ProsidingSeminar Hasil-Hasil PPNt IPB 20
ll
ISBN:
978-602-885 3-22-4978-602-885 3-2]-8
VoL
II:
363-376ANALISIS THORPE UNTUK MENGKAJI
PROSESPERCAMPURAN TURBULEN DI PERAIRAN TIMUR
KALIMANTAN
(Thorpe Analysis on Turbr,rlent
Mixing
Study in Coastal Seas of Eastern Partof
Kalimantan)Yuli
Naulital), Mochamad
Tri
Hartantol), Adi
Purwandana2) " D.p. ilmu 2)Pusat dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPBPenelitian Oseanografi (P2O-LIPI), Jakarta Utara
ABSTRAK
Proses percampuran turbulen di perairan pesisir timur Kalimantan, antara delta Mahakam
dan
Teluk
Balikpapan,dipelajari melalui inversi
densitas padaprofil
data
CTD (CondttctiviQ Temperature Depth), yang biasa disebut analisis Thorpe. Sebelum masukpada analisis Thorpe, sinyal CTD dibersihkan dari noise dengan aplikasi transformasi
wavelet denosing. Hasil analisis Thorpe menr:njukkan bahwa wilayah overturn terjadi di lapisan permukaan sampai kedalaman 15
m,
sertadi
lapisan dekat dasar.Nilai
lajudissipasi energi kinetik turbulen
e
pada wilayahovertlrn
ini berkisar (10-7-10-sWkg').
Berdasarkan nilai densitas eddy diffusivitasK,
diketahui bahwa kekuatan percampuranturbulen
di
perairan depan muara delta Mahakamrelatif
kuat(K,
=
10-4-10{ m2ls; sedangkan ke arah Teluk Balikpapan tidak ditemLrkan adanya percampuran turbulen. Kata kunci: Densitas eddy diffusivitas, laju dissipasi energi kinetik turbulen, overturn,percampuran turbulen, wavelet denoising.
ABSTRACT
Turbulent mixing process in coastal seas of eastern part
of
Kalimatan, between deltaof
Mahakam and Balikapapan Bay, was evaluated from density inversions in CTD profiles, known as Thorpe analysis. Before Thorpe analysis, 'ivavelet denoising was applied on
CTD signal to remove noise. It reveats that overturn regions.were found at surface layer up
to
l5
m depth, and near bottom layer. The turbulent energy kirretic dissipation rate €of these layers was about l0-'-10-5 Wkg-'. And the density of eddy diffusivify K, indicates
the relatively strong turbulent
(K,,:
10-4-10''m'ls;
occurred at the rnouthof
deltaof
MahakammeanwhilenoturbulentmixingwasfoundtowardBalikpapanBay.Keyrvords: Overturn, the density of eddy diffusivity, turbulent energy kinetic dissipation
rate, turbulent mixing, wavelet denoising.
PENDAHULUAN
Percampuran
turbulen
di
dalam perairan
internal
Indonesia sangat kuat. dimana pembangkit utaman) a adalah kckuatan pasut. Proscs percampuranmen')'e-babkan
fluks
vemikal bahang dan buol'tm.-),)'ang besar dari batas laut-atn.rosfir ke arahdalam
kolom
air. Oleh
karenaitu.
dalam memprediksi
perubahaniklim
Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian IPB 20lJ
Lrmumnya dilakukan oleh peneliti asing, misalnya oleh
Ffield
and Gordon, (1992), Hautala etal.
(1996) dan Koch-Larrouy etal.
(2007). Penelitian terakhir berkaitan dengan proses percamplrrandi
perairan
Indonesiadilakukan dalam
EkspedisiINDOMIX
CRUISE
yang
merupakan kerjasama Indonesia
dengan
negara Perancisdi
lintasantimur
Indonesian Throughfloru(lTF)
pada tahun2010-1012.
Ada
beberapa metodeyang
dapat digunakan
untuk
mempelajari proses percampuran secara langsung maupuntidak
langsung. Pengukuran mikrostruktur pertamauntuk
observasi langsung proses percampurandilakukan
di
perairan Banda olehAlford
etal.
(1999), sedangkan dengan menggunakan model2D
nonhidrostatik
oleh
Hatayama(2004) dan model pasut
oleh
Koch-Larrouy
et
al. (2007). Terkendala dengan ketidaktersediaan instrumen observasi langsung proses percamplrran, sepertiTurboMap
(Turbulence OceanMicrostructure
AcquisitionProfiler),
AMP
(Advanced Microstructure
Profiler)
atau
VMP
(Vertical
Microstructure
Profiler),
penelitian tentang
percampuranturbulen
juga
dapatdilakukan
dengan memanfaatkandata
CTD
(Conductivity
Temperature Depth). Metodatidak
langsungini
dilakukan
dengan menentukanwilayah
pembaiikan (overturnregion)
padaprofil
densitasCTD. Hal
ini
dimungkinkan karena skalaoverturning
berada
dalam kisaran
sensor
sampling
CTD
sehingga
inverse densitas, yaitu wilayah yang secara gravitasi tidak stabil_padaprofil
densitas CTD, dapat digunakan sebagai indikasi adanya percampuran turbulen(Dillon,
lgSZ).Dalam
mempelajari proses percampuranturbulen melalui
metoda deteksiwilayah
oierturn,
hal
penting yang harusdicermati
adalah menggunakan sinyalCTD
yang bersihdari
kebisingan (noise), sehingga proses clenoising akan sangat menentukan kualitas wilayah overturn yang diperoleh. Oleh karena itu, diperlukanalat
pembersihyang tepat untuk
menghilangkannoise
ranpa menghilangkanProsiding Seminar Hasil-Hasil PPltl IPB 2014
mengestimasi
kekuatan
percampuran
turbulen
di
perairan
pesisir
timur
Kalimantan, antara muara delta Mahakam dan Teluk Balikpapan.Perairan pesisir
timur
Kalimantan terletakdi
paparan dangkal bagian barat Selat Makassar. Secara Llmllmkondisi
kedalaman secara melintang (timur-barat) Selat Makassar dapatdibagi menjadi
dua bagian: pertama, bagian dalam yanglebih
dekat dengan Pulau Sulawesi (>2000m),
dan kedua bagian dangkal yang berdekatan dengan bagiantimur
Pulau Kalimantan. dengan kedalaman <200 m.Selat
Makassar merupakanpintu
masukArus Lintas
Indonesia(Arlindo)
dari SamudraPasifik menuju
SamudraHindia
(Gordon and Susanto, 1999; Susanto etal.2012).
Secara khusus, perairan lepas pantai pesisirtimur
Kalimantan dikenal sebagai kawasan perairan yangrelatif
sibuk,baik
sebagaijalur
transportasi kapal penumpang maupun kargo. Perairanini juga
dikenal sebagai kawasan eksplorasi minyak bumi, dan merupakanjalur
transportasi kapal tongkang batubara.Tujuan penelitian
ini
adalah menerapkan analisis Thorpe dengan aplikasiu,avelet denoising
untuk
estimasi kekuatan
percampuranturbulen
di
dalamperairan
pesisir
timur
Kalimatan.
Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat memberikankontribusi
mendasardalam
pencarian metoda pengamatan proses percampuranyang
akuratuntuk
mengatasi kendala ketidaktersediaan instrumen observasi langsung sepertimikrostruktur
profiler
serta _memberikan sumbanganpengetahuan
untuk
memahami kekuatan percampuranturbulen
yangterjadi
di dalam perairan Indonesia.METODE
PENELITIAN
Kegiatan penelitian
ini
dilaksanakandi
Laboratorium
Oseanografi Fisik.Departemen
ITK,
FPIK-IPB
selama enam bulanmulai
dari 28Mei
2014 sampai 28 November 2014.Perairan
studi yang
ditelaah adalahdi
perairan pesisirtimur
Kalimantan. antara muara delta Mahakam danTeluk
Balikpapan (Gambar 1).Ada
9
stasiuncTD
yang terletakdi
depan muara delta Mahakam serraI
stasiunADCP
yang terletakdi
depanTeluk
Balikpapan. Posisi dan kedalaman perairan setiap stasiunProsiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian IPB 20lJ
lo
26.854'
LS;
116o58,606'
BT.
PenguklrranCTD
SBE (Sea Bircl Electronics) 911 plus dilakukan pada tanggal 30 Maret sampai 17April
2012 serta 1 stasiunADCP
yang merupakan hasil pengukuran selama 30 jam.yaitu
12-13April
2012.Profiler CTD
diturunkan dengan sampling frekuensi24Hz
dan gap respon waktu antara sensorkonduktivitas
dan
suhu
telah
dikoreksi
dengan adanya pumped temperature-conductivity ducts yang terdapat didalam instrumen. Pengukuran arusdilaktrkan
dengan menggunakan ShipboardAcoustic
Doppler
Cnrrent
Profiler
(SADCP) berfrekuensi 75
kHz
yang terdapat pada Kapal Riset Baruna JayaVIII.
Pusat Penelitian OseanografiLIPI.
[image:5.595.81.575.25.833.2]117.5 8 It$E
Gambar
I
Lokasi perairan studidi
Muara Delta Mahakam, Kalimantan Timur, posisi stasiun CTD (o) dan stasiun ADCP(A).
Inset: Perairan timur Kalimantan.Tabel
I
Posisi dan kedalamanan stasiun CTDdi
perairan depan muara delta Mahakam,Kalimantan Timur
Stasiun Waktu
Bujur
Lintang
,
Kedalaman(!!)
u i
8
April20l2
30 Maret 2012
I April20l2
2
April20125
April20l2
II
April 20129 April 2012
4 April 2012 I 7 April 201 2
t 17,53470 117,73843 t t7 .72217 117 ,7 1 562
117,60617
I t7 .44290
r r 7.20280
I t1 .81267
I t7 .16812
-0,98175 -0,51875
-0,66027
-0,80367
-1,02067
-1,06128
-t,26327
-0.73082 -1.43833
JJ 70 76
65
Prosiding Senrinar Hasil-Hasil PPlvl IPB 2011
METODE PENELITIAN
Metoda Deteksi
Wilayah
OverturnzMetoda
ThorpeDeteksi
wilayah
overturn yang
digunakandalam penelitian
ini
menggu-nakan metoda Tirorpe. Metode Thorpe menghitung densitasprofil
referensip^
(z) denganmensofiir
profil
densitas hasil pengukuran p(z) (Thorpe, 1977). Duanilai
yang didapatdari
profil
densitasini
adalahfluktuasi
densitas yang didefinisikan sebagaip'(z)
:
p (z)
-p".,(z)
dan perpindahan Thorpe lThorpe displacement)dr
(z) yaitu jarak
verlikal
individu parlikel fluida (yaitu
nilai
densitas tunggal) dariprofil
asli
p(z) yang harus dipindahkan untuk menghasilkanprofil
densitasp*(z)
yang stabil (Gambar 2).Kemudian
nilai
dr ini
digunakanuntuk mengidentifikasi turbulent
patch padaprofil
densitasCTD.
Semua turbulent patch yangteridentifikasi
kemudian divalidasi berdasarkanuji
massa air(GK' s
test) dari Galbraith danKelly
(1996). Thresholdyang dipakai
adalah0.7
untuk
meminimalkantes
GK
ini
menolak beberapariil
overturn yang
biasanya berupa
wilayah overturn yang
kecil(Stanfield
et al.
2001).
Ada
dua
bagian
dari
tes
GK ini.
Bagian
pertama difokuskan pada artefak yang berasal dari noise acak. Fluktuasi densitas diperiksauntuk
"run"
nilai-nilai
positif
atau negatif yang berdekatan, yang mendefinisikan panjangrun
sebagaijumlah
sampel yang terkandung dalam masing-masing run.160
Q toz
o-o iJ
163
164
r! Z)
t
d
I
I
1.025.87 1.025.88 t.02,s.89 r.015.9
Dcnsity (Kg nr')
otct'tttt't1 1ang ditLrnjukkan oleh perpindahan Tltorpe
original densit,"" profile p(Z) rqfercncc tlensity profilc p,,(Z)
Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian tPB 20ll
Kemudian PDF
panjangrun
dibandingkan denganPDF seri noise
acak. Pcrtch denganroot-mean squore
(rms)
panj angrtm
di
bawah
ambang batas dianggapartefak yang dihasilkan
dari noise acak
Bagian
kedr-radari
tes GK
berasal dari kesalahan sistematis seperli ,spike dari salinitas, yang clisebabkan oleh ketidaksesuaian waktu respon dari sensor suhu dankondlrktivitas.
Kovarian suhudan
salinitas dalamturbulent patch
diperiksa,dan
hanya tto'bulentpatch
yangmemiliki
hubr"rngan yang erat antara densitas(p),
suhu(T)
dan salinitas (S) yang dianggap sah. Keeratan hubunganT
dan S ditunjukkan oleh deviasi suhu (6r)
dan salinitas (E 5):5r -
r',-,,r-J
.il;"
(o-
br'\ .n Lr=r,. .
ll
-
\';I,:'(P -
P't'
a : =-+
.,'1Y"
(o-
b\'\lr4:=r I '
Least square kurva
fit
dilakukanuntuk
setiaptitik
dalamwilayah individu
reordering
menggunakan kovarian TS,pr:or*brS
a.ndpr:art-brT.
Deviasi antara observasidan garis
diukur
dengan menghitungnilai
rms dari
p-pS dan
p-pT. Pembagianoleh rms fluktuasi
Thorpe
menskalakandeviasi
T
dan
S
dengan amplitudo densitas overturn region yang diduga (Galbraith danKelly,
1996).Dalam
penelitian
ini,
bagian pertama
dari
uji
GK
digantikan
dengan menerapkandenoising wqvelet
sebelummetode
Thoipe. Metoda yang
umum digunakanuntuk
mengurangi noisedari
profil
densitas (metodeThorpe
klasik) adalah dengan menerapkanfilter
tradisional tetapifilter ini
mungkin
menghapusinversi
densitas
yang
kecil.
Dengan menggantikan
filter
traclisional
dengan transformasi v,avelet dapat menghilangkan masalah penghapusaninversi
densitas yang kecil.Kemudian dp
)ang
sah digunakanuntuk
mengestimasi ketebal an overutrnpoth
yangdidefinisikan oleh
skala Thorpe(Lr).
Skala Thorpe adalahrms
dari perpindahanvertikal
1ci1,1.yang
dibLrtuhkan LrnrLlkreorder
protii
dari
densitaspotensial
sehinggastabil
secaragravitasi. Skala Thorpe
dihitung untuk
setiapProsiding Seminar Hasil-Hasil PPM IPB 2011
Dalam
penelitianini
deteksiwilayah overturn dilakukan melalui
metodeThorpe
dengan
menggunakansinyal yang
sr"rdahdi-denoise, seperti
metode Thorpe yang diajukanoleh
Piera etal.
(2002)tetapi
ditambahkan penghilanganinversi
tekanan.Inversi
tekanan adalahefek dari
gerakankapal
dan
gerakan verticalCTD,
yang dihilangkan dari tiap casl dengan cara hanya mengambil data tekanan pertama yang lebih besar dari semua tekanan yang terekam sebelumnya. Penghilangan inversi tekananini
menjamin tidak ada pengulangan kedalaman.Metoda
Pembersih an Noise: Ll/'aveletDenoising
Metode untuk
menghilangkan noise pada dataCTD
dalam penelitian ini
berasaldari
algoritma wavelet-thresholdizg berdasarkan skemaMallat
(Donoho Johnstone, 1994; Donoho, 1995). Ada tiga tahapan dalam wavelet denoisingyaitu dekomposisi sinyal, thresholding dan rekontruksi. Dengan menggunakan v,avelet.noise
dapat dimodelkan dalam beberapa cara yang berbeda. Jrka noise tersebutadalah sinyal acak
Gaussian,noise
diperkirakan
berdasarkanpada
tingkat koefisien detil dimana bagian utama noise berada. Dalam penelitianini
digunakan mother wavelet Daubechies db9
dengan levelof
decomposition yang tepat untuk menghasilkansinyal CTD
yang bersih.
Sinyal
yang
teruji
bersih
selanjutnya digunakandalam analisis
Thorpeyang kemudian
akan menghasilkanindividu
wilayah overturn.
Metode Estimasi Parameter
Turbulen
Sifat
turbulen akandikaji
melalui
laju
dissipasi energikinetik
turbulen
edan kekuatan turbuien yang ditunjukkan oleh densitas eddy diffusitas
Kr.
Kedua parameterturbulen
ini
dihitung
dengan memanfaatkanrelasi
linier
antara skala Ozmidov(L6)
danskalaThorpe
(Lr),
yaitu
Lo
=
0.8Lr ,
seperti yang diajukan olehDillon
(1982) dan Crawford (1986).Skala Thorpe sendiri didefinikan sebasai
nilai
nns dari perpindahan Thorpedr.
Li
:
<drl>'
t
dirr*nu tanda
<.-'
adalah prosesperata-rataan.
Sebaliknl'askaia
O:rnic{ctvproporsional dengau
tinggi
daLi
eclcll' terbesar
}an-c
tidak dipengaruhi oleh buot,urtct'pada aliran sheur turbr-rlen 1'angterstratiflkasi.
SkalaOzmidoz
diberikan
oleh
Lo:($;1 di*uru
€ (€ :
15,2v
Gule)2.
r'
adalahProsiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian IPB 20lJ
profil
densitas yang telah disusun Lrlang (reortler).Pengl-riturlgan
kekuatan turbulen
akan
dilakukan dengan
menghitung densitaseddy
diffusivitas
Ko
lan1
dihitr-rngdari
e,
mixing
fficiency
f,
dan buoyancy freqltency N (Osbom, 1 980):Ko=f'3
dengan konstanta mixing
fficiency
l,
:0.2;
yang diperoleh dari data pengukuranmikrostruktur (Oakey,
1982). Dengan adanyarelasi
linier
antara skala Ozmidov dan skala Thorpe, makanilai
densitas eddy difftisivitasK,
dapat dihitung melalui persamaan'. Kr= 0,1. N. L12.Metode
Analisis
DataArus
Shipboarct
ADCP
diatur
dengan periode sampling30
detik,
denganjarak
kedalaman antarsel(bin)
pengukuran adalah5
meter. Data yang diperoleh darihasil
pengukuran adalah data arus pada kedalaman 10 hingga45
meter.Perata-rataan satu menitan
komponen kecepatan
arus
(u
dan
v)
dilakukan
saat mengekstrakdata
mentah menggunakan WINADCP
softwarepackage,
selan-jutnya penapisan Bartlett hingga 30 menitan data.dilakukan untuk menghilangkan arus-arus berfrekuensitinggi
(fluktuasi
<30 menit)
yang
umumnya merupakan gangguan dari pengukuran.Teknik analisis harmonik digunakan dalam penelitian
ini
untuk memisahkanvariabilitas
pasutdari
data,
di
m4nanilai
arus
hasil
pengukurandiuji
dengan metodefitting
kuadratterkecil
(least sqlrures.fit)
terhadap komponen harmonik pasut tertentu (dalam halini
adalah M2).HASTL DAN
PEMBAHASAN
Thorpe rlisplacement dari wavelet denoisittg
sinval CTD
Sinyal CTD hasil denoising menggunakan transformasi v,ar-eler Daubecies 9
Prosiding Seminar Hasil-Hasil PPlvl IPB 2014
wilayah overturn
kecil
pada gradien densitas yang kecil. Analisis Thorpemenun-iukkan
adanya peningkatan yang nyatajumlah
wilayah
overturn yang terdeteksi sehingga mempengaruhinilai
skala Thorpe yangdipakai
sebagai skala panjangturbulen. Jumlah
wilayah overhrn
dan
skalaThorpe
di
perairanpesisir timur
Kalimantan disajikan pada Tabel 2.Tabel 2 Jumlah dan ukuran skala Thorpe hasil metode klasik dan metode yang diajukan (aplikasi vvavelet denoising dan penghilangan inversi tekanan)
di
pesisir timur KalimantanMetode Thorpe klasik Metode yans diaiukan
Stasiun Jumlah
wilayah
Skala Thorpe(L)
Jurnlahwilayah
Skala Thorpe (L1)overturn (d1)
m
overturn(dr\
mI 2 J 4 5 6 7 8 9 l5 40 49 5l 3l 13 25 39 26 0,24 0,01 0,35 0, l0 0,26 i,48 0 0,01 0 0,29 0,49 0,50 0,25 0,43 1,39 0 0,25 0,01
Classic
Method
Proposcd Mcthod without CK'stest
with GK'stest
without GK'stest
with GK's test:
--.-I
ro
2ol
2oi i
i zoA
30
301
30t
30=,1
Eor,
'a.4oi
4oi ;
,40l1
't,
Ul
ril;
L
50,
5oi
5oi
'4
, 5oll
il
I
+-
E-*
=
7o
io
70,
=_-
-:
io
+
li0.^
-t-10 I t ---t-10
_
-
_:-
g0-_
I :
tl0_
-t-l 0 I I ""_t-l 0 I :
80_
lnmmm
Thor pe D i s p I Lt L' e tn e n t (t11)
rbar
3
Profil perpirrdahan Thorpe menggunakan metoda klasik(kiri)
dan penerapanwat'elet clenoi,sing (kanan). sebelum (merah)
dan
sesudah(biru)
uji
tes Galbraith and Kell,v di perairan timur Kalimantan.Hasil
ini
menunjukkan bahr.r'a aplikasi v'qyelet denoising sangatbaik
untukmempertahankan real
orerlurn kecil
vang umumnya akan terhapusoleh
proses [image:10.595.75.570.37.706.2]Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian IPB 201]
[image:11.595.80.512.264.724.2]perata-rataan berjalan
(moving
average)yang
digunakan dalam metode Thorpe klasik. Untuk melihat efektifitas metode yang diajukan dalam mendeteksi wilayahoverturn kecil,
ditampilkanprofil
perpindahan Thorpe(dr)
pada stasiun3.
Dari Gambar3
dapatdilihat
w-ilayah ov-erturnkecil
yang terdeteksi pada kedalaman50-80
m, dinyatakanvalid
oleh tesGK. Hal
ini
menunjukkan bahwa perhitunganskala
vertikal
lapisanturbulen
dengan metodeklasik
bisa bias
karena undbr-estimasi, dalam kasusini
sebesar 0,50-0.35:
0,15 m.Dinamika
pesisirtimur Kalimantan
Dinamika pesisir
timur
Kalimantan digambarkan melalui kondisi arus yang diperolehdari
stasiunADCP
di
perairanTeluk
Balikpapan. Peran pasut dalam dinamika perairan pesisirtimur
Kalimantan terlihat dari fraksi dominan kekuatan arus total selama pengukuran adalah arus pasut. Berdasarkan data prediksi pasang surut, waktu pengukuran arus dilakukan pada saat pasang pumama(spring
tide) menuju pasang perbani (neaptide).
Kisaran kecepatan arustotal,
arus pasut dan arus residudisajikan
padaTabel
3
sedangkan .stickplol arus diperlihatkan pada Gambar4.
Arus
residu,yaitu
arustotal
yangdikurangi
arus pasut, ditimbulkanoleh faktor
fisik
seperti karenaangin
serta pengaruhtopografi
dasar perairan. Secara umum, arah pergerakan arus pada kedalaman 10,79-20,79 metermemiliki
arah dominanke
barat dayadi
sepanjangwaktu
pengukuran, dengan kecepatanarus terkuat
berada
pada lapisan atas,
dan
menurun
kecepatannya seiring mendekati dasar perairan..ro
;k..'*l*sim,d;,MW+V*"**.*a.*rx,t*.
!-15
E-zo
s.,,
o
-30
-35
--
;;;
ifotal cumt
R.sdu.l Cu@l
0
011 o.2 0-3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.80.9
1
1.'l 1-2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7Decimal day
(11April 2012, 16:45 to 13 April 2012,08:36)
Gambar
4
Panah arus(rn/s)
padatiap
kedalaman.Arah
utara ditunjukkan denganorientasi panah arus ke atas (0 o). dengan arah putar searah jarum jam
Prosiding Seminar Hasil-Hasil PPM IPB 2011
Tabel 3 Kisaran kecepatan arus di perairan Teluk Balikpapan
Kedalaman
(m)
Arus Total(ms-r)
Arus Pasut l0l5
20 25 30
0,17 + 0,09 0,17+0,10 0,12 + 0,09 0,09 + 0.05 0,l0 + 0,04
0,17 + 0,07 0, l5 1 0,09 0, l0
r
0,05 0,08 + 0.03 0,08 + 0.030.06
*
0.03 0,08 + 0,05 0,08 + 0,05 0.05 + 0.03 0,06 + 0.03Karakter
massaair di
perairan
pesisirtimur
Kalimantan
Delta
Mahakam
merupakankonfigurasi
dat'r46
pulau-pulau
kecil
yangmembentuk
kipas
membentang
keluar
ke
daerah
pesisir
Selat
Makassar,Kalimantan
Timur. Kondisi
oseanografis perairan depan muara delta Mahakam dipengaruhi oleh interaksi antara air tawar yang dari sungai Mahakam dan air lautdari
Selat Makassar yang dibawa oleh tenaga pasut saat pasang. Jikadilihat
daridistribusi melintang
yang dibuat
dari
stasiun-stasiunsejajar
pantai
(stasiun 7,6,1,4,3 dan 2),terlihat
adanya perbedaan karakterair
di
sisitimur
laut wilayah studi (stasiun2,3, dan 4) dengan sisi barat daya (stasiun1,6
dan 7). Suhu air yangrelatif
lebih hangat(30-31
oC) dan salinitas yangrelatif
lebih rendah(30-31
psu) ditemukandi
sisi barat daya wilayah studi atau ke arah Teluk Balikpapan.Karakter massa
air
demikian menyebabkan densitasair
di
lokasi
ini
lebihrendah dibandingkan
dengansisi timur laut
atau
ke
arah utara muara
delta Mahakam (Gambar5).
Kolom
air
di
lapisan atas(0-20
m) ke
arah utara muaradelta
Mahakamlebih
terstratifikasi
karena terangkatnya isothermal29
oC dari kedalaman25
m
ke
kedalaman5 m. Kolom air
di
bawah kedalaman 30m
pada kedua sisi terlihatmemiliki
pola sebaran yang sama.Densitas
sf3
srz [image:12.595.98.543.27.207.2]Sectbn Didance [km]
Gambar
5
Sebaran melintang densitas di perairan depan muara delta Mahakam, perairantirnur Kalimantan.
;:,,,
It',,
l:J
t&t E:l ,o2o
R
iI'"
[image:12.595.101.552.437.744.2]Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian Ip B 20 t J
Percampuran
turbulen di
pesisirtimur Kalimantan
Pada
penelitian
ini
data yangdipakai
dalam analisis Thorpedimulai
dari kedalaman5 m
untuk
menghindari kesalahan(error)
dari
alat mauplrn gerakan kapal yang sering ditemukan pada lapisan permukaan(0-5
m).Dari
hasil analisis Thorpe diketahui bahwa percampuran turbulenrelatif
lebih kuatdi
perairan depan muara delta Mahakam (stasiun 1 sampai stasiun6,
dan stasiun8)
sedangkan ke arahTeluk
Balikpapan (stasiun 7 dan 9) tidak terdeteksi adanya wilayah overturn.Dari
profil
peqpindahanThorpe
(dr)
dapat
dilihat
bahwa
wilayah
overturn ditemukan pada lapisan permukaan sampaikedalamanl5
m,
serta pada lapisan dekat dasar sampai4-9
m ke arah kolom air (Gambar 6). Wilayah overturn dekatdasar hanya ditemukan pada perairan depan muara
delta
Mahakam
dimana kedalaman perairan mencapai 76 m.l=
l0l i
I
7,5568-042
4,061E-043
2.4748-044
2.846E-045
1.643E-046
7.6368-041
6,880E-0.18
4.844E-049
4.929E-040.24 0.39 0.40 0.20
0.
j.l
I.l
I0 0.20 0.01
7,657E-07
5.23t8 -10 3.052E-07
3.07i E-08
9.l4 rE-07 2,95 8E-05
0 6.823 E- r 0
0
2.474E-04 4.83 8 E-04
3.e3 i E-04 1.0548-04 5. I t2E-04 5,3398-03
0
I .3 76E-O.i
2.224E-07
lr
--a
rl
i- .-
i-50
5m I
^l0
l1.
t
0
m 5-5
St.3 St.4 Sr.5
5r.6 [image:13.595.94.519.87.808.2]Thorpe Displacement (m)
Gambar
6
Profil perpindahan Thorpe perairan depan muara delta Mahakam, pesisir timur Kalimantan.Tabel 4
Nilai
Brunt-vaisala frequency (N2), skala Ozmidov(Ls), laju
dissipasi energikinetik
turbulen(e)
dan densitas eddy diffusivitas(Kr)
di
perairan timur Kalimantanstasiun N2(s-r)
L"(m)
sawm
f
----I I I I I I l tu
--'
.]
-lu
Eao E5U a.) V 6(' 70 80{-
j i 1:ri-ii
I i iii lrl iiiir
ilil l,l l - .l _ )0 5-5 0 5-5 0
5rnmm
st.7 st.S
sr.g-5
-5 0 5-5
0ProsidingSentinar Llasil-Hasil PPM IPB 2014
Berdasarkan
relasi
linier
antara
skala
panjang
Thorpe
(L1)
dan
skalaOzmidov
(L6),
dilakukan
estimasi lajLr dissipasi energikinetik
turbulen
e
dan densitaseddy
diffusifitas
K,, yang disajikan
padaTabel
4.
Besarannilai
K/,
menunjukkan bahwa kekr-ratan percampllran
turbulen
di
perairan depan tnuara Mahakamrelatif
besar(K,:
10-4-10-r.n'lr;.
Lapisanaktif
turbulen(a:
l0-7-10 5Wkg-')
di
lapisan permukaan tampaknya berkaitan dengan kekuatan arus pasutyang relatif lebih kuat
di
lapisan
ini
(0,12-0,17
m
s-r;
dibandingkan dengankedalaman dibawahnya
serta
adanya masukan
air
sungai Mahakam
yang menyebabkandistribusi
massaair
yangunik,
berbeda padasisi ke
arah Teluk Balikpapan dan ke utara muara delta Mahakam.KESIMPULAN
Analisis
Thorpe
dengan menggunakandata
CTD hasil
aplikasi
waveletdenoising berguna
untuk
meningkatkan
kualitas deteksi wilayah
overtltrn sehingga dapat digunakanuntuk
mempelajari percampuranturbulen.
Kekuatan percampuran turbulendi
lapisan permukaan perairan depan muara delta Mahakamrelatif kuat
seperti
yang
ditunjukkan
oleh
nilai
densitaseddy diffusivitas
K, sebesar10-4-l0r
m2ls.
Halini
yang tampaknya berkaitan dengan arus pasut yangrelatifkuat di
lapisan tersebut.UCAPAN
TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan atas kerjasama yang
baik
kepada Kepala PusatPenelitian
Osenografi(PzO-LPI) yang telah
bersedia memberikan dataCTD
SBE 911
plus
di
perairan
timur
Kalimantan
untuk
digunakan
dalampenelitian
ini.
Ucapan
terinra
kasih
juga
disampaikan kepada
DIKTI
untuk pendanaanpenelitian melalui
skema Penelitian Dasaruntuk
Bagian,
Penelitian Iinggulan PerguruanTinggi
tahun 2014.DAFTAR PUSTAKA
Craw'ford.
W.
R.
1986.
A
comparisonof
length
scalesand
decay
times
of
Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian IPB 2011
Dillon,
1982.Vertical
overturn:
A
comparisonof
Thorpe andOzmidov
lengthscales. J. Geophys. Res.87
(Clz),9601-9613.
Donoho,
D.
L.
1995. De-noisingby
soft-thresholding.IEEE
Trans.Inf.
Theory, 41.613-627.Galbraith, P. S. and
D.E.
Kelly.1995.Identifying
overturnsin
CTD profiles.
I
Atmos Oceanic Technol., 13, 688-701.Naulita,
Y.2014.
Aplikasi
wovelet denoising pada
sinyal CTD
(ConductiviQ Temperohre Depth)untuk
meningkatkan kualitas deteksi oyerturn region. J.Ilmu
&
Teknologi Kelautan Tropis, 6(l):241-252.
Piera,
J.,
E.
Roget and
J.
Catalan.
2002.
Turbulent patch identification
in microstructureprofiles:
A
method basedon
wavelet denoising and Thorpe displacement analysis. J. Atmos. Oceanic Technol., 19, 1390-1402.Stansfield,
K,
C. Garret, and R.Dervey.200l.
Theprobability distribution of
theThorpe
displacementwithin
overturns
in
Juan
de Luca
Strait.
J.
Phys.O c e ano
gr.,
24, 3 421 -3 43 4.