan Register 7 dengan data 0FFH(255)

2. ADD (Add Immediate Data)

Instruksi ini akan menambah 8 bit data langsung ke dalam isi akumulator

dan menyimpan hasilnya pada akumulator.

Contoh : Add A, #data

Add A, #@R1 ; Add indirect address

Add A, R6 ; Add register

(38)

commit to user

3. CJNE (Compare Indirect Address to Immediate Data)

Instruksi ini akan membandingkan data langsung dengan lokasi

memori

yang dialamati oleh register R atau Akumulator A. Apabila tidak sama

maka

instruksi akan menuju ke alamat kode.

Format : CJNE R,#data,Alamat kode

5. DEC (Decrement Indirect Address)

Instruksi DEC akan mengurangi isi lokasi memori yang ditujukan

oleh

register R dengan 1 dan hasilnya disimpan pada lokasi tersebut.

Contoh: DEC 40H

DEC R7 ; decrement register

6. DJNZ (Decrement Register And Jump If Not Zero)

Instruksi DJNZ akan mengurangi nilai register dengan 1 dan jika hasilnya

sudah 0 maka instruksi selanjutnya akan dieksekusi. Jika belum 0 akan menuju ke

alamat kode.

Format : DJNZ Rr,Alamat Kode

7. INC (Increment Indirect Address)

Instruksi INC akan menambahkan isi memori dengan 1 dan

menyimpannya pada alamat tersebut.

Contoh: INC A

(39)

commit to user

ACALL Long_Delay ; Panggil Procedure penundaan waktu

JMP Loop ; Loncat ke Procedure Loop

9. MOV

Instruksi ini untuk memindahkan isi akumulator/register atau data

dari nilai luar atau alamat lain.

Contoh :

MOV A,#40H

MOV @RO,A

MOV C, P1.0

MOV DPTR, #20H

MOVC A, @A+DPTR ; pindahkan kode memori offset dari data pointer ke A

MOVX @DPTR, A ; Pindahkan akumulator ke memori eksternal yang dialamati

; oleh data pointer

10. RET (Return from subroutine)

Instruksi untuk kembali dari suatu subrutin program ke alamat terakhir

subrutin tersebut di panggil.

11. SETB (Set Bit)

Instruksi SETB untuk mengaktikan atau memberikan logika 1 pada sebuah

bit data.

Format :

SETB A.1 (memberikan logika 1 pada accumulator bit ke 1)

SETB P1.1 (memberikan logika 1 pada Port 1 bit ke 1)

(40)

commit to user 12. CLRB (Clear Bit)

Instruksi CLRB untuk memberikan logika 0 pada sebuat bit data.

Format :

CLRB A.1 ; memberikan logika 0 pada accumulator bit ke 1

(41)

commit to user BAB III

DESAIN DAN PERANCANGAN

3.1 Deskripsi Sistem

Sistem Smart House menyesuaikan dengan pesatnya kemajuan teknologi,

yaitu dengan menggunakan ponsel orang dapat dengan mudah membuka dan

menutup korden pada jendela rumah dan on/off pada terminal listrik. Sistem ini

terdiri atas dua bagian utama, dimana masing-masing bagian tersusun atas

komponen perangkat keras (hardware) dan komponen perangkat lunak (software).

Pada bagian yang pertama sistem ini menggunakan ponsel (telepon

selular) yang selalu kita bawa di saat kita melakukan aktivitas sehari-hari, maka

tidak asing bila alat elektronik tersebut digunakan untuk media komunikasi, pada

bagian ini perangkat tersebut kita gunakan sebagai komponen inti untuk

menjalankan kebutuhan rumah tangga, peran ponsel tersebut untuk menjalankan

korden/tirai secara jarak jauh, misal di luar kota ataupun sedang di luar rumah.

Cukup dengan kita mengetikkan bahasa isyarat dengan fasilitas SMS korden

tersebut dapat membuka dan menutup sesuai yang dikehendaki.

Bagian yang kedua yaitu ponsel yang sifatnya penerima dari isyarat yang

telah dikirim oleh ponsel perintah, alat ini selalu standby bersama perangkat

mikrokontroller yang mengolah data dan membuat suatu output ke mekanik,

deskripsinya suatu ponsel menerima suatu bahasa isyarat dari nomor tertentu

(ponsel pengirim) dengan cepat akan melakukan perintah ke IC Mikrokontroller

tersebut, dari hal-hal yang telah di kemukakan maka IC tersebut akan melakukan

suatu pekerjaan dan pada akhirnya motor DC berputar membuka korden/tirai yang

telah terpasang, disamping hal tersebut port-port output yang masih bebas

digunakan untuk menghidupkan beberapa lampu (terminal listrik).

3.2 Diagram Blok Perancangan

Perancangan dalam pembuatan sistem ini meliputi dua bagian yaitu

perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras

(42)

commit to user

komunikasi dari ponsel pengirim dan penerima, kemudian dilanjutkan pengolahan

data dari ponsel untuk menggerakan korden. Perancangan perangkat lunak

meliputi semua program penunjang yang digunakan untuk mengoperasikan

pengendali mikrokontroler AT89S51 dan pengendali komputer. Perangkat lunak

ini akan mengatur keseluruhan kerja alat.

Gambar 3.1 Diagram blok sistem keseluruhan

Ponsel mengirimkan data melalui Short Message Service (SMS) dengan isyarat

yang ditetapkan dan diterima oleh ponsel penerima melalui media tersebut

kemudian signal digital tersebut diterima oleh IC Mikrokontroller untuk

melakukan suatu proses, jika perintah dari SMS tersebut sesuai dengan program

yang telah dibuat maka akan melakukan perintah ke relay yang terpasang,

tentunya jika relay tersebut menutup maka akan mengalirkan arus yang terhubung

ke motor DC yang memutarkan mekanik korden, sedangkan triac juga

mendapatkan suatu perintah dari IC mikrokontroller untuk menghidupkan lampu.

3.3 Analisa Kebutuhan

Dalam pembuatan alat sistem ini memerlukan beberapa perangkat

hardware, software dan alat pendukung yang saling menyebabkan keterkaitan,

perangkat-perangkat tersebut antara lain :

(43)

commit to user 3.3.1 Hardware

a. Blok Telepon Selular

Ponsel dipergunakan untuk komunikasi suatu data dengan cara mengetik suatu simbol/abjad melalui fasilitas SMS, pada blok ini terdapat dua telapon selular/ponsel sebagai pengirim dan penerima. Pada komunikasi ini ponsel penerima hanyalah menerima satu nomor pengirim yang digunakan.

b. Blok Mikrokontroler

Rangkaian pengendali dari alat yang berugas mengatur kerja rangkaian dengan cara mengendalikan input output yang diberikan ke rangkaian mikrokontroler.

c. Blok Relay dan Mekanik Motor DC

Komponen yang memperoleh tugas untuk membuat medan magnet sekitarnya sehingga dapat merubah posisi saklar yang ada di dalam relay tersebut, sehingga menghasilkan arus listrik yang lebih besar, untuk hal tersebut maka tercapailah rpm maksimal dari tegangan yang di supplykan ke motor DC.

d. Blok Triac sebagai pemerintah lampu

Triac adalah komponen yang tak dapat ditinggalkan untuk keperluan menghantarkan arus bolak- balik besar tanpa disertai rugi, dan dengan sarana tegangan kemudi kecil. Dari pin IC melakukan perintah untuk menutup saklar, sehingga lampu dapat teraliri arus listrik dan dapat menyala. Sistem ini tidak jauh berbeda dari sistem relay.

e. Blok Catu Daya

Trafo digunakan untuk menurunkan tegangan sesuai dengan yang diperlukan alat/rangkaian dari tegangan AC menjadi tegangan DC.

3.3.2 Software a. Visio

Program yang digunakan untuk menggambar flowchart dari alat yang dibuat.

b. Protel

(44)

commit to user c. Notepad

Merupakan software untuk menulis program. d. Wordpad

Merupakan software untuk mengecek kesalahan yang terjadi pada program.

e. Asm_51

Digunakan untuk mengubah file dengan ekstensi ASM menjadi ekstensi HEX.

f. Aec_isp

Digunakan untuk mengambil file dengan ekstensi HEX dan memprogram ke dalam mikrokontroler AT89S51.

3.3.3 Alat Pendukung a. Solder

Alat yang digunakan untuk memanaskan timah patri untuk menyambung komponen-komponen elektronika dengan PCB.

b. Multimeter

Merupakan alat untuk mengukur arus, tegangan dan hambatan dari suatu komponen maupun rangkaian.

c. Obeng

Digunakan untuk merapatkan sekrup/mur dengan rangka yang terdiri atas obeng plus dan minus.

d. Bor

Untuk melubangi pcb maupun rangka. e. Cutter

Alat ini digunakan untuk memotong pcb serta rangka. f. Tang

Alat ini digunakan untuk memotong dan mengupas kabel maupun memotong kaki komponen.

g. Minyak Damar (Gondorukem)

Digunakan untuk melapisi jalur pcb agar tembaga tidak mudah terkelupas saat disolder berulang-ulang dan tidak mudah berkarat.

h. Lotfett

(45)

commit to user i. Plastic Still

Untuk menutupi soldiran kabel dengan konektor yang banyak agar tidak mudah lepas.

3.4 Alur Tahapan Pembuatan

Dalam perancangan dan pembuatan alat membuka dan menutup korden tahapan yang dilakukan adalah membuat rancangan alat yang akan dibuat, kemudian mencetaknya ke dalam pcb serta melubanginya. Kemudian memasang setiap komponen dengan benar di pcb dan mensoldernya. Rangkaian minimum sistem dibuat dan diuji juga dengan rangkaian tiap bloknya, pengisian program dan dilakukan uji coba keseluruhan alat, jika kesalahan terjadi maka diperbaiki dan diperiksa ulang. Setelah selesai alat dipasang dalam rangka yang telah dibuat.

Gambar 3.2 Tahapan Pembuatan alat

Membuat rangkaian dan mencetak pcb Merangkai minimum

AT89S51

Merangkai blok telepon selular, blok catu daya, blok rangkaian relay, blok motor DC, dan blok lampu.

Pengujian tiap blok rangkaian

Hasil

Menyatukan alat dengan rangka Pengujian keseluruhan alat

(46)

commit to user 3.5 Perancangan Bagian Perangkat Keras

Dalam pembuatan sistem alat ini ada beberapa tahap yang harus dilakukan.

Tahap yang dilakukan antara lain merancang rangkaian yang digunakan dan

mencetak layout PCB. Dalam perancangan perangkat keras ada beberapa

rangkaian meliputi :

3.5.1 Telepon Selular

Komunikasi yang dipakai pada bagian ini ialah Telepon Selular/Handphone

Sebagai pengirim dan penerima yang terhubung dengan konektor DB9 pada

rangkaian yang terhubung dengan pin 3.0 rx dan 3.1 tx, dan pada akhirnya

melakukan perintah untuk IC Mikrokontroler AT 89S51 untuk menjalankan

output yang dikehendaki., sehingga jika ponsel penerima mendapatkan SMS dari

nomor tersebut maka akan menjalankan perintah selanjutnya.

Gambar 3.3 Konektor DB9 yang terhubung ke Handphone

3.5.2 Rangkaian Mikrokontroler AT89S51

Pada bagian ini perlunya direncanakan untuk tahap perangkaian setiap

komponen yang terpasang ke dalam PCB, pada bagian ini otak dari rangkaian

adalah IC Mikrokontroller AT 89S51 yang melalui port-portnya untuk

mengendalikan beberapa komponen guna menjalankan suatu mekanik ataupun

(47)

commit to user

perlunya media selular untuk mengirim dan menerima data, yang dimana data

tersebut untuk perintah rangkaian mikrokontroller yang akan direncanakan.

Gambar 3.4 Rangkaian mikrokontroler AT89S51 yang terhubung ke

komponen lainya AT 89S51

Blok Triac 1

232

(48)

commit to user

Secara keseluruhan rangkaian tersebut memiliki kinerja seperti berikut :

Gambar 3.5 Flow Chat Sistem kerja Mikrokontroler

3.5.3 Catu Daya

Catu daya yang digunakan adalah trafo step down yang berfungsi

menurunkan tegangan dari jala-jala PLN sesuai dengan kebutuhan. Arus yang

dihasilkan trafo masih berupa AC (bolak- balik) akan diubah menjadi DC(searah)

oleh rangkaian penyearah yang berupa dioda dan difilter oleh kapasitor. LM7805

merupakan pengatur tegangan keluaran dari sebuah catu daya agar efek dari naik

atau turunnya tegangan jala-jala tidak mempengaruhi tegangan catu daya sehingga

(49)

commit to user

Gambar 3.6 Rangkaian Catu Daya

3.5.4 Motor DC

Motor yang digunakan untuk membuka dan menutup korden adalah motor

DC pada mainan anak-anak. Dimana motor dihubungkan dengan relay 12V,

resistor dan transistor juga dihubungkan dengan saklar.

(50)

commit to user 3.5.5 Rangkaian Lampu

Gambar 3.8 Rangkaian Lampu

3.5.6 Mencetak PCB

Pola dan jalur yang telah dibuat melalui protel selanjutnya dicetak ke

dalam board, tahapannya sebagai berikut:

1. Mencetak gambar layout PCB yang telah jadi pada kertas.

2. Gambar disablon pada PCB yang akan digunakan.

3. PCB yang telah disablon dilarutkan dalam campuran H2O2, HCl dengan air

dengan perbandingan 1:1:4-5. Tempat yang digunakan harus selain logam.

4. PCB direndam ke dalam larutan, goyang- goyang wadah perendam PCB agar

seluruh lapisan tembaga yang tidak tertutup pola jalur PCB dapat terkikis

habis lebih cepat, sehingga diperoleh pola jalur yang diinginkan.

5. PCB dibersihkan dengan air untuk menghilangkan sisa larutan H2O2 dan HCl

dari papan PCB.

6. PCB dilubangi dengan menggunakan bor.

7. Untuk menghilangkan bekas jalur sablon pada PCB digunakan tiner/ bensin.

8. PCB dilapisi dengan minyak dammar agar tembaga pada PCB tidak mudah

(51)

commit to user 3.5.7 Mekanik

Mekanik korden terdiri dari motor DC yang memutar streng, sehingga

dalam proses streng tersebut mengajak kain korden untuk membuka, dan apabila

perintah tegangan listrik tersebut dibalik maka korden akan menutup, pada

rangkaian ini mekanik dilengkapi switch sebagai pembatas gerak korden tersebut.

3.6 Perancangan Bagian Perangkat Lunak 1. Pembuatan flowchart

Untuk menggambar flowchart dari diagram-diagram yang dibuat penulis

menggunakan Microsoft visio.

2. Perancangan skema rangkaian

Pada bagian ini software yang digunakan adalah protel, guna pembuatan

rangkaian elektronika pada PCB secara keseluruhan yang akan di buat,

sehingga setiap komponen akan terpasang dan terhubung dengan sesuai

yang dirancang.

Gambar 3.9 contoh perancangan elektronika pada protel

3. Perancangan assembly

Penulis menggunakan notepad untuk menuliskan rencana program yang

(52)

commit to user

kemudian disimpan kedalam bentuk file “.asm”. (Script assembly terlampir).

Gambar 3.10 Penulisan asembly pada notepad

4. Konversi ke dalam “.hex

Program yang telah di tuliskan menggunakan notepad maka diteruskan untuk konversi dari bentuk file “.asm” ke dalam bentuk file “.hex”

menggunakan ASM 51 sebagai langkah prosedur untuk menjalankan alat

tersebut.

Gambar 3.11 Load program niko.asm

5. Load program ke Mikrokontroler

(53)

commit to user

progran ke dalam IC mikrokontroller, program yang diutarakan tersebut

adalah Aec_isp downloader program.

Ketika dibuka program downloader Aec_isp akan menampilkan jendela

sebagai berikut :

Gambar 3.12 Proses load file hex

Kemudian pilih bagian A lalu memasukkan nama program yang akan

didownload. Nama filenya adalah niko.hex, kemudian proses akan

berlanjut dengan inisialisasi memori program seperti berikut :

Gambar 3.13 Proses inisialisasi memori program

(54)

commit to user

Gambar 3.14 Download program ke IC AT89S51

3.7 Tahap Penyelesaian

Setelah selesai melakukan pembuatan alat pengering pakaian, langkah

selanjutnya adalah tahap penyelesaian. Tahapan – tahapan penyelesaiannya adalah:

a. Menggabungkan keseluruhan rangkaian menyusunnya dalam tempat yang telah

disiapkan.

b. Memasukkan program yang telah ditulis di notepad kedalam IC AT89S51.

Langkah ini dilakukan setelah alat selesai dirangkai.

c. Melakukan uji coba alat yang telah berisi program untuk melihat hasilnya

apakah alat sudah dapat bekerja dan berjalan dengan baik sesuai dengan yang

(55)

commit to user BAB IV

IMPLEMENTASI DAN ANALISA

4.1 Uji Coba Alat

Untuk mengetahui bahwa alat yang telah dirangkai dapat beroperasi

dengan benar dan berjalan sesuai fungsi yang diharapkan, maka perlu dilakukan

pengujian tiap-tiap blok.

Dalam pangujian tersebut, pada bab ini di jelaskan percobaan yang telah

dilakukan untuk mengetahui respon kerja alat yang telah dirancang.

Sebelum pengujian alat terlebih dahulu menyiapkan peralatan yang

dibutuhkan serta menyiapkan peralatan yang akan di uji. Adapun alat yang akan di

uji secara keseluruhan dapat dilihat gambar 4.1, sementara urutan langkah pada

proses pengujian adalah sebagai berikut :

1. Menghubungkan perangkat Telepon Selular dengan alat yang akan di uji

2. Melakukan proses pengujian pada alat

3. Analisa hasil pengujian

Gambar 4.1 Diagram pengujian alat

Untuk mengetahui kemampuan dan sistem kerja alat apakah sudah selesai

dengan perencanaan yang diinginkan maka dalam melakukan pengujian dilakukan

uji coba tiap-tiap blok secara berurutan.

4.1.1 Pengujian Rangkaian

Untuk mengetahui apakah rangkaian yang telah dirancang dapat berfungsi

dan terhubung dengan baik serta sesuai yang kita buat. Lakukan penulisan melalui

pesan singkat ponsel dengan simbol (*1) untuk membuka korden, simbol (*2)

untuk menghidupkan lampu, (#1) untuk menutup korden, dan (#2) untuk

mematikan lampu, dan (*3, #3) untuk control terminal 3.

(56)

commit to user 4.1.1.1 Langkah Pengujian

1. Setelah ponsel penerima terpasang dilakukan pengiriman SMS dari ponsel

dengan nomor pengirim yang telah disetting, dan perlu diketahui bahwa

pada ponsel penerima harus steril dari SMS terlebih dahulu.

2. Setelah program yang dibuat dan diisikan ke dalam mikrokontroller dan

semua rangkaian terhubung dengan baik, maka komponen mengolah

bahasa isyarat dari pesan singkat tersebut.

3. Jika kode tepat korden akan bergerak membuka, dan lampu akan hidup

(terminal on).

4. Kode SMS sebaliknya digunakan untuk menutup korden dan lampu mati

(terminal off).

4.1.1.2Hasil Pengujian

Dari pengujian dapat diketahui alat dapat berfungsi sebagaimana

seharusnya, dengan kode pengetikan SMS (*1) maka port mikrokontroller

berlogika 1 kemudian melakukan perintah untuk relay dilanjutkan membuka

korden, dan logika 0 akan otomatis jika korden tersebut menyentuh switch. Kode

SMS (#1) yang diketikkan yaitu untuk melakukan pesintah dari IC guna

membalik arus Motor DC untuk berputar balik, dan saat korden tertutup Motor

DC akan berhenti seperti halnya analogi di atas. Untuk pelengkap penulis

menambahkan lampu, jadi jika handphone pengirim mengirimkan kode (*2) maka

port IC akan melakukan perintah TRIAC, dan pada akhirnya lampu tersebut

hidup, karena aliran listrik pada output rangkaian tersebut menutup. Dan

selanjutnya lampu akan mati jika perintah SMS (#2), maka IC Mikrokontroller

(57)

commit to user

Gambar 4.2 Skema Rangkaian Alat

Sebelum perintah-perintah di atas tersebut dijalankan perlunya dilakukan

catu daya untuk mensupply tegangan DC yang diperlukan terhadap

komponen-komponen yang bersangkutan, sebelum semuanya terjadi kesalahan dan akhirnya

alat tersebut tidak berjalan dengan sebagaimana mestinya maka perlu dilakukan

pengecekan catu daya yang diperlukan.

Pengujian rangkaian catu daya dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

1. Panel penunjuk multimeter diarahkan pada Volt DC.

2. Multimeter diatur nilainya sesuai dengan tegangan yang akan diukur.

3. Kabel merah pada multimeter dihubungkan dengan kutub positif trafo dan

kabel hitam dihubungkan dengan kutub negatif trafo.

4. Jika jarum pada multimeter menunjukkan nilai yang tepat maka trafo dalam

keadaan baik.

Pada rangkaian ini menggunakan trafo step down. Tegangan listrik rumah

sebesar 220 Volt diubah menjadi 5 Volt. Besaran tegangan yang dihasilkan trafo Handphone

AT 89S51

Blok Triac 1

232

(58)

commit to user

tersebut masih merupakan tegangan AC dan kemudian diubah menjadi tegangan

DC menggunakan rangkaian penyearah. Rangkaian tersebut menggunakan empat

buah dioda, digunakan dioda karena kemampuan dioda yang hanya mengalirkan

arus searah.

Gambar 4.3 Pengujian rangkaian catu daya

Untuk mengetahui kemampuan dan sistem kerja alat apakah sudah selesai

dengan perencanaan yang di inginkan maka dalam melakukan pengujian

dilakukan uji coba tiap blok secara berurutan.

4.2 Pembahasan

Setelah semuanya terhubung dengan benar dan arus catu daya sudah

mengalir dengan sebagaimana mestinya sudah dikatakan bahwa rangkaian

tersebut aktif dan dengan program yang telah di download maka IC tersebut siap

untuk melakukan perintah yang diberikan dari input yang diberikan. Bila pengirim

pertama melakukan perintah melalui pesan singkat maka akan diterima oleh

penerima yang alat tersebut terhubung ke port 3.0 (rx) dan port 3.1 (tx) sebagai

komunikasi melalui socket DB9, jika hal tersebut dilakukan maka IC

mikrokontroller tersebut bekerja, dapat dianalogikan jika pesan tersebut mengirin

symbol (*1) maka port output 2.0 yang terhubung ke blok relay akan membentuk

(59)

commit to user

singkat tersebut menunjukan symbol (#1) maka port output 2.1 yang terhubung ke

relay juga seperti halnya port 2.0 membentuk logika 1 sehingga motor DC

tersebut berputar terbalik, dan mengakibatkan koden tersebut menutup. Bila pesan

singkat tersebut menunjukan symbol (*2) maka port output 0.0 melakukan logika

0 yang terhubung ke triac yang akan memproses lempu untuk hidup, karena untuk

memberikan beda tegangan, apabila symbol (*3) maka port output 0.1 akan sama

halnya port 0.0. Bila (#2, #3) maka port 0.0 dan 0.1 tersebut membuatkan logika 1

(60)

commit to user BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari keseluruhan proses pembuatan tugas akhir ini, dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Mikrokontroler AT89S51 berfungsi sebagai pengendali utama pada

pemrosesan Smart House.

2. Mekanik dijalankan menggunakan telepon selular (handphone) melalui

fasilitas SMS sebagai perintah.

3. Untuk mengendalikan rangkaian mekanik, sembarang nomor handphone

dapat digunakan sebagai media pengirim.

4. Rangkaian mekanik tersebut dapat dikontrol dengan jarak jauh tanpa

adanya keterbatasan jangkauan.

5. Dapat di implementasikan untuk fungsi lain, misal menghidupkan lampu,

dan pompa air.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian dalam pembuatan Prototipe Smart House via SMS

yang Berbasis Mikrokontroler AT89S51, maka penulis memberikan saran kepada

pembaca dalam rangka kemajuan alat ini ke depan, diantaranya :

1. Pengembangan model prototype/replika Smart House Membuka dan menutup

korden tersebut dapat diterapkan ke dalam mekanik korden yang

sesungguhnya, misalnya dengan menggunakan motor AC.

2. Menambahkan arus catu daya yang digunakan sebagai charger Handphone

penerima, karena terbatasnya daya tahan baterai pada Hanphone tersebut.

3. Port-port yang tersisa pada kaki mikrokontroller dapat difungsikan sebagai

pengendali kebutuhan rumah tangga yang lainnya.

4. Memberikan laporan (feedback) ke ponsel pengirim tentang status alat yang

(61)

commit to user DAFTAR PUSTAKA

Ann. T,dan dewi. S, 2008, Motor DC dan motor stepper, www.shutterstock.com,

diakses pada Agustus 2010

Anonim_A, --, Bahasa Assembly,

http://www.find-docs.com/bahasa-assembly-pada-mikrokontroller-at89s51~.html, dikses tanggal 15 Juni 2010.

Anonim_B, --, Dioda, www. inovativeelectronics.com /artikel/AN73.pdf, diakses

pada 20 Juli 2010.

Anonim_C,--,Komponen-KomponenElektronika,

http://p_musa.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/..../Komponen.pdf diakses pada 11 Juli 2010.

Anonim_D, 2003, PC & Suite T230. China : Sony Company.

Anonim_E, --, BT 139, www.alldatasheet.com, diakses pada 25 Juli 2010.

Gunawan dan Ferry, 2003, Pemrograman Mikrokontroler AT89S51 dengan

Assembler. Yogyakarta : Gava Media.

M.Barawi, 1986, Intergrated Electronics. Jakarta : Erlangga.

Putra. Agfianto Eko, 2004. Belajar Mikrokontroller AT89C51/52/55 Teori dan

Aplikasi. Yogyakarta : Gava Media.

Tokheim. Roger L, 2001, Elektronika Digita, Yogyakarta : Grava Media.

Wasito S. 2001, Vademekum Elektronika, Jakarta : Gramedia.

(62)

commit to user

(63)

commit to user call clr_ram ;hapus bufer sms

er_con: mov dptr,#p_ate0 ;kirim perintah call command ;AT

(64)

commit to user mov dptr,#j_ok

call ceking ;jawaban 'OK' mov a,flag

cjne a,#1,er_con ;salah,--> ulang perintah AT clr connect ;benar,--> led connect on clr f0

mov dptr,#p_mem ;memory me call command ;AT

jnb f0,$ ;tunggu jawaban call delay

mov dptr,#p_font ;memory me call command ;AT

jnb f0,$ ;tunggu jawaban call delay

lagi: mov dptr,#p_read ;perintah call command ;baca sms call clr_ram ;hapus bufer sms call delay

(65)

commit to user

inc dptr ;perintah selanjutnya jmp cmd

;======================================== ;Interupsi Serial disimpan pada alamat r1

;---

inc r1 ;alamat berikutnya

(66)

commit to user

XTIM0: reti

;=================================================== ;Cek Jawaban HP; dptr=jml,referensi; sama --> flag=1

;--- ceking: mov flag,#1 ;flag benar

mov r1,#dthp u_cek: mov a,#0

movc a,@a+dptr ;jml referensi cjne a,#255,l_cek ljtx: mov flag,#0 ;tidak sama, flag=salah --> selesai

ret

;=============== ;PDU; r1=data hp ;---

(67)
(68)

commit to user p_mem: db 'AT+CPMS="ME"',13,10,255 p_font: db 'AT+CMGF=1',13,10,255 p_ate0: db 'ATE0',13,10,255

p_read: db 'AT+CMGR=1',13,10,255 no_hp: db '85728756460',255

j_ok: DB 13,10,'OK',255 j_atr: db 13,10,'+CMGR:',255 p_del1: db 'AT+CMGD=1',13,10,255 p_del2: db 'AT+CMGD=2',13,10,255

(69)
(70)

Gambar

Table 2.1 Fitur pada Port 3 ................................................................................
Gambar 3.10 Penulisan asembly pada notepad .................................................
Gambar 2.2 Transformator
Gambar 2.4 Dioda dengan bias
+7

Referensi

Dokumen terkait

Alat ukur ini dapat mengindera medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik pada larutan elektrolit dengan posisi sensor UGN3503 diletakkan menempel pada gelas kimia

Sumber tegangan yang di gunakan harus mampu menghasilkan arus dalam jumlah yang besar sehingga medan magnet yang ditimbulkan juga akan semakin besar yang.. akan

Arus daya AC yang bervariasi diperlukan untuk menghasilkan fluks magnet yang bervariasi pada inti besi sehingga energi listrik dari satu kumparan ditransfer

Perubahan arus listrik yang mengalir pada lilitan inti besi akan menghasilkan medan magnet disekitar kumparan tersebut sehingga, besi tersebut akan berubah